Tugas 1 Diskusi LMS Aguus
Tugas 1 Diskusi LMS Aguus
Tugas 1 Diskusi LMS Aguus
DOI 10.22460/jpmi.v3i6.615-624
Abstract
This qualitative research aims to analyze the stages of mathematics learning activities carried out by
primary school teacher candidates at the University of Mataram. The data analysis of this research was
conducted in a descriptive qualitative manner. The research subjects were randomly selected
consisting of two primary school teacher candidates who have different genders but have the same
academic ability. The data analysis process was carried out by collecting data, presenting data, and
drawing conclusions. Data collection was obtained through instructional videos of primary school
teacher candidates in primary school mathematics learning courses . The presentation of data is done
by describing the stages of learning activities that the teacher must do in the classroom. The results of
this study indicate that the research subjects have their respective strengths and weaknesses in the
implementation of learning activities, the material abilities of the research subjects are still weak in
learning activities and the research subjects do not utilize/use knowledge in previous courses to
improve teaching quality.
Keywords: : Video Analysis, Learning Stages, Primary Mathematics Learning
Abstrak
Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk menganalisis tahapan-tahapan kegiatan pembelajaran
matematika yang dilakukan oleh mahasiswa calon guru sekolah dasar (SD) di Universitas Mataram.
Analisis data penelitian ini dilakukan secara deskriptif kualitatif. Subjek penelitian dipilih secara acak
yang terdiri dari dua orang mahasiswa calon guru sekolah dasar yang memiliki jenis kelamin berbeda
namun memiliki kemampuan akademik yang sama. Proses analisis data dilakukan dengan cara
pengumpulan data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Pengumpulan data diperoleh melalui
video pembelajaran mahasiswa calon guru pada mata kuliah pembelajaran matematika sekolah dasar.
Penyajian data dilakukan dengan mendeskripsikan tahapan-tahapan kegiatan pembelajaran yang harus
dilakukan guru di dalam kelas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa subjek penelitian memiliki
kelebihan dan kekurangan masing-masing dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, masih lemahnya
kemampuan materi yang dimiliki subjek penelitian dalam kegiatan pembelajaran serta subjek
penelitian tidak memanfaatkan/ menggunakan pengetahuan pada mata kuliah sebelumnya untuk
meningkatkan kualitas mengajar.
Kata Kunci: Analisis Video, Tahapan Pembelajaran, Pembelajaran Matematika SD
615
616 Radiusman & Simanjuntak, Analisis Video Pembelajaran Matematika Mahasiswa PG...
PENDAHULUAN
Kegiatan belajar-mengajar merupakan faktor penting dalam menanamkan pengetahuan dan
karakter yang baik kepada siswa. Kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari perang penting
seorang guru. Guru berperan sebagai penentu utama perkembangan sekolah melalui kegiatan
pembelajaran yang dilakukan (Pyhalto, Pietarinen, & Soini, 2015). Kegiatan pembelajaran
yang dilakukan oleh guru tidak terlepas dari faktor kontekstual, keterampilan guru,
pengetahuan pedagogic, kemampuan memotivasi siswa, kemampuan memproses ide-ide baru
serta profesionalitas guru itu sendiri (Leithwood & Mascall, 2008). Profesionalitas guru dapat
dilihat dari kualitas pengajar (guru) itu sendiri. Kualitas pengajar yang baik dapat dilihat dari
produk persiapan pengajar , upaya, pengetahuan, wawasan, dan sikap yang baik (Krantz,
2015).
Pengajaran yang baik merupakan suatu kegiatan yang lebih dari sekedar penyampaian kata-
kata kepada pendengar. Pengajaran yang baik harus memiliki beberapa syarat, antara lain:
harus bermakna untuk diingat, harus masuk akal untuk dipahami, dirancang untuk
berkelanjutan, dan harus dinikmati untuk dipertahankan selama sisa hidup seseorang (Cowan,
2006). Guru harus memiliki beberapa syarat agar menjadi guru yang professional, antara lain:
percaya bahwa diri sendiri memenuhi syarat untuk melakukannya, memiliki keingnan yang
kuat untuk mengajar, memiliki persiapan mengajar, mampu mengenali siswa dengan baik,
mampu membuat pelajaran menjadi terlihat lebih mudah, memiliki penampilan yang baik,
memiliki kemampuan komunikasi yang baik dengan siswa, menghormati siswa dan
menguasai materi sepenuhnya sebelum anda memasuki kelas, mampu membuat siswa merasa
nyaman dalam belajar, menguasai teknologi dengan tepat, menghargai siswa, memiliki sikap
yang tegas terhadap kesalahan serta mampu membangun lingkungan belajar yang positif
(Cowan, 2006; Krantz, 2015). Menciptakan guru matematika yang profesional tidak mudah,
dibutuhkan waktu yang lama dan strategi yang tepat.
Berdasarkan syarat-syarat guru professional diatas maka peneliti tertarik untuk mengetahui
apakah mahasiswa calon guru di Universitas Mataram telah memenuhi persyaratan sebagai
guru profesional. Peneliti melakukan observasi terhadap video kegiatan pembelajaran
matematika mahasiswa calon guru pada mata kuliah pembelajaran matematika SD. Mata
kuliah pembelajaran matematika memiliki bobot 4 satuan kredit semester (SKS), dengan
jumlah pertemuan mata kuliah ini adalah 16 kali pertemuan.
Mata kuliah pembelajaran matematika merupakan mata kuliah yang sangat penting. Hal ini
dikarenakan mata kuliah pembelajaran matermatika SD memberikan gambaran kesiapan
mahasiswa untuk mengajar matematika di sekolah maupun diluar sekolah, menuntut
mahasiswa untuk mendesain pembelajaran matematika yang menarik, sehingga siswa sekolah
dasar tertarik untuk mempelajari matematika, dan memperlihatkan kemampuan mahasiswa
dalam mengimplementasikan mata kuliah belajar dan pembelajaran, telaah kurikulum, strategi
pembelajaran SD, asessment proses dan hasil belajar SD, diagnostik dan remedial teaching,
dan pendidikan matematika.
Peneliti tertarik untuk menggali lebih dalam kesiapan mahasiswa laki-laki dan perempuan
yang berada pada semester 6 dengan kemampuan sedang dalam mengajar matematika di
sekolah dasar. Dalam arti luasnya, pengajaran terjadi di berbagai tempat, dan dibutuhkan
dalam menghadapi situasi sehari-hari. Keseimbangan ini dipengaruhi oleh berbagai hal
termasuk cara guru dalam mengajukan pertanyaan, menanggapi dan menyesuaikan ide-ide
siswa, memperagakan dan mendemonstrasikan, mengevaluasi dan mengoreksi tanggapan,
memfasilitas diskusi, dan memiliki kemampuan mendengarkan dengan baik.
Penelitian mengenai kegiatan pembelajaran telah banyak dilakukan antara lain mengenai
penyusunan perangkat pembelajaran (Chizhik & Chizhik, 2018), pelaksanaan pembelajaran
dengan kapasitas berbeda (Wright, Bergom, & Bartholomew, 2019) serta pelaksanaan
aktivitas budaya dalam kegiatan pembelajaran (Szelei, Tinoca, & Pinho, 2019), namun sejauh
ini belum ada penelitian yang melakukan kegiatan menganalisis kegiatan pembelajaran
matematika berdasarkan video. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang observasi langkah-langkah kegiatan pembelajaran matematika
melalui video mahasiswa calon guru sekolah dasar.
METODE
Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk menganalisis tahapan-tahapan kegiatan pembelajaran
secara deskriptif. Data yang digunakan dalam analisis merupakan data yang diperoleh melalui
foto, rekaman video, dan dokumen data pribadi (Bogdan & Biklen, 2007). Perekaman video
dilakukan dimasa pandemi Covid-19. Subjek dalam penelitian berjumlah 2 orang mahasiswa
semester 6 Program Studi Guru Sekolah Dasar Universitas Mataram, yang berjenis kelamin
laki-laki dan perempuan dan berkemampuan akademik sedang.
Proses analisis data dilakukan dengan cara pengumpulan data berupa video pembelajaran,
penyajian data berupa deskripsi kegiatan pembelajaran yang harus dilaksanakan guru di dalam
kelas serta menarikan kesimpulan. Rekaman video berisi cara yang digunakan oleh
mahasiswa dalam mengajarkan satu materi matematik. Komponen penilaian dalam penelitian
ini adalah: kegiatan pembuka, cara mengabsen siswa, apersepsi, materi ajar, tanya jawab,
kesimpulan, evaluasi, teori belajar, mengenal karakteristik siswa, media pembelajaran.
Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis video pembelajaran matematika terhadap subjek penelitian, maka
diperoleh keunggulan dan kekurangan subjek penelitian dalam melakukan kegiatan
pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi terhadap subjek pertama, Keunggulan yang
dimiliki oleh subjek penelitian pertama adalah memiliki media pembelajaran walapun media
pembelajaran tersebut tidak menarik karena hanya berupa kertas karton yang berisi gambar-
gambar materi.
Kekurangan yang dimiliki oleh subjek pertama, antara lain: suara tidak jelas, tidak melakukan
apersepsi, tidak menghubungkan materi dengan kehidupan sehari-hari, tidak memberikan
kesimpulan terhadap materi yang sudah dipelajari serta tidak memberikan evaluasi kepada
siswa. Selanjutnya, berdasarkan hasil analisis video dapat diketahui bahwa subjek penelitian
pertama memiliki pengetahuan konsep awal yang rendah dan memiliki tingkat kepercayaan
diri yang rendah dalam mengajar (Hannover & Kessels, 2004) serta tidak semangat dalam
melakukan kegiatan pembelajaran (Seidel, 2006).
Berdasarkan hasil analisis video terhadap subjek penelitian kedua, diperoleh beberapa
keunggulan dari subjek penelitian kedua, antara lain: Sudah percaya diri berdiri sebagai guru,
berpenampilan menarik, suara jelas, dan sudah mampu membuka pembelajaran dengan penuh
semangat, sehingga menarik minat para siswa, sudah mampu memperlihatkan hubungan
antara materi yang akan dipelajari dengan kehidupan nyata; sudah mengunakan media
pembelajaran, yaitu jam tangan dan jam buatan untuk membantu siswa dalam memahami
materi pelajaran, sudah memberikan kesempatan bagi siswa untuk menyampaikan ide mereka
dan sudah memberikan apresiasi pada siswa, dengan cara memberikan tepuk tangan bagi
siswa yang berhasil menjawab pertanyaan.
Selanjutnya subjek penelitian lebih memiliki kemampuan awal yang lebih baik dan sikap
positif dalam menyampaikan pembelajaran (Seidel, 2006), lebih sabar dan mendorong siswa
untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran (Montecinos & Nielsen, 2004). Subjek penelitian
kedua juga masih memiliki kekurangan antara lain: tidak menggunakan papan tulis secara
efektif, tidak memberikan evaluasi kepada siswa, dan tidak memberikan kesimpulan terhadap
materi yang sedang diajarkan.
Keterampilan guru dalam mengajar bukanlah hal yang mudah untuk diperbaiki. Peningkatan
kemampuan guru harus membutuhkan latihan yang lama. Peningkatan kemampuan seorang
guru dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain: saling mengamati aktivitas latihan
yang dilakukan oleh sesama calon guru (Kwakman, 2003), melakukan pelatihan di kelas
yang
berbeda kapasitas (Wright et al., 2019), melatih kemampuan agar mampu menarik
kemampuan pedagogis siswa (Szelei et al., 2019), melatih kemampuan bahasa (Iurmanova &
Balykhina, 2017), melatih kemampuan mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran
(Coorey, 2016), melakukan kegiatan iduktif pembelajaran (Shemwell, Chase, & Schwartz,
2015), mempersiapkan rencana pembelajaran dengan matang (Chizhik & Chizhik, 2018) serta
melatih menghadapi kesalahan dan kesalahpahaman (Gifford, 2005).
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang observasi video kegiatan pembelajaran matematika yang
dilakukan oleh mahasiswa calon guru, maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan, antara
lain: kemampuan materi matematika calon guru masih banyak yang belum sempurna,
mahasiswa calon guru belum terbiasa menerapkan teori belajar, mahasiswa calon guru belum
terbiasa menggunakan media pembelajaran, serta mahasiswa belum terbiasa mengenal
karakteristik siswa. Berdasarkan hal ini, maka dibutuhkan suatu pelatihan yang intensif
terhadap mahasiswa calon guru sehingga ketika mahasiswa calon guru mampu menjadi guru
yang profesional ketika berada di lingkungan sebenarnya. Penelitian ini hanya membahas
mengenai langkah-langkah dalam kegiatan pembelajaran matematika, namun tidak
mengharuskan mahasiswa calon guru menggunakan teknologi dalam melakukan kegiatan
pembelajaran. Pada penelitian selanjutnya, peneliti mengharapkan penerepan teknologi wajib
digunakan dalam melakukan kegiatan pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Bogdan, R. C., & Biklen, S. K. (2007). Qualitative research for education: an introduction
to theories and methods (5th ed.). Boston: Pearson Education, Inc.
Chizhik, E. W., & Chizhik, A. W. (2018). Using Activity Theory to Examine How Teachers’
Lesson Plans Meet Students’ Learning Needs. Teacher Educator, 53(1), 67–85.
https://doi.org/10.1080/08878730.2017.1296913
Coorey, J. (2016). Active Learning Methods and Technology: Strategies for Design
Education. International Journal of Art and Design Education, 35(3), 337–347.
https://doi.org/10.1111/jade.12112
Cowan, P. (2006). Teaching mathematics. New York: Routledge.
Gifford, S. (2005). Teaching Mathematics 3-5: Developing Learning in the Foundation Stage.
New York: Open University Press.
Hannover, B., & Kessels, U. (2004). Self-to-prototype matching as a strategy for making
academic choices. Why high school students do not like math and science. Learning and
Instruction, 14(1), 51–67. https://doi.org/10.1016/j.learninstruc.2003.10.002
Iurmanova, S. A., & Balykhina, T. M. (2017). Scientific research activity: the origin of
teaching methodology. Russian Linguistic Bulletin, 4(4),
40–41. https://doi.org/10.18454/RULB.4.12
Krantz, S. G. (2015). How to Teach Mathematics. In The American Mathematical Monthly
(Vol. 101). https://doi.org/10.2307/2974708
Kwakman, K. (2003). Factors affecting teachers’ participation in professional learning
activities. Teaching and Teacher Education, 19(2), 149–170.
https://doi.org/10.1016/S0742-051X(02)00101-4
Leithwood, K., & Mascall, B. (2008). Collective leadership effects on student achievement.
Educational Administration Quarterly, 44(4), 529–561.
https://doi.org/10.1177/0013161X08321221
Montecinos, C., & Nielsen, L. E. (2004). Male Elementary Preservice Teachers’ Gendering of
Teaching. Multicultural Perspectives, 6(2), 3–9.
https://doi.org/10.1207/s15327892mcp0602_2
Pyhalto, K., Pietarinen, J., & Soini, T. (2015). Teachers professional agency and learning-
from adaption to active modification in the teacher community. Teachers and Teaching:
Theory and Practice, 21(7), 811–830. https://doi.org/10.1080/13540602.2014.995483
Seidel, T. (2006). The role of student characteristics in studying micro teaching-learning
environments. Learning Environments Research, 9(3), 253–271.
https://doi.org/10.1007/s10984-006-9012-x
Shemwell, J. T., Chase, C. C., & Schwartz, D. L. (2015). Seeking the general explanation: A
test of inductive activities for learning and transfer. Journal of Research in Science
Teaching, 52(1), 58–83. https://doi.org/10.1002/tea.21185
Szelei, N., Tinoca, L., & Pinho, A. S. (2019). Rethinking ‘cultural activities’: An examination
of how teachers utilised student voice as a pedagogical tool in multicultural schools.
Teaching and Teacher Education, 79, 176–187. https://doi.org/10.1016/j.tate.2018.12.020
Wright, M. C., Bergom, I., & Bartholomew, T. (2019). Decreased class size, increased active
learning? Intended and enacted teaching strategies in smaller classes. Active Learning in
Higher Education, 20(1), 51–62. https://doi.org/10.1177/1469787417735607