Kualitas Air Minum Depot Isi Ulang Berdasarkan Persyaratan Mikrobiologi

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 4

KUALITAS AIR MINUM DEPOT ISI ULANG BERDASARKAN

PERSYARATAN MIKROBIOLOGI

Sintiya Anugrah R.L


Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Makassar
Email : [email protected]

ABSTRACT
Every depot is obliged to do inspection of product quality prescribed by the regulations,
but not one even also from nine drinking water depot in District of Bungus do the mentioned.
Diarrhea is one of the disease that cause by bad quality water product. Diarrhea morbidity rate in
the Bungus District is second highest in Padang City. This Research aim to to know the drinking
water quality produced by drinking water refill depot in the Bungus District based on
microbiological requirements. Methods: Population of this research is drinking water refill
depots in the Bungus District of Padang city and sample of this research is all of existing
population, that is nine drinking water depot. Research executed in 2 phase that is intake of water
sample with gallon at the same time do observation of the factor that influencing the quality of
water and mikrobiological test with Most Probable Number Test ( MPN) to the sampel which
consist of three test, that is presumtive test, konfirmative test, and complete test. Result: Five
from nine sample contain coliform bacteria and three from five the sampel also contain E. coli.
Conclusion: This matter indicate that 55,6% drinking water refill depot in District of Bungus
produce drinking water which its quality don’t fulfill microbiological requirements which have
been specified by government. Some factor able to influence is standard water, condition of
depot, hygiene of operator, and handling to place of buyer.
Keywords: Drinking water refill depots, mikrobiological test

ABSTRAK
Setiap depot air minum wajib melakukan pemeriksaan mutu produk sesuai dengan
peraturan yang berlaku, namun tidak satupun dari sembilan depot air minum di Kecamatan
Bungus melakukan hal tersebut. Diare adalah salah satu penyakit yang disebabkan oleh air
minum yang tidak berkualitas. Morbiditas rate diare di Kecamatan Bungus tertinggi ke-2 di Kota
Padang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas air minum yang dihasilkan depot air
minum di Kecamatan Bungus berdasarkan persyaratan mikrobiologi. Metode Penelitian:
Populasi pada penelitian ini adalah air minum yang berasal dari depot air minum isi ulang di
Kecamatan Bungus Padang dan sampel pada penelitian ini adalah seluruh populasi yang ada,
yaitu sembilan sampel. Penelitian dilaksanakan dalam 2 tahap yaitu pengambilan sampel air
dengan galon air sekaligus observasi faktor yang mempengaruhi kualitas air dan pemeriksaan
mikrobiologis dengan Most Probable Number Test (MPN) terhadap sampel yang terdiri dari tiga
tes, yaitu presumptive test, confirmative test, dan complete test. Hasil Penelitian: Lima dari
sembilan sampel mengandung bakteri Coliform dan tiga dari lima sampel tersebut juga
mengandung E. coli. Kesimpulan: Hal ini menunjukkan bahwa 55,6% depot air minum di
Kecamatan Bungus menghasilkan air minum yang kualitasnya tidak memenuhi persyaratan
mikrobiologi yang telah ditetapkan pemerintah. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
adalah air baku, kondisi depot, kebersihan operator, dan penanganan terhadap wadah pembeli.
Kata kunci: Depot air minum isi ulang, pemeriksaan mikrobiologis

1. PEMBAHASAN
Air merupakan kebutuhan yang mendasar dan sangat diperlukan oleh manusia, hewan
maupun tumbuhan. Oleh manusia air dimanfaatkan untuk berbagai keperluan hidup seperti
minum, mandi, memasak, mencuci dan keperluan lainnya. Kebutuhan akan air untuk keperluan
sehari-hari berbeda untuk tiap tempat dan tiap tingkatan kehidupan artinya semakin tinggi taraf
kebutuhan hidup manusia, semakin meningkat pula jumlah air yang diperlukan.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan (PERMENKES) No. 492 Tahun 2010, Air minum
adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat
kesehatan dan dapat langsung diminum. kecenderungan penggunaan air minum isi ulang oleh
masyarakat di perkotaan semakin meningkat, salah satu penyebabnya adalah pencemaran air
tanah yang semakin parah hingga saat ini. Air minum isi ulang adalah salah satu jawaban
pemenuhan kebutuhan air minum masyarakat yang murah dan praktis. Hal ini yang menjadi
alasan mengapa masyarakat memilih air minum isi ulang untuk dikonsumsi. Air minum isi ulang
adalah salah satu jenis air minum yang dapat langsung diminum tanpa dimasak terlebih dahulu,
karena telah mengalami proses pemurnian baik secara penyinaran ultraviolet, ozonisasi, ataupun
keduanya.

Pada era sekarang ini kesadaran masyarakat untuk mendapatkan air yang memenuhi
syarat kesehatan semakin meningkat. Seiring dengan hal tersebut maka dewasa ini semakin
menjamur pula depot air minum isi ulang (DAMIU) yang menyediakan air siap minum. Namun
tidak semua depot air minum isi ulang (DAMIU) dikelola dengan baik sesuai persyaratan
permenkes nomor 492/menkes/per/IV/2010tentang persyaratan kualitas air minum baik
parameter fisika, kimia maupun biologi. Parameter fisika adalah salah satu parameter yang
digunakan untuk mengukur kadar kualitas air yang berhubungan dengan fisika seperti
suhu,kecepatan arus, kecerahan dan tinggi air,kecerahan, kedalaman, warna air, kekeruhan,
salinitas, TDS (total dissolved solid) atau TSS (total suspended solid). Parameter kimia adalah
parameter yang sangat penting untuk menentukan air tersebut dikatakan baik atau
tidak.Parameter kimia meliputi dissolved oxygen (DO), pH, amoniak, nitrat, nitrit,kesadahan,
sulfat maupun logam.

Parameter biologi meliputi ada atau tidaknya bahan organik atau mikroorganisme seperti
bakteri coli, virus, bentos dan plakton. Organisme yang peka akan mati di lingkungan air yang
tercemar. Bakteri patogen yang memengaruhi kualitas air sesuai Kepmenkes yaitu bakteri
coliform, seperti Escherichia coli, Clostridium perfringens, dan Salmonella. Bakteri coliform
adalah golongan bakteri intestinal, yaitu hidup didalam saluran pencernaan manusia. Bakteri
coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik lain. Lebih tepatnya, bakteri
coliform fekal adalah bakteri indikator adanya pencemaran bakteri patogen.Penentuan coliform
fekal menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positif
dengan keberadaan bakteri pathogen E. coli jika masuk ke dalam saluran pencernaan dalam
jumlah banyak dapat membahayakan kesehatan. Walaupun E. coli merupakan bagian dari
mikroba normal saluran pencernaan, tapi saat ini telah terbukti bahwa galur-galur tertentu
mampu menyebabkan gastroenteritis taraf sedang hingga parah pada manusia dan hewan.
Sehingga, air yang akan digunakan untuk keperluan sehari-hari berbahaya dan dapat
menimbulkan penyakit infeksi. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan penelitian
mengenai uji kualitas depot air minum isi ulang di wilayah Tangerang Selatan sehingga dapat
diketahui layak atau tidak untuk dikonsumsi sesuai dengan baku mutu yang ditetapkan.

Hasil penelitian kualitas bakteriologi pelbagai sarana air minum menunjukkan air minum
telah tercemar E. coli dan total koliform. Penelitian Tabor et al,5 di Ethiopia terhadap kualitas air
minum menunjukkan 45,7% tercemar koliform. Penelitian Eshcol et al,6 di India menunjukkan
36% air minum rumah tangga tidak memenuhi syarat bakteriologi. Hasil penelitian Anwar,
et al,7 menyatakan bahwa 37,2% air minum telah tercemar bakteriologi di Lahore. Hasil
penelitian Admassu, et al,8 menunjukkan 50% air minum telah tercemar bakteri di Gondar.
Penelitian Suprihatin dkk,9 di 10 kota besar di Indonesia menunjukkan 34% sampel tidak
memenuhi sedikitnya satu parameter kualitas air minum dan 16% sampel tercemar bakteri
koliform. Hasil pemeriksaan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tahun 2003 terhadap
mutu air produksi DAM di lima kota (95 depot) menyatakan bahwa 19% tidak memenuhi syarat
mikrobiologis (E. coli/total koliform/Salmonella).

KESIMPULAN
Dalam proses pengolahan air, peralatan harus berfungsi dengan baik, mampu mengolah
air baku untuk mereduksi kandungan partikel-partikel fisik, kimiawi yang tinggi dan membunuh
mikroorganisme yang berbahaya, sehingga produksi air siap minum memenuhi syarat. Untuk
memenuhi kualitas air minum, perlu dilakukan pemeriksaan kualitas di laboratorium, dengan
indikator bahwa apabila dalam sampel air ditemukan bakteri Coliform atau E. coli, maka air
tersebut tidak memenuhi persyaratan kualitas air minum .
DAFTAR PUSTAKA

You might also like