Kota Pekanbaru

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

PENGELOLAAN SAMPAH KOTA PEKANBARU

Irienda Rielasari
Email : [email protected]

Pembimbing : Dr. H. Zaili Rusli SD, M.si

Program Studi Ilmu Administrasi Publik FISIP Universitas Riau


Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293
Telp/Fax (0761) 63277

Abstract

Waste is a wasted or intentionally disposed material derived from the results


of human and natural activities that do not have economic value. Pekanbaru city is
one of the city that does not escape from garbage problem. The waste management
of Pekanbaru City includes the final collection, collection, transportation,
processing and disposal. Current waste management has not solved the problem
optimally. The concept of waste management conducted by urban community
Pekanbaru at this time mostly only in the context of transporting waste from waste
sources to landfills (TPA) which then will have an impact on the environment and
health around the TPS are supported also with the behavior of people who are still
mixing between dry waste and wet garbage. Type of research is done by qualitative
approach with descriptive method. Based on field facts with data collection
techniques include observation, interviews, documentation studies related to
research objectives.
The results of research conducted by researchers can be concluded that
waste management Pekanbaru not yet maximal, this is based on the concept of
waste management that is still not running optimally to change the old waste
management concept to the new management concept using 3R concept (reduce,
reuse and recycle) conducted by the government. This is influenced by the lack of
public awareness and kuranngnya infrastructure facilities as a tool in the process
of waste management.

Keywords : Waste, Waste Management, Integrated Management

JOM FISIP Vol. 5 No. 1 – April 2018 Page 1


PENDAHULUAN dilakukan dengan berbagai cara
seperti pembuatan rumah kompos,
Perkembangan industri dan bank sampah dan TPST (tempat
pertambahan jumlah penduduk yang pengolahan sampah terpadu). Rumah
semakin meningkat dari tahun ke kompos merupakan tempat untuk
tahun, meningkatkan sampah industri pengelolaan sampah organik menjadi
dan sampah domestik yang dihasilkan pupuk organik (kompos). Rumah
oleh penduduk sehingga semakin kompos yang berada di bawah
membebani tanah, udara dan sungai pengawasan dinas lingkungan hidup
yang mengalir dalam wilayah dan kebersihan kota pekanbaru
perkotaan. Akibat pertambahan melalui seksi penggurangan dan
jumlah penduduk yang setiap pemanfaatan sampah
tahunnya mengalami peningkatan, Pengelolaan sampah Kota
jarang sekali dalam suatu wilayah Pekanbaru meliputi pewadahan,
kota di temukan ruang terbuka yang pengumpulan, pengangkutan,
dapat digunakan untuk daerah pengolahan dan pembuangan akhir.
pemukiman yang layak. Syarat yang harus terpenuhi dalam
Pengelolaan sampah pengelolaan sampah ialah tidak
sementara ini dipandang hanya mencemari udara, air dan tanah, tidak
sebagai tanggung jawab pemerintah menimbulkan bau (segi estetis), tidak
semata. Masyarakat lebih berperan menimbulkan kebakaran dan lain
hanya sebagai pihak yang dilayani, sebagainya. Sehingga jelas bahwa
karena mereka merasa sudah cukup pentingnya dalam pengelolaan
hanya dengan membayar uang sampah, karena melihat
retribusi sampah sehingga perkembangan waktu yang senantiasa
penanganan selanjutnya adalah diiringi dengan pertambahan
menjadi tanggung jawab pemerintah. penduduk yang berdampak terhadap
Padahal saat ini sudah ada sistem jumlah timbulan sampah yang
yang lebih baik dan efisien dan semakin meningkat sementara lahan
dianggap modern yaitu konsep zero yang ada tetap.
waste, dengan menerapkan Penanganan sampah yang
pengelolaan sampah secara terpadu, selama ini dilakukan hanya
mengurangi volume sampah dari mengangkutnya dari tempat sampah
sumbernya dengan cara daur ulang di permukiman kota dan
dan pengkomposan. membuangnya ke tempat
Kota pekanbaru merupakan salah pembuangan sampah akhir atau
satu kota yang tidak luput dari membakarnya. Cara seperti ini kurang
masalah sampah. Persoalan sampah bisa mengatasi masalah sampah
sepertinya tak pernah terselesaikan karena masih dapat menimbulkan
secara baik. Pemandangan sampah pencemaran lingkungan. Pencemaran
yang berserakan, seakan menjadi hal Lingkungan berhubungan erat dengan
yang lumrah. Tidak hanya lambatnya sampah karena sampah merupakan
Pemerintah Kota Pekanbaru dalam sumber pencemaran. Permasalahan
menangani sampah, terlebih sampah timbul karena tidak
masyarakatnya yang kurang sadar seimbangnya produksi sampah
akan kebersihan. Untuk dengan pengolahannya dan semakin
Penaggulangan terhadap jumlah menurun daya dukung alam sebagai
sampah di Kota Pekanbaru dapat tempat pembuangan sampah. Di satu

JOM FISIP Vol. 5 No. 1 – April 2018 Page 2


pihak, jumlah sampah terus (mengurangi) timbulnya
bertambah dengan laju yang cukup sampah di setiap aktivitas
cepat, sedangkan di lain pihak yang dilakukan.
kemampuan pengolahan sampah 3. Penggunaan (reuse) :
masih belum memadai. menggunakan kembali
Dapat disimpulkan elemen dari sampah yang
pengelolaan sampah yang digunakan masih bisa digunakan
pemerintah selama ini mulai dari kembali.
dikumpul, diangkut, dan dibuang 4. Daur ulang (recycle) :
merupakan paradigm lama yang tidak menjadikan sampah
dapat berjalan sesuai dengan apa yang menjadi produk lain.
diharapkan. Oleh hal tersebut maka Terdapat 2 (dua) macam
muncul paradigma baru dalam jenis daur ulang antara
pengelolaan sampah Kota. lain :
Berdasarkan uraian diatas, maka a. daur ulang naik :
penulis tertarik untuk melakukan menjadikan sampah
penelitian tentang “Pengelolaan bernilai rendah
Sampah Kota Pekanbaru”. menjadi produk
bernilai tinggi (contoh
TINJAUAN PUSTAKA : kerajinan dari koran
bekas).
Menurut Tisnawati & b. daur ulang turun :
Saefullah (2005) menyebut menjadikan sampah
manajemen sebagai seni atau proses bernilai tinggi menjadi
dalam menyelesaikan sesuatu yang bahan baku bernilai
terkait dengan pencapaian tujuan. rendah (contoh :
Pengelolaan sampah didefinisikan sampah elektronika
adalah semua kegiatan yang menjadi bahan baku
bersangkutan paut dengan kabel).
pengendalian timbulnya sampah, 5. Pemulihan energi (energy
pengumpulan, transfer dan recovery) : memanfaatkan
transportasi, pengolahan dan sampah untuk dijadikan
pemrosesan akhir / pembuangan energi alternatif(contoh :
sampah, dengan mempertimbangkan pembangkit listrik,
faktor kesehatan lingkungan, pembuatan pupuk, gas
ekonomi, teknologi, konservasi alam, dsb).
estetika dan faktor-faktor lingkungan 6. Pembuangan (disposal) :
lainnya yang erat kaitannya dengan membuang sampah ke
respon masyarakat. tempat yang ditentukan
Terdapat 6 (enam) hierarki secara khusus (contoh :
pengendalian (pengelolaan) sampah pengurukan,
modern antara lain : incinerator/tungku bakar,
1. Pencegahan (prevention) : gasifikasi dan solusi akhir
mencegah timbulnya lainnya).
sampah di setiap aktivitas Menurut Hartono (2008)
yang dilakukan. menyatakan dalam pola pengelolaan
2. Pengurangan sampah terpadu, ada 5 tahap proses
(minimization) : menahan yang diterapkan, yaitu cegah, pakai

JOM FISIP Vol. 5 No. 1 – April 2018 Page 3


ulang, daur ulang, tangkap energi dan pengurangan sampah dan penanganan
buang. pengelolaan sampah secara sampah. Pasal 20 menguraikan
bijak akan mampu meminimalisir pengurangan sampah tersebut
kerusakan lingkungan dan meliputi kegiatan pembatasan
meningkatkan ekonomi khalayak. lingkungan sampah, pendaur ulang
sampah dan pemanfaatan kembali
METODE PENELITIAN sampah. Kegiatan tersebut lah yang
merupakan perwujudan dari prinsip
Metode yang dipergunakan pengelolaan sampah yang disebut
dalam penelitian ini adalah 3R(reduse, reuse. Recycle).
mengandalkan hasil wawancara Sedangkan dalam pasal 22
antara peneliti dengan informan yang dijelaskan lima aktifitas dalam
dengan sengaja peneliti tentukan penyelenggaraan kegiatan
sesuai dengan kebutuhan informasi pengurangan sampah yaitu,
yang diperlukan. Kemudian observasi pemilahan, pengumpulan,
untuk melihat dan menganalisa pengangkutan, dan pemrosesan akhir.
kejadian-kejadian dilapangan. Pengelolaan sampah saat ini
Selanjutnya, menyeleksi data-data belum menyelesaikan masalah secara
yang diperoleh sesuai dengan optimal. Konsep Pengelolaan sampah
kebutuhan dan mengelompokan data yang dilakukan oleh masyarakat kota
sesuai dengan jenis dan bentuknya. pekanbaru saat ini kebanyakan hanya
Kemudian diolah dan dianalisis dalam konteks pengangkutan sampah
secara deskriptif kualitatif sesuai dari sumber sampah ke tempat
dengan materi permasalahan serta pembuangan akhir (TPA) yang
berupaya melakukan pemahaman kemudian akan menimbulkan dampak
secara mendalam, serta interpretasi bagi lingkungan dan kesehatan di
yang dapat dipertanggung jawabkan sekitar TPS berada yang didukung
kebenarannya. pula dengan perilaku masyarakat
yang masih mencampur antara
PEMBAHASAN DAN HASIL sampah kering dan sampah basah.
PENELITIAN Sebagai upaya untuk
menangani sampah tersebut, perlu
A. Pengelolaan Sampah Kota dikembangkan metode-metode
Pekanbaru. pengelolaan sampah yang lebih
bermasyarakat. Bukan lagi
Undang-Undang Republik menitikberatkan pada membuang
Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 sampah tetapi pada mengelola
tentang Pengelolaan Sampah pasal 5 sampah. Upaya pemerintah dalam
menjelaskan bahwa pemerintah dan pengelolaan sampah secara terpadu
pemerintahan daerah bertugas dalam bentuk program 3R (reuse,
menjamin terselenggaranya reduce dan recycle) bertujuan sebagai
pengelolaan sampah yang baik dan jembatan untuk mewujudkan
berwawasan lingkungan. Dijelaskan pengelolaan sampah secara terpadu
pula dalam Undang-Undang karena selama ini pengelolaan
Republik Indonesia Nomor 18 Tahun sampah dilakukan secara
2008 tentang Pengelolaan Sampah konvensional yaitu pewadahan,
pasal 19 pengelolaan sampah dibagi pengumpulan, pengangkutan dan
dalam dua kegiatan pokok, yaitu pembuangan akhir.

JOM FISIP Vol. 5 No. 1 – April 2018 Page 4


Program 3R merupakan suatu kita gunakan dalam aktivitas kita
metode pengelolaan sampah, dimana sehari-hari, karena semakin banyak
penangannya dilakukan dengan kita menggunakan bahan atau barang,
pendekatan reduce, reuse dan recycle. maka akan semakin banyak sampah
Reduce yaitu segala aktifitas yang yang dihasilkan.
mampu mengurangi segala sesuatu 2. Pakai Ulang
yang dapat menimbulkan sampah, Pakai Ulang dalam
reuse yaitu kegiatan penggunaan Pengelolaan Sampah adalah
kembali sampah yang layak pakai bagaimana mengupayakan
untuk fungsi yang sama atau fungsi penggunaan dan memperpanjang usia
yang lain, sedangkan recycle yaitu penggunaan barang melalui
kegiatan mengolah sampah untuk perawatan dan pemanfaatan kembali
dijadikan produk baru. Program 3R barang secara langsung.
merupakan salah satu alternatif dalam memperpanjang usia pemakaian
mengatasi permasalahan masih bias dilakukan dengan
persampahan perkotaan karena dapat memanfaatkan barang yang sudah
mengurangi timbulan sampah terpakai (reuse) dan memperbaiki
langsung dari sumbernya dan ramah barang yang sudah rusak.
terhadap lingkungan. Kegiatan Pakai Ulang yang
Hartono (2008) menyatakan dapat dilakukan dengan cara sabagai
dalam pola pengelolaan sampah berikut:
terpadu, ada 5 tahap proses yang 1. Pilihlah wadah, kantong
diterapkan, yaitu cegah, pakai ulang, atau benda yang dapat
daur ulang, tangkap energi dan buang. digunakan beberapa kali
pengelolaan sampah secara bijak akan atau berulang-ulang.
mampu meminimalisir kerusakan Misalnya, pergunakan
lingkungan dan meningkatkan serbet dari kain dari pada
ekonomi khalayak. menggunakan tissu,
1. Cegah menggunakan baterai
Cegah dalam Pengelolaan yang dapat
sampah Diterapkan dengan di charge kembali.
meminimalisir jumlah barang yang 2. Gunakan kembali wadah
digunakan. mengurangi segala atau kemasan yang telah
sesuatu yang menyebabkan kosong untuk fungsi yang
timbulnya sampah. Pengurangan sama atau fungsi lainnya.
dilakukan tidak hanya berupa jumlah Misalnya botol bekas
saja, tetapi juga mencegah minuman digunakan
penggunaan barang-barang yang kembali menjadi tempat
mengandung kimia berbahaya dan minyak goreng.
tidak mudah terdekomposisi. 3. Gunakan alat-alat
Kegiatan mengurangi penyimpan elektronik
sampah, tidak akan mungkin yang dapat dihapus dan
menghilangkan sampah secara ditulis kembali.
keseluruhan tetapi secara teoritis 4. Gunakan sisi kertas yang
aktivitas ini akan mengurangi sampah masih kosong untuk
dalam jumlah yang nyata. Oleh menulis.
karena itu kita harus mengurangi
pengunaan bahan atau barang yang

JOM FISIP Vol. 5 No. 1 – April 2018 Page 5


5. Jual atau berikan sampah Dallang
yang terpilah kepada Collection
pihak yang memerlukan Jl. Embun
Bank
3. Daur Ulang pagi kel.
Sampah
Daur Ulang dalam 2 Tangkerang
Berlin
Pengelolaan Sampah Mengolah Labuay
Labuay
barang yang tidak terpakai menjadi
barang baru. Upaya ini memerlukan Bank Jl. H.R
campur tangan produsen dalam Sampah Soebrantas
praktiknya. Namun, beberapa sampah 3 No 52 Kec.
Bukit hijau
dapat didaur ulang secara langsung berlian Tampan
oleh masyarakat. Pengomposan,
pembuatan batako, briket merupakan Bank Jl. Pemuda
contoh produk hasilnya. Tidak semua Sampah Kec. Payung
4
barang bisa didaur ulang namun saat mitra Sekaki
ini sudah banyak industri formal yang Karya
memanfaatkan sampah menjadi Jl. Datuk
barang lain. Sampah anorganik yang Bank Setia
masih memiliki nilai ekonomis yang 5 Sampah Maharaja
dapat didaur ulang (misalnya : kertas, Berlian Kec. Bukit
plastik, gelas, kaleng, botol, sisa Raya
kain), dilakukan pengepakan Sumber : Bidang Pengelolaan
kemudian dijual kepada pengepul sampah, Dinas Lingkungan Hidup
sampah sedangkan sampah anorganik dan Kebersihan Kota Pekanbaru
yang tidak dapat dimanfaatkan lagi
dibuang ke TPA. b. Rumah Kompos
a. Bank Sampah Di Kota Pekanbaru terdapat
Salah satu inovasi dalam beberapa unit pengolahan kompos
pengolahan sampah akhir – akhir ini yang ikut berperan untuk mengurangi
yang sering di jumpai di beberapa sampah makanan atau sampah
kota besar adalah bank sampah. Bank organik. Dimana sampah – sampah
sampah merupakan suatu unit tersebut dilakukan pengolahan ke
pengolahan sampah yang di dalamnya dalam beberapa tahapan mulai dari
terdapat proses daur ulang sampah – pengumpulan, pencacahan,
sampah dari jenis non organik pengayakan, penjemuran dan
maupun pengkomposan untuk jenis pembusukan sehingga sampah –
sampah organik. Di Kota Pekanbaru sampah organik tersebut menjadi
sendiri, terdapat sekitar 5 bank kompos yang dapat dimanfaatkan
sampah yaitu; untuk keperluan lainnya.
Tabel 3.2 Rumah Kompos yang ada
Daftar Bank Sampah Kota dibawah pengawasan Dinas
Pekanbaru Lingkungan Hidup dan Kebersihan
Kota Pekanbaru yaitu :
NO NAMA ALAMAT Tabel 3.3
Jl. Gajah No Daftar Rumah Kompos Kota
Bank Pekanbaru
1 33, Kulim
Sampah

JOM FISIP Vol. 5 No. 1 – April 2018 Page 6


N NAMA LOKASI dapat dilakukan melalui dua tahap
O RUMAH yaitu: (1) pemilahan sampah; dan (2)
KOMPOS pemprosesan sampah. Pemilahan
1 Kompostin Jl. Geso sampah dilakukan guna
g Umban Umban Sari memanfaatkan sampah yang masih
Sari Atas Kec. dapat didaur ulang. Sedangkan
Rumbai sisanya dapat diproses lebih lanjut
untuk menghasilkan energi.
2 Kompostin Jl. Ikan Raya Sampah yang tidak dapat didaur
g TPA muara fajar ulang, dimasukkan kedalam
Muara fajar Kec. Rumbai tungku incinerator untuk dibakar.
Panas yang dihasilkan dari proses
3 Kompostin Jl. Cempaka pembakaran tersebut akan
g Cempaka Kec. Sukajadi dimanfaatkan untuk memanaskan air
4 Kompostin Jl. dan menghasilkan uap. Uap panas
g Hutan Ronggowarsit yang dihasilkan digunakan untuk
Kota o Kec. Sail memutar turbin dan selanjutnya
menggerakkan generator listrik untuk
5 Kompostin Jl. Garuda menghasilkan listrik.
g Garuda Sakti km 3 5. Buang (Dispostal)
Sakti Kec. Tampan Merupakan alternative
terakhir jika sema cara yang lain telah
Sumber : Bidang Pengelolaan dioptimalkan. Pembuangan pun harus
sampah, Dinas Lingkungan Hidup dilakukan secara aman pada lokasi
dan Kebersihan Kota Pekanbaru yang telah disepakati. Pengangkutan
sampah dari tempat pembuangan
4. Tangkap Energi sementara ke tempat pembuangan
Tangkap energi merupakan akhir merupakan kegiatan yang perlu
tahap yang banyak diterapkan pada dipikirkan. Memindahkan sampah
sampah yang memiliki nilai kalor dari tempat pembuangan sampah
tinggi. Sampah organik pun bisa di sementara yang hanya ditimbun dan
aplikasi pada upaya ini melalui gas tidak ditempatkan pada tempat
metana yang dihasilkan saat proses penampungan akan menyebabkan
pembusukan. Upaya tangkap energi kesulitan pada saat memindahkan
ini bisa dilakukan sebelum atau sampah tersebut. Proses pemindahan
sesudah upaya buang sampah tersebut harus dilakukan cepat agar
berlangsung. tidak menggangu kelancaran
Sampah walaupun merupakan bahan lalulintas.
padat yang sudah dianggap tidak Tempat pembuangan sampah
bermanfaat dan memerlukan cara akhir (TPA) adalah sarana fisik untuk
pembuangannya ternyata masih berlangsungnya kegiatan
menyimpan potensi sebagai energi pembuangan akhir sampah. Tempat
alternatif. Di beberapa negara maju, menyingkirkan sampah kota sehingga
sampah kota sudah dimanfaatkan aman.
Pembuangan akhir merupakan
untuk pembangkit energi walaupun tempat yang disediakan untuk
masih merupakan produk sampingan membuang sampah dari semua hasil
Konsep pengolahan sampah pengangkutan sampah untuk diolah
menjadi energi (Waste to Energy) lebih lanjut.

JOM FISIP Vol. 5 No. 1 – April 2018 Page 7


Lokasi tempat pembuangan pengelolaan persampahan yang
akhir sampah Kota Pekanbaru terletak direncanakan akan sia-sia. Salah satu
di Kelurahan Muara Fajar, pendekatan masyarakat untuk dapat
Kecamatan Rumbai Pesisir yang membantu program pemerintah
berjarak lebih kurang 18,5 km dari dalam keberhasilan adalah
pusat Kota Pekanbaru dan kurang membiasakan masyarakat pada
lebih 1,2 km dari Kelurahan Muara tingkah laku yang sesuai dengan
Fajar serta sekitar 300 m dari rumah program persampahan yaitu merubah
penduduk (RT.I/RW.III). Lokasi ini persepsi masyarakat terhadap
mempunyai luas keseluruhan 8,6 Ha pengelolaan sampah yang tertib,
dan sebagian besar telah dijadikan lancar dan merata, merubah kebiasaan
tempat buangan sampah. TPA Muara masyarakat dalam pengelolaan
fajar mempunyai 1 (satu) unit sampah yang kurang baik dan faktor-
timbangan yang dapat digunakan faktor sosial, struktur dan budaya
untuk mengetahui jumlah sampah setempat.
yang masuk ke TPA Muara Fajar.
2. Sarana dan prasarana
B. Faktor – faktor yang Kelengkapan sarana dan
mempengaruhi pengelolaan prasarana tentu jadi pendukungnya
sampah kota Pekanbaru dalam suatu pekerjaan khususnya
bagi petugas kebersihan dan
1. Peran Masyarakat pengelola sampah lengkapnya alat-
Pengelolaan sampah bukanlah alat yang dibutuhkan dalam
hal yang terlampau sulit untuk mengangkut sampah serta
dilakukan oleh individual secara kelengkapan dalam pengelolaan
mandiri. Kunci yang harus dipegang sampah. Kurangnya sarana dan
adalah kemauan yang kuat untuk prasarana yang tersedia akan
memulai dan melestarikannya kepada membuat pekerjaan tidak dapat
kelompok masyarakat lainnya. dikerjakan dengan baik dan
Pentingnya kepemilikan kesadaran maksimal.
untuk melakukan pengelolaan 1. Tempat Pembuangan
sampah terletak pada efek yang Sementara (TPS)
dihasilkan oleh sampah terhadap TPS atau tempat pembuangan
lingkungan. sampah sementara adalah tempat
Pendeknya, pengelolaan yang digunakan untuk menampung
sampah akan meminimalisir atau sampah sampah dari masyarakat
bahkan menghilangkan dampak sementara untuk selanjutnya
negatif yang selama ini lebih sering diteruskan ke tempat pembuangan
tertuju pada pencemaran yang sampah akhir atau TPA. Tujuan dari
berujung kerusakan lingkungan. TPS untuk menghindari masyarakat
dengan mengetahui cara pengelolaan membuang sampah sembarangan
sampah yang baik dan benar, kita bisa yang dapat menganggu keindahan
mengambil langkah tepat terkait dan kesehatan lingkungan serta etika
bagaimana ‘memperlakukan’ sampah sosial.
sehingga tidak merugikan orang per Di Kota Pekanbaru hanya
orang berikut lingkungannya terdapat beberapa TPS, hal ini
Tanpa adanya peran serta menyebabkan masyarakat tidak
masyarakat semua program membuang sampah pada tempatnya

JOM FISIP Vol. 5 No. 1 – April 2018 Page 8


sehingga munculnya tumpukan – hingga sekarang belum dapat
tumpukan sampah di pinggir jalan. digunakan.
Selain itu kondisi TPS yang ada di Sarana dan prasarana
Pekanbaru juga jauh dari standar yang merupakan hal yang paling mendasar
ada. Standar bangunan TPS sesuai dan yang menjadi tolak ukur efektif
yang ada didalam Perda harus tertutup tidaknya pengelolaan sampah, dari
rapat dan rapi serta tidak membuat hasil penelitian dapat dilihat kurang
sampah berserakan, kemudian memadainya sarana dan prasarana
masyarakat mudah membuang pengelolaan sampah apalagi dengan
sampahnya, dan tidak menyulitkan bertambahnya jumlah penduduk dan
petugas dalam mengangkutnya. bertumbuhnya kota menjadi kota
2. Armada Angkut besar, semuanya itu sangat jauh dari
Untuk menunjang seluruh yang diharapkan.
kegiatan yang dilakukan oleh bidang
pengelolaan sampah yang ada di
Dinas Lingkungan Hidup dan PENUTUP
Kebersihan Kota Pekanbaru,
Banyaknya sampah yang harus A. KESIMPULAN
diangkut akan memerlukan banyak
truk pengangkut, dengan keterbatasan 1. Pengelolaan Sampah Kota
jumlah truk yang dimiliki oleh Dinas Pekanbaru
Lingkungan Hidup dan Kebersihan
Kota Pekanbaru pengangkatan Berdasarkan hasil penelitian
sampah tersebut tidak maksimal. yang dilakukan peneliti tentang
3. TPA Pengelolaan Sampah Kota
Hal terakhir yang perlu Pekanbaru, maka dapat disimpulkan
diketahui adalah TPA. Saat ini Kota bahwa pengelolaan sampah Kota
Pekanbaru hanya memiliki satu TPA Pekanbaru masih kurang maksimal.
yang digunakan untuk menampung Pengelolaan sampah di Kota
seluruh sampah yang ada di Pekanbaru masih belum maksimal
pekanbaru. Akan tetapi semakin dalam menerapkan pola 3R yang
banyaknya volume sampah yang bertujuan untuk mengurangi jumlah
dibuang akan memerlukan TPA yang sampah yang diproduksi. Pengelolaan
lebih luas. Sebagai konsekuensinya sampah yang selama ini dilakukan
diperlukan tanah yang luas sebagai belum sampai pada tahap
tempat pembuangan dan tanah pengurangan dan pengolahan sampah
penimbun sampah di TPA. Saat ini sehingga timbulan sampah yang
Kota Pekanbaru menjadi kota dihasilkan belum dapat dikurangi.
metropolitan, Seharusnya Kota
Pekanbaru dengan jumlah penduduk 2. Faktor – Faktor yang
di atas satu juta memiliki lebih dari Mempengaruhi Pengelolaan
satu Tempat Pembuangan Akhir Sampah Kota Pekanbaru
(TPA). Dari observasi peneliti
diketahui bahwa memang sudah ada Setelah dilakukan penelitian
pembangunan TPA ke 2 memang mengenai Pengelolaan Sampah Kota
sudah dipersiapkan dan diperkirakan Pekanbaru Pada Lingkungan Hidup
selesai akhir tahun 2016 lalu, namun dan Kebersihan Kota Pekanbaru,
maka peneliti mengidentifikasi ada 2

JOM FISIP Vol. 5 No. 1 – April 2018 Page 9


(dua) faktor yang mempengaruhi 1. Pemerintah harus segera
pengelolaan sampah Kota Pekanbaru, memaksimalkan
yaitu : pengelolaan sampah
1. Peran Masyarakat dengan mengupayakan
Kurangnya niat pelaksanaan paradigm
masyarakat sebagai yang pengelolaan sampah yang
memproduksi sampah terbaru guna mengurangi
dalam pengelolaan jumlah sampah yang ada
sampah pekanbaru 2. Salah satu pendekatan
menjadi faktor yang kepada masyarakat untuk
mempengaruhi dapat membantu program
pengelolaan sampah kota pemerintah dalam
pekanbaru. Tanpa adanya kebersihan adalah
keikutsertaan masyarakat bagaimana membiasakan
sebagai penghasil sampah, masyarakat kepada
semua program tingkah laku yang sesuai
pengelolaan sampah yang dengan tujuan program
direncanakan akan sia-sia. itu. Hal ini antara lain
2. Sarana dan Prasarana menyangkut:
Sarana dan Prasarana a. Bagaimana merubah
pengelolaan sampah kota persepsi masyarakat
pekanbaru masih kurang terhadap pengelolaan
untuk menunjang kinerja sampah yang tertib
pengelolaan sampah Kota dan teratur
Pekanbaru. Kurangnya b. Faktor-faktor sosial,
sarana dan prasana yang struktur, dan budaya
ada dalam menunjang setempat
pengelolaan sampah Kota c. Kebiasaan dalam
Pekanbaru juga menjadi pengelolaan sampah
salah satu faktor yang selama ini.
menghambat berjalannya 3. Pemerintah Kota
upaya – upaya baru dalam Pekanbaru dalam hal ini
pengelolaan sampah Kota Dinas Lingkungan Hidup
Pekanbaru. dan Kebersihan Kota
Pekanbaru diharapkan
4.2 SARAN dapat mengupayakan
sarana dan prasarana yang
Dari penelitian yang telah kurang agar dapat
peneliti laksanakan sesuai dengan menunjang kebutuhan
permasalahan-permasalahan yang dalam pengelolaan
peneliti temukan, maka peneliti sampah di Kota
memberikan saran yang diharapkan Pekanbaru
bisa menjadi masukan serta
pertimbangan yang membangun bagi DAFTAR PUSTAKA
pengelolaan sampah Kota Pekanbaru.
Adapun saran dari peneliti adalah Abojoewono. 1999. Pengelolaan situ-
sebagai berikut : situ diwilayah DKI Jakarta,
dalam Zulkifli, Arif. 2014.

JOM FISIP Vol. 5 No. 1 – April 2018 Page 10


Dasar-Dasar Ilmu Lingkungan. Muhammadiyah Yogyakarta
Jakarta; Salemba Teknika (JKSG UMY)
Azwar dan Asrul. 1990. Pengantar Raharja, Y.T.K. Mudikjo, F.G.
Ilmu Kesehatan Lingkungan. Surtmo, B.S Utomo.1998. Studi
Jakarta: Mutiara Sumber Sosial Ekonomi Pengelolaan
Widya. limbah Pemukiman (sampah)
Enri Damanhuri. 1993. Permaslahan dengan system jail-jali di
Dan Alternatif Teknologi Jakarta Pusat. Dalam Zulkifli,
Pengelolaan Sampah Kota Di Arif. 2014. Dasar-Dasar Ilmu
Indonesia, Prosiding Seminar Lingkungan. Jakarta; Salemba
Teknologi Untuk Negeri, Vol. 1. Teknika.
Hal. 394-400. Ridhotullah, S. dan M. Jauhar. 2015.
Fattah, Nanang. 2004. Konsep Pengantar Menejemen.
Manajemen Berbasis Sekolah Jakarta: Prestasi Pustakaraya.
(MBS) dan Dewan Sekolah. Sejati, K. 2013. Pengolahan Sampah
Bandung. Pustaka Bani Quraisy Terpadu Dengan Sistem Node,
Gomes, Faustino Cardoso. 2000. Sub Point dan Center Point.
Menejemen Sumber Daya Yogyakarta: Penerbit Kasinius.
Manusia. Cetakan Keempat. Sidik, M. A,. Herumartono, D. dan
Yogyakarta. Penerbit Andi. Sutanto, H B. 1985. Teknologi
Hadiwiyoto, S.. 1983. Penanganan Pemusnahan Sampah Dengan
Dan Pemanfaatan Sampah . Incinerator Dan Landfill.
Jakarta: Yayasan Idamayu. Direktorat Riset Operasi Dan
Hartono, R. 2008. Penanganan Dan Menejemen. Deputi Bidang
Pengolahan Sampah. Bogor : Analisa Sistem Badan
Penebar Swadaya. Pengkaian Dan Penerapan
Kartikawan, 2007. Mengelola Teknologi. Jakarta.
Lingkungan Hidup Yang Sehat. Stoner James, DKK. 1996.
Pustaka Pelajar. Yogyakarta.Of Manajemen. Edisi Indonesia.
Solid Waste Management. New Jakarta. PT. Prihallindo
York. Subagyo, Prasety. 2000. Menejemen
Manullang. 2004. Dasar-Dasar Operasi. Edisi Pertama. Yogyakarta:
Manajemen. Yogyakarta : BPFE.
Gadjah Mada University Press Suhardi, Mukhlis. 2005. Bahan Ajar
Nurmandi , A. 2006. Menejemen Teori Organisasi dan Organisasi
Perkotaan, Aktor : Organisasi & Manajemen Pemerintahan.
Pengolahan Daerah Perkotaan Tanjung Pinang
dan Metropilitan Di Indonesia. Suprihatin, 1999. Sampah Dan
Sinergi Publishing. Pengelolaannya. Buku Panduan
Yogyakarta. Pendidikan Dan Latihan.
Nurmandi, Achmad. 2014. Malang.
Manajemen Perkotaan; Teori Terry, George R. 2000. Prinsip –
Organisasi, Perencanaan, Prinsip Manajemen. (edisi
Perumahan, Pelayanan dan bahasa Indonesia). Bandung.
TransportasiMewujudkan Kota PT. Bumi Aksara
Cerdas . Yogyakarta: Jusuf Tisnawati, E dan Kurniawan, S. 2005.
Kalla School of Pengantar Menejemen. Murai
GovernmentUniversitas Kencana. Jakarta.

JOM FISIP Vol. 5 No. 1 – April 2018 Page 11


Wibowo, A dan Djajawinata, D.T.
2004. Penanganan Sampah
Perkotaan.
Yahya, Yohanes. 2006. Pengantar
Manajemen. Edisi Pertama.
Yogyakarta: Penerbit Graham
Ilmu

Dokumen

Keputusan Menteri Dalam Negeri No.


65 Tahun 1995 Tentag Devinisi
Menejemen Perkotaan
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 18 Tahun 2008 Tentang
Pengelolaan Sampah
Pada Peraturan Daerah Kota
Pekanbaru Nomor 08 Tahun
2014 Tentang Pengelolaan
Sampah
Dalam Perda Nomor 4 Tahun 2000
Tentang Retribusi Kebersihan.

JOM FISIP Vol. 5 No. 1 – April 2018 Page 12

You might also like