Integrasi Sains Islami Bidang Pendidikan Membentuk Karakter Positif Di Era Digital
Integrasi Sains Islami Bidang Pendidikan Membentuk Karakter Positif Di Era Digital
Integrasi Sains Islami Bidang Pendidikan Membentuk Karakter Positif Di Era Digital
ABSTRACT
Articles focused on formulating Islamic science and strategies for shaping the character of learners in the
digital age. This research was conducted through literature study and analyzing the results of the author's
research. This article is for lecturers, teachers, educational observers, and prospective teachers. Islamic
science is the result of the interaction of Islamic philosophy and science sourced from the verses of Universe
and Qur'anic characterized by Islamic theology. Islamic science can be produced by scientists of Muslim and
non-Muslim background, based on the content of Al Quran and Al-Hadits.
The Institute of Integrated Islamic Education (IIIE) gave birth to an Integrated Islamic School (IIS) which
implements a full time school system is one alternative solution of public unrest about Islamic institutions.
Effective character education is integrated through the various subjects taught in the classroom and through
co-extracurricular activities in schools. Character values that can be internalized into the learners are the
values of the symbolic, empirical, esthetic, ethical, synnoetic, and synoptic worlds. The final goal achieved
from the internalization process is the formation of the personality of the learners intact. The meaning of
personality is shaped from the intellectual, emotional, and spiritual aspects, it is guaranteed to give birth to a
commendable character. The implementation of LPIT with an integrated curriculum to form a perfect
personality becomes a solution in overcoming the problems of education in the digital age.
ABSTRAK
Artikel difokuskan untuk merumuskan ilmu pengetahuan islami dan strategi membentuk karakter peserta
didik pada era digital. Penelitian ini dilakukan melalui studi literatur dan menganalisis hasil-hasil penelitian
penulis.Artikel ini ditujukan kepada dosen, guru, pemerhati pendidikan, dan calon guru.Sains islami adalah
hasil interaksi filsafat islami dan sains yang bersumber dari ayat-ayat Kauniyyah dan ayat-ayat Qur'aniyyah
yang dicirikan teologi Islam. Sains islami dapat dihasilkan dan atau ditemukan oleh ilmuwan yang belatar
belakang muslim dan non muslim, yang berlandaskan kandungan Al Quran dan Al Hadits.
Lembaga Pendidikan Islam Terpadu (LPIT) melahirkan Sekolah Islam Terpadu (SIT) yang menerapkan
sistem full time school merupakan salah satu alternatif solusi dari keresahan masyarakat tentang lembaga
yang islami.Pendidikan karakter efektif diintegrasikan melalui berbagai mata pelajaran yang diajarkan di
kelas dan melalui kegiatan ko-ekstrakurikuler di sekolah.Nilai-nilai karakter yang dapat diinternalisasikan ke
dalam diri peserta didik yakni nilai-nilai dari dunia simbolik, empirik, estetik, etik, sinnoetik, dan sinoptik.
Tujuan akhir yang dicapai dari proses internalisasi adalah pembentukan kepribadian peserta didik yang utuh.
Maknanya kepribadian itu dibentuk dari aspek intelektual, emosional, dan spiritual, maka dijamin akan
melahirkan karakter terpuji. Penyelenggaraan LPIT dengan kurikulum terpadu untuk membentuk
kepribadian yang sempurna (kamil) menjadi solusi dalam mengatasi masalah pendidikan di era digital.
berdampak pada tuntutan yang harus Institut, Sekolah Tinggi, dll) dikelola oleh
dilakukan masyarakat untuk mengikuti Kemenristekdikti, masih memberi layanan
perubahan zaman yang cepat. yang terpisah kepada masyarakat.
Hakekat perubahan masyarakat Masalah yang lebih fundamental adalah
memerlukan pengetahuan baru, keterampilan pandangan yang masih melekat pada generasi
baru, dan tanggungjawab substansial terhadap muda bahwa ilmu keagamaan dan ilmu umum
nilai-nilai yang berkembang dalam masyarakat. merupakan dua hal yang terpisah (fragmented)
Perkembangan ilmu pengetahuan dan sehingga menuntut tanggungjawab yang
teknologi yang pesat, berdampak pada berbeda pula. Aliran yang berpandangan
perubahan nilai-nilai masyarakat sehingga mengenai urusan keagamaan dan non agama
memerlukan pengetahuan dan kecakapan baru (umum) secara terpisah (dikotomis) disebut
yang memadai.Pemenuhan keperluan sekularisme. Syed Muhammad Al-Naquib Al-
pengetahuan dan kecakapan tersebut dapat Atas (guru besar Al Azhar Kairo) menyatakan
dilakukan melalui pendidikan.1 bahwa negara Indonesia tidak imun (kebal)
Sistem pendidikan di Indonesia perlu terhadap ajaran sekulerisme.Sistem pendidikan
perubahan yang dinamis baik pada tingkat yang dikotomis belum memberi solusi atas
filosofis paradigma maupun pada tahap kebutuhan pendidikan yang
kebijakan operasional.Lembaga pendidikan komprehensifterpadu untuk mencapai insan
islam di indonesia mengalami ketertinggalan kamil (paripurna).Ketidakimunan pendidikan
dibanding dengan lembaga pendidikan lainnya. di Indonesia terhadap sekularisme
Beberapa sebab utama yang sangat diindikasikan dengan faktalain bahwa sistem
berpengaruh pada ketertinggalan, yaitu: 1) pendidikan di Indonesia yang diatur dalam UU
sering terlambat merumuskan diri dalam Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sikdiknas Bab
merespon perubahan dan kecenderungan X pasal 37, yang memuat tentang kurikulum
masyarakat sekarang dan pada masa yang akan Pendidikan Dasar dan Menengah. Kurikulum
datang, dan 2) lembaga pendidikan islam tersebut mewajibkan sepuluh bidang mata
umumnya belum dikelola secara profesional, pelajaran, untuk pelajaran agama tidak
baik dalam penyiapan tenaga pengajar, mendapat proporsi yang memadai (hanya 2 jp).
kurikulum, sarana laboratorium dan Mengacu uraian yang disampaikan pada
perpustakaan (akses internet) serta proses gagasan-gagasan sebelumnya perlu pemikiran
pembelajarannya.2 yang menyeluruh untuk melaksanakan proses
Penyempitan pandangan tentang pendidikan di masyarakat. Istilah integrasi
pendidikan islam juga turut berkontribusi muncul pada bidang pendidikan diharapkan
ketertinggalan. Pendidikan islam hanya dapat memberi solusi atas kegalauan dan
mengurusi aspek-aspek kehidupan ukhrowi. masalah pendidikan yang bersifat parsial dan
Pemisahan antara hal-hal yang dianggap terpisah tersebut. Integrasi dapat diartikan
agama dan bukan agama, urusan yang sakral pembauran menjadi satu kesatuan yang
dan profan, yang ukhrowi dan duniawi, ini utuh.Integrasi sains islami pada bidang
dikenal cara pandang dikotomis.Lembaga- pendidikan bermakna pembauran nilai-nilai
lembaga pendidikan agama misalnya islam ke dalam ilmu atau mata pelajaran
madrasah dan pesantren dikelola oleh (subject matter) menjadi bangunan ilmu yang
Kementerian Agama (Kemenag), sedangkan utuh dalam diri peserta didik. Pembauran nilai
Lembaga-lembaga pendidikan umum yang islam ke dalam mata pelajaran khususnya pada
dinaungi Dikdasmen (tingkat dasar dan jenjang pendidikan sekolah dasar dan
menengah) dikelola oleh Kemendikbud dan menengah diharapkan dapat membentuk
lembaga pendidikan tinggi (Universitas, karakter terpuji atau positif (mahmudah)
peserta didik. Sejumlah kebijakan dan strategi
1
M. Buchori, Evolusi Pendidikan di Indonesia, internalisasi nilai islam pada bidang
(Yogyakarta: INSIST Press, 2007) pendidikan sangat mendesak diterapkan,
2
A. Basyari & Hidayatullah, Membangun Sekolah misalnya sistem pengelenggaraan pendidikan
Islam Unggulan, (Jakarta: Penerbit Erlangga,
di sekolah, rekonstruksi kurikulum, reformasi
2017)
bobot jam mata pelajaran, dan lain-lain. pengetahuan" pada hakikatnya membahas
Integrasi nilai islamyang dimaksudkan filsafat islami tentang ilmu pengetahuan; yang
mencakupi kurikulum, bahan ajar, proses meliputi lima komponen yaitu pengetahuan,
pembelajaran, dan evaluasi yang ilmu, filsafat, agama, dan islam.3,4
diterapkan memiliki perspektif islami. Sebelum membahas lebih mendalam
Tujuan integrasi untuk menghubungkan tentang sains islami perlu terlebih dahulu
sumber sains dengan Sang Pencipta (tauhid), menjelaskan beberapa istilah atau frasa yang
proses sains dengan nilai islam (syariah), dan terkait.
produk ilmu dengan Al Quran dan Al Hadits
(ilmu islami). Pengetahuan
Selain itu, keadaan karakter pemuda Pengetahuan dikelompokkan menjadi
juga mendapat perhatian pemerintah.Karakter lima yaitu a) pengetahuan biasa adalah
pemuda dapat digolongkan menjadi dua jenis pengetahuan tentang hal-hal sehari-hari yang
yaitu karakter positif dan karakter negatif dikenal dan dijumpai, yang disebut
(madzmumah). Karakter positif mencakup pengetahuan; b) pengetahuan ilmiah adalah
semangat belajar tinggi dan prestasi akademik, pengetahuan yang memiliki sistem dan metode
dengan contoh prestasipara siswa bidang
tertentu, yang disebut ilmu pengetahuan atau
olimpiade di tingkat nasional dan
ilmu; c) pengetahuan filosofis adalah ilmu
internasional.Kondisi karakter negatif
pemudaIndonesia saat ini antara lain: 1) yang mengungkap akar dan sifat-sifat yang
tawuran antar siswa sekolah tingkat menengah menjawah masalah yang bersifat hakiki, yang
atas di berbagai daerah, 2) pembunuhan siswa selanjutnya disebut filsafat; d) pengetahuan
SMA Taruna Nusantara oleh teman sendiri, 3) teologis adalah pengetahuan keagamaan atau
penggunaan media sosial yang semakin tidak pengetahuan tentang agama, dan e)
terkendali dengan berbagai macam unggahan pengetahuan Ilahiyah adalah wahyu
handphone (hp) contoh foto, berita hoax dan (pemberitahuan) yang langsung dari Tuhan.
cerita yang tidak masuk akal, dan 4)
penganiayaan guru oleh siswa yang Ilmu Pengetahuan
mengakibatkan kematian di Madura akhir- Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan
akhir ini.Mencermati hal tersebut, penulisan yang memiliki ciri, tanda, syarat tertentu.yaitu:
artikel ini difokuskan pada pembahasan
integrasi sains islami bidang pendidikan dalam
pembentukan karakter positif peserta didik
pada era digital (disruption era). Sebelum
membahas integrasi sains islami dalam
membentuk karakter diperlukan telaah istilah-
istilah dari topik di atas agar mendapat
pemahaman yang benar.
PEMBAHASAN
A. Filsafat Islam tentang Ilmu (Islamic sistematik, rasional, empiris, umum dan
philosophy of science) komulatif. Ilmu pengetahuan sering disebut
Pengkajian mendalam tentang konsep-
ilmu.Produk ilmu pengetahuan pada
konsep dasar ilmu pengetahuan yang
prinsipnya dapat dijangkau atau diuji
bersumber dari Al Quran dan Al Hadits akan
mengarah pada penemuan etos yang melandasi
pengembangan ilmu pengetahuan sosial,
ekonomi, pasti alam, kebudayaan, politik, dan
keagamaan. Hal tersebut diharapkan dapat 3
H.E.S. Anshari & A. Rais, Pak Natsir 80 Tahun,
membuktikan bahwa ajaran islam bersifat Buku Kedua Penghargaan dan Penghormatan
universal dan lengkap. Membahas tentang Generasi Muda, (Jakarta: Media Da'wah, 1988)
4
"konsep dasar Islam tentang ilmu M. Asy'arie, Filsafat Islam Sunnah Nabi dalam
Berpikir, (Yogyakarta: LESFI, 2017)
kebenarannya secara empiris, penelitian, dan cara memaksimalkan daya akal budi
eksperimental.5 secara radikal, integral, dan universal
dengan menggunakan referensi Al Quran
Filsafat dan Al Hadits. Hemat penulis, filsafat
Filsafat adalah pemikiran mendalam jenis ini yang tepat disebut filsafat islam.
mengenai kebenaran dan kebijakan yang
menjadi solusi masalah manusia.Filsafat Filsafat islami dan filsafat ilmu
diartikan hasil akal budi manusia untuk Interaksi antara filsafat dan ilmu
memahami secara radikal dan integral.Masalah menghasilkan filsafat ilmu (philosophy of
yang dibahas oleh filsafat tidak dapat science), yakni filsafat yang menjadikan ilmu
dijangkau oleh ilmu pengetahuan.Cabang sebagai objek materia. Filsafat ilmu yang
filsafat mencakupi komponen ontologi sekarang disampaikan di Perguruan Tinggi di
(hakikat ilmu, akar), epistemologi (cara belahan barat dan timur (Indonesia) lebih
memperoleh) dan aksiologi (implementasi bersifat sekuler (secular philosophy of
ilmu, nilai).Sasaran filsafat atau objek materia science).Interaksi antara islam dan filsafat
yang dibahas yaitu hakikat Tuhan, hakikat ilmu menghasilkan filsafat islami tentang
alam semesta, dan hakikat manusia. Objek ilmu (Islamic Philosophy of Science).
forma filsafat adalah usaha mendalam secara Filsafat islami tentang ilmu belum
radikal dan integral sampai pada akarnya (inti) membudaya secara luas di kalangan para
tentang material filsafat. 6 , 7 Muslih pemikir muslim, baik pada masa klasik
menekankan bahwa basis filosofis maupun pada abad pertengahan. Melalui
pengembangan ilmu disajikan pada Gambar.8 pengkajian dari hasil pemikiran al Ghazali dan
Ibn Khaldun maka beliau berdua merupakan
Islam dan Filsafat tokoh yang meletakkan dasar-dasar filsafat
Interaksi antara filsafat dan islam islami tentang ilmu. Pemikir-pemikir muslim
menghasilkan filsafat islam. Ada beberapa baru tumbuh kembang pada pertengahan
frasa filsafat islam yang perlu dikritisi yaitu: kedua abad- 20, contoh: Seyyed Hossen Nasr
1. Filsafat islam: dalam arti filsafat muslim, (1970), M Kamal Hassan (1978), Al-Haj Hafiz
yakni filsafat yang dihasilkan tokoh-tokoh Ghulam Sarwar (1965), Syed Muhammad Al-
muslim, contoh: al Kindi, al Farabi, Ibn Naquib Al-Atas (1981), dll. Karya-karya
Sina, Ibn Rusyd, dll. pemikir di atas yaitu Islamic philosophy of
2. Filsafat islam dalam arti filsafat tentang natural sciences, Islamic philosophy of social
islam (philosophy of islam), pada konteks sciences, Islamic philosophy of humanistic
ini islam sebagai objek materia filsafat; studies.Materi filsafat islami tentang ilmu
3. Filsafat islam dalam arti filsafat islami sangat penting dan mendesak karena memberi
(Islamic Philosophy) bukan filsafat landasan berpijak untuk memahami "Islamic
tentang islam (philosophy of islam). Science" (Psikologi Islami, Antropologi Islami,
Filsafat muslim itu ada dua yakni ada yang Sosiologi Islami, dll).
islami dan ada yang tidak islami. Jadi yang
Selayang pandang perlu kita cermati
dimaksud filsafat muslim adalah filsafat
klasifikasi ilmu menurut tiga pemikir muslim
yang islami. Filsafat islami adalah filsafat
hasil filsuf muslim yang sungguh yaitu Al Farabi, Al Ghazali, dan Ibn Khaldun.
committed (teguh hati dan aksi) pada islam, Klasifikasi ilmu menurut Al Farabi 9 , telah
yang menjawab persoalan filosofis dengan dituliskan pada buku Ihya al-'Ulum yang
terbagi lima (5) yaitu 1) ilmu bahasa, 2) logika,
5
3) ilmu-ilmu persiapan (aritmatika, geometri,
A.M. Saefuddin, Desekularisasi Pemikiran:
optika, ilmu benda angkasa, musik, dan ilmu
Landasan Islamisasi, (Bandung: Penerbit Mizan,
1990) pembuatan alat). Klasifikasi ilmu menurut Al
6
M. Asy'arie, 2017, Op.Cit. Ghazali didasarkan tiga kriteria, yaitu 1)
7
A.M. Saefuddin, 1990, Op. Cit. tingkat pertanggungjawaban (ilmu fardhu 'ain
8
M. Muslih, “Al Quran dan Lahirnya Sains
9
Teistik”, Jurnal Peradaban Islam "Tsaqafah", W. Murtiningsih, Biografi Para Ilmuwan
12(2), 2016, hal. 257-280 Muslim, (Yogyakarta: Penerbit Madani, 2008)
dan ilmu fardhu kifayah); 2) sumber ilmu: a) dengan teologi. 11 Sains islami dapat
'ulum syariyyah (diwahyukan), b) 'ulum ghair dihasilkan dan atau ditemukan oleh
syariyyah (ilmu yang tidak diwahyukan); dan ilmuwan yang belatar belakang berbagai
3) fungsi sosial: a) ilmu mahmudi (terpuji) dan kepercayaan atau agama di dunia yang
b) ilmu madzmumah (tercela). Menurut Ibn berlandaskan kandungan Al Quran dan Al
Khaldun ilmu dikelompokkan menjadi dua Hadits. Ilmuwan yang dimaksud di atas
yaitu a) ilmu-ilmu syar'iyyah atau naqliyyah mendalami dan melakukan penelitian ilmu
atau wadh'iyyah (legalistik, positif) dan b) yang ditekuni baik yang bersumber dari ayat-
ilmu-ilmu falsafiyyah atau 'aqliyyah (filosofis, ayat Kauniyyah maupun ayat-ayat Qur'aniyyah,
akliah, natural).10 pada ilmu itu mengandung nilai ukhrowi
Filsafat islami bertitik tolak dari Din al- (sanksi dan pahala). Dua ciri sains islami yaitu
Islam yang berakarkan 'Aqidah Islam, yang 1) bertugas menemukan dan penguatan
berintikan pada at-Tauhid. Tuhan telah paradigma dan premis intelektual berorientasi
mewujudkan kebesaran dan keagunganNya pada nilai dan melakukan pembaruan dan
melalui ayat-ayatNya, yaitu ayat Kauniyyah pembangunan masyarakat (fakultas pikir); dan
(the works of Alloh), manusia dan alam 2) bermanfaat untuk membela kebenaran dan
semesta dan ayat Qur'aniyyah (the words of perbaikan dimensi sikap dan perilaku, yang
Alloh), ayat Alloh yang tersurat dalam Al merambah di masyarakat untuk mencapai
Quran Al Karim. Sunnatulloh alam semesta kemuliaan hidup dan kesempurnaan akhlaq.12
untuk aspek bahan, struktur, dan komposisi Perbandingan tiga aliran tentang etos
serta gejala alam dengan kandungan secara kerja masyarakat sesuai perkembangan ilmu
implisit maupun eksplisit pada ayat Al Quran dengan filsafat yang melandasinya 13 , 14 , 15
bersifat saling melengkapi dan tidak saling disajikan pada Tabel 1.
kontradiksi. Studi ayat-ayat kauniyyah dan Tabel 1. Perbandingan tiga aliran yang
studi ayat-ayat Qur'aniyyah merupakan diyakini tentang etos kerja masyarakat
ibadah dalam arti luas (amal saleh), asal No Sekulerisme Jahiliyah Islamisme
dilaksanakan secara saleh dan ikhlas untuk 1 Menafikan Perumusan Bertitik
mencari ridla Alloh. Tuhan teori dan tolak pada
Pertanyaan muncul dari konsekuensi dalam falsafah ke-Tauhid-
pembahasan yang telah dipaparkan di depan menelaah untuk an dalam
yakni adakah sains islami dan bagaimana ciri- gejala alam menyelesai manifestas
cirinya? Simpulan pembahasan filsafat telah (baik eksak kan i melalui
dan sosial) masalah ayat
dirumuskan bahwa filsafat islami dihasilkan
yang Kauniyah
oleh muslim atau non-muslin tetapi penelitian
kering dari dan ayat
itu tersirat nilai-nilai Islam. Ciri kedua filsafat spiritual Quraniyah
islami adalah daya akal budi merupakan (humanism
produk yang berlandaskan pada Al Quran dan e)
Al Hadits.Konteks pandangan filsafat pada 2 Memandang Model Wahyu
hakikatnya sifat sains adalah netral, baik ilmu alam dan produksi adalah
alam maupun ilmu sosial humaniora. manusia dan budaya salah satu
Interaksi antara filsafat islami dan sains sebagai konsumsi petunjuk
yang berlandaskanAl Quran dan Al Hadits objek dikemas meskipun
menghasilkan sains islami. Ciri sains islami materia; dan dalam tidak
yaitu sains yang bertumpu pada ke-Tauhid-an tidak sistem eksplisit
memandang secara ilmiah
Alloh (sains yang menghadirkan kuasa Alloh,
wahyu sistematis namun
Maha Mengetahui), yang berisi nilai Din al-
Islam. Sejalan dengan pernyataan teori sains
11
islami adalah sains teistik yakni sains yang M. Muslih, (November, 2016), Op. Cit.
12
A.M. Saefuddin, 1990, Op. Cit.
memadukan kerja ilmiah (fisis) dan metafisika 13
Ibid
14
H.E.S.Anshari & A. Rais, 1988, Op. Cit.
10 15
H.E.S. Anshari & A. Rais, 1988, Op. Cit. M. Asy'arie, 2017, Op.Cit.
dan 75% mata pelajaran umum.Penerapan full Empat jenis pendidikan karakter yang
time school dimaksudkan bahwa pemanfaatan berkembang di Indonesia, yaitu berbasis
waktu bagi peserta didik lebih efektif, baik religius, berbasis budaya, dan berbasis
untuk belajar, beribadah, kegiatan lingkungan, serta berbasis humanis.Berbasis
ekstrakurikuler, dan kegiatan pengabdian religius merupakan kebenaran wahyu Tuhan
kepada masyarakat bersama guru atau ustadz. (moral conservation). Berbasis nilai budaya,
Aktualisasi potensi ranah intelektual, sikap, yang merupakan aspek budi pekerti, pancasila,
kecakapan, dan spiritual peserta didik dapat apresiasi sastra, keteladanan tokoh sejarah dan
ditampilkan secara optimal, selama menempuh para pemimpin bangsa (cultural conservation).
pendidikan, sehingga terbukti telah Berbasis lingkungan (environment
menghasilkan lulusan yang membanggakan conservation).Berbasis potensial diri, yang
setidaknya pada bidang spiritual dan akhlaq. meliputi sikap pribadi, hasil proses kesadaran
Dengan demikian sekolah yang menerapkan pemberdayaan potensi diri yang diarahkan
sistem pendidikan ini mampu menghasilkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan
lulusan yang berkualitas pada level manusia (humanity conservation). Sejumlah hasil
paripurna (kamil). penelitian 22 (Sarwi, et al., 2015) menyatakan
telah ditemukan korelasi positif kuat antara
C. Pembentukan Karakter Peserta Didik efektivitas pembelajaran inkuiri dan nilai
di Era Digital karakter nasional siswa dengan koefisien 0,76
Sungguh memprihatinkan keadaan (tinggi). Temuan penelitian yang sejalan 23 , 24
mental dan akhlaq sebagian generasi muda (Agtasiaputri, dkk 2015; Sarwi et al., 2016)
bagi negara yang mayoritas berpenduduk menyatakan bahwa pembelajaran inkuiri
muslim. Fakta dan data yang dipaparkan di terbimbing dan karakter konservasi
bagian awal, membangkitkan pemerhati dan menunjukkan korelasi positif denagn koefisien
pelaku pendidikan serta ulama untuk berbuat 0,42 (sedang). Pengaruh positif pembelajaran
dan melakukan pencegahan dan perbaikan inkuiri terbimbing terhadap karakter
bidang pendidikan. konservasi ditunjukkan koefisien 0,51 telah
diperoleh.Maknanya penambahan skor data
Pendidikan Karakter antara "Membumi" pembelajaran inkuiri terbimbing diikuti
dan " Melangit" dengan perbaikan karakter konservasi.
Menurut Lickona 21 menyatakan bahwa Pada tingkat pendidikan dasar diperoleh
seseorang yang berkarakter baik penting bahwa karakter diperbuat hanya ketika di
ditanamkan di sekolah adalah yang memahami sekolah dan mereka kurang perhatian dan
hal yang baik (moral knowing), memiliki tanggungjawab.Penelitian lain, pengembangan
keinginan terhadap hal baik (moral feeling), karakter bagi calon guru dinyatakan perlu
dan melakukan hal baik (moral action). Ketiga
komponen tersebut akan mengarahkan
seseorang memiliki kebiasaan berpikir,
kebiasaan hati, dan kebiasaan bertindak, baik 22
S. Sarwi, Sutardi & W.W. Prayitno, “Utilization
yang ditujukan kepada Tuhan YME, diri
of the guided inquiry learning model to develop
sendiri, sesama, lingkungan, dan bangsa.Jika students conservation character”, Proceeding of
pendidikan karakter baru mengarah pada ranah 2nd international conference on mathematics,
kognitif, belum mencapai ranah afektif dan science, and education 2015. Universitas
pembentukan kepribadian peserta didik maka Negeri Semarang, Indonesia
23
pendidikan sulit mencapai kompetensi C. Agtasiaputri, S. Sarwi & Sugiyanto,
“Penerapan Guided Inquiry sebagai Upaya
nasional.
Penguatan Pemahaman Konsep dan
Pengembangkan Nilai Karakter Konservasi
Siswa”, Prosiding Seminar Nasional pada
tanggal 28 Nopember 2015, FMIPA Universitas
21 Negeri Semarang
T. Lickona, Educating for Character: How Our
24
School can Teach Respect and Responsivility, S. Sarwi, Sutardi & W.W. Prayitno, 2016, Op.
(New York: Bantarn Books, 1991) Cit.
workshop untuk best practices dan estetik, melalui mata pelajaran seni budaya
intensifikasi karakter moral.25,26 dan keterampilan, dengan nilai inti adalah nilai
keindahan, tujuannya agar peserta didik
Pengintegrasian pendidikan karakter menghargai keindahan; 5) dunia sinnoetik,
melalui kegiatan pembelajaran melalui nilai diperoleh dari pengalaman yang
Pendidikan karakter melalui kegiatan bersifat romantisme, yang dalam dunia sufistik
pembelajaran di sekolah, yakni melalui melalui dongeng, legenda, dan lainnya dengan
berbagai mata pelajaran yang diajarkan di pengalaman itu perilakunya dapat berubah; 6)
kelas. Hal ini dilandasi sebuah filosofi bahwa dunia sinoptik, melalui mata pelajaran
pendidikan merupakan proses pembentukan Agama yakni dunia yang didalamnya memuat
kepribadian secara utuh. Pribadi utuh tersebut nilai-nilai simbolik, empirik, etik, estetik,
akan terbentuk jika pada diri peserta didik sinnoetik, dan sinoptik.
terinternalisasi nilai-nilai dari dunia simbolik, Filosofi agar siswa dapat
empirik, estetik, etik, sinnoetik, dan menginternalisasi nilai-nilai, maka sekolah
sinoptik. 27 , 28 Jika nilai-nilai dari berbagai melakukan pembelajaran melalui berbagai
dunia nilai tersebut terinternalisasi ke dalam mata pelajaran yang mengandung beraneka
diri peserta didik maka dijamin akan nilai di atas. Filosofi tersebut juga
melahirkan karakter terpuji. mengarahkan guru-guru yang mengampu
Internalisasi nilai dari: 1) dunia berbagai mata pelajaran dalam menyusun RPP
simbolik dapat dilakukan melalui mata berorientasi pada pendidikan karakter 29 , 30
pelajaran Bahasa Indonesia dan Matematika. disajikan pada Tabel 2.
Nilai inti (core value) yang diperjuangkan
untuk diinternalisasi melalui pelajaran Bahasa Tabel 2. Nilai-nilai Karakter mendasar dalam
Indonesia adalah menghargai pentingnya Pendidikan
komunikasi; agar mereka mampu Nilai Deskripsi Contoh aktivitas
berkomunikasi baik secara lisan, tulis, gerak- Karakter inspiratif
isyarat dan lainnya dapat dilakukan secara Integritas Memiliki Membela
baik, benar dan santun; Matematika dapat kepribadian kepentingan
menginternalisasi nilai kuantitatif (angka) yang bangsa dari
yang dimanfaatkan untuk berinteraksi dengan menjunjung gangguan luar
orang lain; 2) dunia empirik melalui mata tinggi dan menjaga
kepentingan kesatuan bangsa
pelajaran IPA dan IPS serta ilmu-ilmu yang
bangsa dan
bersifat empirik nilai inti yang dibawa yakni negara di atas
berpikir logis dan berpikir ilmiah untuk kepentingan
menyelsaikan masalah sehari-hari; 3) dunia pribadi dan
ethic melalui mata pelajaran pendidikan moral, golongan
aqidah akhlaq, dan mata pelajaran budi pekerti; Kejujuran sikap dan Tidak
nilai inti adalah nilai etik, tujuannya agar perilaku merekayasa data
peserta didik menghargai etik sehingga mereka sesuai percobaan dan
mampu memilih perilaku moral; 4) dunia pedoman dan tidak menyelisihi
data/fakta pedoman/peratur
yang ada an
25
M. Demirel, Ozmat D & I.O. Elgun, “Primary Inspiratif Memiliki ide Guru
school teachers' perceptions about character yang mampu menjelaskan
education”, Educational research and Reviews, membangkitk perjuangan
11(17), 2016, hal. 1622-1633 an dan pangeran
26
D. Lapsley & R. Woodbury, “Moral-Character
Development for Teacher Education”, Action in
Teacher Education, 38(3), 2016, hal. 194-206 29
Ibid
27
Saefuddin, A.M. 1990. Op. Cit. 30
E. Handoyo & Tijan, Model Pendidikan
28
S. Akbar, A. Samawi, M. Arafik & L. Hidayah, Karakter Berbasis Konservasi Pengalaman
Pendidikan Karakter Best Practices, (Malang: Universitas Negeri Semarang, (Semarang:
Universitas Negeri Malang Press, 2015) Widya Karya, 2010)