1 SM

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

KINERJA ORGANISASI BIDANG PENGELOLAAN ASET DAERAH

BADAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG DALAM


PENGELOLAAN ASET TETAP

Oleh :
Alfian Noor Izzat, Mochammad Mustam

Departemen Administrasi Publik


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Diponegoro

Jalan Profesor Haji Soedarto, Sarjana Hukum Tembalang Semarang Kotak Pos
1269 Telepon (024) 7465407 Faksimile (024) 7465405
Laman: http://www.fisip.undip.ac.id email [email protected]

ABSTRACT

Regional autonomy as a momentum underlying local independence in the management


of local fixed assets,but many autonomous regions including the Government of Semarang
Regency are not yet optimal in managing their owned assets. The purpose of this research is
to describe the organization's performance in Asset Management Division of Regional
Finance Agency (BKUD) Semarang Regency in the management of fixed assets.This
research uses descriptive qualitative research design. The informants in thisresearch were
heads of regional asset management, three heads of sub-division of asset management, staff
and some communities. Data collection techniques is by interview, observation,
documentation. Performance appraisal in this research use four indicator that is
Accountability, Effectiveness, Efficiency and Transparency. Based on the results of research,
it can be concluded that the organizational performance of the Regional Asset Management
Division of Regional Finance Agency of Semarang Regency in the management of fixed
assets needs to be improved again. This is because there are still some obstacles in the
management of fixed assets such as, weak coordination of the Regional Asset Management
Division with other OPD, has no fixed asset storage, still lack of transparency, low staff
numbers and low staff competence, inadequate facilities and infrastructure. Suggestion given
by the researcher is improvement of continuous coordination with external parties (OPD-
OPD, BPN, and Village Government related to land certification process), the addition of
competent human resources, organizing staff training on IT, looking for alternative place for
asset storage, improve transparency, and procurement of additional facilities and
infrastructure.

Keywords : Organizational Performance, Fixed Asset, Infrastructure, Coordination,


Human Resources.

1
ABSTRAK

Otonomi daerah sebagai momentum yang mendasari kemandirian daerah dalam


pengelolaan aset tetap daerah, namun banyak daerah otonom termasuk Pemerintah Kabupaten
Semarang yang belum optimal dalam mengelola aset tetap yang dimiliki. Penelitian ini disusun
dengan tujuan untuk mendeskripsikan kinerja organisasi pada Bidang Pengelolaan Aset Daerah
Badan Keuangan Daerah (BKUD) Kabupaten Semarang dalam pengelolaan aset
tetap.Penelitian inimenggunakan desain penelitian deskriptif kualitatif. Informan dalam
penelitian ini adalah kepala bidang pengelolaan aset daerah, tiga kepala subbidang pengelolaan
aset daerah, staf bidang pengelolaan aset daerah, dan sebagian masyarakat. Teknik
pengumpulan data adalah dengan cara wawancara, observasi, dokumentasi.Penilaian kinerja
dalam penelitian ini menggunakan empat indikator yaitu Akuntabilitas, Efektivitas, Efisiensi
dan Transparansi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kinerja organisasi
Bidang Pengelolan Aset Daerah BKUD Kabupaten Semarang dalam pengelolaan aset tetap
perlu ditingkatkan lagi. Hal ini dikarenakan masih terdapat beberapa kendala dalam
pengelolaan aset tetap seperti, lemahnya koordinasi Bidang Pengelolaan Aset Daerah dengan
Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lain, belum punya tempat penyimpanan aset tetap, masih
kurang transparan, minimnya jumlah pegawai dan kompetensi pegawai yang rendah, serta
kurang memadainya sarana dan prasarana. Saran yang diberikan peneliti yaitu peningkatan
koordinasi berkelanjutan dengan pihak-pihak eksternal (OPD-OPD, BPN, dan Perangkat Desa
yang lama kaitannya dengan proses sertifikasi tanah), penambahan SDM yang berkompeten,
perlunya diklat pegawai mengenai IT, mencari tempat alternatif untuk penyimpanan aset,
peningkatan transparansi, serta pengadaan penambahan sarana prasarana.

Kata kunci: Kinerja Organisasi, Aset Tetap, Sarana Prasarana, Koordinasi, Sumber Daya
Manusia.

2
PENDAHULUAN sumber data sekunder yang telah
dihimpun oleh peneliti ditemukan
A. Latar Belakang beberapa kendala seperti, pengelolaan
Organisasi dibentuk untuk mencapai aset tetap tanah milik Pemerintah Daerah
suatu tujuan tertentu. Tujuan adalah belum optimal (belum tersertifikasi),
sesuatu yang diharapkan dari organisasi belum adanya pengamanan yang
untuk dicapai. Pencapaian tujuan sebuah memadai terhadap aset tetap daerah
organisasi menunjukan hasil kerja atau (belum punya gudang aset), kurangnya
kinerja organisasi yang bersangkutan. koordinasi dari Bidang Pengelolaan Aset
Begitupun seperti organisasi publik Daerah dengan pihak eksternal, belum
Badan Keuangan Daerah Kabupaten tersedianya informasi bagi masyarakat
Semarang yang mempunyai tujuan yang mengenai aset tetap yang dimiliki,
akan dicapai dikelola, dan dimanfaatkan oleh Pemkab
Badan Keuangan Daerah (BKUD) Semarang, minimnya jumlah pegawai
Kabupaten Semarang adalah salah satu dan kompetensi pegawai yang rendah,
Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di serta kurang memadainya sarana dan
lingkup Kabupaten Semarang yang prasarana.
bertugas untuk mengelola keuangan Salah satu sasaran dari BKUD
daerah serta aset yang dimiliki daerah. adalah meningkatnya kualitas
Bidang Pengelolaan Aset Daerah adalah pengelolaan aset daerah, jumlah sertifikat
salah satu bidang di BKUD yang tanah dan pemasangan plang menjadi
mempunyai tugas untuk mengelola aset salah satu indikator yang capaian
tetap atau barang milik daerah di kinerjanya belum memenuhi target
Kabupaten Semarang. Keberhasilan dimana realisasinya hanya 106 target
Bidang Pengelolaan Aset Daerah bisa dengan target awal 114 sertifikat. Hal ini
dinilai dari seberapa baik kinerja menunjukan bahwa tingkat kualitas
organisasi. pengelolaan aset tetap daerah, khususnya
Wibowo (2007:67) mengemukakan mengenai sertifikasi tanah milik daerah
terdapat faktor-faktor yang perlu dan pemasangan plang tanda kepemilikan
diperhatikan suatu organisasi agar tanah masih belum optimal. Hal ini
mempunyai kinerja yang baik, yaitu menunjukan bahwa kinerja Bidang
menyangkut tentang maksud dan nilai- Pengelolaan Aset Daerah masih kurang
nilai, manajemen strategis, manajemen dalam penggunaan dan pemanfaatan
sumber daya manusia, pengembangan tanah milik daerah.
organisasi, konteks organisasi, desain Bidang Pengelolaan Aset Daerah
kinerja, fungsionalisasi, budaya dan juga menghadapi kesulitan dalam menilai
kerja. Dari pelaksanaan program kerja aset tetap yang dimiliki pemerintah
Bidang Pengelolaan Aset Daerah masih seperti peralatan operasional kantor
ditemui beberapa kendala yang Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
mempengaruhi kinerja organisasi. Kondisi objektif aset tetap dan pencatatan
Peneliti mengambil empat dimensi untuk serta pelaporan aset tetap yang tidak
mengukur kinerja organisasi diantaranya, tertib oleh beberapa OPD juga menjadi
efektifitas; akuntabilitas; efisiensi; dan masalah tersendiri. Penyusunan RKBMD
transparansi dimana keempat komponen oleh beberapa OPD juga terkadang tidak
tersebut penting untuk dikaitkan dengan tertib. Hal semacam ini bisa disebabkan
permasalahan yang ada pada Bidang olrh kurangnya pengarahan, sosialisasi,
Pengelolaan Aset Daerah BKUD dan koordinasi dari Bidang Pengelolaan
Kabupaten Semarang. Aset Daerah. Permasalahan lainnya yaitu
Berdasarkan proses wawancara dan belum adanya gudang aset untuk
pengamatan yang telah dilakukan serta
3
pengamanan aset tetap sehingga aset
tetap yang tidak atau belum D. Kajian Pustaka
diberdayagunakan disimpan sementara di
1. Administrasi Publik
halaman belakang Gedung Pemuda
Ambarawa, Implikasi dari penyimpanan Menurut Nicholas Henry dalam buku
barang milik daerah di halaman belakang teori administrasi publik (Pasolong,
Gedung Pemuda Ambarawa adalah 2007:17) mendefinisikan administrasi
pengamanan yang kurang. publik adalah suatu kombinasi yang
Bidang Pengelolaan Aset Daerah kompleks antara teori dan praktek dengan
juga menghadapi kendala terkait dengan tujuan mempromosi pemahaman
sarana prasarana yang masih minim, terhadap pemerintah dalam hubungannya
terlebih saat ini sedang dalam proses dengan masyarakat yang diperintah dan
pengembangan (SIM) Sistem Informasi juga mendorong kebijakan publik agar
Manajemen Aset yang membutuhkan lebih responsif terhadap kebutuhan
peningkatan sarana prasarana memadai sosial. Administrasi publik sebagai salah
seperti komputer, sistem jaringan, dan satu cabang ilmu juga mempunyai
kelengkapan lainnya. Minimnya jumlah perkembangan (paradigmanya) sendiri.
pegawai dan kompetensi pegawai yang Berkaitan dengan permasalahan yang
rendah atau tidak sesuai kebutuhan juga diambil, maka fokus paradigma yang
menjadi salah satu kendala dalam digunakan adalah paradigma New Public
melaksanakan program kerja secara Service (NPS). Paradigma NPS lebih
keseluruhan. berorientasi pada masyarakat sebagai
kelompok yang harus dilayani bukan para
Berdasarkan beberapa uraian birokrasi yang justru meminta untuk
permasalahan diatas menunjukan belum dilayani. Penelitian ini memiliki fokus
optimalnya kinerja Bidang Pengelolaan untuk menganalisis kinerja organisasi..
Aset Daerah dalam mewujudkan visi Sedangkan lokus dari penelitian ini
organisasi, untuk itu penulis tertarik adalah Bidang Pengelolaan Aset Daerah
untuk meneliti mengenai kinerja BKUD.
organisasi Bidang Pengelolaan Aset
Daerah BKUD Kabupaten Semarang. 2. Organisasi
Pada Penelitian ini, penulis mengambil
Luther Gulick dalam (Inu Kencana
judul “Kinerja Organisasi Bidang
Syafiie, 2006:52) mengungkapkan suatu
Pengelolaan Aset Daerah Badan
organisasi adalah sebagai suatu alat
Keuangan Daerah Kabupaten
saling berubungan satuan-satuan kerja
Semarang dalam Pengelolaan Aset
yang memberikan mereka kepada orang-
Tetap”.
orang yang ditempatkan dalam struktur
kewenangan. Dalam suatu organisasi
B. Rumusan Masalah pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai.
Bagaimana Kinerja Organisasi Bidang Anggota organisasi atau yang biasanya
Pengelolaan Aset Daerah Badan dikatakan sebagai bawahan dan atasan
Keuangan Daerah Kabupaten Semarang memiliki tugas untuk dapat mencapai
dalam pengelolaan aset tetap ? tujuan organisasi di dalamnya. Sehingga,
dibutuhkan adanya kinerja di dalam
C. Tujuan Penelitian organisasi untuk mendorong terciptanya
kemampuan organisasi. Begitupun Badan
Mendeskripsikan kinerja organisasi pada
Keuangan Daerah Kabupaten Semarang
Bidang Pengelolaan Aset Daerah BKUD
mempunyai visi yaitu “Terselenggaranya
Kabupaten Semarang dalam pengelolaan
pendapatan dan pengelolaan keuangan
aset tetap.
dan aset daerah yang efisien dan efektif
4
berdaya guna dan berhasil guna, Pengelolaan Aset Daerah BKUD
transparan dan akuntabel dalam rangka Kabupaten Semarang.
pelaksanaan pembangunan daerah untuk
meningkakan kesejahteraan masyarakat” 4. Kinerja Organisasi
Kinerja organisasi selalu menjadi isu
3. Manajemen Publik aktual di dalam suatu organisasi, hal ini
Pada dasarnya manajemen publik adalah dikarenakan kinerja merupakan kunci
manajemen atau pengelolaan pada suatu apakah organisasi tersebut efektif dan
instansi pemerintah. Overman dalam efisien dalam mencapai tujuannya.
(Pasolong,2011:83) yang mengemukakan Menurut Wibawa dan Atmosudirdjo,
bahwa manajemen publik bukanlah kinerja organisasi adalah sebagai
“scientifict management”, meskipun efektivitas organisasi secara menyeluruh
manajemen publik sangat dipengaruhi untuk kebutuhan yang ditetapkan dari
oleh “scientifict management”. setiap kelompok yang berkenaan melalui
Manajemen publik adalah suatu studi usaha-usaha yang sistemik dan
interdisipliner dari aspek-aspek umum meningkatkan kemampuan organisasi
secara terus menerus untuk meningkatkan
organisasi, dan merupakan gabungan
kebutuhannya secara efektif (dalam
antara fungsi manajemen seperti
Pasolong, 2011:176). Kinerja organisasi
planning, organizing, dan controlling erat kaitannya dengan pencapaian tujuan,
satu sisi, dengan SDM, keuangan, fisik, perencanaan serta manajemen yang ada
informasi, dan politik di sisi lain. Badan dalam organisasi. Penelitian ini berfokus
Keuangan Daerah (BKUD) sebagai pada kinerja organisasi dan berlokus di
organisasi publik di tingkat Kabupaten organisasi publik.
Semarang sudah seharusnya menjalankan
manajemen publik secara efektif dan 5. Pengukuran Kinerja Organisasi
efisien, serta berorientasi pada
Pengukuran kinerja merupakan suatu
masyarakat.
kegiatan yang sangat penting karena
dapat digunakan sebagai ukuran
4. Kinerja keberhasilan suatu organisasi dalam
Bernardin menyatakan bahwa kinerja mencapai misinya. Berdasarkan beberapa
merupakan catatan hasil diproduksi pengukuran kinerja organisasi yang
(dihasilkan) atas fungsi pekerjaan dikemukakan oleh beberapa ahli seperti
tertentu atau aktivitas-aktivitas selama Mardiasmo, Dwiyanto, Ratminto dan
periode waktu tertentu. (dalam Wiharsih, serta Bastian, peneliti
Sudarmanto, 2009:8). Pencapaian tujuan merumuskan beberapa hal penting dalam
organisasi menunjukan hasil kerja atau menilai kinerja organisasi dalam rangka
prestasi kerja organisasi dan menunjukan penelitian di Bidang Pengelolaan Aset
bagaimana kinerja atau performa Daerah BKUD Kabupaten Semarang,
organisasi dapat tercapai. Seperti halnya yaitu :
masalah yang dihadapi Bidang a) Efektifitas, merupakan kemampuan
Pengelolaan Aset Daerah BKUD, akan untuk memilih tujuan yang tepat
bisa terselesaikan apabila di dalam untuk pencapaian tujuan yang telah
organisasi ditumbuhkan prinsip-prinsip ditetapkan. Efektifitas adalah
kinerja yang baik. Pada penelitian ini, tercapainya tujuan yang telah
peneliti mengambil satu pokok ditetapkan, baik itu dalam bentuk
pembahasan, yakni kinerja organisasi. target, sasaran jangka panjang maupun
Peneliti akan mengukur bagaimana misi organisasi. Akan tetapi
kinerja organisasi dari Bidang pencapaian tujuan ini harus juga
mengacu pada visi organisasi
5
(Ratminto dan Winarsih, 2005:179). daya yang ada untuk melaksanakan
kegiatan tertentu seperti penggunaan atau
b) Akuntabilitas, adalah ukuran yang pemanfaatan aset daerah diarahkan guna
menunjukkan seberapa besar tingkat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
kesesuaian antara penyelenggaraan Aset diklasifikasikan menjadi empat
pemerintahan dengan ukuran-ukuran jenis, yaitu aset lancar, investasi jangka
eksternal yang ada di masyarakat dan panjang, aset tetap dan aset lainnya
dimiliki oleh stake holders, seperti (Mahmudi, 2007: 63). Aset tetap antara
nilai dan norma yang berkembang di lain terdiri atas: tanah, jalan dan
masyarakat (Ratminto & Winarsih, jembatan, bangunan instalasi air, instalasi
2005:181).Akuntabilitas merujuk pada pengolahan bahan bangunan, jaringan
kemampuan suatu organisasi dalam air, jaringan listrik, gedung, mesin dan
implementasikan kebijakan dan peralatan, kendaraan, perlengkapan
kegiatan secara konsisten. (meliputi inventaris dan perlengkapan
kantor, barang bercorak kesenian seperti
c) Efisiensi, berarti penggunaan dana lukisan, pahatan, dan lain-lain), dan buku
masyarakat (public money) tersebut perpustakaan (Abdul Halim,2004:78-79).
dapat menghasilkan output yang
maksimal (Mardiasmo, 2004:105). E. Fenomena Penelitian
Efisien berarti setiap pekerjaan atau Kinerja organisasi Bidang Pengelolaan
tugas dapat dikerjakan dengan cara Aset Daerah BKUD Kabupaten
yang baik, benar, dan sesuai dengan Semarang dalam pengelolaan aset tetap
prosedur yang telah ditentukan. dilihat dari beberapa dimensi, yaitu :
Efisiensi dinilai dari penggunaan aset 1. Efektivitas, mencakup :
tetap apakah telah digunakan a. Kesesuaian program kegiatan yang
sebagaimana mestinya atau belum dijalankan Bidang Pengelolaan Aset
yaitu untuk mencukupi kebutuhan Daerah dengan target dan sasaran
daerah. b. Keberhasilan program kegiatan yang
dijalankan Bidang Pengelolaan Aset
d) Transparansi, yaitu prosedur/tatacara, Daerah
penyelenggaraan pemerintahan dan c. Kendala dan hambatan yang
hal-hal lain yang berkaitan dengan dihadapi Bidang Pengelolaan Aset
proses pelayanan umum wajib Daerah dalam pengelolaan Aset
diinformasikan secara terbuka agar Tetap
mudah diketahui dan dipahami oleh
masyarakar, baik diminta maupun 2. Akuntabilitas, mencakup :
tidak diminta (Ratminto & Winarsih, a. Pertanggungjawaban Bidang
2005 :182). Mardiasmo menjelaskan Pengelolaan Aset Daerah
bahwa transparansi dalam pengelolaan b. Hubungan timbal balik atau
keuangan daerah diartikan sebagai kerjasama Bidang Pengelolaan Aset
keterbukaan pemerintah dalam Daerah
membuat kebijakan-kebijakan tentang c. Kesesuaian pelaksanaan tugas
keuangan daerah sehingga dapat Bidang Pengelolaan Aset Daerah
diketahui dan diawasi oleh DPRD dan dengan peraturan dan kebijakan
masyarakat (Mardiasmo,2004 : 30).
3. Efisiensi, meliputi :
6. Pengelolaan Aset Daerah a. Perencanaan, pengadaan dan
Pengelolaan aset daerah dapat diartikan penggunaan aset tetap berkaitan
sebuah proses menyelenggarakan dengan dengan pencukupan kebutuhan
mengerahkan segenap usaha dan sumber daerah
6
b. Pemanfaatan aset tetap dan bentuk seperti pengelolaan keuangan dan aset
kegiatan yang dilakukan oleh Bidang daerah. Sesuai pasal 2 Perda Kabupaten
Pengelolaan Aset Daerah untuk Semarang No. 21 Tahun 2016 tentang
memenuhi kebutuhan masyarakat Pembentukan dan Susunan Perangkat
Daerah Kabupaten Semarang dan pasal
4. Transparansi, mencakup : 52 Perbup Semarang No. 52 Tahun 2016
a. Keterbukaan dalam penyampaian tentang Kedudukan, Susunan Organisasi,
informasi tentang pengelolaan aset Tugas dan Fungsi dan Rincian Tugas
tetap daerah kepada publik Perangkat Daerah Kabupaten Semarang
b. Upaya peningkatantransparansi menjelaskan bahwa Badan Keuangan
dalam pengelolaan aset tetap daerah Daerah mempunyai tugas membantu
c. Kendala dan hambatan yang Bupati melaksanakan fungsi penunjang
dihadapi Bidang Pengelolaan Aset keuangan.
Daerah dalam melaksanakan Penelitian ini memiliki fokus dan
transparansi lokus sesuai dengan kajian administrasi
publik. Fokus penelitian ini yaitu kinerja
F. Metodologi Penelitian organisasi sebagai salah satu aspek dari
Penelitian yang dipilih oleh peneliti manajemen publik atau manajemen
adalah penelitian kualitatif deskriptif. organisasi publik. Sedangkan lokus yaitu
Dalam penelitian ini penulis bermaksud organisasi publik yang sering dilihat
mendeskripsikan kinerja organisasi pada sebagai organisasi pemerintah atau
Bidang Pengelolaan Aset Daerah Badan birokrasi pemerintah dalam hal ini adalah
Keuangan Daerah Kabupaten Semarang BKUD Kabupaten Semarang khususnya
dalam pengelolaan aset tetap. Informan Bidang Pengelolaan Aset Daerah.
dalam penelitian ini adalah Kepala
Bidang Pengelolaan Aset Daerah, tiga
Kepala Sub Bidang, Satu Staf Bidang, 2. Kinerja Organisasi Bidang
dan satu masyarakat. Sumber data dalam Pengelolaan Aset Daerah BKUD
penelitian adalah data primer dan data Kabupaten Semarang dalam
sekunder. Teknik pengumpulan data Pengelolaan Aset Tetap sebagai
dengan menggunakan wawancara, Kajian Manajemen Publik
observasi dan dokumentasi. Analisis data
Organisasi publik dapat mencapai tujuan
yang digunakan dalam penelitian ini
yang ditetapkan secara optimal apabila
yaitu reduksi data, penyajian data dan terdapat manajemen publik yang
verifikasi data. Peneliti menggunakan berkualitas sehingga berimpilkasi pada
teknik trianggulasi dengan sumber, untuk kinerja organisasi yang meningkat.
menguji keabsahan data yang digunakan. Manajemen publik dan kinerja
merupakan dua hal berbanding lurus dan
saling berkaitan. Penelitian ini membahas
PEMBAHASAN tentang kinerja organisasi publik yang
1. Kinerja Badan Keuangan Daerah merupakan gambaran atau hasil kerja atas
Kabupaten Semarang sebagai pelaksanaan suatu kegiatan atau program
Organisasi Publik yang dibentuk dan disusun oleh
pemerintah untuk mewujudkan tujuan
Berdirinya Badan Keuangan Daerah suatu organisasi. Sesuai dengan
sebagai organisasi publik di lingkup Paradigma New Public Service (J. V.
Kabupaten Semarang tidak terlepas dari Denhardt & R. B. Denhardt), kondisi
kebijakan Otonomi Daerah yang telah yang seharusnya ada BKUD khususnya
mendasari organisasi pemerintah daerah Bidang Pengelolaan Aset Daerah adalah
untuk melakukan perubahan-perubahan, manajemen publik yang berorientasi pada
7
kinerja. Kinerja organisasi yang dicapai dengan setiap OPD tidak serius dalam
berbanding lurus dengan manajemen menyusun RKBMD dan terkadang tidak
publik yang dijalankan, maka dari itu disiplin waktu dalam melaporkan aset
kinerja merupakan bagian penting dari yang digunakan. Bidang ini juga belum
suatu manajemen publik. punya gudang aset, dimana gudang aset
fungsinya sangat penting. Dalam proses
3. Analisis Kinerja Organisasi Bidang sertifikasi tanah juga mengalami kendala
Pengelolaan Aset Daerah BKUD dalam identifikasi data fisik tanah letak,
Kabupaten Semarang dalam perolehannya maupun alas haknya serta
Pengelolaan Aset Tetap kendala dari pihak BPN. Sarana
prasarana penunjang juga masih minim,
Pada penelitan ini penilaian kinerja terlebih sekarang sedang dilakukan
organisasi menggunakan empat dimensi proses pengembangan SIM Aset yang
kinerja organisasi, yaitu, efektifitas, membutuhkan sarana prasarana yang
akuntabilitas, efisiensi, dan transparansi. memadai.
Berikut penjabarannya :
2. Akuntabilitas
1. Efektifitas
Pertanggungjawaban Bidang Pengelolaan
Pelaksanaaan program kegiatan yang Aset Daerah dibuat secara tertulis seperti
dijalankan Bidang Pengelolaan Aset SPJ, laporan keuangan/ anggaran, laporan
Daerah ada yang sudah sesuai dan belum semesteran, laporan akhir tahun, laporan
sesuai target dan sasaran. Program dan kegiatan, laporan Neraca Aset. Bidang
kegiatan yang belum memenuhi target Pengelolaan Aset Daerah menyusun
dan sasaran dalam dokumen RKPD dan Neraca Aset yang berisi seluruh daftar
LKjIP adalah persertifkatan tanah dan aset tetap yang dimiliki daerah. Alur
pemasangan plang. Kualitas pengelolaan dalam pertanggung jawaban adalah
aset daerah pada tahun 2016 mencapai Bidang Pengelolaan Aset Daerah
98,60%. bertanggung jawab kepada Kepala
Keberhasilan program dan kegiatan BKUD, lalu BKUD bertanggung jawab
yang dilakukan dapat dikategorikan dari kepada bupati dan kemudian laporan
segi kuantitas dan segi kualitatas. Dari keuangan termasuk neraca aset
segi kuantitas yaitu keberhasilan realisasi didalamnya diaudit oleh BPK. Setelah
program kegiatan hingga 100%, diaudit oleh BPK kemudian dilaporkan
walaupun ada program dan kegiatan yang ke DPRD dan setelah diterima oleh
realisasinya belum mencapai target yaitu DPRD maka laporan keuangan tersebut
program sertifikasi tanah dan dipublikasikan.
penempatan plang. Sedangkan dari segi
kualitasnya, pelaksanaan program Hubungan timbal balik atau
kegiatan Bidang Pengelolaan Aset kerjasama yang dilakukan Bidang
Daerah sudah cukup baik tercerrmin dari Pengelolaan Aset Daerah meliputi
penyusunan Neraca Aset yang hubungan timbal balik dengan setiap
berkontribusi terhadap LKPD Kabupaten Perangkat Daerah (OPD) selaku
Semarang. pengguna barang. Hubungan timbal
Kendala dan hambatan yang balik atau kerjasama dilakukan dengan
dihadapi oleh Bidang Pengelolaan Aset berkoordinasi dan rekonsiliasi dalam
Daerah dalam pengelolaan Aset Tetap penyusunan Neraca Aset yang kredibel.
cukup kompleks dan beragam. Kendala Kerjasama juga dilakukan dengan pihak
tersebut meliputi keterbatasan SDM ketiga dalam pembangunan fasilitas
dalam melaksanakan program dan publik dan pembelian barang seperti
kegiatan, kendala lainnya berkaitan kendaraan dinas motor dan mobil, ATK,

8
serta peralatan lainnya. Hubungan timbal masyarakat Pemanfaatan aset tetap
balik dengan masyarakat terkait kegiatan dilakukan oleh Perangkat OPD selaku
penyewaan gedung dan kegiatan pengguna barang. OPD memanfaatkan
pelelangan aset daerah. aset tetap untuk menunjang kegiatannya
Pelaksanaan tugas dari Bidang serta memenuhi kebutuhan masyarakat
Pegelolaan Aset Daerah dijalankan dalam bentuk pelayanan sesuai dengan
berdasarkan kebutuhan dan kebijakan bidang tupoksi masing masing OPD.
yang sudah ditentukan dalam dokumen Disisi lain, aset tetap yang sudah tidak
perencanaan dan sesuai dengan peraturan digunakan ataupun tidak dihapuskan bisa
yang berlaku. Realita di lapangan dipinjamgunakan dan dihibahkan ke
terkadang tidak seperti yang diharapkan, organisasi masyarakat, LSM, sekolah,
jadi terkadang dalam pelaksanaan tugas ataupun untuk pembangunan sarana
menyesuaikan dengan situasi dan kondisi prasarana publik.
di lapangan.
4. Transparansi
3. Efisiensi Keterbukaan penyampaian informasi
kegiatan pengelolaan aset tetap kepada
Efisiensi dinilai apakah penggunaan aset
publik dilakukan baik melalui media
tetap telah digunakan sebagaimana
elektronik seperti website maupun media
mestinya atau belum yaitu untuk konvensional. Keterbukaan publik untuk
mencukupi kebutuhan daerah. Untuk rincian aset tetap masih belum dilakukan
daerah Kabupaten Semarang sendiri, karena aset tetap menjadi bagian dari
dana alokasi untuk kebutuhan telah Neraca di Laporan Keuangan Pemerintah
mencukupi kebutuhan daerah, serta aset Daerah (LKPD). Dokumen laporan
tetap yang dimiliki oleh daerah telah Neraca Aset dimuat di website
digunakan dengan optimal untuk Pemerintah Kabupaten Semarang serta
kepentingan setiap Perangkat OPD dan Badan Keuangan Daerah. Untuk
dimanfaatkan masyarakat. Perencanaan, keterbukaan informasi kegiatan seperti
pengadaan dan penggunaan aset tetap pelelangan dimuat di Koran, spanduk,
berkaitan dengan pencukupan kebutuhan dan papan pengumuman.
daerah sudah ditentukan dalam dokumen Upaya untuk meningkatkan
perencanaan kerja. Perencanaan dan transparansi pengelolaan aset tetap
pengadaan aset tetap berkaitan dengan kepada publik, salah satunya dengan
pencukupan kebutuhan daerah secara pengembangan Sistem Informasi
regulasi dilakukan dengan beberapa Manajemen (SIM) Aset. Dalam SIM
tahap mulai dari tahap penyusunan Aset, selain keterbukaan informasi bisa
Rencana Kebutuhan Barang Milik diakses oleh Perangkat OPD, rencananya
Daerah (RKBMD), Daftar Kebutuhan juga akan bisa diakses oleh masyarakat.
Barang Milik Daerah (DKBMD) dan Hal lain yang sedang diupayakan yaitu
Rencana Kerja Anggaran (RKA). memasang tanda pengenal atau tanda
Bentuk kegiatan yang dilakukan kepemilikan untuk semua aset tetap milik
oleh Bidang Pengelolaan Aset Daerah daerah seperti tanah, kendaraan dinas,
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan peralatan lainnya.
yaitu dalam bentuk layanan penyewaan Kendala dan hambatan dalam
aset tetap seperti sewa gedung dan tanah. melakukan transparansi berhubungan
Terdapat dua gedung yang disewakan, dengan sarana prasarana, sumber daya
Gedung Pemuda Ambarawa dan Gedung manusia, dan anggaran. Sarana prasarana
IPHI. Aset tanah milik daerah ada yang yang ada di Bidang Pengelolaan Aset
disewakan untuk pihak swasta maupun Daerah masih kurang seperti komputer
9
dan sarana penunjang lainnya, terlebih khususnya dalam bidang IT kaitannya
dengan adanya pengembangan SIM Aset dengan pengembangan pelaksanaan
yang membutuhkan sistem jaringan dan SIM Aset.
alat kelengkapan penunjang lainnya yang 4. Sosialisasi dan koordinasi yang
ternyata juga masih minim. SDM berkelanjutan kepada semua OPD
aparatur yang ada juga menjadi kendala terkait pentingnya penyusunan
karena terbatas pengetahuan dan RKBMD yang aktual dan ketertiban
kompetensinya. dalam pelaporan aset.
5. Peningkatan transparansi dengan
menyajikan informasi tentang
PENUTUP kegiatan Bidang Pengelolaan Aset
A. Kesimpulan dalam pengelolaan aset tetap secara
up to date di media cetak, website,
Secara umum kinerja organisasi Bidang
papan pengumuman, spanduk, dan
Pengelolaan Aset Daerah Badan
lain sebagainya.
Keuangan Daerah Kabupaten Semarang
6. Pengadaan penambahan sarana
dalam pengelolaan aset tetap dapat
prasarana seperti komputer, sistem
dinyatakan baik. Kinerja organisasi yang
jaringan, dan alat kelengkapan
cukup baik tersebut cerminan dari empat
penunjang lainnya berkaitan dengan
dimensi kinerja organisasi, yaitu
pengembangan SIM Aset yang
Efektifitas, Akuntabilitas, Efisiensi, dan
membutuhkan sarana prasarana yang
Transparansi. Walaupun kinerja secara
memadai.
keseluruhan sudah dikatakan baik namun
7. Konsistensi pemasangan tanda
kinerjanya tetap perlu ditingkatkan,
pengenal atau tanda kepemilikan
karena masih terdapat beberapa kendala
untuk semua aset tetap milik daerah
yang membuat kinerja organisasi Bidang
sebagai bukti bahwa aset tersebut
Pengelolaan Aset Daerah BKUD dalam
memang milik daerah dan merupakan
pengelolaan aset tetap belum optimal.
salah satu bentuk pengamanan aset
Kendala itu adalah lemahnya koordinasi
daerah.
Bidang Pengelolaan Aset Daerah dengan
pihak OPD dan BPN, belum punya
gudang aset, masih kurang transparan,
DAFTAR PUSTAKA
minimnya jumlah pegawai dan
kompetensi pegawai yang tidak sesuai, Dwiyanto dkk. 2002. Reformasi
serta kurang memadainya sarana dan Birokrasi Publik di Indonesia.
prasarana. Yogyakarta: Pusat Studi
Kependudukan dan Kebijakan
Universitas Gajah Mada.
B. Saran
Beberapa saran yang diajukan diambil Handoko, T. Hani. 2009. Manajemen
dari hasil analisis kinerja organisasi yang Edisi 2. Yogyakarta: BPFE
didasarkan atas empat dimensi. Adapun Fakultas Ekonomika dan Bisnis
saran-saran tersebut yaitu : UGM.
1. Koordinasi berkelanjutan dengan
petugas BPN Kabupaten Semarang Keban, Yeremias. 2004. Enam Dimensi
terkait dengan proses sertifikasi tanah Strategis Administrasi Publik.
milik Daerah. Yogyakarta: Gava Media.
2. Mencari tempat alternatif untuk
penyimpanan barang/aset selain di Pasolong, Harbani. 2007. Teori
belakang Gedung Pemuda Ambarawa Administrasi Publik. Bandung :
3. Mengadakan Diklat pegawai Alfabeta.

10
Moelong, Lexy J. 2006. Metodologi
Sedarmayanti. 2009. Reformasi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT
Administrasi Publik, Reformasi Remaja Rosdakarya.
Birokrasi, Dan Kepemimpinan
Masa Depan. Bandung: PT Refika
Aditama.
Dokumen
Sudarmanto. 2009. Kinerja dan
Pengembangan Kompetensi SDM. Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Pendapatan Pengelolaan Keuangan
dan Aset Daerah Kabupaten
Semarang tahun 2010 - 2015.
Ratminto & Winarsih, Septi Atik. 2005.
Manajeme Pelayanan.Yogyakarta: Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pustaka Pelajar. Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016
Dinas Pendapatan Pengelolaan
Tangkilisan, Hessel. 2005. Manajemen Keuangan dan Aset Daerah
Publik. Jakarta: Gramedia. Kabupaten Semarang.

Wibowo. 2007. Manajemen Kinerja. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban


Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. (LKPJ) Tahun 2016 Dinas
Pendapatan Pengelolaan Keuangan
Andayani, Wuryan. 2007. Akuntansi Dan Aset Daerah Kabupaten
Sektor Publik. Malang: Banyumedia Semarang.

Mardiasmo. 2004. Akuntansi Sektor Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014


Publik. Yogyakarta : Andi. tentang Pemerintahan Daerah.

Keown, Arthur, et all. 2008.Manajemen


Keuangan: Prinsip dan Penerapan
.Jakarta : PT. Indeks.

Halim, Abdul. 2004. Akuntansi Sektor


Publik, Akuntansi Keuangan
Daerah. Jakarta: Salemba Empat.

Mahmudi. 2010. Manajemen Keuangan


Daerah. Jakarta: Erlangga.

Herdiansyah, Haris. 2010. Metodologi


Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-
Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba
Humanika.

Sugiyono. 2013. Metodologi Penelitian


Kuantitatif Kualitatif Dan R&D.
Bandung: Alfabeta.

11
12

You might also like