1 PB
1 PB
1 PB
18376
Abstract
Research and development in the roads sector is one of the coaching tasks of roads authority. To
disseminate the results of research or technology that has been developed required the transfer of
technology which one of them through technology implementation project. In the Year 2015-2017 Institute of
Road Engineering has carried out the technology transfer process through limited project of implementation
technology by using Design and Build contract. In the implementation project there are some constraints or
factors that affect the implementation performance so that the resulting output is not optimal. The purpose of
the study is to identify the critical determinants of project success of technology implementation with Design
and Build contract and to give weighting. The method used in the study is descriptive qualitative analysis
using data collection tools in the form of interviews and questionnaires to further analyzed by Analytical
Hierarchy Process method. The results of the study showed that the factors that affect the successful of
implementation technology projects is qualification of providers. The sub aspect that is considered has big
influence is the financial ability for the qualification aspect, and the basic knowledge to the technology
developed for technical aspect.
Abstrak
Penelitian dan pengembangan di bidang jalan merupakan salah satu tugas pembinaan dari penyelenggara
jalan. Untuk menyebarluaskan hasil penelitian atau teknologi yang telah dikembangkan diperlukan proses
alih teknologi salah satunya melalui penerapan teknologi. Pada Tahun 2015-2017 Pusat Litbang Jalan dan
Jembatan telah melaksanakan proses alih teknologi melalui kegiatan penerapan terbatas teknologi dengan
menggunakan jenis kontrak Rancang Bangun. Pada pelaksanaannya terdapat beberapa kendala atau faktor
yang mempengaruhi kinerja penerapan sehingga output yang dihasilkan tidak optimal. Tujuan dari studi
yaitu melakukan identifikasi faktor penentu keberhasilan proyek penerapan teknologi dengan kontrak
Rancang Bangun dan memberikan pembobotan. Metode yang digunakan dalam studi yaitu analisis deskriptif
qualitatif dengan menggunakan perangkat pengumpulan data berupa wawancara dan kuesioner untuk
selanjutnya dianalisis dengan metode Analytical Hierarchy Process. Hasil studi menunjukan bahwa faktor
yang berpengaruh terhadap keberhasilan proyek penerapan teknologi yaitu kualifikasi penyedia. Adapun sub
aspek yang dinilai besar pengaruhnya yaitu kemampuan keuangan untuk aspek kualifikasi, dan pengetahuan
dasar terhadap teknologi yang dikembangkan untuk aspek teknis.
45
Media Komunikasi Teknik Sipil, Vol 24, No. 1, 2018, 45-53
Hendra Hendrawan
Faktor yang Mempengaruhi …
jalan, manajemen dan rekayasa lalu lintas, industri pelaksanaan dengan berpedoman pada acuan
transportasi, keselamatan, dan lingkungan jalan. (kriteria desain/konsep desain, rencana kerja dan
Adapun tujuan pengembangan teknologi tersebut syarat, dan atau spesifikasi) yang telah ditetapkan.
yaitu untuk meningkatkan keandalan jalan, Tujuan lainnya yaitu memperpendek proses
mengembangkan potensi sumber daya alam, pemilihan penyedia dan perencanaan,
memberi nilai tambah dalam penyelenggaraan meningkatkan efesiensi biaya, memindahkan
jalan, dan memberikan pelayanan kepada resiko kegiatan, mempermudah evaluasi kendala
masyarakat atau pengguna jalan dengan pelaksanaan, dan mempercepat proses pelaksanaan
menyediakan sarana dan infrastruktur jalan yang konstruksi (Nurhayati & Puteri, 2015 dan Bustan
aman, nyaman, berkeselamatan, dan berkelanjutan et al., 2014). Agar pelaksanaan pekerjaan dengan
(Indonesia, 2004 dan Indonesia, 2015a). kontrak Rancang Bangun berjalan dengan baik
maka diperlukan kemampuan manajemen proyek,
Pelaksanaan penelitian dan pengembangan di manajemen tim, dan pemahaman terkait lingkup
bidang jalan pada Kementerian Pekerjaan Umum pekerjaan yang memadai dari penyedia jasa
dan Perumahan Rakyat dilaksanakan oleh Badan (Yuwono, 2009).
Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) melalui
Pusat Litbang Jalan dan Jembatan (Pusjatan). Penerapan teknologi dengan melibatkan penyedia
Ruang lingkup penelitian dan pengembangan jasa konstruksi pada implementasinya dapat
sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri dihadapkan pada berbagai kendala sebagaimana
Pekerjaan Umum nomor 07/PRT/M/2012 tentang proyek konstruksi pada umumnya. Kendala atau
Penyelenggaraan Penelitian dan Pengembangan di permasalahan yang tidak dikelola dengan baik
Bidang Jalan mencakup aspek perencanaan umum dapat mengakibatkan kegiatan pelaksanaan
dan teknis, pemrograman, pelaksanaan konstruksi, kegiatan proyek atau konstruksi mengalami
pengoperasian dan pemeliharaan, teknologi bahan kegagalan atau pemutusan kontrak. Beberapa
dan alat, dan tata laksana, pengawasan, dan kendala yang umumnya dapat terjadi dan menjadi
pengendalian dengan luaran berupa ilmu faktor yang menentukan dalam keberhasilan
pengetahuan terapan, teknologi aplikatif, dan penyelesaian proyek konstruksi diantaranya faktor
kekayaan intelektual. Hasil atau luaran dari finansial (Yudha, 2013), faktor dukungan
kegiatan litbang tersebut selanjutnya dilakukan material/bahan (Bawono, 2017), faktor peralatan
melalui kegiatan alih teknologi oleh tim pelaksana (Sobirin, 2016), faktor sumber daya manusia
litbang kepada pemangku kepentingan (Indonesia, (Bawono, 2017), pengalaman perusahaan untuk
2012). Proses alih teknologi dapat berupa kontrak sejenis (Gantara dan Ciptomulyono, 2013),
publikasi, sosialisasi, diseminasi, pelatihan dan manajerial dan kerjasama tim (Sutikno, 2017 &
pendidikan, dan penggunaan lisensi dengan atau Sulistyawan, 2008), koordinasi dan komunikasi
tanpa melalui kerjasama (Indonesia, 2012). kontraktor (Ripkianto & Winanda, 2013), hukum
atau resiko kontrak (Syaranamual et al., 2014), dan
Salah satu implementasi proses alih teknologi cuaca dan lingkungan (Natalia et al., 2017).
kekayaan intelektual yang dilaksanakan oleh Pusat
Litbang Jalan dan Jembatan pada tahun 2015-2017 Penelitian terkait faktor-faktor penentu
yaitu kegiatan penerapan teknologi. Kegiatan keberhasilan pekerjaan proyek umumnya dianalisis
penerapan teknologi umumnya dilaksanakan oleh secara terpisah antara kualifikasi, dan teknis
tim pelaksana litbang melalui kegiatan swakelola pelaksanaan/managemen proyek. Analisis
dengan tujuan untuk evaluasi uji coba dalam skala umumnya dilakukan secara parsial dengan tujuan
penuh. Namun pada perkembangannya kegiatan ini untuk mengetahui adanya hubungan positif dengan
dilaksanakan dengan melibatkan penyedia jasa kinerja proyek dan perbandingan tingkat pengaruh.
konstruksi. Adapun tujuan pelibatan penyedia jasa Namun pada implementasinya, faktor tersebut
konstruksi yaitu untuk menjalin kerjasama berpengaruh secara simultan dan menerus
penyediaan sumber daya alat, material, dan (continous) sepanjang pelaksanaan proyek. Tingkat
transfer pengetahuan. pengaruh faktor tersebut tentunya akan
dipengaruhi pula oleh jenis kontrak yang
Untuk mengoptimalkan proses alih teknologi, digunakan, sebagai contoh penggunaan jenis
pelibatan penyedia jasa konstruksi perlu dilakukan kontrak konvensional (Design Bid Build) dan
mulai dari tahap perencanaan sampai pelaksanaan. Rancang Bangun (Design and Build) akan
Untuk itu, perikatan dengan jenis kontrak memiliki faktor-faktor dominan yang berbeda yang
terintegrasi Rancang Bangun menjadi salah satu mempengaruhi kinerja proyek (Nurhayati & Puteri,
alternatif sistem pengadaan yang dipandang 2005).
optimal. Kontrak Rancang Bangun memberikan
kepercayaan kepada kontraktor selaku penyedia Berdasarkan isu dimuka dan dari pengamatan
untuk melakukan proses perancangan dan pencapaian kinerja penerapan teknologi di bidang
46
Media Komunikasi Teknik Sipil, Vol 24, No. 1, 2018, 45-53
Hendra Hendrawan
Faktor yang Mempengaruhi …
jalan dengan kontrak Rancang Bangun, maka perlu salah satu aspek kualifikasi atau teknis saja, tetapi
dilakukan studi untuk menentukan faktor yang sudah menggabungkan kedua aspek tersebut
paling berpengaruh terhadap keberhasilan dengan menggunakan kriteria terpilih berdasarkan
pekerjaan dengan jenis kontrak tersebut. Faktor hasil-hasil penelitian terdahulu. Dengan adanya
yang akan dievaluasi tidak hanya terbatas pada studi ini, diharapkan pekerjaan penerapan
masalah kemampuan keuangan tetapi juga seluruh teknologi melalui kontrak Rancang Bangun dapat
bagian yang menjadi penilaian dalam pemilihan terkelola dengan baik, dan upaya-upaya preventif
penyedia. dapat direncanakan secara matang mulai dari tahap
pemilihan penyedia sampai dengan pelaksanaan
Penilaian peringkat faktor yang berpengaruh untuk mencegah terjadinya kegagalan proyek.
terhadap keberhasilan pekerjaan dengan jenis Manfaat dari studi ini, juga dapat digunakan oleh
kontrak Rancang Bangun dilakukan dengan panitia tender dalam menjaring penyedia yang
metode Analitical Hierarchy Process (AHP). AHP kompeten.
merupakan salah satu metode pemilihan keputusan
berdasarkan pemeringkatan atau hirarki tingkat Metode
kepentingan. Secara umum tahapan analisis AHP
dimulai dari pendefinisian masalah yang ingin Metode yang digunakan dalam studi ini yaitu
dijawab, penentuan kriteria atau aspek yang akan menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu
diperingkat, penilaian tingkat perbandingan melakukan penilaian atau pembobotan kuantitatif
kepentingan (pairwise comparison) masing-masing berdasarkan pandangan atau pengalaman
kriteria atau aspek melalui survei dengan bantuan responden terhadap suatu permasalahan. Tahapan
formulir kuesioner, penyusunan mantrik dari studi dimulai dari latar belakang studi,
perbandingan, perhitungan nilai eigen dan permasalahan studi, studi literatur dan wawancara,
pengujian konsistensi, dan penentuan prioritas atas identifikasi aspek terkait kendala, survey dan
peringkat kepentingan. analisis data dengan metode AHP, dan penarikan
kesimpulan. Kerangka studi dapat dilihat pada
Studi ini berbeda dengan penelitian-penelitian Gambar 1.
sebelumnya yaitu penilaian tidak dibatasi pada
Mulai
Latar belakang:
• Undang-Undang No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan
• Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan
• Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 07/PRT/M/2012 tentang Penyelenggaraan
Penelitian dan Pengembangan di Bidang Jalan
Permasalahan:
Penerapan teknologi tidak berjalan sesuai harapan (tepat waktu dan mutu)
Peringkat/prioritas kepentingan
Selesai
47
Media Komunikasi Teknik Sipil, Vol 24, No. 1, 2018, 45-53
Hendra Hendrawan
Faktor Yang Mempengaruhi …
Data yang digunakan dalam studi ini yaitu data aspek. Hasil dari pembobotan tersebut selanjutnya
primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dilakukan uji konsistensi. Uji konsistensi
langsung melalui wawancara dan kusioner kepada diperlukan untuk menilai konsistensi logis
pihak-pihak yang terlibat secara langsung dan ikut terhadap penilaian yang telah diberikan oleh
terlibat penuh dalam pengendalian pekerjaan responden.
penerapan teknologi. Pihak yang terlibat tersebut
yaitu tim teknis (peneliti) atau perwakilan Pejabat Konsistensi penilaian responden dinyatakan dalam
Pembuat Komitmen yang memahami teknologi Consistency Ratio (CR). Kesimpulan peringkat
yang akan diterapkan, konsultan pengawas, dan dapat diterima apabila nilai CR < 0,1, dan tidak
kontraktor. dapat diterima atau harus dilakukan pemeriksaan
kembali terhadap hasil penilaian apabila CR ≥ 0,1.
Adapun data sekunder diperoleh dari literatur Ketidak konsistenan dapat disebabkan oleh
untuk menentukan aspek yang akan dinilai atau beberapa hal diantaranya keterbatasan informasi,
diperingkat tingkat kepentingannya. Aspek tidak konsenstrasi, dan atau kondisi nyata yang
tersebut umumnya diperoleh dari Peraturan tidak sesuai dengan model yang diharapkan
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Fauziyah et al., 2016).
Nomor 19/PRT/M/2015 tentang Standar dan
Pedoman Pengadaan pekerjaan Konstruksi Hasil dan Pembahasan
Terintegrasi Rancang dan Bangun (Design and
Build) (Indonesia, 2015b) serta dari beberapa Aspek yang berpengaruh pada keberhasilan
literatur lainnya. berdasarkan studi literatur dan wawancara terbagi
kedalam tiga aspek utama yaitu kualifikasi, teknis,
Aspek yang telah teridentifikasi, selanjutnya dan harga penawaran. Kualifikasi penyedia
dilakukan proses perbandingan berpasangan. Skala menyangkut kapasitas atau kemampuan dasar dari
perbandingan yang digunakan dapat dilihat pada penyedia untuk menyediakan sumber daya yang
Tabel 1. memadai untuk mendukung pelaksanaan
pekerjaan. Kemampuan teknis yaitu kemampuan
Tabel 1. Skala penilaian perbandingan atau kapabilitas penyedia secara teknik untuk
berpasangan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan lingkup
Skala Definsi pekerjaan untuk mencapai sasaran atau output
faktor yang diperbandingkan sama pekerjaan. Sedangkan harga penawaran
1 menyangkut tingkat resiko dari keputusan
penting dengan faktor pasangannya
penyedia terkait biaya yang harus dikeluarkan
2 faktor yang diperbandingkan 2 kali lebih untuk menyelesaikan pekerjaan.
penting dengan faktor pasangannya,
3 faktor yang diperbandingkan 3 kali lebih Ketiga aspek tersebut pada dasarnya saling
penting dengan faktor pasangannya, mempengaruhi satu sama lain, namun terdapat satu
4 faktor yang diperbandingkan 4 kali lebih aspek dominan yang mempengaruhi kinerja secara
penting dengan faktor pasangannya, keseluruhan. Secara lebih detail komponen dari
faktor yang diperbandingkan 5 kali lebih aspek terbagi kedalam sub aspek dan parameter.
5
penting dengan faktor pasangannya, Sub aspek diperlukan untuk menilai faktor yang
paling berpengaruh terhadap aspek utama. Sub
6 faktor yang diperbandingkan 6 kali lebih
aspek dan parameter dari masing-masing sub aspek
penting dengan faktor pasangannya,
dapat dilihat pada Tabel 2.
7 faktor yang diperbandingkan 7 kali lebih
penting dengan faktor pasangannya, Aspek dan sub aspek pada Tabel 2, selanjutnya
8 faktor yang diperbandingkan 8 kali lebih dilakukan pembobotan perbandingan berpasangan.
penting dengan faktor pasangannya, Pembobotan dilakukan untuk menilai skala/tingkat
9 faktor yang diperbandingkan 9 kali lebih kepentingan antara aspek dengan aspek, dan antara
penting dengan faktor pasangannya sub aspek dengan sub aspek dalam aspek yang
sama.
Hasil dari pemberian skala atau intensitas
perbandingan kepentingan aspek berpasangan, Hasil rekapitulasi skala kepentingan perbandingan
selanjutnya dituangkan dalam matrik berpasangan. berpasangan untuk masing-masing sub aspek dapat
Matrik berpasangan tersebut kemudian dianalisis dilihat pada Tabel 3.
untuk menentukan peringkat/bobot masing-masing
48
Media Komunikasi Teknik Sipil, Vol 24, No. 1, 2018, 45-53
Hendra Hendrawan
Faktor yang Mempengaruhi …
Responden (bobot)
Sub aspek berpasangan
T1 T2 T3 T4 T5 C1 C2 K1
Kualifikasi-teknis 5 1 2 1 1 4 4 1/3
Teknis-harga 8 4 1 8 3 1/4 3 1/5
Harga-kualifikasi 1/6 1/4 1/2 1/6 1/3 4 1/5 2
Kemampuan keuangan-pengalaman perusahan 5 1/2 2 3 1 5 4 1
Kemampuan keuangan-pengalaman personil 5 1 1 1/2 2 5 4 1/2
Kemampuan keuangan-dukungan peralatan 1/5 1 2 1/3 3 5 4 1
Kemampuan keuangan-dukungan material/bahan 7 1 2 1/5 3 6 1/4 1
Pengalaman perusahaan-pengalaman personil 4 1/2 1/2 1/5 2 1/5 3 3
Pengalaman perusahaan-dukungan peralatan 1/6 1 1/2 1/3 3 1/6 1/5 3
Pengalaman perusahaan-dukungan material/bahan 1/4 1 1/2 1/5 3 1/6 1/5 3
Pengalaman personil-dukungan peralatan 1/5 1 1 1/3 1/2 1/5 4 1/3
Pengalaman personil-dukungan material/bahan 1/3 1 1 1/3 1/2 1/5 4 1
Dukungan peralatan-dukungan material/bahan 2 1 1 1/3 1 5 1/5 1
Pemahaman KAK/lingkup pekerjaan-pengetahuan dasar 8 1 1 2 1/2 1/5 1/4 1
terhadap teknologi yang dikembangkan
49
Media Komunikasi Teknik Sipil, Vol 24, No. 1, 2018, 45-53
Hendra Hendrawan
Faktor yang Mempengaruhi …
Berdasarkan hasil penilaian skala tingkat Dari Tabel 4 diketahui bahwa kualifikasi penyedia
kepentingan diatas diperoleh bobot untuk masing- merupakan faktor utama yang berpengaruh
masing-masing aspek sebagaimana terlihat pada terhadap kinerja dibandingkan kemampuan teknis
Tabel 4. dan harga penawaran. Berdasarkan hasil
Tabel 4. Bobot aspek wawancara bahwa kontrak Rancang Bangun untuk
pekerjaan penerapan teknologi lebih diarahkan
Consistency
No Aspek Bobot pada kerjasama dari penyedia untuk
ratio
mengalokasikan sumber daya untuk membantu
1 Kualifikasi 0,468
keberhasilan uji coba terutama dukungan tim
2 Teknis 0,326 61,28% perencana, peralatan dan material. Untuk itu, tim
0,015
3 Harga 0,206 38,72% teknis atau peneliti akan mengarahkan dan
penawaran mengendalikan penyedia baik perencana atau
50
Media Komunikasi Teknik Sipil, Vol 24, No. 1, 2018, 45-53
Hendra Hendrawan
Faktor yang Mempengaruhi …
pelaksana agar mengikuti semua prosedur yang memahami adanya pengalihan keseluruhan resiko
telah ditetapkan oleh peneliti. Dengan demikian yang sepenuhnya harus dipikul oleh penyedia.
penyedia tidak diberikan kebebasan yang
sepenuhnya dalam inovasi sebagaimana pada Dengan demikian penyedia konstruksi harus
kontrak Rancang Bangun pada umumnya. memahami dengan benar lingkup pekerjaan yang
Komunikasi dan koordinasi menjadi poin penting harus diselesaikannya agar tidak salah dalam
dalam kontrak Rancang Bangun untuk penerapan menentukan harga penawaran.
teknologi antara peneliti, perencana dan pelaksana.
Peran peneliti dalam penerapan teknologi dengan Pada Tabel 5 diketahui bahwa pada aspek
perencana dan pelaksana pada kontrak Rancang kualifikasi, sub aspek kemampuan keuangan
Bangun dapat dilihat pada Gambar 2. merupakan faktor penentu keberhasilan penerapan
teknologi. Umumnya pihak yang diwawancarai
Peneliti
menilai bahwa kemampuan keuangan memiliki
peran yang sangat besar untuk mendukung
penyedia dalam penyediaan sumber daya
peralatan, material dan personil yang kompeten.
Pemutusan kontrak yang terjadi dalam kegiatan
penerapan teknologi disebabkan oleh cash flow
Perencana
Koordinasi keuangan yang tidak stabil. Hal ini diakui oleh
Komunikasi Pelaksana
penyedia konstruksi bahwa keterlambatan
Penyedia jasa pembayaran uang muka cukup mengganggu cash
flow keuangan yang berdampak pada kinerja.
Gambar 2. Peran peneliti pada penerapan
teknologi melalui Rancang Bangun Dengan demikian, berdasarkan bobot ini, penilaian
kualifikasi dalam pemilihan penyedia untuk
Bobot teknis yang lebih rendah dari kualifikasi penerapan teknologi lebih difokuskan pada
tidak berarti tidak memegang peranan yang sangat kemampuan keuangan dibandingkan dengan
penting. Kemampuan dasar terkait teknologi yang pengalaman. Hal ini didukung dengan anggapan
akan diterapkan sangat diharapkan sebagaimana bahwa pada pekerjaan penerapan teknologi belum
terlihat pada Tabel 5. ada penyedia yang mengerjakan proyek tersebut
(dengan teknologi baru), dan pengalaman akan
Dengan adanya kemampuan dasar atau diperoleh melalui pendampingan dari peneliti.
pengetahuan terkait teknologi yang dikembangkan Argumen ini sejalan pula dengan penilaian bobot
akan mempermudah tim teknis atau peneliti untuk dukungan peralatan dan material yang menduduki
menginformasikan atau mengarahkan tahapan atau peringkat kedua dan ketiga dibawah kemampuan
prosedur yang harus dilakukan. Adapun terkait keuangan. Adapun pengalaman personil dan
harga penawaran yang memiliki bobot yang perusahaan berada pada peringkat keempat dan
rendah, hal ini menunjukan bahwa pada kontrak kelima.
Rancang Bangun, semua pihak yaitu pengguna,
konsultan pengawas, dan penyedia konstruksi
51
Media Komunikasi Teknik Sipil, Vol 24, No. 1, 2018, 45-53
Hendra Hendrawan
Faktor Yang Mempengaruhi …
Untuk aspek teknis, sub aspek pengetahuan dasar dengan bobot 0,274, dan pengetahuan dasar
terhadap teknologi yang dikembangkan memegang terhadap teknologi yang dikembangkan untuk
peranan penting dalam penerapan teknologi. Hal aspek teknis dengan bobot 0,195. Bobot penilaian
ini didasari pada penilaian bahwa penyedia harus untuk teknis dan biaya yaitu 61,28% untuk teknis
mampu menguasai mengenai lingkup pekerjaan dan 38,72% untuk harga. Persentase pembobotan
yang akan dilaksanakan. Dengan adanya ini dapat dimanfaatkan oleh pengguna atau panitia
kemampuan atau pengetahuan dasar terkait lingkup tender dalam memilih penyedia yang akan
pekerjaan yang akan dilakukan, peneliti dan dilibatkan dalam pelaksanaan uji coba penerapan
konsultan pengawas akan mudah dalam teknologi
memberikan arahan pekerjaan mulai dari tahap
perencanaan sampai dengan tahap pelaksanaan Ucapan Terima Kasih
konstruksi termasuk pengujian-pengujian yang
harus dilakukan.Berdasarkan hasil wawancara Ucapan terima kasih disampaikan kepada Pejabat
dengan peneliti, umumnya penyedia konstruksi Pembuat Komitmen Balai Litbang Perkerasan
tidak menguasai mengenai pengetahuan dasar Jalan dan Balai Litbang Sistem dan Teknik Lalu
teknologi yang dikembangkan. Salah satu faktor Lintas (PPK BPJ, BSTL), konsultan pengawas,
penyebabnya yaitu lingkungan pekerjaan yang kontraktor, peneliti di Balai Litbang Perkerasan
membentuk mental sebagai pekerja lapangan untuk Jalan dan Balai Litbang Sistem dan Teknik Lalu
menyelesaikan dalam target waktu yang telah Lintas Pusat Litbang Jalan dan Jembatan
ditetapkan, dan bukan sebagai perencana atau Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
pengelola pekerjaan yang bekerja secara Rakyat yang telah mendukung penyelesaian studi
prosedural yang kaku sebagaimana harus dilalui ini.
dalam proses uji coba.
Daftar Pustaka
Dari hasil wawancara dengan pihak yang terlibat,
umumnya memberikan pandangan bahwa Bawono, H., & Pujirahardjo, A. (2013). Analisis
penerapan teknologi baru melalui kontrak Rancang perbandingan risiko kontrak lumpsum dan kontrak
Bangun dipandang tidak optimal. Kontrak unit price (studi kasus kontraktor di Kota
lumpsum yang harus digunakan dalam Rancang Samarinda Kalimantan Timur). Rekayasa
Bangun memiliki potensi resiko tersendiri Sipil, 7(2), 96-107.
dibandingkan kontrak harga satuan (Bawono &
Pujihardjo, 2013). Potensi resiko yang harus Bawono, S. E. (2017). Identifikasi kegagalan
dipikul oleh penyedia semakin besar apabila gagal pelaksanaan crash program dalam proyek
memahami konsep teknologi yang akan kontruksi. INERSIA, 13(1), 54-65.
dikembangkan dan prosedur yang harus dilakukan.
Disisi lain, proses transfer ilmu pengetahuan dan Bustan, B, Samang, L, Vahlery, C, Pamulu, S.
teknologi tidak bisa dipaksakan dalam target waktu (2014). Model Tingkat Risiko Kontrak Design-
yang telah ditetapkan khususnya untuk teknologi Build Interaksi Budaya-Profesionalisme Pada
yang baru. Kontrak Rancang Bangun untuk Kontrak Konstruksi. Konferensi Nasional
penerapan teknologi dituntut optimalisasi fungsi Pascasarjana Teknik Sipil (pp. 1-10), Fakultas
koordinasi untuk pengerahan sumber daya dan Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi
pelaksanaan pekerjaan sesuai keinginan peneliti, Bandung, Bandung, Indonesia.
hal ini berbeda dengan kontrak Rancang Bangun
pada umumnya dimana diharapkan adanya inovasi Fauziyah, S., Wibowo, M. A., & Suliantoro, H.
penuh dari penyedia konstruksi. Hal lainnya yang (2016). Analisis perbandingan kontrak tradisional
perlu jadi pertimbangan yaitu kesesuaian kriteria dan kontrak berbasis kinerja (KBK) berdasarkan
pekerjaan dengan regulasi yang telah ditetapkan risiko persepsi kontraktor dengan metode
sebelum jenis kontrak ini diterapkan (Hendrawan, Analytical Hierarchy Process (AHP). Media
2015). Komunikasi Teknik Sipil, 22(1), 13-22.
52
Media Komunikasi Teknik Sipil, Vol 24, No. 1, 2018, 45-53
Hendra Hendrawan
Faktor yang Mempengaruhi …
Hendrawan, H. (2015). Regulasi pendukung Skripsi S1, Bandung: Departemen Teknik Sipil
penerapan kontrak berbasis kinerja pada Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut
pengelolaan jalan. Jurnal Widyariset, 18(2), 237- Teknologi Bandung.
248
Ripkianto, & Winanda, L. A. R. (2013). Analisis
Indonesia. (2004). Undang-Undang No. 38 tahun Pengaruh Komunikasi Antara Konsultan dan
2004 tentang Jalan, Lembaran Negara Republik Kontraktor Terhadap Keberhasilan Proyek
Indonesia Tahun 2004, No. 132, Jakarta: Bangunan Gedung di Kota Malang. Konferensi
Sekretariat Negara. Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7) (pp. K-73--
K-80), Surakarta: Univeristas Sebelas Maret
Indonesia. (2012). Peraturan Menteri Pekerjaan (UNS).
Umum Nomor 07/PRT/M/2012 tentang
Penyelenggaraan Penelitian dan Pengembangan Sobirin, M. (2016). Kinerja proyek konstruksi
Bidang Jalan, Jakarta: Kementerian Pekerjaan bangunan gedung di pengaruhi oleh beberapa
Umum. faktor seperti sumber daya manusia, sumber daya
alat dan sumber daya material. Jurnal Sains dan
Indonesia. (2015a). Peraturan Menteri Pekerjaan Teknologi Teknik Utama, 11(2), 117-132.
Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
05/PRT/M/2015 tentang Pedoman Umum Sulistyawan, A. (2008). Pengaruh kinerja tim
Implementasi Konstruksi Berkelanjutan pada proyek terhadap keberhasilan proyek. Jurnal
Penyelenggaraan Infrastruktur Bidang Pekerjaan Dinamika Teknik Sipil, 1(8), 82-88.
Umum dan Permukiman, Jakarta: Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Sutikno, S. (2017). Faktor-faktor kritis kesuksesan
proyek terhadap kinerja proyek di PT. Wijaya
Indonesia. (2015b). Peraturan Menteri Pekerjaan Karya (Persero) Tbk. Jurnal Pendidikan Ekonomi
Umum dan Perumahan Rakyat Nomor dan Bisnis (JPEB), 5(2), 206-214.
19/PRT/M/2015 tentang Standar dan Pedoman
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi Syaranamual, P., Tandean, P., & Chandra, H. P.
Rancang dan Bangun (Rancang Bangun), Jakarta: (2014). Model faktor penyebab risiko terhadap
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan keberhasilan proyek konstruksi. Jurnal Dimensi
Rakyat. Pratama Teknik Sipil, 3(2). 1-8.
Natalia, M., Partawijaya, Y., Mukhlis, Yuwono, B. E. (2009). Faktor penentu kesuksesan
Satwarnirat.(2017). Analisis critical success factors proyek Rancang Bangun. Jurnal Teknik Sipil dan
proyek konstruksi di Kota Padang. Jurnal Perencanaan, 10(1), 39-46.
Fondasi, 6(2), 1-12.
Yudha, F. M. (2013). Analisis Faktor-Faktor
Nurhayati, N & Puteri, A. A. (2005). Identifikasi Penentu Keberhasilan Pengendalian Waktu Pada
Kinerja dari Aspek Biaya, Waktu, dan Kualitas Proyek Konstruksi. Doctoral dissertation,
pada Proyek Design Build dan Design Bid Build, Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
53
Media Komunikasi Teknik Sipil, Vol 24, No. 1, 2018, 45-53