Etik Dwi Ningsih, Indah Mukarromah, Athi' L Inda Yani

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 9

PENGARUH TERAPI RELAKSASI SPIRITUAL TERHADAP TINGKAT STRES

PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS YANG MENJALANI HEMODIALISIS

THE EFFECT OF SPIRITUAL RELAXATION THERAPY OF STRESS DEGREE


PATIENTS WITH CHRONIC RENAL FAILURE WHO HELPED
HEMODIALYSIS

Etik Dwi Ningsih1), Indah Mukarromah2), Athi’ 3


inda Yani
L
)
Program Studi Sarjana Ilmu Keperawatan Minat Keperawatan Jiwa
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum
Tromol Pos 10 Peterongan, Jombang 61481
Email: [email protected], [email protected]
Departemen Jiwa dan Komunitas Fakultas Ilmu Kesehatan Unipdu

ABSTRACT
Introduction: The stress experienced by patients with chronic renal failure who undergo
hemodialysis may aggravate a person's condition such as disobedience to diet and fluid modification and
treatment if not treated properly. Spiritual relaxation was a method of lowered stress, one's effort to achieve
relaxed state through spiritual religious beliefs. The purpose of the study, looking at the effect of spiritual
relaxation on stress levels in patients with chronic renal failure who underwent hemodialysis. Method: Pre
experimental method one group pre and posttest design with 10 respondents sample through technique of
proposive sampling. The independent variable was spiritual relaxation and the dependent variable of stress
level. The stress level was measured by HSS Instrument (hemodialysis stress scale) and spiritual relaxation
used Standard Operating Procedures. Spiritual relaxation performed once per week for 1 month. it analyzed
by Wilcoxon test with α = 0,05. nTsthreses levrel ebesforue
landtaftewr as a si
intervention p = 0,004 (p<Rαes)ult anidtanalmyseis:aSnpirsitual
trehlaxeatrione was i balanced the sympathetic and parasympathetic nerves when
relaxed conditions were effective in reduced
stress and maintained the psychological health of patients with chronic renal failure. Discussion: Spiritual
relaxation can be used as an alternative to nursing actions and examine hormonal changes in stress reduction.

Keywords: Spiritual Relaxation, Stress Level, Chronic Renal Failure, Hemodialysis

Pendahuluan Hemodialisis merupakan suatu bentuk terapi pengganti


Penyakit gagal ginjal kronis (GGK) fungsi ginjal dengan bantuan mesin dialyzer (Novitasari,
merupakan gangguan fungsi ginjal progresif 2015).
dan tidak dapat pulih kembali
(irreversibel), dimana tubuh tidak mampu
memelihara metabolism dan keseimbangan
cairan dan elektrolit sehingga timbul gejala
uremia berupa retensi urea dan sampah
nitrogen lain dalam darah yang suatu saat
menyebabkan penyakit ginjal stadium akhir
(End Stage Renal Disease /ESRD)
(Purwaningrum, 2013 ; Argiyati, 2015 ;
Akoit, 2017). Terdapat tiga pilihan untuk
mengatasi masalah yang ada yaitu ; tidak
diobati, dialysis (peritoneal/hemodialisa),
serta transplantasi. Kebanyakan orang
memilih untuk mendapatkan pengobatan
melalui hemodialisa atau transplantasi dengan
harapan dapat mempertahankan hidupnya
(Sandra, 2012).
Journal of Nursing Care & Biomolecular – Vol 3 No 2 Tahun 2018 -1
Ketergantungan pada mesin dilakukan oleh Hill (2016) pasien dengan
dialisa seumur hidup membuat penyakit gagal ginjal kronis adalah 13,4 %.
pasien mengalami Prevelensi gagal ginjal kronis berdasarkan
keterbatasan dalam melakukan diagnosis dokter di Indonesia sebesar 0,2%.
aktivitas sosial, dan dapat Jawa Timur menempati urutan ketiga dari 33
menimbulkan konflik, frustasi, propinsi dengan prevalensi 0,3% pada tahun
serta rasa bersalah didalam 2013 (Riskesdas, 2013). Indonesia tercatat
keluarga. Keterbatasan ini 595.358 pasien aktif menjalani dialisis pada
menyebabkan pasien tahun 2015 (IRR, 2016).
hemodialisa rentan terhadap Berdasarkan studi pendahuluan yang
stres (Sandra, 2012). telah dilaksanakan di RSUD Jombang
Prevalensi global tercatat jumlah pasien yang masih aktif
berdasarkan penelitian yang menjalani hemodialisis dari tahun 2009-2018
adalah 160 orang . Nugraha (2017) (Blais, 2012). Relaksasi spiritual merupakan
Menjelaskan permasalah gagal ginjal usaha seseorang untuk mencapai keadaan
kronis yang menjalani hemodialisa adalah rileks yang ditandai dengan penurunan
pengalaman nyeri pada daerah penusukan aktivitas saraf simpatis melalui keyakinan
fistula saat memulai hemodialisis, agama spiritual klien agar dapat mengontrol
komplikasi hemodialisis, ketergantungan keadaan fisiknya. Relaksasi dengan
pada orang lain, kesulitan dalam pendekatan spiritual diharapkan dapat
mempertahankan pekerjaan, finansial, menyebabkan perubahan spiritual yang pada
ancaman kematian, perubahan konsep diri, akhirnya dapat menuju relaksasi yang baik
perubahan peran serta perubahan interaksi (Rohimah, 2015).
sosial sebagai stresor yang mempengaruhi Penelitian yang dilakukan (Sandra,
mekanisme koping pasien. Selama masa 2012) tentang gambaran stres pada pasien
stres, tubuh mengalami peningkatan fungsi gagal ginjal kronis yang menjalani
saraf simpatis untuk menstimulus hipotalamus hemodialisa dan juga penelitian yang
melepaskan CRH (Corticotropin Relasing dilakuakan Purwaningrum (2015) tentang
Hormon), selanjutnya menstimulasi kelenjar hubungan aktivitas spiritual terhadap tingkat
hipofisis anterior untuk melepaskan ADH stres pada pasien gagal ginjal yang
(Adenocorticotropin Hormone). Selama menjalani hemodialisa maka peneliti tertarik
masa stres medula adrenal mengekskresi untuk melakukan penelitian tentang
epinefrin dan norepinefrin dan kortisol “PengaTerraupih Relaksasi
sebagai respon terhadap stimulasi simpatis Spiritual Terhadap Tingkat Stres Pasien
Gagal
(Kadir, 2017). Meningkatkanya kadar Ginjal Kronis yang Menjalani
Hemodialisa”
epinefrin dan kortisol dalam darah aromaterapi, teknik imajenasi dan distraksi (Potter & perry,
menyebabkan perubahan respon tubuh seperti 2010). Kondisi respon relaksasi (relaxation response) adalah
peningkatan denyut jantung, pernafasan, ketika
tekanan darah, aliran darah ke berbagai
organ meningkat serta peningkatan
metabolisme tubuh (Patimah, 2015). Saat
mengalami stres, individu akan mencari
dukungan dari keyakinan agamanya.
Dukungan ini sangat diperlukan untuk
dapat menerima keadaan sakit yang
dialami, khususnya jika penyakit tersebut
memerlukan proses penyembuhan yang
lama dengan hasil yang belum pasti
(Purwaningrum & Widaryanti, 2013). Terapi
modalitas saat ini telah dikembangkan dan
digunakan dalam dunia keperawatan,
diantaranya menggunakan relaksasi,
hypnosis, terapi musik, akupresure,

Journal of Nursing Care & Biomolecular – Vol 3 No 2 Tahun 2018 -2


guna mengetahui seberapa Dalam penelitian ini intervensi untuk
besar pengaruh relaksasi menurunkan tingkat stres dengan
spiritual terhadap tingkat menggunakan teknik relaksasi spiritual.
stress pada penderita gagal Teknik pengambilan sampel dalam penelitian
ginjal kronis yang menjalani ini menggunakan proposive sampling, yaitu
hemodialisa. menetapkan sampel yang sesuai dengan
kriteria inklusi. Hasil perhitungan didapatkan
Metode sampel sebanyak 10 responden dengan
Rancangan kriteria inklusi: beragama Islam, Pasien
penelitian yang digunjkan
bersedia
dalam dilakukan
penelitianrelaksasi,
ini menjalani HD (≤
yaitu pre experimental one 1 tahun), tidak mengkonsusmsi obat
group pre posttest design. penenang. Adapun yang menjadi kriteria
orang terlibat mendalam dengan do’eakslusi ayntaaranlagin: mengalami ketidaknyaman
diulang-ulang (repetitif prayer) (Rohimah, fisik seperti pusing dan nyeri, penurunan
2015). kesadaran, sehingga responden tidak bisa
Relaksasi ini termasuk terapi melanjutkan penelitian, Pasien yang dirawat
komplementer dan alternatif dalam inap di Rumah Sakit Pasien yang dirawat
keperawatan (Kozier, 2011). Spiritualitas inap di Rumah Sakit.
adalah keyakinan atau hubungan lebih Instrument yang digunakan dalam
tinggi, kekuatan pencipta, ilahiah, atau penelitian ini menggunakan kuesioner serta
sumber energy yang tidak terbatas. serta instrument skala stres. kuesioner
Pemenuhan kebutuhan spiritual klien dapat berisikan pertanyaan tentang karakteristik
menurunkan penderitaan dan membantu responden diantaranya: usia, jenis kelamin,
penyembuhan penyakit fisik dan mental pendidikan, pekerjaan, status perkawinan,
lamanya menjalani hemodialisis, frekuensi Jombang. Responden yang telah sesuai
menjalani hemodialisis, pendapatan, asuransi dengan kriteria inklusi selanjutnya diberikan
kesehatan. Instrument lain yang digunakan penjelasan prosedur penelitian serta informed
yaitu skala stres dengan menggunakan concent. Tahap berikutnya peneliti akan
Hemodialysis stress scale (HSS). mengunjungi responden 2 kali dalam
HSS terdiri dari 24 pertanyaan yang seminggu dengan jam menyesuaikan dengan
berisikan faktor ketergantungan, faktor responden. Relaksasi dilaksanakan dirumah
kegiatan sosial faktor gejala fisik faktor peran responden serta didampingi oleh peneliti
keluarga. Rentang nilai pertanyaan tiap item dengan menggunakan panduan SOP yang
pada HSS dari 0-4 total scor 96. Dimana skor telah disiapkan. Adapun tahapan pelaksanaan
akan diinterpretasikan sebagai berikut : tidak relaksasi spiritual dengan cara memastikan
stres 0-18, Stres ringan 19-37, Stres sedang lingkungan tenang, pasien diminta untuk
38-56, Stres berat 57-75, Stres sanmegngaamtbil wbuedhru atertlebih≥dahulu,
kemudian
75. Uji validitas dan reliabilias penelitian mengambil posisi senyaman mungkin,
yang telah diilakukan sebelumnya untuk selanjutnya , se
membuktikan ketepatan instrument HSS. HSS bemredngoam’bial nafas dalam dan
memiliki tingkat reliabilitas cukup tinggi yaitu pasien melepaskan semua beban dengan
0,91, sedangkan untuk nilain validitas sebesar perasaan ikhlas dan tubuh rileks setra pasien
0,82. di minta meresapi lantunan dzikir
Pelaksanaan relaksasi spiritual pada subhanallah. Setelah melaksanakan
penelitian ini dilaksanakan 4 kali dalam 2 relaksasi spiritual sebanyak 4 kali terapi
minggu dengan waktu 30 menit setiap kali peneliti mengukur kembali tingkat stres
terapi. Pengambilan responden penelitian responden dengan instrument HSS
dilakukan di ruang hemodialisis RSUD (Hemodialysis stress scale).

Hasil
a. Karakteristik Responden
Tabel 1. Gambaran Responden Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisa di RSUD
Jombang, Maret 2018.
No. Karakteristik Frekuensi Presentase (%)
Journal of Nursing Care & Biomolecular – Vol 3 No 2 Tahun 2018 -3
1. Jenis Kelamin
a. Laki-laki 7 70%
b. Perempuan 3 30%
Total 10 100%
2. Umur
a. 15-25 tahun 1 10%
b. 26-35 tahun 1 10%
c. 36-45 tahun 3 30%
d. 50-55 tahun 5 50%
total 10 100%
3. Pendidikan
a. SD 2 20%
b. SMP 2 20%
c. SMA 5 50%
d. PT 1 10%
Total 10 100%
4. Status Perkawinan
a. Kawin 9 90%
b. Belum kawin 1 10%
Total 10 100%
5. Pekerjaan
a. Petani 2 20%
b. Wiraswasta 5 50%
c. PNS 0 0
d. Tidak bekerja 2 30%

Journal of Nursing Care & Biomolecular – Vol 3 No 2 Tahun 2018 -4


No. Karakteristik Frekuensi Presentase (%)
e. Pelajar 1 10%

Total 10 100%
6. Pendapatan
a. < Rp.1.500.000,- 3 30%
b. >Rp. 1.500.000,- 7 70%
Total 10 100%
7. Kunjungan Poli HD
a. 5 hari 1 4 40%
b. 7 hari 1x 6 60%
c. 1 bulan 1x 0 00%
Total 10 100%
8. Lama menjalani HD
a. <1 tahun 8 80%
b. >1tahun 2 20%
Total 10 100%
9. Asuransi Kesehatan
a. Umum 0 00%
b. BPJS 10 100%
Total 10 100%
10. Rata-rata lama tahap sugesti hari 1-4
a. 10-13 menit 2 20%
b. 14-16 menit 8 80%
Total 10 100%

Sumber : Data Primer 2018

Sebaran karakteristik responden Setengah dari responden dengan


berdasarkan Tabel 1 menunjukan bahwa pendapatan <Rp.1.500.000 sebanyak 3 orang
jumlah responden yang diteliti sebanyak 10 (30%). Hampir setengahnya kunjungan poli
responden. Sebagian besar responden yang HD dalam 5 hari 1x sebanyak 4 orang (40%).
berjenis kelamin laki-laki 7 orang (70%). Sebagian besar responden dengan kunjungan
Sebagian kecil responden yang berusia 15-25 poli HD 7 hari 1x sebanyak 6 orang (60%).
tahun sebanyak 1 orang (10 %). Setengah dari Sebagian besar reponden yang menjalani
responden berusia 50-55 tahun sebanyak 5 hemodialisis < 1 tahun sebanyak 8 orang
responden (50%). Karakteristik pendidikan (80%). Tidak satupun responden yang
responden menunjukan sebagian kecil memiliki asuransi kesehatan (Umum)
responden berpendidikan SD sebanyak 2 melainkan seluruhnya responden
orang (20%). Setengahnya dengan tingkat menggunakan asuransi kesehatan (BPJS)
pendidikan SMA sebanyak 5 orang (50%). yaitu sebanyak 10 orang (100%).

b. Analisa Univariat
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Stres Responden Sebelum dan Setelah
Dilakukan Relaksasi Spiritual di RSUD Jombang, Maret 2018
Pre (Sebelum ) Post (Sesudah)
Karakteristik N F (%) N F (%)
Tingkat Stres Terapi Relaksasi Spiritual
- Tidak Stres
- Ringan 0 00 8 80
- Sedang 3 30 2 20
- Berat 5 50 0 00
- Sangat Berat 2 20 0 00
0 00 0 00
Total 10 100% 10 100%
Sumber : Data Primer 2018

1) Tingkat Stres Sebelum Diberi Terapi mengalami stres berat sebanyak 2 orang
Relaksasi Spiritual pada Pasien Gagal (20%).
Ginjal Kronis yang Menjalani 2) Tingkat Stres Setelah Diberi Terapi
Hemodialisis. Relaksasi Spiritual pada Pasien Gagal
Tabel 2 menunjukan bahwa jumlah Ginjal Kronis yang Menjalani
responden yang diteliti sebanyak 10 Hemodialisis.
responden, dan tingkat stres pasien Tabel 2 menunjukan hampir
sebelum diterapi relaksasi spiritual seluruhnya responden sesudah diberikan
diantaranya tidak satupun responden yang terapi relaksasi spiritual tidak mengalami
tidak stress. Hampir setengah mengalami stres yaitu sebanyak 8 orang (80%), dan
stress ringan sebanyak 3 orang (30%). sebagian responden yang mengalami stres
Setengahnya mengalami stres sedang ringan sebanyak 2 orang (20%).
sebanyak 5 orang (50%) dan sebagian kecil

c. Analisa Bivariat
Tabel 3. Pengaruh terapi relaksasi spiritual terhadap tingkat stres pasien gagal ginjal kronis
yang menjalani hemodialisa.
No. Tingkat Stres Perlakuan
Sebelum Setelah (ρ)
N % N %
1 Tidak Stres 0 0 8 80%
2 Ringan 3 30% 2 20%
3 Sedang 5 50% 0 0 0,004
4 Berat 2 20% 0 0
5 Sangat Berat 0 0 0 0
Total 10 100% 10 100%
Mean : 1,9 Mean : 0,2
S.b : 0,73786 S.b : 0,42164

Hasil uji statistic Wilcoxon pada penelitian ini dengan membandingkan tingkat stres
sebelum dan sesudah diberikan terapi relaksasi spiritual diperoleh dengan hasil P = 0,004.
Maka dari itu, P < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak, yang artinya ada
pengaruh terapi relaksasi spiritual terhadap tingkat stres pasien yang menjalani
hemodialisa.
Pembahasan mana jenis kelamin perempuan dua kali lebih besar
a. Tingkat Stress Responden Sebelum mengalami stres alasannya adalah adanya perbedaan
Diberikan Terapi Relaksasi Spiritual hormonal dan perbedaan stresor psikososial bagi wanita
Tabel 3 menunjukan bahwa jumlah dan laki-laki (Purwaningrum, 2013). Umur juga
pasien yang diteliti sebanyak 10 mempengaruhi tingkat stres seseorang dalam penelitian ini
responden, hampir setengahnya tingkat ada 20% klien yang masih mengalami stres berat dengan
stress sebelum diberikan perlakuan usia antara 45-55 tahun. Dalam usia ini klien masih
relaksasi spiritual didapatkan bahwa 30 % dituntut untuk memenuhi keutuhan keluarga yang sangat
mengalami setres ringan, dan 50% besar, ditambah lagi dengan kondisi sakit yang
responden masih mengalami stress sedang, menyebabkan menigkatnya stres yang dirasakan oleh klien
kemudian 20% responden masih hal ini sesuai dengan penelitian Purwaningrum (2013). Hal
mengalami stress berat. Hal ini ini bertolak belakang dengan penelitian sebelumnya bahwa
membuktikan bahwa pasien yang pasien dengan usia di atas 60 tahun lebih dapat menerima
menjalani hemodialisa mengalami stres terhadap apa yang dialaminya. Pasien lanjut usia biasanya
bahkan ada yang mengalami stres ringan, membandingkan dirinya terhadap orang lain yang
sedang hingga berat. sebayanya dan menderita sakit dikarenakan penyakit
Perbedaan jenis kelamin kronik lainnya, dan menerima keadaannya yang sekarang
mempengaruhi tingkat stress pasien, yang (Rahayu, 2018).
Setelah dilakukan relaksasi spiritual
b. Tingkat Stres Responden Setelah pada pasien gagal ginjal kronis selain
Diberikan Terapi Relaksasi Spiritual stresnya menurun juga mempengaruhi
Dari 10 responden yang diteliti kestabilan dari penyakit tersebut seperti
hampir seluruhnya tingkat stres setelah halnya beberapa pasien yang setelah
diberikan terapi relaksasi yang tidak melakukan terapi relasasi spiritual tidak
stres adalah sebanyak 8 responden dan melakukan transfuse darah yang mana
sebagian kecil tingkat stres sesudah sebelumnya setiap bulan melakukan
diberikan terapi relaksasi spiritual transfuse darah.
dengan stress ringan sebanyak 2 Responden yang berpendidikan
responden. lebih rendah memiliki kemempuan
pemahaman yang berbeda dengan
reponden yang berpendidikan menengah
serta pendidikan tinggi responden yang
berpendidikan lebih tinggi lebih mudah
diajak berkomunikasi dan lebih mudah
menerima pengarahan dari peneliti
sehingga mempermudah proses terapi. Hal
ini selaras dengan penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Alfiyanti (2015)
bahwa tingkat pendidikan mempengaruhi
seseorang dalam mencari perawatan dan
pengobatan penyakit yang dideritanya serta
memilih dan memutuskan tindakan yang
harus diambil.
Tingkat stres responden setelah
diberi terapi relaksasi spiritual mengalami
penurunan yang signifikan. Faktor yang
mempengaruhi berhasil tidaknya relaksasi
spiritual diantaranya faktor lingkungan,
kondisi fisik seseorang, serta lamanya
waktu yang saat relaksasi. Hasil dari terapi
relaksasi spiritual tidak hanya menurunkan
stres tetapi juga menstabilkan penyakit
gagal ginjal kronik serta menghambat
penyakit gagl ginjal kronis bertambah
parah.

c. Pengaruh Terapi Relaksasi Spiritual


Terhadap Tingkat Stres Pasien Gagal
Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisa
Hampir seluruhnya tingkat stres
pasien sesudah dilakukan relaksasi
spiritual dengan tingkat stres tidak stres
sebanyak 8 responden (80%). Sebagian
kecil tingkat stres sesudah dilakukan
relaksasi spiritual stres ringan sebanyak 2
responden (20%). Hasil uji stastistik
Wilcoxon pada penelitian ini dengan
membandingkan tingkat stres sebelum
dan setelah dilakukan terapi relaksasi
spiritual diperoleh dengan hasil P =
0%04. Maka dari itu, P < 0%5 sehingga
dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak,
yang artinya ada pengaruh terapi
relaksasi spiritual terhadap tingkat stres responden tidak satupun responden yang
pasien yang menjalani hemodialisa. tidak stress. Hampir seluruhnya tingkat
Metode terapi ini melalui tahapan- stres sesudah diberikan relaksasi spiritual
tahapan atau sesuai dengan standart dengan kondisi tidak stres adalah sebanyak
operasional prosedur. Diantaranya tahap 8 responden (80%). Adanya pengaruh
inisisasi, tahap induksi, tahap sugesti relaksasi spiritual terhadap tingkat stres
dengan menggunakan audio mp3 lantunan pasien gagal ginjal kronik yang menjalani
dzikir subhanallah untuk mempermudah hemodialisis.
pasien mencapai tahap rileks (Sentanu,
2007). Stress yang dialami pasien gagal Referensi
ginjal kronis yang menjalani hemodialisa Ahmed, S. S. (2014). Treatment and
akan meningkatkan aktivitas stress atrosit Prevention of Common
dan amigdala meningkat, demikian juga Complications of. Journal of Enam
akan mempengaruhi sekresi hormon Medical College,Vol.4(1): 45-55.
kortisol dan katekolamin. Alfiyanti, N. E., Setyawan, D., & Kusuma, M.
Hormon katekolamin akan A. B. (2015). Pengaruh Relaksasi Otot
meningkatkan sekresi epinefrin dan Progresif Terhadap Tingkat Depresi
norepinefrin sehingga mempengaruhi pada Pasien Gagal Ginjal Kronik yang
peningkatan sistem saraf simpatis yang Menjalani Hemodialisis di Unit
mana sistem saraf simpatis akan Hemodialisa RS Telogorejo
berperan besar dalam fisiologi kerja Semarang. Karya Ilmiah S. 1 Ilmu
ginjal yang mana akan semakin Keperawatan.
memburuk (Rio, 2017). Dengan Terapi Anggraieni , W. i. (2014 ). Pengaruh Terapi
Relaksasi spiritual ini melibatkan aktifitas Relaksasi Zikir untuk Menurunkan
mendengar dan merasakan apa yang Stres pada Pasien Hypertensi
didengar pasien sehingga pasien mampu Esensial. Jurnal Intervensi Psikologi,
merasa lebih tenang dan ikhlas Vol 6 (1):81-102. .
(Andriyani, 2015). Berdasarkan Argiyanti, H. B. (2015). Peran Dukungan
pengamatan respon pasien pada saat Keluarga Terhadap Manajemen Stres
direlaksasi diantaranya dibangunkan, tidak pada Pasien Gagal Ginjal Di
ada pergerakan bola mata saat mata Yogyakarta. Jurnal Spirits, Vol.5
terpejam, anggota tubuh lemas dan tidak (2):15-22.
melawan, ada beberapa pasien yang Ariyanti, F. W., & Sudiyanto, H.
menangis ketika di relaksasi spiritual, ada (2017).Hubungan Antara Lama
pasien yang keluar keringat dingin ketika Menjalani Hemodialisis dengan
diterapi relaksasi spiritual. Mekanisme Koping Pasien Penyakit
Hasil penelitian menunjukan terlihat Ginjal Kronis Di Rumah Sakit Gatoel
jelas pengaruh yang signifikan pemberian Mojokerto.Jurnal Keperawatan, Vol
relaksasi spiritual terhadap penurunan 9(2): 109-118.
stres pasien gagal ginjal kronik yang Armiyati, Y. (2014). Faktor Yang Berkorelasi
menjalani hemodialisa. Pemberian Terhadap Mekanisme Koping Pasien
relaksasi spiritual ini mampu untuk Ckd Yang Menjalani Hemodialisis di
memelihara kesehatan psikologi sehinga RSUD Kota Semarang . Journal
seseorang mempu memanajemen stres Kwperawtan, 2.
secara baik yang akan berpengaruh Hawari, D. (2016). Manajemen Stres, Cemas
terhadap proses penyembuhan penyakit dan Depresi. Jakarta: FKUI.
kronis. Halim, S. (2012). Respons Metabolik
Terhadap Stres. Majalah Kedokteran
Kesimpulan Terapi Intensif, 193.
Hasil menunjukan bahwa pengaruh Ilmawati, H. (2014). Pengembangan
terapi relaksasi spiritual terhadap tingkat Kecerdasan Emosional dan Spiritual
stres pasien yang menjalani hemodialisis Melalui Teknologi Quantum Ikhlas
didapatkan tingkat stres pasien gagal ginjal (Telaah Buku Quantum Ikhlas) Karya
kronik yang menjalani hemodialisa sebelum Erbe Sentanu. Skripsi, 11.
diberikan relaksasi spiritual sebanyak 10
Muttaqin,A.,& Sari, K.(2011).Asuhan Yusuf, A. (2016). Kebutuhan Spiritual
Keperawatan Gangguan Sistem Konsep dan Aplikasi dalam Asuhan
Perkemihan. Banjarmasin: Salemba Keperawatan. Jakarta: Mitra Wicana
Medika. Media.
Kadir, A. (2017). Perubahan Hormon
Terhadap Stres. Jurnal kedokteran,
vol.6(2):12-19.
Kozier, B., Erb, G., Berman, A., & Snyder, S.
J. (2011). Fundamental Keperawatan
Konsep, Proses, & Praktik. Jakarta:
EGC.
Kurniawan. (2015). MIracle of Self Healing
Quantum Vibration dalam prosiding
pelatihan Quantum Vibration di
Jombang.
Muttaqin,A.,& Sari, K.(2011).Asuhan
Keperawatan Gangguan Sistem
Perkemihan. Banjarmasin: Salemba
Medika.
Ni'mah, M. (2016). Pengaruh Rendam Air
Hangat Pada Kaki Terhadap Kualitas
Tidur Penderita Diabetes Mellitus Di
Wilayah Puskesmas Mayangan
Jogoroto Jombang. Skripsi, 54-55.
Novitasari, I.(2015). Gambaran Tingkat
Kecemasan, Stres, Depresi dan
Mekanisme Koping Pasien Penyakit
Ginjal Kronis yang menjalani
Hemodialisa Di RSUD Dr.Moewardi.
Skripsi Skripsi, 43.
Nugraha, A., Patimah, L., & Komara, E.
(2017). Rencana Asuhan
Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta:
EGC.
Perwitaningrum, Y. C., Prabandar, Y. S., &
Sulistyarini, R. I. (2016). Pengaruh
Terapi Relaksasi Zikir Terhadap
Penurunan Tingkat Kecemasan Pada
Penderita Dispesia.Jurnal Intervensi
Psikologi, Vol.2(3):149-164.
Potter & Perry. (2010). Fundamental Of
Nursing: Consep, Proses and
Practice. Jakarta: EGC.
Rohimah, M. N. (2015). Pengaruh Relaksasi
Spiritual Sebagai Pendamping
Pengobatan ARF Terhadap
Peningkatan Kadar CD4 pada Pasien
HIV/AIDS. Skripsi , 45.
Sari, H. F., & Murtini. (2013). Relaksasi
Untuk Mengurangi Stres Pada
Penderita Hipertensi Esensial.
HUMANITAS, Vol. 12 (1):12-28.
Sentanu, E. (2009). Quantum Ikhlas : The
Power of Positive Feeling. Jakarta:
Elex Media Komputindo.

You might also like