Sistem Manajemen Mutu Pengawasan Pekerjaan Lapis Perekat Jalan Provinsi Di Provinsi Kepulauan Riau
Sistem Manajemen Mutu Pengawasan Pekerjaan Lapis Perekat Jalan Provinsi Di Provinsi Kepulauan Riau
Sistem Manajemen Mutu Pengawasan Pekerjaan Lapis Perekat Jalan Provinsi Di Provinsi Kepulauan Riau
Abstract
Early damage to road surface layer before the end of road planing life is frequently found in the field of road
construction. Road operators always indicate that the main cause of the damage is the overloading of heavy
vehicles; however, the facts on the field indicate the existance of another cause that has never been disclosed,
i.e. the disobedience of implementing contractor to the implementation of quality management system. This
study aims to analyze the contribution of factors that affect the implementation of the work and to propose a
method to assess the performance achievement of pavement asphalt work quality in the field. The data used
in this study were collected using a questionnaire survey distributed to PPK (Contracting Agency), contractor
and supervisory consultants in Riau Islands Province. One of the asphalt pavement works investigated in this
study was the tack coat work. Data were analyzed using Structural Equation Modeling (SEM) Analysis.
Based on the result of analysis, factors influencing the implementation of tack coat work were subcomponent
of preparation (contribute to 75.7%), subcomponent of material and equipment (contribute to 76.9%), and
subcomponent of job and maintenance implementation (contribute to 97.9%). The cummulative score of
performance achievement was 79.41%, classified as medium category.
Keywords: tack coat, early damage, surface layer, road construction, asphalt pavement
Abstrak
Kerusakan dini pada lapis permukaan jalan sebelum batas akhir umur rencana sering ditemui pada konstruksi
jalan. Penyelenggara jalan selalu mengatakan bahwa penyebab utama kerusakan adalah kelebihan beban
gandar kendaraan berat, tetapi fakta di lapangan menunjukkan bahwa ada penyebab lain yang tidak pernah
diungkapkan, yaitu kontraktor pelaksana tidak patuh terhadap penerapan sistem manajemen mutu. Penelitian ini
bertujuan menganalisis kontribusi faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan dan membuat
cara penilaian capaian kinerja mutu pelaksanaan pekerjaan perkerasan beraspal di lapangan. Data yang
digunakan pada penelitian ini diperoleh dari survei kuesioner kepada Pejabat Pembuat Komitmen, kontraktor
pelaksana, dan konsultan pengawas di Provinsi Kepulauan Riau. Salah satu bagian pekerjaan perkerasan
beraspal yang diteliti adalah pekerjaan lapis perekat. Analisis data menggunakan Structural Equation Modelling
Analyisis. Berdasarkan hasil analisis, faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan lapis perekat
adalah subkomponen persiapan (berkontribusi sebesar 75,7%), subkomponen bahan dan peralatan (sebesar
76,9%), dan subkomponen pelaksanaan pekerjaan dan pemeliharaan (sebesar 97,9%). Perolehan nilai
evaluasi kinerja mutu pelaksanaan secara komulatif adalah sebesar 79,41%, yang termasuk kategori medium.
Kata-kata kunci: lapis perekat, kerusakan dini, lapis permukaan, konstruksi jalan, perkerasan beraspal
PENDAHULUAN
Sistem manajemen mutu pada pelaksanaan jalan sangat penting dan wajib
diterapkan pelaksanaannya untuk mewujudkan pelayanan jalan yang andal dan prima
Sistem Manajemen Mutu Pengawasan Pekerjaan Lapis Perekat (Suji Hartanto dan AgusTaufik Mulyono) 131
SEM terhadap hubungan-hubungan antarsubkomponen dinyatakan dalam suatu model,
kemudian model tersebut dianalisis dan keluarannya dievaluasi. Model dievaluasi terhadap
kriteria kecocokan model/Goodness of Fit (GOF) dan hubungan antarsubkomponen dieva-
luasi pada kriteria nilai bobot.
Uji validitas dan reliabilitas dilakukan dengan bantuan software SPSS. Uji validitas
terhadap variabel pertanyaan kuesioner menghasilkan nilai r-tabel sebesar 0,361. Hasil uji
validitas menunjukkan semua variabel pertanyaan dengan total 27 variabel hasil survei
kuesioner memiliki nilai di atas 0,361 dan dinyatakan valid. Uji reliabilitas dilakukan
terhadap variabel-variabel yang valid. Hasil uji reliabilitas menunjukkan semua variabel
reliabel dengan nilai cronbach’s alpha 0,753 lebih besar dari 0,70.
Tahapan berikutnya adalah menganalisis hubungan antarsubkomponen dengan
menggunakan metode analisis SEM. Model utuh (full model) yang digambarkan untuk
mengevaluasi hubungan antarsubkomponen dalam penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 6.
Selanjutnya dilakukan analisis penegasan faktor (CFA) untuk menguji kelayakan unidimen-
sionalitas variabel manifes terhadap masing-masing variabel laten eksogen, ditunjukkan
Sistem Manajemen Mutu Pengawasan Pekerjaan Lapis Perekat (Suji Hartanto dan AgusTaufik Mulyono) 133
pada Gambar 7. CFA menghasilkan dua parameter penting untuk mengevaluasi model dan
variabel, yaitu parameter GOF dan standardized regression weight. Hasil perhitungan nilai
parameter GOF dari CFA keseluruhan konstruk komponen dapat dilihat pada Tabel 2 dan
nilai bobot dari masing-masing variabel yang dinilai valid dan signifikan menjadi penyusun
komponen disajikan pada Tabel 3.
Sistem Manajemen Mutu Pengawasan Pekerjaan Lapis Perekat (Suji Hartanto dan AgusTaufik Mulyono) 135
Gambar 8 Model Utuh Final Hubungan Antarvariabel Lapis Perekat
Model final diagram komponen lapis perekat terhadap penerapan sistem mana-
jemen mutu pelaksanaan lapis perekat ditampilkan pada Gambar 8. Model persamaan
hubungan antara konstruk lapis perekat dengan indikator penyusun (persiapan, bahan dan
peralatan, serta pelaksanaan pekerjaan dan pemeliharaan) ditunjukkan pada Persamaan 1,
2, dan 3.
dengan:
TC : Lapis perekat;
en : Kesalahan pengukuran (measurent error).
Sistem Manajemen Mutu Pengawasan Pekerjaan Lapis Perekat (Suji Hartanto dan AgusTaufik Mulyono) 137
kategori medium. Hal ini menunjukkan bahwa yang harus diperhatikan dan diperbaiki oleh
setiap penyelenggara di Provinsi Kepulauan Riau adalah meningkatkan pengawasan dan
kepatuhan terhadap penerapan sistem manajemen mutu yang baik sesuai standar dan
spesifikasi teknis yang berlaku untuk mencapai mutu pekerjaan yang baik.
KESIMPULAN
Hasil penilaian capaian kinerja mutu pelaksanaan pekerjaan lapis perekat di lapangan
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1) Subkomponen persiapan memberikan bobot penilaian terhadap capaian kinerja mutu
pelaksanaan pekerjaan lapis perekat sebesar 30,22%.
2) Subkomponen bahan dan peralatan memberikan bobot penilaian terhadap capaian
kinerja mutu pelaksanaan pekerjaan lapis perekat sebesar 30,70%.
3) Subkomponen pelaksanaan pekerjaan dan pemeliharaan memberikan bobot penilaian
terhadap capaian kinerja mutu pelaksanaan pekerjaan lapis perekat sebesar 39,08%.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyono, A.T. 2009. Capaian Program Standardisasi Bidang Bahan Konstruksi Bangunan
dan Rekayasa Sipil dalam Penyelenggaraan Infrastruktur ke-PU-an. Prosiding Perte-
muan dan Presentasi Ilmiah Standardisasi, ISSN 0853-9677, Badan Standardisasi
Nasional. Jakarta.
Widirianto, E. 2012. Monitoring dan Evaluasi Kepatuhan Penerapan Sistem Manajemen
Mutu Pelaksanaan Jalan di Kabupaten Halmahera Timur. Tesis tidak diterbitkan.
Yogyakarta: Program Magister Sistem dan Teknik Transportasi, Fakultas Teknik,
Universitas Gadjah Mada.