Mioma Uteri

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 3, Nomor 1, Januari-April 2015

PREVALENSI MIOMA UTERI BERDASARKAN UMUR


DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO

Sabrianti Pasinggi
2
Freddy Wagey
2
Max Rarung

Kandidat skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado


Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: [email protected]

Abstract: Myoma uteri is a benign tumor of the uterine. Insidence of myoma uteri at 20% 30% of all women and continues to increase. The second most common gynecological tumors
in Indonesia. Commonly found in women of reproductive age and only 10% of myoma uteri is
still growing after menopause. Approximately 60% asymptomatic and almost 50% are found
incidentally on gynecologic examination. Objective: to determine the age prevalence of
uterine myomas compared with other gynecological tumors in the Prof. Dr R. D. Kandou
Hospital Manado.Methods:Retrospective descriptive study using medical records. Sample of
this study is 401 cases of gynecological tumors, 127 of them is cases of myoma uteri in period
of July1st2013-July 1st 2014. The data analysis is univariate analysis.Results and Conclusion:
The results of medical records in period July 1st 2013-July 1st2014, myoma uteri is the second
largest gynecological tumors (31.7%). Based on 127 cases, the suffered most from of myoma
uteri is the age between 41-50 years (56.7%). The highest prevalence of uterine myoma in the
age between 41-50 years (48.9%).
Keywords: gynecological tumors, myoma uteri, prevalence, age

Abstrak: Mioma uteri adalah tumor jinak pada uterus. Insidensinya sekitar 20%-30% dari
seluruh wanita dan terus mengalami peningkatan. Tumor ginekologi kedua terbanyak di
Indonesia. Umumnya ditemukan pada wanita usia reproduksi dan hanya 10% mioma uteriyang
masih tumbuh setelah menopause. Kira-kira 60% asimtomatik dan hampir 50% ditemukan
secara kebetulan pada pemeriksaan ginekologik.Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui
prevalensi mioma uteri berdasarkan umur dibandingkan dengan tumor ginekologi lainnya di
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.Metode Penelitian:Desain deskriptif retrospektif
menggunakan catatan rekam medik. Sampel pada penelitian ini adalah 401 kasus tumor
ginekologi, 127 di antaranya kasus mioma uteri periode 1 Juli 2013-1 Juli 2014. Analisis data
yang digunakan adalah analisis univariat.Hasil dan Kesimpulan:Darihasil catatan rekam
medik pada periode 1 Juli 20131 Juli 2014, mioma uteri merupakan tumor ginekologi kedua
terbanyak (31,7%). Dari 127 kasus yang paling banyak menderita mioma uteri adalah
kelompok umur 41-50 tahun (56,7%). Prevalensi mioma uteri tertinggi pada kelompok umur
41-50 tahun (48,9%).
Kata kunci: tumor ginekologi, mioma uteri, prevalensi, umur

Kesehatan reproduksi wanita memberikan


pengaruh yang besar danberperan penting
terhadap kelanjutan generasi penerus bagi
suatu negara serta merupakan parameter
kemampuan
Negara
dalam

menyelenggarakan pelayanan kesehatan


terhadap masyarakat.1
Salah satu masalah pada kesehatan
reproduksi wanita adalah ditemukannya
mioma uteri yang insidensinya terus
71

Pasinggi, Wagey, Rarung: Prevalensi mioma uteri...

mengalami peningkatan.2Mioma uteri


adalah tumor jinakotot polos yang terdiri
dari sel-sel jaringan otot polos, jaringan
ikat fibroid dan kolagen. Beberapa istilah
untuk mioma uteri antara lain fibromioma,
miofibroma,
leiomiofibroma,
fibroleiomioma, fibroma, dan fibroid.3
Mioma uteri belum pernah ditemukan
sebelum terjadinya menarche dan setelah
menopause hanya kira-kira 10% mioma
yang masih tumbuh, sebagian besar
ditemukan pada wanita usia reproduksi
sebanyak 20-25%.4,5 Diperkirakan insiden
mioma uteri sekitar 20%-30% dari seluruh
wanita.6
Studi prevalensi yang dilakukan di
delapan negara pada tahun 2009
melaporkan kejadian
mioma uteri
sebanyak 4,5% pada wanita Inggris, 4,6%
Perancis, 5,5% Kanada, 6,9% Amerika
Serikat, 7% Brazil, 8% Jerman, 9% Korea,
dan 9,8% di Italia.Prevalensi mioma uteri
mengalami peningkatan hingga 14,1% pada
kelompok umur 40 tahun ke atas. Rata-rata
mioma uteri didiagnosis pada rentang usia
33,5 hingga 36,1 tahun.7
Mioma uteri merupakan tumor jinak
terbanyak pada wanita dan merupakan
indikasi histerektomi tersering di Amerika
Serikat.7 Tercatat sebanyak 39% dari
600.000 histerektomi yang dilakukan di
Amerika Serikat tiap tahunnya.Studi yang
dilakukan di Amerika Serikat dengan
teknik random sampling pada wanita usia
35-49 tahun menemukan bahwa 60% kasus
terjadi pada usia 35 tahun dan meningkat
sebanyak 80% di usia 50 tahun pada wanita
Afro-Amerika. Sedangkan pada wanita
Kaukasian insiden mioma uteri mencapai
40% pada usia 35 tahun dan 70% pada usia
50 tahun.8
Resiko mioma uteri meningkat
seiring
dengan
peningkatan
umur.
Penelitian di Italia (2004) melaporkan 73
kasus mioma uteri dari 341 wanita pada
usia 30-60 tahun dengan prevalensi 21,4%.
Di India (2006) terdapat 150 kasus mioma
uteri, 77 kasus (51%) terjadi pada wanita
usia 40-49 tahun dan 45 kasus (30%)
terjadi pada wanita umur lebih dari 50
tahun.9 Di Nigeria (2014) melaporkan

prevalensi mioma uteri sebanyak 44,41%


pada wanita dengan usia 31-40 tahun
dengan usia rata-rata terjadi pada wanita
usia 30,5 tahun.10
Jumlah kejadian penyakit ini
diIndonesia menempati urutan kedua
setelahkanker serviks. Mioma uteri
ditemukan pada 2,39%-11,7% pada semua
penderita ginekologi yang dirawat, sering
ditemukan pada wanita nulipara atau
kurang subur daripada wanita yang sering
melahirkan.6 Prevalensi mioma uteri di
Surabaya dan Riau masing-masing
sebanyak 10,03% dan 8,03% dari semua
pasien ginekologi yang dirawat.11,12
Data di RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou
Manado menyatakan bahwa mioma uteri
menempati urutan pertama penyakit
ginekologi tersering. Sebanyak 408 kasus
mioma uteri ditemukan pada tahun 20112013, dengan rincian 112 kasus (16%) pada
tahun 2011, 168 kasus (25%) pada tahun
2012, dan 128 kasus (25,6%) pada tahun
2013.13,14,15
Sekitar dua per tiga kasus mioma
uteri asimtomatik dan hampir setengah dari
kasus ditemukan secara kebetulan pada
pemeriksaan
ginekologik.Diperkirakan
hanya 20-50% mioma saja yang
menimbulkan
gejala
klinik
seperti
menoragia, ketidaknyamanan pelvis, serta
disfungsi reproduksi. Sehingga tidak ada
korelasi antara besarnya mioma dengan
keluhan yang muncul.6,16,17
Berdasarkan uraian di atas, dapat
diketahui bahwa mioma uteri termasuk
dalam
neoplasma
jinak
ginekologi
asimtomatik tersering dengan insiden satu
dari empat wanita selama masa reproduksi
aktif. Oleh karena itu, wanita usia subur
diharapkan partisipasinya untuk melakukan
pemeriksaan ginekologi secara teratur agar
terhindar dari kejadian tumor jinak ini serta
penegakkan diagnosis dan penanganan dini
dapat dilakukan.
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
merupakan rumah sakit pendidikan
yangmenjalin
kerjasama
dengan
Universitas Sam Ratulangi Manado.
Sebagairumah sakit rujukan di Manado dan
sekitarnya,
melayani
persoalan72

Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 3, Nomor 1, Januari-April 2015

persoalankesehatan dari segala aspek


lapisan masyarakat dan memilikijumlah
kasus mioma uteri yang cukup tinggi.
Berdasarkan pada kenyataan diatas, maka
hal ini mendorong peneliti untuk
mengetahui lebih jauh mengenai prevalensi
mioma
uteri
berdasarkan
umur
dibandingkan dengan tumor ginekologi
lainnya di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado.

HASIL DAN BAHASAN PENELITIAN


Berdasarkan
hasil
penelitian
retrospektif,tercatat jumlahkasus berusia 21
sampai >60 tahun yang terdiagnosis
menderita tumor ginekologi di Bagian
ObstetriGinekologi RSUP Prof. Dr. R.D.
KandouManado periode 1 Juli 2013 - 1Juli
2014sebanyak401 kasus. Mioma uteri
merupakan tumor ginekologi kedua
tersering sebanyak 127 kasus (31,7%)
(Tabel 1).

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang dilakukan
adalah penelitian deskriptif dengan
pendekatan retrospektif. Penelitian ini
dilakukan di bagian Obstetri dan
Ginekologi RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou
pada bulan Oktober sampai Desember
2014. Populasi dalam penelitian ini adalah
semua pasien rawat inap umur 21 hingga
lebih dari 60 tahun di bagian Obstetri dan
Ginekologi RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado selama periode 1 Juli 2013-1 Juli
2014 yang didiagnosis mioma uteri.
Sampel pada penelitian ini adalah jumlah
populasi (total sampling).
Pengumpulan data dilakukan dengan
memanfaatkan data sekunder dari catatan di
rekam medik dan buku register instalasi
rawat inap Bagian Obstetri Ginekologi
RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou periode 1 Juli
2013- 1 Juli 2014. Data kemudian diseleksi
dan dikumpulkan dengan mencatat variabel
yang
diperlukan
yang
kemudian
dikelompokkan menurut pengelompokkan
data.
Analisis datayang dilakukanyaitu
analisis univariat untuk mengetahui
distribusi frekuensi tiap variabel. Adapun
variabelyang diteliti antara lain kejadian
mioma uteri, kejadian tumor ginekologi
lainnya, umur pasien mulai dari 21 tahun
hingga lebih dari 60 tahun yang dibagi ke
dalam lima kelompok umur. Kemudian
dilakukan perhitungan untuk mengetahui
prevalensi mioma uteri, di mana jumlah
kasus mioma uteri per kelompok umur
dibagi jumlah tumor ginekologi pada
kelompok umur yang sama kemudian
dipersentase.

Tabel 1. Distribusi kejadian mioma uteri


Tumor ginekologi
n
%
Adenomiosis
4
1
Ca cerviks
1
0,2
Ca corpus
2
0,5
Ca endometrium
6
1,5
Ca ovarium
15
3,7
Ca serviks
82
20,4
Hiperplasia endometrium
2
0,5
Kista ovarium
129 32,2
Koriokarsinoma
4
1
Mioma uteri
127 31,7
Polip serviks
2
0,5
Tumor padat ovarium
27
6,7
Total
401
100
Dari data rekam medis, ditemukan
kasus non mioma uteri (tabel 1) sebanyak
274 kasus (68,3%) dan kasus mioma uteri
sebanyak 127 kasus (31,7%). Hal ini sesuai
dengan Norwitz(2007) yang menyatakan
hampir
sepertigakasus
ginekologi
merupakan mioma uteri,dengan angka
estimasi mioma uteri 25-30% .9
Dari tabel 2, diperoleh hasil mioma
uteri terbanyak pada kelompok umur 41-50
tahun berjumlah 72 kasus (56,7%) dan
terendah pada usia 20-30 tahun, di mana
tidak ada kejadian mioma uteri yg
dilaporkan pada kelompok usia ini serta
pada kelompok umur >60 tahun sebanyak
satu kasus atau 0,8%. Hasil penelitian ini
sesuai dengan penelitian Kurniasari di
RSUD Dr. Moerwadi Surakarta yang
menemukan bahwa frekuensi penderita
mioma uteri terbanyak pada kelompok
umur 41-50 tahun yaitu 61,40%.18
73

Pasinggi, Wagey, Rarung: Prevalensi mioma uteri...

Penelitian Ginting di RSUD Dr. Pirngadi


Medan juga menemukan sebanyak 59,9%
mioma uteri ada pada kelompok umur 4049 tahun.12Sejalan dengan hal tersebut,
penelitian Muzakir di RSUD Arifin
Achmad Riau melaporkan bahwa frekuensi
mioma uteri terbanyak pada kelompok
umur 45-49 tahun (45,94%).19Penelitian
sebelumnya di RSUP Prof. Dr. R.D.
Kandou Manado oleh Pratiwi, juga
menemukan frekuensi tertinggi mioma
uteri yaitu pada kelompok umur 35-49
tahun sebanyak 69,1%,9sehingga dapat
diambil kesimpulan bahwa hasil penelitian
berada dalam rentang umur yang sama.
Dari 127 kasus (tabel 2), ditemukan
bahwa rata-rata mioma uteri di RSUP Prof.
Dr. R.D. Kandou Manado terdiagnosis
pada umur 44,47 tahun dengan usia
minimum yaitu 31 tahun dan usia
maksimum 61 tahun.Hasil ini hampir sama
dengan
penelitian
Fradhan
yang
menemukan usia rata-rata pasien mioma
uteri yaitu 43,3 tahun.20

pada kelompok umur >60 tahun sebanyak


3,4 %. Temuan ini lebih rendah dari
penelitian Joedosaputro yang mengatakan
prevalensi mioma uteri yang ditemukan
wanita menopause sebesar 10%.22Suhatno
juga menyatakan bahwa mioma uteri
ditemukan sekitar 20% pada wanita usia
reproduksi dan sekitar 40%-50% pada
wanita usia di atas 40 tahun.23Hal ini
menunjukkan bahwa kejadian tumor ini
meningkat pada usia reproduksi. Manuaba
(2009)
mengemukakan
bahwaseiring
dengan dimulainya usia reproduksi,maka
mulai
terjadi
berbagai
masalah
yangberhubungan
dengan
kesehatan
reproduksiatau alat reproduksi.1
Tabel 3. Prevalensi
berdasarkan umur
Umur
21-30
31-40
41-50
51-60
>60
Total

Tabel 2. Distribusi kejadian mioma uteri


berdasarkan umur
Umur
n
%
21-30 tahun
0
0
31-40 tahun

35

27,6

41-50 tahun

72

56,7

51-60 tahun

19

15

>60 tahun

0,8

127

100

Total

Mioma
uteri
n
0
35
72
19
1
127

%
0
27,6
56,7
15
0,8
100

mioma

Non
mioma
uteri
n
%
35 12,8
66 24,1
75 27,4
70 25,5
28 10,2
274 100

uteri

Prevalensi
(%)
0
34,6
48,9
21,3
3,4

Ada beberapa alasan yang mendasari


peningkatan jumlah mioma uteri yang
terdiagnosis pada usia >40 tahun antara
lain karena peningkatan pertumbuhan
atau peningkatan gejala yang dirasakan dari
mioma yang telah ada jauh sebelum gejala
tersebut dirasakan oleh penderita. Selain
itu, pada usia ini kesediaan penderita untuk
N Min Max Mean SD
127 31
61 44.47 6.075

Wiknjosastro menyatakan bahwa


frekuensi kejadian mioma uteri paling
tinggi antara usia 35 50 tahun yang
mendekati angka 40%, jarang ditemukan
pada usia di bawah 20 tahun. Hal ini
disebabkan karena pada usia sebelum
menarche kadar estrogen rendah, dan
meningkat pada usia reproduksi serta akan
turun pada usia menopause.21
Tabel 3 menunjukkanprevalensi
tertinggi mioma uteri pada kelompok umur
41-50 tahun sebanyak 48,9%dan terendah

Umur
Pasien
datang ke pusat pelayanan kesehatan untuk
menjalani prosedur pembedahan ginekologi
lebih besar sehingga mioma uteri ini dapat
terdiagnosis. Hipotesis lain menyatakan
bahwa faktor hormonal yang disebabkan
oleh stimulasi hormon estrogen selama 20
sampai 30 tahun memuncak pada usia >40
tahun.24
74

Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 3, Nomor 1, Januari-April 2015

Peningkatan umur merupakan faktor


resiko terjadinya mioma uteri. Hal ini
disebabkan karena pertumbuhan dan
perkembangan mioma uteri disebabkan
oleh stimulasi hormon estrogen yang
disekresikan oleh ovarium. Mioma uteri
jarang timbul pada usia sebelum menarche
dan sesudah menopause, tumbuh dengan
lambat dan sering terdeteksi pada usia
dekade keempat.25
Berdasarkan hasil penelitian di atas,
diketahui bahwa mioma uteri paling sering
terjadi pada kelompok umur 41-50 tahun
atau dekade keempat. Pengaruh paparan
hormon estrogen terhadap kejadian mioma
uteri berjalan bertahap dan berkembang
seiring peningkatan usia, di mana terdapat
perbedaan pada setiap individu. Hal inilah
yang mengakibatkan terdapat variasi
distribusi kejadian mioma uteri pada
beberapa kelompok umur. Namun onset
perubahan seluler pada mioma uteri paling
sering termanifestasi pada usia 40-an dan
menurun pada usia lebih tua, walaupun
proses perkembangan perubahan seluler ini
sudah berlangsung sejak usia reproduksi
awal.

DAFTAR PUSTAKA
1. Manuaba IBG. Memahami Kesehatan
Reproduksi Wanita. Edisi 2. Jakarta:
PenerbitEGC; 2009.
2. Schwartz S.I. Intisari Prinsip Prinsip
IlmuBedah. Edisi 6.Jakarta: Penerbit
EGC; 2000.
3. Hadibroto, Budi R. Mioma Uteri. Majalah
Kedokteran Nusantara, Volume 38,
No. 3, September 2005.
4. Guyton AC. Fisiologi Kedokteran.Edisi 11.
Jakarta: Penerbit EGC.2007.
5. Adriaansz G. In: Prawirohardjo S,
Wiknjosastro H, Sumapraja S,
editorts.
Ilmu
Kandungan
(EdisiKetiga). Jakarta: Yayasan Bina
PustakaSarwono, 2011; p.12, 274278.
6. Baziad A. Endokrinologi Ginekologi. Edisi
ketiga. Jakarta: Media Aesculapius
FKUI.2008:2015-23.
7. Zimmermann et al. Prevalence, symptoms,
and management of uterine fibroids:
an international internet-based survey
of 21,746 women. BioMed Central
Women., June 2012:1-2.
8. Advancing Minimally Invasive Ginecology
(AAGL) Practice Report: Practice
Guidelines for The Diagnosis and
Management
of
Submucou
Leiomyomas. Elsevier. Journal of
Minimally Invasive Ginecology. Vol
19. No 2. March/April 2012:152-55.
9. Pratiwi, Lilis. Hubungan usia reproduksi
dengan kejadian mioma uteri di
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado [Skripsi]. Manado:FKUUnsrat;2012.
10. Odokuma EI. Age prevalence of
leiomyoma uteri: a histopathologic
study. Sciencedomain. British Journal
of Applied Science & Technology.
Vol 4. April 2014: 2395-99.
11. Lilyani, D.I. Hubungan faktor resiko dan
kejadian mioma uteri di RSUD
Tugurejo
Semarang
[Skripsi].
Semarang:FKU-Universitas
Muhammadiyah Semarang;2012.
12. Ginting LYB. Karakteristik penderita
mioma uteri yang dirawat inap RSUD
Dr. Pirngadi Medan tahun 2009-2011
[Skripsi]. Medan:FKM-USU;2012.
13. Bagian Obstetri Ginekologi RSUP Dr. Prof.
R. D. Kandou Manado. Tabel 10
Kasus Ginekologi Terbanyak Pada

SIMPULAN
Dari hasil penelitian yang dilakukan
di Bagian Obstetri & Ginekologi RSUP
Prof Dr. R.D. Kandou Manado periode 1
Juli 2013-1 Juli 2014, dapat diambil
kesimpulan bahwa jumlah pasien mioma
uteri adalah 127 pasien (31,7%) dari 401
kasus tumor ginekologi.Angka kejadian
mioma uteri terbanyak pada kelompok
umur 41-50 tahun sebanyak 72 kasus
(56,7%).Prevalensi mioma uteri tertinggi
pada kelompok umur 41-50 tahun sebanyak
48,9% .
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih disampaikan
pada dosen pembimbing dan penguji, yang
telah memberikan masukan, saran, dan
kritik serta kepada semua pihak yang baik
secara langsung maupun tidak langsung
telah membantupenulis sehingga dapat
menyelesaikan penelitian ini.
75

Pasinggi, Wagey, Rarung: Prevalensi mioma uteri...


Tahun 2011. Manado. 2012
14. Bagian Obstetri Ginekologi RSUP Dr. Prof.
R. D. Kandou Manado. Tabel 10
Kasus Ginekologi Terbanyak Pada
Tahun 2012. Manado. 2013
15. Bagian Obstetri Ginekologi RSUP Dr. Prof.
R. D. Kandou Manado. Tabel 10
Kasus Ginekologi Terbanyak Pada
Tahun 2013. Manado. 2014
16. Benson R. Buku Saku Obstetri dan
Ginekologi. Edisi 6. Jakarta: Penerbit
EGC, 2008.
17. Hillegas KB. Gangguan Sistem Reproduksi
Perempuan. Dalam: Price SA, Wilson
LM. Patofisiologi. Edisi Keenan, vol.
2. Alih Bahasa Pendit BU, Hartanto
H, Wulansari P, Mahanani DA.
Jakarta: Penerbit EGC.2006:12761310.
18. Kurniasari T.Karakteristik mioma uteri di
RSUD Dr. Moewardi Surakarta
Periode Januari 2009-Januari 2010
[Skripsi]. Surakarta:FKU-Universitas
Sebelas Maret Surakarta;2010.
19. Muzakir. Profil Penderita Mioma Uteri di
RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau
Periode 1 Januari-31 Desember 2006.
[Skripsi].
Pekanbaru:FKUUniversitas Riau;2008.
20. Fradhan P, Acharya N, Kharel B et-al.
Uterine Myoma: A Profile of
Nepalese Women. N.J. Obstet.

Gynaecol. Vol. 1/No. 2. 2006:47-50.


21. Prawirohardjo S, Wiknjosastro H,
Sumapraja
S,
2007.
Ilmu
kandungan. Edisi II. Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo,
2005. 338-345.
22. Joedosaputro MS. Ilmu Kandungan.
Wiknjosastro H, Saifuddin AB,
Rachimhadi T. Editor. Edisi Ke-2.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka,
2005.338-345.
23. Suhatno. Tumor Kandungan Picu Wanita
Enggan Berhubungan Seks. Suara
Surabaya.
http://www.suarasurabaya.net/05/kela
nakota.html Last update: Apr 28,
2007. [Diakses pada: 6 Januari 2015].
24. Wachidah, Qonita. Hubungan Hiperplasia
Endometrium dengan Mioma Uteri:
Studi Kasus Pada Pasien Ginekologi
RSUD Prof. DR. Margono Soekardjo
Purwokerto. Mandala of Health
Journal. Volume 5. Nomor 3,
September 2011
25. Parker WH. Etiology, Symtomatology, and
Diagnosis of Uterine Myomas.
Department of Obstetrics and
Gynecology UCLA School of
Medicine. California: journal of
American Society for Reproductive
Medicine. 2007;87:p725-33.

76

You might also like