Prof. Dr.H. Yusmar Yusuf, M.Psi

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

PERILAKU POLITIK MASYARAKAT DALAM PEMILIHAN UMUM

(PEMILU) LEGISLATIF KABUPATEN


(Studi Kecamatan Dayun, Dapil II Kabupaten Siak, Tahun 2014)

Oleh:
RIZKI RAHMAN HARAHAP
Pembimbing
Prof. Dr.H. Yusmar Yusuf, M.Psi
Email: [email protected]
Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Riau, Pekanbaru
Kampus Bina Widya JL. H.R. Subrantas Km 12,5 Simpang Baru Panam
Pekanbaru
28293- Telp/Fax.0761-63277

ABSTRACT

This Research aims to determine how political behavior of society


particularly in the use of voting rights and choice behaviour of society districts
dayun in the legislative elections in 2014 period 2014-2019.
This study uses qualitative descriptive approach. Sources of data in this
research are human (respondent), and the other documents that support this
research. Mechanical footage used in this research is purposive. Data collection
using interviews and documentation
Based on the research results, it can be concluded first, the political
behavior of the community in the district legislative elections can be seen (1) the
change of the public choose, it can be seen from the growing number of voters of
society with the same respondents compared to the previous election period, (2)
political education soecity especially in the election was better, based on public
awarness to use their voting right by their desire. Second, in the election procces
there are foir indicators became ratings, that is Sociological Factors,
Psychological Factors, The Rationsl Choice Factors and the last is Marketing
Factors. Based on legislative election in districs Dayun on the period of 2014-
2019 that the seocity focused to Sociological Factors by sub indicators ethnicity
owned between voter and legislative candidates.

Keyword : Political Behaviour, voter in the legislative election

Jom FISIP Volume 3 No.2 Oktober 2016 1


PENDAHULUAN rakyat serta kedaulatan Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR). Hal ini
Sistem politik saat ini terus didasarkan kepada suatu pandangan
mengalami perkembangan dalam bahwa hanya Dewan Perwakilan
tatanan perpolitikannya. Seseorang Rakyat (DPR) saja yang mewakili
dapat mengalami dampak dari rakyat dan yang memiliki
berbagai bentuk dan tahapan proses kompetensi untuk mengungkapkan
politik. Sekalipun begitu, pengaruh kehendak rakyat (will of the people)
politik terhadap setiap orang tidaklah dalam bentuk Undang Undang (UU)
sama. (Sitepu, 2012:173).
Setiap warga negara harus Salah satu cara dalam
memiliki kesadaran politik dan menentukan siapa yang berhak
mampu memahami dunia politik menjadi anggota Dewan Perwakilan
dengan baik. Perilaku politik Rakyat (DPR) adalah dengan
masyarakat dalam setiap kegiatan- dilaksanakannya pemilihan umum
kegiatan politik yang dilakukan (pemilu). Pemilihan umum sebagai
sangat penting untuk mendukung sarana demokrasi telah digunakan di
proses kerja pemerintah dan sebagian besar negara termasuk di
pelaksanaan fungsi-fungsi birokrasi Indonesia, yang notabene merupakan
didalam menjalankan pemerintahan. masyarakat heterogen. Melalui
Hal ini karena keputusan politik pemilu memungkinkan semua pihak
yang dibuat dan dilaksanakan oleh bisa terakomodasi apa yang
pemerintah menyangkut dan diinginkan dan dicita-citakan
mempengaruhi kehidupan warga sehingga terwujud kehidupan yang
masyarakat. Maka warga masyarakat lebih baik (Dani, 2010).
berhak ikut serta menentukan isi Dalam UUD-1945 disebutkan
keputusan politik (Ramlan bahwa rakyat memilih anggota DPR
Surbakti:1992). karena keberadaannya full time dan
Semenjak demokrasi menjadi fungsinya yang sangat penting.
atribut utama negara modern, maka Pemilihan anggota DPR perlu
perwakilan merupakan mekanisme didasarkan pada kualitas orang dan
untuk merealisasikan gagasan bukan pada daftar orang dari partai
normatif bahwa pemerintahan harus atau organisasi, hal ini untuk
dijalankan dengan kehendak rakyat memastikan bahwa apabila terpilih
(will of the people). Otoritas sebuah nantinya akan ada ikatan antara yang
pemerintahan, akan bergantung dipilih dan yang memilih (Saydan,
kepada kemampuannya untuk 1999:12).
mentransformasikan kehendak rakyat Seperti yang telah
(will of the people) ini sebagai nilai dilaksanakan bersama, pada tanggal
yang tertinggi di atas kehendak 9 april 2014 yang lalu merupakan
negara (will of the state). Atas dasar pesta demokrasi lima tahunan yaitu
prinsip-prinsip normatif yang pemilihan anggota legislatif.
demikian itu, dalam praktek Masyarakat Kecamatan Dayun yang
kehidupan demokrasi, yang awal, termasuk dalam Daerah Pemilihan
lembaga legislatif yang memiliki (DAPIL) II dengan jumlah pemilih
posisi yang sangat strategis dan tetap sebanyak 18.684 melakukan
sentral yang biasanya tercermin proses pemilihan di 62 Tempat
dalam doktrin tentang kedaulatan Pemungutan Suara (TPS) yang

Jom FISIP Volume 3 No.2 Oktober 2016 2


tersebar di 11 Kampung. Partisipasi umum legislatif di Kabupaten
masyarakat dalam pemilihan Siak.
legislatif menunjukkan suatu bentuk Manfaat Penelitian
perilaku politik, masyarakat sebagai Berdasarkan tujuan penelitian
pemilih harus sadar bahwasannya yang dikemukakan diatas maka
calon yang mereka pilih benar-benar terdapat manfaat penelitian.
berasal dari pilihan hati nurani Adapun manfaat dari penelitian
mereka sendiri. ini sebagai berikut:
1. Hasil penelitian ini
Berdasarkan latar belakang di diharapkan membantu
atas serta fenomena dan gejala yang seseorang untuk menambah
ditemukan di lapangan, penulis ilmu pengetahuan tentang
tertarik untuk melakukan penelitian perilaku politik.
dengan judul³Perilaku Politik 2. Sebagai pengalaman proses
Masyarakat Dalam Pemilihan belajar dalam meningkatkan
Umum (PEMILU) Legislatif pengetahuan dan kemampuan
.DEXSDWHQ 7DKXQ ´ (Studi dalam melakukan penelitian
di Kecamatan Dayun, Dapil II, sebagai peneliti pemula.
Kabupaten Siak). 3. Sebagai bahan masukan dan
informasi bagi penelitian
Rumusan Masalah lebih lanjut yang tertarik
Ada bebarapa masalah yang mengkaji fenomena serupa.
ingin di telusuri lebih dalam oleh
peneliti. Adapun perumusan masalah TINJAUAN PUSTAKA
dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagaimana perilaku politik Pemilihan Umum
masyarakat dalam pemilihan Menurut Fahmi (2012:51)
anggota legislatif di pemilihan umum diartikan sebagai
Kabupaten Siak? proses, cara perbuatan memilih yang
2. Apa Faktor yang dilakukan serentak oleh seluruh
mempengaruhi perilaku rakyat suatu negara.
pemilih pada masyarakat
dalam pemilihan umum Ragam Sistem Pemilihan Umum
legislatifdi Kabupaten Siak? Secara umum Fahmi
menjelaskan (2012:55-56) ragam
Tujuan Penelitian sistem pemilihan umum (mekanis)
Berdasarkan rumusan masalah berkisar hanya pada dua prinsip
yang dikemukakan diatas maka yang pokok saja, yaitu:
menjadi tujuan dari penelitian ini 1. Single-member constituency (satu
adalah sebagai berikut: daerah pemilihan memilih satu
1. Untuk mengetahui bagaimana wakil).
perilaku politik masyarakat 2. Multi-member constituency (satu
dalam pemilihan anggota daerah pemilihan memilih beberapa
legislatif Kabupaten Siak. wakil).
2.Untuk menjelaskan faktor- Single-member constituency
faktor yang mempengaruhi disebut juga dengan sistem distrik.
perilaku pemilih pada Dalam sistem distrik, wilayah
masyarakat dalam pemilihan Negara dibagi berdasarkan daerah-

Jom FISIP Volume 3 No.2 Oktober 2016 3


daerah pemilihan (distrik pemilihan).
Pembagian daerah pemilihan Perilaku Politik ( Political
disesuiakan dengan berapa jumlah Behavior)
kursa legislative yang akan Menurut Sitepu (2012:88)
diperebutkan. Dalam system distrik, perilaku politik dapat dirumuskan
satu wilayah kecil memilih satu sebagai kegiatan yang berkenaan
wakil tunggal atas dasar pluralitas dengan proses pembuatan dan
(suara terbanyak). Dengan demikian, pelaksanaan keputusan politik dan
berdasarkan sistem ini maka setiap yang melakukan kegiatan politik
daerah pemilihan akan diawali oleh tersebut adalah pemerintah dan
satu orang wakil rakyat. masyarakat. Perilaku politik dapat
Sedangkan multi-member dibagi ke dalam dua bagian pokok
constituencydisebut juga dengan yakni: pertama, perilaku politik
sistem proporsional. Dalam sistem lembaga-lembaga dan pejabat
ini, wilayah negara tidak dibagi pemerintah, kedua, perilaku politik
sesuai banyak jumlah kursi yang warga negara biasa (baik sebagai
diperebutkan, tetapi dibagi menjadi individu maupun kelompok).
beberapa daerah pemilihan besar, di Suatu tindakan dan keputusan
mana masing-masing wilayah politik tidak hanya ditentukan oleh
pemilihan akan dipilih beberapa fungsi (tugas dan wewenang) yang
orang wakil. Dengan demikian, maka melekat pada lembaga yang
satu daerah pemilihan diwakili oleh mengeluarkan keputusan (sedangkan
beberapa orang wakil rakyat. Dalam fungsi itu sendiri merupakan upaya
sistem ini, pembagian kursi mencapai tujuan masyarakat, negara
didasarkan pada faktor imbangan atau nilai-nilai politik), tetapi juga
jumlah penduduk. dipengaruhi oleh kepribadian
(keinginan dan dorongan, persepsi
Fungsi-fungsi Pemilihan Umum dan motivasi, sikap dan orientasi,
Fungsi pemilihan umum harapan dan cita-cita, ketakutan dan
sebagai rekrutmen politik, dapat pengalaman masa lalu) individu yang
dipahami berkaitan dengan negara- membuat keputusan tersebut
negara yang menganut paham (Surbakti, 1992:131).
demokrasi dipandang bahwa
pemilihan umum secara prinsipil Faktor-faktor yang
sebagai sumber rekrutmen politik, Mempengaruhi Perilaku Politik
dengan memilih pemimpin atau Asep dalam penelitiannya yang
pejabat baik dalam bentuk EHUMXGXO ³Memahami Perilaku
konfirmasi terhadap kepemimpinan Pemilih Pada Pemilu 2004´
politik yang lama maupun dengan menjelaskan faktor-faktor yang
penggantian pejabat baru dipandang mempengaruhi perilaku politik,
sebagai fungsi pokok dalam diantaranya yaitu:
pemilihan umum, pemerintah yang 1). Perlu dipahami dalam konteks
dipilih oleh rakyat, dengan melalui latar belakang historis. Sikap dan
proses pemilihan, maka tidak perilaku politik masyarakat
diragukan bahwa pemilihan umum dipengaruhi oleh proses-proses
memang banyak terlibat dalam dan peristiwa historis masa lalu.
fungsi dan rekrutmen politik. Sitepu Hal ini disebabkan budaya politik
(2012:179) tidak merupakan kenyataan yang

Jom FISIP Volume 3 No.2 Oktober 2016 4


statis melainkan berubah dan masuk akal tampaknya apabila sikap
berkembang sepanjang masa. ini ditafsirkan dari bentuk perilaku.
2). Faktor kondisi geografis Dengan kata lain, untuk mengetahui
memberikan pengaruh dalam sikap seseorang terhadap sesuatu,
perilaku politik masyarakat kita dapat memperhatikan
sebagai kawasan geostrategis, perilakunya, sebab perilaku
walaupun kemajemukan budaya merupakan salah satu indikator sikap
Indonesia merupakan hal yang individu (Bawono, 2008).
rawan bagi terciptanya Pemilih diartikan sebagai
disintegrasi. Kondisi ini semua pihak yang menjadikan tujuan
mempengaruhi perbedaan tingkat utama para kontestan untuk mereka
partisipasi politik masyarakat, mempengaruhi dan yakinkan agar
kesenjangan pemerataan mendukung dan kemudian
bangunan, kesenjangan memberikan suaranya kepada
informasi, komunikasi, teknologi kontestan yang bersangkutan.
mempengaruhi proses sosialisasi Perilaku dalam hal ini dapat berupa
politik. komitmen maupun masyarakat pada
dipengaruhi oleh tinggi rendahnya umumnya. Konsisten adalah
pemahaman agama seseorang. kelompok masyarakat yang merasa
5). Pendidikan dan komunikasi juga oleh suatu ideologi tertentu yang
mempengaruhi perilaku politik kemudian termanifestasikan dalam
seseorang. Semakin tinggi institusi politik seperti politk dan
pendidikan masyarakat maka seorang pemimpin (Firmanzah,
semakin tinggi tingkat kesadaran 2007).
politiknya. Komunikasi yang Perilaku pemilih juga sarat
intens akan mempengaruhi dengan ideology antara pemilih
perilaku politik seseorang dalam dengan partai politik atau kontestan
kegiatan politiknya. pemilu. Masing-masing kontestan
6). Faktor kepribadian membawa ideology yang saling
mempengaruhi perilaku politik. berinteraksi. Selama periode
Model Perilaku Politik kampanye pemilu, muncul
Dalam rangka melakukan kristalisasi dan pengelompokan
kajian terhadap perilaku politik lebih antara ideologiyang dibawa
lanjut Sitepu (2012:89) menjelaskan kontestan. Masyarakat akan
bahwa dapat dipilih tiga mengelompokkan dirinya kepada
kemungkinan unit analisis yaitu, kontestan yang memiliki ideologi
individu sebagai aktor politik, sama dibawa dengan yang mereka
agregasi politik dan tipologi anut sekaligus juga menjauhkan diri
kepribadian politik. Adapun di dari ideologi yang berseberangan
dalam kategori individu aktor politik dengan mereka (Nasution, 2009).
meliputi aktor politik (pemimpin), Menurut Nursal (2004:54)
aktivis politik, dan individu Ada beberapa pendekatan untuk
warganegara biasa. melihat perilaku pemilih.
1. Pedekatan Sosiologis
Perilaku Pemilih (Mahzab Columbia)
Perilaku adalah menyangkut 2. Pendekatan Psikologis
sikap manusia yang akan bertindak (Mahzab Michigan)
sesuatu. Oleh karena itu sangat 3. Pendekatan Rasional

Jom FISIP Volume 3 No.2 Oktober 2016 5


4. Pendekatan Domain kognitif memberikan pengaruh terhadap hasil
(Pendekatan Marketing) yang diharapkan dan juga sebagai
Adapun pendekatan-pendekatan alternatif berupa pilihan yang ada.
perilaku pemilih antara lain: Perhitungan untung dan rugi secara
1. Pendekatan Sosiologis pribadi jikalau seseorang memilih
Pendekatan teori dengan sebuah partai politik tertentu.
berdasarkan persfektif sosiologis, 4. Pendekatan Marketing
adalah pendekatan yang bersal dari Newman & Shet (1985)
Eropa dan di Amerika Serikat aliran mengembangkan model perilaku
pemikiran (School of thougt) ini pemilih berdasarkan beberapa
sangat populer dikalangan sosiologis domain yang terkait dengan
dan ilmu politik yang berlatar marketing. Dalam mengembangkan
belakang pemikiran Eropa. Menurut model tersebut, mereka
mahzab Columbia, pendekatan menggunakan sejumlah kepercayaan
sosiologis pada dasarnya kognitif yang berasal dari berbagai
menjelaskan bahwa karakteristik sumber seperti pemilih, komunikasi
sosial dan pengelompokan sosial dari mulut ke mulut, dan media
usia, jenis kelamin, agama, massa. Model ini dikembangkan
pekerjaan, latar belakang keluarga, untuk menerangkang dan
kegiatan-kegiatan dalam kelompok memprediksi perilaku pemilih.
formal dan informal, dan lainnya
memberi pengaruh cukup signifikan Partisipasi Politik
terhadap pembentukan perilaku Partisipasi politik adalah adalah
pemilih. suatu kegiatan dari warganegara baik
2. Pendekatan Psikologis secara langsung maupun tidak
Konsep psikologi sosial yang langsung (tidak sengaja) terkait
dipergunakan untuk menjelaskan dengan kebijakan-kebijakan
perilaku untuk memilih pada pemerintah dapat dilakukan oleh
pemilihan umum berupa identifikasi individu-individu maupun kelompok
partai. Konsep ini merujuk kepada secara spontan maupun dimobilisasi
persepsi pemilih atau partai-partai (Sitepu, 2012).
politik yang ada atau adanya korelasi Menurut Damsar (2012:179)
atau keterikatan emosional pemilih partisipasi politik dipahami melalui
terhadap partai-partai politik tertentu. pengertian penggabungan dua
Konkritnya, partai-partai politik yang konsep, yaitu partisipasi dan politik,
secara emosional dirasakan sangat makapartisispasi politik dapat
dekat dengannya merupakan partai dijelaskan sebagai turut ambil
yang selalu dipilih tanpa terpengaruh bagian, ikut serta atau berperan serta
oleh faktor-faktor lainnya. dalam kegiatan-kegiatan yang
3. Pendekatan Rasional berhubungan dengan kekuasaan
Alasan pilihan rasional berupa (power), kewenangan (authority),
perhitungan untung rugi. Pendekatan kehidupan publik (public life),
ini melihat bahwa kegiatan memilih pemerintahan (goverment), negara
sebagai produk kalkulasi untung dan (state), konflik dan resolusi konflik
rugi yang dijadikan sebagai (conflict and conflict resolution),
pertimbangan adalah tidak hanya kebijakan (policy), pengambilan
ongkos memilih akan tetapi keputusan (decision making), dan
kemungkinan suaranya itu dapat pembagian (distribution) atau alokasi

Jom FISIP Volume 3 No.2 Oktober 2016 6


(allocation). Pengertian \DQJ ³QRUPDO´ GDODP
penggabungan makna tersebut telah demokrasi modern.
memberikan suatu pemahaman b) Partisipasi politik
tentang sekitar apa saja cakupan nonkonvensional, yaitu suatu
konsep sosiologi politik. bentuk partisipasi politik
yang tidak lazim dilakukan
Bentuk-bentuk Partisipasi Politik dalam kondisi normal,
1. Partisipasi aktif, yaitu partisipasi bahkan dapat berupa kegiatan
yang berorientasi pada proses input illegal, penuh kekerasan dan
dan output. Artinya setiap orang revolusioner.
memiliki kesadaran politik dan 3. Robert D. Putnam
kepercayaan kepada pemerintah Putnam membuat suatu
tinggi. model skematis stratifikasi sosial
2. Partisipasi pasif, yaitu partisipasi politik. Model tersebut dibangun
yang berorientasi hanya pada output, berdasarkan data dari beberapa
dalam arti hanya mentaati peraturan negara tentang proporsi wargan
pemerintah, menerima dan negara yang terlibat dalam berbagai
melaksanakan saja setiap keputusan tingkat kegiatan politik.Pada puncak
pemerintah. piramida terletak kelompok pembuat
3. Golongan putih (golput) atau keputusan (proximate decision
kelompok apatis, karena makers), yaitu individu-individu
menganggap sistem politik yang ada yang secara langsung terlibat dalam
telah menyimpang dari apa yang di pembuatan kebijaksanaan nasional.
cita-citakan.
Penelitian Terdahuu
Tipologi Partisipasi Politik 1. Penelitian yang dilakukan oleh
1. Michael Rush dan Philip Althoff Herman Manshuri (2010)
Rush dan Althoff mengajukan Motivasi Pemilih Dalam
hierarki partisipasi politik sebagai Pemilihan Kepala Daerah Di
suatu tipologi politik. Hierarki Provinsi Riau Di Kelurahan
tertinggi dari partisipasi politik Simpang Baru Kecamtan
menurut Rush dan Althoff adalah Tampan.
menduduki jabatan politik atau
administrasi. Sedangkan hierarki Konsep Operasional
yang terendah dari suatu partisipasi Berdasarkan masalah-masalah
politik adalah orang yang apati yang diajukan diatas, agar tidak
secara total, yaitu orang yang tidak terjadi kesimpangsiuran di dalam
melakukan aktivitas politik apapun memberikan pengertian-pengertian,
secara total.Semakin tinggi hierarki maka disini penulis memberikan
partisipasi politik maka semakin batasan-batasan sebagai berikut :
kecil kuantitas dari keterlibatan 1. Perilaku politik
orang-orang. Adalah perilaku yang
2. Gabriel A. Almond dilakukan oleh insan/individu atau
Almond membedakan partisipasi kelompok guna memenuhi hak dan
politik atas dua bentuk, yaitu: kewajibannya sebagai insan politik
a) Partisipasi politik dengan cara berpartisipasi dalam
konvensional, yaittu suatu suatu proses perpolitikan.
bentuk partisipasi politik 2. Perilaku Pemilih

Jom FISIP Volume 3 No.2 Oktober 2016 7


Perilaku pemilih dapat Kecamatan Dayun Kabupaten Siak
diartikan sebagai sikap manusia yang Provinsi Riau.
bertindak terhadap sesuatu proses Subyek Penelitian
pemilihan. Untuk mengetahui faktor Didalam penelitian ini yang
yang mempengaruhi perilaku pemilih dijadikan subyek adalah dari unsur
dapat diketahui dengan beberapa penyelenggara yaitu Panitia Pemilih
model pendekatan dengan penjelasan Kecamatan (PPK) 1 orang dan
sebagai berikut: masyarakat yang terdaftar di Daftar
a. Pendekatan Sosiologis yang Pemilih Tetap (DPT) sebanyak 44
berdasarkan atas adanya kesamaan orang dengan pembagian 4 orang
karakteristik sosial meliputi pemilih dari setiap kampung.
kesamaan suku, agama, daerah. Teknik penentuan responden
b. Pendekatan Psikologis yang penelitian ini melalui teknik
berdasarkan atas pengidentifikasian purposive sampling dan key
partai. informan atau key person dimana
c. Pendekatan Rasional yang peneliti sudah memahami informasi
berdasarkan atas perhitungan untung awal tentang objek penelitian
rugi. maupun informan penelitian,
d. Pendekatan Marketing yang sehingga membutuhkan key person
berdasarkan atas proses sosialisasi untuk memulai melakukan
yang diterima. wawancara. Key person ini terbagi
3. Pemilihan umum adalah salah satu dua yaitu tokoh formal dan tokoh
cara dalam sistem demokrasi untuk informal. Tokoh formal ialah ketua
memilih wakil-wakil rakyat yang PPK Kecamatan sedangkan tokoh
akan duduk di lembaga perwakilan informal ialah masyarakat
rakyat, serta salah satu bentuk sekecamatan Dayun yang terdaftar
pemenuhan hak asasi warga negara sebagai pemilih.
di bidang politik. Pemilu
dilaksanakan untuk mewujudkan Teknik Pengumpulan Data
kedaulatan rakyat. Untuk memperoleh data yang
diinginkan dalam penelitian, teknik
METODE PENELITIAN pengumpulan data yang diinginkan
yaitu :
Jenis dan Lokasi Penelitian a).Wawancara atau interview
Penelitian ini tergolong kedalam langsung kepada responden untuk
penelitian deskriptif. Pendekatan memperoleh data yang sesuai dengan
kualitatif diartikan sebagai permasalahan yang di teliti.
pendekatan yang menghasilkan data, b). Quesioner
tulisan dan tingkah laku yang dapat Pertanyaan-pertanyaan yang
diamati. Penelitian deskriptif telah dipersiapkan sebelumnya yang
digunakan untuk menggambarkan disertakan langsung dengan
apa yang sedang diteliti dan berusaha jawabannya sehingga responden
untuk memberikan gambaran yang langsung menjawab.
jelas dan mendalam tentang apa yang Sumber Data
diteliti dan menjadi pokok Data Primer
permasalahan. Dalam penelitian ini
Adapun lokasi yang menjadi dikumpulkan berbagai data yang
tempat penelitian adalah di mendukung pokok permasalahan

Jom FISIP Volume 3 No.2 Oktober 2016 8


yang telah diuraikan pada bagian Kecamatan Dayun secara
terdahulu: langsung berbatasan dengan utara
Data primer, yaitu data yang Kecamatan Mempura, Selatan
diperoleh secara langsung dari Kecamatan Kerinci Kanan,
responden atau objek penelitian Kabupaten Pelalawan, Barat
mengenai permasalahan yang diteliti Kecamatan Lubuk Dalam,
yang berpedoman pada daftar Kecamatan Koto Gasib, Kecamatan
wawancara yang telah dipersiapkan, Kerinci Kanan, Timur Kecamatan
yakni masyarakat yang memberikan Sungai Apit.
hak pilihnya dalam pemilihan umum Hasil Penelitian dan Pembahasan
legislatif tahun 2014. Data Singkat Responden
Untuk mengetahui lebih jelas
Data Sekunder identitas responden tersebut dapat
Data sekunder, yaitu data diketahui melalui tabel dibawah ini :
yang diolah dan diperoleh dari 1. Tingkat Umur
berkas kearsipan dan lampiran data Untuk mengetahui identitas
lainnya yang di publikasikan dan responden berdasarkan tingkat umur
mendukung menjelaskan dapat di lihat pada tabel berikut ini:
permasalahan dalam penelitian ini. Tabel 5.1.1 Klasifikasi Responden
Menurut Tingkat Umur
Analisis Data Umur Persentase
No
Analisis data dilakukan secara (Tahun) Jumlah (%)
kualitatif. Data dan informasi yang 1 17-25 11 24,44
berhasil di himpun akan dilakukan 2 26-35 13 28,88
analisis dan kemudian akan 3 36-49 12 26,66
dituangkan dalam bentuk tulisan. 50
Data tersebut dikembangkan dengan tahun 9 20,00
teori-teori pendukung yang relevan. 4 keatas
Dengan analisa data deskriptif Jumlah 45 99,98%
diharapkan penelitian ini mampu 2. Jenis Kelamin
menjelaskan fakta yang ada secara Untuk mengetahui jenis kelamin
mendalam. responden dapat di lihat pada tabel
berikut ini:
GAMBARAN UMUM LOKASI Tabel 5.1.3 Klasifikasi Responden
PENELITIAN. Menurut Jenis Kelamin
Gambaran Lokasi Penelitian Jenis Persentase
No
Kelamin Jumlah (%)
Gambaran umum lokasi 1 Pria 26 57,77
penelitian ini berada Kecamatan 2 Wanita 19 42,22
Dayun Kabupaten Siak. Lokasi Jumlah 45 99,99%
penelitian ini tepatnya berada di Pembahasan
seluruh kampung yang berada di Perilaku Politik Masyarakat
Kecamatan Dayun yang berjumlah Dalam Pemilihan Umum
11 Kampung. Masyarakat (PEMILU) Legislatif Kabupaten,
Kecamatan Dayun memiliki Tahun 2014.
penduduk 14.710 laki-laki dan 1. Partisipasi Responden Pada
13.373 Perempuan dengan total Pemilihan Umum Legislatif
28.083 yang tersebar di 11 kampung. Kabupaten Periode
2014-2019

Jom FISIP Volume 3 No.2 Oktober 2016 9


Gambaran partisipasi politik 3. Faktor Utama Responden Ikut
masyarakat Kecamatan Dayun dalam Melakukan Pemilihan
pemilihan umum legislatif dapat Berikut ini faktor utama yang
dilihat pada tabel berikut ini : melandasi masyarakat turut
Tabel 5.2.1 Partisipasi Masyarakat berpartisipasi dalam proses
dalam Pemilihan Umum Legislatif pemilihan legislatif.
Kabupaten Tahun 2014 Tabel 5.2.3. Faktor Utama yang
NO Jawaban Jumlah
Persentase Melandasi Masyarakat Melakukan
(%) Pemilihan
Ya 45 100 Persentase
1 No Jawaban Jumlah
Tidak 0 0 (%)
Jumlah 45 100 Ajakan
10 22.22
Sumber Data Hasil Olahan Lapangan seseorang
Penelitian Tahun 2016 3 Kesadaran
27
Dari tabel 5.2 diketahui bahwa diri sendiri 60
Ikut-ikutan 8 17.77
seluruh responden menggunakan hak
Jumlah 45 99.99
pilihnya dan berpartisipasi pada
Sumber Data Hasil Olahan Lapangan
pemilihan legislatif periode 2014-
Penelitian Tahun 2016
2019. Tingginya tingkat partisipasi
Berdasarkan tabel 5.2.3 terlihat
responden menandakan baiknya
bahwa pada pemilihan umum
perilaku politik masyarakat.
legislatif sebanyak 10 responden
2. Partisipasi Responden Pada
dengan persentase sebesar 22.22%
Pemilihan Umum Legislatif
melakukan pemilihan didasarkan atas
Periode Sebelumnya
ajakan seseorang, sedangkan
Pada pemilihan sebelumnya,
kesadaran diri sendiri untuk
terajadi perubahan terhadap tingkat
melakukan pemilihan sebanyak 27
partisipasi masyarakat dalam
orang dengan persentase 60%
melakukan pemilihan yang dapat
sementara 8 orang yang melakukan
dilihat pada tabel berikut:
pemilihan atas dasar ikut-ikutan
Tabel 5.2.2 Partisipasi Masyarakat
dengan persentase sebesar 17.77%.
dalam Pemilihan Umum Legislatif
Kabupaten Periode Sebelumnya Faktor yang Mempengaruhi
persentase Perilaku Pemilih Pada Masyarakat
No Jawaban Jumlah
(%)
yang Terjadi di Kecamatan Dayun
Ya 30 66.67
2
Tidak 15 33.33
Kabupaten Siak
Jumlah 45 100 Dengan berdasarkan pendekatan
Sumber Data Hasil Olahan Lapangan sosiologis yang mengurai
Penelitian Tahun 2016 karakteristik dan pengelompokan
Berdasarkan tabel 5.2.2 dapat dilihat sosial agama, suku, dan kesamaan
bahwa pada pemilihan umum daerah.
legislatif periode sebelumnya dari 45 1.Perilaku Pemilih Dalam
responden sebanyak 30 orang dengan Pemilihan Umum Legislatif
persentase 66.67% menggunakan Berdasarkan Pendekatan
hak pilihnya, sementara itu sebanyak Sosiologis (Mahzab Columbia)
15 orang dengan total persentase a. Agama
33.33% tidak menggunakan hak pilih Tabel 5.3.1 Penilaian Responden
mereka. Terhadap Kesamaan Agama

Jom FISIP Volume 3 No.2 Oktober 2016 10


Sub Kategori penilaian Ju
Berdasarkan tabel 5.3.1.2 di
mla atas dapat dilihat bahwa masyarakat
Indik Mempe T.memp K.memp h
ator ngaruhi engaruhi engaruhi Kecamatan Dayun dalam
memberikan hak pilih pada
Aga Pemilihan Umum Legislatif
1 12 24 9 45
ma Kabupaten Tahun 2014 terhadap
kesamaan suku calon anggota
Jumlah 100 legislatif berada pada kategori
%
(%) 26,66% 53,33% 20% mempengaruhi. Hal ini terlihat dari
Sumber Data Hasil Olahan Lapangan sub indikator dengan persentase
Penelitian 2016 44,44% berada dalam kategori
Dari tabel 5.3.1 diatas dapat dilihat mempengaruhi, persentase 40%
bahwa perilaku pemilih masyarakat dengan penilaian tidak
Kecamatan Dayun dalam mempengaruhi, serta persentase
memberikan suara pada Pemilihan 15,55% berada pada kategori kurang
Umum Legislatif Kabupaten Siak mempengaruhi.
Tahun 2014 pada penilaian dengan c. Kesamaan Daerah
sub indikator Agama berada pada Gambaran karakteristik sosial
kategori tidak mempengaruhi. Hal ini kesamaan daerah pada pemilihan
bisa dilihat bahwa dari sub indikator legislatif Kabupaten dapat dilihat
penilaian diperoleh persentase pada tabel berikut:
26,66% berada pada kategori Tabel 5.3.1.3 Penilaian Responden
mempengaruhi, persentase 53,33% Terhadap Kesamaan Daerah
berada pada kategori tidak N
Sub Kategori penilaian Ju
mempengaruhi dan persentase 20% Indik Mempe T.memp K.memp mla
o
ator ngaruhi engaruhi engaruhi h
berada pada kategori kurang Kesa
mempengaruhi. maa
3 n 14 23 8 45
b. Suku Daer
Karakteristik sosial dengan penilaian ah
kesamaan suku antara pemilih dan Jumlah 100
31,11% 51,11% 17,77%
(%) %
yang dipilih pada pemilihan legislatif
Sumber Data Hasil Olahan Lapangan
periode 2014-2019 di Kecamatan
Penelitian Tahun 2016
Dayun dapat dilihat pada tabel
Dari tabel 5.3.1.3 di atas dapat dilihat
berikut:
bahwa kesamaan daerah pemilih
Tabel 5.3.1.2 Penilaian Responden
dalam pemilihan umum legislatif
Terhadap Kesamaan Suku
tahun 2014 berada pada kategori
Sub Kategori penilaian tidak mempengaruhi. Penilaian ini
Ju
N
mla dilihat dari 31,11% orang pemilih
o
Indik Mempe T.memp K.memp h masuk dalam kategori
ator ngaruhi engaruhi engaruhi mempengaruhi, penilaianan dengan
kategori tidak mempengaruhi
2 Suku 20 8 7 45 memperoleh persentase sebesar
51,11%, dan kategori kurang
100 mempengaruhi dengan besaran
Jumlah % 44,44% 40% 15,55% % persentase 17,77%.
Sumber Data Hasil Olahan Lapangan 2.Perilaku Pemilih Dalam
Penelitian Tahun 2016 Pemilihan Umum Legislatif

Jom FISIP Volume 3 No.2 Oktober 2016 11


Berdasarkan Pendekatan Tabel 5.3.3.1 Penilaian Responden
Psikologis. Berdasarkan Money politic
Untuk melihat perilaku Sub Kategori penilaian
Ju
masyarakat Kecamatan Dayun pada N
mla
o
Pemilihan Umum Legislatif Indik Mempe T.memp K.memp h
ator ngaruhi engaruhi engaruhi
Kabupaten Siak Tahun 2014 dengan
berdasarkan pendekatan psikologis Mon
sosial yang didasari atas 1
ey
6 27 12 45
Polit
pengidentifikasian partai yang ic
mengusung calon anggota legislatif,
100
dapat dilihat pada tabel berikut ini: Jumlah % 13,33% 60% 26,66% %
Tabel 5.3.2.1 Penilaian Responden Sumber Data Hasil Olahan Lapangan
Berdasarkan Identifikasi Partai Penelitian Tahun 2016
N
Sub Kategori penilaian Ju Dari tabel 5.3.3.1 di atas dapat dilihat
mla bahwa perilaku pemilih masyarakat
o Indik Mempe T.memp K.memp
h
ator ngaruhi engaruhi engaruhi Kecamatan Dayun dalam Pemilihan
Part Umum legislatif berdasarkan
1 11 25 9 45
ai indikator money politic pada
100 Pemilihan Legislatif Kabupaten
Jumlah % 24,44% 55,55% 20% % tahun 2014 berada pada kategori
Sumber Data Hasil Olahan Lapangan tidak mempengaruhi, hal ini bisa
Penelitian Tahun 2016 dilihat dari sub indikator penelitian
Dari tabel 5.3.2.1 di atas dapat terhadap responden terlihat
terlihat bahwa perilaku pemilih persentase 60% berada pada kategori
masyarakat Kecamatan Dayun pada tidak mempengaruhi, persentase
pemilihan umum legislatif sebesar 26,66% masuk dalam
berdasarkan penilaian berupa kategori kurang mempengaruhi,
identifikasi partai berada pada sedangkan sisanya dengan persentase
kategori tidak mempengaruhi. sebesar 13,33% berada pada kategori
Terlihat persentase sebesar 24,44% mempengaruhi.
menyatakan mempengaruhi, 4.Perilaku Pemilih Dalam
selanjutnya persentase sebesar Pemilihan Umum Legislatif
55,55% berada pada kategori tidak Berdasarkan Pendekatan
mempengaruhi, dan responden yang Marketing
beranggapan identifikasi partai Untuk melihat perilaku pemilih
kurang mempengaruhi sebesar 20%. masyarakat Kecamatan Dayun pada
Pemilihan Umum Legislatif tahun
3.Perilaku Pemilih Dalam 2014 dengan pendekatan Marketing
Pemilihan Umum Legislatif yang berdasarkan atas sosialisasi
Berdasarkan Pendekatan Rasional yang dilakukan calon anggota
Untuk melihat perilaku legislatif melalui media massa atau
pemilih masyarakat Kecamatan media yang lainnya dapat dilihat
Dayun pada pemilihan umum pada tabel berikut:
legislatif tahun 2014 dengan Tabel 5.3.4.1 Penilaian Responden
pendekatan rasional yang memilih Berdasarkan Sosialisasi
berdasarkan dengan untung rugi N
Sub Kategori penilaian
Ju
o mla
yang meliputi praktek money politic
dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Jom FISIP Volume 3 No.2 Oktober 2016 12


h masyarakat dalam proses pemberian
Indik Mempe T.memp K.memp
ator ngaruhi engaruhi engaruhi suara.
3. Pendekatan Rasional
Sosia
1
lisasi
11 25 9 45 Perilaku pemilih pada masyarakat
dalam pemilihan tidak di dasarkan
24,44% 55,55%, 20%
100 atas money politic atau sejumlah
Jumlah % %
uang yang diterima mempengaruhi
Sumber Data Hasil Olahan Lapangan
masyarakat dalam kegiatan politik
Penelitian Tahun 2016
yaitu pemberian suara.
Dari tabel 5.3.4.1 di atas dapat dilihat
4. Pendekatan Marketing
bahwa perilaku masyarakat dalam
Penilaian terhadap proses sosialisasi
pemilihan umum legislatif
yang dilakukan calon anggota
berdasarkan indikator sosialisasi
legislatif tidak mempengaruhi
yang dilakukan oleh calon masuk
masyarakat untuk ikut berpartisipasi
pada kategori tidak mempengaruhi,
di bidang politik khususnya
hal ini terlihat dari sub indikator
pemberian suara.
sosialisasi dengan besaran persentase
55,55% berada pada kategori tidak
2. Kesimpulan Hasil Penelitian
mempengaruhi, kategori kurang
1. Terjadi perubahan perilaku politik
mempengaruhi memperoleh
masyarakat yaitu penggunaan hak
persentase sebesar 20%, sedangkan
dalam memilih pada pemilihan
kategori mempengaruhi
umum legislatif Kabupaten dengan
denganbesaran persentase sebesar
meningkatnya angka partisipasi
24,44%.
pemilih pada pemilihan legislatif
periode 2014-2019 dibandingkan
Kesimpulan
periode sebelumya.
Berdasarkan hasil penelitian
2. Pendidikan politik masyarakat
yang telah dilakukan, maka penulis
khususnya dalam penggunaan hak
dapat menarik kesimpulan sebagai
pilih sudah cukup baik, hal ini
berikut:
terlihat dari tingginya tingkat
1. Kesimpulan Teoritis
kesadaran setiap anggota masyarakat
Berdasarkan teori perilaku
menggunakan hak pilihnya yang
pemilih yang membagi penilaian
termotivasi dari diri sendiri.
perilaku pemilih atas empat poin
3. Perilaku pemilih masyarakat pada
pendekatan, terlihat keterkaitan
pemilihan umum legislatif
antara fenomena dan teori dengan
terpengaruhi oleh faktor sosiologis.
hasil sebagai berikut:
Kesamaan suku antara pemilih dan
1. Pendekatan Sosiologi
yang dipilih menjadi landasan
Penilaian terhadap indicator suku,
seseorang memberikan hak pilihnya.
agama dan kesamaan daerah
merupakan faktor yang
Saran
mempengaruhi masyarakat untuk
Berdasarkan hasil penelitian, saran-
menentukan pilihan.
saran yang dapat penulis sampaikan
2. Pendekatan Psikologis
sebagai berikut :
Dalam kategori identifikasi partai
1. Kecenderungan perilaku
yaitu penilaian terhadap partai yang
masyarakat dalam melakukan proses
digunakan oleh calon legislatif tidak
pemilihan lebih memfokuskan
mempengaruhi perilaku pemilih
kepada faktor-faktor yang bersifat

Jom FISIP Volume 3 No.2 Oktober 2016 13


sosiologis, tentunya ini menjadi Dani, Wahyu Rahma. 2010.
tantangan tersendiri bagi masyarakat Pertisipasi Politik Pemilih
minoritas untuk dapat maju menjadi Pemula dalam Pelaksanaan
anggota dewan pada pemilihan Pemilu Tahun 2009 di Desa
mendatang. Diharapakan kepada Puguh Kecamatan Boja
para kontestan agar dapat memahami Kabupaten Kendal. Skripsi
pola pikir masyarakat dalam memilih Universitas Negeri Semarang.
dan memberikan pembelajaran Fahmi, Khairul. 2012. Pemilihan
politik khususnya dalam memilih, Umum & Kedaulatan Rakyat.
sehingga masyarakat tidak lagi Jakarta: Raja grafindo Persada.
mengutamakan kesamaan-kesamaan Firmanzah, 2007. Marketing Politik.
suku dan agama menjadi penilaian Jakarta: Yayasan Obor
utama dalam proses pemberian hak Indonesia
suara. Huntintong, P. Samuel & Nelson,
2. Diharapakan kepada calon anggota Joan.1992. M. No Easy Choice
legislatif agar tidak melakukan Political Participation in
praktek politik uang untuk Developing Countries.
memperoleh dukungan. Hal ini tidak Diterjemahkan oleh Partisipasi
memberi pengaruh yang signifikan Politik Di Negara Berkembang,
kepada masyarakat untuk cetakanke-2, Jakarta, Rineka
memberikan suaranya pada kegiatan Cipta.
pemilihan. Nasution, Fera Hariani. 2009.
3. Masyarakat harus melakukan Perilaku Pemilih pada
pemilihan anggota dewan secara Pemilihan Gubernur Sumatera
lebih baik dan bijaksana dengan Utara Secara Langsung di
melihat rekam jejak para calon Labuhan Batu (Studi Kasus di
anggota legislatif untuk Kelurahan Bakaran Batu,
menghasilkan wakil rakyat yang Kabupaten Labuhan Batu).
benar-benar berjuang untuk Skripsi Universitas Sumatera
kepentingan rakyat. Utara (USU) Medan.
Nursal, Adman. 2004. Political
DAFTAR PUSTAKA Marketing Strategy
Asep, Ridwan. Memahami Perilaku Memenangkan Pemilu. Jakarta:
Pemilih Pada Pemilu 2004. Gramedia Pustaka Utama.
Jurnal Demokrasi dan HAM Saydan, Gauzali. 1999. Dari Bilik
Jakarta: The Habibie Suara Ke Masa Depan
Center,2000, hal. 25 Indonesia (Potret Konflik
Bawono, Muhammad. 2008. Politik Pasca Pemilu dan Nasib
Persepsi dan Perilaku Pemilih Reformasi). Jakarta: PT. Raja
Terhadap Partisipasi Politik Grafindo Persada
dalam Pemilihan Umum Sitepu, P. Anthonius. 2012. Teori-
Legislatif 2004 di Kabupaten teori Politik. Yogyakarta:
Nganjuk. Jurnal M'POWER Graha Ilmu.
No.8 Vol.8, Oktober 2008. Surbakti, Ramlan. 1992. Memahami
Damsar .2012. Pengantar Sosiologi Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia
Politik. Ed. Ke-2. Jakarta: Pustaka Utama.
Kencana Prenada Media
Group.

Jom FISIP Volume 3 No.2 Oktober 2016 14

You might also like