MAKALAH AKUNTANSI KEPERILAKUAN
ASPEK KEPERILAKUAN PADA AUDIT INTERNAL
Dosen Pengampu: Dr. Wirmie Eka Putra., S.E., M.Si., CIQnR. CSRS.
Siti Umami Khikmah
C1C020083
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JAMBI
2022
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Dengan ucapan
alhamdulillahirobbil Alamin, Karena atas berkat Rahmat-Nya yang diberikan kepada
kita terutama nikmatul imaniwal islam, diantara beberapa nikmat tersebut sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul tentang “Aspek
Keperilakuan pada Audit Internal.”
Kami menyadari bahwa makalah kami ini jauh dari kesempurnaan dan tidak
terlepas dari bantuan berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung.
kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada pihak yang telah membantu
menyelesaikan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini, kami telah berusaha semaksimal mungkin untuk
menyajikan yang terbaik. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan
kritikan yang bersifat membangun dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat dipergunakan
dengan sebaik-baiknya.
Muaro Jambi, 21 November 2022
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1
Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah .................................................................................... 1
1.3
Tujuan Penelitian ...................................................................................... 1
1.4
Manfaat Penelitian .................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
2.1
Pengertian Audit Internal ...................................................................... 3
2.2
Peran Audit Internal .............................................................................. 4
2.3
Otoritas Audit Internal .......................................................................... 4
2.4
Prospek Profesi Auditor Internal .......................................................... 4
2.5
Profesionalisme dalam peran auditor internal dan otoritas ................... 5
2.6
Jenis Peran Auditor Internal ................................................................. 5
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 18
LAMPIRAN .......................................................................................................... 19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Audit internal dapat diartikan dengan suatu kegiatan sistematis yang
dilakukan oleh perusahaan untuk memberi jaminan ataupun memberi
konsultasi independen dengan manajemen dan membantu menjelaskan
tanggung jawab dari anggota perusahaan itu. (Sawyer, 2012 dalam
Jefrynaldi, 2021). Sawyer (2012) menyebutkan bahwa tujuan dari
konsultasi yang dilakukan oleh auditor internal dengan manajemen tersebut
adalah untuk meningkatkan nilai dan operasi organisasi (Jefrynaldi, 2021).
Audit internal menjadi hal terpenting bagi perusahaan terutama
pimpinan untuk mengawasi atau memantau semua kegiatan operasional
perusahaan, terutama pengawal internal ini memiliki wawasan lebih tentang
keseluruhan peraturan, proses serta beragam masalah perusahaan dengan
lebih detail dan terperinci apabila dilakukan perbandingan dengan
pemeriksa eksternal (Basri et al., 2022).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan audit internal?
2. Apa saja peran audit internal?
3. Bagaimana otoritas audit internal?
4. Jelaskan prospek profesi auditor internal?
5. Bagaimana profesionalisme dalam peran auditor internal dan otoritas?
6. Apa saja jenis peran auditor internal?
7. Bagaimana memotivasi pihak yang diaudit?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan audit internal
1
2. Untuk mengetahui apa peran audit internal
3. Untuk mengetahui bagaimana otoritas audit internal
4. Untuk mengetahui prospek profesi auditor internal
5. Untuk mengetahui profesionalisme dalam peran auditor internal dan
otoritas
6. Untuk mengetahui jenis peran auditor internal
7. Untuk mengetahui bagaimana memotivasi pihak yang diaudit
1.4 Manfaat Penelitian
Makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan
serta menjadi bahan referensi mengenai Aspek Keperilakuan pada Audit
Internal. Serta diharapkan juga sebagai sarana pengembangan ilmu
pengetahuan yang secara teoretis bagi penulis lainnya dalam menyusun
makalah ke depan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Audit Internal
“Internal audit (pemeriksaan intern) adalah pemeriksaan yang dilakukan
oleh bagian internal audit perusahaan, terhadap laporan keuangan dan catatan
akuntansi perusahaan maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen puncak
yang telah ditentukan dan ketaatan terhadap peraturan pemerintah dan
ketentuan-ketentuan dari ikatan profesi yang berlaku (Habiburrahman, 2020).
Audit internal adalah suatu aktivitas indpenden, yang memberikan jaminan
keyakinan serta konsultasi yang dirancang untuk memberikan suatu nilai tambah
serta meningkatkan kegiatan operasi organisasi. Audit internal membantu
organisasi dalam usaha mencapai tujuannya dengan cara memberikan suatu
pendekatan disiplin sistematis untuk mengevaluasi dan meningkatkan
keefektifan manajemen risiko, pengendalian dan proses pengaturan dan
pengelolaan organisasi (Lubis, 2017).
Pada tahun 1978, IIA secara formal menyetujui standar untuk praktik
profesional audit internal (standar), yang memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Membantu dalam mengkomunikasikan kepada oranglain peran,
ruang lingkup, kinerja dan tujuan audit internal.
2. Menyatukan audit internal diseluruh dunia.
3. Mendorong prningkatan audit internal.
4. Menetapkan dasar pengukuran konsistensi operasi audit internal.
5. Menyediakan kendaraan di mana audit internal dappat dikenali
sepenuhnya sebagai profesi.
3
2.2 Peran Audit Internal
Auditor internal memainkan peranan penting dalan mengevaluasi
efektivitas sistem pengendalian, dan memberikan kontribusi untuk
efektivitas organisasi yang sedang berlangsung. Sebelum berlakunya (SOX)
2002, jasa audit internal berfokus pada deteksi beban pencegahan. Flasher
dan Zanzig (2000) menemukan bukti bahwa beberapa pelanggan audit tidak
mengetahui akan nilai auditor internal, dan bahkan dapat membatasi peran
auditor internal untuk mengevaluasi pengendalian internal atas wilayah
tradisional seperti akuntansi dan keuangan (Lubis, 2017).
Auditor internal sekarang tidak hanya berfokus pada informasi
keuangan saja, tetapi saat ini auditor internal memiliki tanggungjawab yang
lebih luas. Auditor internal tampak mampu memberikan pelayanan dan
saran terhadap manajemen dan pada yang sama memberikan jaminan
kepada oranglain (Lubis, 2017).
2.3 Otoritas Audit Internal
Otoritas audit internal dapat dibentuk dengan pemantauan yang tepat
oleh komite audit dalam hal dukungan dan keputusan struktur: Susunan
organisasi yang ideal adalah yang memiliki fungsi laporan audit internal
secara langsung dan semata-mata kepada komite audit, baik mengenai isu-isu
audit internal maupun masalah administrasi seperti sumber daya, anggaran,
dan kompensasi (Lubis, 2017).
2.4 Prospek Profesi Auditor Internal
Sebagian tata kelola organisasi berkaitan dengan pemantauan dan
pengawasan manajemen risiko yang efektif, dan auditor internal dianggap
sebagai “pakar manajemen risiko”, dapat berharap untuk memainkan peran
4
penting dan berprofil tinggi dalam organisasi selama beberapa dekade
mendatang.
Begitu
fungsi
audit
internal
mendapatkan
kepercayaan
dan
kepercayaan dari orang-orang yang ditugaskan dalam pemerintahan, ia
dapat melanjutkan untuk memberikan kinerja dan nilai yang luar biasa
dengan menggunakan gabungan pengetahuan dan pengalaman yang
dimiliki oleh personelnya dalam
mengendalikan praktik terbaik,
pemantanuan dan pengelolaan risiko, serta struktur tata kelola dan proses
(Lubis, 2017).
2.5 Profesionalisme dalam peran auditor internal dan otoritas
Funsi IIA sebagai pemimpin diakui, otoritas diakui, dan menjadi
pendidik utama profesi audi internal diseluruh dunia (IIA 2001). Auditor
internal harus memiliki profesionalisme, profit dan kemandirian untuk
memenuhi perannya secara efekti. Auditor internal harus mampu
menyediakan tantangan lingkungan pelaporan, transparansi. Dan jujur
ketingkat tertinggi tanpa rasa takut dan retribusi. Audit internal harus
berfokus pada risiko organisasi. The IIA standar internasional adalah tolak
ukur (benchmark) yang efektif atas laporan audit atas kegiatan audit internal
yang dapat diukur.
2.6 Jenis Peran Auditor Internal
2.6.1
Peran pengendalian pengawasan
Fungsi strategis internal audit (IAF) harus menyelaraskan dengan
kebutuhan dan prioritas dari semua stakeholder kunci, termasuk komite audit,
manajemen eksekutif, dan auditor eksternal. Komite Basel (1999)
mendefenisikan manajemen senior adalah komponen kunci dalam tata kelola
perusahaan. Sementara dewan direksi menyediakan check and balances
untuk manajer senior. Demikian pula, manajer senior harus mengasumsikan
bahwa peran pengawasan sehubungan dengan manajer lini di bidang kegiatan
5
bisnis yang spesifik. Hubungan antara komite audit dan internal audit
menckaup hubungan pelaporan dan hubungan pengawasan. Efektivitas
tanggung jawab internal audit dalam hal-hal tertentu berkaitan dengan
pelporan keuangan, tata kelola perusahaan dan pengendalian perusahaan yang
mewajibkan pelaporan terkait dengan komite audit.
2.6.2
Peran pendukung keputusan
IA harus memastikan bahwa kerangka kerja yang efektif adalah
memastikan komitmen yang tepat dan akuntabilitas dari semua pihak yang
terlibat dalam rangka menciptakan kualitas dukungan keputusan. Laporan
yang ditulis oleh IA dan evaluasi sistem pengendalian internal di antara pilar
utama dari komite audit adalah jaminan kebutuhan dalam proses pengawasan.
2.6.3
Dukungan peran manajemen risiko
Hasil wawancara dengan petugas di Inggris, perusahaan publik yang
terdaftar (Inggris PLC) dan auditor eksternal berinteraksi antara audit internal
dengan komite audit dan berkontribusi terhadap risiko manajemen yang
menunjukkan bahwa fungsi audit internal telah direpoisisi dan pindah dari
risiko fasilitator terhadap manajemen konsultan (Fraster dan Henry, 2007).
Penelitian jenny dan pamela (2006) menemukan bahwa ada hubungan antara
penggunaan audit internal dan komitmen perusahaan untuk manajemen
risiko. Para peneliti menemukan dukungan untuk hipotesis mereka dengan
memprediksi hubungan antara penggunaan audit internal dan komitmen
untuk manajemen risiko yang kuat. Fokus pada manajemen risiko dan peran
dewan pengawas dalam menyelaraskan selera manajemen risiko dan
pengaturan strategi perusahaan telah meningkatkan pentingnya fungsi yang
diperlukan auditor internal. Audit internal berfungsi aktif sebagai pemantau
risiko bagi manajemen dan dewan atau komite audit.
6
2.6.4
Peran komunikasi
Menulis merupakan keterampilan penting bagi auditor internal, sama
pentingnya dengan komunikasi lisan. Hal ini menunjukkan bahwa
komunikasi
auditor internal
adalah kemampuan untuk
menangani
keterlibatan klien. Komunikasi peran auditor internal dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti sifat dan ruang lingkap penugasan audit, pengaturan
organisasi dan struktur, jalur kewenangan baik formal atau informal, dan jenis
komunikasi dalam rangka memenuhi permintaan berbagai tingkat manajemen
untuk tugas tertentu. Struktur organisasi dan garis wewenang, baik formal
maupun infnormal, menentukan saluran untuk komunikasi audit.
Komunikasi terbuka dan terperinci antara fungsi dan dewan
memberikan kontribusi terhadap tata kelola organisai yang efektif. Standard
audit internal negara: para CAE harus melaporkan secara berkala kepada
dewan dan manajemen senior tentang tujuan kegiatan audit internal,
kewenangan, tanggung jawab, dan kinerja untuk rencana audit.
2.6.5
Peran pemerintah
Awal abad 21 sejumlah besar skandal perusahaan dan kegagalan telah
mendorong tata kelola perusahaan menjadi topik yang sangat penting. Bagian
terpenting dari tata Kelola perusahaan yang sehat adalah budaya
pengendalian internal yang kuat dan termasuk IAF. Di Malaysia, kebutuhan
property diubah, dikeluarkan pada 31 Januari 2008 yang menjadi tonggak
penting bagi profesi auditor internal. Negara mengubah ketentuan laporan
keuangan tahunan untuk tahun buku yang berakhir pada atau setelah 31
Januari 2009 harus memuat pernyataan pada fungsi audit internal.
Tujuan tertentu auditor internal harus didorong oleh kematangan
kerangka tata kelola organisasi dan proses. Auditor dapat bertindak lebih
sebagai penasihat dalam organisasi di mana pengelolaan yang kurang
7
terstruktur. Sebagai struktur, auditor mungkin bertanggung jawab untuk
proses audit desain dan efektivitas pengelolaan.
Para ilmuan mewawancarai auditor untuk menyelidiki dampak tata
Kelola perusahaan pada proses audit. Laporan mereka mengungkapkan
bahwa auditor dapat meningkatkan ketergantungan mereka pada komite audit
jika mereka dipercaya dengan kekuatan yang lebih besar dan tanggung jawab
atas proses pelaporan keuangan.
2.6.6
Sistem keterlibatan peran
Keterlibatan Auditor internal dalam pengembangan sistem telah
diusulkan sebagai cara mengatasi masalah pengendalian terkait dengan
sistem berbasis komputer Salah satu alasan yang diberikan untuk keterlibatan
tersebut adalah bahwa auditor akan memastikan pengendalian dibangun dan
diterapkan daripada ditambahkan setelah instalasi Peran Auditor internal
dalam keterlibatan sistem dapat dievaluasi dari berbagai sudut ada yang
menjadi tanggung jawab berbagai tugas dan jatuh dibawah portofolio Auditor
internal karena perkembangan dan kemajuan teknologi informasi yang kuat.
Penelitian mengungkapkan hasil dari 2 sudut ruang lingkup kerja dan
kinerja pekerjaan audit. relevan dengan penelitian ini penelitian menyarankan
bahwa lingkup kerja Auditor internal hasilnya menunjukkan bahwa praktikpraktik audit internal negatif mempengaruhi aspek komunikasi informasi dan
kualitas sistem internal. lingkup kerja praktik audit internal melibatkan telaah
sistem untuk memastikan kepatuhan dengan prosedur, kebijakan, hukum dan
peraturan, dan perencanaan pekerjaan dan ada juga koordinasi yang lebih baik
antara auditor eksternal dan Auditor internal. jadi hal ini menunjukkan bahwa
keterlibatan sistem meningkatkan cepat dan kredibilitas jadi fungsi Auditor
internal dengan menyoroti peran dan pentingnya organisasi.
8
2.6.7
Peran teknis
Kompetensi teknis yang positif berkaitan dengan penghakiman
kinerja auditor ketika kompleksitas tugas audit diambil. oleh karena itu,
auditor internal harus mencari dan memperbaiki pengetahuan dan
keterampilan teknis mereka secara kontinu dengan menguasai teknologi
otomatis terbaru yang dapat meningkatkan risiko organisasi Pemantauan dan
Pengendalian internal.
Verschoor
(1999)
Menemukan
bahwa
audit
kontinu
akan
mendapatkan rintangan teknis yang signifikan. ancaman mereka terhadap
obat tradisional, konsep baru yang dikenal sebagai audit kontinu. alat audit
dibantu komputer (CAAT’S) diperlukan untuk mencapai audit kontinu.
2.6.8
Peran manajemen intimidasi
Mengapa peran manajemen intimidasi dianggap penting oleh Auditor
internal? Selama Auditor internal terlibat dalam audit, keinginan
pengendalian preventif bukan merupakan detektif atau pengendalian korektif.
mereka berharap organisasinya tidak terinfeksi oleh praktik intimidasi dan
memperkenalkan pencegahan pengendalian untuk mengurangi praktik dalam
organisasi yang mereka layani. Stella dkk. (2005) Menganalisis perlindungan
untuk independensi auditor dan studinya mengungkapkan bahwa motivasi
manajemen ditemukan menjadi pendorong utama tekanan.
2.7 Motivasi pihak yang diaudit
Motivasi merupakan alat bantu keperilakuan terbesar bagi audit
internal. dalam teori motivasi yang dikenal Apa yang disebut dengan lima
kebutuhan pokok Maslow.
2.7.1
Kebutuhan menjadi bagian dari organisasi
9
Bagian audit merupakan bagian dari keseluruhan organisasi yang berdedikasi
untuk memperbaiki operasi organisasi tersebut. Para auditor diminta untuk
mendeteksi pihak yang diaudit dengan bahasa yang memperkuat kebutuhan ini
dan potensi penyelesaian Serta dengan mempercayai pihak yang diaudit untuk
membantu atau mengambil bagian atas pencapaian tujuan dari pekerjaan audit
sekarang.Hal ini harus dicapai melalui jaminan dari pihak yang diaudit bahwa
sikap positif nya akan dicerminkan secara langsung atau tidak langsung dalam
laporan audit.
2.7.2
Menghormati diri sendiri dan orang lain
Kebutuhan akan rasa hormat dapat dikaitkan dengan keyakinan pihak yang
diaudit untuk bertindak dalam kerja sama dengan staf audit untuk
mengidentifikasi bidang-bidang yang bermasalah, membantu dalam investigasi
terhadap kinerja, serta mengembangkan tindakan-tindakan korektif. Pihak yang
diaudit biasanya akan menerima rasa hormat dan respons manajemen melalui
penerapan audit, yang merupakan bagian dari manajemen yang berpengaruh
dalam melakukan perbaikan operasional manajemen.
2.7.3
Hubungan dengan gaya manajemen
Terdapat empat gaya manajemen atau kepemimpinan secara umum 4
Gaya manajemen tersebut meliputi
1. gaya mengarahkan
Gaya mengarahkan berarti pemimpin memberikan instruksi spesifik dan
mengawasi penyelesaian pekerjaan atau tugas dari dekat.
2. gaya melatih
10
Gaya melatih berarti pemimpin tidak hanya memberikan pengarahan
dan Mengawasi penyelesaian tugas dari dekat, tetapi juga menjelaskan
keputusan, menawarkan saran, dan mendukung kemajuan bawahannya
3.
gaya mendukung
Gaya mendukung berarti pemimpin memudahkan dan mendukung
upaya bawahan untuk penyelesaian tugas serta berbagai berbagi tanggung
jawab dalam pembuatan keputusan dengan bawahan.
4. Gaya mendelegasikan
Gaya mendelegasikan berarti pemimpin menyerahkan tanggung jawab
pembuatan keputusan dan pemecahan masalah kepada bawahan secara relatif
utuh.
2.7.4
Perubahan manajemen
Terdapat tiga hal yang mungkin merupakan faktor terpenting yang
menimbulkan keengganan untuk melakukan perubahan
1. Ketakutan terhadap apa yang tidak diketahui yaitu apa yang akan dibawa
oleh Perubahan tersebut
2. Teks birokrasi dari kenyataan perubahan baik secara horizontal maupun
vertikal
3. Aspek ego bahwa dengan adanya perubahan maka metode sekarang
dianggap tidak efisien atau tidak layak
2.7.5
Pengelolaan konflik
Konflik Dapat terjadi dalam hal :
1. Lingkup - Seperti terhadap manajemen
2. Tujuan - sebagaimana terhadap audit eksternal
11
3.
tanggung jawab - seperti layanan manajemen
4.
Nilai - dominasi atau persepsi terhadap peran audit dari kacamata pihak
yang diaudit
Dalam bidang akuntansi, konflik dapat terjadi antara auditor yang
cenderung mempertahankan profesionalismenya dan pihak yang diaudit yang
cenderung mempertahankan lembaga atau keinginannya.
Aranya dan Ferris 1984 setelah melakukan survei terhadap 800 orang
auditor dengan kesimpulan sebagai berikut:
1. Konflik yang terjadi pada organisasi profesi akuntan lebih tinggi
dibandingkan dengan konflik yang terjadi pada akuntan yang bekerja di
Lingkungan organisasi bisnis bukan profesi.
2. Dalam organisasi profesional, tingkat konflik yang diterima berbanding
terbalik dengan posisi individu dalam suatu birokrasi.
3. Persepsi konflik berhubungan secara negatif dengan kepuasan kerja dan
berhubungan secara positif dengan kecenderungan untuk berpindah kerja.
Ada 4 metode khusus yang secara umum digunakan untuk
menyelesaikan konflik
1. Arbitrase
Arbitrase menurut Undang-undang No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase
dan alternatif Penyelesaian Sengketa adalah cara penyelesaian suatu
sengketa perdata di luar peradilan umum yang didasarkan pada perjanjian
arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh para pihak yang bersengketa
(Santriati, 2021).
2. Mediasi
12
Mediasi adalah upaya penyelesaian konflik dengan melibatkan pihak ketiga
yang netral, yang tidak memiliki kewenangan mengambil keputusan yang
membantu pihak-pihak yang bersengketa mencapai penyelesaian (solusi)
yang diterima oleh kedua belah pihak https://id.wikipedia.org/wiki/Mediasi.
3. Kompromi
Kompromi merupakan upaya untuk memperoleh kesepakatan di antara dua
pihak yang saling berbeda pendapat atau pihak yang berselisih paham.
Kompromi juga merupakan konsep untuk mendapatkan kesepakatan
melalui komunikasi https://id.wikipedia.org/wiki/Kompromi.
4. Langsung
2.7.6
Karakteristik umum individu
Auditor seharusnya mempertimbangkan hal tersebut karena hal itu
berpengaruh terhadap kepribadian, sikap, dan aktivitas. Pengetahuan dan
pertimbangan atas perbedaan ini dapat membantu untuk memastikan hubungan
yang lebih harmonis. Pada umumnya sifat yang muncul pada berbagai tingkatan
dalam setiap individu dari pihak yang diaudit meliputi :
1. Menjadi produktif, sibuk pada pekerjaan yang bermakna
2. Mempunyai dorongan ke arah dedikasi terhadap suatu usaha yang dianggap
penting
3. Mempunyai keinginan untuk melayani dan memberikan bantuan kepada
individu lain
4. Bebas untuk memilih guna mendapatkan independensi dan kebebasan
pilihan
5. Memiliki sifat yang adil dan jujur
6.
memiliki bias pada diri sendiri tercermin pada sikap yang lebih suka dipuji
daripada dikritik
13
7.
mencari kepuasan diri sendiri
8.
memiliki nilai untuk mendapatkan imbalan atas usahanya
9.
bersikap seperti orang-orang yang satu dan dapat beradaptasi secara baik
10. menjadi bagian dari tim yang sukses
2.7.7
Kesadaran pada diri sendiri
Elemen-elemen utama dari aspek terpenting ini adalah:
1.
adanya pengetahuan terhadap kekuatan dan kelemahan orang lain dalam
hubungan secara mental, fisik, emosional, dan karakteristik pribadi.
2. Rasa memiliki terhadap produktivitas dan kepuasan Kelompok kerja
3.
kesadaran terhadap perintah dasar dalam lingkungan relatif yang dimiliki
seseorang, di mana orang tersebut harus menyesuaikan diri dengan
kelompok organisasi yang luas
4.
suatu keinginan untuk melayani kebutuhan orang lain
5.
suatu perasaan memiliki asas produktivitas yang didasarkan pada ego
seseorang
2.7.8
Komunikasi secara efektif
Komunikasi terdiri atas wawancara musyawarah, laporan lisan, dan
laporan tertulis. Bahasa yang digunakan aksioma seharusnya jelas, ringkas,
bebas akronim, dalam struktur gramatikal yang baik, dan mengungkapkan isi
dalam aturan sederhana yang logis. Beberapa dari hal ini adalah sebagai berikut:
1.
jangan bicara atau menulis dengan bentuk langsung sebab auditor bukan
bagian dari manajemen
2.
jangan menggunakan istilah yang berimplikasi pada kesalahan kerja dari
pihak yang diaudit
3.
jangan menjadikan pihak yang diaudit sebagai pokok bahasan baik secara
verbal atau tertulis
14
4.
Ketika memberikan saran, pertimbangkan sifat ego pihak yang diaudit,
sebab hal ini berimplikasi pada anggapan mereka
5.
mengizinkan pihak yang diaudit untuk melakukan perubahan dalam bahasa
laporan sepanjang tidak mengubah substansi nya.
2.7.9
Menghadapi banyaknya oposisi
Terdapat tiga jenis pokok dari banyaknya oposisi:
1. Suatu indikasi yang menunjukkan pentingnya audit. Manajemen puncak
dari pihak yang diaudit menolak untuk berpartisipasi dalam pertemuan
untuk mempertimbangkan isi laporan.
2. Pihak yang diaudit bertindak dalam gaya konfrontasional, misalnya catatancatatan yang tidak tersedia.
3. Pihak yang diaudit menolak untuk mengambil tindakan selama atau setelah
audit, dan operasi terus dijalankan seperti sebelumnya.
2.7.10
Pelaksanaan audit partisipatif
Elemen-elemen keperilakuan meliputi:
1. Pada awal audit, tanyakan pada pihak yang diaudit bidang mana yang akan
diaudit.
2. Bangun suatu pendekatan kerjasama dengan pihak yang diaudit dalam
menilai:
a.
pemrograman audit
b.
pelaksanaan audit
3.
Perolehan persetujuan dan rekomendasi untuk tindakan koreksi
4.
Dapatkan persetujuan atas isi laporan
5.
Memasukkan informasi nyata pada laporan audit
2.7.11
Penggunaan pengetahuan keperilakuan dalam audit
15
Secara umum penanganan perilaku an organisasi adalah akibat dari
berbagai hal berikut ini:
1. ondisi, pada umumnya kualitas dari Struktur pengendalian internal
2. Motivasi atau kebutuhan dari karyawan kantor untuk membentuk etika dan
kejujuran atau sebaliknya
3. Sikap atau dasar karakteristik pribadi dari seluruh tingkatan karyawan
Ilmuwan melakukan suatu studi yang membandingkan bagian dari sikap
pihak yang diaudit yang dipengaruhi oleh budaya negaranya masing-masing
(Amerika dan Jepang). Pratt menemukan Bahwa perbedaan struktur nilai,
tingkat motivasi, dan persepsi antara auditor Amerika dan Jepang menyebabkan
perbedaan sikap yang signifikan.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Audit internal dapat diartikan dengan suatu kegiatan sistematis yang
dilakukan oleh perusahaan untuk memberi jaminan ataupun memberi
konsultasi independen dengan manajemen dan membantu menjelaskan
tanggung jawab dari anggota perusahaan itu.
Auditor internal sekarang tidak hanya berfokus pada informasi
keuangan saja, tetapi saat ini auditor internal memiliki tanggungjawab yang
lebih luas. Auditor internal tampak mampu memberikan pelayanan dan
saran terhadap manajemen dan pada yang sama memberikan jaminan
kepada oranglain.
Otoritas audit internal dapat dibentuk dengan pemantauan yang tepat
oleh komite audit dalam hal dukungan dan keputusan struktur
3.2 Saran
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan
makalah di atas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna.
Adapun nantinya penulis akan melakukan perbaikan susunan makalah itu
dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa
membangun dari para pembaca.
17
DAFTAR PUSTAKA
Basri, T.H. et al. (2022) ‘Pengaruh Budaya Perusahaan, Dewan Direksi, dan
Kinerja Karyawan terhadap Good Corporate Governance dengan Audit
Internal Sebagai Variabel Intervening pada Perusahaan Sektor Perbankan
yang Terdaftar di BEI’, Owner, 6(2), pp. 2189–2199. Available at:
https://doi.org/10.33395/owner.v6i2.847.
Habiburrahman, M.R. (2020) ‘Analisis Peran Auditor Internal dalam
Meningkatkan Kinerja Organisasi pada Rumah Sakit Muhammadiyah
Bandung’, Indonesian Accounting Literacy Journal, 1 No. 1.
Jefrynaldi and Halmawati (2021) ‘Pengaruh Kompetensi, Independensi, dan
Motivasi Auditor terhadap Kualitas Audit Internal (Studi Empiris pada
Badan Usaha Milik Swasta dan Badan Usaha Milik Negara di Kota
Padang)’, Eksplorasi Akuntansi, 3, NO. 1.
Lubis, A.I. (2017) Akuntansi Keperilakuan. Jakarta: ISBN 978-979-061-775-9.
Santriati, A.T. (2021) ‘Penyelesaian Sengketa Perbankan Syariah Melalui Badan
Arbitrase Syariah Nasional’, Studi Agama, 9, No. 1.
Wibisono,
Hendra.
2017
MAKALAH_KONSEP_DASAR_AKUNTANSI_PERBANKAN.
https://www.academia.edu/39655364/MAKALAH_KONSEP_DASAR_
AKUNTANSI_PERBANKAN_Akuntansi_Perbankan. Diakses pada 15
November 2022.
Pengertian Mediasi. https://id.wikipedia.org/wiki/Mediasi, Diakses pada 23
November 2022.
Pengertian Kompromi. https://id.wikipedia.org/wiki/Kompromi. Diakses pada
23 November 2022.
18
LAMPIRAN
Review Jurnal
Judul
Analisis Peran Auditor Internal dalam Meningkatkan
Kinerja Organisasi pada Rumah Sakit Muhammadiyah
Bandung
Nama Jurnal
Indonesian Accounting Literacy
Volume dan Halaman
Vol. 1 No. 1
Tahun
2020
Penulis
Muhammad Rafi Habiburrahman dan Iyeh Supriatna
Tanggal Reviewer
23 November 2022
Latar belakang
Peran pimpinan organisasi sangatlah berpengaruh
dalam merencanakan peningkatan kinerja. Kinerja
suatu
organisasi
dapat
dikatakan
baik
apabila
dilaksanakan secara efektif dan efisien.
Dengan adanya auditor internal di rumah sakit atau
dikenal sebagai Satuan Pemeriksaan Internal (SPI),
maka dapat membantu direksi rumah sakit dalam
perencanaan, pengendalian, dan pengawasan di seluruh
kegiatan dalam meningkatkan kinerja organisasinya.
Tujuan penelitian
Untuk menganalisis peran auditor dalam meningkatkan
kinerja organisasi pada rumah sakit Muhammadiyah
Bandung.
Permasalahan
Menurut unit SPI Rumah Sakit Muhammadiyah faktor
yang kurang dari peran SPI di Rumah Sakit
Muhammadiyah yaitu kurangnya pelatihan anggota unit
SPI yang seharusnya ada agar kompetensi anggota
meningkat,
kurangnya
pendidikan
pengawasan
dikarenakan latar belakang anggota unit SPI yang tidak
19
sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan, dan juga
unit SPI belum mempunyai piagam audit.
Metodologi penelitian
Metodologi penelitian dengan pendekatan deskriptif
kualitatif.
Metode pengumpulan data: wawancara, observasi, dan
dokumentasi.
Teknik sampling: purposive sampling (ketua Satuan
Pemeriksaan Internal Rumah Sakit Muhammadiyah
Bandung).
Hasil penelitian
1. Standar
yang
Pemeriksaan
digunakan
Internal
Muhammadiyah
Bandung
oleh
Satuan
Rumah
Sakit
yaitu
Peraturan
Menteri Kesehatan dan IAI, penerapan standar
yang dilakukan oleh unit SPI Rumah Sakit
Muhammadiyah Bandung sudah sesuai. Dan
dalam melaksanakan tugas sebagai auditor
internal, unit SPI telah menjalankannya dengan
baik
sesuai
dengan
Standar
Operasional
Prosedur (SOP) yang berlaku di Rumah Sakit
Muhammadiyah Bandung.
2. Dalam melakukan proses pelaksanaan audit
internal, unit SPI Rumah Sakit Muhammadiyah
Bandung melakukan tahapan sesuai dengan The
Institute of Internal Auditor (IIA) yaitu
planning, performing, communicating and
following up. Namun dalam pelaksanaannya,
unit SPI belum menggunakan Kertas Kerja
Audit (KKA) yang lengkap.
20
3. Unit
SPI
Rumah
Sakit
Muhammadiyah
Bandung berperan penting dalam peningkatan
kinerja Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung
dan dalam peningkatan penilaian akreditasi.
Hanya saja unit SPI belum memiliki Piagam
Audit yang dapat membantu peran tersebut.
Kelebihan
Permasalahan yang diangkat terbilang ringan sehingga
mudah untuk dipahami dalam pembahasan nya.
Kekurangan
Referensi masih terbilang sedikit dan penulis tidak
memberikan pesan untuk penelitian selanjutnya.
21