Academia.eduAcademia.edu

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I EKSTRAKSI CAIR-CAIR (DESTILASI)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I EKSTRAKSI CAIR-CAIR (DESTILASI) Oleh : Aqsadina Khulda (1908511066) I Putu Roma Adi Baskara (1908511067) Alda Talita L.D (1908511068) Ni Kadek Luna Listiyanti (1908511069) Ida Ayu Gede Sri Wijayanthi (1908511070) Kelompok : 5B PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA 2020 TUJUAN Mampu merangkai dan menggunakan alat destilasi Memahami prinsip destilasi Menentukan titik didih benzene dengan cara destilasi Mempelajari pemurnian senyawa dengan cara destilasi Menentukan hubungan perubahan suhu dengan volume destilasi DASAR TEORI Zat cair adalah bahan homogen yang mempunyai volume yang tetap tetapi tidak mempunyai bentuk tertentu. Daya tarik menarik antar sesama molekul didalam zat cair tidak cukup kuat untuk membentuk suatu kerangka kristal, akan tetapi mempunyai daya untuk menahan bahan ini. Pada destilasi zat cair murni, destilasi adalah proses dimana zat cair dipanaskan pada titik didihnya, dan mengalirkan uap ke dalam alat pendingin yang disebut kondensor dan mengumpulkan hasil pengembunan sebagai zat cair. Jika suatu zat cair yang murni di destilasi dan grafik antara suhu didih daan volume hasil destilasi digambarkan akan diperoleh suatu garis lurus. (Tim Laboratorium Kimia Organik, 2019) Destilasi adalah metode pemisahan zat cair dari campurannya berdasarkan perbedaan titik didih. Pada proses destilasi sederhana, suatu suatu campuran dapat dipisahkan bila zat-zat penyusunnya mempunyai perbedaan titik didih cukup tinggi misalnya untuk memisahkan Natrium Klorida dan air dari larutan NaCl, maka pelarut yang mempunyai titik didih rendah. Dalam hal ini air diuapkan kemudian diembunkan (dikondensasikan) kembali untuk mendapatkan air murni (aquades). Bila proses ini dilanjutkan maka semua air akan habis menguap dan terkondensasi sehingga yang tertinggal hanya padatan zat tersebut (Natrium Klorida) (Estien Yazid, 2005) Proses destilasi merupakan salah satu cara untuk memisahkan komponen dalam larutan yang berbentuk cair atau gas dengan mendasarkan pada perbedaan titik didih komponen yang ada didalamnya. Dasar dari pemisahan dengan destilasi adalah jika suatu campuran komponen diuapkan maka komposisi pada fase uap akan berbeda dengan fase cairnya. Untuk komponen yang memiliki titik didih lebih rendah maka akan didapatkan komposisi yang cenderung lebih besar pada fase uapnya, uap ini akan diembunkan dan di didihkan kembali secara bertingkat-tingkat, maka dari itu akan diperoleh komposisi yang semakin murni pada salah satu komponen (Achmadi, 2004). Pemisahan dengan cara destilasi melibatkan penguapan diferensial dari suatu campuran cairan diikuti dengan penampungan material yang menguap dengan cara pendinginan dan pengembunan. Destilasi hanya merupakan salah satu langkah dalam pengerjaan analisis kimia. Hal ini misalnya terjadi pada analisis kadar N dan protein. Secara umum destilasi dapat diklasifikasikan menjadi destilasi sederhana, destilasi fraksional, destilasi uap. Pemisahan destilasi menyangkut kesetimbangan uap dan cairan pada suhu tertentu. Syarat umum pemisahan campuran cairan dengan cara destilasi adalah semua komponen yang terdapat didalam campuran haruslah bersifat volatile. Pada suhu yang sama, tingkat penguapan masing-masing komponen akan berbeda-beda. Hal ini berarti bahwa pada suhu tertentu, komponen yang lebih volatile dalam campuran cairan akan lebih banyak uap. Sifat yang seperti ini akan tejadi sebaliknya, yakni pada suhu tertentu, fase cairan akan lebih banyak mengandung komponen yang kurang volatile, jadi cairan yang setimbang dengan uapnya pada suhu tertentu memiliki komposisi yang berbeda. Perbedaan komposisi dalam kesetimbangan uap cairan dapat dengan mudah dipelajari pada destilasi pemisahan campuran alcohol dari air. Jenis destilasi yang umum dipakai dalam laboratorium meliputi, destilasi sederhana, destilasi fraksional (bertingkat), destilasi kolom tutup gelembung, destilasi uap dan destilasi vakum. Pemisahan dua komponen senyawa dengan destilasi sederhana yang umum dilakukan dilaboratorium, memiliki rangkaian alat yang terdiri dari labu destilasi yang dilengkapi adaptor dengan thermometer dan kondensor (pendingin) air. Mulut atas labu destilasi ditempatkan thermometer dengan jepitan sumbat berlubang sehingga jarak antara permukaan cairan dengan ujung merkuri dari thermometer dapat diatur sekitar 5-10 mm. sambungan labu destilasi dengan kondensor didukung oleh tiang penyangga, dipasang tidak terlalu ketat dengan klem logam berlapis karet pada bagian yang bersentuhan langsung dengan gelas. Teknik destilasi digunakan untuk memisahkan dua campuran senyawa atau lebih atas dasar perbedaan titik didih.senyawa yang mana titik didih yang paling rendah akan terpisahkan terlebih dahulu. Air pendingin dimasukkan dari ujung yang dekat dengan adaptor, dan air keluar melalui pendingin yang lain. Thermometer dipasang sedemikian rupa sehingga dapat menunjukkan titik didih senyawa yang sedang dipisahkan. Ujung thermometer diletakkan tepat pada posisi ujung pendingin. Labu destilasi hampir sama dengan labu alas bulat, tetapi mempunyai pipa kearah sisi. Pipa kearah sisi ini akan disambungkan dengan alat gelas pendingin pada saat digunakan pada keperluan destilasi. (Khamidinal, 2009). ALAT DAN BAHAN Alat : Labu destilasi Kondenser Thermometer 0 - 240⁰c Corong Mentel Gelas Ukur Bahan – Bahan : Benzen Aquades Batu Didih CARA KERJA Percobaan 1 Benzena ditakar sebanyak 30 mL menggunakan gelas ukur lalu dituang ke dalam labu destilasi, setelah itu 1 atau 2 batu didih ditambahkan. Labu destilasi yang telah ditambahkan batu didih diletakkan pada thermometer dan kondensor, lalu dipanaskan menggunakan api kecil hingga tersisa sedikit benzen di dalam labu destilasi. Gambar 1. Rangkaian alat destilasi sederhana Percobaan 2 Air ditakar sebanyak 7 mL pada gelas ukur, begitu juga Benzen sebanyak 50 mL,lalu dituang ke dalam labu destilasi dan ditambahkan 1 atau 2 batu didih. Labu destilasi yang telah ditambahkan 7 mL air, dan 50 mL Benzen dipasangkan pada rangkaian thermometer dan kodensor lalu dipanaskan dengan api kecil seperti pada percobaan 1. HASIL PERCOBAAN Tabel 5.1 hasil pengamatan percobaan 1 Bahan Hasil Keterangan Benzena Murni (30 mL) TD = 78 Suhu tetesan pertama TD = 84 Suhu konstan 29 Ml Volume hasil destilasi Tabel 5.2 hasil pengamatan percobaan 2 Bahan Hasil Keterangan Benzena + air (50 mL + 7 mL) TD = 64 Suhu tetesan pertama TD = 100 Suhu konstan 52 Ml Volume hasil destilasi PEMBAHASAN Pada praktikum kali ini telah dilakukan percobaan mengenai ekstraksi cair - cair atau biasa disebut destilasi. Pada percobaan ini dilakukan dua kali destilasi. Destilasi pertama menggunakan analit benzena murni dan destilasi kedua menggunakan analit benzena murni serta ditambahkan air. Untuk percobaan pertama digunakan benzena murni sebanyak 30mL sedangkan percobaan kedua digunakan 50mL benzena dicampur dengan 7 ml air. Berdasarkan litelatur, benzena murni memiliki titik didih yaitu 80,1oC. Dari data pengamatan, diperoleh benzena murni menetes pertama kali pada suhu 78oC hingga konstan pada suhu 84oC. Range titik didih yang didapatkan sebesar 6oC. Range ini menyatakan bahwa benzena yang digunakan sudah tidak murni lagi, suatu senyawa dikatakan murni apabila memiliki titik didih dengan range <2oC. Hal tersebut bias terjadi dikarenakan benzene yang digunakan tidak murni lagi. Pada percobaan kedua adalah distilasi benzena 50 mL dan 7 mL air. Pada percobaan ini pertama kali menetes dan ditampung pada suhu 64. Hal ini mengindikasikan bahwa titik didih campuran lebih rendah dari titik benzene maupun air. KESIMPULAN Pada percobaan destilasi pertama benzene murni diperoleh range titik didih 78oC – 84oC menyatakan bahwa benzene yang digunakan sudah tidak murni. Pada distilasi campuran benzene dan air diperoleh titik didih campuran yang suhunya dibawah titik benzene yaitu 64oC. DAFTAR PUSTAKA Yazid, Estien, 2005. Kimia Fisika untuk Paramedis. Yogyakarta: Andi (Diakses pada 6 Mei 2020) Tim Laboratorium Kimia Organik, 2009. Penuntuk Praktikum Kimia Organik. Jimbaran: Universitas udayana Khamidinal,2009. Teknik Laboratorium Kimia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar (Diakses pada 6 Mei 2020) Achmadi, 2004. Kimia Organik I. Bandung: Institut Teknologi Bandung (Diakses pada 6 Mei 2020) Yazid, Estien, 2015. Kimia Fisika untuk Paramedis. Yogyakarta: Andi(Diakses pada 6 Mei 2020) Tim Laboratorium Kimia Organik, 2017. Penuntuk Praktikum Kimia Organik. Jimbaran:Universitas Udayana Khamidinal,2016. Teknik Laboratorium Kimia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar(Diakses pada 6 Mei 2020) Achmadi, 2017. Kimia Organik I. Bandung: Institut Teknologi Bandung(Diakses pada 6 Mei 2020) LAMPIRAN Tugas dan Soal : Berapakah titik didih benzena yang terdapat dalam literatur dan berapakah suhu yang anda dapat dari grafik ? Jawab : Titik didih benzena pada literatur adalah 80,10 C, sedangkan pada praktikum di dapatkan titik didih benzena sebesar 780 C hingga konstan pada suhu 840C. Hitunglah volume benzena yang dapat diperoleh kembali sebagai hasil destilasi ! Jawab : Percobaan I : benzena murni Benzena yang diperoleh sebesar 29 mL dan 30 mL atau 96,67% Dengan perhitungan : = = 96,67 % Percobaan II : Benzena + air Benzena + air yang diperoleh sebesar 52mL dari 57 mL atau 91,22% Dengan perhitungan : = = 91,22 % Tentukan kompesisi Benzena – Air aseotrop dari grafik yang anda peroleh dari destilasi ! Jawab : Azeotrop ini memiliki komposisi benzena 87,72% (50 mL) dan air 12,28% (7mL). Bedakan kedua grafik dari percobaan pertama dan percobaan kedua ! Jawab :