Contoh Jurnal
Contoh Jurnal
Contoh Jurnal
Abstract :This study aims to determine the effect of Tunnel Game Figure To
Counting Ability Of Child Aged 5-6 Years In Paud As-Shifa Citra Tampan Sub District
Pekanbaru City. The population in this study that children B classes totaling 25
children and sample in this study amounted to 25 children. The method used pre-
experimental design with one group pretest posttest design that experiments conducted
on one group alone with no comparison group. This type of instrument used in this
study is to use the observation and documentation to take notes about events that
occurred during the treatment given. Based on the results obtained by testing the
hypothesis that there are significant Tunnel Game Figure To Counting Ability Of Child
Aged 5-6 Years In Paud As-Shifa Citra Tampan Sub District Pekanbaru City. This
known t count 11.431 or significance (0.000), because sig < 0.05, it can be concluded
that there are differences in the ability to know counting ability on students significant
before and after using Tunnel Game Figure in the learning. Hypothesis testing can be
seen on t = 11.431 > table = 2,064. It has been suggested that there are significant
differences in the results between the pretest and posttest. Tunnel Game Figure To
Counting Ability Of Child Aged 5-6 Years In Paud As-Shifa Citra Tampan Sub District
Pekanbaru City amounted to 60,4%.
PENDAHULUAN
Pada masa usia dini anak mengalami masa keemasan golden age yang
merupakan masa dimana anak mulai merasakan dan sensitif untuk menerima berbagai
rangsangan. Pada masa ini setiap anak memiliki rasa atau sensitif yang berbeda–beda,
seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan anak secara individu. Masa peka adalah
masa terjadinya kematangan fungsi fisik dan psikis yang siap merespon, masa ini
merupakan masa pertama untuk mengembangkan kemampuan kognitif, motorik,
bahasa, sosio emosional agama dan moral.
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Pasal 1 Nomor 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu
upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan anak berusia 6
tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
kejenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Anak adalah mutiara bagi setiap orang tua, anak adalah sosok manusia yang
sama persis seperti kita dalam hak dan kewajibannya terhadap alam semesta lingkungan
hidupnya. Anak usia dini adalah sekelompok individu yang dalam proses pertumbuhan
dan perkembangannya sangat aktif, energik, memiliki rasa ingin tahu, memiliki sifat
unik yang sangat kuat dan berperilaku spontan. Anak merupakan investasi yang sangat
penting bagi sumber daya manusia (SDM) dimasa depan. Dalam rangka mempersiapkan
SDM yang berkualitas dimasa depan, pendidikan merupakan hal yang penting untuk
diberikan sejak usia dini. Pendidikan merupakan investasi besar yang dapat diyakini
dapat memperbaiki kehidupan suatu bangsa
Pelaksanaan program belajar di TK juga harus menciptakan suasana yang
nyaman, aman, dan menyenangkan bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak
usia dini adalah masa yang sangat strategis untuk mengenal lambang bilangan pada jalur
matematika, karena usia dini sangat peka terhadap rangsangan yang diterima dari
lingkungan. Rasa ingin tahunya yang tinggi akan tersalurkan apabila mendapatkan
stimulus rangsangan yang sesuai dengan tugas perkembangannya. Apabila
pembelajaran mengenal lambang bilangan diberikan berbagai macam permainan tentu
akan lebih efektif karena bermain merupakan wahana belajar bagi anak. Hal tersebut
diyakini akan berhasil mempelajari sesuatu apabila yang ia pelajari sesuai dengan minat,
kebutuhan, dan kemampuannya. Oleh karena itu, guru dalam merencanakan dan
melaksanakan pembelajaran harus disesuaikan dengan alat belajar, sumber belajar dan
metode pembelajarannya. Secara psikologis anak berkembang seacara menyeluruh,
artinya terdapat kaitan erat antara aspek perkembangan yang satu dengan aspek
perkembangan yang lainnya.
Taman kanak-kanak merupakan lembaga pendidikan informal sebelum anak
memasuki sekolah dasar. Lembaga ini dianggap penting karena pada masa ini anak pada
usia keemasan yang didalammya masa peka yang hanya datang sekali. Salah satu
bidang pengembangan kognitif yang mengarahkan berbagai kemampuan anak
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Bermain merupakan sesuatu yang menyenangkan bagi anak, suasana yang
menyenangkan dapat memicu kretifitas dan menumbuhkan kemampuan, kemandirian
dan rasa percaya diri pada anak. Dengan demikian diharapkan potensi yang ada pada
anak dapat berkembang sacara optimal melalui aspek perkembangan anak yaitu
meghitung atau menyebutkan urutan bilangan.
4
METODE PENELITIAN
Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik analisis
uji- t. Untuk melihat apakah ada pengaruh permainan terowongan angka terhadap
kemampuan berhitung anak sebelum dan setelah diberi perlakuan. Adapun proses
analisis data ini menghitung efektifitas treatment (perlakuan) perbedaan rata-rata
dengan uji-t Suharsimi Arikunto (2010) sebagai berikut
∑( )
√
( )
Sebelum dilakukan analisis, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi berupa uji
normalitas, uji linearitas, uji homogenitas dan uji hipotesis.
Pada kemampuan berhitung anak usia 5-6 tahun di PAUD As-Shifa Citra
Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru sebelum permainan terowongan angka bahwa pada
skor akhir tertinggi terdapat pada indikator 1 dan 5 yaitu anak dapat mengenal konsep
bilangan 1-10 dengan skor akhir 87, persentase 87% yang berada pada kriteria BSB,
pada mengurutkan benda 1-10 mendapatkan skor akhir 86, persentase 86% dengan
kriteria BSB dan Skor akhir terendah terdapat pada indikator 4 yaitu anak dapat
mengenal pengurangan dengan benda-benda 1-10 dengan skor akhir 77, persentase 77%
yang berada pada keriteria BSB.
Kemampuan Berhitung Anak Usia 5-6 Tahun Di PAUD As-Syifa Citra
Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru setelah penerapan permainan terowongan angka
bahwa skor akhir tertinggi barada pada indikator 1 dan 5 yaitu anak dapat mengenal
konsep bilangan 1-10 mendapat skor akhir 99 dengan persentase 99% dan mendapat
penilaian BSB, mengurutkan benda 1-10 mendapat skor akhir 99 degan persentase 99%
mendapat penilaian BSB. Skor terendah terdapat pada indikator mengenal penambahan
dengan benda-benda 1-10 mendapat skor akhir 86 dengan persentase 86% dan
mendapat penilaian BSB.
Perbandingan data sebelum dan setelah permainan terowongan angka bahwa
anak mengalami peningkatan. Anak pada ketegori BSB sebanyak 20 orang anak
dengan persentase 80%, yang berada pada kategori BSH terdapat 5 orang anak dengan
persentase 20%, yang berada pada kategori MB sebanyak 0 orang anak atau 0% dan
yang berada pada kategori BB sebanyak 0 anak atau 0%. Kemudian terjadi peningkatan
menjadi anak yang berada pada kategori BSB sebanyak 25 orang anak atau 100% , yang
berada pada ketegori BSH sebanyak 0 orang anak atau 0%, yang berada pada kategori
MB dan BB dengan 0 rang anak aatau 0%
Uji hipotesis adalah metode pengambilan keputusan yang berdasarkan dari
analisis data, baik dari percobaan yang terkontrol, maupun dari observasi (tidak
terkontrol). Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan metode t-test untuk
melihat perbedaan sebelum dan setelah perlakuan serta untuk melihat seberapa besar
pengaruh permainan terowongan angka terhadap kemampuan anak usia dini. Dengan dk
6
= 24, maka dapat dilihat harga t hitung = 11.431 lebih besar dari pada ttabel = 2,064
dengan demikian Ho = ditolak dan Ha = diterima. Berarti dalam penelitian ini terdapat
pengaruh kemampuan berhitung sebelum dan setelah menggunakan permainan
terowongan angka di PAUD As-Shifa Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru.
Kriteria pengambilan keputusan dalam pengujian hipotesis didasarkan pada nilai
probabilitas t statistik (Sig.t) yang diperoleh berdasarkan taraf signifikansi (α) = 0,05.
Bila nilai p ≤ 0,05, berarti ada pengaruh signifikan. Bila koefisien yang diperoleh
bernilai positif berarti pengaruh positif dan signifikan.
Tabel 4.1 Gambaran Umum Mengenai Kemampuan Berhitung Pada Anak Usia 5-6
Tahun Sebelum Di Berikan Media Terowongan Angka (Pretest)
Skor di mungkinkan
Variabel (Hipotetik)
X min X max Mean SD
Pretest 5 20 12,5 2,5
Posttest 5 20 12,5 2,5
Sumber: Olahan data penelitian 2017
Tabel 4.3 Kemampuan Berhitung Pada Anak Usia 5-6 Tahun Di PAUD As-Syifa
Citra Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru Sebelum Penerapan
Permainan Terowongan Angka
No Kategori Rentang skor F %
1 BSB 76% - 100% 20 80%
2 BSH 56% - 75% 5 20%
3 MB 41% -55% 0 0%
4 BB 40% - 0% 0 0%
Jumlah 25 100%
Sumber: Olahan data penelitian 2017
Tabel 4.5 Kemampuan Berhitung Pada Anak Usia 5-6 Tahun Di PAUD As-Shifa Citra
Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru Setelah Penerapan Permainan
Terowongan Angka
No Kategori Rentang skor F %
1 BSB 76% - 100% 25 100%
2 BSH 56% - 75% 0 0%
3 MB 41% -55% 0 0%
4 BB 40% - 0% 0 0%
Jumlah 25 100%
Sumber: olahan data penelitian 2017
80%
60%
40%
20%
0% 0% 0%
0%
BSB BSH MB BB
Tabel 4.6 Rekapitulasi Kemampuan Berhitung Anak Usia 5-6 Tahun Di PAUD As-
Shifa Citra Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru Sebelum Dan Setelah
Menerapkan Permainan Terowongan Angka
Rentang Sebelum Setelah
No Kategori skor
f % F %
1 BSB 76%-100% 20 80% 25 100%
2 BSH 56%-75% 5 20% 0 0%
3 MB 41%-55% 0 0% 0 0%
4 BB 40%-0% 0 0% 0 0%
Jumlah 25 100% 25 100%
Sumber: olahan data penelitian 2017
9
100%
0% 0% 0%
80%
20% 0% 0%
BSB BSH MB BB
Berdasarkan perbandingan sebelum dan setelah treatment dan hasil grafik dapat
diketahui bahwa seluruh anak mengalami peningkatan dalam kemampuan berhitung
pada anak usia 5-6 tahun yaitu dilihat dari yang semula tedapat 20 orang anak pada
kategori berkembang sangat baik atau 80% dan kategori berkembang sesuai harapan
berjumlah 5 orang anak atau 20%. Setelah diberikan perlakuan (treatment) menjadi
kategori berkembang sangat baik berjumlah 25 orang anak atau 100%, pada kategori
berkembang sesuai harapan berjumlah 0 orang anak atau 0% dan kategori mulai
berkembang 0 orang anak atau 0%. Sebelum uji Hipotesis maka dilaksanakann uji
prasyarat sebagai berikut:
Uji Linearitas
Uji linearitas pada penelitian ini menggunakan SPPS Windows Ver.23 Untuk
mengetahui lebih lanjut dapat dilihat tabel berikut ini:
10
Uji Homogenitas
Uji Normalitas
Ketentuan yang digunakan adalah jika nilai sig < 0,05 maka data tidak
berdistribusi normal, sebaliknya jika nilai sig ˃ 0,05 maka data berdistribusi normal
(Jonathan Sarwono, 2012). Hasil dari uji normalitas dapat dilihat pada tabel berikut:
Data tabel diketahui data berdistribusi normal hal ini dapat dilihat dari nilai sig
sebelum perlakuan adalah 0,052 dan nilai sig setelah perlakuan adalah 0,005. Nilai
tersebut menunjukkan bahwa nilai sig lebih besar dari 0,05 sehingga Ho diterima dan
Ha ditolak.
Uji Hipotesis
Data dikatakan mengalami peningkatan yang signifikan jika sig < 0,05. Jika sig
> 0,05 maka Ho diterima, Ha ditolak dan sebaliknya jika sig < 0,05 maka Ho ditolak,
Ha diterima. Adapun hasil uji hipotesis adalah sebagai berikut
Untuk mengetahui hipotesis diterima atau ditolak berdasarkan data spss windows
for vesion 23 dapat dilihat dari perbandingan hasil thitung dengan nilai ttable yaitu hasil
dari perhitungan uji t, terlihat bahwa hasil thitung sebesar 11,43 dengan df yaitu:
Df = ( )
= (25 ) = 24
Kriteria pengujian hipotesis adalah Ho diterima jika nilai Sig. (2-tailed) <0,05.
Berdasarkan tabel diatas diperoleh uji satistik dengan thitung = -11.431 uji dua pihak
berarti harga mutlak, sehingga nilai (-) tidak dipakai (Sugiyono, 2010) sehingga thitung
(11.43). Sedangkan ttabel (5%) (df=n-1, df=25-1=24) sehingga ttabel 2,064. Karena thitung
lebih besar dari ttabel atau 11.43>2,064 maka dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh
media terowongan angka terhadap kemampuan berhitung pada anak usia 5-6 tahun di
PAUD As-Shifa Citra Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru.
Menurut Depdiknas (2007) pengenalan konsep berhitung pada anak usia dini
haruslah dimulai dengan mencoba-coba membilang dari tingkatan yang sangat
sederhana atau yang disebut dengan konsep korespondensi satu satu kemudian baru
pada pengenalan konsep yang lainnya yang meliputi konsep: pola, klasifikasi atau
memilah, membilang, makna angka, pengenalannya, bentuk atau geometri, ukuran,
waktu dan ruang, penambahan dan pengurangan.
Berdasarkan analisis pengelolaan data dan hasil persentase di atas terdapat
pengaruh yang signifikan pada kemampuan berhitung anak usia dini. Hal ini dapat
dilihat dari hasil pretest diperoleh jumlah nilai dengan rata-rata. Jika dilihat secara
kategori perorangan sebelum diberi treatment maka berada pada kategori Belum Sesuai
Harapan (BSH) sebanyak 5 orang anak atau 20% dan berada pada kategori berkembang
sangat baik (BSB) sebanyak 20 orang anak atau 80%.
Setelah melaksanakan pretest maka tahap selanjutnya melaksanakan treatment
dengan menerapkan media terowongan angka. Pada tahap treatment peneliti
melaksanakan empat perlakuan pada anak usia 5-6 tahun di PAUD As-Shifa Citra
Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru diantara nya treatment menggunakan media
terowongan angka digunakan oleh peneliti secara berkesinambungan selama 4 kali
pertemuan. Penggunaan media dalam pembelajaran sangatlah penting, hal ini
ditegaskan menurut Azhar Arsyad (2011) ada beberapa fungsi dalam penggunaan media
diantaranya, pemusat perhatian anak, menggugah emosi anak, membantu anak
memahami materi pembelajaran, membangkitkan motivasi belajar anak, membuat
pembelajaran menjadi lebih kongkret, mengaktifkan suasana pembelajaran, dan
mengurangi pembelajaran yang berpusat pada guru.
Tahap selanjutnya adalah posttest diperoleh jumlai nilai dengan rata-rata 81.8%.
Sedangkan setelah treatment mengalami peningkatan yang signifikan yaitu anak yang
berada pada kategori Berkembang Sangat Baik (BSB) sebanyak 25 orang anak atau
100%, Berkembang Sesuai Harapan (BSH) sebanyak 0 orang anak atau 0%, yang
berada pada kategori Mulai Berkembang (MB) sebanyak 0 orang anak atau 0%, dan
tidak terdapat anak didik yang berada pada kategori Belum Berkembang atau 0 %.
Pada uji signifikansi perbedaan dengan t statistik diperoleh t-hitung = 11.43 dan
Sig = 0,000. Karena nilai Sig < 0,05 berarti signifikan. Jadi ada perbedaan perubahan
kemampuan berhitung anak didik yang signifikan antara sebelum dan sesudah
menerapkan media terowongan angka. Dimana setelah perlakuan mempunyai
13
perubahan yang lebih besar dibanding sebelum perlakuan. Hal ini berarti bahwa salah
satu cara untuk meningkatkan kemampuan berhitung anak adalah dengan menerapkan
media terowongan angka
Rendahnya kemampuan berhitung pada anak usia 5-6 tahun dikarenakan
kurangnya media yang menarik dan kegiatan pengajaran yang monoton. Moeslichatoen
(2004) mengatakan bahwa untuk mengajarkan suatu materi pelajaran seringkali tidak
cukup kalau guru TK hanya menjelaskan secara lisan saja. Dengan demikian
penggunaan media terowongan angka dalam proses pembelajaran meningkatkan
kemampuan berhitung pada anak usia 5-6 tahun.
Pada penelitian ini pengaruh penggunaan media terowongan angka terhadap
kemampuan berhitung pada anak usia 5-6 tahun dapat diketahui dengan cara
menghitung Gain skor ternormalisasi dengan hasil 60,4% yang termasuk pada kategori
tinggi. Hal ini dikarenakan penggunaan media terowongan angka yang bervariasi,
menarik dan kreatif sehingga anak tidak jenuh.
Hal ini membuktikan bahwa media terowongan angka dapat meningkatkan
kemampuan berhitung anak usia 5-6 tahun. Hasil ini juga didukung dengan hasil
analisis individual dimana rata-rata setiap anak didik penelitian mengalami peningkatan,
walaupun peningkatan tersebut bervariasi. Perubahan kemampuan berhitung anak didik
tunjukkan seperti anak didik sudah mampu mengenal konsep bilangan 1-10, anak sudah
bisa menyebutkan huruf-huruf abjad yang ditunjukkan guru, anak sudah bisa mengenal
konsep banyak sedikit, Anak sudah bisa mengenal penambahan dengan benda-benda 1-
10, mengenal pengurangan dengan benda-benda 1-10, mengurutkan benda 1-10.
Dengan adanya beberapa pernyataan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwasannya
media terowongan angka dalam penelitian ini efektif digunakan untuk meningkatkan
kemampuan berhitung pada anak usia dini. Penggunaan media terowongan angka dalam
pembelajaran dapat membantu anak meningkatkan aktivitas belajar anak baik secara
kognitif maupun fisik. Media pembelajaran yang sangat menyenangkan karena terdapat
unsur mengarahkan dan meningkatkan kemampuan berhitung pada anak.
Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa peningkatan
kemampuan berhitung pada anak didik adalah benar-benar karena perlakuan yang
diberikan yaitu menggunakan media terowongan angka. Penelitian ini dilakukan sesuai
dengan berbagai penelitian sebelumnya. Hasil ini menunjukkan bahwa media
terowongan angka dapat meningkatkan kemampuan berhitung yang disampaikan dalam
pembelajaran ketika berlangsung. Tetapi walaupun demikian masih banyak faktor-
faktor lain yang mempengaruhi tingkat kemampuan berhitung anak didik, semua faktor-
faktor yang mempengaruhi kemampauan berhitung anak perlu ditingkatkan agar dapat
berkembang secara maksimal dan tujuan yang menjadi keinginan sekolah dapat
tercapai
Simpulan
Kemampuan berhitung anak usia 5-6 tahun di PAUD As-Shifa Citra Kecamatan
Tampan Kota Pekanbaru sebelum menggunakan permainan terowongan angka
tergolong sedang. Artinya, masih ada anak yang belum mampu mencapai kemampuan
14
Rekomendasi
DAFTAR PUSTAKA
Anggani Sudono. 2003. Sumber Belajar Dan Alat Permainan Untuk Pendidikan Anak
Usia Dini. PT. Grasindo. Jakarta
Dewi Sunar Prasetyono. 2008. Biarkan Anak Mu Bermain. Diva Press. Jogjakarta
Dr. Anita Yus. 2011. Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-Kanak.
Kencana prenada media group. Jakarta
15
Ridwan. 2011. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru. Karyawan Dan Peneliti Pemula.
Alfabeta Bandung
Riduwan. 2012. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan Dan Peneliti
Pemula. Alfabeta Bandung
Sugiono. 2010. Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif Dan RND. Alphabet. Bandung