Pengendalian Gulma Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Perkebunan Padang Halaban, Sumatera Utara
Pengendalian Gulma Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Perkebunan Padang Halaban, Sumatera Utara
Pengendalian Gulma Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Perkebunan Padang Halaban, Sumatera Utara
net/publication/326052977
CITATIONS READS
2 4,954
2 authors, including:
Hari Prasetyo
Stmik Amikom Yogyakarta
12 PUBLICATIONS 58 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Hari Prasetyo on 26 December 2018.
Pengendalian Gulma Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Perkebunan Padang
Halaban, Sumatera Utara
Weeds Control on Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq.) Plantation in Padang Halaban Estate,
North Sumatera
ABSTRACT
The Intership activity was started from February to June 2014 in Padang Halaban Estate, North
Sumatra. Observations of weed vegetation made with the analysis of vegetation in 4 blocks with different
planting years to get summed dominance ratio (SDR) and index of similarity using Bray-Curtis index of
similarity. The dominant weeds in 4 blocks belong to the group of grass. Weed vegetation in 4 blocks is not
homogeneous. Blocks that have high levels of weed vegetation similarity to the farthest sequentially is this
year plant, old mature plant, young mature plant and then immature plant. The cost of weed control in main
nursery is higher than in pre nursery. The cost of weed control in immature plant is higher than in mature
plant.
ABSTRAK
Kegiatan magang berlangsung dari bulan Februari hingga Juni 2014 di Perkebunan Padang
Halaban, Sumatera Utara. Pengamatan vegetasi gulma dilakukan dengan analisis vegetasi pada 4 blok
dengan tahun tanam yang berbeda untuk mendapatkan nisbah jumlah dominansi (NJD) dan koefisien
komunitas menggunakan indeks kesamaan Bray-Curtis. Gulma yang dominan pada 4 blok termasuk ke
dalam golongan rumput. Keempat blok memiliki vegetasi gulma yang tidak homogen. Blok yang memiliki
kesamaan vegetasi gulma terdekat hingga terjauh secara berurut adalah blok tanaman tahun ini, tanaman
menghasilkan tua, TM muda dan tanaman belum menghasilkan. Biaya pengendalian gulma di pembibitan
utama lebih tinggi dibandingkan pre nursery. Biaya pengendalian di TBM lebih tinggi dibandingkan TM.
Kata kunci: biaya, Kebun Padang Halaban, kelapa sawit, pengendalian gulma
dilaksanakan lebih diarahkan kepada aspek jumlah individu spesies gulma tertentu dalam
khusus pengendalian gulma. Terdapat beberapa petak sampel. BBM adalah bobot basah spesies
peranan yang berbeda bagi mahasiswa untuk gulma tertentu dalam petak sampel. FM adalah
setiap bulannya. jumlah petak sampel yang memuat spesies gulma
Satu bulan pertama mahasiswa bertugas tertentu.
sebagai karyawan harian lepas (KHL). Mahasiswa Data sekunder diperoleh dari arsip
melaksanakan kegiatan yang berubungan dengan perkebunan meliputi data kondisi kebun seperti
aspek teknis seperti persiapan lahan, penanaman, peta areal, jenis tanah, iklim, topografi, populasi
pembibitan, pemupukan, pengendalian gulma, tanaman, data produksi dan produktivitas, curah
pemangkasan, pemanenan dan pengangkutan hujan serta dosis rekomendasi herbisida pada
tandan buah segar (TBS). Mahasiswa kebun tersebut. Data standar dan target kebun
melaksanakan kegiatan magang sebagai meliputi pemeliharaan, pemanenan, produksi dan
pendamping mandor pada satu bulan berikutnya. tenaga kerja. Selain itu juga data non teknis
Kegiatan yang dilaksanakan terkait dengan aspek meliputi organisasi dan manajemen kebun.
manajerial. Kegiatan yang dilaksanakan sebagai Data yang diperoleh dianalisis
pendamping mandor meliputi pengawasan menggunakan metode deskriptif dengan
kegiatan di kebun, penentuan tenaga kerja dan membandingkan hasil yang diperoleh dengan
biayanya, penentuan dosis, konsentrasi, dan standar operasional dan aturan kerja yang berlaku.
jumlah bahan kimia yang digunakan, manajemen Dominansi jenis gulma dihitung dengan
pengendalian gulma, manajemen pemanenan, menggunakan Nisbah Jumlah Dominansi (NJD)
serta pembuatan laporan pertanggungjawaban. setiap jenis gulma yang diperoleh. NJD dihitung
Dua bulan terakhir mahasiswa dengan rumus (Fitriana et al. 2013):
melaksanakan kegiatan magang sebagai
pendamping asisten yang bertugas menyusun
rencana kerja harian dan bulanan, mengevaluasi
hasil kegiatan kebun, mengawasi semua pekerjaan
yang dilakukan di lapangan (kontrol lapangan) KN merupakan kerapatan nisbi yaitu nilai
untuk mengetahui cara penilaian hasil kerja KM spesies gulma tertentu dibagi total KM semua
mandor, dan membantu asisten dalam jenis gulma. BBN merupakan bobot basah nisbi
menyelesaikan administrasi kebun. Seluruh yaitu nilai BBM spesies gulma tertentu dibagi
rangkaian kegiatan dicatat pada jurnal harian total BBM semua jenis gulma. FN merupakan
kegiatan magang. frekuensi nisbi yaitu nilai FM spesies gulma
Data yang dikumpulkan dalam kegiatan tertentu dibagi total FM semua jenis gulma. NJD
magang ini adalah data primer dan data sekunder. menunjukkan kemampuan suatu jenis gulma
Pengumpulan data primer dilakukan melalui tertentu untuk menguasai sarana tumbuh yang
pengamatan pada saat mengikuti kegiatan di ada.
lapangan dengan cara mencatat seluruh kegiatan. Kemudian setiap blok dibandingkan
Data tersebut meliputi dominansi jenis gulma, tingkat kesamaan vegetasi gulmanya dengan
dosis dan konsentrasi herbisida yang digunakan, menghitung koefisien komunitas (KK)
organisasi pengendalian gulma, ketepatan menggunakan indeks kesamaan Bray-Curtis
pelaksanaan pengendalian, jumlah HK yang (Ludwig dan Reynolds 1988). KK dihitung
dibutuhkan dan estimasi biaya pengendalian per dengan rumus:
tahun.
Pengambilan data dominansi jenis gulma
dilakukan dengan analisis vegetasi dengan metode
kuadrat 50.cm x 50.cm yang diambil secara acak
tidak langsung. Pengambilan sampel dilaksanakan Nilai W adalah jumlah individu terendah
di 4 Blok dengan umur tanaman yang berbeda. dari spesies gulma yang terdapat di 2 blok yang
Blok tersebut diantaranya adalah blok Tanaman dibandingkan. Nilai a adalah jumlah semua
Tahun Ini (TTI), blok Tanaman Belum individu dari spesies gulma pada blok pertama,
Menghasilkan (TBM), blok Tanaman dan b adalah jumlah semua individu dari spesies
Menghasilkan (TM) muda (kurang dari 6 tahun), gulma pada blok kedua. KK menunjukkan tingkat
dan blok TM Tua. Di setiap blok dilakukan kesamaan antara 2 blok yang dibandingkan.
pengambilan 15 sampel. Data yang diambil pada Kemudian tingkat kesamaan tersebut ditampilkan
setiap sampel kuadrrat diantaranya adalah dalam bentuk dendrogram.
kerapatan mutlak (KM), bobot basah mutlak
(BBM) dan frekuensi mutlak (FM). KM adalah
Tabel 1. Nilai NJD gulma berdasarkan analisis vegetasi pada 4 blok yang berbeda tahun tanam
NJD per Lokasi (%)
No Jenis Gulma
TTI TBM TM muda TM Tua
Rumput
1 Axonopus compressus 37.30 8.35 11.34 29.72
2 Cynodon dactylon 6.09 1.98 32.47 3.19
3 Ottochloa nodosa 63.60 18.83
4 Paspalum conjugatum 2.48 0.68
5 Eleusine indica 2.88 7.29
6 Echinochloa colona 2.19
7 Setaria plicata 0.60
Subtotal 43.39 79.30 53.29 53.03
Daun lebar
8 Borreria alata 14.63 2.34 1.46 5.48
9 Urena lobata 12.25 2.97 2.26 3.69
10 Cleome rutidosperma 4.41 6.45 3.79
11 Melastoma malabathricum 3.15
12 Mimosa pudica 2.77 0.78 3.48 2.23
13 Ageratum conyzoides 0.55 0.60
14 Asystasia intrusa 0.53 1.81
15 Phyllanthus niruri 0.52 0.72 1.10
16 Euphorbia hirta 0.69 1.62
17 Amaranthus spinosus 4.22
18 Singonium sp. 0.49 14.01
19 Peperomia pellucida 0.59
20 Mimosa invisa 1.26
21 Clidemia hirta 1.28
22 Kacangan 0.62
23 Kentosan 6.75 1.40 1.06 0.72
Subtotal 45.58 17.17 18.97 30.99
Teki
24 Cyperus kyllingia 9.15 3.53 22.80 10.71
25 Cyperus rotundus 1.32 4.94
26 Cyperus iria 0.56
Subtotal 11.03 3.53 27.74 10.71
Pakis
27 Nephrolepis biserrata 2.72
28 Stenochlaena palustris 1.32
29 Diplazium asperum 1.22
Subtotal 5.27
Total 100.0 100.0 100.0 100.0
Efek dari herbisida yang diberikan tidak Nursery dikendalikan hanya secara manual
bereaksi menyeluruh pada gulma sehingga gulma dengan cara dicabut tanpa pengendalian secara
dapat tumbuh kembali. Hal tersebut berakibat kimiawi. Pre Nursery tidak memerlukan areal
pada penggunaan herbisida dan tenaga kerja yang yang begitu luas sehingga tidak memerlukan
sia-sia. tenaga kerja dalam jumlah yang banyak,
sedangkan pengendalian gulma di Main Nursery
Penggunaan Alat Pelindung Diri dilakukan secara manual dan kimiawi
menggunakan herbisida untuk mengendalikan
Tenaga kerja pengendalian gulma, gulma di antara Polybag.
khususnya tenaga semprot diharuskan memakai
APD secara lengkap, tetapi dalam pelaksanaannya Tabel 3. Estimasi biaya pengendalian gulma di
banyak tenaga kerja yang tidak memakai secara pembibitan
lengkap (Gambar 3). Tenaga semprot hanya Tahapan Biaya (Rp 1000 bibit-1 tahun-1)
memakai baju pelindung dan masker tanpa Pre Nursery 142 885
pelindung wajah, sarung tangan dan apron. Main
Pelindung wajah yang berbahan plastik tembus Nursery 451 352
pandang tidak digunakan dengan alasan Total 594 237
menyulitkan bernafas dan menghalangi
pandangan karena uap air dari pernafasan. Sarung Biaya pengendalian di TBM lebih tinggi
tangan dan apron dinilai menyulitkan pelaksanaan dibandingkan TM. Hal tersebut disebabkan
semprot karena membuat panas. Asisten dan populasi gulma pada TBM lebih tinggi
mandor 1 beberapa kali mengingatkan mandor dibandingkan TM. Populasi gulma yang tinggi
semprot saat lingkaran pagi untuk mengawasi tentu memerlukan biaya pengendalian yang lebih
penggunaan APD, namun dalam pelaksanaannya tinggi. Biaya pengendalian yang tinggi pada TBM
mandor semprot membiarkan tenaga semprotnya adalah pengendalian secara manual. Pengendalian
tidak memakai APD secara lengkap. tersebut adalah garuk piringan. Garuk piringan di
lahan TBM dilakukan dengan rotasi 6 kali dalam
satu tahun.