Papers by Jehunias L E O N I D A S Tanesib
Jurnal Fisika : Fisika Sains dan Aplikasinya
The research has done about mapping of erosion-prone areas using the USLE method in Kupang city. ... more The research has done about mapping of erosion-prone areas using the USLE method in Kupang city. The purpose of this research is to map erosion-prone areas and determine the potential level of erosion hazard in Kupang city. The parameters used are rain erosivity (R), soil erodibility (K), slope (LS), and land cover (CP). The process of overlaying erosion parameters and calculating the rate of erosion produces erosion hazard map which are categorized into five class, namely very light, light, medium, heavy and very heavy. Very light erosion (<15 tons/ha/year) has the largest area of 104.92 km², light erosion class (15-60 tons/ha/year) with an area of 28.32 km², medium erosion class (60-180 tons/ha/year) with an area of 13.37 km², heavy erosion class (180-480 tons/ha/year) with an area of 2.37 km², and very heavy erosion class (>480 tons/ha/year) has the smallest area of 0.526 km². The level of erosion hazard is very light and light spread throughout the city of Kupang. While th...
ABSTRAK Penelitian geofisika dengan menggunakan metode gravitasi telah dilakukan di Gunung Anak R... more ABSTRAK Penelitian geofisika dengan menggunakan metode gravitasi telah dilakukan di Gunung Anak Ranakah dan sekitarnya di kabupaten Manggarai Nusa Tenggara Timur pada bulan Juni sampai dengan bulan Juli 2016. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi geologi bawah permukaan daerah penelitian dengan menggunakan data anomali udara bebas dari Sandwell dan Smith 2016. Data tersebut direduksi dengan koreksi atmosfer, koreksi Bouguer Sederhana, dan koreksi kurvatur hingga memperoleh anomali Bouguer Lengkap. Data anomali Bouguer dibawa ke bawah bidang topografi dengan metode kontinuasi ke bawah sedalam 300 m menggunakan program Magpic. Selanjutnya dilakukan pemodelan 2 dimensi menggunakan program Grav2DC. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kondisi geologi bawah permukaan gunung Anak Ranakah dan Sekitarnya didominasi oleh batuan basalt (densitas 2,70 / -3.30 / ), andesit (densitas 2.4 / -2.8 / ), dan soil (densitas 1.2 / -2.40 / ). Kata kunci: Anomali Gravitasi, Pemodelan 2D, Gu...
Jurnal Fisika : Fisika Sains dan Aplikasinya
Abstrak Telah dilakukan pemetaan daerah rawan erosi di Kabupaten Timor Tengah Selatan Provinsi Nu... more Abstrak Telah dilakukan pemetaan daerah rawan erosi di Kabupaten Timor Tengah Selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan menggunakan aplikasi penginderaan jauh dan sistem infomasi geografi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memetakan daerah rawan erosi dan tingkat kerawanannya di Kabupaten Timor Tengah selatan, Propinsi Nusa Tenggara Timur. Metode penelitian berupa pembuatan peta curah hujan, pembuatan peta tutupan lahan, dan pembuatan peta kelas lereng. Berdasarkan dari hasil penelitian, tingkat rawan erosi dibagi menjadi tiga kelas yaitu: kelas tidak rawan erosi dengan luas wilayah 127.218,69 Ha meliputi kecamatan Noebeba, kecamatan Amanuban Selatan, kecamatan Kualin, sebagian kecamatan Amanuban Timur dan kecamatan Fatukopa. Kelas rawan erosi dengan luas wilayah 251.082,09 Ha meliputi hampir seluruh kecamatan Timor Tengah Selatan dan kelas sangat rawan erosi sekitar 9.125,1 Ha meliputi wilayah kecamatan Fatumnasi, kecamatan Tobu, kecamatan Mollo Utara, sebagian kecamata...
Experimental Astronomy, 2014
We report the first measurements of radio frequency spectrum occupancy performed at sites aimed t... more We report the first measurements of radio frequency spectrum occupancy performed at sites aimed to host the future radio astronomy observatory in Indonesia. The survey is intended to obtain the radio frequency interference (RFI) environment in a spectral range from low frequency 10 MHz up to 8 GHz. The measurements
Jurnal Fisika : Fisika Sains dan Aplikasinya
ABSTRAK Telah dilakukan penelitian dengan metode geomagnet pada lokasi Sains Center di Desa Oelna... more ABSTRAK Telah dilakukan penelitian dengan metode geomagnet pada lokasi Sains Center di Desa Oelnasi, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang. Penelitian ini bertujuan untuk menginterpretasi kondisi bawah permukaan lokasi pembangunan gedung Sains Center dan memetakan pola perlapisan batuan bawah permukaan di lokasi penelitian. Pengambilan data dilakukan pada 192 titik ukur dengan luas lokasi ± 50 Ha. Proses akusisi data dengan sistem looping menggunakan alat Proton Prosession Magnetometer (PPM) tipe GSM-19T. Hasil penelitian menunjukkan sebaran nilai intensitas medan magnetik total dari 45255.85 nT sampai 45517.70 nT. Untuk anomali hasil pengolahan data diperoleh pada kisaran -90 nT sampai 190 nT. Hasil pemodelan 2 dimensi menunjukkan bahwa lokasi penelitian didominasi oleh batuan gamping dengan kisaran nilai suseptibilitas 0,000002 cgs unit sampai 0,002778 cgs unit dan berada pada kedalaman ±0 meter – 20 meter dan batuan diamagnetik dengan kisaran nilai suseptibilitas -0,000013 ...
Jurnal Fisika : Fisika Sains dan Aplikasinya
ABSTRAK Telah dilakukan penelitian dengan metode geomagnet pada lokasi Sains Center di Desa Oelna... more ABSTRAK Telah dilakukan penelitian dengan metode geomagnet pada lokasi Sains Center di Desa Oelnasi, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang. Penelitian ini bertujuan untuk menginterpretasi kondisi bawah permukaan lokasi pembangunan gedung Sains Center dan memetakan pola perlapisan batuan bawah permukaan di lokasi penelitian. Pengambilan data dilakukan pada 192 titik ukur dengan luas lokasi ± 50 Ha. Proses akusisi data dengan sistem looping menggunakan alat Proton Prosession Magnetometer (PPM) tipe GSM-19T. Hasil penelitian menunjukkan sebaran nilai intensitas medan magnetik total dari 45255.85 nT sampai 45517.70 nT. Untuk anomali hasil pengolahan data diperoleh pada kisaran -90 nT sampai 190 nT. Hasil pemodelan 2 dimensi menunjukkan bahwa lokasi penelitian didominasi oleh batuan gamping dengan kisaran nilai suseptibilitas 0,000002 cgs unit sampai 0,002778 cgs unit dan berada pada kedalaman ±0 meter – 20 meter dan batuan diamagnetik dengan kisaran nilai suseptibilitas -0,000013 ...
Magnetic: Research Journal of Physics and It’s Application, 2021
Abstrak Telah dilakukan interpretasi anomali medan gravitasi pulau Timor dengan pemodelan 3D untu... more Abstrak Telah dilakukan interpretasi anomali medan gravitasi pulau Timor dengan pemodelan 3D untuk mengetahui batuan dasar pulau Timor. Data yang digunakan adalah anomali medan gravitasi udara bebas dan topografi Sandwell dan Smith yang telah direduksi terhadap model geopotensial bumi EGM2008. Koreksi data meliputi koreksi udara bebas, koreksi atmosfer, koreksi bouguer sederhana dan koreksi curvature. Data anomali bouguer lengkap dibawah ke atas bidang topografi dengan metode kontinuasi ke atas dengan ketinggian 25,9 km. Selanjutnya dilakukan pemodelan 3D dengan menggunakan program Grablox dan Bloxer. Hasil interpretasi kualitatif, diperoleh variasi anomali bouguer lengkap dari-160 mgal sampai 300 mgal. Nilai anomali positif lebih dari 0 mgal hingga sekitar 300 mgal. Anomali bernilai positif berada di hampir seluruh daratan pulau Timor dan sebagian di perairan laut Savu dan pulau-pulau di bagian utara pulau Timor serta di selatan perairan laut Timor yaitu setelah palung Timor, sedangkan anomali negatif kurang dari 0 mgal hingga sekitar-160 mgal berada di bagian selatan daratan Timor hingga perairan laut Timor dan sebagian besar laut Savu. Hasil interpretasi kuantitatif pada model 3D, tiap perlapisan didapatkan beberapa lapisan batuan di bawah permukaan yaitu batuan dolomit, granulit, sienit, dan batu sabak. Interpretasi data anomali gravitasi regional dan pemodelan 3D, diduga bahwa batuan dasar pulau Timor adalah batu sabak (slate) yaitu batuan metamorf yang terdapat pada kedalaman sekitar 3 km sampai 30 km. Masuk: 17 Februari 2021 Diterima: 09 Maret 2021 Diterbitkan: 19 Maret 2021 Kata kunci: Gravitasi, anomali bouguer lengkap, kontinuasi ke atas, pemodelan tiga dimensi, inversi. 1. Pendahuluan Pulau Timor merupakan salah satu pulau besar di Nusa Tenggara Timur selain Flores dan Sumba. Pulau Timor diduga berada di atas pertemuan antara lempeng Eurasia dan lempeng Indo Australia. Pulau Timor terbagi menjadi dua bagian mengikuti sumbu pulau yaitu sebagian besar pada sisi selatan termasuk dalam kerak benua Australia (continental crust), sedangkan pada bagian utara berada di atas kerak samudera (oceanic crust) yang termasuk dalam lempeng Eurasia [1]. Pulau Timor sangat berbeda dengan pulau-pulau di dalam busur Sunda. Perbedaan terjadi secara luas antara lain batuan, kedalaman sedimen laut, batuan metamorf dan fasies lain yang terangkat bersama-sama pada suatu kawasan dataran luas sebagai melange. Secara geologi pulau Timor didominasi oleh batuan gamping (limestone) dan lempung (soft scaly clay). Batuan fosil tertua yang ditemukan berumur Permian [2]. Geofisika adalah ilmu yang mempelajari tentang bumi dengan menggunakan parameter-parameter fisika. Dalam hal ini yang menjadi target adalah bumi bawah permukaan. Parameter-parameter fisika yang digunakan adalah parameter mekanika yang meliputi metode seismik, gravitasi dan magnetik. Metode gravitasi (gravity) merupakan salah satu metode geofisika yang didasarkan pada variasi medan gravitasi di permukaan bumi. Distribusi massa jenis yang tidak homogen pada batuan penyusun kerak bumi akan memberikan variasi harga medan gravitasi [3]. Variasi harga medan gravitasi di permukaan bumi tidak hanya disebabkan oleh distribusi massa jenis yang tidak merata, tetapi disebabkan juga oleh posisi titik amat di permukaan bumi yang dikarenakan oleh bentuk bumi yang tidak bulat sempurna dan relief bumi yang beragam. Dengan menggunakan metode gravitasi dapat diketahui besar anomali gravitasi dan dari besar anomali gravitasi tersebut dapat diperkirakan struktur geometri di bawah permukaan bumi [4].
Magnetic: Research Journal of Physics and It’s Application, Mar 19, 2021
Telah dilakukan penelitian di area penambangan batuan gamping PT
Sarana Arga Gemilang KSO PT Seme... more Telah dilakukan penelitian di area penambangan batuan gamping PT
Sarana Arga Gemilang KSO PT Semen Kupang. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui potensi batuan gamping yang ada di area penambangan batuan gamping menggunakan metode geomagnetik. Akuisisi data magnetik dilakukan dengan menggunakan Proton Precession Magnetometer (PPM) tipe GSM-19T dan diperoleh 205 titik ukur yang tersebar di lokasi penelitian. Proses pengolahan data magnetik meliputi koreksi diurnal, koreksi IGRF, upward continuation, dan pemodelan 2D. Hasil penelitiaan menunjukkan pola penyebaran anomali magnetik secara kualitatif memiliki 3 (tiga) pola anomali, yaitu pola anomali tinggi yang nilainya > 100 nT, pola anomali sedang (medium) dengan rentang nilai antara 0 – 100 nT, dan pola anomali rendah memiliki nilai < 0 nT. Interpretasi kuantitatif melalui pemodelan 2D memberikan tampilan benda-benda atau batuan penyebab anomali di bawah permukaan area penambangan batuan gamping PT Sarana Agra Gemilang KSO PT Semen Kupang. Beberapa jenis batuan di lokasi penelitian didominasi oleh batuan gamping (limestone) dengan kontras suseptibilitas 0.00021 cgs unit, 0.00022 cgs unit, 0.00026 cgs unit, 0.00027 cgs unit dan 0.00028 cgs unit yang tersebar secara tidak merata hingga kedalaman 100 m. Selain itu terdapat batuan lempung dengan kontras suseptibilitas 0.0005 cgs unit, batuan metamorf jenis schist dengan kontras suseptibilitas 0.027 cgs unit dan batuan/benda diamagnetik dengan kontras suseptibilitas -0.0006 cgs unit, -0.008 cgs unit, -0.001 cgs unit, dan -0.01 cgs unit.
Telah dilakukan penelitian dengan metode geolistrik, metode geomagnet dan analisis citra satelit ... more Telah dilakukan penelitian dengan metode geolistrik, metode geomagnet dan analisis citra satelit untuk mengetahui potensi air tanah di desa Pura Timur dan Kelurahan Pura Kabupaten Alor. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan potensi air (akuifer) berdasarkan interpretasi jenis batuan, kedalaman serta ketebalan batuan dan juga analisis citra satelit untuk mengetahui gambaran topografi lokasi serta Daerah Aliran Sungai (DAS). Dari hasil penelitian ini diperoleh pola perlapisan batuan dengan jenis akuifer di Kelurahan Pura yaitu breksi vulkanik, breksi tufaan, batupasir vulkanik dan batugamping koral sedangkan jenis akuifer di desa Pura timur yaitu breksi vulkanik, breksi tufaan, batuan tuff bersisipan batugamping koral, batuan tuff pasiran serta batupasir vulkanik. Analisis citra satelit untuk masing-masing lokasi diperoleh peta analiticall hill shading, slope, flow accumulation dan wetness index. Berdasarkan hasil interpretasi dengan metode geolistrik dan geomagnet diperoleh jenis dan ketebalan lapisan batuan akuifer pada kedalaman 5 m sampai kedalaman 68 m dan 60 m sampai 150 m. Analisis citra satelit diperoleh daerah potensi air berada di sekitar DAS pada jarak 15 m sampai 25 m dari garis pantai.
Prosiding Seminar Nasional SAINSTEK IV, Dec 15, 2019
ABSTRAK Perkecambahan dapat distimulasi oleh sejumlah faktor abiotik termasuk medan magnet. Penel... more ABSTRAK Perkecambahan dapat distimulasi oleh sejumlah faktor abiotik termasuk medan magnet. Penelitian bertujuan untuk mengkaji pengaruh medan magnet terhadap perkecambahan padi. Penelitian menggunakan analisis deskripsi kuantitatif. Perlakuan medan magnet yang digunakan dalam penelitian terdiri atas 4 level perlakuan yakni 0 mT (M0), 2,05 mT (M1), 3,38 mT (M2) dan 4,33 mT (M3). Masing-masing perlakuan diulangi sebanyak tiga kali dan setiap perlakuan diberi paparan selama 15 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa induksi medan magnet meningkatkan persentase daya kecambah, laju perkecambahan, jumlah kecambah normal, panjang akar, panjang tunas dan menurunkan jumlah kecambah abnormal. Kata kunci: Medan magnet, Perkecambahan, Padi. 1. PENDAHULUAN Pemanfatan paparan medan magnet semakin meningkat dan luas seiring dengan kemajuan teknologi. Aplikasi paparan medan magnet telah diterapkan dalam beberapa bidang kehidupan, salah satunya bidang pertanian. Berbagai penelitian telah dilakukan tentang pengaruh paparan medan magnet terhadap pertumbuhan guna meningkatkan produktifitas tanaman memberikan pengaruh positif pada perkecambahan biji pada beberapa jenis tanaman seperti kacang hijau (Sari et al., 2015), sorghum oleh Lazim dan Nasur (2017), gandum (Gholami et al., 2010), jintan putih (Samani et al., 2013), kentang (El-Ghizawy et al., 2016), jelatang (Rostami et al., 2014), lemon balm (Ulgen, 2017), bunga matahari (Matwijczok et al., 2012) dan bawang (Hozayn et al., 2015). Pengaruh positif medan magnet telah dibuktikan pada beberapa jenis tanaman dengan hasil akhir diantaranya adalah meningkatkan germinasi biji serta pertumbuhan vegetatif pada tumbuhan. Morejon et al., (2007) melaporkan bahwa kehadiran medan magnet dapat mengubah laju pergerakan elektron-elektron pada sel sehingga mempengaruhi proses metabolisme sel. Adanya interaksi antara medan magnet dengan muatan-muatan yang ada pada tumbuhan dapat menyebabkan energi terserap dan diubah menjadi senyawa kimia yang berperan mempercepat proses pertumbuhan serta, peningkatan metabolisme sel tumbuhan oleh medan magnet dikarenakan medan magnet dapat menstimulus percepatan difusi air dan zat koneksi dari sumber ke sel-sel target, dan mengindikasi peningkatan aktivitas beberapa enzim antara lain enzim yang berperan dalam proses perkecambahan (Aladjadjiyan et al., 2003 dan Campbell et al., 2003) disamping itu, medan magnet diduga meningkatkan indeks mitosis sel, indeks vigor, ukuran daun dan kandugan klorofil (Sari, 2008). Padi (Oryza sativa L.) merupakan makanan pokok bagi masyarakat Indonesia. Kebutuhan akan beras meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk namun tidak sebanding dengan hasil produksi. Padi dibudidayakan dengan tujuan mendapat hasil yang setinggi-tingginya dengan kualitas sebaik mungkin. Untuk mendapatkan hasil yang sesuai, benih yang ditanam harus dalam kondisi pertumbuhan dan perkembangannya tidak terhambat, baik oleh kondisi biji maupun lingkungan. Salah satu faktor penentu keberhasilan pertumbuhan dan produksi padi adalah pemilihan bibit. Pemilihan benih yang tidak terlepas dari kemampuan bibit berkecambah. Kemampuan bibit berkecambah sangat di tentukan oleh umur penyimpanan benih, semakin panjang umur benih yang disimpan, kemampuan berkecambah (viabilitas) semakin turun sehingga hal ini menentukan salah satu penghambat dalam keetersediaan benih yang baik dalam budidaya padi. Oleh karena itu, diperlukan suatu metode yang dapat menyelesaikan viabilitas benih dengan umur penyimpanan yang lama. Salah satu teknik tersebut dengan aplikasi medan medan magnet. Padi varietas Lokal NTT dalam budidaya masih kurang sehingga mempengaruhi penurunan produksi padi. Selain itu, dipengaruhi oleh persediaan benih yang dijadikan sebagai bibit untuk tanam juga menurun. Hal ini dikarenakan masyarakat beranggapan bahwa benih padi yang telah disimpan dalam waktu yang cukup lama dan melewati masa tanam tidak akan tumbuh sebab semakin berkurang kandungan cadangan makanan dalam biji sehingga viabilitas benih menurun. Hal ini diikuti dengan adanya penurunana daya kecambah benih. Berdasarkan uraian diatas, Aplikasi medan magnet pada tumbuhan sudah banyak dilakukan, namun sampai saat ini belum ada kajian lebih lanjut pada benih padi Lokal NTT. Oleh karena itu, peneliti telah melakukan penelitian lebih
Jurnal Biotropikal Sains, Dec 7, 2019
ABSTRAK Telah dirancang alat pendeteksi ketinggian banjir secara dini berbasis mikrokontroler Ard... more ABSTRAK Telah dirancang alat pendeteksi ketinggian banjir secara dini berbasis mikrokontroler Arduino Uno dan sensor ultrasonik HC-SR 04 menggunakan bahasa pemrograman C. Penelitian ini bertujuan untuk merancang alat ukur untuk menentukan ketinggian banjir secara dini, dimana nilai ketinggiannya akan ditampilkan di LCD jika ketinggian banjir melebihi dari batas ≤ 5 cm maka LED merah akan menyala dan alarm Buzzer akan bunyi. Pengukuran ketinggian banjir secara dini ini sensor ultrasonic HC-SR 04 diaktifkan untuk mendeteksi objek sehingga trigger akan diberikan logika 1, kemudian pulsa atau waktu akan diperoleh pada saat dipantulkan pada objek dan diterima kembali oleh sensor. Mikrokontroler Arduino Uno akan mengola data waktu yang diperoleh dari sensor yang telah dikonversi menjadi data digital untuk mendapatkan nilai ketinggian banjir secara dini dan menampilkan hasil olahannya pada LCD. Simulasi perancangan dan pembuatan peralatan pendeteksi banjir secara dini berbasis mikrokontroler Arduino Uno dengan memanfaatkan piranti elektronika ini dilakukan pada prototipe kaca dengan ukuran lebar 15cm dan tinggi 30cm. Dari data ketinggian yang diambil dengan ketinggian pada sistem 21cm sampai 26cm, status dalam keadaan aman dan LED hijau menyala. Data dengan ketinggian air pada sistem 6cm sampai 20cm, posisi dalam keadaan Siaga dan LED kuning menyala. Data dengan ketinggian air pada sistem di bawah 6 cm status darurat dan LED merah menyala Kinerja dari alat ini bekerja dengan baik dilihat dari kemampuan alat dalam mengukur ketinggian banjir.
Jurnal Fisika Sains dan Aplikasinya, Dec 17, 2019
Abstrak Telah dilakukan penelitian di wilayah perkebunan ubi kayu Desa Ndetundora III Nuabosi Kec... more Abstrak Telah dilakukan penelitian di wilayah perkebunan ubi kayu Desa Ndetundora III Nuabosi Kecamatan Ende Kabupaten Ende mengenai pemetaan distribusi kandungan radioisotop. Tujuan penelitian ini menentukan interval cacah radiasi dan temperatur di daerah perkebunan, memetakan distribusi kandungan radiosotop di daerah perkebunan berdasarkan cacah radiasi dan temperatur serta mengestimasi luas daerah yang cacah radioisotopnya cukup tinggi. Metode penelitian yang digunakan terdiri dari observasi, mapping, analisis dan interpretasi data. Data yang diperoleh dalam penelitian di lapangan adalah nilai cacah radiasi permenit (Cpm), temperatur tanah, elevasi dan data lintang bujur, data-data ini yang kemudian digunakan untuk membuat peta. Hasil penelitian diperoleh bahwa distribusi kandungan radioisotop di lokasi berkisar dari 11 cpm-22 cpm dan temperatur berkisar dari 22 o C-31 o C. Keseluruhan area penelitian memiliki kadar radiasi yang rendah. Kontaminasi radioisotop pada lingkungan masih tergolong rendah dan secara umum cacah radiasi dan temperatur masih berada pada batas toleransi. Abstract [Distribution Mapping Of Radioisotop Content at Cassava Plantation Areas In Nuabosi Ende Flores] Research has been carried out in the cassava plantation area of Ndetundora III Nuabosi Village, Ende Sub-district, Ende Regency about the distribution mapping of radioisotope content. The purposes of this study are; first, to determine the interval of radiation counts and temperatures in the plantation area: Second, to map the distribution of radioisotope content in the plantation area based on radiation counts and temperature; Third, to estimate the area with a high radioisotope count. The research method that used in this study consists of observation, mapping, analysis and interpretation of data. Data obtained in the field of research are the value of radiation counts per minute (Cpm), soil temperature, elevation and latitude longitude data, these data are then used to make maps. The results showed that the distribution of radioisotope content in the research sites based on radiation counts, ranged from 11 cpm-22 cpm and temperatures ranged from 22 o C-31 o C. The entire research area has low radiation levels. Radioisotope contamination in the environment is still classified as low contamination and generally the radiation count and temperature are still at the tolerance limit. PENDAHULUAN Ndetundora III Nuabosi merupakan desa yang terletak di Kecamatan Ende Kabupaten Ende. Secara geografis, desa Ndetundora III Nuabosi terletak pada koordinat 8.778986 o LS sampai 8.798387 o LS dan 121.635750 o BT sampai 121.651289 o BT. Daerah Nuabosi sendiri merupakan daerah perkebunan ubi kayu yang sangat terkenal akan kelezatannya bukan hanya di Ende bahkan juga terkenal hingga di luar Kabupaten Ende. Selain itu, ubi kayu (Mannihot esculenta) juga mengandung kerbohidrat yang tinggi sehingga sangat cocok dijadikan bahan pangan alternatif pengganti beras[1].
Jurnal Fisika Sains dan Aplikasinya, 2019
Abstrak Telah dilakukan analisis pola distribusi unsur-unsur cuaca di lapisan atas atmosfer di wi... more Abstrak Telah dilakukan analisis pola distribusi unsur-unsur cuaca di lapisan atas atmosfer di wilayah kota Kupang, menggunakan data radiosonde dengan rentang data selama 4 tahun (2015-2018) dari 4 titik pengambilan data yaitu di kota kupang, banjarmasin, surabaya, dan makassar yang meliputi data suhu, kelembapan dan angin yang kemudian dibuat menjadi peta distribusi dengan menggunakan aplikasi surfer 13. Abstract [Analysis of the distribution patterns of weather elements in the upper atmosphere in the Kupang city area] The Analysis of the distribution patterns of weather elements in the upper atmosphere using radiosonde data with a range of data for 4 years (2015-2018) from 4 data collection points, namely in Kupang, Banjarmasin, Surabaya, and Makasar which included temperature, humidity and wind data which are then made into a distribution map using the surfer 13 application. The results of the analysis show that in April-September (dry season), the 850 mb layer has a temperature at BBU that is higher than BBS, and the highest humidity is in the area of Banjarmasin and the lowest is in the city of Kupang. In the 700 mb layer the temperature distribution is uneven in various regions. Kupang city has the highest temperature but the lowest humidity. In the 500 mb layer the temperature is spread evenly. Winds that blow the circulation patterns of the east monsoon, as well as air flow from the south which is centered at the BBU which carries a dry and stable air mass that causes the dry season. In October-March (the rainy season), the distribution pattern map shows that at 850 mb layer the temperature at BBS higher than BBU. The highest temperature is in Kupang city but the humidity is low, the highest humidity is in Banjarmasin. In the 700 mb layer, the highest temperature in Makassar and the highest humidity in Banjarmasin while the lowest humidity in Kupang. In the 500 mb layer, the temperature distribution is almost evenly distributed with the highest temperature in Kupang city and the highest humidity is in Banjarmasin. The wind that blows is the circulation pattern of the western monsoon. As well as northern winds that bring masses of moist and unstable air which causes the rainy season.
Jurnal Biotropikal Sains, ISSN: 1829-7323, 2016
Telah dilakukan penelitian berupa pengukuran kesuburan kawasan hutan di Gunung Timau, Pulau Timor... more Telah dilakukan penelitian berupa pengukuran kesuburan kawasan hutan di Gunung Timau, Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur, Indonesia dengan membandingkan perubahan indeks vegetasi dari tutupan lahan selama 12 tahun 2005-2016 (2011 dan 2012 data tidak ada). Metode yang digunakan adalah pengukuran Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) dengan menggunakan data satelit penginderaan jauh LANDSAT. Dari perbandingan hasil selama 12 tahun terlihat perubahan kesuburan kawasan hutan gunung Timau menunjukkan garis tren yang menurun dari tahun ke tahun. Sebagai daerah yang masih natural maka dapat
disimpulkan perubahan iklim global merupakan salah satu penyebab perubahan ini sebagaimana beberapa tempat di dunia.
JURNAL TEKNOLOGI, ISSN:1693-9522, 2013
Mapping of hazard flood areas in Kupang Regency East Nusa Tenggara Province using application of ... more Mapping of hazard flood areas in Kupang Regency East Nusa Tenggara Province using application of remote sensing and geographic information system has been done. The aimed of research are to mapping the hazard flood area and flood vulnerability level in Kupang Regency, East Nusa Tenggara. The research method such as making an rainfall map, making an land cover map, and making an slope class map using geographic information system based on the method of scoring, weighting, and overlapping stacking process “overlay”. Generally devided into four main phase namely development of database, data analysis, prensetation of result and result analysis of research.
The results of research showed that flood vulnerability level in Kupang Regency became four vulnerability classes, namely: Class with an area not prone to flooding 54.369,54 Ha with the percentage of 11,32%, class with an area rather prone to flooding 174.741,03 Ha with the percentage of 36,39%, class with an area prone to flooding 178.131,78 Ha with the percentage of 37,09%, and class with an area very prone to flooding 72.912,96 Ha with the percentage of 15,19%. District that had widest area of class very prone to flood is District of Kupang Timur with the percentage of 80,87% with an area of 13.216,59 Ha, followed by District of Kupang Tengah with the percentage of 66,74% with an area of 5.596,74 Ha, District of Kupang Barat with the percentage of 50,92% with an area of 6.460,11 Ha, District of Sulamu with the percentage of 36,76% with an area of 8.389,44 Ha, District of Amabi Oefeto with the percentage of 33,49% with an area 6.228,18 Ha, District of Takari with the percentage of 16,88% with an area of 8.240,49 Ha, and District of Fatuleu Barat with the percentage of 15,49% with an area of 6.909,3 Ha. Areas which includes class is very prone to flooding caused by several factor cause of vulnerability to flooding namely: slope grade is generally flat and to heave (0-8%), with the land cover consist of vacant land, fields up to grasslands and shrubs, as well as with normal rainfall but in the long time.
Proceedings: SEMINAR SAINS DAN TEKNIK (SAINSTEK), ISBN: 978-602-8547-80-2, 2013
Telah dilakukan penelitian untuk memodelkan struktur geometri bawah pemukaan gunung Inelika, Nga... more Telah dilakukan penelitian untuk memodelkan struktur geometri bawah pemukaan gunung Inelika, Ngada, Flores dengan menggunakan metode gravitasi 2-Dimensi. Data yang digunakan adalah anomali medan gravitasi udara bebas Sandwell tahun 2009 yang telah direduksi terhadap model geopotensial bumi EGM2008 hingga derajat dan orde 2159. Data Sandwell direduksi dengan koreksi atmosfir, koreksi bouguer sederhana, dan koreksi curvature, selanjutnya menghasilkan anomali gravitasi Bouguer. Data anomali Bouguer dibawa ke bawah bidang topografi dengan metode kontinuasi ke bawah pada kedalaman 0,8 skala grid atau 1480 m, yang selanjutnya digunakan untuk pemodelan dan interpretasi. Pemodelan bawah permukaan dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak GRAV2DC.
Berdasarkan interpretasi kualitatif kontur anomali bouguer didapatkan variasi nilai anomali Bouguer tinggi sekitar (83≤ ∆g_B≤112) mgal, sedang sekitar (63≤ ∆g_B≤83) mgal, dan rendah sekitar (40≤ ∆g_B≤63) mgal yang terdapat pada bagian tengah pada daerah penelitian atau di sekitar puncak gunung Inelika. Hasil interpretasi kuantitatif pada model penampang 2D penampang AB dan CD, didapatkan lima jenis batuan di bawah permukaan gunung Inelika yaitu batuan basalt, batuan gabro, batuan granit, batuan diorit dan batuan andesit dengan kisaran nilai densitas 2,59gr/〖cm〗^3-3,01gr/〖cm〗^3. Untuk batuan andesit dengan nilai yang paling rendah yaitu 2,59gr/〖cm〗^3 yang terdapat pada bagian tengah dari penampang dengan kedalaman lebih dari 2 km dan lebar penampang 300-500 m yang diperkirakan sebagai kawah gunung Inelika. Hampir sebagian besar daerah penelitian didominasi oleh batuan basalt.
Jurnal MIPA FST UNDANA, Volume 14, No.1, April 2013, ISSN: 0216-583X, 2013
Elementary cartography ini the form of map situation of Regional Effort Mining (REM/WUP) conducte... more Elementary cartography ini the form of map situation of Regional Effort Mining (REM/WUP) conducted by exploiting satellite image data of GDEM ASTER of NASA. Target of this cartography is as other choice in elementary map wich required by owner of permission of effort mining. Exploiting of satellite image data can economize expense and time in comparison with cartography conventionally through measurement in field. Result of this research in the form of map of situation that only requiring time about one day while if with measurement in field, requiring time 3-6 weeks. Level error between satellite image data and direct measurement data is 2 %. Image satellite data can be developed to become various map of tematik as according to requirement.
Jurnal Biotropikal Sains, Vol.10, No.1, April 2013, ISSN: 1829-7323, 2013
Had been done a research at Kelimutu lake, Ende, East Nusa Tenggara on December 2011 until Februa... more Had been done a research at Kelimutu lake, Ende, East Nusa Tenggara on December 2011 until February 2012. The aim of this research was to know the depth of Kelimutu lake and the geomerical structure of Kelimutu’s under surface.
This research used the free air gravitational anomaly data by Sandwell and Smith in 2009. The data were reduced by atmospheric correction, simple Bouguer correction, curvature correction, and complete Bouguer correction. This Bouguer anomaly was carried down under topographic area using downward continuation method by using MagPic program as deep as 10 meters. Furthermore, was applied Grav2Dc program to get the geomerical structure models.
The interpretation of the models was showed that the depth of Tiwu Ata Mbupu lake is 83 meters. There are 2 kinds of rock around the lake that are basaltic and andesitic rocks. The basaltic rock has 2.73 gram/cm3 - 2.79 gram/cm3 of density and its thickness is more than 500 meters. The andesitic rock has 2.66 gram/cm3 of density and its thickness is 129 meters. Tiwu Nua Muri lake has 154 meters of depth and has similar type of rock with Tiwu Ata Mbupu lake. The basaltic rock has 2.72 gram/cm3 -3.02 gram/cm3 of density and its thickness is about 450-500 meters. The andesitic rock density is 2.57 gram/cm3 - 2.63 gram/cm3 and its thickness is 85 meters. The depth of Tiwu Ata Polo lake is 70 meters. There are 2 kinds of rock around the lake that are basaltic and andesitic rocks. The basaltic rock has 2.74 gram/cm3 - 2.94 gram/cm3 of density and its thickness is more than 500 meters. The density of andesitic rock is 2.62 gram/cm3 - 2.66 gram/cm3 and its thickness is 50 meters.
Jurnal MIPA FST UNDANA, Volume 11, No.2, ISSN: 0216-583X, 2011
Research was conducted using geoelectric resistivity method with Schlumberger configuration at Pu... more Research was conducted using geoelectric resistivity method with Schlumberger configuration at Pulotie of Oebelo Village, Central Kupang Subdistrict, District Kupang. The aim of research is to determine the range resistivies of rock below the surface, mapping the structure of rock bedding planes and determine the thickness of the rock layers. By using Res2div software, data interpretation showed that the research area was dominated by clay, alluvium and limestone, with resistivity value between 1.27 Ωm – 1418 Ωm.
Resistivity of clay ranges from 1.27 Ωm – 99.55 Ωm at depth of ± 0.0 m – 12.40 m, resistivity of alluvium ranges from 101.85 Ωm – 232.0 Ωm at depth of ± 12.40 m – 14.15 m and resistivity of limestone ranges from 233.0 Ωm – 1418.0 Ωm at depth of ± 14.15 m – 19.80 m.
Keywords: Geoelectric method, resistivity, rock layer
Uploads
Papers by Jehunias L E O N I D A S Tanesib
Sarana Arga Gemilang KSO PT Semen Kupang. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui potensi batuan gamping yang ada di area penambangan batuan gamping menggunakan metode geomagnetik. Akuisisi data magnetik dilakukan dengan menggunakan Proton Precession Magnetometer (PPM) tipe GSM-19T dan diperoleh 205 titik ukur yang tersebar di lokasi penelitian. Proses pengolahan data magnetik meliputi koreksi diurnal, koreksi IGRF, upward continuation, dan pemodelan 2D. Hasil penelitiaan menunjukkan pola penyebaran anomali magnetik secara kualitatif memiliki 3 (tiga) pola anomali, yaitu pola anomali tinggi yang nilainya > 100 nT, pola anomali sedang (medium) dengan rentang nilai antara 0 – 100 nT, dan pola anomali rendah memiliki nilai < 0 nT. Interpretasi kuantitatif melalui pemodelan 2D memberikan tampilan benda-benda atau batuan penyebab anomali di bawah permukaan area penambangan batuan gamping PT Sarana Agra Gemilang KSO PT Semen Kupang. Beberapa jenis batuan di lokasi penelitian didominasi oleh batuan gamping (limestone) dengan kontras suseptibilitas 0.00021 cgs unit, 0.00022 cgs unit, 0.00026 cgs unit, 0.00027 cgs unit dan 0.00028 cgs unit yang tersebar secara tidak merata hingga kedalaman 100 m. Selain itu terdapat batuan lempung dengan kontras suseptibilitas 0.0005 cgs unit, batuan metamorf jenis schist dengan kontras suseptibilitas 0.027 cgs unit dan batuan/benda diamagnetik dengan kontras suseptibilitas -0.0006 cgs unit, -0.008 cgs unit, -0.001 cgs unit, dan -0.01 cgs unit.
disimpulkan perubahan iklim global merupakan salah satu penyebab perubahan ini sebagaimana beberapa tempat di dunia.
The results of research showed that flood vulnerability level in Kupang Regency became four vulnerability classes, namely: Class with an area not prone to flooding 54.369,54 Ha with the percentage of 11,32%, class with an area rather prone to flooding 174.741,03 Ha with the percentage of 36,39%, class with an area prone to flooding 178.131,78 Ha with the percentage of 37,09%, and class with an area very prone to flooding 72.912,96 Ha with the percentage of 15,19%. District that had widest area of class very prone to flood is District of Kupang Timur with the percentage of 80,87% with an area of 13.216,59 Ha, followed by District of Kupang Tengah with the percentage of 66,74% with an area of 5.596,74 Ha, District of Kupang Barat with the percentage of 50,92% with an area of 6.460,11 Ha, District of Sulamu with the percentage of 36,76% with an area of 8.389,44 Ha, District of Amabi Oefeto with the percentage of 33,49% with an area 6.228,18 Ha, District of Takari with the percentage of 16,88% with an area of 8.240,49 Ha, and District of Fatuleu Barat with the percentage of 15,49% with an area of 6.909,3 Ha. Areas which includes class is very prone to flooding caused by several factor cause of vulnerability to flooding namely: slope grade is generally flat and to heave (0-8%), with the land cover consist of vacant land, fields up to grasslands and shrubs, as well as with normal rainfall but in the long time.
Berdasarkan interpretasi kualitatif kontur anomali bouguer didapatkan variasi nilai anomali Bouguer tinggi sekitar (83≤ ∆g_B≤112) mgal, sedang sekitar (63≤ ∆g_B≤83) mgal, dan rendah sekitar (40≤ ∆g_B≤63) mgal yang terdapat pada bagian tengah pada daerah penelitian atau di sekitar puncak gunung Inelika. Hasil interpretasi kuantitatif pada model penampang 2D penampang AB dan CD, didapatkan lima jenis batuan di bawah permukaan gunung Inelika yaitu batuan basalt, batuan gabro, batuan granit, batuan diorit dan batuan andesit dengan kisaran nilai densitas 2,59gr/〖cm〗^3-3,01gr/〖cm〗^3. Untuk batuan andesit dengan nilai yang paling rendah yaitu 2,59gr/〖cm〗^3 yang terdapat pada bagian tengah dari penampang dengan kedalaman lebih dari 2 km dan lebar penampang 300-500 m yang diperkirakan sebagai kawah gunung Inelika. Hampir sebagian besar daerah penelitian didominasi oleh batuan basalt.
This research used the free air gravitational anomaly data by Sandwell and Smith in 2009. The data were reduced by atmospheric correction, simple Bouguer correction, curvature correction, and complete Bouguer correction. This Bouguer anomaly was carried down under topographic area using downward continuation method by using MagPic program as deep as 10 meters. Furthermore, was applied Grav2Dc program to get the geomerical structure models.
The interpretation of the models was showed that the depth of Tiwu Ata Mbupu lake is 83 meters. There are 2 kinds of rock around the lake that are basaltic and andesitic rocks. The basaltic rock has 2.73 gram/cm3 - 2.79 gram/cm3 of density and its thickness is more than 500 meters. The andesitic rock has 2.66 gram/cm3 of density and its thickness is 129 meters. Tiwu Nua Muri lake has 154 meters of depth and has similar type of rock with Tiwu Ata Mbupu lake. The basaltic rock has 2.72 gram/cm3 -3.02 gram/cm3 of density and its thickness is about 450-500 meters. The andesitic rock density is 2.57 gram/cm3 - 2.63 gram/cm3 and its thickness is 85 meters. The depth of Tiwu Ata Polo lake is 70 meters. There are 2 kinds of rock around the lake that are basaltic and andesitic rocks. The basaltic rock has 2.74 gram/cm3 - 2.94 gram/cm3 of density and its thickness is more than 500 meters. The density of andesitic rock is 2.62 gram/cm3 - 2.66 gram/cm3 and its thickness is 50 meters.
Resistivity of clay ranges from 1.27 Ωm – 99.55 Ωm at depth of ± 0.0 m – 12.40 m, resistivity of alluvium ranges from 101.85 Ωm – 232.0 Ωm at depth of ± 12.40 m – 14.15 m and resistivity of limestone ranges from 233.0 Ωm – 1418.0 Ωm at depth of ± 14.15 m – 19.80 m.
Keywords: Geoelectric method, resistivity, rock layer
Sarana Arga Gemilang KSO PT Semen Kupang. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui potensi batuan gamping yang ada di area penambangan batuan gamping menggunakan metode geomagnetik. Akuisisi data magnetik dilakukan dengan menggunakan Proton Precession Magnetometer (PPM) tipe GSM-19T dan diperoleh 205 titik ukur yang tersebar di lokasi penelitian. Proses pengolahan data magnetik meliputi koreksi diurnal, koreksi IGRF, upward continuation, dan pemodelan 2D. Hasil penelitiaan menunjukkan pola penyebaran anomali magnetik secara kualitatif memiliki 3 (tiga) pola anomali, yaitu pola anomali tinggi yang nilainya > 100 nT, pola anomali sedang (medium) dengan rentang nilai antara 0 – 100 nT, dan pola anomali rendah memiliki nilai < 0 nT. Interpretasi kuantitatif melalui pemodelan 2D memberikan tampilan benda-benda atau batuan penyebab anomali di bawah permukaan area penambangan batuan gamping PT Sarana Agra Gemilang KSO PT Semen Kupang. Beberapa jenis batuan di lokasi penelitian didominasi oleh batuan gamping (limestone) dengan kontras suseptibilitas 0.00021 cgs unit, 0.00022 cgs unit, 0.00026 cgs unit, 0.00027 cgs unit dan 0.00028 cgs unit yang tersebar secara tidak merata hingga kedalaman 100 m. Selain itu terdapat batuan lempung dengan kontras suseptibilitas 0.0005 cgs unit, batuan metamorf jenis schist dengan kontras suseptibilitas 0.027 cgs unit dan batuan/benda diamagnetik dengan kontras suseptibilitas -0.0006 cgs unit, -0.008 cgs unit, -0.001 cgs unit, dan -0.01 cgs unit.
disimpulkan perubahan iklim global merupakan salah satu penyebab perubahan ini sebagaimana beberapa tempat di dunia.
The results of research showed that flood vulnerability level in Kupang Regency became four vulnerability classes, namely: Class with an area not prone to flooding 54.369,54 Ha with the percentage of 11,32%, class with an area rather prone to flooding 174.741,03 Ha with the percentage of 36,39%, class with an area prone to flooding 178.131,78 Ha with the percentage of 37,09%, and class with an area very prone to flooding 72.912,96 Ha with the percentage of 15,19%. District that had widest area of class very prone to flood is District of Kupang Timur with the percentage of 80,87% with an area of 13.216,59 Ha, followed by District of Kupang Tengah with the percentage of 66,74% with an area of 5.596,74 Ha, District of Kupang Barat with the percentage of 50,92% with an area of 6.460,11 Ha, District of Sulamu with the percentage of 36,76% with an area of 8.389,44 Ha, District of Amabi Oefeto with the percentage of 33,49% with an area 6.228,18 Ha, District of Takari with the percentage of 16,88% with an area of 8.240,49 Ha, and District of Fatuleu Barat with the percentage of 15,49% with an area of 6.909,3 Ha. Areas which includes class is very prone to flooding caused by several factor cause of vulnerability to flooding namely: slope grade is generally flat and to heave (0-8%), with the land cover consist of vacant land, fields up to grasslands and shrubs, as well as with normal rainfall but in the long time.
Berdasarkan interpretasi kualitatif kontur anomali bouguer didapatkan variasi nilai anomali Bouguer tinggi sekitar (83≤ ∆g_B≤112) mgal, sedang sekitar (63≤ ∆g_B≤83) mgal, dan rendah sekitar (40≤ ∆g_B≤63) mgal yang terdapat pada bagian tengah pada daerah penelitian atau di sekitar puncak gunung Inelika. Hasil interpretasi kuantitatif pada model penampang 2D penampang AB dan CD, didapatkan lima jenis batuan di bawah permukaan gunung Inelika yaitu batuan basalt, batuan gabro, batuan granit, batuan diorit dan batuan andesit dengan kisaran nilai densitas 2,59gr/〖cm〗^3-3,01gr/〖cm〗^3. Untuk batuan andesit dengan nilai yang paling rendah yaitu 2,59gr/〖cm〗^3 yang terdapat pada bagian tengah dari penampang dengan kedalaman lebih dari 2 km dan lebar penampang 300-500 m yang diperkirakan sebagai kawah gunung Inelika. Hampir sebagian besar daerah penelitian didominasi oleh batuan basalt.
This research used the free air gravitational anomaly data by Sandwell and Smith in 2009. The data were reduced by atmospheric correction, simple Bouguer correction, curvature correction, and complete Bouguer correction. This Bouguer anomaly was carried down under topographic area using downward continuation method by using MagPic program as deep as 10 meters. Furthermore, was applied Grav2Dc program to get the geomerical structure models.
The interpretation of the models was showed that the depth of Tiwu Ata Mbupu lake is 83 meters. There are 2 kinds of rock around the lake that are basaltic and andesitic rocks. The basaltic rock has 2.73 gram/cm3 - 2.79 gram/cm3 of density and its thickness is more than 500 meters. The andesitic rock has 2.66 gram/cm3 of density and its thickness is 129 meters. Tiwu Nua Muri lake has 154 meters of depth and has similar type of rock with Tiwu Ata Mbupu lake. The basaltic rock has 2.72 gram/cm3 -3.02 gram/cm3 of density and its thickness is about 450-500 meters. The andesitic rock density is 2.57 gram/cm3 - 2.63 gram/cm3 and its thickness is 85 meters. The depth of Tiwu Ata Polo lake is 70 meters. There are 2 kinds of rock around the lake that are basaltic and andesitic rocks. The basaltic rock has 2.74 gram/cm3 - 2.94 gram/cm3 of density and its thickness is more than 500 meters. The density of andesitic rock is 2.62 gram/cm3 - 2.66 gram/cm3 and its thickness is 50 meters.
Resistivity of clay ranges from 1.27 Ωm – 99.55 Ωm at depth of ± 0.0 m – 12.40 m, resistivity of alluvium ranges from 101.85 Ωm – 232.0 Ωm at depth of ± 12.40 m – 14.15 m and resistivity of limestone ranges from 233.0 Ωm – 1418.0 Ωm at depth of ± 14.15 m – 19.80 m.
Keywords: Geoelectric method, resistivity, rock layer
berdiameter 2,4 meter pada tahun 2013 sebagai motor utama yang mendorong produktivitas ilmiah astronom Th ailand hingga tiga kali lipat Indonesia. Gagasan untuk membangun fasilitas pengamatan astronomi kelas internasional di Indonesia semakin kuat dan dekat dengan kenyataan. Keberadaan fasilitas ini diharapkan mampu merangsang para astronom Indonesia dan dunia untuk melakukan kerja sama penelitian dengan memanfaatkan fasilitas yang lebih canggih. Observatorium ini
diharapkan membuka kesempatan untuk melakukan penelitian frontier science guna menjawab misteri semesta.