Pengaruhpengaruh Sangsi Perpajakan Sangsi Perpajakan

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

PENGARUH SANKSI PERPAJAKAN DAN SOSIALISASI PERPAJAKAN TERHADAP MOTIVASI

MEMBAYAR PAJAK BUMI BANGUNAN PERKOTAAN DAN PEDESAAN (PBB P2)


(STUDI PADA WAJIB PAJAK DI KELURAHAN AIRLANGGA KOTA SURABAYA)
Gia Riessyta Damayanti
Mochammad Al Musadieq, Dr, MBA
Gunawan Eko Nurtjahjono, S.Sos, M.Si
PS Perpajakan, Jurusan Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya
[email protected]
ABSTRACT
Land and building tax are one of the taxes collected by central goverment. To support the policy of regional autonomy,
then done the transfer tax management of the land and building urban and rural - act based on act no 28 year 2009
on a regional tax levies. This research explans by using quantitative approach. This research is spreading the
questionnaire to 97 respondents taxes of the land and building taxpayers in Airlangga urban, Surabaya. Technique
of Data analysis in this research uses descriptive analysis and multiple linear regression analysis to test hypothesis
through the F test (simultaneous) and t test (partial). The result of this research indicates that all the hypothesis are
accepted. Based on the results in this research that can be a significant influence together (simultaneously) sanctions
of taxation and socialization of taxation variables on the motivation to pay taxes of the land and building tax urban
and rulal. Partially known that sanction of taxation significantly affect the value of the regression coefficient of 0,628.
While socialization of taxation has partially significant effect on the motivation to pay taxes of the land and building
tax urban rural with a regression coefficient of 0,487.
Keyword: Sanctions of taxation,the socialization of taxation, motivation to pay taxes of the land and
buliding urban and rural.
PENDAHULUAN
Pajak merupakan sumber penerimaan
terbesar yaitu sebesar 75,6% dari seluruh APBN
(Abimanyu, 2003:3). APBN tersebut di gunakan
untuk membiayai pengeluaran Negara, baik
pengeluaran
rutin
maupun
pengeluaran
pembangunan. Namun, dalam pelaksanaannya
terdapat perbedaan kepentingan antara wajib
pajak dengan pemerintah. Wajib pajak berusaha
untuk membayar pajak sekecil mungkin karena
dengan membiayai pajak berarti mengurangi
kemampuan ekonomis wajib pajak. Di lain pihak
pemerintah memerlukan dana untuk membiayai
penyelenggaraan pemerintahan yang sebagian
besar berasal dari penerimaan pajak.
PBB
merupakan
sumber
utama
pemasukan bagi pemerintah meski PBB dalam
penerimaan pajak total umunya menurun tetapi
jumlah mutlaknya terus meningkat pesat dan
bagi pemerintah daerah PBB tetap sumber
penerimaan yang utama (Devas, et all 1999:118).
Pajak Bumi dan Bangunan dikenakan pada bumi
atau bangunan yang bersifat benda dan pajak
terutangnya di tentukan oleh keadaan objek
yaitu bumi/tanah dan atau bangunan. Keadaan
subjek (siapa yang membayar) tidak ikut
menentukan besarnya pajak.
Tempat penelitian yang dipilih ialah Kota
Surabaya dikarenakan Kota Surabaya adalah
tempat pertama kali peralihan PBB P2 dari

pemerintah pusat ke pemerintah daerah. Wajib


pajak yang dipilih ialah wajib pajak di kelurahan
Airlangga kecamatan Gubeng yang daerah padat
penduduk dengan berbagai strata pendidikan,
usia, dan pekerjaan. Total wajib pajak di
kelurahan airlangga ialah 6815. Sampel di ambil
dari wajib pajak yang jumlah PBBnya 0 5 juta
rupiah yaitu berjumlah 3717 (data diolah, 2014).
Motivasi membayar PBB P2 dipengaruhi
oleh beberapa faktor tetapi pada penelitian ini
hanya diambil 2 faktor yaitu Sanksi PBB P2 dan
Sosialisasi Perpajakan. Faktor yang pertama ialah
Sanksi Perpajakan yang menurut UU PDRD No
28 tahun 2009 ada dua macam yaitu sanksi
administratif dan sanksi pidana. Pemerintah
setempat sudah membuat aturan untuk sanksisanksi terhadap wajib pajak yang tidak patuh,
terlambat membayar, terlambat melapor bahkan
sanksi di berikan kepada pejabat atau tenaga ahli
yang tidak memnuhi kewajibannya. Sanksi yang
di berikan dapat berupa bunga, denda maupun
kenaikan, tetapi hal ini kurang berhasil membuat
masyarakat menjadi sadar pajak. Sanksi pajak
merupakan ketentuan peraturan perundangundangan perpajakan yang harus dipatuhi atau
dengan kata lain sanksi perpajakan alat untuk
mencegah (preventif) wajib pajak agar tidak
melanggar norma perpajakan.
Faktor yang kedua ialah sosialisasi
perpajakan, sosialisasi perpajakan mengenai

Jurnal Administrasi Bisnis - Perpajakan (JAB)|Vol. 5 No. 1 April 2015|


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id

pembayaran pajak yang dilakukan oleh


pemerintah melalui media memberikan suatu
pandangan dan pengetahuan baru bagi
masyarakat. Dengan adanya wawasan dan
pengetahuan baru mengenai arti pentingnya
membayar
pajak
diharapkan
dapat
meningkatkan kesadaran dari masyarakat untuk
patuh dalam membayar pajak yang dipungutnya
oleh pemerintah.
Pemerintah juga melakukan sosialisasi
perpajakan dimedia massa dan berbagai iklan
yang menarik perhatian masyarakat untuk dapat
mengerti akan pentingnya membayar pajak dan
masyarakat mempunyai sikap baik tentang
perpajakan.
Dengan
adanya
sosialisasi
perpajakan yang dilakukan pemerintah ini,
diharapkan masyarakat sadar dan dapat ikut
serta dalam pembangunan suatu daerah dengan
berpartisipasi membayar pajak khususnya PBB.
(Siahaan, 2007:6).
Berdasarkan data dan uraian di atas,
maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul Pengaruh Sanksi
Perpajakan
dan
Sosialisasi
Perpajakan
Terhadap Motivasi Membayar Pajak Bumi dan
Bangunan Perkotaan dan Pedesaan (PBB P2) Di
Kota Surabaya (Studi Penelitian Pada Wajib
Pajak Di Kelurahan Airlangga Kecamatan
Gubeng Kota Surabaya)
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah, maka
permasalahan dalam penelitian adalah :
1. Apakah Sanksi PBB P2 dan Sosialisasi
PBB P2 secara simultan berpengaruh
terhadap Motivasi Membayar PBB P2?
2. Apakah Sanksi PBB P2 dan Sosialisasi
PBB P2 secara parsial berpengaruh
terhadap Motivasi Membayar PBB P2?
TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan
yang diharapkan adalah :
1. Untuk menjelaskan pengaruh secara
simultan Sanksi PBB P2 dan Sosialisasi
PBB P2 terhadap Motivasi Membayar
PBB P2?
2. Untuk menjelasakan pengaruh secara
parsial Sanksi PBB P2 dan Sosialisasi
PBB P2 terhadap Motivasi Membayar
PBB P2?

KAJIAN
PUSTAKA
Pengertian Pajak

Banyak para ahli yang memberikan


pengertian yang berbeda-beda mengenai pajak,
namun definisi tersebut mempunyai inti atau
tujuan yang sama. Beberapa definisi yang
dikemukakan oleh para ahli ialah : Menurut
Rochmat Soemitro (2011:01) Pajak ialah iuran
rakyat kepada kas Negara berdasarkan undangundang (dapat dipaksakan) dengan tidak
mendapat kontraprestasi (jasa timbal balik) yang
langsung dapat ditunjukkan dan digunakan
untuk
membayar
pengeluaran
umum.
Djajadiningrat
dalam
Resmi
(2013:2)
mendefinisikan pajak sebagai suatu kewajiban
untuk menyerahkan sebagian kekayaan negara
karena suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan
yang memberikan kedudukan tertentu.
Kesimpulannya pajak bersifat memaksa
berdasarkan
undang-undang
untuk
pembangunan Negara, tetapi tidak ada timbal
balik secara langsung yang di dapat oleh wajib
pajak dari apa yang sudah dibayarkan kepada
Negara.
Pengertian PBB P2
Waluyo (2003:12) Pajak Bumi dan Bangunan
adalah pajak yang dikenakan terhadap bumi dan
bangunan seperti berikut :
1. Bumi adalah permukaan / tubuh bumi yang
dibawahnya, permukaan meliputi tanah dan
perairan pedalaman (termasuk rawa rawa
tambak perairan) serta laut wilayah Republik
Indonesia.
2. Bangunan adalah kontruksi teknik yang
ditanam atau diletakkan secara tetap pada tanah
dan atau perairan.
Penulis menyimpulkan PBB P2 merupakan
pajak yang di pungut atas tanah atau bangunan
yang di manfaatkan oleh orang lain atau badan
di gunakan untuk penyediaan fasilitas daerah.
Dasar Hukum Pajak Bumi Bangunan P2
Dasar untuk mengatur mengenai Pajak
Bumi Bangunan Perkotaan dan Perdesaan adalah
1. Undang-undang No 29 Tahun 2009 tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
2. Peraturan Daerah Kota Surabaya No 13
Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan
3. Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 10
tahun 2010 Tentang Pajak Bumi dan
Bangunan Perkotaan.
Dengan adanya Undang-undang dan Perda
yang terkait diharapkan menjadi suatu pedoman
atau acuan pelaksanaan pungutan rakyat
tersebut.

Pengertian Sanksi Perpajakan


Sanksi Perpajakan dapat berupa denda atau
bunga dan paling berat adalah pidana. Sanksi

Jurnal Administrasi Bisnis - Perpajakan (JAB)|Vol. 5 No. 1 April 2015|


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id

merupakan
salah
satu
variabel
yang
berpengaruh pada motivasi membayar pajak,
karena fungsi sanksi sendiri ialah digunakan
sebagai mengatur sekelompok populasi untuk
mematuhi aturan yang telah ditentukan. Sanksi
PBB P2 diatur dalam UU PDRD tahun 2009,
Perda Kota Surabaya Tentang PBB P2, Peraturanperaturan tambahan lainnya baik PP KMK SE dll.
Pelaksanaan sanksi diterapkan oleh pemerintah
daerah yang bekerja sama dengan Dispenda,
aparat kecamatan dan kelurahan serta RT.
Kesimpulannya sanksi memiliki pengaruh positif
dalam meningkatkan motivasi wajib pajak. Maka
semakin dipertegas sanksi oleh aparat yang
berwenang maka semakin baik pula motivasi
wajib pajak dalam membayar PBB P2
Pengertian Sosialisasi Perpajakan
Sosialisasi perpajakan sangat berguna untuk
memberikan motivasi kepada masyarakat untuk
taat membayar pajak. Sosialisasi Perpajakan juga
bisa membuat masyarakat sadar akan betapa
pentingnya
untuk
membayar
pajak.
Kesimpulannya sosialisasi perpajakan ialah
upaya dari DJP dan Pemda setempat untuk
memberikan informasi dan pembinaan kepada
masyarakat pada umumnya serta wajib pajak
pada khususnya mengenai segala sesuatu yang
berhubungan degan pajak dan perundang
undangan.
Menurut SE SJP Nomor SE-98/PJ/2011 Tentang
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja dan
Laporan Kegiatan Penyuluhan Unit Vertikal di
lingkungan DJP disebutkan bahwa terdapat
beberapa cara penyuluhan yang dilakukan
diantaranya adalah :
a. Sosialisasi Perpajakan atau Penyuluhan yang
bersifat langsung ialah Sosialisasi dengan
berinteraksi secara langsung dengan wajib
pajak atau calon Wajib Pajak. Bentuk
Sosialisasi Perpajakan langsung yang pernah
diadakan antara lain Early Tax Education,
Tax Goes TO School/Campus, Lomba
Perpajakan (cerdas cermat, debat, pidato
perpajakan, artikel), sarasehan/tax gathering,
kelas
pajak/klinik
pajak,
seminar/
diskusi/ceramah, dan workshop/ imbingan
teknis.
b. Sosialisasi Perpajakan atau penyuluhan tidak
langsung ialah kegiatan sosialisasi kepada
masyarakat dengan tidak atau sedikit
melakukan interaksi dengan peserta. Contoh
kegiatan Sosialisasi Perpajakan secara tidak
langsung
ialah
Sosialisasi
melalui
radio/televise,
penyebaran
buku/booklet/leaflet perpajakan. Bentuk
Sosialisasi perpajakan secara tidak langsung
dapat dibedakan berdasarkan medianya.

Dengan media elektronik dapat berupa


talksow TV, Built-in program, dan talkshow
radio. Sedangkan dengan media cetak
berupa Koran/ majalah/ tabloid/ buku, rubrik
tanya jawab, penulisan artikel pajak, dan
penerbitan majalah/ buku/ alat peraga
penyuluhan lainnya.
Pengertian Motivasi Membayar PBB P2
Beberapa
ahli
berbeda-beda
dalam
mendefinisikan kata motivasi, tetapi pada
intinya semua sama yaitu Dorongan atau
Penggerak. Berikut ini adalah definisi motivasi
dari bebrapa ahli : Menurut Hasibuan (2005:92)
Motivasi berasal dari kata lain movere yang
berarti dorongan atau daya penggerak. Motivasi
ini hanya diberikan kepada manusia, khususnya
kepada para bawahan atau pengikut. Sedangkan
menurut Luthans dalam Andre (2010) Motivasi
terdiri dari 3 nsur yaitu kebutuhan (need),
dorongan (drive), dan tujuan (goals). Terkadang
motivasi diganti dengan istilah-istilah seperti
kebutuhan, keinginan, dorongan atau impuls.
Motivasi dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Motivasi Intrinsik adalah motif yang menjadi
aktif atau berfungsinya tidak perlu
dirangsang dari luar seperti sukarela
membayar pajak, kewajiban warga Negara,
pengabdian keapda Negara dan pemerataan,
serta keadilan kepada seluruh lapisan
masyarakat.
b. Motivasi Ekstrinsik adalah motif yang
menjadi aktif karrena adanya rangsangan
dari luar seperti adanya fasilitas publik yang
memadai,
pengentasan
kemiskinan,
transparansi pemerintah dan mengerti
manfaat membayar pajak.
Motivasi ekstrinsik ini tidak mudah timbul, maka
petugas terkait sangat berperan menumbuhkan
motivasi pajakagar proses penerimaan Negara
berjalan dan berhasil dengan baik. Kedua
motivasi tersebut saling memperkuat bahkan
motivasi ekstrinsik itu secara tidak langsung
dapat membangkitkan motivasi intrinsik. Aparat
harus mampu meyakinkan wajib pajak melalui
sosialisasi akan manfaat pajak dalam suatu
Negara.
HIPOTESIS
Sanksi PBB
P2 (X1)

MotivasiMem
bayar PBB P2

Sosialisasi
PBB P2 (X2)

(Y)

Keterangan

Jurnal Administrasi Bisnis - Perpajakan (JAB)|Vol. 5 No. 1 April 2015|


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan oleh
peneliti adalah jenis penelitian explanatory
research
(peneltian
penjelasan)
dengan
pendekatan kuantitatif. Populasinya adalah
wajib pajak di Kelurahan Airlangga yang jumlah
PBBnya 0-5 Juta Rupiah yang berjumlah 3717
dari seluruh wajib pajak yang ada di Kelurahan
Airlangga yang berjumlah 6.815 penduduk.
Untuk
menentukan
sampel,
peneliti
menggunakan
rumus
Slovin,
sehingga
didapatkan 97,38 dan dibulatkan menjadi 97
responden.
Tabel 1 Hasil Uji Validitas Item Variabel
Penelitian
Item
X1.1
X1.2
X1.3
X1.4
X2.1
X2.2
X2.3
X2.4
X2.5
X2.6
Y1.1
Y1.2
Y1.3
Y1.4
Y1.5
Y1.6

Koefisien
Korelasi
0.650
0.725
0.819
0.835
0.661
0.670
0.710
0.809
0.750
0.640
0.769
0.773
0.782
0.727
0.846
0.784

Sig.

rTabel

Keterangan

0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000

0.3
0.3
0.3
0.3
0.3
0.3
0.3
0.3
0.3
0.3
0.3
0.3
0.3
0.3
0.3
0.3

Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

keseluruhan nilai tolerance kedua variabel sama


yakni 0,644>0,1 sehingga disimpulkan bahwa
tidak terjadi multikolinearitas antar variabel
bebas.
b. Uji Heterokedastisitas
Gambar 1 Hasil Uji Heterokedastisitas
Scatterplot

Dependent Variable: Y
2

Regression Standardized Predicted


Value

Parsial
Simultan
H1 : Diduga Sanksi PBB P2 dan Sosialisasi PBB P2
secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap Motivasi Membayar PBB P2.
H2 : Diduga Sanksi PBB P2 dan Sosialisasi PBB P2
secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap Motivasi Membayar PBB P2.

-2

-3
-4

-2

Regression Standardized Residual

Sumber : Data diolah, (2014)


Dari hasil uji didapatkan hasil tampilan
diagram scatterplot menyebar, tidak membentuk
pola tertentu maka tidak akan terjadi
heteroskedastisitas,
sehingga
disimpulkan
bahwa sisaan mempunyai ragam homogen
(konstan)
atau
tidak
terdapat
gejala
heterokedastisitas.
c. Uji Normalitas
Tabel 4 Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

N
Norm al Param etersa, b

Uns tandardiz
ed Residual
97
.0000000
2.35919434
.088
.059
-.088
.863
.446

Mean
Std. Deviation
Abs olute
Pos itive
Negative

Mos t Extrem e
Differences
Kolm ogorov-Sm irnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)

a. Tes t dis tribution is Norm al.


b. Calculated from data.

Sumber : Data diolah, (2014)


Dari tabel uji diatas dapat dilihat bahwa sig.
sebesar 0.446 atau lebih besar dari 0.05 maka
ketentuan H0 diterima yaitu bahwa asumsi
normalitas terpenuhi.

Tabel 2 Hasil Uji Reliabilitas Item Variabel


Penelitian
Simbol
X1
X2
Y

-1

d. Uji Autokorelasi
Tabel 5 Uji Autokorelasi

Sumber: Data diolah, (2014)

Variabel
Sanksi PBB P2
Sosialisasi PBB P2
Motivasi membayar
PBB P2

Alpha
0,757
0,797
0,868

Tolak
H0

Keterangan
Reliabel
Reliabel
Reliabel

Daerah
Keraguraguan

Daerah

Terima H0

Tolak H0

Keraguraguan

Sumber: Data diolah, (2014)

d
0

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Uji Asumsi Klasik Regresi
a. Uji Multikolinieritas
Tabel 3 Hasil Uji Multikolinieritas
Variabel
X1
X2

Tolerence
0,644
0,644

VIF
1,553
1,553

Sumber : Data diolah, (2014)


Berdasarkan hasil pengujian didapat bahwa

dL

dU

4-dU

4-dL

Sumber: Data diolah, (2014)


Keterangan:
dU = Durbin-Watson Upper (batas atas dari tabel DurbinWatson)
dL = Durbin-Watson Lower (batas bawah dari tabel DurbinWatson)

Berdasarkan tabel diatas diketahui nilai uji


Durbin Watson sebesar 1,732 yang terletak antara
1.715 dan 2.285, maka disimpulkan bahwa

Jurnal Administrasi Bisnis - Perpajakan (JAB)|Vol. 5 No. 1 April 2015|


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id

asumsi tidak terdapat autokorelasi


terpenuhi
2. Analisis Regresi Linier Berganda

telah

Tabel 6 Rekapituasi Hasil Analisis Regresi Linier


Berganda
Variabel
Bebas
Konstant
a
X1

X2

Unstandard
ized
Koefisien
1,470

t
hitung

Probabilitas

0.647

0.519

0,628

4.404

0.000

0,457

4.557

0.000

Ket.

Sign
ifika
n
signi
fika
n

Variabel terikat Y
R
: 0,717
R square
: 0,514
Adjusted R square
: 0,504
F hitung
: 49,803
Probabilitas F Hitung : 0,000

Sumber: Data diolah, (2014)


Pengujian Hipotesis
1. Hipotesis I (F test / Simultan)
Dari Uji F yang dilakukan didapatkan nilai
sig. F hitung sebesar 0,000. Karena nilai sig F
(0,000) < = 0.05 berarti model analisis regresi
adalah signifikan. Hal ini berarti H0 ditolak dan
H1 diterima. Disimpulkan bahwa variabel
terikat (Motivasi Membayar PBB P2) secara
signifikan dapat dipengaruhi oleh variabel
bebas (Sanksi PBB P2 (X1) dan Sosialisasi PBB P2
(X2)).
2. Hipotesis II (T test / Parsial)
Dari hasil Uji T yang dilakukan, variabel
bebas mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap Motivasi Membayar PBB P2 secara
simultan dan parsial. Dari sini dapat diketahui
bahwa, kedua variabel bebas tersebut Sosialisasi
PBB P2 yang paling dominan pengaruhnya
karena memiliki nilai koefisien beta dan t hitung
paling besar terhadap Motivasi Membayar PBB
P2.
Pembahasan Hasil Penelitian
1. Pengaruh Sanksi PBB P2 Terhadap Motivasi
Membayar PBB P2
Berdasarkan hasil penelitian Sanksi PBB P2
berpengaruh secara signifikan terhadap Motivasi
membayar PBB perkotaan dan pedesaan. Dengan
adanya sanksi para wajib pajak yang melanggar
peraturan akan menimbulkan efek jera sehingga
mereka tidak mengulangi lagi melanggar
peraturan tersebut. Faktor yang memperkuat
sanksi mempengaruhi motivasi yaitu sebagian
besar bahkan lebih dari setengah responden yang
ada memberikan respon setuju terhadap
beberapa sanksi yang diberikan oleh aparat
pemerintah
daerah
setempat
dam
memungkinkan apabila sanksi tersebut di
perketat dan dilaksanakan sesuai dengan aturan
yang ada. Dengan meningkatkan, memperbarui

atau menambah tingkatan Sanksi PBB P2 maka


secara tidak langsung Motivasi Membayar PBB
Perkotaan dan Pedesaan mengalami kenaikan
seperti bukti yang ada di lapangan tempat
penelitian, yang telah terbukti bahwa hipotesis
Sanksi PBB P2 berpengaruh pada Motivasi
Membayar PBB P2 ialah benar.
2. Pengaruh Sosialisasi PBB P2 Terhadap
Motivasi Membayar PBB P2
Hasil analisis terbukti bahwa Sosialisasi PBB P2
berpengaruh signifikan terhadap Motivasi
Membayar PBB P2 jadi dengan meningkatkan
Sosialisasi PBB P2, maka Motivasi Membayar
PBB P2 juga otomatis akan meningkat. Dari
sosialisasi tersebut akan diperoleh 3 aspek yaitu
kognitif (mengenai kesadaran dan pengetahuan
tentang aturan, prosedur, sanksi, dan manfaat
pajak), efektif (mengenai sikap setuju atau tidak
untuk patuh menjalankan kewajiban pajak), dan
yang
terakhir
psikomotorik
(mengenai
kesesuaian perilaku atau tindakan).
Dari hasil penelitian prosentase terbesar di
dapat ketika sosialisasi itu diadakan oleh aparat
yang terdekat pada wajib pajak seperti Dispenda,
kantor Kecamatan dan kantor kelurahan
setempat. Hasil keseluruhan dapat disimpulkan
bahwa kedua variabel bebas mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap Motivasi
Membayar PBB Perkotaan dan pedesaan secara
simultan maupun parsial. Dan dari sini dapat
diketahui bahwa kedua variabel bebas tersebut
yang paling dominan pengaruhnya terhadap
Motivasi Membayar PBB P2 adalah Sosialisasi
PBB P2.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Diperoleh nilai sig. F sebesar 0,000 berarti nilai
sig. F lebih kecil dari 0,05 sehingga Ho ditolak
dan Ha diterima. Dapat disimpulkan
hipotesis yang menyatakan bahwa adanya
pengaruh secara bersama-sama (simultan)
variabel bebas terhadap variabel Motivasi
membayar PBB P2 dapat diterima.
2. Berdasarkan pada hasil uji didapatkan bahwa
kedua variabel mempunyai pengaruh
signifikan terhadap Motivasi membayar Pajak
Bumi Bangunan Perkotaan dan pedesaan
yaitu Sanksi Pajak Bumi Bangunan Perkotaan
dan pedasaan dan Sosialisasi Pajak Bumi
Bangunan Perkotaan dan pedesaan
Saran
1. Kelurahan Airlangga Kecamatan Gubeng
diharapkan dapat mempertahankan serta
meningkatkan variabel Sosialisasi PBB P2,
diantaranya melaui baliho, selebaran dan
brosur. Bisa juga melibatkan komunitas ibu

Jurnal Administrasi Bisnis - Perpajakan (JAB)|Vol. 5 No. 1 April 2015|


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id

ibu PKK, Rapat RT RW setempat dan kegiatan


umum yang berlangsung di daerah tersebut.
Hal ini perlu dilakukan agar sosialisasi yang
sudah baik dapat dijalankan dan lebih di
tingkatkan.
2. Masyarakat wajib pajak di kelurahan
Airlangga diharapkan untuk sadar akan
kewajibannya membayar pajak dikarenakan
adanya sanksi yang terdapat dalam pp kota
Surabaya no 10 serta dalam uu no 28 tahun
2009. Wajib pajak juga perlu mengikuti
perkembangan sosialisasi yang diadakan oleh
aparat pemda terkait dengan cara sering
melihat berita terbaru tentang peraturan PBB,
aparat terkait diharapkan meletakkan baliho
di tempat strategis agar dapat di lihat oleh
warga, dan pada saat kegiatan umum perlu
adanya iklan iklan tentang sosialisasi PBB
P2.

Daerah, Pajak Bumi dan Bangunan


Perkotaan dan Pedesaan
, 2010, Peraturan Daerah Kota Surabaya
Nomor 10 Tahun 2010 Tentang Pajak
Bumi dan Bangunan Perkotaan
, 2010, Instruksi Walikota Surabaya
Nomor 13 Tahun 2010 Tentang
Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota
Surabaya Nomor 10 tahun 2010 Tentang
Pajak Bumi dan Bangunan Perkotaan.
, 2011. Surat Edaran SJP Nomor SE98/PJ/2011
Tentang
Pedoman
Penyusunan Rencana Kerja dan Laporan
Kegiatan Penyuluhan Unit Vertkal di
lingkungan DJP

DAFTAR PUSTAKA
Abimanyu, Anggito. 2003. Reformasi Perpajakan
perlu dukungan masyarakat. Berita Pajak
No. 493, Taun XXXV, Juni: 37 38
Andre, 2010. Motivasi dalam pelayanan public,
diakses
2
januari
2014.
(http://andreblogarea.blogspot.com/2010
/09/motivasidalampelayananpublik.htm
l)
Devas, Nick, Brian Binder, Anna Booth, Kenneth
Davey, Roy Kelly. 1999.Keuangan
Pemerintah Daerah di Indonesia. Jakarta :
UI Press
Siahaan, Frengki C H, Skripsi. 2007. Pengaruh
sikap dan motivasi masyarakat terhadap
partisipasi pembayaran pajak bumi dan
bangunan di kecamatan Candisari Kota
Semarang
Hasibuan M.S.P, 2005. Organisasidan Motivasi:
Dasar Peningkatan Produktivitas, Jakarta :
Bumi Aksara
Resmi, Siti 2013, Perpajakan Teori dan Kasus,
Salemba Empat, Jakarta
Waluyo , Wirawan, dan B Ilyas. 2003. Perpajakan.
Jakarta: Salemba Empat
, 2014, Kelurahan Airlangga Kecamatan
Gubeng Kota Surabaya
, 2009, Undang undang No 28 Tahun
2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Jurnal Administrasi Bisnis - Perpajakan (JAB)|Vol. 5 No. 1 April 2015|


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id

You might also like