Hubungan Antara Usia Dengan Jenis Hernia Inguinalis Di Rs Pertamina Bintang Amin Lampung Tahun 2019-2020

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 8

HUBUNGAN ANTARA USIA DENGAN JENIS HERNIA INGUINALIS

DI RS PERTAMINA BINTANG AMIN LAMPUNG TAHUN 2019-2020


RELATIONSHIP BETWEEN AGE AND THE TYPE OF INGUINAL HERNIA AT PERTAMINA BINTANG
AMIN HOSPITAL, LAMPUNG IN 2019-2020

Mizar Erianto1, Tussy Triwahyuni2, Toni Prasetia3, Futri Nabilla4


Departemen Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati 1
Departemen Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati 2
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati 3
Mahasiswa Program Studi Kedokteran Universitas Malahayati 4
[email protected]

ABSTRACT
Background : Hernia is a condition where part of the intestines comes out of the abdominal cavity to
form a bulge that can be seen and felt from the outside. In general, people who have reached old age,
hernia is a disease that often occurs at that age, because the smooth muscle wall of the abdomen
weakens in old age, so it is very risky for hernias to occur. This disease is characterized by the protrusion
of abdominal contents through a weak part of the abdominal wall, this disorder is mainly found in the
groin area. Increasing a person's age has an impact on decreasing system function in the body so that
they are more susceptible to various diseases. Increasing age is also closely related to the prognosis of a
disease and life expectancy. Objectives: To determine the relationship between age and the type of
inguinal hernia at Pertamina Bintang Amin Hospital Bandar Lampung in 2019-2020. Methods: This type
of research was cross -sectional. Sampling was done by total sampling. Bivariate data analysis withtest
Spearman's. Results: Statistical analysis using thetest Spearman showed the p-value for the analysis of
the relationship between age and the type of inguinal hernia was 0.033 (p-value <  0.05). Conclusion:
There is a relationship between age and type of inguinal hernia at Pertamina Bintang Amin Hospital
Lampung in 2019-2020.
Keywords: Relationship, Age, Inguinal Hernia

ABSTRAK

Latar Belakang: Hernia merupakan kondisi keluarnya sebagian usus dari rongga perut hingga
membentuk tonjolan yang bisa terlihat dan teraba dari luar. Pada umumnya orang yang sudah
menginjak usia tua, hernia merupakan penyakit yang sering terjadi pada usia tersebut, dikarenakan
dinding otot polos abdomen pada usia tua melemah, sehingga sangat beresiko terhadap terjadinya
hernia. Penyakit ini ditandai dengan adanya penonjolan isi perut melalui bagian dinding perut yang
lemah, kelainan ini terutama ditemukan di daerah lipatan paha. Meningkatnya umur seseorang
memberikan dampak pada menurunnya fungsi sistem dalam tubuh sehingga semakin rentan terhadap
berbagai penyakit. Umur yang semakin meningkat juga erat kaitannya dengan prognosa suatu penyakit
dan harapan hidup. Tujuan Penelitian: Mengetahui hubungan antara usia dengan jenis hernia inguinalis
di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung tahun 2019- 2020. Metode Penelitian: Jenis
penelitian ini adalah potong silang (Cross-sectioal). Pengambilan sampel dilakukan secara total
sampling. Analisis data bivariat dengan uji Spearman. Hasil Penelitian: Analisis statistik menggunakan uji
Spearman menunjukkan p- value untuk analisa hubungan usia dengan jenis hernia inguinalis sebesar
0,033 (p- value < 0,05). Kesimpulan: Terdapat hubungan antara usia dan jenis hernia inguinalis di
Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Lampung tahun 2019- 2020.
Kata kunci: Hubungan, Usia, Hernia Inguinalis

1
PENDAHULUAN
Hernia merupakan kondisi keluarnya sebagian usus dari rongga perut hingga
membentuk tonjolan yang bisa terlihat dan teraba dari luar. Pada umumnya orang yang sudah
menginjak usia tua, hernia merupakan penyakit yang sering terjadi pada usia tersebut,
dikarenakan dinding otot polos abdomen pada usia tua melemah, sehingga sangat beresiko
terhadap terjadinya hernia (1). Penyakit ini ditandai dengan adanya penonjolan isi perut
melalui bagian dinding perut yang lemah, kelainan ini terutama ditemukan di daerah lipatan
paha (2).
Meningkatnya umur seseorang memberikan dampak pada menurunnya fungsi sistem
dalam tubuh sehingga semakin rentan terhadap berbagai penyakit. Umur yang semakin
meningkat juga erat kaitannya dengan prognosa suatu penyakit dan harapan hidup. Pada
manusia usia lanjut jaringan penyangga makin melemah, usia lanjut lebih cenderung
menderita hernia inguinal direkta (3). Resiko terjadinya hernia pada usia lanjut terdapat
peningkatan risiko tiga kali lebih besar. Maka hal ini dianggap sebagai salah satu faktor risiko
yang berperan dalam insiden terjadinya hernia inguinalis(2).
Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2005, hernia inguinalis merupakan
salah satu penyakit akut abdomen dimana kejadian penyakit hernia inguinalis terdapat antara
6-10% dari hernia inguinalis pada orang dewasa (2). Dikalangan semua usia hernia inguinalis
dapat terjadi, tetapi angka kejadian yang paling tinggi pada kasus hernia inguinalis yaitu pada
usia lanjut (4).
Pada penelitian sebelumnya oleh Abramson dan kawan-kawan di Jerusalem, terdapat
40% dari 100 laki-laki yang mengalami hernia inguinalis ditemukan pada usia 65-74 tahun dan
47% ditemukan pada usia lebih dari 75 tahun. Penelitian Ruhl dan Everhart di Amerika
menunjukan adanya hubungan usia dengan kejadian hernia inguinalis, hal ini dapat dilihat dari
hasil survei yang dilakukan terdapat 14,8% subjek berusia 40–59 tahun, dan 22,8% subjek
berusia 60–74 tahun (5).
Kasus hernia dari Amerika Serikat sekitar 700.000 operasi hernia dilakukan tiap tahun.
Indirect inguinalis hernia. Hernia disisi kanan adalah tipe hernia yang paling banyak dijumpai
pada pria dan wanita. Sekitar 25% pria dan 2% wanita mengalami hernia inguinalis (2).
Data Kementrian Kesehatan Indonesia menyebutkan bahwa Hernia menempati urutan
ke-8 dengan jumlah kasus 18.145 orang dan kasus meninggal duania 273 orang . Total semua
pasien hernia 15.051 terjadi pada pria dan 3.094 kasus terjadi pada wanita (6). Sedangkan pola
penyakit terbanyak pada penderita rawat jalan di RSU di Indonesia pada tahun 2008, gejala
hernia menempati peringkat ke 14 dengan jumlah penderita sebanyak 210.875 penderita (4).
Pertambahan usia berbanding lurus dengan tingkat kejadian hernia. Hernia inguinalis
lateralis dapat terjadi pada semua usia, namun paling banyak terjadi pada usia antara 45
sampai 75 tahun. Data yang dikemukakan oleh Simarmata pada tahun 2003, bahwa insidensi
hernia inguinalis di Indonesia diperkirakan mencapai 15% populasi dewasa, 5-8% pada rentang
usia 25-40 tahun, dan 45% pada usia 75 tahun (5).
Dari hasil penelitian (5) diketahui subjek penelitian yang mengalami hernia inguinal,
pada usia > 65 tahun sebanyak 27 orang dan terbanyak pada usia 41-65 tahun yaitu sebanyak
50 orang terkena hernia inguinalis. Hasil penelitian Siambaton berdasarkan kelompok usia
terrendah adalah kelompok usia 17-25 tahun sebanyak 1 orang (1,3%) dan pada usia 56-65
tahun yaitu sebanyak 24 orang (31,6%) merupakan kelompok usia tertinggi penderita hernia
(4).

2
Penelitian yang dilakukan oleh Zulfian, Uci dan Zulhafis di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek
Provinsi Lampung. Hasil penelitian diketahui bahwa jumlah kasus hernia inguinalis dari 125
kasus paling banyak terjadi pada usia 45–64 dan usia >65, terdapat 10 kasus (8%) pada usia
15–24 tahun, 25 kasus (20%) pada usia 25–44 tahun, 45 (36%) kasus pada usia 45–64 tahun,
dan 45 kasus (36%) pada usia >65 (7).
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, peneliti ingin melakukan penelitian tentang
bagaimana hubungan antara usia dengan kejadian hernia inguinalis di RS Pertamina Bintang
Amin Lampung, karena terdapat perbedaan pendapat dari berbagai hasil penelitian yang telah
dilakukan para peneliti sebelumnya, dan selalu terdapat kejadian hernia inguinalis setiap
tahunnya, yang mana kejadian hernia inguinalis dapat dicegah, sehingga saya tertarik untuk
melakukan penelitian tentang “Hubungan Antara Usia Dengan Jenis Hernia Inguinalis di RS
Pertamina Bintang Amin Lampung Tahun 2019-2020”.
Peneliti ingin mengambil sampel di RS Pertamina Bintang Amin karena RS Pertamina
Bintang Amin merupakan salah satu rumah sakit tipe C di Bandar Lampung. RS tipe C sendiri
merupakan Rumah Sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medis 4
(empat) spesialistik dasar dan 4 (empat) spesialistik penunjang sehingga pasien hernia
inguinalis sendiri mendapatkan penatalaksanaan yang lengkap di RS tipe C. Berdasarkan pra
survey pada tanggal 4 Desember 2020 yang dilakukan di ruang rekam medik RS Pertamina
Bintang Amin, pasien hernia inguinalis pada tahun 2017 sebanyak 102 orang dan 2018
sebanyak 55 orang, hal ini menunjukkan kejadian hernia inguinalis selalu ada setiap tahunnya.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah analitik observasional
dengan rancangan penelitian cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan
antara usia dengan jenis hernia inguinalis di RS Pertamina Bintang Amin Lampung Tahun 2019-
2020. Populasi yang terdapat pada penelitian ini sebanyak 113 orang, dengan teknik
pengambilan sample yaitu total sampling.

HASIL
KARAKTERISTIK RESPONDEN
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Hernia Inguinalis Berdasarkan Jenis Kelamin di RS
Pertamina Bintang Amin Lampung Tahun 2019-2020.

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase


Laki-laki 97 85,8%
Perempuan 16 14,2%
Jumlah 113 100%

Dari tabel 4.1 di atas, menunjukkan bahwa kelompok penderita hernia inguinalis
tertinggi adalah penderita hernia inguinalis dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 97
responden (85,8%), sedangkan yang terendah adalah jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak
16 responden (14,2 %).

3
ANALISIS UNIVARIAT

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Hernia Inguinalis Berdasarkan Usia di di RS. Pertamina
Bintang Amin Bandar Lampung tahun 2019-2020

Usia Jumlah Persentase

0-5 tahun 3 2,7%


6-11 tahun 3 2,7%
12-25 tahun 19 16,9%
26-45 tahun 24 21,2%
46-65 tahun 47 41,5%
˃65 tahun 17 15%

Total 113 100%

Pada tabel 4.2 diatas diketahui bahwa responden hernia inguinalis yang berusia 0-5
tahun sebanyak 3 (2,7%), responden yang berusia 6-11 tahun sebanyak 3 (2,7%), responden
yang berusia 12-25 tahun sebanyak 19 (16,9%), responden yang berusia 26-45 tahun sebanyak
24(21,2%), responden yang berusia 46-65 tahun sebanyak 47 (41,5%), dan responden dengan
usia lebih dari 65 tahun sebanyak 17(15%). Menunjukkan bahwa kelompok penderita hernia
inguinalis tertinggi adalah penderita hernia inguinalis dengan usia 46-65 tahun sebanyak 47
pasien (41,5%), sedangkan yang terendah adalah usia 0-5 dan 6-11 yaitu sebanyak 3 orang
(2,7%).

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Hernia Inguinalis di RS. Pertamina
Bintang Amin Bandar Lampung tahun 2019-2020

Jenis Hernia Inguinalis Jumlah Persentase

Lateralis 98 86,7%
Medialis 15 13,3%

Jumlah 113 100%

Dari tabel 4.3 di atas dari 113 responden, terdapat responden yang menderita hernia
inguinalis lateralis sebanyak 98 responden (86,7%), dan yang mengalami hernia inguinalis
medialis sebanyak 15 responden (13,3%).
ANALISIS BIVARIAT
Tabel 4. Analisis Hubungan Usia Dengan Jenis Hernia Inguinalis di RS Pertamina Bintang
Amin Lampung Tahun 2019-2020

4
Hernia Inguinalis
Usia Total
Lateralis Medialis p-value R
N % N % N %

0-5 tahun 2 66,7% 1 33,3% 3 2,7


6-11 tahun 3 100% 0 0% 3 2,7
12-25 tahun 18 94,7% 1 5,3% 19 16,9 0,033 0,201
26-45 tahun 24 100% 0 0% 24 21,2
46-65 tahun 38 80,9% 9 19,1% 47 41,5
>65 tahun 13 76,5% 4 23,5% 17 15

Jumlah 98 86,7% 15 13,3% 113 100%

Dari tabel 4.4 di atas diketahui 3 responden berusia 0-5 tahun, 2(66,7%) responden
mengalami hernia ingunalis lateralis dan 1(33,3%) responden mengalami hernia inguinalis
medialis. Dari 3 respoden berusia 6-11 tahun diketahui semuanya mengalami hernia ingunalis
lateralis 3(100%). Dari 19 responden berusia 12-25 tahun, 18(94,7%) responden mengalami
hernia ingunalis lateralis dan 1(5,3%) responden mengalami hernia inguinalis medialis. Dari 24
respoden berusia 26-45 tahun diketahui semuanya mengalami hernia ingunalis lateralis
24(100%). Dari 47 responden berusia 46-65 tahun, 38(80,9%) responden mengalami hernia
ingunalis lateralis dan 9(19,1%) responden mengalami hernia inguinalis medialis. Dan dari 17
responden berusia >65 tahun, 13(76,5%) responden mengalami hernia ingunalis lateralis dan
4(23,5%) responden mengalami hernia inguinalis medialis.
Berdasarkan tabel di atas, dari 113 responden, sebagian besar respoden mengalami
hernia inguinalis lateralis sebanyak 98 (86,7%) responden. Hasil uji korelasi spearman’s antara
usia dengan jenis hernia ingunalis diperoleh nilai p-value = 0,033 ( < 0,05). Hal ini menunjukkan
bahwa ada hubungan yang signifikan antara usia dengan jenis hernia ingunalis dan juga
menampilkan nilai korelasi sebesar 0,201. Nilai ini menunjukkan hubungan antara usia dengan
jenis hernia ingunalis yang bernilai positif dengan tingkat keeratan rendah. Dari hasil di atas
dapat diartikan semakin bertambahnya usia maka semakin besar kemungkinan mengalami
hernia inguinalis.

PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian di atas diperoleh bahwa sebagian responden berjenis
kelamin laki-laki sebanyak 85,8% responden. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian (5)
dimana Terdapat 93% subjek penelitian yang berjenis kelamin laki-laki. Hasil penelitian di atas
tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nasir, Ruhl dan Everhart .
Penelitian yang dilakukan oleh Nasir dkk menunjukkan bahwa dari 837 orang terdapat 820
orang berjenis kelamin laki-laki yang mengalami hernia inguinalis. Ratio perbandingan antara
laki-laki dan perempuan 48:1. Penelitian ini sesuai dengan teori Jong yang mengatakan
bahwa sebagian besar laki-laki lebih sering terkena hernia inguinalis dari pada perempuan

5
(9:1). Hal ini juga diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh yang mengatakan bahwa
hernia inguinalis dijumpai 25 kali lebih banyak pada pria dibanding perempuan.
Hernia sering terjadi pada laki-laki dibanding perempuan, itu disebabkan karena adanya
perbedaan proses perkembangan alat reproduksi pria dan wanita semasa janin(12). Pada janin
laki-laki, testis turun dari rongga perut menuju skrotum pada bulan ketujuh hingga kedelapan
usia kehamilan. Lubang yang berupa saluran itu akan menutup menjelang kelahiran atau
sebelum anak mencapai usia satu tahun. Ketika dewasa, daerah itu dapat menjadi titik lemah
yang potensial mengalami hernia. Laki-laki dewasa lebih banyak beraktivitas dan mengangkat
beban yang berat sehingga meningkatkan tekanan intraabdomen yang merupakan faktor
resiko hernia inguinalis. Sedangkan pada anak laki-laki lebih sering dibandingkan anak
perempuan dikarenakan lambatnya penutupan atau obliterasi dari prosesus vaginalis yang
merupakan jalur turunya testis sehingga mengakibatkan terjadinya hernia inguinalis(13).
Berdasarkan hasil penelitian di atas responden yang mengalami hernia inguinalis
terbanyak ada pada rentang usia 46-65 tahun sebanyak 47 orang (41.6%) dan paling sedikit
berada di renang usia 0-5 tahun dan 6-11 tahun masing-masing sebanyak 3 orang (2.7%). Hasil
penelitian di atas tidak jauh beda dengan penelitian(5) dimana penderita hernia inguinalis
banyak diemukan pada rentang usia antara 41-65 tahun yakni sebanyak 43.8%. Penelitian ini
tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Abramson dkk di Jerusalem,
terdapat 40% dari 100 laki-laki yang mengalami hernia inguinalis ditemukan pada usia 65-74
tahun dan peneltian (9) dimana 47% ditemukan pada usia lebih dari 75 tahun. Hasil penelitian
ini diperkuat oleh teori Scott Kahan yang menyatakan bahwa pertambahan usia berbanding
lurus dengan tingkat kejadian hernia. Hernia inguinalis dapat terjadi pada semua umur, namun
tersering pada usia antara 45-75 tahun (11).
Semakin lanjutnya usia seseorang maka kemungkinan terjadinya penurunan anatomik dan
fungsional atas organ-organnya makin besar dan hernia adalah salah satu penyakit yang dapat
ditimbulkan oleh bertambahnya usia (9). Ini sesuai dengan pendapat Smelter bahwa pada
prinsipnya terjadinya hernia inguinalis adalah akibat peninggian tekanan di dalam rongga perut
dan kelemahan otot dinding rongga, karena faktor usia (2).
Dari hasil penelitian di atas diperoleh ada hubungan yang bermakna antara antara usia
kejadian hernia ingunalis dengan diperoleh nilai p-value=0.033. Dan juga menampilkan nilai
korelasi sebesar 0.201. Nilai ini menunjukkan hubungan antara usia kejadian hernia ingunalis
yang bernilai positif dengan tingkat keeratan rendah. Dari hasil di atas dapat diartikan semakin
bertambahnya usia maka semakin besar kemungkinan mengalami hernia inguinalis. Hasil
penelitian di atas sejalan dengan penelitian(5) dimana terdapat hubungan bermakna antara
usia dan hernia inguinalis lateralis (p =0,004). Sama halnya juga penelitan yang dilakukan
oleh(2) hasil uji statistik usia didapatkan hasil p=0,028 artinya ada hubungan usia dengan jenis
hernia inguinalis.
Secara umum hernia merupakan penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau
bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan(10). Menurut buku (15) hernia adalah suatu
penonjolan sebagian organ atau jaringan melalui lubang yang abnormal. Hernia pada pasien ini
terjadi akibat tekanan intra abdomen yang meningkat secara terus menerus ketika pasien
mengangkat benda berat sehingga otot dinding perut menjadi lemah dan kendur. Terdapat
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kejadian hernia inguinalis antara lain faktor beban
kerja fisik (mengangkat berat) dan faktor usia(1).
Berat ringan beban kerja fisik yang dilakukan oleh seorang tenaga kerja dapat melakukan
aktifitas pekerjaan sesuai dengan kemampuan atau kapasitas kerja yang bersangkutan.
Semakin berat beban kerja maka semakin besar pula pergerakan otot yang digunakan sehingga
menyebabkan terjadi Hernia. Hernia pada pasien ini terjadi akibat tekanan intra abdomen yang
meningkat secara terus menerus ketika pasien mengangkat benda berat sehingga otot dinding

6
perut menjadi lemah dan akhirnya kendur sehingga pekerjaan angkat berat yang dilakukan
dalam jangka lama juga dapat melemahkan dinding perut(1). Hernia kebanyakan pada usia
lanjut dimana otot dinding rongga abdomen menjadi lemah, disebabkan proses degenerasi,
jika keduanya terjadi secara bersamaan maka akan menyebabkan terbukanya kanalis inguinalis
sehingga sebagian usus akan prolaps kedalam anulus inguinalis. Apabila penyakit Hernia tidak
cepat ditangani dan terlambat datang ke petugas kesehatan maka akan menimbulkan
berbagai macam komplikasi yang membahayakan penderita. Komplikasi tersebut adalah
terjadi strangulasi karena isi hernia terjepit oleh kantong hernia sehingga terjadi perforasi
usus (7).
Tidak ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit hernia inguinalis. Penatalaksanaan
hernia inguinalis dibagi menjadi dua yaitu konservatif dan operatif. Beberapa upaya
pencegahan agar meminimalisirkan kejadian hernia inguinalis yaitu usahakan untuk
mempertahankan berat tubuh yang sehat. Hal ini dapat membantu mengurangi tekanan
pada otot dibagian perut. Konsumsi makanan yang mengandung tinggi serat karena dapat
membantu mencegah konstipasi dan mengurangi tekanan di bagian perut. Untuk
menghindari kekambuhan diharapkan pasien post operasi hernia inguinalis menghindari hal-
hal yang dapat meninggikan tekanan di dalam rongga perut, misalnya batuk, mengenjan
serta mengangkat berat (14).

KESIMPULAN
Didapatkan ada hubungan yang signifikan antara usia dengan jenis hernia ingunalis.

SARAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi dan monitoring program-
program kesehatan yang sudah ada berkaitan dengan usia dan jenis hernia. Diharapkan juga
bagi institusi kesehatan agar dapat memberikan penyuluhan yang berkaitan dengan hubungan
antara usia lanjut dan hernia inguinalis dan agar dapat melakukan skrining hernia inguinalis
secara dini kepada masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
1. Tjitra DS. Analisis Efektivitas Biaya Laparoskopik Herniotomy dan Open Herniotomy pada Pasien
Hernia Inguinalis Unilateral di Rumah Sakit Gading Pluit Jakarta Utara Tahun 2014. J ARSI.
2014;2(2):127–38.

2. Qomariah SN. Beban kerja fisik dan usia menyebabkan hernia inguinalis. 2016;07:33–8.

3. Batubara SO. CHMK Nursing Scientific Journal Volume 1. No 1 APRIL 2017. Fakt Yang
Berhubungan Dengan Krjadian Hernia Di Rumah Sakit Umum Drh Prof DR W.z Johanes Kupang.
2017;1(1).

4. Siambaton SKR. Gambaran Faktor Resiko Pekerjaan dan Umur Terhadap Kejadian Hernia
Inguinalis di Rumah Sakit Haji Medan. Skripsi [Internet]. 2018;24. Available from:
repository.umsu.ac.id

5. Astuti MF, Virgiandhy IGN, Wicaksono A, Bedah SMF, Soedarso R, Biokimia D, et al. Hubungan
antara Usia dan Hernia Inguinalis di RSUD dr . Soedarso Pontianak. J Cerebellum.
2018;4(2):1052–8.

7
6. Indri Mayasari Sesa AAE 1Program. KARAKTERISTIK PENDERITA HERNIA INGUINALIS YANG
DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM ANUTAPURA PALU TAHUN 2012 PENDAHULUAN Hernia
inguinalis merupakan kasus bedah terbanyak setelah appendisitis . Sampai saat ini masih
merupakan tantangan dalam peningkatan stat. Heal Tadulako J. 2015;1(1):1–11.

7. Anasthasia dan Mandala Z. Profil Penderita Hernia Inguinalis Laki-Laki Dewasa Yang Dirawat Di
Ruangan Bedah Rsud Dr H Abdul Moeloek Periode Januari Sampai Dengan Desember 2013.
2015;2(3):151–6.

8. Wahid F, Isnaniah, Sampe J, Langitan A. Hernia inguinalis lateralis dextra dengan hemiparese
sinistra *. Med Prof (MedPro0. 2019;1(1):12–5.

9. Johanes PW. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hernia Di Rumah Sakit Umum
Daerah Prof. DR. W.Z Johanes Kupang Sakti. CHMK Nurs Sci J Vol [Internet]. 2017;1(1):12–9.
Available from: [email protected] ABSTRAK

10. Sjamsuhidajat, D. Buku Ajar Ilmu Bedah (Edisi IV ed.). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2017
11. Scott Kahan. Buku Ajar Ilmu Bedah. Tangerang : Binarupa Aksara ; 2011

12. Keith L Moore, A. F. Anatomi Beroreantasi Klinis (Edisi 5 Jilid 1 ed.) Jakarta: Erlangga; 2013

13. Sherwood, L. Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. Edisi 8. Jakarta: EGC;2017
14. Sjamsuhidajat R, De Jong W.Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 4. Penerbit Buku Kedokteran Egc. Jakarta;
2011
15. Dorland, W.A.N. Kamus saku kedokteran Dorland. Edisi 29.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2015

You might also like