Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2017, CV INSAN ADIGUNA SERANG BANTEN
…
18 pages
1 file
Cv Insan Adiguna Serang-Banten, 2018
Disusun untuk memenuhi tugas ujian akhir semester mata kuliah filsafat ilmu yang diampu oleh Bapak E.Ariwidodo.
Al-Istinbath: Jurnal Hukum Islam, 2019
This research made because seeing politics that happened in Indonesia this time, evaluating of it from facet Punish Islam. All political perpetrator which have intellectual as guarantor can develop and also move forward state which we love. Social phenomenon that happened in society that is where all political perpetrator which his science application for the sake of is other, that for the benefit of own, group had. Method used by researcher is descriptive. Result of research indicate that all political perpetrator is science application which they have not for the benefit of society but personal for the benefit of as well as group political perpetrator prefer to give political promise but not coincide. Political so that that happened now, politics which in confusion where private interest taken as especial directive. As a result, development and development of state for the shake of kepentigan of society can not be distributed. If us in Al-Quran that that promise a trust which must be shouldered and all my me, politics now which prefer to break a promise it referred all liar. So that according to writer of political perpetrator ought to more is majoring of promise which he have tell.
2015
Abstaksi Ada yang berpandangan bahwa semua masyarakat itu secara lembaga maupun individu telah menyimpang dari jalan yang benar dan perbaikan mendasar hanya dapat dilakukan melalui jalan dan cara politis. Meskipun mereka kemudian berbeda pandangan lagi apakah perubahan itu harus melalui kudeta?Atau mengikuti persaingan politik yang keras?Atau justru dengan melakukan kekacauan dan menanamkan ketakutan pada diri para penguasa politis sebuah negara?. Ada pula yang berpandangan bahwa masyarakat Islam sedikit banyak masih berada di atas jalan yang semestinya, meskipun mereka sepakat bahwa ada banyak hal yang harus diperbaiki di tubuh umat ini secara lembaga maupun individu. Tapi yang menjadi pertanyaan kemudian adalah bagaimana cara memperbaikinya?. Karena itu tidak mengherankan jika para ulama pun berbeda pandangan dalam menyikapi pemilu yang diselenggarakan di berbagai tempat dan hukum keikutsertaan di dalamnya. Tema inilah yang ingin diangkat dalam makalah ini, dimana ia akan berusaha mengulas dan mendudukkan persoalan ini berdasarkan kaidah-kaidah syar'i yang ada Kata Kunci : Politik, Perspektif, Islam PENDAHULUAN Tema keikut sertaan aktifis Islam baik dari kalangan ulama, du'at dan pemikirnya dalam pertarungan politik hingga kini masih saja menjadi tema yang menarik dan hangat untuk dibicarakan. Dan itu dibuktikan dengan terjadinya pro-kontra dikalangan mereka yang mengkaji dan mendiskusikannya. Dan polemik ini jika diteliti lebih jauh bukanlah polemik yang baru kali ini terjadi, namun sejak dahulu bahkan sejak berabad-abad lalu tema keterlibatan para ulama dan cendekiawan muslim secara politis dalam penyelenggaraan negara baik sebagai eksekutif, legislatif ataupun yudikatif selalu menjadi perdebatan yang hangat dikaji. Dan siapa pun yang membaca 1 Penulis adalah dosem tetap Prodi Ekonomi Syari'ah STAI Raden Qosim Lamongan yang sekarang menjabat sebagai ketua LPPM.
Abstaksi Ada yang berpandangan bahwa semua masyarakat itu secara lembaga maupun individu telah menyimpang dari jalan yang benar dan perbaikan mendasar hanya dapat dilakukan melalui jalan dan cara politis. Meskipun mereka kemudian berbeda pandangan lagi apakah perubahan itu harus melalui kudeta?Atau mengikuti persaingan politik yang keras?Atau justru dengan melakukan kekacauan dan menanamkan ketakutan pada diri para penguasa politis sebuah negara?. Ada pula yang berpandangan bahwa masyarakat Islam sedikit banyak masih berada di atas jalan yang semestinya, meskipun mereka sepakat bahwa ada banyak hal yang harus diperbaiki di tubuh umat ini secara lembaga maupun individu. Tapi yang menjadi pertanyaan kemudian adalah bagaimana cara memperbaikinya?. Karena itu tidak mengherankan jika para ulama pun berbeda pandangan dalam menyikapi pemilu yang diselenggarakan di berbagai tempat dan hukum keikutsertaan di dalamnya. Tema inilah yang ingin diangkat dalam makalah ini, dimana ia akan berusaha mengulas dan mendudukkan persoalan ini berdasarkan kaidah-kaidah syar'i yang ada Kata Kunci : Politik, Perspektif, Islam PENDAHULUAN Tema keikut sertaan aktifis Islam baik dari kalangan ulama, du'at dan pemikirnya dalam pertarungan politik hingga kini masih saja menjadi tema yang menarik dan hangat untuk dibicarakan. Dan itu dibuktikan dengan terjadinya pro-kontra dikalangan mereka yang mengkaji dan mendiskusikannya. Dan polemik ini jika diteliti lebih jauh bukanlah polemik yang baru kali ini terjadi, namun sejak dahulu bahkan sejak berabad-abad lalu tema keterlibatan para ulama dan cendekiawan muslim secara politis dalam penyelenggaraan negara baik sebagai eksekutif, legislatif ataupun yudikatif selalu menjadi perdebatan yang hangat dikaji. Dan siapa pun yang membaca 1 Penulis adalah dosem tetap Prodi Ekonomi Syari'ah STAI Raden Qosim Lamongan yang sekarang menjabat sebagai ketua LPPM.
Kita tidak kurang tukang angguk,kita tidak kurang tukang geleng, tapi kita kurang orang yang nak membuat apa yang sudah diangguk, orang yang mencegah apa yang sudah digeleng." Prof Zulkifli Muhammad (Timb. YDP PAS) Pendahuluan Gerakan mahasiswa adalah sub-gerakan politik mahasiswa. Gerakan mahasiswa berjuang dengan cara mereka. Mahu mara bangkit menentang kemungkaran dan kedurjanaan penguasa dalam menegakkan kebenaran. Gerakan mahasiswa bukan sahaja terkongkong dalam dunia kampus tetapi keluar menyemai bakti dalam masyarakat dan negara. Ada sesetengah pendapat, gerakan mahasiswa hanya pentas lonjakan yang beragenda dan pentas lakonan mengumpan sang pengail kekuasaan yang beragenda. Kenapa sebegitu?. Pada mereka, pemimpin mahasiswa bohong diri mereka dan diri sendiri kerana ada yang berseberangan daripada perjuangan mereka semasa zaman mahasiswa. Pada hemat saya, gerakan mahasiswa adalah medan latihan politik, bermasyarakat, berekonomi, pengurusan, komunikasi, bina jaringan pengaruh, berkenalan dengan para tokoh dan lain-lain. Kehendak politik beragenda datang kemudian dengan kepentingan diri dan kehendak keluarga. Sejarah gerakan mahasiswa bukannya perlu dikenang atau dikhayali tetapi ia perlu diambil ibrah dalam membina semangat zaman.
Abstrak Tulisan ini akan menggambarkan tentang konsep negara Islam dari pemikiran Muhammad Arkoun. Untuk menata masa depan hubungan antar agama dan Negara di negeri-negeri Muslim tampaknya perlu dilakukan berapa hal penting: pertama, kaum politisi santri perlu terus meningkatkan kualitas pengalaman berpolitik (political experience) mereka di arena politik kenegaraan di masing-masing Negara. Terutama Negara yang bercorak nation-state. Kedua, pola pemikiran (etika) politik Islam yang masih berkutat pada landasan epistemologi klasik perlu ditransformasikan ke arah pemikiran yang secara epistemologis lebih bercorak sosial-empiris sesuai dengan tantangan zaman yang ada. Ketiga, umat Islam khususnya para politisi Muslim harus terus berupaya melepaskan diri dari kungkungan berpikir historis-romantis dan normatif-teologis-apologis, serta harus berani melakukan terobosan kontekstual yang antisipatif dengan masa depan peradaban dunia. Keempat, isu-isu politik khilãfah dan penegakan syariat Islam harus dikaji ulang, baik secara konseptual maupun relevansinya dengan konteks zaman, lebih khusus dengan realita sistem nation-state yang ada di berbagai belahan dunia Islam. Bukankah konsep khilafah pada hakikatnya lebih bersifat historis belaka, bukan sesuatu yang secara normatif Islam harus diwujudkan. PENDAHULUAN Perdebatan ilmiah mengenai Islam dan politik kembali menemukan momentumnya sejak tumbangnya kekhalifahan Islam Ottoman 1924. Sebelumnya literatur yang ada mengenai pendekatan Islam terhadap masalah kenegaraan baik dalam soal pemilihan imam, kualifikasi pemimpin amir dan tata administrasi kekhalifahan tidak meragukan integrasi Islam dalam politik, akan tetapi setelah itu muncul berbagai literature yang banyak dibaca kalangan umat Islam sehingga mengaburkan jati diri Islam dalam kehidupan masyarakat dan berbagai aspeknya. Oleh karena itu sebenarnya dengan terbukanya studi-studi baru mengenai Islam dan politik, maka ada beberapa hal yang patut mendapatkan kaian untuk masa depan politik Islam. Pertama, definisi holistik menyeluruh Islam akan menyelesaikan kontradikisi dan pertentangan diantara umat Islam sendiri mengenai apa yang seharusnya dilakukan baik secara ilmiah maupun praktis dalam mengelola hal-hal kenegaraan atau hal-hal yang berkaitan dengan 1
Dra. Triana Wulandari, Muchtaruddin Ibrahim, 2001
Sarekat Islam merupakan organisasi pertama diIndonesia yang bersifat kerakyatan. Organisasi ini menjadi pelopor kebangkitan politik bangsa yang bernafaskan Islam. Berdirinya Sarekat Islam dilatarbelakangi dari adanya kesadaran bersama tokoh-tokoh bangsa yang terpelajar. Kesadarannya ini didasari karena tidak rela melihat bangsanya diperlakukan seperti kuda tunggangan yang tidak pemah diberi kesempatan untuk melepas lelah barang sekejap pun oleh Kolonialis Belanda. Karena itu Sarekat Islam tampil ke depan untuk mendobrak dinding-dinding penyekat yang telah dibangun beratus tahun lamanya oleh Kolonialis Belanda.
Artikel yang melihat bahwa pemisahan agama dan politik sebagai wujud konkrit sekularisme agama..... ditengah masyrakat Indonesia
Artifara 24.1: 155-172, 2024
TECHNO review, 2023
Revista de Historia Militar, 2022
Jakob Tanner, Heimsuchungen am Heimplatz. Wie der Waffenfabrikant Emil G. Bührle in Zürich Kulturpolitik betrieb. Online-Plattform «Geschichte der Gegenwart», 15. Sept. 2021.
Expert review of clinical pharmacology, 2018
ICON VOL 6, 2019
Dürer to de Kooning: 100 Master Drawings from Munich, 2013
InImpact: The Journal of Innovation Impact, 2016
The China Quarterly, 1996
BIOPENDIX: Jurnal Biologi, Pendidikan dan Terapan
Telehealth and medicine today, 2024
Journal of Development Economics, 1982
Sustainability, 2024
CNS & Neurological Disorders - Drug Targets, 2015