Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Puskesmas Mergangsan Kota Yogyakarta
Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Puskesmas Mergangsan Kota Yogyakarta
Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Puskesmas Mergangsan Kota Yogyakarta
Abstract
One cause of infant mortality (IMR) in the world in infants is caused by diarrhea with an incidence of
15 per 1000 births. In Indonesia, around 162 thousand children under five die every year or around
460 children under five every day due to diarrhea. The results of the household health survey (SKRT)
in Indonesia, diarrhea is the number two cause of death in children under five after pneumonia and
number three for infants and number five for all ages. Parenting is a practice at home that is realized
by the availability of food and health care as well as other sources for the survival, growth and
development of children. It is expected that with good parenting, diarrhea can be prevented. The
purpose of this study was to determine the relationship of parenting parents with the incidence of
diarrhea in infants at Mergangsan Health Center in Yogyakarta City. The research method used was
cross sectional research. The technique of taking samples with accidental sampling with a sample of
53 mothers of children under five. Data analysis using chi square test. The results of the study, parenting
parents under five are included in both categories, 29 people or 54.7%. the majority of children under
five do not have diarrhea, namely 37 people or 69.8%, there is a relationship between parenting and
the incidence of diarrhea X_count = 8,169 and p-value 0.004 with a close relationship (C) = 0.365.
Conclusion, there is a significant relationship between parenting parents with the incidence of diarrhea
in infants.
Keyword: Parenting Parenting, Diarrhea in Toddlers, Community Health Center
Abstrak
Salah satu penyebab angka kematian bayi (AKB) di dunia pada bayi adalah disebabkan oleh diare
dengan angka kejadian sebesar 15 per 1000 kelahiran. Di Indonesia, sekitar 162 ribu balita meninggal
setiap tahun atau sekitar 460 balita setiap harinya akibat diare. Hasil survei kesehatan rumah tangga
(SKRT) di Indonesia, diare merupakan penyebab kematian nomor dua pada balita setelah pneumonia
dan nomor tiga bagi bayi serta nomor lima bagi semua umur. Pola asuh ibu adalah praktik dirumah
tangga yang diwujudkan dengan tersedianya pangan dan perawatan kesehatan serta sumber lainnya
untuk kelangsungan hidup, pertumbuhan dan perkembangan anak. Diharapkan dengan pola asuh yang
baik diare dapat dicegah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pola asuh orang
tua dengan kejadian diare pada balita di Puskesmas Mergangsan Kota Yogyakarta. Metode penelitian
yang digunakan adalah penelitian cross sectional. Tekhnik pengambilan sample dengan accidental
sampling dengan jumlah sampel 53 ibu balita. Analisa data dengan menggunakan uji chi square. Hasil
penelitian, pola asuh orang tua balita termasuk dalam kategori baik yaitu 29 orang atau 54.7%.
mayoritas balita tidak mengalami diare yaitu 37 orang atau 69.8%, ada hubungan pola asuh orang tua
dengan kejadian diare 𝑋 = 8.169 dan p-value 0.004 dengan keeratan hubungan rendah (C) =
http://jurnal.unived.ac.id
JDER Journal of Dehasen Education Review, 2020: 1(2), 56-64 eISSN 2721-2505
0.365. Kesimpulan, ada hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan kejadian diare
pada balita.
Kata Kunci: Pola Asuh Orangtua, Diare pada Balita, Puskesmas
http://jurnal.unived.ac.id
JDER Journal of Dehasen Education Review, 2020: 1(2), 56-64 eISSN 2721-2505
http://jurnal.unived.ac.id
JDER Journal of Dehasen Education Review, 2020: 1(2), 56-64 eISSN 2721-2505
dan tulisan ilmiah yang relevan dengan topik reliabilitas dapat dilakukan dengan rumus K-R20.
penelitian yang dilakukan, data yang diperoleh Rumus ini cenderung memberikan hasil 𝑟
dari profil Puskesmas Mergangsan Kota dengan harga yang tinggi. Dengan menggunakan
Yogyakarta. rumus tersebut maka akan diketahui tingkat
Instrumen pengumpulan data dalam reliabilitas instrumen yang digunakan. Taraf
penelitian ini adalah dengan menggunakan lembar signifikan yang digunakan adalah 95%.
kuesioner yang berisikan pertanyaan-pertanyaan Data yang telah dikumpulkan, untuk
yang bersifat tertutup dan terstruktur. Pertanyaan selanjutnya dilakukan cek ulang oleh peneliti
dalam penelitian ini berhubungan dengan pola tentang kelengkapan isi kuesioner melalui
asuh orang tua pada balita dan orang tua pada prosedur pengolahan data secara manual dengan
balita dan kejadian diare dengan menggunakan melakukan editing, coding, scoring dan tabulasi.
skala Guttman yaitu suatu skala yang bersifat Analisa data yang digunakan adalah analisis
tegas seperti jawaban dari pertanyaan/pernyataan: univariat dan analisis bivariate. Analisis univariat
ya dan tidak, positif dan negatif, dan tidak setuju, dilakukan untuk tiap-tiap variabel yang diteliti
benar atau salah22. Responden tinggal memberi dari hasil penelitian, analisis ini menghasilkan
tanda centang (√) pada jawaban yang dipilih. distribusi frekuensi dan persentase dari tiap
Untuk jawaban “ya” diberi nilai 1 dan "tidak" variabel yaitu pola asuh orang tua dan kejadian
bernilai 0. diare pada balita. Analisis univariat dilakukan
Setelah kuesioner sebagai alat ukur atau alat pada tiap-tiap variabel dari hasil penelitian, yang
pengumpul selesai disusun, belum berarti kemudian akan mendapatkan gambaran tentang
kuesioner tersebut dapat langsung digunakan frekuensi pola asuh orang tua dan frekuensi
untuk mengumpulkan data. Kuesioner dapat kejadian diare pada balita yang diketahui dari
digunakan sebagai alat ukur penelitian perlu uji kuesioner. Analisis bivariat yang di gunakan
validitas dan reabilitas. Validitas adalah suatu dalam penelitian ini adalah chi square. Uji Chi
ukuran menunjukkan tingkat tingkat kevalidan Square berguna untuk menguji hubungan atau
sesuatu instrumen. Reliabilitas menunjuk pada pengaruh dua buah variabel nominal. Uji ini
satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dilakukan untuk melihat hubungan variabel
dipercaya untuk digunakan sebagai alat independen dengan dependen dalam bentuk
pengumpul data karena instrument tersebut tidak tabulasi silang antara kedua variabel tersebut
menggunakan uji statistik dengan tingkat
baik6. Pada penelitian ini digunakan uji validitas
kemaknaan 0,05%. Tingkat kemaknaan yang
dengan menggunakan rumus Pearson Product
Moment. Selanjutnya untuk menentukan sahih digunakan adalah p value dan 𝑋 . Batas
atau tidaknya suatu item pertanyaan dilakukan signifikansi, jika p value < 0,1 maka hasil hitung
dengan membandingkan angka korelasi Product statistik bermakna, sebaliknya jika p value > 0,1
Moment dengan tabel r. Setelah harga r diperoleh berarti hasilnya tidak bermakna dan nilai 𝑋
lalu dihitung kemudian untuk diputuskan dibandingkan dengan nilai tabel, jika Xhit > Xtab
instrument tersebut valid atau tidak, harga tersebut maka hasil hitungan statistik bermakna dengan
dibandingkan dengan r tabel dengan taraf menggunakan uji chi square, selanjutnya untuk
kesalahan 5%. Jika didapatkan r lebih besar dan mengetahui keeratan hubungan menggunakan
atau sama dengan r tabel, maka item tersebut nilai Koefisien Korelasi.
sahih, dan apabila kurang dari r tabel maka item Data primer dalam penelitian ini antara lain
berupa identitas responden dan pengetahuan ibu
tersebut dikatakan gugur6. Setelah diperoleh nifas tentang perawatan luka perineum dengan
harga 𝑟 maka hasilnya dikonsultasikan dengan instrumen berupa kuesioner perawatan luka
harga kritik r product moment, jika harga 𝑟 lebih perineum. Data sekunder dalam penelitian ini
besar atau sama dengan r tabel maka dapat antara lain berupa data jumlah persalinan tiap
dikatakan butir soal tersebut valid. Tingkat bulan dan jumlah ibu nifas yang mengalami luka
kepercayaan yang digunakan adalah 95%. perineum di wilayah Puskesmas Tegalrejo Kota
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan Yogyakarta.
sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya Data yang dikumpulkan terdiri dari data
atau dapat diandalkan17. Pengujian reliabilitas primer dan data sekunder. Data primer mencakup
internal consistensy, dilakukan dengan cara pengumpuilan data : nama dan umur ibu nifas,
mencobakan instrumen sekali saja, kemudian tingkat pendidikan, status ekonomi dan informasi
dianalisis dengan tekhnik tertentu. Pengujian yang diperoleh.
http://jurnal.unived.ac.id
JDER Journal of Dehasen Education Review, 2020: 1(2), 56-64 eISSN 2721-2505
Hasil Penelitian
Pola asuh orangtua dibagi menjadi dua
kategori yaitu baik dan kurang baik seperti pada
tabel berikut ini.
http://jurnal.unived.ac.id
JDER Journal of Dehasen Education Review, 2020: 1(2), 56-64 eISSN 2721-2505
Tabel 4.3 Tabel Silang Hubungan Pola Asuh Orangtua dengan Kejadian Diare di Puskesmas Mergangsan Kota Yogyakarta Juni 2013 (n=53).
http://jurnal.unived.ac.id
JDER Journal of Dehasen Education Review, 2020: 1(2), 56-64 eISSN 2721-2505
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui penelitian yang dilakukan oleh (Ristanti) 2011
bahwa sebanyak 37 orang (69.8%) balita tidak yang menyatakan bahwa ada hubungan pola asuh
mengalami diare, 12 orang (22.6%) diantaranya dengan kejadian diare pada anak di wilayah kerja
dengan pola asuh orangtua kurang baik, dan 25 Puskesmas Depok I Maguwo Yogyakarta. Pola
orang (47.2%) dengan pola asuh baik. Selanjutnya asuh orangtua dipengaruhi oleh beberapa faktor
sebanyak 16 orang (30.2%) balita mengalami antara lain: budaya, tingkat pendidikan,
diare,dengan 12 orang (22.6%) diantaranya lingkungan, umur dan tingkat sosial ekonomi.
dengan pola asuh orangtua kurang baik dan 4 Pola asuh yang baik membantu pertumbuhan dan
orang (75%) dengan pola asuh orangtua baik. perkembangan anak, memberikan stimulus,
Berdasarkan hasil tersebut, bahwa adanya pemeliharaan kesehatan, serta dukungan
kejadian diare pada pola asuh orangtua yang baik emosional yang dibutuhkan anak, misalnya
dapat disebabkan karena selain pola asuh ada dengan memberikan perawatan kesehatan dasar
beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan pada anak, mengajarkan anak tentang hygiene diri
diare seperti faktor lingkungan, kependudukan, dan lingkungan, memperhatikan pengaturan
ekonomi keluarga, pekerjaan, pendidikan, adat makanan pada anak, serta memperhatikan waktu
istiadat, pengetahuan, makanan, infeksi, tidur anak. Pola asuh yang baik tersebut dapat
psikologis dan malabsorbsi. mencegah terjadinya penyakit pada anak15.
Hasil uji statistik menggunakan uji chi square Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat
didapatkan hasil X hitung sebesar 8.169 dengan disimpulkan bahwa pola asuh orangtua
taraf signifikan 90%, df=1 dan X tabel sebesar merupakan peranan penting dalam pertumbuhan
3.841 yang berarti X hitung > X tabel (8.169 > dan perkembangan anak. Pola asuh yang baik
3.841) dan nilai p-value 0.007 dengan nilai a 0.1 asuh yang baik dapat mencegah anak sakit
yang berarti p < α maka dapat disimpulkan bahwa sehingga pertumbuhan dan perkembangan anak
hipotesis diterima. Sehingga dapat disimpulakan dapat perkembangan anak dapat optimal.
bahwa secara statistik, ada hubungan yang
signifikan antara pola asuh orang tua dengan Kejadian Diare
kejadian diare pada balita. Hasil distribusi frekuensi diketahui bahwa
Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa kejadian diare pada balita di Puskesmas
nilai koefisien kontingensi (C) sebesar 0.365 yang Mergangsan Yogyakarta mayoritas tidak
termasuk dalam interval nilai (0.20 - 0.399) yaitu mengalami diare sebanyak 37 orang (69.8%).
kategori rendah sehingga kontribusi pola asuh Diare adalah pengeluaran tinja yang tidak normal
orangtua terhadap kejadian diare pada balita dan cair. Buang air besar yang tidak normal dan
mencapai (0.365) x 100% = 13.329 sedangkan bentuk tinja yang cair dengan frekuensi yang lebih
86.68% dipengaruhi oleh faktor lain seperti banyak dari biasanya, dikatakan diare bila lebih
lingkungan, kependudukan, ekonomi keluarga,
dari 3x buang air besar24. Diare sering muncul
pekerjaan, pendidikan, adat istiadat, pengetahuan,
terutama pada balita karena peradangan usus,
makanan, infeksi, psikologis dan mulabsorbsi.
keracunan makanan dan minuman, kekurangan
gizi, tidak tahan terhadap makanan tertentu.
Pembahasan Selain faktor tersebut, beberapa faktor lain yang
Pola Asuh Orangtua meningkatkan terjadinya diare pada balita yaitu:
Hasil ditribusi frekuensi diketahui bahwa pasokan air tidak memadai, air terkontaminasi,
pola asuh orangtua di Puskesmas Mergangsan fasilitas kebersihan kurang, kebersihan pribadi
Kota Yogyakarta termasuk dalam kategori baik yang buruk, penyiapan makanan yang tidak
sebanyak 29 orang (54.7%). Pola Asuh orangtua higienis, faktor kependudukan, faktor ekonomi
merupakan rangkaian tindakan perbuatan dan keluarga, faktor pekerjaan, faktor pendidikan,
interaksi orangtua untuk mendorong pertumbuhan faktor adat istiadat, pengetahuan, makanan,
dan kembangan anak-anak agar dapat bertumbuh infeksi, faktor psikologsi, malabsorbsi
dan berkembang sesuai dengan pola asuh yang 28
makanan . Hal ini didukung pendapat dari Sinta
baik dan benar24. Pola asuh anak mencakup pola (2008) yang menyebutkan penyakit diare sebagai
perawatan (bagaimana ibu merawat anak, salah satu penyakit berbasis lingkungan yang
memelihara kesehatan, dan hygiene anak, sering menyerang balita dan balita. Tingginya
bagaimana ibu memberikan perhatian dan kasih kejadian penyakit berbasis lingkungan disebabkan
sayang, memperhatikan makanan anak, dan waktu oleh masih buruknya kondisi sanitasi dasar
tidur18. Hasil penelitian ini sejalan dengan terutama air bersih dan jamban serta rendahnya
http://jurnal.unived.ac.id
JDER Journal of Dehasen Education Review, 2020: 1(2), 56-64 eISSN 2721-2505
perilaku hidup bersih dan sehat. Hal ini sesuai diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
dengan penelitian yang dilakukan Utari (2010) secara statistik, ada hubungan yang signifikan
yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara pola asuh orang tua dengan kejadian diare
PHBS dengan kejadian diare pada balita dengan pada balita. Berdasarkan hasil analisis diketahui
kekuatan korelasi 0.540 yang menunjuk bahwa nilai koefisien kontingensi (C) sebesar
menunjukkan korelasi sedang. Diare yang 0.365 yang termasuk dalam interval nilai (0.20 -
berkepanjangan menyebabkan beberapa 0399) vaitu kategori rendah sehingga kontribusi
komplikasi antara lain: Dehidrasi (ringan, sedang, pola asuh orangtua terhadap kejadian diare pada
berat, hoptonik, isotonil atau hipertonik), rejatan balita mencapai (0.365)' x 100% = 13.32%
hipovolemik, hipokalemia, hipoglikemia, sedangkan 86.68% dipengaruhi oleh faktor lain
intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa seperti lingkungan, kependudukan, ekonomi
usus dan defisiensi enzim lactase, keiang. keluarga, pekerjaan, pendidikan, pekerjaan,
malnutrisi energy protein15. Upaya mencegah pendidikan, adat istiadat, pengetahuan, makanan,
terjadinya diare pada anak maka orangtua perlu infeksi, psikologis dan malabsorbsi. Penelitian ini
meningkatkan pengetahuannya tentang penyebab sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
diare, penyebab, cara penanganan dan cara Sinta (2011) yang menyimpulkan bahwa ada
pencegahan diare. Beberapa hal yang dapat hubungan pola asuh dengan kejadian diare pada
mengurangi kemungkinan anak menderita diare anak di wilayah kerja Puskesmas Depok 1
antara lain: pemberian ASI, makanan pendamping Maguwo Yogyakarta dengan p-value = 0,000.
ASI, penggunaan air yang bersih, mencuci tangan, H.L. Blum menyatakan bahwa ada empat
menggunakan jamban (jamban berfungsi baik, komponen yang mempengaruhi status kesehatan
membuang tinja yang benar), pemberian yaitu perilaku, keturanan, lingkungan dan
imunisasi campak, makanan sehat, pengolahan pelayanan kesehatan. Penulis lebih menekankan
sampah serta buang air besar dan air kecil pada pada perilaku yaitu pola asuh orangtua yang
mempengaruhi status kesehatan yaitu kejadian
tempatnya23.
diare pada anak. Diare adalah penyakit
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit. Pola
Hubungan Pola Asuh Orangtua dengan
asuh yang dimaksud disini adalah bagaimana ibu
kejadian Diare
merawat anak yang meliputi: kesehatan dasar,
Hasil tabulasi silang antara pola asuh
hygiene diri, lingkungan dan mendidik anak untuk
orangtua dengan kejadian diare diketahui bahwa
menjaga kebersihan. Berdasarkan uraian tersebut
pola asuh yang kurang baik berjumlah 24 orang
dapat disimpulkan bahwa pola asuh orangtua
atau 45.3% dengan kejadian diare 12 orang
memiliki hubungan dengan kejadian diare pada
(22.6%) dan tidak diare 12 orang (22.6%), hal ini
anak.
menunjukkan bahwa selain pola asuh banyak
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi diare
seper seperti : lingkungan, kependudukan, Kesimpulan
ekonomi keluarga, pekerjaan, pendidik pekerjaan, Ada hubungan yang bermakna antara pola
pendidikan, adat istiadat, pengetahuan, makanan, asuh orangtua dengan kejadian diare pada balita di
infeksi, psikologis dan mal Infeksi, psikologis dan Puskesmas Mergangsan Yogyakarta dengan nilai
malabsorbsi memiliki hubungan yang erat dengan X hitung = 8.169 dan p-value = 0,007. Pola asuh
kejadian diare pada anak. Selanjutnya pola asuh orangtua pada balita di Puskesmas Mergangsan
orangtua yang baik berjumlah 29 orang atau Kota Yogyakarta termasuk dalam kategori baik
54.7% dengan kejadian diare 4 orang (7.5%) dan yaitu sebanyak 29 orang. Mayoritas balita di
tidak diare 25 orang (47.2%). Hal ini Puskesmas Mergangsan Kota Yogyakarta tidak
menunjukkan bahwa pola asuh mempunyai mengalami diare yaitu 37 orang. Keeratan
pengaruh yang cukup terhadap terjadinya diare, hubungan antara pola asuh orangtua dengan
dimana semakin baik pola asuh maka kejadian kejadian diare pada balita di Puskesmas
diare akan semakin kecil. Hasil uji statistik Mergangsan Yogyakarta dengan hubungan
menggunakan uji chi square didapatkan hasil X keeratan rendah dengan nilai koefisien
hitung sebesar 8.169 dengan taraf signifikan 90%, kontingensi (C)= 0.365.
df=1 dan X tabel sebesar 3.841 yang berarti X Bagi peneliti yang tertarik untuk melakukan
hitung > X tabel (8.169 > 3.841) dan nilai p- penelitian mengenai pola asuh orangtua pada
value= 0.007 dengan nilai a 0.1 yang berarti p < a balita diare dapat menggunakannya sebagai data
maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis pembanding dan referensi tambahan mengenai
http://jurnal.unived.ac.id
JDER Journal of Dehasen Education Review, 2020: 1(2), 56-64 eISSN 2721-2505
faktor-faktor lain yang mempengaruhi diare selain Ristanti, 2011. Hubungan pola Asuh Orang Tua
pola asuh. dengan Kejadian Diare pada Anak di
. Wilayah Kerja Puskesmas Depok 1
Daftar Pustaka Maguwo Yogyakarta. Skripsi. UNRIYO.
Abah Jack. 2012. Memahami Diare dan (Tidak dipublikasikan).
Dehidrasi. Jakarta: Kawan Pustaka. Dresli. 2011. Penatalaksanaan Diare Untuk
Adisasmito, Wiku. 2011. Faktor Resiko Pelaksana Perawatan. Yogyakarta: Rineka
Kejadian Diare pada Bayi dan Balita di Cipta
Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. Satriva. P. 2010. Diare Persisten pada Anak.
Adriani. 2011. Faktor Penyebab Diare pada http://www.dr-rocky.com/layouts artikel-
Anak. Jakarta: Kawan Pustaka. kesehatan/43-diare-persisten-pada-anak.
Almatsier. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Setiawan, A dan Saryono. 2010. Metodologi
Jakarta: Gramedia. Penelitian Kebidanan. Yogyakarta: Nuha
Alimul, H. 2011. Metode Penelitian Kebidanan Medika.
Teknik Analisa Data. Jakarta: Rineka Sophia, E. 2010. Diare pada Bayi dan Balita.
Cipta. Yogyakarta: Nuha Medika.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Sudarti, 2010. Kelainan dan Penyakit pada bayi
Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. dan Anak. Yogyakarta: Nuha Medika.
Azwar, S. 2011. Penyusunan Skala Psikologi. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Hidayat, A.A.A. 2010. Pengantar Ilmu Sunoto. 2011. Buku Ajar ASI untuk Ibu.
Kesehatan Anak Untuk Pendidikan Bandung: Alfabeta.
Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika. Utari, 2010. Hubungan PHBS dengan kejadian
Hurlock. 2011. Psikologi Perkembangan: Suatu Diare di Wilayah Kerja Puskesmas
Pendekatan Sepanjang Rentang Delanggu. Skripsi. UNRIYO. (Tidak
Kehidupan. Jakarta: Erlangga. dipublikasikan).
Husaini, Mahdin Anwar. 2010. Peranan Gizi dan Widjaya M. 2011. Mengatasi Diare dan
Pola Asuh dalam Meningkatkan Kualitas Keracunan pada Balita. Jakarta: Kawan
Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Medika Pustaka
Badan Penelitian dan Pengembangan Zulkifli. 2012. Psikologi Perkembangan.
Kesehatan. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Lucia, 2010. Hubungan Pengetahuan dan Sikap
Ibu Mengenai PHBS dengan Kejadian
Diare pada Balita. Skripsi. UNRIYO.
(Tidak dipublikasikan)
Maryunani, Anik. 2010. Ilmu Kesehatan Anak
dalam Kebidanan. Jakarta: Trans Info
Media.
Maulidi. 2010. Penatalaksanaan Dehidrasi Pada
Bayi Diare. 12 April 2012.
http://www.infodokterku.com/index.php?o
ption.com
Murniwaty. Shinta. 2011. Faktor-faktor Resiko
Kejadian Diare Akut pada balita di
Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang.
Tesis. Semarang: UNDIP.
Ngastiyah. 2011. Perawatan Anak Sakit Edisi 2.
Jakarta: EGC.
Notoatmodio. S. 2010. Ilmu Kesehatan
Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta
Notoatmodjo, S. 2010. Promosi Kesehatan dan
ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
Ratih, I. 2011. Panduan Lengkap Perawatan dan
Gizi Anak. Yogyakarta Ilmu Semesta.
http://jurnal.unived.ac.id