ISSN 2807-1190
STRATEGI DAKWAH K.H. AHMAD DAHLAN
Penulis
: Hermansyah
Institusi
: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Jakarta
Email Korespondensi
:
[email protected]
DOI
: 10.53947/perspekt.v1i4.179
Abstrak
Kata Kunci:
Strategi
Dakwah
K.H. Ahmad Dahlan
Strategi pada hakikatnya perencanaan (planning) dan manajemen untuk
mencapai suatu tujuan. Tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak
hanya berfungsi peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus
menunjukkan bagaimana teknik (cara) operasionalnya. Dalam banyak literatur,
para ahli telah menjelaskan bahwa tema sentral dakwah adalah Islam. Arti dari
pernyataan ini adalah dakwah sebagai implementasi dari publikasi ajaran agama
Islam, menjadikan Islam sebagai wawasan dan basis ruang geraknya sekaligus.
Demikian dekat derajat antara keduanya, sehingga Islam dan dakwah tidak
memiliki celah Kecuali hanya terpaut dalam posisi ideologi dan aplikasi, atau
antara ajaran dan pengalaman. Sebutlah Islam sebagai format dasar tentang
konsep pedoman tingkah laku manusia tentang apa yang semestinya, maka
dakwah adalah sebuah proses realisasi konsep ini secara implementatif. Sebagai
implementasi dari sebuah konsep, seluruh kebijakan dakwah dan langkahnya
tidak terlepas dari apa yang telah digariskan dalam konsep dasar tersebut. Dari
sini dapat dipahami, bahwa dakwa tidaklah memiliki wujud yang berdiri sendiri,
lebih dari itu, secara hakiki, dakwah adalah bentuk fisik-empiris dari ajaran Islam
yang dari situ dakwah mengarahkan setiap kebijakan dan langkahnya. Maka
tujuan dakwah sebenarnya tidak lain dari tujuan Islam itu sendiri yakni
transformasi sikap kemanusiaan (attitude of humanity transformation) atau yang
dalam terminologi al-Qur’an disebutkan al-ikhraj min al-zulumat ila al- nur
Abstract
Keywords:
Da'wah
Strategy
K.H. Ahmad Dahlan
Strategy is essentially planning (planning) and management to achieve a goal.
But to achieve this goal, the strategy does not only function as a road map that
only shows the direction, but must show how the technique (way) is operational.
In many literatures, experts have explained that the central theme of da'wah is
Islam. The meaning of this statement is da'wah as the implementation of the
publication of Islamic religious teachings, making Islam both the insight and the
basis for its space of movement at the same time. So close in degree between the
two, that Islam and da'wah have no gaps except only in ideological positions and
applications, or between teachings and experience. Call Islam as the basic
format of the concept of guiding human behavior about what should be, then
da'wah is a process of implementing this concept. As the implementation of a
concept, all da'wah policies and steps cannot be separated from what has been
outlined in the basic concept. From this it can be understood that da'wa does not
have a stand-alone form, more than that, essentially, da'wah is a physicalempirical form of Islamic teachings from which da'wah directs every policy and
step. itself, namely the attitude of humanity transformation or what in the
terminology of the Qur'an is called al-ikhraj min al-zulumat al-nur
Jurnal Perspektif – Yayasan Jaringan Kerja Pendidikan Bali | 345
ISSN 2807-1190
hubungan sosial yang lebih luas setiap
1. PENDAHULUAN
Islam mengajarkan agar setiap muslim
menjalin persaudaraan dan kebaikan dengan
sesama, seperti dengan tetangga maupun
anggota
masyarakat
lainnya,
dengan
memelihara hak dan kehormatan baik dengan
sesama muslim maupun non-muslim. Setiap
keluarga
dan
anggota
keluarga
harus
menunjukkan keteladanan dalam bersikap
baik kepada tetangga, juga bermurah hati
kepada tetangga yang akan menitipkan
barang atau hartanya, mengunjungi bila
tetangga
sakit,
mengasihi
tetangga
sebagaimana keluarga sendiri, menyatakan
ikut gembira hati jika tetangga memperoleh
kesuksesan, menghibur dan memberikan
perhatian
yang
mengalami
simpatik
musibah
jika
atau
tetangga
kesusahan,
kemudian, menjenguk bila ada tetangga yang
meninggal dan ikut mengurusi sebagaimana
hak-hak tetangga yang diperlukan, bersikap
pemaaf dan lemah lembut bila tetangga salah,
jangan saling selidik-menyelidiki keburukan
tetangga, membiasakan memberi sesuatu
seperti makanan dan oleh-oleh kepada
tetangga,
jangan
menyakiti
tetangga,
bersikap kasih sayang dan lapang dada, lebih
dari itu, menjauhkan diri dari segala sengketa
dan sikap tercela, berkunjung dan saling
tolong-menolong,
dan
melakukan
amal
makruf nahi mungkar dengan cara yang tepat
dan bijaksana. Dalam bertetangga dengan
yang lainya agama juga diajarkan untuk
bersikap baik dan adil. Mereka berhak
memperoleh
hak-hak
dan
kehormatan
sebagai tetangga, memberikan dan menerima
dari mereka berupa makanan yang halal, dan
memelihara toleransi sesuai dengan prinsipprinsip yang diajarkan agama Islam. Dalam
anggota
Muhammadiyah
baik
sebagai
individu, keluarga, maupun jama’ah dan
jam’iyah harus menunjukkan sikap-sikap
sosial
yang
didasarkan
atas
prinsip
menjunjung tinggi nilai kehormatan manusia,
memupuk rasa persaudaraan dan kesatuan
kemanusiaan, mewujudkan kerja sama umat
manusia menuju masyarakat sejahtera lahir
dan
batin,
memupuk
menghormati
kebebasan
jiwa
toleransi,
orang
lain,
menegakkan budi baik, menegakkan amanat
dan keadilan, perlakuan yang sama, menepati
janji, menanam kasih sayang dan mencegah
kerusakan, menjadi masyarakat yang shalih
dan utama, bertanggung jawab atas baik dan
buruknya masyarakat dengan melakukan
amar makruf dan nahi mungkar. berusaha
untuk menyatu dan berguna, bermanfaat bagi
masyarakat,
memakmurkan
masjid,
menghormati dan mengasihi antara yang tua
dan muda, tidak merendahkan sesama, tidak
berprasangka buruk kepada sesama, peduli
kepada orang miskin dan yatim, tidak
mengambil hak orang lain, berlomba dalam
kebaikan, dan hubungan-hubungan lainya
yang bersifat islah untuk mewujudnya
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Melaksanakan gerakan jama’ah dan dakwah
Islam di tengah-tengah masyarakat untuk
perbaikan hidup baik lahir maupun batin
sehingga
dapat
mencapai
cita-cita
masyarakat yang sebenar-benarnya. terutama
manusia hidup bermasyarakat itu sunnah
(hukum qodrat iradat) Allah Swt. atas
kehidupan manusia di dunia ini. Masyarakat
yang sejahtera, aman damai, makmur dan
bahagia hanyalah dapat diwujudkan diatas
keadilan,
kejujuran,
persaudaraan
dan
gotong-royong bertolong-tolongan dengan
Jurnal Perspektif – Yayasan Jaringan Kerja Pendidikan Bali | 346
ISSN 2807-1190
bersindikat hukum Allah Swt. yang sebenar-
pekerjaannya, dengan penuh pengharapan
benarnya, lepas dari pengaruh syaitan dan
perlindungan dan pertolongan Allah Swt.
hawa nafsu. Agama Allah Swt. yang dibawa
yang Maha Kuasa. Sedangkan didalam Islam
dan diajarkan oleh sekian Nabi yang
dianjurkan untuk berbuat kebaikan amar
bijaksana dan berjiwa suci, adalah satu-
makruf nahi mungkar sesuai dengan firman
satunya pokok hukum dalam masyarakat
Allah SWT pada surah Ali- Imran ayat 104
yang utama dan sebaik-baiknya. Menjunjung
sebagai berikut: Artinya : "Dan hendaklah
tinggi hukum Allah Swt. lebih dari pada
diantara kamu ada segolongan orang yang
hukum
menyeru
yang
mana
pun
juga,
adalah
kepada
kebaikan,
menyeru
kewajiban mutlak bagi tiap-tiap orang yang
(berbuat) kebajikan, menyuruh (berbuat)
mengaku ber-Tuhan kepada Allah Swt. Inilah
yang makruf, dan mencegah dari yang
yang disebut dengan Islam yang kaffah, yaitu
mungkar. Dan mereka itulah orang-orang
Islam yang syamil dan kamil, yang meliputi
yang beruntung. Telah diuraikan dari bab
segala sesuatu dan sempurna (Suradika,
terdahulu,
2019, hlm. 10).
Muhammadiyah dibangun oleh K.H. Ahmad
Agama Allah Swt. adalah agama yang
dibawa oleh sekalian Nabi sejak Nabi Adam
AS sampai Nabi Muhammad SAW , dan
diajarkan kepada umatnya masing-masing
untuk mendapatkan hidup bahagia dunia dan
akhirat.
Syahdan.
Untuk
menciptakan
masyarakat yang bahagia dan sejahtera
sebagaimana yang tersebut diatas itu, tiaptiap orang, terutama umat Islam, umat yang
percaya akan Allah Swt. dan hari kemudian,
wajiblah mengikuti jejak sekalian Nabi yang
suci. Beribadah kepada Allah Swt. dan
berusaha
segiat-giatnya
mengumpulkan
segala kekuatan dan menggunakannya untuk
menjelmakan masyarakat itu di dunia ini.
Dengan niat yang murni-tulus dan ikhlas
karena Allah Swt. semata- mata dan hanya
mengharapkan karunia Allah Swt. dan ridhaNya semata, serta mempunyai rasa tanggung
jawab di hadirat Allah Swt. atas segala
perbuatannya, lagi pula harus sabar dan
tawakal bertabah hati menghadapi segala
kesukaran atau kesulitan yang menimpa
dirinya, atau rintangan yang menghalangi
bahwa
persyarikatan
Dahlan sebagai hasil kongkret dari telaah dan
pendalaman ( taddabur ) beliau terhadap AlQur’anul
Karim.
Faktor
inilah
yang
sebenarnya menjadi faktor yang paling utama
yang mendorong berdirinya Muhammadiyah.
Sementara
faktor-faktor
lainya
dapat
dikatakan sebagai faktor penunjang atau
faktor pemicu semata. Dengan ketelitiannya
yang sangat memadai setiap mengkaji Ayatayat Al-Qur’an, khususnya ketika menelaah
surat Ali Imran (3): 102 sampai 104, maka
akhirnya melahirkan amalan kongkret yaitu
lahirnya
persyarikatan
Muhammadiyah.
Kajian serupa ini terus dikembangkan
terhadap ayat-ayat lainnya. Hasil kajian ayatayat tersebut, yang oleh K.H.R. Hadjid
dinamakan “ Ajaran K.H. Ahamad Dahlan
dengan kelompok 17 ayat-ayat Al-Qur’an “,
di dalamnya tergambar secara jelas sekali
ruh, jiwa, nafas, semangat Muhammadiyah
pengabdiannya kepada Allah SWT. Dari latar
belakang berdirinya Muhammadiyah jelas
bahwa
sesungguhnya
Muhammadiyah
itu
tidak
kelahiran
lain
karena
diilhami, dimotivasi dan disemangati oleh
Jurnal Perspektif – Yayasan Jaringan Kerja Pendidikan Bali | 347
ISSN 2807-1190
ajaran-ajaran Al-Qur’an. Dan apa yang
suatu tujuan. Tetapi untuk mencapai tujuan
digerakkan oleh Muhammadiyah tidak ada
tersebut, strategi tidak hanya berfungsi peta
motif
untuk
jalan yang hanya menunjukkan arah saja,
merealisasikan prinsip- prinsip ajaran Islam
melainkan harus menunjukkan bagaimana
dalam kehidupan yang real dan kongkret.
teknik (cara) operasionalnya. Kata strategi
Segala yang dilakukan oleh Muhammadiyah,
berasal dari bahasa Yunani “ strategi “ yang
baik
diartikan sebagai “ the art of the general” atau
lain
kecuali
dalam
semata-mata
bidang
pengajaran,
pendidikan
dan
kemasyarakatan,
ke
perekonomian
dan
rumahtanggaan,
seni
orang
digunakan
panglima
dalam
yang
biasanya
peperangan.
Namun
sebagainya, tak dapat dilepas dari ajaran-
definisi strategi terbagi menjadi secara umum
ajaran
dan khusus sebagai berikut:
Islam.
Tegasnya
Gerakan
Muhammadiyah hendak berusaha untuk
menampilkan wajah Islam dalam wujud yang
real, kongkret dan nyata, yang dapat dihayati,
dirasakan dan dinikmati oleh umat sebagai “
rahmatannil’alamin
DEFINISI SECARA UMUM
Strategi adalah proses penentuan rencana
para pemimpin puncak yang berfokus pada
tujuan langka panjang organisasi, disertai
penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana
IDENTIFIKASI MASALAH
agar tujuan tersebut dapat tercapai.
Berdasarkan latar belakang masalah yang
telah diuraikan di atas, maka peneliti
mengidentifikasikan masalah-masalah yang
relevan, sebagai berikut:
DEFINISI SECARA KHUSUS
Strategi
merupakan
tindakan
yang
bersifat incremental (senantiasa meningkat)
dan
terus-menerus,
serta
dilakukan
a) Bagaimana Biografi K.H. Ahmad Dahlan
berdasarkan sudut pandang tentang apa yang
b) Bagaimana Strategi Dakwah K.H. Ahmad
diharapkan oleh para pelanggan dimasa
Dahlan
depan. Dengan demikian strategi hampir
c) Bagaimana Pengaruh Dakwah K.H. Ahmad
selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan
Dahlan Terhadap Kehidupan Masyarakat
bukan dimulai dari apa yang terjadi Jika
dilihat dari segi bahasa (etimologi), maka
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk
memahami Strategi Dakwah K.H. Ahmad
Dahlan.
Untuk
mengetahui
Pengaruh
Dakwah K.H. Ahmad Dahlan Terhadap
Kehidupan Masyarakat. Untuk mengetahui
Faktor-faktor Pendukung Dan Penghambat
Dakwah K.H. Ahmad Dahlan.
dakwah dapat memanggil, mengundang,
mengajak, menyeru, mendorong ataupun
memohon. Dalam ilmu tata bahasa Arab, kata
dakwah merupakan bentuk masdhar dari kata
kerja da’a, yad’u, da’watan, yang berarti
memanggil, menyeru, atau mengajak. Dalam
Alqur’an. Kata dakwah dapat kita jumpai
pada beberapa tempat, dengan berbagai
macam bentuk dan redaksinya. Dalam
2. KAJIAN LITERATUR
beberapa hadis Rasulullah SAW pun, sering
Strategi pada hakikatnya perencanaan
(planning) dan manajemen untuk mencapai
kita jumpai istilah-istilah yang senada dengan
pengertian dakwah. Adapun hadis Nabi SAW
Jurnal Perspektif – Yayasan Jaringan Kerja Pendidikan Bali | 348
ISSN 2807-1190
yang menjelaskan tentang pengertian dakwah
adalah sebagai berikut:
• SERUAN
Artinya : “Allah SWT menyeru (manusia)
ke Darussalam (surga), dan menunjuki orang
yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang
lurus (Islam).QS. Yunus (10):25.
• PANGGILAN UNTUK NAMA
Artinya : “Hanya milik Allah SWT
Asmaul Husna. Maka bermohonlah kepadaNya dengan menyebut asmaul husna itu dan
tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang
dari kebenaran dalam (menyebut) namanama-Nya. Nanti mereka akan mendapat
balasan terhadap apa yang telah mereka
kerjakan. (QS.Al-A’raf (7): 180).
• UNDANGAN DAKWAH
dalam pengertian syara’ (istilah), telah
dikemukakan oleh beberapa pakar keilmuan,
di antaranya:
1) Syaikh Muhammad Ash-Shawwaf
mengatakan.
“Dakwah
adalah
risalah langit yang diturunkan ke
bumi, berupa hidayah Sang Khaliq
kepada makhluknya, din dan jalanNya yang lurus yang sengaja dipilihNya dan dijadikan sebagai jalan
satu-satunya untuk bisa selamat
kembali kepada- Nya.
2) Dr.
Yusuf
Al-Qaradhawi
menyimpulkan bahwa, “Dakwah
adalah ajakan kepada agama Allah
SWT, mengikuti petunjuk-Nya,
mencari keputusan hukum (tahkim)
kepada metode-Nya di bumi,
mengesakan-Nya dalam beribadah,
meminta pertolongan dan ketaatan,
melepaskan diri dari semua Thagnut
yang ditaati selain Allah SWT,
membenarkan apa yang dibenarkan
Allah SWT, memandang batil apa
yang dipandang batil oleh Allah
SWT, amar makruf nahi munkar dan
jihad di jalan Allah SWT. Secara
ringkas, ia adalah ajakan murni
paripurna kepada Islam, tidak
tercemar dan pula tidak terbagi.
3) Dr. Muhammad Sayyid Al-Wakil
mendefinisikan, “Dakwah ialah
mengajak dan mengumpulkan
manusia untuk kebaikan serta
membimbing
mereka
kepada
petunjuk dengan cara ber-amar
makruf nahi munkar.
4) Dr. Taufiq Al-Wa’i menjelaskan,
“Dakwah ialah mengumpulkan
manusia
dalam
kebaikan,
menunjukkan mereka ke jalan yang
benar dengan cara merealisasikan
manhaj Allah SWT di bumi dalam
ucapan dan amalan, menyeru
kepada yang makruf dan mencegah
dari yang mungkar, membimbing
mereka kepada shirathal mustaqim
dan bersabar menghadapi ujian yang
menghadang di perjalanan.
5) Dakwah menurut H. M. Arifin,
M.Ed. mengandung pengertian
sebagai suatu ajakan baik dalam
bentuk lisan, tulisan, tingkah laku,
dan sebagainya yang dilakukan
secara sadar dan berencana dalam
usaha mempengaruhi orang lain,
baik secara individual maupun
kelompok, agar timbul dalam
dirinya suatu pengertian, kesadaran,
sikap
penghayatan,
serta
pengamalan terhadap ajaran agama
sebagai pesan yang disampaikan
kepadanya dengan tanpa adanya
unsur-unsur paksaan.
6) Menurut Drs. H. Masyur Amin,
dakwah suatu aktivitas yang
mendorong manusia memeluk
agama Islam melalui cara yang
bijaksana, dengan materi ajaran
Islam, agar mereka mendapatkan
kesejahteraan kini (dunia) dan
kebahagiaan nanti (akhirat).
7) Jamaluddin Kafie berpendapat,
“Dakwah adalah suatu sistem
kegiatan
dari
seseorang,
sekelompok, segolongan umat Islam
sebagai aktualisasi imaniah yang
dimanifestasikan dalam bentuk
seruan,
ajakan,
panggilan,
undangan,
dan
doa,
yang
disampaikan dengan ikhlas dan
menggunakan metode, sistem, dan
teknik tertentu, agar mampu
menyentuh qalbu dan fitrah
seseorang, keluarga, kelompok,
Jurnal Perspektif – Yayasan Jaringan Kerja Pendidikan Bali | 349
ISSN 2807-1190
massa, dan masyarakat manusia
supaya
dapat
mempengaruhi
tingkah lakunya untuk mencapai
suatu tujuan tertentu.
mengajar,
jadi,
belajar
dan
mengajar
hanyalah salah satu sisi dari sisi-sisi dakwah
yang lainnya. Muhammad al- Khaydar
8) Sementara itu, Prof. Dr. M. Quraish
Shihab mengatakan, “Dakwah
adalah seruan atau ajakan kepada
keinsafan atau usaha mengubah
situasi kepada situasi yang lebih
baik dan sempurna baik terhadap
pribadi maupun masyarakat.
Husayri dalam kitabnya ad-Da’wat ila al-
9) Pendapat Bakhial Khauli, dakwah
adalah satu proses menghidupkan
peraturan-peraturan Islam dengan
maksud memindahkan umat dari
satu keadaan kepada keadaan lain.
mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat.
10) Pendapat Syehk Ali Mahfudz,
dakwah adalah mengajak manusia
untuk mengerjakan kebaikan dan
mengikuti petunjuk, menyuruh
mereka berbuat baik dan melarang
mereka dari perbuatan jelek agar
mereka mendapat kebahagiaan di
dunia dan akhirat. Pendapat ini juga
selaras dengan pendapat al-Ghazali
bahwa amar makruf nahi munkar
adalah inti gerakan dakwah
penggerakan
dalam
dinamika
masyarakat Islam.
Secara terminologi, para ulama berbeda
pendapat
dalam
menentukan
Ishlah mengatakan, dakwah adalah mengajak
kepada
kebaikan
dan
petunjuk,
serta
menyuruh kepada kebajikan (ma’ruf) dan
melarang
kepada
kemungkaran
agar
Ahmad Ghalwasy dalam kitabnya ad-Da’wat
al-Islamiyyah
mendefinisikan
dakwah
sebagai pengetahuan yang dapat memberikan
segenap usaha yang bermacam-macam. yang
mengacu kepada upaya penyampaian ajaran
Islam
kepada
seluruh
manusia
yang
mencakup akidah, syariat, dan akhlak. Abu
Bakar Zakaria dalam kitabnya, ad-Da’wat
ila-Islam mendefinisikan dakwah sebagai
kegiatan para ulama dengan mengajarkan
manusia apa yang baik bagi mereka dalam
kehidupan
dunia
dan
akhirat
menurut
kemampuan mereka. Dari sekian banyak
dan
definisi dakwah yang telah penulis papar kan,
mendefinisikan dakwah, hal ini disebabkan
penulis melihat para ulama sepakat bahwa
oleh perbedaan mereka dalam memaknai dan
dakwah
memandang kalimat dakwah itu sendiri.
menyampaikan
Sebagian ulama yang diungkapkan oleh
mempraktikkan
Muhammad Abu al-Futuh dalam kitabnya al-
kehidupan
Madkhat ila’Ilm ad-Da’wat mengatakan,
dikemukakan oleh Muhammad Abu al-Futuh
adalah
suatu
dan
kegiatan
untuk
mengajarkan
ajaran
sehari-hari,
serta
Islam
dalam
seperti
yang
bahwa dakwah adalah menyampaikan (at-
dalam kitabnya al-Madkhat ila’Ilm ad-
tabligh) dan menerangkan (al-bayan) apa
Da’wat menurut beliau, hakikat dakwah
yang telah dibawah oleh Nabi Muhammad
harus mencakup tiga fase pelaksanaan
SAW.” Sebagian lagi menganggap dakwah
dakwah, yaitu penyampaian, pembentukan,
sebagai ilmu dan pembelajaran (ta’lim).
dan pembinaan. Namun ada juga ulama,
Definisi ini menurut penulis lebih normatif
seperti Syehk Muhammad ar-Rawi yang
dimana dakwah hanya bersifat dan mencakup
mendefinisikan
belajar dan mengajar tanpa melihat dakwah
landasan moral dan etika, tanpa melihat status
adalah suatu proses penyampaian pesan-
sosial, budaya dan agama, karena dakwah
pesan kepada orang lain dengan berbagai
Islam
sarana, di antara sarana itu adalah belajar dan
universal yang mencakup semua unsur dalam
menurut
dakwah
beliau
semata-mata
adalah
dakwah
Jurnal Perspektif – Yayasan Jaringan Kerja Pendidikan Bali | 350
ISSN 2807-1190
masyarakat. Beliau mengatakan
bahwa,
pikirannya. Sikap sinis, tuduhan dan cap
dakwah adalah norma-norma yang sempurna
negatif yang bernada antipati itu justru datang
bagi etika kemanusiaan dalam pelaksanaan
dari umat Islam sendiri. Sungguh lucu
hak-hak dan kewajiban. Beberapa definisi
disamping
dakwah tersebut, ke semuanya bertemu pada
disayangkan. Menyadari semua itu, hal
satu titik. Yakni, dakwah merupakan sebuah
mutlak
upaya dan kegiatan baik dalam wujud ucapan
menyusun
maupun perbuatan, yang mengandung ajakan
sistematika atau penahapan Al- Qur’an.
atau seruan kepada orang lain untuk
Menyimak sejarah turunnya Al-Qur’an dari
mengetahui, menghayati, dan mengamalkan
ayat pertama hingga ayat terakhir, jelas sekali
ajaran-ajaran Islam dalam kehidupan sehari-
tahapan-tahapan itu. Yakni tahapan Mekkah
hari, untuk meraih kebahagiaan di dunia dan
dan Madinah. Perbedaan itu perlu dikaji
di akhirat. Dengan demikian penulisan
secara mendalam, terutama jiwa dari istilah
menyimpulkan bahwa dakwah bukanlah
yang digunakan oleh ayat-ayat yang turun di
terbatas pada penjelasan dan penyampaian
Mekkah menggunakan istilah “ wahai
semata, namun juga menyentuh aspek
manusia”, sedang ayat yang turun di Madinah
pembinaan
(pembentukan)
menggunakan istilah “wahai orang yang
pribadi, keluarga, dan masyarakat Islam.
beriman”. Secara cepat pelajaran yang
Sehingga dakwah juga termasuk aktivitas
didapat dari kenyataan tersebut, dalam
yang
kaitannya pelaksanaan dakwah adalah ada
dan
takwin
dilakukan
secara
sadar
untuk
berbahaya
yang
harus
materi
dan
sangat
dilakukan
dakwah
adalah
berdasarkan
menyampaikan pesan-pesan agama Islam
yang dinamakan periode atau
dengan menggunakan cara tertentu kepada
Mekkah dan tahapan Madinah. Sebelum
orang
materi dakwah disuguhkan, harus lebih dulu
lain
agar
menjalankannya
menerima
dengan
baik
dan
dalam
ditetapkan
apa
dan
tahapan
bagaimana
corak
kehidupan individual maupun sosial guna
masyarakat
mencapai kebahagiaan tertentu.
termasuk tahapan Mekkah atau sudah sampai
memerlukan
ilmu,
dihadapinya.
Apakah
memasuki tahapan Madinah. Apakah sudah
DEFINISI STRTEGI DAKWAH
Berdakwah
yang
serta
persiapan yang matang. Terutama dalam
menyiapkan materi dakwah. Problem paling
banyak ditemukan dalam melaksanakan
dakwah adalah materi. Materi yang disusun
mungkin dipanggil dengan isyarat khusus
atau masih dengan isyarat umum. Menimbul
kekagetan, kepanikan dan beberapa bentuk
perasaan tidak senang.
Sehingga bukannya mereka bertambah
sebagaimana
dekat seperti yang diharapkan tetapi justru
mestinya, tidak seperti cara dan gaya Al-
tambah jauh karenanya. Lahirnya sikap
Qur’an itu sendiri. Tak heran bila acapkali
antipati
terdengar kejengkelan dan kekagetan para
problem. Sistem apa pun yang dipakai dan
pendengar, saat ketentuan-ketentuan dalam
cara
Al-Qur’an disuguhkan. Ayat-ayat Al-Qur’an
mengindahkan penahapan ini, pelaksanaan
itu diukur dan dinilai berdasarkan rasa dan
dakwah bakal tidak menentu ujungnya.
dan
disampaikan
tidak
dan
apa
sebagainya,
pun
yang
sebagai
digunakan
awal
tanpa
Jurnal Perspektif – Yayasan Jaringan Kerja Pendidikan Bali | 351
ISSN 2807-1190
Sebab, awalnya pun tidak jelas dari mana
dimulai. Seperti telah dibicarakan pada
uraian
sebelumnya,
Kata
“hikmah”
dalam
Al-Qur’an
dakwah
disebutkan sebanyak 20 kali baik dalam
merupakan suatu sistem. Sebagai sistem,
bentuk nakiroh maupun ma’rifat. Bentuk
tentunya memiliki unsur, komponen atau
masdarnya adalah “hukuman” yang diartikan
elemen yang menjadi satu kesatuan. Setiap
secara makna aslinya adalah mencegah. Jika
unsur mempunyai peranan penting dan satu
dikaitkan hukum berarti mencegah dari
sama lain saling berkaitan dalam upaya
kezaliman, dan jika dikaitkan dengan dakwah
pencapaian tujuan dakwah. Setiap unsur
maka berarti menghindari hal-hal yang
dakwah harus terpenuhi syarat-syarat tertentu
kurang relevan dalam melaksanakan tugas
sehingga
dapat
dakwah. Menurut al- Asma’i asal mula
mendukung dan berperan untuk keberhasilan
didirikan hukuman (pemerintahan) ialah
dakwah. Paling tidak ada enam unsur
untuk mencegah manusia dari perbuatan
dakwah. Terutama untuk dakwah bil-lisan
zalim. Al-Hikmah juga berarti tali kekang
yang hampir disepakati oleh para pakar, yaitu
pada binatang, seperti istilah hikmatul Lijam,
pendakwah (da’i) , mitra (mad’uw) , materi
karena Lijam (cambukkan atau kekang kuda)
(maddah) , metode, media dan tujuan
itu digunakan untuk mencegah tindakan
dakwah. Selain itu, sebagian pakar dakwa
hewan. Diartikan demikian karena tali
memasukkan
lembaga
kekang itu membuat penunggang kudanya
dakwah sebagai salah satu unsur penting
dapat mengendalikan kudanya sehingga si
dalam berdakwah.
penunggang kudanya dapat mengaturnya
METODE DAKWAH
baik untuk perintah lari atau berhenti. Dari
secara
bahwa
• PENGERTIAN BI AL-HIKMAH
bersama-sama
organisasi
atau
Dari segi bahasa metode dakwa berasal
keseksian ini maka orang yang memiliki
dari dua kata yaitu “meta” (melalui) dan
hikmah berarti orang yang mempunyai
“hodos” (jalan, cara).” Dengan demikian
kendali diri yang dapat mencegah diri dari
dapat di artikan bahwa metode adalah cara
atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai
suatu tujuan. Sumber yang lain menyebutkan
bahwa metode berasal dari bahasa Jerman
hal-hal yang kurang bernilai atau menurut
Ahmad bin Munir al-Muqri’ al-Fayumi
berarti dapat mencegah dari perbuatan yang
hina. M. Abduh berpendapat bahwa, Hikmah
adalah mengetahui rahasia dan faedah di
Methodica, artinya ajaran tentang metode.
Dalam bahasa Yunani metode berasal dari
kata methodos artinya jalan yang dalam
bahasa Arab disebut thariq. Metode berarti
cara yang telah diatur dan melalui proses
pemikiran untuk mencapai suatu tujuan
tertentu. Namun dari pengertian metode
dakwah diatas dapat diambil pemahaman
bahwa metode dakwah itu meliputi tiga
cakupan di antarnya yaitu: 1. Alhikmah
dalam tiap-tiap hal. Hikmah juga digunakan
dalam arti ucapan yang sedikit lafaz akan
tetapi banyak makna ataupun diartikan
meletakan
sesuatu
pada
tempat
atau
semestinya. Dalam konteks usul fikih istilah
hikmah
dibahas
ketika
ulama,
ushul
membicarakan sifat-sifat yang dijadikan alat
hukum. Dan pada kalangan tarekat hikmah
diartikan pengetahuan tentang rahasia Allah
SWT. Orang yang memiliki hikmah disebut
Jurnal Perspektif – Yayasan Jaringan Kerja Pendidikan Bali | 352
ISSN 2807-1190
al-hakim
memiliki
benar. Ia adalah dalil yang menjelaskan
pengetahuan yang paling utama dari segala
kebenaran dan menghilangkan keraguan atau
sesuatu. Kalau hikmah juga sering dikaitkan
kesamaran. Selanjutnya, Syekh Zamakhsyari
dengan filsafat, karena filsafat juga mencari
mengatakan hikmah juga diartikan sebagai
pengetahuan hakikat segala sesuatu. Prof.
Al-Qur’an yakni najaklah mereka (manusia)
DR. Toha Yahya Umar, M.A., menyatakan
mengikuti kitab yang memuat hikmah. Dari
bahwa Hikmah berarti meletakan sesuatu
beberapa pengertian diatas, dapat dipahami
pada tempatnya dengan berpikir, berusaha
bahwa
menyusun dan mengatur dengan cara yang
kemampuan dan ketepatan da’i dalam
sesuai
tidak
memilih, memilah dan menyelaraskan teknik
bertentangan dengan larangan Tuhan. Al-
dakwah dengan kondisi objektif mad’u. Al-
al’adl
Hikmah merupakan kemampuan da’i dalam
al-him
menjelaskan tentang Islam serta realitas yang
(ketahanan), al’ilm (pengetahuan), dan an-
ada dengan argumentasi logis dan bahasa
Nubuwwah (kenabian).
yang komunikatif. Oleh karena itu, al-
Hikmah
yaitu
orang
keadaan
diartikan
(keadilan),
al-haq
zaman
pula
yang
dengan
sebagai
(kebenaran),
Disamping itu, al-hikmah juga diartikan
sebagai
menempatkan
proporsinya.
Al-Hikmah
sesuatu
pada
juga
berarti
pengetahuan yang dikembangkan dengan
al-Hikmah
hikmah
sebagai
adalah
sebuah
merupakan
sistem
yang
menyatakan antara kemampuan teoritis dan
praktis dalam berdakwah.
• HIKMAH DALAM DAKWAH
tepat sehingga mejadi sempurna. Menurut
Dari penjelasan diatas dapat diambil
pendapat ini, al-hikmah ter manifestasikan ke
kesimpulan bahwa hikmah dalam dunia
dalam empat hal: kecakapan manajerial,
dakwah mempunyai posisi yang sangat
kecermatan,
dan
penting, yaitu dapat menentukan sukses
ketajaman pikiran. Sebagai metode dakwah,
tidaknya dakwah. Dalam menghadapi mad’u
al-Hikmah diartikan bijaksana, akal budi
yang beragam tingkat pendidikan, strata
yang mulia, lapang dada, hati yang bersih,
sosial, dab latar belakang budaya, para da’i
dan menarik perhatian orang kepada agama
memerlukan hikmah, sehingga jaran Islam
atau Allah SWT. Ibnu Qoyim berpendapat
mampu memasuki ruang hati para mad’u
bahwa pengertian hikmah yang paling tepat
dengan tepat. Oleh karena itu, para da’i
adalah seperti yang dikatakan oleh Mujahid
dituntut
dan Malik yang mendefinisikan bahwa
memahami sekaligus memanfaatkan latar
hikmah
tentang
belakangnya, sehingga ide-ide yang diterima
kebenaran dan pengamalannya, ketepatan
dirasa sebagai sesuatu yang menyentuh dan
dalam perkataan dan pengamalannya. Hal ini
menyejukkan kalbunya. Pada satu saat boleh
tidak bisa dicapai kecuali dengan memahami
jadi diamnya da’i menjadi efektif dan
Al-Qur’an, dan mendalami Syariat-syariat
berbicara membawa bencana, tetapi di saat
Islam serta hakikat iman. Menurut Syehk
lain
Zamakhsyari dalam kitabnya “al-Kasyaf”, al-
mendatangkan bahaya yang besar dan
Hikmah adalah perkataan yang pasti dan
berbicara
kejernihan
adalah
pemikiran
pengetahuan
untuk
terjadi
mampu
sebaliknya,
mendatangkan
mengerti
diam
hasil
dan
malah
yang
Jurnal Perspektif – Yayasan Jaringan Kerja Pendidikan Bali | 353
ISSN 2807-1190
gemilang. Kemampuan da’i menempatkan
• AL-MAUD’IDZA AL-HASANAH
dirinya, kapan harus berbicara dan kapan
Terminologi mau’izhah hasanah dalam
harus memilih diam, juga termasuk bagian
perspektif dakwah sangat popular, bahkan
dari hikmah dalam berdakwah. Hikmah
dalam acara-acara seremonial keagamaan
adalah bekal da’i menuju sukses. Karunia
(baca dakwah atau tabliqh) seperti Maulid
Allah SWT yang diberikan kepada orang
Nabi dan Isra’ Miraj, istilah mau’izhah
yang mendapatkan insya Allah juga akan
hasanah mendapat porsi khusus dengan
berimbas kepada para mad’unya, sehingga
sebutan “ acara yang ditunggu-tunggu” yang
mereka termotivasi untuk mengubah diri dan
merupakan inti acara dan biasanya menjadi
mengamalkan apa yang disampaikan da’i
salah satu target keberhasilan sebuah acara.
kepada mereka. Tidak semua orang mampu
Namun
meraih hikmah, sebab Allah SWT hanya
kesalahpahaman,
memberikannya untuk orang yang layak
pengertian
mendapatkannya,
bahasa, mau’izhah hasanah terdiri dari dua
maka
dia
telah
memperoleh karunia besar dari Allah SWT.
menganugerahkan
barang siapa yang dianugerahi al-hikmah itu,
ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang
Dan
hanya
orang-orang
yang
berakallah yang dapat mengambil pelajaran.
QS.
Al-Baqarah
mengisyaratkan
menjadikan
:269)”. Ayat
betapa
hikmah
sebagai
maka
mau’izhah
tidak
akan
menjadi
dijelaskan
hasanah.
Secara
kata, yaitu mau’izhah dan hasanah. Kata
‘idzau-wa’aidzan- idzatan yang berarti;
al-hikmah
kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan
banyak.
agar
mau’izhah berasal dari kata wa’adza ya
Allah SWT berfirman Artinya :
“Allah
demikian
tersebut
pentingnya
sifat
dan
menyatu dalam metode dakwah dan betapa
pentingnya dakwah mengikuti langkahlangkah yang mengandung hikmah. Ayat
tersebut seolah-olah menunjukkan metode
dakwah praktis kepada para juru dakwah
yang mengandung arti mengajak manusia
kepada jalan yang benar dan mengajak
manusia untuk menerima dan mengikuti
petunjuk agama dan akidah yang benar.
Mengajak manusia kepada hakikat yang
murni dan apa adanya tidak mungkin
dilakukan tanpa melalui pendahuluan dan
pancingan atau tanpa mempertimbangkan
iklim dan medan kerja yang sedang dihadapi.
nasihat,
bimbingan,
pendidikan
dan
peringatan, sementara hasanah merupakan
kebalikan dari sayyi;ah yang artinya kebaikan
lawannya kejelekan. Adapun pengertian
secara istilah, ada beberapa pendapat antara
lain:
1) Menurut Imam Abdullah bin
Ahmad an-Nasafi yang dikutip oleh
H.Hasanuddin
adalah
sebagai
berikut: Al-Mau’izhah al-Hasanah
adalah perkataan-perkataan yang
tidak tersembunyi bagi mereka,
bahwa engkau memberikan nasihat
dan menghendaki manfaat kepada
mereka atau dengan al-Qur’an.
2) Menurut Abd. Hamid al-Bilali alMau’izhah Hasanah Mau’izhah
Hasanah dapatlah diartikan sebagai
ungkapan yang mengandung unsur
bimbingan, pendidikan, pengajaran,
kisah-kisah,
berita
gembira,
peringatan, pesan-pesan positif
(wasiat) yang bisa dijadikan
pedoman dalam kehidupan agar
mendapatkan keselamatan dunia
akhirat.
3) Al-Mujadah Bi-al-Lati Ahsan Dari
segi etimologi (Bahasa) lafaz
mujadalah terambil dari kata
Jurnal Perspektif – Yayasan Jaringan Kerja Pendidikan Bali | 354
ISSN 2807-1190
“jadala” yang bermakna meminta,
melilit. Apabila ditambahkan alif
pada huruf jim yang mengikuti
wazan faa ala, “jaa dala” dapat
bermakna
berdebat,
dan
“mujaadalah” perdebatan.
sebuah konsep, seluruh kebijakan dakwah
Kata “jadala” yang bermakna menarik
tidaklah memiliki wujud yang berdiri sendiri,
tali dan mengikatnya guna menguatkan
sesuatu. Orang yang berdebat bagaikan
menarik dengan ucapan untuk meyakinkan
lawanya dengan menguatkan pendapatnya
melalui argumentasi yang disampaikan. Dari
pengertian diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa, al-Mujadalah merupakan pendapat
yang dilakukan oleh dua pihak secara
sinergis, yang tidak melahirkan permusuhan
dengan tujuan agar lawan menerima pendapat
yang
diajukan
dengan
memberikan
argumentasi dam bukti yang kuat. Antara satu
dengan
lainya
saling
menghargai
dan
menghormati pendapat keduanya berpegang
kepada kebenaran, mengakui kebenaran
pihak lain dan ikhlas menerima hukuman
dan langkahnya tidak terlepas dari apa yang
telah digariskan dalam konsep dasar tersebut.
Dari sini dapat dipahami, bahwa dakwa
lebih dari itu, secara hakiki, dakwah adalah
bentuk fisik-empiris dari ajaran Islam yang
dari
situ
dakwah
mengarahkan
setiap
kebijakan dan langkahnya. Maka tujuan
dakwah sebenarnya tidak lain dari tujuan
Islam itu sendiri yakni transformasi sikap
kemanusiaan
(attitude
of
humanity
transformation) atau yang dalam terminologi
al-Qur’an disebutkan al-ikhraj min alzulumat ila al- nur. Menurut pakar tafsir Abu
Zahrah, al-nur (cahaya) adalah simbol dari
karakteristik
asal
kemanusiaan
(fitrah).
Disebut demikian, karena hidup manusia
akan bersinar hanya jika ia secara natural
mengikuti karakter asal tersebut. Sebaliknya,
al-zuml (kegelapan) adalah simbol yang
menunjukkan situasi penyimpangan manusia
kebenaran tersebut.
dari karakter asalnya. Cahaya itu, kata Abu
TUJUAN DAKWAH
Zahrah amat terang ketika pertama kali
Dalam banyak literatur, para ahli telah
manusia lahir, lambat laun, ia semakin redup
menjelaskan bahwa tema sentral dakwah
dengan tingkat menjauhnya manusia dari
adalah Islam. Arti dari pernyataan ini adalah
dakwah sebagai implementasi dari publikasi
ajaran agama Islam, menjadikan Islam
sebagai wawasan dan basis ruang geraknya
sekaligus. Demikian dekat derajat antara
keduanya, sehingga Islam dan dakwah tidak
memiliki celah Kecuali hanya terpaut dalam
posisi ideologi dan aplikasi, atau antara
ajaran dan pengalaman. Sebutlah Islam
sebagai
format
dasar
tentang
konsep
pedoman tingkah laku manusia tentang apa
yang semestinya, maka dakwah dalam
sebuah proses realisasi konsep ini secara
implementatif. Sebagai implementasi dari
cahaya itu yang tidak lain adalah komitmen
primordial (al-iman al-fity).Dakwah adalah
sebagai perpanjangan tangan dari keyakinan
Islam, ber-concern untuk mengajak manusia
kembali berkomitmen kepada tauhid ini,
manusia diajak untuk memilih pandangan
hidup yang natural, senatural pengaturan
Allah SWT terhadap ala mini dan bersamasama dengan alam tunduk dan pasrah kepada
ketentuan-Nya (al-Islam). Pandangan hidup
natural yang secara konkret oleh al-Qur’an
dijelaskan sebagai sikap tunduk dan pasrah
kepada-Nya,
merupakan
satu-satunya
pandangan hidup yang mampu memberikan
Jurnal Perspektif – Yayasan Jaringan Kerja Pendidikan Bali | 355
ISSN 2807-1190
keberuntungan
manusia.
Rasulullah adalah Nabi terakhir, tiada lagi
Sebaliknya, pandangan atau sikap hidup yang
Nabi sesudahnya. Sementara itu Islam,
melawan ketentuan, dinilai sebagai yang
risalah yang diturunkan Allah SWT kepada
tertolak, karena mengingkari hakikat jati diri
beliau diyakini sebagai risalah yang kekal dan
manusia itu sendiri sebagai bagian dari
berlaku hingga akhir zaman. Kalau demikian,
ketentuan Alllah SWT. Pengingkaran jati diri
maka harus ada yang menggantikan tugas
manusia itu sendiri tidak menghasilkan apa-
Rasulullah
apa kecuali akan berakhir dengan kerugian-
risalahnya tersebut kepada seluruh umat
kerugian bagi manusia tersebut. Pendapat
manusia. Itulah sebabnya, umat Islam sebagai
lain mengatakan bahwa tujuan dakwah
pengikut Rasulullah dikatakan sebagai sekutu
adalah suatu faktor yang menjadi pedoman
Rasulullah dalam hal tugas menyiarkan
arah
risalah Islam itu (al-muslimun hum- al-
proses
dalam
yang
hidup
dikendalikan
secara
SAW
syarikuna
dakwah selalu terjadi proses interaksi, yaitu
Kemudian muncul persoalan, siapakah yang
hubungan antara Da’i di satu pihak dan
berkewajiban meneruskan dakwah Rasul itu,
Mad’u (objek) di pihak lain. Interaksi dalam
apa semua umat muslim berkewajiban
proses
untuk
dakwah atau sebagian kelompok saja. Para
mempengaruhi Mad’u yang akan membawa
pakar berselisih paham dalam menanggapi
perubahan yang sesuai dengan tujuan dakwah
soal ini. Sejauh pemikiran yang berkembang,
yaitu mencapai kebahagiaan dunia dan
perselisihan
akhirat. Hukum Dakwah Menurut A. Karim
dikelompokkan ke dalam tiga pendapat
Zaidan, dakwah pada mulanya adalah tugas
sebagai berikut ini:
ini
ditunjukkan
para rasul. Masing-masing mereka ditugasi
untuk mengajak manusia menyembah Allah
SWT semata sesuai dengan syariat yang
diturunkan. Ada yang terbatas pada kaum
tertentu pula, namun ada juga yang ditugasi
untuk
mengajak
kepada
seluruh
umat
manusia di dunia tanpa mengenal batas waktu
seperti Nabi Muhammad SAW. Jadi, para
rasul itu semuanya adalah
da’i yang
mempunyai misi suci mengajak orang ke
jalan Allah SWT. Setiap seorang rasul wafat,
maka diutuslah Rasul berikutnya untuk
meneruskan dakwah mengajak manusia
kepada
tauhid
dan
tugas
itu
berkesinambungan antara para rasul hingga
diutusnya Nabi Muhammad SAW sebagai
penutup para rasul. Sebagaimana ditemukan
dalam
nas-nas
agama
yang
qath’iy,
dalam
fi
menyiarkan
sistematis dan konsisten. Dalam kegiatan
dakwah
lirasulihi
untuk
amri
masalah
da’wah).
ini
dapat
1) Dakwah
dihukum
sebagai
kewajiban personal (fard’ain).
2) Dakwah
dihukum
sebagai
kewajiban kolektif (fardhu kifayah).
Menurut mereka kata “minkum” dalam
kalimat tersebut lebih tepat berfungsi litabi’d ( sebagian), dan bukan li-tabyin
(penjelas),
sehingga
pesan
kewajiban
berdakwah dalam ayat tersebut berarti
sebagian dari umat muslim, bukan seluruh
umat
muslim.
Mereka,
seperti
telah
dikemukakan diatas, adalah para ulama dan
tokoh agama (rijal al-din) yang memiliki
pengetahuan yang mendalam soal agama.
Bagi pendukung pendapat kedua ini, dakwah
juga menyangkut dan terkait dengan soal
penjelasan hukum-hukum agama Islam, dan
karenanya tidak semua orang memiliki
Jurnal Perspektif – Yayasan Jaringan Kerja Pendidikan Bali | 356
ISSN 2807-1190
kapasitas dan kapabilitas untuk itu. Disisi
mendukung hukum ganda dakwah, wajib
lain, agama melarang menyerahkan suatu
individu, dan kolektif sekaligus. Nasih
urusan kepada yang tidak berkompeten dan
‘Ulwan serta ulama keenam Indonesia M.
menyebutnya
yang
Quraish Shihab juga termasuk dalam jajaran
hadis nabi
ulama yang berpendapat demikian, menurut
dijelaskan apabila suatu urusan diserahkan
Nasi ‘Ulwan, dakwah karena berkaitan
kepada yang tidak berkompeten, maka ia
dengan
akan berantakan. Dakwah dihukum wajib
memandang
melanggar
individual
sebagai
amanah.
(fard
perbuatan
Dalam
’ain)
,muslim,
tanpa
status usia, jenis kelamin
wajib
maupun kedudukan sosial. Namun demikian,
kolektivitas (fard kifayah). Maksudnya,
tugas berat dakwah menuntut pengetahuan
hukum asal dakwah itu adalah wajib ‘ain,
tentang keadaan mad’u, iman, sensitivitasnya
sehingga setiap mukmin memiliki tanggung
dengan realitas umat, dan perkembangan
jawab moral untuk menyampaikan agamanya
umat manusia. Karena itu, bidang garapan
sesuai
dan
dakwah yang terakhir ini menjadi tugas para
Namun
profesional, dan bukan sembarang orang.
demikian, pada aspek-aspek tertentu, dakwah
Dalam tafsir al-Manar, Rasiy Rida juga
tidak dapat diserahkan kepada sembarang
berpendapat seperti itu. Katanya dakwah itu
orang. Dakwah dalam posisi ini menjadi
bertingkat-tingkat, dari dakwah umat muslim
tugas berat dan menuntut profesionalitas.
kepada non muslim hingga dakwah antar
Dakwah memerlukan kompetensi dan itu
umat muslim. Menurut Rida, yang terakhir
hanya
ini menempuh dua metode.
dengan
kapasitasnya
taraf
kemampuan
masing-masing.
mungkin
memiliki
sekaligus
kepentingan
dilakukan
keahlian
dalam
oleh
bidang
yang
ini
merupakan jalan tengah (sintesis) dari dua
• DAKWAH
GENERAL
DAN
KOMPREHENSIF (AL DA’WAH ALAMMAH AL-KULLLIYAH).
pendapat sebelumnya yang saling bertolak
Metode dakwah ini menurut Rida tidak
belakang. Pendapat ini menjadi jalan tengah,
boleh diserahkan kepada sembarang orang,
lantaran tidak memandang dakwah hanya
tetapi
sebagai kewajiban ulama semata (elitis),
(khwawas al- ummah), yang memahami
tetapi juga tidak membenarkan menyerahkan
perincian ajaran agama dan pemahamannya.
masalah dan tugas dakwah hanya kepada
Rida menunjuk QS. At-Taubah (9):122
masing-masing orang (tugas individual)
sebagai argumennya.
semata-mata.
• DAKWAH
YANG
BERSIFAT
PARSIAL
(AL-DA’WAH
ALJUZIYYAH AL-KHASSAH)
(kelompok profesional). Pendapat ketiga ini
Sayyid
Quthub,
termasuk
ulama yang berpendapat bahwa hukum
dakwah itu adalah wajib ‘ain. Menurutnya,
dakwah merupakan konsekuensi logis dari
iman. Iman dipandang eksis bila telah
diwujudkan dalam bentuk amal saleh dan
dakwah. Namun demikian, pada kesempatan
lain
menurut
Sayyid
Quthub
dapat
kepada
kelompok
profesional
yaitu dakwah yang berkenan dengan
pesan dan wasiat antar-sesama muslim serta
mengajak kepada kebaikan umum dan
mengingatkan
sesama
dari
perbuatan
mungkar. Pada level ini, dakwah menjadi
kewajiban setiap muslim, baik yang awam
digolongkan dalam kelompok ulama yang
Jurnal Perspektif – Yayasan Jaringan Kerja Pendidikan Bali | 357
ISSN 2807-1190
(jahil)
maupun
yang
alim
dilakukan
mendalam (Suradika, 2000, hlm. 13). Sumber
berdasarkan kesanggupan masing-masing.
data dalam penelitian ini ada dua, yakni data
M. Quraish Shihab ketika menafsirkan surat
Ali Imran 104 mengambil jalaan tengah.
Menurutnya,
pengetahuan
kebaikan
seseorang jika tidak ditingkatkan lamakelamaan akan berkurang. Untuk itulah,
manusia
perlu
diingatkan
dan
diberi
keteladanan melalui dakwah. Kalau tugas itu
tidak bisa dilakukan oleh seluruh anggota
masyarakat, maka sebagian di antaranya pun
tidak mengapa.
Terpenting sekali, bahwa dakwah, bagi
M. Quraish Shihab, memiliki dua status
hukum.
1) Dakwah status hukum wajib ‘ain,
yaitu ketika dakwah dipandang
dalam pengertiannya yang umum
sebagai kegiatan mengajak orang
kepada kebaikan unik. Dalam ruang
lingkup ini, dakwah memang
memungkinkan untuk dilakukan
oleh siapa saja dari setiap umat
muslim. Hal demikian, karena
dakwah dalam pengertian ini tidak
menuntut suatu keahlian dan
spesifikasi khusus, dan siapa saja
tanpa terkait kategori tertentu dapat
mengajak orang lain kepada
kebaikan.
2) Dakwah dihukum wajib kolektif
(kifayah), yang menjadi tanggung
jawab ulama atau kelompok
profesional. Ketika dipahami seperti
itu, dakwah secara otomatis naik
tugas dan fungsinya menjadi sebuah
rekayasa dan spesifikasi tertentu.
1) Data primer adalah data pokok yang
bersumber langsung dari Al- Qur’an
dan Hadist
2) Sedangkan data sekunder adalah
data penunjang yang bersumber dari
buku-buku seperti : Pendidikan
Kemuhammadiyahan
dan
Muhammadiyah Sebagai Gerakan
Islam, dan lain-lain yang ada
relevansinya. Dalam penelitian ini
penulis menggunakan cara dalam
pengumpulan data library research
artinya literatur-literatur (bukubuku), yaitu penulis langsung
membaca buku yang berkaitan
tentang masalah Strategi Dakwah
K.H. Ahmad Dahlan serta melalui
Tokoh
Masyarakat,
Pejabat
Pemerintah
yang
mengetahui
Agama dan Dakwah. Data yang
telah dikumpulkan dan diolah dalam
penelitian ini dianalisis secara
deskripsi
kualitatif,
yakni
memahami untuk menguraikan
seluruh permasalahan yang ada
dalam pokok permasalahan secara
tegas dan sejelas-jelasnya kemudian
penguraian itu ditarik kesimpulan
secara.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
ANALISIS
Nama kecil K.H. Ahmad Dahlan adalah
Muhammad Darwis, Ia dilahirkan dari
keluarga bangsawan keagamaan (keluarga
agamis). Beliau merupakan anak keempat
dari tujuh orang bersaudara yang keseluruhan
saudaranya
perempuan,
kecuali
adik
bungsunya. Dalam silsilah beliau termasuk
3. METODE PENELITIAN
keturunan ke dua belas dari Mulana Malik
Jenis
penelitian
ini
adalah
library
research, artinya penelitian literatur-literatur
(buku-buku) yang mengemukakan tentang
masalah Strategi Dakwah K.H. Ahamad
Dahlan. Penelitian ini termasuk kategori
penelitian
deskriptif
menggambarkan
realitas
yang
sosial
berusaha
Ibrahim, yaitu seorang wali besar dan
terkemuka
diantara
wali
songo,
yang
merupakan pelopor pertama dari penyebaran
Islam di tanah Jawa. Silsilahnya tersebut
ialah Maulana Malik Ibrahim, Maulana
Ishaq, Maulana ‘Ainul Yaqin, Maulana
secara
Jurnal Perspektif – Yayasan Jaringan Kerja Pendidikan Bali | 358
ISSN 2807-1190
Muhammad
Maulana
Fadlullah
Sulaiman
(Sunan
Ki
Prapen),
Ageng
Dahlan
juga
mempunyai
putra
dari
Gribig
pernikhannya dengan Nyai Aisyah (Adik
(Djatinom), Demang Djurung Djuru Sapisan,
Ajeng Penghulu) dari Cianjur. Anak laki- laki
Demang Djurung Djuru Kapindo, Kiyai
itu bernama Dandanah. K.H. Ahmad Dahlan
Ilyas, Kiyai Murtadla, Muhammad Sulaiman,
bahkan pernah menikah dengan Nyai Yasin
K.H. Abu Bakar, dan Muhammad Darwis (
dari
K.H. Ahmad Dahlan). K.H. Ahmad Dahlan
mengawali pendidikan di pangkuan ayahnya
lahir di Yogyakarta pada tanggal 1 Agustus
di rumah sendiri. Darwis memiliki sifat yang
1868. Beliau adalah putra dari Kiayi Haji.
baik, berbudi pekerti yang halus, dan berhati
Abu bakar Bin Haji Sulaiman. Seorang ulama
lunak. Tetapi juga berwatak cerdas. Sejak
dan Khotib terkemuka di Masjid Besar
usia balita, kedua orang tua Darwis sudah
Kesultanan Yogyakarta. Ibunya adalah putri
memberikan pendidikan Agama. Sejak kecil
dari Haji Ibrahim yang juga menjabat sebagai
Muhammad
Penghulu Kesultanan Yogyakarta saat itu.
lingkungan pesantren. Yang membekalinya
Pada usia 15 tahun. Beliau pergi haji dan
pengetahuan Agama dan Bahasa Arab.
tinggal di Makkah selama lima tahun.
Disamping itu, Dahlan di asuh dan dididik
Pada periode ini beliau mulai berinteraksi
dengan pemikiran-pemikiran pembaharuan
Islam, seperti Muhammad Abduh, Al-Afgani,
Rasyd Ridha, dan Ibnu Taymiyah. Ketika
Muhammad Darwis berumur 18 tahun, orang
tuanya bermaksud menikahkannya dengan
putri K.H. Muhammad Fadil yang bernama
Siti Walidah. Setelah orang tua dari kedua
pihak
berunding,
maka
pernikahan
dilangsungkan pada bulan Dzulhijjah tahun
1889dalam
suasana
yang
tenang.
Siti
Walidah inilah yang kelak dikenal dengan
Nyai Ahmad Dahlan, Sosok pendiri Aisyiyah
dan pahlawan nasional. Dari perkawinannya
dengan Siti Walidah, K.H. Ahmad Dahlan
mendapatkan
enam
orang
anak
yaitu,
Djohanah, Siradj Dahlan, Siti Busyro, Irfan
Dahlan, Siti Aisyah, Siti Zaharah. Setelah
menikahi Siti Walidah. K.H. Ahmad Dahlan
pernah menikahi Nyai Abdullah, seorang
janda dari Haji Abdullah. Beliau juga pernah
menikahi Nyai Rum, seorang adik K.H.
Munawwir dari Krapiyak. K.H. Ahmad
Pangkualam.
Muhammad
Darwis
di
asuh
Darwis
dalam
sebagai putra kiai. Pendidikan dasarnya
dimulai dengan belajar membaca, menulis,
dan mengaji Al- Qur’an dan kitab-kitab
agama. Pendidikan ini diperoleh langsung
dari ayahnya. Pada umur 15 tahun (1883).
Beliau sudah menunaikan ibadah haji, yang
kemudian dilanjutkan dengan menuntut ilmu
agama dan bahasa arab di Makkah selama
lima tahun. Menjelang dewasa, Beliau
mempelajari dan mendalami ilmu agama
kepada beberapa ulama besar waktu itu.
Diantaranya K.H. Muhammad Saleh (ilmu
Fiqh), K.H. Muhsin (ilmu nahwu), K.H. R.
Dahlan (ilmu falak), K.H. Mahfudz dan
Syehk Khayyat Sattokh (ilmu hadist), Syehk
Amin dan Sayyid Bakri (ilmu qira’at AlQur’an), serta beberapa guru lainnya. Dengan
semua ini tidak heran jika dalam usia relatif
mudah, Beliau telah mampu mengusai
berbagai disiplin ilmu keislaman. Ketajaman
intelektualitasnya
yang
tinggi
membuat
Dahlan selalu merasa tidak puas dengan ilmu
yang telah dipelajarinya dan terus berupaya
untuk lebih mendalaminya. Setelah beberapa
Jurnal Perspektif – Yayasan Jaringan Kerja Pendidikan Bali | 359
ISSN 2807-1190
waktu belajar dengan sejumlah guru, pada
serta kesungguhan agama, sosok K.H.
tahun 1890 Dahlan berangkat ke Makkah
Ahmad Dahlan pada waktu itu dikenal
untuk melanjutkan studinya dan bermukim di
sebagai seorang ulama oleh Kiyai-kiyai lain.
sana selama setahun. Merasa tidak puas
Hal ini disebabkan karena seorang Ahmad
dengan hasil kunjungannya yang pertama,
Dahlan tidak pernah merasa puas dengan
maka pada tahun 1903, ia berangkat lagi ke
hanya belajar dari satu guru. Berbagai guru
Makkah dan menetap selama dua tahun.
dari beragam disiplin sudah dia temui,
Ketika mukim yang kedua kali ini. Beliau
sebagaimana yang telah disebutkan di atas.
banyak bertemu dan melakukan muzakkarah
Muhammadiyah
dengan sejumlah ulama Indonesia yang
persyarikatan atau organisasi Islam yang lahir
bermukim di Makkah. Diantara ulama
di Yogyakarta pada tanggal 8 Dzulhijjah
tersebut adalah Syehk Muhammad Khotib al-
1330 H dan bertepatan dengan 18 November
Minangkabawi, Kiyai Nawawi al-Banteni,
1912 Kelahiran Muhammadiyah didorong
Kiyai Mas Abdullah, dan Kiyai Faqih
oleh
Kembang. Pada saat itu pula, Dahlan mulai
pembaruan dan menempatkan Islam sebagai
berkenalan dengan ide-ide pembaharuan
jalan serta metode pemecahan kehidupan
yang dilakukan melalui penganalisan kitab-
umat dan bangsa. K.H. Ahmad Dahlan
kitab yang dikarang oleh reformis Islam,
sebagai
seperti Ibnu Tamiyyah, Ibnu Qoyim al-
mengajak umat Islam Indonesia untuk
jauziyah, Muhammad bin Abd al-Wahab,
kembali hidup menurut tuntunan al-Qur’an
Jamal-al-din al-Afghani, Muhammad Abduh,
dan
Rasyid Ridha, dan lain sebagainya. Melalui
Muhammadiyah tidak dilepaskan dari situasi
kitab-kitab yang dikarang oleh reformasi
dan kondisi yang berkembang saat itu. Umat
Islam, telah membuka wawasan Dahlan
Islam di Indonesia saat itu hidup dalam
tentang Universitas Islam. Ide-ide tentang
belenggu penjajahan, sehingga pengamalan
reinterpretasi Islam dengan gagasan kembali
Islam tidak bisa kokoh dan bersih, masih
kepada Al-Qur;an dan Sunnah Mendapat
bercampur
perhatian khusus oleh Dahlan pada saat itu.
Menyadari hal tersebut, K.H. Ahmad Dahlan
Sekembalinya
tidak dapat tinggal diam. Ia mengambil
dari
Makkah,
Beliau
merupakan
keinginan
untuk
pendiri
Hadist.
sebuah
mengadakan
Muhammadiyah
Lahirnya
dengan
ingin
persyarikatan
kepercayaan
lain.
menggantikan namanya menjadi Haji Ahmad
kebijakan
Dahlan, yang diambil dari nama seorang
keagamaan melalui jalur sosial budaya.
mufti yang terkenal dari Mazhab Syafi’i di
Langkah
Makkah, yaitu Ahmad bin Zaini Dahlan.
melalukan pembaruan dan merintis sebagai
Beliau
bidang
membantu
ayahnya
mengajar
untuk
melakukan
strategis
usaha
gerakan
dilakukan
yang
dengan
meliputi:
bidang
pengajian anak-anak. Keadaan ini telah
keagamaan,
bidang
pendidikan,
bidang
menyebabkan
penerbitan
dan
bidang
sosial
pengaruh Ahmad Dahlan
semakin luas di masyarakat sehingga beliau
kemasyarakatan.
di beri gelar “Kiayi”. Sebagai seorang Kiayi.
Muhammadiyah
Beliau
senantiasa
dikategorikan
sebagai
ngulomo
(ulama) atau intelektual. Dan karena keuletan
Pembaruan
pada
diupayakan
bidang
untuk
tersebut
terus
berkembang sesuai dengan tahapan periode
Jurnal Perspektif – Yayasan Jaringan Kerja Pendidikan Bali | 360
ISSN 2807-1190
demi periode sampai pada kurun waktu
memasuki abad ke 2, dengan melakukan
• PEMBARUAN
PERNERBITAN
BIDANG
revitalisasi pada beberapa bidang. Berikut ini
Salah satu usaha lainya yang dilakukan
adalah beberapa pembaruan dan rintisan amal
Muhammadiyah adalah penyebaran ajaran
usaha Muhammadiyah (Kiai Haji Ahmad
agama Islam melalui berbagai cara dan
Dahlan) di berbagai bidang.
media. Selain menyebarkan ajaran Islam
melalui
• BIDANG KEAGAMAAN
pengajaran
langsung
(ceramah)
dalam berbagai pengajian di berbagai daerah,
Pembaruan dalam bidang keagamaan
yang telah dilakukan Muhammadiyah dapat
dilihat sebagai berikut:
Muhammadiyah
juga
pengajarannya
mengembangkan
melalui
tulisan.
Muhammadiyah mencetak adan menerbitkan
1) Penyederhanaan makam (kuburan)
yang
semula
dihiasi
secara
berlebihan.
2) Menghilangkan kebiasaan berziarah
ke makam orang-orang suci (wali)
Pada waktu umat Islam sangat
membesar-besarkan
kepentingannya ziarah kubur ke
makam orang-orang yang dianggap
suci.
sebaran yang berisi doa sehari-hari, jadwal
puasa Ramdhan dan masalah agama lainnya.
Selain itu Muhammadiyah juga menerbitkan
berbagai buku yang berhubungan dengan
agama Islam, antara lain masalah fikih,
akidah, tajwid, hadis, terjemahan ayat-ayat
al-Qur’an mengenai akhlak dan hukum, serta
sejarah
3) Meluruskan arah kiblat.
4) Merintis penyelenggaraan Shalat
Hari Raya di tanah lapang.
5) Penggunaan
perempuan.
kerudung
6) Mendirikan
perempuan.
Mushala
untuk
para
menerbitkan
Nabi
dan
selebaran
Rasul.
Selain
dan
buku,
Muhammadiyah pada tahun 1915 mendirikan
majalah “Soewara Muhammadiyah” atau
Suara Muhammadiyah, yang masih tetap
khusus
7) Muhammadiyah pelopori berdirinya
Badan Penyuluhan Perkawinan.
Badan
ini
didirikan
untuk
bimbingan dan penyuluhan agama
Islam dalam masalah-masalah yang
diperlukan dan sifatnya mungkin
pribadi.
• PEMBARUAN
DAN
AMAL
USAHA
PENDIDIKAN
RINTISAN
BIDANG
bertahan hingga saat ini. Sebagai satusatunya majalah yang masih bertahan (yang
lainya seperti majalah Soeryo, Bintang Islam
dan
yang
lain
sudah
mati),
Soewara
Muhammadiyah saat itu ditulis dengan
menggunakan bahasa dan huruf Jawa.
Majalah ini dirintis langsung oleh K.H.
Ahmad Dahlan sebagai media penyampaian
dakwah Islamiyah amar ma’ruf nahi munkar
1) Mendirikan Madrasah Ibtidaiah
Diniyah Islamiyah (selolah rakyat).
2) Selain mendirikan sekolah di
Kauman, di Residen Yogyakarta.
Sekolah Muhammadiyah juga
didirikan di Krang Kajen 1993,
Lempuyangan 1915 dan Pasar Gede
atau sekarang dikenal sebagai Kota
Gede 1916.
dan sekaligus berfungsi sebagai media resmi
milik Muhammadiyah.
• PEMBARUAN BIDANG
KEMASYARAKATAN
Pembaruan
di
bidang
SOSIAL
sosial
kemasyarakatan diawali oleh K.H. Ahmad
Dahlan dengan mengajarkan Q.S. al-Ma’aun
dan pengajian rutin sehabis Shalat subuh.
Jurnal Perspektif – Yayasan Jaringan Kerja Pendidikan Bali | 361
ISSN 2807-1190
Ayat-ayat tersebut sangat menggugah hati
Surabaya disaksikan langsung oleh Ir.
K.H. Ahmad Dahlan untuk berbuat amal
Soekarno, yang kemudian yang menjadi
kebajikan
harta
presiden pertama Indonesia (11945-1967). Di
benda. Berikut adalah Q.S. al-Ma’un (104):
Surabaya pengajian K.H Ahmad Dahlan
1-7. Artinya tahukah kamu (orang) yang
diikuti oleh Ir. Soekarno. Pengajian ini
mendustakan agama, itulah orang yang
bertempat di Mushalah Peneleh, Plampitan,
menghardik
tidak
dan di kawasan Ampel. Di Surabaya K.H
menganjurkan memberi makan orang miskin,
Ahmad Dahlan bertemu K.H Mas Mansyur,
maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang
seorang pemudah yang baru datang dari
salat, yaitu orang- orang yang lalai dai
belajar di Mesir dan Makkah. Setelah
salatnya, orang-orang yang berbuat riya’, dan
berdiskusi dengan K.H Ahmad Dahlan,
enggan menolong dengan barang berguna.
akhirnya K.H Mas Mansyur bergabung
K.H. Ahmad Dahlan wafat pada tanggal 23
dengan
Februari 1923 di Usia 55 tahun, sekitar lima
mengembangkan
tahun Aisyah berdiri, dan dimakamkan di
Surabaya
Yogyakarta.
umumnya. Bahkan, K.H Mas Mansyur
dengan
mengorbankan
anak
yatim,
dan
Pemerintah
Indonesia
Muhammadiyah
dan
Muhammadiyah
khususnya
dan
Jawa
di
Timur
mengangkat K.H. Ahmad Dahlan Pahlawan
pernah
Pergerakan Nasional pada 1961.
Muhammadiyah Surabaya, Ketua Konsul
menjadi
Ketua
Cabang
H.B. Daerah Surabaya (cikal bakal Pimpinan
STARTEGI DAKWAH K.H. AHMAD
DAHLAN
Wilayah), hingga Ketua Pimpinan Pusat
Dalam kondisi umat dan pemerintahan
Muhammadiyah tahun 1937-1943. Pada
yang sulit, Muhammadiyah pada periode
masa
awal ini belum bisa bergerak banyak karena
Muhammadiyah bergelinya dengan cara door
masih dibatasi oleh pemerintah. Pemerintah
to door dalam melakukan dakwa Islamiyah
Hindia Belanda hanya memperbolehkan
demi
Muhammadiyah
di
dilakukan karena saat itu Muhammadiyah
Keresidenan Yogyakarta. Namun, secara
belum memiliki kekuatan besar. Selain
diam-diam K.H Ahmad Dahlan membangun
kekangan pemerintah Hindia Belanda yang
jaringan dakwah ke daerah-daerah dengan
membatasi gerakan Muhammadiyah juga
menyamar sebagai pedagang kain batik
disebabkan berbagai hambatan dan tantangan
hingga
di
yang silih berganti dalam membendung misi
Indonesia. Di antara daerah yang menjadi
dakwah. Sejak berdiri Muhammadiyah telah
sasaran awal gerakan Muhammadiyah adalah
menyatakan
Jawa timur. Sambil berdagang, K.H Ahnad
(pembaharuan), terutama pembaruan Islam.
Dahlan mendatangi Surabaya, Banyuwangi,
Di sisi lain, Muhammadiyah juga sebagai
Ponorogo, Madiun dan Malang (tepatnya,
gerakan Islam, gerakan dakwah dan gerakan
Kepanjen dan Sumberpucung). Di luar Jawa
nasional.
juga
Padang
mengembangkan dan menguatkan organisasi
serta
melalui berbagai amal usaha dan program
ke
berdakwah
pelosok-pelosok
dilakukan
(Sumatera),
untuk
dakwah
Makassar
daerah
ke
(Sulawesi),
daerah lain. Kehadiran K.H Ahmad Dahlan di
awal
perintian
tegaknya
persyarikatan.
ajaran
sebagai
gerakan,
Islam.
Hal
gerakan
Muhammadiyah
Sebagai
ini
Tajdid
juga
organisasi,
Jurnal Perspektif – Yayasan Jaringan Kerja Pendidikan Bali | 362
ISSN 2807-1190
Muhammadiyah juga melakukan aktivitas
tentang pentingnya konsistensi pemahaman
berdasarkan
Islam
kesepakatan
anggota
yang
terlibat dalam persyarikatan ini.
(ad-din)
dengan
pengamalan
(menyantuni orang miskin, yatim piatu),
Sebagaimana disebutkan dalam Anggaran
Rumah Tangga (AD/ART) Muhammadiyah.
Organisasi ini didirikan K.H Ahmad Dahlan
pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H Bertepatan
tanggal 18 November 1912 M di Yogyakarta
dengan berasaskan Islam dan melakukan
sekaligus melakukan pelembagaan ajaran
Islam
dalam
masyarakat
tanpa
pada
formalisme, Islam dihadirkan bukan ajaran
dokmatik atau statis, tetapi hadir ditengahtengah
kenyataan
memecahkan
dan
masyarakat
menjawab
untuk
persoalan
gerakan Islam, dakwah amar ma’ruf nahi
aktual.
munkar dan tajdid yang bersumber dari al-
PENGARUH DAKWAH K.H. AHMAD
DAHLAN TERHADAP MASYARAKAT.
Qur’an dan Sunnah. Dakwah K.H Ahmad
Dahlan lebih menekan kepada pendidikan
dan sosial ia melihat kondisi umat Islam di
Kauman dan Nusantara, jauh terbelakang
dibanding dengan pendidikan di Timur
tengah, khususnya Mekkah dan tempattempat yang pernah dikunjungi K.H Ahmad
Dahlan
setela
belajar
disana.
Keterbelakangan ini dikarenakan pemikiran
umat Islam yang ortodoks dan tertutupnya
pintu ijtihad di elite para kalangan Kiyai.
Kondisi ini jelas menutup jalan lain dalam
melaksanakan syariat Islam. Jalan lain yang
dimaksud adalah perubahan tradisi umat
Islam dalam melaksanakan perintah Agama
Islam. Dengan demikian K,H Ahmad Dahlan
Setelah peninggalan K.H Ahmad Dahlan,
langkah
perjuangan
Muhammadiyah
dilanjutkan para muridnya, dan semakin
berkembang dan meluas sampai keluar kota
bahkan keluar Jawa. Perkembangan ruang
gerak perjuangan Muhammadiyah yang
semakin luas dapat kita lihat dari banyaknya
cabang-cabang
Muhammadiyah
yang
bermunculan dan dukungan berbagai pihak.
Namun demikian, sebelum K.H Ahmad
Dahlan
Wafat,
Beliau
juga
pernah
menyampaikan pesan kepada para muridmuridnya. Berikut kutipan pesan yang
disampaikan oleh K.H Ahmad Dahlan
tersebut.
memilih untuk mengembangkan dakwah
“ aku titipkan Muhammadiyah ini kepada
Islamnya melalui pendidikan dan sosial,
kepadamu, dengan penuh harapan agar
dengan bergabung dengan organisasi Budi
Muhammadiyah dapat dipelihara dan dijaga
Utomo, dan aktif mengajar di kweekschool,
dengan sesungguhnya. Hendaklah dapat
mengadakan pengajian di langgar kidul,
abadi
mendirikan
Ibtidaiyyah
Memelihara dan menjaga Muhammadiyah,
Mu’alimin, dan mendirikan perkumpulan
bukanlah pekerjaan yang mudah, maka aku
Muhammadiyah. Hal ini dilakukan sebagai
tetap
amalan nyata yang dilakukan oleh yaitu
dihadapkan ilahi rabby. Begitu pula mohon
dengan mempraktikkan surah AL-MA’UN.
berkat restu doa limpahan rahmat karunia
Melalui surah ini K.H Ahmad Dahlan tidak
Allah SWT. Agar Muhammadiyah tetap
saja membongkar kesadaran umat Islam
maju, berbuah dan memberi manfaat bagi
Madrasah
hidup
berdoa
Muhammadiyah
setiap
masa
dan
kita.
ketika
Jurnal Perspektif – Yayasan Jaringan Kerja Pendidikan Bali | 363
ISSN 2807-1190
seluruh manusia sepanjang masa, dari zaman
ke zaman dan aku berdoa agar kamu sekalian
yang mewarisi, menjaga dan memajukan
Muhammadiyah,” (K.H Ahmad Dahlan,
1993). Pesan yang disampaikan K.H Ahmad
Dahlan tersebut diatas benar-benar dipegang
dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya
oleh para generasi penerus Muhammadiyah.
Hal ini telah terbukti adanya. Selain telah
mewariskan sistem organisasi yang tidak
bergantung pada diri seseorang, K.H Ahmad
Dahlan juga mewariskan tradisi baru untuk
pembaharuan Islam di Indonesia. Amal usaha
yang dirintis juga telaah mampu menjadi
solusi alternatif bagi pemecahan kebutuhan
persoalan yang dihadapi oleh Masyarakat
Indonesia.
Uraian
dibawah
ini
adalah
beberapa data yang dapat menggambarkan
perkembangan usaha Muhammadiyah yang
ditandai dengan berdirinya cabang- cabang
Muhammadiyah. Perlu diketahui bahwa
berdirinya cabang-cabang Muhammadiyah
ini dapat dijadikan sebagai tonggak untuk
melihat
perkembangan
Muhammadiyah,
karena menurut Karel A. Steenbrinkl, setiap
pendiri
identik
Cabang
dengan
Muhammadiyah,
Muhammadiyah
didirikannya
khususnya
sangat
usaha
bidang
pendidikan, Sosial, Ekonomi, Kesehatan
2) Mengajarkan
dan
menyiarkan
Agama Islam dengan baik dan
benar.
3) Memberantas Bid’ah-bid’ah dan
khurafat serta adat istiadat yang
bertentangan dengan ajaran Agama
Islam.
4) Mendirikan
perkumpulan/persyarikatan
Muhammadiyah tahun 1912 M yang
tersebar di seluruh Indonesia sampai
sekarang.
FAKTOR PENDUKUNG DAN
PENGAHAMBAT DAKWAH K.H.
AHMAD DAHLAN
Pada
permulaan
Muhammadiyah
halangan
dan
berdirinya
banyak
mendapatkan
rintangan
yang
sangat
hebatnya. Bahkan K.H. Ahmad Dahlan
dikatakan
telah
keluar
dari
Mazhab,
meninggalkan ahli sunnah waljama’ah.
Bermacam-macam tuduhan dan fitnah yang
dilemparkan kepadanya, tetapi semuanya itu
diterimanya dengan sabar dan tawakal,
sehingga
menimbulkan
berbagai
faktor
pendukung dan penghambatnya bagi dakwah
K.H Ahmad Dahlan. faktor utama yang
mendorong
berdirinya
Muhammadiyah
adalah hasil dari pendalaman K.H. Ahmad
Dahlan terhadap Al-Qur’an dan menelaah,
membahas,
meneliti
dan
mengkaji
kandungan isinya. Berikut adalah faktor
pendukung dan penghambatnya:
sehingga dapatan berguna bagi masyarakat.
• FAKTOR PENDUKUNG
Berikut adalah pengaruh Dakwah K.H
Ahmad Dahlan dalam masyarakat.
1) Mengubah dan membetulkan arah
kiblat yang tidak tepat menurut
semestinya. Umumnya Masjidmasjid dan Langgar-langgar di
Yogyakarta menghadap ke timur
dan Orang-orang salat menghadap
ke arah utara kurang lebih 24 drajat
dari sebelah barat.
1) Merajalelanya
bid’ah,
syirik,khurafah
dan
takhayul
sehingga kehidupan beragama pun
tidak sesuai dengan alquran dan
hadis
2) Merajalelanya
kemiskinan,
kebodohan, kekolotan kemunduran
bangsa Indonesia umumnya dan
umat Islam khususnya
3) Tidak adanya ukhuwah umat Islam
serta tidak adanya organisasi Islam
yang kuat dan kompak
Jurnal Perspektif – Yayasan Jaringan Kerja Pendidikan Bali | 364
ISSN 2807-1190
4) Lemah dan gagalnya sistem
pendidikan pondok pesantren,
sehingga kurang mencerminkan
perkembangan
dan
kemajuan
zaman, dan adanya kehidupan
pendidikan yang mengisolasi diri.
• FAKTOR PENGHAMBAT
penjajahan belanda yang membawa
pengaruh buruk bagi Indonesia,
penjajahan kristenisasi
REKOMENDASI
Untuk dapat melaksanakan program
dengan baik sesuai dengan target dan tujuan,
1) Merajalelanya penjajahan kolonis
belanda di Indonesia yang harus
dihadapi
maka ada hal-hal yang perlu dilakukan dan
2) Adanya kegiatan misionaris Kristen
di Indonesia
1) Perlunya komunikasi dan jalinan
hubungan yang baik dengan semua
pihak yang terkait serta masyarakat
sekitar
sehingga
tercipta
Silahturahmi dan kerja sama yang
baik.
3) Sikap yang merendahkan pada
Islam oleh kaum terpelajar, yang
menganggap bahwa Islam agama
yang out of date, tidak sesuai dengan
kemajuan zaman
4) Adanya
rencana
kristenisasi
kolonial belanda untuk kepentingan
politik kolonial. Keseluruhan dari
pertanyaan yang bersifat umum ke
khusus, sehingga penyajian hasil
penelitian ini dapat dipahami
dengan mudah.
5. KESIMPULAN
Adapun
kesimpulan
dari
penelitian
tersebut adalah
1) K.H Ahmad Dahlan berdakwah
dengan sistem door to door dengan
menyamar sebagai pedagang kain
batik, dengan cara tersebut beliau
lebih dekat dengan masyarakat
sehingga lebih mudah menjalankan
dakwah Islamnya di Nusantara.
2) K.H. Ahmad Dahlan menggunakan
strategi pengembangan dakwah
dengan
pendekatan
kultural.
Pendekatan kultural seperti pada
bidang sosial dan pendidikan. K.H
Ahmad Dahlan ingin mengadakan
perubahan paradigma berpikir
masyarakat karena dilihat bahwa
umat Islam di Kauman dan
nusantara
sedang
mengalami
kemunduran di bidang pendidikan,
sosial, dan ekonomi. Penyebab
kemunduran
itu
dikarenakan
pendidikan masyarakat yang masih
rendah
3) Namun Strategi Yang dilakukan
tetap mendapat hambatan-hambatan
Dalam pelaksanaannya, antara lain
diperhatikan yaitu:
2) Kami menyadari bahwa tulisan ini
masih jauh dari kesempurnaan
sehingga kami berharap tulisan ini
dapat menjadi referensi kedepannya
agar lebih baik lagi.
6. REFERENSI
An-Anabiry, B. F. (2008). Meniti Jalan
Dakwah Bekal Perjuangan Para Da’I.
Amzah.
Faizah. (2012). Psikologi Dakwah. Kencana
Prenada Media Group.
Ismail, A. I. (2013). Filsafat Dakwah.
Kencana Prenada Media Group.
Muchsin, E. L. (2012). Psikologi Dakwah.
Kencana Prenada Media Group.
Munir. (2009). Metode Dakwah. Kencana
Prenada Media Group.
Musfiqun, H. M. (2012). Pendidikan
Kemuhammadiyahan. PWM JATIM.
Nawawihm, N. (2017). Stategi Dalam
Berdakwah. PWM SUMSEL.
Nurchayati,
S.
(2011).
Pendidikan
Kemuhammadiyahan. PWM DIY.
Pasha,
M. K. (2005). Muhammadiyah
Sebagai Gerakan Islam. Citra Karsa
Mandiri.
Sufyanto.
(2007).
Pendidikan
Kemuhammadiyahan
Kelas
12.
Majelis Dikdasmen PWM Jatim.
Jurnal Perspektif – Yayasan Jaringan Kerja Pendidikan Bali | 365
ISSN 2807-1190
Suradika, A. (2000). Metode Penelitian
Sosial. UMJ Press.
Suradika, A. (2019). Pendidikan Keluarga
dan
Keluarga
Berpendidikan
Perspektif Islam. Direktorat Advokasi
dan KIE BKKBN.
Jurnal Perspektif – Yayasan Jaringan Kerja Pendidikan Bali | 366