PPPGGGPPRR
PPPGGGPPRR
PPPGGGPPRR
e-ISSN : 2460-0075
ABSTRACT
The research objectives were: to determine the dose of PGPR which can
increase phosphorus nutrient absorption in cayenne pepper, the dose of
Trichocompos which can increase phosphorus nutrient absorption in cayenne
pepper, and if there is an interaction between the administration of PGPR doses
and Trichocompost doses which can increase nutrient absorption phosphorus in
the growth and production of cayenne pepper plants.
The experiment was conducted in experimental form using Split Plot Design
(SPD) with all treatments were given Trichocompostand PGPR. The main plot of
Trichocompost (t), consists of 3 levels of treatment, namely: t1: Trichokompos
225 g. hole-1 t2: Trichokompos 450 g. hole-1 t3: Trichokompos 675 g. hole-1.The
PGPR (p) sub plots consists of 4 levels, namely: p0 = without PGPR, p1 = PGPR
3 ml. water-1, p2 = PGPR 6 ml. water-1, and p3 = 9 ml PGPR. water-1. Each
treatment consists of 3 repetition so the total number of plantations is 36
experimental units or beds. The results showed that: the use of PGPR with a dose
of 9 ml. water-1 can increase phosphorus nutrient absorption, and concentration of
PGPR 6 ml. water-1 can increase root wet weight, fruit weight, crop number, and
diameter of cayenne fruit. The use of trichocompos at a dose of 450 g. hole-1 has
no significant effect in increasing of phosphorus nutrient absorption in cayenne
pepper plants. There is an interaction between giving 6 ml PGPR doses. water-1
and trichocompost dose 450 g. hole-1 which can increase the number of leaves,
root wet weight, fruit weight, number of fruit crops, and diameter of cayenne fruit.
ABSTRAK
Tujuan penelitian yaitu: Untuk mengetahui dosis PGPRyang dapat meningkatkan
serapan unsur hara fosfor pada tanaman cabai rawit, dosis trichokompos yang
dapat meningkatkan serapan unsur hara fosfor pada tanaman cabai rawit, apakah
57
J. Agrotan 4(1) : 57 - 73, Maret 2018 ISSN : 2442-9015. e-ISSN : 2460-0075
terdapat interaksi antara pemberian dosis PGPR dan dosis trichokompos yang
dapat meningkatkan serapan unsur hara fosfor pada pertumbuhan dan produksi
tanaman cabai rawit. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah
rancangan petak terbagi (RPT) dengan 3 petak utama (Trichokompos) dan 4
anakan petak (PGPR). Petak utama trichokompos (t), terdiri dari 3 taraf perlakuan,
yaitu : t1= Trichokompos 225 g. lubang-1 t2= Trichokompos 450 g. lubang-1 t3=
Trichokompos 675 g. lubang-1 Anakan petak PGPR (p), terdiri atas 4 taraf, yaitu :
p0 = Tanpa PGPR, p1 = PGPR 3 ml. air-1,p2 = PGPR 6 ml. air-1,p3 = PGPR 9 ml.
air-1.Setiap perlakuan terdiri atas 3 ulangan sehingga jumlah keseluruhan
pertanaman yaitu sebanyak 36 unit percobaan atau bedengan. Dari hasil penelitian
menunjukkan bahwa : Penggunaan PGPR dengan dosis 9 ml. air -1 dapat
meningkatkan serapan unsur hara fosfor, dan konsentrasi PGPR 6 ml. air-1 dapat
meningkatkan bobot basah akar, bobot buah pertanaman, jumlah buah
pertanaman, dan diameter buah tanaman cabai rawit. Penggunaan trichokompos
dengan dosis 450 g. lubang-1 tidak berpengaruh nyata dalam meningkatkan
serapan unsur hara fosfor pada tanaman cabai rawit. Terdapat interaksi antara
pemberian dosis PGPR 6 ml. air-1 dan dosis trichokompos 450 g. lubang-1 yang
dapat meningkatkan jumlah daun, bobot basah akar, bobot buah pertanaman,
jumlah buah pertanaman, dan diameter buah tanaman cabai rawit.
58
J. Agrotan 4(1) : 57 - 73, Maret 2018 ISSN : 2442-9015. e-ISSN : 2460-0075
59
J. Agrotan 4(1) : 57 - 73, Maret 2018 ISSN : 2442-9015. e-ISSN : 2460-0075
daun, kelobot, bobot tongkol dengan pupuk biologis tanah adalah jamur
kelobot dan bobot tongkol per Trichoderma sp. Disamping sebagai
hektare. Penambahan bahan kompos organisme pengurai, dapat pula
kotoran kelinci 10 ton ha-1 dan PGPR berfungsi sebagai agen hayati dan
10 ml menunjukkan hasil yang sama stimulator pertumbuhan tanaman.
dengan tanpa pemberian kompos Biakan jamur Trichoderma sp.
kotoran kelinci dan pemberian 30 ml diberikan ke areal pertanaman dan
PGPR. Sedangkan kombinasi berlaku sebagai biodekomposer,
perlakuan 10 ml PGPR dan 20 ton mendekomposisi limbah organik
ha-1 kompos kotoran kelinci dan 20 (rontokan dedaunan dan ranting tua)
ml PGPR mampu menggantikan menjadi kompos yang bermutu
pemberian 10 ton ha-1 kompos (Made dkk., 2017).
kotoran kelinci dan 30 ml PGPR. Pada penelitian Ichwan (2007),
Sehingga hasil penelitian dosis pupuk trichokompos yang
menunjukkan kombinasi perlakuan digunakan yaitu 20 ton ha-1
kompos kotoran kelinci 20 ton ha-1 memberikan hasil pertumbuhan dan
dan 30 ml PGPR lebih tinggi produksi yang optimal pada tanaman
dibandingkan dengan kombinasi cabai merah. Aberar (2011),
perlakuan lainnya. menyatakan dengan aplikasi
Proses pengomposan akan trichokompos pada tanaman tomat
cepat berlangsung dengan (Solanum lycopersicum) sebanyak
menggunakan bioaktivator 600 g per unit percobaan
mikroorganisme tanah. berpengaruh nyata terhadap
Mikroorganisme sangat diperlukan pertumbuhan dan produksi pada
dalam proses pengomposan karena tanaman tomat. Berdasarkan uraian
dapat mempercepat proses di atas dapat dilihat bahwa
dekomposisi bahan organik sehingga pemberian kompos dengan
dapat diserap oleh tanaman serta bioaktivator Trichoderma sp. ke
kesuburan tanah dapat terjaga (Amin dalam tanah dapat meningkatkan
dkk., 2015).Mikroorganisme kesuburan tanah untuk menunjang
fungsional yang dikenal luas sebagai pertumbuhan dan produksi tanaman.
60
J. Agrotan 4(1) : 57 - 73, Maret 2018 ISSN : 2442-9015. e-ISSN : 2460-0075
disalah satu lahan petani Desa bambu atau akar putri malu, 20 l air,
Kabupaten Maros, pada bulan Maret sdm air kapur sirih dan 400 g gula
digunakan pada penelitian ini adalah air yang telah dimasak dalam
61
J. Agrotan 4(1) : 57 - 73, Maret 2018 ISSN : 2442-9015. e-ISSN : 2460-0075
62
J. Agrotan 4(1) : 57 - 73, Maret 2018 ISSN : 2442-9015. e-ISSN : 2460-0075
63
J. Agrotan 4(1) : 57 - 73, Maret 2018 ISSN : 2442-9015. e-ISSN : 2460-0075
p1 4,99a
p2 5,86a 1,45
p3 5,02a
Keterangan: nilai yang diikuti huruf yang berbeda (a,b) berarti berbeda nyata pada taraf
BNT α = 0,05
Berdasarkan uji lanjut pada rata terendah pada perlakuan
tabel 2, menunjukkan bahwa rata- kombinasi trichokompos 225 g.
rata bobot basah akar pada perlakuan lubang-1 dan PGPR 9 ml. l air-1(t1p3)
PGPR 6 ml. l air-1 (p2) menunjukkan sebesar 3,05 g.
nilai tertinggi sebesar 5,86 g dan 4. Bobot buah pertanaman
tidak berbeda nyata dengan Tabel 3. Rata-rata Bobot Buah
Pertanaman Tanaman Cabai
perlakuan PGPR 3 ml. l air-1 (p1) dan
Rawit pada Aplikasi PGPR.
perlakuan PGPR 9 ml. l air-1 (p3)
Rata-rata
NP
tetapi berbeda nyata dengan Perlakuan Bobot Buah
BNT
perlakuan tanpa PGPR (p0). Pertanaman
(p)
(g. tan-1)
3. Bobot basah tajuk PGPR (p)
p0 5,53b
p1 7,11b
p2 8,66a 0,87
p3 7,58b
Keterangan: nilai yang diikuti huruf
yang berbeda (a,b) berarti
berbeda nyata pada taraf BNT α
= 0,05
64
J. Agrotan 4(1) : 57 - 73, Maret 2018 ISSN : 2442-9015. e-ISSN : 2460-0075
65
J. Agrotan 4(1) : 57 - 73, Maret 2018 ISSN : 2442-9015. e-ISSN : 2460-0075
7. Panjang buah
66
J. Agrotan 4(1) : 57 - 73, Maret 2018 ISSN : 2442-9015. e-ISSN : 2460-0075
67
J. Agrotan 4(1) : 57 - 73, Maret 2018 ISSN : 2442-9015. e-ISSN : 2460-0075
68
J. Agrotan 4(1) : 57 - 73, Maret 2018 ISSN : 2442-9015. e-ISSN : 2460-0075
69
J. Agrotan 4(1) : 57 - 73, Maret 2018 ISSN : 2442-9015. e-ISSN : 2460-0075
70
J. Agrotan 4(1) : 57 - 73, Maret 2018 ISSN : 2442-9015. e-ISSN : 2460-0075
71
J. Agrotan 4(1) : 57 - 73, Maret 2018 ISSN : 2442-9015. e-ISSN : 2460-0075
72
J. Agrotan 4(1) : 57 - 73, Maret 2018 ISSN : 2442-9015. e-ISSN : 2460-0075
73
J. Agrotan 4(1) : 57 - 73, Maret 2018 ISSN : 2442-9015. e-ISSN : 2460-0075
74