Academia.eduAcademia.edu

Kiat-Kiat Sukses diatas Jalan Dakwah Ilahiah

2021, International Open University

Kiat-Kiat Sukses diatas Jalan Dakwah Ilahiah DHD 101 Fina Amalia (10001304) [email protected] Department of Islamic Studies International Open University The Gambia 2020 BAB I PENDAHULUAN Perjuangan dalam berdakwah yang dicontohkan oleh orang-orang sholih terdahulu menjadikan contoh terbaik bagi umat islam saat ini, khususnya para pemuda muslim, yang mana para pemuda memiliki semangat yang tinggi, serta memiliki tinggkat kecerdasan yang lebih dibandingkan dengan orang yang sudah tua. Dakwah merupakan jalan yang diridho’I Allah Ta’ala, sebagaimana Allah Ta’ala berfirman yang artinya: “Katakanlah, inilah jalanku (agamaku). Aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata (ilmu dan keyakinan). Maha suci Allah, dan aku tidak termasuk orang-orang yang musyrik”. (Yusuf: 108) Dengan sebab ini diharapkan generasi abad ini dan setelahnya dapat terus mewarisi apa yang telah diberikan oleh ulama terdahulu. Kita terus berdakwah dikarenakan Dakwah merupakan pintu masuk hidayah bagi umat yang belum memahami islam yang hakiki. 1 BAB II PEMBAHASAN Tentunya setiap manusia pasti menginginkan keselamat didunia dan diakhirat. Adapun kriteria seseorang dapat dikatakan sukses diakhirat adalah ketika ia merupakan orang yang beriman, yang beramal sholih, saling menasihati dalam kebenaran dan bersabar terhadap ketiga hal tersebut. Dalam surat al ashr dr ayat 1-3 mencakup jalan keselamatan, Imam Asysyafi’I berkata:” Sekiranya Allah tdk menurunkan 1 dalilpun melainkan surat alashr ini saja, maka ini sudah cukup mewakilinya”. At-Thobrani berkata: “Dahulu dua orang dari sahabat rasul bertemu, maka kedu sahabat tersebut berpisah melainkan salah satu dari keduanya membacakan surat al ashr”. Ini menunjukkan pentingnya surat al-ashr dalam kehidupan mereka, untuk saling mengingatkan dan kokoh dalam keimanan. Kiat-kiat sukses didalam jalan dakwah ilahiah yaitu dengan menjalankan apa yang telah dicontohkan oleh para salafusholih, diantaranya: 1.Berpegang teguh diatas al-qur’an dan as-sunnah. Dimana kedua hal ini merupakan kunci pokok ajaran islam. Hadits dari sahabat Abdullah bin Mas’ud dari Abu Sufyan, bahwasannya kita ketahui dari kisah panjang Abu Sufyan ketika berkunjung ke Syam (Syam sekarang terdiri dari beberapa wilayah di 2 Suriah dan sekitarnya) Ia bertemu dengan penguasanya yaitu Heraklius raja Romawi -saat itu Abu Sufyan masih dalam kondisi kafir, dalam percakapan mereka Abu Sufyan menyampaikan yang hanya menyembah ‫صلى هللا عليه وسلم‬tentang apa yang dilakukan Rasulullah Muhammad Allah, mengingkari penyembahan terhadap berhala, ia adalah seorang ber-akhlak mulia, berprilaku baik, dan banyak hal yang berasal dari syariat Islam. Herakliuas (sang Raja) lalu bertanya kepada Abu Sufyan, “jika benar apa yang engkau telah sampaikan, maka suatu ketika ia akan memimpin dan mengusai apa yang berada di bawah kedu kakiku saat ini.” 2.Ilmu dan wawasan (Bashiroh) Ini jelas sekali, bahwa tanpa adanya ilmu tidak mungkin Dakwah ini akan berjalan. Pengetahuan yang dimaksud disini adalah syari’at Allah. Allah Ta’ala berfirman yang artinya: “Allah telah menurunkan kepadamu Kitab (Al-qur’an) dan Hikmah (Sunnah), dan mengajarkanmu apa yang tidak kamu ketahui. Dan adalah karunia Allah sangat besar bagimu”. (QS An Nisa:113) Seseorang harus mengetahui suatu ilmu sebelum mendakwahkannya, karena jika seorang da’i tidak menguasai ilmu yang akan didakwahkannya maka fatal akibatnya, sebagai contoh ada orang yang melarang mendengarkan alqur’an melalui video atau radio, dikarenakan dahulu Rasulullah tidak melakukan itu. Selain itu seorang harus mengilmui siapa mad’unya, sehingga ia bisa menyingkapinya, seperti seorang badui yang kencing sembarangan dimasjid, Rasulullah tau bagaimana orang yang akan didakwahinya, sehingga ia ketika orang badui tersebut sedang kecing, Rasul mendiamkannya, kemudian Rasul menegurnya setelah ia menyelesaikan hajadnya karna khawatir jika ia ditegur ketika itu kotorannya akan tercecer. 3.Pemahaman 3 Tidak cukup seseorang hanya berilmu saja, akan tetapi pemahaman akan ilmu itu yang lebih penting, bagaimana ia akan menyampaikan dakwahnya jika ia tidak memahami apa yang akan didakwahkannya. Sebagaimana firman Allah Ta’ala yang artinya: “Dan (ingatlah kisah) Daud dan Sulaiman, di waktu keduanya memberikan keputusan mengenai tanaman, karena tanaman itu dirusak oleh kambingkambing kepunyaan kaumnya. Dan adalah Kami menyaksikan keputusan yang diberikan oleh mereka itu, maka Kami telah memberikan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum (yang lebih tepat); dan kepada masingmasing mereka telah Kami berikan hikmah dan ilmu dan telah Kami tundukkan gunung-gunung dan burung-burung, semua bertasbih bersama Daud. Dan kamilah yang melakukannya. Dan Kami telah memberikan kepada Sulaiman pemahaman tentang hukum, dan kepada masing-masing mereka telah Kami berikan Hukman (kebijaksanaan dalam segala urusan dan Kenabian) dan pengetahuan. Dan telah Kami tundukkan gununggunung dan burung-burung yang semuanya bertasbih bersama Dawud. Dan Kamilah yang melakukannya”. (QS Al Anbiyaa 21:78-79) 4.Kebijaksanaan Bijaksana adalah menempatkan segala sesuatu sesuai dengan tempatnya. Sikap ini wajib dimiliki oleh seorang da’I, karena ketika dilapangan seorang da’I akan menghadapi berbagai macam manusia dengan pemahaman agamanya yang berbeda-beda. 4 BAB III PENUTUP Demikianlah seharusnya Dakwah yang diusung oleh para pemuda yang menyiarkan islam, agar islam selalu tegak diatas muka bumi ini.Dengan tetap memperhatikan bagaimana para salafusholih mendakwahkannya. Umat islam adalah umat yang terbaik yang menyeru kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar. Semoga Allah Ta’ala selalu mengistiqomahkan kita agar tetap berilmu, beramal dan berdakwah, serta selalu sabar dalam menghadapi ketiga hal tersebut. 5 REFERENSI Al-Atsari, Abu Isma’il Muslim. (2005). Tugas Dakwah. URL: https://almanhaj.or.id/2713-tugas-dakwah.html Al-Utsaimin, M.S. (1413 H). Memandu Kebangkitan Islam. (Faisal bin Muhammad: Penterjemah). Riyadh. Nazirman, (n.d). Konsep Metode Dakwah bil Hikmah dan Implementasinya dalam Tabligh. Padang. URL: file:///C:/Users/User/Downloads/91-145-1-SM.pdf Yayasan Penyelenggara Penterjemah/ Pentafsir Al-Qur’an. (1971, Maret 1). Al-Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta. Yufidz TV. (2016). Sikap Hikmah dalam Berdakwah. https://www.youtube.com/watch?v=9GvD4MEQqTw 6