Jurnal Keperawatan Muhammadiyah: Treesia Sujana, Agus Fitrianto, Dessy Febriyanti Hady

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 10

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 5 (1) 2020

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah


Alamat Website: http://journal.um-surabaya.ac.id/index.php/JKM

Gambaran Keterampilan Keperawatan Komunitas Di Puskesmas


Getasan
Treesia Sujana1, Agus Fitrianto2, Dessy Febriyanti Hady3

Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Jawa Tengah,
1,2,3

Indonesia

INFORMASI ABSTRACT
Korespondensi: nursing skills depicted from the research are: (1) the role of the
[email protected] community nurse are in providing community nursing care,
du educators, coordination, and collaboration; (2) community
nursing skills which been used in the community comprises of :
nurses carry out routine activities inside and outside the health
center in the form of health promotion, preventive acts,
Integrated development post, Integrated health post, elderly
surveillance etc; (3) community nursing barriers which
identified are : lack of human resources and the difficulty of
changing people paradigm about the importance of health
examination. Conclusion: implementations of nursing skills in
Keywords: the health centers are providing nursing care as an educators,
Role Of Nurses, coordinator, and collaborator; and the skills of community
Skills, nursing in giving promotive and preventive actions
Health Centers PENDAHULUAN
This research Rapat Kerja Keperawatan Kesehatan Masyarakat, 1990 (dalam
aims to describe Wahit Iqbal dan Nurul Cahyati, 2009) mendefinisikan
of community keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan
nursing skills at komunitas dengan pengabungan diantara keperawatan dan
Getasan health kesehatan masyarakat (public health) dimana mendapatkan
center. The dukungan peran dari masyarakat secara aktif dan memberikan
method the prioritas pada pemberian pelayanan promotif dan prevenif tanpa
researcher used mangabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif itu sendiri baik
was descriptive. menyeluruh ataupun terpadu dengan sasaran pada individu
Data collection is keluarga, kelompok dan masyarakat sebagai kesatuan utuh
done by in-depth melalui proses keperawatan (nursing process) untuk
interviews using meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal sehingga
interactive model mampu mandiri dalam upaya kesehatan. Tujuannya berupa
techniques. Using pencegahan dan peningkatan pada kesehatan masyarakat melalui
these techniques cara, antara lain : direct care atau pelayanan keperawatan
the researcher komunitas yang diberikan kepada individu, keluarga, dan
can describe the kelompok secara langsung, serta health general community atau
phenomenon perhatian yang diberikan secara langsung terhadap masyarakat
studied. The dengan melihat situasi serta isu yang berkembang dan dapat
community mempengaruhi masyarakat tersebut (Wahit Iqbal dan Nurul
31
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 5 (1) 2020

Cahyati, 2009). mellitus. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh (Martono


Tujuan tersebut dan Satino, (2015)) menemukan terdapat beberapa hal yang
dapat terlaksana terkait dalam mengubah perilaku masyarakat tentang kesehatan
apabila lingkungan yang bersih (sanitasi lingkungan) yang dilihat dari
keperawatan lingkungan keluarga, pandangan budaya sehat serta keaktifan
komunitas mampu kader.
menjalankan Pemerintah pada saat ini menjadikan Puskesmas (Pusat Kesehatan
perannya, antara Masyarakat) sebagai salah satu pelayanan kesehatan yang utama
lain peran sebagai pada masyarakat. Puskesmas ialah suatu tempat pelaksana
pendidik, sebagai pelayanan kesehatan yang fungsional tingkat pertama dalam
coordinator menyelenggarakan kegiatannya dimana berpusat pada
pelayanan pembangunan kesehatan dan partisipasinya adalah masyarakat
kesehaan, yang membutuh layanan kesehatan baik menyeluruh, terpadu, dan
pelaksana mempunyai keterkaitkan antara tempat tinggal dalam suatu
pelayanan wilayah masyarakat tertentu. Selain sebagai salah satu pelayanan
keperawatan, kesehatan yang utama pada masyarakat, Puskesmas juga memiliki
sebagai pembaharu isu strategis. Misalnya isu strategis aksebelitas tentang pelayanan
(innovator), yang dan pemenuhan SDM maupun sarana dan prasarananya. Terkait
mengorganinasi dengan pemenuhan/penyediaan SDM, menurut data Kementrian
pelayanan Kesehatan RI 2015 menyatakan bahwa, jumlah tenaga kesehatan
kesehatan setidaknya harus memiliki Surat Tanda Regisrasi (STR), sampai
(organizer), dengan tahun 2014 tenaga kesehatan di seluruh di Indonesia
sebagai panutan berjumlah 666.069 menurut hasil pendataan yang dipaparkan
(role model), MTKI. Jumlah terbanyak SDM dalam bidang kesehatan yaitu
fasilitator (tempat pada jenis perawat dan bidan, sedangkan Permenkes 75 Tahun
orang bertanya), 2014, jumlah perawat pada puskesmas non rawat inap adalah lima
dan pengelola perawat dan pada puskesmas rawat inap adalah delapan perawat.
(manager). Adapun rasio perawat di Puskesmas terhadap jumlah Puskesmas
Beberapa di Indonesia pada tahun 2016 sebesar 98,86 perawat per
penelitian yang Puskesmas. Dan secara nasional jumlah tenaga kesehatan
telah dipaparkan (perawat) sudah memenuhi target, tetapi dalam persebaran per
terkait dengan provinsi yang belum juga merata.
peran perawat Sebagai upaya kesehatan tingkat pertama, Puskesmas memiliki
komunitas, dua strategi dalam rangka mewujudkan pembangunan kesehatan,
diantaranya diantaranya: comprehensive health care service berfokus pada
penelitian yang layanan kesehatan yang bersifat menyeluruh, dan holistic
dilakukan approach berfokus pada layanan kesehatan dengan melakukan
(Rohmatul, N., pendekatan yang secara menyeluruh. Pelayanan kesehatan
Sulistiawati, & tersebut dilakukan didalam gedung maupun diluar gedung.
Yuni, I., (2017)), Adapun pelayanan kesehatan didalam gedung berupa, Penerimaan
mendapati bahwa klien; Proses seleksi kasus prioritas; dan Penyampaian informasi.
dalam Sedangkan pelayanan kesehatan diluar gedung berupa,
menjalankan Mempelajari informasi mengenai data kesenjangan pelayanan
perannya sebagai kesehatan dan menampung informasi yang berasal dari
pendidik, sikap masyarakat; Seleksi untuk mendapatkan sasaran prioritas, yaitu
seorang perawat individu, keluarga, kelompok dan masyarakat; Menyampaikan
komunitas akan informasi sasaran prioritas; dan Pelaksanaan asuhan keperawatan
berpengaruh pada terhadap sasaran prioritas. Berdasarkan Buku Pedoman Kerja
pelaksanaan Puskesmas, terdapat beberapa kegiatan pokok kesehatan yang
edukasi diabetes dapat dilakukan oleh Puskesmas, antara lain : Upaya Kesehatan

32
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 5 (1) 2020

Ibu dan Anak kabupaten kota Waringin Timur, provinsi Kalimantan Tengah
(KIA), Upaya tidak berjalan sesuai dengan yang direncanakan adalah tenaga
Perbaikan Gizi, pelaksana kegiatan yang masih terbatas dan sumber daya manusia
Upaya Kesehatan yang tidak memadai (Rahayu, T., 2012).
Lingkungan, Dalam menjalankan perannya, perawat Puskesmas harus memiliki
Upaya Pencegahan keterampilan. Keterampilan seorang perawat sangat berpengaruh
dan pada kinerja sebagai tenaga kesehatan. Keterampilan tersebut
Pemberantasan berupa keterampilan keperawatan yang mampu diterapkan sesuai
Penyakit Menular, dengan kebutuhan dari masyarakat. Namun, pada kenyataannya
Upaya Pengobatan belum semua tenaga perawat Puskesmas mampu memberikan
dan Upaya pelayanan sesuai dengan konsep. Hal ini kemungkinan
Penyuluhan disebabkan oleh pemahaman perawat Puskesmas yang belum
Kesehatan sama mengenai konsep dasar perawat komunitas dan peranannya
Masyarakat. dalam keperawatan komunitas. Oleh karena itu, dalam penelitian
Beberapa ini yang menjadi fokus permasalahan yang ini diteliti oleh peneliti
penelitian yang yaitu “ Bagaimana keterampilan keperawatan diterapkan di
telah dilakukan masyarakat?. Sedangkan untuk tujuan penelitian yaitu untuk
sebelumnya terkait mendeskripsikan gambaran keterampilan keperawatan komunitas
peran perawat, terutama pada pelaksanaan atau penerapan keterampilan
antara lain: keperawatan serta hambatan yang didapatkan dalam menjalankan
menyimpulkan keterampilan keperawatan di masyarakat dan Puskesmas Getasan.
bahwa tindakan-
tindakan yang METODE
dilakukan oleh Desain penelitian yang digunakan peneliti merupakan kualitatif.
seorang perawat Metode penelitian yaitu deskriptif, dimana mendeskripsikan
komunitas di fenomena-fenomena yang ditelitinya, atau menggambarkan
Puskesmas besarnya masalah yang diteliti. Teknik pengumpulan data dalam
memberikan penelitian ini adalah teknik wawancara mendalam. Teknik
pengaruh pada wawancara mendalam ialah proses interaksi atau komunikasi
hubungan antara secara langsung antara pewawancara dengan responden. Metode
pengetahuan ibu wawancara sangat tepat untuk mendapatkan data yang mendalam
dengan pemberian dari responden. Metode ini digunakan untuk mengetahui sikap,
imunisasi dasar dan pandangan partisipan terhadap suatu masalah. Peneliti dapat
lengkap pada bayi mengajukan pertanyaan secara formal dan terstruktur. Dengan
di Kelurahan kriteria partisipan antara lain, partisipan berjumlah delapan orang,
Parupuk Tabing, dan partisipan memiliki pendidikan keperawatan minimal D3,
kota Padang serta memiliki pengalaman bekerja minimal 1 tahun.
(Dewi, A. P., Proses analisa data diawali dengan pengumpulan data yaitu
Darwin, E., & dengan wawancara mendalam. Untuk memudahkan
Edison,.2014). analisa.penelitian, peneliti menggunakan teknik analisa Miles dan
Selanjutnya, Huberman teknik ini umumnya disebut interactive model
penelitian lain (Sugiono, 2009). Teknik analisis ini terdiri dari tiga komponen :
menemukan reduksi data, penyajian data, dan penarikan serta pengujian data.
bahwa faktor yang Langkah reduksi data melibatkan beberapa tahap diantaranya,
menyebabkan coding, penentuan kata kunci dan pengkategorian. Kemudian,
pelaksanaan peneliti menyusun catatan atau gagasan mengenai beberapa hal,
kegiatan di sehingga peneliti dapat menemukan subtema sampai pada tema
wilayah kerja penelitian.
Puskesmas Hasil wawancara berupa suara yang awalnya direkam kemudian
Ketapang 2, diubah ke lembaran salinan dalam bentuk verbatim. Setelah

33
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 5 (1) 2020

proses penyalinan, “...kalau perawat di Puskesmas itu selain kita melakukan


kemudian kerjaan kita sebagai merawat pasien buat asuhan
dilanjutkan dengan keperawatan” (P1:Q1K1) “...sekarang ini tugasnya bukan
memberikan kode- memberikan pengobatan tapi bagaimana mengajari
kode pada tiap masyarakat itu menjalankan pola hidupnya dengan pola
pernyataan dan hidup yang sehat jadi tidak harus nunggu sakit dulu”
menjadi verbatim (P1:Q2K2)
utuh. Penelitian ini “...atau melakukan kolaborasi dengan teman sejawat
dilakukan selama maupun yang bukan non medi”(P8:Q6K2)
1 bulan pada bulan “...kita mengerjakan yang satunya tetap harus ada
agustus-september koordinasi dengan teman” (P7:Q6K1)
di Puskesmas b. Keterampilan Keperawatan Komunitas
Getasan. Partisipan dalam penelitian ini memiliki keterampilan
HASIL keperawatan sebagai pelaksana fungsi edukator dalam usaha
Dalam penelitian preventif yang meliputi penyuluhan, promkes,penkes, komunikasi
ini ditemukan yang terapeutik, pemeriksaan gula darah, asam urat, serta
beberapa pelaksana asuhan keperawatan meliputi keperawatan komunitas
komponen dan keperawatan kritis yakni pemeriksaan umum yang terdiri dari
keterampilan melakukan pemeriksaan ttv, dan kritis yang terdiri dari
keperawatan keterampilan hecting, perawatan luka, melakukan injeksi, dan
komunitas. Selain infus. Berikut ungkapan partisipan :
itu juga terdapat
beberapa “...posyandu lansia, ada posbindu, ada kadang kita
komponen melakukan pemeriksaan laboratnya kita juga membantu
hambatan dalam laboratnya, kadang pemeriksaan gula, asam urat, kalau
pesertanya banyak kadang kita bantu analis” (P8: Q3K2,
menjalankan
K3) “...saya kan sering juga di Pemeriksaan umum
keterampilan
misalnya melakukan ttv” (P5: Q3K2) “...kasus2 yang di IGD
keperawatan itu seperti hecting, sama perawat luka kalau yang celaka
sendiri. Berikut ini misalnya harus tau” (P4: Q3K1, K2)
adalah deskripsi
dari setiap
c. Hambatan Keperawatan Komunitas
komponen yang
Berdasarkan penelitian yang dilakukan ditemukan beberapa
dimaksudkan :
hambatan yang teridentifikasi berupa kurangnya SDM serta
susahnya mengubah paradigma masyarakat tentang pentingnya
a. Peran Perawat
pemeriksaan kesehatan. Berikut pernyataan partisipan:
Komunitas
Penelitian ini
“...hambatan ya kekurangan itu karna jumlah tenaga
menunjukan perawat kita yang kurang jadi untuk yang jaga kita masih
bahwa peran yang meminta bantuan dari bidan desa” (P3: Q5K1)
dilakukan oleh “...Cuma kalau di masyarakat itu mengubah paradigmanya
perawat komunitas itu susah kalau di kasih penuyuluhan sama ya kalau dia
berupa pemberian keluhannya apa ya pinginnya minta obat” (P2: Q5K2)
asuhan
keperawatan PEMBAHASAN
komunitas, Keterampilan keperawatan merupakan suatu tindakan asuhan
edukator, keperawatan yang diberikan seorang perawat terhadap kliennya
koordinasi, dan baik dalam tindakan medis ataupun kolaborasi. Dalam penelitian
kolaborasi. Berikut ini partisipan menilai keterampilan keperawatan komunitas
pernyataan mereka melalui tiga komponen yaitu: peran perawat komunitas,
partisipan : keterampilan keperawatan komunitas, dan hambatan keperawatan
34
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 5 (1) 2020

komunitas. Berikut menggunakan proses dari keperawatan, sehingga dapat dilakukan


penjelasan dari tindakan yang tepat sesuai dengan yang dibutuhkan, seperti yang
setiap komponen : dikatakan oleh (Wakhid, A., dkk, 2016) bahwa peran perawat
Peran perawat komunitas sebagai asuhan keperawatan langsung yaitu
komunitas menggunakan pendekatan proses keperawatan yang meliputi,
berupa melakukan pengkajian kemudian menegakkan diagnosa
pemberian keperawatan berdasarkan hasil analisa data, merencanakan
asuhan intevensi keperawatan sebagai upaya mengatasi masalah.
keperawatan Sedangkan kita ketahui bahwa dalam pemberian layanan
komunitas, kesehatan dalam lingkup keperawatan komunitas tidak hanya
edukator, meliputi apa yang telah partisipan paparkan diatas melainkan
koordinasi, dan dengan menggunakan keterampilan keperawatan di komunitas
kolaborasi. misalnya perawatan pasien dengan penyakit kronis yang tinggal
Wahit Iqbal dirumah, dengan melakukan perawatan pada pasien dengan ulkus
Mubarak dan diabetikum, dimana teknik perawatan luka ynag digunakan
Nurul Chayatin berupa balutan bersifat lembab yang berfungsi untuk membantu
(2009), proses penyembuhan, mengurangi komplikasi infeksi dan
mengatakan, peran pertumbuhan jaringan residual (Kusyati, E., dan Putri, A. A.,
perawat komunitas 2016).
yaitu sebagai Peran perawat komunitas sebagai edukator dijalankan partisipan
pemberi asuhan dengan cara mengajari masyarakat untuk dapat menjalankan pola
keperawatan, hidup yang sehat. Hal senada juga dikatakan oleh (Rahmah, dkk,
sebagai advokat, 2016) bahwa Peran tenaga kesehatan adalah memberikan edukasi
sebagai edukator, atau pendidikan kepada masyarakat berupa pendidikan kesehatan
sebagai dengan tujuan untuk mengubah pengetahuan dan kebiasaan
koordinator, masyarakat dengan berperan aktif untuk meningkatkan kesehatan
sebagai yang optimal.
kolaborator, Sebagai koordinator, seorang perawat dituntut untuk dapat
sebagai konsultan, memberi arahan, membuat rencana dan melaksanakan kegiatan
dan sebagai (pelayanan kesehatan) sesuai dengan yang dibutuhkan klien.
pembaharu. Hal Dalam (Mastuty, A., dan Paju W., 2018) mengatakan, koordinasi
yang sama peneliti yang kurang diantara sesama perawat dapat mempengaruhi
temukan pada kualitas dalam pemberian pelayanan kesehatan. Koordinasi yang
penelitian ini, tinggi antar sesama perawat akan dapat memudahkan beban kerja
yaitu peran perawat dan tekanan yang didapatkan berkurang. Dalam
perawat komunitas menjalankan peran koordinasi, partisipan diperhadapkan pada dua
yang dijalankan kondisi yaitu kondisi pada saat berada di Puskesmas dan kondisi
oleh partisipan pada saat melakukan penyuluhan. Pada saat berada di Puskesmas,
diantaranya partisipan menjalankan perannya dengan melakukan koordinasi
pemberian asuhan terkait pembagian shiff. Sedangkan pada saat melakukan
keperawatan, penyuluhan, partisipan melakukan koordinasi dengan tokoh-tokoh
edukator, masyarakat. Tujuan semua ini dilakukan untuk memberikan
kolaborasi dan peningkatan serta menjaga kualitas dari pelayanan kesehaan yang
koordinasi. diberikan Kolaborasi termasuk salah satu peran yang juga harus
Pemberian asuhan dijalankan oleh seorang perawat. (Martiningsih, W., 2011)
keperawatan mengatakan, peran kolaborasi dijalankan karena perawat tidak
dilaksanakan dapat bekerja sendiri melainkan harus bekerjasama dengan tenaga
partisipan dengan medis lainnya yaitu dokter, ahli gizi, laboratorium, fisioterapis,
memberikan radiologi dan lain-lain serta berdiskusi untuk mengetahui
layanan perawatan yang akan di berikan serta tindakan lanjutannya.

35
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 5 (1) 2020

Dalam penelitian verbal dan non verbal dalam menunjang kesembuhan klien
ini peran tersebut. Menurut peneliti Peran perawat komunitas yang telah
kolaborasi di dipaparkan diatas diantaranya peran sebagai edukator,
lakukan partisipan koordinator, dan kolaborasi sudah dijalankan dengan cukup baik
baik di dalam oleh partisipan terhadap klien dengan diaplikasikan dalam
Puskesmas tindakan pemberian asuhan keperawatan sesusai dengan peran-
maupun pada saat peran perawat komunitas.
penyuluhan. Pada
saat berada di Keterampilan keperawatan komunitas sebagai perawat
Puskesmas, pelaksana komunitas, perawat menjalankan kegiatan rutin
partisipan baik didalam dan diluar Puskesmas berupa Promkes,
melakukan tindakan preventif, Posbindu, Posyandu, lansia dll.
kolaborasi dengan Keterampilan perawat adalah suatu tindakan keperawatan yang
dokter dalam hal dilakukan perawat komunitas terhadap masyarakat. Dalam
adanya pasien penelitian ini, yang menjadi keterampilan keperawatan komunitas
yang partisipan adalah sebagai pelaksana fungsi edukator. Fungsi
membutuhkan edukator yang dijalankan partisipan bertujuan untuk
perawatan. meningkatkan pengetahuan dan merubah perilaku masyarakat
Sedangkan pada menjadi pola hidup sehat. Untuk menjalankan fungsi tersebut,
saat penyuluhan, partisipan melakukan upaya promotif dan preventif meliputi
peran tersebut penyuluhan, yang dilaksanakan di individu, kelompok maupun
partisipan jalankan masyarakat dengan beberapa komponen terkait diantaranya:
dengan cara penkes, komunikasi terapeutik, serta pemeriksaan gula darah, dan
melakukan asam urat. Penyuluhan menjadi penting untuk dilaksanakan
kolaborasi dengan seperti yang dikatakan oleh (Fadillah, M., 2012) bahwa salah satu
bidan-bidan desa indikator keberhasilan kegiatan promotif dan preventif antara
dan semua pihak lain; dengan melakukan penyuluhan langsung kepada setiap
yang nantinya rumah tangga, institusi pendidikan, institusi sarana kesehatan
terlibat. institusi tempat kerja.
Peran perawat Selain usaha promotif dan preventif, usaha lain yang berkaitan
pada pemberian dengan keterampilan perawat komunitas partisipan adalah
asuhan pelaksanaan asuhan keperawatan. Pelaksanaan asuhan
keperawatan keperawatan tersebut dibagi menjadi 2 yaitu asuhan keperawatan
terhadap klien komunitas dan asuhan keperawatan kritis. Asuhan keperawatan
tidak hanya yang komunitas merupakan keterampilan partisipan dalam melakukan
seperti peneliti pemeriksaan umum seperti tanda-tanda vital. Sedangkan asuhan
paparkan keperawatan kritis adalah keterampilan partisipan dalam
sebelumnya melakukan hecting, perawatan luka, melakukan injeksi dan infus.
melainkan dalam Dalam keterampilan keperawatan komunitas ternyata tidak hanya
beberapa kasus terdapat kegiatan yang seperti peneliti paparkan pada beberapa
yang peneliti jurnal juga terdapat beberapa keterampilan lain seperti, (Adib-
dapatkan di Hajbaghery, M., 2013) mengatakan bahwa perawat komunitas di
(Darsini, 2016), Iran mendukung program pemerintah dengan melakukan
mengatakan bahwa kemajuan dalam proyek ”pemantauan kesehatan populasi”
dalam pemberian dengan melakukan skrining tekanan darah tinggi dan pada
asuhan penderita obesitas, adapun kegiatan yang dilakukan tidak hanya
keperawatan di mengacu pada kegiatan skrining saja melainkan melakukan
perlukan pencegahan penyakit, pendidikan kesehatan dan promosi
komunikasi yang kesehatan. (memberikan pendidikan kesehatan, promosi
efektif baik yang kesehatan serta mencegah terjadinya penyakit) Sedangkan,

36
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 5 (1) 2020

(Fooladi, M. M., sejalan dengan (Rahmi, U., & Ramadhanti, D., 2017), bahwa
2015), menyatakan homecare adalah pelayanan kesehatan yang dilaksanakan
bahwa perawat dirumah klien dan dikembangkan di Liverpool dengan sebutan
harus dapat perawatan dirumah dimana kegiatannya berupa pengobatan yang
memberikan dilakukan terhadap klien penderita sakit yang tidak setuju
motivasi, melakukan perawatan di rumah sakit. (Maria Ose, I. M., Utami,
membimbing dan A. P., 2018), menyatakan bahwa perawatan luka sering dilakukan
memberikan pada penderita penyakit diabetes mellitus (DM) dimana tindakan
informasi untuk keperawatan yang dilakukan berupa Wet-dry/Moist Wound
mempertimbangka Healing yang berpengaruh terhadap proses penyembuhan klien.
n pemeriksaan (Dewie, N. S., dkk, 2017), memaparkan bahwa kebutuhan dasar
kesehatan, (basic needs) berfokus pada klien dengan imobilisasi fisik,
imunisasi anak- dimana perawat memberikan perawatan pada klien yang tidak
anak dan lansia. dapat melakukan self-care.
Namun tidak
hanya dorongan Hambatan keperawatan komunitas yang teridentifikasi
dari tim medis saja berupa kurangnya SDM serta susahnya mengubah
tetapi Kesadaran paradigma masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan
masyarakat adalah kesehatan.
aspek penting dari Sebagai tenaga medis atau perawat komunitas dalam menjalankan
perawatan tugasnya seringkali terdapat hambatan dalam mengaplikasikan
kesehatan keterampilan keperawatan tersebut. Dari informasi yang di
preventif sendiri dapatkan peneliti yakni dari delapan partisipan yang
dan mungkin diwawancara, lima diantaranya menyatakan bahwa terdapat
mereka yang kekurangan tenaga medis (Sumber Daya Manusia). (Welly Sando,
bertanggung jawab dkk, 2018) mengatakan, Sumber Daya Manusia (SDM)
untuk merupakan suatu tenaga kerja yang memiliki potensi yang bagus
mengimplementasi serta keterampilan dalam bidang yang ditekuni baik secara
kan dalam individu maupun berkelompok (organisasi), apabila sdm yang
keseharian untuk dimiliki tidak memiliki potensi serta ketarampilan yang cukup
berusaha baik dapat berakibat pada pekerjaan yang tidak dapat
mewujudkan terselesaikan secara optimal.
faktor-faktor kunci Dalam penelitian ini, masalah Sumber Daya Manusia sebagai
lain yang hambatan tidak terletak pada kualitas perawat melainkan lebih
mempengaruhi mengarah pada jumlah perawat yang masih sedikit. Partisipan
kesehatan memaparkan bahwa kekurangan Sumber Daya Manusia (tenaga
masyarakat perawat) pada puskesmas, dapat mempengaruhi dalam pembagian
tersebut. Menurut shiff yang terkadang berpartner bukan dengan teman sejawatnya
peneliti diperlukan melainkan dengan tenaga nonmedis dalam menjalankan tugasnya.
juga seorang Persoalan ini tentu saja menyebabkan beban kerja perawat
perawat komunitas meningkat dan dapat mengakibatkan pelayanan yang diberikan
yang mempunyai kepada klien kurang optimal. Berdasarkan penjelasan peneliti,
keterampilan diperkuat juga dengan pandangan (Anna Faluzi, dkk., 2018), yang
keperawatan biasa menyatakan bahwa yang menjadi faktor hambatan utama terkait
pada pasien SDM di rawat inap adalah masalah kekurangan SDM khususnya
homecare seperti untuk profesi keperawatan sebanyaknya 32%. Faktanya
perawatan luka banyaknya kerja rangkap yang dilakukan oleh profesi
dan pemberian keperawatan sehingga beban kerja yang ada menjadi lebih tinggi.
kebutuhan dasar. Selain sumber daya manusia, terdapat juga hambatan lain yaitu
Pendapat peneliti susahnya mengubah paradigma masyarakat tentang pentingnya

37
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 5 (1) 2020

pemeriksaan peneliti paparkan, namun pada kenyataannya dalam beberapa


kesehatan. Dalam jurnal yang peneliti temui terdapat beberapa hambatan lain
penelitian ini, antaranya komunikasi, (Muntea, Tomita, Ungureanu, 2013)
partisipan menyatakan bahwa perawat komunitas di Rumania melakukan
mengatakan bahwa komunikasi yang baik terhadap sesama tim medis ataupun dengan
beberapa klien karena mengingat pentingnya kualitas hunbungan manusia
masyarakat masih dalam proses penyembuhan klien tersebut serta merubah
beranggapan paradigma masyarakat untuk melakukan layanan kesehatan di
dengan Rumania sendiri. Dimana pada (Mutiara Syagitta dkk, 2017)
mengkonsumsi memaparkan bahwa, perawat dengan keterampilan komunikasi
obat-obatan dapat yang baik akan menumbuhkan kepercayaan klien terhadap
menyembuhkan perawat sehingga klien dengan terbuka dapat menjelaskan
penyakit yang penyakit yang di alaminya.
diderita namun
pada kenyataannya KESIMPULAN
pada kasus-kasus Penelitian ini menyimpulkan bahwa penerapan keterampilan
tertentu keperawatan di Puskesmas yaitu memberikan tindakan promotif
mengkonsumsi dan preventif. Gambaran keterampilan keperawatan komunitas di
obat bukan satu- Puskesmas getasan yang terdeskripsi berupa : (1) Peran perawat
satunya alternatif komunitas berupa pemberian asuhan keperawatan komunitas,
dalam proses edukator, koordinasi, dan kolaborasi; (2) keterampilan
penyembuhan keperawatan komunitas sebagai perawat pelaksana komunitas,
tersebut. perawat menjalankan kegiatan rutin baik didalam dan diluar
Paradigma yang puskesmas berupa promkes, tindakan preventif, posbindu,
berkembang ini posyandu, lansia dll; (3) hambatan keperawatan komunitas yang
menyebabkan teridentifikasi berupa kurangnya SDM serta susahnya mengubah
penyuluhan yang paradigma masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan
dilakukan kesehatan.
partisipan belum
direspon dengan DAFTAR PUSTAKA
baik oleh beberapa Mubarak, W.I, & Chayatin, N. (2009). Ilmu Keperawatan
masyarakat, Komunitas Pengantar dan Teori Jilid 1. Jakarta : Salemba
padahal dengan Madika
menerapkan pola Mubarak, W.I, & Chayatin, N. (2009). Ilmu Keperawatan
hidup sehat juga Komunitas Pengantar dan Teori Jilid 1.
ternyata dapat Jakarta : Salemba Madika
mencegah Rohmatul, N., Sulistiawati, & Yuni, I. (2017).
penyakit yang Nurse Behavior in Implementasi of Diabetes
diderita klien. Millitus Education Based on Theory of Planned
Dalam melakukan Behavior. Jurnal Ners. 12(1), 19-26
perannya sebagai Martino, & Satino. (2015). Model Asuhan Keperawatan
seorang perawat Komunitas Untuk Percepatan MDGs
komunitas ternyata Sektor Perilaku Sanitasi Kesehatan. Jurnal Ners.
tidak hanya 10(2), 301-307
kekurangan SDM Mubarak, W.I, & Chayatin, N. (2009). Ilmu Keperawatan
dan kurangnya Komunitas Pengantar dan Teori Jilid 1. Jakarta : Salemba
paradigma Madika
masyarakat Mubarak, W.I, & Chayatin, N. (2009). Ilmu Keperawatan
tentang pentingnya Komunitas Pengantar dan Teori Jilid 1. Jakarta : Salemba
kesehatan seperti Madika

38
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 5 (1) 2020

Kementerian Demam Berdarah Dengue di Wilayah Kerja Puskesmas


Kesehatan RI. Ketapang 2. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 1(2), 479-492
(2015). Profil Sugiono. (2009). Memahami Penelitian Kualitatif.
Kesehatan Bandung : Alfabeta
Indonesia Mubarak, W.I, & Chayatin, N. (2009). Ilmu Keperawatan
Tahun 2014. Komunitas Pengantar dan Teori Jilid 1.
Jakarta : Jakarta : Salemba Madika
Kementerian Wakhid, A., dkk. (2016). Pengaruh Senam Otak (Brain Gym)
Kesehatan RI Terhadap Fungsi Kognitif Lansia Dengan Dimensia Di Unit
Kementerian Pelayanan Sosial Lanjut Usia Wening Wardoyo Ungaran.
Kesehatan RI. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan.
(2017). Profil Kusyati, E., & Putri, A. A. (2016). Home Care Dalam Perawatan
Kesehatan Ulkus Diabetikum di Kota Semarang. Jurnal INJEC. 1(1), 34-
Indonesia 41
Tahun 2016. Rahmah, dkk. (2016). Penatalaksanaan Diare Berbasis Komunitas
Jakarta : Dengan Pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit di
Kementerian Kecamatan Ngampilan.
Kesehatan RI Jurnal Berdikari. 4(2)
Dewi, A. P., Mastuty, A., & Paju, W. (2018) Upaya Dalam Mengurangi
Darwin, E., & Absenteeisme Tenaga Perawat Pada Organisasi Kerja. Jurnal
Edison,. Ners Lantera. 6(1)
(2014). Martiningsih, W. (2011). Praktik kolaborasi Perawat-Dokter dan
Hubungan Faktor yang Mempengaruhinya. Jurnal Ners. 6(2), 147-155
Tingkat Darsini. (2016). Hubungan Kominukasi Perawat Dengan Tingkat
Pengetahuan Kepuasan Pasien yang Dirawat Di Ruang Kana Rumah Sakit
Ibu dengan Gatoel. NurseLine Journal. 1(1)
pemberian Mariatul, F. (2012). Analisis Implementasi Kegiatan Promotif dan
Imunisasi Preventif di Puskesmas Kampus Palembang Tahun 2010.
Dasar Lengkap Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. 3(2)
pada Bayi di Adib-Hajbaghery, M. (2013). Nurse Role In The Community.
Kelurahan Nurs Midwifery Stud. 2(2), 169-70
Parupuk Fooladi, M. M. (2015). The Role of Nurses in Community
Tabing Awarensess and Preventive Healht. IJCBNM. 3(4), 328-329
Wilayah Kerja Rahmi, U., & Ramadhanti, D. (2017).Gambaran Pengetahuan
Puskesmas Perawat Tentang Manajemen Pelayanan Hospital Homecare
Lubuk Buaya Di RSUD Al-Hisan Jawa Barat. Jurnal Pendidikan
Kota Padang Keperawatan Indonesia. 3(1), 78-82
Tahun 2013. Ose, I. M., Utami, A. P. (2018). Efektifitas Perawatan Luka
Jurnal Teknik Balutan Wet-Dry dan Moist Wound Healing pada
Kesehatan Penyembuhan Ulkus Diabetik. Journal of Borneo Holistic
Andalas. 3(2) Health. 1(1), 101-112, P ISSN 2621-9530 e ISSN 2621-9514
Rahayu, T. (2012). Dewie, N. S., & Has, E. M. M. (2017). Self-Care Needs in
Evaluasi Patients with Physical Immobilization.
Pelaksanaan Jurnal Ners. 12(2), 286-295
Program Sando, W., dkk. (2018). Pelaksanaan Program Pengendalian
Pencegahan Penyakit Infeksi Saluran Pernaasan Akut (P2 ISPA) di
dan Puskesmas Sungai Pakning Kabupaten Bengkalis. Keskom.
Penanggulang 4(2), 102-111
an Penyakit Faluzi, A., dkk. (2018). Analisis Penerapan Upaya Pencapaian
Standar Sasaran Keselamatan Pasien Bagi Profesional Pemberi
39
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 5 (1) 2020

Asuhan Dalam
Peningkatan Mutu
Peleyanand di
Rawat Inap RSUP
Dr. M. Djamil
Padang Tahun
2017. Jurnal
Kesehatan
Andalas. 7
Muntea, A.,
Tomita, M., &
Ungureanu, R.
(2013). The
Role of the
Community
Nerse in
Promoting
Health and
Human
Dignity-
Narrative
Review
Article. Iranian J
Publ Health.
42(10), 1077-
1084
Syagitta, M.
(2017).
Persepsi
Perawat
Terhadap
Pelaksaan
Komunikasi
Efektif di IRJ
Al-Islam
Bandung.
Jurnal
Keperawatan
BSI. 5(2)

40

You might also like