Pengaruh Sianobakteri Dan Dosis Pupuk Nitrogen Terhadap Hasil Padi Sawah (Oryza Sativa L.)
Pengaruh Sianobakteri Dan Dosis Pupuk Nitrogen Terhadap Hasil Padi Sawah (Oryza Sativa L.)
Pengaruh Sianobakteri Dan Dosis Pupuk Nitrogen Terhadap Hasil Padi Sawah (Oryza Sativa L.)
Abstract
The increasing of rice productivity which followed by environmental sustainability and land’s
fertility can be done by using of biological fertilizers. There is a type of microbes that are potentially
as biological fertilizers which can be utilized as a supplier of rice crops’ nutrient and it has a
plentiful number is Cyanobacteria. Cyanobacteria or blue-geen algae includes into one of prokaryotic
algae goup. This organism roles as manufacturer and producer of nitrogen compound (N) in the
water. This research was carried out in the greenhouse Balai Penelitian Tanah, Bogor from
November 2016 to April 2017. The experiment was designed using Randomized Block Design with
2 Factorial factors. The first factor was Cyanobacteria isolates (Control, KL2’ isolate and C37’s
isolate with dose of 250 kg ha-1) and the second factor was the nitrogen fertilization (0%, 25%,
50%, 75% and 100% of the recommended dose from 250 kg Urea ha-1) which was repeated three
times. The result showed that different doses of nitrogen fertilization gave an effect on the
population of Cyanobacteria. Treatment of S1N1 has a higher total population as 333,33 cfu g-1.
Giving Cyanobacteria tended to decrease the total N residue of the soil and followed by increased
yield of rice. S0N3 treatment had the highest N content of 0,23%. The interaction of application
Cyanobacteria and different doses of nitrogen fertilization did not give a significant effect to the
growth and yield of rice.. Application of Cyanobacteria did not give a significant effect on all
parameters observed. Nitrogen fertilization with 100% recommended doses gave effect to the
growth and yield of rice.
Keywords : cyanobacteria, nitrogenase, nitrogen fertilizer, plant growth
http://jtsl.ub.ac.id
600
kebutuhan pupuk untuk padi sawah dari tahun Penelitian Tanah, Bogor. Sebanyak 3 sampel
ke tahun mengalami peningkatan, namun tidak tanah yang diambil secara komposit untuk diuji
diikuti oleh peningkatan produktivitas, bahkan pH tanah dan kandungan N, P dan K total.
produktivitas tanah sawah cenderung Analisis populasi awal bakteri dalam tanah
mengalami penurunan. Pencapaian penelitian dengan metode TPC (Total Plate
produktivitas padi yang diikuti dengan Count) (Hastuti dan Ginting, 2007). Media yang
kelestarian lingkungan dan kesehatan lahan digunakan untuk analisis populasi Sianobakteri
dapat dilakukan dengan pemanfaatan pupuk adalah Media Fogg’s (Media Bebas Nitrogen).
hayati. Menurut Fadiluddin (2009) perlu adanya
Persiapan Media Tanam
usaha dan strategi yang tepat untuk
menyuburkan tanah kembali, diantaranya Media tanam yang digunakan dalam penelitian
pemanfaatan pupuk hayati (biofertilizer). Salah adalah tanah sawah yang berasal dari Desa
satu jenis mikroba yang berpotensi sebagai Dukuh, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten
pupuk hayati yang dapat dimanfaatkan sebagai Bogor. Tanah tersebut dikering anginkan dan
penyedia hara bagi tanaman padi dan diayak kemudian dimasukkan ke dalam pot
jumlahnya berlimpah adalah Sianobakteri tanaman sebanyak 5 kg pot-1. Setelah itu tanah
(Cyanobacteria).Siano akteri merupakan yang ada di dalam pot diberi kompos jerami
kelompok alga prokariotik. Organisme tersebut dengan dosis 31,40 g tanaman-1(5 t ha-1).
memiliki peran sebagai produsen dan penghasil Perendaman dan Persemaian Benih Padi
senyawa nitrogen (N) di perairan (Prihantini et
al., 2008). Menurut Subramani (1980) efek Perendaman benih dilakukan dalam air selama
menguntungkan dari Sianobakteri adalah dua hari. Jumlah benih padi yang direndam
mampu menyediakan 25 kg N ha-1. jumlahnya tiga kali lebih banyak dari kebutuhan
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan bibit yang diperlukan dalam penelitian, yaitu
diatas, maka perlu dilakukan penelitian tentang sebanyak 250 benih. Benih yang tenggelam
pengaruh Sianobakteri dan pemupukan kemudian diambil dan ditanam dalam media
nitrogen yang berbeda taraf dosis terhadap persemaian. Media persemaian yang digunakan
pertumbuhan dan hasil tanaman padi dan adalah campuran tanah dan pupuk kandang
kandungan hara di dalam tanah, sehingga dengan perbandingan 3:2. Persemaian padi
penggunaan pupuk nitrogen anorganik dapat dilakukan hingga bibit berumur 14 hari.
dikurangi. Pelumpuran Tanah dan Penanaman Bibit
Padi
Metode Penelitian Setelah pot tanaman diisi dengan tanah
sebanyak 5 kg pot-1, selanjutnya tanah
Waktu dan lokasi penelitian dilumpurkan dengan air dan digenangi sampai
Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca, Balai ketinggian 0,5 cm di atas permukaan tanah
Penelitian Tanah, Bogor pada bulan November (Anugrah et al., 2008). Bibit yang telah berumur
2016 sampai Maret 2017. Analisis kimia tanah 14 hari dalam media persemaian kemudian
dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan dipindahkan ke dalam pot tanaman yang berisi
Kesuburan Tanah, Balai Penelitian Tanah, tanah percobaan. Setiap pot tanaman dibuat
Bogor. satu lubang tanam dan setiap lubang tanam
ditanam 2 bibit hasil semaian dan bibit ditanam
Penentuan Dosis Pemupukan NPK dengan kedalaman 2 cm.
Tanaman Padi dan Analisis Populasi Awal
Bakteri Pemupukan Fosfor dan Kalium
Penentuan dosis pemupukan N, P dan K Jenis pupuk fosfor dan kalium yang digunakan
tanaman padi menggunakan alat PUTS adalah SP36 dan KCL. Dosis pupuk SP36 dan
(Perangkat Uji Tanah Sawah) yang ada di Balai KCL yang diberikan pada tanaman padi
http://jtsl.ub.ac.id
601
http://jtsl.ub.ac.id
602
a b c d e
f g h i j
k l m n o
Gambar 2. Pengaruh Pemberian Sianobakeri dan Pemupukan Nitrogen Berbeda Taraf Dosis
terhadap Total Koloni Sianobakteri.
Keterangan: Gambar a-o merupakan koloni Sianobakteri dari pengenceran 10-1 . Pengambilan sampel tanah
dilakukan pada 110 HST. Perlakuan Isolat Sianobakteri (S) (S0=tanpa isolat, S1=isolat C37 dan S2=isolat
http://jtsl.ub.ac.id
606
http://jtsl.ub.ac.id
604
http://jtsl.ub.ac.id
606
http://jtsl.ub.ac.id
605
Tabel 1. Pengaruh Pemberian Sianobakteri dan Pupuk Nitrogen Berbeda Taraf Dosis terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi
Parameter Pengamatan
Panjang Jumlah
Akar Bobot (g pot -1) Malai Bobot (g pot -1) Total (pot -1) Bobot
Jumlah
(cm) Panjang (pot -1) Bobot 100
Perlakuan Tinggi 49 Anakan
Malai Bulir Bulir
HST (cm) 49 HST Segar Kering
Segar Kering (cm) (g pot -1) Bulir g pot
(pot -1) Brang- Brang- Bulir Isi -1)
Akar Akar Hampa
kasan kasan
Sianobakteri
S0 90,33 16,07 36,67 31,40 10,13 23,41 11,80 78,50 28,80 33,41 1386,73 143,53 2,50
S1 89,60 16,73 36,80 30,20 10,47 23,66 11,13 76,10 28,00 33,14 1337,93 157,87 2,51
S2 89,27 16,13 39,67 32,07 10,47 23,70 11,07 81,10 29,13 32,89 1302,27 144,80 2,52
Dosis Pupuk Nitrogen (Urea)
N0 82,78a 11,89a 38,44 16,11a 6,00a 22,04a 7,89a 53,00a 17,56a 16,47a 675,67a 147,78 2,47
N1 90,11b 16,89bc 38,33 33,33b 10,78b 23,77b 10,56b 76,70b 27,11b 30,21b 1260,56b 177,22 2,53
1417,56b
N2 90,78b 16,33b 37,67 36,22b 10,78b 24,43b 10,78b 83,00bc 29,11bc 34,77bc 134,78 2,51
c
1573,89c
N3 92,56b 18,11bc 38,89 31,56b 11,22b 24,19b 12,89c 87,70bc 32,22c 40,56cd 137,44 2,51
d
N4 92,44b 18,33c 35,22 38,89b 12,67b 23,52b 14,56c 92,70c 37,22d 43,72d 1783,89d 146,44 2,52
KK (%) 3,56 10,82 16,70 28,90 27,30 4,30 12,50 15,71 9,08 14,30 10,08 45,06 2,20
http://jtsl.ub.ac.id
606
Interaksi antara pemberian isolat Sianobakteri bobot segar akar yang lebih besar dibandingkan
dan pemupukan nitrogen yang berbeda taraf perlakuan yang lain. Akar yang tebal, sehat dan
dosis tidak menunjukkan pengaruh nyata pada kuat mampu mencengkram tanah lebih luas
semua umur tanaman. serta penyerapan air dan hara lebih efisien
terutama pada saat stadia pengisian gabah.
Pertumbuhan Akar
Menurut Khush (1995) bahwa peran akar
Hasil uji Duncan 5% menunjukkan dalam menyerap air tanah selama pertumbuhan
pemupukan nitrogen berbeda sangat nyata menentukan kelancaran proses fotosintesis
terhadap bobot basah dan bobot kering akar. dalam menghasilkan gabah.
Pemupukan nitrogen dengan dosis 100% dosis
Bulir Padi
rekomendasi (N4) memberikan pengaruh
141,40% (38,89 g pot -1) lebih besar terhadap Pemberian isolat Sianobakteri tidak
bobot segar akar dan 111,16% (12,67 g pot -1) memberikan pengaruh yang nyata terhadap
terhadap bobot kering akar dibandingkan bobot bulir, total bulir isi dan bulir hampa.
kontrol. Pemberian masing-masing isolat Pemupukan nitrogen berbeda taraf dosis
Sianobakteri, pemupukan nitrogen yang memberikan pengaruh yang sangat nyata
berbeda taraf dosis dan kombinasi Isolat terhadap bobot bulir dan total bulir isi.
Sianobakteri dengan pemupukan nitrogen yang Pemberian pupuk nitrogen 100% dosis
berbeda taraf dosis tidak memberikan rekomendasi (N4) meningkatkan 165,45%
pengaruh yang nyata terhadap panjang akar. (43,72 g pot -1) terhadap bobot bulir dan
Hal ini dikarenakan penanaman padi dilakukan 164,02% (1783,89 bulir pot -1) terhadap bulir isi
di dalam pot sehingga pertumbuhan akar jika dibandingkan dengan kontrol (tanpa pupuk
mengikuti pola bentuk tempat tumbuhnya. nitrogen). Pemberian Sianobakteri tidak
Dalam keadaan normal, perakaran padi berpengaruh nyata terhadap bobot bulir, total
tumbuh sedikit kompak, penyebaran akar bulir isi dan bulir hampa dikarenakan kondisi
horizontal lebih dominan dari pada yang tegak tanah percobaan masam (pH 4,68) kurang
lurus ke dalam tanah. cocok untuk pertumbuhan Sianobakteri.
Menurut Schepers dan Raun (2008),
Brangkasan dan Malai Padi
Sianobakteri tumbuh optimum pada pH netral
Pemberian isolat Sianobakteri dan kombinasi (6,5-7,0). Prasanna et al. (2009) juga
perlakuan isolat Sianobakteri dengan menyebutkan bahwa faktor lingkungan
pemupuan nitrogen berbeda taraf dosis terutama kemasaman tempat tumbuh
menunjukkan pengaruh yang tidak nyata Sianobakteri sangat berpengaruh terhadap
terhadap panjang malai, jumlah malai, bobot aktivitas Sianobakteri tersebut.
segar dan bobot kering brangkasan padi.
Pembahasan Umum
Berdasarkan Uji Duncan 5% pemupukan
nitrogen berbeda taraf dosis memiliki pengaruh Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi
yang berbeda nyata terhadap panjang malai, Sianobakteri yang dikombinasikan pemupukan
jumlah malai, bobot basah dan kering nitrogen yang berbeda taraf dosis tidak
brangkasan padi. Perlakuan N4 (pemupukan berpengaruh nyata terhadap seluruh
nitrogen 100% dosis rekomendasi) pengamatan. Faktor tunggal Sianobakteri juga
memberikan pengaruh yang lebih besar yaitu tidak berpengaruh nyata terhadap seluruh
84,54% (14,56 malai pot-1) terhadap jumlah parameter pengamatan. Akan tetapi, perlakuan
malai, 74,90% (92,70 g pot-1) terhadap bobot pemupukan nitrogen berbeda taraf dosis
segar brangkasan dan 111,95% (37,22 g pot-1) berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman,
terhadap bobot kering brangkasan jika jumlah anakan, bobot segar dan bobot kering
dibandingkan dengan perlakuan kontrol (N1) akar, jumlah malai, bobot segar dan bobot
Hal ini terjadi karena, perlakuan N4 memiliki kering akar, panjang malai, bobot bulir dan
http://jtsl.ub.ac.id
607
http://jtsl.ub.ac.id
608
Badan Pusat Statistik. 2014. Tabel Luas Panen Prasanna, R., Jaiswal, P., Nayak, S., Sood, A. dan
Produktivitas Padi Provinsi Indonesia. Kaushik, B.D 2009. Cyanobacterial diversity in the
http://www.bps.go.id/tnmn_pgn.php.hal.1-2. rhizosphere of rice and its ecological
Diakses pada 20 Mei 2017. significance. Indian Journal of Microbiology 49 (1) :
Doberman, A and Fairhust, T. 2000. Rice Nutrient 89-97.
Disorders and Nutrient Management. Potash Prihantini, N.B., Wardhana, W., Hendrayanti, D.,
and Phosphate Institute of Canada and Widyawan, A., Ariyani, Y. dan Rianto, R. 2008.
International Rice Research Institute. Oxford Biodiversitas Cyanobacteria dari beberapa
Geogaphic Printers Pte Ltd. Canada, situ/danau di kawasan Jakarta-Depok-Bogor,
Philippines. Indonesia. Makara Sains 12(1): 44-54.
Fadiluddin, M. 2009. Efektivitas Formula Pupuk Quesada, J., Rubro, M., Tortosa, J.F. dan Gomez,
Hayati dalam Memacu Serapan Hara, Produksi D. 1998. Fractionation of lignocellulosics,
dan Kualitas Hasil Jagung dan Padi Gogo di stabilization of corn stalk hemicelluloses by
Lapang. Tesis. Mayor Biologi Tumbuhan, autohydrolysis in aquenous medium. Journal of
Sekolah Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor, Biomassa and Bioenergy 15 (6): 483-491.
Bogor. Schepers, J.S. and Raun, W. 2008. Nitrogen in
Hamid, A. 2004. Penentuan Jumlah Benih Padi Agricultural Systems. Soil Science Society of
Sebar Langsung untuk Menekan Pertumbuhan America. Inc. Madison.
Gulma. Buletin Teknik Pertanian. Jakarta. Soedyanto, R., Sianipar, R.M., Susani, A. dan
Hastuti, R.D. dan Ginting, R.C.B. 2007. Enumerasi Hardjanto. 1984. Bercocok Tanam. Jilid ke-2.
Bakteri, Cendawan, Dan Aktinomisetes. Metode Yasaguna, Jakarta.
Analisis Biologi Tanah. Balai Besar Sumberdaya Subramani, S.A., Narayan, C., Srinivasan, S. dan
Lahan Pertanian. p22. Chandrasekharam, B. 1980. Proccedings of FAI
Kamuru, F., Albrecht, S.L, Allen, L.H., Shanmugan, Seminar on Fertilizers in India in Eightees.
K.T. 1997. Dry matter and nitrogen Tamil Nadu Agicultural University, India.
accumulation in rice inoculated with a Sutanto, R. 2002. Penerapan Pertanian Organik.
nitrogenase-depresses mutant of Anabaena Kanisius. Yogyakarta.
Variabilis. Agonomy Journal. 90: 529-535. Vaishanrpayan, A., Sinha, R.P., Hader, D.P, Dey, T.,
Khush, G.S. 1995. Modern Variety Their Real Gupta, A.K., Bhan, U. and Rao,A.L. 2001.
Contribution to Food Supply Equity. Geo Journal Cyanobacterial biofertilizers in rice agiculture.
35 (3): 275-284. Botical Review 67:453-516.
Komara, M. 2006. Pengaruh Perendaman terhadap
Kelarutan Besi, Mangan dan Fosfor pada
Andisol dan Oksisol. Skripsi. IPB. Bogor.
Nilsson, M., Bhattacharya, J., Raid, A.N. and
Bergman, B. 2002. Colonization of roots of rice
(Oryza sativa L.) by symbiotic Nostoc strains. New
Phytologist. 156: 517-525.
http://jtsl.ub.ac.id