Academia.eduAcademia.edu

JURNAL IQOH.docx

2018, KEPEMIMPINAAN KEPALA SEKOLAH DI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM

KEPEMIMPINAAN KEPALA SEKOLAH DI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM

JURNAL Disusun untuk memenuhi Tugas Individu Mata Kuliah Metodologi Penelitian Semester Tiga Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama Kebumen Dosen Pembimbing : Dr.Azam Syukur Rahmatullah,SH,M.S.I,MA OLEH : SITI MASYRIQOH (1710451) PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA (IAINU) KEBUMEN 2018 KEPEMIMPINAAN KEPALA SEKOLAH DI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM Oleh: Siti Masyriqoh Mahasiswa Semester 3 Program Pascasarjana S.2 Manajemen Pendidikan Islam (MPI) Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama (IAINU) Kebumen Abstrak Kepemimpinan merupakan potensi dan kompetensi yang di miliki oleh seseorang untuk melakukan sebuah tindakan- tindakan berupa mempengaruhi, mendorong, mengajak dan menggerakkan seseorang, kelompok atau organisasi untuk mencapai sebuah tujuan sesuatu yang diinginkan atau direncanakan. Pemimpin dan kepemimpinan seorang kepala sekolah dalam lembaga pendidikan Islam merupakan seseorang yang memiliki pengetahuan dan kemampuan yang cukup untuk mengendalikan lembaga atau organisasinya. Seorang kepala sekolah dalam lembaga pendidikan islam harus mampu mengetahui potensi yang terdapat pada dirinya, kemampuan yang dimilikinya untuk menggerakkan roda manajemen organisainya guna untuk mengupayakan program- program kerjanya, visi dan misi yang telah di tetapkannya. Kepala sekolah sebagai pemimpin yang terdapat pada organisasinya harus bisa memahami tipologi organisasinya, anak buahnya, bawahannya. karena seorang pemimpin harus melakukan control pengawasan atas pekerjaan anggota, meluruskan kekeliruan, serta mengajak mereka untuk berbuat kebaikan dan mencengah kemungkaran, dan bersedia mendengar nasehat dan tidak sombong, karena hal itulah sebuah tujuan akan tercapai. Kata Kunci: Kepemimpinan, Kepala sekolah, lembaga Pendidikan Islam PENDAHULUAN Kepemimpinan kepala sekolah dalam lembaga pendidikan islam menjadi penentu dalam sukses dan berhasilnya sebuah visi dan misi dari program kerja yang telah dirumuskan. Seorang kepala sekolah tentunya menjadi sentral utama dari keberhasilan tersebut karena ia adalah pemegang amanah tanggung jawab dalam mengorganisir seluruh perangkat dan elemen- elemen yang bisa di gerakkan. Kepemimpinan kepala sekolah yang ada akan menggerakkan seluruh perangkat dan potensi yang ada itu dengan segala upaya baik yang berupa unsur manusia (human resource) maupun yang bukan unsur non manusia (non human resource). Kepemimpinan yang baik seorang kepala sekolah tentunya adalah kepemimpinan yang bisa menggerakkan manajemen roda organisasi dalam lembaga pendidikan islam yang di pegangnya sehingga program kerja yang telah dirumuskan berjalan secara maksimal dengan target- target sesuai dengan perencanaan. Seringkali seorang kepala sekolah tidak mampu menjalankan visi kepemimpinannya di karenakan seorang kepala sekolah tidak memahami akan potensi dan kompetensi yang dimiliki di lembaga pendidikan islam tersebut. Untuk itulah dibutuhkan kajian akan pentingnya manajemen kepemimpinan kepala sekolah yang baik agar tercapai visi dan misi serta program yang telah di rumuskan oleh instrument lembaga pendidikan islam. PEMBAHASAN Definisi dan hakikat kepemimpinan Mendefinisikan tentang kepemimpinan bukanlah sebuah perkara yang mudah karena banyak sekali sejumlah teori yang ada dan terus berkembang, namun setidaknya ada beberapa sejumlah definisi yang perlu penulis paparkan dalam jurnal ini. Kepemimpinan sebagai salah satu fungsi manajemen merupakan hal yang sangat penting untuk mencapai tujuan organisasi dengan sebuah fakta bahwa kepemimpinan harus menghadapi sebuah faktor seperti: struktur atau tatanan koalisi, kekuasaaan, dan kondisi lingkungan organisasi yang ada. Kepemimpinan juga adalah menjadi salah satu alat penyelesaian semua persoalan apa saja yang terjadi di dalam organisasi. Kepemimpinan di terjemahkan ke dalam sifat- sifat prilaku pribadi, pengaruh terhadap orang lain, pola- pola interaksi, hubungan kerja sama antar peran, kedudukan dari satu jabatan administratif, dan persepsi dari lain- lain tentang legitimasi pengaruh. Secara umum definisi kepemimpinan adalah sebagai berikut “that leadership is the process of influencing the actifities of an individuali or a group in effort toward goal achievement in a given situation” (kepemimpinan adalah proses dalam mempengaruhi kegiatan seseorang atau kelompok dalam usahanya mencapai tujuan didalam situasi tertentu), jadi berdasarkan devinisi tersebut bahwa kepemimpinan itu akan terjadi apabila didalam situasi tertentu seseorang mempengaruhi perilaku orang lain baik secara perorangan atau kelompok (Wahyosumijdjo;1987;25). Kepemimpinan merupakan sebuah perkara yang mutlak harus ada dan diadakan dalam keadaan sendiri apalagi kerja organisasi yang jelas membutuhkan sebuah manjemen sentral yang terarah Teori kepemimpinan Ada sekian banyak teori kepemimpinan yang bisa menjadi bahan kajian pada jurnal ini, dari sekian teori kepemimpinan yang ada penulis mencoba untuk menyajikan beberapa diantaranya sebagai bahan kajian pada tulisan ini, diantaranya adalah: Teori Genetis (The Great Man Theory) Teori ini mengatakan bahwa pemimpin besar (great leader) dilahirkan, bukan dibuat (leader are born, not made) Sudarwan Danim, Kepemimpinan Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010),hlm. 7. Teori ini dilandasi oleh keyakinan bahwa pemimpin merupakan orang yang memiliki sifat-sifat luar biasa dan dilahirkan dengan kualitas istimewa yang dibawa sejak lahir, dan ditakdirkan menjadi pemimpin.Orang yang memiliki kualitas tersebut diatas adalah pemimpin yang sukses, disegani bawahannya, dan menjadi “pemimpin besar”.Pemimpin di bidang politik yang masuk daam kategori ini antara lain Gandhi, Churcill, dan Mandela. Wuradji, The Educational Leadership: Kepemimpinan Transformasional,(Yogyakarta:Gama Media, 2008), hlm. 20-21 Senada dengan hal tersebut, Kartini Kartono dalam bukunya membagi definisi teori genetis dalam dua poin, yaitu: 1) pemimpin itu tidak dibuat, akan tetapi terlahir menjadi pemimpin oleh bakat-bakat alami yang luar biasasejak lahirnya. 2) dia ditakdirkan lahir menjadi pemimpin dalam situasi kondisi yang bagaimanapun juga. Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan. (Raja Grafindo, Jakarta, 2005), hlm.33 Teori Sifat (Traits Theory of Leadership) Teori ini mengasumsikan bahwa manusia yang mewarisi sifat-sifat tertentu dan sifat-sifat yang membuat mereka lebih cocok untuk menjalankan fungsi kepemimpinan.Teori sifat tertentu sering mengidentifikasi karakteristik kepribadian atau perilaku yang dimiliki oleh pemimpin Sudarwan Danim, Ibid, hlm. 8. Teori ini menempatkan sejumlah sifat atau kualitas yang dikaitkan dengan keberadaan pemimpin, yang memungkinkan pekerjaan atau tugas kepemimpinannya akan sukses atau efektif. Pemimpin akan efektif dan berhasil jika memiliki sifat-sifat seperti berani, berkemauan kuat, memiliki stamina lebih, mempunyai sifat empati, berani mengambil keputusan, cermat dalam waktu, berani bersaing, percaya diri, bersedia berperan sebagai pelayan orang lain, loyalitas tinggi, hubungan interpersonal baik, track recordbagus, intelegensi tinggi dan lain sebagainya Wuradji, Ibid, hlm. 21-22. Teori Perilaku (Behavioral Theory of Leadership) Disebut juga teori sosial, dan merupakan sanggahan terhadap teori genetis.Pemimpin itu harus disiapkan,dididik dan dibentuk, tidak dilahirkan begitu saja(leaders are made, not born) Sudarwan Danim, Ibid, hlm. 8. Setiap orang bisa menjadi pemimpin, melalui usaha penyiapan dan pendidikan, serta didorong oleh kemauan sendiri. Teori ini tidak menekankan pada sifat-sifat atau kualitas yang harus dimiliki pemimpin, tetapi memusatkan pada bagaimana cara aktual pemimpin berperilaku dalam mempengaruhi orang lain, dan hal ini dipengaruhi oleh gaya keemimpinan masing-masing. Gaya tersebut bisa berkembang menjadi model human relationship atau task oriented. Wuradji, Ibid, hlm. 23-24 Teori kepemimpinan diatas merupakan gambaran umum dari sekian teori kepemimpinan yang ada, adapun dalam perspektif doktrin agama islam bahwa teori kepemimpinan mengacu pada sifat- sifat wajib Rasulullah SAW yaitu: 1. Siddiq benar/ jujur dalam segala ucapan dan perbuatan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, 2. Amanah yaitu bahwa seorang pemimpin hendaknya memiliki sifat dan perbuatan yang bisa di percaya baik dalam menjalankan tugas- tugas manajemen organisasinya maupun dalam kehidupannya, 3. Fathonah yaitu bahwa seorang pemimpin haruslah memiliki sifat dan sikap yang cerdas dan pandai di dalam berfikir bersikap dan bertindak, 4. Tabligh yaitu seorang pemimpin harus memiliki karakter berani melakukan dan menyuarakan sebuah kebenaran dan kebaikan dengan segala resiko yang dihadapinya. Karakteristik seorang pemimpin Prinsip yang paling penting pada diri seorang pemimpin bukan dilihat pada prestasi maupun jumlah pengikutnya melainkan pada karakter yang dimilikinya. Karakter menunjukkan kecerdasan emosi. Lewat karakter seseorang dapat belajar mengenali kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Memecahkan masalah dan membuat keputusan dengan baik, akan lebih mudah. Mereka juga dapat memahami dan menghargai orang lain, serta berkomitmen dalam tindakan. Dalam dunia kerja, ini modal penting. Sebab faktanya, 70 persen karyawan merasa tidak "terlibat" atau "dilibatkan" di tempat kerja. Akibatnya, mereka kurang terhubung secara emosional dan cenderung kurang produktif. Berikut beberapa karakteristik yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin dalam hal ini seorang kepala sekolah dalam lembaga pendidikan islam. Memiliki kepekaan Peka atau rentan di sini bukan berarti lemah. Periset Brene Brown pernah mengadakan jajak pendapat. Ia meminta ribuan orang bicara tentang situasi yang membuat mereka merasa paling rentan. Jawaban yang didapatnya seperti, "Memulai bisnis saya sendiri; melakukan kesalahan besar di tempat kerja; menyemangati anak saya untuk hal yang saya tahu tidak mungkin." Sebenarnya jawaban-jawaban tersebut justru tidak berarti lemah. Berkaitan dengan penelitian tersebut, penulis bisnis Kimberly Weisul menyimpulkan kepekaan sebagai langkah menemukan kekuatan dan keberanian, untuk mengakui dan memperlihatkan 'kelemahan'--sebagai sisi yang lebih manusiawi. Menurutnya, kerentanan adalah dasar inovasi dan kreativitas. Gagasan sama juga diungkap penulis dan pengusaha David K. Williams dalam esainya di Forbes. Ia menyebut kerentanan sebagai karakteristik terpenting pemimpin yang baik. Baginya kepekaan bukan pilihan, tapi konsekuensi yang muncul dari kombinasi ketidakpastian, risiko, dan perasaan. Menunjukkan sikap apa adanya Memperlihatkan sikap apa adanya, tidak berpura-pura, dan menjadi diri sendiri merupakan karakteristik pemimpin yang baik. Ini menghilangkan jarak dan gengsi--untuk memperlihatkan citra tertentu. Periset Paula Niedenthal, Profesor Psikologi di University of Wisconsin menemukan, pada dasarnya orang sadar akan adanya kepalsuan, tapi cenderung abai. Misalnya ketika seseorang mencoba tampil sempurna, kuat atau cerdas untuk dihormati orang lain, berpura-pura malah berdampak sebaliknya. Faktanya, senyum seseorang bisa mengaktifkan otot-otot senyum di wajah orang lain, begitu pun saat cemberut. Konsekuensi jika senyumannya palsu, orang cenderung merasa tidak nyaman. Sementara pemimpin yang menunjukkan keaslian, akan menciptakan kenyamanan sehingga kepercayaan dan kinerja karyawan meningkat. Berempati Pemimpin yang kuat berempati dengan baik. Konsultan empati Lynnda Pollio mengatakan, empati sangat penting karena masing-masing orang saling terhubung. Ini menghilangkan jarak antara seseorang dan orang lain. Berikut ciri dan praktik empati menurut Pollio: Menerima kepekaan. Mengakui bahwa Anda juga bisa merasa rentan dan punya emosi negatif. Penerimaan sikap ini dapat menginspirasi orang lain untuk melakukan hal yang sama.Mendengar tanpa menghakimi, bahkan tanpa bicara. Ini memberi kesempatan orang menumpahkan perasaan. Dampaknya, hubungan lebih intim, terbangun kepercayaan dan rasa hormat--sifat penting yang dibutuhkan pemimpin. Fokus untuk saat ini. Dengan fokus pada yang terjadi di sekitar, Anda bisa lebih memperhatikan perasaan orang lain. Keputusan efektif pun lebih mudah dibuat. Rasakan dan bertindak. Rasakan penderitaan orang lain, lalu tawarkan bantuan. Tindakan sederhana dapat mengubah hidup orang lain, juga Anda sendiri. Memiliki belas kasih Kecenderungan karakter pemimpin ada dua, ditakuti atau dicintai. Pemimpin yang baik adalah yang dicintai. Untuk mewujudkannya dibutuhkan kebaikan dan belas kasih. Namun seringnya, orang takut dan membatasi untuk bersikap demikian. Sebabnya, kita takut bahwa jika seseorang menemukan siapa diri kita sebenarnya-- atau menemukan titik lemah, mereka akan mengambil keuntungan. Misalnya kemampuan memaafkan. Di tempat kerja, memaafkan karyawan yang bersalah bukan berarti bertoleransi pada kesalahannya. Namun mendorong perbaikan, dengan memberi waktu untuk belajar menganalisis dan memperbaiki situasi. Ini juga berlaku untuk banyak kebaikan lain seperti perhatian atau memperlakukan bawahan seperti keluarga. Periset Kim Cameron menunjukkan, budaya memaafkan dalam perusahaan akan meningkatkan produktivitas karyawan, juga mempertahankan perusahaan lebih tangguh saat mengalami tekanan atau penurunan. Berikutnya, ini bermanfaat juga bagi kepuasan konsumen. Memiliki keingintahuan besar Rasa ingin tahu itu baik, dan ketidaktahuan adalah hal wajar. Pemimpin yang baik akan melakukan berbagai cara untuk belajar. Ini termasuk mengaku saat tidak tahu. Menurut Pollio, orang sering takut berkata tidak tahu, karena membuat mereka tampak rentan dan dihakimi. Di tempat kerja, pemimpin sejati mengelilingi dirinya dengan orang yang bisa mengisi kesenjangan pengetahuan mereka. Bahkan jika mereka tidak tahu sesuatu, mereka memiliki kemampuan untuk mengetahui jawabannya dengan cepat dan mudah. Tangguh Pemimpin yang baik akan menerima kesulitan sebagai bagian kehidupan. Mereka tidak mundur atau menghindar, melainkan tetap menghadapi dan bersedia bangkit ketika jatuh. Dengan ketangguhan, mereka paham bagaimana menanggulangi tantangan, memikul risikonya, sekaligus menjadikannya pelajaran hidup berharga yang semakin memperkuat karakter. Mudah beradaptasi Saat ini, hal yang paling konstan adalah perubahan. Selama teknologi terus maju, budaya kerja akan berkembang, dan persaingan bertambah ketat. Sebagai bentuk adaptasi, pemimpin yang baik akan bekerja fleksibel tanpa mematok hasil, dan fokus pada pemecahan masalah. https://beritagar.id/artikel/gaya-hidup/7-karakteristik-pemimpin-yang-baik di unduh pada tanggal 13 desember 2017 Peranan Kepala Sekolah dalam kepemimpinan Lembaga Pendidikan Islam Kepala Sekolah sebagai Pemimpin (leader) Pendidikan Pada dasarnya istilah kepemimpinan itu dipahami sebagai suatu konsep yang di dalamnya mengandung makna ada proses kekuatan yang datang dari seseorang (pemimpin) untuk mempengaruhi orang lain. Adapun menurut Koontz, O’Donnel dan Weihrich di dalam bukunya yang berjudul “Management” dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kepemimpinan merupakan pengaruh seni atau proses mempengaruhi orang lain sehingga mereka dengan penuh kemauan berusaha ke arah tercapainya tujuan. Pemimpin tidak berdiri di samping, melainkan mereka memberikan dorongan, berdiri di depan yang memberikan kemudahan untuk kemajuan serta memberikan inspirasi dalam mencapai tujuan. Kepemimpinan adalah suatu kekuatan penting dalam rangka pengelolaan. Oleh sebab itu, kemampuan memimpin secara efektif merupakan kunci untuk menjadi manajer. Esensi kepemimpinan adalah kepengikutan orang lain atau bawahan untuk mengikuti keinginan pemimpin. Itulah yang menyebabkan seseorang menjadi pemimpin. Dengan kata lain pemimpin tidak akan terbentuk apabila tidak ada bawahan. Dengan uraian Koontz tersebut kepala sekolah sebagai seorang pemimpin harus mampu: Mendorong timbulnya kemauan yang kuat dengan penuh semangat dan percaya diri pada guru, staf dan siswa dalam melaksanakan tugas masing-masing. Memberikan bimbingan dan mengarahkan para guru, staf dan para siswa serta memberikan dorongan memacu dan berdiri di depan demi kemajuan dan memberikan inspirasi sekolah dalam mencapai tujuan. Menurut Hick delapan rangkaian peranan kepemimpinan, yaitu: adil, memberikan sugesti, mendukung tercapainya tujuan, sebagai katalisator, menciptakan rasa aman, sebagai wakil organisasi, sumber inspirasi, dan yang terakhir bersedia menghargai. Kepala sekolah sebagai pemimpin seharusnya dalam praktek sehari-hari selalu berusaha memperhatikan dan mempraktekkan delapan fungsi kepemimpinan di dalam kehidupan sekolah. Kepala Sekolah Sebagai Supervisor Pendidikan Supervisi adalah suatu aktifitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif. Supervisi sebagai salah satu fungsi pokok dalam administrasi pendidikan, bukan hanya merupakan tugas pekerjaan para pengawas, tetapi juga tugas kepala sekolah terhadap guru-guru dan pegawai-pegawai sekolahannya. Sehubungan dengan itu, maka kepala sekolah sebagai supervisor hendaknya pandai meneliti, sehingga tujuan pendidikan di sekolah itu tercapai dengan maksimal. Khususnya dalam bidang pembinaan kurikulum, tugas kepala sekolah sebagai supervisor sangat penting karena justru bidang ini adalah faktor yang “strategis” untuk menentukan keberhasilan sekolah itu. Pelaksanaan supervisi di sekolah selalu berkaitan dengan tipe manajemen pendidikan di sekolah. Dalam hubungan ini penjelasan Dr. Oteng Sutisna perlu kita perhatikan ialah bahwa dalam manajemen pendidikan di sekolah yang demokratislah sekolah baru akan mampu menciptakan lingkungan hidup yang demokratis, di mana para guru sebagai pribadi-pribadi ikut serta dalam mengatur sekolah dan program pengajaran yang demokratis. Manajemen pendidikan Islam yang demokratis mendatangkan pertukaran pikiran dan pandangan dari para guru sehingga mendorong mereka untuk berinisiatif. Oleh karena itu, kepala sekolah sebagai supervisor dan sekaligus sebagai pemimpin sekolah/sekolah Islam perlu memilih penggunaan manajemen pendidikan di sekolah yang demokratis ini karena dengan demikian kepala sekolah akan banyak dibantu dengan datangnya banyak saran-saran yang berharga dari anak buahnya (para guru) dan kepala sekolah yang bijaksana pasti mampu memilih pikiran yang terbaik yang berasal dari guru. Kepala Sekolah sebagai Manajer Pendidikan Penyelenggaraan manajemen sekolah merupakan tugas pemimpin sekolah, inti dari manajemen sekolah adalah kepemimpinan. Dengan demikian tugas pemimpin adalah melaksanakan fungsi-fungsi manajemen seperti: perencanaan, pengorganisasian, penetapan staf-staf pembantu pelaksana kegiatan, memberikan pengarahan bimbingan dan pembinaan, mengadakan pengawasan untuk mengatasi penyimpangan, dan melaksanakan penilaian untuk mengukur keberhasilan. Semua fungsi manajemen diaplikasikan dalam program penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Manajemen sekolah tidak lain berarti pendayagunaan dan penggunaan sumber daya yang ada dan yang dapat diadakan secara efisien dan efektif untuk mencapai visi dan misi sekolah. Kepala sekolah bertanggung jawab atas jalannya lembaga sekolah dan kegiatannya. Kepala sekolah berada di garda terdepan dan dapat diukur keberhasilannya. Keberhasilan sekolah tergantung pada teknik mengelola manusia-manusia yang ada di sekolah untuk suatu keberhasilan yang tak terukur nilainya yaitu pemanusiaan manusia dalam diri peserta didik dan penghargaan bagi rekan-rekan pendidik sebagai insan yang kreatif dan peduli akan nasib generasi penerus bangsa. Seorang manajer sekolah bertanggung jawab dan yakin bahwa kegiatan-kegiatan yang terjadi di sekolah adalah menggarap rencana dengan benar lalu mengerjakannya dengan benar pula. Oleh karena itu visi dan misi sekolah harus dipahami terlebih dahulu sebelum menjadi titik tolak prediksi dan sebelum disosialisasikan. Hanya dengan itu kepala sekolah dapat membuat prediksi dan merancang langkah antisipasi yang tepat sasaran. Selain itu diperlukan suatu unjuk profesional yang kelihatan sepele tetapi begitu urgen seperti kemahiran menggunakan filsafat pendidikan, psikologi, ilmu kepemimpinan serta antroplogi dan sosiologi. Kepala sekolah bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di sekolahnya. Oleh karena itu, untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, kepala sekolah hendaknya memahami, menguasai dan mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berkenaan dengan fungsinya sebagai administrasi pendidikan. Peran kepala sekolah sebagai manajer pada suatu lembaga pendidikan sangat diperlukan, sebab lembaga sebagai alat mencapai tujuan, di mana di dalamnya berkembang berbagai macam pengetahuan, serta lembaga pendidikan yang menjadi tempat untuk membina mengembangkan karir-karir sumber daya manusia. Beberapa macam fungsi seorang manajer yang perlu dilaksanakan dalam suatu organisasi, yaitu bahwa para manajer: Bekerja dengan dan melalui orang lain; Bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan; Kepala sekolah sebagai juru penengah. E.     Kepala Sekolah Islam yang Efektif Kepemimpinan yang kuat oleh Kepala Sekolah sangat penting bagi sekolah (lembaga pendidikan). Kepala Sekolah menyusun langkah dan memberdayakan guru untuk melaksanakan agenda kerja. Selain itu juga harus menyusun tujuan sekolah, memberi “inservice training” dalam keterampilan pembelajaran, membantu merencanakan dan mengimplementasikan program baru serta memantau hasil agar mencapai tujuan pertumbuhan selanjutnya. Seorang pemimpin sejati tidak cukup hanya memiliki hati atau karakter semata, tetapi juga harus memiliki serangkaian metode kepemimpinan agar dapat menjadi pemimpin yang efektif. Banyak sekali pemimpin memiliki kualitas, karakter dan integritas seorang pemimpin, tetapi ketika menjadi pemimpin formal, justru tidak efektif sama sekali karena tidak memiliki metode kepemimpinan yang baik. Hal ini karena mereka tidak memiliki metode kepemimpinan yang diperlukan untuk mengelola mereka yang dipimpinnya. Tidak banyak pemimpin yang memiliki kemampuan metode kepemimpinan ini. Karena hal ini tidak pernah diajarkan di sekolah-sekolah formal. Oleh karena itu seringkali kami dalam berbagai kesempatan mendorong institusi formal agar memperhatikan keterampilan seperti ini yang kami sebut dengan softskill atau personal skill. Dalam salah satu artikel di economist.com ada sebuah ulasan berjudul Can Leadership Be Taught. Jelas dalam artikel tersebut dibahas bahwa kepemimpinan (dalam hal ini metode kepemimpinan) dapat diajarkan sehingga melengkapi mereka yang memiliki karakter kepemimpinan. Kepemimpinan secara sederhana adalah proses untuk membawa orang-orang atau organisasi yang dipimpinnya menuju suatu tujuan (goal) yang jelas. Tanpa visi, kepemimpinan tidak ada artinya sama sekali. Visi inilah yang mendorong sebuah organisasi untuk senantiasa tumbuh dan belajar, serta berkembang dalam mempertahankan survivalnya sehingga bisa bertahan sampai beberapa generasi. Ada dua aspek mengenai visi, yaitu visionary role dan implementation role. Artinya seorang pemimpin tidak hanya dapat membangun atau menciptakan visi bagi organisasinya tetapi memiliki kemampuan untuk mengimplementasikan visi tersebut ke dalam suatu rangkaian tindakan atau kegiatan yang diperlukan untuk mencapai visi itu. Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang yang sangat responsive. Artinya dia selalu tanggap terhadap setiap persoalan, kebutuhan, harapan dan impian dari mereka yang dipimpinnya. Selain itu selalu aktif dan proaktif dalam mencari solusi dari setiap permasalahan ataupun tantangan yang dihadapi organisasinya. Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang pelatih atau pendamping bagi orang-orang yang dipimpinnya (performance coach). Artinya dia memiliki kemampuan untuk menginspirasi, mendorong dan memampukan anak buahnya dalam menyusun perencanaan (termasuk rencana kegiatan, target atau sasaran, rencana kebutuhan sumber daya, dan sebagainya), melakukan kegiatan sehari-hari (monitoring dan pengendalian), dan mengevaluasi kinerja dari anak buahnya. Dengan menguasai ketiga hal penting tersebut maka tidak mustahil kepemimpinan kepala sekolah (Islam) bisa efektif. Sementara itu Greenfield dan Manase menjelaskan mengenai idenya tentang peran kepemimpinan instruksional kepala sekolah sangat terkait dengan karakteristik dan perilaku kepala sekolah yang efektif, yaitu: Kepala sekolah yang efektif memiliki image atau visi tentang apa yang ingin dilaksanakan. Visi tersebut membimbing kepala sekolah dalam mengelola dan memimpin sekolah. Kepala sekolah yang efektif memperhatikan aktivitas-aktivitas pembelajaran dan kinerja guru di kelas. Semua yang dipaparkan di atas perlu sekali untuk diperhatikan oleh kepala sekolah agar dalam kepemimpinannnya dalam sekolah (Islam) bisa berjalan efektif yang pada akhirnya akan membawa kemajuan dan perkembangan sekolah tersebut. Dan yang paling penting keberhasilan dalam mencetak output yang handal sebagai generasi penerus bangsa yang berkepribadian Islami. F.      Gaya Kepemimpinan dan Karakteristik Kepala Sekolah Islam yang Efektif Sebagai seorang pemimpin harus mempunyai gaya kepemimpinan serta karakteristik khusus untuk mewujudkan kepemimpinan yang efektif. Untuk lebih jelasnya mengenai gaya kepemimpinan dan karakteristik kepala sekolah Islam yang efektif akan kami paparkan satu persatu. 1.      Gaya Kepemimpinan Gaya kepemimpinan merupakan suatu pola perilaku seorang pemimpin yang khas pada saat mempengaruhi anak buahnya/anggota kelompok. Dalam hal ini usaha menselaraskan persepsi di antara orang yang akan mempengaruhi perilaku dengan yang akan dipengaruhi menjadi amat penting kedudukannya. Untuk memahami gaya kepemimpinan, sedikitnya dapat dikaji dari beberapa pendekatan, yaitu pendekatan sifat dan perilaku. Pada dasarnya pendekatan sifat memandang bahwa kemampuan kepemimpinan itu bertolak dari sifat-sifat/karakter yang dimiliki seseorang. Keberhasilan kepemimpinan itu sebagian besar ditentukan oleh sifat kepribadian tertentu, misalnya: kecerdasan, kreatifitas, kelancaran berbahasa, dan lain-lain. Setelah pendekatan sifat kepribadian tidak mampu memberikan jawaban yang memuaskan, perhatian para pakar berbalik dan mengarahkan studi mereka kepada perilaku pemimpin. Studi ini memfokuskan perilaku pemimpin dalam kegiatannya untuk mempengaruhi orang lain (pengikut). Ada beberapa teori gaya kepemimpinan yang dikembangkan berdasarkan perilaku. Salah satu teori kepemimpinan yang cukup banyak dikembangkan adalah teori gaya kepemimpinan dua dimensi, yaitu pada sisi tugas dan pada sisi hubungan dengan manusia. Gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas adalah ketika pemimpin yang lebih menaruh pada perhatian struktur tugas dan pemimpin merasa puas jika tugas bisa dilaksanakan. Adapun gaya kepemimpinan yang berorientasi pada hubungan manusia adalah kepemimpinan yang mengutamakan pada hubungan kemanusiaan atau menaruh perhatian pada kepercayaan, kesejawatan, dan hubungan antara pemimpin dan anggota. 2.      Karakteristik Karakteristik kepala sekolah Islam sangat kompleks. Namun secara umum setidaknya terdapat empat indikator pokok yang dapat dijadikan acuan, yaitu: (a) sifat dan keterampilan kepemimpinan, (b) kemampuan pemecahan masalah, (c) keterampilan sosial, dan (d) pengetahuan dan kompetensi profesional. Secara singkat masing-masing indikator tersebut akan dijelaskan di bawah ini sebagai berikut: a.      Sifat-sifat Kepemimpinan Islami Kepala sekolah Islam yang efektif hendaknya: 1)      Memiliki keinginan untuk memimpin dan kemauan untuk bertindak dengan keteguhan hati. 2)     Berorientasi kepada tujuan dan memiliki rasa kejelasan yang tajam tentang tujuan instruksional dan organisasional. 3)      Yang paling penting, mereka proaktif dari pada reaktif mereka menguasai pekerjaan dan bukan pekerjaan menguasai mereka. Dan lain-lain. b.      Kemampuan Memecahkan Masalah Kepala sekolah Islam yang efektif hendaknya memiliki toleransi tinggi dalam memecahkan masalah. Wujud toleransinya ditunjukkan oleh kerjasama dengan pihak-pihak terkait lain dalam menyelesaikan masalah, tidak harus ditangani sendiri akan tetapi mau menerima masukan pihak lain dalam memecahkan masalah. Dengan melibatkan sejumlah guru, maka mereka merasa diberdayakan untuk melaksanakan tanggung jawab yang gilirannya dapat meningkatkan rasa memiliki masalah bagi mereka. c.       Keterampilan Sosial Secara normatif, Islam menganjurkan kepada umatnya untuk menciptakan hubungan sosial secara sungguh-sungguh. Kepala sekolah di lingkungan sekolah membutuhkan keterampilan dan kemampuan sosial, sebagai aktualisasi nilai hubungan manusiawi Islam. Kepala sekolah seharusnya bersikap ramah dengan staf sekolah, juga harus bekerja sama dengan instansi pusat dan memelihara hubungan baik dengan pihak lain dalam masyarakat. Untuk itu, kepala sekolah Islam hendaknya memiliki kompetensi inter-personal yang tinggi, yakni mereka kuat dalam keterampilan sosial dan kepemimpinan yang membuahkan dukungan dan kerjasama. d.      Pengetahuan dan Kompetensi Profesional Kepala sekolah Islam hendaknya mengetahui dan dapat menerapkan prinsip-prinsip belajar dan mengajar. Pelaksanaan pembelajaran yang efektif dapat dicontohkan atau dilukiskan oleh kepala sekolah. Mereka mempertimbangkan implikasi-implikasi belajar dan mengajar pada saat pengambilan keputusan tentang jadual, anggaran, perlengkapan dan bahan, tugas-tugas pembelajaran, dan pemanfaatan rapat guru. Budaya ingin tahu atau haus informasi hendaknya ditumbuhkan terus dalam diri kepala sekolah. Teori kepemimpinan Ada sekian banyak teori kepemimpinan yang bisa menjadi bahan kajian pada jurnal ini, dari sekian teori kepemimpinan yang ada penulis mencoba untuk menyajikan beberapa diantaranya sebagai bahan kajian pada tulisan ini, diantaranya adalah: Teori Genetis (The Great Man Theory) Teori ini mengatakan bahwa pemimpin besar (great leader) dilahirkan, bukan dibuat (leader are born, not made) Sudarwan Danim, Kepemimpinan Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010),hlm. 7. Teori ini dilandasi oleh keyakinan bahwa pemimpin merupakan orang yang memiliki sifat-sifat luar biasa dan dilahirkan dengan kualitas istimewa yang dibawa sejak lahir, dan ditakdirkan menjadi pemimpin.Orang yang memiliki kualitas tersebut diatas adalah pemimpin yang sukses, disegani bawahannya, dan menjadi “pemimpin besar”.Pemimpin di bidang politik yang masuk daam kategori ini antara lain Gandhi, Churcill, dan Mandela. Wuradji, The Educational Leadership: Kepemimpinan Transformasional,(Yogyakarta:Gama Media, 2008), hlm. 20-21 Senada dengan hal tersebut, Kartini Kartono dalam bukunya membagi definisi teori genetis dalam dua poin, yaitu: 1) pemimpin itu tidak dibuat, akan tetapi terlahir menjadi pemimpin oleh bakat-bakat alami yang luar biasasejak lahirnya. 2) dia ditakdirkan lahir menjadi pemimpin dalam situasi kondisi yang bagaimanapun juga. Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan. (Raja Grafindo, Jakarta, 2005), hlm.33 Teori Sifat (Traits Theory of Leadership) Teori ini mengasumsikan bahwa manusia yang mewarisi sifat-sifat tertentu dan sifat-sifat yang membuat mereka lebih cocok untuk menjalankan fungsi kepemimpinan.Teori sifat tertentu sering mengidentifikasi karakteristik kepribadian atau perilaku yang dimiliki oleh pemimpin Sudarwan Danim, Ibid, hlm. 8 . Teori ini menempatkan sejumlah sifat atau kualitas yang dikaitkan dengan keberadaan pemimpin, yang memungkinkan pekerjaan atau tugas kepemimpinannya akan sukses atau efektif. Pemimpin akan efektif dan berhasil jika memiliki sifat-sifat seperti berani, berkemauan kuat, memiliki stamina lebih, mempunyai sifat empati, berani mengambil keputusan, cermat dalam waktu, berani bersaing, percaya diri, bersedia berperan sebagai pelayan orang lain, loyalitas tinggi, hubungan interpersonal baik, track recordbagus, intelegensi tinggi dan lain sebagainya Wuradji, Ibid, hlm. 21-22 . Teori Perilaku (Behavioral Theory of Leadership) Disebut juga teori sosial, dan merupakan sanggahan terhadap teori genetis.Pemimpin itu harus disiapkan,dididik dan dibentuk, tidak dilahirkan begitu saja(leaders are made, not born) Sudarwan Danim, Ibid, hlm. 8. Setiap orang bisa menjadi pemimpin, melalui usaha penyiapan dan pendidikan, serta didorong oleh kemauan sendiri. Teori ini tidak menekankan pada sifat-sifat atau kualitas yang harus dimiliki pemimpin, tetapi memusatkan pada bagaimana cara aktual pemimpin berperilaku dalam mempengaruhi orang lain, dan hal ini dipengaruhi oleh gaya keemimpinan masing-masing. Gaya tersebut bisa berkembang menjadi model human relationship atau task oriented. Wuradji, Ibid, hlm. 23-24 Teori kepemimpinan diatas merupakan gambaran umum dari sekian teori kepemimpinan yang ada, adapun dalam perspektif doktrin agama islam bahwa teori kepemimpinan mengacu pada sifat- sifat wajib Rasulullah SAW yaitu: 1. Siddiq benar/ jujur dalam segala ucapan dan perbuatan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, 2. Amanah yaitu bahwa seorang pemimpin hendaknya memiliki sifat dan perbuatan yang bisa di percaya baik dalam menjalankan tugas- tugas manajemen organisasinya maupun dalam kehidupannya, 3. Fathonah yaitu bahwa seorang pemimpin haruslah memiliki sifat dan sikap yang cerdas dan pandai di dalam berfikir bersikap dan bertindak, 4. Tabligh yaitu seorang pemimpin harus memiliki karakter berani melakukan dan menyuarakan sebuah kebenaran dan kebaikan dengan segala resiko yang dihadapinya. Problematika yang di hadapi oleh seorang Kepala Sekolah dalam lembaga pendidikan Islam Setiap kepemimpinan sudah pasti akan menghadapi sebuah problematika tersendiri dalam waktu dan tempat yang ada untuk itu di butuhkan sebuah sikap dan pemikiran yang responsive terhadap masalah- masalah yang ada. Problem- problem yang ada tentunya harus di hadapi dengan kemampuan kompetensi yang dimiiki oleh seorang pemimpin untuk menyelesaikan segala macam persoalan yang muncul di tengah- tengah proses lembaga pendidikan islam tersebut dengan teori dan kemampuan seorang pemimpin. Pijakan didalam menghadapi persoaan yang ada haruslah diorganisasikan dengan seluruh komponen- komponen pendukung yang ada di lembaga pendidikan islam tersebut dimulai dari guru dan karyawan dan seluruh elemen pendukung dalam menghadapi dan menyelesaikan persoalan yang muncul dalam kehidupan penyelenggaraan kegiatan belajar dan mengajar. KESIMPULAN Kepemimpinan Kepala Sekolah di lembaga pendidikan islam memiliki tugas dan beban tanggung jawab bukan hanya di dunia akan tetapi juga di akherat nanti, maka tugas dari seorang kepala sekolah adalah tanggung jawab vertikal dan horizontal yaitu terwujudnya sebuah sistem dan nilai- nilai islam dalam suasana kehidupan kegiatan belajar dan mengajar di lembaga pendidikan islam tersebut. Kepemimpinan kepala sekolah dalam lembaga pendidikan islam membutuhkan sebuah kemampuan dalam mengorganisasikan lembaga pendidikan islam tersebut. Pengorganisasian yang di sebut meliputi manajemen organisasi dan pelaksanaan, maka untuk itu di butuhkan sifat- sifat kepemimpinan dari seorang pemimpin dalam hal ini adalah seorang kepala sekolah yang memiliki kompetensi dan sifat- sifat seorang pemimpin yang baik dan professional untuk tercapainya sebuah tujuan visi dan misi lembaga pendidikan islam yang baik dan bermutu. Implementasi teori- teori dan sifat- sifat kepemimpinan seorang kepala sekolah dalam lembaga pendidikan islam yang baik dan kompeten akan menentukan keberhasilan dan suksesnya lembaga pendidikan islam yang unggul, sebab pemimpin adalah titik sentral maju dan berkembangnya sebuah lembaga pendidVVSikan islam. 19