Pesantren Kompetetif
Pesantren Kompetetif
Pesantren Kompetetif
Homepage: http://ejurnalunma.ac.id/index.php/madinasika
Vol. 2, No. 2, April 2021, halaman: 112~121
E-ISSN: 2716-0343, P-ISSN: 2715-8233
Jurnal MADINASIKA Manajemen dan Keguruan, Volume 2 Nomor 2, ApriL 2021, halaman 112-121 112
PENDAHULUAN untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman
Dari dulu sampai sekarang dan masa- dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
masa yang akan datang, pendidikan masih berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
berperan besar dalam menciptakan Sumber kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
Daya Manusia yang kompetitif. Pendidikan yang demokratis serta bertanggung jawab”.
untuk menghasilkan manusia yang
Dalam sistem pendidikan nasional
berkualitas di era revolusi industri 4.0
terdapat beberapa jalur pendidikan,
penting bagi bangsa Indonesia terutama
sebagaimana dijelaskan dalam Undang-
pada zaman yang terus berubah dengan
undang Nomor 20 tahun 2003 tentang
sangat cepat ini, generasi penerus harus
sistem pendidikan nasional, pada Bab VI,
disiapkan sedini mungkin, terprogram,
Pasal 13 ayat (1) bahwa “Jalur pendidikan
teratur, disiplin dan berkesinambungan.
terdiri atas pendidikan formal, nonformal,
Karena dalam perkembangan kehidupan
dan informal yang dapat saling melengkapi
dewasa karena globalisasi dan hal-hal yang
dan memperkaya”. Pada Pasal 15 dijelaskan
dapat merusak mental serta moral manusia
bahwa “Jenis pendidikan mencakup
amat dirasakan di berbagai aspek
pendidikan umum, kejuruan, akademik,
kehidupan, oleh sebab itu perpaduan nilai
profesi, vokasi, keagamaan, dan khusus”.
agama dan teknologi akan terasa lebih
Berkenaan dengan Pasal 15 tersebut, lebih
dibutuhkan untuk menghadapi zaman
lanjut dijelaskan pada Bab VI Bagian
seperti saat ini. Dalam kondisi menghadapi
Kesembilan tentang pendidikan keagamaan,
persaingan global, pengembangan sumber
pada Pasal 30 ayat (4) yang dinyatakan
daya manusia merupakan usaha penting
“Pendidikan keagamaan berbentuk
agar mampu bersaing di dunia internasional
pendidikan diniyah, pesantren, pasraman,
(Junawan,2015; Rosidah, 2004, dan
pabhaja samanera, dan bentuk lain yang
Rahyasih, 2011).
sejenis”. Dalam penelitian ini, yang
Pendidikan dapat diartikan sebagai dimaksud dengan pendidikan keagamaan
upaya membina, membentuk dan adalah dalam bentuk pesantren yang sudah
membimbing pribadi peserta didik untuk menjadi bagian dari tata kehidupan
bertaqwa kapada Allah SWT, cinta kepada masyarakat Indonesia sejak ratusan tahun
bangsa dan negaranya, orang tua dan silam.
sesama, sebagai karunia yang diciptakan
Pada umumnya Pesantren tidak
sebagai khalifah oleh Allah SWT. Pendidikan
merumuskan tujuan pendidikannya secara
juga dapat diartikan sebagai proses transfer
rinci, dijabarkan dalam sebuah system
keilmuan yang bermanfaat bagi peradaban
pendidikan yang lengkap dan konsisten.
kehidupan manusia, baik terhadap aktivitas
Tujuan itu sebagaimana tertulis dalam kitab
jasmani, pikiran, maupun terhadap
Ta’limul Muta’allim karya Zarnuji (t.th)
ketajaman dan kelembutan hati nurani.
sebagai pedoman etika dan pembelajaran di
Peserta didik tidak lain merupakan generasi
pesantren dalam menuntut ilmu, yaitu
penerus bangsa yang akan meneruskan
“menuntut dan mengembangkan ilmu-ilmu
kepemimpinan generasi berikutnya, oleh
itu semata-mata merupakan kewajiban yang
karena itu dengan menumbuhkembangkan
harus dilakukan secara ikhlas”. Keikhlasan
anak-anak sejak usia dini maka akan
ini merupakan asas kehidupan di pesantren
melahirkan generasi Indonesia yang
yang diterapkan secara praktis dalam
berkualitas. Hal ini sejalan dengan fungsi
pembinaan santri, melalaui amal
dan tujuan pendidikan Nasional,
perbuatannya sehari-hari. Sementara ilmu
sebagaimana yang tertera pada UU No. 20
agama yang dipelari merupakan nilai dasa
tahun 2003 tentang sistem pendidikan
yang mengarahkan tujuan pendidikannya,
nasional, Bab II, Pasal 3 bahwa “Pendidikan
“yakni membentuk manusia yang memiliki
nasional berfungsi mengembangkan kemam-
kesadaran tinggi bahwa ajaran Islam
puan dan membentuk watak serta peradaban
merupakan weltanschaung (dasar nilai yang
bangsa yang bermartabat dalam rangka
bersifat menyeluruh).
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
Jurnal MADINASIKA Manajemen dan Keguruan, Volume 2 Nomor 2, ApriL 2021, halaman 112-121 113
Tujuan pendidikan pesantren utama pesantren dewasa inin adalah
bukanlah untuk mengerjakan kepentingan memadukan dengan lembaga keilmuan
kekuasaan, uang dan keagungan duniawi, sains dan keilmuan yang lain adalah kitab,
tetapi ditanamkan kepada santri bahwa yaitu kitab-kitab Islam klasik yang ditulis
belajar adalah semata-mata kewajiban dan dalam bahasa Arab baik yang ditulis tokoh
pengabdian kepada Allah SWT. Diantara muslim Arab maupun para pemikir Muslim
cita-cita pendidikan pesantren adalah Indonesia. Kedudukan kedua, bagi manusia
latihan untuk dapat berdiri sendiri dan ilmu menjadi penentu derajat tersendiri,
membina diri agar tidak menggantungkan sebagaimana firman Allah dalam QS Al-
sesuatu kepada orang lain kecuali kepada Mujadillah 11, yang artinya “Hai orang-
Allah SWT. Dari rumusan tujuan tersebut, orang beriman apabila dikatakan
tampak jelas bahwa pendidikan pesantren kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam
sangat menekankan pentingnya tegaknya majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah
Islam di tengah-tengah kehidupan sebagai akan memberi kelapangan untukmu. Dan
sumber utama moral yang merupakan kunci apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka
keberhasilan hidup bermasyarakat. Agama berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan
menurut Collin, G dan Dixon,H (1991), orang-orang yang beriman di antaramu dan
diyakini sebagai dasar yang paling kuat bagi orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
pembentukan moral, dan apabila beberapa derajat. Dan Allah Maha
penghargaan kepada ajaran agama merosot, Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
maka sulit mencari penggantinya.
Di era globalisasi ini pesantren
Di samping berfungsi sebagai lembaga dianggap sebagai tempat yang dominan
pendidikan dengan rumusan tujuan untuk pembentukan karakter yang ideal.
pendidikan seperti yang telah dirumuskan Pesantren juga merupakan lembaga
di atas, pesantren juga mempunyai fungsi pendidikan Islam yang unik dan memiliki
sebagai tempat penyebaran dan penyiaran ciri khas yang sangat kuat dan lekat.
agama Islam. Hal ini dapat kita ketahui pada Pesantren sebagai lembaga pendidikan
sejarah berdirinya pesantren-pesantren Islam tertua di Indonesia selalu berupaya
pada generasi awal dengan tujuannya yang untuk mencerdaskan bangsa dan
tinggi dan mulia. membentuk generasi muda yang
berakhlakul karimah. Sebagai subkultur
Pondok Pesantren merupakan
masyarakat Indonesia, pendidikan
lembaga pendidikan dan pengajaran sejak
pesantren memiliki tujuan bahwa
pra-kemerdekaan sampai dewasa ini
pendidikan tidak semata-mata untuk
berperan penting dalam pendidikan agama,
memperkaya pikiran murid, tetapi untuk
dengan pola yang lebih menyeluruh untuk
meningkatkan moral, melatih dan
menghadapi tantangan di era globalisasi
mempertinggi semangat, menghargai nilai
sekarang ini. Di pesantren diajarkan ilmu
spiritual dan kemanusiaan, mengajarkan
agama Islam kepada santri-santri
sikap dan perilaku jujur dan bermoral, dan
berdasarkan kitab-kitab yang ditulis dalam
menyiapkan para murid untuk hidup
bahasa arab oleh para ulama abad
sederhana dan memiliki hati yang bersih.
pertengahan dan kurikulum yang mengikuti
Seperti yang dikemukakan oleh Kompri
perkembangan ilmu pengetahuan dan
(2018) bahwa:”Suatu lembaga pendidikan
teknologi sera para santri biasanya tinggal
islam dimana para santrinya tinggal di
di pondok (asrama) yang disediakan dalam
pondok yang di pimpin oleh kiai. Para santri
pesantren tersebut.
tersebut mempelajari, memahami dan
Pesantren sebagai lembaga pen- mendalami, menghayati dan mengamalkan
didikan yang telah mengakar di Indonesia ajaran agama islam dengan menekankan
memiliki watak yang utama, yaitu sebagai pada pentingnya moral keagamaan sebagai
lembaga pendidikan yang memiliki ciri-ciri pedoman prilakunya dalam kehidupan
khas. Karena pesantren memiliki tradisi sehari hari:.
keilmuan lembaga-lembaga lainnya, seperti
Pesantren bukanlah tempat kumuh,
madrasah atau sekolah. Salah satu dari ciri
santri kucel sarungan, yang kerjanya
Jurnal MADINASIKA Manajemen dan Keguruan, Volume 2 Nomor 2, ApriL 2021, halaman 112-121 114
ngliwet dan seperti sebagian pandangan dan nilai-nilai ilmu sosial yang bertujuan
masyarakat lulusannya hanya bisa mimpin agar para santri dan lulusannya kelak
tahlil, hanya jadi imam sholat. Tetapi memiliki karakter utuh, mampu beradaptasi
keadaan sekarang sebenarnya sudah dengan lingkungan sosial yang terus
berubah, bisa lihat santri sekarang ini santri berubah dengan tetap berpegang teguh
mampu berpenampilan elegan, performan kepada ajaran agama Islam. Pola demikian
yang unggul, berdasi, mampu berbahasa mendukung proses pendidikan dalam
Inggris yang fasih apalagi bahasa Arab yang pespektif Islam, di mana pendidikan Islam
merupakan bahasa bilingual sehari-hari merupakan usaha orang dewasa yang
yang diterapkan di lingkungan pondok bertakwa secara sadar mengarahkan dan
pesantren. Dengan demikian, kompetensi membimbing pertumbuhan dan perkem-
santri berupa penguasaan ilmu-ilmu agama bangan kemampuan dasar anak (fitrah)
dan ilmu sosial seperti bahasa Inggris melalui ajaran Islam ke arah titik maksimal
merupakan upaya pengelola Pondok dari pertumbuhan dan perkembangannya.
Pesantren dalam menyeimbangkan konten (Arifin,2011). Dengan demikian, pendi-
kurikulum untuk memenuhi tuntutan dikan Islam merupakan aktivitas proses
zaman, agar lulusannya memiliki pendidikan yang diselenggarakan dengan
keunggulan kompetitif. Secara umum, hasrat untuk mengimplementasikan nilai-
pendidikan memang merupakan proses nilai ajaran Islam, salah satu aktivitas
yang terus berlangsung dalam kehidupan pendidikan dimaksud adalah dalam bentuk
untuk menyeimbangkan kondisi dalam diri pondok pesantren. Dikatakan demikian
dan kondisi di luar diri manusia. Dalam karena tujuan pendidikan Islam bukan
konsep pendidikan pesantren, proses suatu benda yang berbentuk statis,
penyeimbangan merupakan bentuk survive melainkan merupakan keseluruhan
yang dilakukan agar santri (lulusan) dapat kepribadian seseorang berkenaan dengan
beradaptasi dengan lingkungan yang seluruh aspek kehidupan (Daradjat, 2002).
dihadapi (Saroni, 2011).
Secara umum pola pendidikan pondok
Ciri yang paling menonjol pada pesantren relatif sama, tetapi dalam
pesantren ialah pendidikan dan realisasinya di Pondok Pesantren Modern
pembentukan karakter atau nilai-nilai Al-Islam terdapat pola tertentu dengan
keagamaan yang mempunyai sistem atau tujuan tertentu. Secara teoretis, menurut
metode tersendiri terhadap santri- Mastuhu dalam Kompri (2018) terdapat dua
santrinya. Tujuannya adalah agar santri pola hubungan yang unik antara kiyai dan
tidak sekedar menguasai ilmu pengetahuan santri, sebagaimana gaya kepemimpinan
melalui proses pembelajaran tentang sang kiyai. Dua pola hubungan tersebut
pengertian, pemahaman, dan keterampilan adalah : a) Pola hubungan otoriter-
melainkan ditekankan juga pada paternalistik, yaitu pola hubungna antara
penghayatan sampai kepada pengamalan pimpinan dan bawahan atau, meminjam
dari ilmu-ilmu yang diajarkan, sehingga istilah Scott “patron-client relationship”; dan
ilmu yang dipelajari mampu mewarnai tentunya sang kiailah yang menjadi
karakteer diri santri (Ramdhani, 2014). Hal pimpinan. Sebagai bawahan, sudah barang
ini senada dengan amanat Undang-undang tentu peran partisipasif santri dan
Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem masyarakat tradisional pada umumnya,
pendidikan nasional, bahwa visi pendidikan sangat kecil, untuk mengatakan tidak ada;
nasional adalah terwujudnya sistem dan hal ini tidak bisa dipisahkan dari kader
pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat kekarismatikan sang kiai. Seiring dengan
dan berwibawa (Allejar, M (2017). Dengan itu, pola hubungan ini kemudian
demikian, pola pendidikan berbasis pondok dihadapkan dengan pola hubungan
pesantren di Pondok Pesantren Modern Al- diplomatik-partisipatif. Artinya, semakin
Islam Cirebon, pada prinsipnya telah kuat pola hubungan yang satu semakin
menerapkan pola modern dalam arti lemah yang lainnya; dan b) Pola hubungan
melaksanakan pola kurikulum yang laissez faire, yaitu pola hubungan kiai santri
seimbang antara nilai-nilai ilmu keagamaan yang tidak didasarkan pada tatanan
Jurnal MADINASIKA Manajemen dan Keguruan, Volume 2 Nomor 2, ApriL 2021, halaman 112-121 115
organisasi yang jelas. Semuanya didasarkan budidaya, pengadaan laboratorium
pada konsep ikhlas, barokah, dan ibadah komputer dan sebagainya.
sehingga pembagian kerja antar-unit tidak
3. Pengaturan waktu
dipisahkan secara tajam. Seiring dengan itu,
selama memperoleh restu dari kiai, suatu Suatu sistem pendidikan tentu
pekerjaan bisa dilaksanakan. Pola hubungan memiliki perencanan penggunaan waktu.
ini kemudian dihadapkan dengan pola Inovasi yang relevan dengan komponen
hubungan birokratik, yaitu pola hubungan ini misalnya pengaturan waktu belajar,
dimana pembagian pola dan fungsi dalam perubahan jadwal pelajaran yang dapat
lembaga pendidikan pesantren sudah diatur memberi kesempatan santri untuk memilih
dalam struktur organisasi yang jelas. waktu sesuai dengan keperluannya, dan lain
sebagainya yang paling penting untuk
Di era global, beberapa pesantren di
direvisi adalah kurikulum pesantren yang
Indonesia berusaha mengembangkan pola
biasanya mengalami penyempitan orientasi
hubungan yang berdampak pada pola
kurikulum.
pendidikannya dengan berinovasi sesuai
perkembangan zaman, dikenallah istilah Dalam pesantren terlihat materinya
pondok pesantren modern. hanya khusus yang disajikan dalam bahasa
Arab bersumber dari kitab kuning. Mata
Modernisasi atau inovasi pendidikan
pelajarannya meliputi fiqh, aqa’id, nahwu
pesantren dapat diartikan sebagai upaya
sharf, dan lain-lain. Sedangkan ilmu syar’i
untuk memecahkan masalah pendidikan
lainya dan semangat keagamaan yang
pesantren. Dengan kata lain, inovasi
merupakan inti dari kurikulum keagamaan
pendidikan pesantren adalah suatu ide,
pondok pesantren. Ilmu syar’i dipelajari
barang, metode yang dirasakan atau
secara sungguh-sungguh. Padahal justru
diamati sebagai hal yang baru bagi
inilah yang lebih berfungsi dalam
seseorang atau sekelompok orang, baik
masyarakat zaman modern. Di sisi lain,
berupa hasil penemuan (invention)
pengetahuan umum dilaksanakan secara
maupun discovery yang digunakan untuk
terstruktur, sehingga kemampuan santri
mencapai tujuan atau memecahkan masalah
tidak lagi terbatas dan kurang mendapat
pendidikan di pondok pesantren. Inovasi
pengakuan dari masyarakat umum. Maka
pola pendidikan dimaksud antara lain
dari itu, pesantren menawarkan kurikulum
sebagai berikut:
modern Al-Islam sebagai model modernisasi
1. Bidang personalia pendidikan pesantren yang menggabungkan
kurikulum pesantren dengan yang
Pendidikan yang merupakan bagian
ditetapkan pemerintah.
dari sistem sosial, tentu menentukan
personal sebagai komponen system yang Inovasi tersebut dimaksudkan sebagai
utama. Inovasi yang dilakukan sesuai upaya mewujudkan keunggulan kompetitif,
dengan komponen personel salah satunya dalam arti baik secara kelembagaan
adalah peningkatan mutu guru atau maupun lulusan memiliki keunggulan
pendidik melalui program pendidikan dibandingkan dengan pesantren lain pada
lanjut, pendidikan dan pelatihan, dan umumnya. Secara spesifik, keunggulan yang
sejenisnya. Selain itu, sistem kenaikan dibangun adalah untuk menghasilkan
pangkat, kesejahteraan dan sebagainya. lulusan paripurna, bukan hanya memiliki
Dalam hal ini, pesantren Al-Islam telah di kompetensi di bidang keagamaan saja,
bantu dengan adanya program beasiswa S2 melainkan dilengkapi dengan kompetensi
untuk membiayai studi lanjut bagi guru dari yang bersifat umum, seperti penguasaan
Yayasan. ilmu pengetahuan umum, teknologi, bahasa
asing selain bahasa Arab dan kompeten si
2. Fasilitas fisik
kewirausahaan.
Inovasi pendidikan yang sesuai
Berdasarkan telaah teori tersebut,
dengan komponen ini adalah perubahan
peneliti membangun kerangka penelitian
tempat duduk, perubahan pengaturan
bahwa dalam membangun keunggulan
ruangan, perlengkapan laboratorium usaha
Jurnal MADINASIKA Manajemen dan Keguruan, Volume 2 Nomor 2, ApriL 2021, halaman 112-121 116
kompetitif, pondok pesantren harus informan yang ditetapkan secara purposive,
menerapkan pola pendidikan dengan dengan alat pengumpul data utama berupa
memadukan dua basis keilmuan, yakni wawancara mendalam ditambah dengan
tradisi keilmuan pesantren yang lebih observasi sebagai pelengkap.
bersifat tradisional dan konserpatif yang
Metode penelitian yang digunakan
penuh dengan nilai-nilai moral agama Islam
adalah metode deskriptif analitik dengan
yang sakral dengan tradisi keilmuan
pendekatan kualitatif. Penggunaan
modern yang penuh dengan muatan nilai-
pendekatan kualitatif dalam penelitian
nilai pengetahuan umum non agama. Secara
deskriptif bertujuan untuk mengungkapkan
operasional, untuk mendukung terciptanya
data dan informasi sebanyak mungkin
pola pendidikan berbasis pesantren dalam
tentang bagaimana pola pendidikan
menciptakan keunggulan kompetitif,
berbasis pesantren di Pondok Pesantren
pondok pesantren mengadopsi kurikulum
Modern Al-Islam sebagai upaya
pemerintah yang berlaku.
menciptakan daya saing kompetitif.
Dari telaah teori dan kerangka Instrumen utama dalam penelitian ini
penelitian, peneliti mengajukan proposisi adalah peneliti sendiri, di mana dalam
sebagai berikut: prakteknya peneliti banyak berinteraksi
dengan para informan agar lebih leluasa
1. Pondok pesantren modern Al_Islam
menggali informasi dan fakta empiris
Cirebon, menerapkan inovasi dalam
sehingga data yang diperoleh memiliki
rangka modernisasi pendidikan.
validitas tinggi dan dapat dipertanggung
2. Modernisasi pendidikan di pondok
jawabkan secara ilmiah, terutama data-data
pesantren modern Al-Islam diterapkan
yang dibutuhkan dalam penelitian.
pada semua aspek kurikulum.
3. Keunggulan kompetitif dalam pendidikan Untuk memperoleh data yang
telah berhasil diwujudkan dalam bentuk lengkap dan akurat, selain menggunakan
lulusan yang kompetitif. wawancara mendalam, peneliti
menggunakan juga studi dokumentasi, studi
METODE PENELITIAN literatur, dan observasi dengan tujuan agar
Lokasi penelitian di Pondok Pesantren data benar-benar lengkap. Adapun besaran
Modern Al Islam Kabupaten Cirebon, sumber data atau informan menggunakan
berdasarkan pertimbangan bahwa : a) teknik snowball. Data yang diperoleh dalam
Pesantren Al-Islam masih memerlukan jumlah banyak diolah dan dianalisis melalui
penataan pola pendidikan dalam upaya tahapan reduksi data, penyajian data, dan
meningkatkan daya saing; b) Pengelola penarikan kesimpulan dengan cara
kurang memperhatikan pola pendidikan membuat abstraksi.
berbasis pesantren yang kompetitif; c)
Pondok Pesantren Al-Islam merupakan
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
salah satu pesantren yang konsisten dalam
Dari penelitian tentang pola
menghasilkan santri yang berdaya saing.
pendidikan berbasis pesantren di pondok
Dalam penelitian ini yang menjadi pesantren modern al-Islam Cirebon dalam
subjek penelitian adalah konsep kurikulum upaya meningkatkan keunggulan
dan pembelajaran sebagai implementasinya, kompetitif, diperoleh hasil sebagai berikut.
dipusatkan kepada aspek SDM sebagai
1. Pondok pesantren modern Al_Islam
pelaksana yang terdiri atas : a) pimpinan
Cirebon, menerapkan inovasi dalam
pondok pesantren sebagai pemegang
rangka modernisasi pendidikan.
jabatan strategis dalam menetapkan
kebijakan; tenaga edukatif yang berperan Dalam proses pembelajaran
langsung dalam proses pembelajaran; c) Pesantren Ponpes Modern Al Islam mulai
tenaga administratif yang memahami melakukan penyesuaian kurikulum, metode,
tentang pendukung operasional pendidikan sistem pembelajaran, materi dan lain
dan pembelajaran. Adapun sumber data sebagainya. Dalam kaitannya dengan polai
utama dalam penelitian ini adalah para ini, banyak kalangan masyarakat yang
Jurnal MADINASIKA Manajemen dan Keguruan, Volume 2 Nomor 2, ApriL 2021, halaman 112-121 117
menerima, terbukti makin bertambahnya mengkolaborasikan proses pendidikan
santri yang belajar di sana. Dari dengan aktivitas sehari hari, sehingga
pembaharuan ini juga pesantren diharapkan melengkapi semua sarana dan prasarana,
mampu menyumbangkan sumber daya baik bengkel kerja yang lengkap,
manusia yang dibutuhkan dalam kehidupan laboratorium yang lengkap dan beragam,
modern, berikut dalam melakukan pola mini market, dapur umum, perpustakaan
pendidikan pembelajaran berbasis pondok dan lain lain, untuk mengaplikasikan teori
pesantren : dan praktek, yang seolah olah simulasi mini
kehidupan yang diselenggarakan di Pondok
Pertama, Pondok Pesantren Ponpes
Pesantren sebelum para lulusan kembali ke
Modern Al Islam dalam melakukan pola
masyarakat.
pendidikan pembelajaran berbasis pondok
pesantren yaitu agar pondok dan santri 2. Modernisasi pendidikan di pondok
tidak lagi tertinggal oleh keadaan zaman pesantren modern Al-Islam diterapkan
dan mampu berkompetisi di luar. Lulusan pada semua aspek kurikulum.
Pondok Pesantren bukan hanya
Penerapan modernisasi pendidikan di
memperdalam ilmu agama saja akan tetapi
pondok pesantren telah dilakukan mulai
memperdalam ilmu pengetahuan agar
dari pusat sampai daerah. Dalam proses
imbang. Hal ini sesuai dengan visi pondok
modernisasi pesantren, Pondok Pesantren
yaitu terwujudnya Ponpes Modern Al Islam
Modern Al Islam, kegiatan utama dilakukan
sebagai pusat peradaban Islam, terbukti
dengan cara menyesuaikan kurikulum,
sampai sekarang Pondok Pesantren
metode, sistem pembelajaran, materi
Ponpes Modern Al Islam masih tetap eksis
pembelajaran dengan kurikulum nasional.
di tengah zaman dan peradaban yang sudah
Pada awalnya memang belum diterima
modern. Pondok Pesantren Modern Al-Islam
semua pihak, karena dianggap menyimpang
menananmkan nilai-nilai kedisiplinan,
dari tradisi dan masyarakat belu melihat
kemandirian, kesederhanaan dan akhlaqul
hasilnya. Namun dengan ketekunan,
karimah yang diterapkan dalam kehdupan
kesabaran, dan keteguhan hati para
sehari-hari yang berlandaskan Al-Quran dan
pengelola pesantren, lama kelamaan baik
As-Sunnah yang dibimbing langsung oleh
para pengajar, para santri dan masyarakat
para ustadz dan ustazah siang dan malam
mulai merasakan manfaatnya. Maka,
24 jam penuh.
kaitannya dengan upaya modernisasi ini,
Kedua, Pondok Pesantren Ponpes akhirnya banyak kalangan masyarakat yang
Modern Al Islam dalam melakukan pola memahami dan menerima inovasi yang
pendidikan pembelajaran berbasis pondok dilakukan. Terbukti dengan semakin
pesantren yaitu bagaimanapun pondok bertambahnya santri yang belajar di pondok
harus berbenah sesuai dengan zaman yang pesantren modern al-Islam. Selain itu, dari
terus berkembang. Meski Pondok Pesantren pembaharuan muncul harapan baru,
Ponpes Modern Al Islam sudah modern pondok pesantren akan dmampu
dalam sistem pembelajaran pondoknya menyumbangkan sumber daya manusia
akan tetapi tradisi pondok Pesantrennya berkualitas yang dibutuhkan dalam
masih sangat dipertahankan. Karena kehidupan modern tanpa melupakan dasar
pondok tidak bisa lepas begitu saja dari utama tentang nilai-nilai moral Islami.
tradisi Pondok Pesantren, dengan
Pola pendidikan berbasis pondok
menyelenggarakan pendidikan kurikulum
pesantren yang berada di daerah termasuk
Pesantren dengan mata pelajaran Syar’i dan
Pondok Pesantren Modern Al-Islam Cirebon,
menyelenggarakan kurikulum dinas dengan
juga sudah melakukan transformasi sistem
mata pelajaran Ashri.
pembelajaran menuju sistem pembelajaran
Ketiga, Pondok Pesantren Ponpes modern. Salah satu bentuk modernisasi
Modern Al Islam dalam melakukan pola tersebut adalah dengan cara memodifikasi
pendidikan pembelajaran berbasis pondok sistem pendidikan dan pembelajaran di
pesantren yaitu karena mengikuti Pesantren. Sistem pembelajaran tradisional,
perkembangan zaman, dengan yaitu sorogan, bandongan, wetonan, atau
Jurnal MADINASIKA Manajemen dan Keguruan, Volume 2 Nomor 2, ApriL 2021, halaman 112-121 118
halaqah seharusnya sudah diseimbangkan
dengan sistem pembelajaran modern. KESIMPULAN
Dalam aspek kurikulum pun Pondok Dari penelitian tentang pola
Pesantren Modern Al-Islam tersebut juga pendidikan berbasis pondok pesantren
telah mengakomodasi dari kurikulum dalam upaya mencapai keunggulan
pemerintah dalam hal ini kurikulum yang kompetitif, diperoleh kesimpulan sebagai
berlaku di Kementerian Pendidikan berikut.
nasional. 1. Pola pendidikan berbasis pondok
Pondok pesantren modern Al-Islam pesantren di pondok pesantren modern
mulai melakukan modernisasi dalam Al-Islam Kabupaten Cirebon dilakukan
pembelajarannya. Agar pembelajaran di dengan cara penerapan modernisasi
kelas tidak pasif dan monoton. Hal ini sistem pembelajaran yang bertujuan agar
sebagaimana dijumpai di pondok pesantren, pendidikan di pondok pesantren mampu
salah satunya dengan mengkombinasikan beradaptasi dengan kondisi aktual dan
metode pembelajaran syar’i dengan metode santri sebagai lulusan mampu
pembelajaran ashri. Dimana bukan hanya berkompetisi di luar pesantren. Dalam
metode pendidikan berbasis pesantren saja proses pembelajaran, para santri di
yang dipakai dalam pembelajaran, akan pondok pesantren bukan hanya
tetapi para pengajar sudah menggunakan memperdalam ilmu agama saja akan
metode yang lebih modern misalnya metode tetapi memperdalam ilmu pengetahuan
pembelajaran diskusi, seminar, tanya jawab, umum agar seimbang. Terbukti sampai
demonstrasi dan lain-lain. sekarang Pondok Pesantren Modern Al
Islam masih tetap eksis di tengah zaman
3. Keunggulan kompetitif dalam pendidikan
dan peradaban yang sudah modern serta
telah berhasil diwujudkan dalam bentuk
masih mempertahankan tradisi Pondok
lulusan yang kompetitif.
Pesantrennya.
Di pondok pesantren modern Al Islam
ini terdapat upaya untuk menjadikan
2. Upaya untuk mencapai pondok
pesantren yang mempunyai keunggulan
pembelajaran modern untuk mendapatkan
kompetitif, di Pondok Pesantren Modern
ilmu yang luas dan mendalam. Hal ini
Al-Islam Kabupaten Cirebon yaitu
dibuktikan dengan temuan penelitian di
Modernisasi sistem pembelajaran
lapangan bahwa usaha yang dilakukan
Pendidikan berbasis Pondok Pesantren
pengelola pondok pesantren modern Al
dalam bentuk pembelajaran, terkait
Islam dalam rangka keunggulan kompetitif
dengan komponen pembelajaran mulai
sistem pembelajaran berbasis pondok
dari segi santri, guru, materi, metode,
pesantren, meliputi perlengkapan media;
media pembelajaran, evaluasi di Pondok
sarana pembelajaran berbasis pondok
Pesantren Modern Al Islam sudah bisa
pesantren; menyiapkan Sumber Daya
dikatakan modern hal ini dibuktikan
Manusia (pendidik) dengan melaksanakan
dengan adanya perkembangan di
berbagai macam pelatihan dan seminar
dalamnya.
bekerja sama dengan para pengurus dan
yayasan agar modernisasi sistem 3. Keunggulan kompetitif di Pondok
pembelajaran berbasis pondok pesantren Pesantren Modern Al-Islam Kabupaten
dapat berjalan dengan baik. Cirebon, diihat dari indikator keunggulan
Keunggulan pendidikan di pondok kompetitif pembelajaran Pendidikan
pesantren modern al-Islam, tercermin dari berbasis Pondok Pesantren dalam
mutu lulusan yang memiliki kompetensi bentuk kurikulum, terkait dengan
melebihi rata-rata lulusan pesantren tujuan, materi, metode dan evaluasi,
konvensional, dalam arti bukan hanya serta lulusan. Hal ini dibuktikan dengan
menguasai ilmu agama melainkan adanya peningkatan ahlak, disiplin, dan
menguasai juga ilmu pengetahuan dan prestasi yang diraih para santri baik di
teknologi dilengkapi dengan kompetensi kabupaten, maupun provinsi. Selain itu,
kewirausahaan. dapat dilihat dari banyaknya santri yang
Jurnal MADINASIKA Manajemen dan Keguruan, Volume 2 Nomor 2, ApriL 2021, halaman 112-121 119
terserap oleh perguruan tinggi favorit Mashuri, MP. (2011). Metodologi Penelitian.
untuk melanjutkan studi, serta Pendekatan Praktis dan Aplikatif.
banyaknya lulusan yang dapat diserap Bandung: PT. Refika Aditama
sebagai tenaga kerja di berbagai bidang.
Nata A, (2005). Filsafat Pendidikan Islam.
Hal ini terjadi karena kurikulum Pondok
Jakarta Selatan: Cetakan Pertama.Gaya
Pesantren sudah diseimbangkan dan
Media Pratama
disesuaikan dengan kurikulum Pemerin-
tah yang berlaku. Ngalimun, (2013). Perkembangan Dan
Pengembangan Kreatifitas. Yogyakarta:
Aswaja Pressindo
DAFTAR PUSTAKA
Puji N. (2019). Assalamualaikum Generasi
Abdul Fattah Abu Ghuddah. (2009). 40 Milenial. Jakarta: PT.Gramedia
Metode Pendidikan Dan Pengajaran Rasyid Dimas M. (2006). 25 Kiat
Rasulullah SAW, Bandung: Penerbit IBS Mempengaruhi Jiwa dan Akal Anak.
Adams S. (2000). The secret of focus. Bandung: Syaamil Cipta Media.
Yogyakarta: Psikologi Corner Rahyasih, Yayah (2011) Pengembangan
Arikunto S. (2010), Prosedur Penelitian. Sumber Daya Manusia Universitas
Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Pendidikan Indonesia, 13(2),16-31.
PT.Rineka Cipta . Ramdhani, A (2014). Lingkungan Pendi-
Arifin, HM. (2011). Ilmu Pendidikan Islam; dikan dalam Implementasi Pendidikan
Tinjauan Teoretis dan Praktis Karakter, JPUG, 8(1), 27-36.
Berdasarkan Pendidikan Interdisipliner, Rosidah (2004). Dimensi Budaya dalam
Jakarta: PT Bumi Aksara. Peningkatan Sumber daya Manusia
Allejar, M (2017). Pengaruh Implementasi Melalui Implementasi Total Quality
Kebijakan Standar Proses Pendidikan Management, 2(1),52-58.
Terhadap Manajemen Kurikulum untuk Saeful P, (2018). Psikologi Pendidikan.
Mewujudkan Efektivitas Pembelajaran, Jakarta: PT.Bumi Aksara.
1(1), 39048.
Saroni, M. (2011). Manajemen Sekolah Kita
Colloin, G dan Dizon, H (1991), Integrated Menjadi Pendidik yang Kompeten,
Learneng, Autralia: Bookshelf Bandung: Alfabeta.
Publishing.
Sugiyono. (2018). Metode penelitian
Djamarah S, (2010). Strategi Belajar Kombinasi (mixed methods). Bandung:
Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta. CV. Alfabeta
Daradjat, Z. (2002). Ilmu Pendidikan Islam, Sumarna C. (2008). Filsafat Ilmu. Bandung:
Jakarta: PT Bumi Aksara. Mulia Press
Isjoni. (2010). Cooperative learning (2016). Filsafat Pengetahuan.
_____________
efektifitas pembelajaran kelompok. Bandung, PT. Remaja Rosdakarya
Bandung; Penerbit Alfabeta.
_____________ (2017). Teologi Bisnis. Bandung:
Junawan (2015). Mengembangkan Sumber PT. Remaja Rosdakarya
Daya Manusia (HRM) yang strategis
untuk Menunjang Daya Saing Syamsuddin M, (2007). Psikologi
Organisasi; Perspektif Competency & Kependidikan. Bandung: PT. Remaja
Talent Management, 13(3), 285-269. Rosdakarya
Kompri, (2018). Manajemen & Kepemim- Syatori N (2012). Metode Penelitian
pinan Pondok Pesantren. Jakarta: Kuantitatif, Bandung: CV. Pustaka Setia
Prenadamedia Group Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Jurnal MADINASIKA Manajemen dan Keguruan, Volume 2 Nomor 2, ApriL 2021, halaman 112-121 120
Yunus A, (2013). Entrepreneurship. Maja-
lengka: Unit Penerbitan Universitas.
Zarnuji, Al Burhan al-Islam (t.th) Ta’lim al-
Muta’allim (dalam syarh SyaikhIbrahim
bin Ismail, Semarang: PT Toha Putra.
BIOGRAFI PENULIS
email: [email protected]
Jurnal MADINASIKA Manajemen dan Keguruan, Volume 2 Nomor 2, ApriL 2021, halaman 112-121 121