Kinerja Pemberlakuan Standar Mutu Perkerasan Pada Peningkatan Dan Pemeliharaan Jalan Nasional - Propinsi
Kinerja Pemberlakuan Standar Mutu Perkerasan Pada Peningkatan Dan Pemeliharaan Jalan Nasional - Propinsi
Kinerja Pemberlakuan Standar Mutu Perkerasan Pada Peningkatan Dan Pemeliharaan Jalan Nasional - Propinsi
ABSTRACT
1
Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan FT-UGM, Peneliti
Pusat Studi Transportasi dan Logistik (PUSTRAL)-UGM
Bulaksumur E-9, Yogyakarta 55281
Telp. 0274-556928, Fax: 0274-6491076
Email: [email protected]
ABSTRAK
Penanganan jalan nasional dan propinsi tidak terlepas dari penerapan standar mutu
untuk mencapai kualitas perkerasan jalan yang mantap. Jalan nasional dan propinsi
memiliki peranan yang amat penting terhadap peningkatan ekonomi wilayah karena
berfungsi menyediakan mobilitas dan aksesibilitas antar simpul wilayah yang lebih luas
daripada jalan kabupaten. Pada saat ini, fakta mengindikasikan tidak adanya korelasi
antara peningkatan investasi penanganan jalan nasional dan propinsi dengan
peningkatan kemantapan perkerasan jalan meskipun standar mutu perkerasan yang
digunakan sama, sehingga perlu dilakukan penelitian kinerja pemberlakuan standar
mutu perkerasan pada peningkatan dan pemeliharaan jalan. Tujuan penelitian adalah
mendeskripsiskan kendala dan penyimpangan pemberlakuan standar mutu perkerasan
jalan serta penyebab kerusakan jalan yang sering terjadi di bawah umur pelayanan.
Instrumen penelitian berupa formulir survai (kuesioner) yang harus diisi secara
obyektif dengan memepertimbangkan kepakaran dan pengalaman responden di
bidang teknik jalan. Responden terdiri dari para pakar (expert) yang ditentukan secara
purposive yang tersebar di 28 propinsi pada instansi kantor P2JJ dan litbang, kantor
dinas pekerjaan umum, konsultan supervisi, kontraktor dan perguruan tinggi.
Selanjutnya data terkumpul dikompilasi dan dianalisis secara statistik deskriptif.
Jumlah responden (pakar) yang mengisi formulir survai sebanyak 251 orang. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kendala implementasi standar mutu didominasi oleh
kekurangan kualitas SDM, keterbatasan utilisasi alat uji, kesulitan memahami
substansi standar mutu, dan lemahnya koordinasi antara pelaksana pekerjaan dan
pengawas mutu. Selain itu disimpulkan penyimpangan mutu perkerasan yang sering
terjadi adalah: (i) mutu material kurang tepat; (ii) metode pengujian mutu kurang
tepat; dan (iii) prosedur implementasi metode pelaksanaan dan pengawasan di
lapangan tidak tepat. Penyebab kerusakan perkerasan jalan pada awal operasional,
tidak semata-mata disebabkan oleh kendaraan overloading tetapi lebih didominasi
tidak tercapainya pemberlakuan (implementasi) standar mutu yang tepat di lapangan.
Permasalahan lainnya adalah kurangnya sosialisasi standar mutu yang dilakukan oleh
instansi pembina terhadap pelaksana dan pengawas mutu di daerah dan pemahaman
mereka terbatas pada dokumen kontrak.
Kata kunci: standar mutu, pemberlakuan, perkerasan jalan, pemeliharaan jalan,
peningkatan jalan
Mulai
Permohonan Survai
BPKSDM-Dep. PU Formulir Survai
(Instrumen Penelitian)
tidak tidak
ya
Rekomendasi Survai
Selesai
Tabel 2. Desain Sampel: Persyaratan dan Jumlah Responden yang Mewakili Unit
Elementer Tiap Propinsi
Pengalaman Jenjang Jumlah
Unit elementer Jabatan Fungsi bidang teknik pendidikan responden
jalan (tahun) teknik sipil (orang)
1. Kantor P2JJ dan Ba- Pemimpin Kegiatan Pembina/ 5 Magister 1
Litbang Jalan Penyedia 10 Sarjana
PEMBAHASAN
30.0% 29.1%
45.0%
30.0%
10.0%
0%
45%
Kerusakan dini pada pekerjaan
40%
peningkatan jalan lebih didominasi oleh
permukaan jalan berlubang dan retak.
40%
35%
Hal ini disebabkan 2 (dua) faktor yang
30%
30%
cukup dominan yaitu: (i) kurang
25%
memenuhi standar mutu pelaksanaan
20%
20% penghamparan dan pemadatan lapis
perkerasan (subbase, base dan surface
course); dan (ii) saat pelaksanaan
15%
10%
8% pekerjaan peningkatan jalan, saluran
5%
2%
drainase permukaan yang ada tidak
0%
berfungsi dengan baik. Kedua faktor
tersebut mendominasi persepsi respon-
0 - 5 tahun 5 - 10 tahun 10 - 15 tahun 15 - 20 tahun > 20 tahun
23,9%
6,8%
permukaan jalan berbentuk
pelepasan butiran agregat
18,0% 10,6%
pada permukaan jalan
keriting (corrugation); 8,3% (ravelling); 12,0%
permukaan jalan beralur permukaan jalan licin membaca dan memahami buku spesifikasi teknis (dokumen kontrak)
bekas roda kendaraan mengalami bleeding; 14,1%
(rutting); 14,0%
mengikuti seminar, semiloka, workshop dan FGD (Focus Group Discussion)
memperoleh informasi melalui media massa cetak (koran, majalah, jurnal)
Gambar 6. Jenis Kerusakan Dini pada mengakses informasi melalui media massa elektronik(TV, internet, CD)
Tahap Awal
Jenis kerusakan Operasional
dini yang sering Hasil
terjadi pada tahap awal operasional
mengikuti training/pelatihan rutin yang diadakan oleh lembaga Diklat
PEMELIHARAAN jalan
Peningkatan Jalan memperoleh informasi melalui perpustakaan dari instansi terkait
14,1%
Gambar 8. Faktor Penyebab Kerusakan
44,0%
DiniFaktor-faktor
padayangHasil Peningkatan
PEMELIHARAAN jalan Jalan
menyebabkan terjadinya kerusakan dini pada hasil
24,2%
kesalahan perencanaan
tebal struktur perkerasan;
prosedur pelaksanaan
penghamparan dan Lain-Lain; 9,3% 4,2% kesalahan pemilihan 17,7%
pemadatan perkerasan material/bahan perkerasan;
aspal kurang memenuhi 25,0%
spesifikasi teknis bahan/material kurang memberikan batasan yang tegas
standar; 15,0%
90%
Sumatera Jawa dan Bali Kalimantan Sulawesi Kep. Wil Timur
6,1%
9,3% 80%
35,5%
8,2% 70%
60%
50%
40%
11,4%
30%
8,1% 14,1%
7,3% 20%
Kalibrasi Nasional)
yang disediakan
subt ansi (met ode, spesif ikasi, dan t at a cara) sulit dipahami dan diaplikasikan
diaplikasikan
ket erbat asan lembaga/ inst ansi penguji mut u yang independen
t idak ada koordinasi ant ara pelaksana dan pengawas t erhadap manajemen mut u
Lain-Lain
90%
Kepulauan
perkerasan jalan pada PENINGKATAN jalan
70%
penyimpangan
60% terhadap hasil
perencanaan; 11,5% penyimpangan
50% Lain-Lain; 7,0%
terhadap spesifikasi
40% teknis material; 29,5%
30%
20%
10%
0% penyimpangan
keterbatasan kualitas material
keterbatasan tersedianya jumlah
Lain-Lain
terhadap manajemen mutu
keterbatasan lembaga/instansi
Kalibrasi Nasional)
yang disediakan
pelaksanaan dan
diaplikasikan
pengawasan lapangan;
39,3% penyimpangan
terhadap metode
pengujian mutu; 12,7%
Gambar 14. Persepsi Responden
terhadap Kendala Implementasi Gambar 17. Penyimpangan yang Sering
Standar Mutu Perkerasan pada Terjadi terhadap Pemberlakuan Standar
Peningkatan Jalan Per Wilayah Mutu Perkerasan pada Pekerjaan
Kepulauan
Kendala yang dihadapi dalam im plem entasi standar m utu
perkerasan jalan pada PEMELIHARAAN jalan
Penyimpangan yang sering terjadi terhadap pemberlakuan standar mutu
Peningkatan
perkerasan Jalan
jalan pada PEMELIHARAAN jalan
7,4% 13,2%
12,7%
8,5% penyimpangan
penyimpangan
terhadap tata cara
Lain-lain; 4% terhadap hasil
pelaksanaan dan
perencanaan; 6,8%
pengawasan lapangan;
31,3%
15,0%
15,8%
Porter, J., C., 1998, Human Resources Sjahdanulirwan, 2006, Hasil Audit
Strategies for Successful Consulting Departemen PU: Konstruksi Jalan
Engineering Firms, Journal of Nasional Buruk, Investor Daily
Management in Engineering Volume 14 Indonesia,http:/www.investorindonesia.
Number 4 : 65-68, American Society of com
Civil Engineers (ASCE)
Yates, J., K., and Aniftos, S., 1998,
Singh, A., and Shoura, M., M., 1999, Developing Standards and International
Assessment of Organizational Change Standards Organizations, Journal of
for Public Construction Organizations, Management in Engineering, Volume 14
Journal of Management in Engineering, Number 4 : 57-63, American Society of
Volume 15 Number 4 : 59-70, American Civil Engineers (ASCE).
Society of Civil Engineers (ASCE)