Pewarisan Sifat Warna Dan Tipe Biji Jagungmanado Kuning
Pewarisan Sifat Warna Dan Tipe Biji Jagungmanado Kuning
Pewarisan Sifat Warna Dan Tipe Biji Jagungmanado Kuning
ABSTRACT
This research aims to study 1) Maternal effect on the inheritance of yield components of Manado Yellow
Corn, and 2) Inheritance of seed colour and seed type of Manado Yellow Corn. Research conducted in
Kalasey village, Mandolang subdistrict, Minahasa regency, Province of North Sulawesi from April to
September 2016. The plant material used is a local variety of Manado Yellow Corn that collectedin the
laboratory of Plant Science, Faculty of Agriculture, University of Sam Ratulangi, Manado. This research
was arranged to compare two hybridization treatments, from two parent population, that is: 1) Local corn
with yellow seed colour and flint seed type, 2) Local corn with yellow seed colour and dent seed type.
Each treatment consisted of four replicates and each of replicating consisted of six female plants so that
there were 24 ears from parents hybridization and (F1) and 24 ears of reciprocal hybridization (F1R). The
results showed that 1) There was not maternal effect on the inheritance of yield components, such as
the weight of the ear, length of the ear, the diameter of the ear, number of seed row per ear, number of
yellow seed color and number of dent seed type with crossed the parent of Manado Yellow corn, 2)
There was maternal effect on inheritance of flint seed type with crossed the parent of Manado Yellow
corn and 3) The highest percentage of yellow seed color and flint seed type, the character of Manado
Yellow Corn, obtained from crossing parents ♀ Flint × ♂ Dent.
Keywords: dent, flint, anado yellow corn
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui efek maternaldalam pewarisan sifat komponen hasil
jagung Manado Kuning, 2) Mengetahui pewarisan sifat warna dan tipe biji jagung Manado Kuning.
Penelitian dilaksanakan di desa Kalasey, Kecamatan Mandolang, Kabupaten Minahasa, Provinsi
Sulawesi Utara sejak April sampai dengan September 2016. Bahan tanaman yang digunakan yaitu
varietas lokal Jagung Manado Kuning yang dikoleksi di laboratorium Ilmu Tanaman, Fakultas Pertanian
Universitas Sam Ratulangi, Manado. Penelitian ini disusun untuk membandingkan dua buah perlakuan
persilangan, yang berasal dari 2 (dua) populasi tetua, yaitu : 1) Jagung lokal dengan warna biji kuning
dan tipe biji flint, 2) Jagung lokal dengan warna biji kuning dan tipe biji dent. Setiap perlakuan diulang
sebanyak 4 kali dan setiap ulangan terdiri 6 tanaman betina sehingga terdapat 24 tongkol hasil
persilangan tetua (F1) dan 24 tongkol hasil persilangan resiprok (F1R). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa 1) Tidak ada efek maternalpada pewarisan sifat beberapa komponen hasil jagung Manado
Kuning seperti berat tongkol, panjang tongkol, diameter tongkol, jumlah baris biji per tongkol, jumlah biji
warna kuning dan jumlah biji dentdari persilangan tetua jagung Manado Kuning, 2) Terdapat efek
maternal pada pewarisan sifat jumlah biji flint dari persilangan tetua jagung Manado Kuning dan 3)
Presentase tertinggi jumlah biji warna kuning dan tipe biji flintyang merupakan karakter jagung Manado
Kuning diperoleh dari persilangan antara tetua ♀ Flint × ♂ Dent.
Kata kunci: dent, flint, jagung manado kuning
Eugenia Volume 24 No. 1 Pebruari 2018
Eugenia Volume 24 No. 1 Pebruari 2018 2
beda dengan keturunan hasil persilangan resipro- terdiri dari 4 ulangan. Pembagian petak menjadi
kalnya (Syukur, et.al., 2015). petak-petak yang berukuran lebih kecil dimaksud-
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Menge- kan untuk mengontrol ketidakseragaman keadaan
tahui efek maternaldalam pewarisan sifat kompo- tanah karena kondisi lingkungan yang heterogen
nen hasil jagung Manado Kuning, 2) Mengetahui dapat mempengaruhi penampilan fenotipe
pewarisan sifat warna dan tipe biji jagung Manado tanaman.
Kuning. Penanaman benih dilakukan dengan cara
ditugal atau membuat lubang tanam sedalam 5 cm.
METODE PENELITIAN Penanaman dilakukan dalam larikan dengan jarak
tanam 75 cm × 25 cm dan tiap lubang diisi 1-2 butir
Penelitian dilaksanakan di Desa Kalasey, benih. Pada umur 10 hari dijarangkan dan dibiarkan
Kecamatan Mandolang, Kabupaten Minahasa sejak tumbuh 1 tanaman per lubang tanam sehingga
April sampai dengan September 2016. Bahan- dalam setiap petak terdapat sebanyak 40 tanaman.
bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Selanjutnya, dalam setiap petak dilakukan per-
benih jagung varietas lokal Manado Kuning yang silangan sebanyak 10 tanaman kemudian pada
dikoleksi di Laboratorium Ilmu Tanaman, Fakultas saat panen akan dipilih lagi 6 tongkol dengan hasil
Pertanian Universitas Sam Ratulangi (Unsrat), persilangan terbaik. Pemupukan tanaman diberikan
pupuk NPK anorganik dan Urea dan kantong sesuai dengan anjuran umum pemupukan ber-
kerodong. Alat-alat yang digunakan adalah bajak imbang yaitu NPK 300 kg/ha dan Urea 300 kg/ha
atau hand tractor, cangkul, garu, meteran, tugal, (Anonim, 2014). Pupuk kompos 10 t/ha diberikan
timbangan, sprayer, jangka sorong, staples, plastik pada saat 1 minggu sebelum penanaman. Pe-
label, alat tulis menulis dan kamera. meliharaan tanaman jagung meliputi penyiraman,
Penelitian ini disusun untuk membanding- penyiangan, pembumbunan dan pengendalian ha-
kan dua buah perlakuan persilangan, yang berasal ma dan penyakit.
dari 2 (dua) populasi tetua, yaitu : 1) Jagung lokal Setelah tanaman jagung berbunga, per-
dengan warna biji kuning dan tipe biji flint, 2) silangan segera dilakukan antara tanaman pada
Jagung lokal dengan warna biji kuning dan tipe biji petak A (jagung lokal dengan warna biji kuning dan
dent. Setiap perlakuan diulang sebanyak 4 kali dan tipe biji flint) sebagai tetua betina (♀) dengan petak
setiap ulangan terdiri 6 tanaman betina sehingga B (jagung lokal dengan warna biji kuning dan tipe
terdapat 24 tongkol hasil persilangan tetua (F1) dan biji dent) sebagai tetua jantan (♂) untuk meng-
24 tongkol hasil persilangan resiprok (F1R). hasilkan keturunan pertama (F1). Bersamaan de-
Pelaksanaan penelitian dimulai dengan ngan itu, persilangan tanaman juga dilakukan
kegiatan pengolahan tanah menggunakan hand- antara tanaman pada petak B sebagai tetua betina
tractor sebanyak dua kali dengan kedalaman 20 - (♀) dengan tanaman pada petak A sebagai tetua
30 cm. Setelah itu, tanah digemburkan serta dirata- jantan (♂) untuk menghasilkan keturunan pertama
kan menggunakan cangkul dan dibersihkan dari hasil persilangan resiprok (F1R). Pemanenan dilaku-
sisa-sisa rumput. Lahan atau petak yang tersedia kan pada umur ± 115 hst pada saat biji jagung
(plot) kemudian dibagi menjadi anak-anak petak Manado Kuning telah masak fisiologis.
(subplot), yang masing-masing berukuran 8 m2 Variabel yang diamati dalam penelitian
(4 m × 2 m), sebanyak 8 anak petak dengan jarak berupa komponen hasil persilangan jagung Manado
antar petak 2 m. Dari 8 anak petak dibagi lagi men- Kuning terdiri dari: a) Berat tongkol tanpa kelobot
jadi 4 anak petak untuk perlakuan penanaman (g), b) Panjang tongkol tanpa kelobot (cm), c)
jagung lokal dengan warna biji kuning dan tipe biji Diameter tongkol tanpa kelobot (cm), d) Jumlah
flint (perlakuan A) dan 4 anak petak lainnya untuk baris biji/tongkol, e) Warna biji (kuning, putih), dan
perlakuan penanaman jagung lokal dengan warna f) Tipe biji (flint, dent).
biji kuning dan tipe biji dent (perlakuan B). Dengan Data hasil persilangan dianalisis dengan
demikian, masing-masing perlakuan (A dan B) menggunakan uji beda nilai tengah (uji t) pada taraf
Eugenia Volume 24 No. 1 Pebruari 2018 4
5% untuk mengetahui efek maternal pada kom- Berbeda dengan komponen lainnya, Uji t
ponen hasil jagung Manado Kuning dengan cara menunjukkan hasil yang berbeda pada sifat jumlah
membandingkan nilai rata-rata populasi F1 dan F1R. biji flint. Rata-rata populasi F1 berbeda nyata
Data hasil persilangan juga dianalisis untuk menge- dengan populasi F1R sehingga tampak bahwa tetua
tahui nilai rata-rata jumlah dan presentase sifat biji betina memberi sumbangan genetik lebih besar
jagung Manado Kuning pada populasi F1 dan F1R. kepada keturunan dari pada tetua jantan. Hal ini
menunjukkan bahwa pewarisan sifat biji flint pada
HASIL DAN PEMBAHASAN jagung Manado Kuning terjadi karena adanya efek
maternal. Efek maternal terjadi apabila genotipe
Efek maternal pada pewarisan beberapa
nukleair dari tetua betina menentukan fenotipe ke-
komponen hasil jagung Manado Kuning yang di-
turunannya. Faktor-faktor keturunan berupa gen-
peroleh dari persilangan antara tetua jagung
gen nukleair yang dipindahkan oleh kedua jenis
Manado Kuning tipe biji flint dengan tetua jagung
kelamin dan dalam persilangan-persilangan tertentu
Manado Kuning tipe biji dent (Flint × Dent) dapat
sifat-sifat keturunan itu mengalami segregasi me-
diketahui dengan membandingkan nilai rata-rata
ngikuti pola Mendel (Suryo, 2007).
populasi F1 dan F1R. Hasil uji beda nilai tengah (Uji
Persilangan tetua jagung Flint × Dent
t) menunjukkan bahwa nilai rata-rata populasi F1
menghasilkan populasi F1 dengan presentase biji
tidak berbeda nyata dengan nilai rata-rata populasi
warna kuning mencapai 100% sedangkan per-
F1R pada sebagian besar komponen hasil seperti
silangan Dent × Flint menghasilkan populasi F1R
berat tongkol, panjang tongkol, diameter tongkol,
dengan presentase biji warna kuning mencapai
jumlah baris biji per tongkol, jumlah biji warna
99,28% dan biji warna putih mencapai 0,72%
kuning dan jumlah biji dent (Tabel 1). Hal ini me-
(Tabel 2). Adanya perbedaan hasil persilangan
nunjukkan bahwa tidak ada efek maternal pada
yang terlihat pada populasi F1 dan F1R diduga
pewarisan sifat sebagian besar komponen hasil
karena komposisi genotipe tetua dimana gen flint
tersebut. Tetua betina dan tetua jantan memberi
dominan terhadap gen dent.
sumbangan genetik yang sama kepada keturunan-
nya.
Tabel 1. Uji t Pada Komponen Hasil Populasi F1 dan F1RJagung Manado Kuning
(Tabel 1. t-Test on Yield Components of F1 and F1RPopulationof Manado Yellow Corn)
Sifat F1 F1R t hitung t tabel (0,05)
Berat tongkol 130,39 104,93 2,78 tn 3,182
Panjang tongkol 14,97 13,58 2,44 tn
Diameter tongkol 4,44 4,25 2,31 tn
Jumlah baris biji per tongkol 15,42 13,58 1,78 tn
Jumlah biji warna kuning 495,25 408,96 1,78 tn
Jumlah biji tipe flint 444,13 347,45 3,95 *
Jumlah biji tipe dent 51,13 64,17 0,34 tn
tn = tidak berbeda nyata, *= berbeda nyata
Tabel 2. Rata-rata dan Persentase Jumlah Biji Warna Kuning dan Putih pada Populasi F1 dan F1RJagung
Manado Kuning.
(Table 2. The Average and Percentage of the Number of Yellow and White Seeds on F1 and F1R Populationof
Manado Yellow Corn)
Rata-rata dan Persentase Jumlah Biji
Parameter
F1 F1R
Kuning 495,25 (100%) 408,96 (99,28%)
Putih 0 (0%) 2,96 (0,72%)
Pamandungan, Y. dan T.B. Ogie: Pewarisan Sifat Warna dan Tipe Biji……….…….. 5
Menurut Ford (2000), warna biji jagung Tabel 4 menunjukkan bahwa untuk meng-
yaitu ungu, merah, kuning dan putih dikendalikan hasilkan populasi F1 dengan persentase biji warna
secara genetik dengan adanya sintesis pigmen kuning mencapai 100% maka kemungkinan per-
pada biji jagung yaitu dari kelompok antosianin dan silangan (crossing) antara tetua jagung lokal
karotenoid. Pigmen antosianin berperan dalam Manado Kuning yang terjadi yaitu pada genotipe
menghasilkan warna ungu atau merah sedangkan YY ×YY, YY ×Yy, dan Yy ×YY. Sedangkan untuk
pigmen karotenoid menentukan warna kuning pada menghasilkan populasi F1R dengan persentase biji
biji jagung. Tidak terbentuknya kedua kelompok warna kuning mencapai 99,28% dan biji warna
pigmen tersebut akan menghasilkan warna putih. putih mencapai 0,72% maka kemungkinan per-
Gen pengendali yang berperan dalam pembentuk- silangan antara tetua jagung lokal Manado Kuning
an warna kuning dan putih pada biji jagung disebut yaitu pada genotipe Yy ×Yy.
sebagai color gen yaitu gen Y dan y. Model gen ini Persilangan jagung tipe Flint × Dent meng-
dapat digunakan untuk menentukan kemungkinan hasilkan populasi F1 dengan presentase biji flint
genotipe tetua jantan dan betina yaitu YY, Yy atau mencapai 89,68% dan dent mencapai 10,32%
yy (Tabel 3) dan simulasi persilangannya (Tabel 4). sedangkan persilangan jagung tipe Dent × Flint
Komposisi genetik jagung hasil persilangan dapat menghasilkan populasi F1R dengan presentase biji
diketahui dengan memanfaatkan informasi genetik flint mencapai 84,41% dan biji dent mencapai
dari gen-gen pengendali warna biji untuk mempre- 15,59% (Tabel 5). Contoh tipe biji flint dan dent
diksi komposisi genotipe pada generasi hasil per- pada Gambar 1.
silangannya (Pamandungan, et.al., 2012).
Tabel 3. Gen Pengendali dan Genotipe Sifat Warna Kuning pada biji jagung Manado Kuning
(Table 3. Gene Controlling and Genotypes of Yellow Color on the Seed of Manado Yellow Corn)
Gen pengendali Genotipe Warna biji
1. Y 1. YY Kuning
2. Yy Kuning
2. y 1. yy Putih
Tabel 4. Genotipe Biji, Warna Biji dan Ratio Warna Biji dari Hasil Persilangan antara Genotipe Tetua Jagung
Berbiji Kuning.
(Table 4. Seed Genotype, Seed Color and Ratio of Seed Color from Crossing between Yellow Seed Genotypes
of the Parents)
Persilangan genotipe Genotipe biji
Ratio warna biji kuning
No. tetua jagung hasil Warna biji
dan putih
(♀ × ♂) persilangan
1. YY × YY YY Kuning 1:0
2. YY × Yy YY, Yy Kuning 2:0
3. YY × yy Yy Kuning 1:0
4. Yy × YY YY, Yy Kuning 2:0
5. Yy × Yy YY, Yy, yy Kuning, Putih 3:1
6. Yy × yy Yy, yy Kuning, Putih 1:1
7. yy × YY Yy Kuning 1: 0
8. yy × Yy Yy, yy Kuning, Putih 1:1
9. yy x yy Yy Putih 0:1
Eugenia Volume 24 No. 1 Pebruari 2018 6
a b
Gambar 1. Tipe biji flint(a) dan dent(b) pada Jagung Manado Kuning
(Figure 1. Flint seed type (a) and dent (b) of Manado Yellow Corn)
Tabel 6. Gen Pengendali dan Genotipe SSifat Biji Flint dan Dent
(Table 6. Gene Controlling and Genotype of Flint and Dent Seeds)
Gen pengendali Genotipe Tipe Biji
1. FI 1. FIFI F
Flint
2. FIfI F
Flint
2. fI 1. fIfI Dent
D
Berdasarkan Tabel 5, tampak bahwa Brown, W.L and L.L. Darrah. 1985. Origin,
untuk menghasilkan populasi F1 dan F1R maka ke- Adaptation, and Types of Corn. Iowa State
mungkinan genotipe tetua yang terlibat dalam per- University.
silangan yaitu genotipe FIfI (Tabel 6) sehingga ke-
mungkinan persilangan (crossing) antara tetua Ford, R.H. 2000. Inheritance of Kernel Color in
jagung Manado Kuning yang terjadi yaitu pada Corn: Explanation and Investigation. The
genotipe FIfI×FIfI yang menghasilkan ratio biji flint American Biology Teacher 62(3):181-188.
dan dent mencapai 3:1 (Tabel 7). Menurut Brown & University of California Press.
Darah (1985), komposisi endosperm dipengaruhi http://www.jstor.org/stable/4450870.
oleh satu gen yang berbeda misalnya floury (fI)
dengan flint (FI). Informasi mengenai gen pe- Hermanto, D.W., E. Sadikin dan Hikmat. 2009.
ngendali tipe biji flint dan dent tersebut dapat di- Deskripsi Varietas Unggul Palawija 1918-
gunakan sebagai dasar dalam memprediksi 2009. Puslitbangtan Pangan. Balitbang
genotipe tetua, simulasi persilangan dan genotipe Pertanian.
keturunannya.
Pamandungan, Y., A. Purwantoro dan P.
KESIMPULAN Basunanda. 2012. Prediksi Genotipe
Tetua Jagung Berbulir Ungu Berdasarkan
Tidak ada efek maternal pada pewarisan Kesesuaian Nisbah Harapan Pada Bulir S1
sifat beberapa komponen hasil Jagung Manado dan S2. Jurnal Ilmu Pertanian Eugenia
Kuning seperti berat tongkol, panjang tongkol, 18(3):221-229.
diameter tongkol, jumlah baris biji per tongkol,
jumlah biji warna kuning dan jumlah biji dent yang Runtunuwu, S.D., Y. Pamandungan dan R.
diperoleh dari hasil persilangan jagung melalui Mamarimbing. 2014. Eksplorasi Plasma
persilangan tetua jagung Manado Kuning. Nutfah Jagung Manado Kuning di
Terdapat efek maternal pada pewarisan Sulawesi Utara. Jurnal Bioslogos 4(2):56-
sifat jumlah biji flint dari hasil persilangan jagung 64.
melalui persilangan tetua jagung Manado Kuning.
Presentase tertinggi jumlah biji warna Sharma, M., M. Cortes-Cruz, K.R. Ahern, M.
kuning dan tipe biji flint diperoleh dari hasil per- McMullen, T.P. Brutnell and S. Chopra.
silangan antara tetua ♀ Flint × ♂ Dent. 2011. Identification of the Pr1 Gene
Product Completes the Anthocyanin
UCAPAN TERIMA KASIH Biosynthesis Pathway of Maize.
GeneticsSociety of America 188(1):69-79.
Penulis mengucapkan terima kasih
kepada LPPM Unsrat yang telah memberikan Subekti, N.A., Syafruddin, R. Efendidan Sunarti,
kesempatan untuk melaksanakan Penelitian Dosen dan S. 2007. Morfologi Tanaman dan Fase
Pemula (PDP) tahun 2016. Pertumbuhan Jagung. Balai Penelitian
Tanaman Serealia. Maros.
DAFTAR PUSTAKA
Suryo. 2007. Sitogenetika. Gadjah Mada University Tamburian, Y. 2011. Usahatani Jagung Di Lahan
Press. Yogyakarta. Kering Dengan Pendekatan Pengelolaan
Tanaman Terpadu Di Kabupaten Minsel
Syukur, M., S. Sastrosumarjo, Y. Wahyu, S.I. (Makalah Seminar Nasional Serealia).
Aisyah, S. Sujiprihati, dan R. Yunianti. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
2015. Sitogenetika Tanaman. IPB Press. Sulawesi Utara.
Bogor.