Praktikum Penjerbihan Air-Sari
Praktikum Penjerbihan Air-Sari
Praktikum Penjerbihan Air-Sari
2, Juli 2016
(Jurnal Kimia dan Pendidikan) e-ISSN 2502-4787
*e-mail: [email protected]
Abstract: A problem can be solved by using creative atittude which includes as creativity
framer. The creative attitude can be developed in the process of learning at school. Creative
Attitude developmenton colloid roles lab water purificationcan be implemented through
the application of CBLmodel in the learning process. This research was purposed to describe
the students activity by implementing the CBL model on lab water purification and to obtain
the depiction of students’ creative attitude. The research method used in this study was an
experimental class. The subject research of this study were the students of XI IPA 1 at SMP
Mekar Arum Bandung which amounts to 30 students. The instument used in this study were
learning description, observation sheet of learning process, worksheet, assessement
worksheet,and the questionnaire of creative attitude. Students learning activity that
implement the CBL model was held effectively. In general, the students’ creative attitude
develompent was considered good. Based on the observation sheet, the students’ highest
score that was described as good was implemented on the inquiring sub-indicator, and the
score was 63,4%. While based on the questionnaire, the students’ highest score that was
described as strongly good was in the sub-indicator of respecting freedom that require
responsibility, and the score was 73,3%. The implementation of CBL model is advisable to
be used on the other practical.
Keywords: Lab water purification; creative attitude
Abstrak: Suatu permasalahan dapat diselesaikan dengan menggunakan sikap kreatif yang
merupakan salah satu pembentuk kreativitas. Sikap kreatif dapat dikembangkan dalam
pembelajaran di sekolah. Pengembangan sikap kreatif pada praktikum penjernihan air dapat
dilakukan melalui penerapan model Context Based Learning (CBL) pada proses
pembelajaran. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsikan aktivitas siswa
dengan menerapkan model CBL pada praktikum penjernihan air dan memperoleh gambaran
sikap kreatif siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kelas. Subjek
penelitiannya yaitu siswa kelas XI IPA 1 SMA Mekar Arum Bandung sebanyak 30 siswa.
Instrumen yang digunakan yaitu deskripsi pembelajaran, lembar observasi proses
pembelajaran, LKS, lembar penilaian kinerja, lembar observasi dan kuesioner sikap kreatif.
Aktivitas pembelajaran siswa menggunakan model CBL berlangsung dengan sangat baik.
Secara keseluruhan pengembangan sikap kreatif adalah baik. Berdasarkan lembar observasi
jumlah siswa tertinggi yang mendapatkan nilai baik ialah pada sub indikator
mempertanyakan segala sesuatu yaitu 63,4%. Berdasarkan kuesioner jumlah siswa tertinggi
dengan kategori sangat kuat pada sub indikator menghargai kebebasan tapi tahu bahwa
124
125 EduChemia,Vol.1, No.2, Juli 2016 Sari, Ratnasari dan Farida
kebebasan menuntut tanggung jawab yaitu 73,3%. Penerapan model CBL sebaiknya
digunakan pada konsep yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.
Kata kunci: Praktikum penjernihan air; sikap kreatif
kejadian alam dan erat kaitannya dalam untuk mengingat prinsip dan hukum
kimia sangat erat dengan kehidupan penguasaan konsep, kurang terfokus pada
sehari-hari, salah satu konsep kimia yang pengembangan sikap kreatif siswa. Guru
hari adalah aplikasi koloid yaitu atau pendekatan yang tidak memfasilitasi
permasalahan yang akan terjadi di masa satu alternatif model pembelajaran yang
depan. Sikap kreatif perlu dikembangkan dapat mengembangkan sikap kreatif ialah
e-ISSN 2502-4787
Pengembangan Sikap Kreatif Siswa 126
e-ISSN 2502-4787
127 EduChemia,Vol.1, No.2, Juli 2016 Sari, Ratnasari dan Farida
tertantang oleh kemajemukan dengan sub kuantitatif. Subjek dalam penelitian ini
indikator mencari penyelesaian tanpa adalah siswa kelas XI IPA 1 di SMA
bantuan orang lain dan berusaha terus Mekar Arum Bandung. Jumlah siswa 30
menerus agar berhasil. 4) Sifat berani orang yang terdiri dari 8 orang laki-laki
mengambil resiko dengan sub indikator dan 22 orang perempuan, masing-masing
berani mempertahakan gagasan atau dibagi menjadi 8 kelompok.Untuk
pendapatnya walaupun mendapat menganalisis permasalahan yang diteliti
tantangan atau kritik, bersedia mengakui maka dilaksanakan 3 tahap yaitu tahap
kesalahan-kesalahannya, berani persiapan,tahap pelaksanaan serta tahap
mengajukan pertanyaan atau pengolahan dan analisis data. Analisi data
mengemukakan masalah yang tidak untuk sikap kreatif merujuk pada analisis
dikemukakan orang lain, tidak mudah data keterampilan berpikir tingkat tinggi
dipengaruhi orang lain, dan berani dari Crowl (Crowl dkk. 1997). Instrumen
mencoba hal-hal baru. 5) Sifat yang digunakan ialah deskripsi
menghargai dengan sub indikator pembelajaran, LKS, lembar observasi
menghargai hak-hak sendiri dan hak-hak aktivitas guru dan siswa, catatan
orang lain, menghargai makna orang observasi, lembar observasi sikap kreatif,
lain,menghargai kebebasan tetapi tahu kuesioner sikap kreatif, dan penilaian
bahwa kebebasan menuntut tanggung kinerja siswa. Semua instrumen yang
jawab, dan menghargai kesempatan- digunakan telah diuji oleh tiga dosen
kesempatan yang diberikan. yang ahli dalam bidangnya. Setelah
dinyatakan valid, instrumen penelitian di
METODE uji cobakan dengan melakukan uji coba
Penelitian ini dilakukan dengan terhadap mahasiswa kimia semester VIII
menggunakan metode penelitian kelas. kelas B sebanyak 10 orang.
Sedangkan desain penelitian yang
digunakan ialah one shot case study. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tujuan dari metode ini adalah untuk Deskripsi Proses Pembelajaran dengan
meneliti permasalahan di dalam kelas, Menggunakan Model Context Based
Learning pada Praktikum Penjernihan
sehingga hasil penelitiannya dapat
air
digunakan untuk menyempurnakan
Pembelajaran dengan model
kualitas proses pembelajaran. Jenis data
pembelajaran Context Based Learning
yang diperoleh ialah data kualitatif dan
e-ISSN 2502-4787
Pengembangan Sikap Kreatif Siswa 128
terdiri dari empat tahapan yaitu questions kelompok dengan wacana (peranan
(memberikan fenomena peranan koloid koloid dalam penjernihan air dan
dan pertanyaan melalui LKS), answers pembuatan sabun)s. Pada saat membaca
(menjawab pertanyaan pada tahap wacana pada LKS masih terdapat siswa
sebelumnya), selecting informations yang kurang fokus dalam membaca
(mencari informasi dari buku dan sumber wacana. Setelah siswa membaca wacana
lain untuk menjawab pertanyaan pada dalam LKS guru membimbing siswa
LKS) dan applications (melakukan untuk menganalisis wacana tersebut
praktikum serta menjawab pertanyaan sehingga siswa dapat memahami isi dari
dalam LKS). Pada setiap tahapan Context wacana dan menuliskan pertanyaan pada
Based Learning dikembangkan indikator kolom yang disediakan pada LKS. Secara
sikap kreatif yang berbeda-beda. keseluruhan keterlaksanaan proses
Tahapan-tahapan tersebut dapat dianalisis pembelajaran pada tahap ini sebesar 88%
berdasarkan hasil observasi di kelas dan dapat dinyatakan sanga baik. Nilai
mengenai proses pembelajaran yang rata-rata LKS untuk tahap questions
terdiri dari aktivitas guru dan siswa. berdasarkan kelompok belajar untuk
Adapun kegiatan yang dilakukan selama semua kelompok ialah 100 dengan
proses pembelajaran berlangsung dengan kategori sangat baik.
menggunakan model Context Based b) Tahap Answers
Learning untuk setiap tahapan Pada tahap answers siswa
mendapatkan nilai rata-rata 86% dan menuliskan prediksi jawaban pada LKS
dapat dikategorikan sangat baik. Berikut
dari pertanyaan yang sebelumnya pada
ini adalah deskripsi penerapan model tahap questions dan dikerjakan secara
Context Based Learning dengan empat bersama-sama dengan kelompoknya
orang observer untuk setiap tahapannya masing-masing. Berdasarkan hasil
ialah sebagai berikut:
observasi pada saat pembelajaran
a) Tahap Questions berlangsung, siswa berdiskusi dengan
Pada tahap questions guru baik dalam menjawab pertanyaan pada
merangsang dan menggali pengetahuan tahapini. Secara keseluruhan
awal siswa dengan memberikan wacana keterlaksanaan proses pembelajaran pada
pada LKS berisi fenomena dalam tahap ini yaitu 100% dan dapat
kehidupan sehari-hari tentang peranan dinyatakan sanga baik. Nilai nilai rata-
koloid. Pada pemberian LKS ini 4 rata LKS pada tahap ini yaitu 100 untuk
e-ISSN 2502-4787
129 EduChemia,Vol.1, No.2, Juli 2016 Sari, Ratnasari dan Farida
semua kelompok dan dapat dinyatakan Setelah siswa mengisi pertanyaan LKS
sangat baik. berupa judul, tujuan, alat, bahan dan
prosedur praktikum, kemudian siswa
c) Tahap Selecting Informations
melaksanakan praktikum dengan
Pada tahap selecting informations
kelompoknya masing-masing. Semua
kegiatan siswa ialah merancang
anggota kelompok ingin mencoba
praktikum yang akan dilaksanakan
melakukan praktikum sehingga siswa
meliputi judul, tujuan, alat, bahan, dan
secara bergantian melaksanakan
prosedur praktikum dengan cara
praktikum dan terjadi kegaduhan serta
berdiskusi dengan kelompoknya masing-
kurang tertib. Pada saat praktikum
masing dengan mencari informasi dari
berlangsung selain berdiskusi dengan
buku atau sumber lain. Setelah siswa
temannya, siswa bertanya kepada guru
selesai mengerjakan LKS, hasil diskusi
tentang hal yang mereka tidak mengerti.
dipresentasikan di depan kelas dan
Banyak siswa yang menyiapkan alat dan
mendapatkan konfirmasi dari guru
bahan dari kehidupan sehari-hari. Pada
tentang rancangan praktikum yang telah
tahap ini, siswa mencoba hasil dari
dibuat. Secara keseluruhan
praktikumnya. Setelah selesai
keterlaksanaan proses pembelajaran pada
melaksanakan praktikum, siswa mengisi
tahap ini yaitu 81% dan dapat dinyatakan
pertanyaan yang terdapat pada LKS dan
sangat baik. Sebagian siswa pada saat
mempresentasikan hasil praktikumnya di
teman sekelasnya presentasi di depan
depan kelas. Secara keseluruhan aktivitas
kelas tidak semua memperhatikan dengan
keterlaksanaan proses pembelajaran pada
baik. Nilai rata-rata LKS pada tahap ini
tahap ini yaitu 75% dan dapat dinyatakan
yaitu 76 untuk semua kelompok dan
baik. Nilai rata-rata LKS pada tahap ini
dapat dinyatakan baik.
yaitu 82 untuk semua kelompok dan
d) Tahap Applications
dapat dinyatakan baik. Kinerja siswa
Tahap applications dilaksanakan
pada saat melaksanakan praktikum dinilai
pada pertemuan kedua. Setiap kelompok
oleh observer dengan menggunakan
melaksanakan praktikum dengan
lembar observasi penilaian kinerja, nilai
melakukan penjernihan air tetapi cara
rata-rata kinerja siswa ialah 84 dan
yang mereka lakukan berbeda-beda.
dikategorikan sangat baik.
e-ISSN 2502-4787
Pengembangan Sikap Kreatif Siswa 130
Analisis Sikap Kreatif Siswa pada indikator rasa ingin tahu berdasarkan
Model Pembelajaran Context Based
lembar observasi. Jumlah siswa yang
Learning (CBL)
mendapatkan nilai baik pada sub
Sikap kreatif siswa dapat diukur
indikator bersedia mengakui kesalahan-
dengan menggunakan lembar observasi
kesalahannya ialah 43,3% dan ini
sikap kreatif yang diisi oleh peneliti
merupakan nilai tertinggi pada sub
dengan melihat langsung sikap siswa
indikator sifat berani mengambil resiko.
pada saat proses pembelajaran dan
melihat hasil dokumentasi. Selain itu,
diukur dengan menggunakan kuesioner
yang berisi pertanyaan-pertanyaan
tentang sikap kreatif siswa. Indikator
sikap kreatif yang diukur ialah lima
indikator dengan enam belas sub
Keterangan:
indikator. Berikut analisis presentase Indikator Rasa Ingin Tahu
a = M empertanyakan segala sesuatu
sikap kreatif dengan menggunakan b = Senang menjajaki buku-buku dan sebagainya
untuk mencari gagasan-gagasan baru
lembar observasi dan kuesioner. c = M enggunakan semua panca indranya untuk
mengenal
a) Analisis Sikap Kreatif Siswa Indikator S ifat Berani Mengambil Resiko
d = Berani mempertahankan gagasan atau
Berdasarkan Lembar Observasi dari pendapatnya walaupun mendapat tantangan
atau kritik
empat orang boserver e = Bersedia mengakui kesalahan-kesalahannya
f = Tidak mudah dipengaruhi orang lain
Sikap kreatif yang diukur dengan
Gambar 1. Diagram Presentase JumlahSiswa
menggunakan lembar observasi terdiri 2 Berdasarkan Kategori Sikap Kreatif untuk Tiap
Sub Indikator (N=30 Siswa)
indikator dengan 6 sub indikator.
Presentase jumlah siswa berdasarkan
b) Analisis Sikap Kreatif Berdasarkan
kategori sikap kreatif yang mendapatkan
Kuesioner (Angket)
nilai kurang, sedang, dan baik untuk
Sikap kreatif yang diukur dengan
setiap sub indikator dapat dilihat pada
menggunakan kuesioner terdapat lima
gambar 1.
indikator dengan sepuluh sub indikator.
Berdasarkan gambar 1 jumlah siswa
Presentase jumlah siswa berdasarkan
yang mendapatkan nilai baik pada sub
kuesioner sikap kreatif pada seluruh
indikator mempertanyakan segala sesuatu
siswa dapat dilihat pada Tabel 1.
ialah 63,4%, dan ini merupakan
presentase tertinggi dari semua sub
e-ISSN 2502-4787
131 EduChemia,Vol.1, No.2, Juli 2016 Sari, Ratnasari dan Farida
empat tahapan yaitu tahap answers, Indikator yang pertama ialah rasa
pada praktikum penjernihan air dapat indikator ini ialah 63,4%, dan merupakan
dilakukan oleh guru dan siswa dengan presentase tertinggi dari indikator rasa
sangat baik yang mendapatkan nilai rata- ingin tahu. Dapat dilihat dari siswa yang
e-ISSN 2502-4787
Pengembangan Sikap Kreatif Siswa 132
fenomena kimia tentang peranan koloid dari hasil kuesioner bahwa siswa tidak
yang diberikan pada awal pembelajaran takut untuk menerima pengetahuan baru
sangat menarik bagi siswa dan yang disampaikan oleh guru pada proses
berhubungan dengan kehidupan sehari- pembelajaran.
hari. Sub indikator yang kedua dari rasa Indikator yang kedua ialah merasa
ingin tahu ialah senang menjajaki buku- tertantang oleh kemajemukan dengan dua
buku dan sebagainya untuk mencari sub indikator yang diukur menggunakan
gagasan-gagasan baru dengan jumlah kuesioner. Sub indikator pertama ialah
siswa yang mendapatkan nilai baik mencari penyelesaian tanpa bantuan
36,7%. Hal ini dikarenakan siswa hanya orang lain dengan jumlah siswa yang
menggunakan satu sumber buku kimia mendapatkan nilai sangat kuat 20%.
dan lebih banyak mencari informasi dari Berdasarkan hasil kuesioner, hal ini
internet. Peran guru dalam memotivasi disebabkan karena siswa tidak dapat
siswa untuk membaca buku kimia harus menyelesaikan tugas tanpa bantuan orang
lebih ditingkatkan. Hal tersebut sejalan lain. Ini dikarenakan pada proses
dengan hasil penelitian Wiana (2014) pembelajaran, siswa bekerja sama dengan
bahwa dalam pembelajaran dengan kelompoknya dalam menyelesaikan tugas
model Context Based Learning peran yang diberikan oleh guru. Sub indikator
guru dalam memotivasi siswa untuk yang kedua ialah berusaha terus menerus
membaca buku kimia lebih ditingkatkan agar berhasil dengan jumlah siswa yang
supaya siswa minat dalam membacanya. mendapatkan nilai sangat kuat 50%. Hal
Sub indikator yang ketiga ialah ini dapat dilihat pada kinerja siswa ketika
menggunakan semua panca indranya melaksanakan praktikum. Pada saat
untuk mengenal dengan jumlah siswa praktikum yang mereka laksanakan
yang mendapatkan nilai baik 56,6%. Hal belum berhasil, mereka terus mencoba
ini dikarenakan pada proses pembelajaran untuk melakukannya sampai berhasil.
siswa melaksanakan praktikum sehingga Sesuai dengan pernyataan Munandar
tertarik dengan pembelajaran. Sub (2009) bahwa seorang yang memiliki
indikator yang keempat ialah tidak takut sikap kreatif akan lebih terorganisasi
menjajaki bidang-bidang baru. dalam tindakan atau kinerja.
Berdasarkan tabel 1 jumlah siswa yang Indikator yang ketiga ialah bersifat
mendapatkan nilai sangat kuat 30% dan imajinatif, dengan sub indikator
nilai kuat 66,7%. Hal ini dapat dilihat memikirkan bagaimana jika melakukan
e-ISSN 2502-4787
133 EduChemia,Vol.1, No.2, Juli 2016 Sari, Ratnasari dan Farida
e-ISSN 2502-4787
Pengembangan Sikap Kreatif Siswa 134
dkk. 2012) bahwa rasa ragu atau tidak indikator ketiga ialah menghargai
yakin pada diri siswa akan menyebabkan kebebasan tapi tahu bahwa kebebasan
sikap kreatif sulit untuk berkembang. menuntut tanggung jawab dengan
Indikator yang kelima ialah sifat presentase 73,3%. Sub indikator ini
menghargai dengan empat sub indikator mendapatkan jumlah tertinggi dari
dan diukur dengan menggunakan indikator sifat menghargai, karena pada
kuesioner. Sub indikator pertama ialah proses pembelajaran siswa diberikan
menghargai hak-hak sendiri dan orang kebebasan dalam berkreasi untuk
lain. Berdasarkan tabel 1 jumlah siswa merancang dan pada saat pelaksanaan
yang mendapatkan nilai sangat kuat praktikum. Tetapi siswa harus fokus
56,7%, karena pada pembelajaran banyak dalam fenomena pembelajaran kimia
kegiatan yang menuntut siswa untuk yang sedang dipelajari yaitu tentang
dapat menghargai hak-hak sendiri dan peranan koloid dalam kehidupan sehari-
orang lain. Seperti dalam diskusi hari. Sub indikator keempat ialah
kelompok, apabila terdapat temannya menghargai kesempatan-kesempatan
yang menyanggah maka siswa harus yang diberikan dengan jumlah siswa
menerimanya untuk dapat menyelesaikan yang mendapatkan nilai sangat kuat
permasalahan. Hal ini sejalan dengan 53,3%. Pada proses pembelajaran siswa
penelitian (Muthi 2014) bahwa interaksi memanfaatkan waktu yang diberikan oleh
dengan anggota kelompok pada guru untuk menyampaikan pertanyaan
pembelajaran Context Based Learning tentang materi pembelajaran. Siswa
dapat mengidentifikasi kebenaran dan banyak memanfaatkan kesempatan untuk
menyanggah pernyataan yang tidak benar bertanya karena konteks yang diberikan
terhadap pemahaman konsep. Sub kepada siswa sangat berhubungan dengan
indikator kedua ialah menghargai makna kehidupan sehari-hari yaitu tentang
orang lain, jumlah siswa yang peranan koloid. Hal ini sesuai dengan
mendapatkan nilai sangat kuat 56,7%. penelitian (Jong 2006) bahwa konteks
Pada proses pembelajaran masih terdapat dalam pembelajaran Context Based
siswa yang belum memperhatikan dengan Learning harus terkenal, relevan dan
serius apa yang disampaikan oleh tidak boleh terlalu rumit serta
temannya ketika mempresentasikan hasil membingungkan bagi siswa.
diskusi dan guru menyampaikan
konfirmasi pada setiap kelompok. Sub
e-ISSN 2502-4787
135 EduChemia,Vol.1, No.2, Juli 2016 Sari, Ratnasari dan Farida
sangat baik sesuai dengan hasil observasi. penerapan pembelajaran dengan model
Context Based Learning adalah baik. dalam mengefektifkan waktu pada setiap
sikap kreatif baik ialah pada sub indikator prosedur serta waktu yang telah
DAFTAR RUJUKAN
e-ISSN 2502-4787
Pengembangan Sikap Kreatif Siswa 136
e-ISSN 2502-4787