Etik Dwi Ningsih, Indah Mukarromah, Athi' L Inda Yani
Etik Dwi Ningsih, Indah Mukarromah, Athi' L Inda Yani
Etik Dwi Ningsih, Indah Mukarromah, Athi' L Inda Yani
ABSTRACT
Introduction: The stress experienced by patients with chronic renal failure who undergo
hemodialysis may aggravate a person's condition such as disobedience to diet and fluid modification and
treatment if not treated properly. Spiritual relaxation was a method of lowered stress, one's effort to achieve
relaxed state through spiritual religious beliefs. The purpose of the study, looking at the effect of spiritual
relaxation on stress levels in patients with chronic renal failure who underwent hemodialysis. Method: Pre
experimental method one group pre and posttest design with 10 respondents sample through technique of
proposive sampling. The independent variable was spiritual relaxation and the dependent variable of stress
level. The stress level was measured by HSS Instrument (hemodialysis stress scale) and spiritual relaxation
used Standard Operating Procedures. Spiritual relaxation performed once per week for 1 month. it analyzed
by Wilcoxon test with α = 0,05. nTsthreses levrel ebesforue
landtaftewr as a si
intervention p = 0,004 (p<Rαes)ult anidtanalmyseis:aSnpirsitual
trehlaxeatrione was i balanced the sympathetic and parasympathetic nerves when
relaxed conditions were effective in reduced
stress and maintained the psychological health of patients with chronic renal failure. Discussion: Spiritual
relaxation can be used as an alternative to nursing actions and examine hormonal changes in stress reduction.
Hasil
a. Karakteristik Responden
Tabel 1. Gambaran Responden Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisa di RSUD
Jombang, Maret 2018.
No. Karakteristik Frekuensi Presentase (%)
Journal of Nursing Care & Biomolecular – Vol 3 No 2 Tahun 2018 -3
1. Jenis Kelamin
a. Laki-laki 7 70%
b. Perempuan 3 30%
Total 10 100%
2. Umur
a. 15-25 tahun 1 10%
b. 26-35 tahun 1 10%
c. 36-45 tahun 3 30%
d. 50-55 tahun 5 50%
total 10 100%
3. Pendidikan
a. SD 2 20%
b. SMP 2 20%
c. SMA 5 50%
d. PT 1 10%
Total 10 100%
4. Status Perkawinan
a. Kawin 9 90%
b. Belum kawin 1 10%
Total 10 100%
5. Pekerjaan
a. Petani 2 20%
b. Wiraswasta 5 50%
c. PNS 0 0
d. Tidak bekerja 2 30%
Total 10 100%
6. Pendapatan
a. < Rp.1.500.000,- 3 30%
b. >Rp. 1.500.000,- 7 70%
Total 10 100%
7. Kunjungan Poli HD
a. 5 hari 1 4 40%
b. 7 hari 1x 6 60%
c. 1 bulan 1x 0 00%
Total 10 100%
8. Lama menjalani HD
a. <1 tahun 8 80%
b. >1tahun 2 20%
Total 10 100%
9. Asuransi Kesehatan
a. Umum 0 00%
b. BPJS 10 100%
Total 10 100%
10. Rata-rata lama tahap sugesti hari 1-4
a. 10-13 menit 2 20%
b. 14-16 menit 8 80%
Total 10 100%
b. Analisa Univariat
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Stres Responden Sebelum dan Setelah
Dilakukan Relaksasi Spiritual di RSUD Jombang, Maret 2018
Pre (Sebelum ) Post (Sesudah)
Karakteristik N F (%) N F (%)
Tingkat Stres Terapi Relaksasi Spiritual
- Tidak Stres
- Ringan 0 00 8 80
- Sedang 3 30 2 20
- Berat 5 50 0 00
- Sangat Berat 2 20 0 00
0 00 0 00
Total 10 100% 10 100%
Sumber : Data Primer 2018
1) Tingkat Stres Sebelum Diberi Terapi mengalami stres berat sebanyak 2 orang
Relaksasi Spiritual pada Pasien Gagal (20%).
Ginjal Kronis yang Menjalani 2) Tingkat Stres Setelah Diberi Terapi
Hemodialisis. Relaksasi Spiritual pada Pasien Gagal
Tabel 2 menunjukan bahwa jumlah Ginjal Kronis yang Menjalani
responden yang diteliti sebanyak 10 Hemodialisis.
responden, dan tingkat stres pasien Tabel 2 menunjukan hampir
sebelum diterapi relaksasi spiritual seluruhnya responden sesudah diberikan
diantaranya tidak satupun responden yang terapi relaksasi spiritual tidak mengalami
tidak stress. Hampir setengah mengalami stres yaitu sebanyak 8 orang (80%), dan
stress ringan sebanyak 3 orang (30%). sebagian responden yang mengalami stres
Setengahnya mengalami stres sedang ringan sebanyak 2 orang (20%).
sebanyak 5 orang (50%) dan sebagian kecil
c. Analisa Bivariat
Tabel 3. Pengaruh terapi relaksasi spiritual terhadap tingkat stres pasien gagal ginjal kronis
yang menjalani hemodialisa.
No. Tingkat Stres Perlakuan
Sebelum Setelah (ρ)
N % N %
1 Tidak Stres 0 0 8 80%
2 Ringan 3 30% 2 20%
3 Sedang 5 50% 0 0 0,004
4 Berat 2 20% 0 0
5 Sangat Berat 0 0 0 0
Total 10 100% 10 100%
Mean : 1,9 Mean : 0,2
S.b : 0,73786 S.b : 0,42164
Hasil uji statistic Wilcoxon pada penelitian ini dengan membandingkan tingkat stres
sebelum dan sesudah diberikan terapi relaksasi spiritual diperoleh dengan hasil P = 0,004.
Maka dari itu, P < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak, yang artinya ada
pengaruh terapi relaksasi spiritual terhadap tingkat stres pasien yang menjalani
hemodialisa.
Pembahasan mana jenis kelamin perempuan dua kali lebih besar
a. Tingkat Stress Responden Sebelum mengalami stres alasannya adalah adanya perbedaan
Diberikan Terapi Relaksasi Spiritual hormonal dan perbedaan stresor psikososial bagi wanita
Tabel 3 menunjukan bahwa jumlah dan laki-laki (Purwaningrum, 2013). Umur juga
pasien yang diteliti sebanyak 10 mempengaruhi tingkat stres seseorang dalam penelitian ini
responden, hampir setengahnya tingkat ada 20% klien yang masih mengalami stres berat dengan
stress sebelum diberikan perlakuan usia antara 45-55 tahun. Dalam usia ini klien masih
relaksasi spiritual didapatkan bahwa 30 % dituntut untuk memenuhi keutuhan keluarga yang sangat
mengalami setres ringan, dan 50% besar, ditambah lagi dengan kondisi sakit yang
responden masih mengalami stress sedang, menyebabkan menigkatnya stres yang dirasakan oleh klien
kemudian 20% responden masih hal ini sesuai dengan penelitian Purwaningrum (2013). Hal
mengalami stress berat. Hal ini ini bertolak belakang dengan penelitian sebelumnya bahwa
membuktikan bahwa pasien yang pasien dengan usia di atas 60 tahun lebih dapat menerima
menjalani hemodialisa mengalami stres terhadap apa yang dialaminya. Pasien lanjut usia biasanya
bahkan ada yang mengalami stres ringan, membandingkan dirinya terhadap orang lain yang
sedang hingga berat. sebayanya dan menderita sakit dikarenakan penyakit
Perbedaan jenis kelamin kronik lainnya, dan menerima keadaannya yang sekarang
mempengaruhi tingkat stress pasien, yang (Rahayu, 2018).
Setelah dilakukan relaksasi spiritual
b. Tingkat Stres Responden Setelah pada pasien gagal ginjal kronis selain
Diberikan Terapi Relaksasi Spiritual stresnya menurun juga mempengaruhi
Dari 10 responden yang diteliti kestabilan dari penyakit tersebut seperti
hampir seluruhnya tingkat stres setelah halnya beberapa pasien yang setelah
diberikan terapi relaksasi yang tidak melakukan terapi relasasi spiritual tidak
stres adalah sebanyak 8 responden dan melakukan transfuse darah yang mana
sebagian kecil tingkat stres sesudah sebelumnya setiap bulan melakukan
diberikan terapi relaksasi spiritual transfuse darah.
dengan stress ringan sebanyak 2 Responden yang berpendidikan
responden. lebih rendah memiliki kemempuan
pemahaman yang berbeda dengan
reponden yang berpendidikan menengah
serta pendidikan tinggi responden yang
berpendidikan lebih tinggi lebih mudah
diajak berkomunikasi dan lebih mudah
menerima pengarahan dari peneliti
sehingga mempermudah proses terapi. Hal
ini selaras dengan penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Alfiyanti (2015)
bahwa tingkat pendidikan mempengaruhi
seseorang dalam mencari perawatan dan
pengobatan penyakit yang dideritanya serta
memilih dan memutuskan tindakan yang
harus diambil.
Tingkat stres responden setelah
diberi terapi relaksasi spiritual mengalami
penurunan yang signifikan. Faktor yang
mempengaruhi berhasil tidaknya relaksasi
spiritual diantaranya faktor lingkungan,
kondisi fisik seseorang, serta lamanya
waktu yang saat relaksasi. Hasil dari terapi
relaksasi spiritual tidak hanya menurunkan
stres tetapi juga menstabilkan penyakit
gagal ginjal kronik serta menghambat
penyakit gagl ginjal kronis bertambah
parah.