Jurnal GGK

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 20

MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS

MELALUI TERAPI KOGNITIF PERILAKUAN RELIGIUS

IMPROVING SUBJECTIVE WELL-BEING OF CHRONIC KIDNEY DISEASE PATIENTS


WITH RELIGIOUS COGNITIVE BEHAVIOR THERAPY

Elda Trialisa Putri


Qurotul Uyun
Rr. Indahria Sulistyarini
Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta
Email: [email protected]

ABSTRACT

The purpose of this study is to examine the effectiveness of religious cognitive behavioral therapy in
improving subjective well-being of chronic kidney disease patients. The hypothesis of the study was that
there is a significant difference in the subjective well-being between experimental and control groups. Four
chronic kidney disease patients with age between 22-45 years old, Muslim, and suffering chronic kidney
disease more than 6 months participated this study. The design of this experiment was a quasi experiment
with pretest-posttest control group design and follow up. Data were collected with satisfaction with Life
Scale (SWLS) from Diener, Emmons, Larsen and Griffin’s Scale (1985) and Positive Affect and Negative
Affect Schedule (PANAS) from Watson, Clark, and Tellegen’s scale (1988). Independent sample t-test was
conducted to analyze the data. The result showed that there was a difference life satisfaction between the
experimental and control group (t=4, 287, p=0, 005 (p<0,01). Also, there were difference on an
affection score between the experimental and control group (t=4, 407, p=0, 005 (p<0,01).

Keywords: religious cognitive behavioral therapy, subjective well-being, life satisfaction, affection, chronic
kidney disease

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas terapi kognitif perilakuan religius untuk meningkatkan
kesejahteraan subjektif pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis. Subjek dalam penelitian ini
adalah pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis lebih dari 6 bulan, laki-laki maupun
perempuan, beragama Islam, berusia antara 22-45 tahun (N kontrol=4, N eksperimen=4). Desain
penelitian ini adalah kuasi eksperimen, dengan pretest-posttest control group design. Penelitian ini
menggunakan analisis independent sample t-test. Hasil menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan
pada nilai kepuasan hidup dengan t=4,287, p=0,005 (p<0,01) antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Pada skala afeksi terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dan
eksperimen yaitu t=4,407, p=0,005 (p<0,01). Berdasarkan hasil analisis terlihat bahwa terapi kognitif
perilakuan religius mampu meningkatkan kesejahteraan subjektif pasien gagal ginjal kronis.

Kata Kunci: Terapi kognitif perilakuan religius, kesejahteraan subjektif, kepuasan hidup, afeksi.

Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 1 Juni 2016 | 89


Elda Trialisa Putri, Qurotul Uyun, & Rr. Indahria Sulistyarini

Penyakit ginjal adalah kelainan Prevalensi gagal ginjal kronis di


yang mengenai organ ginjal yang timbul Indonesia -berdasarkan diagnosis dokter-
akibat berbagai faktor, misalnya infeksi, sebesar 0,2%. Prevalensi tertinggi di
tumor, kelainan bawaan, penyakit meta- Sulawesi Tengah sebesar 0,5 %, diikuti
bolik atau degeneratif, dan lain-lain Aceh, Gorontalo, dan Sulawesi Utara
(Kementrian Kesehatan RI, 2013). masing-masing 0,4 %. Sementara Nusa
Kelainan tersebut dapat memengaruhi Tenggara Timur, Sulawesi Selatan,
struktur dan fungsi ginjal dengan tingkat Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI
keparahan yang berbeda-beda. Pasien Yogyakarta, dan Jawa Timur masing–
mungkin merasa nyeri, mengalami gang- masing 0,3 %. Prevalensi penyakit gagal
guan berkemih, dan lain-lain. Terkadang ginjal kronis yang didiagnosis dokter
pasien penyakit ginjal tidak merasakan meningkat seiring dengan bertambahnya
gejala sama sekali. Pada keadaan terbu- umur, meningkat tajam pada kelompok
ruk, pasien dapat terancam nyawanya umur 35-44 tahun (0,3%), diikuti umur
jika tidak menjalani hemodialisis (cuci 45-54 tahun (0,4%), dan umur 55-74
darah) berkala atau transplantasi ginjal tahun (0,5%), tertinggi pada kelompok
untuk menggantikan organ ginjalnya umur ≥75 tahun (0,6%). Prevalensi pada
yang telah rusak parah. Di Indonesia, laki-laki (0,3%) lebih tinggi dari perem-
penyakit ginjal yang cukup sering puan (0,2%), prevalensi lebih tinggi pada
dijumpai antara lain adalah penyakit masyarakat perdesaan (0,3%), tidak ber-
gagal ginjal dan batu ginjal. sekolah (0,4%), pekerjaan wiraswasta,
Gagal Ginjal Kronik (GGK) adalah petani/nelayan/buruh (0,3%), dan kuintil
suatu sindrom klinis yang disebabkan indeks kepemilikan terbawah dan mene-
penurunan fungsi ginjal yang bersifat ngah bawah masing-masing 0,3% (Ke-
menahun, berlangsung progresif dan mentrian Kesehatan RI, 2013).
cukup lanjut, serta bersifat persisten dan Peningkatan jumlah pasien gagal
irreversibel (Mansjoer, 2000). GGK di- ginjal kronik tidak diikuti dengan pena-
definisikan sebagai gagal ginjal kronis nganan fisik dan psikis yang lebih baik
jika pernah didiagnosis menderita penya- sehingga banyak pasien gagal ginjal
kit gagal ginjal kronis (minimal sakit kronik kondisinya memburuk, bahkan
selama 3 bulan berturut-turut) oleh dok- menyebabkan kematian (Safitri, 2013).
ter. Hal ini juga sejalan dengan hasil wawan-
cara yang dilakukan oleh peneliti se-

90 | Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 1 Juni 2016


Meningkatkan Kesejahteraan Subjektif Pasien Gagal Ginjal Kronis Melalui Terapi ………..

belumnya kepada pasien gagal ginjal menarik diri dari lingkungan sekitar
kronik bahwa proses dialisis harus sehingga kualitas hidup dari pasien GGK
dialami pasien selama hidupnya. Dialisis juga terlihat menurun.
dilakukan 2 kali seminggu selama paling Permasalahan psikologis yang
sedikit 4 atau 5 jam per terapi (Sadif, dialami pasien GGK sudah ditunjukkan
2013). Terapi hemodialisis pada umum- dari sejak pertama kali pasien divonis.
nya akan menimbulkan stres fisik seperti Kecemasan dan ketakutan adalah reaksi
kelelahan, sakit kepala dan keringat di- umum terhadap stress penyakit. Perasaan
ngin akibat tekanan darah yang menurun. hilang kendali, bersalah dan frustrasi juga
Efek ini juga memengaruhi kondisi turut berperan dalam reaksi emosional
psikologis pasien di mana pasien gagal pasien. Seren mengungkapkan bahwa
ginjal kronik mengalami gangguan dalam kecemasan ber-pengaruh kepada kondisi
proses berpikir dan konsentrasi serta fisik, kualitas hidup yang buruk, dan
gangguan dalam hubungan sosial. perasaan ketidak-berdayaan (Foreze,
Penelitian yang dilakukan Safitri Martin, Patton, Zadeh & Kopple, 2010).
dan Sadif (2013) menemukan bahwa Penelitian ini juga menemukan bahwa
terdapat enam gejala yang muncul pada kecemasan mening-kat pada saat pasien
pasien GGK, yaitu kemarahan karena akan mulai me-masuki rutinitas dialisis.
penyakitnya telah membuat dirinya Hal ini me-nyebabkan penderita menjadi
menderita, keputusasaan, ketidakberda- semakin terpuruk dan memengaruhi
yaan, merasa lelah menjalani hemodia- kondisi fisik-nya. Kesejahteraan subjektif
lisis, merasa lebih baik bila ada du- yang rendah ditunjukkan dengan afek
kungan keluarga dan pasrah pada Tuhan positif dan kualitas hidup yang rendah
yang memberi kekuatan untuk meng- pula sementara afek negatifnya yang
hadapi penyakitnya. Gejala-gejala yang tinggi. Afek negatif yang tinggi inilah
muncul ini menunjukkan ketidaksiapan yang turut memengaruhi kondisi fisik
pada diri pasien GGK telah mengalami pasien GGK.
penyakit kronis, sehingga mengalami Penelitian yang terkait dengan
perubahan hidup yang drastis. Hal ini terapi yang digunakan untuk mening-
memengaruhi kesejahteraan subjektif katkan kesejahteraan subjektif pada
pada pasien GGK di mana terdapat pasien GGK adalah penelitian Cahyareni
perubahan dalam hidup seperti merasa (2014), tentang efektivitas pelatihan
putus asa, merasa tidak berguna, dan kebersyukuran untuk meningkatkan

Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 1 Juni 2016 | 91


Elda Trialisa Putri, Qurotul Uyun, & Rr. Indahria Sulistyarini

subjective well being pada pasien gagal yang difokuskan secara langsung untuk
ginjal. Penelitian ini melibatkan 16 orang mengubah sisi kognitif, dengan asumsi
pasien GGK yang menjalani hemodialisis bahwa hal tersebut akan diikuti oleh
dengan usia berkisar antara 20-35 tahun perubahan perilaku, serta sebaliknya
yang memiliki skor SWLS sedang atau intervensi yang difokuskan untuk meng-
rendah dan afek negatif yang sedang atau ubah perilaku, dengan asumsi akan
tinggi. Hasil dari intervensi yang telah diikuti dengan perubahan kognisi (Sundel
dilakukan adalah pelatihan kebersyu- & Sundel, 2005). Koreksi terhadap
kuran mempunyai pengaruh terhadap kesalahan konstruk pikir dapat meng-
peningkatan subjective well-being (SWB) arahkan pada peningkatan kondisi klinis
pada pasien gagal ginjal. Penelitian lain seseorang. Hal ini terlihat dari sisi
yang digunakan pada pasien GGK adalah kognitif subjek yang seringkali menya-
tentang Gratitude Cognitive Behavior lahkan dirinya karena sakit yang dimiliki
Therapy (G-CBT) untuk meningkatkan subjek sehingga subjek menjadi lebih
penerimaan diri pada pasien gagal ginjal sensitif dan mudah tersinggung.
kronik yang menjalani hemodialisis oleh Pendekatan kognitif perilakuan di-
Safitri (2013). Hasil dari penelitian ini percaya memiliki hasil yang lebih opti-
yaitu G-CBT memberikan pengaruh mal bila didukung pendekatan religius.
terhadap peningkatan penerimaan diri Menurut Ancok dan Suroso (2011),
pada pasien GGK yang menjalani religiusitas merupakan perilaku ritual
hemodialisis. (ibadah) yang dilakukan individu serta
Berdasarkan beberapa penelitian di aktivitas lainnya yang didorong kekuatan
atas, pasien GGK sudah menerima supranatural guna mendekatkan diri
beberapa macam terapi untuk dapat kepada Allah SWT termasuk didalamnya
meningkatkan kondisi pasien GGK. aktivitas yang tampak maupun yang tidak
Pasien GGK membutuhkan keadaran dari tampak (di dalam hati). Semakin klien
dalam diri untuk dapat mengubah pola merasakan adanya peningkatan dan
pikir (cognitive) serta mengarahkan keyakinan beragama, perubahan positif
emosi yang lebih positif sehingga ter- yang dirasakan cenderung lebih menetap
bentuk perilaku yang dapat meningkat- (McCullough & Larson, 1999). Penelitian
kan kesejahteraan subjektif. Utami (2012) mendapatkan bahwa reli-
Terapi kognitif perilakuan menca- giositas memiliki pengaruh terhadap
kup dua tipe intervensi, yaitu intervensi kesejahteraan subjektif pada mahasiswa

92 | Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 1 Juni 2016


Meningkatkan Kesejahteraan Subjektif Pasien Gagal Ginjal Kronis Melalui Terapi ………..

dalam kehidupan personalnya. Menetap- Berdasarkan hal tersebut peneliti


nya perubahan positif menjadi keung- melakukan terapi kognitif perilakuan re-
gulan CBT-Religius. Religiusitas melalui ligius guna meningkatkan ke-sejahteraan
kemampuan penyesuaian diri memiliki subjektifpada pasien gagal ginjal kronik
keterkaitan dengan subjective well being yang melakukan hemo-dialisis.
pada usia akhir dewasa madya. Keter-
kaitan ini menunjukkan bahwa kehi- METODE PENELITIAN
dupan religi seseorang akan mengarah-
kan seseorang pada pengembangan Desain Penelitian
kemampuan penyesuaian dirinya, sehing- Adapun bentuk penelitian ini
ga dapat tercapai kondisi subjective well adalah kuasi eksperimen dengan meng-
being (Hida, Suroso, & Muhid, 2013). gunakan rancangan pretest-posttest con-
Keuntungan adanya penambahan trol group design. Rancangan pretest-
nilai religius dalam terapi kognitif posttest control group design adalah
perilakuan untuk meningkatkan kesejah- metode eksperimen yang berusaha untuk
teraan subjektif antara lain: klien menjadi membandingkan efek suatu perlakuan
lebih mudah menerima terapi, lebih terhadap variabel tergantung yang diuji
termotivasi untuk berpartisipasi dalam dengan cara membandingkan keadaan
terapi, meningkatkan efektivitas terapi variabel tergantung pada kelompok
dalam meningkatkan kesejahteraan sub- eksperimen setelah dikenai perlakuan
jektif dan membantu mempertahankan dengan kelompok kontrol yang tidak
kesejahteraan subjektif pada pasien GGK. dikenai perlakuan (Azwar, 2012).

Tabel 1. Rancangan eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini


Kelompok Prates Perlakuan Pascates Tindaklanjut
KE O1 X O2 O3
KK O1 -X O2 O3
Keterangan :
KE : Kelompokeksperimen O3 : Tindaklanjut
KK : Kelompokkontrol X : Perlakuan
O1 : Pengukuran prates -X : Tanpa perlakuan
O2 : Pengukuran pascates

Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 1 Juni 2016 | 93


Elda Trialisa Putri, Qurotul Uyun, & Rr. Indahria Sulistyarini

Subjek Penelitian negatif terdiri atas 20 kata yang berkaitan


Subjek penelitian adalah penderita dengan emosi dan atau perasaan. Skala
gagal ginjal kronis yang menjalani hemo- ini dibuat oleh Watson, Clark & Tellegen
dialisis dengan kriteria sebagai berikut: (1988) yang digunakan American Psycho-
beragama Islam, berjenis kelamin laki- logical Association (APA). Sebelum
laki/ perempuan, usia 22-45 tahun, pen- digunakan oleh peneliti, instrumen ini
didikan terakhir adalah SMA, menjalani telah diuji cobakan di dalam penelitian
proses hemodialisis > 6 bulan, mem- yang dilakukan oleh Gatari kepada 50
punyai skor rendah sampai sedang pada responden yang berasal dari Jawa. Se-
skala kepuasan hidup, bersedia secara telah data diperoleh kemudian dilakukan
sukarela mengikuti penelitian. uji reliabilitas. Hasilnya menunjukkan
instrumen ini reliable dengan koefisien
Pengumpulan Data alpha sebesar 0,91 (Gatari, 2008).
Pengumpulan data berikutnya dila-
kukan dengan menggunakan skala kese- Prosedur Intervensi
jahteraan subjektif. Pertama: The Satis- Prosedur dalam penelitian ini meli-
faction with Life Scale (SWLS). Skala ini puti beberapa tahapan penelitian, yaitu:
disusun berdasarkan teori Diener, dkk Pertama: Persiapan penelitian meliputi
(1985) yang terdiri atas 5 item dengan analisis kebutuhan terkait permasalahan
skor yang bergerak dari 1-7 (sangat tidak dalam penelitian (wawancara dan studi
setuju hingga sangat setuju). Pada pustaka) serta pengurusan perizinan.
penelitian sebelumnya, instrumen ini Kedua: Penyusunan modul terapi kognitif
sudah pernah diujicobakan kepada 50 perilakuan religius. Ketiga: Pengambilan
orang Jawa. Setiap item diukur validitas data prates pada subjek penelitian
dan reliabilitasnya dengan bantuan SPSS. (kelompok eksperimen dan kelompok
Teknik yang digunakan adalah Cronbach- kontrol) dilakukan untuk mendapatkan
Alpha. Item ini memiliki item-total gambaran mengenai kesejahteraan sub-
correlation minimal 0,3 dan koefisien jektif pada pasien gagal ginjal kronis
alpha instrumen ini sebesar 0,83 (Gatari, yang menjalani hemodialisis.
2008). Keempat: Subjek penelitian (kelom-
Kedua: Skala PANAS (Positive and pok eksperimen) diberi terapi kognitif
Negative Afect Scale). Skala ini dimak- perilakuan religius dalam tiga kali per-
sudkan untuk mengukur afek positif dan temuan. Terapi diberikan oleh psikolog

94 | Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 1 Juni 2016


Meningkatkan Kesejahteraan Subjektif Pasien Gagal Ginjal Kronis Melalui Terapi ………..

yang berpengalaman memberikan inter- Kelima: Pelaksanaan Perlakuan.


vensi yang terkait dengan keislaman. Berikut ini tabel yang berisi pelaksanaan
perlakuan untuk subjek penelitian.

Tabel 2. Kegiatan Terapi Kognitif Perilakuan Religius


Pertemuan Kegiatan Tujuan Waktu
1. Pembukaan: Membangun rapport 90 menit
Perkenalan antara terapis Memberikan penjelasan pada klien
dan klien mengenai terapi
Memotivasi klien

2. Menangkap pikiran Melatih klien mengenali pikiran


irasional

3. Latihan memonitor dan Melatih klien memonitor aktivitas


mengenali aktivitas keseharian serta mengenali dan
I merencanakan aktivitas yang dapat
dilakukan dalam meningkatkan
aktivitas

4. Psikoedukasi tentang Melatih klien mengenali keterkaitan


keterkaitan pikiran, antara pikiran, perasaan, perilaku
perasaan, perilaku dan dan religius
religius

5. Relaksasi pelepasan Melatih klien menggunakan konsep-


religius: kepasrahan konsep ajaran agama untuk
merelaksasikan diri
1. Presentasi diri Evaluasi tugas rumah dan 75 menit
Membangun konteks religius dalam
terapi

2. Latihan menguji dan Melatih klien mengenali, menguji


II memodifikasi pikiran dan mengganti pikiran irasional
negatif berdasarkan ajaran dengan pikiran yang lebih tepat
agama menurut keyakinan agama klien

3. Aplikasi niat dalam Melatih klien menerapkan niat


beraktivitas dalam aktivitas sehari-hari

Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 1 Juni 2016 | 95


Elda Trialisa Putri, Qurotul Uyun, & Rr. Indahria Sulistyarini

4. Relaksasi dengan isyarat Melatih klien menggunakan konsep-


religius : doa konsep ajaran agama untuk
merelaksasikan diri
1. Presentasi diri Evaluasi tugas rumah dan 75 menit
Membangun konteks religius dalam
terapi

2. Melatih rasa syukur Melatih klien mensyukuri nikmat


dalam aktivitas keseharian

III
3. Pernyataan diri dengan Melatih klien mengatasi situasi
keyakinan agama menekan dengan pernyataan diri
yang mendekatkan dengan Tuhan

4. Praktik Kebersyukuran: Melatih klien menggunakan konsep


Sujud Syukur kebersyukuran dengan sujud syukur

5. Terminasi Mengakhiri terapi

Keenam: Pengambilan data pasca- 76 Service Solution (IBM SPSS) 22.0 for
tes dilakukan setelah terapi selesai dilak- windows. Jika data penelitian diterima
sanakan. Selanjutnya pengambilan data melalui uji asumsi (normal dan homo-
tindak lanjut dilakukan dua minggu gen), maka pengujian hipotesis dalam
setelah terapi. Ketujuh: Tahapan akhir penelitian ini dilakukan dengan analisis
adalah melakukan analisis secara parametrik dengan teknik Independent
keseluruhan Sample t-test digunakan untuk menguji
perbedaan antara kelom-pok eksperimen
Teknik Analisis Data dan kelompok kontrol setelah diberikan
Metode analisis data yang diguna- terapi kognitif perilakuan religius.
kan dalam penelitian ini adalah analisis
data kuantitatif dan kualitatif. Analisis HASIL PENELITIAN
data kuantitatif dalam penelitian ini
menggunakan program International Deskripsi Subjek Penelitian
Business Machine Statistical Product and

96 | Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 1 Juni 2016


Meningkatkan Kesejahteraan Subjektif Pasien Gagal Ginjal Kronis Melalui Terapi ………..

Tabel 3. Deskripsi Kepuasan Hidup (SWLS) Kelompok Eksperimen


Gained
Gained
Score
Tindak Score
Subjek JK Prates Pascates (Pra-
Lanjut (Pra-
Tindak
Pasca)
Lanjut)
ES L 17 18 21 1 4
DS L 13 13 16 0 3
R P 15 17 21 2 6
AD P 13 19 22 6 9

Berdasarkan tabel 3, semua par- pada nilai kepuasan hidup. Peningkatan


tisipan kelompok eksperimen dalam terlihat dari gained score pra-pasca dan
penelitian ini mengalami peningkatan pra-tindak lanjut.

Tabel 4. Deskripsi Data Penelitian Skala Afek (PANAS) Kelompok Eksperimen


Gained
Gained
Score
Tindak Score
Subjek JK Prates Pascates (Pra-
Lanjut (Pra-
Tindak
Pasca)
Lanjut)
ES L -1 14 16 15 17
DS L -3 0 2 3 5
R P -19 -12 5 7 24
AD P -2 8 9 10 11

Berdasarkan tabel 4, semua partisi- peningkatan pada nilai afeksi. Hal ini
pan kelompok eksperimen yang terdiri didasarkan gained score pra-pasca dan
atas 4 orang subjek, 2 subjek laki-laki pra tindak lanjut keempat subjek.
dan 2 subjek perempuan mengalami

Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 1 Juni 2016 | 97


Elda Trialisa Putri, Qurotul Uyun, & Rr. Indahria Sulistyarini

Tabel 5. Deskripsi Kepuasan Hidup (SWLS) Kelompok Kontrol


Gained Gained
Tindak Score Score (Pra-
Subjek JK Prates Pascates
Lanjut (Pra- Tindak
Pasca) Lanjut)
VR P 14 12 15 -2 1
L L 18 16 16 -2 -2
S L 14 12 13 -2 -1
E P 20 13 17 -7 -3

Berdasarkan tabel 5, semua partisi- pascates. Kemudian pada gained score


pan kelompok kontrol yang berjumlah 4 pra-tindak lanjut terlihat satu orang
orang subjek yang terdiri atas 2 orang subjek yang mengalami peningkatan
laki-laki dan 2 orang perempuan meng- skor, dan tiga orang subjek memiliki
alami penurunan skor kepuasan hidup. penurunan skor kepuasan hidup di-
Hal ini didasarkan pada gained score pra- bandingkan dengan prates.

Tabel 6. Deskripsi Afek (PANAS) Kelompok Kontrol


Gained
Gained
Score
Tindak Score
Subjek JK Prates Pascates (Pra-
Lanjut (Pra-
Tindak
Pasca)
Lanjut)
VR P -11 -10 -13 1 -2
L L -3 -5 -9 -2 -6
S L -5 -8 -8 -3 -3
E P -6 -9 -12 -3 -6

Berdasarkan tabel 6, pada gained penurunan afeksi. Pada gained score pra-
score pra-pascates terlihat bahwa 1 orang tindak lanjut terlihat keempat orang
subjek mengalami peningkatan afeksi subjek mengalami mengalami penurunan
dan tiga orang subjek mengalami afeksi.

98 | Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 1 Juni 2016


Meningkatkan Kesejahteraan Subjektif Pasien Gagal Ginjal Kronis Melalui Terapi ………..

Hasil Uji Asumsi


Tabel 7. Uji Normalitas Skala Kepuasan Hidup (SWLS)
Kelompok Perlakuan P Keterangan
Eksperimen dan Kontrol Prates 0,067; Normal
p>0,05

Berdasarkan tabel 7 diketahui hasil


sebaran skor kepuasan hidup pada pene-
litian ini terdistribusi secara normal.

Tabel 8. Uji Normalitas Skala Afek (PANAS)


Kelompok Perlakuan P Keterangan
Eksperimen dan Kontrol Prates 0,099; Normal
p>0,05

Pada tabel 8 diketahui bahwa hasil


sebaran skala afeksi (PANAS) berdistri-
busi normal (p>0,05).

Tabel 9. Uji Homogenitas Data Penelitian Skala Kepuasan Hidup (SWLS)


Kelompok Levene Statistic p Keterangan
Prates Eksperimen dan 3,000 0,134; Normal
Kontrol p>0,05

Pada tabel 9 hasil analisis pada dapat dikatakan bahwa tidak ada
skala kepuasan hidup (SWLS) subjek perbedaan varians data pada saat prates
penelitian menunjukkan nilai Levene kelompok eksperimen dan kelompok
statistic 3,000 dengan p=0,134 kontrol pada subjek penelitian.
(p>0,05). Berdasarkan kaidah, maka

Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 1 Juni 2016 | 99


Elda Trialisa Putri, Qurotul Uyun, & Rr. Indahria Sulistyarini

Tabel 10. Uji Homogenitas Data Penelitian Skala Afek (PANAS)


Kelompok Levene Statistic p Keterangan
Prates Eksperimen dan 2,808 0,145; Normal
Kontrol p>0,05

Pada tabel 10 hasil analisis pada kaidah, maka dapat dikatakan bahwa
skala afek (PANAS) subjek penelitian tidak ada perbedaan varians data pada
menunjukkan nilai Levene statistic 2,808 saat prates kelompok eksperimen dan
dengan p=0,145 (p>0,05). Berdasarkan kelompok kontrol pada subjek penelitian.

Hasil Uji Hipotesis

Tabel 11. Data Perbandingan Hasil Uji Hipotesis Skala Kepuasan Hidup
Perhitungan t Sig. (p) Kesimpulan
Selisih skor Prates-Pascates 3,031 0,023 Signifikan
Selisih skor Pascates-Tindak Lanjut 4,287 0,005 Signifikan

Hasil uji independent sample t-test artinya terdapat perbedaan kepuasan


skala kepuasan hidup pada kelompok hidup pada kelompok eksperimen dan
eksperimen dan kelompok kontrol pada kelompok kontrol setelah dua minggu
saat prates dan pascates adalah t=3,031, dari pemberian intervensi berakhir (tin-
=0,023 (p<0,05) artinya terdapat perbe- dak lanjut). Hasil menunjukkan bahwa
daan kepuasan hidup pada kelompok terdapat perbedaan kepuasan hidup yang
eksperimen dan kelompok kontrol. signifikan setelah diberikan terapi kogni-
Selanjutnya hasil uji independent sample tif perilakuan religius. Dengan demikian
t-test skala kepuasan hidup pada terapi kognitif perilakuan religius ber-
kelompok eksperimen dan kelompok pengaruh terhadap peningkatan kepuas-
kontrol pada saat prates dan tindak lanjut an hidup para pasien gagal ginjal kronis.
adalah t=4,287, p=0,005 (p<0,01)

100 | Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 1 Juni 2016


Meningkatkan Kesejahteraan Subjektif Pasien Gagal Ginjal Kronis Melalui Terapi ………..

Tabel 12. Data Perbandingan Hasil Uji Hipotesis Skala Afek (PANAS)
Perhitungan t Sig. (p) Kesimpulan
Selisih skor Prates-Pascates 3,888 0,008 Signifikan
Selisih skor Pascates-Tindak Lanjut 4,407 0,005 Signifikan

Hasil uji independent sample t-test perilakuan religius terhadap peningkatan


skala Afek pada kelompok eksperimen kesejahteraan subjektif pada pasien gagal
dan kelompok kontrol pada saat prates ginjal kronis yang menjalani hemo-
dan pascates adalah t=3,888, p=0,008 dialisis. Hasil yang diperoleh dalam
(p<0,01) artinya terdapat perbedaan penelitian ini menunjukkan bahwa terapi
nilai afek pada kelompok eksperimen kognitif perilakuan religius berpengaruh
dan kelompok kontrol sebelum dan dalam peningkatan kesejahteraan sub-
sesudah pemberian terapi kognitif jektif pada pasien gagal ginjal kronis
perilakuan religius. Selanjutnya hasil uji yang menjalani hemodialisis. Hasil pene-
independent sample t-test skala afek litian menunjukkan bahwa terjadi perbe-
pada kelompok eksperimen dan kelom- daan rerata gain score kesejahteraan
pok kontrol pada saat prates dan tindak subjektif setelah diberi perlakuan berupa
lanjut adalah t=4,407, p=0,005 terapi kognitif perilakuan religius pada
(p<0,01) artinya terdapat perbedaan kelompok eksperimen dan kelompok
nilai afek pada kelompok eksperimen kontrol yang tidak diberikan perlakuan
dan kelompok kontrol setelah dua pada pasien gagal ginjal kronis yang
minggu dari pemberian intervensi ber- menjalani hemodialisis.
akhir (tindak lanjut). Hasil menunjukkan Pada penelitian ini, kesejahteraan
bahwa terapi kognitif perilakuan religius subjektif terdiri atas 2 aspek yaitu
memiliki pengaruh yang signifikan kepuasan hidup yang diukur dengan
terhadap nilai afeksi pasien gagal ginjal skala kepuasan hidup atau Satisfaction
kronis hingga masa tindak lanjut with Life Scale (SWLS) dan aspek afeksi
berakhir. yang diukur dengan Positive Affect and
Negative Affect Schedule (PANAS).
PEMBAHASAN Berdasarkan analisis data yang dilakukan
pada kesejahteraan subjektif pasien gagal
Penelitian ini bertujuan untuk ginjal kronis yang menjalani hemodialisis
mengetahui pengaruh terapi kognitif menunjukkan bahwa terdapat perbedaan

Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 1 Juni 2016 | 101


Elda Trialisa Putri, Qurotul Uyun, & Rr. Indahria Sulistyarini

kesejahteraan subjektif antara kelompok tindak lanjut) didapat nilai t=4,407,


eksperimen yang diberikan perlakuan p=0,005 (p<0,01). Hal tersebut menun-
terapi kognitif perilakuan religius dan jukkan bahwa ada perbedaan yang
kelompok kontrol yang tidak diberikan signifikan pada tingkat afeksi pasien gagal
perlakuan. ginjal kronis antara kelompok ekspe-
Berdasarkan hasil analisis uji beda rimen dan kelompok kontrol pada saat
independent sample t-test pada perubah- dilakukannya tindak lanjut.
an nilai kepuasan hidup diketahui bahwa Hasil analisis di atas menunjukkan
terdapat perubahan signifikan pada saat bahwa pada pasien gagal ginjal kronis
sebelum dilaksanakan terapi kognitif yang menjalani hemodialisis dan men-
perilakuan religius dan setelah terapi dapat perlakuan terapi kognitif perilaku-
(pra-pasca) antara kelompok eksperimen an religius mengalami peningkatan ke-
dan kelompok kontrol dengan t=3,031, sejahteraan subjektif dilihat dari dua
p=0,023 (p<0,05). Selanjutnya pada aspek yaitu kepuasan hidup dan aspek
saat sebelum pelaksanaan terapi kognitif afeksi dibandingkan dengan pasien gagal
perilakuan religius dan pada saat tindak ginjal kronis yang tidak mendapatkan
lanjut (pra-tindak lanjut) didapat nilai terapi kognitif perilakuan religius. Hal ini
t=4,287, p=0,005 (p<0,01). Hal juga didukung oleh hasil-hasil penelitian
tersebut menunjukkan bahwa ada Wang dan Chen (2012) bahwa terapi
perbedaan yang signifikan pada tingkat kognitif perilaku efektif dapat mening-
kepuasan hidup pasien gagal ginjal katkan kualitas hidup pasien gagal ginjal
kronis antara kelompok eksperimen dan kronis yang menjalani hemodialisis dan
kelompok kontrol. juga dapat meningkatkan kualitas tidur
Pada skala afeksi hasil analisis uji juga menurunkan kecemasan dan
beda independent sample t-test pada depresi.
perubahan nilai afeksi kelompok ekspe- Berdasarkan hasil analisis data
rimen dan kelompok kontrol pada saat kualitatif, yaitu dari hasil observasi dan
sebelum dilaksanakan terapi kognitif wawancara selama proses terapi menun-
perilakuan religius dan setelah terapi jukkan bahwa terapi kognitif perilakuan
(pra-pasca) yakni t=3,888, p=0,008 religius secara signifikan berpengaruh
(p<0,01). Selanjutnya pada saat sebelum dalam meningkatkan kesejahteraan sub-
pelaksanaan terapi kognitif perilakuan jektif pada pasien gagal ginjal kronis
religius dan pada saat tindak lanjut (pra- yang menjalani hemodialisis. terapi

102 | Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 1 Juni 2016


Meningkatkan Kesejahteraan Subjektif Pasien Gagal Ginjal Kronis Melalui Terapi ………..

kognitif perilakuan religius memberi ban- bahwa individu yang menuliskan hal-hal
tuan kepada pasien untuk dapat meng- yang disyukuri memiliki tingkat kese-
ubah pikiran atau keyakinan negatif, jahteraan subjektif yang lebih tinggi.
irasional dan mengalami penyimpangan Pada dasarnya religiusitas memiliki
menjadi lebih positif dan rasional pengaruh terhadap kesehatan mental dan
sehingga secara bertahap akan merubah fisik dimana religiusitas dapat membantu
perilaku menjadi lebih sehat dan normal coping stress, kelelahan dan kematian
(Hepple, 2004). pada individu (Pledmont, 2009). Terapi
Selain itu, peneliti menggunakan perilaku dirancang untuk meningkatkan
teknik kebersyukuran, serta pernyataan aktivitas sehingga memunculkan perilaku
diri dengan keyakinan agama dalam yang mampu membuat subjek puas dan
proses restrukturisasi kognitif. Hal ini bahagia serta ditujukan dalam kerangka
sejalan dengan kondisi subjek penelitian keyakinan beragama yang diharapkan
yang banyak memiliki pikiran negatif akan memunculkan perilaku yang sesuai
sehingga memengaruhi subjek dalam dengan yang diniatkan. Hal ini sejalan
kehidupan sehari-harinya yang lebih dengan penelitian sebelumnya dimana
banyak memunculkan afek negatif. Selain keyakinan beragama dan praktek beraga-
itu, pikiran negatif yang membuat subjek ma dapat meningkatkan kualitas hidup
penelitian menjadi cemas, khawatir, dan kesejahteraan subjektif pada maha-
malu dan lain sebagainya yang berdam- siswa Muslim (Abdel-Khalek, 2010).
pak pula pada proses pengobatan subjek. Teknik perilaku dalam sesi apikasi niat
Setelah menyadari bahwa pikiran subjek dalam beraktivitas, relaksasi religius dan
tersebut adalah negatif dan memperoleh praktiksujud syukur membantu klien
pikiran alternatif yang lebih positif, secara lebih mudah dalam pemahaman
subjek saat ini mampu meningkatkan materi yang disampaikan. Hal ini juga
kepuasan hidup dan afek positifnya untuk berdampak pada menurunnya ketegang-
lebih semangat dan optimis dalam an yang dirasakan subjek dalam
menjalani kehidupan. Pada sesi melatih menghadapi sakit gagal ginjal kronis
rasa syukur, subjek diminta untuk yang dideritanya.
menuliskan hal-hal yang disyukuri dan Desain penelitian ini menggunakan
bagaimana cara untuk mensyukurinya. aktivitas-aktivitas pembelajaran melalui
Hal ini sesuai dengan penelitian Emmons pengalaman (experiental learning) yakni
dan McCullough (2003) menemukan pembelajaran melalui pengalaman,

Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 1 Juni 2016 | 103


Elda Trialisa Putri, Qurotul Uyun, & Rr. Indahria Sulistyarini

proses pembelajaran menjadi efektif teraan subjektif pada pasien sakit kronis.
karena individu mendapatkan stimulasi Krisnawati (2015) dan Rahmanita (2016)
yang berulang melalui berbagai indera, menjelaskan dalam penelitiannya bahwa
baik penglihatan, pendengaran, penge- pelatihan kebersyukuran memiliki pe-
capan, penciuman dan perabaan (John- ngaruh terhadap kesejahteraan subjektif
son dan Johnson, 2009). Pada penelitian pada penderita diabetes mellitus tipe 2
kali ini subjek diberikan tugas rumah dan pasien hipertensi. Kebersyukuran
berupa mengontrol aktivitas serta me- merupakan salah satu bagian dari
maknainya dan mengidentifikasi pikiran religiusitas yang digunakan di sesi terapi
otomatis yang muncul lalu digantikan kognitif perilakuan religius dalam
dengan pemikiran alternatif yang lebih penelitian ini.
positif yang berguna untuk restukturisasi Keberhasilan terapi kognitif peri-
kognitif pada subjek dan memaknai hal- lakuan religius ini didukung oleh antu-
hal yang dapat disyukuri. siasme, motivasi dan penerimaan yang
Berdasarkan hasil data kualitatif baik dari subjek. Hal ini dapat dilihat dari
diketahui pula, bahwa peningkatan intensitas kehadiran subjek, peran aktif
kesejahteraan subjektif subjek berbeda- dalam berpendapat dan memberikan
beda. Hal tersebut terlihat dari pening- umpan balik. Hal tersebut juga didukung
katan nilai kepuasan hidup dan afeksi berdasarkan hasil evaluasi terapi kognitif
yang berbeda dari setiap subjek. perilakuan religius dimana subjek
Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh mendapat tambahan informasi, wawasan
perbedaan dari setiap subjek dalam dengan seluruh informasi yang diberikan
memaknai dan mengaplikasikan materi sehingga lebih termotivasi untuk men-
terapi yang telah diberikan. Ada subjek jalankan pengobatan dan pola hidup
yang mempraktekkan materi yang telah yang lebih sesuai dengan anjuran dokter.
disampaikan secara keseluruhan dan ada Para subjek terdorong untuk mem-
juga subjek yang baru mempraktek- biasakan diri mengutamakan pikiran dan
kannya sebagian, selain itu faktor dari perasaan positif dengan selalu bersyukur
dukungan sekitar subjek juga meme- dan pasrah pada setiap kondisi apapun.
ngaruhi hasil dari penelitian ini. Berdasarkan penjelasan di atas, da-
Hasil dari penelitian ini juga pat disimpulkan bahwa hipotesis dalam
mendukung penelitian-penelitian sebe- penelitian ini terpenuhi. Pertama, hasil
lumnya mengenai peningkatan kesejah- penelitian ini membuktikan bahwa

104 | Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 1 Juni 2016


Meningkatkan Kesejahteraan Subjektif Pasien Gagal Ginjal Kronis Melalui Terapi ………..

terdapat peningkatan nilai kepuasan komunikasi yang aktif dan lebih terbuka.
hidup pada pasien gagal ginjal yang Sedangkan pada saat penentuan subjek
menjalani hemodialisis yang mendapat- penelitian peneliti menentukan berdasar-
kan terapi kognitif perilakuan religius kan kategorisasi kesejahteraan subjektif
dibandingkan dengan pasien gagal ginjal dan kesediaan subjek untuk mengikuti
kronis yang tidak mendapatkan per- proses terapi.
lakuan. Kedua, terdapat peningkatan
pada nilai afeksi pada pasien gagal ginjal SIMPULAN DAN SARAN
kronisyang diberikan terapi kognitif peri-
lakuan religius dibandingkan dengan Simpulan
pasien gagal ginjal kronis yang tidak Berdasarkan hasil penelitian yang
mendapatkan perlakuan. Ketiga, terdapat telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
perbedaan nilai kesejahteraan subjektif bahwa terapi kognitif perilakuan religius
pada pasien gagal ginjal kronis yang dapat meningkatkan kesejahteraan sub-
diberikan terapi kognitif perilakuan jektif pada pasien gagal ginjal kronis
religius dibandingkan dengan kelompok yang menjalani hemodialisis. Kelompok
pasien gagal ginjal kronis yang tidak yang mendapat terapi kognitif perilakuan
mendapatkan perlakuan. religius lebih tinggi kesejahteraan sub-
Penelitian ini juga memiliki bebe- jektifnya dibandingan kelompok yang
rapa kekurangan, seperti jumlah per- tidak mendapatkan terapi kognitif
temuan yang masih dirasa kurang oleh perilakuan religius.
subjek penelitian karena waktu untuk
diskusi perlu ditambahkan lebih lama Saran
lagi. Dalam hal mengontrol subjek Penelitian ini telah dilakukan se-
penelitian untuk mengikuti aturan dalam maksimal mungkin, namun tidak menu-
terapi kognitif perilakuan religius secara tup kemungkinan masih terdapat keku-
benar juga dirasa sulit karena perubahan rangan. Oleh karena itu, peneliti mem-
sikap biasanya digerakkan oleh emosi berikan saran sebagai berikut. Pertama:
dengan cara yang positif dan atau negatif Saran bagi subjek penelitian. Diharapkan
(Wulandari, 2015). Selain itu, bentuk dapat menerapkan, membiasakan dan
intervensi yang dilakukan secara ber- meningkatkan hal-hal yang telah didapat-
kelompok lebih efektif diberikan kepada kan dalam proses terapi, seperti
individu yang memiliki kemampuan penerapan modifikasi pikiran negatif dan

Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 1 Juni 2016 | 105


Elda Trialisa Putri, Qurotul Uyun, & Rr. Indahria Sulistyarini

mengenali aktivitas. Pada sesi tersebut, Ketiga: Saran bagi pihak rumah
beberapa subjek masih kesulitan untuk sakit. Manfaat dalam penelitian ini juga
modifikasii pikiran negatifnya menjadi dapat menjadi masukan bagi setiap pusat
pikiran alternatif yang lebih positif dan layanan kesehatan bahwa terapi kognitif
berlandaskan nilai agama. Sehingga perilakuan religius dapat meningkatkan
disarankan kepada seluruh subjek untuk kesejahteraan subjektif pada pasien gagal
dapat lebih memiliki pemikiran yang ginjal. Dengan demikian, diharapkan
lebih positif dan dapat memaknai pihak Rumah Sakit dapat memberikan
aktivitas yang dilakukan berlandaskan kegiatan berkelanjutan bagi para pasien
nilai agama sehingga subjek dapat gagal ginjal lainnya.
menjalankan kehidupan yang lebih
positif dan optimis. DAFTAR PUSTAKA
Kedua: Saran bagi penelitian selan-
jutnya. Peneliti yang ingin mela-kukan Abdel-Khalek, A.M. (2010). Quality of
penelitian serupa, diharapkan (a) dapat life, subjective well-being, and
meneliti terapi kognitif perilakuan religiousity in muslim college
students. Quality of Life Research,
religius secara individu untuk melihat
19, 1133-1143.
perkembangan subjek dari hari ke hari
dan lebih dapat mengontrol tugas rumah Ancok, D & Suroso, F.N. (2011).
yang diberikan. (b) Peneliti berharap Psikologi Islami. Yogyakarta: Pus-
taka Pelajar.
untuk terapi kognitif perilakuan religus
berikutnya juga dapat menambahkan Azwar. S. (2012). Penyusunan Skala
banyaknya jumlah pertemuan sehingga Psikologi; Edisi 2. Yogyakarta: Pus-
kesempatan para subjek untuk berdiskusi taka Pelajar.
jauh lebih besar. (c) Peneliti selanjutnya
Cahyareni, L. (2014). Efektivitas Pelatihan
juga dapat meneliti kefektifitasan terapi Kebersyukuran dengan Metode
kognitif perilakuan religius terhadap Dzikir untuk Meningkatkan Subjec-
pasien penyakit-penyakit lainnya serta tive Well Being pada Pasien Gagal
dapat digunakan untuk dapat mening- Ginjal. Tesis (tidak diterbitkan).
Yogyakarta: Fakultas Psikologi dan
katkan variabel lain yang berhubungan
Ilmu Sosial Budaya Universitas
dengan kehidupan pasien sakit kronis
Islam Indonesia.
seperti penerimaan diri, kecemasan dan
juga resiliensi.

106 | Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 1 Juni 2016


Meningkatkan Kesejahteraan Subjektif Pasien Gagal Ginjal Kronis Melalui Terapi ………..

Emmons, R.A.,& McCullough, M.E. Krisnawati, E. (2015). Efektivitas Pela-


(2003). Counting blessings versus tihan Kebersyukuran untuk Me-
burdends: an experimental investi- ningkatkan Kesejahteraan Subjektif
gation of gratitude and subjective pada Penderita Diabetes Mellitus
well being in daily life. Journal of Tipe II. Tesis (tidak diterbitkan).
Personality and Social Psychology, Yogyakarta: Fakultas Psikologi dan
84 (2),377-389. Ilmu Sosial Budaya Universitas
Islam Indonesia
Foreze, Martin, Patton, Zadeh and
Kopple, (2010) Mansjoer, A. 2000. Kapita Selekta Kedok-
teran. Jakarta: Media Aesculapius.
Hepple, J. (2004). Psychoterapies with
older people: an oveview. Advance McCullough, M.E & Larson, D. B. (1999).
in Psychiatric Treatment, 10, 371- Prayer, In W, R. Miller (Ed),
377 Intergrating Spirituality into Treat-
ment; Resourcesfor Practitioners.
Hida,S., Suroso, & Muhid,A.(2013). Washington, D. C: American
Hubungan antara Religiusitas Psychological Association
dengan Subjective Well Being
melalui Kemampuan Penyesuaian Pledmont, R.L. (2009). The Contribution
diri pada Akhir Dewasa Madya. of Religiousness and Spirituality to
academia.edu Subjective Well-being and Satis-
http://www.academia.edu/4472682 faction with Life(Chapter 5). In
/Hubungan_antara_Religiusitas_de Souza, M., Francis, L.J., O’Higgins-
ngan_Subjective_Well_Being_mela Norman, J., & Scott, D.G (Edited).
lui_Kemampuan_Penyesuaian_diri International Handbook of Edu-
_pada_akhir_dewasa_madya cation for Spirituality, Care and
(diunduh 3 Mei 2015) Wellbeing, 89-105.New York:
Springer
Johnson, D.W & Johnson, F.P. (2009).
Joining Together: Group Therapy Rahmanita, A. (2016). Efektivitas Pelatih-
and Group Skills. 9th Ed. New an Kebersyukuran untuk Mening-
Jersey: Person Education Inc katkan Kesejahteraan Subjektif
pada Penderita Penyakit Hiper-
Kementrian Kesehatan RI. (2013). Riset tensi. Tesis (tidak diterbitkan).
Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Yogyakarta: Fakultas Psikologi dan
Badan Penelitian Dan Pengem- Ilmu Sosial Budaya Universitas
bangan Kesehatan Islam Indonesia

Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 1 Juni 2016 | 107


Elda Trialisa Putri, Qurotul Uyun, & Rr. Indahria Sulistyarini

Sadif, R.S. (2013). Pengaruh Terapi Sundel, M. & Sundel, S.S. (2005).
Relaksasi Zikir untuk Menurunkan Behavior Change in the Human
Tingkat Stres pada Pasien Gagal Service. California: Sage
Ginjal Kronik yang menjalani
Hemodialisis di RSUD X. Tesis Utami, M. S. (2012). Religiusitas, Koping
(tidak diterbitkan). Yogyakarta: Religius, dan Kesejahteraan
Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Subjektif. Jurnal Psikologi (UGM).
Budaya Universitas Islam Indonesia 39 (1), 46-66.

Safitri, R.P. (2013). Gratitude Cognitive Wang, L & Chen, C. (2012). The
Behavior Therapy (G-CBT) untuk Psychological Impact of Hemo-
Meningkatkan Penerimaan Diri dialysis on Patients with Chronic
pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Renal Failure. In Polenakovic, M
yang Menjalani Hemodialisis. Tesis (Editor). Renal Failure - The Facts
(tidak diterbitkan). Yogyakarta: (217-236). InTech di unduh
Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial http://www.intechopen.com/books/
Budaya Universitas Islam Indonesia renal-failure-the-facts/the-
psychological-impact-
Safitri, R.P, & Sadif, R. S. (2013). Spiritual ofhemodialysis -on-patients-with-
Emotional Freedom Technique chronic-renal-failure
(SEFT) to Reduce Depression for
Chronic Renal Failure Patients in Wulandari, E.D. (2015). Terapi Kognitif
Cilacap Hospital to Undergo Perilaku Insomnia untuk Mengu-
Hemodialysis. International Journal rangi Tingkat Insomnia Psikogenik
of Social Science and Humanity, 3 pada Mahasiswa. Tesis (tidak
(3), 300-302. diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas
Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya
Universitas Islam Indonesia

108 | Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 1 Juni 2016

You might also like