Jurnal GGK
Jurnal GGK
Jurnal GGK
ABSTRACT
The purpose of this study is to examine the effectiveness of religious cognitive behavioral therapy in
improving subjective well-being of chronic kidney disease patients. The hypothesis of the study was that
there is a significant difference in the subjective well-being between experimental and control groups. Four
chronic kidney disease patients with age between 22-45 years old, Muslim, and suffering chronic kidney
disease more than 6 months participated this study. The design of this experiment was a quasi experiment
with pretest-posttest control group design and follow up. Data were collected with satisfaction with Life
Scale (SWLS) from Diener, Emmons, Larsen and Griffin’s Scale (1985) and Positive Affect and Negative
Affect Schedule (PANAS) from Watson, Clark, and Tellegen’s scale (1988). Independent sample t-test was
conducted to analyze the data. The result showed that there was a difference life satisfaction between the
experimental and control group (t=4, 287, p=0, 005 (p<0,01). Also, there were difference on an
affection score between the experimental and control group (t=4, 407, p=0, 005 (p<0,01).
Keywords: religious cognitive behavioral therapy, subjective well-being, life satisfaction, affection, chronic
kidney disease
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas terapi kognitif perilakuan religius untuk meningkatkan
kesejahteraan subjektif pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis. Subjek dalam penelitian ini
adalah pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis lebih dari 6 bulan, laki-laki maupun
perempuan, beragama Islam, berusia antara 22-45 tahun (N kontrol=4, N eksperimen=4). Desain
penelitian ini adalah kuasi eksperimen, dengan pretest-posttest control group design. Penelitian ini
menggunakan analisis independent sample t-test. Hasil menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan
pada nilai kepuasan hidup dengan t=4,287, p=0,005 (p<0,01) antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Pada skala afeksi terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dan
eksperimen yaitu t=4,407, p=0,005 (p<0,01). Berdasarkan hasil analisis terlihat bahwa terapi kognitif
perilakuan religius mampu meningkatkan kesejahteraan subjektif pasien gagal ginjal kronis.
Kata Kunci: Terapi kognitif perilakuan religius, kesejahteraan subjektif, kepuasan hidup, afeksi.
belumnya kepada pasien gagal ginjal menarik diri dari lingkungan sekitar
kronik bahwa proses dialisis harus sehingga kualitas hidup dari pasien GGK
dialami pasien selama hidupnya. Dialisis juga terlihat menurun.
dilakukan 2 kali seminggu selama paling Permasalahan psikologis yang
sedikit 4 atau 5 jam per terapi (Sadif, dialami pasien GGK sudah ditunjukkan
2013). Terapi hemodialisis pada umum- dari sejak pertama kali pasien divonis.
nya akan menimbulkan stres fisik seperti Kecemasan dan ketakutan adalah reaksi
kelelahan, sakit kepala dan keringat di- umum terhadap stress penyakit. Perasaan
ngin akibat tekanan darah yang menurun. hilang kendali, bersalah dan frustrasi juga
Efek ini juga memengaruhi kondisi turut berperan dalam reaksi emosional
psikologis pasien di mana pasien gagal pasien. Seren mengungkapkan bahwa
ginjal kronik mengalami gangguan dalam kecemasan ber-pengaruh kepada kondisi
proses berpikir dan konsentrasi serta fisik, kualitas hidup yang buruk, dan
gangguan dalam hubungan sosial. perasaan ketidak-berdayaan (Foreze,
Penelitian yang dilakukan Safitri Martin, Patton, Zadeh & Kopple, 2010).
dan Sadif (2013) menemukan bahwa Penelitian ini juga menemukan bahwa
terdapat enam gejala yang muncul pada kecemasan mening-kat pada saat pasien
pasien GGK, yaitu kemarahan karena akan mulai me-masuki rutinitas dialisis.
penyakitnya telah membuat dirinya Hal ini me-nyebabkan penderita menjadi
menderita, keputusasaan, ketidakberda- semakin terpuruk dan memengaruhi
yaan, merasa lelah menjalani hemodia- kondisi fisik-nya. Kesejahteraan subjektif
lisis, merasa lebih baik bila ada du- yang rendah ditunjukkan dengan afek
kungan keluarga dan pasrah pada Tuhan positif dan kualitas hidup yang rendah
yang memberi kekuatan untuk meng- pula sementara afek negatifnya yang
hadapi penyakitnya. Gejala-gejala yang tinggi. Afek negatif yang tinggi inilah
muncul ini menunjukkan ketidaksiapan yang turut memengaruhi kondisi fisik
pada diri pasien GGK telah mengalami pasien GGK.
penyakit kronis, sehingga mengalami Penelitian yang terkait dengan
perubahan hidup yang drastis. Hal ini terapi yang digunakan untuk mening-
memengaruhi kesejahteraan subjektif katkan kesejahteraan subjektif pada
pada pasien GGK di mana terdapat pasien GGK adalah penelitian Cahyareni
perubahan dalam hidup seperti merasa (2014), tentang efektivitas pelatihan
putus asa, merasa tidak berguna, dan kebersyukuran untuk meningkatkan
subjective well being pada pasien gagal yang difokuskan secara langsung untuk
ginjal. Penelitian ini melibatkan 16 orang mengubah sisi kognitif, dengan asumsi
pasien GGK yang menjalani hemodialisis bahwa hal tersebut akan diikuti oleh
dengan usia berkisar antara 20-35 tahun perubahan perilaku, serta sebaliknya
yang memiliki skor SWLS sedang atau intervensi yang difokuskan untuk meng-
rendah dan afek negatif yang sedang atau ubah perilaku, dengan asumsi akan
tinggi. Hasil dari intervensi yang telah diikuti dengan perubahan kognisi (Sundel
dilakukan adalah pelatihan kebersyu- & Sundel, 2005). Koreksi terhadap
kuran mempunyai pengaruh terhadap kesalahan konstruk pikir dapat meng-
peningkatan subjective well-being (SWB) arahkan pada peningkatan kondisi klinis
pada pasien gagal ginjal. Penelitian lain seseorang. Hal ini terlihat dari sisi
yang digunakan pada pasien GGK adalah kognitif subjek yang seringkali menya-
tentang Gratitude Cognitive Behavior lahkan dirinya karena sakit yang dimiliki
Therapy (G-CBT) untuk meningkatkan subjek sehingga subjek menjadi lebih
penerimaan diri pada pasien gagal ginjal sensitif dan mudah tersinggung.
kronik yang menjalani hemodialisis oleh Pendekatan kognitif perilakuan di-
Safitri (2013). Hasil dari penelitian ini percaya memiliki hasil yang lebih opti-
yaitu G-CBT memberikan pengaruh mal bila didukung pendekatan religius.
terhadap peningkatan penerimaan diri Menurut Ancok dan Suroso (2011),
pada pasien GGK yang menjalani religiusitas merupakan perilaku ritual
hemodialisis. (ibadah) yang dilakukan individu serta
Berdasarkan beberapa penelitian di aktivitas lainnya yang didorong kekuatan
atas, pasien GGK sudah menerima supranatural guna mendekatkan diri
beberapa macam terapi untuk dapat kepada Allah SWT termasuk didalamnya
meningkatkan kondisi pasien GGK. aktivitas yang tampak maupun yang tidak
Pasien GGK membutuhkan keadaran dari tampak (di dalam hati). Semakin klien
dalam diri untuk dapat mengubah pola merasakan adanya peningkatan dan
pikir (cognitive) serta mengarahkan keyakinan beragama, perubahan positif
emosi yang lebih positif sehingga ter- yang dirasakan cenderung lebih menetap
bentuk perilaku yang dapat meningkat- (McCullough & Larson, 1999). Penelitian
kan kesejahteraan subjektif. Utami (2012) mendapatkan bahwa reli-
Terapi kognitif perilakuan menca- giositas memiliki pengaruh terhadap
kup dua tipe intervensi, yaitu intervensi kesejahteraan subjektif pada mahasiswa
III
3. Pernyataan diri dengan Melatih klien mengatasi situasi
keyakinan agama menekan dengan pernyataan diri
yang mendekatkan dengan Tuhan
Keenam: Pengambilan data pasca- 76 Service Solution (IBM SPSS) 22.0 for
tes dilakukan setelah terapi selesai dilak- windows. Jika data penelitian diterima
sanakan. Selanjutnya pengambilan data melalui uji asumsi (normal dan homo-
tindak lanjut dilakukan dua minggu gen), maka pengujian hipotesis dalam
setelah terapi. Ketujuh: Tahapan akhir penelitian ini dilakukan dengan analisis
adalah melakukan analisis secara parametrik dengan teknik Independent
keseluruhan Sample t-test digunakan untuk menguji
perbedaan antara kelom-pok eksperimen
Teknik Analisis Data dan kelompok kontrol setelah diberikan
Metode analisis data yang diguna- terapi kognitif perilakuan religius.
kan dalam penelitian ini adalah analisis
data kuantitatif dan kualitatif. Analisis HASIL PENELITIAN
data kuantitatif dalam penelitian ini
menggunakan program International Deskripsi Subjek Penelitian
Business Machine Statistical Product and
Berdasarkan tabel 4, semua partisi- peningkatan pada nilai afeksi. Hal ini
pan kelompok eksperimen yang terdiri didasarkan gained score pra-pasca dan
atas 4 orang subjek, 2 subjek laki-laki pra tindak lanjut keempat subjek.
dan 2 subjek perempuan mengalami
Berdasarkan tabel 6, pada gained penurunan afeksi. Pada gained score pra-
score pra-pascates terlihat bahwa 1 orang tindak lanjut terlihat keempat orang
subjek mengalami peningkatan afeksi subjek mengalami mengalami penurunan
dan tiga orang subjek mengalami afeksi.
Pada tabel 9 hasil analisis pada dapat dikatakan bahwa tidak ada
skala kepuasan hidup (SWLS) subjek perbedaan varians data pada saat prates
penelitian menunjukkan nilai Levene kelompok eksperimen dan kelompok
statistic 3,000 dengan p=0,134 kontrol pada subjek penelitian.
(p>0,05). Berdasarkan kaidah, maka
Pada tabel 10 hasil analisis pada kaidah, maka dapat dikatakan bahwa
skala afek (PANAS) subjek penelitian tidak ada perbedaan varians data pada
menunjukkan nilai Levene statistic 2,808 saat prates kelompok eksperimen dan
dengan p=0,145 (p>0,05). Berdasarkan kelompok kontrol pada subjek penelitian.
Tabel 11. Data Perbandingan Hasil Uji Hipotesis Skala Kepuasan Hidup
Perhitungan t Sig. (p) Kesimpulan
Selisih skor Prates-Pascates 3,031 0,023 Signifikan
Selisih skor Pascates-Tindak Lanjut 4,287 0,005 Signifikan
Tabel 12. Data Perbandingan Hasil Uji Hipotesis Skala Afek (PANAS)
Perhitungan t Sig. (p) Kesimpulan
Selisih skor Prates-Pascates 3,888 0,008 Signifikan
Selisih skor Pascates-Tindak Lanjut 4,407 0,005 Signifikan
kognitif perilakuan religius memberi ban- bahwa individu yang menuliskan hal-hal
tuan kepada pasien untuk dapat meng- yang disyukuri memiliki tingkat kese-
ubah pikiran atau keyakinan negatif, jahteraan subjektif yang lebih tinggi.
irasional dan mengalami penyimpangan Pada dasarnya religiusitas memiliki
menjadi lebih positif dan rasional pengaruh terhadap kesehatan mental dan
sehingga secara bertahap akan merubah fisik dimana religiusitas dapat membantu
perilaku menjadi lebih sehat dan normal coping stress, kelelahan dan kematian
(Hepple, 2004). pada individu (Pledmont, 2009). Terapi
Selain itu, peneliti menggunakan perilaku dirancang untuk meningkatkan
teknik kebersyukuran, serta pernyataan aktivitas sehingga memunculkan perilaku
diri dengan keyakinan agama dalam yang mampu membuat subjek puas dan
proses restrukturisasi kognitif. Hal ini bahagia serta ditujukan dalam kerangka
sejalan dengan kondisi subjek penelitian keyakinan beragama yang diharapkan
yang banyak memiliki pikiran negatif akan memunculkan perilaku yang sesuai
sehingga memengaruhi subjek dalam dengan yang diniatkan. Hal ini sejalan
kehidupan sehari-harinya yang lebih dengan penelitian sebelumnya dimana
banyak memunculkan afek negatif. Selain keyakinan beragama dan praktek beraga-
itu, pikiran negatif yang membuat subjek ma dapat meningkatkan kualitas hidup
penelitian menjadi cemas, khawatir, dan kesejahteraan subjektif pada maha-
malu dan lain sebagainya yang berdam- siswa Muslim (Abdel-Khalek, 2010).
pak pula pada proses pengobatan subjek. Teknik perilaku dalam sesi apikasi niat
Setelah menyadari bahwa pikiran subjek dalam beraktivitas, relaksasi religius dan
tersebut adalah negatif dan memperoleh praktiksujud syukur membantu klien
pikiran alternatif yang lebih positif, secara lebih mudah dalam pemahaman
subjek saat ini mampu meningkatkan materi yang disampaikan. Hal ini juga
kepuasan hidup dan afek positifnya untuk berdampak pada menurunnya ketegang-
lebih semangat dan optimis dalam an yang dirasakan subjek dalam
menjalani kehidupan. Pada sesi melatih menghadapi sakit gagal ginjal kronis
rasa syukur, subjek diminta untuk yang dideritanya.
menuliskan hal-hal yang disyukuri dan Desain penelitian ini menggunakan
bagaimana cara untuk mensyukurinya. aktivitas-aktivitas pembelajaran melalui
Hal ini sesuai dengan penelitian Emmons pengalaman (experiental learning) yakni
dan McCullough (2003) menemukan pembelajaran melalui pengalaman,
proses pembelajaran menjadi efektif teraan subjektif pada pasien sakit kronis.
karena individu mendapatkan stimulasi Krisnawati (2015) dan Rahmanita (2016)
yang berulang melalui berbagai indera, menjelaskan dalam penelitiannya bahwa
baik penglihatan, pendengaran, penge- pelatihan kebersyukuran memiliki pe-
capan, penciuman dan perabaan (John- ngaruh terhadap kesejahteraan subjektif
son dan Johnson, 2009). Pada penelitian pada penderita diabetes mellitus tipe 2
kali ini subjek diberikan tugas rumah dan pasien hipertensi. Kebersyukuran
berupa mengontrol aktivitas serta me- merupakan salah satu bagian dari
maknainya dan mengidentifikasi pikiran religiusitas yang digunakan di sesi terapi
otomatis yang muncul lalu digantikan kognitif perilakuan religius dalam
dengan pemikiran alternatif yang lebih penelitian ini.
positif yang berguna untuk restukturisasi Keberhasilan terapi kognitif peri-
kognitif pada subjek dan memaknai hal- lakuan religius ini didukung oleh antu-
hal yang dapat disyukuri. siasme, motivasi dan penerimaan yang
Berdasarkan hasil data kualitatif baik dari subjek. Hal ini dapat dilihat dari
diketahui pula, bahwa peningkatan intensitas kehadiran subjek, peran aktif
kesejahteraan subjektif subjek berbeda- dalam berpendapat dan memberikan
beda. Hal tersebut terlihat dari pening- umpan balik. Hal tersebut juga didukung
katan nilai kepuasan hidup dan afeksi berdasarkan hasil evaluasi terapi kognitif
yang berbeda dari setiap subjek. perilakuan religius dimana subjek
Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh mendapat tambahan informasi, wawasan
perbedaan dari setiap subjek dalam dengan seluruh informasi yang diberikan
memaknai dan mengaplikasikan materi sehingga lebih termotivasi untuk men-
terapi yang telah diberikan. Ada subjek jalankan pengobatan dan pola hidup
yang mempraktekkan materi yang telah yang lebih sesuai dengan anjuran dokter.
disampaikan secara keseluruhan dan ada Para subjek terdorong untuk mem-
juga subjek yang baru mempraktek- biasakan diri mengutamakan pikiran dan
kannya sebagian, selain itu faktor dari perasaan positif dengan selalu bersyukur
dukungan sekitar subjek juga meme- dan pasrah pada setiap kondisi apapun.
ngaruhi hasil dari penelitian ini. Berdasarkan penjelasan di atas, da-
Hasil dari penelitian ini juga pat disimpulkan bahwa hipotesis dalam
mendukung penelitian-penelitian sebe- penelitian ini terpenuhi. Pertama, hasil
lumnya mengenai peningkatan kesejah- penelitian ini membuktikan bahwa
terdapat peningkatan nilai kepuasan komunikasi yang aktif dan lebih terbuka.
hidup pada pasien gagal ginjal yang Sedangkan pada saat penentuan subjek
menjalani hemodialisis yang mendapat- penelitian peneliti menentukan berdasar-
kan terapi kognitif perilakuan religius kan kategorisasi kesejahteraan subjektif
dibandingkan dengan pasien gagal ginjal dan kesediaan subjek untuk mengikuti
kronis yang tidak mendapatkan per- proses terapi.
lakuan. Kedua, terdapat peningkatan
pada nilai afeksi pada pasien gagal ginjal SIMPULAN DAN SARAN
kronisyang diberikan terapi kognitif peri-
lakuan religius dibandingkan dengan Simpulan
pasien gagal ginjal kronis yang tidak Berdasarkan hasil penelitian yang
mendapatkan perlakuan. Ketiga, terdapat telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
perbedaan nilai kesejahteraan subjektif bahwa terapi kognitif perilakuan religius
pada pasien gagal ginjal kronis yang dapat meningkatkan kesejahteraan sub-
diberikan terapi kognitif perilakuan jektif pada pasien gagal ginjal kronis
religius dibandingkan dengan kelompok yang menjalani hemodialisis. Kelompok
pasien gagal ginjal kronis yang tidak yang mendapat terapi kognitif perilakuan
mendapatkan perlakuan. religius lebih tinggi kesejahteraan sub-
Penelitian ini juga memiliki bebe- jektifnya dibandingan kelompok yang
rapa kekurangan, seperti jumlah per- tidak mendapatkan terapi kognitif
temuan yang masih dirasa kurang oleh perilakuan religius.
subjek penelitian karena waktu untuk
diskusi perlu ditambahkan lebih lama Saran
lagi. Dalam hal mengontrol subjek Penelitian ini telah dilakukan se-
penelitian untuk mengikuti aturan dalam maksimal mungkin, namun tidak menu-
terapi kognitif perilakuan religius secara tup kemungkinan masih terdapat keku-
benar juga dirasa sulit karena perubahan rangan. Oleh karena itu, peneliti mem-
sikap biasanya digerakkan oleh emosi berikan saran sebagai berikut. Pertama:
dengan cara yang positif dan atau negatif Saran bagi subjek penelitian. Diharapkan
(Wulandari, 2015). Selain itu, bentuk dapat menerapkan, membiasakan dan
intervensi yang dilakukan secara ber- meningkatkan hal-hal yang telah didapat-
kelompok lebih efektif diberikan kepada kan dalam proses terapi, seperti
individu yang memiliki kemampuan penerapan modifikasi pikiran negatif dan
mengenali aktivitas. Pada sesi tersebut, Ketiga: Saran bagi pihak rumah
beberapa subjek masih kesulitan untuk sakit. Manfaat dalam penelitian ini juga
modifikasii pikiran negatifnya menjadi dapat menjadi masukan bagi setiap pusat
pikiran alternatif yang lebih positif dan layanan kesehatan bahwa terapi kognitif
berlandaskan nilai agama. Sehingga perilakuan religius dapat meningkatkan
disarankan kepada seluruh subjek untuk kesejahteraan subjektif pada pasien gagal
dapat lebih memiliki pemikiran yang ginjal. Dengan demikian, diharapkan
lebih positif dan dapat memaknai pihak Rumah Sakit dapat memberikan
aktivitas yang dilakukan berlandaskan kegiatan berkelanjutan bagi para pasien
nilai agama sehingga subjek dapat gagal ginjal lainnya.
menjalankan kehidupan yang lebih
positif dan optimis. DAFTAR PUSTAKA
Kedua: Saran bagi penelitian selan-
jutnya. Peneliti yang ingin mela-kukan Abdel-Khalek, A.M. (2010). Quality of
penelitian serupa, diharapkan (a) dapat life, subjective well-being, and
meneliti terapi kognitif perilakuan religiousity in muslim college
students. Quality of Life Research,
religius secara individu untuk melihat
19, 1133-1143.
perkembangan subjek dari hari ke hari
dan lebih dapat mengontrol tugas rumah Ancok, D & Suroso, F.N. (2011).
yang diberikan. (b) Peneliti berharap Psikologi Islami. Yogyakarta: Pus-
taka Pelajar.
untuk terapi kognitif perilakuan religus
berikutnya juga dapat menambahkan Azwar. S. (2012). Penyusunan Skala
banyaknya jumlah pertemuan sehingga Psikologi; Edisi 2. Yogyakarta: Pus-
kesempatan para subjek untuk berdiskusi taka Pelajar.
jauh lebih besar. (c) Peneliti selanjutnya
Cahyareni, L. (2014). Efektivitas Pelatihan
juga dapat meneliti kefektifitasan terapi Kebersyukuran dengan Metode
kognitif perilakuan religius terhadap Dzikir untuk Meningkatkan Subjec-
pasien penyakit-penyakit lainnya serta tive Well Being pada Pasien Gagal
dapat digunakan untuk dapat mening- Ginjal. Tesis (tidak diterbitkan).
Yogyakarta: Fakultas Psikologi dan
katkan variabel lain yang berhubungan
Ilmu Sosial Budaya Universitas
dengan kehidupan pasien sakit kronis
Islam Indonesia.
seperti penerimaan diri, kecemasan dan
juga resiliensi.
Sadif, R.S. (2013). Pengaruh Terapi Sundel, M. & Sundel, S.S. (2005).
Relaksasi Zikir untuk Menurunkan Behavior Change in the Human
Tingkat Stres pada Pasien Gagal Service. California: Sage
Ginjal Kronik yang menjalani
Hemodialisis di RSUD X. Tesis Utami, M. S. (2012). Religiusitas, Koping
(tidak diterbitkan). Yogyakarta: Religius, dan Kesejahteraan
Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Subjektif. Jurnal Psikologi (UGM).
Budaya Universitas Islam Indonesia 39 (1), 46-66.
Safitri, R.P. (2013). Gratitude Cognitive Wang, L & Chen, C. (2012). The
Behavior Therapy (G-CBT) untuk Psychological Impact of Hemo-
Meningkatkan Penerimaan Diri dialysis on Patients with Chronic
pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Renal Failure. In Polenakovic, M
yang Menjalani Hemodialisis. Tesis (Editor). Renal Failure - The Facts
(tidak diterbitkan). Yogyakarta: (217-236). InTech di unduh
Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial http://www.intechopen.com/books/
Budaya Universitas Islam Indonesia renal-failure-the-facts/the-
psychological-impact-
Safitri, R.P, & Sadif, R. S. (2013). Spiritual ofhemodialysis -on-patients-with-
Emotional Freedom Technique chronic-renal-failure
(SEFT) to Reduce Depression for
Chronic Renal Failure Patients in Wulandari, E.D. (2015). Terapi Kognitif
Cilacap Hospital to Undergo Perilaku Insomnia untuk Mengu-
Hemodialysis. International Journal rangi Tingkat Insomnia Psikogenik
of Social Science and Humanity, 3 pada Mahasiswa. Tesis (tidak
(3), 300-302. diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas
Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya
Universitas Islam Indonesia