FONDASI
• Bangunan
- Bangunan atas Î upper/super structure
- Bangunan bawah Î substructure
• Bangunan bawah Î interface dari bangunan atas dan
tanah pendukung.
• Fondasi: bangunan (bagian) bawah yang langsung
berhubungan dengan tanah dan berfungsi meneruskan
beban ke tanah pendukung.
• Tanah pendukung Î 2 hal penting :
1. Kekuatan (kapasitas/daya dukung), qult, qa(qall)
Î Beban/tegangan yang terjadi ≤ kekuatan ijin
2. Penurunan (settlement).
Î Penurunan yang terjadi ≤ penurunan yang diijinkan
• Fondasi:
a) Fondasi dangkal D ≤ B Î telapak/footing (individu,
gabungan, menerus, mats)
b) Fondasi dalam : D > 4-5 B Î sumuran, fondasi tiang
bor, fondasi tiang pancang
• Jenis bangunan:
- bangunan gedung Î bisa ada basement
- cerobong asap, menara radio/TV/listrik Î sering satu
kaki
- bangunan berhadapan dengan air: dermaga, jembatan,
rig (platform lepas pantai)
- struktur penahan Î dinding penahan tanah, pangkal
jembatan.
1
- fondasi mesin Î getaran
PERSYARATAN UMUM FONDASI:
1. Kedalaman Îharus cukup dalam
- mencegah desakan tanah (ke segala arah)
- di bawah level yang dipengaruhi musim/alam
2. Stabilitas Îsistem fondasi harus aman terhadap:
- jungkir/rotasi/guling
- sliding, dan
- keruntuhan kapasitas dukung tanah
3. Deformasi/settlement & differential settl Î dalam batasbatas yang diijinkan.
4. Fondasi Î tahan/aman Î bahan aktif/ berbahaya
dalam tanah/air Îkorosi/hancur ??
5. Fondasi ekonomis (struktur & pelaksanaan)
6. Jenis fondasi dan pelaksanaan Î memenuhi
persyaratan lingkungan.
7. Sistem fondasi Î dapat mengakomodasi perubahan di
lapangan dan selama pelaksanaan.
PERTIMBANGAN PENTING Îdesain&pelaksanaan
1. Muka air tanah:
- kapasitas dukung
- dewatering/pengeringan
2. Fondasi baru dekat fondasi lama:
2
a. fondasi baru dasarnya lebih tinggi terhadap fondasi
lama Î jarak harus cukup Îfondasi baru tak
membebani fondasi lama (jarak ≥ ∆z)
b. fondasi baru lebih dalam:
- longsor
- Df atau q fondasi lama berkurang Î σult
berkurang Î settlement atau runtuh Î diawali
retak pada bangunan lama.
Î galian dengan turap/perlindungan
c. bangunan besar baru dekat bangunan kecil (lama)
- tanah tergeser
- bangunan lama Î naik/miring
3. Fondasi Î tanah yang terkena erosi (pilar/pangkal
jembatan):
- kedalaman Î di bawah pengaruh erosi/scouring
- jika fondasi dangkal meragukan Î fondasi tiang
4. Fondasi di pasir
- kapasitas dukung tidak merata
- settlement
- kedalaman fondasi Î tidak boleh terlalu dangkal Î
erosi dan perpindahan butiran
- potensi liquefaksi (pasir halus seragam terendam air
kena beban gempa/kejut)
5. Fondasi di tanah ekspansif
- perbaikan tanah (bahan tambah : kapur, semen,
bahan kimia)
- mengontrol arah pengembangan Î waffle slabs
- kontrol air/kebasahan tanah
- fondasi tiang dengan selimut tanpa lekatan
3
- pemberian beban ≥ tekanan pengembangan
6. Fondasi pada lempung dan lanau
- Kondisi bervariasi:
o lunak-sangat lunak (NC) Î sering bermasalah
o kaku/stiff (OC)
- Lempung lunak:
- kapasitas dukung rendah
- penurunan besar
- Stiff Clays:
- cracks
- fissures
} gunakan: residual strength
7. Fondasi di atas timbunan
a. Timbunan direncanakan
- material Î baik
- cara penimbunan Î dipadatkan lapis demi lapis
dengan baik
- ukuran min. perbaikan
b. Timbunan tak direncanakan
- kepadatan tak merata
- material campuran (jelek)
- kapasitas dukung ??
- settlement dan differential settlement Î
miring/pecah-pecah
FAKTOR LINGKUNGAN :
• Perancang fondasi Î “bertanggung jawab” Î hasil
design Î tidak merusak lingkungan
• Hal-hal yang perlu diperhatikan:
4
1. Pengeboran Î tidak Î polusi air tanah (tanah
timbunan !! )
2. Cara pelaksanaan/penggalian:
- aliran air permukaan (run off)
- polusi air run off
- debu, bising, bau, dll
3. Penyelidikan tanah Î memikirkan penyelamatan top
soil Î landscaping
4. Fondasi tiang pancang Î getaran dan kebisingan
5. Penebangan pohon-pohon Î perubahan kadar air
tanah Î kembang susut
6. Efek pengeboran pada muka air tanah (terutama di
atas lapisan rapat air)
7. Pengeboran dekat sungai/aliran air Î bisa merusak
struktur tanah
8. Galian dari sungai/laut Î jangan Î pencemaran
(terutama air tanah)
9. Pengambilan bahan timbun dari bukit Î bahaya
longsor
10. Bangunan di air (sungai/laut) Î jangan merusak
lingkungan (makhluk hidup, air tanah, intrusi air
laut, dll)
5
KAPASITAS DUKUNG TANAH UNTUK FONDASI
DANGKAL
• Fondasi Î bagian terbawah dari bangunan.
• Fungsi : meneruskan/memindahkan beban bangunan ke
tanah pendukung.
• Tanah pendukung Î 2 hal penting :
3. Kekuatan (kapasitas/daya dukung), qult, qa(qall)
Î Beban/tegangan yang terjadi ≤ kekuatan ijin
4. Penurunan (settlement).
Î Penurunan yang terjadi ≤ penurunan yang diijinkan
KAPASITAS DUKUNG ULTIMIT (fondasi dangkal)
• Pola keruntuhan:
q
Q
a
S
a General shear failure
q = Q/A
b
c
b Local shear failure
c Punching shear failure
General shear failure:
failure surface/plane
6
• Kondisi kesetimbangan plastis Î penuh di atas failure
plane
• Muka tanah di sekitar menggembung (naik)
• Keruntuhan (slip) Î terjadi di satu sisi Î fondasi miring
(tilting)
• Terjadi pada tanah yang kompresibilitas rendah (padat
atau kaku)
• Kekuatan batas (qult) bisa diamati dengan baik
Local shear failure :
• Terjadi desakan besar di bawah fondasi (lokal)
• failure surface tak sampai ke permukaan (muka tanah
hanya sedikit mengembang)
• miring fondasi Î tak terjadi
• terjadi pada tanah yang kompresibilitas tinggi Î
settlement relatif besar
• kekuatan batas sulit dipastikan Î dibatasi settlement
Punching shear failure:
• desakan di bawah fondasi
7
•
•
•
•
•
pergeseran arah vertikal di sepanjang tepi
tak terjadi miring (tilting)
muka tanah tak menggembung
penurunan besar
terjadi pada tanah yang kompresibilitas rendah dengan
fondasi agak dalam
• kekuatan batas tak bisa dipastikan
PERSAMAAN KAPASITAS DUKUNG TANAH
B
qult
q = γ.Df
45o-ϕ/2
ϕ
45o-ϕ/2
I
45o-ϕ/2
II
Df
45o-ϕ/2
III
1. Terzaghi (1943)
• Pengembangan dari Prandtl & Reissner Î telapak
menerus
• Prinsip Î kesetimbangan batas (gaya/tekanan) arah
vertikal (untuk tinjauan ⊥ bidang gambar = 1m’
B = 2b
ϕ
W
qult
ϕ
ϕ
Pp
j
B
C = c x BJ
Pp
tekanan perlawanan pasif
qult (2b).1 = -W + 2C sinϕ + 2 Pp
2b.qult = - γ.b2 tanϕ + 2bc tan ϕ + 2 Pp
8
Pp = 1/2 γ (b tanϕ)2.Kγ + c (b tanϕ) Kc + q (b tanϕ) Kq
Î 2b.qult = 2bc {tanϕ (Kc+1)} + 2b.q (tanϕ .Kq)
+ b2.γ {tanϕ (Kγ .tanϕ - 1)}
Î qult = c {tanϕ (Kc+1)} + q(tanϕ) Kq
+ 1/2.B.γ {tanϕ (Kγ .tanϕ -1)}
General shear failure Î
Fondasi menerus:
qult = c.Nc + q.Nq + 0.5.B.γ.Nγ
Nc, Nq, Nγ Î grafik ϕ dibawah dasar fond
Bujur sangkar:
qult = 1,3 c.Nc + q.Nq + 0.4.B.γ.Nγ
Lingkaran:
qult = 1,3 c.Nc + q.Nq + 0,3.B.γ.Nγ
Local shear failure
q’ult = c’.Nc’ + q.Nq’ + 0.5.B.γ.Nγ’ Î fondasi menerus
Î bentuk lain cara sama
c’ = 2/3.c
tanϕ’ = 2/3.tanϕ Î ϕ’ = …. Î Nc’,Nq’ & Nγ’
CATATAN :
a. Kondisi tersebut di atas Î tanah homogen
b.
Nc,Nq,Nγ, Nc’,Nq’,Nγ’= faktor-faktor kapasitas dukung
tanah yang tergantung pada ϕ (sudut gesek intern tanah)
(Terzaghi Îgrafik hubungan ϕ dengan Nc,Nq,Nγ, juga
dengan Nc’,Nq’,Nγ’).
9
Faktor-Faktor Kapasitas Dukung Tanah (Terzaghi, 1943)
General shear
Local shear
φ (..o) φ’
Nc
Nq
Nγ
Nc’
Nq’
Nγ’
5.7
1.0
0.0
0
5.7
1.0
0.0
7.3
1.6
0.5
5
6.7
1.4
0.2
9.6
2.7
1.2
10
8.0
1.9
0.5
12.9
4.4
2.5
15
9.7
2.7
0.9
17.7
7.4
5.0
20
11.8
3.9
1.7
25.1
12.7
9.7
25
14.8
5.6
3.2
37.2
22.5
19.7
30
19.0
8.3
5.7
52.6
36.5
35.0
34
23.7
11.7
9.0
57.8
41.4
42.4
35
25.2
12.6
10.1
95.7
81.3
100.4
40
34.9
20.5
18.8
10
c. Kondisi khusus:
a) tanah pasir murni (non kohesif), c = 0
qult = q.Nq + 1/2 B.γ.Nγ
b) lempung murni jenuh air, ϕ = 0 Î Nc = 5,7, Nq = 1, Nγ=0
qult = c.Nc + q atau qult = 5,7 c + q
c) beban di muka tanah, Df = 0 Î q = 0
qult = c.Nc + ½ . B.γ.Nγ
2. PERKEMBANGAN RUMUS KAPASITAS DUKUNG
• Menggunakan rumus dasar dan kondisinya Î Prandtl &
Reissner (dengan baji bersudut : 45o-ϕ/2)
Nq = eπ.tanϕ tan2(45o+ϕ/2) dan Nc = (Nq-1)cotϕ
• Nilai Nγ yang berbeda-beda:
a) Meyerhof
Nγ = (Nq-1) tan (1,4 ϕ)
b) Hansen
Nγ = 1,8(Nq-1) tanϕ
c) Caquot & Kerisel
Nγ = 2(Nq+1) tanϕ
• Dengan persamaan di atas Nc, Nq, dan Nγ bisa dihitung
Î tabel/grafik
• Faktor bentuk Î dekat dengan faktor bentuk dari
Terzaghi.
CONTOH:
Sebuah fondasi telapak setempat direncanakan dengan
ukuran denah 2m x 2m dan kedalaman 1,5 m. Tanah
11
homogin dengan c = 10 kN/m2, ϕ = 30o, γ = 17 kN/m3 Î
kondisi general shear failure Î qult ?
Terzaghi general shear failure
dengan ϕ = 30o Î Nc = 37.2,
Nq = 22,5, Nγ = 19,7
1,5 m
qult = 1,3cNc + qNq + 0,4BγNγ
qult = 1,3x10x37.2 + (1,5x17)x22,5
2m
+ 0,4x2x17x19,7
= 1325.27 kN/m2 Î ????
qa ≈ 100-150 kN/m2 Î !!!
CEK : nilai dari : Meyerhof, Hansen, Caquot & Kerisel
Catatan:
Data tanah perlu dikoreksi sebelum digunakan untuk
menghitung qult.
Pengaruh Air Tanah (kekuatan ???)
• Air tanah mengurangi kapasitas dukung tanah Î
tergantung posisi muka air tanah.
a) 0 ≤ D1 ≤ Df
m.t
γ
D1
m.a.t
γsat
D2
Df
• q = D1.γ + D2.γ ’
• γ ’ = γsat - γw
qult = cNc + qNq + 0,5 B γ ' Nγ
b) D1 ≥ Df , 0 ≤ d ≤ B
m.t
γ
Df
B
m.a.t
γsat
d
q = Df.γ
qult = cNc + qNq + 0,5B γx Nγ
γx = 1/B {γ.d + γ’(B-d)}
12
c) d ≥ B, Î muka air tanah tak berpengaruh pada
kapasitas dukung tanah.
SAFETY FACTOR (FAKTOR KEAMANAN)
• Biasanya SF = 3 Î tak berlebihan
- tanah tak homogen dan tak isotropis
- banyak ketidakpastian Î pengambilan parameter tanah
(φ dan c)
• Tiga definisi Î kapasitas dukung ijin fondasi dangkal:
1. gross allowable bearing capacity
2. net allowable bearing capacity
3. gross allowable bearing capacity dengan faktor
keamanan dikaitkan dengan keruntuhan geser.
a) gross allowable bearing capacity
qall = qult/SF
○ qall = beban yang diijinkan pada fondasi dengan
harapan tak akan terjadi kegagalan bearing
capacity.
- beban: mati dan hidup di atas muka tanah
W(D+L)
- berat sendiri fondasi (WF)
- berat tanah di atas fondasi (WS)
○ (W(D+L) + WF + WS)/A ≤ qall
A = luas dasar fondasi
atau: A ≥ (W(D+L) + WF + WS)/qall
b) net allowable bearing capacity Î beban tambahan
yang diijinkan (per satuan luas) selain berat sendiri
13
tanah (tegangan yang telah ada) pada level dasar
fondasi.
qult(net) = cNc + q(Nq-1) + 1/2.B.γ. Nγ (strip footing)
qult(net) = qult - q
qall(net) = qult(net) / SF
• Dalam praktek qall(net) Î digunakan terhadap beban
bangunan atas saja
• berat fondasi + tanah di atasnya dianggap = berat
tanah saja (q)
q = γ.Df ≈ (WS+WF)/A
W(D+L)/A ≤ qall(net)
Î A ≥ W(D+L)/qall(net)
c) gross allowable bearing capacity dengan faktor
keamanan pada kuat geser tanah (ϕ & c)
○ cd = c/SF
○ tanϕd = tanϕ/SF Î ϕd dihitung
○ dengan ϕd Î Nc, Nq, dan Nγ (dari grafik/tabel)
○ qall = cdNc + qNq + 1/2.B.γ. Nγ
○ SF untuk penyelesaian ini = 2-3 Î kira-kira hasil
sama dengan cara a) dan b) dengan SF = 3-4
Catatan:
o Kapasitas dukung (dengan rumus-rumus di atas) Î
harus dicek terhadap settlement yang diijinkan.
o Rumus kapasitas dukung batas tersebut di atas Î
settlement:
o 5 - 25 % B untuk pasir (B= lebar fondasi)
o 3 - 15 % B untuk lempung
o Untuk fondasi yang sangat lebar Î settlement bisa
14
sangat besar.
o Nc, Nq (Meyerhof, dll) Î relatif tak jauh berbeda,
Nγ Î bervariasi.
BENTUK UMUM PERSAMAAN KAPASITAS DUKUNG
TANAH
qult = (λcs.λcd.λci)cNc +(λqs.λqd.λqi) qNq +
(λγs.λγd.λγi)1/2.B.γ. Nγ
λcs.λqs.λγs = shape factors (faktor bentuk)
λcd.λqd.λγd = depth factor (faktor kedalaman)
λci.λqi.λγi = inclination factor (faktor kemiringan beban)
• Shape factor Î de Beer (1970)
• Depth & inclination factors Î Hansen & Meyerhof
Î dasar Î experimental results
Faktor bentuk Î telapak segi empat
• λcs = 1 + (B/L)(Nq/Nc)
• λqs = 1 + (B/L)tanϕ
• λγs = 1 - 0,4(B/L)
Faktor bentuk Î telapak bujur sangkar dan lingkaran
• λcs = 1 + Nq/Nc
• λqs = 1 + tanϕ
• λγs = 0,6
Faktor kedalaman untuk Df/B ≤ 1
• λqd = 1 + 2 tanϕ(1-sinϕ)2(Df/B)
• λcd = λqd -(1 - λqd)/(Nq.tanϕ)
• λγ d = 1
Faktor kedalaman untuk ϕ = 0
15
• λcd = 1 + 0,4(Df/B)
Faktor kedalaman untuk Df/B > 1
• λqd = 1 + 2 tanϕ (1-sinϕ)2 atan (Df/B)
• λcd = λqd -(1 - λqd)/(Nq.tanϕ)
• λγ d = 1
Faktor kedalaman untuk ϕ = 0
• λcd = 1 + 0,4 atan(Df/B)
Faktor kemiringan beban
• λci = (1 - α/90o)2
• λqi = (1 - α/90o)2
• λγi = (1 - α/ϕ)2
α
16
KAPASITAS ULTIMIT Î BEBAN EKSTENTRIS
a) Meyerhof’s theory
b) Theory of Prakash & Saran
a) Meyerhof’s theory Î konsep lebar efektif.
Ditinjau gaya ultimit Qu Î bekerja Î eksentrisitas ex
(terhadap sumbu Y) dan ey (terhadap sumbu X)
Qu
Tampang
B
• Qu dianggap sentris
terhadap luasan
efektif (Qu di pusat
suatu luasan).
Y
Qu
L-2ey
X
ey L
Denah
• Dimensi luasan efektif
= L’ x B’
L’ = L-2ey
B’ = B-2ex
ex
B-2ex
B
• Kapasitas dukung Î dicari dengan lebar B’:
qult = (λcs.λcd)cNc +(λqs.λqd) qNq + (λγs.λγd)1/2.B’.γ. Nγ
(dengan : λci, λqi & λγi = 1)
faktor bentuk Î gunakan B’ dan L’
Qu = qult (B’ x L’) atau
Qa = qult x (B’ x L’) /SF
17
FONDASI DI ATAS TANAH BERLAPIS
a) Tanah tak padat di atas tanah yang lebih padat:
• tanah kurang padat Î tebal Î kapasitas dukung
lapisan tersebut
• tanah kurang padat Î tipis Î pengaruh lapisan
yang lebih padat
b) Tanah lebih padat di atas tanah kurang padat:
• tanah lebih padat tebal Î kapasitas dukung tanah
yang lebih padat Î cek settlement lapisan kurang
padat
• tanah padat Î tipis :
○ bahaya patah pons
○ gunakan kapasitas dukung lapisan kurang
padat Î banyak teori
UJI BEBAN DI LAPANGAN (PLATE LOAD TEST)
• Standard test : ASTM D-1194
BS 1377 (1990)
• Prinsip :
- plate Î baja ∅ 152 - 762 mm, atau bujur sangkar
305 mm x 305 mm
- lebar galian ≥ 4 x Bplate
- plat dibebani bertahap Î setiap tahap ditunggu
penurunan berhenti Î beban dinaikkan (tahap
selanjutnya)
- hasil Î hubungan tegangan dan penurunan
• Kapasitas dukung :
a) lempung : qult(f) = qult(p)
b) pasir : qult(f) = qult(p) x Bf /Bp
• Untuk tegangan tertentu Î settlement (s)
a) lempung : s(f) = s(p) . B(f) /B(p)
b) pasir : s(f) = s(p){2B(f) /(B(f)+B(p))}2
18
ANALISIS FONDASI DANGKAL (sederhana)
• Jenis beban:
- beban terbagi rata q kN/m2
- Gaya vertikal Î sentris
Î eksentris
- Gaya horisontal
- Momen
- Kombinasi
• Anggapan dasar :
- plat fondasi dianggap kaku sempurna (tidak
melengkung, ”bisa miring”)
- besarnya tekanan pada setiap titik berbanding langsung
dengan penurunan Î cara elastis
- tanah tidak dapat menahan tarik
- tanda: desak (+); tarik (-)
1. Beban merata, q
Q
q
- jika berat fondasi diabaikan:
reaksi tanah merata, σ Î σ = q
σ
- jika luas fondasi = A
Resultante: Q = A.q Î tengah-tengah Î sentris
Reaksi: σ = Q/A = A.q/A = q
- untuk suatu telapak Îfondasi & tanah di atasnya Î q1
dan q2
19
q1 ⇒ tanah terbagi rata
q2 ⇒ telapak/fondasi
σ
σ = q1 + q2
2. Beban gaya vertikal sentris
- jika berat sendiri fondasi diabaikan
Q
- luas dasar fondasi, A = B.L (m2)
- fondasi kaku dan Q sentris Î turun
Ο
merata Î tekanan merata
σ
Σ Fv = 0
B
Q = σ.A Î σ = Q/A
2
2
2
,t/m
,kg/cm
)
(kN/m
L
Ο
- jika berat fondasi dan tanah di atasnya
diperhitungkan:
σ = Q/A + q1 + q2
Q
q1
q2
σ
Contoh:
Q = 300 kN sentris
1,20 m tanah, γ = 17 kN/m3
0,60 m beton, γ = 22 kN/m3
2,00
Analisis 1:
2,50
20
- Beban dianggap gaya-gaya sentris
Q1 = 300 kN
Q2 (tanah) = 2 x 2,5 x 1,20 x 17 = 102 kN
Q3 (beton) = 2 x 2,5 x 0,60 x 22 = 66 kN
Q total = 300 + 102 + 66 = 468 kN
σ = Qtotal/A = 468/(2 x 2,50) = 93,6 kN/m2
Analisis 2:
- Beban: Q sentris = 300 kN
q1 (tanah) = 1,20 x 17 = 20,4 kN
q2 (beton) = 0,60 x 22 = 13,2 kN
σ = Q/A+q1+q2= [300/(2x2,50)] + 20,4 + 13,2 = 93,6 kN/m2
3. Analisa beban momen
Perjanjian:
- Pusat dasar fondasi O
- Momen berputar terhadap titik O
- Arah pandangan dari depan (bawah) dan kanan
- lebar fondasi searah x Î B
- lebar fondasi searah y Î L
- momen searah jarum jam tanda (+), berlawanan arah
jarum jam (-)
- momen berputar mengelilingi sumbu-y Î My
- momen berputar mengelilingi sumbu-x Î Mx
Gambar di bawah M Î My(+) Î beban luar Î
- bagian kanan turun dan bagian kiri naik (berputar) Î
kanan desak dan kiri tarik Î linier
21
Ο
X+
Y+
L
X+
B
σ-
R
R
σ+
l
- Reaksi elemen struktur Î momen kopel MR
MR = R.l
R
= 1/2 x ½. B x σ x L = 1/4. B L σ
l
= 2 x 2/3 x ½. B = 2/3. B
MR = ¼. B.L.σ.2/3. B = 1/6. B2L σ
Î Mbeban = Mreaksi
Î σ = + My/(1/6. B2L) = + 6 My/(B2L)
Catatan:
σmax (desak) Î di kepala momen
σmin (tarik) Î di ekor momen
• Kombinasi beban vertikal sentris dan momen My Î
penjumlahan :
σmax = Q/A + 6 My/(B2L)
σmin = Q/A – 6 My/(B2L)
Q
Ο
My
X+
Q/A
22
- 6My/B2L
+
• Untuk tanah, σmin ≥ 0 (desak) karena tanah tak bisa
mendukung tarik.
- dengan sb-x positif di kanan O Î reaksi di setiap titik
dengan jarak x dari O :
σx = Q/A + My.x /Iy
σx = Q/(B.L) + My.x /(1/12. B3L)
- tegangan maksimum pada x = B/2
σmax = Q/(B.L) + My/(1/6. B2L) ≤ qall
- tegangan minimum pada x = -B/2
σmin = Q/(B.L) - My/(1/6. B2L) ≥ 0
Kombinasi q, Q(sentris), Mx(+), My(+)Îtegangan di titik
(x,y) :
σ(x,y) = Q/A + My.x/Iy + Mx.y/Ix + q
σ(x,y) = Q/(B.L) + My.x/(1/12. B3L) + Mx.y/(1/12.L3B) + q
- tegangan maksimum pada x = B/2, y = L/2
σmax = Q/(B.L) + My/(1/6.B2L) + Mx/(1/6.L2B) + q ≤
qall
- tegangan minimum pada x = -B/2, y = -L/2
σmin = Q/(B.L) - My/(1/6.B2L) - Mx/(1/6.L2B) + q ≥ 0
• Beban Q eksentris
23
Î dianalisis sebagai Q sentris + momen (M)
Q dengan ex Î Q sentris + My Î My = Q.ex
ex
Qsentris
My
Q
Ο
Q2
Ο
X+
e1
X+
∑Q
Q1
e2
∑ My
∑Q
∑M
y
= Q1 + Q2
= Q1 .e1 − Q 2 .e2
Q
H
Q
h
M=H.h
H
H yg lewat O Î hanya berpengaruh terhadap
penggeseran (tak mempengaruhi σ)
24
Analisis dengan cara lain (untuk beban gaya vertikal
& momen)
Q sentris
ex
Q
My
Qeksentiris, e x =
My
Q
(±)
Tekanan pada tanah dasar :
σ ext =
Q. e x
6. e x
Q
M
Q
Q
±
=
±
=
.(1 ±
)
1
1
B. L
B. L
B. L
B
. B2 . L
. B2 . L
6
6
Rumus Berlaku Î σmin ≥ 0
• Jika σmin = 0 Î
B/6
Q
0=
6.e
Q
(1 − x )
B.L
B
ex = 16 .B
σ max =
2.Q
B.L
• Jika ex > B/6 Î terjadi tarik
e1
Q
Î bagian tarik tak
dapat diperhitungkan
tarik
25
Î Σ Fv = 0 & Σ M = 0
Q=R
& berimpit
a1 = B/2 - ex
Q
σmax
R
a1
Daerah yg. bekerja = a2
a2 = 3.a1
a2
B
1
1
R = Q = σ max .a2 .L = σ max 3 ( − ex ) L
2
2
2
2.Q
σ max =
B
3 L ( − ex )
2
• Kondisi Umum
σ (max/ min)
6.ex 6.e y
Q
(1 ±
=
±
)+q
B.L
B
L
syarat berlaku : σmin ≥ 0 Î jika σmin < 0 Î dianalisis
khusus
Î ∑ Fv = 0 Î cara coba-coba
Î atau cara Mayerhof (luasan
efektif)
tarik
26
Catatan :
• Daerah yang dibatasi ex ≤ B/6 & ey ≤ L/6 (di bagian
tengah) Î inti/core/teras
L/6
Jika resultante Q jatuh di
dalam teras Î seluruh dasar
fondasi Î tegangan desak
B/6
27
PERANCANGAN FONDASI DANGKAL
• Beban Î sesuai peraturan yang berlaku (gedung,
jembatan jalan raya, jembatan jalan rel, dsb)
1. Beban mati (Dead load = D) Î berat sendiri bangunan
(kolom, dinding, atap, lantai, fondasi + tanah di
atasnya)
2. Beban hidup (Live load = L) Î bisa berubah/pindah
3. Beban angin (W)
4. Beban gempa (E)
5. Beban khusus (S)Îpengaruh suhu, gaya rem/sentrifugal, dll
I. Kombinasi beban untuk penentuan ukuran (luas) denah
fondasi
A=D+L
Î beban permanen/tetap
B1= D + L + W
B2= D + L + E
C1
C2
=A+S
=B+S
}
Beban sementara
} Beban khusus
II. Untuk perancangan beton bertulang Î SK SNI 1991 Î
beban terfaktor
28
PERANCANGAN UKURAN DENAH FONDASI
• Beban:
- tetap/permanen
- sementara
1. Kondisi beban tetap Î kapasitas dukung tanah
Î SF ≥ 3
Î qa = qult /3
2. Kondisi beban sementara Îkapasitas dukung tanah SF
≥2
Î qa(sementara) = qult /2
qa(sementara) = 1.5 x qa(beban tetap)
• Perancangan luasan denah
1. Denah dan ukuran Î didasarkan beban tetap/
permanen dengan ketentuan:
a) resultante beban jatuh di pusat luasan dasar fondasi
(sentris)
b) luas dasar fondasi dihitung sesuai σ ≤ qa
2. Dikontrol terhadap beban-beban sementara Î σ ≤ 1,5
qa
3. Jika no. 2 tidak memenuhi Î dimensi diperbesar Î
tetapi tetap sentris terhadap beban permanen
Catatan :
• Sentris : - ukuran ekonomis/hemat
- settlement merata
• Sentris Î resultante beban:
Î gaya, momen, beban terbagi rata (q)
29
Contoh:
Q
My
0.80
0.60
Sebuah kolom didukung telapak
setempat, dengan penampang seperti
tergambar.
Beban yang diperhitungkan :
Kombinasi
Q (kN)
My
beban
(kNm)
Permanen
1000
160
Sementara-1
1000
550
Sementara-2
1500
280
Data lain: γtanah = 18 kN/m3, γbeton = 22 kN/m3, qa = 150
kN/m2.
Rencanakan denah/ukuran fondasi
Penyelesaian:
a) Ukuran denah selalu direncanakan terhadap beban
permanen Î sentris
Beban-beban:
Q = 1000 kN
M = 160 kNm
e = M/Q = 160/1000 = 0,16 m
q = 0,8x18+0,6x22= 27,6 kN/m2 Î sentris
qa = 150 kN/m2
Tegangan yang terjadi di dasar fondasi σ ≤ qa
Dengan e = 0,16 m Î pusat luasan dibuat 0,16 m di
kanan as kolom.
σ = Q/A + q Î 150 ≥ 1000/A + 27,6
Î A ≥ 1000/(150-27,6) = 8,17 m2
Î bujur sangkar Î B = L = √A ÎB = 2,86 m
Î Digunakan 2,90 m x 2,90 m
1.45
1.45
1.45
O
30
Î Dikontrol terhadap beban
sementara
b) Kontrol terhadap beban sementara-1
Q = 1000 kN Î e = -0,16 m terhadap O
M = + 550 kNm
q = 27,6 kN/m2 Î dianggap gaya sentris
Q1 = 2,9 x 2,9 x 27,6 = 232,116 kN
ΣQ = Q1 + Q = 1232,116 kN
ΣM = 1000(-0,16) + 550 + (232,116 x 0) = 390 kNm
ΣQ = 1232,116 kN sentris
ΣM = + 390 kNm
Î dianalisis : ΣQ = 1232,116 kN dengan eksentrisitas :
e = 390/1232,116 = 0,317 m di kanan O
e < B/6 (=0,483 m) Î σmin > 0
Beban :
σmax={1232,116/(2,9x2,9)}[1+(6x0,317/2,9)]=242,59 kN/m2
σmax > 1,5 qa (=225 kN/m2)
Î dimensi perlu diperbesar
Misal : arah sumbu-Y tetap Î L = 2,90 m
arah sumbu -X Î B = 3,10 m
A = 8,99 m2 Î Q1 berubah
Q = 1000 kN
ΣM = +390 kNm
q = 27,6 kN/m2
31
σmax = 1000/(8,99) + 390/(1/6 x 2,9 x 3,12) + 27,6
= 222,80 kN/m2 < 225 kN/m2 Î OK
σmin = 1000/(8,99) - 390/(1/6 x 2,9 x 3,12) + 27,6
= 54,87 kN/m2 > 0 Î OK
c) Kontrol beban sementara-2
Q = 1500 kN dengan e = -0,16 m
M = + 280 kNm
q = 27,6 kN/m2
ΣM = 1500(-0,16) + 280 = 40 kNm
Tanpa fondasi dan tanah
e1 = 40/1500 = 0,0267 m
σmax =[(1500/8,99) {1+(6x0,0267/3,1)}] + 27,6
= 203,07 kN/m2 < 225 kN/m2 ÎOK
σmin =[(1500/8,99) {1-(6x0,0267/3,1)}] + 27,6
= 185,83 kN/m2 > 0 Î OK
Jadi fondasi ukuran 2,90 m x 3,10 m dapat digunakan Î
dengan posisi kolom eksentris 0,16 m di kiri pusat luasan
dasar fondasi O.
32
FONDASI GABUNGAN (COMBINED FOOTING)
Î 2 kolom atau lebih menjadi 1 fondasi
Penggunaan:
1. Jarak antar kolom dekat Î dengan fondasi sendirisendiri Î overlapping
2. Ruangan terbatas Î tidak bisa kaki sendiri Î digabung
dengan yang lain
Penyelesaian:
Î menggabung Î membuat fondasi yang sentris terhadap
beban permanen
Bentuk-Bentuk:
a) segi empat siku-siku
b) trapesium
c) bentuk T
d) strap footing
e) mat/raft footing
Prinsip Perancangan :
a) Denah sentris terhadap beban permanen
b) Dikontrol terhadap beban sementara dengan σ ≤ 1,5 qa
33
I. Telapak gabungan empat persegi panjang
Penggunaan: 2 kolom dengan beban kecil terbatas, beban
besar bebas.
Q1
Q2
R
O
r1
a1
r2
a2
r
L/2
B
L/2
O
*
L
• Q2 > Q1 (Q1, Q2 Î beban
permanen)
• R = resultante Î dicari
besar & letak
• R di tengah-tengah denah
Î L/2 ke kiri, L/2 ke
kanan dan di tengahtengah lebar (B)
Cara:
• R = Q1 + Q2
• letak R Î statis momen ke
Q1 Î R.r1 = Q2.r + Q1.0 Î
r1 = Q2.r/R
• Biasanya a1 ditetapkan/diketahui
Î L/2 = r1 + a1 Î L = 2(r1 + a1)
• R sentris Î luas fondasi: A
A = R/{qa - (qfond+tanah)}
• Lebar fondasi B = A/L
Catatan:
• a (a1 atau a2) ≤ B dan ≤ r/2
• jika beban permanen ada My1 dan My2 Î digunakan
untuk mencari letak R:
- R = Q1 + Q2
- letak R Î R.r1 = Q2.r + Q1.0 + (My1) + (My2)
r1 = (Q2.r + My1 + My2)/R Î tanda momen disesuaikan
• Selanjutnya dikontrol terhadap beban sementara. Jika
34
σ > 1,5 qa Î dimensi ditambah ke arah B (arah L tetap
agar kondisi sentris beban permanen terjaga)
Contoh:
2 buah kolom, jarak 5,0 m, ukuran kolom 40 cm x 40 cm
dengan fondasi sebelah kiri terbatas pada tepi luar kolom
kiri (fondasi kolom kanan lahannya bebas). Tebal plat
fondasi = 1,00 m (tanah di atasnya diabaikan). qa tanah
(permanen) = 150 kN/m2, γbeton = 23 kN/m3.
Beban
Q1 (kN) Q2
My2
My1
(kNm)
(kN) (kNm)
Permanen
700
1000
0
0
Sementara-1
1000
1100
0
0
Sementara-2
1000
1000
-200
-150
Q1
R
Q2
r1
a1 = 0,20
r = 5,0 m
Penyelesaian:
a) Denah fondasi sentris terhadap beban permanen
R = Q1 + Q2 = 1700 kN
q = 1 x 23 + tanah diatas fondasi = 23 kN/m2
Letak R terhadap Q1 Î
r1 = (Q2.r+My1+My2)/1700=(1000x5+0+0) / 1700
r1 = 2,941 m
R di tengah-tengah denah Î a1 + r1 Î = L/2
L/2 = 0,2 + 2,941 = 3,141 m
L = 6,282 m
Luas fondasi yang diperlukan
35
A = R/(qa-q) = 1700/(150-23) = 13,386 m2
B = A/L = 2,131 m
Digunakan ukuran denah fondasi
L = 6,30 m
B = 2,20 m
A = 13,86 m2
Letak pusat luasan O (baru):
- dari pusat kolom kiri r1’ = 6,3/2 - 0,2 = 2,95 m
- dari pusat kolom kanan r2’ = 5 - 2,95 = 2,05 m
b) Kontrol terhadap beban sementara-1
q = 23 kN/m2
Q1 = 1000 kN
R = 2100 kN
Q2 = 1100 kN
}
Letak R terhadap Q1 Î 2100 x ri = 1100x5+My1+My2
Î ri = 2,62 m
R di kiri O dengan e = 2,62 - 2,95 = - 0,33 m Î |e| < L/6
Î σmin > 0 Î (kanan)
Î σmax Î di kiri
σmax =(2100/13,86){1+(6x0,33/6,3)} + 23
= 222,13 kN/m2 < 1,5 qa (=225 kN/m2) Î aman
c) Kontrol terhadap beban sementara-2
q = 23 kN/m2
R = (Q1+Q2) = 2000 kN
Letak R terhadap Q1
Î ri = (5x1000 - 200 - 150)/200
Î ri = 2,325 m
R di kiri O dengan e = 2,325 - 2,95 = - 0,625 m Î |e| < L/6
Î σmax di kiri
σmax =(2000/13,86){1+(6x0,625/6,3)} + q
= 253,19 kN/m2 > 225 kN/m2
36
Luas dasar fondasi perlu ditambah Î ke arah B agar
kondisi sentris (mendekati sentris terpelihara)
Misal: B = 2,50 m
A = 6,30 x 2,50 = 15,75 m2
σmax =(2000/15,75){1+(6x0,625/6,3)} + 23
= 225,57 kN/m2 ≈ 225 kN/m2
Î cukup aman
Jadi fondasi yang digunakan:
L = 6,30 m
B = 2,50 m
37
Fondasi Gabungan Bentuk Trapesium
Penggunaan: daerah terbatas pada kolom dengan beban
besar (kolom dg. beban kecil bisa bebas/terbatas)
x
O
B1
*
B2
L
Q1
Q2
R
• Luas trapesium
A = 1/2 L (B1+B2)
• Pusat luasan terhadap sisi B2
1 2 B + B2
x= L 1
3 B1 + B2
atau thd sisi B1 :
x=
• Q2 > Q1 dengan sebelah kanan
terbatas (biasanya tepi kolom)
O
r1
a1
r2
r
1 B1 + 2 B2
L
3 B1 + B2
a2
• Kapasitas dukung tanah qa
• Dengan beban sentris Î luas fondasi
R
A=
qa − q( f + s)
...................................
• Panjang fondasi ditetapkan:
L = r + a1 + a2 ...................................
Q1 .r
• Letak R terhadap Q2 Î r2 = R .......
• Dituntut R melalui Ο
r2 + a2 = x ............................................
• A = ½ L (B1+B2) Î B2 = (2A/L) - B1 .....
• Letak O:
−
1 2 B + B2
x= L 1
3 B1 + B2
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
38
2A
A
−
+
B
B
1
1
3x
L
L
=
=
2A
A
L
B1 + 2 − B1
L
L
3x 2 A 2 A
−
B1 =
L L
L
2 A ⎛ 3x ⎞
⎜ − 1⎟
B1 =
L ⎝ L
⎠
................................
(6)
• Kriteria/batasan
a. Jika x ≤ 1/3 L Î tak dapat digunakan
b. Jika B1 terlalu kecil (< lebar kolom) Î tak dapat
digunakan
c. Jika a/b terjadi Î bentuk lain: T atau strap footing
• Fondasi dikontrol terhadap beban sementara dengan σ =
1,5 qa
Cara:
2 B1 + 2
Y+
x
O
X+
*
1. Dicari pusat berat luasan trapesium (O)
2. Dibuat salib sumbu di titik O
3. Beban-beban yang bekerja dianalisis terhadap O
4. Tegangan ekstrim
σka = (R/A) + (My. x /Iy) + q Î x (+), M(+/-)
σki = (R/A) - (My.(L- x )/Iy) + q
5. Penentuan Iy
O
B1
B2-B1
L
L
39
Empat persegi panjang
I terhadap Ο : Io = 1/12 .B L3
I tepi kanan : I = 1/3 .B L3
Segi tiga :
I terhadap Ο : Io = 1/36 .B L3
I tepi kanan : I = 1/12 .B L3
Secara umum:
I terhadap sembarang garis
I = Io + A.x2 atau
Io = I - A.x2
Io trapesium:
1/12 .B1L3+(B1L)x12+ 1/36 (B2-B1)L3+ ½(B2-B1)L.x22
x1 = jarak pusat luasan segi empat ke pusat
trapesium
x2 = jarak pusat luasan segi tiga ke pusat
trapesium
atau
2
Io-trap = Itepi kanan - Atrap. x
=
1
3 B1L3
+
1
12
(B2-B1)L3 - A. x
2
40
Fondasi Gabungan Bentuk T :
Q1
Q2
R
O
r2
L
x
O
*
B1
l1
• Dibuat garis kerja R berimpit
dengan pusat luasan fondasi
• Cara sama dengan trapesium
Î 3 variabel B1, B2, dan l2
Î coba-coba Î ditetapkan 2
variabel Î 1 dicari
Î hasil bisa berbeda Î dipilih
yang baik
B2
l2
Strap Footing
• Penggunaan: fondasi gabungan bentuk lain tak baik
(biasanya Î beban relatif kecil dibandingkan qa Î luas
kecil)
• Penyelesaian: seolah-olah kolom dengan fondasi sendiri
Î digabung dengan balok penghubung (strap beam)
yang kaku Î fondasi bisa dianggap satu kesatuan.
• Pemakaian:
- satu sisi terbatas
- kedua sisi terbatas
Catatan:
Luas dasar strap beam tak
diperhitungkan pada luas
fondasi, A
strap beam
strap beam
• Prinsip hitungan
41
- membuat denah fondasi dengan pusat luasan gabungan
(2 kaki) berimpit dengan resultante beban (sentris).
r
Q1
R
O1
O
r1
Q2
O2
s
O
B1
B2
B1
L
• fondasi Î luas total = A
A1 = B12
A2 = B2L
• Pusat luasan O, R di O Î sentris Î σ merata
R = Q1 + Q2
R
R
σ = A + q Î A = (qa − q)
• Letak R dari Q1
r1 = Q2.r/R
• Pusat luasan gabungan (A1+A2) dari O1 juga = r1
A.r1 = A2.s Î s = jarak O1 - O2
• B1,B2, dan L Î coba-coba (berbeda)
misal: L ditetapkan, O2 bisa dicari, s bisa dicari
A2
A.r1
A2 = s Î B2 = L
Î A1 = A - A2 Î B1 =
A1
• Catatan: Bentuk yang baik mendekati bujur sangkar Î
jika tak baik bisa diulang
42
Contoh :
Dua kolom, jarak antar pusatnya = 6,0 m. Kolom kiri 40 cm
x 40 cm, kolom kanan 60 cm x 60 cm, fondasi kiri terbatas
pada tepi luar kolom kiri.
Tebal plat fondasi 0,80m (tanah diatasnya diabaikan) γbeton
= 23 kN/m3, qult = 450 kN/m2.
Q2
My1
My2
Pembebanan
Q1
Tetap/permanen
700
1100
0
0
Sementara
1000
1200
-150
-100
Rancang denah (ukuran ) fondasi
6,0
Q1
Q2
R
O1
O2
O
r2
s
O
B1
L
B2
B2
Penyelesaian :
a) Beban tetap/permanen
R = 700 + 1100 = 1800 kN
letak R terhadap Q2 :
700.6
r2 =
= 2,333 m
1800
qa = qult/3 = 450/3 = 150 kN/m2
q = 0.8 x 23 = 18.4 kN/m2
1800
A=
= 13,68 m 2
(150 − 18,4)
Luas fondasi :
Dicoba L = 2.50 m Î s = 6 + 0.2 – 2.50/2 = 4.95
43
Statis momen terhadap O2:
Î 13,68 x 2,333 = A1 x 4,95
A.r2 = A1.s
2
A1 = 6,45 m Î luas fondasi kiri
B1 = 6,45/2,5 = 2,58 m
Luas fondasi kanan : A2 = A - A1 = 7,23 m2
Î bentuk bujur sangkar, B2 = √7.23 = 2,69 m
Digunakan:
o fondasi kiri = 2,60 m x 2,50 m
o fondasi kanan = 2,70 m x 2,70 m
Î A1 = 6,50 m2
2
A2 = 7,29 m2 }A = 13,79 m
b) Kontrol terhadap beban sementara
R ΣM y x
σ= +
+q
A
Iy
A = luas total = A1 + A2
I = gabungan dari A1 dan A2 Æ terhadap O baru
O baru dicari dari A1 dan A2 yang digunakan
qa = qult/2 = 225 kN/m2
44
Mat Footing (Raft Footing)
Î 3 kolom (dinding) atau lebih yang tidak satu
deret Î 1 fondasi plat yang lebar (sering-sering
seluruh kolom + dinding dari satu gedung Î 1 plat
fondasi).
• Penggunaan:
- tanah mempunyai qa relatif rendah
- jika dengan fondasi sendiri-sendiri Î luas
fondasi total > 1/2 luas bangunan
• Jenis-jenis:
- plat datar rata atas dan bawah
- plat dengan pertebalan di bawah kolom
- beams dan slab Î balok-balok dua arah saling
berpotongan dan kolom-kolom ditempatkan pada
pertemuan balok-balok tersebut
- plat dengan dinding-dinding basement (dinding
basement sebagai pengaku)
• Mat footing bisa dengan fondasi tiang
• Prinsip-prinsip analisis :
- diusahakan resultante beban permanen Î
sentris
Jika sentris σ = ΣQ/A ≤ qa
Jika tak sentris Î dicari σmin > 0 dan σmax ≤ qa
- dikontrol terhadap beban-beban sementara
σmax ≤ 1,5 qa ; σmin > 0
- tegangan di sembarang titik di dasar fondasi
ΣQ ΣM y . x ΣM x . y
σ=
+
+
+q
A
Iy
Ix
45
• Contoh:
Mat footing mendukung 9 kolom tergambar
semua kolom: 50 cm x 50 cm
Y
A
1
2
7,50
4
5
6
X
7,50
7
8
9
beban-beban:
Q1 = Q3 = 400 kN
Q4 = Q5 = Q6 = 600 kN
Q2 = Q9 = 450 kN
Q7 = Q8 = 500 kN
tebal plat 1,50 m, γc = 23
kN/m3
Tentukan tegangan di sudutsudutnya
B
3
D
C
5,0
5,0
Penyelesaian :
• Pusat luasan O di tengah-tengah, B = 10,50 m
L = 15,50 m Î A = 10,50 x 15,50 = 162, 75 m2
• Koordinat: A(-5,25;7,75), B(5,25;7,75), C( -5,25;-7,75),
D(5,25; -7,75)
• R = 2(400) + 3(600) + 2(450) + 2(500) = 4500 kN
• My = -5(400 + 600 + 500) + 0 + 5(400 + 600 + 450)
= -250 kNm
• Mx = -7,5(500+500+450) + 0 + 7,5(400+450+400)
= -1500 kNm
• Iy =
1
12 (15,5)(10,5)3
1
12 (10,5)(15,5)3
= 1495,27 m4
= 3258,39 m4
• Ix =
• Tegangan yang terjadi
46
4500 250(5,25) 1500(7 ,75)
+
−
+ 34 ,5 = 59 ,46 kN / m 2
162 ,75 1495,27
3258,39
4500 250(5,25) 1500(7 ,75)
σB =
−
−
+ 34 ,5 = 57 ,70 kN / m 2
162 ,75 1495,27
3258,39
4500 250(5,25) 1500(7 ,75)
σC =
+
+
+ 34 ,5 = 66,60 kN / m 2
162 ,75 1495,27
3258,39
4500 250(5,25) 1500(7 ,75)
−
+
+ 34 ,5 = 64 ,84 kN / m 2
σD =
162 ,75 1495,27
3258,39
σA =
ΣQ Σ M y . x Σ M x . y
σ=
+
+
+q
A
Iy
Ix
Catatan :
q = 1,5(23) = 34,5 kN/m2
47
ANALISIS PENULANGAN TELAPAK SETEMPAT
1. Dicari tegangan netto pada tanah dasar (qnet)
Untuk beban sentris qnet = qa – q (fondasi & tanah)
2. Luas dasar fondasi, A = (D+L)/qnet Î panjang dan lebar
fondasi ditetapkan
3. Beban terfaktor
U = 1.4 D + 1.7 L
4. Tegangan terfaktor dari tanah :
qs = U/A
Catatan : Selimut beton minimum = 50 mm
Tegangan geser :
- Gaya geser lintang (satu
arah) :
Vu = qs.A = qs.B.x
< φ.Vc
a1
45
o
d
qs
x
- Gaya geser dua arah
(pons) :
Vu = qs.(B.L – a22)
< φ.Vc
d/2
B
a2
a2
L
Momen : penulangan tunggal
48
1. Tulangan utama Î arah memanjang
⎛ L − a1 ⎞
qs B ⎜
⎟
2 ⎠
⎝
Mu =
2
2
a1 x a1
dd
qs
B
L
2. Tulangan bagi arah pendek
2
⎛ B − a1 ⎞
qs L ⎜
⎟
2 ⎠
⎝
Mu =
2
Pemasangan tulangan :
- Tulangan utama arah memajang Î merata
49
- Tulangan bagi arah pendek
o bagian tengah selebar B Î 2/(βc +1) dg βc = L/B
o Bagian sisa Î disebar rata tetapi perlu dicek
terhadap tulangan minimum
50