Makalah Teknik Lingkungan Dan Amdal
Makalah Teknik Lingkungan Dan Amdal
Makalah Teknik Lingkungan Dan Amdal
DIBUAT OLEH :
NPM : 22414625
KELAS : 2IC06
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2015
ABSTAK
Water can not be used again for domestic purposes, polluted water and to then can
not be used again as supporting human life, will lead to social impact is very large
and will take a long time to recover, but the water is needed for domestic purposes
stairs very much. Water can not be used for industrial purposes, if the water is already
contaminated the water can not be used for industrial purposes effort to improve
human life will not be achieved. Water can not be used for agricultural purposes,
because the water is polluted it can not be used again as irrigation, for irrigation in
rice fields and pond fishing, because of the inorganic compound which resulted in
drastic changes in the pH of the water. The impact of organic solid waste disposal are
derived from household activities, organic solid waste that is degraded by
microorganisms will lead to a bad odor (rotten) due to the decomposition of the waste
into smaller accompanied by the release of gas that smells. Organic waste that
produces the protein would produce a bad odor anymore (more foul) because proteins
that contain amine groups that will decompose to ammonia gas.
The impact of which can lead to health and cause disease, the potential health hazards
that can be caused are: diarrhea and mice, the disease occurs due to virus originating
from waste with improper management. Skin diseases such as scabies and ringworm.
i
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta hidayah juga karunia-Nya kepada kami sehingga kami
berhasilmenyelesaikan makalah ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya yang
berjudul “ LIMBAH RUMAH TANGGA “.
Akhir kata, kami sampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan dalam penyusunan makalh ini dari awal hingga akhir. Semoga Allah
SWT senatiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
ii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................................ i
1. Pendahuluan .......................................................................................................... 1
2. Problem yang dihadapi ......................................................................................... 3
3. RKL Dan RPL....................................................................................................... 5
4. Pilihan solusi ......................................................................................................... 12
5. Solusi yang dipilih ................................................................................................ 13
6. Penutup ................................................................................................................. 15
iii
A. PENDAHULUAN
1
Perbedaan tersebut dapat dilihat dari keadaan fisik, kimia dan lingkungan yang ada
disungai.
Dijelaskan oleh Thomann dan Muller (1987) bahwa secara fisik dapat diperlihatkan
dengan karakteristik luasan genangan, topografi, hidrologi, klimatologi
dankemampuan untuk mengasimilasi adanya perubahan biologikal maupun
hidrologikal yang ada di sungai. Di wilayah Kodya Yogyakarta terdapat 3 (tiga)
sungai yang mengalir melewati tengah kota dan ketiga sungai tersebut merupakan
bagian
Daerah Aliran Sungai (DAS) utama. Adapun ketiga sungai tersebut adalah sungai
Winongo, Code dan Gadjahwong. Khususnya untuk sungai Gadjahwong yang selalu
menerima limbah pertanian, limbah pemukiman dan limbah industri, maka perairan
ini perlu dideteksi tingkat pencemarannya. Untuk itu dibagian akhir makalah ini
diuraikan studi kasus pencemaran sungai Gadjahwong akibat limbah buangan
terhadap parameter Biological Oksigen Demand (BOD) dan Oksigen Terlarut (DO)
sungai yang bersangkutan.
2
B. PROBLEM YANG DIHADAPI
Air limbah yang dibuang secara langsung ke sungai tanpa proses pengolahan
dapat membahayakan kehidupan biota di dalamnya dan penurunan kualitas air.
Disadari atau tidah limbah detergen yang dihasilkan dari perumahan telah
menimbulkan kerusakan yang tidak terlihat. Umumnya, air tercemar dapat terlihat
dari fisiknya, yaitu semula jernih menjadi keruh atau kehitaman-hitaman bahkan
sering menimbulkan bau tidak enak. Masyarakat umumnya tidak mengetahui dari
efek bahaya dari detergen yang dibuang ke sungai. Kurangnya sosialisasi dari
produsen dan pemerintah tentang bahaya dari sisa detergen ke lingkungan
memperlihatkan ketidakpedulian pada masyarakat dan alam. Sekali lagi kepentingan
ekonomi dan keuntungan pribadi menjadi alasan pokok permasalahan tersebut.
3
Kemudian sampah an organik atau sampah kering, contoh logam, besi,
kaleng, plastik, karet juga botol yang tidak dapat mengalami pembusukan secara
alami. Selain itu sampah berbahaya, contoh baterai, botol racun nyamuk termasuk
jarum suntik bekas.
4
C. RKL (Rencana Pengelolaan Lingkungan) Dan RPL( Rencana
Pemantauan Lingkungan)
Tiga dokumen (ANDAL, RKL dan RPL) diajukan bersama-sama untuk dinilai oleh
Komisi Penilai AMDAL. Hasil penilaian inilah yang menentukan apakah rencana
usaha dan/atau kegiatan tersebut layak secara lingkungan atau tidak dan apakah perlu
direkomendasikan untuk diberi ijin atau tidak.
GUNA AMDAL
5
Prosedur AMDAL terdiri dari :
Proses penyusunan ANDAL, RKL, dan RPL. Penyusunan ANDAL, RKL, dan RPL
dilakukan dengan mengacu pada KA-ANDAL yang telah disepakati (hasil penilaian
Komisi AMDAL).
6
Proses penilaian ANDAL, RKL, dan RPL. Setelah selesai disusun, pemrakarsa
mengajukan dokumen ANDAL, RKL dan RPL kepada Komisi Penilai AMDAL
untuk dinilai. Berdasarkan peraturan, lama waktu maksimal untuk penilaian ANDAL,
RKL dan RPL adalah 75 hari di luar waktu yang dibutuhkan oleh penyusun untuk
memperbaiki/menyempurnakan kembali dokumennya.
Dalam penyusunan studi AMDAL, pemrakarsa dapat meminta jasa konsultan untuk
menyusunkan dokumen AMDAL. Penyusun dokumen AMDAL harus telah memiliki
sertifikat Penyusun AMDAL dan ahli di bidangnya. Ketentuan standar minimal
cakupan materi penyusunan AMDAL diatur dalam Keputusan Kepala Bapedal
Nomor 09/2000.
7
Pemrakarsa adalah orang atau badan hukum yang bertanggungjawab atas suatu
rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan.
Proses dan prosedur UKL-UPL tidak dilakukan seperti AMDAL tetapi dengan
menggunakan formulir isian yang berisi :
8
Identitas pemrakarsa
Rencana Usaha dan/atau kegiatan
Dampak Lingkungan yang akan terjadi
Program pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup
Tanda tangan dan cap
AMDAL-UKL/UPL
Rencana kegiatan yang sudah ditetapkan wajib menyusun AMDAL tidak lagi
diwajibkan menyusun UKL-UPL (lihat penapisan Keputusan Menteri LH 17/2001).
UKL-UPL dikenakan bagi kegiatan yang telah diketahui teknologi dalam pengelolaan
limbahnya.
9
AMDAL dan Audit Lingkungan Hidup Wajib
Bagi kegiatan yang telah berjalan dan belum memiliki dokumen pengelolaan
lingkungan hidup (RKL-RPL) sehingga dalam operasionalnya menyalahi peraturan
perundangan di bidang lingkungan hidup, maka kegiatan tersebut tidak bisa
dikenakan kewajiban AMDAL, untuk kasus seperti ini kegiatan tersebut dikenakan
Audit Lingkungan Hidup Wajib sesuai Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor
30 tahun 2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Audit Lingkungan yang Diwajibkan.
Kegiatan dan/atau usaha yang sudah berjalan yang kemudian diwajibkan menyusun
Audit Lingkungan tidak membutuhkan AMDAL baru.
10
Penerapan perangkat pengelolaan lingkungan sukarela bagi kegiatan-kegiatan yang
wajib AMDAL tidak secara otomatis membebaskan pemrakarsa dari kewajiban
penyusunan dokumen AMDAL. Walau demikian dokumen-dokumen sukarela ini
sangat didorong untuk disusun oleh pemrakarsa karena sifatnya akan sangat
membantu efektifitas pelaksanaan pengelolaan lingkungan sekaligus dapat
“memperbaiki” ketidaksempurnaan yang ada dalam dokumen AMDAL.
Dokumen lingkungan yang bersifat sukarela ini sangat bermacam-macam dan sangat
berguna bagi pemrakarsa, termasuk dalam melancarkan hubungan perdagangan
dengan luar negeri. Dokumen-dokumen tersebut antara lain adalah Audit Lingkungan
Sukarela, dokumen-dokumen yang diatur dalam ISO 14000, dokumen-dokumen yang
dipromosikan penyusunannya oleh asosiasi-asosiasi industri/bisnis, dan lainnya.
11
D. PILIHAN SOLUSI
1. Memastikan bahwa teknologi yang dipilih terdiri dari proses-proses yang sesuai
dengan karakteristik limbah yang akan diolah.
12
E. SOLUSI YANG DIPILIH
Tujuan utama pengolahan air limbah ialah untuk mengurai kandungan bahan
pencemar di dalam air terutama senyawa organik, padatan tersuspensi, mikroba
patogen, dan senyawa organik yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme yang
terdapat di alam. Pengolahan air limbah tersebut dapat dibagi menjadi 5 (lima) tahap:
Pada dasarnya, pengolahan tahap pertama ini masih memiliki tujuan yang
sama dengan pengolahan awal. Letak perbedaannya ialah pada proses yang
berlangsung. Proses yang terjadi pada pengolahan tahap pertama ialah neutralization,
chemical addition and coagulation, flotation, sedimentation, dan filtration.
13
4. Pengolahan Tahap Ketiga (Tertiary Treatment)
Proses-proses yang terlibat dalam pengolahan air limbah tahap ketiga ialah
coagulation and sedimentation, filtration, carbon adsorption, ion exchange, membrane
separation, serta thickening gravity or flotation.
14
F. PENUTUP
A. SIMPULAN
Apabila setiap rumah tangga mau dan mampu mendaur ulang sampahnya masing-
masing, maka sisa sampah yang dibuang dari rumah tangga tinggal sedikit berupa
limbah non organik dan inipun masih bisa dimanfaatkan para pemulung.
Limbah rumah tangga adalah limbah yang berasal dari dapur, kamar mandi,
cucian, limbah bekas industri rumah tangga dan kotoran manusia. Limbah merupakan
buangan atau sesuatu yang tidak terpakai berbentuk cair, gas dan padat. Dalam air
limbah terdapat bahan kimia yang sukar untuk dihilangkan dan berbahaya. Bahan
kimia tersebut dapat memberi kehidupan bagi kuman-kuman penyebab penyakit
disentri, tipus, kolera dan penyakit lainnya. Air limbah tersebut harus diolah agar
tidak mencemari dan tidak membahayakan kesehatan lingkungan. Air limbah harus
dikelola untuk mengurangi pencemaran.
B. SARAN
Sudah saatnya masyarakat dididik untuk bertanggung jawab dalam pengelolaan
sampah secara sederhana. Seperti masyarakat dan pemerintah Kota Brisbane bahu
membahu untuk mengelola sampah secara professional, mereka sadar bahwa sampah
jika dikelola dengan baik selain mempunyai nilai jual juga menjaga lingkungan
bersih dan aman dari polusi.
15
DAFTAR PUSTAKA
16