PPPGGGPPRR

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 18

J. Agrotan 4(1) : 57 - 73, Maret 2018 ISSN : 2442-9015.

e-ISSN : 2460-0075

SERAPAN UNSUR HARA FOSFOR (P) TANAMAN


CABAI RAWIT (Capsicum frustescens L.) PADA APLIKASI
PGPR (Plant Growth Promoting Rhizotobacter) DAN
TRICHOKOMPOS.

Phosphorus (P) Nutrient Absorption of Cayenne Pepper (Capsicum


frustescens L.) in PGPR (Plant Growth Promoting Rhizotobacter)
Application and Trichocompost.

Lisa1), Bibiana Rini Widiati1), Muhanniah1)


E-mail : [email protected]
1)
Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Peternakan dan Kehutanan,
Universitas Muslim Maros (UMMA), Jalan Ratulangi No 62 Maros

ABSTRACT
The research objectives were: to determine the dose of PGPR which can
increase phosphorus nutrient absorption in cayenne pepper, the dose of
Trichocompos which can increase phosphorus nutrient absorption in cayenne
pepper, and if there is an interaction between the administration of PGPR doses
and Trichocompost doses which can increase nutrient absorption phosphorus in
the growth and production of cayenne pepper plants.
The experiment was conducted in experimental form using Split Plot Design
(SPD) with all treatments were given Trichocompostand PGPR. The main plot of
Trichocompost (t), consists of 3 levels of treatment, namely: t1: Trichokompos
225 g. hole-1 t2: Trichokompos 450 g. hole-1 t3: Trichokompos 675 g. hole-1.The
PGPR (p) sub plots consists of 4 levels, namely: p0 = without PGPR, p1 = PGPR
3 ml. water-1, p2 = PGPR 6 ml. water-1, and p3 = 9 ml PGPR. water-1. Each
treatment consists of 3 repetition so the total number of plantations is 36
experimental units or beds. The results showed that: the use of PGPR with a dose
of 9 ml. water-1 can increase phosphorus nutrient absorption, and concentration of
PGPR 6 ml. water-1 can increase root wet weight, fruit weight, crop number, and
diameter of cayenne fruit. The use of trichocompos at a dose of 450 g. hole-1 has
no significant effect in increasing of phosphorus nutrient absorption in cayenne
pepper plants. There is an interaction between giving 6 ml PGPR doses. water-1
and trichocompost dose 450 g. hole-1 which can increase the number of leaves,
root wet weight, fruit weight, number of fruit crops, and diameter of cayenne fruit.

Keywords: PGPR, trichokompos, absorption, Phospor.

ABSTRAK
Tujuan penelitian yaitu: Untuk mengetahui dosis PGPRyang dapat meningkatkan
serapan unsur hara fosfor pada tanaman cabai rawit, dosis trichokompos yang
dapat meningkatkan serapan unsur hara fosfor pada tanaman cabai rawit, apakah

57
J. Agrotan 4(1) : 57 - 73, Maret 2018 ISSN : 2442-9015. e-ISSN : 2460-0075

terdapat interaksi antara pemberian dosis PGPR dan dosis trichokompos yang
dapat meningkatkan serapan unsur hara fosfor pada pertumbuhan dan produksi
tanaman cabai rawit. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah
rancangan petak terbagi (RPT) dengan 3 petak utama (Trichokompos) dan 4
anakan petak (PGPR). Petak utama trichokompos (t), terdiri dari 3 taraf perlakuan,
yaitu : t1= Trichokompos 225 g. lubang-1 t2= Trichokompos 450 g. lubang-1 t3=
Trichokompos 675 g. lubang-1 Anakan petak PGPR (p), terdiri atas 4 taraf, yaitu :
p0 = Tanpa PGPR, p1 = PGPR 3 ml. air-1,p2 = PGPR 6 ml. air-1,p3 = PGPR 9 ml.
air-1.Setiap perlakuan terdiri atas 3 ulangan sehingga jumlah keseluruhan
pertanaman yaitu sebanyak 36 unit percobaan atau bedengan. Dari hasil penelitian
menunjukkan bahwa : Penggunaan PGPR dengan dosis 9 ml. air -1 dapat
meningkatkan serapan unsur hara fosfor, dan konsentrasi PGPR 6 ml. air-1 dapat
meningkatkan bobot basah akar, bobot buah pertanaman, jumlah buah
pertanaman, dan diameter buah tanaman cabai rawit. Penggunaan trichokompos
dengan dosis 450 g. lubang-1 tidak berpengaruh nyata dalam meningkatkan
serapan unsur hara fosfor pada tanaman cabai rawit. Terdapat interaksi antara
pemberian dosis PGPR 6 ml. air-1 dan dosis trichokompos 450 g. lubang-1 yang
dapat meningkatkan jumlah daun, bobot basah akar, bobot buah pertanaman,
jumlah buah pertanaman, dan diameter buah tanaman cabai rawit.

Kata Kunci : PGPR, trichokompos, Serapan, Phospor.

PENDAHULUAN tahun 2012 (BPS Provinsi Sulawesi


Produksi cabai rawit di
Selatan, 2014).
Sulawesi Selatan selama kurun
Faktor-faktor yang
waktu dua tahun terakhir terlihat
mempengaruhi pertumbuhan dan
fluktuatif. Produksi cabai rawit tahun
produksi tanaman cabai penting
2012 sebesar 15,911 ribu ton atau
diperhatikan dalam budidaya
meningkat sebesar 4,76 ribu ton
tanaman cabai. Pertumbuhan
(29,92%) dibandingkan dengan tahun
tanaman cabai sangat bergantung
2011. Sedangkan produksi cabai
pada ketersediaan unsur-unsur hara
rawit pada tahun 2013 sebesar 18,86
yang cukup dan berimbang dalam
ribu ton. Dibandingkan tahun 2012,
tanah, oleh sebab itu perlu dilakukan
terjadi penurunan produksi sebesar
pemupukan untuk menambah suplai
1,82 ribu ton (8,78%). Penurunan ini
unsur hara dan tumbuhan atau sisa
disebabkan oleh penurunan luas
tumbuhan pada daerah tersebut
panen sebesar 142 hektar (3,%) dan
(Hariyadi, 2012).
juga penurunan produktivitas sebesar
0,28 ton ha-1 (5,84%) dibandingkan

58
J. Agrotan 4(1) : 57 - 73, Maret 2018 ISSN : 2442-9015. e-ISSN : 2460-0075

Unsur hara merupakan dengan penggunaan PGPR atau


senyawa organik atau anorganik Rhizobacteria Pemicu Pertumbuhan
yang ada didalam tanah. Unsur hara Tanaman (RPPT) ialah kelompok
sangat dibutuhkan untuk tumbuh dan mikroorganisme tanah yang
kembang tanaman. Unsur P di dalam menguntungkan. PGPR merupakan
tanah berasal dari bahan organik golongan bakteri yang hidup dan
(pupuk kandang dan sisa tanaman), berkembang dengan baik pada tanah
pupuk buatan, dan mineral-mineral yang kaya akan bahan organik.
di dalam tanah. Jenis P di dalam Bakteri ini diketahui aktif
tanah yaitu P organik dan P mengkolonisasi di daerah akar
anorganik. Tanaman menyerap P tanaman (Compan dkk., 2005).
dalam bentuk P anorganik. Bakteri PGPR yang bersumber
Ketersediaan P anorganik dari akar bambu mengandung bakteri
dipengaruhi oleh faktor kemasaman Pseudomonas flourenscens dan
tanah, senyawa Fe, Al, dan Ca yang Bacilus polymixa melalui
terlarut, tingkat dekomposisi bahan kemampuannya secara langsung
organik, dan aktivitas menyediakan dan memobilisasi atau
mikroorganisme (Hardjowigeno, memfasilitasi penyerapan berbagai
2007). unsur hara dalam tanah serta
Dalam upaya meningkatkan mensintesis dan mengubah
produksi cabai dalam negeri, tidak konsentrasi fithothormon pemacu
sedikit permasalahan yang dihadapai tumbuh tanaman sehingga memiliki
oleh petani Indonesia. Kendala yang ketahanan terhadap serangan
paling penting dalam proses produksi penyebab penyakit (Samsudin,
dan dapat menyebabkan kehilangan 2008).
hasil yang tinggi adalah kualitas Berdasarkan hasil penelitian
benih, kesuburan tanah, teknik Wulan dkk (2017), bahwa terjadi
budidaya, serta gangguan hama dan interaksi antara perlakuan pemberian
penyakit (Fatimah, 2014). kompos kotoran kelinci dan PGPR.
Salah satu langkah untuk Interaksi terjadi pada parameter
memperbaiki kesuburan tanah adalah pengamatan tinggi tanaman, luas

59
J. Agrotan 4(1) : 57 - 73, Maret 2018 ISSN : 2442-9015. e-ISSN : 2460-0075

daun, kelobot, bobot tongkol dengan pupuk biologis tanah adalah jamur
kelobot dan bobot tongkol per Trichoderma sp. Disamping sebagai
hektare. Penambahan bahan kompos organisme pengurai, dapat pula
kotoran kelinci 10 ton ha-1 dan PGPR berfungsi sebagai agen hayati dan
10 ml menunjukkan hasil yang sama stimulator pertumbuhan tanaman.
dengan tanpa pemberian kompos Biakan jamur Trichoderma sp.
kotoran kelinci dan pemberian 30 ml diberikan ke areal pertanaman dan
PGPR. Sedangkan kombinasi berlaku sebagai biodekomposer,
perlakuan 10 ml PGPR dan 20 ton mendekomposisi limbah organik
ha-1 kompos kotoran kelinci dan 20 (rontokan dedaunan dan ranting tua)
ml PGPR mampu menggantikan menjadi kompos yang bermutu
pemberian 10 ton ha-1 kompos (Made dkk., 2017).
kotoran kelinci dan 30 ml PGPR. Pada penelitian Ichwan (2007),
Sehingga hasil penelitian dosis pupuk trichokompos yang
menunjukkan kombinasi perlakuan digunakan yaitu 20 ton ha-1
kompos kotoran kelinci 20 ton ha-1 memberikan hasil pertumbuhan dan
dan 30 ml PGPR lebih tinggi produksi yang optimal pada tanaman
dibandingkan dengan kombinasi cabai merah. Aberar (2011),
perlakuan lainnya. menyatakan dengan aplikasi
Proses pengomposan akan trichokompos pada tanaman tomat
cepat berlangsung dengan (Solanum lycopersicum) sebanyak
menggunakan bioaktivator 600 g per unit percobaan
mikroorganisme tanah. berpengaruh nyata terhadap
Mikroorganisme sangat diperlukan pertumbuhan dan produksi pada
dalam proses pengomposan karena tanaman tomat. Berdasarkan uraian
dapat mempercepat proses di atas dapat dilihat bahwa
dekomposisi bahan organik sehingga pemberian kompos dengan
dapat diserap oleh tanaman serta bioaktivator Trichoderma sp. ke
kesuburan tanah dapat terjaga (Amin dalam tanah dapat meningkatkan
dkk., 2015).Mikroorganisme kesuburan tanah untuk menunjang
fungsional yang dikenal luas sebagai pertumbuhan dan produksi tanaman.

60
J. Agrotan 4(1) : 57 - 73, Maret 2018 ISSN : 2442-9015. e-ISSN : 2460-0075

Tujuan penelitian yaitu: Untuk lubang-1.Anakan petak PGPR (p),


mengetahui dosis PGPRyang dapat terdiri atas 4 taraf, yaitu : p0 : Tanpa
meningkatkan serapan unsur hara PGPR, p1 : PGPR 3 ml.l air-1,p2 :
fosfor pada tanaman cabai rawit, PGPR 6 ml. l air-1,p3 : PGPR 9 ml. l
dosis trichokompos yang dapat air-1. Setiap perlakuan terdiri atas 3
meningkatkan serapan unsur hara ulangan sehingga jumlah
fosfor pada tanaman cabai rawit, keseluruhan pertanaman yaitu
apakah terdapat interaksi antara sebanyak 36 unit percobaan atau
pemberian dosis PGPR dan dosis bedengan.
trichokompos yang dapat C. Pelaksanaan Penelitian
meningkatkan serapan unsur hara 1. Pembuatan PGPR
fosfor pada pertumbuhan dan Alat yang diperlukan dalam
produksi tanaman cabai rawit. proses pembuatan PGPR yaitu:
METODE PENELITIAN panci, saringan, selang kecil dan

A. Tempat dan Waktu ember. bahan yang digunakan untuk

Penelitian ini dilaksanakan pembuatan PGPR yaitu: 250 g akar

disalah satu lahan petani Desa bambu atau akar putri malu, 20 l air,

Abbekae, Kecamatan Tanralili, 1 kg dedak/bekatul, 20 g terasi, 1

Kabupaten Maros, pada bulan Maret sdm air kapur sirih dan 400 g gula

sampai Juni 2018. pasir.

B. Metode Penelitian Adapun cara pembuatan PGPR

Metode penelitian yang yaitu: 1). Rendam akar bambu dalam

digunakan pada penelitian ini adalah air yang telah dimasak dalam

rancangan petak terbagi (RPT) keadaan dingin selama 3 malam,

dengan 3 petak utama kemudian saring dan ambil air

(Trichokompos) dan 4 anakan petak tersebut sebagai PGPR; 2).

(PGPR). Petak utama trichokompos Campurkan semua bahan, kemudian

(t), terdiri dari 3 taraf perlakuan, masak hingga mendidih; 3).

yaitu : t1 : Trichokompos 225 g. Selanjutnya dinginkan kemudian

lubang-1t2 : Trichokompos 450 g. saring dan buang ampasnya, lalu

lubang-1 t3 : Trichokompos 675 g. campurkan 1:l PGPR kemudian tutup

61
J. Agrotan 4(1) : 57 - 73, Maret 2018 ISSN : 2442-9015. e-ISSN : 2460-0075

rapat; 4). Diamkan selama 1-2 Kompos siap digunakan setelah


minggu (sebaiknya gunakan disimpan selama 3-4 minggu.
fermentor sederhana) ; 5). Larutan Aplikasi kompos dilakukan
PGPR siap untuk digunakan. pada saat bedengan sudah siap untuk
2. Pembuatan trichokompos dilakukan penanaman. Pemberian
Alat yang diperlukan dalam kompos langsung pada lubang tanam
pembuatan trichokompos yaitu: yang akan ditanami bibit cabai.
terpal, cangkul, sekop, parang dan Aplikasi PGPR diberikan pada
ember. Bahan yang digunakan dalam tanaman cabai saat perlakuan benih.
pembuatan trichokompos yaitu: Selanjutnya, pengaplikasian PGPR
jerami padi 30 kg, pupuk kandang 20 susulan 1 minggu sebelum pindah
kg, starter trichoderma 0,5 kg dan air tanam kemudian 3 minggu setelah
secukupnya. tanam. Aplikasi PGPR dilakukan
Adapun proses pembuatan dengan cara menyiram langsung
trichokompos yaitu: 1). Jerami segar pada tanaman sesuai dengan dosis
direndam selama 1 malam. perlakuan pada percobaan.
Perendaman ini bertujuan untuk
menjaga kelembaban jerami; 2). D. Parameter Pengamatan
Jerami yang sudah direndam Parameter pengamatan yang
kemudian dipotong-potong kecil; 3). dilakukan adalah sebagai berikut:
Selanjutnya jerami ditumpuk Parameter pertumbuhan yang diamati
sebanyak 4 bagian; 4). Setiap lapisan sebagai berikut : jumlah daun
jerami diberi pupuk kandang (helai), Bobot basah akar (g. tan-1),
kemudian ditaburkan trichoderma Bobot basah tajuk (g. tan-1), Bobot
dan diberi percikan air. Lakukan kering akar (g. tan-1), Bobot kering
hingga tumpukan kompos menjadi 4 tajuk (g. tan-1). Parameter produksi
bagian; 5). Tutup tumpukan dengan yang diamati adalah sebagai berikut :
plastik agar terlindungi dari hujan Bobot buah pertanaman (g. tan-1),
dan panas. Lakukan pembalikan Jumlah buah pertanaman (buah. tan-
1
tumpukan jerami setiap minggu; 6). ), Diameter buah (cm), Panjang

62
J. Agrotan 4(1) : 57 - 73, Maret 2018 ISSN : 2442-9015. e-ISSN : 2460-0075

buah (cm), Serapan unsur hara fosfor


(%)

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian
1. Jumlah daun
Tabel 1. Rata-rata Jumlah Daun Tanaman Cabai Rawit pada Aplikasi PGPR dan
Trichokompos.

Perlakuan Rata-rata Jumlah Daun Tanaman Cabai Rawit (Helai) NP-


BNT (p)
Trichokompos PGPR (p)
p0 p1 p2 p3
t1 150,33axy 153,67abx 128,66byz 126,67bz
t2 143,00ay 172,33ax 164,66axy 143,67ay 22,49
t3 161,33ax 127,67by 149,00abxy 151,67abx
NPBNT (t) 29,44
Keterangan: Nilai yang diikuti oleh huruf (a, b) pada kolom dan huruf (x, y) pada baris
yang berbeda berarti berbeda nyata pada taraf BNT α = 0,05

Berdasarkan uji lanjut pada t2p2, tetapi berbeda sangat nyata


tabel 1, menunjukkan bahwa rata- dengan kombinasi perlakuan
rata jumlah daun pada kombinasi trichokompos 675 g. lubang-1 dan
perlakuan trichokompos 450 g. pemberian PGPR 3 ml.l air-1 (t3p1),
lubang-1 dan pemberian PGPR 3 ml. l kombinasi perlakuan trichokompos
air-1 (t2p1) memberikan hasil 450 g. lubang-1 dan pemberian tanpa
tertinggi terhadap jumlah daun PGPR (t2p0), dan kombinasi
adalah 172,33 helai tidak berbeda trichokompos 450 g. lubang-1 dan
nyata dengan kombinasi perlakuan pemberian PGPR 9 ml. l air-1 (t2p3).
t1p1 dan
2. Bobot basah akar
Tabel 2. Rata-rata Bobot Basah Akar Tanaman Cabai Rawit pada Aplikasi PGPR.
Perlakuan Rata-rata Bobot Basah Akar
NPBNT (p)
Tanaman Cabai Rawit (g. tan-1)
PGPR (p)
p0 3,23b

63
J. Agrotan 4(1) : 57 - 73, Maret 2018 ISSN : 2442-9015. e-ISSN : 2460-0075

p1 4,99a
p2 5,86a 1,45
p3 5,02a
Keterangan: nilai yang diikuti huruf yang berbeda (a,b) berarti berbeda nyata pada taraf
BNT α = 0,05
Berdasarkan uji lanjut pada rata terendah pada perlakuan
tabel 2, menunjukkan bahwa rata- kombinasi trichokompos 225 g.
rata bobot basah akar pada perlakuan lubang-1 dan PGPR 9 ml. l air-1(t1p3)
PGPR 6 ml. l air-1 (p2) menunjukkan sebesar 3,05 g.
nilai tertinggi sebesar 5,86 g dan 4. Bobot buah pertanaman
tidak berbeda nyata dengan Tabel 3. Rata-rata Bobot Buah
Pertanaman Tanaman Cabai
perlakuan PGPR 3 ml. l air-1 (p1) dan
Rawit pada Aplikasi PGPR.
perlakuan PGPR 9 ml. l air-1 (p3)
Rata-rata
NP
tetapi berbeda nyata dengan Perlakuan Bobot Buah
BNT
perlakuan tanpa PGPR (p0). Pertanaman
(p)
(g. tan-1)
3. Bobot basah tajuk PGPR (p)
p0 5,53b
p1 7,11b
p2 8,66a 0,87
p3 7,58b
Keterangan: nilai yang diikuti huruf
yang berbeda (a,b) berarti
berbeda nyata pada taraf BNT α
= 0,05

Berdasarkan uji lanjut pada


Gambar 4. Rata-rata Bobot Basah tabel 3, menunjukkan bahwa rata-
Tajuk Tanaman Cabai Rawit
pada Aplikasi PGPR dan rata bobot buah pertanaman pada
Trichokompos. perlakuan PGPR 6 ml. l air-1 (p2)
Berdasarkan gambar 4,
menunjukkan nilai tertinggi sebesar
menunjukkan bahwa perlakuan
8,66 g dan tidak berbeda nyata
kombinasi trichokompos 450 g.
dengan perlakuan PGPR 9 ml. l air-1
-1 -1
lubang dan PGPR 6 ml. l air (t2t2)
(p3) dan perlakuan PGPR 3 ml. l air-1
memberikan rata-rata nilai tertinggi
(p1) tetapi berbeda nyata dengan
sebesar 5,14 g. Sedangkan nilai rata-
perlakuan tanpa PGPR (p0).

64
J. Agrotan 4(1) : 57 - 73, Maret 2018 ISSN : 2442-9015. e-ISSN : 2460-0075

5. Jumlah buah pertanaman


Tabel 4. Rata-rata Jumlah Buah
Pertanaman Tanaman Cabai
Rawit pada Aplikasi PGPR.
Rata-rata
Perlakuan Jumlah Buah NP-
6. Diameter buah
Tanaman BNT
Cabai Rawit Tabel 5. Rata-rata Diameter Buah
PGPR (p)
(Buah. tan-1)
Tanaman Cabai Rawit pada
p0 75b
p1 86,66a Aplikasi PGPR.
p2 94,66a 8,83
Rata-rata
p3 91,33a Perlakuan Diameter NP-
Keterangan: nilai yang diikuti huruf Buah BNT
yang berbeda (a,b) berarti
Tanaman
berbeda nyata pada taraf BNT α
= 0,05. PGPR (p) Cabai Rawit
(mm)
Berdasarkan uji lanjut pada p0 1,84b
tabel 4, menunjukkan bahwa rata- p1 2,00b
0,09
p2 2,02a
rata jumlah buah pertanaman pada
p3 1,95b
perlakuan PGPR 6 ml. l air-1 (p2) Keterangan : nilai yang diikuti huruf
menunjukkan nilai tertinggi sebesar yang berbeda (a,b) berarti
berbeda nyata pada taraf BNT
94,66 buah dan tidak berbeda nyata α = 0,05
dengan perlakuan PGPR 9 ml. l air-1 Berdasarkan uji lanjut pada
-1
(p3) dan perlakuan PGPR 3 ml. l air tabel 5, menunjukkan bahwa rata-
(p1) tetapi berbeda nyata dengan rata diameter buah pada perlakuan
perlakuan tanpa PGPR (p0). PGPR 6 ml. l air-1 (p2) menunjukkan
nilai tertinggi sebesar 2,02 mm dan
tidak berbeda nyata dengan
perlakuan PGPR 3 ml. l air-1 (p1) dan
perlakuan PGPR 9 ml. l air-1 (p3)

65
J. Agrotan 4(1) : 57 - 73, Maret 2018 ISSN : 2442-9015. e-ISSN : 2460-0075

tetapi berbeda nyata dengan


perlakuan tanpa PGPR (p0).

7. Panjang buah

8. Serapan unsur hara fosfor


Tabel 6. Persentase Serapan Unsur
Hara Fosfor (%) Tanaman
Cabai Rawit pada Aplikasi
PGPR.
Perlakuan Serapan Fosfor
Tanaman Cabai NP-
PGPR (p) Rawit (%) BNT
Gambar 7. Rata-rata Panjang Buah
Tanaman Cabai Rawit pada p0 0,081b
Aplikasi PGPR dan p1 0,097a
Trichokompos. p2 0,102a 0,010
p3 0,106a
Pada gambar 7, menunjukkan Keterangan: nilai yang diikuti huruf
yang berbeda (a,b) berarti
bahwa rata-rata panjang buah pada berbeda nyata pada taraf BNT α
kombinasi perlakuan trichokompos = 0,05

675 g. lubang-1 dan perlakuan PGPR Berdasarkan uji lanjut pada


-1
3 ml. l air (t3p1) memberikan rata- tabel 6, menunjukkan bahwa rata-
rata panjang buah terbesar yaitu 5,17 rata persentase serapan unsur hara
cm, sedangkan nilai rata-rata fosfor (P) pada perlakuan PGPR 9
terendah pada perlakuan kombinasi ml. l air-1 (p3) menunjukkan
trichokompos 675 g. lubang-1 dan persentase nilai tertinggi sebesar 0,
tanpa perlakuan PGPR (t3p0) sebesar 106% dan tidak berbeda nyata
3,97 cm. dengan perlakuan PGPR 6 ml. l air-1
(p2) dan perlakuan PGPR 3 ml. l air-1

66
J. Agrotan 4(1) : 57 - 73, Maret 2018 ISSN : 2442-9015. e-ISSN : 2460-0075

(p1) tetapi berbeda nyata dengan memberikan hasil terbaik pada


perlakuan tanpa PGPR. parameter serapan unsur hara fosfor.
B. Pembahasan Hal ini sesuai dengan pernyataan
Pertumbuhan dan Azzamy, (2015) dan (Lindung, 2014)
perkembangan suatu tanaman selain yang menyatakan bahwa bakteri
ditentukan oleh faktor lingkungan PGPR berfungsi melarutkan dan
dan genetik juga di pengaruhi oleh meningkatkan ketersediaan unsur
unsur hara yang tersedia untuk fosfor (P) dan Mangan (Mn) dalam
pertumbuhan tanaman. Unsur hara tanah serta meningkatkan
yang berada dalam jumlah berlebihan kemampuan tanaman dalam
atau melampaui batas optimum, juga menyerap unsur Sulfur (S). Dengan
akan berdampak negatif terhadap tersedianya nutrisi dan lingkungan
proses metabolisme tanaman dalam dan nutrien PGPR mampu
pertumbuhan dan perkembangannya. menjalankan aktifitasnya sehingga
Diketahui bahwa pemberian PGPR mampu mempengaruhi produktifitas
(Plant Growth Promothing tanaman.
Rhizobacteria) dan trichokompos PGPR merupakan pupuk
dengan dosis yang berbeda organik yang memanfaatkan kerja
berpengaruh terhadap pertumbuhan dari bakteri perakaran, berfungsi
dan produksi tanaman. sebagai pupuk untuk merangsang
1. Dosis PGPR pembentukan akar tanaman terutama
Berdasarkan hasil penelitian pada fase vegetatif dan pembenihan.
menunjukkan bahwa pemberian Tanaman cabai rawit dengan
dosis PGPR sebanyak 6 ml. l air-1 perlakuan PGPR memiliki nilai
memberikan hasil terbaik pada bobot buah yang lebih tinggi
parameter bobot basah akar, bobot dibandingkan dengan tanaman cabai
buah pertanaman, jumlah buah rawit tanpa PGPR. Mekanisme
pertanaman dan diameter buah secara langsung yang dilakukan oleh
terhadap pertumbuhan tanaman cabai PGPR yaitu dengan cara mensintesis
rawit. Selanjutnya aplikasi PGPR metabolit misalnya senyawa yang
dengan dosis 9 ml. l air-1 merangsang pembentukan

67
J. Agrotan 4(1) : 57 - 73, Maret 2018 ISSN : 2442-9015. e-ISSN : 2460-0075

fitohormon seperti indole acetic acid IAA, sitokinin dapat merangsang


(IAA), atau dengan meningkatkan pembelahan sel secara cepat
pengambilan nutrisi tanaman. (Tjondronegoro dkk. 1989) sehingga
PGPR adalah koloni jenis pembentukan bobot buah bisa lebih
mikroorganisme rhizosfer yang dapat baik. Menurut Minosky (2008),
dieksplorasi dari perakaran bambu bakteri P. fluorescens menunjukan
diketahui lebih banyak ditemukan adanya kolonisasi pada perakaran
bakteri Bacillus sp. ,Pseudomonas tanaman dan dapat mengikat fosfor
fluorescences dan juga jamur yang dapat meningkatkan hasil,
Trichoderma sp. (Ayi kuswana, menambah jumlah bunga, menambah
2017). Berdasarkan hasil penelitian jumlah buah dan berat buah cabai.
menunjukkan bahwa perlakuan
PGPR 9 ml. l air-1 menghasilkan 2. Dosis trichokompos
serapan unsur hara fosfor tertinggi Berdasarkan hasil penelitian
yaitu 0,106%. hal ini menunjukkan menunjukkan bahwa pemberian
bahwa aplikasi PGPR mampu dosis trichokompos sebesar 450 g.
meningkatkan serapan unsur hara lubang-1 memberikan hasil terbaik
fosfor pada parameter berat basah pada jumlah daun tanaman cabai
akar, bobot buah pertanaman, jumlah rawit. Hal ini sesuai dengan
buah pertanaman dan diameter buah. pernyataan Nyapka dkk., (1988)
Selain itu perlakuan PGPR mampu menyatakan bahwa proses
melarutkan fosfat dan memproduksi pembentukan daun tidak terlepas dari
fitohormon sehingga tersedia secara peranan unsur hara seperti nitrogen
langsung untuk meningkatkan dan fosfor yang tersedia bagi
pertumbuhan tanaman cabai rawit. tanaman. Menurut Gardner dkk.,
PGPR P. fluorescens dapat (1991), kalium berperan sebagai
menghasilkan hormon auksin yang aktivator yang penting dalam reaksi
dapat merangsang pembentukan fotosintesis dan respirasi, sehingga
buah, sedangkan B. subtilis dapat mengatur serta memelihara
menghasilkan hormon sitokinin potensi osmotik dan pengambilan air
(Timmusk dkk., 1999), jika bersama yang mempunyai pengaruh positif

68
J. Agrotan 4(1) : 57 - 73, Maret 2018 ISSN : 2442-9015. e-ISSN : 2460-0075

terhadap pembukaan dan penutupan Serapan hara P yang tinggi


stomata. Pemberian kompos membantu dalam pembentukan inti
Trichoderma sp. mampu sel, selain itu mempunyai peran
menyediakan unsur hara bagi penting bagi perkembangan jaringan
tanaman juga mampu memperbaiki meristem. Ketersediaan P yang tinggi
struktur tanah, menjadikan agregat dalam larutan tanah akibat dari
atau butiran tanah menjadi besar dan pemupukan P memungkinkan
mampu menahan air sehingga aerase penyerapan hara yang tinggi oleh
di dalamnya menjadi lancar, serta tanaman.
membantu proses laju fotoseintesis Pupuk trichokompos adalah
yang akan memacu pertumbuhan pupuk yang terbuat dari bahan-bahan
tanaman. organik baik hewan maupun
Pada hasil penelitian tumbuhan yang telah terdekomposisi
menunjukkan bahwa serapan unsur sempurna oleh mikroorganisme
hara fosfor tanaman cabai rawit tidak dekomposer dalam hal ini adalah
berpengaruh nyata pada perlakuan Trichoderma sp. Pupuk
trichokompos. Serapan unsur hara trichokompos mengandung unsur
fosfor yang tidak berpengaruh nyata hara yang dibutuhkan oleh tanaman
disebabkan oleh rendahnya baik unsur hara makro maupun
pemberian dosis trichokompos mikro. Disamping kemampuan
tersebut, sehingga perlu dilakukan sebagai pengendali hayati,
penambahan dosis trichokompos Trichoderma sp. memberikan
untuk memenuhi kebutuhan serapan pengaruh positif terhadap perakaran
unsur hara terhadap pertumbuhan tanaman, pertumbuhan tanaman,
tanaman cabai rawit. Hal ini hasil produksi tanaman. Sifat ini
didukung oleh Nurlenawati dan menandakan bahwa juga
Nimih (2010), fosfor dibutuhkan Trichoderma sp. berperan sebagai
oleh tanaman cabai merah karena Plant Growth Enhancer (Herlina
fosfor merupakan unsur pokok pada dkk., 2009).
waktu generatif khususnya untuk Unsur hara N dan P
pembentukan bunga, buah dan biji. merupakan unsur hara yang sangat

69
J. Agrotan 4(1) : 57 - 73, Maret 2018 ISSN : 2442-9015. e-ISSN : 2460-0075

mobil dalam jaringan tanaman dibandingkan dengan perlakuan


sehingga bila kekurangan hara tanpa PGPR.
tersebut maka akan segera Rahni (2012), mengemukakan
dilokasikan pada bagian tanaman bahwa PGPR dapat memproduksi
yang muda. Peranan unsur hara N fitohormon yaitu IAA, sitokinin,
dan P pada masa vegetatif seimbang giberelin, etilen dan asam absisat,
tetapi ketika memasuki masa dimana IAA merupakan bentuk aktif
generatif maka peranan P lebih dari hormon auksin yang dijumpai
dominan karena P sangat diperlukan pada tanaman dan berperan
dalam proses pembentukan bunga, meningkatkan kualitas dan hasil
buah dan biji. Sehingga dibutuhkan panen. (Fauziah, 2016) dalam
kedua unsur hara tersebut dalam penelitiannya menyatakan bahwa
proses pertumbuhan dan PGPR berpengaruh nyata terhadap
perkembangan suatu tanaman. umur berbunga, umur berbuah, umur
3. Interaksi PGPR dan trichokompos panen pertama dan bobot buah
Berdasarkan dari hasil pertanaman dengan perlakuan PGPR
penelitian menunjukkan bahwa dibandingkan dengan perlakuan
interaksi aplikasi trichokompos tanpa PGPR.
dengan dosis 450 g. lubang-1 dan Pada hasil penelitian
kombinasi dosis PGPR 6 ml. l air-1 menunjukkan bahwa interaksi antara
memberikan hasil terbaik terhadap perlakuan PGPR dan trichokompos
parameter jumlah daun pada tidak berbeda nyata pada serapan
pertumbuhan dan hasil tanaman unsur hara fosfor. Hal ini
cabai rawit. Hal ini didukung oleh dikarenakan unsur P lebih tersedia
Fauziah (2016) dalam penelitiannya dari pemberian trichokompos
menyatakan bahwa PGPR terformulasi yang menyebabkan
berpengaruh nyata terhadap umur tanaman mempercepat awal
berbunga, umur berbuah, umur panen pembentukan buah sehingga
pertama dan bobot buah pertanaman mempercepat umur panen tanaman
dengan perlakuan PGPR cabai rawit. Hal ini sesuai dengan
pendapat Viveros dkk., (2010),

70
J. Agrotan 4(1) : 57 - 73, Maret 2018 ISSN : 2442-9015. e-ISSN : 2460-0075

dengan tersedianya unsur hara bagi pertumbuhan tanaman, namun


tanaman maka serapan unsur hara kandungannya di dalam tanaman
oleh tanaman akan meningkat, lebih rendah dibanding nitrogen (N),
sehingga memberikan pengaruh dan kalium (K). Tanaman menyerap
terhadap pertumbuhan dan produksi P dari tanah dalam bentuk ion fosfat,
tanaman. terutama H2PO4- dan HPO42- yang
Fosfor termasuk unsur hara terdapat dalam larutan tanah. Ion
makro yang sangat penting untuk H2PO4- lebih banyak dijumpai pada
tanah yang lebih masam, sedangkan jumlah buah pertanaman, dan
pada pH yang lebih tinggi (>7) diameter buah tanaman cabai
bentuk H2PO4- lebih dominan. Di rawit.
samping ion-ion tersebut, tanaman 2. Penggunaan trichokompos dengan
dapat menyerap P dalam bentuk dosis 450 g. lubang-1 tidak
asam nukleat, fitin, dan fosfothumat berpengaruh nyata dalam
(Hanafiah, 2007 ). Adanya interaksi meningkatkan serapan unsur hara
positif ini mempertegas bahwa fosfor pada tanaman cabai rawit.
ketersediaan N di tanah sangat 3. Terdapat interaksi antara
mempengaruhi serapan tanaman pemberian dosis PGPR 6 ml. l air-
1
terhadap P ataupun sebaliknya di dan dosis trichokompos 450 g.
mana ketersedian P di tanah akan lubang-1 yang dapat meningkatkan
mempengaruhi serapan tanaman jumlah daun, bobot basah akar,
terhadap N. bobot buah pertanaman, jumlah
KESIMPULAN buah pertanaman, dan diameter
Dari hasil penelitian menunjukkan buah tanaman cabai rawit.
bahwa :
1. Penggunaan PGPR dengan dosis 9
DAFTAR PUSTAKA
ml. l air-1 dapat meningkatkan
Aberar. 2011. Respon Tanaman
serapan unsur hara fosfor, dan Tomat Terhadap Dosis Pupuk
konsentrasi PGPR 6 ml. l air-1 Trichokompos Dan Interval
Waktu Pemberian Ekstrak
dapat meningkatkan bobot basah Nimba Di Lahan Sulfat
akar, bobot buah pertanaman, Masam. Skripsi Fakultas

71
J. Agrotan 4(1) : 57 - 73, Maret 2018 ISSN : 2442-9015. e-ISSN : 2460-0075

Pertanian Universitas Diseases: Principles,


Lampung, Lampung. Mechanisms of Action, and
Future Prospects. Applied
Amin Fazrul, Adiwirman, Yoseva and Environmental
Sri, 2015. Studi Waktu Microbiology 72(9): 4951-
Aplikasi Pupuk Kompos 4959.
Leguminosa Dengan
Bioaktivator Trichoderma sp. Fatimah Aisyah Nur Winar, 2014.
Terhadap Pertumbuhan dan Kefektifan Kombinasi Plant
Produksi Tanaman Cabai Growth Promoting
Merah (Capsicum frustescent Rhizobacteria dan Unsur
L.). departemen Of Mikro dalam Pengendalian
Agrotechnology, Faculty Of Penyakit Antraknosa pada
Agriculture, University Of Cabai Merah. Departemen
Riau. Proteksi Tanaman Fakultas
Pertanian Institut Pertanian
Ayi kuswana, 2017. Pengantar Bogor.
penegndalian penyakit hayati
tanaman. 2 ed. Jakarta: PT. Fauziah Aini Rohmawati, R.S. dan
Raja Grafindo Persada. K. 2016. Pengaruh
Pemberian PGPR (Plant
Azzamy. 2015. Pengertian dan
Growth Promoting
Fungsi PGPR (Plant Growth
Rhizobacteria) dan Kompos
Promoting Rhizobacteria)
Kotoran Kelinci terhadap
[Online]. Available at:
Hasil Tanaman Terung
http://mitalom.com/pengertia
(Solanum melongena L.).
ndan-fungsi-pgpr-plant-
Available at:
growthpromoting-
http://karyailmiah.fp.ub.ac.id/
rhizobacteria/ [Accessed: 15
bp/?p= 1430 [Accessed: 15
May 2016].
May 2016].
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi
Gardner, F. P. R. B. Pearce, R. L.
Sulawesi selatan, 2014.
Produksi Cabai Besar, Nitchell. 1991. Fisiologi
Cabai Rawit dan Bawang tanaman budidaya.
Merah Provinsi Sulawesi Universitas indonesia press.
Selatan. Berita Resmi Jakarta.
Statistik, No. 45/08/73 Th.
XVII. Diakses pada tanggal Hanafiah KA, 2007. Dasar-dasar
12 Oktober 2017. Ilmu Tanah. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Compant, S., B. Duffy, J. Nowak, C.
Cle’Ment, dan E. D. A. Hardjowigeno, S. 2007. Ilmu Tanah.
Barka. 2005. Use of Plant Akademika Pressindo. Jakarta.
GrowthPromoting Bacteria
for Biocontrol of Plant

72
J. Agrotan 4(1) : 57 - 73, Maret 2018 ISSN : 2442-9015. e-ISSN : 2460-0075

Hariyadi, 2012. Aplikasi Takaran /bursary.html). Diakses


Guano Walet Sebagai tanggal 22 september 2017.
Amelioran Dengan Interval
Waktu Pemberian terhadap Nyapka, M. Y., AM Lubis, M. A.
Pertumbuhan dan Hasil Cabe Pulungan, A. G. Amroh, A.
Rawit (Capsicum frustescent Munawar, G. B. Hong dan N.
L.) pada Tanah Gambut Hakim. 1988. Kesuburan
Pedalaman. Universitas tanah. Penerbit universitas
Lambung Mangkurat lampung. Bandar lampung.
Banjarbaru.
Samsudin. 2008. pengendalian hama
Herlina, L, dan Pramesti, D. 2009. dengan insektisida botani.
Penggunaan Kompos Aktif www.pertanian sehat.or.id
Trichoderma sp. dalam
Meningkatkan Pertumbuhan Made Dedik Setyadi, I Nengah
Tanaman Cabai. Fakultas Artha, Gusti Ngurah Alit
Matematika dan Ilmu Susanta Wirya, 2017.
Pengetahuan Alam Efektifitas Pemberian
Universitas Negeri Semarang. Kompos Trichoderma sp.
Terhadap Pertumbuhan
Ichwan, B. 2007. Pengaruh Dosis Tanaman Cabai (Capsicum
Trichokompos Terhadap annum L.). E-jurnal
Pertumbuhan dan Hasil Agroteknologi Tropika.
Tanaman Cabe Merah Program Studi
(Capsicum Annum L.). Jurnal Agroteknologi, Fakultas
Agronomi 11. (Diakses pada Pertanian, Universitas
bulan januari). Udayana Jl. PB. Sudirman
Denpasar 80362 Bali.
Lindung. 2014. Teknologi
Pembuatan dan Aplikasi Tjondronegoro, P. D., M.
Bakteri Pemacu Natasaputra, A. W. Gunawan,
Pertumbuhan Tanaman M. Djaelani, dan A. Suwanto.
(PGPR) dan Zat Pengatur 1989. Botani Umum. Bogor:
Tumbuh (ZPT) [Online]. PAU Ilmu Hayat Institut
Available at: Pertanian Bogor.
http://www.bppjambi.info/def
Viveros O. M, Jorquera M.A.,
ault.as p?v=news&id=589
Crowley D.E., Gajard G.
[Accessed: 15 May 2016].
And Mora M.L. 2010.
Minosky, 2008. Biocontrol Of Insect echanisms and practical
Pest By Microorganism Of considerations involved in
Graminae University Of plant growth promotion by
Otago. hizobacteria. J of Soil Science
(http://osms.otago.ac.nz/main

73
J. Agrotan 4(1) : 57 - 73, Maret 2018 ISSN : 2442-9015. e-ISSN : 2460-0075

Plant Nutrient 10 (3): 293– Kelinci Terhadap


319. Pertumbuhan dan Produksi
Tanaman Jagung Manis (Zea
Wulan Asri Nningrum, Karuniawan mays saccharata). Jurnal
Puji Wicaksono, Setyono Produksi Tanaman. Jurusan
Yudo Tyasmoro, 2007. Budidaya Pertanian,
Pengaru Plant Growth Universitas Brawijaya Jl.
Promoting Rhizobacteria Veteran, Malang 65145 Jawa
(PGPR) dan Pupuk Kandang Timur, Indonesia.

74

You might also like