AASP Chandradewi 1391 1402 PDF

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN TERHADAP PENINGKATAN

BERAT BADAN IBU HAMIL KEK (KURANG ENERGI KRONIS) DI


WILAYAH KERJA PUSKESMAS LABUAN LOMBOK

AASP.Chandradewi

Abstract: The gestation period is the period that determines the quality of children born. State of poor maternal
nutrition before pregnancy and during pregnancy tend to give birth to babies with low birth weight, even the
possibility of the baby died. This study aims to determine the effect of supplementary feeding on maternal
weight gain less energy chronic health centers in the region of Labuan Lombok East Lombok. This research is
conducted is eksperime apparent in society, using Quasi- Experimental design ( QE ) : Non- Equivalent Control
Group Design. The sample in this study is a chronic lack of energy pregnant women, respectively 15 pregnant
women less chronic energy for the treatment group and the control group. The provision of supplementary food
such as biscuits given to the treatment group for 90 days. Additional foods such as biscuits containing
energi474,75 given kcal and 17.4 grams of protein, made using local food base material soybean, corn flour,
wheat flour, sugar, margarine/oil, eggs and skim milk. The type of data collected is weight, consumption of
nutrients (energy, protein), and the contribution of supplementary feeding on energy consumption and total
protein as well as the effect of supplementary feeding of weight gain in pregnant women less chronic energy
dinalisis with statistical test "paired t test". The results showed : The average value of maternal weight gain less
chronic energy given additional food for 90 days was 5.8 2.007 kg, whereas the control group 3.13 1.767 kg.
Pregnant women less chronic energy in the treatment group experienced an increase in the consumption of
nutrients (energy, protein), which is an average of 643.05 295.384 kcal and 26.65 17.2461 grams of protein.
The contribution of additional food such as biscuits with local food to energy consumption and total protein
energy malnutrition maternal chronic each treatment group was 23.44 % energy (501.38 kcal) 2.56% (53.47
kcal) and protein 26.99 % (18.83 grams) 5.8 % (4.06 g) . The provision of supplementary food such as biscuits
with local food significantly affect weight gain of pregnant women less chronic energy (p < 0.05).

Kata Kunci : Feeding addition, pregnant women, chronic energy deficiency.

LATAR BELAKANG Pendarahan menempati persentas etertinggi


penyebab kematian ibu (28%), anemia dan
Keadaan kesehatan dan gizi ibuhamil masih
kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil
mengkhawatirkan. MenurutWHO (Prambudi,2003)
menjadi penyebab utama terjadinya pendarahan dan
diperkirakan 585.000 ibu hamil meninggal/tahun
infeksi yang merupakan faktor kematian utama ibu.
akibat masalah-masalah terkait dengan kehamilan.
Penangulangan masalah gizi dan kesehatan untuk
Menurut survei SDKI terakhir tahun 2007 Angka
meningkatkan kualitas sumber daya manusia, paling
kematian Ibu Indonesia sebesar 228 per 100.000
tepat dilakukan pada masa menjelang dan saat
Kelahiran Hidup, meskipun demikian angka tersebut
prenatal (Banker, Osmond & Weld, 1993). Indikasi
masih tertinggi di Asia. Ada tiga faktor utama
kerawanan gizi pada ibu hail akan berdampak
penyebab kematian ibu melahirkan pendarahan,
terhadap prevalensi anemia kematian ibu, kematian
hipertensi saat hamil atau pre eklamasi dan infeksi.
bayi dan BBLR. Berat badan lahir rendah dapat
___________________________________________________________________________
AASP. Chandradewi: Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Mataram, Jl. Prabu Rangkasari Dasan Cermen Sandubaya Mataram

1391
JURNAL KESEHATAN PRIMA VOL. 9 NO. 1, PEBRUARI 2015

menyebabkan kekerdilan bila kondisi kesehatan dan Sebaliknya pemberian makanan yang tinggi protein
makanan tidak cukup selama perkembangan (>25% dari kalori total) dapat memberikan efek
kelahiran. Kondisi tersebut merupakan penyebab sebaliknya, yaitu penurunan berat badan dan berat
lebih dari 50% anak-anak di Asia selatan memiliki badan bayi yang dilahirkan.
berat badan lahir rendah (Ramalingaswarni et.al., Mengacu pada contoh-contoh intervensi di
1996). atas, maka PMT dengan keseimbangan energi protein
Kecukupan energy juga merupakan problem merupakan pilihan yang tepat. Hasil penelitian yang
gizi pada wanita hamil di Indonesia dan Negara dilakukan oleh Darawati, dkk (2010) menunjukkan
berkembang lainnya. Besarnya prevalensi kurang bahwa PMT yang berasal dari pangan lokal yang
energy kronis (KEK) di Indonesia sebesar 41% merupakan modifikasi BMC (bahan makanan
(Depkes 2003) dan di Negara berkembang rata-rata campuran) menyumbangkan enrgi sebesar 326 kkal
konsumsi hanya dua per tiga dari rekomendasi yang dan protein sebesar 7,2 gram. Berdasarkan landasan
dianjurkan (Mora dan Nestel, 2000). Mengingat tersebutlah PMT untuk ibu hamil KEK merupakan
dampak kurang gizi yang sangat luas, maka perlu pilihan yang tepat. Produk PMT yang akan diberikan
upaya penagulangan gizi ibu hamil. Melalui sudah memperhatikan aspek cita rasa, kepraktisan,
intervensi yang dapat dilakukan dalam berbagai daya simpan, kemudahan dalam penyajian dan
bentuk salah satunya adalah dengan pemberian mudah mendapatkan bahannya di masyarakat karena
makanan tambahan. masyarakat sudah mengenalnya. Biskuit merupakan
Pemberian makanan tambahan (PMT) dapat jenis produk yang dinilai dapat memenuhi
diberikan dengan asupan tinggi energy dan protein persyaratan tersebut sehingga sesuai digunakan
serta energy dan protein yang seimbang. PMT pada sebagai Makanan tambahan.
ibu hamil dengan energy dan protein seimbang ( 417 Masalah KEK pada ibu hamil di Nusa
kalori dan 30 gram protein) yang dilakukan di India Tenggara barat masih banyak ditemui yang
dapat meningkatkan berat bayi lahir (Girija et.al., berdampak pada kematian ibu dan kematian bayi.
1984). Sedangkan penelitian yang dilakukan di Jawa Prevalensi ibu hamil KEK di Labuan Lombok adalah
Timur oleh Kusin dan Kardjati pada tahun 1994 5, 16 % (2011) angka ini lebih tinggi dibandingkan
pemberian makanan tambahan dengan 465 kalori dan dengan angka ibu hamil KEK di kabupaten Lombok
7,1 granm protein tidak berpengaruh terhadap berat Timur 3,99%. Upaya peningkatan status kesehatan
bayi lahir. Hasil meta analisis PMT dengan energy dan gizi ibu hamil melalui perbaikan perilaku
300- 800 kkal/hari dengan energy yang berasal dari masyarakat dalam pemberian makanan merupakan
protein < 25 % dapat meningkatkan tambahan berat bagian yang tidak dapat dipisahkan dari upaya
badan ibu hamil yang menderita KEK, meningkatkan perbaikan gizi secara menyeluruh. Dari hasil
pertumbuhan janin dan ukuran bayi yang dilahirkan beberapa penelitian menyatakan bahwa keadaan
(Kramer, 1997 diambil dalam Anwar et al., 2003). kurang gizi pada ibu hamil akan berdampak pada

1392
AASP. Chandradewi, Pengaruh Pemberian Makanan

ibunya sendiri dan bayi yang dilahirkan. Tujuan dari Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Puskesmas Labuan Lombok Kabupaten Lombok
pemberian makanan tambahan terhadap peningkatan Timur. Rancangan penelitian yang digunakan adalah
berat badan ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK) Quasi Eksperimen : Non Equivalent Control Group
di wilayah kerja Puskesmas Labuan Lombok, Design.
kabupaten Lombok Timur.

METODE PENELITIAN

Kelompok Pengukuran awal (O1) Perlakuan (X) Pengukuran Akhir (O2)

Perlakukan O1 X O2

Kontrol O1 - O2

Jenis penelitian ini adalah penelitian semu ketelian 0,1 kg. Data konsumsi zat gizi (energi dan
yang dilakukan di masyarakat ( pre - eksperimen ) protein), konsumsi PMT dikumpulkan melalui
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang wawancara dengan alat bantu form recall. Untuk
mengalami KEK yang jumlahnya 52 orang. Sampel mengetahui pengaruh perlakukan pemberian
dalam penelitian ini adalah keseluruhan ibu hamil makanan tambahan terhadap peningkatan berat badan
yang mengalai KEK yang ada di Wilayah kerja Ibu Hamil KEK, dilakukan uji statistik Paired T
Puskesmas Labuan Lombok Lotim dengan kriteria Test melalui analisis komputer versi 16.
inklusi sebagai berikut: Ibu hamil KEK dan tidak
HASIL DAN PEMBAHASAN
KEK, terdaftar di wilayah kerja puskesmas Labuan
Lombok, bersedia dijadikan sampel dalam penelitian
Pada penelitian ini telah dilakukan
ini dan belum melahirkan pada saat penelitian
intervensi berupa pemberian makanan tambahan
Jumlah sampel yang digunakan dalam
pada ibu hamil kurang energi kronis di wilayah kerja
penelitian ini adalah jumlah sampel minimal untuk
puskesmas Labuan Lombok Kabupaten Lombok
penelitian lapangan yaitu 30 orang ,masing-masing
Timur. Makanan tambahan yang diberikan selama 90
15 orang untuk kelompok perlakuan dan kelompok
hari pada kelompok perlakuan. Ibu hamil yang
kontrol.
menderita kurang energi kronis yang dijadikan
Data-data yang dikumpulkan adalah data
sampel dalam penelitian ini baik untuk kelompok
tentang perubahan berat badan, konsumsi zat gizi
perlakuan maupun kontrol masuk dalam trimester I
(energy dan protein), kontribusi PMT pada ibu hamil
dan II.. Pada kelompok perlakuan 15 orang ibu hamil
KEK. Cara pengumpulan data: Data berat badan
kurang energi kronis masuk dalam terimester I
dikumpulkan melalui penimbangan dengan alat bantu
sebanyak 7 orang dan trimester II sebanyak 8 orang.
timbangan injak digital (merk SECA) dengan

1393
JURNAL KESEHATAN PRIMA VOL. 9 NO. 1, PEBRUARI 2015

Sedangkan pada kelompok kontrol iu hamil kurang konsumsi energi dan protein ibu hamil kurang energi
energi kronis hamil trimester I sebanyak 7 orang dan kronis.
trimester II sebanyal 8 orang. A. Konsumsi zat gizi (Energi, Protein) Ibu Hamil
Makanan tambahan yang diberikan pada Kurang Energi kronis Pada Kelompok
Perlakuan dan kelompok Kontrol
kelompok perlakuan berupa biskuit yang berbahan
dasar tepung kedele, tepung jagung, tepung terigu, 1. Kelompok Perlakuan
gula, susu skim, telur dan margarin. Dokumentasi Konsumsi zat gizi (energi, protein) ibu
biskuit dapat dilihat pada lampiran 1. Beberapa hamil kurang energi kronis sebelum dan
parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah : sesudah intervensi pada kelompok perlakuan
perubahan berat badan, konsumsi zat gizi (energi dan disajikan pada tabel 1.
protein) dan kontribusi makanan tambahan terhadap

Tabel 1. Konsumsi Zat Gizi (Energi, Protein) Ibu Hamil Kurang Energi Kronis pada
Kelompok Perlakuan sebelum dan sesudah intervensi
Konsumsi Protein (Gram)
Konsumsi Energi (Kkal)
Sesudah
NO Sebelum Sesudah Sebelum
% AKG
Energi % AKG Energi % AKG Protein % AKG Protein
1 1650 66.00 2305.35 92.20 55 82.08 80.4 120.00
2 1406 55.80 2065.7 86.79 53 79.10 73.3 109.40
3 1328 55.78 1903.6 79.95 40 70.17 63.3 104.73
4 1076 43.03 1592.25 63.69 31 46.26 47.1 70.29
5 1414 56.56 2100.05 84.02 34 50.74 63.4 94.62
6 1930 77.20 2442.05 97.68 35 52.23 67.4 100.59
7 1432 57.28 1945.6 77.82 35 52.23 54.1 80.74
8 1405 56.20 2055.6 82.22 44 65.67 66.7 99.55
9 1430 57.20 2104.75 84.19 36 53.73 57.8 86.26
10 1134 45.36 2357.7 94.30 26 38.80 93.5 139.55
11 1930 77.20 2334.35 93.37 78 116.4 79.8 119.10
12 2300 92.00 2361.05 94.44 85 126.86 87.4 130.45
13 1608 64.32 2124 84.96 30 44.77 54.4 81.19
14 1153 46.12 2275.55 91.02 38 56.71 91.6 136.71
15 1244 49.76 2207.45 88.29 42 62.68 83.8 125.07

2. Kelompok Kontrol pada kelompok Kontrol disajikan pada


tabel 2.
Konsumsi zat gizi (energi,
protein) ibu hamil kurang energi kronis

1394
AASP. Chandradewi, Pengaruh Pemberian Makanan

Tabel 2. Konsumsi zat Gizi (Energi, Protein) ibu hamil kurang energi kronis pada kelompok
kontrol
Konsumsi Protein (Gram)
Konsumsi Energi (Kkal)
NO Sesudah
Sebelum Sesudah Sebelum
% AKG
Energi % AKG Energi % AKG Protein % AKG Protein
1 1620 68.06 1539.6 64.68 65 97.01 51.7 77.1`6
2 1525 64.07 1761.8 70.02 35 52.23 59.8 82.25
3 1225 51.47 1587.8 66.71 38 56.71 59.2 88.35
4 1110 46.63 1245.8 52.34 36 53.73 46.9 70.00
5 1275 53.57 1457.3 61.23 45 67.16 47.8 71.34
6 1728 72.60 1998.3 83.96 35 52.23 49.6 74.02
7 1280 53.78 1377 57.85 35 ]52.23 52 77.61
8 1538 64.62 1740.6 73.13 64 95.52 75 119.4
9 1740 73.11 1819 76.42 61 91.04 68 101.49
10 1236 51.93 1680.9 70.62 36 53.73 38.2 57.01
11 2210 92.85 1865.6 78.38 75 111.9 55.2 82.38
12 1248 52.43 1708 71.76 24 35.82 59.8 89.25
13 1700 71.42 1761.8 74.02 43 64.17 59.8 89.25
14 1650 69.32 1250 52.52 32 47.76 47 70.14
15 1350 56.72 1449.3 60.89 42 62.68 46.5 69.40

B. Berat badan Bumil KEK (Kurang Energi Data hasil penimbangan berat
Kronis) Sebelum dan sesudah Diberi Makanan
badan ibu hamil kurang energi kronis
Tambahan Berbahan Pangan Lokal Pada
Kelompok Perlakukan dan Kelompok Kontrol. sebelum dan sesudah diberikan intervensi
dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel. 3. Berat badan Ibu Hamil Kurang Energi Kronis Sebelum dan Sesudah
Diberi Makanan Tambahan

Kelompok Kontrol Berat Badan (Kg)


Kelompok perlakuan (Berat Badan (Kg)
NO
NO
Kenaikan
Sebelum Sesudah Kenaikan Sebelum Sesudah
1 43 49 6 1 45 50 5
2 47 55 8 2 43 50 7
3 47 51 4 3 48 50 2
4 48 51 3 4 44 50 6
5 43 50 7 5 40 43 3
6 45 49 4 6 43 46 3
7 47 51 4 7 40 44 4
8 48 52 4 8 48 51 3
9 49 53 4 9 45 47 2
10 52 80 8 10 49 50 1
11 40 48 8 11 47 49 2
12 39 46 7 12 46 50 4
13 39 46 7 13 46 47 2
14 55 59 4 14 42 44 2
15 47 56 9 15 44 46 2

1395
JURNAL KESEHATAN PRIMA VOL. 9 NO. 1, PEBRUARI 2015

C. Kontribusi makanan tambahan terhadap Kontribusi Makanan Tambahan berbahan


Konsumsi Zat Gizi (Energi, protein) Ibu hamil
pangan lokal terhadap konsumsi zat gizi (energi,
Kurang Energi Kronis pada kelompok
perlakuan protein) ibu hamil kurang energi kronis pada
kelompok perlakuan disajikan pada tabel 4.
Tabel 4. Kontribusi Makanan tambahan Berbahan Pangan Lokal Terhadap Konsumsi Zat Gizi
(Energi, Protein) Ibu Hamil Kurang Energi Kronis Pada Kelompok Perlakuan
Konsumsi Energi (Kkal) Sebelum Konsumsi Protein (Gram) Sesudah
NO
%
Total PMT % Total PMT
1 2035.35 474.75 20.59 80.4 18.4 22.88
2 2065.7 474.75 22.98 73.3 18.4 25.10
3 1903.6 474.75 24.93 63.3 18.4 29.06
4 1592.25 474.75 29.81 47.1 18.4 39.06
5 2100.05 474.75 22.60 63.4 18.4 29.02
6 2442.05 474.75 19.44 67.4 18.4 27.29
7 1945.6 474.75 24.40 54.1 18.4 34.01
8 2055.6 474.75 23.05 66.7 18.4 27.58
9 2104.75 474.75 22.55 57.8 18.4 31.58
10 2357.7 474.75 20.14 93.8 18.4 19.67
11 2334.35 474.75 20.33 79.8 18.4 23.05
12 2361.05 474.75 21.11 87.4 18.4 21.05
13 2361.05 474.75 22.35 54.4 18.4 33.82
14 2275.55 474.75 20.86 91.6 18.4 20.08
15 2207.45 474.75 21.51 83.8 18.4 21.95

D. Pemberian Makanan Tambahan Terhadap Berat peningkatan konsumsi pada kelompok perlakuan
Badan Ibu Hamil Kurang Energi Kronis. setelah diberikan makanan tambahan (energi 474.75
kkal dan protein sebesar 18.4 gram) adalah 643.05
Hasil uji statistik pair t test, diperoleh
295.38 Kkal dan protein 26.64 17.24 gram.. Secara
nilai sig o,ooo (p< 0.05), yang berarti bahwa
statistik, rata-rata konsumsi zat gizi kelompok
pemberian makanan tambahan memberikan
perlakuan dan kontrol sebelum diberikan intervensi
pengaruh yang signifikan terhadap kenaikan
tidak berbeda nyata pada = 0.05. Berdasarkan
berat badan ibu hamil kurang energi kronis di
Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan
Labuan Lombok Kabupaten Lombok Timur.
untuk ibu hamil per orang perhari yaitu untuk ibu
PEMBAHASAN hamil trimester I adalah energi 2380 Kkal dan protein
67 gram, sedangkan untuk ibu hamil terimester II
A. Konsumsi Zat Gizi (Energi, Protein Ibu
kecukupan zat gizi yang dianjurkan adalah 2580 Kkal
Hamil Kurang Energi Kronis pada
kelompok Perlakuan dan Kontrol dan protein 67 gram.
Berdasarkan data tabel 1, diketahui bahwa Faktor dominan rendahnya tingkat konsumsi
terjadi peningkatan konsumsi zat gizi (energi, zat gizi diduga ada dua hal yaitu (a) status sosial
protein) pada kelompok perlakuan. Rata-rata ekonomi yang rendah yang berimplikasi pada daya
beli rendah dan (b) adanya pe nurunan nafsu makan

1396
AASP. Chandradewi, Pengaruh Pemberian Makanan

pada periode awal kehamilan. Hal ini dapat terjadi bagi ibu hamil kirang energi kronis untuk memenuhi
karena pada trimester pertama ehamilan akan terjadi kebutuhan gizinya.Hasil penelitian ini menunjukkan
peningkatan metabolisme, perubahan hormonal dan bahwa terjadi peningkatan konsumsi energi dan
juga sistem organ mulai dibentuk dan mulai protein pada ibu hamil kurang energi kronis setelah
berfungsi. Bagi ibu hamil periode ini merupakan diberikan makanan tambahan berupa biskuit dengan
masa penyesuaian baik secara fisik, maupun emosi. bahan dasar pangan lokal dengan kandungan energi
Ibu hamil umumnya akan mengalami perasaan ingin 474,75 kkal dan protein 18,4 gram. Beberapa faktor
muntah, mual, merasa lelah yang dikenal dengan yang dipertimbangkan dalam pemilihan jenis produk
morning sickness, walaupun kejadian ini dapat terjadi adalah produk sudah dikenal dan memiliki citarasa
tidak hanya di pagi hari. yang baik sehingga disukai serta diterima masyarakat
Pada tabel 1 menunjukkan bahwa persentase secara luas, praktis, punya daya simpan relative lama
(%) konsumsi energi terhadap AKG pada kelompok dan mudah dalam penyajiannya. Aspek lain yang
perlakuan bila dibandingkan dengan sebelum dan dipertimbangkan adalah komposisi gizi produk. Jenis
sesudah pemberian makanan tambahan terjadi produk terpilih berupa biskuit Hal ini sejalan dengan
peningkatan yang bermakna (p < 0,05). Sebelum hasil penelitian N A Taslim,(2010) ibu hamil kurang
intervensi rata-rata % konsumsi energi terhadap energi kronis yang menerima PMT yang
AKG adalah 59,98 13,48% sedangkan setelah mengandung kurang lebih 600-700kkal dan 15-20 g
diberikan makanan tambahan meningkat menjadi protein setiap hari selama 3 bulan berturut-turut dan
86,99 8,96%. Pada konsumsi protein sebelum tablet besi yang berisi 60 mg ferrous sulfate dan
diberikan intervensi rata-ratanya adalah 66,45 0,025mg asam folat , menunjukkan bahwa terjadi
25,46 gram dan setelah diberikan makanan tambahan peningkatan rata-rata kadar hemoglobin sesudah 3
menjadi 105,55 21,58. Data pada tabel 2 bulan intervensi secara bermakna. Pengaturan makan
menunjukkan bahwa pada kelompok kontrol tidak ibu hamil akan mempengaruhi kecukupan zat gizi
terjadi peningtkatan yang bermakna pada konsumsi dan status gizi ibu hamil. Hal ini didukung oleh studi
energi (p >0,05) dimana konsumsi energinya masih Kohor yang dilakukan oleh P Lagiou, dkk yang
dibawah normal (<100%) sedangkan konsumsi menunjukkan adanya hubungan antara pengaturan
proteinnya terjadi peningkatan yang bermakna (p < asupan energi dengan peningkatan berat badan ibu
0,05). Konsumsi energi dan protein pada akhir hamil pada akhir trimester II (p=0,006). Begitu pula
intervensi berbeda nyata antara kelompok perlakuan hasil penelitian yang dilakukan oleh L M Sacco yang
dan kontrol (p < 0.05). Hal ini berarti intervensi menunjukkan adanya hubungan antara pengaturan
pangan dapat meningkatkan konsumsi energi dan asupan energi dan protein terhadap kecukupan zat
protein. gizi pada ibu hamil.
Pemberian makanan tambahan merupakan Di Indonesia melalui Widya Karya Nasional
salah satu upaya untuk meningkatan asupan zat gizi Pangan dab Gizi VII tahun 2004 menganjurkan

1397
JURNAL KESEHATAN PRIMA VOL. 9 NO. 1, PEBRUARI 2015

penambahan protein 17 g/hari selama kehamilan. dan Kardjati pada tahun 1994 pemberian makanan
Dengan demikian dalam satu hari asupan protein tambahan dengan 465 kalori dan 7,1 gram protein
dapat mencapai 75-100 g (sekitar 12% dari jumlah tidak berpengaruh terhadap berat bayi lahir namun
total kalori); atau sekitar 1,3 g/kgBB/hari 1,5 hasil meta analisis PMT dengan energy 300 - 800
g/kgBB/hari (usia 15-18 tahun), dan 1,7 g/kgBB/hari kkal/hari dengan energy yang berasal dari protein <
(di bawah 15 tahun). Pada intervensi pemberian 25 % dapat meningkatkan tambahan berat badan ibu
makanan tambahan , selain kandungan gizi, faktor hamil yang menderita KEK (Kramer, 1997 diambil
lain yang berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan dalam Anwar et al., 2003) . Hasil penelitian Bernatal
konsumsi harus diperhatikan. Sifat sensoris, Saragih,dkk (2008) menunjukkan bahwa pemberian
preferensi, daya terima dan variasi produk yang pangan fortifikasi pada ibu hamil mempengaruhi
diberikan adalah komponen yang mempengaruhi pertumbuhan linier dan tinggi lutut bayi secara
tingkat kepatuhan konsumsi. Variasi produk signifikan. Peningkatan pertumbuhan panjang badan
diharapkan dapat meminimalkan unsur bayi lebih kuat pengaruhnya pada bayi yang relatif
kebosanan/kejenuhan sehingga akan meningkatkan lebih pendek/ kurang gizi ketika lahir dibandingkan
tingkat kepatuhan konsumsi terhadap produk yang dengan yang panjang badannya lebih tinggi/cukup
diberikan. Hasil penelitian V. Prihananto (2007) gizi.
menunjukkan rata-rata tingkat kepatuhan konsumsi Berat badan yang lebih ataupun kurang dari
ibu hamil kurang energi kronis yang diberikan pada berat badan rata-rata untuk umur tertentu
makanan tambahan berupa produk biskuit adalah merupakan faktor untuk menentukan jumlah zat
paling tinggi (94.0%), kemudian diikuti susu (93.5%) makanan yang harus diberikan agar kehamilannya
dan teakhir bihun (92.5%). berjalan dengan lancar. Di Negara maju pertambahan
B. Berat badan Ibu Hamil Kurang Energi berat badan selama hamil sekitar 12-14 kg. Jika ibu
Kronis Sebelum dan Sesudah Diberikan
kekurangan gizi pertambahannya hanya 7-8 kg
Intervensi Biskuit Pada Kelompok
Perlakuan dan Kontrol dengan akibat akan melahirkan bayi dengan berat
Berdasarkan data pada tabel 3., dapat lahir rendah ( Erna, dkk, 2004 ). Pertambahan berat
dilihat bahwa terjadi peningkatan berat badan pada badan selama hamil sekitar 10 12 kg, dimana pada
ibu hamil kurang energi kronis pada kelompok trimester I pertambahan kurang dari 1 kg, trimester II
perlakuan maupun kelompok kontrol. Rata-rata sekitar 3 kg, dan trimester III sekitar 6 kg.
kenaikan berat badan pada kelompok perlakuan 5,80 Pertambahan berat badan ini juga sekaligus bertujuan
2,007 kg, sedangkan pada kelompok kontrol 3,13 memantau pertumbuhan janin
1,767 kg. Rata-rata peningkatan berat badan pada Seseorang dikatakan menderita risiko KEK
kelompok perlakuan lebih besar dibandingkan bilamana LILA<23,5 cm. Kondisi KEK pada ibu hamil
kelompok kontrol. Hal ini sejalan dengan hasil harus segera di tindak lanjuti sebelum usia kehamilan
penelitian yang dilakukan di Jawa Timur oleh Kusin mencapai 16 minggu. Pemberian makanan tambahan

1398
AASP. Chandradewi, Pengaruh Pemberian Makanan

yang Tinggi Kalori dan Tinggi Protein dan dipadukan sedangkan terhadap konsumsi total protein adalah
dengan penerapan Porsi Kecil tapi Sering, pada 26,99% ( 18,83 gram) 5,8 % (4,06 gram) .
faktanya memang berhasil menekan angka kejadian BBLR Berdasarkan pedoman pemberian makanan tambahan
di Indonesia. Penambahan 200 450 Kalori dan 12 20 gram pemulihan bagi ibu hamil kurang energi kronis,
protein dari kebutuhan ibu adalah angka yang mencukupi untuk bahwa kandungan energi 180 300 kkal dan 17 gram
memenuhi kebutuhangizi janin. Meskipun penambahan protein (Kemenkes RI, 2012)
tersebut secara nyata (95 %) tidak akan Kondisi Ibu Hamil sangat berbeda dengan
membebaskan ibu dari kondisi KEK, bayi dilahirkan kondisi sehari-hari normal. Ibu hamil mebutuhkan
dengan berat badan normal. peningkatan zat gizi karena meningkatnya
Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah metabolism energi dan support untuk pertumbuhan
keadaan di mana seseorang mengalami kekurangan dan perkembangan janin. Ibu hamil butuh
gizi (kalori dan protein) yang berlangsung lama atau penambahan semua zat gizi, hanya yang seringkali
menahun. Risiko Kekurangan Energi Kronis (KEK) terabaikan biasanya energi protein dan beberapa
adalah keadaan di mana seseorang mempunyai mineral, misal zat besi dan kalsium. Kehamilan
kecenderungan menderita KEK Seseorang dikatakan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi,
menderita risiko KEK bilamana LILA(Lingkar karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya
Lengan Atas) <23,5 cm (Chinue, 2009). LILA adalah meningkat selama kehamilan. Peningkatan energi
suatu cara untuk mengetahui risiko Kekurangan dan zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan
Energi Kronis KEK wanita usia subur termasuk dan perkembangan janin, pertambahan besarnya
remaja putri. Pengukuran LILA tidak dapat organ kandungan, perubahan komposisi dan
digunakan untuk memantau perubahan status gizi metabolisme tubuh ibu. Sehingga kekurangan zat gizi
dalam jangka pendek. Status gizi yang buruk (KEK) tertentu yang diperlukan saat hamil dapat
sebelum dan selama kehamilan akan menyebabkan menyebabkan janin tumbuh tidak sempurna.
ibu melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah. Kebutuhan energi pada trimester I
Di samping itu, akan mengakibatkan anemia pada meningkat secara minimal. Kemudian sepanjang
bayi baru lahir, mudah terinfeksi, abortus trimester II dan III kebutuhan energi terus meningkat
terhambatnya pertumbuhan otak janin (Supariasa, sampai akhir kehamilan. Energi tambahan selama
2002). trimester II diperlukan untuk pemekaran jaringan ibu
C. Kontribusi Makanan tambahan (Biskuit) seperti penambahan volume darah, pertumbuhan
terhadap Konsumsi Zat Gizi (Energi,
uterus, dan payudara, serta penumpukan lemak.
Protein) Ibu Hamil Kurang Enegi Kronis
Pada Kelompok Perlakuan Selama trimester III energi tambahan digunakan
Nilai rata-rata kontribusi makanan tambahan untuk pertumbuhan janin dan plasenta.
(biskuit) terhadap total konsumsi energi adalah Karena banyaknya perbedaan kebutuhan
23,44% (501,38 Kkal) 2,56 % (53,47 kkal), energi selama hamil, maka WHO menganjurkan

1399
JURNAL KESEHATAN PRIMA VOL. 9 NO. 1, PEBRUARI 2015

jumlah tambahan sebesar 150 Kkal sehari pada menjadi kekurangan adalah energi protein dan
trimester I, 350 Kkal sehari pada trimester II dan III. beberapa mineral seperti zat besi dan kalsium. Energi
Di Kanada, penambahan untuk trimester I sebesar yang tersembunyi dalam protein ditaksir sebanyak
100 Kkal dan 300 Kkal untuk trimester II dan III. 5180 kkal, dan lemak 36.337 Kkal. Agar energi ini
Sementara di Indonesia berdasarkan Widya Karya bisa ditabung masih dibutuhkan tambahan energi
Nasional Pangan dan Gizi ditentukan angka 285 Kkal sebanyak 26.244 Kkal, yang digunakan untuk
perhari selama kehamilan. Angka ini tentunya tidak mengubahy energi yang terikat dalam makanan
termasuk penambahan akibat perubahan temperatur menjadi energi yang bisa dimetabolisir. Dengan
ruangan, kegiatan fisik, dan pertumbuhan. Patokan demikian jumlah total energi yang harus tersedia
ini berlaku bagi mereka yang tidak merubah kegiatan selama kehamilan adalah 74.537 Kkal, dibulatkan
fisik selama hamil. menjadi 80.000 Kkal. Untuk memperoleh besaran
D. Pengaruh Pemberian Makanan tambahan energi per hari, hasil penjumlahan ini kemudian
Terhadap Peningkatan Berat Badan Ibu
dibagi dengan angka 250 (perkiraan lamanya
Hamil Kurang Energi Kronis
kehamilan dalam hari) sehingga diperoleh angka 300
Hasil analisis statistik menunjukkan terjadi
Kkal.
peningkatan berat badan yang signifikan pada
Ada beberapa cara yang dapat digunakan
kelompok perlakuan, bila dibandingkan antara
untuk mengetahui status gizi ibu hamil antara lain
sebelum dan sesudah perlakuan. Berdasarkan tabel 1,
memantau pertambahan berat badan selama hamil,
2 dan 4 dapat dilihat adanya keserasian antara
mengukur Lingkar Lengan Atas (LILA), dan
konsumsi energi dan protein dengan kenaikan berat
mengukur kadar Hb. Pertambahan berat badan
badan pada kelompok perlakuan. Hal ini memberi
selama hamil sekitar 10 12 kg, dimana pada
kesan bahwa peningkatan berat badan disebabkan
trimester I pertambahan kurang dari 1 kg, trimester II
karena pemberian makanan tambahan. Pengaturan
sekitar 3 kg, dan trimester III sekitar 6 kg.
makan ibu hamil akan mempengaruhi kecukupan zat
Pertambahan berat badan ini juga sekaligus bertujuan
gizi dan status gizi ibu hamil. Hal ini didukung oleh
memantau pertumbuhan janin.
studi Kohor yang dilakukan oleh P Lagiou, dkk yang
Ibu hamil merupakan kelompok yang cukup
menunjukkan adanya hubungan antara pengaturan
rawan gizi. Kekurangan gizi pada ibu hamil
asupan energi dengan peningkatan berat badan ibu
mempunyai dampak yang cukup besar terhadap
hamil pada akhir trimester II (p=0,006). Begitu pula
proses pertumbuhan janin dan anak yang akan
hasil penelitian yang dilakukan oleh L M Sacco yang
dilahirkan. Bila ibu hamil mengalami kurang gizi
menunjukkan adanya hubungan antara pengaturan
maka akibat yang akan ditimbulkan antara lain:
asupan energi dan protein terhadap kecukupan zat
keguguran, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat
gizi pada ibu hamil.
bawaan, anemia pada bayi, dan bayi lahir dengan
Bagi ibu hamil, pada dasarnya semua zat
BBLR. Beberapa penelitian membuktikan bahwa
gizi memerlukan tambahan, namun yang seringkali

1400
AASP. Chandradewi, Pengaruh Pemberian Makanan

pengaruh gizi kurang terhadap kejadian BBLR cukup signifikan terhadap peningkatan berat badan ibu
besar pada ibu hamil, apalagi kondisi gizi ibu hamil kurang energi kronis (p < 0,05)
sebelum hamil buruk. Masalah gizi kurang pada ibu
Saran
hamil ini dapat dilihat dari prevalensi Kekurangan
Energi Kronis (KEK) dan kejadian anemia. Untuk
Mengingat makanan tambahan berupa
memperkecil resiko BBLR diperlukan upaya
biskuit yang berbahan pangan lokal bagi ibu hamil
mempertahankan kondisi gizi yang baiik pada ibu
kurang energi kronis, memberikan kontribusi yang
hamil. Upaya yang dilakukan berupa pengaturan
bermakna terhadap konsumsi energi dan protein
konsumsi makanan, pemantauan pertambahan berat
secara keseluruhan, maka perlu kiranya dilakukan
badan, pemeriksaan kadar Hb, dan pengukuran LILA
pengembangan bahan pangan lokal yang merupakan
sebelum atau saat hamil.
sumber zat gizi potensial. Disamping itu agar
konsumsi makanan utama tetap terjaga, maka dalam
KESIMPULAN DAN SARAN
pemberian makanan tambahan perlu diserta dengan
Kesimpulan penyuluhan yang intensif dan pemberian pelatihan
tentang teknologi sederhana untuk pengembangan
1. Nilai rata-rata peningkatan berat badan ibu hamil
potensi pangan lokal.
kurang energi kronis yang diberikan makanan
tambahan selama 90 hari adalah 5,8 2,007 kg, DAFTAR PUSTAKA
sedangkan pada kelompok kontrol 3,13 1,767
Allen & Gillespie. 2001. What works? A review of
kg.
the efficacy and effectiveness of nutrition
2. Ibu hamil kurang energi kronis pada kelompok interventions. ACC/SCN Nutrition Policy
Paper no. 19 ADB Nutrition and
perlakuan mengalami peningkatan konsumsi zat
Development Series No. 5.
gizi (energi, protein), yaitu rata-rata 643,05
Arifeen SE dkk. 2006. Infant grotwh patterns in the
295,384 kkal dan protein 26,65 17,2461 gram.
slum Dhaka in relation to birth weight
3. Kontribusi dari makanan tambahan berupa intrauterine growth retardation and
prematurity. Am J Clin Nutr 72(4): 1010-
biskuit dengan bahan pangan lokal terhadap
1017
konsumsi energi dan protein total ibu hamil
Bernatal Saragih, dkk. Pengaruh Pemberian Pangan
kurang energi kronis pada kelompok perlakuan Fortifikasi Zat Multi Gizi Mikro Pada Ibu
masing-masing adalah energi 23,44% (501,38 Hamil terhadap Pertumbuhan Linier, Tinggi
Lutut dan status Anemia Bayi Jurnal Gizi
Kkal) 2,56 % (53,47 kkal) dan protein 26,99% dan Pangan, Maret 2007 2(1): 16-21
( 18,83 gram) 5,8 % (4,06 gram)
Kemenkes RI, 2012. Pedoman Penyelenggaraan
4. Pemberian makanan tambahan berupa biskuit Pemberian Makanan Tamabahan pemulihan
dengan bahan pangan lokal berpengaruh secara Bagi Ibu Hamil KEK dan balita Gizi
Kurang.

1401
JURNAL KESEHATAN PRIMA VOL. 9 NO. 1, PEBRUARI 2015

Mora OJ & Nestel P. 2000. Improving prenatal Saraswati, E. 1998. Resiko Ibu Hamil Kurang Energi
nurition in developing countries: Kronis (KEK) dan Anemia untuk
strategies, prospects, and challenge. melahirkan Bayi dengan Berat Badan Lahir
American journal of Clinical Nutrition. Rendah (BBLR). Penelitian Gizi dan
Makanan jilid 21.
N A Taslim, dkk, 2005 Pengaruh Pemberian
makanan tambahan dan tablet Besi
Simarmata M. 2008 Hubungan Pola Konsumsi,
terhadap Kadar Haemoglobin Ibu Hamil
Ketersediaan Pangan, Pengetahuan Gizi
Yang menderita Kurang Energi Kronik Di
dan Status Kesehatan dengan Kejadian
Kabupaten Takalar, Sulawesi selatan, Jurnal
KEK pada Ibu Hamil di Kabupaten
Med Nus.; 26:24-29)
Simalungun . Medan:Sekolah Pasca
Sarjana UniversitasSumatera Utara.
Prihananto V. 2007. Pengaruh Pangan Fortifikasi
Multi gizi mikro terhadap Status Gizi ibu
hamil dan berat bayi lahir. [Disertasi].
Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut
Pertanian Bogor.

1402

You might also like