Abstrak Telah dilakukan interpretasi anomali medan gravitasi pulau Timor dengan pemodelan 3D untuk mengetahui batuan dasar pulau Timor. Data yang digunakan adalah anomali medan gravitasi udara bebas dan topografi Sandwell dan Smith yang...
moreAbstrak Telah dilakukan interpretasi anomali medan gravitasi pulau Timor dengan pemodelan 3D untuk mengetahui batuan dasar pulau Timor. Data yang digunakan adalah anomali medan gravitasi udara bebas dan topografi Sandwell dan Smith yang telah direduksi terhadap model geopotensial bumi EGM2008. Koreksi data meliputi koreksi udara bebas, koreksi atmosfer, koreksi bouguer sederhana dan koreksi curvature. Data anomali bouguer lengkap dibawah ke atas bidang topografi dengan metode kontinuasi ke atas dengan ketinggian 25,9 km. Selanjutnya dilakukan pemodelan 3D dengan menggunakan program Grablox dan Bloxer. Hasil interpretasi kualitatif, diperoleh variasi anomali bouguer lengkap dari-160 mgal sampai 300 mgal. Nilai anomali positif lebih dari 0 mgal hingga sekitar 300 mgal. Anomali bernilai positif berada di hampir seluruh daratan pulau Timor dan sebagian di perairan laut Savu dan pulau-pulau di bagian utara pulau Timor serta di selatan perairan laut Timor yaitu setelah palung Timor, sedangkan anomali negatif kurang dari 0 mgal hingga sekitar-160 mgal berada di bagian selatan daratan Timor hingga perairan laut Timor dan sebagian besar laut Savu. Hasil interpretasi kuantitatif pada model 3D, tiap perlapisan didapatkan beberapa lapisan batuan di bawah permukaan yaitu batuan dolomit, granulit, sienit, dan batu sabak. Interpretasi data anomali gravitasi regional dan pemodelan 3D, diduga bahwa batuan dasar pulau Timor adalah batu sabak (slate) yaitu batuan metamorf yang terdapat pada kedalaman sekitar 3 km sampai 30 km. Masuk: 17 Februari 2021 Diterima: 09 Maret 2021 Diterbitkan: 19 Maret 2021 Kata kunci: Gravitasi, anomali bouguer lengkap, kontinuasi ke atas, pemodelan tiga dimensi, inversi. 1. Pendahuluan Pulau Timor merupakan salah satu pulau besar di Nusa Tenggara Timur selain Flores dan Sumba. Pulau Timor diduga berada di atas pertemuan antara lempeng Eurasia dan lempeng Indo Australia. Pulau Timor terbagi menjadi dua bagian mengikuti sumbu pulau yaitu sebagian besar pada sisi selatan termasuk dalam kerak benua Australia (continental crust), sedangkan pada bagian utara berada di atas kerak samudera (oceanic crust) yang termasuk dalam lempeng Eurasia [1]. Pulau Timor sangat berbeda dengan pulau-pulau di dalam busur Sunda. Perbedaan terjadi secara luas antara lain batuan, kedalaman sedimen laut, batuan metamorf dan fasies lain yang terangkat bersama-sama pada suatu kawasan dataran luas sebagai melange. Secara geologi pulau Timor didominasi oleh batuan gamping (limestone) dan lempung (soft scaly clay). Batuan fosil tertua yang ditemukan berumur Permian [2]. Geofisika adalah ilmu yang mempelajari tentang bumi dengan menggunakan parameter-parameter fisika. Dalam hal ini yang menjadi target adalah bumi bawah permukaan. Parameter-parameter fisika yang digunakan adalah parameter mekanika yang meliputi metode seismik, gravitasi dan magnetik. Metode gravitasi (gravity) merupakan salah satu metode geofisika yang didasarkan pada variasi medan gravitasi di permukaan bumi. Distribusi massa jenis yang tidak homogen pada batuan penyusun kerak bumi akan memberikan variasi harga medan gravitasi [3]. Variasi harga medan gravitasi di permukaan bumi tidak hanya disebabkan oleh distribusi massa jenis yang tidak merata, tetapi disebabkan juga oleh posisi titik amat di permukaan bumi yang dikarenakan oleh bentuk bumi yang tidak bulat sempurna dan relief bumi yang beragam. Dengan menggunakan metode gravitasi dapat diketahui besar anomali gravitasi dan dari besar anomali gravitasi tersebut dapat diperkirakan struktur geometri di bawah permukaan bumi [4].