Tulisan ini memberi ulasan umum wacana, praktek dan komunitas Ṣūfī Yahudi sepanjang sejarah, khususnya di abad pertengahan dan era moderen. Ṣūfī Yahudi adalah wacana Yudaisme dan komunitas mistik Yahudi di Mesir, Afrika Utara, Yaman, dan...
moreTulisan ini memberi ulasan umum wacana, praktek dan komunitas Ṣūfī Yahudi sepanjang sejarah, khususnya di abad pertengahan dan era moderen. Ṣūfī Yahudi adalah wacana Yudaisme dan komunitas mistik Yahudi di Mesir, Afrika Utara, Yaman, dan Andalusia yang mengadopsi beragam tingkat teologi, filsafat, metafora Islam dan Ṣūfīsme bagi pengembangan spiritualitas mereka. Perhatian diarahkan pada tokoh Yahudi Ibnu Paqudah (abad 10) melalui karyanya Kitāb al-hidayāt ‘ilā farā‘iḍ al-qulūb, yang menampakkan pengaruh Ikhwān al- Ṣafā’. Yang kedua, Nathan’el al-Fayyūmī (abad 11) melalui kitabnya, Bustān al-uqūl sebagai karya perjumpaan teologis dengan Ismā‘īlīyah. Selanjutnya komunitas Ḥasidim Mesir (abad 12-13) melalui karya-karya mereka seperti Kitāb kifāyat al-‘ābidīn, Al-maqālat al-ḥawḍiyyah, dan Al-mursyid ilā al-tafarrud waal-murfid ilā tajarrud. Dan pada akhirnya penelusuran ini menyinggung perkembangan mutakhir di Israel melalui kehadiran Ṭarīqat Ibrahimiyyah (derekh Avraham), komunitas persaudaraan Yahudi-Arab yang belajar bersama Ṣūfīsme sebagai ruang jumpa lintasiman yang mendalam dan basis perdamaian kedua bangsa tersebut. Ulasan sederhana ini kiranya dapat memperkaya diskusi lintasiman dalam bingkai tradisi keagamaan Ibrahimi di mana Prof. M. Machasin memberi pengaruh yang besar dalam perkembangannya di Indonesia.