JURNAL TEKNOLOGI SIPIL
Rusfina Widayati
Jurnal Ilmu Pengetahuan dan teknologi sipil
RENCANA LANSEKAP TEPIAN SUNGAI MAHAKAM
SAMARINDA SEBRANG
Rusfina Widayati1)
Teknik Sipil Universitas Mulawarman Samarinda,
Jl. Sambaliung No.9 Kampus Gunung Kelua, Samarinda 75119
email:
[email protected]
ABSTRAK
Sungai Mahakam terletak di kota Samarinda di Daerah Aliran Sungai (DAS) sungai ini banyak terdapat
pemukiman dan daerah pertanian sehingga selama ini senantiasa mengalami banjir terutama disaat-saat musim
hujan terlebih jika bersamaan dengan pasang surut sungai. Pembangunan saat ini terkait menjaga stabilitas
lingkungan sehingga aspek penghijauan (lansekap) menjadi penting terkait dengan pelaksanaan pembangunan
turap di Tepian Sungai Mahakam Samarinda Sebrang. Selain itu dengan meningkatkan kualitas kawasan Tepian
sungai Mahakam dengan merencanakan lansekapnya, maka nilai-nilai kawasan sepanjang tepian sungai juga
semakin meningkat. Lebih jauh nilai kualitas hidup masyarkat yang tinggal di sekitar kawasan tepian sungai
Mahakam akan semakin meningkat. Hasil perencanaan terdiri dari beberapa segmen dengan panjang turap
perencanaan ± 6 km dengan luas total kawasan perencanaan 74.358 km2. Perencanaan ini tidak hanya meliputi
softscape juga hardscape (perabot taman dan fasilitas umum).
Kata kunci: Tepian sungai Mahakam, daerah aliran sungai, lansekap, kawasan
ABSTRACT
The Mahakam River is located in Samarinda which agrculture and inhabite by people and are in
Mahakam. All this years, the Mahakam basin experienced flooding espesially during rainy season, more over
with the occuring of river tides. Nowadays, city development concerned about environment enhancement this
lanscape to be one of the crusial aspect. Consequantly by increasing the quality of the green region within the
Mahakam river banks also increase the river banks region value which in the could lead the cruisher quality of
live the people who live in this region. The Planning consists of several segmen which approximatily ± 6 km
with total planning area 74.358 km2. The planning consist of softscape and hardscape (park furniture and public
facilities).
Keywords: Mahakam river banks, watershed, landscape, regions
1.
PENDAHULUAN
Sungai Mahakam terletak di kota Samarinda
dan dipengaruhi oleh pasang surut. Di Daerah
Aliran Sungai (DAS) sungai ini banyak terdapat
pemukiman dan daerah pertanian sehingga selama
ini senantiasa mengalami banjir terutama disaatsaat musim hujan terlebih jika bersamaan dengan
pasang surut air laut.
Daerah Sungai Mahakam Sebrang yang
merupakan dataran rendah dengan kemiringan
dasar sungai relatif kecil sehingga menyebabkan
kecepatan aliran sungai tersebut lambat.
Permasalahan yang ada pada Sungai
Mahakam adalah pada musim hujan dengan
intensitas curah hujan cukup besar yang terjadi
Volume 2, nomor 1 Mei 2018
setiap tahunnya akan menimbulkan luapan air yang
menggenangi daerah-daerah hilir dan sekitarnya.
Adapun luapan air sungai Mahakam tersebut
mengakibatkan tergenangnya jalan raya, rumah
penduduk, perkebunan, pertanian dan sarana
lainnya serta kerugian harta benda masyarakat.
Berkaitan dengan permasalahan dan
paradidgma pembangunan saat ini yang sangat
menjaga stabilitas lingkungan sehingga aspek
penghijauan (lansekap) menjadi penting dalam
kaitannya dengan pelaksanaan pembangunan turap
di Tepian Sungai Mahakam Samarinda Sebrang.
Selain itu meningkatkan kualitas area hijau dalam
lingkungan tepian sungai Mahakam.
8
JURNAL TEKNOLOGI SIPIL
Rusfina Widayati
2.
GAMBARAN
UMUM
PERENCANAAN
Jurnal Ilmu Pengetahuan dan teknologi sipil
WILAYAH
Kotamadya Samarinda terletak pada posisi
antara 0o 19’ 02” – 0o 42’ 31” Lintang Utara dan
117o 03’ 00” – 117o 18’ 14” Bujur Timur. Daerah
seluas 718 Km2 dan berpenduduk 726.223 jiwa ini
berbatasan dengan kabupaten Kutai Kartanegara
disebelah utara, selatan, barat, dan timur.
Kotamadya Samarinda dibagi menjadi 10 (sepuluh)
wilayah kecamatan dan 53 (lima puluh tiga)
kelurahan. Sebagaian besar wilayah Samarinda
berupa dataran rendah dan berbukit, dengan
ketinggian 10~200 meter di atas permukaan air laut.
Dengan cuaca rata-rata panas dengan kelembaban
sekitar 50-85% dan curah hujan rata-rata 2039
milimeter per tahun.
3.
METODE PERENCANAAN
Proses perencanaan meliputi Studi terhadapa obyek
perencanaan, analisi Tapak dan studi literature
mengenai penataan tepian sungai dan aspek
softscape dan hardscapenya.
b. Perencanaan
lansekap
DIRENCANAKAN
fungsional dan efisien dalam pemanfaatan,
pengelolaan dan pemeliharaannya.
c. Rancangan mencakup aspek fungsional;
estetika; serta tidak mengganggu bangunan
sekitarnya.
Lingkup Teknis
a. Penataan Tepian Sungai Mahakam Samarinda
Sebrang berupa gambar perencanaan softcapes,
hardscapes dan dilengkapi dengan bangunanbangunan fasilitas pendukung.
b. Perencanaan jenis tanaman sebagai buffer area.
c. Perencanaan jenis tanaman sebagai tanaman
estetik dan tanaman penutup permukaan tanah.
Analisis Tapak secara umum terdiri dari dua
hal yaitu :
i.
Analisis
Lingkungan sekitar
Tapak
meliputi :
a) Analisis lingkungan sekitar tapak
b) Analisis Analisis Eksisting sarana
dan pra sarana
c) Analsi Pemanfaatan ruang
d) analisis Vegetasi
e) Identifikasi permasalahan
Studi Terhadap Obyek Perencanaan:
ii.
Kotamadya Samarinda berada pada DAS
sungai Mahakam dengan seluas 74.358 Km2.
Dengan batasan wilayah studi, yaitu di kota
Samarinda Sebrang, yang terletak di sebelah kanan
dari Sungai Mahakam, dengan titik awal
pengukuran pada Jembatan Mahakam I sampai
dengan Jembatan Mahakam II, dengan jarak ± 6
Km.
Analisis di dalam Tapak meliputi :
a) Analisis Zoning
b) Analisis Orientasi Lingkungan
c) Analisis Tata Guna Lahan
d) Analisis Topografi
e) Analisis Polas irkulasi Kendaraan
f) Analisis Sirkulasi Pajalan Kaki
g) Analisis Penerangan Ruang Luar
h) Analisis Bangunan Khusus
Analisis Bangunan meliputi :
a) Analsiis Pelaku
b) Analisis kebutuhan Ruang dan fasilitas
c) Analisi material dan finishing
Setelah proses analisis kemudian disintesis untuk
emndapatkan konsep perencanaan baik konsep
secara makro maupun konsep secara mikro yang
dapat diterapkan pada tarea tepian sungai Mahakam
ini.
Gambar 1. Lokasi Sungai Mahakam
Lingkup Tugas
a. Lokasi Penataan Kawasan Tepian Sungai
Mahakam Samarinda Sebrang adalah meliputi
area tepian sungai mahakam yang terletak di
sebelah selatan kota Samarinda. Sepanjanga 6
Km pada tepian Sungai Mahakam Samarinda
Sebrang.
Volume 2, nomor 1 Mei 2018
9
JURNAL TEKNOLOGI SIPIL
Rusfina Widayati
4.
Jurnal Ilmu Pengetahuan dan teknologi sipil
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Lingkungan Sekitar Tapak
a. Lokasi
Secara makro, lokasi perencanaan terletak di Provinsi Kalimantan Timur, tepatnya di Kotamadya
Samarinda. Letak lokasi dapat dilihat pada gambar 2, sebagai berikut:
Gambar 2. Sungai Mahakam, Kota Samarinda
Dengan batasan wilayah studi, yaitu di Kota
Samarinda Sebrang, yang terletak di sebelah kanan
dari Sungai Mahakam, dengan titik awal
pengukuran pada Jembatan Mahakam I sampai
dengan Jembatan Mahakam II, dengan jarak ± 6
Km.
1. Situasi Tapak
Area yang direncanakan ini berbatasan dengan:
Utara : Sungai Mahakam
Selatan : Jalan Sebagai Pembatas
2. Jalan di Sekitar Lokasi
Jalan utama di sekitar lokasi baik (finishing
dengan aspal hotmix). Hanya saja pada titik
tertentu jalan H. Jamhar sebagian jalan berupa
jembatan dengan lebar ± 1 mtr dengan bahan
papan ulin dan jalan aspal kembali dari jalan
Padaelo sampai dengan jalan Mangkupalas.
Volume 2, nomor 1 Mei 2018
Jenis Peranan jalan yang membatasi wilayah
perencanaan:
a. Jl. Bung Tomo merupakan jalan arteri
skunder
b. Jl. H. Jamhar saat ini merupakan jenis jalan
kolektor sekunder, yang nantinya akan
diperlebar menjadi 2 jalur tanpa median.
c. Jl. Padaelo saat ini merupakan jenis jalan
kolektor sekunder, yang nantinya akan
diperlebar menjadi 2 jalur tanpa median
d. Jl. P. Bendahara, merupakan jalan kolektor
Primer.
3. Keadaan Lingkungan Sekitar
Lingkungan sekitar lokasi adalah permukiman
penduduk cenderung mengelompok berpola
linear sepanjang tepian sungai dan sepanjang
koridor jalan Bung Tomo dan Jalan P.
8
JURNAL TEKNOLOGI SIPIL
Rusfina Widayati
Bendahara pola penggunaan lahan didominasi
oleh sektor perdagangan dan jasa.
4. I k l i m
Secara umum iklim setempat adalah iklim
tropis. Secara lebih spesifik, kota Samarinda
memiliki karakteristik curah hujan yang tinggi
dan sinar matahari yang cukup menyengat di
musim kemarau. Curah hujan rata-rata sekitar
2039 mm/tahun dengan kelembaBan tinggi
5. Pencapaian
Jalan masuk utama menuju ke Blok I Jebatan
Mahakam dari arah selatan, yaitu kota
Samarinda dan dari arah barat, yaitu Jembatan
Mahakam II.
Jurnal Ilmu Pengetahuan dan teknologi sipil
d. Eksisting Vegetasi Setempat
Di sepanjang tepian jalan pembatas pada
umumnya ditanami jenis pohon buah-buahan secara
swadaya oleh penduduk (di halaman rumah) seperti
Mangga, Jambu Air, Nangka, dan Pohon Kelapa
pada tepian sungai Sedang di sisi jalan ditanami
oleh pemerintah jenis Angsana (ptherocarpus
indicus) atau pohon Tunjung (mimusops elengi).
b. Eksisting Sarana dan Prasarana
Pada tapak perencanaan saat ini masih di
dominasi permukiman penduduk, sehingga wajar
jika papan informasi maupun rambu-rambu jalan
kurang mencukupi nantinya setelah perubahan
fungsi dari permukiman menjadi jalur hijau, maka
papan informasi, rambu-rambu jalan dan prasaranan
lingkungan seperti area bermain, area berolahraga,
dan reakreasi akan direncanakan pada tapak.
c. Eksisting Pemanfaatan Ruang
i.
Permukiman
Permukiman yang terdapat pada wilayah
perencanaan merupakan permukiman
kampung yang berkembang secara alamiah
dengan pola linear sepanjang tepian
sungai.
ii.
Perdagangan dan jasa
Kegiatan Perdagangan dan jasa yang
terdapat pada wilayah perencanaan masih
bersifat skala kecil dan menengah Didalam
wilayah perencanaan perdagangan dan jasa
berkembang dalam bentuk eceran, sedang
di ruas jalan yang lebih lebar sudah berupa
ruko. Pemenuhan kebutuhan dan jasa
penduduk setempat cenderung ke kota
Samarinda.
iii.
Fasilitas Umum
Penggunaan Lahan untu fasilitas umum
dibagi atas beberapa kegiatan yaitu
peribadatan dan fasilitas terminal cest, bis
dan pasar.
Volume 2, nomor 1 Mei 2018
8
JURNAL TEKNOLOGI SIPIL
Rusfina Widayati
Jurnal Ilmu Pengetahuan dan teknologi sipil
e. Identifikasi Permasalahan
Tabel 1. Identifikasi Permasalahan Tepian Sungai Mahakam Samarinda Sebrang.
NO
LOKASI
1.
Zona I (Jembatan
Mahakam I Pertemuan jalan
dengan
S.Mahakam)
2.
Zona II
(Pertemuan jalan
dengan
S.Mahakam –
Jalan papan
Kel.S. Keledang)
3.
Zona III
(Jalan Papan Kel.
S. Keledang –
perbatasan
S.Keledang
dengan
Kel.Baka)
4.
5.
6.
7.
FOTO KONDISI
Zona IV
(Perbatasan
S.Keledang
dengan
Kel.Baka- Jalan
darat Kel Baka)
Zona V
(Jalan darat Kel
Baka – pertigaan
terminal)
Zona VI
(pertigaan
terminal-Sungai
perbatasan
Kel.Baka dengan
Kel. Masjid)
Zona VII
(Sungai
perbatasan
Kel.Baka dengan
Kel. Masjid Masjid Cagar
budaya di
kelurahan
masjid)
Volume 2, nomor 1 Mei 2018
PERMASALAHAN
i. Penduduk padat dan berada di
bantaran sungai.
ii. Belum ada penataan
pemukiman.
iii. Tebing mengalami gerusan.
iv. Ketika air pasang, air masuk
area pemukiman.
v. Banyak perahu yang sandar.
i. Pemukiman berada di
bantaran sungai.
ii. Air pasang maksimum
melewati jalan existing dan
masuk pemukiman.
iii. Jalan existing tergerus.
iv. Outlet gorong-gorong
tersumbat dengan sampah.
v. Banyak perahu milik warga
yang sandar.
i. Pemukiman berada di
bantaran sungai.
ii. Jalan existing putus,
disambung dengan jalan
papan.
iii. Jalan papan putus, dialihkan
ke gang dengan lebar ±1m.
iv. Jembatan jalan existing pada
jalan papan rusak.
i. Adanya aktifitas bongkar
muat barang milik perusahaan
melalui jalur sungai, sehingga
jalan existing putus.
ii. Jalan existing tergerus dan
hilang diganti dengan jalan
papan.
iii. Pemukiman berada di
bantaran sungai.
i. Pemukiman berada di
bantaran sungai.
ii. Tebing jalan yang
iii. mulai tergerus.
i.
ii.
iii.
iv.
i.
ii.
iii.
iv.
i.
ii.
iii.
iv.
ALTERNATIF
PENANGANAN
Pasangan Batu Kali,
Revetmen kerangka
beton, Turap beton.
Penataan pemukiman.
Penataan tempat sandar
perahu.
Mengembalikan fungsi
lahan.
Penataan pemukiman.
Turap beton.
Penataan tempat sandar
perahu.
Mengembalikan fungsi
lahan.
Penataan pemukiman.
Turap beton.
Mengembalikan jalan
yang ada.
Pembuatan jembatan.
i. Mengembalikan jalan
yang ada.
ii. Turap beton.
iii. Penataan pemukiman.
i. Penataan pemukiman.
i. Pemukiman padat berada di
bantaran sungai.
ii. Tebing jalan yang langsung
kontak dengan air pasang.
i. Penataan pemukiman.
ii. Turap Beton, batu kali,
Revetmen kerangka
beton.
i. Pemukiman padat berada di
bantaran sungai.
ii. Tebing jalan yang langsung
kontak dengan air pasang.
i. Penataan pemukiman.
ii. Turap Beton, batu kali,
Revetmen kerangka
beton.
11
JURNAL TEKNOLOGI SIPIL
Rusfina Widayati
NO
8.
LOKASI
Jurnal Ilmu Pengetahuan dan teknologi sipil
FOTO KONDISI
Zona VII
(Masjid cagar
budaya-Jalan
papan di
kelurahan
masjid)
9.
Zona VIII
(Jalan papan di
kel.masjid –
Pelabuhan
mangku palas)
10.
Zona IX
(Pelabuhan
mangku palas –
Jembatan
Mahakam II)
4.2. Analisis Tapak
a. Analisis Zoning
Penzoningan dibuat berdasarkan:
1. Identifikasi permasalahan yang terdapat pada
tapak.
2. Batasan fisik Tapak, yaitu tipe jalan pembatas
dan titik sungai.
3. Bangunan khas yang ada pada Tapak, antara
lain :
1. Mesjid Cagar Budaya pada jalan P.
Bendahara
2. Mesjid Al-Washilah yang tepat berada
pada jalur hijau.
3. Bangunan Intake PDAM
4. Khusus
untuk
Blok
Jembatan,
direncanakan untuk zoning yang menjadi
landmark kawasan
Dari pertimbangan 3 (tiga) hal diatas maka
konsep zoning pada penataan Tepian Sungai
Mahakam Samarinda Sebrang di bagi menjadi
4(empat) katagori zoning, secara umum:
1. Zoning Skala Kawasan: Blok Jembatan
Mahakam
2. Zoning Koridor Jalan – Tepian Sungai: Blok
a. Blok Perencanaan I : Jl. H. Jamhar (jalan
Kolektor Sekunder)
b. Blok Perencanaan II : Jl. H. Jamhar (jalan
Kolektor Sekunder)
c. Blok Perencanaan III : Jl. Padaelo (jalan
Kolektor Sekunder)
d. Blok Perencanaan IV : Jl. P. bendahara
(jalan Kolektor Primer)
e. Blok Perencanaan V : Jl. P. bendahara
(jalan Kolektor Primer)
f. Blok Perencanaan VI Ters. Jl. Mangkuliat
(jalan Kolektor Primer)
Volume 2, nomor 1 Mei 2018
PERMASALAHAN
i. Pemukiman padat berada di
bantaran sungai.
ii. Tebing jalan yang langsung
kontak dengan air pasang.
ALTERNATIF
PENANGANAN
i. Penataan pemukiman.
ii. Turap Beton.
i. Pemukiman padat berada di
bantaran sungai.
ii. Jalan berupa, jalan papan.
iii. Ketika air pasang masuk ke
area pemukiman.
i. Penataan Pemukiman.
ii. Turap Beton.
i. Merupakan kawasan industri
ii. Terdapat Dok-dok kapal.
i. Pasangan Batu Kali,
Revetmen kerangka
beton, Turap beton.
ii. Penataan tempat
kawasan.
g. Blok Jembatan : (Jl. Arteri sekunder)
3. Zoning Persimpangan Jalan: 4 (empat) titik.
a. Blok Perencanaan Simp. 3, Bung Tomo –
H. Jamhar :
b. Blok Perencanaan Simp. 3, H. Jamhar –
Datu Iba :
c. Blok Perencanaan Simp. 3, H. Jamhar –
Gg. PU
d. Blok Perencanaan Simp. 3, Padaelo –
Bung Tomo
e. Blok Perencanaan Simp. 3, Mangkupalas –
P. Bendahara
4. Zoning Bangunan Khusus: 4 (empat) titik.
a. Blok Perencanaan Mesjid Cagar Budaya
(jalan Kolektor Primer)
b. Blok Perencanaan Mesjid Al - Washilah
(jalan Kolektor Primer)
c. Blok Perencanaan Intake PDAM (jalan
Kolektor Sekunder)
d. Blok Perencanaan Terminal Cest (jalan
Kolektor Primer)
b. Analisios Orientasi Lingkungan
Orientasi view pada tapak diarahkan ke arah
sungai, hal ini bertujuan menjadikan Sungai
Mahakam sebagai landmark kawasan sekaligus
kota Samarinda. Sehingga Jalur Pebdistribusian
yang terdapat pada sisi turap secara linear
sepanjang sisi tepian sungai Mahakam.
Sebaliknya dari arah sungai Mahakam,
pengunjung dapat menikmati lansekap Tepian dan
menggunakan cest (perahu bermotor) yang juga
difasilitasi dengan adanya pelabuhan dan Halte
cest.
12
JURNAL TEKNOLOGI SIPIL
Rusfina Widayati
c. Analisis Tata Guna Lahan
Sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah
Kota Samarinda yang tertuang dalam Buku
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
Samarinda 2005 – 2015, Bappeda Propinsi
Kalimantan Timur, tahun 2005, bahwa kawasan
Tepian Mahakam merupakan ruang terbuka sebagai
paru-paru Kota Samarinda.
Dalam kaitannya dengan hal tersebut, maka
pengembangan
Kawsan
Tepian
Mahakam
khususnya Samarinda Sebrang, diantaranya adalah:
1. Menjadikan Kawasan Tepian Mahakam sebagai
jalur hijau dan paru-paru Kota.
2. Melakukan
penataan
Kawasan
Tepian
Mahakam.
3. Menjadikan Kawasan Tepian Mahakam sebagai
area bermain dan rekreasi.
4. Menjadikan sanitasi lingkungan (pembuangan
sampah, drainase, dll)
5. Melengkapi
fasilitas
untuk
menambah
kenyamanan, seperti gazebo, ruang parkir
taman, pohon peneduh, dll.
6. Melengkapi track bagi pejalan kaki.
d. Analisis Topografi
Topografi pada tapak yang direncanakan
cenderung datar di beberapa tempat, direncanakan
diurug setelah pelaksanaan penurapan. Khusus
untuk blok Jembatan konsep perencanaan lansekap,
menuntut adanya perubahaan garis kontur
walaupun tidak signifikan perubahan garis kontur
dapat dilihat pada gambar berikut:
e. Analisi Pola Sirkulasi Kendaraan
Pola sirkulasi kendaraan yang ada saat ini
terdiri dari beberapa pola yaitu:
1. Berpola linear, terdapat pada jalan Bung Tomo
sampai dengan jalan H. Jamhar.
2. Cul de Sac, terdapat pada jalan papan (berawal
dari titik persimpangan jalan H. Jamhar sampai
dengan jalan PU).
Pada jalan papan ini, kondisinya cukup
memperhatinkan selain lebarnya yang jauh dari
ideal hanya ± 1 m juga dari segi keamanan sangat
kurang. Dapat dilihat di beberapa tempat jalan
papan ini berada di atas sungai.
Konsep Sirkulasi Kendaraan:
1. Pola sirkulasi kendaraan direncanakan berpola
linear 2 arah, disesuaikan dengan jalur jalan
yang ada saat ini.
2. Lebar badan jalan ditingkatkan menjadi 7 meter
untuk mengantisipasi bangkitan lalu lintas yang
akan terjadi dengan adanya perubahan tata guna
lahan.
Volume 2, nomor 1 Mei 2018
Jurnal Ilmu Pengetahuan dan teknologi sipil
3. Disediakan area parkir di beberapa titik yang
penting akan menimbulkan bangkitan kendaraan
bermotor seperti di blok Jembatan dan blok
Mesjid.
f. Analisis Pola Sirkulasi Pejalan Kaki
1. Sirkulasi pejalan kaki, yang ada saat ini teriri
dari beberapa pola, hal ini dipengaruhi dengan
adanya fungsi permukiman pada tapak
perencanaan saat ini. Namun secar umum
berpola linear sepanjang tepian sungai.
2. Konsep sirkulasi pejalan kaki, yaitu pada sisi
turap sungai dan sisi jalan. Hal ini mendukung
lansekap tepian sebagai daya tarik wisata. Selain
itu pedestrian, dapat juga berfungsi sebagai
Jogging Track, yang dapat mewadahi aktifitas
berolahraga masyarakat setempat.
g. Analisis Pola Penerangan Ruang Luar
1. Pola Penerangan Ruang Luar, direncanakan
linear mengikuti jalur pedistrian dengan jarak
10 – 15 m.
2. Dan pada titik-titik tertentu, terutama pada blok
Jembatan direncanakan pada area yang
diberikan penekanan khusus, misalnya: pada
pusat taman dan area olahraga.
h. Analisis Bangunan Khusus
Terdapat beberapa bangunan khusus yang
akan ditingkatkan fungsinya, yaitu:
1. Mesjid Cagar Budaya (mesjid Sirathal
Mustaqim) dan mesjid Al – Washilah.
2. Intake PDAM.
3. Pelabuhan dan Halte Cest dan beberapa terminal
pendukung.
Maka konsep lansekap, direncanakan sesuai
dengan fungsi bangunan khusus tersebut dan dapat
meningkatkan image kawasan dengan adanya
konsep lansekap yang terintegrasi.
Konsep Lansekap:
I. Mesjid Cagar Budaya (mesjid Sirathal
Mustaqim) dan mesjid Al – Washilah.
II. Intake PDAM
Vegetasi yang dipilih:
a) Bambu cina pembatas pandangan
b) Helyconia purpurea
c) Terminali Catalpa (ketapang pohon
peneduh)
d) Rumput Gajah
III. Terminal dan Halte Cest dan beberapa
terminal pendukung.
a. Hardscapes:
Bangunan terminal dirancang menggunakan
unsur lokal/setempat (motif dayak) unsur
yang diambil, antara lain:
14
JURNAL TEKNOLOGI SIPIL
Rusfina Widayati
1. Unsur Bangunan Lamin
2. Unsur Motif Ukiran Dayak
3. Unsur Bahan Bangunan berupa Bahan
Kayu
b. Softscapes:
1. Pohon Peneduh
Dadap merah, Angsana, dan Kiara
Payung
2. Pengarah
Palem Ekor Tupai, Pohon Kelapa
3. Semak / Perdu
Helyconia, Bakung, The-the Pangkas,
Acalypha, Lili Paris
4. Penutup Tanah
Rumput Gajah dan Rumput Embun
i. Utilitas
1. Sistem penyediaan listrik untuk keperluan
perencanaan lansekap disesuaikan dengan
kebutuhan untuk penerangan direncanakan
dengan sistem tanam. Hal ini dengan tujuan
kerapian, keamanan, dan keindahan.
2. Air bersih direncanakan khusus pada blok
Jembatan untuk menyuplai kolam air dan posko
parkir.
3. Air kotor, sistem pembuangan air limbah kamar
mandi dengan septic tank dan resapan.
4. Air hujan, sisitem air hujan dengan
menggunakan sistem drainase tertutup untuk
zoning secara blok Jembatan sedangkan untuk
blok Jembatan menggunakan kombinasi sistem
terbuka pada area di dalam taman dan area
pedistrian di tepi jalan menggunakan sistem
drainase tertutup.
4.3. Analisis Bangunan
a. Analisis Pelaku dan Aktivitas
Pengunjung diasumsikan 70 % sebagaian
besar merupakan penduduk setempat, yaitu warga
Samarinda Sebrang tetapi tidak menutup
kemunginan warga dari Kota Samarinda juga
datang untuk menikmati warga pemandangan
ataupun ingin melihat bangunan cagar budaya.
Usia pengunjung dari segala usia karena
mewadahi fungsi aktifitas skala kawasan, dengan
begitu makan kegiatan yang dilakukan juga
berbagai macam kegiatan dapat dikelompokkan
secara garis besar.
Volume 2, nomor 1 Mei 2018
Jurnal Ilmu Pengetahuan dan teknologi sipil
Tabel 2. Macam Kegiatan berdasarkan usia
pengunjung.
USIA
KELOMPOK
1 - 15
Anak-anak
15 - 20
Remaja
21 - 40
Dewasa
AKTIFITAS
Bermain / Melihatlihat
Bermain
Berolahraga
Rekreasi
Berolahraga
Rekreasi
b. Rencana Kebutuhan Fasilitas dan Sarana
Berdasarkan survey dan pengamatan yang
dilakukan, maka dapat disimpulkan kebutuhan
fasilitas dan sarana sebagai berikut:
1. Zoning Skala Kawasan
a. Kolam Air Mancur sebagai pusat kawasan
b. Fasilitas arena olahraga
c. Fasilitas arena bermain untuk anak-anak
d. Area Gazebo
e. Area Parkir
f. Posko Parkir
g. Papan Informasi dan Rambu-rambu
2. Zoning Skala Kelurahan
a. Jogging Track
b. Arena Bermain
c. Papan Informasi dan Rambu-rambu
3. Zoning Bangunan Khusus
a. Area Parkir
b. Posko Parkir
c. Patio
d. Publik Space
c. Usulan Material dan Finishing Bangunan
Adapun usulan material untuk fasilitas dan
sarana perencanaan lansekap Tepian Sungai
Mahakam secara garis besar adalah sebagai berikut:
1. Pondasi: Batu Kali
2. Struktur Atas: Kayu ulin diametr bervariasi
sesuai jenis bangunan fasilitas
3. Dinding: Untuk sisi dalam daerah kamar mandi
dengan batako semen pasir finish ubin keramik
20/20cm. dinding sisi luar difinish cat
4. Kusen,Pintu,Jendela : Plastik PVC untuk
kamar mandi
5. Lantai: Lantai pelat kayu ulin untuk pos jaga
dan gazebo, kamar mandi menggunakan ubin
keramik 20/20cm unpolished
6. Plafon: Gazebo dan papan nama di tepi jalan
utama menggunakan plafon triplek 3 mm finish
cat. Pos jaga tanpa plafon
7. Saniter: Kloset jongkok dan kran bebek
8. Drainase: Sistem pembuangan air hujan dengan
menggunakan
drainase
terbuka.
Sistem
pembuangan air limbah kamar mandi dengan
septic tank dan resapan.
15
JURNAL TEKNOLOGI SIPIL
Rusfina Widayati
9. Mekanikal Elektrikal: Penyediaan listrik dan
sistem penerangan sesuai keperluan
10. Atap : Rangka atap menggunakan kuda-kuda
kayu ulin.
Gording dan kasau menggunakan kayu. Penutup
atap menggunakan atap sirap, dan listplank dan
bubungan menggunakan hiasan ukiran Kaltim.
4.4. Konsep Lansekap
a. Konsep Pengembangan
Konsep Pengembangan Ruang Luar/Tata
Hijau, disusun sebagai berikut:
Menitikberatkan pada peningkatan kualitas
kawasan Permukiman di sepanjang Tepian sungai
Mahakam. Sehingga output yang dihasilkan
penyediaan sarana dan fasilitas bersama yang
sebelumya tidak ada dan peningkatan kualitas
fasilitas umum yang sudah ada.
I.
Konsep Makro
Konsep Makro pengembangan Tata Ruang Luar
di wilayah Perencanaan pada Tepian Samarinda
Sebrang, yaitu:
1. Sebagai Kawasan buffer terhadap aktifitas
Transportasi yang membatasi Wilayah
Perencanaan.
2. Peningkatan Kualitas pada Jalan pembatas di
wilayah Perencanaan, karena adanya
perubahan Tata Guna Lahan maka
menimbulkan bangkitan transportasi di
daerah itu.
3. Sebagai Landmark Kawasan, pada daerah
Samarinda Sebrang
Jurnal Ilmu Pengetahuan dan teknologi sipil
ii. Membentuk pola linear terhadap batas
sungai dan Jalan Pembatas.
iii. Pola Ruang Terbuka Hijau (Open space) dan
Kawasan Konservasi.
2. Fungsi Ruang Luar
i. Rancangan Elemen Ruang Luar untuk
beberapa ruas jalan di wilayah memiliki
fungsi antara lain:
ii. Rancangan Parkir
Pertimbangan untuk rancangan parkir, yaitu
on street dan off street dengan
memperhatikan faktor – faktor :
a. Keamanan parkir
b. Tidak mengganggu arus lalu lintas
c. Terintegrasi dengan fungsi – fungsi
lainnya
iii. Pedestrian
Pedistrian direncanakan pada 2 sisi yaitu
pada sisi Turap Sungai dan Sisi Jalan. Hal
ini untuk mendukung lansekap tepian
sebagai daya tarik wisata. Selain itu
pedestrian, dapat juga berfungsi sebagai
Jogging Track, yang dapat mewadahi
aktifitas berolahraga masyarakat setempat.
3.
II.
Konsep Mikro
1. Konsep Penentuan
zoning Perencanan
berdasar kondisi existing dan tipe Jalan
Pembatas.
2. Sungai yang ada berfungsi sebagai saluran
area pematusan dan area wisata.
3. Mesjid Sirathal Mustaqim/Cagar Budaya
dijadikan faktor penarik pada area wisata
sungai Mahakam
4. Peningkatan lebar jalan, khususnya pada
koridor Jl. H Jamhar – Jl. Padaelo, yang
nantinya akan mengalami peningkatan
pergerakan transportasi karena adanya
perubahan Tata Guna Lahan.
b. Konsep Lansekap (Tata Ruang Luar)
Perabot Ruang Luar
a. Lampu Taman
Lampu taman direncanakan tiap 5 m,
sebagai penerangan di malam hari dan
menambah nilai estetika.
b. Tempat Sampah
Tempat sampah disediakan tiap jarak 200 m,
dengan disain unik yag terintegrasi dengan
disain landscape secara keseluruhan.
c. Tempat duduk
Walaupun Pile Cap Turap dapat dijadikan
Tempat duduk, namun tetap disediakan
tempat duduk untuk beristirahat di titik–titik
tertentu
d. Pagar Pengaman di sepanjang Turap Tepian
Mahakam. Untuk mengantisipasi kecelakaan
yang sering terjadi pada Pile Cap diberi
pagar pengaman, namun tetap nyaman
digunakan.
e. Bak tanaman
Disesuain dengan tema yang mengandung
unsur Lokal setempat.
4.
Jenis Penghijauan
Jenis Vegetasi di sempadan Tepian sungai
Mahakam
a. Pohon peneduh:
Memiliki perakaran kuat dan berbunga
indah, serta kanopy yang lebar untuk
menaungi pejalan kaki. Misal: Flamboyan.
Dadap Merah, Bunga kupu – kupu,
Angsana, Kiara Payung, Cemara, Pinus, dll.
I.
1. Pola Lingkungan
i. Intensitas penggunaan Lahan yang bervariasi
selain
permukiman
terdapat
fungsi
perdagangan, Terminal cest, Terminal bis
antar propinsi, serta fasiitas umum seperti
Mesjid dan pasar.
Volume 2, nomor 1 Mei 2018
16
JURNAL TEKNOLOGI SIPIL
Rusfina Widayati
b.
Pohon Pengarah :
Dipilih yang memiliki bentuk yang kokoh
dan menarik. Antara lain: Palem raja, Palem
Jepang, Palem Tutup Botol.
c. Semak/Perdu:
Dipilih yang berbunga indah atau memiliki
bentuk daun yang menarik. Misal: Asoka,
Bakung, Kucai Jepang, Lantana, kanna,
daun pilo, dll.
d. Rumput:
Dipilih yang memiliki tekstur halus namun
cenderung kuat terhadap kondisi tanah.
Misal: Rumput Embun atau Rumput Gajah.
II.
Jenis Vegetasi pada Koridor jalan,
tergantung jenis Jalan dan daerah
persimpangan jalan.
a. Koridor Jalan dengan beban Asap
kendaaran tinggi, dipilih jenis vegetasi
yang memiliki masa daun rapat dan
lebat. Misal: Akasia, Angsana, Tanjung,
dan Kiara Payung.
b. Koridor jalan dengan beban kendaraan
sedang dapat dipilih vegetasi lain yang
tidak harus bermassa daun rapat. Misal:
Bunga Kupu – kupu, Dadap Merah,
Kembang merak.
III. Jenis Vegetasi untuk Ruang terbuka Hijau
Lainnya (untuk Blok Jembatan dan blok
Mesjid Cagar Budaya).
a. Untuk
Blok
Jembatan,
Karena
pertimbangan
disain
yang
lebih
kompleks dibanding blok perencanaan
lainnya maka pilihan vegetasinya pun
bermacam-macam.
b. Sedang untuk blok perencanaan Mesjid
Cagar Budaya: untuk mendukung mesjid
Cagar Budaya yang berada di Sebrang
jalan
Pembatas,
maka
tepian
diSebrangngya dijadikan satu kesatuan
dengan ruang luar mesjid. Sehingga
pilihan vegetasi disesuaikan dengan tema
ruang luar mesjid pada umumnya yang
bersifat simetris.
Jurnal Ilmu Pengetahuan dan teknologi sipil
5.
KESIMPULAN DAN SARAN
Dengan meningkatkan kualitas kawasan Tepian
Sungai
Mahakam
dengan
merencanakan
lansekapnya, maka nilai nilai kawasan sepanjang
tepian sungai juga semakin meningkat. Disamping
itu nilai kualitas hidup masyarkat yang tinggal di
sekitar kawasan tepian sungai Mahakam akan
semakin meningkat. Karena Perencanan lansekap
juga meliputi penyediaan fasilitas publik termasuk
di dalamnya penyediaan fasilitas olahraga.
Tentunya hal ini juga harus dibarengi dengan
kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dalam
menjaga kawasan kebersihan lingkungan sepanjang
tepian Mahakam partisipasi positif dalam
meningkatkan kualitas lingkungan disekitarnya. Hal
yang tidak kalah pentingnya, bahwa kewajiban
untuk menjaga lingkungan untuk Hijau Bersih dan
Sehat bukan hanya kewajiban pemerintah tetapi
tugas seluruh masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
H. Rustam, U. Hardi, 2003,
Perancangan Arsitektur Lansekap,
Aksara
Komponen
PT. Bumi
R. Grant W, 2001, Grafik Lansekap : dari Sketsa
Konsep ke Arsiran Penyajian Akhir, PT. Erlangga
S. John Ormsbee, 1983, Landscape architecture : A
Manual of Site Planning and Design, Mc Geaw Hill
Publishing Company
W. Teodore D, 2004, Rancangan Tapak dan
Pembuatan detail Konstruksi, PT. Erlangga.
5. Pembentukan Identitas Lingkungan
a. Tanda Fisik:
- Identitas Lingkungan skala Kota
- Identitas Lingkungan skala Lokal
b. Informasi
- Image Fisik
- Image non Fisik
c. Jarak
Identitas Lingkungan harus dapat
dikenali dari suatu jarak, baik jarak dekat
di dalam wilyah perencanaan maupun
jarak jauh di Sebrang wilayah
perencanaan (dari arah Samarinda Kota).
Volume 2, nomor 1 Mei 2018
17