Academia.eduAcademia.edu

Aloe Vera Becomes a Family Business Opportunity

Indonesian Journal of Engagement, Community Services, Empowerment and Development

Aloe vera is a plant that has long been known to the public, but it is still a wild plant that is not cultivated properly. The development of science and technology changes the image of aloe vera into a plant that has many benefits, and becomes a business opportunity. This motivated the community service team from the Faculty of Agriculture, Wijaya Kusuma University, Surabaya to provide assistance to economically non-productive mothers to take advantage of this business opportunity. The team's optimism is supported by the local potential of the aloe vera plant, as well as encouragement from village government agencies and the community. It was carried out in Wonoanti Village, Gandusari District, Trenggalek Regency by using the PRRA (Participatory Rapid Rural Appraissal) and RRA (Rapid and Rural Appraissal) methods. Through this activity, the target is equipped with practical business management and marketing knowledge, entrepreneurial motivation, as well as practical activities ...

Indonesian Journal of Engagement, Community Services, Empowerment and Development p-ISSN: 2776-6128 | e-ISSN: 2776-6136 Vol. 2, No.1, April 2022 https://doi.org/10.53067/ijecsed.v2i1 LIDAH BUAYA MENJADI PELUANG BISNIS KELUARGA Erna Haryanti1*, Dwi Haryanta2, Endang Retno Wedowati3, Dwie Retna Suryaningsih4, Cindy Sulistyawati5 1,2,3,4,5 Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Email: [email protected] Abstract Aloe vera is a plant that has long been known to the public, but it is still a wild plant that is not cultivated properly. The development of science and technology changes the image of aloe vera into a plant that has many benefits, and becomes a business opportunity. This motivated the community service team from the Faculty of Agriculture, Wijaya Kusuma University, Surabaya to provide assistance to economically non-productive mothers to take advantage of this business opportunity. The team's optimism is supported by the local potential of the aloe vera plant, as well as encouragement from village government agencies and the community. It was carried out in Wonoanti Village, Gandusari District, Trenggalek Regency by using the PRRA (Participatory Rapid Rural Appraissal) and RRA (Rapid and Rural Appraissal) methods. Through this activity, the target is equipped with practical business management and marketing knowledge, entrepreneurial motivation, as well as practical activities and assistance for cultivation, processing of aloe vera products, so that the target is to master cultivation techniques and appropriate technology (TTG) processing aloe vera products into processed products that are developed. as a profitable and sustainable entrepreneurial activity. Keywords: Business, Aloe Vera Abstrak Lidah buaya merupakan tanaman yang sudah lama dikenal masyarakat, namun masih berupa tanaman liar tidak dibudidayakan dengan baik. Perkempangan ilmu pengetahuan dan teknologi merubah image lidah buaya menjadi tanaman yang banyak manfaat, dan menjadi peluang bisnis, Hal ini memotivasi tim pengabdian kepada masyarakat Fakultas Pertanian Universitas Wijaya Kusuma Surabaya memberikan pendampingan kepada ibu – ibu non produktif ekonomis untuk memanfaatkan peluang bisnis ini. Optimisme tim pelaksana didukung adanya potensi local tanaman lidah buaya, juga dorongan instansi pemerintah desa dan masyarakat. Pengabdian dilakukan di Desa Wonoanti Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek menggunakan metode PRRA (Participatory Rapid Rural Appraissal) dan RRA (Rapid and Rural Apraissal). Dengan metode ini sasaran dilibatkan mulai dari kegiatan penyusunan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan maupun monitoring dan evaluasi, sehingga dapat menumbuhkan sense of belonging sasaran, dan juga support dari instansi terkait. Melalui kegiatan ini sasaran dibekali pengetahuan manajemen bisnis dan pemasaran praktis, motivasi wirausaha, juga kegiatan praktek dan pendampingan budidaya , pengolahan hasil lidah buaya, sehingga sasaran menguasai teknik budidaya dan Teknologi tepat guna (TTG ) pengolahan hasil lidah buaya menjadi produk – produk olahan yang dikembangkan sebagai kegiatan wirausaha yang profitable dan berkelanjutan. Kata Kunci: Bisnis, Lidah Buaya LATAR BELAKANG PELAKSANAAN Pembangunan selama ini dilakukan dengan menempatkan masyarakat sebagai obyek pembangunan yang menerima semua program dari pemerintah. Paradigma lama (pembangunan) yang lebih berorientasi pada negara dan modal berubah menjadi paradigma baru (pemberdayaan) lebih terfokus pada masyarakat dan institusi lokal yang dibangun secara partisipatif. Pemberdayaan adalah pembangunan yang dibuat secara demokratis, desentralistik dan partisipatoris. Masyarakat menempati posisi utama yang memulai, mengelola dan menikmati pembangunan. Pemerintah adalah fasilitator dan membuka ruang yang kondusif bagi tumbuhnya prakarsa, partisipasi masyarakat. 68 69 Indonesian Journal of Engagement, Community Services, Empowerment and Development Vol. 2, No.1, April 2022, pp. 68-75 https://doi.org/10.53067/ijecsed.v2i1.45 Dengan ditetapkannya Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa telah memberi ruang kepada desa untuk mempunyai kemampuan sendiri dalam membangun desanya. Paradigma pembangunan yang dilakukan sendiri oleh Desa dikenal dengan istilah “Desa Membangun”. Paradigma Desa Membangun sudah dipraktikan oleh desa yang mempunyai agent of change (AC) terutama pada struktur pemerintah desa. Hal ini karena AC dapat langsung memberikan masukan ataupun arahan bagi pembangunan desanya. Berkaca dari hal tersebut diperlukan stakeholder lain yang dapat juga berfungsi sebagai AC. Oleh karena itu diperlukan upaya pengembangan masyarakat untuk memunculkan keberdayaan desa dalam usaha peningkatan kualitas hidup dan ekonomi masyarakatnya. Upaya pemberdayaan masyarakat yang dilakukan tidak hanya bertumpu pada pemerintah tetapi juga stakeholder lain seperti Non Govermnment Organization (NGO), Insan Perguruan Tinggi, Pemerintah Daerah, Pemerintah Desa dan masyarakat desa sendiri. Problematika Desa Wonoanti kecamatan Gandusari merupakan salah satu desa di wilayah kabupaten Trenggalek yang letaknya cukup jauh dari ibu kota kabupaten yaitu sekitar 10 Km. Desa Wonoanti dengan luas wilayah 6.700 km2 terdiri dari 26 Rukun Tetangga (RT) dengan total penduduk 4.510 jiwa. Dari total penduduk tersebut 1700 (37,7%) jiwa diantaranya merupakan penduduk yang termauk golongan penerima manfaat atau kurang mampu secara ekonomis. Hal tersebut dikarenakan sempitnya kepemilikan lahan pertanian (kurang dari 0,17 Ha) Dengan sempitnya lahan garapan maka banyak sumberdaya manusia terutama para wanitanya yang kurang diberdayakan secara maksimal. Kelompok inilah yang menjadi sasaran kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat. ini.Disisi lain tanaman Lidah buaya (Aloe Vera) banyak dijumpai di desa Wonoanti sebagai tanaman liar yang tumbuh dihalaman rumah penduduk, maupun dilahan – lahan yang tidak dipelihara. Penentuan komoditas Lidah Buaya (Aloe Vera) menjadi obyek pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat adalah hasil musyawarah antara team pelaksana dengan Ketua Tim Penggerak PKK beserta Kepala desa Wonoanti dengan aparat lainnya. Hal yang menjadi motivasi bagi team pelakssana untuk melaksanakan pengabdian di desa Wonoanti adalah ternyata desa Wonoanti belum pernah sama sekali mendapatkan pendampingan ataupun bimbingan yang bersifat teknis dan berorientasi kepada peningkatan peran serta wanita untuk ikut berperan dalam meningkatkan perekonomian keluarga. Melalui pelaksanaan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat, keinginan masyarakat setempat untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan rumah tangganya dengan berwirausaha yang berkelanjutan dapat diwujudkan melalui kegiatan penyuluhan, pelatihan Erna Haryanti, Dwi Haryanta, Endang Retno Wedowati, Dwie Retna Suryaningsih, Cindy Sulistyawati Lidah Buaya Menjadi Peluang Bisnis Keluarga 70 dan pendampingan pemanfaatan lahan - lahan kosong maupun halaman rumah penduduk untuk berbudidaya tanaman lidah buaya (Aloe Vera) serta memproses menjadi produk – produk olahan yang mempunyai nilai ekonomi. METODE PELAKSANAAN Metode yang digunakan dalam pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat di Desa Wonoanti Kecamatan Gandusari, Kabupaten Trenggalek, adalah metode PRRA ( Participatory Rapid Rural Appraissal ) dan RRA (Rapid and Rural Apraissal ) yang berarti kelompok sasaran, maupun pihak perguruan tingi sebagai team pelaksana yang meliputi tenaga dosen dan mahasiswa, serta aparat desa dan RT/ RW setempat dilibatkan secara sinergis mulai dari perumusan masalah, penyusunan perencanaan kegiatan, pengorganisasian, pelaksanaan maupun monitoring dan evaluasi. Metode ini dapat menumbuhkan sense of belonging dari masyarakat sasaran serta supporting dari instansi terkait, sehingga mempermudah tercapainya tujuan Pengabdian Kepada Masyarakat yaitu menumbuhkan jiwa wirausaha dengan kemampuan menangkap peluang pengelolaan tanaman lidah buaya (Aloe Vera) menjadi ladang bisnis keluarga. Kegiatan diawali dengan pensosialisasian program kepada sasaran yaitu ibu – ibu PKK di RT 06 dan RT 09 Desa Wonoanti Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek yang tergolong dalam kategori non produktif ekonomis, dilanjutkan dengan penyusunan rencana kegiatan, sampai pendampingan teknis pelaksanaan, dan monitoring secara keberlanjutan, secara rinci kegiatanya meliputi: 1. Pelatihan motivasi entreprenuership 2. Pelatihan teknik Pemasaran produk 3. Pelatihan teknik dan manajemen budidaya tanaman Lidah Buaya (Aloe Vera) 4. Pelatihan teknis dan manajemen penerapan teknologi tepat guna untuk pengolahan lidah buaya (Aloe Vera) menjadi produk makanan dan minuman. PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. a. Transfer of Knowladge kepada Sasaran. Transfer of Knowladge dilakukan dengan cara memberikan penyuluhan secara periodik kepada sasaran, dengan materi yang dapat menumpuhkan motivasi untuk berwirausaha, antara lain wawasan tentang teknik produksi, pemasaran praktis dan pemanfaatan teknologi tepat guna. Berwirausaha merupakan kegiatan yang menjembatani antara kegiatan produktif dengan kegiatan bisnis berupa pemasaran, sehingga kegiatan sasaran benar – benar dapat memberikan hasil secara finansial maupun non finasial yang dapat meningkatkan kesejahteraan diri dan 71 Indonesian Journal of Engagement, Community Services, Empowerment and Development Vol. 2, No.1, April 2022, pp. 68-75 https://doi.org/10.53067/ijecsed.v2i1.45 keluarganya. Gbr1-2: Kegiatan Penyuluhan b. Transfer of Technology kepada Sasaran Berpegang pada falsafah Learning by Doing pengetahuan tentang teknologi budidaya tanaman lidah buaya (Aloe vera) diberikan kepada sasaran. Dengan demikian memberi kesempatan kepada sasaran untuk langsung mencoba dan mempraktekannya,Sehingga mereka langsung memiliki pengalaman dan dapat mengukur kemampuannya untuk kemudian dilakukan perbaikan-perbaikan Kegiatan yang dilakukan meliputi pemilihan bibit yang baik, penggunaan sarana produksi pertanian secara efektif dan efisien, teknik pengolahan lahan yang baik dan teknik penanaman sampai dengan cara pemeliharaan tanaman dan pemungutan hasil.Untuk kegiatan ini diperlukan pendampingan oleh team pelaksana. Karena masih banyak masyarakat yang berpegang pada falsafah Seeing is Believing dan tidak berani menanggung resiko gagal dalam mengadopsi suatu teknologi, maka metode percontohan dirasa efektif, sehingga masyarakat dapat melihat terlebih dahulu keberhasilan yang dicapai oleh para kader dalam berbudidaya tanaman lidah buaya. Oleh karena itu lahan percontohan untuk budidaya tanaman lidah buaya ini sengaja dipilih di halaman kediaman Kepala Desa Wonoanti dengan pertimbangan, luasannya cukup memadai, letaknya strategis, secara organisatoris mempunyai keterkaitan erat dengan ibu-ibu PKK sebagai kader yang bertanggung jawab untuk melakukan pemeliharaan dan secara psicologis memiliki pengaruh yang kuat untuk dicontoh oleh masyarakat. Erna Haryanti, Dwi Haryanta, Endang Retno Wedowati, Dwie Retna Suryaningsih, Cindy Sulistyawati Lidah Buaya Menjadi Peluang Bisnis Keluarga 72 Gbr 3-5: Penyiapan Media dan Tanam Penanaman dilakukan di polibag dengan pertimbangan lebih memudahkan bagi ibu-ibu utuk melakukan serta menempatkannya disela-sela tanaman yang sudah ada di rumahnya masing - masing. Namun harapan jangka panjangnya adalah Lidah buaya ini dapat ditanam dilahan yang lebih luas seperti disawah, tegalan maupun halaman rumah penduduk. Pemeliharaan dilakukan dengan menyiram tanaman dua hari sekali. Kegiatan ini dilakukan oleh ibu - ibu kader didampingi mahasiswa dan di bawah pengawasan tim pelaksana. Setelah 2 minggu dari sejak penanaman, dilakukan pemupukan dengan menggunakan pupuk kotoran kambing. Transfer teknologi pengolahan Lidah Buaya juga diberikan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan konsumen akan produk-produk olahan, juga dengan pengolahan hasil akan dapat diperoleh peningkatan nilai tambah (added value) dari hasil tanaman lidah buaya. Dengan metode Bottom Up jenis produk olahan yang akan di produksi dimusyawarahkan antara team pelaksana dengan ibu-ibu kader. Hal tersebut dimaksudkan untuk lebih menumbuhkan sence of bellonging dan rasa tanggung jawab akan keberhasilan program ini serta keberlanjutannya. Dari musyawarah diperoleh suatu mufakat bahwa jenis produk yang dikembangkan menjadi kegiatan wirausaha adalah produk Teh Lidah Buaya, Stick Lidah Buaya, dan Coktail Lidah Buaya. Penentuan jenis produk tersebut disamping mempertimbangkan faktor teknis, juga selera konsumen setempat. 73 Indonesian Journal of Engagement, Community Services, Empowerment and Development Vol. 2, No.1, April 2022, pp. 68-75 https://doi.org/10.53067/ijecsed.v2i1.45 Gbr 6-8: Pengolahan hasil Dari kegiatan pengolahan hasil diperoleh beberapa jenis produk olahan lidah buaya yang telah dikemas dengan nama produk LIBUKU yang berarti lidah buayaku. Para kader juga diberi pengetahuan tentang labeling dari produk yang dihasilkan. Dengan pendampingan team pelaksana, kader merancang label produknya. Contoh label ditunjukkan pada Gambar sebagai berikut Gbr 9-11 Label Produk olahan aloe vera c. Hasil Yang dicapai 1. Kebun Lidah Buaya (Aloe Vera) Hasil kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini antara lain adalah berupa kebun Lidah Buaya baik yang ditanam di halaman rumah kepala desa Wonoanti sebagai percontohan, maupun kebun Lidah buaya yang ditanam dihalaman rumah – rumah kader.Berikut dokumentasi kebun Lidah Buaya seperti nampak pada gbr berikut Gbr 12-14 Kebun Lidah Buaya Erna Haryanti, Dwi Haryanta, Endang Retno Wedowati, Dwie Retna Suryaningsih, Cindy Sulistyawati Lidah Buaya Menjadi Peluang Bisnis Keluarga 74 2. Produk Olahan Beberapa produk olahan yang dihasilkan yaitu: teh, Coktail, Stik, Sirup Gbr 15 -17 Hasil Olahan Lidah Buaya 3. Pembentukan UKM. Untuk menunjukkan keprofesionalan dari usaha yang dilakukan oleh sasaran, maka team pelaksana juga memberikan pendampingan terbentuknya UKM Lidah Buaya yang sepakat diberi nama: UKM SRIKANDI WONOANTI. Dengan terbentuknya UKM ini akan membuka akses dan peluang UKM ini untuk berkembang, karena sudah tercatat di Dinas Koperasi, sehingga kan memungkinkan untuk mendapatkan pendampingan secara berkelannjutan maupun untuk mendapatkan berbagai macam bantuan pemerintah. 4. Kegiatan Pameran/ Bazaar. Kegiatan pameran atau bazaar dan pemasaran produk dilakukan di tingkat Desa Wonoanti, tingkat kecamatan Gandusari maupun di tingkat Kabupaten Trenggalek. Semangat para kader sasaran untuk berwirausaha dengan berbisnis hasil olahan lidah buaya ditunjukkan dengan ikut sertanya para kader ini dalam kegiatan bazar yang diselenggarakan oleh dinas Koperasi Kabupaten Trenggalek dalam rangka peringatan Hari Koperasi, maupun bazaar dalam rangka hari Kemerdekaan RI di tingkat Kecamatan Gandusari. Gbr 18-20 Kegiatan Bazaar 75 Indonesian Journal of Engagement, Community Services, Empowerment and Development Vol. 2, No.1, April 2022, pp. 68-75 https://doi.org/10.53067/ijecsed.v2i1.45 KESIMPULAN DAN SARAN Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat yang bertujuan untuk memberdayakan kelompok non produktif ekonomis menjadi kelompok yang berpenghasilan dan mandiri dengan menangkap peluang bisnis keluarga melalui wirausaha lidah buaya mendapatkan respon yang luar biasa baik dari para kader sebagai mitra sasaran maupun oleh masyarakat Wonoanti secara luas. DAFTAR PUSTAKA Furnawanthi, 2002. Khasiat dan Manfaat Lidah Buaya. Balai Pengkajian Bioteknologi, BPPT. Agro Media Pustaka. Jakarta Hidayat, N. Dan Ken, I., 2004. Membuat Permen Jelly. Trubus Agrisarana. Surabaya. Midjaya, D.S., 1989. Tanaman Obat Tradisional. CV. Yasaguna. Yogyakarta. Noerhartati, E., 2002. Prospek Lidah Buaya (Aloe vera) Sebagai Bahan Baku Industri. Jurnal Humaniora, Sains dan Pengajaran. Volume X, Nomor 3, September 2002. Sudarto, Y., 1997. Lidah Buaya. Kanisius. Yogyakarta. Susanto, E., 1989. Pembuatan Aloe Powder Sebagai Bahan Baku Industri, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Hasil Pertanian. Bandung