MAKALAH
MANAJEMEN BMT DAN LKMS
Manajemen dan Organisasi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Manajemen BMT dan LKMS
Dosen Pengampu :
BAGUS ROHMATULLAH, ME.Sy.
Disusun Oleh :
MUMUD SALIMUDIN
18.05.0178
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PERSIS BANDUNG
2020
KATA PENGANTAR
Sesungguhnya segala puji hanya milik Allah SWT. kita memuji, meminta
pertolongan, meminta ampunan dan bertaubat kepada-Nya. Kita berlindung
kepada Allah SWT. dari kejahatan diri dan keburukan perbuatan kita.
Siapapun yang diberi petunjuk oleh Allah SWT., maka tidak ada yang bisa
menyesatkannya. Dan siapa yang disesatkan-Nya maka tidak ada yang bisa
memberi petunjuk kepadanya. Kami bersaksi bahwa tiada Ilah yang hak untuk
disembah selain Allah SWT. dan tiada sekutu baginya. Dan Kami bersaksi
bahwa Muhammad SAW. adalah hamba dan Rasul-Nya.
Sesungguhnya sebaik-baik ucapan adalah firman Allah SWT. dan sebaikbaik petunjuk adalah petunjuk Nabi Muhammad SAW. Seburuk-buruk perkara
adalah yang ditambah-tambah dan setiap yang ditambah-tambah adalah
bid’ah. Setiap yang bid’ah adalah sesat, dan setiap kesesatan masuk neraka
(HR. Abu Dawud, An-Nasa’i dan Ibnu Majah).
Saya sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Manajemen dan Organisasi” tepat pada waktunya. Makalah ini
merupakan salah satu tugas mata kuliah Manajemen BMT dan LKMS yang
diasuh oleh Bapak Bagus Rohmatulloh, ME.Sy. Selain itu, saya mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
makalah ini dengan baik.
Saya menyadari makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran konstruktif dari berbagai pihak
i
demi penyempurnaan makalah ini. Harapan saya semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca, terutama menambah wawasan mengenai
Manajemen BMT dan LKMS.
Demikian, semoga Allah SWT. memberikan kita kekuatan dan
keikhlasan untuk berjuang demi kemajuan umat di segala bidang kehidupan.
Aamiin.
Bandung, Maret 2020
MUMUD SALIMUDIN
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan.................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................ 3
A. Konsep dan Ruang Lingkup Manajemen ............................................... 3
1. Definisi Manajemen....................................................................... 3
2. Dimensi-Dimensi Manajemen ........................................................ 5
3. Pentingnya Manajemen ................................................................. 6
4. Ruang Lingkup Manajer ................................................................ 9
5. Lingkungan Manajemen .............................................................. 20
6. Fungsi-Fungsi Manajemen ........................................................... 25
B. Konsep dan Ruang Lingkup Organisasi ............................................... 61
1. Definisi Organisasi ....................................................................... 61
2. Unsur-Unsur Organisasi ............................................................... 62
3. Prinsip-Prinsip Organisasi ............................................................ 63
4. Macam, Bentuk dan Tipe Organisasi ............................................ 66
iii
5. Struktur dan Bagan Organisasi ..................................................... 67
BAB III PENUTUP .................................................................................. 70
A. Kesimpulan ........................................................................................ 70
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 72
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan masyarakat pada umumnya didasarkan atas kerja sama.
Ketika manusia berusaha untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai
tujuan bersama, mereka membentuk kelompok dan melakukan kerja sama.
Itu karena pencapaian tujuan bersama melalui kerja sama lebih berhasil
dibandingkan dengan pencapaian tujuan secara individu. Ketika
masyarakat bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama maka
dibutuhkan manajemen.
Manajemen menjadi hal yang esensial dibutuhkan dalam setiap kerja
sama karena manajemen mampu mengoptimasi dan mengintegrasi setiap
usaha-usaha individual menjadi usaha bersama untuk mencapai tujuan
bersama1. Dengan manajemen, penggunaan sumber-sumber menjadi
efisien (atau low waste) dan pencapain tujuan menjadi efektif (high
attainment)2. Karena masyarakat tidak lepas dari kerja sama dan kerja sama
membutuhkan manajemen, maka kegiatan masyarakat yang selalu ada
pada tiap waktu dalam banyak kegiatan pencapaian tujuan adalah kegiatan
manajemen.
1
2
T. Hani Handoko, Manajemen, Edisi 2. (Yogyakarta: BPFE, 2011), hal. 3
Stephen P. Robbin and Mary Coulter, Management, Eleventh Edition. (New Jersey: Pearson
Printice Hall, 2012), hal.
1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep dan Ruang Lingkup Manajemen?
2. Bagaimana Konsep dan Ruang Lingkup Organisasi?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui konsep dan ruang lingkup manajemen.
2. Untuk mengetahui konsep dan ruang lingkup organisasi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep dan Ruang Lingkup Manajemen
1. Definisi Manajemen
Secara etimologi manajemen atau management berasal dari kata
“manage”. Kata “manage” berasal dari kata “manus”, yang berarti “to
control by hand” atau “gain result”. Gain result mencakup dua makna,
pertama “the achievement achieved”; dan kedua “personal responsibility by
the manager for result being achieved”. Konsep manajemen lebih luas dari
hanya sekedar “personal responsibility by the manager for result being of
result” dan “personal responsibility by the manager for result being achieved”
juga lebih luas dari hanya sekedar pengelolaan, pembinaan,
ketatalaksanaan, dan pengurusan. Ini tampak dalam definisi
manajemen yang dapat dikategorikan berdasarkan tataran praktis dan
teoritis.3
Definisi manajemen dalam tataran praktis adalah “Management
is the performance of the critical function essential to the success of an
organization”. Definisi ini secara esensial menyatakan bahwa
manajemen adalah apa yang manajer kerjakan dalam pelaksanaan
peranan sebagai manajer. Definisi lain mengatakan “management is the
art of getting thing done with and through other people”. Definisi ini
memiliki dua makna, yaitu “getting thing done with other people” atau
mencapai sesuatu bekerja bersama orang lain dan “getting thing done
through other people” atau mencapai sesuatu bekerja melalui orang lain.
3
Ulber Silalahi, Asas-Asas Manajemen. (Bandung: Refika Aditama, 2015), hal.3
3
Untuk mencapai tujuan, tentu akan lebih efektif dan lebih efisien
jika manajer bekerja bersama-sama dengan karyawan daripada bekerja
melalui karyawan. Baik bekerja bersama atau melalui orang lain
menunjukkan fakta bahwa kegiatan mencapai tujuan keorganisasian
dilakukan oleh dua pihak yaitu pertama, orang yang bertanggung
jawab mengatur orang lain; dalam hal ini disebut manajer (managers)
sedangkan orang yang mengerjakan pekerjaan untuk menghasilkan
sesuatu disebut sebagai karyawan (employees) atau personalia
(personnel’s).
Definisi manajemen dalam tataran teoritis dikategorikan atas
dua kelompok yaitu pertama, kelompok yang menekankan manajemen
sebagai kegiatan optimasi , integrasi dan koordinasi sumber-sumber
dan tugas-tugas agar tujuan organisasional tercapai secara efisien dan
efektif, seperti menurut Robbin dan Coulter manajemen ialah
mengoordinasikan dan mengawasi kegiatan kerja orang lain sehingga
kegiatan mereka diselesaikan secara efisien dan efektif 4, begitupun
Kreitner yang mengungkapkan bahwa manajemen adalah proses
bekerja dengan dan melalui orang lain untuk mencapai tujuan
organisasi dalam lingkungan yang berubah5.
Kedua, kelompok yang menenkankan manajemen sebagai proses
dari fungsi-fungsi agar efektif melaksanakan tugas-tugas dan efisien
menggunakan sumber daya untuk mencapai tujuan organisasional,
seperti dikemukakan Daft bahwa manajemen (management) adalah
pencapaian tujuan-tujuan organisasional secara efektif dan efisien
melalui perencanaan, pengelolaan, kepemimpinan, dan pengendalian
sumber daya-sumber daya organisasional6. Definisi ini memiliki dua
4
5
6
Stephen P. Robbin and Mary Coulter, Management, Eleventh Edition. (New Jersey: Pearson
Printice Hall, 2012), hal.8
Robert Kreitner, Management, Eleventh Edition. (New York: Houghton Mifflin Company,
2009), hal.5
Richard L. Daft, Era Baru Manajemen, Edisi 9 Buku 1. (Jakarta: Salemba Empat, 2014),
hal.6
4
pemikiran penting yaitu pertama, empat fungsi amanajemen yang
mencakup
perencanaan,
pengelolaan,
kepemimpinan,
dan
pengendalian; kedua, pencapaian tujuan-tujuan organisasional secara
efektif dan efisien.
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa
manajemen
adalah
sebagai
proses
perencanaan,
pengorganisasian, pengaturan sumber daya, pengkomunikasian,
pemimpinan, pemotivasian dan pengendalian pelaksanaan tugas-tugas
dan penggunaan sunber-sumber untuk mencapai tujuan organisasional
secara efektif dan secara efisien. Titik utama dari manajemen adalah
mencapai tujuan organisasional melalui pelaksanaan fungsi-fungsi
manajemen.7
2. Dimensi-Dimensi Manajemen
Jika dianalisis dan diidentifikasi lebih dalam maka definisi
manajemen mempunyai beberapa dimensi yaitu:
a.
Proses dari Fungsi-fungsi
Proses adalah satu seri dari kegiatan-kegiatan dan operasioperasi. Proses merupakan usaha atau tindakan yang dilakukan
secara sistematik untuk mengerjakan suatu pekerjaan. Usaha yang
dilakukan secara sistematis merupakan serangkaian tindakan atau
perbuatan secara berjenjang, berlanjut dan saling terkait untuk
mencapai tujuan organisasional.
b. Pelaksanaan Tugas-tugas
Pekerjaan adalah sekelompok tugas-tugas atau kegiatankegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan-tujuan.
Pekerjaan adalah sekumpulan tugas, kewajiban dan tanggung
jawab untuk menghasilkan produk atau jasa. Seluruh fungsi-fungsi
ditujukan untuk mengerjakan pekerjaan yang benar atau efektif.
7
Ulber Silalahi, Asas-Asas Manajemen. (Bandung: Refika Aditama,2015), hal.6
5
c.
Penggunaan Sumber-sumber
Sumber daya manajemen, juga disebut sumber daya
organisasional, terdiri dari manusia, finansial, fisik, dan informasi.
Serangkaian fungsi-fungsi manajemen dilaksanakan oleh manajer
agar seperangkat sumber-sumber digunakan secara efisien atau
mengerjakan pekerjaan dengan benar atau efisien.
d. Pencapain Tujuan Organisasi
Tujuan ialah hasil pada masa yang akan datang yang ingin
dicapai atau diharapkan yang organisasi berusaha mencapainya.
Tanpa tujuan maka suatu organisasi tidak lebih dari satu
kerumunan. Organisasi memiliki tujuan dan tujuan itu memberi
arah bagi manajer untuk mengoptimasi pemanfaatan sumber daya
dan pelaksanaan tugas-tugas melalui fungsi-fungsi manajemen.
e.
Dalam Lingkungan yang Berubah
Salah
kemampuan
satu
indikator keberhasilan organisasi
adaptabilitas
yang
bersangkutan
adalah
terhadap
lingkungan. Kriteria efektivitas harus menggambarkan hubungan
timbal-balik antara organisasi dengan lingkungan yang lebih luas.
3. Pentingnya Manajemen
Menurut Robbin dan Coulter, nilai dari mempelajari manajemen
dapat dijelaskan berdasarkan tiga macam, yaitu universalitas
manajemen, realitas kerja serta imbalan dan tantangan.
1. Kebutuhan Universal Manajemen
Apakah manajemen dibutuhkan dalam organisasi? Secara
absolut kita dapat mengatakan bahwa manajemen dibutuhkan di
semua tipe organisasi, di semua ukuran organisasi, pada semua
tingkat organisasional, dan di semua daerah kerja organisasional,
tidak peduli apa dan di mana negeri mereka berada (lihat bagan
6
1). Ini dikenal dengan “universality of management”8. Ketika
manajemen secara universal dibutuhkan dalam semua organisasi,
kita mempunyai suatu ketertarikan dalam peningkatan cara
organisasi dikelola. Sebab manajemen efektif akan mengakibatkan
organisasi efektif.
Bagan 1 Kebutuhan Universal Manajemen
Sumber : Stephen P. Robbin dan Mary Coulter, 2012 : 17
Manajemen dibutuhkan dalam tiap bentuk kerja sama
organisasional, sebab tanpa manajemen tiap anggota organisasi
akan bekerja ke arah pencapaian tujuan mereka sendiri bebas dari
yang lainnya, dan akibatnya tiap usaha dilakukan akan menjadi
boros. Manajemen dibutuhkan dalam organisasi untuk :
Mencapai tujuan (to reach objectives), baik personal maupun
organisasional;
Memelihara
keseimbangan
antara
tujuan-tujuan
yang
bertentangan (to maintain balance between conflicting goals); dan
Mencapai efisiensi dan efektivitas (to achieve efficiency and
effectiveness).
8
Stephen P. Robbin and Mary Coulter, Management, Eleventh Edition. (New Jersey: Pearson
Printice Hall, 2012), hal.17
7
2. Realitas Kerja
Alasan lain pentingnya manajemen adalah realitas kerja,
bagi siapa saja yang bercita-cita menjadi manajer atau menduduki
posisi manajerial maka belajar manajemen salah suatu hal yang
penting
dikembangkan
manajerial.
Sebab
untuk
organisasi
meningkatkan
efektif
dan
kemampuan
kebutuhan
masyarakattidak dapat direalisasikan tanpa manajemen dan
manajer efektif.
3. Imbalan dan Tantangan
Nilai-nilai mempelajari manajemen semakin dapat dipahami
dengan memperhatikan imbalan dan tantangan dari menjadi
seorang manajer sebagaimana pada tabel di bawah.
Tabel 1 Imbalan dan Tantangan Menjadi Manajer
Rewards
Challenges
• Ciptakan lingkungan kerja di mana
• Bekerja keras
anggota organisasi dapat bekerja
• Memiliki tugas yang lebih
sebaik mungkin
bersifat klerikal daripada
• Memiliki peluang untuk berpikir
manajerial
kreatif dan menggunakan imajinasi
• Harus berurusan dengan
• Bantu orang lain menemukan makna
berbagai kepribadian
dan kepuasan dalam pekerjaan
• Seringkali harus dilakukan
• Mendukung, melatih, dan mengasuh
dengan sumber daya yang
orang lain
terbatas
• Bekerja dengan beragam orang
• Memotivasi pekerja dalam
situasi kacau dan tidak
• Pengakuan dan status dalam
menentu
organisasi dan komunitas
• Padukan pengetahuan,
• Berperan dalam memengaruhi hasil
keterampilan, ambisi, dan
organisasi
pengalaman kelompok kerja
• Kompensasi yang sesuai dalam
yang beragam
bentuk gaji, bonus, dan opsi saham
• Keberhasilan tergantung
• Manajer yang baik dibutuhkan oleh
pada kinerja pekerjaan lain
organisasi
Sumber : Stephen P. Robbin dan Mary Coulter, 2012 : 18
Tujuan utama memahami manajemen ialah meningkatkan
kemampuan (pengetahuan dan keterampilan) manajerial untuk
8
membuat deskripsi, penjelasan, dan prediksi tentang fenomena
manajamen untuk menghasilkan praktik manajemen dengan benar
dan yang benar dalam mencapai tujuan organisasional9 (lihat bagan 2).
Bagan 2 Tujuan Mempelajari Manajemen
Sumber : Ulber Silalahi, 2015 : 13
Dengan demikian mempelajari manajemen akan mendapat
pengetahuan dan keterampilan manajerial dasar untuk memanajemeni
kerja dan memanajemeni sumber daya agar tujuan organisasi tercapai
secara efisien dan efektif.
4. Ruang Lingkup Manajer
Manajemen diartikan sebagai kegiatan untuk mencapai tujuan
organisasi bersama dengan dan melalui orang lain. Mencapai tujuan
organisasi
melalui
mengefektifkan
kegiatan
pelaksanaan
manajerial
tugas-tugas
dilakukan
dan
dengan
mengefisienkan
penggunaan sumber daya manusia dan non manusia. Ada dua aktor
dalam kegiatan manajemen yaitu manajer dan karyawan.manajer
bertanggung
jawab
untuk
mencapai
sesuatu
dan
bertanggung jawab untuk mengerjakan sesuatu.
9
Ulber Silalahi, Asas-Asas Manajemen. (Bandung: Refika Aditama,2015), hal.13
9
karyawan
a.
Definisi Manajer
Manajer didefinisikan sebagai
orang yang
memiliki
wewenang dan tanggung jawab mengatur penggunaan sumbersumber dan pelaksanaan tugas-tugas organisasi untuk mencapai
tujuan-tujuannya10.
Definisi
lain
mengungkapkan
Seorang
manajer adalah seseorang yang mengoordinasi dan mengawasi
pekerjaan orang lain sehingga tujuan organisasi dapat tercapai 11.
Selain dari definisi, manajer dapat dikenali dari identitasnya.
Umumnya identitas dari manajer adalah sebagai berikut : Pertama,
manajer adalah sebagai seorang pribadi yang diberkati dengan
kemampuan dan kreatifitas lebih dari umat manusia pada
umumnya. Tetapi sebagai manusia, manajer juga mempunyai
keterbatasan-keterbatasan.
Kedua,
manajer
bekerja
dalam
organisasi. Organisasi adalah kumpulan orang-orang yang bekerja
bersama dan mengoordinasi tindakan-tindakan mereka untuk
mencapai tujuan atau hasil akhir masa yang aklan datang yang
diinginkan. Ketiga, manajer adalah orang yang bertanggung jawab
untuk mengelola sumber daya manusia dan sumber daya lain dan
bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas-tugas orang lain untuk
mencapai tujuan.
b. Tipe Manajer
Ada beberapa tipe manajer yang berkewajiban dan
bertanggung jawab untuk mencapai tujuan organisasi. Beberapa
perspektif sebagai cara pengklasifikasian untuk mengidentifikasi
tipe-tipe manajer adalah :
Menurut Tingkatan Organisasional (by their level in organization)
Tiap orang yang menduduki posisi dalam hirarki organisasional
disebut manajer. Berdasarkan tingkat manajemen dalam
10
11
Ulber Silalahi, Asas-Asas Manajemen. (Bandung: Refika Aditama,2015), hal.30
Stephen P. Robbin and Mary Coulter, Management, Eleventh Edition. (New Jersey:
Pearson Printice Hall, 2012), hal.5
10
hierarki organisasional, manajer dapat dibedakan atas tiga tipe
yaitu :
• Manajer Tingkat Bawah (lower level manager) yang menurut
urutan disebut manajer lini pertama (the first line manager atau
the first line of managerial level), titel yang mewakili manajer
lini pertama ialah office manager, shift supervisor, atau
department manager. Tanggung jawab utama manajer lini
pertama adalah mengelola kinerja karyawan entry-level yang
bertanggung jawab langsung untuk memproduksi barang
dan jasa perusahaan12.
• Manajer Tingkat Menengah (middle level manager) atau
menurut urutan disebut manajer lini kedua. Manajer tengah
adalah orang yang mengawasi para penyelia dan menjadi
mediator antara manajer lini pertama atau penyelia dengan
eksekutif atau manajer puncak. Titel yang mewakili
bervariasi seperti functional manager, product-line managers,
department heads, section managers, plant or division managers,
project manager, atau operating manager. Salah satu tanggung
jawab
manajemen
menengah
yang
spesifik
adalah
merencanakan dan mengalokasikan sumber daya untuk
memenuhi tujuan. Tanggung jawab utama kedua adalah
mengoordinasikan
dan
menghubungkan
kelompok,
departemen, dan divisi dalam perusahaan13
• Manajer Puncak (top level manager) yang menurut urutan
disebut manajer lini ketiga. Orang yang menduduki posisi
pada level puncak dari piramida organisasi disebut manajer
puncak dan merujuk pada titel executive atau chief executive
officer (CEO), chief information officer (CIO), chief operating officer
12
13
Chuck Williams, Management, Sixth Edition. (United State of America, 2011), hal. 16
Ibid., hal. 14
11
(COO), chief financial officer (CFO), vice president, chairman of the
board of directors, group vice president atau general managers.
Manajer puncak memiliki tanggung jawab berikut. Pertama,
mereka bertanggung jawab untuk menciptakan konteks
untuk perubahan. Menciptakan konteks untuk perubahan
termasuk membentuk visi jangka panjang atau misi untuk
perusahaan. Setelah visi atau misi tersebut ditetapkan,
tanggung
jawab
mengembangkan
Kedua
komitmen
manajer
puncak
karyawan
adalah
terhadap
dan
kepemilikan atas kinerja perusahaan. Ketiga, manajer puncak
harus menciptakan budaya organisasi yang positif melalui
bahasa dan tindakan. Manajer puncak memberi nilai,
strategi, dan pelajaran perusahaan melalui apa yang mereka
lakukan dan katakan kepada orang lain baik di dalam
maupun di luar perusahaan. Dan Keempat, manajer puncak
bertanggung jawab untuk memantau lingkungan bisnis
mereka14.
Bagan 3 Level Manajemen
Sumber : Chuks Williams, 2011 : 13
14
Ibid.
12
Menurut Jangkauan Kegiatan (by the range of organizational
activities)
Cara kedua mengklasifikasi manajer berdasarkan jangkauan
atau lingkup kegiatan manajer. Berdasarkan jangkauan atau
lingkup kegiatan, dibedakan antara manajer umum dan
manajer fungsional. Manajer yang bertanggung jawab untuk
semua
kegiatan
organisasi.
Sebaliknya,
manajer
yang
bertanggung jawab untuk hanya satu fungsi tunggal dalam
organisasi.
Menurut Cakupan Otoritas (by their authority)
Manajer juga dapat dibedakan menurut otoritas dan tanggung
jawab yang mereka miliki. Ada dua tipe otoritas atau tanggung
jawab manajerial dalam organisasi yaitu otoritas lini dan
otoritas staf. Berdasarkan otoritas tersebut dibedakan dua
manajer yaitu :
• Manajer Lini (line manager) yaitu orang yang secara langsung
bertanggung jawab untuk pencapaian tujuan atau sasaran
organisasi atau lenghasilkan keluaran. Manajer lini memiliki
otoritas komando atau memerintah di domain mereka.
Dalam konteks ini, manajer pemasaran, manajer penjualan,
manajer produksi, manajer keuangan merupakan contoh
dari manajer lini dalam organisasi.
• Manajer Staf (staff manager) adalah orang yang dalam
berbagai cara mendukung kerja dari kegiatan manajer lini
dan tidak ikut secara operasional atau tidak memberi
kontribusi langsung untuk keluaran organisasi. Manajer staf
bertanggung
jawab
untuk
fungsi
spesialis
seperti
perencanaan. Kewajiban dan tanggung jawab seorang
manajer staf ialah membantu aktivitas dari manajer lini.
Oleh karena itu mereka beroperasi dengan otoritas
memerintah yang minimum.
13
Menurut Sistem Manajerial (by the managerial system)
Manajer dapat dibedakan berdasarkan sistem manajerial yaitu:
• Manajer Tingkat Teknik, tugasnya adalah dalam operasi dan
produksi barang-barang dan atau jasa-jasa.
• Manajer
Tingkat
Organisasional
mengendalikan
dan
melayani subsistem teknik atau mengoordinasi aktivitasaktivitas internal organisasi sehingga sistem teknik dapat
menampilkan tugas-tugasnya secara efisien dan sesuai
dengan tujuan dan sasaran organisasi.
• Manajer
Tingkat
.lingkungan
Institusional
eksternal
berhubungan
organisasi,
baik
dengan
input
yang
mensupport kebutuhan untuk kehidupan dan pertumbuhan
organisasi, maupun bagaimana output diterima oleh
lingkungan.
Menurut Sifat Pekerjaan
Berdasarkan sifat pekerjaan manajer dibedakan menjadi :
• Manajer teknik menguasai penggunaan teknologi tinggi dan
mereka diharapkan memeiliki latar belakang yang kuat
dalam teknologi.
• Manajer
administratif
administratif
dari
terampil
dalam
manajemen.
fungsi-fungsi
Manajer
ini
mengadministrasi atau membantu unit dalam cara terbaik
yang paling mungkin bagi organisasi secara keseluruhan.
• Manajer konsultasi tidak mempunyai unit khusus untuk
memanajemen, tetapi ditempatkan pada berbagai tingkat
organisasi untuk mendukung manajer-manajer dan unit-unit
lain, baik dalam hal isi kegiatan, proses atau keduanya.
c.
Fungsi-fungsi Manajer
Pencapaian tujuan organisasi bersama dengan dan atau
melalui orang lain secara efisien dan efektif dituntut untuk
melaksanakan fungsi-fungsi manajemen. Berdasarkan beberapa
14
literatur manajemen, ditemukan variasi fungsi-fungsi manajemen
yang dapat dihimpun menjadi tujuh fungsi manajemen yaitu
Planning, Organizing, Resourcing, Communicating, Leading, Motivating
dan Controlling.
Fungsi-fungsi manajemen adalah goal-directed, interrelated
dan interdependent. Manajer berfungsi sebagai perencana
(planners): menentukan tujuan yang akan dicapai, sebagai
pengorganisasi
(organizers):
menentukan
tugas-tugas
dan
merancang pekerjaan yang perlu dikerjakan agar tercapai tujuan
organisasi, sebagai penyedia sumber daya (resource providers):
menyediakan sumber daya baik manusia yang kompeten
melaksanakan tugas-tugas dan material yang diperlukan untuk
pelaksanaan tugas-tugas, sebagai komunikator (communicator):
menginformasikan tujuan yang ingin dicapai, tugas-tugas yang
harus dikerjakan dan sumber daya yang dibutuhkan serta
menerima informasi tentang pelaksanaan kerja, sebagai pemimpin
(leaders): menggerakan orang lain (personalia) agar bekerja secara
kooperatif dan produktif dan untuk itu manajer memiliki otoritas
dan kekuasaan, sebagai pemotivasi (motivators): memelihara
semangat kerja pegawai, dan sebagai pengendali atau pengontrol
(controllers): mengendalikan kegiatan agar tujuan tercapai sesuai
dengan rencana.
15
Bagan 4 Fungsi-Fungsi Manajer
Sumber : Ulber Silalahi, 2015 : 43
d. Peran-peran Manajer
Manajer pada semua tingkatan organisasional memainkan
tiga peranan yang saling tergantung yaitu: peran interpersonal
(interpersonal roles), peran informasional (informasional roles), dan
peran keputusan (decisional roles). Suatu peran adalah sejumlah
ekspektasi terhadap perilaku manajer. Tabel 2 menyajikan
ringkasan peran-peran manajerial. Setiap peran merepresentasikan
berbagai aktifitas yang dilakukan oleh para manajer untuk
akhirnya memenuhi fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan dan pengendalian.
16
Tabel 2 Ringkasan Peran-Perang Manajerial
Tipe Peran
Utama
Interpersonal
roles
Informational
roles
Decisional
roles
Peran Spesifik
Contoh Kegiatan Peran
Figurehead
Leader
Liaison
Monitor
Disseminator
Spokesperson
Entrepreneur
Disturbance handler
Resource allocator
Negotiator
Attend function
Motive employees
Coordinate activities
Environmental scanning
“Informant” the organization
Explain initiatives
New ideas
Resolve conflict
Review budgets
Reach agreement
Sumber : Ulber Silalahi, 2015 : 50
Peran interpersonal berkenaan dengan hubungan dengan
orang lain dan berkaitan dengan keterampilan inperpersonal 15.
Peran ini membantu manajer menjaga kelancaran operasi
organisasi. Dalam hal ini manajer berperan sebagai :
Tokoh (Figurehead): melaksanakan kewajiban dalam upacaraupacara seremonial, seperti penyambutan tamu;
Pemimpin
(Leader):
menggerakan,
membimbing
dan
memotivasi bawahan dengan menggunakan kekuasaan;
Penghbung (Liaison): membuat kontak atau jaringan dengan
luar atau menghubungkan organisasi dengan lingkungan
luarnya16.
Peran
informasional
adalah
berbagai
aktifitas
yang
dilakukan untuk merawat dan membangun jaringan organisasi.
Para manajer utama menghabiskan sekitar 75% dari waktu mereka
untuk berbicara dengan orang lain 17. Peran ini merupakan peran
15
16
17
Richard L. Daft, Era Baru Manajemen, Edisi 9 Buku 1. (Jakarta: Salemba Empat, 2014),
hal.25
Ulber Silalahi, Asas-Asas Manajemen. (Bandung: Refika Aditama, 2015), hal.50
Daft, Loc. Cit.
17
pada saat manajer bertindak sebagai komunikator kepada
bawahan dan pada saat lain mnejadi penerima informasi dari
bawahan. Dalam hal ini manajer berperan sebagai :
Pemonitor (Monitor): merekan dan menganalisis informasi
secara terus menerus dan memanfaatkan informasi sebaik
mungkin untuk operasi organisasi dan pelaksanaan tugastugasnya;
Pembagi (Disseminator): menyebarkan informasi penting
kepada bawahan dan atasan atau kepada orang lain;
Juru bicara (Spokesperson): memberi informasi ke luar
organisasi18.
Peran keputusan berkenaan dengan berbagai peristiwa yang
di dalamnya manajer harus menentukan sikap dan mengambil
tindakan.peran
ini
banyak
membutuhkan
keterampilan
konseptual dan interpersonal19. Peran ini berhubungan apa yang
dapat atau akan dilakukan dan yang tidak dapat atau tidak akan
dilakukan oleh bawahannya atau oleh organisasi unit kerjanya.
Dalam hal ini manajer berperan sebagai :
Wirausaha
(Entrepreneur):
pemrakarsa
perubahan
dan
penyempurnaan organisasi, atau mencari pengembangan dan
peningkatan organisasi, seperti penggunaan satu model atau
metode kerja tertentu, penggunaan komputer;
Peredam gangguan (Disturbance handler): tanggap terhadap
tekanan-tekanan atau gangguan, seperti pemogokan, pelanggan
yang pailit;
Pengalokasi sumber (Resource allocator): menentukan dan
mengatur
18
19
alokasi
sumber
daya
organisasional,
atau
Ulber Silalahi, Asas-Asas Manajemen. (Bandung: Refika Aditama, 2015), hal.51
Richard L. Daft, Era Baru Manajemen, Edisi 9 Buku 1. (Jakarta: Salemba Empat, 2014),
hal.26
18
memutuskan
siapa
mendapat
apa,
seperti
finansial,
perlengkapan;
Perunding (Negotiator): menjadi perantara dalam konflik
internal pada semua level organisasi, dan melakukan negosiasi
dengan orang di luar unit organisasinya, seperti kegiatan tawar
menawar20.
e.
Keterampilan Manajer
Tugas manajer bersifat kompleks dan multidimensional.
Seorang manajer pada level dan dalam tiap tipe organisasi apapun
menjalankan berbagai fungsi manajemen. Untuk menjalankan
fungsi-fungsi manajemen tersebut tiap manajer membutuhkan
keterampilan manajerial untuk mewujudkan efektivitas dan
efisiensi dalam “getting things done through or with other people”.
Keterampilan
adalah
kemampuan
untuk
mengubah
pebngetahuan ke dalam tindakan untuk menghasilkan tingkat
kinerja yang diinginkan21. Keterampilan-keterampilan yang
diperlukan untuk mengatur sebuah departemen atau organisasi
dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori yaitu : keterampilan
konseptual, keterampilan interpersonal dan keterampilan teknis.
Keterampilan
konseptual
(conceptual
skill)
adalah
kemampuan kognitif untuk melihat organisasi sebagai suatu
sistem utuh dan hubungan antar bagiannya, ketermapilan
konseptual mencakup pemikiran, pemrosesan informasi, dan
kemampuan perencanaan manajer. Keterampilan ini juga
mencakup mengetahui posisi suatu departemen di organisasi dan
posisi organisasi di duia industri, masyarakat serta lingkungan
bisnis dan sosial yang lebih luas. Ini berarti kemampuan untuk
berpikir strategis, memiliki pandangan secara luas dan berjangka
20
21
Ulber Silalahi, Asas-Asas Manajemen. (Bandung: Refika Aditama, 2015), hal.51
Ibid.
19
panjang, serta untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan
memecahkan berbagai persoalan rumit22.
Keterampilan interpersonal (human skill) adalah kemampuan
manajer untuk bekerja dengan dan melalui ornag lain, serta
bekerja secara efektif sebagai anggota tim. Kemampuan ini
tercermin lewat kemampuan manajer untuk berhubungan dengan
orang lain, termasuk kemampuan memotivasi, memfasilitasi,
mengoordinasi,
memimpin,
mengomunikasikan,
dan
menyelesaikan konflik23.
Kemampuan teknis (technical skill) adalah pemahaman dan
penguasaan dalam melaksanakan tugas tertentu. Keterampilan ini
mencakup penguasaan metode, teknik, dan peralatan yang
digunakan
dalam
fungsi-fungsi
tertentu
seperti
rekayasa,
manufaktur, atau keuangan. Keterampilan ini juga mencakup
pengetahuan khusus, kemampuan analisis, serta kompetensi
penggunaan alat dan teknik untuk menyelesaikan masalah dalam
disiplin tertentu24.
5. Lingkungan Manajemen
Lingkungan manajemen atau disebut juga lingkungan organisasi
adalah keseluruham elemen-elemen baik di dalam maupun di luar
batas organisasi, baik yang berdampak secara langsung maupun tidak
langsung terhadap aktifitas manajerial unutk mencapai tujuan
organisasional25. Dari definisi tersebut dapat dijelaskan dua tipologi
lingkungan yaitu :
a.
Berdasarkan keberadaan elemen-elemen lingkungan
Lingkungan internal
22
23
24
25
Richard L. Daft, Era Baru Manajemen, Edisi 9 Buku 1. (Jakarta: Salemba Empat, 2014),
hal.11
Ibid.
Ibid., hal.12
Ulber Silalahi, Asas-Asas Manajemen. (Bandung: Refika Aditama, 2015), hal.118
20
Lingkungan dalam ialah faktor-faktor yang dan kekuaatankekuatan kunci di dalam organisasi yang mempengaruhi
operasi organisasi. Lingkungan internal terdiri dari sumber
daya manusia (karyawan), sumber daya finansial, sumber daya
fisik, sumber daya informasi serta sumber-sumber sistem dan
teknologi, dan budaya dan sistem nilai.
Lingkungan eksternal
Lingkungan luar merupakan kekuatan-kekuatan utama di luar
organisasi dengan potensial untuk memengaruhi secara
signifikan produk atau layanan. Lingkungan eksternal suatu
perusahaan memiliki dua lapisan yaitu lingkungan umum dan
lingkungan tugas, sepeti diperlihatkan pada bagan.
b. Berdasarkan dampak terhadap kegiatan manajerial
Lingkungan yang berdampak langsung
Elemen lingkungan yang berdampak secara langsung terhadap
kinerja manajemen dalam pencapapain tujuan orgnaisasional
ialah lingkungan lingkungan spesifik atau lingkunga tugas.
Lingkungan spesifik adalah kekuatan-kekuatan yang memiliki
potensi tinggi mempengaruhi organisasi secara langsung.
Seperti pelanggan, pemasok, penyalur, pesaing, pemerintah,
serikat pekerja, lembaga keuangan, dan media.
Lingkungan yang berdampak tidak langsung
Lingkungan yang berdampak tidak langsung terhadap aktivitas
manjerial adalah lingkungan umum yang relevansinya tidak
demikian jelas dapat diketahui dan diprediksi. Lingkungan
umum
mencakup
faktor-faktor
sosial,
hukum/politik/ internasional, alam, dan teknologi.
21
ekonomi,
Bagan 5 Lingkungan Manajemen
Sumber : Richard L. Daft, 2014 : 43
Perhatian terhadap lingkungan penting karena tiap elemen
lingkungan mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung
terhadap kegiatan-kegiatan manajerial. Tetapi tidak semua lingkungan
sama dan tidak semua organisasi mempunyai informasi yang cukup
tentang keadaan lingkungannya. Mereka berbeda dalam hal
karakteristik lingkungan, yaitu satu kondisi dalam mana pengaruh
keadaan lingkungan masa datang sutau organisasi tidak dapat secara
akurat dinilai dan diprediksi. Karakteristik utama dari lingkunga ialah
derajat ketidakpastian lingkungan.
Ada dua dimensi untuk menentukan derajat ketidakpastian
lingkungan
yaitu
derajat
environmental complexity)
homogeneity)
dan
derajat
kompleksitas
atau
derajat
kedinamisan
lingkungan
(degree
of
homogenitas
(degree
of
linkgungan
(degree
of
environmental dynamism) atau derajat perubahan (degree of change).26
26
Ulber Silalahi, Asas-Asas Manajemen. (Bandung: Refika Aditama, 2015), hal.131-132
22
Derajat kompleksitas lingkungan menunjuk pada jumlah faktorfaktor
atau
komponen
eksternal
dalam
lingkungan
yang
mempengaruhi organisasi. Derajat kompleksitas menunjuk pada
jumlah komponen-komponen dalam lingkungan sustu organisasi dan
sejauhmana pengetahuan yang organisasi miliki tentang komponenkomponen tersebut. Ada dua tipe kompleksitas lingkungan yaitu
heterogen atau kompleks dan homogen atau simpel. Di samping kedua
karakteristik tersebut ditemukan karakteristik ketiga yaitu resource
scarcity, kelimpahan atau kekurangan sumber daya kritis organisasi di
lingkungan eksternal27.
Derajat perubahan lingkungan menggambarkan kecepatan
perubahan yang terjadi pada elemen-lemen lingkungan. Ada dua tipe
perubahan lingkungan yaitu lingkungan yang relatif berubah cepat
atau dinamis atau tidak statbil dan lingkungan yang lambat atau statis
atau stabil. Sebagian organisasi menghadapi lingkungan yang relatif
statis, hanya sedikit kekuatan dalam lingkungan khusus mereka yang
berubaha. Tidak terdapat pesaing baru, tidak ada dobfrakan baru dari
pesaing, rendahnya tekanan publik, serta konsumen yang tetap dan
lain
sebagainya.
Sementara
organisasi
lainnya
menghadapi
lingkungan yang dinamis, peraturan pemerintah yang cepat berubah
dan mempengaruhi usaha mereka, munculnya pesaing-pesaing baru,
preferensi yang berubah dari masyarakat, dan sebagainya. Lingkungan
yang statis menciptakan ketidakpastian lebih sedikit bagi manajer
daripada lingkungan yang dinamis.
Analisis lingkungan harus dilakukan oleh manajer, terutama
manajer puncak dan menengah untuk mencoba meramalkan
perubahan lingkungan yang empengaruhi organisasi. Analisis
lingkungan dapat dilakukan dengan Analisis SWOT (akronim dari
Strength, Weakness, Opportunity, dan Threats). Analisis SWOT
27
Williams, Management, Sixth Edition. (United State of America, 2011), hal.85
23
memberikan satu pemahaman realistik tentang organisasi dalam
hubungannya dengan lingkungannya. Secara lebih spesifik Analisis
SWOT adalah sebagai berikut :
Tabel 3 Penjelasan Analisis SWOT
Komponen
Strength
Weakness
Opportunity
Threats
Keterangan
Manakah streng/kekuatan internal organisasi?
(“apakah yang kita lakukan dengan baik?”)
Manakah Weakness/kelemahan internal
organisasi? (“dimanakah kita dapat melakukan
perbaikan”)
Manakah Opportunity/peluang eksternal dalam
kaitannya unutk mengejar misi kita? (“perubahan
macam apakah yang trjadi di lingkungan yang
memungkinkan kita mencapai misi dengan lebih
baik”)
Manakah Threats/ancaman eksternal yang dapat
menghalangi tercapainya misi kita? (“perubahanperubahan manakah di lingkungan yang perlu ita
bentengi atau perlu kita persiapkan untuk
melakukan pekerjaan”)
Sumber : Ulber Silalahi, 2015 : 135
Analisis lingkungan dapat dilakukan secara efektif jika analisis
lingkungan luar dan lingkungan dalam organisasi dilakukan secara
terintegrasi. Hal itu akan memberi kontribusi dalam membuat
keputusan tentang tindakan yang harus dilakukan organisasi. Terdapat
beberapa kunci sukses analisis dalam pembuatan keputusan, yaitu :
Melakukan analisis yang akurat dan tepat tentang lingkungan luar
dengan respek terhadap peluang, ancaman dan kendala.
Keputusan konsisten dengan sumber-sumber keorganisasian, baik
masa lalu maupun masa yang akan datang.
Mengetahui tingkat resiko dihubungkan dengan keputusan, dan
Mengetahui impak aspirasi dan nilai-nilai pribadi dari manajer
kunci.
24
Agar lingkungan luar dapat dimanfaatkan sebagai peluang dan
dapat diredam, diatasi atau dihindarkan sebagaio ancaman, maka
organisasi harus melakukan tiga strategi yaitu :
Pertama, strategi adaptasi, dengan mengubah lingkungan dalam
sesuai tuntutan perubahan lingkungan luar. Ada dua pendekatan
dalam hal ini yaitu melakuakn pemilahan (differentiation) dan
penyatuan (integration).
Kedua, strategi desain organisasi, dengan mengubah struktur
organisasi menjadi mekanis atau organis sesuai kebutuhan dan
tuntutan lingkungan.
Ketiga,
strategi
mempengaruhi
lingkungan.
Pengendalian
lingkungan luar dapat dilakukan pada tingkat perubahan kecil atau
mengubah perubahan ke arah yang menguntungkan organisasi
sehingga diperoleh kinerja organisasi yang stabil atau bahkan
berkembang.
6. Fungsi-Fungsi Manajemen
a. Perencanaan (Planning)
Definisi Perencanaan
Secara sederhana perencanaan didefinisikan sebagai proses
penetapan tujuan yang akan dicapai dan strategi untuk mencapai
tujuan
tersebut28.
Begitupun
Daft
menuturkan
bahwa
perencanaan biasanya mencakup tujuan dan rencana, dan
didefinisikan
sebagai
tindakan
yang
dilakukan
untuk
menentukan tujuan perusahaan29. Hal senada juga dikemukakan
Kreitner Perencanaan adalah proses mengatasi ketidakpastian
dengan merumuskan program tindakan masa depan untuk
28
29
Chuck Williams, Management, Sixth Edition. (USA: South-Western Cengage Learning,
2011), hal.160
Richard L. Daft, Era Baru Manejemen, Edisi 9 Buku 1. (Jakarta: Salemba Empat, 2014),
hal.213
25
mencapai hasil yang ditentukan
30
” Sementara Robbins dan
Coulter mendefinisikan perencanaan melibatkan penentuan
tujuan organisasi, menetapkan strategi untuk mencapai tujuan
tersebut, dan mengembangkan rencana untuk mengintegrasikan
dan mengoordinasikan kegiatan kerja 31”
Perencanaan juga sering dimaknakan berdasarkan basic
questions for planning. Pertanyaan-pertanyaan dasar yang
dimaksud ialah what, why, where, when, who dan how yang ditulis
dengan akronim 5W + H. Lima pertanyaan pertama berkenaan
dengan “ends”, sedangkan pertanyaan ke enam berkenaan
dengan “means”. Hasil dari proses perencanaan adalah rencana
(plan). Satu rencana adalah satu dokumen yang memuat
pernyataan tentang tujuan yang ingin dicapai dan cara yang
digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Sementara satu
tujuan adalah satu target pada masa yang akan datang atau hasil
akhir yang suatu organisasi ingin capai.
Tujuan didefinisikan sebagai kondisi di masa depan yang
diinginkan dan diwujudkan oleh perusahaan. Tujuan sangat
penting karena perusahaan didirikan untuk memenuhi suatu
maksud dan tujuanlah yang menetapkan dan menentukan
maksud tersebut. Rencana adalah cetak biru yang digunakan
untuk mencapai tujuan dan menentukan alokasi sumber daya,
waktu, tugas, serta tindakan lain yang diperlukan32.
Robbins dan Coulter mendefinisikan rencana adalah
dokumen yang menguraikan bagaimana tujuan akan dipenuhi.
Itu biasanya memasukkan alokasi sumber daya, jadwal, dan
30
31
32
Robert Kreitner, Management, Eleventh Edition. (New York: Houghton Mifflin Harcourt,
2009), hal.147
Stephen P. Robbins and Mary Coulter, Management, Eleventh Edition. (New Jersey:
Pearson Prentice Hall, 2012), hal.204
Richard L. Daft, Era Baru Manejemen, Edisi 9 Buku 1. (Jakarta: Salemba Empat, 2014),
hal.213
26
tindakan lain yang diperlukan untuk mencapai tujuan
”
33
sementara kreitner mendefinisikan Suatu rencana adalah tujuan
khusus, yang terdokumentasi yang terdiri dari pernyataan
objektif dan tindakan. Bagian objektif adalah tujuan, dan
pernyataan tindakan mewakili cara untuk mencapai tujuan itu.
Dengan kata lain, tujuan memberikan target manajemen untuk
menembak, sedangkan pernyataan tindakan memberikan arah
untuk mencapai target34”.
Pentingnya Perencanaan
Semua kegiatan dan tindakan manajerial didasarkan atau
disesuaikan dengan rencana. Rencana merupakan hasil dari
perencanaan. Perencanaan yang baik akan dapat mengeliminasi
resiko kegagalan. Rencana menentukan ke mana organisasi dan
kegiatan-kegiatannya akan diarahkan. Ini berarti bahwa maksud
dari tiap rencana dan semua rencana-rencana turunan adalah
membantu
pencapaian
tujuan
organisasi.
Pentingnya
perencanaan dalam organisasi dapat diketahui dari keuntungan
perencanaan yang meliputi :
• Perencanaan memberikan arah kepada manajer dan bukan
manajer.
• Perencanaan mengurangi ketidakpastian.
• Perencanaan meningkatkan koordinasi.
• Perencanaan menetapkan seperangkat standar-standar yang
digunakan dalam pengendalian.
• Perencanaan memperbaiki manajemen waktu.
Perencanaan pada umumnya berdampak positif terhadap
kinerja perusahaan. Disamping meningkatkan kinerja keuangan
33
34
Stephen P. Robbins and Mary Coulter, Management, Eleventh Edition. (New Jersey:
Pearson Prentice Hall, 2012), hal.205
Robert Kreitner, Management, Eleventh Edition. (New York: Houghton Mifflin Harcourt,
2009), hal.151
27
dan operasional, tujuan dan rencana yang ditetapkan secara
eksplisitdi setiap tingkatan seperti pada bagan berguna bagi
perusahaan karena memberikan pesan penting untuk kalangan
eksternal maupun internal35.
Bagan 6 Pesan Tujuan Organisasi
Sumber : Richard L. Daft, 2014 :
Proses Perencanaan
Sebagai suatu proses maka perencanaan efektif dan efisien
dapat
diwujudkan
jika
dilakukan
melaui
tahap-tahap
sebagaimana dalam bagan.
• Tetapkan Tujuan
Tujuan merupakan hasil akhir yang diharapkan. Tujuan
berkontribusi terhadap managerial effectiveness melalui
penyediaan arah dan motivasi, melalui pemberian suatu
standard, melalui penyediaan satu basis untuk pekerjaan
utama dari manajer, dan melalui tindakan sebagai satu point
of reference untuk pengevaluasian perubahan. Salah satu cara
penulisan tujuan yang efektif mengacu pada akronim
35
Richard L. Daft, Era Baru Manejemen, Edisi 9 Buku 1. (Jakarta: Salemba Empat, 2014),
hal.213
28
S.M.A.R.T goals adalah tujuan yang
efektif karena
menunjukan atribut Specific, Measurable, Attainable, Realistic
dan Timely36.
Umumnya tujuan besar berdasarkan isi terdiri dari visi
organisasional,
misi
organisasional,
nilai-nilai
dasar
organisasionl dan sasaran-sasaran yang ingin dicapai.
→ Visi, merupakan pernyataan tentang apa yang ingin
dicapai organisasi di masa mendatang. Ini berhubungan
dengan jawaban atas pertanyaan “what do we want to
become?” atau “where we want to be?”. Sebagai suatu
gambaran ideal dan unik, maka visi adalah sesuatubyang
istimewa, mengikat, memotivasi atau menggerakan
semangat, bergarga untuk dikerjar, memberi harapan,
menghidupkan, memberiilham dan jiwa, mengubah
tujuan menjadi tindakan, realistis dicapai, dan suatu
dokumen hidup yang dapat dimodifikasi37.
→ Misi, adalah alasan fundamental bagi keberadaan
organisasi. Rumusan misi itu biasanya melukiskan
organisasi dalam rnagka mengapa organisasi itu ada dan
apa kegiatan utama yang harus dilakukan organisasi
untuk memenuhi maksud tersebut. Rumusan misi adalah
satu rumusan luas tentang dasar, maksud unik dan
jangkaun operasi yang membedakan satu organisasi
dengan
organisasi
lain.
Rumusan
misi
biasanya
mencakup dua unsur dasar, yaitu pertama, sebagai
infinitif yang menunjukkan perubahan status (misal,
untuk mengurangi, untuk meningkatkan, dan lain-lain);
36
37
Chuck Williams, Management, Sixth Edition. (USA: South-Western Cengage Learning,
2011), hal.164
Ulber Silalahi, Asas-Asas Manajemen. (Bandung: Refika Aditama, 2015), hal.159
29
kedua, sebuah identifikasi masalah yang harus ditangani
atau keadaan yang akan diubah.
→ Nilai-Nilai Dasar, selain visi dan misi yang tercakup
dalam tujuan adalah nilai-nilai dasar organisasional.
Nilai-nilai organisasional berhubungan dengan jawaban
atas pertanyaan “what are our guiding objectives?. Nilai-nilai
dasar organisasi merupakan nilai-nilai dan keyakinankeyakinan atau prinsip-prinsip utama yang dianut
bersama oleh para anggota organisasi dan dipraktikan
dalam pekerjan atau ketika mereka melakukan pekerjaan
mereka. Rumusan nilai organisasional mengakomodasi
tiga konsiderasi dasar, yaitu pertama nilai organisasi
berfungsi mengarahkan perilaku dari orang yang
dipekerjakan oleh organisasi; kedua, nilai organisasi
merefleksikan
persepsi
manajemen
tentang
cara
masyarakat akan merespon organisasi; dan ketiga, respon
aktual dari yang lain kepada organisasi akan merupakan
bagian yang menentukan nilai-nilai organisasional.
→ Sasaran, merupakan landasan atau tolok ukur yang
digunakan
untuk
menyusun
tindakan
yang
akan
dilakukanagar rencana yang bersifat operasional untuk
mencapai tujuan dengan mudah dapat dirumuskan.
Sasaran mempertinggi atau meningkatkan kinerja dengan
alasan berikut : pertama, sasaran memberi pedoman;
kedua, sasaran mengurangi ketidakpastina; ketiga,
sasaran
memotivasi
mempasilitasi
orang;
pembelajaran,
keempat,
sasaran
dan
kelima,
sasaran
melibatkan
manajer
dalam
memberi koordinasi.
• Formulasi Rencana Strategi
Formulasi
strategi
menganalisa situasi terakhir dari suatu organisasi dan
30
kemudian mengembangkan strategi untuk mencapai visi, misi
dan tujuan tersebut. Rencana strategis atau tujuan jangka
panjang harus jelas, simpel, pernyataan yang dapat diukur
dari hasil akhir yang spesifik. Rencana strategis ditetapkan
setelah terlebih dahulu dilakukan analisis lingkungan, baik
peluang dan hambatan yang dipresentasi oleh lingkungan
eksternal organisasi serta kekuatan dan kelemahan yang
dipresentasi oleh lingkungan internal organisasi.
Perencanaan strategis atau formulasi strategi dapat
dilakukan apabila manajer memahami tujuan besar atau
tujuan strategis; melakukan analisis lingkungan yaitu
penilaian informasi secara sistematik tentang lingkungan
eksternal organisasi; mengetahui profil organisasi yaitu
kuantitas dan kualitas dari sumber-sumber utama dan
keterampilan dalan tiga bidang, finansial; fisik, organisasional
dan manusia, dan teknologi. Tahap selanjutnya dari proses
formulasi strategi ialah menentukan pilihan alternatif,
implementasi strategi dan mengontrol startegi.
Berdasarkan tingkatan organisasi ada tiga tipe strategi,
yaitu :
→ Strategi Level Korporasi
Strategi level korporasi diformulasi oleh manajer korporasi
atau manajer puncak untuk menentukan minat dan
tindakan organisasi secara total. Ini berhubungan dengan
menentukan arah dan pegangan untuk apa macam bisnis
dari organisasi, apa sasaran dan harapan untuk tiap unit
bisnis, dan juga menentukan arah dan pegangan alokasi
sumber-sumber untuk total organisasi dan untuk masingmasing unit bisnis untuk pencapaian sasaran.
31
→ Strategi Level Bisnis
Strategi level bisnis adalah strategi untuk satu unit bisnis
tunggal atau produk lini atau memperkenalkan bagaimana
satu divisi atau strategi unit bisnis akan bersaing dalam
bidang produk atau pelayanannya.
→ Strategi Level Fungsional
Strategi level fungsional mengarahkan kegiatan di dalam
satu departemen fungsional. Ini berhubungan dengan
tindakan manajer departemen untuk memberi nilai tambah
bagi barang dan jasa organisasi sehingga meningkatkan
nilai yang diterima konsumen.
• Kembangkan Rencana Operasional
Rencana strategis dikembangkan menjadi rencana
operasional, kadang-kadang disebut
rencan taktis atau
rencana tindakan. Suatu rencana operasional ialah satu
rencana dari lingkup terbatas yang menekankan kegiatankegiatan
dan
sumber-sumber
yang
diperlukan
untuk
melaksanakan rencana-rencana strategis. Ada tiga tipe
rencana
operasional
yang
mengarahkan
tindakan
organisasional, yaitu :
→ Rencana Fungsional
Rencana fungsional yang diformulasi oleh manajer
fungsional mengarahkan implementasi dari rencana
strategis organisasi. Tipe rencana operasional khas dalam
satu organisasi bisnis meliputi, rencana pemasaran,
rencana keuangan, rencana produksi dan rencana sumber
daya manusia.
32
→ Rencana Tetap
Rencana tetap adalah rencana yang digunakan lebih dari
sekali. Manajer menetapkan rencana tetap untuk dijadikan
sebagai pedoman pemikiran, keputusan, dan tindakantindakan personalia organisasi untuk melaksanakan
tanggung jawabnya. Rencana tetap adalah arah untuk
membantu membantu meningkatkan efektivitas organisasi
melalui standardisasi keputusan-keputusan rutin. Tipe
rencana tetap terdiri dari, kebijakan, standar operasi
prosedur, dan peraturan.
→ Rencana Sekali Pakai
Rencana sekali pakai adalah satu rencana yang digunakan
hanya sekali. Rencana ini dibuat untuk melaksanakan
kegiatan tertentu. Ada tiga tipe rencana sekali pakai yaitu,
program, proyek, dan anggaran.
• Implementasi dan Evaluasi Rencana
Tahap
keempat
dari
proses
perencanaan
ialah
implementasi dan evaluasi rencana. Untuk itu strategi harus
diterjemahkan ke dalam tindakan dan petunjuk untuk
bertindak
bagi
bagian/unit/departemen
dan
anggota
organisasi. Rencana diimplementasikan melalui kegiatan
pengorganisasian, pengdaan sumber daya, komunikasi,
kepemimpinan, motivasi dan pengendalian.
Implementasi rencana harus dievaluasi. Manajer secara
reguler memeriksa perkembangan rencana strategis, sebab
keberhjasilan dari setiap strategi tergantung pada kemampuan
manajer mengevaluasi hasil, termasuk memonitor perubahan
dalam sumber-sumber kritis, keterampilan, persaingan, dan
pasar atau faktor-faktor lingkungan lainnya. Melalui evaluasi
akan diketahui capaian dari rencana dan hambatan-hambatan
atau dukungan atas pencapaian rencana.
33
Prinsip-prinsip Perencanaan
Ada sembilan asas-asas perencanaan yang harus dipegang
ketika melaksanakan fungsi perencanaan sehingga perencanaan
efektif, yaitu :
→ Rencanakan rencana : menggunakan alat dan teknik yang
tepat, menggunakan sumber daya yang memadai, cek apakah
perencanaan dapat diterima.
→ Cari umpan balik : untuk melihat apakah tujuan dari
perencanaan dapat diterima.
→ Hindari asumsi : hindari asumsi solusi dan cek faktanya.
→ Kenali audien Anda : pastikan orang-orang penting mengerti
apa yang dilakukan dan bagaimana cara melakukannya.
→ Tolong semua orang : memahami nilai-nilai dari sudut
pandang kepentingan.
→ Analisis : pertimbangkan pilihan-pilihan kombinasi terbaik
untuk mencapai tujuan tersebut.
→ Evaluasi secara konsisten :
→ Perbaiki
:
mengembangkan
pilihan-pilihan
untuk
mengantisipasi resiko dan memperbaikinya.
→ Kurangi biaya : mendapatkan pilihan yang ideal.
b. Pengorganisasin (Organizing)
Definisi Pengorganisasian
Pengorganisasian didefinisikan sebagai suatu kegiatan
menetapkan pekerjaan-pekerjaan, mengelompokan fungsifungsi
mendistribusi
otoritas
kepada
unit-unit
dan
mengoordinasi pelaksanaan tugas-tugas38. Pengorganisasian
adalah penyebaran berbagai sumber daya yang ada di organisasi
untuk mewujudkan tujuan strategis. Penyebaran sumber daya
38
Ulber Silalahi, Asas-Asas Manajemen. (Bandung: Refika Aditama, 2015), hal.184
34
dicerminkan dalam divid kerja organisasi ke dalam departemendepartemen dan tugas-tugas khusus, garis wewenang resmi, dan
mekanisme dalam mengoordinasi tugas-tugas organisasi yang
beragam39.
Pentingnya Perngorganisasian
Pengorganisasian penting untuk tiga alasan, pertama,
pengorganisasian meningkatkan efisiensi dan kualitas dari
pekerjaan organisasi, ketika tugas-tigas organisasi dibagi,
peluang untuk mencapai sinergi tercipta. Kedua, pengorgnisasian
menetapkan akuntabilitas, sebab partisipan dalam tiuap usaha
adalah lebih efektif ketika mereka memahamiresponsibilitas
khusus mereka. Dan ketiga, untuk memfasilitasi komunikasi,
sebab komunikasi formal secara langsung mengikuti struktur
otoritas organisasi.
Proses pengorganisasian
• Pembagian kerja
Pembagian
kerja
adalah
mengidentifikasi
dan
menetapkan pekerjaan atau tugas-tugas organisasional yang
esensial dan aktivitas kunci untuk dikerjakan ke dalam
pekerjaan-pekerjaan yang secara logis dikerjakan oleh seorang
atau kelompok. Agar organisasi dapat bertahan dalam
lingkungan yang kompetitif, maka pembagian kerja harus
dilakukan secara efektif berdasarkan tujuan organisasi.
Pembagian kerja menghasilkan spesialisasi kerja yaitu
sejauh mana pekerjaan dalam suatu organisasi dibagi ke
dalam pekerjaan-pekerjaan terpisah. Sebuah pekerjaan dapat
dilakukan dengan lebih efisien jika orang-orang yang
39
Richard L. Daft, Era Baru Manajemen, Edisi 9 Buku 2. (Jakarta: Salemba Empat, 2014),
hal.4
35
melakukannya adalah mereka yang difokuskan untuk
pekerjaan tersebut40.
Ada
pekerjaan,
keuntungan
yaitu
yang
didapat
meningkatkan
dari
kepuasan
spesialisasi
kerja
dan
produktifiotas kerja. Tetapi efek spesialisasi kerja tidak selalu
menguntungkan, spesialisasi pekerjaan yang berlebihan dapat
mengakibatkan maslah perilaku seperti rendah kepuasan dan
produktivitas kerja.
Cara menentukan derajat spesialisasi kerja dalam suatu
organisasi dapat ditentukan dengan dua dimensi, pertama,
kedalaman pekerjaan. Kedalaman pekerjaan menunjuk pada
level kontrol pekerja terhadap pekerjaannya. Artinya, sejauh
mana seorang pekerja diberi kebebasan untuk merencanakan,
mengorganisasi pekerjaan, mengatur tempat kerja dan
berinteraksi dengan yang lain. Kedua, cakupan pekerjaan.
Cakupan pekerjaan menunjuk pada jumlah varietas kerja dan
frekuensi
pengulangan
atau
daur
pekerjaan
untuk
mengerjakan satu pekerjaan. Dalam menentukan spesialisasi
pekerjaan harus memperhatikan karakteristik dari pekerjaa,
yang meliputi varietas atau keanekaragaman keterampilan,
identitas tugas, signifikansi tugas, otonomi dan umpan balik.
• Departementalisasi
Departementalisasi adalah metode untuk membagi dan
mengelompokan pekerjaan ke dalam unit-unit organisasi yang
terpisah yang bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugastugas tertentu. Manajer membuat pilihan tentang bagaimana
menggunakan rantai perintah pada sekelompok orang untuk
melaksanakan tugas mereka. Menurut ada lima pendekatan
pada desain struktural yang mencerminkan penggunaan
40
Richard L. Daft, Era Baru Manajemen, Edisi 9 Buku 2. (Jakarta: Salemba Empat, 2014),
hal.4
36
rantai perintah yang berbeda-beda untuk menentukan
pengelompokkan dalam departementalisasi, yaitu fungsional,
divisionals, matriks, kerja tim dan jaringan virtual41.
→ Pendekatan fungsional mengelompokan jabatan ke dalam
departemen berdasarkan keterampilan, keahlian, aktivitas
kerja dan penggunaan sumber daya yang sama.
→ Pendekatan divisional mengelompokan jabatan ke dalam
departemen berdasarkan keluaran yang sama dalm
organisasi.
→ Pendekatan matriks menggabungkan aspek-aspek yang ada
pada struktur fungsional dan divional secara serentak
dalam bagian yang sama.
→ Pendekatan tim kerja memberikan cara bagi manajer untuk
mendelegasikan wewenang dan memberikan tanggung
jawab pada pekerja tingkat yang lebih bawah, serta menjadi
lebih fleksibel dan responsif dalam lingkungan global yang
penuh persaingan.
→ Pendekatan jaringan virtual memperluas ide koordinasi
dan
kolaborasi
horizontal.
Perusahaan
melakukan
subkontrak untuk sebagin besar fungsi-fungsi besarnya
pada
perusahaan-perusahaan
yang
berbeda
dan
mengoordinasikan aktivitas-aktivitasnya dari organisasi
pusat.
41
Richard L. Daft, Era Baru Manajemen, Edisi 9 Buku 2. (Jakarta: Salemba Empat, 2014),
hal.15-25
37
Tabel 4 Kelebihan dan Kekurangan Struktur-Struktur
Pendekatan
Struktur
Kelebihan
Fungsional
▪ Penggunaan sumber
daya yang efisien;
skala ekonomis
▪ Spesialisasi dan
pengembangan yang
mendalam
▪ Pengarahan dan
pengendalian anajer
puncak
Divisional
▪ Respon cepat,
fleksibel di lingkungan
yang tidak stabil
▪ Memperhatikan
kebutuhan pelanggan
▪ Koordninasi yang
sangat baik diantara
departemendepartemen
fungsional
▪ Penggunaan sumber
daya yang lebih efisien
daripada satu hierarki
▪ Fleksibiltas,
adaptabilitas terhadap
linkgungan yang terus
berubah
▪ Kerja sama antar
fungsi, kdeahlian
tersedia di semua
divisi
▪ Lebih sedikit batasan
di antara departemendepartemen, lebih
banyak kompromi
▪ Lebih cepat
memberikan respon
dan keputusan
▪ Moril dan antusiasme
pegawai yang lebih
baik
Matriks
Tim kerja
38
Kekurangan
▪ Kurangnya komunikasi
diantara departemendepartemen fungsional
▪ Respon yang lambat
terhadap perubahan
eksternal, lambatnya
inovasi
▪ Keputusan dipusatkan
di puncak hierarki,
sehingga menciptakan
keterlambatan
▪ Duplikasi sumber daya
dalam setiap[ divisi
▪ Kurangnya
pendalaman dan
spesialisasi teknis
▪ Kurangnya koordinasi
antara divisi-divisi
▪ Rasa frustasi dan
bingung karena adanya
rantai perintah rangkap
dua
▪ Konflik besar antara
dua sisi matriks
▪ Terlalu banyak rapat,
lebih banyak diskusi
daripada aksi
▪ Kesetiaan dan konflik
yang berlipat ganda
▪ Banyaknya waktu dan
sumbwer aya yang
dihabiskan untuk
melakukan rapat-rapat
▪ Desentralisasi yang
tidak terencana
Jaringan
virtual
▪ Bisa mendapat
keahlian dari seluruh
dunia
▪ Sangat fleksibel dan
responsif
▪ Biaya tambahan
dikurangi
▪ Kurangnya
pengendalian; tidak
kokohnya batasanbatasan
▪ Tunutan yang lebih
besar dari manajer
▪ Kesetiaan pegawai
makin lemah.
Sumber : Richard L. Daft, 2014 : 26
• Distribusi Otoritas
Otoritas dapat didefinisikan sebagai kekuasaan untuk
membuat keputusan dan menggunakan sumber-sumber untuk
mencapai tujuan organisasional yang dilegitimasi organisasi
dihubungkan dengan posisinya dalam suatu organisasi.
Dengan otoritas yang jelas memungkinkan tiap unit
organisasi dan tiap individu yang melaksanakan tugas
mengarahkan kegiatannya ke pencapain tujuan organisasi dan
tujuan unit serta menghilangkan ambivalensi melalui
minimalisasi konflik antar unit. Disamping itu, semakin jelas
otoritas bagi manajemen di dalam suatu organisasi, semakin
efektiflah pengambilan keputusan yang bertanggung jawab
dan komunikasi yang terorganisir42.
Otoritas berbeda dengan kekuasaan. Jika kekuasaan
adalah kemampuan untuk mempengaruhi, maka otoritas
adalah hak untuk mengerjakan. Dalam struktur organisasi
didesain berbagai unit organisasi dan masing-masing unit
memiliki otoritas sebagi dasar untuk melaksanakan tugastugasnya. Tanpa otoritas, maka para manajer dari tiap unit
organisasi tidak bisa menjadi kesatuan yang bekerja lancar
demi pencapain tujuan organisasi.
42
Ulber Silalahi, Asas-Asas Manajemen. (Bandung: Refika Aditama, 2015), hal.203
39
Terdapat tiga tipe otoritas yang menentukan hubungan
otoritas dalam organisasi, yaitu :
→ Otoritas lini, merupakan bentuk otoritas yang fundamental
dan sering dianggap sebagai otoritas langsung, sebab
meliputi hak untuk memberi perintah danmembuat
keputusan yang diimplementasi oleh unit di bawahnya
dalam garis lini.
→ Otoritas staf digunakan untuk medukung otoritas lini.
Otoritas staf menggerakan dan mengontrol bawahan yang
membantu kegiatan lini melalui pemberian nasihat,
rekomendasi, ;penelitian dan keahlian teknis. Ada dua tipe
dari staf yaitu, staf pribadi dan staf khusus.
→ Otoritas fungsional adalah hak yang bisa diserahkan
kepada seorang manajer atau satu departemen perihal
proses, praktik, kebijakan yang ditentukan atau hal-hal lain
yang berhubungan dengan kegiatan yangv dilakukan oleh
personil dalam departemen yang bukan departemennya.
Otoritas fungsional diserahkan oleh manajer puncak
kepada manajer-manajer tertentu dibawahnya untuk
mengendalikan
tindakan-tindakan
dari
unit-unit
departemen lain dari unit lini yang berada dalam tingkat
yang sama dalam struktur organisasi.
• Koordinasi
Koordinasi dimaksudkan agar tugas-tugas dilaksanakan
dan sumber-sumber dugunaka secara efektif dan efisien.
Maskdunya integrasi dari kegiatan-kegiatan individu dan unitunit ke dalam satu usaha bersama yaitu bekerja ke arah tujuan
bersama. Kejelasan distribusi atau alokasi otoritas unutk tiap
unit organisasi akan memudahkan koordinasi.
40
Agar aktivitas koordinasi dapat berlangsung secara
efektif, maka ada tiga dasar dari koordinasi yang harus
diperhatikan, yaitu :
→ Kesatuan komando berarti tiap orang dalam suatu
organisasi harus menerima perintah dari dan melapor
kepada satu dan hanya satu manajer atau sipervisor.
→ Rantai komando menujukkan rantai otoritas di mana
otoritas dalam satu organisasi mengalir mulai dari puncak,
dan otoritas diturunkan ke bawah melalui organisasi dalam
satu rantai.
→ Rentang manajemen menetapkan berapa banyak mjumlah
unit organisasi atau departemen atau bawahan yang dapat
diatur dengan efektif oleh seornag manajer.
Prinsip-prinsip Pengorganisasian
Agar hubungan-hubungan keorganisasian dalam struktur
menjadi jelas, maka pengorganisasian perlu didasarkan pada
prinsip-prinsip hubungan keorganisasian, yaitu :
• Prinsip skalar. Makin jelas garis otoritas, maka makin
efektiflah pengambilan keputusan dan sistem komunikasi
organisasi.
• Prinsip delegasi. Otoritas yang didelegasikan harus layak
untuk mencapai hasil-hasil yang diharapkan.
• Prinsip kemutlakan tanggung jawab. Tanggung jawab para
bawahan atas prestasi adalah mutlak dan para atasan tidak
dapat menghindari tanggung jawab atas kegiatan-kegiatan
tiap organisasi di bawah lingkup otoritas mereka.
• Prinsip keseimbangan otoritas dna tanggung jawab. Tanggung
jawab atas tindakan-tindakan tidak bisa lebih besar atau lebih
kecil dari yang disiratkan oleh otoritas yang didelegasikan
atau yangditerima.
41
c. Pengaturan Sumber Daya (Resourcing)
Hakikat Sumber Daya
Sumber daya merupakan aset baik berupa orang dengan
keterampilan dan pengetahuannya, model finansial, fisik, serta
hal-hal yang bersifat intangible termasuk faktor-faktor struktur
dan kultur yang organisasi gunakan untuk meningkatkan
efektivitas
dan
efisiensi,
menciptakan
dan
memelihara
keunggulan kompetitif, dan untuk memenuhi satu kebutuhan
atau memecahkan masalah.
Fungsi manajer dalam hal pengaturan sumber daya disebut
resourcing.dalam hal menjalankan dungsi tersebut manajer adalah
seorang resource allocator. Jika sumber daya adalah beruapa aset
organisasi
baik
manusia
beserta
keterampilan
dan
pengetahuannya maupun bukan manusia, maka resourcing
merupakan proses melalui mana suatu organisasi menyediakan
dan sekaligus mengalokasikan orang dan sumber daya lainnya
kepada pelaksanaan tugas-tugas organisasional untuk mencapai
tujuan-tujuan organisasional43.
Pengaturan Sumber Daya Manusia
Pengaturan sumber daya manusia ke dalam setiap unit
organisasi untuk mengerjakan pekerjaan yang telah ditetapkan
disebut sebagai staffing. Staffing adalah proses rekrutmen,
seleksi, dan penempatan atau mempekerjakan karyawan yang
berdampak positif bagi efektivitas dan efisiensi pencapaian
tujuan organisasi. Staffing bukan suatu kejadian, seperti halnya
“kami merekrut dua orang hari ini”. Lebih dari itu, staffing
adalah satu proses yang menetapkan dan mengatur arus dari
orang ke dalam organisasi, di dalam organisasi, dan luar
43
Ulber Silalahi, Asas-Asas Manajemen. (Bandung: Refika Aditama, 2015), hal.237
42
organisasi. Staffing organisasi memerlukan perhatian baik
jumlah dan tipe dari orang yang dibawa ke dalam, berpindah di
antara, dan ditahan oleh organisasi. Akhirnya, sisten staffing ada
dan harus digunakan untuk mengontribusi pencapain tujuantujuan
organisasional
seperti
kelangsungan
hidup,
mengntungkan dan pertumbuhan.
Kegiatan-kegiatan staffing terdiri kegiatan inti yang
meliputi rekrutmen, seleksi dan penempatan, dan kegiatan
pendukung seperti perencanaan SDM dan analisis jabatan.
• Kegiatan Pendukung Staffing
→ Perencanaan SDM
Perencanaan SDM merupakan proses dari analisis
dan identifikasi kebutuhan akan SDM dan ketersediaanya
sehingga organisasi dapat mencapai tujuan. Perencanaan
SDM
dipengaruhi
oleh
empat
faktor
yang
perlu
dipertimbangkan. Pertama, tujuan-tujuan keorganisasian
dan strategi; kedua, kecenderungan tenaga kerja; ketiga,
audit sumber daya manusia; dan keempat lingkungan
hukum dari SDM.
Langkah penting dari perencanaan SDM ialah
peramalan SDM untuk mengestimasi jumlah tenaga kerja
yang akan dibutuhkan akibat pertumbuhan, pengunduran
diri, wafat, pensiun, promosi ke luar, pemindahan ke luar,
demosi ke luar, pemberhentian dan pemutusan hubungan
kerja.
→ Analisis jabatan
Analisis
jabatan
merupakan
fondasi
untuk
perencanaan sumber daya manusia. Perencanaan sumber
daya manusia dapat dilakukan dengan benar apabila
analisis jabatan, sebagai satu sarana pemahaman tentang
hakikat dari jabatan dilakukan dengan benar. Berdasarkan
43
informasi dari analisis jabatan, maka prencana SDM
kemudian secara sistematik meramalkan penawaran dan
permintaan tanaga kerja.
Analisis
jabatan
ialah
proses
sistematik
dari
penentuan uraian jabatan, spesifikasi jabatan dan standar
kinerja jabatan dalam suatu organisasi 44. Analisis jabatan
mencakup pengembangan suatu deskripsi tugas-tugas
secara rinci yang dimaksudkan untuk suatu jabatan
tertentu, penentuan hubungan-hubungan antara satu
jabatan tertentu dengan pekerjaan lain, dan penguasaan
pengetahuan,
keterampilan
dan
kemampuan
yang
dibutuhkan untuk pekerja yang menduduki jabatan tersebut
agar berhasil melaksanakan pekerjaanya.
Bagan 7 Proses Analisis Jabatan
Sumber : Ulber Silalahi, 2015 : 250
• Kegiatan Inti Staffing
→ Rekrutmen
Rekrutmen dilakukan untuk maksud menyediakan
sekelompok
calon
yang
cukup
banyak
sehingga
memungkinkan organisasi dapat memilih calon tenaga
kerja yang memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan, seperti
kemampuan, keterampilan, kemauan, perilaku, dan
44
Ibid., hal.249
44
motivasi. Sebelum proses rekrutmen dilakukan maka
uraian jabatan dan spesifikasi jabatan harus sudah
ditentukan. Hal ini penting untuk mengetahui profil
jabatan dan menentukan standar pernyaratan minimum
yang harus dipenuhi oleh calon tenaga kerja.
Ada dua cara rekrutmen yang dapat dilakukan untuk
mengisi kekosongan personel dalam jabatan tertentu yaitu
rekrutmen internal dan rekrutmen eksternal. Dalam
merekrut tenaga kerja dibedakan dalam dua tipe yaitu
rekrutmen massal dan rekrutmen khusus.
→ Seleksi
Seleksi
adalah
pemilihan
tenaga
kerja
dari
sekelompok calon tenaga kerja atau pelamar potensial atau
yang terbaik untuk satu jabatan atau posisi tertentu. Seperti
halnya proses rekrutmen, maka seleksi juga dilakukan
terhadap calon tenaga kerja dari sumber internal maupun
sumber eksternal.
Meskipun telah dilakukan proses seleksi, tidak
mungkin menyatakan ecara tepat pakah tenaga kerja yang
dicari merupakan tenaga kerja potensial dan memiliki
kualifikasi sesuai dengan yang dibutuhkan. Ada beberapa
faktor yang mempengaruhi tingkat kinerja karyawan, yaitu
latar belakang personal, kelakuan dan minat, sikap dan
kebutuhan,
kemampuna
analitikal
dan
manipulatif,
keterampilan dan kemampuan teknikal, dan kesehatan dan
stamina.
Proses seleksi dilakukan melalui beberapa tahap
berikut, pemeriksaan berkas lamaran, ujian seleksi,
wawancara, pengecekan referensi dan latar belakang,
pemeriksanaan kesehatan, dan keputusan akhir.
→ Penempatan
45
Melalui proses seleksi diharapkan didapatkan orang
yang memiliki kualifikasi yang sesuai dengan spesifikasi
jabatan yang telah ditetapkan. Penempatan dalam arti
sempit merupakan penempatan karyawan baru, tetapi
dalam arti luas dapat berarti penenmpatan kembali
karyawan lama melalui promosi, transfer dan demosi.
Sebelum
ditempatkan
pada
jabatan
yang
membutuhkan, terhadap karyawan atau personel tersebut
terlebih dahulu dilakukan progra orientasi. Tujuan
orientasi adalah memudahkan karyawan baru memasuki
dan memahami organisasi; memberikan informasi tentang
presisi tugas-tugas dan harapan kinerja; dan menciptakan
impresi yang menguntungkan bagi karyawan baru tentang
organisasi dan pekerjaannya.
Pengaturan Sumber Daya Non Manusia
Sumber daya bukan manusia atau sumber daya material
adalah berbagai fasilitas sarana dan prasarana yang dibutuhkan
untuk mendukung pencapaian tujuan. Sebab meskipun manusia
menjadi elemen penting dan menentukan dalam pencapain
tujuan keorgnisasian tetapi jika tidak didukung oleh sumber daya
material yang memadai, maka tujuan yang sudah ditetapkan
tidak akan tercapai secara optimum.
Sumber daya materil dalam organisasi meliputi sumber
daya finansial, sumber daya fisik, sumber daya teknologi, sumber
daya informasi dan bahkan ide-ide.
d. Pengkomunikasian (Communicating)
Definisi Komunikasi
Komunikasi adalah transfer dan pemahaman makna.
Penekanannya adalah pada transfer makna, jika informasi atau
ide belum disampaikan, komunikasi belum terjadi. Namun yang
46
lebih penting, komunikasi melibatkan pemahaman akan
makna45. Hal senada juga dikemukakan Williams bahwa
komunikasi merupakan proses pengiriman informasi dari satu
orang atau tempat ke tempat lain 46. Begitupun menurut Daft
bahwa komunikasi adalah proses pertukaran dan pemahaman
informasi yang dilakuklan oleh dua orang atau lebih, biasanya
dengan tujuan memotivasi atau memengaruhi perilaku47.
Jadi, inti dari komunikasi adalah pertukaran informasi
antara pengirim dan penerima sehingga ada saling pengertian
karena memiliki makna yang sama tentang pesan yang dikirim
dan diterima48.
Pentingnya Komunikasi
Komunikasi penting karena fungsinya dalam organisasi.
Beberapa fungsi komunikasi dalam organisasi adalah sebagai
fungsi kontrol, fungsi motivasi, fungsi ekspresi emosi, fungsi
informasi, fungsi komando, dan fungsi integratif.
Komunikasi yang efektif memberikan hasil keuntungan
yang lebih besar, dan banyak waktu manajer digunakan untuk
berkomunikasi. Manajer menggunakna sedikitnya 80% dari
setiap hari kerja untuk berkomunikasi baik secara langsung
maupun tidak langsung dengan orang lain. 20% lainnya,
umumnya dugunakan manajer untuk mengerjakan pekerjaan di
meja kerja, yang kebanyakan juga merupakan komunikasi dalam
bentuk membaca dan menulis49.
Elemen Komunikasi
45
46
47
48
49
Stephen P. Robbins and Mary Coulter, Management, Eleventh Edition. (New Jersey:
Pearson Prentice Hall, 2012), hal.404
Chuck Williams, Management, Sixth Edition. (USA: South-Western Cengage Learning,
2011), hal.575
Richard L. Daft, Era Baru manajemen, Edisi 9 Buku 2. (Jakarta: Salemba Empat, 2014),
hal.418
Ulber Silalahi, Asas-Asas Manajemen. (Bandung: Refika Aditama, 2015), hal.271
Daft., Op. Cit., hal.416
47
Proses komunikasi memiliki elemen-elemen kunci yaitu
pengirim
(sender),
pesan
(message),
penerima
(receiver),
penerjemah pesan oleh pengirim (encoding), pemaknaan pesan
oleh penerima (decoding), saluran atau media pengiriman
(channel)50.
Keseluruhan proses komunikasi berhubungan dengan dua
tahap yaitu pertama, tahap transmisi, meliputi tahap di mana
pengirim menyampaikan pesan kepada seorang atau lebih
individu
atau
kelompok
hingga
menerima
pesan
dan
memaknainya. Pesan adalah informasi yang ingin disampaiakn
oleh seseorang kepada orang lain. Informasi yang baik harus
memenuhi empat faktor yaitu kualitas, ketepatan waktu,
kelengkapan, dan relevansi.
Kedua, tahap umpan balik merupakan respon penerima
terhadap isi pesan yang diberikan. Dengan diberikannya reaksi
ini kepada si pengirim, pengirim akan dapat mengetahui apakah
pesan yang dikirimkan tersebut diinterpretasikan sama dengan
apa yang dimaksudkan oleh si pengirim. Bila arti pesan yang
dimaksudkan oelh si pengirim diinterprestasikan sama oleh si
penerima berarti komunikasi twersebut efektif51.
Tipe-tipe Komunikasi
Pola-pola komunikasi di dalam suatu organisasi disebut
komunikasi organisasi. Komunikasi organisasi ialah proses
melalui mana informasi organisasional dipertukarkan di seluruh
organisasi, baik anatra manajer dnegan manajer, manajer denga
karyawan, serta karyawan dengan karyawan. Tipe komunikasi
diklasifikasikan ke dalam empat jenis, yaitu :
• Berdasarkan saluran komunikasi
50
51
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi. (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hal.17-19
Ibid.
48
Tipe komunikasi berdasarkan saluran komunikasi
dibedakan menjadi komunikasi formal -komunikasi yang
mengikuti rantai komando formal yang digunakan untuk
semua pesan-pesan resmi; dan komunikasi non formal,
komunikasi yang tidak ditentukan oleh atau melalui struktur
hierarki organisasi.
• Berdasarkan media komunikasi
Tipe
organisasi
berdasarkan
media
komunikasi
dibedakan menjadi tiga jenis yaitu komunikasi verbal, media
yang digunakan ialah tulisan dan lisan; komunikasi nonverbal,
penyampaian pesan melalui bahasa isyarat dan simbolsimbol, dna tidak menggunakan kata-kata; dan komunikasi
visual.
• Berdasarkan arus komunikasi
Tipe
komunikasi
berdasarkan
arus
komunikasi
dibedakan menjadi tiga macam yaitu komunikasi vertikal,
komunikasi dari atas ke bawah atau komunikasi ke bawah dan
komunikasi dari bawah ke atas atau komunikasi ke atas;
komunikasi horizontal, komunikasi anatara manajer, anatara
karyawan atau antara unit organsiasi pada tingkat unit
organisasional yang sama dalam hierarki organisasi.
• Berdasarkan jaringan komunikasi
Tipe komunikasi berdasarkan jaringan komuniksi
dibedakan menjadi tujuh macam yaitu, jaringan I, jaringan U
terbalik, jaringan lingkaran, jaringan roda, jaringan Y dan
jaringan semua saluran.
Prinsip-prinsip Komunikasi Efektif
Prinsip-prinsip komunikasi dasar kunci yang harus
diterapkan ialah :
• Kenali pendengar
• Kenali tujuan
49
• Kenali topik
• Anrtisipasi keberatan
• Sampaikan gambaran secara bulat atau utuh
• Capai kredibilitas pendengar
• Tindak lajuti apa yang diucapkan
• Berkomunkasi sedikit demi sedikit
• Sampaikan pesan dalam beberapa jalur
• Gunakan beberapa teknik komunikasi
Rintangan atau hambatan komunikasi
Ada lima tipe utama dari rintanagn atau hambatan atau
gangguan komunikasi ayitu rintangan proses, rintangan fisik,
rintangan semantik, rintangan psikososial dan rintangan
organisasional.
Rintangan komunikasi dapat diatasi sebagai berikut,
rintangan dari pengirim dapat diatasi dengan mengatur arus
komunikasi, menggunakan bahasa sederhana, memilih media
efektif, membangun percaya diri dan menggunakan grapevine.
Rintangan
dari
penerima
dapat
diatasi
dengan
aktif
mendengarkan.
e. Pemimpinan (Leading)
Definisi Kepemimpinan
Secara umum dapat dikemuakkan bahwa kepemimpinan
adalah tindakan mempengaruhi perilaku seseorang atau
sekelompok
orang
ke
arah
pencapain
tujuan-tujuan52.
Kemepimpinan sebagai kemampuan untuk memengaruhi orang
lain guna mencapai tujuan organisasi 53.
52
53
Stephen P. Robbins and Mary Coulter, Management, Eleventh Edition. (New Jersey:
Pearson Prentice Hall, 2012), hal.460
Richard L. Daft, Era Baru Manajemen, Edisi 9 Buku 2. (Jakarta: Salemba Empat, 2014),
hal.329
50
Dalam perspektif manajemen, kepemimpinan adalah
hubungan pengaruh antara manajer dan karyawan untuk
mencapai tujuan organisasional dalam situasi tertentu. Ketika
pemimpin efektif maka pengaruh yang mereka gunakan akan
berkontribusi membantu organisasi mencapai tujuannya 54.
Dimensi Kepemimpinan
Dari definisi kepemimpinan dapat diidentifikasi elemen
utama dari konsep kepemimpinan yaitu pemimpin, pengikut,
situasi dan tujuan55.
Pemimpin adalah sebagai orang yang mempengaruhi.
Kepemimpinan fokus pada pemimpin berkaitan dengan
kepribadian, sifat, dan perilaku dari pemimpin. Pengikut
merupakan oarng yang dipengaruhi. Situasi berhubungan
dengan
latar
belakang
pemimpin,
pengikut
tugas-tugas,
lingkungan, dan lain sebagainya. Dan tujuan adalah satu target
masa yang akan datang atau hasil akhir yang ingin dicapai.
Pentingnya Kepemimpinan
Kepemimpinan efektif memiliki peranan penting dan
strategis untuk menentukan efektivitas dan efisiense pencapaian
tujuan kelompok dan organisasional. Ini berarti manajer yang
dibutuhkan bukan hanya manajer efektif melainkan juga mnajer
sebagai pemimpin efektif. Menjadi pemimpin efektif merupakan
tuntutan bagi setiap manajer56.
Langkah-langkah dalam Kepemimpinan
Kepemimpinan dapat menjadi efektif apabila mengikuti
tahapan-tahapan kepemimpinan, yaitu :
• Kenali anggota kelompok dan sumber daya yang mendukung
kepemimpinan anda.
54
55
56
Ulber Silalahi, Asas-Asas Manajemen. (Bandung: Refika Aditama, 2015), hal.310
Ibid., hal.311
Ibid., hal.314
51
• Satu tahap krusial adalah untuk empati denga yang lain dan
menilai pemahaman mereka untuk mempengaruhi orang
tersebut.
• Membuka satu diskusi dengan para anggota.
• Miliki keyakinan timdari kepemimpinan anda.
• Rencanakan dan organisasi tim berdasarkan penetapan tujuan
yang realistik.
• Jika tujuan dicapai, akui dan beri imbalan anggota tim.
Faktor Kekuasaan dan Pengaruh
Kita melaksanakan kepemimpinan efektif jika kita mampu
mempengaruhi ornag lain dan kita diikuti oleh orang lain.
Pemimpin diikuti oleh orang lain karena kekuasaan serta sifat
dan perilaku pemimpin yang sesuai denga harapan yang
dipengaruhinya.
Kekuasaan
adalah
kapasitas
atau
kemampuan
mempengaruhi kepercayaan, sikap atau perilaku orang lain.
Kekuasaan adalah potensi untuk mempengaruhi perilaku orang
lain57. Pengaruh adalah dampak tindakan seseorang terhadap
sikap, nilai, keyakinan, atau perilaku orang lain 58. Jika kekuasaan
adalah “ability to get results”, maka pengaruh adalah “the right to
direct the activities to others”59.
Ada lima tipe kekuasaan dalam organisasi yaitu kekuasaan
legitimasi, kekuasaan memaksa, kekuasaan imbalan, kekuasaan
keahlian, dan kekuasaan referensi.
Kepemimpinan Masa Kini
Konsep
kepemimpinan berubah seiring beruabhnya
organisasi, artinya konteks lingkungan tempat kepemimpinan
57
58
59
Richard L. Daft, Era Baru Manajemen, Edisi 9 Buku 2. (Jakarta: Salemba Empat, 2014),
hal.352
Ibid.
Robert Kreitner, Management, Eleventh Edition. (New York: Houghton Mifflin Harcourt,
2009), hal.
52
dijalankan mempengaruhi pendekatan apa yang paling efektif,
disamping pemimpin seperti apa yang dikagumi masyarakat60.
Hal menarik
tentang kepemimpinan masa kini
adalah
“pendekatan postheroic” yang mengutamakan tindakan-tindakan
subtil, tidak kasat mata, dan sering tanpa pamrih dilakukan
setiap hari oleh para pemimpin, bukan prestasi hebat para
pahlawan bisnis61. Dua pendekatan yang selaras dengan
kepemimpinan postheroic di masa kini adalah kepemimpinan
tingkat 5 dan kepemimpinan interaktif.
Kepemimpinan tingkat 5 merupakan tingkat tertinggi
dalam
hierarki
kemampuan
manajer.
Ciri
penting
kepemimpinan tingkat 5 adalah hampir hilangnya ego, dibarengi
dengan tekad kuat untuk melakukan yang terbaik bagi
organisasi.62 Seseorang yang penuh rasa hormat, menyenangkan
dan produktif bisa memberikan pengaruh besar dalam diri orang
lain dan memperoleh pengikut dengan sangat mudah63.
Kepemimpinan mereka meninggalkan keadaan positif dalam
pekerjaan mereka. Orang-orang mengikuti mereka kafena jati
diri mereka dan apa yang mereka wakili. Dengan kata lain,
kepemimpinan mereka memperoleh reputasi positif64.
Kepemimpinan interaktif berarti bahwa pemimpin lebih
menyukai proses konsensual dan kolaboratif, serta pengaruh
mucul lewat hubungan, bukan kekuasaan posisi dan kewenangan
formal. Fokus untuk menekan ambisi pribadi dan membangunh
potensi orang lain juga merupakan ciri utama kepemimpinan
interaktif.65
60
61
62
63
64
65
Daft, Op. Cit., hal. 329
Ibid.
Ibid., hal 330
John C. Maxwell, The 5 Levels of Leadership. (Surabaya: MIC Publishing, 2016), hal. 12
Ibid., hal.13
Richard L. Daft, Era Baru Manajemen, Edisi 9 Buku 2. (Jakarta: Salemba Empat, 2014),
hal.332
53
f. Pemotivasian (Motivating)
Definisi Pemotivasian
Dalam
konteks
organisasional,
pemotivasian
dapat
didefinisikan sebagai pemberian motif-motif sebagai pendorong
agar orang berusaha untuk mencapai tujuan organisasional66.
Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan yang muncul dari
dalam ataupun dari luar diri seseorang dan membangkitkan
semangat serta ketekunan untuk mencapai sesuatu yang
diinginkan.
Motivasi
pekerja
akan
memengaruhi
produktivitasnya, dan sebagai bagian dari tugas seorang manajer
adalah menyalurkan motivasi ke arah pencapaian tujuan
organisasi67.
Jadi pemotivasian merupakan fungsi utama yang harus
dijalankan oleh setiap manajer pada level apapun untuk
mendorong agar pegawai bekerja untuk mencapai tujuan
organisasional.
Model sederhana dari motivasi manusia diilustrasikan pada
bagan. Manusia memiliki banyak kebutuhan –seperti pengakuan,
prestasi, pendapatan- yang diwujudkan menjadi dorongan
internal yang memotivasi tingkah laku tertentu untuk memenuhi
kebutuhan tersebut68.
Bagan 8 Model Sederhana Motivasi
Sumber : Richard L. Daft, 2014 : 374
66
67
68
Ulber Silalahi, Asas-Asas Manajemen. (Bandung: Refika Aditama, 2015), hal.352
Richard L. Daft, Era Baru Manajemen, Edisi 9 Buku 2. (Jakarta: Salemba Empat, 2014),
hal.373
Ibid.
54
Pentingnya Motivasi
Motivasi
dapat
digunakan
sebagai
strategi
untuk
meningkatkan kinerja karyawan atau bawahan. Sebab efektivitas
karyawan –dengan asumsi mereka memiliki peluang untuk
kinerja yang baik dan memiliki kemampuan yang diperlukanantara lain tergantung pada motivasi. Kinerja adalah fungsi dari
kemampuan, motivasi dan kondisi perkerjaan69.
Pemimpin dapat memotivasi karyawan dengan berbagai
cara seperti paksaan dan hukuman, imbalan pernghargaan atau
pujian, atau menciptakan kompetisi. Tujuan dan harapan yang
jelas, realistis serta mudah dicapai juga dapat dijadikan sebagai
motivasi.
Rancangan Pekerjaan untuk motivasi
Rancangan pekerjaan adalah aplikasi dari teori motivasi
pada struktur kerja untuk meningkatkan produktivitas dan
kepuasan.
Pendekatan-pendekatan
rancangan
pekerjaan
umumnya dibagi menjadi penyederhanaan kerja, rotasi kerja,
perluasan kerja, dan pengayaan kerja.
• Penyederhanaan Kerja
Penyederhanaan kerja mengejar efisiensi tugas dengan
mengurangi jumlah tugas yang harus dilakukan seorang
pegawai. Penyederhanaan kerja didasarkan pada prinsip yang
diambil dari manajemen ilmiah dan keahlian dibidang di
inudstri. Tugas-tugas dirancang agar menjadi tugas yang
sederhana, diulang-ulang dan terstandardisasi.
• Rotasi Kerja
Perputaran pekerjaan secara sistematis memindahkan
pegawai dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain, yang karenanya
69
Silalahi, Op. Cit., hal.355
55
meningkatkan tugas-tugas berbeda yang dikerjakan seorang
pegawai tanpa menigkatkan kompleksitas pekerjaan orang
lain.
• Perluasan Kerja
Pemekaran pekerjaan menggabungkan beberapa tugas
menjadi satu tugas baru dan lebih besar. Jenis rancangan
seperti ini merupakan jawaban terhadap ketidakpastian
pegawai dengan pekerjaan terlalu sederhana. Bukannya
hanya satu pekerjaan, seorang pegawai dapat memegang
tanggung jawab atas tiga atau empat dan akan diberikan lebih
banyak waktu untuk mengerjakannya.
• Pengayaan Kerja
Pengayaan pekerjaan mengabungkan motivator tingkat
tinggi ke dalam pekerjaannya, diantaranya tanggung jawab,
pengakuan, dan kesempatan untuk tumbuh, belajar, dan
melakukan pencapaian. Dalam pengayaan pekerjaan, seorang
pegawai memiliki kendali atas sumber daya yang diperlukan
untuk mengerjakan tugasnya, melakukan pengambilan
keputusan mengenai bagaimana ia akan menyelesaikan
pekerjaanya,
mengalami
pertumbuhan
pribadi,
dan
menentukan kecepatan kerjanya.
Satu pendekatan penting dalam merancang pekerjaan
adalah model karakteristik pekerjaan yang dikembangkan oleh
Richard Hackman dan Greg Oldham. Model ini terdiri dari tiga
bagian utama yaitu dimensi pekerjaan ini, keadaan psikologi
kritis, dan kekuatan pegawai untuk ingin tumbuh.
• Dimensi pekerjan inti
Terdapat lima dimensi yang menetukan potensi dalam
sebuah pekerjaan untuk memberikan motivasi kerja, yaitu
variasi keterampilan, ciri-ciri tugas, manfaat tugas, otonomi,
dan umpan balik.
56
Model karakteristik pekerjaan mengatakan bahwa jika
kelima karakteristik inti ini dapat dirancang ke dalam sebuah
pekerjaan, maka para pegawai akan lebih termotivasi dan
akan menunjukkan kinerja, kualitas, dan kepuasan yang lebih
tinggi70.
• Keadaan psikologis kritis
Model ini mengusulkan bahwa dimensi pekerjaan inti
akan lebih terasa memberikan makna ketika individu-individu
mengalami
tiga
keadaan
psikologis
dalam
merespon
rancangan pekerjaan.
Karakteristik variasi keterampilan, ciri-ciri tugas, dan
manfaat tugas cenderung memngaruhi keadaan psikologis
pegawai
dari
Karakteristik
makna
otonomi
pekerjaan
dalam
yang
suatu
telah
dialami.
pekerjaan
akan
memngaruhi pekerja dengan tanggung jawab yang telah
dialami. Dan karakteristik umpan balik dari suatu pekerjaan
akan memberikan pengetahuan hasil yang sebenarnya pada
seorang pekerja.
• Hasil rpibadi dan hasil kerja
Dampak dari lima karakteristik pekerjaan pada keadaan
psikologis akan membuahkan hasil pribadi dan hasil kerja
yang terdiri atas motivasi kerja, kinerja tinggi dalam bekerja,
kepuasan yang tinggi, serta kemangkiran dan pergantian
pegawai yang rendah.
• Kekuatan kebutuhan-pertumbuhan pegawai
Komponen terakhir dari model karakteristik pekerjaan
adalah kekuatan kebutuhan-pertumbuhan pegawai yang
berarti bahwa orang-orang memiliki kebutuhan yang berbeda
untuk tumbuh dan berkembang. Orang-orang yang sangat
70
Richard L. Daft, Era Baru Manajemen, Edisi 9 Buku 2. (Jakarta: Salemba Empat, 2014),
hal.396
57
ingin tumbuh dan memperluas keahlian mereka akan
memberikan respon yang baik pada penerapan model ini dan
pada perbaikan dalam dimensi pekerjaan ini.
g. Pengendalian (Controlling)
Definisi Pengendalian
Pengendalian merupakan pemantauan kemajuan menuju
pencapaian tujuan dan mengambil tindakan korektif ketika
kemajuan
tidak
dibuat71.
Pengendalian
adalah
proses
memonitor, membandingkan, dan memperbaiki kinerja kerja72.
Sebagai fungsi manajemen, kontrol adalah proses mengambil
tindakan preventif atau korektif yang diperlukan untuk
memastikan bahwa misi dan tujuan organisasi tercapai seefektif
dan seefisien mungkin73.
Pengendalian merupakan proses pemonitoran kegiatan
organisasional untuk mengetahui apakah kinerja aktual sesuai
dengan tujuan organisasionalyang diharapkan. Kinerja aktual
diketahui dari usaha-usaha optimal pemanfaatan sumber-sumber
dan pelaksanaan tugas-tugas, sementara keseuaian antara kinerja
aktual
dan
tujuan
yang
diharapkan
diketahui
dengan
membandingkan hasil yang dicapai dengan standar organisasi.
Pentingnya Pengendalian
Pengendalian merupakan fungsi manajer untuk menjamin
bahwa organiasi dan tindakan-tindakan anggotanya bergerak ke
arah tujuan yang sudah ditetapkan. Fungsi pengendalian
membantu menjamin pencapain tujuan.
71
72
73
Chuck Williams, Management, sixth Edition. (USA: South-Westren Cengage), hal.12
Stephen P. Robbins and Mary Coulter, Management, Eleventh Edition. (New Jersey:
Pearson Prentice Hall, 2012), hal.486
Robert Kreitner, Management, Eleventh Editioan. (New York: Houghton Mifflin
Harcourt, 2009), hal.461
58
Pengendalian penting untuk menentukan efisiensi dan
efektivitas organisasional keberhasilan manajemen mencapai
tujuan. Pengendalian dilakukan agar kegiatan organisasional
untuk mencapai tujuan dilaksanakan sesuai dengan rencana
yang ditetapkan sebelumnya.
Elemen dalam Proses Pengendalian
Sebagai suatu proses, maka fungsi pengendalian secara
garis besar dilakuakn dengan tahapan :
• Identifikasi tujuan dan tetapkan standar
Standar adalah satu kriteria tentang hasil yang
diinginkan atau peristiwa yang diharapkan dengan mana
manajer membandingkan subsekuensi kegiatan, pelaksanaan
dan hasil kerja, atau perubahan yang terjadi dalam pencapaian
tujuan.
Menetapkan suatu standar akan memberi suatu nilai
atau petunjuk yang menjadi suatu ukuran atau model
sehingga hasil-hasil yang nyata dapat dibandingkan. Untuk itu
objek-objek yang akan dikendalikan perlu ditentukan dengan
skala
prioritas
sesuang
dengan
ungenisitias
proses
pelaksanaan suatu rencana atau faktor-faktor strategis yang
menentukan berhasil tidakya suatu usaha.
• Ukur kinerja aktual
Pada tahap kedua, manajer memonitor dan mengukur
kinerja atau tampilan kerja aktual. Manajer akan mengukur
atau mengevaluasi dua hal yaitu keluaran aktual (hasil dari
perilaku) dan perilaku itu sendiri.
Dalam melaksanakan tahap ini perlu ditetapkan
prosedur, waktu dan metode-metode atau teknik-teknik
pengukuran kinerja yang efektif atau tepat digunakan. Kinerja
yang diukur berupa kinerja individu, kinerja kelompok dan
kinerja organisasi.
59
• Bandingkan kinerja aktual dengan standar
Tahap ketiga ialah membandingkan hasil kerja aktual
dengan standar. Untuk itu dibutuhkan standar yang jelas dan
pasti digunakn sebagai ukuran yang aklan dibandingkan.
Membanding kinerja aktual dengan kinerja yang diinginkan
dimaksudkan untuk mengetahui apakah kinerja aktual lebih
kecil, sana dengan atau lebih besar dari kinerja yang
diharapkan.
• Lakukan tindakan perbaikan atau penyesuaian
Tahap keempat atau final dalam proses pengendalian
ialah mengambil tindakan manajerial, mungkin perbaikan
atau
pengembangan.
perbaikan
atau
membandingkan
Tindakan yang diambil apakah
penyesuaian
kinerja
aktual
tergantung
dengan
pada
hasil
kinerja
yang
diinginkan.
Tipe-tipe Pengendalian
• Fokus pengendalian: pengendalian internal dan pengendalian
eksternal
• Lokus pengendalian: pengendalian perilaku dan keluaran
• Sifat pengendalian: pengendalian preventif dan refresif
• Prosedur pengendalian: pengendalian birokratik dan organik
• Sistem pengendalian: pengendalian masukan transformasi
dan keluaran
• Pengendalian ganda: menggunakan dua atau lebih dari tipe
pengendalian.74
74
Ulber Silalahi, Asas-Asas Manajemen. (Jakarta: Salemba Empat, 2015), hal.391-395
60
Pengendalian Efektif
Pengendalian efektif tergantung dilaksanakannya dengan
benar
fungsi-fungsi
manajemen
yang
yang
mendahului
pengendalian dan kepada siapa pengendalian pemberikan
umpan.
Pengendalian
efektif,
bilamana
pelaksanaan
pengendalian mengikuti tahap-tahap pengendalian, seluruh
pengendalian dilakukan secara simultan dan tepat, dan
menggunakan pengendalian ganda75.
Asas -asas dalam pengendalian efektif adalah :
• Orientasi rencana
• Orientasi hasil
• Menyeluruh
• Akurat
• Tepat waktu
• Realistik
• Adil dan objektif
• Dapat dimengerti
• Dapat diterima
• Fleksibel
• Cepat dan orientasi pengecualian, dan
• Biaya efektif
B. Konsep dan Ruang Lingkup Organisasi
1. Definisi Organisasi
Pada dasarnya pengertian organisasi dapat dibedakan menjadi
dua macam yaitu organisasi dalam arti statis dan organisasi dalam arti
dinamis. Organisasi dalam arti statis merupakan wadah atau tempat
kegiatan administrasi dan manajemen berlangsungdengan gambaran
75
Ibid., hal.396
61
yang jelas tentang garis wewenang, jabatan wewenang, garis komando
dan tanggung jawab 76. Organisasi dalam arti dinamis merupakan
proses kerja sama antara orang-orang yang tergabung dalam suatu
wadah tertentu untuk mencapai tujuan bersama sepeti telah ditetapkan
besama pula77.
Organisasi adalah kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara
sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang
bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu
tujuan bersama atau sekelompok tujuan.78
Kesimpulan yang dapat diambil bahwa organisasi tidak hanya
sekedar wadah saja, tetapi sebagai sistem kerja sama, sistem alat
hubungan kerja, dan sebagai proses pembagian tugas.
2. Unsur-Unsur Organisasi
Secara sederhana organisasi memiliki tiga unsur pokok ialah
orang, tujuan, dan struktur.79
Orang
Organisasi merupakan kumpulan dari orang-orang sebagai anggota
organisasi. Karena itu organisasi merupakan satu entits sosial.
Tujuan
Suatu organisasi llebih dari pada sekumpulan orang-orang. Satu
organisasi mempunyai tujuan dann organisasi ada justru untuk
tujuan tersebut. Organisasi melakukan aktivitas untuk mencapai
tujuan tersebut.
76
77
78
79
Ignasius Wursanto, Dasar-dasar Ilmu Organisasi. (Yogyakarta: Andi, 2005), hal.42
Ibid., hal.43
Stephen P. Robbin, Teori Organisasi: Struktur, Desain & Aplikasi, Edisi 3. (Jakarta: Arcan,
2015), hal.4
Ignasius Wursanto, Dasar-dasar Ilmu Organisasi. (Yogyakarta: Andi, 2005), hal.53; Ulber
Silalahi, Asas-Asas Manajemen. (Jakarta: Salemba Empat, 2015), hal.406
62
Struktur
Organisasi mencakup suatu struktur formal berupa peran-peran dan
tugas -tugas yang sengaja dikonstruksi atau dirancang. Dalam
konteks ini organisasi merupakan suatu entitas artifisial. Organisasi
dirancang untuk melakukan sesuatu untuk mencapat tujuan-tujuan.
Organisasi memiliki struktur yaitu pola-pola formal dari interaksi
dan koordinasi
3. Prinsip-Prinsip Organisasi
Prinsip-prinsip organisasi adalah pondasi yang menjadi pokok
dsar atau yang menjadi pangkal-tolak di dalam menggerakkan
organisasi. Oleh karena itu organisasi dibangun dan digerakkan di atas
pondasi yang berupa prinsip organisasi dan stiap prinsip mengandung
suatu kebenaran.80
Dalam membangun dan menggerakkan organisasi yang
kompleks diperlukan prinsip-prinsip organisasi sebagai dasar sehingga
oeganisasi dapat berjalan dengan baik, serta struktur organisasinya
efektif dan efisien. Dengan demikian tercapau atau tidaknya tujuan
organisasi tergantung pada kemmapuan pimpinan organisasi dalam
melaksanakan prinsip-prinsip organosasi.
Terdapat sepuluh prinsip yang mendasari suatu organisasi,
sehingga akan lebih efektif dan efisien, yaitu :
Mempunyai tujuan yang jelas
Tujuan merupakan sesuatu atau sasaran yang hendk dicapai.
Karena tujuan yang hendak dicapai adalah tujuan organisasi maka
tujuan tersebut tujuan tersebut harus dicapai melalui kerja sama
sekelompok orang. Tujuan organisasi harus dirumuskan dan
sitetapkan dengan jelas.
80
Ignasius Wursanto, Dasar-dasar Ilmu Organisasi. (Yogyakarta: Andi, 2005), hal.217
63
Dalam menetapkan tujuan organisasi hendaknya hal-hal
berikut diperhatikan81 :
• Tujuan harus selalu ditinjau kembali untuk disesuaikan dengan
perkembangan keadaan dan perkembangan organisasi;
• Tujuan organisasi harus dapat dimengerti dan dipahami oleh
setiap anggota;
• Tujuan organisasi harus dapat diterima oleh para anggota;
• Dalam merumuskan tujuan hendaknya dibedakan antara tujuan
utama, tujuan sekunder, tujuan jangka Panjang, tujuan jangka
pendek, tujuan jangka menengah, tujuan organisasi, dan tujuan
pribadi.
Mempunyai kesatuan perintah
Prinsip kesatuan perintah adalah bahwa setiap pegawai dalm
organisasi hendaknya mempunyai seorang atasan langsung. Hal ini
berarti setiap bawahan hanya dapat diperintah secara langsung oleh
satu orang atasan. Seorang bawahan bertanggung jawab hanya
kepada seorang atasan langsung.
Ada keseimbangan
Organisasi selalu membutuhkan keseimbangan. Prinisp
keseimbangan di dalam organisasi dapat dibedakan menjadi
beberapa macam, yaitu keseimbangan antara sentralisasi dan
desentralisasi, keseimbangan antara wewenang dan tanggung
jawab, keseimbangan antara pengeluaran dan penerimaan, dan
kerugian yang dialami oleh satu unit harus diimbangi dengan
keuntungan yang diperoleh unit lain.
Ada pendistribusian pekerjaan
Prinsip pembagian pekerjaan adalah mengelompokkan tugas
atau pekerjaan sejenis atau yang erat hubungannya menjadi satu
unit tersendiri. Dalam pendistribusian pekerjaan, ada beberapa hal
81
Ibid., hal.220-221
64
yang harus diperhatikan, yaitu faktor perincian tugas, faktor jumlah
tugas, faktor beban tugas, dan faktor penggolongan tugas.
Ada rentangan pengawasan
Prisip rentangan pengawasan ialah seberapa jauh kemampuan
seorang pemimpin mampu mengawasi bawahannya secara cepat
dan
tepat.
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
kemampuan
seseorang dalam melakukan pengawasan adalah faktor kecakapan,
faktor pengalaman, faktor Pendidikan, faktor usia, faktor geografis,
dan faktor beban tugas.
Ada pelimpahan wewenang
Prinsip
pelimpahan
wewenang
disebut
juga
prinsip
pelimpahan kekuasaan atau pelimpahan tanggung jawab. Artinya
memberikan sebagian dari kekuasaan yang dimiliki oleh seorang
atasan kepada bawahannya atau pejabat lain untuk melakukan
suatu tindakan dan pemberian kekuasaan itu diikuti dengan suatu
pertanggungjawaban.
Ada departementalisasi
Prinsip departementalisasi adalah suatu proses penggabungan
pekerjaan ke dalam kelompok pekerjaan yang sejenis. Kelompok
pekerjaan yang sejenis dinamakan fungsi. Setiap fungsi merupakan
tugas dan tanggung jawab dari suatu unit tertentu dalam organisasi.
Ada penempatan pegawai yang tepat
Penempatan
seorang
pegawai
disesuaikan
dengan
keahliannya. Untuk mendapatkan pegawai yang tepat, maka
diperlukan prosedur dan tahapan dalam penempatan pegawai,
diantaranya analisis kepegawaian, perekrutan atau pengadaan
pegawai, seleksi, ujian, wawancara dan pelatihan.
Ada koordinasi
Prinsip koordinasi adalah kegiatan pengaturan usaha
sekelompok orang secara terarah dan teratur untuk menciptakan
kesatuan gerak/tindakan dalam usaha mencapai tujuan organisasi.
65
Koordinasi juga merupakan usaha untuk mendapatkan sinkronisasi
usaha yang berpangkal pada waktu dan tata-urutan pelaksanaan
pekerjaan. Dengan kata lain koordinasi adalah suatu usaha untuk
mendapatkan
keselarasan
gerak,
keselarasan
aktivitas
dan
keselarasan tugas antar satuan organisasi yang ada di dalam
organisasi.
Ada balas jasa yang memuaskan
Balas jasa adalah imbalan yang diberikan kepada seseorang
atas jerih payah yang telah disumbangkannya. Memuaskan, dalam
arti imbalan yang diberikan itu mencukupi kebutuhan hidup, baik
untuk kebutuhan diri sendiri maupun keluarganya. Balas jasa dapat
diberikan dalam berbagai bentuk, misalnya pemberian gaji atau
upah, uang sewa rumah, uang lembur, pakaian dinas, rumah dinas,
kendaraan dinas, dan dalam bentuk lain yang dapat dinikmati oleh
pegawai maupun keluarganya.
4. Macam, Bentuk dan Tipe Organisasi
Organisasi jika dilihat dari berbagai segi terdiri dari beberapa
macam82, yaitu :
Dari segi jumlah pimpinan terdiri dari organisasi tunggal dan
organisasi jamak;
Dari segi keresmian terdiri dari organisasi formal dan organisasi
informal;
Dari segi tujuan terdiri dari organisasi niaga/ekonomi dan
organisasi sosial/kemasyarakatan;
Dari segi luas wilayah terdiri dari organisasi daerah, organisasi
nasional, organisasi regional, dan organisasi internasional;
Dari segi bentuk terdiri dari organisasi staff, organisasi garis,
organisasi fungsional, organisasi dtaff dan garis, organisasi garis
82
Ignasius Wursanto, Dasar-dasar Ilmu Organisasi. (Yogyakarta: Andi, 2005), hal.61-79
66
dan fungsional, organisasi fungsional dan staff, organisasi garis,
fungsional dan staff, dan organisasi panitia;
Dari segi tipe terdiri dari organisasi tipe piramida mendatar,
organisasi tipe piramida terbalik, dan organisasi tipe kerucut.
5. Struktur dan Bagan Organisasi
Organisasi bukanlah sesuatu yang kongkrit, karena organisasi
tidak berwujud. Agar organisasi lebih kongkrit, organisasi perlu diberi
nama sesuai dengan jenis kegiatan dan tujuan yang akan dicapai. Akan
tetapi, meski organisasi sudah diberi nama, kebanyakan orang melihat
organisasi dari segi bangunan atau Gedung sebagi tempat orang-orang
melakukan kegiatan organisasi. Agar orang melihat organisasi tidak
hanya dari segi gedungnya maka organisasi harus mempunyai
struktur. Dengan demikian agar organisasi lebih kongkrit, organisasi
harus mempunyai nama dan struktur organisasi83.
Struktur organisasi adalah hasil dari proses yang ditempuh oleh
para manajer untuk memecahkan empat bagian persoalan yang terdiri
dari pembagian pekerjaan, departemtalisasi, rentang kendali, dan
delegasi84. Struktur organisasi menetapkan bagaimana tugas akan
dibagi, siapa melapor kepada siapa, dan mekanisme koordinasi yang
formal serta pola interaksi yang akan diikuti85.
Agar struktur organisasi tampak jelas, mudah dilihat, mudah dan
cepat dibaca serta dimengerti morang lain, struktur organisasi p[erlu
Digambar dalam sebuah gambaran grafis. Gambaran grafis dari
struktur organisasi dinamakan bagan organisasi 86.
Struktur organisasi dapat digambarkan dalam berbagai macam
perwujudan. Berbagai macam bagan itu pada dasarnya dapat
83
84
85
86
Ibid., hal. 107
Ibid.
Stephen P. Robbins. Teori Organisasi: Struktur, Desain dan Aplikasi. (Jakarta: Arcan, 2015),
hal. 6
Ignasius Wursanto, Dasar-dasar Ilmu Organisasi. (Yogyakarta: Andi, 2005), hal.109
67
dibedakan menjadi dua macam, yaitu bagan organisasi menurut
bentuknya dan bagan organisasi menurut isinya87.
Menurut bentuknya bagan organisasi dibedakan menjadi
Sembilan macam yaitu :
Bagan pyramid
Bagan pohon
Bagan menegak
Bagan lingkaran
Bagan setengah lingkaran
Bagan elip
Bagan mendatar, dan
Bagan garis.
Menurut isinya bagan organisasi dapat dibedakan menjadi
Sembilan macam, yaitu :
Bagan struktur
Bagan kegiatan
Bagan jabatan
Bagan tugas
Bagan nama
Bagan pangkat/golongan
Bagan foto
Bagan kode, dan
Bagan lukisan.
Sedikitnya ada empat komponen dasar yang seharusnya bekerja
dalam
struktur
organisasi,
namun
empat
komponen
ini
dikelompokkan menjadi dua grup, yaitu :
Tiga komponen terlihat tegas dalam bagan organisasi dan relative
statis, yaitu :
87
Ibid., hal.113
68
→ Memperagakan pembagian tugas-tugas serta vtanggung jawab
kepada individu maupun bgaian-bagian pada suatu organisasi.
→ Memperagakan hubungan pelaporan resmi dalam suatu
organisasi dan banyaknya tingkatan hirarki serta besarnya
rentang kendali.
→ Memperagakan kelompokan individu menjadi bagian organisasi,
dan pengelompokan bagian-bagian organisasi menjadi suatu
organisasi yang utuh.
Satu komponen tidak terlihat tegas dalam bagan organisasi namun
lebih dinamis, yaitu :
→ Menetapkan
sistem
memungkinkan
hubungan
tercapainya
dalam
komunikasi,
organisasi,
koordinasi,
yang
dan
pengintegrasian segenap kegiatan organisasi baik kea rah vertical
maupun horizontal88.
88
Nevizond Chatab. Mengawal Pilihan Rancangan Organisasi. (Bandung: Alfabeta, 2009),
hal.95-96
69
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Manajemen adalah sebagai proses perencanaan, pengorganisasian,
pengaturan
pemotivasian
sumber
dan
daya,
pengkomunikasian,
pengendalian
pelaksanaan
pemimpinan,
tugas-tugas
dan
penggunaan sunber-sumber untuk mencapai tujuan organisasional
secara efektif dan secara efisien. Titik utama dari manajemen adalah
mencapai tujuan organisasional melalui pelaksanaan fungsi-fungsi
manajemen.
2. Nilai dari mempelajari manajemen dapat dijelaskan berdasarkan tiga
macam, yaitu universalitas manajemen, realitas kerja serta imbalan dan
tantangan.
3. Lingkungan manajemen atau disebut juga lingkungan organisasi adalah
keseluruham elemen-elemen baik di dalam maupun di luar batas
organisasi, baik yang berdampak secara langsung maupun tidak
langsung terhadap aktifitas manajerial unutk mencapai tujuan
organisasional. Lingkungan secara umum terbagi menjadi dua yaitu
lingkungan internal dan lingkungan eksternal.
70
4. Fungsi-fungsi manajemen yang dapat dihimpun menjadi tujuh fungsi
manajemen yaitu Planning, Organizing, Resourcing, Communicating,
Leading, Motivating dan Controlling.
5. Organisasi tidak hanya sekedar wadah saja, tetapi sebagai sistem kerja
sama, sistem alat hubungan kerja, dan sebagai proses pembagian tugas.
Unsur-unsur organisasi terdiri dari orang, tujuan, dan struktur.
6. Terdapat sepuluh prinsip yang mendasari suatu organisasi, sehingga
akan lebih efektif dan efisien, yaitu mempunyai tujuan yang jelas,
mempunyai kesatuan perintah, ada keseimbangan, ada pendistribusian
pekerjaan, ada rentangan pengawasan, ada pelimpahan wewenang, ada
departementalisasi, ada penenmpatan pegawai yang tepat, ada
koordinasi dan ada balas jasa yang memuaskan.
7.
71
DAFTAR PUSTAKA
Chatab, N., 2009. Mengawal Pilihan Rancangan Organisasi. Bandung: Alfabeta.
Daft, R. L., 2014. Era Baru Manajemen, Buku 1. 9th ed. Jakarta: Salemba
Empat.
Daft, R. L., 2014. Era Baru Manajemen, Buku 2. 9th ed. Jakarta: Salemba
Empat.
Handoko, T. H., 2011. Manajemen. 2 ed. Yogyakarta: BPFE.
Kreitner, R., 2009. Management. 11 ed. New York: Houghton Mifflin
Harcourt.
Maxwell, J. C., 2016. The 5 Levels of Leadership. Surabaya: MIC Publishing.
Muhammad, A., 2009. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Robbin, S. P., 2015. Teori Organisasi, Struktur, Desain dan Aplikasi. 3 ed.
Jakarta: Arcan.
Robbin, S. P. & Coulter, M., 2012. Management. 11th ed. New Jersey: Pearson
Prentice Hall.
Silalahi, U., 2015. Asas-Asas Manajemen. Bandung: Refika Aditama.
Terry, G. R., 2014. Prinsip-Prinsip Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.
Williams, C., 2011. Management. 6th ed. United State of America: SouthWestern Cengage Learning.
Winardi, J., 2011. Teori Organisasi dan Pengorganisasian. Jakarta: Rajagrafindo
Persada.
72
Wursanto, I., 2005. Dasar-Dasar Ilmu Organisasi. Yogyakarta: Andi.
73