Manuskrip Charlos 11 April
Manuskrip Charlos 11 April
Manuskrip Charlos 11 April
Abstract
Anemia in pregnant women is one of the most common problems in Indonesia. One of the
government programs to overcome anemia in pregnant women is by giving Fe tablets to
pregnant women at least 90 grains during pregnancy. However, the results of the 2018
Riskesdas research show that the prevalence of nutritional anemia in pregnant women in the 15-
24 year age group is still high. Several factors that are thought to affect the anemia status of
pregnant women include compliance, knowledge and environmental influences in consuming Fe
tablets. The type of research used in this research is descriptive analytic research. This study
used a sample of 63 pregnant women. Data analysis used bivariate with Chi-Square Test. The
percentage of adherence scores for consuming Fe tablets for pregnant women was 28.6% who
were not obedient and 71.4% were obedient. The results of the statistical test on the compliance
variable obtained a p-value of 0.729 (p-value 0.05), meaning that there was no relationship
between the level of adherence to Fe tablet consumption and the incidence of anemia in mothers.
The knowledge score of pregnant women's consumption of Fe tablets is 17.5%, which is less and
82.5%. The results of the tests carried out on the knowledge variable obtained a p value of 0.674
(p-value 0.05), meaning that there was no relationship between knowledge and the incidence of
anemia in pregnant women. The score on the environmental influence of consumption of Fe
tablets is 4.8% which is influential and 95.2% is not. The p-value obtained for the environmental
influence variable is 0.476 (p-value 0.05), meaning that there is no relationship between
environmental influences and the incidence of anemia in pregnant women. Compliance,
knowledge and environmental influences are not related to the occurrence of anemia in
pregnant women in the work area of the Biluhu Health Center, Gorontalo Regency. It is
recommended to pay more attention to the nutritional needs of iron in pregnant women and to
know the signs and symptoms of anemia, so that it can be handled properly and appropriately
for pregnant women. Pregnancy in the third trimester must be considered more from both the
family and health workers.
Keywords: : Compliance with Fe Tablet Consumption, Knowledge of Fe Tablet Consumption,
Environmental Effects of Fe Tablet Consumption, Anemia Pregnant Women.
Abstrak
Anemia pada ibu hamil merupakan salah satu masalah yang masih banyak dijumpai di
Indonesia. Salah satu progam pemerintah untuk mengatasi anemia pada ibu hamil adalah dengan
pemberian tablet Fe kepada ibu hamil minimal 90 butir selama kehamilan. Namun hasil
penelitian Riskesdas tahun 2018 menunjukkan prevalensi anemia gizi pada ibu hamil dengan
kelompok usia15-24 tahun masih tinggi. Beberapa faktor yang diduga dapat mempengaruhi
status anemia pada ibu hamil diantaranya yaitu kepatuhan, pengetahuan serta pengaruh
lingkungan dalam mengonsumsi tablet Fe. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah penelitian deskriptif analitik. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 63 ibu hamil.
Analisis data yang digunakan bivariat dengan Uji Chi-Square. Presentase skor kepatuhan
konsumsi tablet Fe ibu hamil adalah 28,6% yang tidak patuh dan 71,4% yang patuh. Hasil uji
statistik pada variabel kepatuhan ini diperoleh nilai p 0.729 (p-value ≥0.05), artinya tidak ada
hubungan antara tingkat kepatuhan konsumsi tablet Fe dengan kejadian anemia pada ibu. Skor
pengetahuan konsumsi tablet Fe ibu hamil 17,5% yang kurang dan 82,5%. Hasil uji yang
dilakukan pada variabel pengetahuan diperoleh nilai p 0.674 (p-value ≥0.05), artinya tidak ada
hubungan antara pengetahuan dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Skor pada pengaruh
lingkungan konsumsi tablet Fe 4,8% yang pengaruh dan 95,2% yang tidak pengaruh. Nilai p
yang diperoleh pada variabel pengaruh lingkungan yaitu 0.476 (p-value ≥0.05), artinya tidak
ada hubungan antara pengaruh lingkungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Kepatuhan,
pengetahuan dan pengaruh lingkungan tidak berhubungan dengan terjadinya anemia pada ibu
hamil di wilayah kerja Puskesmas Biluhu, Kabupaten Gorontalo. Disarankan agar lebih
memperhatikan kebutuhan gizi besi pada ibu hamil serta mengetahui tanda dan gejala anemia,
sehingga dapat dilakukan penanganan dengan baik dan tepat terhadap ibu hamil. Kehamilan
pada usia trimester 3 lebih harus diperhatikan baik dari keluarga maupun petugas kesehatan
Kata Kunci: Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe, Pengetahuan Konsumsi Tablet Fe,
Pengaruh Lingkungan Konsumsi Tablet Fe, Ibu Hamil Anemia
Pendahuluan
Anemia pada ibu hamil merupakan salah satu masalah yang masih banyak dijumpai di
Indonesia. Anemia adalah kondisi ibu hamil dengan kadar Hb dibawah 11 gr/dL pada trimester I
& III, kadar Hemoglobin (Hb) < 10.5 gr/dL pada trimester II Triyani dan Niken (2016).
Menurut data Riskesdas tahun 2018 menunjukkan prevalensi anemia gizi pada ibu hamil dengan
kelompok usia (15-24 tahun) adalah 84.6%. Dampak yang sering terjadi akibat kekurangan zat
besi pada wanita hamil dapat diamati dari besaran kasus kesakitan dan kematian. Anemia
mempunyai akibat yang besar pada kesehatan terutama pada ibu hamil.Ibu hamil yang
mengalami anemia akan mengakibatkan terjadinya komplikasi saat persalinan, antara lain
seperti perdarahan, bayi lahir prematur, BBLR (Berat Badan Lahir Rendah), gangguan jantung,
ginjal, bahkan bisa menyebabkan ibu meninggal saat persalinan. Menurut Wartisa dan Wira
(2016), meyatakan bahwa hanya sedikit wanita hamil di negara berkembang seperti di Indonesia
yang dapat memenuhi kebutuhan zat besi selama kehamilan melalui makanansehari-hari karena
sumber utama zat besi yang mudah diserap oleh tubuh (besi heme) relatife mahal harganya.
Salah satu progam pemerintah untuk mengatasi anemia pada ibu hamil adalah dengan
pemberian tablet Fe kepada ibu hamil minimal 90 butir selama kehamilan.
Beberapa faktor yang diduga dapat mempengaruhi status anemia pada ibu hamil
diantaranya yaitu kepatuhan, pengetahuan serta pengaruh lingkungan dalam mengonsumsi tablet
Fe. Ibu hamil yang mengetahui manfaat dari tabel Fe tentu akan mengkonsumi tablet Fe.
Menurut Prawirohardjo (2010) Triyani dan Niken (2016) faktor yang mempengaruhi kepatuhan
adalah pengetahuan dan potensi sumber daya manusia. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
oleh Ramawati, Dian dkk (2008), menyatakan bahwa pengetahuan sangat penting peranannya
dalam menentukan kepatuhan dalam mengonsumsi tablet Fe, karena berpengaruh pada perilaku
ibu hamil dalam menyimpan dan mengonsumsi tablet Fe secara teratur setiap harinya.
Kepatuhan dalam mengonsumsi tablet besi adalah ketaatan ibu hamil melaksanakan anjuran
petugas kesehatan untuk mengonsumsi tablet besi. Kepatuhan mengonsumsi tablet besi diukur
dari ketepatan jumlah tablet yang dikonsumsi, ketepatan cara mengonsumsi tablet besi,
frekuensi konsumsi per hari (Wiradnyani, 2013). Pengaruh lingkungan dalam hal ini peran
keluarga terutama suami sebagai faktor penguat yang memegang peranan penting dalam
meningkatkan kepatuhan mengonsumsi tablet Fe. Selain itu, rendahnya tingkat pengetahuan
disebabkan karena responden yang kurang mendapatkan informasi dan motivasi dari tenaga
kesehatan. Pada saat penyuluhan responden kurang memperhatikan bisa juga di sebabkan karena
penyuluhan di lakukan secara keseluruhan tidak perorangan (Wartisa & Wira, 2016).
dari total 8024 ibu hamil (4,1%), dimana hal ini masih cukup tinggi dibandingkan
dengan Standar Pelayaanan Minimal (SPM) Kabupaten Gorontalo untuk ibu hamil dengan
anemia sebesar 2,5 % Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo, 2020). Di wilayah kerja
Puskesmas Biluhu, didapatkan masih lebih dari 50% ibu hamil tidak patuh mengonsumsi tablet
Fe dengan benar, bahkan ada pula yang tidak mengonsumsinya sama sekali. Salah satu alasan
tidak di konsumsinnya tablet Fe karena tidak suka terhadap efek samping yang terjadi setelah
mengonsumsi tablet Fe. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat
kepatuhan konsumsi tablet Fe, pengetahuan dan pengaruh lingkungan terhadap kejadian anemia
pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Biluhu Kecamatan Biluhu Kabupaten Gorontalo
Provinsi Gorontalo.
Metode Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik. Penelitian ini menggunakan sampel
sebanyak 63 ibu hamil. Analisis data yang digunakan bivariat dengan Uji Chi-Square dengan a
= 0.05. Cara pengambilan sampel yaitu dengan random sampling, maka sampel yang diambil
ialah seluruh ibu hamil yang memenuhi kriteria yang telah di tentukan.
Kriteria eksklusi dalam penelitian ini yaitu seluruh ibu hamil diwilayah kerja Puskesmas
Biluhu dengan usia kehamilan trimester I, II, dan III, ibu hamil yang dalam kondisi sehat (tidak
berada dalam keadaan sakit infeksi maupun non infeksi), dan bersedia menjadi responden, yang
ditandai dengan ditandatanganinya informed consent oleh calon responden. Kriteria inklusi ialah
serponden dengan diet vegetarian. Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau
menjadi sebab terjadinya perubahan/timbulnya variabel terikat. Dalam penelitian ini yang menjadi
variabel bebas adalah kepatuhan konsumsi tablet Fe, pengetahuan dan faktor lngkungan. Variabel
dependen adalah variabel yang keadaannya dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah kejadian anemia. Responden yang diambil ialah yang datang dan sudah
melakukan pemeriksaan Hb di Puskesmas Biluhu diperoleh 63 ibu hamil. Semua responden
diberikan kuisioner tentang kepatuhan dengan 9 pertanyaan, pengetahuan dengan 9 pertanyaan
dan pengaruh lingkungan terhadap konsumsi tablet Fe dengan 9 pertanyaan.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan dua cara yaitu data primer dan data
sekunder (Ningrum & Adrianto, 2010). Data primer merupakan data yang berasal dari sumber
asli atau pertama, tidak tersedia dalam bentuk terkompilasi ataupun dalam bentuk file-file. Data
ini harus dicari melalui responden (Nuradhiani, 2017). Data Primer seperti data yang
dikumpulkan dalam proses penelitian melalui wawancara dan pengukuran langsung terhadap
sampel yang menjadi objek penelitian yaitu data kepatuhan konsumsi tablet Fe, pengetahuan dan
pengaruh lingkungan dengan menggunakan kuesioner. Data sekunder adalah data yang sudah
tersedia sehingga kita tinggal mencari dan mengumpulkan (Sumantri, 2017). Data sekunder
seperti data tentang gambaran lokasi penelitian atau data geografi dicatat dari dokumen pada
instansi terkait wilayah penelitian dan data tentang ibu hamil anemia yang melakukan kunjungan
dan melakukan pemeriksaan Hb serta data Hb hasil pemeriksaan yang diperoleh dari data
laporan bilanan K1-K4 KIA di wilayah kerja Puskesmas Biluhu.Teknik pengumpulan data yang
digunakan peneliti untuk mengumpulkan data yaitu dengan menggunakan data sekunder dan
dilanjutkan dengan pengumpulan data primer. Peneliti mengambil data sekunder melalui laporan
K1 – K4 ibu hamil yang melakukan pemeriksaan Hb di Puskesmas Biluhu Kecamatan Biluhu,
kemudian di ambil data dan di pisahkan ibu hamil dengan hasil pemeriksaa Hb yang ≤11 gr/dL
dan >11 gr/dL. Teknik pengambilan sampel diambil secara keseluruhan pada setiap ibu hamil
sasaran di wilayah kerja Puskesmas Biluhu.
Pengambilan data primer peneliti menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan
tentang kepatuhan konsumsi tablet Fe, pengetahuan dan pengaruh lingkungan terhadap
kejadiananemia yang ditujukan pada ibu hamil yang sesuai dengan kriteria penelitian tersebut.
Kuesioner dibagikan saat melakukan kunjungan pemberian tablet tambah Fe. Pengisian
kuesioner dilakukan oleh responden dalam waktu 15 menit. Penelitian ini dilengkapi dengan
Ethical Clearance yang ditandatanganin oleh Komisi Etik Penelitian Universitas Esa Unggul
dengan nomor 0204-21.204/DPKE-KEP/FINAL-EA/UEU/VIII/2021.
Trimester 2 4 21 25 (39.68)
Trimester 3 6 18 24 (38.09)
Total 12 51 63 (100)
Usia kehamilan trimester 2 paling banyak yaitu dengan 25 orang (39.7%), kemudian
respnden dengan usia kehamilan trimester 3 dengan 24 orang (38.1%), dan yang terakhir yaitu
usia kehamilan trimester 1 dengan jumlah responden sebanyak 14 orang (22.2%), dan nilai
kepatuhan, pengetahuan dan pengaruh lingkungan konsumsi tablet Fe, diketahui bahwa dari 63
responden yang diteliti, pada variabel kepatuhan terdapat 18 (28.6%) responden yang masih
tidak patuh dalam mengonsumsi tablet Fe dengan baik, sedangkan sisanya yaitu 45 (71.4%)
responden sudah mengonsumsi tablet Fe dengan baik. Pada variabel pengetahuan dapat dilihat
bahwa 11 responden (17.5%) masih kurang dalam memahami tablet Fe, manfaat dan cara
mengonsumsinya, sedangkan 52 responden (82.5%) baik dalam memahami pentingnya tablet
Fe. Pengaruh lingkungan merupakan variabel ke 3 yang di amati dan didapatkan hasil 3
responden (4.8%) masih terpengaruh pada lingkungan dalam mengonsumsi tablet Fe, sedangkan
60 responden (95.2%) tidak terpengaruh pada lingkungan.
Analisis bivariat yang dilakukan pada variabel kepatuhan diketahui bahwa ibu hamil
anemia yang tidak patuh konsumsi tablet Fe didapatkan hasil uji statistik pada variabel
kepatuhan ini diperoleh nilai p 0.729 (p-value ≥0.05), maka Ha ditolak. Sehingga dapat
disimpulakn bahwa tidak ada hubungan antara tingkat kepatuhan konsumsi tablet Fe dengan
kejadian anemia pada ibu hamil. Variabel pengetahuan menunjukkan hasil uji yang dilakukan
pada variabel pengetahuan diperoleh nilai p 0.674 (p-value ≥0.05), maka Ha ditolak. Dari hasil
tersebut dapat disimpukan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan kejadian
anemia pada ibu hamil. Untuk ibu hamil anemia yang tidak terpengaruh lingkungan sebanyak 11
responden (18.3%), dan ibu hamil tidak anemia yang tidak terpengaruh lingkungan sebanyak 49
responden (81.7%). Nilai p yang diperoleh pada variabel pengaruh lingkungan yaitu 0.476 (p-
value ≥0.05), maka Ha ditolak. Artinya dari hasil tersebut menyatakan bahwa tidak ada
hubungan antara pengaruh lingkungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil
berprofesi tani menyatakan bahwa hasil kebun di bawa kekota untuk dijual, namun hasil
penjualan digunakan untuk kebutuhan pendidikan anak dimasa pandemi covid-19. Hal ini yang
mengakibatkan ibu hamil jarang mengonsumsi buah dan sayur. Sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Bersamin (2018), dengan salah satu variabel nya ialah hubungan asupan makan
dengan kejadian anemia pada ibu hamil menggunakan pengujian secara statistik Chi-square
diperoleh p=0.007, dan dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
asupan makanan terhadap kejadian anemia pada ibu hamil (p=<0.05).
Hasil penelitian yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Biluhu menunjukan bahwa
terdapat 18 (28.57%) responden baik yang anemia maupun tidak anemia, masih tidak patuh
dalam mengonsumsi tablet Fe. Masih ada responden yang tidak tuntas mengonsum tablet Fe
selama kehamilan, ada juga yang mau mengonsumsi tablet Fe hanya jika kadar Hbnya dibawah
normal. Hal ini disebabkan karena jenuhnya pasien mengonsumsi 90 tablet Fe selama
kehamilan. Dalam melakukan wawancara, responden menyatakan bahwa mengonsumsi tablet Fe
ketika diingat saja, sering kali konsumsi tablet Fe bukan merupakan suatu keharusan bagi
responden. Selain kurang patuh konsumsi tablet Fe, faktor lain yang bisa menjadi penyebab
anemia pada ibu hamil ialah status gizi yang mana terdapat pada beberapa ibu hamil yang
memiliki LILA kurang dari 23,5 cm (KEK). Pada penelitian kepatuhan responden ini, banyak
dari responden yang memilih untuk berhenti mengonsumsi tablet Fe dikarenakan merasa tidak
enak (mual dan muntah) setelah mengkonsumsinya. Hal ini yang mengakibatkan banyak dari
responden yang lebih memilih untuk tidak mealanjutkan konsumsi tablet Fe hingga minimal 90
tablet selama kehamilan. Ini dibuktikan dengan jawaban dri konsioner responden sendiri yang
mengatakan hanya mengonsumsi 10 tablet Fe sebulan selama kehamilan. Selain dari jawaban
yang didapat, hal lain yang menggambarkan ibu hamil kurang mengonsumsi tablet Fe ialah
dengan pembuktian strip tablet Fe, atau pertanyaan yang di lontarkan secara tiba-tiba, bagi ibu
hamil yang mengonsumsi dengan baik dan benar maka akan lebih cenderung menjawab dengan
cepat, sedangkan yang tidak mengonsumsi dengan baik dan benar maka akan menjawab lebih
lama, terkesan masih berpikir berapa tablet yang dihabiskan. Hasil penelitian yang dilakukan
Sandrayayuk Marlapan (2013) menggunakan uji Statistic Chi Square menunjukan hubungan
kedua variabel tersebut adalah (p) = 0.005 yang menunjukan nilai tersebut lebih kecil dari nilai
∝ = 0.05. Hipotesis Nol (Ho) ditolak dijelaskan bahwa ada hubungan antara Status Gizi dengan
Kejadian Anemia pada Ibu hamil. Nilai OR menunjukan 3,109 menjelaskan bahwa ibu hamil
dengan status gizi beresiko KEK 3 kali lipat lebih beresiko terkena anemia daripada Ibu hamil
dengan status gizi tidak beresiko KEK.
Tingkat Pengetahuan konsumsi tablet Fe dalam penelitian ini adalah hasil dari
kemampuan responden menjawab kuesioner pengetahuan ibu hamil anemia konsumsi tablet Fe
yang meliputi, informasi tentang tablet Fe, fungsi, sasaran dan dampak apabila tidak
mengonsumsi, aplikasi dalam mengonsumsi, gejala kurang darah.Masih didapatkan 11 atau
sebanyak 17,46% responden pada penelitian yang masih belum terlalu paham apa itu tablet Fe
dan manfaat mengonsumsi tablet Fe. Ada dari responden menganggap bahwa mengonsumsi
tablet Fe pada saat hamil atau kurang darah (anemia) saja. Selain itu juga responden masih ada
yang berhenti mengonsumsi tablet Fe dikarenakan mengalami berbagai efek sampingnya seperti
pusing dan mual. Akibat pemahaman ibu hamil yang kurang terhadap tablet Fe serta efek
sampingnya, mereka mengganggap bahwa mula muntah setelah mengonsusmi tablet Fe adalah
hal yang salah.Selain itu, ada beberapa faktor yang menyebabkan responden kurang memahami
terkait pentingnya konsumsi tablet Fe yaitu seperti kurangnya informasi yang didapatkan
responden (bekerja mengikuti suami di ladang), sehingga petugas kesehatan sulit untuk
menjangkau responden. Hal ini dilihat dari jawaban dari responden pada kuisioner yang
diberikan, masih banyak yaitu 52 responden yang menjawab bahwa mengonsumsi teblet Fe
hanya ketika kurang darah saja, yang seharusnya konsumsi tablet tambah darah harus di
konsumsi setiap saat selama kehamilan minimal 90 tablet, bahkan ketika kadar Hb normal.
Selain itu, masih ada responden yang menganggap bahwa mengonsumsi dan tidak mengonsumsi
tablet Fe sama-sama beresiko terkena anemia. Menurutnya untuk terhindar dari anemia hnya
dengan mengonsumsi sayuran dan air yang banyak. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh
(Aditianti & Permanasari, 2015) mendapatkan hasil kepatuhan pada kelompok intervensi
(p=0.00) dan non-intervensi (p=0.05), menyatakan bahwa Responden dengan pendamping yang
telah diberi penyuluhan,lebih patuh mengonsumsi TTD dibandingkan responden yang tidak
diberi penyuluhan. Hal ini menunjukkan bahwa dukungan pendamping memang berperan bagi
responden dalam meningkatkan kepatuhan mengonsumsi TTD.
Pengaruh lingkungan konsumsi tablet Fe dalam penelitian ini adalah hasil dari peran
penting menurut responden yang mempengaruhi konsumsi tablet Fe yang baik dan benar, seperti
pengaruh keluarga (orang tua, suami, dan masyarakat), pengaruh budaya, dan pengaruh tenaga
kesehatan dalam menyampaikan informasi terkait tablet Fe. Pada penelitian yang dilakukan di
Puskesmas Biluhu Kabupaten Biluhu Pronvinsi Gorontalo, masih terdapat responden. Hasil
penelitian yang di lakukan manunjukkan bahwa responden yang masih terpengaruh pada
lingkungan yaitu sebanyak 3 (4.8%) responden, yang terdiri dari 1 (33.3%) responden anemia
dan 2 (66.7%) tidak anemia. Hal yang mungkin terkait dengan perilaku konsumsi tablet Fe ialah
adat istiadat responden yang bertentangan dengan konsumsi tablet Fe. Pengaruh pengetahuan
dan kepercayaan orang tua terhadapan penanganan ibu hamil masih memilih untuk
mengonsumsi obat tradisional dibanding tablet Fe jika ibu hamil mengalami masalah kehamilan,
salah satunnya ialah masalah anemia. Bukan hanya adat istiadat, adapun suami yang melarang
responden untuk mengonsumsi tablet Fe. hal ini dikarenakan pengetahuan suami terhadap
masalah anemia dan pentingnya tablet Fe bagi ibu hamil yang masih rendah. Hal ini dikarenakan
program puskesmas Kelas Ibu Hamil dan Suami hanya dihadiri oleh ibu hamil sendiri, sehinnga
informasi tidak tersampaikan kepada para suami. Hal lain yang mengakibatkan ibu hamil
memilih untuk tidak mengonsumsi tablet Fe ialah bahasa yang digunakan untuk memberikan
penyuluhan menggunakan bahasa Indonesia, mengakibatkan ibu hamil yang tidak fasih bahasa
Indonesia tedak memahami dengan baik manfaat dari mengonsumsi tablet Fe. Lingkungan lain
yang juga mendukung kejadian anemia masih cukup tinggi ialah perkebunan. Pada saat
melakukan kunjungan ke desa-desa, peneliti tidak melihat adanya kebun sayur dan buah di
semua desa, hanya terdapat kebun cabai saja. Hal ini yang mengakibatkan ibu hamil didaerah
Biluhu ini jarang untuk mengonsumsi buah dan sayur. Sejalan dengan penelitian Yulinda Rahma
(2020) dengan menggunakan uji Chi-squareyang mendapatkan nilai (p) 0.000 < α (alpha) =
0.05, maka Ha diterima yang artinya ada hubungan antara dukungan suami dengan kepatuhan
mengonsumsi tablet besi (Fe) di Wilayah Kerja Puskesmas Pengaron Tahun 2020. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa adanya hubungan antara dukungan suami terhadap kepatuhan
ibu hamil dalam mengonsumsi tablet besi (Fe) di Wilayah Kerja Puskesmas Pengaron Tahun
2020. Hal tersebut menjelaskan bahwa semakin tinggi dukungan suami ibu hamil maka akan
semakin tinggi pula kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi tablet besi (Fe) selama kehamilan.
Analisis Bivariat
Hasil uji statistik pada penelitian yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Biluhu
diperoleh p-value 0.960 yang artinya tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat
kepatuhan konsumsi tablet Fe terhadap kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja
Puskesmas Biluhu. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari dan Eka
Ratna (2018), dengan analisis bivariat dengan menggunakan uji Chi-square terdapat
hubungan yang bermakna antara pengetahuan konsumsi tablet besi dengan kejadian
anemia (p-value = 0.005) menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara
kepatuhan konsumsi tablet besi dengan kejadian anemia dengan p- value = 0.412.
Berdasarkan hasil analisa dengan menggunakan uji statistik korelasi pearson, cakupan
tablet Fe-1 dengan prevalensi anemia menghasilkan nilai koefisien korelasi sebesar r =
0.125. Cakupan Fe-1 dan Fe-3 menunjukkan adanya korelasi positif yang mempunyai arti
kecenderungan semakin tinggi cakupan tablet Fe, maka semakin tinggi prevalensi anemia
ibu hamil. Hasil p-value> 0.05 pada cakupan tablet Fe-1 dan Fe-3 dengan prevalensi
anemia ibu hamil yang berarti tidak signifi kan atau tidak bermakna. Hasanah (2017)
menambahkan bahwa yang menyebutkan tidak ada hubungan yang signifikan antara
asupan tablet Fe dengan kejadian anemia pada kehamilan. Hal ini disebabkan karena
sebagian besar suami responden berprofesi sebagai nelayan, dikarenakan kondisi
goegrafis tempat tinggal responden berada di pesisir pantai. Ini yang menyebabkan
banyak ibu hamil mengonsumsi ikan, cumi dan hasil laut lainnya. Namun hampir semua
responden kurang mengonsumsi buah dan sayur.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Biluhu hasil uji statistik p-
Value 0.516 yang artinya tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan
konsumsi tablet Fe terhadap kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Biluhu.
Penelitian yang dilakukan oleh Purwaningrum (2017) dengan uji Somers diperoleh hasil nilai p
= 0.011 dimana lebih kecil dari α < 0.05 menyatakan bahwa analisis data yang dilakukan ada
hubungan bermakna antara pengetahuan ibu hamil tentang gizi dengan kejadian anemia di
Puskesmas Sumberwringin Kabupaten Bondowoso, yang artinya hipotesa diterima. Dikarenakan
pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya gizi selama kehamilannya merupakan faktor yang
menyebabkan perilaku ibu hamil dalam menerapkan makanan yang bergizi selama
kehamilannya. Oleh karena itu menurut penelitian ini seseorang dengan pengetahuan rendah
akan sulit berespon atau mencoba sesuatu yang baru karena dibayangi rasa takut salah dan
pengetahuan yang rendah juga merupakanfaktor penghambat untuk menerima suatu motivasi
termasuk dalam bidang kesehatan. Menurut peneliti faktor lain yang menjadi alasan banyak ibu
hamil yang tidak anemia dikarenakan kebiasaan ibu hamil yang mengonsumsi hasil laut seperti
ikan dan cumi. Hal ini yang terus diingatkan oleh tenaga kesehatan dan aparat dalam
bersosialisasi dengan masyarakat, untuk selalu memanfaatkan hasil laut yang ada. Selalu
disampaikan juga dalam setiap kegiatan kemasyarakatan, oleh oleh camat bahwa hasil laut
merupakan sumber zat gizi yang baik untuk masyarakat.
Penelitian yang dilakukan pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Biluhu
menunjukkan nilai p-value 0.476 (p-value ≥0.05) yang artinya ialah tidak ada hubungan antara
pengaruh lingkungan konsumsi tblet Fe terhadap kejadian anemia pada ibu hamil. Hal ini tidak
sejalan denagn penelitian oleh Purwaningrum (2017) yang menyatakan bahya terdapat hubungan
yang signifikan antara dukungan keluarga dan asupan zat besi subjek selain suplemen (p=0.017).
Dalam penelitian ini juga menjelaskan bahwa sumber dukungan utama yang paling banyak
didapatkan subjek adalah dari suami, salah satunya dalam bentuk dukungan finansial, dengan
memberikan uang untuk membeli makanan dan memeriksa kehamilan.
Dari penelitian yang telah dilakukan pada wilayah kerja Puskesmas Biluhu, menurut
peneliti yang mengakibatkan sebagian besar ibu hamil tidak mengaami anemia karena sudah
memahami masalah anemia bagi ibu dan janin, terutama pada saat persalinan. Hal ini dikareakan
ibu hamil banyak melihat kejadian melahirkan dengan komplikasi perdarahan yang dialami oleh
ibu hamil lainnya. Yang membuat hal ini bisa terjadi saat kegiatan kelas ibu hamil dan suami
dalam pembahasan tanda bahaya kehamilan, masalah ini terus disampaikan petugas kesehatan
kepada ibu hamil, agar terus menjaga kehamilan dan rajin melakukan kunjungan minimal 4 kali
selama kehamilan, umtuk mengetahui keadaan kesehatan ibu termasuk didalamnya ialah kadar
Hb.
Kesimpulan
Dilihat dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada responden di wilayah kerja
Puskesmas Biluhu, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat ibu hamil anemia dan sebagian
besar ibu hamil patuh konsumsi tablet Fe, ibu hamil yang memiliki pengetahuan baik di wilayah
kerja Puskesmas Biluhu pengaruh lingkungan masih terdapat pada ibu hamil namun tidak besar
yaitu dengan jumlah 4,76%. Tidak terdapat hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet Fe
dengan kejadian anemia pada ibu hamil, dengan nilai p-value 0.729 dan tidak ada hubungan
antara tingkat pengetahuan konsumsi tablet Fe dengan kejadian anemia pada ibu hamil di
wilayah kerja Puskesmas Biluhu (nilai p-value 0.674). Dengan nilain p-value 0.476 maka
dinyatakan tidak ada hubungan antara pengaruh lingkungan konsumsi tablet Fe dengan kejadian
anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Biluhu. Hal ini mungkin terjadi karena ibu
hamil nisa saja tidak kekurangan gizi besi, namun anemia lainnya seperti kekurangan asam folat
atau yang lainnya. Pola konsumsi masyarakat juga dapat mendukung kurangnya angka anemia
gizi besi pada ibu hamil, dimana masyarakat lebih sering mengonsumsi ikan dibandingkan
sayura, dikarenakan kondisi goegrafis Kecamatan Biluhu daerah pesisir pantai.
Ucapan Terimaksih
Ucapan terimakasih desen pembimbing dan penguji, orang tua dan saudara serta kepada ibu
hamil yang bersedia menjadi responden dlam penelitan ini, yang banyak memberikan masukan
dan dukungan selama penelitian ini berlangsung. Ucapan terimakasih juga kepada Puskesmas
Biluhu yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian. Semoga penelitian ini dapat
bermanfaan dan dipergunakan sebaik-baiknya.
Manuskrip ini telah diikutkan pada Scientific Article Writing Training (SAWT) Batch V
Program Kerja GREAT 4.1.e, Program Studi S1 Gizi, FIKES, Universitas Esa Unggul dengan
dukungan fasilitator: Dudung Angkasa, SGz., M.Gizi, RD; Khairizka Citra Palupi, SGz., MS;
beserta tim dosen prodi Ilmu Gizi lainnya. SAWT Batch IV juga mendapat dukungan dana
dari Universitas Esa Unggul.
Daftar Pustaka
Aditianti dan Permanasari. (2015). Pendampingan Minum Tablet Tambah Darah (TTD) Dapat
Meningkatkan Kepatuhan Konsumsi TTD pada Ibu Hamil Anemia. Pusat Teknologi
Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik. Jurnal Penelitian Gizi Dan Makanan, 38
Juni 20(1), 77–78.
Agusanty, E. W. (2016). Uji Coba Kartu Pemantauan Minum Tablet Tambah Darah (Fe)
Terhadap Kepatuhan Konsumsi Ibu Hamil. Jurnal Vokasi Kesehatan, 2(1).
Ani, S. . (2013). Anemia Defisiensi Besi Masa Prahamil dan Hamil. Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Anonym. (2020b). Dinas Kesehatan, Laporan Cakupan Kegiatan Dinas Kesehatan Kabupaten
Gorontalo.
Bersamin, A. et al. (2018). Some Facts about Fiber. Nutrition and Health Info-Sheet.
Budiarni, W. dan S. (2012). Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Motivasi Dengan Kepatuhan
Konsumsi Tablet Besi pada Ibu Hamil. Journal of Nutrition College, 1(6), 106–135.
E, N. (2012). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
Trimester III Di Wilayah Kerja Puskesmas Air Dingin Kota Padang Tahun 2012.
Universitas Andalas.
Fenty, H. dan. (2015). Hubungan Pengetahuan dan Dukungan Suami Ibu Hamil Trimester III
Dengan Kepatuhan Ibu Mengkonsumsi Tablet Tambah Darah (Tablet Fe) Di Puskesmas
Karangayu. Jurnal Kebidanan, 3(1).
Fikawati, S., Syafiq, A., & Veratamala, A. (2017). Gizi Anak dan Remaja. PT. Raja Grafindo
Persada.
Hidayah, Wiwit dan Anasari, T. (2012). Hubungan Kepatuhan Ibu Hamil Mengkonsumsi
Tablet Fe dengan Kejadian Anemia Di Desa Penggeraji Kecamatan Cilongok Kabupaten
Banyumas. Jurnal Ilmiah Kebidanan, 3(2).
Juwita, R. (2011). Hubungan Konseling Dan Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Ibu
Hamil Mengkonsumsi Tablet Fe. STIKes Tengku Maharatu Pekanbaru Riau, 6(11).
Kemenkes RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. RISKESDAS. http//Kemenkes RI.
2013. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang Kemenkes R//.
Kemenkes RI. (2018). Hasil Utama Riskesdas 2018. Badan Penelitian Dan Pengembangan
Kesehatan. Kementrian Kesehatan RI. http//Kemenkes RI., 2018, Hasil Utama Riskesdas
2018. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Kementrian Kesehatan RI:
Jakarta//
M, H. (2012). Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Minum Obat pada Pasien
Diabetes Mellitus di Puskesmas Bluto Sumenep. Jurnal Kesehatan WirarajaMedika, 2,
47–55.
Mulyono. (2013). Anemia Pada Ibu Hamil dan Hubunganya dengan Beberapa Faktor Di
Kabupaten Oku Sumatra Selatan. Jurnal Kebidanan Dan Ilmu Kesehatan, 3(4).
Ningrum & Adrianto, E. (2010). Hubungan antar Tingkat Kesegaran Jasmani dan Status Gizi
dengan Produktivitas Kerja. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 5(2), 145–150.
Nuradhiani, A. (2017). Dukungan Guru Meningkatkan Kepatuhan Tablet Tambah Darah pada
Remaja Putri Di Kota Bogor. Jurnal Gizi Pangan, 12(3).
Purbadewi L, U. (2013). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Anemia Dengan
Kejadian Anemia pada Ibu Hamil. Jurnal Gizi Universitas Semarang, 1(2).
RI, K. (2014). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014. Kementerian Kesehatan RI.
http//Kemenkes RI. 2014. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI//
S, N. A. (2017). Hubungan Antara Kepatuhan Konsumsi Tablet Besi, Status Gizi, dan Pola
Makandengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil, Skripsi. Universitas Hasanuddin.
Sari, Eka Ratna., L. A. dan P. K. (2018). Konsumsi Tablet Fe Dan Pengetahuan Berhubungan
Dengan Anemia Pada Ibu Hamil Trimester III. Jurnal Media Kesehatan, 11(2).
Triyani, S. & N. P. (2016). Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe Dalam Mencegah Anemia GiziBesi
Pada Ibu HamilDi Wilayah Puskesmas Kecamatan Jakarta Pusat. Jurnal Ilmu Dan
Teknologi Kesehatan, 3(2), 215–229.
Wahara, W. (2014). Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Anemia Dengan Motivasi Konsumsi
Tablet Fe Selama Kehamilan di Polindes Serimenda Sembahe Kecamatan Sibolangit.
Jurnal Ilmiah, 1(2).
Wartisa, F. & W. (2016). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Terhadap Konsumsi Tablet Fe.
Perintis’s Health Journal, 3(2), 26–29.
Wulandini, P. & T. T. (2018). Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil tentang Anemia dengan
Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Fe di Wilayah Puskesmas RI Karya Wanita Pekanbaru
Tahun 2017. Jurnal Maternity and Neonatal, 2(5), 300–308.
Yanti, D &Ayu, M. (2016). Hubungan anatara Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Tanda Bahaya
dan Komplikasi Kehamilan Dengan Kepatuhan Kunjungan Diwilayah Tanah Sareal
Bogor. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 8(1).