Uts Pengantar
Uts Pengantar
Uts Pengantar
net/publication/329799674
CITATIONS READS
4 12,640
3 authors, including:
Juita Bessi
e
Universitas Nusa Cendan
a
10PUBLICATIONS7 CITATIONS
SEE PROFIL
E
All content following this page was uploaded by Juita Bessie on 20 December 2018.
ABSTRACT
Tourism is one of the important things for a country. With tourism, then a country,
specifically the local government where the tourism attraction is located, will get revenue
from each attraction’s income. One of the revenue source from tourism in TTS districts
obtained from the number of visits in Oetune Beach.This research aim is to identify the
driving and inhibiting factors in the development of tourism attractions in Oetune Beach. Also
to know the development strategy which needs to be done in order to increase visits to Oetune
Beach. The sample in this research were 30 respondents who gained by accidental sampling
and purposive sampling technic. The analysis tools used in this research is SWOT
analysis.The results showed by Matrix Grand Strategy, it seen that tourism attraction in
Oetune beach is in quadrant I, which means supporting the strategy aggressively. The
formulation of development strategies in Oetune beach are important to be noted from the
various aspects such as tourists, transportation means, tourist attraction, infrastructures and
supporting facilities within the attraction, the use of ICT as a promotion media, as well as
need to be supported with funds and qualified human resources. Suggestions in this research
is important to increase and to improve the quality of the facilities in Oetune Beach, which
still lacking; the cooperation with various related parties; the synergy between the
Government with the academics in the provision of competent human resources in the field of
tourism' also improvement the utilization of information technology to introduce and to
promote potential tourism to the worldwide community.
PENDAHUL UAN
Pariwisata merupakan salah satu sektor yang dianggap memiliki peranan penting
dalam pembangunan suatu negara, di mana pariwisata secara langsung dapat memberikan
kontribusi lebih pada pendapatan daerah di manaobjek wisata tersebut berada. Sektor
1|Page
Tapatfeto, Bessie and Kasim / JOURNAL OF MANAGEMENT (SME’s) Vol. 6, No.1, 2018, p1-20
pariwisata dapat dijadikan sebagai salah satu sektor unggulan dalam perolehan devisa,
penciptaan lapangan kerja maupun dalam pengentasan kemiskinan (Pitana, 2009:1).
Nusa Tenggara Timur (NTT) propinsi paling selatan Indonesia merupakan propinsi
kepulauan. Layaknya miniatur Indonesia, NTT memiliki keanekaragaman kekayaan alam,
budaya dan adat istiadat. Kesemuanya itu juga merupakan potensi wisata yang menjanjikan.
Setiap kabupaten di NTT memiliki potensi keunikan objek wisata alam, budaya dan minat
khusus.
Pantai Oetune merupakan salah satu objek wisata baru di Kabupaten TTS yang
terkenal dengan hamparan pasir yang luas dan panorama pantai selatan yang indah. Pantai
Oetune sendiri telah menjadi salah satu destinasi wisata yang memiliki tingkat kunjungan
yang terus mengalami peningkatan.
Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti di Pantai Oetune, terlihat bahwa sudah
terdapat beberapa sarana dan prasana yang menunjang objek wisata tersebut seperti adanya
beberapa lopo, sarana MCK, serta dua buah penginapan sederhana. Meskipun begitu tempat
ini dapat dikatakan belum dikelola secara maksimal. Lopo-lopo yang disediakan oleh
pemerintah masih sangat kurang dan ada beberapa yang sudah mulai rusak, tidak tersedianya
tempat sampah di sekitarobjek wisata tersebut, lapak penjual makanan yang ada di sana hanya
menyediakan beberapa jenis makanan ringan dan kelapa muda. Selain itu promosi yang
dilakukan oleh pemerintah belum maksimal dimana sejauh ini hanya melalui website
Disbudpar promosi Pantai Oetune sangat terbantukan oleh para pengunjung yang pernah
kesana. Melalui promosi mulut ke mulut (word of mouth promotion) maupun WOM yang
ditulis dimedia sosial sangat membantu penyebaran informasi mengenai objek wisata baru
seperti Pantai Oetune ini. Karena sampai saat ini informasi yang diperoleh mengenai Pantai
Oetune masih diperoleh dari media mulut ke mulut dan media sosial dari pengunjung
sebelumnya (sumber: Pengunjung objek wisata, Hery.). Berdasarkan pada wawancara,
Disbudpar TTS sendiri juga memiliki kendala dalam pengembangan Objek Wisata Pantai
Oetune yaitu pendanaan pengembangan objek wisata yang masih terbatas serta SDM dengan
disiplin ilmu pariwisata yang masih sangat kurang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor pendorong dan penghambat
dalam pengembangan Objek Wisata Pantai Oetune serta untuk mengetahui strategi
pengembangan yang perlu dilakukan dalam upaya peningkatan kunjungan padaObjek Wisata
Pantai Oetune.
2|Page
Tapatfeto, Bessie and Kasim / JOURNAL OF MANAGEMENT (SME’s) Vol. 6, No.1, 2018, p1-20
perjalanan bagi karyawan dan mitra usaha sebagai imbalan atas prestasi, dan
meyelenggarakan pameran untuk menyebarluaskan informasi dan promosi suatu barang
dan jasa yang berskala nasional, regional dan internasional.
10. Jasa informasi pariwisata adalah usaha yang menyediakan data, berita, feature, foto,
video, dan hasil penelitian mengenai kepariwisataan yang disebarkan dalam bentuk bahan
cetak dan/atau elektronik.
11. Jasa konsultasi pariwisata adalah usaha yang menyediakan saran dan rekomendasi
mengenai studi kelayakan, perencanaan, pengelolaan usaha, penelitian dan pemasaran di
bidang kepariwisataan.
12. Jasa pramuwisata adalah usaha yang menyediakan dan/atau mengordinasikan tenaga
pemandu wisata untuk memenuhi kebutuhan wisatawan dan/atau kebutuhan biro
perjalanan wisata.
13. Wisata tirta merupakan usaha yang menyelenggarakan wisata dan olaraga air, termasuk
penyediaan sarana dan prasarana serta jasa lainnya yang dikelola secara komersial di
perairan laut, pantai, sungai, danau dan waduk.
14. Spa adalah usaha jasa perawatan yang memberikan dengan metode kombinasi terapi air,
terapi aroma, pijat, rempah-rempah, layanan makanan/minuman sehat dan olah aktifitas
fisik dengan tujuan menyeimbangkan jiwa dan raga, yang tetap memperhatikan tradisi
dan budaya bangsa Indonesia.
Dalam mengembangkan dunia kepariwisataan diperlukan kerja sama antara masing-
masing pihak sebagai pemangku kepentingan dengan memperhatikan setiap fungsi maupun
perannya. Selain itu objek dan daya tarik wisata merupakan hal yang mendasar dalam
kepariwisataan.
pengelolaan, Memanfaatkan produk yang ada, Memperbesar saham dari pasar pariwisata
yang telah ada
2. Dalam jangka menengah dititik-beratkan pada konsolidasi, terutama dalam: Memantapkan
cara kepariwisataan Indonesia, Mengkonsollidasikan kemampuan pengelolaan,
Mengembangkan dan diversifikasi produk, Mengembangkan jumlah dan mutu tenaga kerja
3. Dalam jangka panjang dititik-beratkan pada pengembangan dan penyebaran dalam:
Pengembangan kemampuan pengelolaan, Pengembangan dan penyebaran produk dan
pelayanan, Pengembangan pasar pariwisata baru, Pengembangan mutu dan jumlah tenaga
kerja.
wisatawan secara intensif dilakukan oleh industri pariwisata dan kawasan ini kemungkinan
besar mengalami masalah besar yang terkait lingkungan alam maupun sosial budaya.
6. Tahap Penurunan Kualitas (decline)
Hampir semua wisatawan telah mengalihkan kunjungannya ke daerah tujuan wisata lain.
Kawasan ini telah menjadi obyek wisata kecil yang dikunjungi sehari atau akhir pekan.
Beberapa fasilitas pariwisata telah diubah bentuk dan fungsinya menjadi tujuan lain.
Dengan demikian pada tahap ini diperlukan upaya pemerintah untuk meremajakan
kembali.
7. Tahap Peremajaan Kembali (rejuvenate) di mana dalam tahap ini perlu dilakukan
pertimbangan mengubah pemanfaatan kawasan pariwisata menjadi pasar baru, membuat
saluran pemasaran baru, dan mereposisi atraksi wisata kebentuk lain. Oleh sebab itu
diperlukan modal baru atau kerjasama antara pemerintah dengan pihak swasta.
Dari setiap tahap pengembangan pariwisata, perlu mempertimbangkan faktorfaktor
yang dapat mendukung maupun menghambat proses pengembangan pariwisata sehingga
dengan mudah menetapkan program pengembangan disuatu daerah maupun negara yang
potensial dikembangkan.
Manusia dapat dijadikan atraksi wisata yang berupa keunikan-keunikan adat istiadat
maupun kehidupannya namun jangan sampai martabat dari manusia tersebut direndahkan
sehingga kehilangan martabatnya sebagai manusia.
Agar dapat mengidentifikasi faktor pendukung dengan jelas maka akan dijabarkan
kedalam dua elemen yaitu: kekuatan dan peluang (Pearce 2008 :178), kekuatan merupakan
sumber daya atau kapabilitas yang dikendalikan oleh atau tersedia bagi suatu perusahaan yang
membuat perusahaan relatif lebih unggul dibandingkan pesaingnya dalam memenuhi
kebutuhan pelanggan yang dilayaninya.
Dalam pengembangan suatu obyek wisata tidak terlepas dari kondisi maupun pihak
yang dapat menghambat keberlangsungan pengembangan pariwisata yang ada disuatu daerah
maupun negara.
K elemahan A ncaman
Ketersediaan lopo-lopo yang masih Munculnya atraksi wisata lain
terbatas kondisinya Mindset Pemda setempat yang kurang fokus
Tidak tersedianya tempat pembuangan terhadap pariwisata
sampah Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap
Lapak penjual makanan yang kurang pariwisata
memadai Kurangnya pelestarian lingkungan objek
Kurangnya persediaan air bersih wisata
Promosi yang dilakukan belum maksimal Kurangnya pelestarian lingkungan objek
Keterbatasan Biaya dan SDM wisata
Gaya hidup masyarakat yang terus
berubahubah
kualitasnya paling rendah, sedangkan skor 5 adalah menunjukkan bahwa kualitas jawaban
yang paling tinggi. Karena setiap aspek diukur menggunakan angket sebanyak 6 item, maka
untuk mengetahui tingkat kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman untuk Objek
Wisata Pantai Oetune diinterpretasikan menggunakan analisis deskriptif.
1. Faktor K ekuatan
Kekuatan dari Objek Wisata Pantai Oetune dapat dilihat dari rata-rata tanggapan
dari pengunjung Objek Wisata Pantai Oetune pada tabel berikut:
Mean Kekuatan Objek Wisata Pantai Oetune
No K ekuatan Mean K eterangan
1 Kondisi pantai yang masih asri 4,77 Sangat Tinggi
2 Karakteristik deburan ombak pantai selatan 4,33 Sangat Tinggi
3 Bentangan pasir halus dan luas yang apabila di tiup angin akan 4,80 Sangat Tinggi
membentuk pola-pola yang menarik
9|Page
Tapatfeto, Bessie and Kasim / JOURNAL OF MANAGEMENT (SME’s) Vol. 6, No.1, 2018, p1-20
Secara keseluruhan rata-rata perolehan skornya adalah 4,33 berada pada interval
4,31–5,00 yang termasuk kategori sangat tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa Objek
Wisata Pantai Oetune mempunyai peluang yang tinggi bila dapat memanfaatkan potensi-
potensi yang ada.
4. Faktor Ancaman
Berikut adalah hasil tanggapan rata-rata dari pengunjung Objek Wisata Pantai Oetune
adalah:
Mean Ancaman Objek Wisata Pantai Oetune
No A ncaman Mean K eterangan
1 Munculnya atraksi wisata lain 1,40 Sangat Tinggi
2 Mindset Pemda setempat yang kurang fokus terhadap pariwisata 1,90 Tinggi
10 | P a g e
Tapatfeto, Bessie and Kasim / JOURNAL OF MANAGEMENT (SME’s) Vol. 6, No.1, 2018, p1-20
JUML A H SK O R K E K UA T A N 3,5510
K elemahan
Ketersediaan lopo-lopo yang masih terbatas kondisinya 0,0355 1 0,0355
Tidak tersedianya tempat pembuangan sampah 0,0328 1 0,0328
Lapak penjual makanan yang kurang memadai 0,0364 1 0,0364
Kurangnya persediaan air bersih 0,0373 1 0,0373
Promosi yang dilakukan belum maksimal 0,0446 1 0,0446
Keterbatasan biaya dan SDM 0,0565 2 0,1129
JUML A H SK O R K E L E MA H A N 0,2996
JUML A H K E SE L UR UH A N 1 3,8506
11 | P a g e
Tapatfeto, Bessie and Kasim / JOURNAL OF MANAGEMENT (SME’s) Vol. 6, No.1, 2018, p1-20
Terlihat dari hasil perhitungan tersebut bahwa Objek Wisata Pantai Oetune memiliki
kekuatan yang dominan dibanding kelemahannya dan peluang yang lebih besar dibanding
ancamannya dengan nilai sebagai berikut:
Kekuatan – kelemahan (faktor internal) : 3,55 - 0,30 = 3,25
Peluang – Ancaman (faktor external) : 3,40 - 0,33 = 3,07
Apabila nilai-nilai tersebut dimasukkan dalam Matrix Grand Strategy terlihat posisi
pengembangan sektor pariwisata di Obyek Wisata Pantai Oetune berada di posisi Strategi
Pertumbuhan, yaitu memanfaatkan seoptimal mungkin kekuatan dan peluang yang dimiliki.
12 | P a g e
Tapatfeto, Bessie and Kasim / JOURNAL OF MANAGEMENT (SME’s) Vol. 6, No.1, 2018, p1-20
PELUANG
1. Mendukung strategi
3. Mendukung strategi
(3,25;3,07)
agresif
Turn-around
ANCAMAN KEKUATAN
defensif diversifikasi
KELEMAHAN
Berdasarkan gambar pada diagram di atas menunjukkan bahwa titik potong (3,25;3,07)
berada pada kuadran I, dimana situasi tersebut dapat dilakukan dengan memanfaatkan
kekuatan dan peluang agar dapat meningkatkan pertumbuhan Objek Wisata Pantai Oetune.
Dengan memanfaatkan kekuatan yang dimiliki seperti gundukangundukan pasir yang
menyerupai padang pasir; bentangan pasir halus dan luas yang apabila di tiup angin akan
membentuk pola-pola yang menarik; kondisi pantai yang masih asri; akses jalan menuju objek
wisata yang memadai dan dapat di tempuh dengan kendaraaan umum; karakteristik deburan
ombak pantai selatan; tersedia sarana penginapan yang menunjang serta peluang yang dimiliki
antara lain pengembangan usaha dari masyarakat sekitar untuk peningkatan produk wisata;
adanya kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi serta terpilihnya Pulau Komodo
sebagai salah satu icon wisata dunia yang dapat dijadikan alat promosi untuk Pantai Oetune;
adanya kerja sama serta ikut berperannya pihak swasta dalam hal penanaman modal;
kontribusi sektor pariwisata dalam menghadapi MEA yang kemudian dapat mendukung visi
dan misi dari Pemda setempat. Strategi yang dapat diterapkan dalam kondisi ini adalah
mendukung kebijakan yang agresif (Growth Oriented Strategy).
menghasilkan empat (4) kemungkinan strategi alternatif dalam mengembangan Objek Wisata
Pantai Oetunesebagai berikut:
1. Strategi SO (Strength and Opportunities), yaitu strategi yang mengoptimalkan kekuatan
(strength) untuk memanfaatkan peluang (Opportunities), ialah:
• Potensi keunikan yang dimiliki Objek Wisata Pantai Oetune dapat dijadikan komoditi
unggulan yang dapat di andalkan dalam menghadapi MEA sekaligus menjadi selling
point yang unik untuk promosi ke online, secara gencar dengan kemajuan TIK selama
momentum kejayaan Pulau Komodo sebagai icon wisata dunia
• Akses jalan yang memadai dapat menjadi stimulus bagi para investor untuk melakukan
investas usaha wisata lain di lokasi Objek Wisata Pantai Oetune
• Prasarana jalan yang memadai di sertai ketersediaan sarana penginapan dapat
mengundang lebih banyak pengunjung bahkan wisatawan, sehingga membuka peluang
bagi masyarakat untuk turut serta dalam usaha penyediaan kebutuhan akan barang dan
jasa bagi pengunjung/wisatawan
2. Strategi WO (Weaknesses and Opportunities), yaitu strategi yang meminimalkan
kelemahan (weaknesses) untuk memanfaatkan peluang (opportunities), ialah :
• Pemerintah menyediakan tempat pembuangan sampah,prasaranaair bersih, lopolopo,
lapak jualan makanan yang memadai serta menstimulasi pihak swasta dan masyarakat
untuk membuka usaha di situ, bekerja sama dengan pihak akademisi untuk
menyediakan SDM berkapabilitas di bidang pariwisata
• Memanfaatkan kemajuan TIK, dapat di lakukan promosi secara worldmide, tidak
hanya berskala lokal, nasional maupun regional saja
• Terpilihnya pulau komodo sebagai salah satu icon wisata dunia, menjadi gerbang
kesempatan bagi pemerintah untuk memperkenalkan potensi Objek Wisata Pantai
Oetune, sekaligus menjadikannya sebagai salah satu komoditi andalan dalam
menghadapi MEA
3. Strategi ST (Strength and Threats), yaitu strategi yang menggunakan kekuatan (strength)
untuk mengatasi ancaman (threats), ialah:
• Keindahan dan keunikan yang dimiliki Objek Wisata Pantai Oetune serta tersedianya
akses jalan yang memadai serta sarana penginapan yang menunjang menjadikannya
mampu bersaing dengan objek wisata baru lainnya
• Pola-pola gulungan pasir yang unik dan menarik hanya dapat terbentuk dengan
sempurna pada saat cuaca berangin kencang pada bulan Juli-Agustus sehingga
14 | P a g e
Tapatfeto, Bessie and Kasim / JOURNAL OF MANAGEMENT (SME’s) Vol. 6, No.1, 2018, p1-20
hamparan pasir luas yang pada musim berangin dapat tercipta pola-pola gulungan pasir
yang unik dan menarik. Dengan potensi yang dimiliki diharapkan adanya peran pemerintah
untuk mengelola dan mensosialisasikan kepada masyarakat sekitar agar masyarakat
memiliki pemahaman tentang pariwisata serta mempunyai kesadaran menjaga dan
melestarikan lingkungan sekitar objek wisata, sehingga potensi dan keunikan Pantai
Oetune tetap terjaga dan menjadi daya tarik tersendiri
4. Objek Wisata Pantai Oetune sendiri sudah memiliki fasilitas-fasilitas yang mendukung
objek wisata tersebut diantaranya lopo-lopo, sarana MCK, fasilitas air bersih, 2 unit
penginapan, serta lapak penjual makanan. Dari fasilitas-fasilitas yang sudah tersedia
beberapa diantaranya belum dapat dikatakan layak karena kondisinya yang kurang
memadai. Karena itu di perlukan perbaikan sarana dan prasarana yang gencar serta
penambahan beberapa fasilitas seperti tempat pembuangan sampah dan wahana bermain
agar menjadikan Objek Wisata Pantai Oetune sebagai objek wisata yang siap bersaing
dengan objek wisata baru
5. Potensi keindahan dan keunikan Objek Wisata Pantai Oetune dapat dijadikan komoditi
unggulan yang dapat diandalkan dalam menghadapi MEA sekaligus menjadi selling point
yang unik untuk dipromosikansecara onlinedengan memanfaatkan kemajuan TIK sehingga
tidak hanya berskala lokal, nasional maupun regional saja namun sudah mendunia
(worldwide). Selain itu juga dengan mengandalkan momentum kejayaan Pulau Komodo
sebagai salah satu icon wisata dunia menjadi “peluang emas” untuk juga memperkenalkan
potensi keindahan dan keunikan Objek Wisata Pantai Oetune kepada dunia.
6. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan sektor pariwisata di Kabupaten TTS
mengalami beberapa kelemahan, diantaranya adalah masih kurangnya kuantitas dan
kualitas SDM dengan spesialisasi pariwisata baik pada lingkup dinas pariwisata TTS
maupun lingkungan objek wisata. Dalam mengelola potensi pariwisata tersebut diperlukan
SDM yang berkompetensi dibidang kepariwisataan. Karena itu perlu adanya peningkatan
kuantitas dan kualitas SDM lewat kerja sama dengan pihak akademisi untuk menyediakan
SDM berkompeten. SDM yang berkompeten di bidang pariwisata sangat bermanfaat bagi
peningkatan kinerja Dinas Pariwisata yaitu membantu dalam pelaksanaan program-
program pengembangan pariwisata yang telah disusun. Selain peningkatan SDM pada
dinas, peningkatan SDM pada objek wisata juga sangat diperlukan guna membantu
meningkatkan kualitas pelayanan bagi pengunjung.
7. Dalam pengembangan Objek Wisata Pantai Oetune di perlukan mindset pemerintah yang
lebih fokus terhadap pariwisata seperti adanya kerja sama dengan instansi terkait serta di
16 | P a g e
Tapatfeto, Bessie and Kasim / JOURNAL OF MANAGEMENT (SME’s) Vol. 6, No.1, 2018, p1-20
dukung dengan alokasi dana pemerintah daerah yang memadai untuk keberlangsungan
pengembangan Objek Wisata Pantai Oetune.
pangan lokal serta berbagai jasa yang mampu menunjang kenyamanan dan kepuasan
pengunjung/wisatawan yang datang ke Pantai Oetune.
4. Pemanfaatan TIK perlu ditingkatkan untuk mengenalkan dan mempromosikan potensi-
potensi wisata lebih khususnya Objek Wisata Pantai Oetune melalui media website, blog,
media sosial (seperti Instagram, Facebook, Twitter), Youtube sehingga promosi tersebut
menjadi viral dan berdaya jangkau worldwide, tidak hanya berskala local, nasional ataupun
regional saja.
DAFTAR RUJUK AN
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:Rineka
Cipta
Cooper, Chris and Stephen Jackson. 1997. Destination Life Cycle: The Isle Of Man Case
Study. In:Lesley France The Earthscan Reader In Sustainable Tourism. Uk:
Earthscan Publication Limited
Heri, Larasati. 2011. Strategi Pengembangan Pariwisata Kabupaten Pati.. Jurnal Universitas
Diponegoro
Hunger, J David dan Thomas L Wheelen. 2001. Manajemen Strategis. Yogyakarta: Andi
Ofset
Ismayanti. 2010. Pengantar Pariwisata. Jakarta: PT.Gramedia
Widiasarana Indonesia
Kuncoro, Mudrajad. 2006. Strategi Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif. Jakarta:
Erlangga
Muljadi, A & Warman Andri. 2014. Kepariwisataan dan Perjalanan. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada
Nurhadi,C.D. Febriyanti, dkk. 2013. Strategi Pengembangan Pariwisata Oleh Pemerintah
Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah. Malang: Jurnal Administrasi Publik
(JAP). Fakultas Ilmu Administrasi.-Universitas Brawijaya
Pearch, Robinson. 2008. Manajamen strategis (formulasi, implementasi, dan pengendalian).
Jakarta: Salemba Empat
Pitana, I Gde & Diarta, I Ketut Surya. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata.Yogyakarta: Andi
Pradikta, Angga. 2013. Strategi Pengembangan Objek Wisata Waduk Gunungrowo Indah
Dalam Upaya Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Pati: Jurnal
Universitas Negeri Semarang
Rangkuti, Freddy. 2006. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama
Saputra, Arif. Dwi. 2012. Strategi Pengembangan Taman Kuliner Condong Depok Sleman
Dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan. Jurnal Sekolah Tinggi Pariwisata
AMPTA
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Penerbit Alfabeta
Suryadana, M Liga & Octavia Vanny. 2015. Pengantar Pemasaran Pariwisata. Bandung :
Alfabeta CV
Suwantoro, Gamal. 1997. Dasar Dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi Yogyakarta
Utama, Gusti dan Mahadewi Eka. 2012. Metodologi penelitian pariwisata dan perhotelan.
Yogyakarta. CV ANDI
18 | P a g e
Tapatfeto, Bessie and Kasim / JOURNAL OF MANAGEMENT (SME’s) Vol. 6, No.1, 2018, p1-20
Yoeti, A Oka. 1985. Pengantar Ilmu Pariwisata. Jakarta. PT Pradnya paramita 2008.
Perencanaan dan pengembangan pariwisata.Jakarta PT. Pradnya Paramita.
19 | P a g e
Tapatfeto, Bessie and Kasim / JOURNAL OF MANAGEMENT (SME’s) Vol. 6, No.1, 2018, p1-20
Sumber Data:
Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Timor Tengah Selatan, 2016 (Rabu, 16 maret 2016)
Katalog BPS Timor Tengah Selatan dalam Angka 2011. (Selasa, 15 maret 2016)
_____________________________________ 2012. (Senin, 29 februari 2016)
_____________________________________ 2013. (Senin, 29 februari 2016)
_____________________________________ 2014. (Senin, 29 februari 2016)
_____________________________________ 2015. (Senin, 29 februari 2016)
Www.ttskab.go.id/ Downloads/visi-misi kab TTS 2014.html. (Selasa, 1 maret 2016)
Nara Sumber:
Anti Nenulaka, Penjaga padaObjek Wisata Pantai Oetune (Sabtu, 3 September 2016)
Antonius Longa, Kepala Seksi Pengembangan, Pemberdayaan Objek Wisata dan Sarana
Pariwisata. Dibudpar Kab. TTS. (selasa, 16 maret 2016)
Daud Kmio, Sekretaris Desa Tuafanu (Selasa, 29 Agustus 2016)
Dhon Dakosta, Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata. Disbudpar Kab. TTS ( Jumat, 18
Agustus 2016)
Dina Tefa & Ance Nenulaka, Pelaku Ekonomi pada Objek Wisata Pantai Oetune (Sabtu, 3
September 2016)
Hery Bolla, Pengunjung Objek Wisata Pantai Oetune. (Minggu, 20 Maret 2016)
Jacob Sapay, Sekretaris Camat Kualin (Kamis, 24 September 2016)
Nikodemus Lay, Masyarakat Desa Tuafanu (Senin, 5 September 2016)
Verlyn Benu, Penjaga dan Penjual di Objek Wisata Pantai Oetune. (Minggu, 20 maret 2016)
Yefuna Boimau, Kepala Desa Tuafanu (Selasa, 29 Agustus 2016)
20
|Page
Tapatfeto, Bessie and Kasim / JOURNAL OF MANAGEMENT (SME’s) Vol. 6, No.1, 2018, p1-20
|Page