Academia.eduAcademia.edu

MATERI PKL

MATERI YANG AKAN DISAMPAIKAN PADA PRAKTEK KERJA LAPANGAN DI RA. LARASATI SEI. TABUK KABUPATEN BANJAR Pada Pertemuan Pertama Materi yang akan dibahas yaitu mengenai : Undang- Undang yang Berkaitan Dengan Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Pelaksanaan PKL di Raudhatul Athfal ( RA ) Larasati kami mengadakan Sosialisasi Undang-Undang yang berhubungan dengan Pendidikan Anak Usia Dini, diantaranya ; Dalam Amandemen Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 B Ayat 2 dinyatakan bahwa “Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”. Dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 Pasal 9 Ayat 1 tentang Perlindungan Anak dinyatakan bahwa “Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya”. Landasan hukum Undang-Undang RI No. 20 Tahun “ Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) diselenggarakan sebelum jenjang dikdas melalui : Jalur Pendidikan Formal Jalur Pendidikan Non Formal dan/ Jalur Pendidikan Informal bentuk : Taman Kanak-kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA), Bentuk lain yang sederajat, Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), Bentuk lain yang sederajat Pendidikan Keluarga atau Pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan. Dalam Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003- pasal 1 Ayat 14 : Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah “ Suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 pasal 28 ayat 1 “Taman Kanak-kanak (TK) menyelenggarakan pendidikan untuk mengembangkan kepribadian dan prestasi diri sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik. Raudhatul Athfal (RA) menyelenggarakan pendidikan kegamaan islam yang menanamkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi diri seperti pada Taman Kanak-kanak. Berdasarkan Peraturan Pemerintah 17 Tahun 2010 pasal 61 tentang Pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan, fungsi dan tujuan PAUD. Pendidikan Anak Usia Dini berfungsi membina, menumbuhkan, dan mengembangkan seluruh potensi anak usia dini secara optimal sehingga terbentuk perilaku dan kemampuan dasar sesuai dengan tahap perkembangannya agar memiliki kesiapan untuk memasuki pendidikan selanjutnya. Butir 2 menjelaskan Pendidikan Anak Usia Dini bertujuan membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YangMaha Esa, berakhlak mulia, berkepribadian luhur, sehat, berilmu, cakap, kritis, cakap, kritis, kreatif, inovatif, mandiri, percaya diri, dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 “ Standar PAUD terdiri atas empat kelompok, yaitu : (1) Standar Tingkat Pencapai Perkembangan; (2) Standar Pendidik dan tenaga Kependidikan; (3) Standar isi, proses, dan penilaian; dan (4) Standar sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan. Administrasi PAUD Di kutip dari Modul Pengelolaan Penyelenggaraan Kelompok Bermain tahun 2010, pengertian administrasi adalah “Keseluruhan pencatatan secara tertulis dan penyusunan secara sistematis keterangan dengan tujuan agar dengan mudah dapat memperoleh iktisarnya secara menyeluruh”. Dengan kata lain administrasi merupakan rangkaian aktivitas menghimpun, mencatat, mengolah, menggadakan, mengirim dan menyimpan keterangan-keterangan yang diperlukan. Suatu kegiatan bersama / ketatausahaan bersama baru dapat dikatakan kegiatan administrasi apabila telah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : Adanya proses kegiatan kerjasama, Dilakukan oleh dua orang atau lebih (sekelompok orang), Adanya sumber daya (manusia dan non manusia) untuk didayagunakan dan ditata atau diatur, Adanya penataan atau pengaturan kegiatan dalam kerjasama dengan menggunakan metode, alat dan teknik tertentu dalam rangka efektifitas dan efesiensi kegiatan (siapa melakukan, apa dan bagaimana), Adanya tujuan yang akan dicapai dari kerjasama tersebut. Agar penyelenggaraan PAUD tertata dengan baik serta dapat berkembang sesuai dengan rencana lembaga, maka diperlukan pengadministrasian semua kegiatan yang berkaitan dengan penyelenggaraan PAUD itu sendiri. Kegiatan administrasi penyelenggaraan PAUD meliputi : Data anak dan perkembangannya Pengelola perlu mengidentifikasikan pengelolaan anak didik secara terstruktur, mulai dari penerimaan anak didik hingga kelulusan. Di PAUD pengelolaan anak didik yang perlu dilakukan antara lain : Pengelolaan penerimaan siswa baru, Pengelolaan pendataan siswa, Pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler, Pengelolaan kelulusan siswa. Data lembaga Data lembaga meliputi : Surat Akte Notaris tentang tanah dan bangunan, IMB, Surat-surat pajak lembaga (NPWP), Akte Pendirian Yayasan, Data kepegawaian, Struktur organisasi lembaga dan ikatan orang tua peserta didik, Company profile lembaga (visi, misi dan tujuan lembaga), Dokumen izin operasional / pendirian, Program kerja lembaga, terdiri dari program kerja tahunan, semester, bulanan dan harian. Data administrasi lembaga meliputi : Buku tamu khusus yang berkaitan dengan pembinaan lembaga, Buku tamu umum yang berkaitan dengan kunjungan masyarakat atau lembaga, Buku piket, Buku agenda surat masuk, Buku agenda surat keluar, Buku ekspedisi, Bundel arsip surat masuk, Bundel arsip surat keluar, Bundel surat keputusan, Dokumen tata tertib sekolah dan pegawai, Buku absen pendidik dan tenaga kependidikan, Papan data atau grafik perkembangan lembaga, Buku notulen rapat lembaga dan kedinasan, Dokumen standar operasional prosedur (SOP), Pembagian tugas mengajar yang dituangkan dalam surat keputusan pengelola tentang tugas mengajar dalam satu tahun ajaran. Data administrasi bidang kurikulum meliputi : Perangkat kurikulum PAUD, Kalender pendidikan, Jadwal kegiatan belajar, Buku pengecekan administrasi pendidik (Silabus, RKM, RKH), Buku laporan perkembangan anak, Program pelaksanaan supervisi, Bundel arsip / catatan pelaksanaan supervisi, Buku catatan alat pembelajaran (indoor dan outdoor), Buku catatan prestasi bidang akademik, Buku anekdot, Buku mutasi, Buku catatan siswa tamat PAUD, Perencanaan program pembelajaran tahunan, semester, mingguan dan harian, Bundel arsip fotocopy SKTB (Surat Keputusan Tuntas Belajar). Data administrasi bidang kesiswaan meliputi : Buku pendaftaran peserta didik baru, Buku penerimaan peserta didik baru, Buku induk siswa, Buku catatan data pribadi anak, Buku catatan perkembangan anak (DDTK), Buku laporan perkembangan anak, Buku mutasi siswa, Bundel arsip formulir pendaftaran, Buku catatan kegiatan kesiswaan kegiatan lomba. Data administrasi bidang ketenagaan meliputi : Bundel arsip kepegawaian, Buku induk pegawai, Arsip surat keputusan pembagian tugas mengajar pendidik, Arsip surat keputusan pembagian tugas tambahan pendidik, Buku catatan penilaian pegawai (DP3), Buku tata tertib pegawai, Buku cuti pegawai, Buku prestasi pendidik. Data administrasi sarana dan prasarana meliputi : Dokumen surat tanah / surat perjanjian hak pakai, Dokumen PBB (Pajak Bumi dan Bangunan), Buku catatan investaris bangunan / ruang yang dimiliki lembaga, Buku catatan investaris peralatan sekolah, peralatan kantor, TV, radio, tape, DVD, computer, kamera dll, Buku catatan alat pembelaran / media belajar, Buku catatan / buku induk perpustakaan lembaga. Data administrasi bidang pengelolaan keuangan lembaga meliputi : Arsip RAPBS (Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah), Buku catatan penerimaan keuangan harian, Buku kas umum, Bundel bukti transaksi penggunaan keuangan sekolah, Arsip laporan pertanggungjawaban keuangan sekolah, Buku catatan pemberian bantuan beasiswa bagi anak yang tidak mampu. Data administrasi bidang humas meliputi : Buku penghubung komunikasi antara guru dan orang tua peserta didik, Buku notulen rapat dengan orang tua, Buku catatan saran masukan dari orang tua, Arsip program kerjasama dengan lembaga pihak lain untuk kunjungan sekolah, Buku catatan kerjasama dengan lembaga pihak lain. Data administrasi bidang lingkungan meliputi : Program penataan lingungan, Slogan / rambu ketertiban lingkungan, Program dan pengelolaan UKS. Administrasi keuangan dan program, meliputi : Buku pembiayaan yang berisi keterangan uang masuk dan uang keluar. Pada Pertemuan Kedua Materi yang akan dibahas yaitu mengenai : Model-Model Pembelajaran PAUD Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran dikelas atau yang lain. Ada beberapa model pembelajaran yang dapat dilaksanakan di PAUD, diantaranya : Number Head Together (NHT) Pengertian Model Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pertama kali dikembangkan oleh Kagen (Trianto,2007:62) yaitu “Untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Model Number heads together adalah bagian dari model pembelajaran kooperatif struktural, yang menekankan pada struktur-struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Rahayu (2006) Number Heads Together adalah suatu model pembelajaran yang lebih mengedapankan kepada aktivitas anak dalam mencari, mengolah dan melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya dipresentasikan di depan kelas. Kelebihan dan Kekurangan Kelebihan dari model pembelajaran kooperatif tipe NHT sebagaimana dijelaskan oleh Hill (1993) dalam Tryana (2008) bahwa model NHT yaitu Dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Mengembangkan sikap positif siswa. Mengembangkan sikap kepemimpin siswa. Mengembangkan rasa ingin tahu siswa. Meningkatkan rasa percaya diri siswa. Mengembangkan rasa saling memiliki. Mengembangkan keterampilan untuk masa depan Kelemahan model NHT yaitu Pengkondisian siswa kurang.  Tidak terlalu cocok untuk jumlah siswa yang banyak karena membutuhkan waktu yang lama.  Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru. Karena kemungkinan waktu yang terbatas. Langkah-Langkah Model Number Head Together Berikut adalah langkah-langkah metode pembelajaran Number Heads Together : Siswa dibagi dalam kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 – 5 siswa kemudian dalam setiap kelompok mendapat nomor. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakan/mengetahui jawabannya. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain. Guru bersama siswa menyimpulkan pelajaran. Card Sort Pengertian Menurut Melvin L. Silberman ( 2009: 157), Model Card Sort atau memilih dan memilah kartu, merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, penggolongan sifat, fakta tentang suatu obyek, atau mengulangi informasi. Gerakan fisik yang diutamakan dapat membantu untuk member energi kepada kelas yang telah letih. Selanjutnya Melvin L. Silberman (2009: 157), memaparkan prosedur pelaksanaan Model Card Sort ini sebagai berikut: Berilah masing – masing peserta didik kartu indeks yang berisi informasi atau contoh dengan satu atau lebih kategori. Mintalah peserta didik untuk berusaha mencari temannya di ruang kelas dan menemukan orang yang miliki kartu dengan kategori sama. c. Biarkan peserta didik dengan kartu kategorinya yang sama menyajikan sendiri pada orang lain. Selagi masing – masing kategori dipresentasikan, buatlah beberapa poin mengajar yang anda rasa penting. Pengertian Card Sort (mensortir kartu) yaitu suatu strategi/model yang digunakan pendidik dengan maksud mengajak peserta didik untuk menemukan konsep dan fakta melalui klasifikasi materi yang dibahas dalam pembelajaran. Card Sort bisa disebut sortir kartu yaitu pemilahan kartu. Card Sort yakni strategi pembelajaran berupa potongan-potongan kertas yang dibentuk seperti kartu yang berisi informasi atau materi pelajaran. Pembelajaran aktif model Card Sort merupakan pembelajaran yang menekankan keaktifan siswa, dimana dalam pembelajaran ini setiap siswa diberi kartu indeks yang berisi informasi tentang materi yang akan dibahas, kemudian siswa mengelompok sesuai dengan kartu indeks yang dimilikinya. Setelah itu siswa  mendiskusikan dan mempresentasikan hasil diskusi tentang materi dari kategori  kelompoknya. Di sini pendidik lebih banyak bertindak sebagai fasilitator dan menjelaskan materi yang perlu dibahas atau materi yang belum dimengerti siswa setelah presentasi selesai. Model Card Sort, dengan menggunakan media kartu dalam praktek pembelajaran, akan membantu siswa dalam memahami pelajaran dan menumbuhkan motivasi mereka dalam pembelajaran, sebab dalam penerapan Model Card Sort, guru hanya berperan sebagai fasilitator, yang memfasilitasi siswanya dalam pembelajaran, sementara siswa belajar secara aktif dengan fasilitas dan arahan dari guru. Card Sort yaitu motivasi dari guru bagi kartu kosong secara acak; guru mencari kata kunci di papan siswa mencari kata sejenis (satu tema) dengan temannya; diskusi kelompok berdasarkan temanya; menyusun kartu di papan dan masing-masing kelompok mempresentasikan hasilnya . Kelebihan dan Kekurangan Kelebihan dan kelemahan metode Card Sort menurut Wahyuni (2011:14). Kelebihan Guru mudah menguasai kelas Mudah dilaksanakan Mudah mengorganisir kelas Dapat diikuti oleh siswa yang jumlahnya banyak Mudah menyiapkannya Guru mudah menerangkan dengan baik Dapat diikuti oleh siswa yang jumlahnya banyak Guru mudah menerangkan dengan baik Siswa lebih mudah mengerti tentang materi yang diajarkan daripada dengan menggunakan metode ceramah. Siswa lebih antusias dalam pembelajaran Sosialisasi antara siswa lebih terbangun yakni antara siswa denga siswa lebih akrab. Kelemahan Adanya kemungkinan terjadi penyimpangan perhatian murid, terutama apabila terjadi jawaban-jawaban yang menarik perhatiannya, padahal bukan sasaran (tujuan) yang diinginkan dalam arti terjadi penyimpangan dari pokok persoalan semula. Siswa perlu perhatian lebih sehingga tidak keseluruhan siswa dapat diperhatikan dengan baik Banyak menyita waktu terutama menyiapkan model pembelajaran aktif tipe pemilahan kartu Langkah-Langkah Maka secara umum dapat disimpulkan langkah-langkah strategi pembelajaran Card Sort yang akan diterapkan di TK adalah sebagai berikut : Guru menjelaskan tentang materi pembelajaran yang digunakan sesuai tema Guru menjelaskan tentang aturan permainan, yaitu mengklasifikasikan kartu yang berisi informasi sesuai kelompok/ciri tertentu Guru mempersiapkan kartu yang di acak terlebih dahulu yang siap untuk dibagikan kepada anak Guru memberikan kartu yang berisi informasi secara acak kepada setiap anak dan pastikan masing-masing anak mendapatkan kartu tersebut. Guru memberi waktu kepada setiap anak untuk mengelompokkan kartu sesuai dengan kelompoknya Masing-masing siswa mencari kartu yang memiliki kategori yang sama sekaligus mengklasifikasinnya sesuai dengan kelompoknya atau ciri-cirinya Setiap anak yang dapat mengelompokkan kartu sesuai dengan kelompoknya. Akan mempresentasikan hasil dari kerjanya dalam mengelompokkan kartu Setelah kegiatan berlangsung. Maka kegiatan di roling kembali agar setiap anak mendapatkan kesempatan untukmendapatkan kartu yang berbeda Menyimpulkan hasil kegiatan yang dilakukan dalam menggelompokkan kartu sesuai dengan kelompoknya atau cirinya. Snowball Throwing Pengertian Snowball secara etimologi berarti bola salju, sedangkan throwing artinya melempar. Snowball Throwing secara keseluruhan dapat diartikan melempar bola salju. Dalam pembelajaran Snowball Throwing, bola salju merupakan kertas yang berisi pertanyaan yang dibuat oleh siswa kemudiandilempar kepada temannya sendiri untuk dijawab. Menurut Bayor (2010), Snowball Throwing merupakan salah satu model pembelajaran aktif (activelearning) yang dalam pelaksanaannya banyak melibatkan siswa. Peran guru di sini hanya sebagaipemberi arahan awal mengenai topik pembelajaran dan selanjutnya penertiban terhadap jalannyapembelajaran. Menurut Saminanto (2010:37) “Metode Pembelajaran Snowball Throwing disebut juga metode pembelajaran gelundungan bola salju”. Metode pembelajaran ini melatih siswa untuk lebih tanggap menerima pesan dari siswa lain dalam bentuk bola salju yang terbuat dari kertas, dan menyampaikan pesan tersebut kepada temannya dalam satu kelompok. Snowball Throwing adalah paradigma pembelajaran efektif yang merupakan rekomendasi UNESCO, yakni: belajar mengetahui (learning to know), belajar bekerja (learning to do), belajar hidup bersama (learning to live together), dan belajar menjadi diri sendiri (learning to be) (Depdiknas, 2001:5). Snowball throwing adalah suatu metode pembelajaran yang diawali dengan pembentukan kelompok yang diwakili ketua kelompok untuk mendapat tugas dari guru kemudian masing-masing siswa membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar ke siswa lain yang masing-masing siswa menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh. (Arahman, 2010: 3). Metode Snowball Throwing merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif. Metode pembelajaran tersebut mengandung unsur-unsur pembelajaran kooperatif. Snowball artinya bola salju sedangkan throwing artinya melempar. Snowball Throwing dapat diartikan sebagai metode pembelajaran yang menggunakan bola pertanyaan dari kertas yang digulung bulat berbentuk bola kemudian dilemparkan secara bergiliran di antara sesama anggota kelompok. Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan snowball throwing yaitu metode pembelajaran yang didalam terdapat unsur-unsur pembelajaran kooperatif sebagai upaya dalam rangka mengarahkan perhatian siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru. Kelebihan dan Kekurangan Kelebihan Kelebihan pembelajaran dengan metode Snowball Throwing sebagai berikut: Melatih kesiapan siswa dalam merumuskan pertanyaan dengan bersumber pada materi yang diajarkan serta saling memberikan pengetahuan. Siswa lebih memahami dan mengerti secara mendalam tentang materi pelajaran yang dipelajari. Hal ini disebabkan karena siswa mendapat penjelasan dari teman sebaya yang secara khusus disiapkan oleh guru serta mengerahkan penglihatan, pendengaran, menulis dan berbicara mengenai materi yang didiskusikan dalam kelompok. Dapat membangkitkan keberanian siswa dalam mengemukakan pertanyaan kepada teman lain maupun guru. Melatih siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh temannya dengan baik. Merangsang siswa mengemukakan pertanyaan sesuai dengan topik yang sedang dibicarakan dalam pelajaran tersebut. Dapat mengurangi rasa takut siswa dalam bertanya kepada teman maupun guru. Siswa akan lebih mengerti makna kerjasama dalam menemukan pemecahan suatu masalah. Siswa akan memahami makna tanggung jawab. Siswa akan lebih bisa menerima keragaman atau heterogenitas suku, sosial, budaya, bakat dan intelegensia. Siswa akan terus termotivasi untuk meningkatkan kemampuannya. Kekurangan Sangat  bergantung  pada kemampuan siswa  dalam memahami materi sehingga apa yang dikuasai siswa hanya sedikit. Hal ini dapat dilihat dari soal yang dibuat siswa biasanya hanya seputar materi yang sudah dijelaskan atau seperti contoh soal yang telah diberikan. Ketua kelompok yang  tidak  mampu  menjelaskan  dengan  baik  tentu menjadi  penghambat bagi anggota lain untuk  memahami  materi sehingga diperlukan waktu yang  tidak  sedikit  untuk siswa mendiskusikan materi pelajaran. Tidak ada kuis individu maupun penghargaan kelompok sehingga siswa saat berkelompok kurang  termotivasi untuk bekerja sama. tapi tdk menutup kemungkinan bagi guru untuk menambahkan pemberiaan kuis individu dan penghargaan kelompok. Memerlukan waktu yang panjang. Murid yang nakal cenderung untuk berbuat onar. Kelas sering kali gaduh karena kelompok dibuat oleh murid. Langkah-Langkah. Menurut Suprijono (2009:128) dan Saminanto (2010:37), langkah-langkah pembelajaran metode snowball throwing adalah:  Guru menyampaikan materi yang akan disajikan. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok. Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain. Siswa yang mendapat lemparan bola diberikan kesempatan untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas yang berbentuk bola tersebut. Evaluasi. Penutup. Course Review Horay (CRH) Pengertian Model Course Review Horay (CRH) juga merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang bersifat menyenangkan dan meningkatkan kemampuan siswa dalam berkompetisi secara positif dalam pembelajaran, selain itu juga dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa, serta membantu siswa untuk mengingat konsep yang dipelajari secara mudah. Model pembelajaran CRH ini juga merupakan suatau model pembelajaran yang dapat digunakan guru untuk mengubah suasana pembelajaran di dalam kelas dengan lebih menyenangkan, sehingga siswa merasa lebih tertarik. Karena dalam model pembelajarn CRH ini, apabila siswa dapat menjawab secara benar maka siswa tersebut diwajibkan meneriakan kata “hore” ataupun yel-yel yang disukai dan telah disepakati oleh kelompok maupun individu siswa itu sendiri. Model pembelajaran CRH juga merupakan suatu model pembelajaran dengan pengujian pemahaman siswa menggunakan soal dimana jawaban soal dituliskan pada kartu atau kotak yang telah dilengkapi nomor dan untuk siswa atau kelompok yang mendapatkan jawaban atau tanda dari jawaban yang benar terlebih dahulu harus berteriak ‘horay’ atau menyanyikan yel-yel kelompoknya. Kelebihan dan Kekurangan Kelebihan Kelebihan model pembelajaran Course Review Horay (CRH) Pembelajaran lebih menarik; Artinya, dengan menggunakan model pembelajaran CRH siswa akan lebih bersemangat dalam menerima materi yang akan disampaikan oleh guru karena banyak diselingi dengan games ataupun simulasi lainnya.   Mendorong siswa untuk dapat terjun kedalam situasi pembelajaran; Artinya, siswa diajak ikut serta dalam melakukan suatu games atau simulasi yang diberikan guru kepada peserta didiknya yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan guru. Pembelajaran tidak monoton karena diselingi dengan hiburan atau game, dengan begitu siswa tidak akan merasakan jenuh yang bisa menjadikannya tidak berkonsentrasi terhadap apa yang dijelaskan oleh guru. Siswa lebih semangat belajar karena suasana belajar lebih menyenangkan; Artinya, kebanyakan dari siswa mudah merasakan jenuh apabila metode yang digunakan oleh guru adalah metode ceramah. Oleh karena itu, dengan menggunakan model pembelajaran course review horay (CRH) mampu membangkitkan semangat belajar terutama anak Sekolah Dasar yang notabene masih ingin bermain-main. Adanya komunikasi dua arah; Artinya, siswa dengan guru akan mampu berkomunikasi dengan baik, dapat melatih siswa agar dapat berbicara secara kritis, kreatif dan inofatif. Sehingga tidak akan menutup kemungkinan bahwa akan semakin banyak terjadi interaksi diantara guru dan siswa. Langkah-Langkah Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi Memberikan kesempatan siswa tanya jawab Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan selera masing-masing siswa Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban di dalam kotak yang nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar () dan salan diisi tanda silang (x) Siswa yang sudah mendapat tanda vertikal atau horisontal, atau diagonal harus berteriak horay … atau yel-yel lainnya Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah horay yang diperoleh Penutup Kekurangan Siswa aktif dan siswa yang tidak aktif nilai disamakan; Artinya, guru hanya akan menilai kelompok yang banyak mengatakan horey. Oleh karena itu, nilai yang diberikan guru dalam satu kelompok tersebut sama tanpa bisa membedakan mana siswa yang aktif dan yang tidak aktif. Adanya peluang untuk berlaku curang. Artinya, guru tidak akan dapat mengontrol siswanya dengan baik apakah ia menyontek ataupun tidak. Guru akan memperhatiakan per-kelompok yang menjawab horey, sehingga peluang adanya kecurangan sangat besar. Media Pembelajaran PAUD Telur Pecah Pengertian Media telur pecah merupakan alat permainan edukatif yang terbuat dari kertas karton/manila yang dibentuk lingkaran, yang kemudian dibuat pola zig-zag dan digunting menjadi 2 bagian. Media telur pecah berguna untuk melatih perkembangan kognitif anak yaitu dalam mengenal gambar dengan kata, perkembangan bahasa yaitu dalam mengenal huruf, serta perkembangan fisik motorik dan sosial emosional anak dalam bekerja sama antar anak. Bahan dan Cara Membuat Kertas karton/manila putih Kemudian dibentuk lingkaran dan bagian tengahnya dibuat pola zig-zag Kemudian kertas digunting menurut polanya. Pada perbagian diberi gambar yang ditempelkan sedangkan potongan yang lain diberi tulisan/keterangan dari kata bendanya. Bagian telur atas diberi gambar sesuai tema yang diterapkan misalnya gambar kucing. Sedangkan bagian telur bawah diberi kata yang menunjukkan gambar pada bagian telur atas. Cara Menerapkan Anak dibagi menjadi 4 kelompok setiap kelompok bersi 4- 5 anak. Pada setiap kelompok mendapatkan media telur pecah bagian atas, dan kelompok lain mendapatkan bagian lainnya. Guru meminta anak untuk menghubungkan setiap bagian telur pecah tersebut menjadi satu telur utuh sesuai dengan gambar dan kata yang terdapat pada bagian telur masing-masing. Kotak Alfabeth Pengertian Kotak alfabeth merupakan alat permainan edukatif yang menggunakan kotak sebagai tempat menyimapn huruf alfabeth. Kotak alfabeth dapat mengembangkan berbagai macam aspek perkembangan anak yaitu kognitif dan bahasa, karena pada kotak alfabeth ini terdapat berbagai macam abzad dari a sampai dengan z dimana pada abzad tersebut anak dapat membentuk berbagai kata. Bahan dan Cara Membuat Kardus bekas. bisa dari kardus odol,kardus obat,dll. Siapkan kardus-kardus tersebut, kemudian pada bagian luar kardus diberi tulisan huruf/angka. Setelah itu siapkan juga potongan kertas kecil yang diberi tulisan huruf/angka . Usahakan potongan kertasnya lebih kecil dari kardus sehingga bisa dimasukkan ke dalamnya. Cara Menerapkan Anak dibagi memnjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok diberi kotak alfabeth dari berbagai huruf/ angka. Guru meminta setiap kelompok merangkai kata dari hruf-huruf yang terdapat didalam kotak alfabeth tersebut. Bagi setiap kelompok yang mampu merangkai kata dari huruf-huruf dikotak alfabeth diberikan penghargaan berupa pujian dll. Pancing Ikan Pengertian Pancing ikan merupakan salah satu alat permainan edukatif yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran. Pancing ikan sangat berguna untuk mengembangkan berbagai perkembangan anak, eperti kognitif, fisik motorik serta sosial anak, karena melalui pancing ikan anak dapat mengenal warna, bentuk dan ukuran serta kerjasama antar kelompok. Bahan dan Cara Membuat Kayu untuk alat pancing Tali/ benang Magnet / Besi Berani /Perekat Stapler dan Isinya Kertas Kado Gambar ikan Lem Gunting Cara Menerapkan Anak dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok diarahkan cara main dengan media pancing ikan ini. Setiap kelompok diberi satu alat pancing, kemudian anak diminta untuk memancing ikan sesuai dengan bentuk, ukuran serta warna nya dan kemudian setiap ikan diletakkan ditempat yang berbeda sesuai denagn bentuk, ukuran dan warna. Bagi setiap kelompok yang sudah selesai, diberi penghargaan berupa pujian atau simbol. Jahit pola Pengertian Jahit pola merupakan alat permainan edukatif yang dapat mengembangkan kreativitas anak dalam bidang motorik, kognitif serta sosial anak, karena jahit pola anak beronsentrasi untuk memasukkan benang ke dalam lubang-lubang yang sesuai pola, kemuian anak juga menggerakkan tangannya untuk menjahit setiap pola. Bahan dan Cara Membuat Kardus ukuran 30 cm diberi gambar/pola yang sesuai dengan tema. Setiap sisi dari gambar pada kardus diberi lubang. Lem yang digunakan untuk merekat gambar pada kardus. Benang yang digunakan untuk menjahit pola. Cara Menerapkan Setiap anak diberi pola jahit yang telah dibuat guru. Kemudian guru mendemonstrasikan kepada anak cara menjahit pada setiap pola. Anak mempraktekkan menjahit pola tersebut yang dimulai dari memasukkan benang ke setiap lubang pada pola sampai selesai. Pada Pertemuan Ketiga Materi yang akan dibahas yaitu mengenai : Implementasi Model Pembelajaran Pada pertemuan ini akan dibahas mengenai bagaimana implementasi model pembelajaran pada anak. Implementasi Media Pembelajaran Pada pertemuan ini akan dibahas mengenai bagaimana implementasi media pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran disekolah. Penyerahan Media Pembelajran Sebagai Kenang Kenangan Untuk Sekolah Pada pertemuan ini akan diserahkan kenang-kenangan dari mahasiswa kepada pihaksekolah berupa media pembelajaran dll. 25