7810-Article Text-22193-1-10-20191031

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

J

pISSN: 2460-6162

AKPP
eISSN: 2527-6476

Journal Homepage:
Jurnal Analisis Kebijakan journal.unhas.ac.id/index.php/jakpp
dan Pelayanan Publik
Volume 5 No. 1, Juni 2019

Analisis Gaya Kepemimpinan di Organisasi Pemerintah Daerah


(Studi Kasus Kabupaten Merangin)
Dedi Epriadi1, Karol Teovani Lodan2, Bobby Mandala Putra3

1Program Studi Administrasi Negara, Universitas Putera Batam, Kepulauan Riau.


E-mail: [email protected]
2Program Studi Administrasi Negara, Universitas Putera Batam, Kepulauan Riau.

E-mail: [email protected]
3Program Studi Administrasi Negara, Universitas Putera Batam, Kepulauan Riau.

E-mail: [email protected]

ARTICLE INFO ABSTRACT

This research is carried out by a number of problems: how a leader cannot motivate
Keywords: Leadership officials to make a job part of what must be governed, in making decisions not carried
Style, Employee out properly, incomplete in supporting tasks in accordance with predetermined tasks
Performance, Good and functions. Samples in this study were published by 17 people working in the
Governance Regional Secretariat of Merangin District, using descriptive survey techniques to
study the Analysis of Leadership Styles in Local Government Organizations. The
Kata kunci: Gaya Head of Merangin's Regency Regional Secretariat General's Head was still not
Kepemimipinan, optimal in improving employee performance. This is evident from the various
Kinerja Pegawai, Good discussions relating to the implementation of leadership given: leader's intervention
Governance in work, attention of leaders in providing input to complete tasks, praising and
criticizing leadership for subordinate support and listening to any opinions and
suggestions given by subordinates. Barriers issued by the Head of the General Section
How to Cite: of the Merangin Regency Regional Secretariat include: leadership and human
resource work competence. To overcome the difficulties issued by the Head of the
Epriadi, D., Lodan, K.
General Section of the Merangin Regency Regional Secretariat, they have made
T., & Putra, B. M. various efforts, discussing: increasing the competency of coaching employees and
(2019). Analisis Gaya increasing the managerial ability of human resources from leadership.
Kepemimpinan di
Abstrak
Organisasi Pemerintah
Penelitian ini dilakukan oleh beberapa masalah diantaranya : bagaimana seorang
Daerah (Studi Kasus
pimpinan kurang bisa memotivasi para pegawai untuk menjadikan suatu pekerjaan
Kabupaten Merangin).
bagian dari dirinya tanpa harus diperintah, dalam pengambilan keputusan tidak
JAKPP (Jurnal Analisis
terlaksana dengan semestinya, kurang merata nya dalam pemberian tugas yang
Kebijakan dan Pelayanan
berdasarkan tupoksi yang telah ditetapkan. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 17
Publik), 49-61.
Orang yang bekerja pada Bagian Setda Kabupaten Merangin, menggunakan teknik
Survey dengan deskriptif bertujuan mengetahui Analisis Gaya Kepemimpinan di
Organisasi Pemerintah Daerah. Kepimimpian Kepala Bagian Umum Sekretariat
Daerah Kabupaten Merangin masih belum optimal dalam meningkatkan kinerja
pegawai. Hal ini tampak dari berbagai permasalahan yang terkait dengan pelaksanaan
kepemimpinan yang meliputi: campur tangan pimpinan dalam pekerjaan, perhatian
pimpinan dalam memberikan masukan untuk penyelesaian tugas, pujian dan kritik
pimpinan atas kinerja bawahan dan mendengarkan setiap pendapat dan saran yang
diberikan bawahan. Hambatan yang dihadapi oleh Kepala Bagian Umum Sekretariat
Daerah Kabupaten Merangin dalam kepemimpinan meliputi: kurangnya kesadaran
dan disiplin kerja pegawai dan kurangnya kemampuan pimpinan dalam manajemen
sumber daya manusia. Untuk mengatasi hambatan yang dihadapi oleh Kepala Bagian
Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Merangin telah dilakukan berbagai upaya,

49
JAKPP (Jurnal Analisis Kebijakan dan Pelayanan Publik)
5(1), 49-61: Analisis Gaya Kepemimpinan

diantaranya adalah: meningkatkan intensitas pembinaan pegawai dan meningkatkan


kemampuan manajerial sumber daya manusia dari pimpinan.

Copyright © 2017 JAKPP. All rights reserved.

Pendahuluan
Pemerintahan dibentuk dengan maksud untuk membangun peradaban dan menjaga
sistem ketertiban sosial sehingga masyarakat bisa menjalani kehidupan secara wajar dalam
konteks kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam perkembangannya, konsep
pemerintahan telah mengalami transformasi paradigma dari yang serba negara ke orientasi
pasar (market or public interest), dari pemerintahan yang kuat, besar dan otoritarian ke
orientasi (small and less government), egalitarian dan demokratis, serta transformasi kepada
sistem pemerintahan dari yang sentralistik ke desentralistik.

Penyelenggaraan roda pemerintahan yang baik dan bersih adalah landasan bagi
penyusunan dan penerapan kebijakan suatu negara yang demokratis dalam era globalisasi
saat ini. Fenomena demokrasi ditandai dengan menguatnya kontrol masyarakat terhadap
penyelenggaraan pemerintahan, sementara fenomena globalisasi ditandai dengan saling
ketergantungan antara bangsa, terutama dalam pengelolaan sumber-sumber daya ekonomi
dan aktivitas dunia usaha.

Sehubungan dengan itu, sebuah konsep baru yang semula diperkenalkan lembaga-
lembaga donor internasional, yaitu konsep tata kepemerintahan yang baik (good governance),
sekarang menjadi salah satu kata kunci dalam wacana untuk membenahi sistem
penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia. Upaya untuk mewujudkan good local
governance bukanlah suatu hal yang sangat mudah seperti membalik telapak tangan dan
tentunya untuk mewujudkan itu semua dibutuhkan perjuangan dan waktu cukup panjang.
Sekalipun memiliki kelemahan, penyelengaraan desentralisasi merupakan sarana yang
mendekatkan Bangsa Indonesia pada kondisi yang ideal untuk membangun good local
governance.

Kepemimpinan mempunyai peranan penting dan sentral dalam kehidupan organisasi


maupun berkelompok. Untuk mencapai tujuan bersama, manusia di dalam organisasi perlu
membina kebersamaan dengan mengikuti pengendalian dari pemimpinnya. Dengan
pengendalian tersebut, perbedaan keinginan, kehendak, kemauan, perasaan, kebutuhan dan
lain-lain dipertemukan untuk digerakkan kearah yang sama. Dengan demikian berarti di
dalam setiap organisasi perbedaan individual dimanfaatkan untuk mencapai tujuan yang
sama sebagai kegiatan kepemimpinan.

Pada sisi lain, organisasi dapat pula terbentuk karena kesamaan sejumlah individu
atau merasa memiliki kepentingan yang sama pula. Dengan berhimpun di dalam suatu
kelompok, kesamaan dan kepentingan yang sama itu akan lebih mudah diwujudkan
dibandingkan jika perwujudannya dilakukan secara individual (perseorangan). Di dalam
kelompok itu muncul seorang atau lebih pemimpin karena memiliki kelebihan berupa
kemampuan kepemimpinan. Kelompok seperti itu menyusun sendiri posisi jabatan
kepemimpinan di lingkungannya sesuai keperluan dan kondisi masing-masing.

Seorang pemimpin sebagai individu merupakan suatu kepribadian yang berhadapan


dengan sejumlah individu lainnya yang masing-masing juga merupakan suatu kepribadian.
Dalam keadaan seperti itu seorang pemimpin harus memahami setiap kepribadian yang

50
Volume 5 No. 1, Juni 2019
pISSN: 2460-6162. eISSN: 2527-6476

berbeda dengan kepribadiannya sendiri. Pemimpin sebagai suatu kepribadian memiliki


motivasi yang mungkin tidak sama dengan motivasi anggota kelompoknya, baik dalam
mewujudkan kehendak untuk bergabung dan bersatu dalam suatu kelompok maupun
dalam melaksanakan kegiatan yang menjadi tugas dan tanggung jawab masing-masing.

Dalam suatu organisasi pemerintah, setiap pemimpin merupakan pribadi sentral yang
sangat besar pengaruhnya terhadap pegawainya yang terlihat dalam sikap dan perilakunya
pada waktu melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Khususnya pada Bagian Umum
Setda Kabupaten Merangin, terutama yang berkaitan dengan peningkatan kinerja pegawai
dalam melaksanakan pekerjaannya. Kinerja pegawai merupakan hasil kerja yang dapat
dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai wewenang dan
tanggung jawab masing-masing dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi.

Gaya kepemimpinan yang efektif dibutuhkan dalam meningkatkan kinerja semua


pegawai dalam mencapai tujuan organisasi sebagai instansi pelayanan publik.
Permasalahan yang sering dialami oleh Bagian Umum Setda Kabupaten Merangin diamati
penulis adalah menyangkut bagaimana seorang pimpinan kurang bisa memotivasi para
pegawai untuk memahami dan menjadikan suatu pekerjaan bagian dari dirinya dan
melakukannya tanpa harus diperintah serta dalam pengambilan keputusan tidak terlaksana
dengan semestinya, kurang merata nya dalam pemberian tugas yang berdasarkan tupoksi
yang telah ditetapkan. Sebagian pegawai tidak mempunyai kinerja yang tepat pada bidang
nya, dan kurang terlaksananya rapat koordinasi secara rutin dan terprogram oleh pimpinan,
sehingga menyulitkan untuk mengukur kinerja dari setiap pegawai di Bagian Umum Setda
Kabupaten Merangin.

Secara khusus, pada saat penulis melakukan pra penelitian, permasalahan pada
Kepemimpinan Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai Menuju Good Governance pada
Bagian Sekretaris Daerah Kabupaten Merangin ditemukan beberapa fenomena diantaranya :

1. Pimpinan kurang bisa memotivasi para pegawai untuk memahami dan


menjadikan suatu pekerjaan bagian dari dirinya dan melakukannya tanpa harus
diperintah serta dalam pengambilan keputusan tidak terlaksana dengan
semestinya.
2. Kurang merata nya dalam pemberian tugas yang berdasarkan tugas pokok dan
fungsi yang telah ditetapkan.
3. Sebagian pegawai tidak mempunyai kinerja yang tepat pada bidang nya.
4. Kurang terlaksananya rapat koordinasi secara rutin dan terprogram oleh
pimpinan.
Bagaimana Gaya Kepemimpinan di Organisasi Pemerintah Daerah : Studi Kasus
Kabupaten Merangin ?
Kajian Literatur
Analisis adalah cara mengkaji dengan lebih mendalam terhadap sesuatu
masalah, serta menguraikan bagian-bagian atau komponen dari yang dianalisis.
Menurut WJS. Poerwadarminta (1998:16) dimaksud dengan analisis adalah
penyelidikan suatu peristiwa untuk mengetahui apa sebab-sebabnya, bagaimana
duduk perkara atau persoalan yang sebenarnya.
Disamping itu menurut Komaruddin (1994:311) Analisis adalah kegiatan
berpikir untuk menguraikan suatu keseluruhan menjadi komponen-komponen
51
JAKPP (Jurnal Analisis Kebijakan dan Pelayanan Publik)
5(1), 49-61: Analisis Gaya Kepemimpinan

sehingga dapat mengenal tanda-tanda komponen-komponen hubungannya satu


sama lain dan fungsi masing-masing dalam suatu keseluruhan yang terpadu.
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa analisis merupakan kegiatan
penyidikan suatu peristiwa dengan tujuan untuk mengetahui kebenaran dari
peristiwa tersebut dengan mengetahui hubungannya satu sama lain dan fungsi dari
keseluruhan peristiwa tersebut dengan cara penyelidikan suatu peristiwa untuk
mengetahui apa sebab-sebabnya, bagaimana duduk perkara atau persoalan yang
sebenarnya.
Menurut Alijoyo (2004:92) governance dalam arti sempit pada dasarnya
berbicara tentang dua aspek yakni, governance structure atau board structure dan
governance process atau governance mechanism pada suatu perusahaan. Governance
structure adalah struktur hubungan pertanggungjawaban dan pembagian peran
diantara berbagai organ utama perusahaan yakni Pemilik/Pemegang Saham,
Pengawas/ Komisaris, dan Pengelola/Direksi/Manajemen. Sedangkan governance
process membicarakan tentang mekanisme kerja dan interaksi aktual di antara organ-
organ tersebut. Meskipun pada dasarnya governance process dipengaruhi oleh
governance structure, mekanisme kerja dan interaksi aktual diantara organ-organ
korporasi dapat berjalan menyimpang dari struktur yang ada.
Dengan demikian tata pemerintahan adalah penggunaan wewenang ekonomi
politik dan administrasi guna mengelola urusan-urusan Negara pada semua tingkat.
Tata pemerintahan mencakup seluruh mekanisme, proses dan lembaga-lembaga
dimana warga dan kelompok-kelompok masyarakat mengutarakan kepentingan
mereka, menggunakan hak hukum, memenuhi kewajiban dan menjembatani
perbedaan-perbedaan diantara mereka. Karakteristik good governance adalah
masyarakat sipil yang kuat dan partisipatoris, terbuka, pembuatan kebijakan yang
dapat diprediksi, eksekutif yang bertanggung jawab, birokrasi yang profesional dan
aturan hukum.
Amrizal (2015:37) Strategi Pimpinan pada Badan Pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah Kabupaten Bungo sudah melaksanakan tugas, pokok dan fungsi secara
umum, khususnya dalam menerapkan Good Governance. Upaya yang telah dilakukan
adalah dalam bentuk Memahami karakteristik para staf (bawahannya) sehingga
dapat melakukan pendekatan, memotivasi, mempengaruhi dan mengarahkan staf
atau bawahannya dengan teknis yang sesuai. Badan Pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah adalah Koordinasi bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) lain
dalam bidang keuangan, melakukan pembinaan, penempatan Pegawai sesuai
dengan keahlian dan latar belakang pendidikannya, penganggakatan Pejabat Eselon
berdasarkan pengalaman dan kemampuan, pemberian hadiah kepada pegawai yang
berprestasi, permberian hadiah bagian pegawai yang berprestasi, pengaraharan
Sistem Informasi dalam rangka Pengelolaan Keuangan Daerah dan pemberian
Pelatihan kepada pegawai. Hambatan yang dihadapi oleh Pimpinan dalam
Menerapkan Good Governance pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Kabupaten Bungo diantaranya, Masih terdapatnya Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) dalam proses penganggaran yang tidak sesuai dengan tahapan-tahapan
perencanaan serta belum konsistennya penganggaran yang disesuaikan dengan

52
Volume 5 No. 1, Juni 2019
pISSN: 2460-6162. eISSN: 2527-6476

program dan kegiatan, masih kurangnya kemampuan Sumber Daya Manusia,


kurangnya kedisiplinan pegawai dalam bekerja. Upaya mengatasi hambatan yang
dihadapi Pimpinan dalam menerapkan Good Governance pada Badan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Bungo adalah dengan melakukan,
menentukan anggaran sesuai dengan program dan kegiatan yang akan
dilaksanakan, Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia dan Menegakkan
kedisplinan pada pegawai

Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Menurut Strauss dan
Corbin (2003) dalam Afrizal (2015) Penelitian kualitatif didefinisikan sebagai jenis
penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau
bentuk hitungan lainnya.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik Wawancara dengan


deskriptif. Mengambil lokasi yang bertempat di Bagian Umum Sekretaris Daerah
Kabupaten Merangin Provinsi Jambi dengan jumlah sampel sebanyak 17 Orang
yang dianggap memahami informasi terkait permasalahan. Dalam pelaksanaan
penelitian yang dilakukan menggunakan beberapa teknik pengumpulan data antara
lain dengan Observasi dan Wawancara.
Metode analisis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah model
Miles dan Huberman, dengan langkah dan tahapan Reduksi Data, Penyajian Data,
dan Conclusion Drawing.

Hasil dan Pembahasan


Gaya Kepemimpinan Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai
Keberhasilan dalam pelaksanaan tugas Pemerintah Daerah tidak lepas dari
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang menjalankan visi dan misi Pemerintah
Daerah. Bagian Umum merupakan salah satu unit kerja Sekretariat Daerah
Kabupaten Merangin Provinsi Jambi, yang bertanggungjawab langsung dalam
Perumusan Kebijakan dan Penyelenggaraan Pelayanan Administrasi Umum,
Perlengkapan dan Rumah Tangga, Keprotokolan dan Sandi Telekomunikasi di
lingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten Merangin Provinsi Jambi. Untuk
meningkatkan kinerja Bagian Umum Setda Kabupaten Merangin salah satunya
ditentukan oleh kepemimpinan Kepala Bagian Umum dalam membina dan
memotivasi bawahannya. Gaya kepemimpinan menggambarkan prilaku pemimpin
kepada bawahannya. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu pegawai yang
menyatakan bahwa Kabag Umum selalu lebih cenderung untuk bertingkah laku
secara demokratik dan mengambil bagian dimana mereka lebih menghormati dan
prihatin terhadap bawahanny.

53
JAKPP (Jurnal Analisis Kebijakan dan Pelayanan Publik)
5(1), 49-61: Analisis Gaya Kepemimpinan

“……Kabag Umum selalu lebih cenderung untuk bertingkah laku secara


demokratik dan mengambil bagian dimana mereka lebih menghormati dan
prihatin terhadap bawahanny”.

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah seorang pegawai yang menyatakan


bahwa ditemukan paling banyak yang dilakukan kepala bagian yang
menggambarkan sikap demokratis adalah jika pegawai pelaksana mengalami
masalah pekerjaan, tindakan yang dilakukan adalah berdiskusi bersama dengan
pegawai yang lain.

“…….Paling banyak yang dilakukan kepala bagian yang menggambarkan


sikap demokratis adalah jika pegawai pelaksana mengalami masalah
pekerjaan, tindakan yang dilakukan adalah berdiskusi bersama dengan
pegawai yang lain”.

Dari hasil wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa Gaya kepemimpinan


demokrasi dengan semangat kerja yang tinggi, dimungkinkan sikap dari Kepala
Bagian Umum yang mau bekerja sama dengan pegawai, sehingga pegawai merasa
dihargai dalam bekerja. Berhubungan dengan faktor – faktor yang mengakibatkan
semangat kerja adalah hubungan yang harmonis antara pimpinan dengan bawahan
terutama antara pimpinan kerja sehari-hari langsung berhubungan dan berhadapan
dengan para bawahan, Rasa pemanfaatan bagi tercapainya tujuan organisasi yang
juga merupakan tujuan bersama mereka yang harus diwujudkan secara bersama-
sama.

Untuk melihat lebih jauh sejauh mana gaya kepemimpinan Kabag Umum
Setda Kabupaten Merangin dalam meningkatkan kinerja pegawai, maka dapat
dijelaskan melalui uraian di bawah ini.

1. Analisis Terhadap Campur Tangan Pimpinan dalam Pekerjaan.


Kabag Umum Setda Kabupaten Merangin dalam memimpin bawahannya
memperhatikan pelaksanaan tugas bawahannya. Berdasarkan hasil wawancara
dengan pegawai yang menyatakan bahwa Kabag Umum memberikan arahan dan
masukan terhadap pegawai terkait dengan tugas yang diberikan kepada
bawahannya. Dengan kata lain, Kabag Umum memberikan arahan dan masukan
terhadap tugas yang diberikan kepada bawahan, dimana dalam setiap pemberian
tugas selalu memberikan petunjuk, arahan kepada bawahan sehingga bawahan
dapat memahami pekerjaan yang akan dilakukan.

“……Kabag Umum memberikan arahan dan masukan terhadap pegawai


terkait dengan tugas yang diberikan kepada bawahannya, memberikan
arahan dan masukan terhadap tugas yang diberikan kepada bawahan, serta
selalu memberikan petunjuk, arahan kepada bawahan sehingga bawahan
dapat memahami pekerjaan yang akan dilakukan”.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pegawai bagian umum, yang


menyatakan bahwa Kabag Umum relatif terlalu ikut campur tangan terhadap

54
Volume 5 No. 1, Juni 2019
pISSN: 2460-6162. eISSN: 2527-6476

pekerjaan dan tugas dari bawahan. Hal ini juga dikatakan oleh Kasubag
Perlengkapan dan rumah tangga bahwa Kabag Umum terlalu berlebihan dalam
memberikan petunjuk dan campur tangan hampir kepada setiap tugas yang
diberikan kepada bawahan.

“…. Kurangnya kepercayaan terhadap bawahan sehingga relatif terlalu ikut


campur tangan terhadap pekerjaan dan tugas yang dilakukan oleh
bawahanbawahan. Dengan terlalu berlebihan dalam memberikan petunjuk
dan campur tangan hampir kepada setiap tugas yang diberikan kepada
bawahan berakibat bawahan merasa tidak diberikan kepercayaan terhadap
tugas yang telah diberikan oleh pimpinan”.

Berdasarkan pengamatan dan wawancara peneliti, dapat disimpulkan bahwa


kepemimpinan Kabag Umum dalam menangani tugas bawahan relatif berlebihan,
dimana pimpinan terlalu campur tangan terhadap tugas yang seharusnya
dipercayakan kepada bawahan dan berakibat bawahan merasa tidak diberikan
kepercayaan terhadap tugas yang telah diberikan oleh pimpinan.

2. Analisis Perhatian Pimpinan dalam Memberikan Masukan untuk


Penyelesaian Tugas
Untuk mengetahui kepemimpinan Kabag. Umum terhadap perhatian yang
diberikan kepada bawahan, maka dari hasil wawancara dengan sebagian pegawai,
bahwa pimpinan sudah cukup memperhatikan bawahan dalam memberikan
masukan untuk penyelesaian tugas bawahan. Hal yang sama juga dikatakan oleh
Kasubag Protokol dan Santelda, bahwa perhatian dalam memberikan masukan
kepada bawahan sudah bersifat membimbing dalam pelaksanaan tugas secara
terperinci.

Berdasarkan dari hasil wawancara dengan beberapa pegawai lainnya yang


menyatakan, bahwa Kabag. Umum masih pilih kasih dalam memberikan masukan
kepada bawahan, dimana tidak semua pegawai menerima perhatian dan masukan
dalam pelaksanaan tugas masing-masing.

“……Dalam pemberian masukan kepada bawahan, pimpinan masih pilih,


dimana tidak semua pegawai menerima perhatian dan masukan dalam
pelaksanaan tugas masing-masing”.

Dari berbagai wawancara di atas, maka tergambar kepemimpinan Kabag.


Umum dalam memberikan masukan dan perhatian sehubungan dengan
penyelesaian tugas bawahan, walaupun dirasakan oleh sebagian pegawai terhadap
ketidakadilan yang diberikan oleh atasan.

55
JAKPP (Jurnal Analisis Kebijakan dan Pelayanan Publik)
5(1), 49-61: Analisis Gaya Kepemimpinan

3. Analisis Pujian dan Kritik Pimpinan atas Kinerja Bawahan


Kabag Umum dalam melakukan pembinaan dan motivasi kepada bawahan
relatif kurang, dimana setiap hasil kerja dari bawahan jarang diberikan komentar,
apakah baik atau belum. Hal ini disebabkan oleh pemimpin yang terlalu ikut
campur dan relatif terlibat terhadap semua pekerjaan dari bawahan.

Berdasarkan wawancara dengan salah seorang pegawai, bahwa Kabag


Umum kurang aktif dalam memberikan kritikan maupun pujian terhadap hasil
kinerja bawahan. Hal ini juga didukung oleh Kasubbag Perlengkapan dan Rumah
Tangga, bahwa Kabag Umum kurang memperhatikan dampak psikologis terhadap
pujian dan kritikan kepada bawahan terkait dengan hasil kerja bawahannya.

“…..Kurang aktif dalam memberikan kritikan maupun pujian terhadap hasil


kinerja bawahan, kurang memperhatikan dampak psikologis terhadap pujian
dan kritikan kepada bawahan terkait dengan hasil kerja bawahannya
sehingga rendahnya semangat bawahan dalam menyelesaikan tugasnya”.

Penerapan disiplin PNS secara umum sudah mengatur terhadap pemberian


reward dan punishmen kepada pegawai negeri. Namun berdasarkan pengamatan
peneliti, sebagian besar pelaksanaan disiplin PNS belum berjalan di Bagian Umum
Sekda Kabupaten Merangin. Begitu juga aturan promosi yang dirasakan juga belum
objektif terhadap pegawai yang berprestasi. Promosi bukan hanya penting untuk
pegawai saja, melainkan juga penting bagi instansi itu sendiri, karena program-
program promosi merupakan pencerminan supaya instansi untuk mempertahankan
sumber daya manusianya.

4. Analisis Pimpinan Mendengarkan Setiap Pendapat dan Saran yang Diberikan


Bawahan
Salah satu ciri-ciri pemimpin yang bijaksana adalah dalam menerima saran
dan pendapat dari bawahan terhadap kemajuan organisasi serta menentukan tujuan
organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, serta
mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Namun dalam
praktek jarang ditemukan pimpinan yang mau menerima saran dan kritikan yang
disebabkan oleh adanya arogan pimpinan.

Berdasarkan wawancara dengan salah seorang pegawai, bahwa Kabag


Umum relatif kurang dalam menanggapi pendapat dan masukan dari bawahan. Hal
ini juga didukung oleh pegawai lainnya, bahwa setiap saran dan kritikan yang
diberikan selalu kurang ditanggapi oleh Kabag. Umum, sehingga sebagian bawahan
enggan untuk memberikan kritikan dan masukan untuk perbaikan kinerja bagian
umum.

“…….Kabag umum masih kurang dalam menanggapi pendapat dan


masukan dari bawahan, terbukti dengan saran dan kritikan yang diberikan
selalu kurang ditanggapi, segingga mengakibatkan bawahan enggan untuk

56
Volume 5 No. 1, Juni 2019
pISSN: 2460-6162. eISSN: 2527-6476

memberikan kritikan dan masukan untuk perbaikan kinerja bagian umum.


Pemimpinan yang baik dan benar ini sangat diperlukan oleh bawahan
sabagai panutan untuk menjadi orang yang sukses dan dapat menerapkan
perilaku pemimpin yang baik ketika mereka dapat menjadi posisi sebagai
pemimpin”.

Berdasarkan wawancara di atas, peneliti menyimpulkan bahwa Kabag


Umum kurang merespon terhadap saran dan pendapat yang disampaikan oleh
bawahan untuk peningkatan kinerja organisasi Bagian Umum Setda Kabupaten
Merangin.

Diskusi

Hambatan Kepemimpinan dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai


Adapun hambatan Kepemimpinan dalam meningkatkan kinerja pegawai sebagai
berikut:
1. Kurangnya Kesadaran dan Disiplin Kerja Pegawai
Menurut Sastrohadirwiryo (2002:291) Mengemukakan bahwa
disiplin kerja adalah sebagai sikap menghormati, menghargai, patuh dan
taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulis
maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankan dan tidak mengelak
untuk menerima sanksi-sanksinya apabila melanggar tugas dan wewenang
yang diberikan kepadanya.
Hambatan utama yang dihadapi oleh Bagian Umum Setretaris
Daerah Kabupaten Merangin dalam meningkatkan kinerja pegawai untuk
melakukan pelayanan administrasi disebabkan oleh kurangnya kesadaran
dan disiplin kerja dari sebagian pegawai dalam pelayanan administrasi.
“……Sumber daya manusia pada hakekatnya merupakan salah satu modal
dan memegang peranan yang sangat penting dalam keberhasilan
organisasi. Kurangnya kesadaran dan kedisiplinan para pegawai
menjadikan para pegawai dihadapkan pada masalah yang berakibat pada
menurunnya kinerja”.
Dari pengamatan peneliti terlihat bahwa sebagian pegawai belum
memiliki disiplin kerja yang diharapkan, seperti dalam pelaksanaan
Tupoksi masing-masing dan disiplin terhadap jam kerja yang telah
ditentukan. Hal ini juga dikatakan oleh Kasubbag TU, bahwa masih ada
sebagian pegawai hanya melaksanakan tugas rutin dari sisi kehadiran apel
pagi dan apel sore.
Dengan kondisi yang dipaparkan di atas, menyebabkan peranan
pemimpin dalam meningkatkan kinerja pegawai dalam pelayanan
administrasi masih belum optimal untuk mendukung kinerja pelayanan
administrasi di lingkungan Setda Kabupaten Merangin.

57
JAKPP (Jurnal Analisis Kebijakan dan Pelayanan Publik)
5(1), 49-61: Analisis Gaya Kepemimpinan

2. Masih Kurangnya Kemampuan Pimpinan Dalam Memotivasi Kinerja


Bawahan
Dalam upaya meningkatkan kinerja pegawai dalam melakukan
pelayanan administrasi terhambat oleh belum optimalnya pemimpin dalam
melakukan pembinaan dan motivasi kepada bawahan. Hal ini juga
disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan keterampilan Kabag Umum
dalam menerapkan strategi manajemen sumber daya manusia. Pegawai
merupakan makluk social dengan berbagai karakter dan latar belakang
yang berbeda-beda, sehingga perlu perlakuan yang berbeda juga dalam
memotivasi semangat kerjanya.

Berdasarkan wawancara dengan Kasubag TU dan Kearsipan, bahwa:

“…..Keterbatasan penerapan manajemen sumber daya manusia oleh


Kabag Umum sangat mempengaruhi semangat kerja pegawai dalam
meningkatkan kualitas pelayanan administrasi umum sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan”.

Berdasarkan wawancara di atas, dapat diidentifikasikan bahwa salah


satu hambatan dalam pelaksanaan kinerja pelayanan administrasi umum
pada Setda Kabupaten Merangin disebabkan oleh keterbatasan
kemampuan manajerial sumber daya manusia dari Kabag Umum.

Upaya Mengatasi Hambatan Kepemimpinan dalam Meningkatkan Kinerja


Pegawai

Upaya-upaya yang dilakukan oleh Bagian Umum Sekretaris


Daerah Kabupaten Merangin atas adanya hambatan yang dihadapi,
antara lain adalah:

1. Meningkatkan Intensitas Pembinaan Pegawai

Upaya yang dilakukan terhadap pegawai yang masih rendah


kesadaran dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya adalah
melalui pembinaan oleh atasan, baik secara kolektif maupun antar
personal. Pembinaan secara kolektif dilakukan melalui program
sosialisasi tentang pokok-pokok aturan kepegawaian. Sedangkan
pembinaan secara personal dilakukan dengan pemanggilan terhadap
pegawai yang kurang disiplin, baik disiplin jam kerja, maupun disiplin
dalam melaksanakan pekerjaan

Berdasarkan wawancara dengan Kabag Umum, yang


menyatakan bahwa :

58
Volume 5 No. 1, Juni 2019
pISSN: 2460-6162. eISSN: 2527-6476

“…..Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan disiplin


pegawai adalah melalui penerapan aturan yang tegas kepada semua
pegawai dan pemberian sanksi sesuai dengan aturan yang berlakun”.

Hal ini juga didukung oleh Kasubag TU dan Kearsipan, bahwa :

“…..Untuk meningkatkan kesadaran pegawai untuk melaksanakan


tugas sesuai dengan Tupoksi masing-masing, perlu dilakukan
pembinaan secara intensif melalui pendekatan secara pribadi kepada
pegawai yang bersangkutan….”.

Sedangkan menurut Kasubag Protokol dan Santelda, yang


menyatakan bahwa :

“…..Upaya lain disamping melalukan pembinaan kepada


pegawai yang bermasalah, perlu juga dilakukan mutasi kebagian lain
sebagai bentuk hukuman kepada pegawai yang bersangkutan”.

Berdasarkan wawancara di atas, peneliti menyimpulkan perlu


adanya usaha pembinaan secara intensif dan terprogram terhadap
pegawai di Bagian Umum Setda Kabupaten Merangin. Disamping itu
juga perlu adanya roling sebagai bentuk hukuman kepada pegawai
yang kurang disiplin.

2. Meningkatkan Kemampuan Pimpinan dalam Memotivasi Pegawai.

Salah satu faktor yang paling penting yang harus dimiliki oleh
Kabag Umum Setda Kabupaten Merangin adalah keterampilan dalam
manajemen sumber daya manusia. Karena keberhasilan dari suatu
organiasi tergantung dari kemampuan pimpinan dalam menggerakkan
semua bawahan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Apalagi pada sector pemerintahan, akan lebih sulit menerapkan
manajemen sumber daya manusia, karena motivasi dan semangat kerja
pegawai yang relatif rendah dibandingkan dengan sektor swasta.

“…….Salah satu factor penting yang harus dimiliki oleh seorang


pemimpin adalah keterampilan dalam manajemen sumber daya
manusia. Karena keberhasilan dari sebuah organisasi tergantung dari
kemampuan pimpinan dalam menggerakan semua bawahan untuk
mencapai tujuan dari sebuah organisasi yang telah ditetapkan”.

Untuk itu diharapkan kepada Kabag Umum senantiasa untuk


selalu meningkatkan kemampuan manajemen sumber daya manusia,
baik melalui pendidikan formal maupun informal. Pendidikan formal
dapat dilakukan dengan cara melanjutkan pendidikan kejenjang yang
lebih tinggi dibidang manajemen sumber daya manusia. Sedangkan
jalur informal dapat dilakukan melalui pelatihan-pelatihan
59
JAKPP (Jurnal Analisis Kebijakan dan Pelayanan Publik)
5(1), 49-61: Analisis Gaya Kepemimpinan

kepemimpinan dan manajemen sumber daya manusia yang diadakan


oleh berbagai lembaga pelatihan.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan atas kepemimpinan Kepala Bagian Umum
Sekretaris Daerah Kabupaten Merangin dalam meningkatkan kinerja pegawai
seperti yang telah dipaparkan di muka, akhirnya penulis dapat menarik kesimpulan
dan mengemukakan pula beberapa saran untuk perbaika.

Kepimimpian Kepala Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Merangin


masih belum optimal dalam meningkatkan kinerja pegawai. Hal ini tampak dari
berbagai permasalahan yang terkait dengan pelaksanaan kepemimpinan yang
meliputi: campur tangan pimpinan dalam pekerjaan, perhatian pimpinan dalam
memberikan masukan untuk penyelesaian tugas, pujian dan kritik pimpinan atas
kinerja bawahan dan mendengarkan setiap pendapat dan saran yang diberikan
bawahan. Hambatan yang dihadapi oleh Kepala Bagian Umum Sekretariat Daerah
Kabupaten Merangin dalam kepemimpinan meliputi: kurangnya kesadaran dan
disiplin kerja pegawai dan kurangnya kemampuan pimpinan dalam manajemen
sumber daya manusia. Untuk mengatasi hambatan yang dihadapi oleh Kepala
Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Merangin telah dilakukan berbagai
upaya, diantaranya adalah: meningkatkan intensitas pembinaan pegawai dan
meningkatkan kemampuan manajerial sumber daya manusia dari pimpinan.

Saran-saran

Kepada Kepala Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Merangin agar


menerapkan penegakan disiplin pegawai dalam melakukan tugas sehari-hari sesuai
dengan bidang masing-masing, Agar Kepala Bagian Umum Sekretariat Daerah
Kabupaten Merangin menerapkan sistem punish and reward sesuai dengan kinerja
pegawai. Kepada Pegawai Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Merangin
Agar meningkatkan kesadaran sebagai aparat pemerintah sebagai pelayan
masyarakat.

Daftar Pustaka
Afrizal. (2015). Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya Mendukung
Penggunaan. Penelitian Kualitatif dalam Berbagai Disiplin Ilmu. Jakarta: PT
Raja.
Alijoyo. (2004). Pelaksanaan Good Corporate Governance, Jakarta : PT. Damar Mulia.
Bintoro Tjokroamidjojo dan Mustofa Adidjoyo. (1995). Teori dan Strategi
Pembangunan Nasional, Jakarta : CV. Haji Mas Agung.
Danim, Sudarwan. (2004). Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok,, Jakarta :
PT Rineka Cipta Utama.

60
Volume 5 No. 1, Juni 2019
pISSN: 2460-6162. eISSN: 2527-6476

Hadari Nawawi. (2002). Manjemen Strategi, Yogyakarta : Gadjah Mada Pers.


HAW, Widjaja. (2002). Otonomi Daerah,Jakarta : Rajawali Press.
Husaini Usman dan Purnomo Setiadi A. (2003). Metodologi Penelitian Sosial,Bumi
Aksara: Jakarta.
Kartini Kartono. (2003). Pemimpin dan Kepemimpinan. apakah kepemimpinan abnormal,
Jakarta : PT. Grafindo Persada.
Komaruddin. (1994). Manajemen Public Relations: Konsep dan Aplikasinya, Jakarta :
Bumi Aksara.
Mamesah,D.J. (1995).Sistem Administrasi Keuangan Daerah, Jakarta : PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Rangkuti, Freddy, (2006). Riset Pemasaran,Jakarta : Gramedia.
Sastrohadirwiryo. (2002). Manajemen Tenaga Kerja Indonesia. Pendekatan
Administrasi dan Operasional. Jakarta : Bumi Aksara.
Sedarmayanti. (2007). Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja, (Bandung :
Mandar Maju.
Sugiono. (2000). Metode Penelitian Administrasi, Bandung : Alfabeta.
Winardi. (2000). Kepemimpinan Dalam Manajemen, Jakarta : PT. Rieneka Cipta.
W,J.S. Poerwadarminta (1998). Metodologi Penelitian, Jakarta : Bumi Aksara.

61

You might also like