Jurnal Skripsi Selvi
Jurnal Skripsi Selvi
Jurnal Skripsi Selvi
SELVIA MARYAM
ABSTRACT
Indonesia yang kaya akan sumber daya alam juga memiliki keanekaragaman
kesenian dan budaya di setiap daerah membuat suatu daerah mempunyai suatu ciri
khas yang dapat dipamerkan ke daerah-daerah lain bahkan ke mancanegara. Ciri khas
yang dimiliki suatu daerah tersebut dijadikan sebagai tempat wisata yang menarik.
Industri pariwisata di Indonesia tidak sedikit memberi peran penting bagi
perekonomian Indonesia karena dapat memberikan tambahan devisa bagi negara ,
menambah lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar objek wisata (Oka
A.Yoeti,2008). Menurut Spillane (1987), ditinjau dari segi budaya, industri pariwisata
secara tidak langsung memberikan peran penting bagi perkembangan budaya
Indonesia karena dengan adanya suatu objek wisata maka dapat memperkenalkan
keragaman budaya yang dimiliki suatu negara seperti kesenian tradisional, upacara-
upacara agama atau adat yang menarik perhatian wisatawan asing dan wisatawan
Indonesia.
Kampoeng Djowo Sekatul sebagai objek wisata baru (kurang lebih lima tahun
berjalan) memiliki keunggulan trend peningkatan jumlah pengunjung, ditunjang
dengan perbaikan sarana maupun penambahan fasilitas-fasilitas baru serta memiliki
keunikan yang berbeda dari objek-objek wisata lain di sekitarnya, yaitu bangunan-
bangunan joglo yang mempunyai nilai sejarah tinggi. Namun, berdasarkan informasi
yang diperoleh dari pengelola objek wisata Kampoeng Djowo Sekatul yaitu
berdasarkan wawancara prasurvey pada tanggal 23 Januari 2011, total pengunjung
yang datang masih didominasi dari warga lokal Kendal dan sekitarnya. Kemampuan
daya tarik objek wisata ini belum begitu luas diketahui dan dikenal masyarakat.
Kendala promosi yang belum maksimal , kondisi jalan yang kurang nyaman atau
rusak , dan kurangnya alat transportasi umum membuat sebagian masyarakat enggan
berkunjung sehingga beberapa faktor tersebut dapat menghambat perkembangan
Kampoeng Djowo Sekatul.
Potensi wisata Kampoeng Djowo Sekatul yang sangat baik dalam industri
pariwisata khususnya dalam rangka melestarikan budaya Jawa belum banyak dilirik
oleh wisatawan secara luas yaitu dari luar daerah Kabupaten Kendal bahkan
mancanegara. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya minat wisatawan untuk
mengunjungi suatu objek wisata. Oleh karena itu peneliti ingin menganalisis faktor-
faktor yang mempengaruhi minat maupun permintaan kunjungan wisatawan ke
Kampoeng Djowo Sekatul Kendal dengan Pendekatan SWOT.
Rumusan Masalah
Objek wisata Kampoeng Djowo Sekatul memiliki potensi yang sangat baik
dengan pariwisata yang berbasis lingkungan dan pelestarian budaya yaitu budaya
Jawa. Keunggulan yang dimiliki meliputi keindahan alam yang masih asri karena
lokasi objek wisata ini berada di tengah-tengah desa yang berada di kaki gunung
Ungaran, selain itu keunikan yang dimiliki yaitu adanya joglo-joglo peninggalan
sejarah yang bernilai tinggi, merupakan paket wisata yang lengkap bagi keluarga,
serta keramahan masyarakat sekitar objek wisata. Kampoeng Djowo Sekatul
merupakan objek wisata baru yang kurang lebih lima tahun berjalan memiliki trend
peningkatan jumlah pengunjung tiap tahunnya yang ditunjang dengan perbaikan
sarana maupun penambahan fasilitas-fasilitas baru. Namun, kemampuan daya tarik
objek wisata ini belum begitu luas dikenal masyarakat luas karena pengunjung masih
didominasi dari Kabupaten Kendal dan sekitarnya, selain itu promosi yang belum
maksimal, kondisi jalan yang rusak, dan sedikitnya alat transportasi umum
menyebabkan sedikitnya minat masyarakat untuk berkunjung ke Kampoeng Djowo
Sekatul sehingga menghambat perkembangan objek wisata ini. Oleh karena itu untuk
mengetahui penyebab sesungguhnya dan memperoleh solusi dalam mengatasi
masalah ini perlu dilakukan analisis dengan memahami faktor internal dan faktor
eksternal yang mempengaruhi tingkat kunjungan objek wisata Kampoeng Djowo
Sekatul. Dari uraian di atas, pertanyaan dalam penelitian ini sebagai berikut :
B. TINJAUAN PUSTAKA
Landasan Teori
Menurut Spillane (1987), Pariwisata adalah perjalanan dari satu
tempat ke tempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun
kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan
kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam,
dan ilmu.
Jenis-jenis Pariwisata menurut Spillane (1987) :
1. Pariwisata untuk Menikmati Perjalanan (Pleasure Tourism)
Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang meninggalkan
tempat tinggalnya untuk berlibur, untuk mencari udara segar yang baru,
untuk memenuhi kehendak ingin tahunya, untuk mengendorkan
ketegangan sarafnya, untuk melihat sesuatu yang baru, untuk menikmati
keindahan alam, atau bahkan untuk mendapatkan ketenangan dan
kedamaian di daerah luar kota.
2. Pariwisata untuk Rekreasi (Recreation Tourism)
Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang menghendaki
pemanfaatan hari-hari liburnya untuk beristirahat, untuk memulihkan
kembali kesegaran jasmani dan rohaninya, yang ingin menyegarkan
keletihan dan kelelahannya.
3. Pariwisata untuk Kebudayaan (Cultural Tourism)
Jenis pariwisata ini dilakukan karena adanya keinginan untuk
mempelajari adat istiadat, kelembagaan, dan cara hidup rakyat daerah lain,
selain itu untuk mengunjungi monumen bersejarah, peninggalan
peradaban masa lalu, pusat-pusat kesenian, pusat-pusat keagamaan, atau
untuk ikut serta dalam festival-festival seni musik, teater, tarian rakyat,
dan lain-lain.
4. Pariwisata untuk Olahraga (Sports Tourism)
Jenis ini dapat dibagi dalam dua kategori :
a. Big Sports Event, pariwisata yang dilakukan karena adanya peristiwa-
peristiwa olahraga besar seperti Olympiade Games, World Cup, dan
lain-lain.
b. Sporting Tourism of the Practitioner, yaitu pariwisata olahraga bagi
mereka yang ingin berlatih dan mempraktekan sendiri, seperti
pendakian gunung, olahraga naik kuda, dan lain-lain.
5. Pariwisata untuk Urusan Usaha Dagang (Business Tourism)
Perjalanan usaha ini adalah bentuk professional travel atau perjalanan
karena ada kaitannya dengan pekerjaan atau jabatan yang tidak
memberikan kepada pelakunya baik pilihan daerah tujuan maupun pilihan
waktu perjalanan.
6. Pariwisata untuk Berkonvensi (Convention Tourism)
Konvensi sering dihadiri oleh ratusan dan bahkan ribuan peserta yang
biasanya tinggal beberapa hari di kota atau negara penyelenggara.
Ciri-ciri Industri Pariwisata menurut Oka A. Yoeti (2008) :
1. Service Industry
Masing-masing perusahaan yang membentuk industri pariwisata
adalah perusahaan jasa yang masing-masing bekerja sama menghasilkan
produk barang maupun jasa yang dibutuhkan wisatawan selama dalam
perjalanan wisata yang dilakukannya pada suatu daerah tujuan wisata. Cara
berproduksi semacam ini biasa disebut sebagai product lines, masing-
masing produk melengkapi produk yang lain untuk memberi kepuasan
kepada wisatawan. Oleh sebab itu pariwisata dapat disebut sebagai industri
jasa. Adapun faktor-faktor produksinya adalah :
a. Kekayaan alam
b. Modal
c. Tenaga kerja
d. Keterampilan
2. Labor Intensive
Yang dimaksud dengan labor intensive pariwisata sebagai suatu industri
yaitu banyak menyerap tenaga kerja.
3. Capital Intensive
Yang dimaksud dengan capital intensive adalah diperlukannya modal yang
besar untuk investasi, akan tetapi di lain pihak pengambilan modal yang
diinvestasikan itu relatif lama dibandingkan dengan industri manufaktur
lainnya.
4. Sensitive
Industri pariwisata sangat peka sekali terhadap keamanan dan kenyamanan
karena wisatawan ingin mencari kesenangan dan tidak mau mengambil
risiko mati atau menderita dalam perjalanan yang mereka lakukan.
5. Seasonal
Industri pariwisata sangat dipengaruhi oleh musim. Saat masa liburan,
semua kapasitas habis terjual, namun saat masa liburan selesai masih
banyak kapasitas yang tersisa karena sepi pengunjung.
6. Quick Yielding Industry
Dengan mengembangkan pariwisata sebagai suatu industri, devisa akan
lebih cepat bila dibandingkan dengan kegiatan ekspor yang dilakukan
secara konvensional. Devisa diperoleh langsung pada saat wisatawan
menginjakkan kakinya di negara yang dikunjungi, karena saat itu wisatawan
membayar semua kebutuhannya, mulai dari akomodasi hotel, makanan,
transportasi lokal, oleh-oleh, hiburan, city sightseeing dan tours. Semuanya
dibayar dengan valuta asing, sehingga proses ini dikenal dengan istilah
Invisible Export, yaitu suatu kegiatan memperoleh devisa tanpa mengirim
barang ke luar negeri akan tetapi devisa diperoleh dari pembelanjaan
wisatawan.
Penawaran Pariwisata
Menurut Spillane (1987), aspek-aspek penawaran pariwisata terdiri dari :
1. Proses Produksi Industri Pariwisata
Kemajuan pengembangan pariwisata sebagai industri, sebenarnya
ditunjang oleh bermacam-macam usaha yang perlu dikelola secara terpadu
dan baik, di antaranya adalah :
a. Promosi untuk memperkenalkan objek wisata
b. Transportasi yang lancar
c. Kemudahan keimigrasian atau birokrasi
d. Akomodasi yang menjamin penginapan yang nyaman
e. Pemandu wisata yang cakap
f. Penawaran barang dan jasa dengan mutu terjamin dan tariff harga
yang wajar
g. Pengisian waktu dengan atraksi-atraksi yang menarik
h. Kondisi kebersihan dan kesehatan lingkungan hidup
2. Pentingnya Tenaga Kerja dan Penyediaannya
Perkembangan pariwisata berpengaruh positif pada perluasan
kesempatan kerja. Berkembangnya suatu daerah pariwisata tidak hanya
membuka lapangan kerj bagi penduduk setempat, tetapi juga menarik
pendatang-pendatang baru dari luar daerah, justru karena tersedianya
lapangan kerja tadi.
3. Pentingnya Infrastruktur/Prasarana
Motivasi yang mendorong orang untuk mengadakan perjalanan akan
menimbulkan permintaan-permintaan yang sama mengenai prasarana,
sarana-sarana perjalanan dan perhubungan, sarana-sarana akomodasi dan
jasa-jasa, serta persediaan-persediaan lain. Industri pariwisata memerlukan
prasarana ekonomi, seperti jalan raya, jembatan, terminal, pelabuhan,
lapangan udara. Di samping itu dibutuhkan pula prasarana bersifat public
utilities, seperti pembangkit tenaga listrik, proyek penjernihan air bersih,
fasilitas olahraga dan rekreasi, pos dan telekomunikasi, bank, money
changer, perusahaan asuransi, periklanan, percetakan, dan banyak sector
perekonomian lainnya.
4. Pentingnya Kredit
Faktor-faktor penentu dari pertumbuhan pariwisata adalah berbagai
fasilitas (PMA, PMDN, Kredit Bank, dan lain-lain) yang diberikan oleh
pemerintah.
Analisis SWOT
Fred R. David(2006) mendefinisikan strategi merupakan alat untuk
mencapai tujuan jangka panjang. Strategi adalah tindakan potensial yang
membutuhkan keputusan manajemen tingkat atas dan sumber daya perusahaan
dalam jumlah yang besar. Strategi memiliki konsekuensi yang multifungsi dan
multidimensi serta perlu mempertimbangkan faktor-faktor eksternal dan
internal yang dihadapi perusahaan.
Klasifikasi Strategi
1. Integrasi ke Depan
2. Strategi ini menghendaki agar mempunyai kemampuan yang besar
terhadap para distributor atau pengecer.
3. Integrasi ke Belakang
Strategi ini merupakan strategi terhadap pengawasan bahan baku.
4. Integrasi Horizontal
Strategi ini mengacu pada strategi yang mencari kepemilikan atau
meningkatkan control atas pesaing perusahaan.
2. STRATEGI INTENSIF
1. Penetrasi Pasar
Strategi ini berusaha meningkatkan pangsa pasar untuk produk/jasa saat
ini melalui upaya pemasaran yang lebih besar. Penetrasi pasar
mencakup meningkatkan jumlah tenaga penjual, meningkatkan jumlah
belanja iklan, menawarkan promosi penjualan yang ekstensif, atau
meningkatkan usaha publisitas.
2. Pengembangan Pasar
Strategi ini bertujuan untuk memperkenalkan produk atau jasa yang ada
sekarang di daerah yang secara geografis merupakan daerah yang baru.
3. Pengembangan Produk
Strategi ini bertujuan untuk mencari peningkatan penjualan dengan
memperbaiki atau memodifikasi produk atau jasa saat ini.
3. STRATEGI DIVERSIFIKASI
1. Diversifikasi Konsentrik
Strategi ini bertujuan untuk menambah produk atau jasa baru,tetapi
masih saling berhubungan.
2. Diversifikasi Horizontal
Strategi ini bertujuan untuk menambah produk atau jasa baru, yang
tidak saling berkaitan untuk ditawarkan pada para konsumen yang ada
sekarang.
3. Diversifikasi Konglomerat
Strategi ini bertujuan untuk menambahkan produk atau jasa baru yang
tidak berkaitan.
4. STRATEGI DEFENSIF
Strategi bertahan ini bermaksud untuk melakukan tindakan
penyelamatan agar terlepas dari kerugian yang besar(kebangkrutan).
1. Retrencment atau Strategi Turnaround.
Strategi ini bertujuan untuk menghemat biaya agar keuntungan dapat
dipertahankan.
2. Divestasi
Strategi ini dilakukan dengan cara menjual satu divisi atau bagian dari
suatu organisasi dalam rangka penambahan modal dari suatu rencana
investasi atau menindaklanjuti strategi akuisisi yang telah diputuskan
proses selanjutnya.
3. Likuidasi
Strategi ini dilakukan dengan cara menjual seluruh asset
perusahaan, secara terpisah-pisah atau sepotong-potong untuk
nilai riilnya. Likuidasi adalah pengakuan atas kekalahan,
konsekuensinya dapat menjadi strategi yang sulit secara
emosional.
Cara Menentukan Strategi
Menurut Fred R. David(2002), teknik perumusan strategi yang penting dapat
diintegrasikan ke dalam kerangka kerja pengambilan keputusan tiga tahap.
Kerangka Kerja Analitis untuk Perumusan Strategi
PENELITIAN TERDAHULU
5. Moch. Prihatna Sobari, et.al, Travel Cost Method - biaya perjalanan memiliki hubungan nyata
tahun 2006, judul : Analisis dan Analisis SWOT dengan tingkat kunjungan wisatawan ke
Permintaan Rekreasi dan Pantai Kalianda Resort.
Strategi Pengembangan Wisata
-3 alternatif strategi yang dihasilkan yaitu
Bahari Pantai Kalianda Resort,
pertama, menambah fasilitas, sarana dan
Kabupaten Lampung Selatan.
prasarana penunjang ; serta gencar
melakukan promosi. Kedua, meningkatkan
kualitas dan kuantitas sumber daya alam
dan sumber daya manusia, serta
menyesuaikan harga tiket dengan fasilitas
yang disediakan. Yang ketiga yaitu
memperbaiki citra objek wisata untuk
meningkatkan kunjungan wisatawan.
C. METODE PENELITIAN
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden
melalui daftar kuesioner yang diajukan kepada responden guna
memperoleh data tanggapan responden mengenai faktor strategis eksternal
dan faktor strategis internal.
2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik, Objek
Wisata Kampoeng Djowo Sekatul, serta sumber pustaka yang ada.
Metode Pengumpulan Data
1. Wawancara , dalam penelitian ini dilakukan dengan bertanya langsung
kepada wisatawan dan pengelola objek wisata Kampoeng Djowo Sekatul.
2. Observasi , dalam penelitian ini dengan cara pengamatan secara langsung
di daerah yang bersangkutan yaitu objek wisata Kampoeng Djowo
Sekatul, Kendal.
3. Dokumentasi , dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
literatur-literatur dari perpustakaan, informasi-informasi tertulis baik dari
instansi terkait maupun berasal dari internet yang berhubungan dengan
penelitian untuk memperoleh data sekunder.
Penentuan Sampel
Dalam penelitian ini, populasinya adalah pengunjung Objek Wisata
Kampoeng Djowo Sekatul dengan jumlah yang tidak diketahui secara pasti.
Tidak diketahui secara pasti karena pengunjung yang datang setiap hari berbeda
jumlahnya sehingga tidak bisa diprediksikan berapa orang yang akan berkunjung.
Teknik pengambilan sampel yang diambil berdasarkan pertimbangan bahwa
populasi yang ada tidak diketahui secara pasti jumlahnya sehingga menggunakan
Accidental Sampling yaitu pengambilan sampel yang dilakukan kepada siapa saja
yang kebetulan ada (Soeratno dan Lincolin,2008). Siapa saja disini ditujukan
kepada pengunjung yang sedang berekreasi ke objek wisata Kampoeng Djowo
Sekatul. Jumlah responden dibatasi 110 orang dengan rincian 100 orang
pengunjung, ditambah dengan 10 orang Key Person, yaitu 10 orang pengelola
atau karyawan yang bekerja dan dianggap mengetahui betul kondisi objek wisata
Kampoeng Djowo Sekatul.
Alat Analisis
Analisis SWOT
Metode ini digunakan untuk mengetahui metode strategi pengembangan
melalui analisis SWOT dengan cara menganalisis faktor-faktor eksternal
(peluang dan ancaman) dan faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan)
dengan matriks EFE dan IFE. Matriks External Factor Evaluation (EFE)
digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang berupa peluang dan ancaman
yang dihadapi. Data faktor eksternal dicari untuk menganalisis hal-hal yang
berkaitan dengan persoalan ekonomi, budaya, sosial, lingkungan, demografi,
politik, hukum, pemerintahan, teknologi, dan persaingan pasar. Matriks Internal
Factor Evaluation (IFE) digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang
berupa kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Data faktor internal dicari untuk
menganalisis hal-hal yang berkaitan dengan beberapa fungsional perusahaan,
misalnya dari aspek manajemen, keuangan, sumber daya manusia, pemasaran,
sistem informasi, dan produksi.
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Deskripsi Objek Penelitian
Lokasi kawasan objek wisata Kampoeng Djowo Sekatul secara
geografi terletak di wilayah Kabupaten Kendal, berjarak kurang lebih 20 Km
dari pusat Kota Kendal, dan kurang lebih 35 Km dari pusat Kota Semarang.
Kontur letak objek wisata ini memiliki keunikan karena lahan yang kurang
lebih seluas 13 ha ini berbentuk seperti keris jika dilihat dari atas. Adapun
joglo-joglo yang ada adalah bukan joglo sembarangan karena joglo ini di
ambil dari beberapa daerah yang memiliki nilai sejarah tinggi dan berumur
ratusan tahun.
2. Matriks Faktor Strategi Eksternal
Total nilai tertimbang Matriks IFE Pengunjung sebesar 2,77744. Hal ini
menunjukkan nilai di atas 2,5 berarti mengindikasikan posisi internal yang kuat yang
dimiliki Kampoeng Djowo Sekatul.
Matriks IFE Key Person
KELEMAHAN
a. Kurangnya atraksi wisata seperti pergelaran
2,5 0,095 0,2375
kesenian.
b. Promosi belum maksimal 2,5 0,08 0,2
c. Kurangnya toko souvenir 2,2 0,095 0,209
d. Harga dalam fasilitas objek wisata maupun harga
makanan menurut pengunjung terlalu mahal 2,1 0,095 0,1995
e. SDM rendah kualitasnya 2 0,115 0,23
TOTAL 1 2,8685
Sumber : Data Primer Diolah, 2011.
Total nilai tertimbang Matriks IFE Key Person adalah 2,8685. Nilai ini
menunjukkan bahwa posisi internal Kampoeng Djowo Sekatul yang kuat.
4. Matriks SWOT
6.
E. PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil Matrik Internal-Eksternal dapat diketahui bahwa perkembangan
objek wisata Kampoeng Djowo Sekatul memiliki skor total rata-rata tertimbang
IFE sebesar 2,82297 artinya posisi internal Kampoeng Djowo Sekatul memiliki
posisi rata-rata terhadap kekuatan dan kelemahan yang ada. Skor total rata-rata
tertimbang EFE sebesar 2,775885 yang menunjukkan bahwa faktor eksternal
yang mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung terhadap peluang
dan ancaman yaitu memiliki posisi yang sedang. Oleh karena itu, strategi yang
cocok digunakan adalah strategi penetrasi pasar dan strategi pengembangan
produk.
DAFTAR PUSTAKA
David, Fred R. 2002. Strategic Management. Person Education Asia Pte.Ltd, Edisi
Bahasa Indonesia. Jakarta : PT.Prenhallindo.
Igunawati, Diana. 2010. Analisis Permintaan Obyek Wisata Tirta Waduk Cacaban,
Kabupaten Tegal.Skripsi Fakultas Ekonomi Undip, Semarang.
Iijina, Marina and Linda S. 2004. Analysis of the Current Situation Inbound
Conference Tourism in Latvia and its Future Development Possibilities.
www.google.com.
Kirana, Mayanggita. 2008. Analisis Tingkat Keberdayaan Nelayan dan Pengolah Ikan
di Pesisir Utara dan Pesisir Selatan Jawa Tengah dalam Mendukung
Ketahanan Pangan (Studi: Kabupaten Rembang dan Kabupaten Cilacap).
Skripsi Fakultas Ekonomi Undip Semarang.
Marzuki. 2005. Metodologi Riset (Panduan Penelitian Bidang Bisnis dan Sosial Edisi
Kedua). Yogyakarta : Ekonosia.
Muhammad, Suwarsono. 2004. Manajemen Strategik. Yogyakarta : UPP AMP
YKPN.
Oktaviani, Riandina Wahyu dan Rita N.S. 2006. Analisis Kepuasan Pengunjung dan
Pengembangan Fasilitas Wisata Agro (Studi Kasus di Kebun Wisata
Pasirmukti,Bogor).www.google.com.
Pao, Jay W. 2004. Recent Developments and Prospects of Macaos Tourism Industry.
www. Google.com
Rangkuti, Freddy. 2005. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT.
Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.
Sinclair, M Thea and Mike Stabler. 1997. Economics of Tourism. Routledge, London.
Soeratno dan Lincolin Arsyad. 2008. Metodologi Penelitian Untuk Ekonomi dan
Bisnis. Yogyakarta : UPP STIM YKPN.