Potensi Dan Strategi Pengembangan Kawasan Peternakan Ruminansia Dan Pemanfaatan Limbah Tanaman Pangan .Di Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB)
Potensi Dan Strategi Pengembangan Kawasan Peternakan Ruminansia Dan Pemanfaatan Limbah Tanaman Pangan .Di Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB)
Potensi Dan Strategi Pengembangan Kawasan Peternakan Ruminansia Dan Pemanfaatan Limbah Tanaman Pangan .Di Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB)
"The Potency and Strategy of Ruminant Animal Husbandry Area and Using ofFood Plant Waste
in West-South East Maluku (MTB) Regency
ABSTRACT
The area development to be animal husbandry area should be directed in the increasing of natural resources using
efficiency, and environment preservation. In this case, its development is done with use and manage natural resources in the
form of land, livestock, and livestock woof, with other production factors in the form ofemployee and working capital. Local
animal husbandry is genetic resources which have high potency to be used as prime seed forming source or other sources
which are used to community necessity example meat production. West-South East Maluku Regency is the regency for
livestock development in Maluku. A number ofruminant livestock populations in MTB regency are 40.215 ST, in detail, beef
cattles are 5.392 ST, buffalo are 21.511 ST, goats are 11.376 ST, and sheeps are 1.936 ST. One offactors to determine animal
husbandry development success in Maluku especially in MTB Regency is availability of woof resources and wastes for
livestock. Dry material production total (ton BK) offood plant wastes in MTB Regency is 62855 ton, it is alternative woof
source which is given for livestock besides of natural grass. If food plant intensification increases, so food plant waste
production will be high. Corn strllW is food plant waste which has high support power that is 21530 ST or about 78 percent,
it is compared with otherfood plant wastes in MTB Regency.
kelembagaan yang berakses ke hulu dan pakan belum menjadi prioritas (Sajimin,
hillr. et al. 2000).
Pola pembangunan peternakan di
Limbah pertanian adalah pakan yang
provinsj Maluku mengacu pada konsep
bersumber dati limbah tanaman pangan
tata ruang wilayah dengan tetap
d~ produksinya sangat tergantung pada
memperhatikan potensi-potensi spesifik
jenis dan jumlah areal penanaman dari
pada masing-masing gugus pulau yang tanaman pangan di suatu wllayah. Limbah
. dalam pelaksanaannya dilakukan melalui
pertanian dikategorikan sebagai p~
peningkatan populasi, produk dan nilai dengan serat tinggi dan protein rendah.
tambah produk dan sasaran utamanya
Jenis pakan yang tergolong dalam
adalah penmgkatan komoditas ternak kelompok ini adalah jerami jagung, jerami
unggul yang berbasis pada sumberdaya padi, jerami kacang dlli dan juga pakan
lokal Permintaan daging yang tinggi dengan serat kasar tinggi dan protein
seharusnya menjadi salah satu faktor
linggi. Pakan yang termasuk kategori ini
pendorong produksi temak ruminasia di adalah beberapa limbah industri pertanian
daerah maupun secara nasional. Pada saat seperti dedak padi, dan dedak jagung, dll.
ini kebutuhan akan daging secara nasional
Peningkatan luas lahan pertanian
sekitar 2.070,24 ton atau 6,43 kg/tahun
memberikan implikasi terhadap
(17,61 gr/kpta/hati) dan ini pun masih peningkatan luas areal panen tanaman
kurang untuk kebutuhan masyarakat pangan. Kabupaten MTB di tahun 2007,
Indonesia, sehingga dilakukan impor luas areal panen padi ladang seluas 1572
daging atau sapi setiap tahunnya dati luar ha, jagung 9823 ha, ubi jalar 511 ha, kacang
negeri (BPS Petemakan, 2007). Kabupaten tanah 1408 ha dan kacang hijau 985,3 ha.
Maluku Tenggara Barat (MTB) dengan Meningkatnya intensifikasi tanaman
jumlah penduduk sebanyak 161.342 jiwa, pangan mengakibatkan peningkatan
pada tahun 2007 kebutuhan dagingnya
produksi limbah tanaman pangan.
barn sekitar 1.058.817 kg, berasal dati
temak sapi, kerbau, kambing, babi, ayam Kabupaten MTB memlliki prospek
buras dan itik. Secara terinci masing yang sangat baik untuk pengembangan
masing ternak barn memberikan temak ruminansia di Provinsi Maluku,
sumbangan daging per tahun sebesar 1,13 karena kabupaten ini merupakan sentra
kg/kpta/th untuk temak sapi, ternak temak kambing, kerbau dan domba di
kerbau 0,22 kg/kpta/th, kambing 1,49 Maluku.
kg/kpta/th, babi 2,95 kg/kpta/th, ayam Penulisan ini bertujuan untuk
buras 0,76 kg/kpta/th dan itik barn mengetahui potensi kawasan peternakan
0,008 kg/kpta/tho temak ruminansia dengan ketersediaan
Salah satu faktor penentu sumberdaya limbah tanaman pangan
keberhasllan pembangunan peternakan di sebagai pakan temak di kabupaten MTB
Indonesia adalah ketersediaan sumberdaya dan melihat strategis pengembangan
pakan untuk ternak. Pengembangan ternak dengan menggunakan analisis SWOT.
khususnya temak ruminansia masih
tergantung pada kecukupan tersedianya METODE
pakan hijauan baik jumlah, .dan
keseimbangannya sepanjang tahun. Kajian ini dilakukan dengan metode
Hijauan pakan yang digunakan untuk survei melalui ' pengamatan dan
temak ruminansia sering mengalami pengumpulan. data, di lapangan, dan data
kekurangan di musim kering dengan mutu sekunder yang berasal dati instansi terkait.
yang rendah. Selain itu penggunaan lahan Untuk analisis strategis digunakan metode
untuk tanaman pakan masih bersaing analisis SWOT. Sementara untuk
dengan tanaman pangan, karena tanaman mengetahui kepadatan ekonomi temak,
MATITAPUITY & KUNTORO Jumal Petemakan
O
I
i
f
.......
~::
... ,
~
•
........• ••...••....•
I
., a:a.~~
_----,--...;---~------+;(-
...•..•.....
~............
..----..
~.~---------,!
! !
.
4IIIJl(
, .< '
. ___ Kerbau
_a.__Kambing
600000..."..-.--
MTB (2002-2006)
Kebutuhan konsumsi daging ideal Harapan Provinsi Maluku tahun 2006. Pada
masyarakat Maluku termasuk kabupaten Tabel 1. memperlihatkan kebutuhan
MfB sebesar 150 g/kpt/hari, berdasarkan konsumsi daging dari beberapa jenis ternak
Neraca Bahan Makanan dan Pola Pangan yang ada di Kabupaten MfB.
Tabel2. Populasi temak ruminansia di kabupaten MTB dalam Satuan Temak (ST)
POEulasi Temak Ruminansia {ST)
Kecamatan Jumlah
SaEi Kerbau Kambing Domba
Pulau-pulau Terselatan 376 130 3.118 836 4.460
Wetar 7 141 170 318
Damer 57 57
LeW 767 2.319 686 3.772
MoaLakor 989 18.871 5.096 1.100 26.056
Pulau-pulau Babar 855 671 1.526
MdonaHiera 100 408 508
BabarTimur 1.069 929 1.998
'Tanimbar Selatan 956 3 22 981
Wertamrian 104 11 35 150
Wermaktian 20 33 10 63
Selaru 21 26 47
Tanimbar Utara 126 54 180
Yaru 18 18
Wuarlabobar 6 6
Nirunmas 3 30 33
Kormomolin 39 39
Jumlah 5.392 21.511 11.376 1.936 40.215
Kacang tanah, padi ladang dan kacang hijau ini merupakan bahan pakan altematif bagi
masing-masing sebagai berikut 4.914 ton BK, ternak ruminansia.
3.930 ton BK, dan 3.399 ton BK, semuanya
Tabel4. Luas areal panen (ha) tanaman pangan di kabupaten MTB Tahun 2006
- Luas areal panen (ha) tanaman pangan
Kecamatan
padiladang jagung ubijalar kacang tanah kacang bijau
1 Pulau-pulau. Terselatan 93 2.662 29 64 45,9
2 Wetar 149 984 30 27 44,0
3 Darner 83 161 17 18 11,7
4 LeW 10 994 25 117 50,8
5 Moa Lakor 8 1.046 29 26 35,2
6 Pulau-pulau. Babar 20 997 34 15 60,6
7 MdonaHiera 15 239 22 10 17,6
8 BabarTimur 31 1.041 34 14 23,S
9 Tanimbar Selatan 117 225 34 171 60,6
10 Wertamrian 118 283 34 111 135,9
11 Wermaktian 142 376 29 83 53,8
12 Selaru 124 243 24 239 73,3
13 Tanimbar Utara 115 124 34 279 95,8
14 Yarn 109 83 27 22 127,1
15 Wuarlabobar 200 85 28 24 28,3
16 Nirunmas 121 149 41 71 57,7
17 Kormomolin 117 131 40 117 63,S
Jumlah 1.572 9.823 511 1.408 985,3
Sumber: BPS Maluku Tenggara Barat, 2007
Tabel6. Daya dukung limbah tanaman pangan sebagai sumber pakan temak ruminansia di
Tabel 7. IDD limbah tanarnan }?aIlgan sebagai Eakan temak l'U1Ilinansia di kabuEaten MfB
Kecamatan
Indeks kategori
1,38 2
7,76 2
Darner 8,96 2
Leti 0,66 1
Moa Lakor 0,09 1
Polau-pulau Babar 1,55 2
Mdona Hiera 1,20 2
Babar Timur 1,21 2
Tanimbar Selatan 1,04 2
Wertamrian 7,79 2
Wermaktian 19,45 3
Selaru 25,02 3
Tanimbar Utara 5,63 2
Yaru 31,22 3
Wuarlabobar 86,83 3
Nirunmas 21,45 3
Kormomolin 19,02 3
Keterangan : 1 = rendah ; 2 = sedang; 3 =tinggi
Jumlah daya dukung pakan limbah KPPrR yang negatif,karena jumlah temak
tanaman pangan" dihubungkan dengan yang ada di kecamatan ini sudah
kapasitas peningkatan populasi temak melampaui ketersediaan limbah tanaman
ruminansia (ST), terlihat bahwa pangan yang ada.,
kecamatan LeW. dan· kecamatan Moa
Lakor menunjukkan daya dukung pakan
limbah tanaman pangan tidak mencukupi
kebutuhan temak ruminansia. Kedua
wilayah kecamatan ini dalam kondisi
Vol 7 No 2 POTENSI DAN STRATEGI
pangan untuk ternak ruminansia belum impor ternak yang terns meningkat
optimal. dengan dibangun hubungan antara
pihak pemerintah dan. masyarakat
Ancaman (Threats). Faktor-faktor
dalam pengembangan ternak
eksternal yang diidentifikasi sebagai
ruminansia di Kab.MfB. Dengan cara
ancaman adalah sebagai berikut : 1).
seperti pelarangan pemotongan betina
kebiasaan petani peternak yang selalu
produktif dan penjualan pejantan
membakar limbah tanaman pangan; 2).
unggul, atau melakukan penyebaran
impor ternak dan daging semakin
meningkat untuk kebutuhan konsumen di betina d~ pejantan unggul' ke
masyarakat, sehingga ternak dapat
. .Indonesia.
berkembang dengan. baik dan
Dalam merumuskan alternatif populasinya meningkat.
strategi pemanfaatan limbah tanaman
D. Strategi W-T yang dapat dirumuskan:
pangan sebagai pakan ternak ruminansia
1). meningkatkan frekuensi
di Kabupaten MfB, maka digunakan
penyuluhan dan pelatihan petani
matriks SWOT. Alternatif strategi dengan
dalam pengembangan teknologi pakan
memadukan faktor-faktor eksternal dan
dari limbah tanaman pangan, dan
internal. Ada 4 (empat) macam alternatif
pembinaan kelembagaan yang ada di
strategi yaitu : 5-0, W-O, S-T, dan W-T,
masyarakati 2). menerapkan teknologi
seperti diperlihatkan:
praktis cara pengolahan limbah
A. Strategi 5-0 yang dapat dintmuskan : tanaman pangan seperti dengan
1). pengembangan kawasan pola teknologi fermentasi, pembuatan silase
integrasi ternak ruminansia dengan yang dapat menigkatkan nilai nutrisi
tanaman jagung, karena umumnya pakan tersebut.
jagung masih menjadi bahan makanan
pokok penganti beras dan hampir KESIMPULAN
semua masyarakat petani menanam
jagung sehingga limbahnya cukup 1. Jumlah populasi ternak ruminansia di
banyaki 2). sinergis dan keterpaduan Kabupaten MfB dalam kurun waktu
antara sektor peternakan-tanaman lima tahun terakhir (2002 - 2006)
pangan dalam kebijakan pemerintahan mengalami peningkatan. Dalam
kabupaten MfB, seperti dalam Satuan Ternak (ST) seluruhnya
pemanfaatan limbah tanaman pangan berjumlah 40.215 ST, dengan rincian
sebagai pakan ternak sementara ternak penyebaran untuk sapi 5.392 ST,
dapat meyediakan kotorannya sebagai kerbau 21.511 ST, kambing 11.376 ST
pupuk bagi tanaman pangan yang dan domba 1.936 ST. Hal ini
diusahakan. menunjukkan bahwa sebagian besar
ternak ruminansia yang ada adalah
B. Strategi W-O yang dapat dirumuskan:
kerbau yaitu sebesar 53,5%, kambing
1). pemanfaatan pakan berbasis bahan
(28,3%), sapi 13,4%, dan selebihnya
baku loka! dati limbah tanaman
adalah ternak domba (4,8%).
pangani 2). penerapan teknologi
pengolahan limbah tanaman pangan 2. Total produksi bahan kering (ton BK)
secara optimal limbah tanaman pangan di kabupaten
MfB yaitu sebanyak 62.855 ton,
C. Strategi 5-T yang dapat dirumuskan :
sementara total daya dukung bahan
1). peningkatan pemanfaatan limbah
kering 'sebanyak 27.553 ST.
tanaman pangan sebagai pakan ternak
Berdasarkan daya dukung yang ada
yang sesuai dengan keunggulan
produksi yang spesifik lokasi melalui dapat dilakukan penambahan
populasi ternak pada kecamatan yang
penyuluhani 2). mencegah terjadinya
on
Vol 7 No 2 POTENSI DAN STRATEGI
memiliki nilai KKPTR positif, kecua1i Dirjen Peternakan dan Fapet UGM. Direktorat
kecamatan Letti dan Moa Lakor. Jenderal Peternakan dan Fakultas
Peternakan Universitas Gajah Mada.
3. Implikasi strategi pemanfaatan limbah 1982. Laporan Survei fuventarisasi
tanaman pangan sebagai pakan temak Limbah Pertanian, Jakarta; Direktorat
di kabupaten MTB yang menjadi Jenderal Peternakan dan Fakultas
pnoritas yaitu : Peternakan Universitas Gajah Mada.
o pengembangan kawasan pola
integrasi temak dengan tanaman National Research Council. 1984. Nutrient
jagung; Requirement of Beef Cattle. 6Th rev.ed.
Washington DC: National Academy
o optimalisasi penerapan teknologi Press.
pakan limbah tanaman pangan;
o membangun industri pakan Hendayana R. 2003. Aplikasi Metode Location
berbasis bahan baku limbah Quotient (LQ) Dalam Penentuan
tanaman pangan; Komoditas Unggulan Nasional.
o pembinaan kelembagaan dan Informatika Pertanian. Volume 12:
penigkatan frekuensi penyuluhan 658- 675.
dan pelatihan teknologi
pemanfatan limbah tanaman Rangkuti F. 2002. Analisis SWOT Teknik
pangan. Membedah Kasus Bisnis. Jakarta,
PT Gramedia Pustaka Utama.
DAFTAR PUSTAKA
Sajimin, Kompiang !P, Supriyati, Lugiyo. 2000.
Pengaruh pemberian berbagai cara dan
BPS Provinsi Maluku 2007. Maluku Dalam dosis Bacillus sp terhadap
Angka. produktivitas dan kualitas rumput
Panicium maximum. [prosiding]
BPS Kabupaten Maluku Tenggara Barat Semnas Peternakan dan Veteriner.
2007. Maluku· Tenggara Barat Dalam Puslitbang Peternakan, Depart:emen
Angka. Pertanian. Bogor 18 - 19 September
2000. Hal 359-365.
BPS Petemakan. Buku Statistik Peternakan
2007. Direktorat Jenderal Bina Produksi
Peternakan. Depart:emen Pertanian RI.