1062-Article Text-4829-1-10-20190522
1062-Article Text-4829-1-10-20190522
1062-Article Text-4829-1-10-20190522
E-mail: [email protected]
Abstract
Background: Inquiry method is a method that can stimulate students to find their own answers to
problems that students face in class. Through this learning method students can mobilize all abilities
and knowledge they have, in finding answers to existing problems, so students can think critically in
the learning process.
Method: This study was conducted in class VII1 in the Kartika Middle School in Ambon. This study
uses descriptive analysis that is used to determine critical thinking skills and cognitive, affective, and
psychomotor learning outcomes of students.
Results: The study showed that mastery of cell concepts in students before the application of the
Inquiry method combined with tactics tricks when asking was very low. This can be seen from the
percentage of the average score obtained by students in the initial test which is 31% which includes
failed qualifications because it does not reach the KKM which is set at 75. After the application of the
Inquiry method combined with tactics when asking questions, the results of the formative tests
obtained by students increase with the average percentage of achievement is 71.51%. To assess
students 'critical thinking skills through worksheets and observation sheets, the results show that there
is an increase in students' critical thinking skills.
Conclusion: The application of the Inquiry method combined with tactics when asking questions can
improve students' critical thinking skills and achievement of learning outcomes in cell concept biology.
Keywords: Inquiry method, strategy tactics when asking questions, critical thinking, learning
outcomes.
Abstrak
Latar Belakang: Metode Inquiry merupakan metode yang dapat merangsang siswa untuk dapat
menemukan sendiri jawaban dari permasalahan yang siswa hadapi di kelas. Melalui metode
pembelajaran ini siswa dapat mengerahkan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki,
dalam mencari jawaban dari permasalahan yang ada, sehingga siswa dapat berpikir secara kritis
dalam proses pembelajaran.
1
Metode: Penelitian ini dilaksanakan pada kelas VII di SMP Kartika Ambon. Penelitian ini
menggunakan analisis deskriptif yang digunakan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis dan
hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotor siswa.
Hasil: Penelitian menunjukkan bahwa penguasaan konsep sel pada siswa sebelum penerapan
metode Inquiry dipadu trik taktik waktu bertanya tergolong sangat rendah. Hal ini terlihat dari
prosentase nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada tes awal yaitu 31% yang termasuk kualifikasi
gagal karena tidak mencapai KKM yang ditetapakan yaitu 75. Setelah penerapan metode Inquiry
dipadu trik taktik waktu bertanya, hasil tes formatif yang diperoleh siswa menjadi meningkat dengan
persentase rata-rata pencapaian yaitu 71,51%. Untuk penilaian kemampuan berpikir kritis siswa
dilakukan melalui hasil kerja LKS dan lembar observasi dan diperoleh hasil bahwa terjadi peningkatan
kemampuan berpikir kritis pada siswa.
Kesimpulan: Penerapan metode Inquiry dipadu trik taktik waktu bertanya dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa dan pencapaian hasil belajar biologi konsep sel.
Kata Kunci: Metode Inquiry, strategi trik taktik waktu bertanya, berpikir kritis, hasil belajar.
Tes awal (post test) adalah tes yang Hasil rata-rata tes awal yang dicapai
digunakan untuk mengukur seberapa jauh siswa tidak memenuhi KKM yaitu sebesar
siswa telah memiliki kamampuan mengenai 31 dari yang ditetapkan yaitu 75. Hal ini
materi yang akan dipelajari (Sanjaya, 2008). disebabkan karena sebelum guru
Kemampuan awal siswa sebelum proses memberikan materi, siswa belum ada
belajar mengajar dengan penerapan respon dan masih pasif sehingga belum
metode Inquiry dipadu trik taktik waktu ada hasil yang baik dan setiap siswa
bertanya, tergolong dalam kategori sangat memiliki kemampuan berpikir yang
rendah. Hal ini terlihat dari hasil tes awal berbeda-beda.
(pre test) 2 siswa dengan persentase 10%
berada pada kualifikasi kurang, dan 18
siswa dengan persentase 90% berada pada
kualifikasi gagal.
Persentase
Tingkat Pencapaian Frekuensi (f) Kualifikasi
(%)
87-100 13 65 Sangat baik
81-86 7 35 Baik
75-80 - - Cukup
60-74 - - Kurang
≤55 - - Gagal
Jumlah 20 100
Pada aspek kognitif (Penilaian pada diperbaiki pada saat proses belajar
LKS) diperoleh pencapaian yang tergolong mengajar dengan perapan metode inquiry
dalam kualifikasi sangat baik dan baik. Hal dipadu trik taktik waktu bertanya.
ini dapat dibuktikan dengan 13 siswa Peningkatan penguasaan konsep siswa ini
dengan persentase (65%) memperoleh nilai tampak dari LKS yang dikerjakan oleh
dengan interval (87-100) yang menunjukkan siswa, siswa dapat membuat pertanyaan
kualifikasi sangat baik dan 7 siswa dengan yang tepat dan logis berdasarkan gambar
persentase (35%) memperoleh nilai dengan yang terdapat pada LKS serta menjawab
interval (81-86) yang menunjukkan pertanyaan tersebut dengan benar.
kualifikasi baik. Jika dibandingkan antara
nilai KKM dengan dengan rata-rata skor Hasil Penilaian Aspek Afektif
pencapaian siswa pada aspek kognitif, Data dari penilaian aspek afektif
maka dapat dikatakan pencapaian kognitif diperoleh melalui lembar observasi yang
siswa berada pada kualifikasi tuntas digunakan untuk menilai kemampuan siswa
dengan rata-rata skor pencapaian adalah yang meliputi: peran aktif, menghargai
88,70%. pendapat teman, kerja sama dengan
Hal ini menggambarkan bahwa tingkat pasangan, memberi kesempatan kepada
penguasaan konsep biologi pada siswa teman. Hasil dari aspek afektif dapat dilihat
tentang sel yang sebelumya rendah telah pada tabel 3.
Pada aspek afektif tergolong dalam persentase 95% memperoleh nilai yang
kualifikasi sangat baik dan baik. Hal ini intervalnya (87-100) dengan kuaifikasi
dapat dibuktikam dengan 19 siswa dengan sangat baik, dan 1 siswa dengan
Pada aspek psikomotor tergolong Inquiry dipadu trik taktik waktu bertanya,
dalam kualifikasi sangat baik dan baik. Hal ketika siswa mampu menentukan nama dari
ini dapat dibuktikan dengan 14 siswa organel-organel sel, siswa dapat
dengan persentase 70% memperoleh nilai mendeskripsikan organel-organel sel, siswa
dengan interval (87-100) dengan kualifikasi dapat menyelesaikan LKS tepat waktu serta
sangat baik, dan 6 siswa dengan siswa dapat melakukan langkah-langkah
persentase 30% memperoleh nilai dengan pada LKS dengan baik. Rehena (2009),
interval (81-86) dengan kualifikasi baik. Jika menyatakan bahwa penilaian hasil belajar
dibandingkan dengan nilai KKM dengan yang sifatnya psikomotor dapat dilakukan
rata-rata skor pencapaian siswa pada secara langsung melalui observasi terhadap
aspek psikomotor, maka dapat dikatakan siswa yang memperlihatkan keterampilan-
pencapaian psikomotor berada pada keterampilan sebagai hasil proses belajar.
kualifikasi tuntas dengan rata-rata skor
pencapaian adalah 90,32%.Pencapaian Penilaian Kemampuan Berpikir Kritis
pada aspek ini membuktikan adanya Hasil penilaian kemampuan berpikir
peningkatan penguasaan konsep siswa. kritis Kemampuan berpikir kritis siswa
Peningkatan penguasaan konsep biologi selama proses pembelajaran yang dinilai
siswa terlihat dalam proses pembelajaran menggunakan lembar kerja siswa (LKS)
dengan menggunakan penerapan metode dapat dilihat pada tabel 5.
Pertemuan I Pertemuan II
Tingkat
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Kualifikasi
Pencapaian
(f) (%) (f) (%)
87 – 100 11 55 19 95 Sangat Tinggi
81 – 86 2 10 1 5 Tinggi
75 – 80 7 35 - - Cukup
60 – 74 - - - - Rendah
≤ 55 - - - - Sangat Rendah
∑ 20 100 20 100
2. Kemampuan awal seluruh siswa Siswa Kelas X-2 SMA LAB UM Malang.
sebelum proses belajar mengajar tidak Jurnal Euclid, (Online), 3(1): 377-525
mencapai KKM dengan rata-rata tes (http://www.um.co.id), diakses 7
awal adalah 31%, dan setelah proses Januari 2018.
pembelajaran dilakukan dengan Rehena, J.F., Casmudi. 2009. Strategi
penerapan metode Inquiry dipadu trik Pembelajaran. Malang: Universitas
taktik waktu bertanya, hasil belajar Negeri Malang.
siswa dapat mencapai KKM, hal ini
Roswita, I. 2013. Penerapan Strategi Waktu
dibuktikan pada tes kemampuan akhir
Bertanya Untuk Meningkatkan Hasil
dengan perolehan nilai rata-rata
Belajar Pendidikan Kewarganegaraan
mencapai 71,51%.
pada Materi Menjaga Keutuhan
Indonesia Siswa Kelas V SDN 001
Teratak Kecamatan Rumbio Jaya
DAFTAR PUSTAKA
Kabupaten Kampar. Skripsi tidak
Amien, M. 1987. Mengajarkan Ilmu
diterbitkan. Pekanbaru: UIN SUSKA
Pengetahuan Alam (IPA) dengan
Riau.
Menggunakan Metode “Discovery” dan
Sanjaya. 2008. Dasar-dasar Proses
“Inquiry”. Jakarta: Depdikbud.
Arikunto, S, 2012. Prosedur Penelitian Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Algensindo.
Rineka Cipta. Saptono, S. 2003. Strategi Belajar
Fisher, A. 2011. Berpikir Kritis Sebuah Mengajar. Semarang: UNNES.
Pengantar. Jakarta: Erlangga. Sernasak, 2017. Penerapan Model
Hendra, Surya. 2013. Cara Belajar Orang Pembelajaran Think Pair Share (TPS)
Genius. Jakarta: Elex Media Dipadukan Dengan Sepak Bola Verbal
Komputindo. Dapat Meningkatkan Keaktifan Dan
Nasution, 1999. Proses Belajar Mengajar. Hasil Belajar Siswa Konsep Sistem
Bandung: Tarsito Pernapasan Kelas XI IPA SMA Negeri
Nurlitasari, 2015. Pengaruh Penerapan 4 Ambon. Ambon: UNPATTI.
Metode Inquiry Untuk Meningkatkan Sofa. 2008. Pendekatan Discovery, Inquiry
Kemampuan Berpikir dan Hasil Belajar dan STS dalam Pembelajaran Fisika.