Bukan Senja Terakhir
30 Hari Memahat Kisah
di Cibugel
Editor
: Dr. Alfitra, SH., M.Hum
Penulis
: Harun Arrasyid, dkk
TIM PENYUSUN
Bukan Senja Terakhir 30 Hari Memahat Kisah di Cibugel
Buku ini adalah laporan hasil kegiatan kelompok KKN-PpMM
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2017 di Desa Cibugel,
Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang.
©AKSARA2017_ Kelompok KKN_017
TIM PENYUSUN
Editor
Penyunting
Penulis Utama
Dr. Alfitra, SH., M.Hum
Djaka Badranaya, ME
Harun Arrasyid, Nurlia Fikawaty
Penata Letak
Andika Yulianto Chamil, Harun Arrasyid
Design Cover
Andika Yulianto Chamil, Faradhita Aushafiana Manaf
Pemeriksa Teknis
Penulisan
Pemeriksa
Kesesuaian Isi
Penyedia Bahan
Pustaka dan
Gambar
Kontributor
Hammam Al Marisma, Muhammad Aminul Wahid
Khamdi Alfan Maulana, Shinta Sri Rahmawati
Andika Yulianto Chamil, Faradhita Aushafiana Manaf
Harun Arrasyid, Muhammad Aminul Wahid, Ilka Sawidri
Daulay, Shinta Sri Rahmawati, Iis Kholisoh Tusadiyah,
Faradhita Aushafiana Manaf, Andika Yulianto Chamil, Dara
Mailani, Purnamasari, Nurlia Fikawaty, Khamdi Alfan
Maulana, Muhammad Nur Risky, Mus’ab Khomeini, Abdul
Azis, Hammam Al Marisma
Diterbitkan atas kerjasama Pusat Pengabdian kepada
Masyarakat (PPM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Dengan
Kelompok KKN AKSARA 2017
LEMBAR PENGESAHAN
Buku Laporan Hasil Kuliah Kerja Nyata (KKN) Pengabdian pada
Masyarakat oleh Mahasiswa Kelompok KKN Nomor: 017 di Desa Cibugel
yang berjudul: Bukan Senja Terakhir telah diperiksa dan disahkan pada
tanggal, 19 November 2017
Dosen Pembimbing
Dr. Alfitra, SH., M.Hum
NIP. 19722020 320070 1 034
Menyetujui,
Koord.Program KKN-PpMM
Eva Nugraha, M.Ag
NIP. 19710217 199803 1 002
Mengetahui,
Kepala Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PPM)
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Djaka Badranaya, ME
NIP. 19770530 200701 1 008
iii
“Jangan tanya apa yang dilakukan oleh negara untukmu, tapi tanyalah apa
yang kamu bisa lakukan untuk negara"
John F. Kennedy
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah
memberi kemudahan dan pertolongan dalam proses penyusunan makalah
ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada Nabi
akhir zaman yaitu Nabi Muhammad Shallallah ‘Alayhi wa Sallam. Semoga
laporan kegiatan KKN ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan
dalam profesi keguruan.
Semoga laporan ini membantu menambah pengetahuan dan serta
menjadi rujukan utama jika nantinya ada penelitian di desa Cibugel,
sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Kami tak lupa juga mengucapakan banyak terimakasih kepada pihakpihak yang telah banyak membantu dan mendukung serta menanamkan
pengalaman berarti di dalam Kuliah Kerja Nyata (KKN) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2017 di antaranya:
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA selaku Rektor UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan izin pelaksanaan KKN
tahun 2017.
2. Bapak Djaka Badranaya, M.E. selaku Kepala PPM UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang memberikan kami pengarahan serta apa
yang harus dilakukan ketika kami berada di lapangan.
3. Bapak Eva Nugraha, M. Ag. selaku koordinator KKN-PpMM tahun
2017 yang telah memberikan pengarahan sebelum dan sesudah
kegiatan KKN serta memberikan panduan dalam pelaporan.
4. Bapak Dr. Alfitra, SH., M.Hum. selaku dosen pembimbing KKN
yang telah mendukung dan membantu serta memberikan pengarahan
selama kegiatan dan pelaporan.
5. Bapak Haerul Saleh selaku Kepala Desa Cibugel, Kecamatan Cisoka,
Kabupaten Tangerang, Banten yang memberikan izin kepada kami
untuk melakukan KKN di Desa Cibugel.
v
6. Ibu Otih selaku IbuKepala Desa Cibugel yang membantu
kamisehingga kami dapat menjalankan program-prorgram
pembangunan fisik di desa Cibugel.
7. Bapak Sukirman selaku ketua BPD Desa Cibugel yang terus
memantau dan membantu kami dalam berkordinasi dengan para staf
desa dan masyarakat.
8. Bapak Darsimin selaku Babinsa yang terus mendukung program
kami serta membantu kami dalam berkordinasi dengan para staf desa
dan masyarakat.
9. Bapak Abdul Manaf selaku ketua Rw 04 yang tidak hentinya
membantu kami untuk terus memberikan program bagi masyarakat
desa.
10. Bapak Roni selaku ketua pemuda di kampung bojong sapi yang telah
mengerahkan pemuda dan memberikan bantuan moral maupun fisik
kepada kami.
11. Bapak Jalalselaku ketua yayasan pesanteren Riyadul Basoriyah yang
memberikan kesempatan kepada kami untuk mengajar di pesantren.
12. Bapak Hambali selaku tokoh masyarakat di desa Cibugel yang
memotivasi kami agar selalu membantu desa Cibugel.
13.Bapak Haryono selaku ketua Rw 02 Griya peramata Cisoka Blok C
yang mengizinkan kami untuk melakukan program di tempatnya.
14. Seluruh warga di RW 03 dan RW 04yang dengan semangat ikut
serta membantu dan bergerak bersama kami dalam setiap program
KKN
15. Seluruh warga di desa Cibugel yang tidak dapat kami sebutkan
namanya satu-persatu dan telah membantu memberikan dukungan
baik tenaga pikiran maupun moril.
Demikian Buku Hasil Kegiatan KKN ini disusun, dengan harapan
semoga kelak buku ini dapat bermanfaat bagi penyusun ataupun bagi yang
membacanya. Atas perhatiannya penyusun mengucapkan terima kasih.
Ciputat, Agustus 2017
Tim Penyusun
vi
DAFTAR ISI
TIM PENYUSUN
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ iii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... v
DAFTAR ISI ....................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... xi
TABEL IDENTITAS KELOMPOK .............................................................. xiii
RINGKASAN EKSEKUTIF ............................................................................. xv
CATATAN EDITOR .......................................................................................xvii
BAGIAN 1: DOKUMENTASI HASIL KEGIATAN ................................. xxi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 3
A. Dasar Pemikiran ...................................................................................... 3
B.
Kondisi Umum Desa Cibugel ................................................................ 4
C. Permasalahan............................................................................................ 4
D. Profil Kelompok KKN-PpMM 17......................................................... 5
E.
Fokus atau Prioritas Program ............................................................... 8
F.
Sasaran dan Target ................................................................................. 10
G. Jadwal Pelaksanaan Program............................................................... 12
H. Pendanaan dan Sumbangan ................................................................. 13
I.
Sistematika Penyusunan ...................................................................... 14
BAB II METODE PELAKSANAAN PROGRAM......................................... 17
A. Intervensi Sosial ...................................................................................... 17
B.
Pendekatan dan Pemberdayaan Masyarakat ................................... 18
BAB III KONDISI WILAYAH DESA CIBUGEL, KECAMATAN
CISOKA, KABUPATEN TANGERANG-BANTEN .................................... 21
A. Sejarah Singkat Desa Cibugel, Kecamatan Cisoka, Kabupaten
Tangerang-Banten .......................................................................................... 21
vii
B.
Letak Geografis...................................................................................... 22
C. Struktur Penduduk ............................................................................... 23
D. Sarana dan Prasarana ............................................................................25
BAB IV DESKRIPSI DAN HASIL PELAYANAN DAN
PEMBERDAYAAN ........................................................................................... 29
A. Kerangka Pemecahan Masalah........................................................... 29
B.
Bentuk dan Hasil Kegiatan Pelayanan Masyarakat ....................... 42
C. Bentuk dan Hasil Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat ...............62
D. Faktor-faktor Pencapaian Hasil ........................................................ 80
BAB V PENUTUP .............................................................................................. 83
A. Kesimpulan .............................................................................................. 83
B.
Rekomendasi.......................................................................................... 84
BAGIAN 2: REFLEKSI HASIL KEGIATAN.................................................85
BAB VI PENGGALAN KISAH INSPIRATIF .............................................. 87
BAB VII KESAN WARGA ATAS PROGRAM KKN ............................. 239
A. Kesan Tokoh Masyarakat ................................................................. 239
B.
Kesan Ibu-ibu Pengajian dan Posyandu......................................... 240
C. Kesan Remaja dan Anak-anak .......................................................... 241
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 243
BIOGRAFI SINGKAT .................................................................................... 245
A. Dosen Pembimbing KKN 017 AKSARA ......................................... 245
B.
Anggota KKN 017 AKSARA ............................................................. 245
LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................. 253
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1: Fokus dan Prioritas Program ...................................................................6
Tabel 1.2: Sasaran dan Target ................................................................................... 10
Tabel 1.3: Jadwal Pra KKN-PpMM......................................................................... 10
Tabel 1.4: Jadwal Pelaksanaan Program di Lokasi KKN .................................. 10
Tabel 1.5: Jadwal Laporan dan Evaluasi Program................................................ 11
Tabel 1.6: Sumber Pendanaan KKN ......................................................................... 11
Tabel 1.7: Sumber Sumbangan KKN ...................................................................... 12
Tabel 3.1: Peristiwa Sejarah Desa Cibugel ............................................................ 19
Tabel 3.2: Jumlah Penduduk Menurut Kelamin ................................................. 21
Tabel 3.3: Jumlah Penduduk Menurut Agama .................................................... 21
Tabel 3.4: Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian ............................. 22
Tabel 3.5: Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan .......................... 22
Tabel 4.1: Matriks SWOT Bidang Agama .... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.2: Matriks SWOT Bidang Pendidikan ............. Error! Bookmark not
defined.
Tabel 4.3: Matriks SWOT Bidang Lingkungan ............ Error! Bookmark not
defined.
Tabel 4.4: Matriks SWOT Bidang Masyarakat ............ Error! Bookmark not
defined.
Tabel 4.5: Bentuk Dan Hasil Kegiatan Mengajar PAUD .... Error! Bookmark
not defined.
Tabel 4.6: Bentuk Dan Hasil Kegiatan Renovasi PesantrenError! Bookmark
not defined.
Tabel 4.7: Bentuk Dan Hasil Kegiatan Pengajaran Pengajian ................. Error!
Bookmark not defined.
Tabel 4.8: Bentuk Dan Hasil Kegiatan Mengajar SMP dan SMK .......... Error!
Bookmark not defined.
Tabel 4.9: Bentuk Dan Hasil Kegiatan Bimbingan Belajar Siswa SD ... Error!
Bookmark not defined.
Tabel 4.10: Bentuk Dan Hasil Kegiatan Pelatihan PaskibraError! Bookmark
not defined.
Tabel 4.11: Bentuk Dan Hasil Kegiatan Mengajar Drumband ................ Error!
Bookmark not defined.
ix
Tabel 4.12: Bentuk Dan Hasil Kegiatan Safari Motivasi Belajar ............ Error!
Bookmark not defined.
Tabel 4.13: Bentuk Dan Hasil Kegiatan Pembuatan Pojok Baca ............ Error!
Bookmark not defined.
Tabel 4.14: Bentuk dan Hasil Kegiatan Kerja Bakti..... Error! Bookmark not
defined.
Tabel 4.15: Bentuk dan Hasil Kegiatan Sosialisasi Terhadap Bahaya
Penggunaan Narkoba ......................................... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.16: Bentuk Dan Hasil Penyuluhan Campak Dan Rubella ......... Error!
Bookmark not defined.
Tabel 4.17: Bentuk Dan Hasil Kegiatan Tugu Desa CibugelError! Bookmark
not defined.
Tabel 4.18: Bentuk Dan Hasil Kegiatan Renovasi Poskamling Desa .... Error!
Bookmark not defined.
Tabel 4.19: Bentuk Dan Hasil Kegiatan Pembangunan Gapura ............. Error!
Bookmark not defined.
Tabel 4.20: Bentuk Dan Hasil Kegiatan Sarana Prasarana Masjid........ Error!
Bookmark not defined.
Tabel 4.21: Bentuk Dan Hasil Kegiatan HUT RI .......... Error! Bookmark not
defined.
x
“Mereka yang mencari kerang akan menemukan kerang; Mereka yang
membukanya akan menemukan mutiara”
Al-Ghazali (Filosof dan Teolog)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1: Logo KKN AKSARA. ................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.1: Pesantren Riyadul Basoriyah .... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.2: Mushollah Baiturrahman .......... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.1: Pengajaran di PAUD Darul Aulia .............. Error! Bookmark not
defined.
Gambar 4.2: Renovasi Pesantren .................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.3: Pengajaran Pengajian ................. Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.4: Kegiatan Pengajaran SMP/SMKError! Bookmark not defined.
Gambar 4.5: Bimbingan Belajar ....................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.6: Pelatihan Paskibra ...................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.7: Pelatihan Drumband .................. Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.8: Motivasi Pendidikan .................. Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.9: Pembuatan Pojok Baca .............. Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.10: Kegiatan Kerja Bakti ................ Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.11: Sosialisasi Terhadap Bahaya Penggunaan Narkoba ...... ..Error!
Bookmark not defined.
Gambar 4.12: Penyuluhan Campak dan Rubella ........ ..Error! Bookmark not
defined.
Gambar 4.13: Pembuatan Tugu ....................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.14: Perbaikan Poskamling Desa... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.15: Pembuatan Gapura ................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.16: Renovasi Pintu Masjid.................................................................... 62
Gambar 4.17: Kegiatan HUT RI ............................................................................. 64
Gambar 4.18: Pelatihan Sablon ............................................................................... 65
xii
“Belajar tidak pernah menghabiskan pikiran”
Leonardo da Vinci
TABEL IDENTITAS KELOMPOK
Kode
Desa
Kelompok
Dana
J. Mahasiswa
J. Kegiatan
J. Pembangunan
Fisik
xiv
01/Tangerang/Cisoka/017
Cibugel
AKSARA
Rp 22.000.000,15 Orang
18 Kegiatan
7 Kegiatan Fisik,
7 kegiatan: Pembuatan Tugu Desa, Pembuatan
Gapura Bambu, Renovasi Pondok Pesantren,
Renovasi Pintu Masjid, Pembuatan Taman Baca.
dan Renovasi Pos Kamling, Penyediaan Peralatan
Sablon Baju
01.04.
017
“Lebih Baik Ditakuti Daripada Dicintai”
Niccolo Machiavelli
RINGKASAN EKSEKUTIF
Buku ini disusun berdasarkan hasil kegiatan KKN-PpMM di Desa
Cibugel selama 32 hari atau 1 bulan lebih. Ada 15 orang mahasiswa yang
terlibat dikelompok ini, yaitu berasal dari 7 Fakultas yang berbeda. Oleh
karena itu latar belakang akademik kami bermacam-macam sesuai dengan
bidangnya masing masing. Dengan beragamnya latar belakang temanteman, kami menamai kelompok ini dengan AKSARA yang mendapat
nomor kelompok 017. Kami dibimbing oleh Bapak Dr. Alfitra, SH., M.Hum
beliau adalah dosen Pidana di Fakultas Syariah dan Hukum. Tidak kurang
dari 18 kegiatan yang kami lakukan di Desa tersebut, yang sebagian besar
merupakan pelayanan kepada masyarakat dan sebagian kecilnya adalah
pemberdayaan serta pembangunan fisik desa. Kami merenovasi beberapa
pembangunan fisik seperti renovasi pesantren, renovasi pintu masjid,
pembuatan gapura untuk desa dan membuat pos kamling.
Dengan fokus pada 4 RW serta 15 RT, kegiatan-kegiatan yang kami
lakukan menghabiskan dana sekitar 22 Juta rupiah. Dana tersebut kami
dapatkan dari iuran anggota kelompok KKN sebesar Rp 12.000.000,- dan
dana penyertaan Program Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen
(PpMD) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebesar Rp 10.000.000,- Dari hasil
kegiatan yang kami lakukan di lapangan, terdapat beberapa hasil yang telah
kami raih yaitu:
1. Masyarakat desa sadar akan situasi desa mereka sehingga meningkatkan
solidaritas antara masyarakat serta mahasiswa yang turut membantu
desa.
2. Meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang peran mahasiswa yang
turun dalam pemberdayaan masyarakat.
3. Bertambahnya pengetahuan masyarakat desa tentang universitas (dalam
hal ini merupakan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta).
4. Bertambahnya pembangunan fisik atau renovasi bangunan, seperti:
pesantren yang kembali berfungsi, tugu desa untuk memberikan
informasi tentang desa dan pintu toilet masjid yang digunakan kembali
serta pos kamling yang berfungsi untuk menjaga keamanan.
5. Masyarakat desa menjadi bersemangat untuk melanjutkan pendidikan
anak-anaknya kedalam universitas.
xvi
6. Desa menjadi meriah karena hadirnya suasana baru yang dibawakan
oleh para mahasiswa.
Saat merencanakan, berkordinasi, berdiskusi dan menerapkan
kegiatan program kerja, terdapat sejumlah kendala yang kami hadapi,
antara lain:
1. Hal-hal yang menyangkut tentang komunikasi baik dalam internal
maupun eksternal. Misalnya kurangnya komunikasi terhadap anggotaanggota lain.
2. Dana yang kurang mencukupi karena besarnya pembangunan fisik serta
kebutuhan sehari-hari kelompok.
3. Masyarakat yang masih mengelompok (tidak bersatu), sehingga
banyaknya perspektif yang berbeda untuk menyelenggarakan progam.
Meskpiun demikian, kami pada akhirnya bisa merampungkan
sebagian besar rencana kegiatan kami. Adapun kekurangankekurangannyaadalah:
1. Memperbaiki sarana pembuangan sampah baik.
2. Mengaktifkan kembali peran karangtaruna yang kurang aktif bagi
para pemuda setempat.
xvii
CATATAN EDITOR
Dr. Alfitra, SH., M.Hum
NIP. 19722020 320070 1 034
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh
Segala puji dan syukur kami persembahkan kepada Allah Subhanahu
wa Ta’ala. Pemilik langit dan bumi yang Satu nan Esa. Dzat pemilik segala
yang memberikan setiap tarikan nafas semua manusia, yang denyut
jantungnya selalu berada dalam kekuasaan-Nya. Berjuta rahmat dan kasih
sayang-Nya yang membantu dan menaungi kami dalam pelaksanaan
program kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini.
Dengan diadakannya KKN ditahun ini, saya yakin bahwa
tercapainya segala keberhasilan hanyalah dapat terjadi karena ridho-Nya
sajalah. Sholawat serta salam yang tak luput kami sanjungkan kepada Nabi
yang paling mulia yang menjadi kekasih-Mu yang memberikan kami
cerminan rasa semangat dan pengorbanan yang menginspirasi kami agar
tetap kuat untuk bekerja dan mengabdi selama berjalannya program KKN.
Secara garis besar, seluruh kampus yang ada termasuk UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta merupakan tempat dimana para mahasiswa dapat
belajar secara teori dari dosen-dosen mereka. Para mahasiswa dilatih dan
mendapatkan ilmu secara teoritis, yang kemudian diarahkan kepada
penelitian dan riset dimana teori yang mereka dapatkan dari kampus
diorientasikan dan diterapkan sesuai dengan bagaimana mereka
mengaplikasikannya di lapangan. Pendidikan terpenting yang diajarkan
oleh kampus adalah orientasi yang bagaimana mahasiswa berfikir secara
cermat dan cekatan serta mensinergikan ilmu yang mereka miliki dengan
masyarakat luas di lapangan yaitu tempat dimana mereka berada dan
bukan hanya untuk menghasilkan sesuatu yang positif akan tetapi juga
dapat bermanfaat bagi masyarakat banyak.
Jadi, kegiatan pengabdian kepada masyarakat merupakan suatu
bagian dari tugas wajib bagi seorang dosen yang tertuang dalam Tridarma
Perguruan Tinggi. Diantara bentuk kegiatan pengabdian kepada
masyarakat yaitu menjadi pembimbing pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata
(KKN) yang dilaksanakan oleh mahasiswa.
Pada tahun 2017 ini, kegiatan KKN-PpMM UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang diselenggarakan oleh Pusat Pengabdian Masyarakat UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan suatu kegiatan rutin yang wajib
xviii
diikuti oleh seluruh mahasiswa maupun mahasiswi semester 7 yang terdiri
dari 7 fakultas. Pada tahun ini saya diberi kesempatan untuk membimbing
kelompok KKN 17 yang bernama AKSARA yang mana artinya yaitu “Anak
Kampus Sayang Rakyat” yang menandakan bahwa mereka merupakan para
mahasiswa mahasiswi yang sayang dan peduli terhadap masyarakat dan
siap untuk mengabdikan dirinya kepada masyarakat khususnya dalam
kegiatan KKN ini. Kelompok KKN AKSARA ini didalamnya terdiri dari 15
anggota yang tergabung dari 7 fakultas dan juga 9 jurusan.
Saya ditugaskan untuk menjadi Dosen Pembimbing kelompok KKN
AKSARA ini yang mana dilaksanakan di Desa Cibugel. Desa Cibugel
merupakan desa yang terdapat di Kecamatan Cisoka Kabupaten Tangerang
dan dipimpin oleh Bapak Haerul Saleh selaku Kepala Desa Cibugel.
Terdapat 41 RT dan 7 RW dan memiliki jumlah penduduk sebesar 12.419
jiwa di Desa Cibugel. Ada 6 kampung dan juga area perumahan yang
terdapat disana, diantaranya Kampung Angsana, Kampung Nagreg,
Kampung Cibugel, Kampung Cibuluh, Kampung Pintu Kincir, Kampung
Caringin, Kampung Bojong Sapi dan juga Griya Permata Cisoka.
Sebagian besar penduduk yang terdapat di Desa Cibugel berprofesi
sebagai buruh tani, pedagang, pekerja swasta serta juga ada beberapa
penduduk yang berprofesi sebagai wirausaha. Sekalipun tingkat
pendidikan warga sangatlah beragam, namun keinginan mereka untuk
tetap maju sangatlah besar yang dibuktikan dengan adanya instansi
pendidikan yang sangat banyak. Dimulai dari PAUD, SD, SMP sampai
dengan SMA. Mayoritas penduduk Desa Cibugel taat memeluk Agama
Islam dan juga terdapat banyak Pondok Pesantren, baik yang modern
maupun tidak dan juga terdapat beberapa pesantren salafiyah di desa itu.
Secara umum, permasalahan yang terdapat di Desa Cibugel ini
hampir sama dengan desa lain yang terdapat di Kabupaten Tangerang yang
mana diantaranya kurangnya kesadaran masyarakat akan kebersihan
lingkungannya dan juga sikap apatis masyarakat terhadap suatu
permasalahan, serta masyarakat cenderung menutup diri kepada suatu
masalah kecuali permasalahan tersebut langsung memberikan keuntungan
maupun kerugian kepada mereka. Permasalahan lainnya adalah koordinasi
masyarakat dalam interaksi sosial yang masih rendah antara golongan
muda dengan golongan tua, serta tidak adanya organisasi sosial yang
mempersatukan masyarakat.
xix
Namun, di Desa Cibugel ini kesenjangan sosial lebih terlihat karena
adanya masyarakat yang tinggal di area perumahan yang mana yang
terdapat diperumahan tersebut bukan merupakan penduduk asli Desa
Cibugel melainkan para pendatang. Hanya penduduk asli Desa Cibugel saja
yang menetap atau tinggal di lingkungan desa. Disamping itu, kelebihan
yang terdapat di Desa Cibugel dapat dilihat dari kemandirian ekonomi
masyarakat di bidang wirausaha dan juga pertanian.
Pada saat saya pertama kali berada dilokasi Desa Cibugel saat saya
mengikuti survei bersama mahasiswa, saya melihat ada banyak masjid yang
terdapat di desa ini, kebanyakan masjid yang terdapat di desa ini
bangunannya cukup besar. Namun sangat terlihat bahwa masyarakat
kurang merawat masjid ini dikarenakan terdapat beberapa fasilitas masjid
yang rusak, lingkungan masjid yang tidak terlalu bersih serta kondisi
masjid yang sepi dan jarang masyarakat desa berdatangan ke masjid ini
yang mana hal itu membuat saya merasa prihatin dan ingin membantu
untuk memperbaiki fasilitas masjid tersebut.
Sebenarnya lingkungan di sekitar desa tersebut bisa memiliki
potensi untuk menjadi lingkungan yang asri dan juga produktif karena
banyak pepohonan disekitar pemukiman. Area yang sebenarnya dapat
dimanfaatkan untuk merubah lingkungan sekitarnya menjadi lebih asri.
Mahasiswa yang saya bimbing juga merencanakan beberapa program yang
dapat mengikutsertakan dan menggerakan masyarakat agar dapat memiliki
lingkungan yang lebih asri dan produktif. Musyawarah banyak dilakukan
sebelum melaksanakan suatu program agar seluruh masyarakat yang ada di
desa dapat berperan aktif dalam membantu setiap kegiatan yang ada.
Sebagian besar warga Desa Cibugel sangat antusias dengan
kedatangan mahasiswa untuk melaksanakan kegiatan KKN ini. Terlihat
dari banyaknya warga yang berpartisipasi dalam setiap kegiatan-kegiatan
yang diadakan oleh mahasiswa KKN. Antusiasme anak-anak desa juga
sangat besar, karena sebagian besar sasaran program yang KKN AKSARA
lakukan adalah anak-anak yang terdapat di Desa Cibugel. Adanya beberapa
program-program yang telah diselenggarakan, diantaranya yaitu di bidang
keagamaan, bidang pendidikan, bidang lingkungan dan juga bidang
masyarakat dan terdapat beberapa pembangunan fisik terhadap fasilitas
masyarakat di Desa Cibugel. Besar harapan kami agar setiap apa yang telah
diberikan oleh KKN AKSARA ini dapat bermanfaat dan dapat dilanjutkan
oleh generasi muda di Desa Cibugel untuk lebih mensejahterakan desanya.
xx
Maka dari itu implementasi program yang kami berikan adalah
program yang dapat menghasilkan interaksi langsung yang dapat
mengedukasi masyarakat dalam berbagai bidang. Contohnya seperti
pembangunan tugu Desa Cibugel yang digunakan sebagai penanda desa
serta sebagai pembatas desa dengan desa-desa lain seperti Desa Caringin
yang dilakukan secara gotong royong oleh mahasiswa KKN dan juga
masyarakat Desa Cibugel. Selain itu mahasiswa KKN AKSARA juga
mengadakan pelatihan sablon yang sasarannya ditujukan bagi para pemuda
desa agar mereka bisa lebih mengapresiasikan bakatnya dibidang sablon
baju dan dapat mengurangi jumlah pengangguran yang terdapat di desa.
Dengan adanya program dalam kegiatan KKN-PpMM UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, besar harapan saya semoga apa yang telah dilakukan
dengan penuh semangat dapat bermanfaat secara optimal bagi warga Desa
Cibugel, Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.
Dan yang terakhir, saya sangat berharap dengan telah
dilaksanakannya kegiatan KKN-PpMM ini dapat terus konsisten dan
berjalan secara berkesinambungan. Selain itu saya juga bersyukur karena
buku seri laporan KKN-PpMM kelompok 17 AKSARA ini dapat
diselesaikan oleh mahasiswa. Apresiasi yang sangat layak saya berikan
kepada kelompok 17 ini yaitu kelompok KKN AKSARA atas kerjasamanya
dalam merealisasikan program kerja di Desa Cibugel dengan semaksimal
mungkin. Semoga apa yang telah terealisasikan dapat memberikan manfaat
tidak hanya bagi desa yang dikembangkan namun juga bagi diri mahasiswa
masing-masing untuk tetap membangun jiwa kepedulian sosial dan peka
terhadap kondisi lingkungan sekitarnya yang dapat diterapkan oleh para
mahasiswa kelompok KKN AKSARA dikemudian hari. Serta diharapkan
buku ini bisa memberi manfaat lebih dari bentuk laporan-laporan KKNPpMM sebelumnya.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.
Ciputat, 24 September 2017
Dr. Alfitra, SH., M.Hum
NIP. 19722020 320070 1 034
xxi
BAGIAN 1:
DOKUMENTASI HASIL KEGIATAN
“Orang tidak akan punya waktu untuk Anda jika Anda selalu marah atau
mengeluh”
Stephen Hawking
xxiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Dasar Pemikiran
Kuliah kerja nyata atau yang sering disingkat KKN merupakan hal
yang wajib bagi mahasiswa khususnya di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Mahasiswa sebagai kalangan muda sekaligus agent of change juga harus turun
ke dalam masyarakat, khususnya di desa yang mana merupakan sentral dari
ekonomi daerah. Mahasiswa yang baik harus pula mengembangkan pola
untuk berbakti serta mengabdi kepada masyarakat dengan memperhatikan
nilai-nilai ilmiah yang bisa dipertanggungjawabkan untuk kedepannya.
Masyarkat desa yang merupakan salah satu penyumbang ekonomi
yang terbesar di Indonesia, oleh karena itu sektor pertanian sangat penting
dalam hal ini. Di sisi lain, perkembangan ekonomi yang berfokus pada
sektor industri mengakibatkan melemahnya pengaruh desa karena
tumbuhnya perbedaan antara kota dengan industrinya dan desa dengan
pertaniannya. Bahkan jika kita merujuk pada studi Sarman dan Sajogyo
yang menunjukan masyarakat desa masih terbelakang baik dalam hal
berkaitan dengan produksi seperti kapasitas sumber daya manusia, modal,
maupun pendidikan.
Sebagai mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang memilki
asas Tri Darma Perguruan Tinggi yaitu Melayani, Memberdayakan, dan
Menginspirasi. Hal ini berkaitan erat dengan Misi UIN Syarif Hidayatullah:
“Memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas hidup
masyarakat”. Oleh karena itu, Kuliah Kerja Nyata diharapkan mahasiswa
mampu menjawab permasalahan yang ada di Masyarakat. KKN merupakan
kegiatan intrakurikuler mahasiswa dalam bentuk pengabdian ke
masyarakat secara interdisipliner dan lintas sektoral, dengan maksud
mengembangkan kepribadian mahasiswa (Personality Development), yaitu
pengembangan kepekaan rasa, persepsi, dan kognisi sosial mahasiswa.
Melalui kegiatan KKN dapat diharapkan agar mahasiswa tahu
bahwa kegiatan dengan cara menggali potensi yang berada di desa dan
kemudian mengembangkannya menjadi suatu kelebihan sehingga manfaat
yang diperoleh dapat terwujud. Ilmu yang didapat dalam ruang kuliah
diharapkan mampu diturunkan kepada masyarakat sehingga peran
3
universitas dan mahasiswa dapat berpengaruh kepada masyarakat banyak
termasuk masyarakat desa.
B. Kondisi Umum Desa Cibugel
Desa Cibugel merupakan daerah agraris yang berada di kabupaten
Tangerang kecamatan Cisoka. Sebagian desa ini merupakan lahan
pertanian yang digarap oleh sebagian besar masyarakat Cibugel. Sebagian
masyarakat Cibugel berprofesi sebagai karyawan pabrik yang tak jauh
letaknya dari Desa Cibugel. Desa Cibugel berbatasan dengan Desa
Bojongloa, Desa Caringin, Desa Cangkudu dan Desa Carenang. Jumlah
kampung yang berada di desa ini adalah 6, diantaranya adalah Kampung
Pintu Kincir, Kampung Bojong Sapi, Kampung Nagreg, Kampung Cibugel,
Kampung Cibuluhdan Griya Permata Cisoka.
Menurut tokoh masyarakat di Desa Cibugel yaitu Haji Hambali 1,
mayoritas penduduk Desa Cibugel beragama Islam, agama-agama lain yang
berada di desa ini ialah Kristen dan Hindu. Dalam mata pencaharian,
masyarakat Cibugel umumnya mempunyai beberapa profesi misalnya
buruh di pabrik, pedagang wiraswasta, petani dan peternakan.
Lembaga pendidikan di desa ini ada beberapa tingkatan yaitu
PAUD, TPQ, SD, SMP, SMK dan Pesantren. Selain itu, ada juga beberapa
sekolah-sekolah swasta berbasis sekolah islam yang berada di desa ini di
antaranya SDI Assakilin dan SMK Riyadul Basoriyah. Pendidikan di desa
ini juga didukung dengan ustadz-ustadz yang mendirikan pesantren
sehingga dalam keagamaan desa ini sudah tergolong maju.
C. Permasalahan
Berdasarakan data kondisi umum tempat KKN diatas dan hasil
survei kami di daerah Desa Cibugel, kami menemukan satu permasalahan
yang sangat penting untuk ditangani, yaitu masalah sosial. Hubungan
antara warga yang lemah membuat masyarakat desa mengelompok,
sehingga sangat sulit untuk membuat program yang sesuai dengan
kelompok-kelompok tersebut. Ada beberapa masalah lain yang terdapat di
Desa Cibugel seperti kurang maksimalnya kinerja perangkat desa,
penganguran dan contohnya kantor desa yang kepala desanya sedikit susah
ditemui.
1
Wawancara Pribadi dengan, Bapak Hambali, 23 Agustus 2017
4|Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah
Di Cibugel
Permasalahan selanjutnya adalah kurangnya perhatian masayarakat
pada pemeliharaan prasarana kebersihan dan kesehatan. Contohnya: di
Desa Cibugel terdapat masjid yang pintu kamar mandinya rusak dan tidak
bisa ditutup. Pendidikan di desa Cibugel cukup maju namun kami
menemukan sekolah yang cukup memperhatinkan sehingga kami harus
menyelesaikan masalah terkait dengan pengajaran di sekolah tersebut.
Dari hasil pengamatan dan identifikasi masalah di atas, kami
memprioritaskan Program KKN pada permasalahan kondisi sosial terutama
masalah kemampuan dan keterampilan masyarakat desa. Oleh karena itu
kami menyediakan beberapa program yang berkaitan dengan peningkatan
kemampuan dan keterampilan.
D. Profil Kelompok KKN-PpMM 17
AKSARA merupakan singakatan yang berarti “Anak Kampus
Sayang Rakyat”. Dalam sejarah, Aksara atau अक्षर, IAST akṣara merupakan
etimologis berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti sesuatu yang tidak
termusnahkan/kekal/langgeng. Berasal dari kata "a-" 'tidak' dan "kshara"
'termusnahkan2.
Aksara merupakan unit simbol graphemic dalam sistem penulisan
India yang memiliki pengetahuan tentang fonem
(konsonan dan vokal) atau biasa yang dahulunya di
gunakan sebagai simbol visual yang tertera pada
kertas. Dalam masa Hindu-Budha, simbol Aksara
digunakan sebagai bentuk khusus dari ritual
keagamaan.
AKSARA yang berfilosofikan dimana sekelompok
anak kampus yang memiliki karakter berbeda, memiliki keterampilan yang
berbeda dan memiliki pemikiran yang berbeda seperti halnya huruf aksara
yang memliki beragam bentuk dan jika dirangkai maka bisa menimbulkan
arti yang indah.
2
Girishwar Misra, Psychology In India, Volume I: Basic Psychological Processes And Human
Development, Volume 1, Pearson Education India, 2009, hal, 125
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
Cibugel |5
Kelompok AKSARA KKN-PpMM 017 terdiri dari 15 orang dari 7
fakultas yang berbeda dengan rincian, 2 orang mahasiswa Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, 2 orang Fakultas Ushuluddin, 2 orang Fakultas Adab
dan Humaniora, 2 orang Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi, 4 orang
Fakultas Syariah dan Hukum, 1 orang Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
dan 2 orang Fakultas Sains dan Teknologi. Berikut adalah rincian
kompetensi anggota KKN-PpMM kelompok 017.
Muhammad Aminul Wahid adalah mahasiswa jurusan Ekonomi
Syariah di Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Ia memiliki kompetensi akademik
dibidang ekonomi maupun bisnis. Selain itu ia juga mahir padabidang
agama karena ia banyak mempelajari agama selama pendidikannya. Ia
merupakan ketua kelompok.
Nurlia Fikawaty adalah mahasiswi jurusan Ilmu Hukum Fakultas
Syariah dan Hukum. Ia memiliki kompetensi akademik padabidang hukum
dan juga bisnis karena ia memperdalam hukum bisnis dalam
pendidikannya. Selain itu ia juga mempunyai bakat lain seperti tari saman.
Ia merupakan sekertaris kelompok.
Harun Arrasyid merupakan seorang mahasiswa jurusan Sejarah dan
Kebudayaan Islam Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang mempunyai kompetensi akademik untuk berkaitan dengan
literatur buku, bahasa Belanda dan menulis analisis sebuah peristiwa atau
tulisan yang berkaitan dengan isu-isu yang kontemporer. Selain itu ia juga
berkompeten pada hal-hal research seperti penelitian sebuah masyarakat
atau peristiwa pengaruh politik. Ia merupakan sekertaris kelompok.
Ilka Sawidri Daulay adalah mahasiswi jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Ia
memiliki kompetensi akademik pada bidang komunikasi. Ia juga sering
menjadi MC dan banyak menjadi pembawa acara dalam acara-acara yang
ada dikampus. Ia merupakan sekertaris kelompok.
Iis Kholisoh Tusadiyah adalah seorang mahasiswi jurusan Tafsir
Hadis di Fakultas Ushuluddin. Ia memiliki kompetensi akademik
padabidang memperdalam ilmu tafsir. Selain itu ia juga merupakan gadis
6|Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah
Di Cibugel
yang gemar membaca novel maupun komik serta menonton film. Ia
merupakan bendahara kelompok.
Shinta Sri Rahmawati adalah seorang mahasiswi jurusan
Manajamen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis. Ia memiliki kompetensi
akademik padabidang manajemen dan juga bidang bisnis. Selain itu ia juga
aktif di beberapa kegiatan modelling. Ia merupakan bendahara kelompok.
Abdul Aziz adalah mahasiswa jurusan Perbandingan Mahzab
Hukum Fakultas Syariah dan Hukum. Ia memiliki kompetensi akademik
dibidang hukum, lebih tepatnya ia mahir dalam memperbandingkan
mahzab-mahzab dalam hukum. Ia merupakan divisi humas dikelompok.
Hammam Al-Marisma adalah seorang mahasiswa jurusan Bahasa
dan Sastra Arab Fakultas Adab dan Humaniora. Ia memiliki kompetensi
akademik padabidang bahasa arab. Selain itu ia juga banyak belajar agama
selama menekuni dunia pendidikan. Ia merupakan divisi humas
dikelompok.
Mus’ab Khomeini adalah seorang mahasiswa jurusan Hukum
Keluarga Fakultas Syariah dan Hukum. Ia memiliki kompetensi akademik
pada bidang hukum, lebih tepatnya padabidang hukum keluarga. Selain itu
ia juga gemar dalam olahraga dan bermain musik. Ia merupakan divisi
humas di kelompok.
Faradhita Aushafiana Manaf adalah seorang mahasiswi jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi. Ia
memiliki kompetensi akademik padabidang komunikasi. Selain itu ia juga
memiliki bakat lain seperti menyanyi, menulis puisi dan juga dalam menulis
cerpen. Ia merupakan divisi pubdekdok dikelompok.
Andika Yulianto Chamil adalah seorang mahasiswa jurusan
Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik. Ia memiliki
kompetensi akademik padabidang hubungan internasional yang mana ia
mahir dalam berbahasa inggris. Selain itu ia berbakat dalam bidang
otomotif. Ia merupakan divisi pubdekdok dikelompok.
Muhammad Nur Risky adalah seorang mahasiwa jurusan Aqidah
Filsafat Fakultas Ushuluddin. Ia memiliki kompetensi akademik pada
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
Cibugel |7
bidang memperdalam filsafat ilmu. Selain itu ia juga gemar dalam
berolahraga. Ia merupakan divisi perlengkapan dikelompok.
Khamdi Alfan Maulana adalah seorang mahasiswa jurusan Teknik
Informatika Fakultas Sains dan Teknologi. Ia memiliki kompetensi
akademik pada bidang teknik informatika atau komputer, teknologi dan
semacamnya. Ia merupakan divisi perlengkapan dikelompok.
Dara Mailani adalah mahasiswi jurusan Hukum Ekonomi Syariah
Fakultas Syariah dan Hukum. Ia memiliki kompetensi akademik pada
bidang hukum, lebih tepatnya dalam bidang hukum ekonomi. Selain itu ia
gemar mendengarkan musik dan juga menonton drama Korea. Ia
merupakan divisi kesehatan dikelompok.
Purnamasari merupakan seorang mahasiswi Jurusan Fisika Fakultas
Sains dan Teknologi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta sejak tahun 2014 hingga pada saat ini.
E. Fokus atau Prioritas Program
Berdasarkan data daerah dan hasil survei kami di Desa Cibugel,
kami merumuskan permasalahandi desa tersebut adalah masalah sosial
masyarakat yang pengangguran. Banyak anak-anak muda yang tidak
memiliki wawasan dan kemampuan sehingga mereka tidak dapat berkerja.
Oleh karena itu kami menawarkan beberapa program yang
diasumsikan dapat membantu masyarakat Desa Cibugel dalam masalah
sosial masyarakat. Kami menawarkan pelatihan Sablon dalam
melaksanakakan program sosial masyarakat. Oleh karena itu, program ini
sangat membutuhkan dan melibatkan partipasi seluruh masyarakatdan
masyarakat mendapatkan informasi dan penjelasan program dari anggota
KKN.
Merujuk pada sub bab C, kami merumuskan bahwa terdapat 6
(enam) Bidang Permasalahan: 1) Pendidikan, 2) Ekonomi, 3) Agama, 4)
Masyarakat, 5) Lingkungan, 6) Politik di Desa Cibugel.Sedangkan
kompetensi anggota kelompok KKN hanya bisa melakukan pengabdian
pada empat bidang saja, yaitu: 1) Bidang Pendidikan, 2) Bidang Keagamaan,
3) Bidang Lingkungan dan 4) Bidang Masyarakat.Adapun rincian prioritas
programnya adalah sebagai berikut:
8|Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah
Di Cibugel
Fokus Permasalahan
Bidang Keagamaan
Bidang Pendidikan
Bidang Lingkungan
Bidang Masyarakat
Prioritas Program & Kegiatan
Pembangunan Moral Agama
- Kegiatan
Pelayanan
Pendidikan Paud
- Renovasi Pesantren
- Pengajaran Pengajian
Fokus Pintar
- Kegiatan
Pengajaran
SMP/SMK
- Bimbingan Belajar Untuk
Siswa SD
- Pelatihan Paskibra
- Pelatihan Drumband
- Motivasi Pendidikan
- Pembuatan Pojok Baca
Fokus Desaku
- Kegiatan Kerja Bakti
- Kegiatan Sosialisasi bahaya
Narkoba
- Sosialisasi penyakit Campak
dan Rubella
Desaku Cibugel
- Pembuatan Tugu
- Renovasi Pos Kamling
- Pembuatan Gapura
- Renovasi Sarana Pra-sarana
Masjid
Desa Nasionalis
- Kegiatan HUT RI
Cibugel Kreatif
- Pelatihan Sablon
Tabel 1.1: Fokus atau Prioritas Program
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
Cibugel |9
F. Sasaran dan Target
Berdasarkan penjelasaan pada bagian sebelumnya fokus dan prioritas
program KKN kelompok 017 adalahmembangun kemampuan masyarakat
desa untuk masa depan yang lebih maju. Berdasarkan survei yang kami
lakukan ke Desa Cibugel, banyak para pemuda serta orang tua yang masih
kekurangan kemampuan untuk mengembangkan usaha, oleh karena itu
kami membuat program yang membangun kemampuan dan pengetahuan.
No
1
Kegiatan
Kegiatan
Pelayanan
Pendidikan Paud
2
Renovasi
Pesantren
3
Pengajaran
Pengajian
4
Kegiatan
Pengajaran
SMP/SMK
Bimbingan
Belajar
5
6
Pelatihan
Paskibra
Sasaran
Target
Balita di PAUD Balita di PAUD Desa Cibugel
Desa Cibugel
mendapat pengetahuan dan
kemampuan berhitung dasar
dan kreatif, yang nantinya
dapat mudah belajar ketika
anak-anak tersebut akan
memasuki taman kanakkanak dan sekolah dasar.
Pesanteren Darul Pesantren Darul Badi’ah
Badi’ah
direnovasi dan mendapatkan
saranapendidikankeagamaan.
Ust. Tabi
Ust. Tabi dapat terbantu
dalam pengajaran murid TPA
miliknya dan pengajaran
yang
diberikan
dapat
berjalan lebih efektif dan
maksimal.
SMK
Riyadhul SMK Riyadhul Bassoriyah
Bassoriyah
terbantu dalam kegiatan
belajar mengajar formal.
Siswa-siswi SDN Siswa-siswi SDN Cibugel 1
Cibugel 1 dan 2
dan
2
mendapatkan
pembelajaran tambahan mata
pelajaran umum yang biasa
diajarkan di sekolah
Santri
yang 10 Santri yang terdapat di
terdapat
di Pondok Pesantren Riyadul
Pondok
Bassoriyah terbantu memiliki
10 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
Pesantren
Riyadul
Bassoriyah
7
Pelatihan
Drumband
Siswa dan siswi
Pesantren SMK
Riyadhul
Basoriyah dan SD
Assakilin
8
Motivasi
Pendidikan
Siswa dan santri
di Desa Cibugel
9
Pembuatan
Pojok Baca
SMK Multimedia
Riyadul Basoriyah
10
Kegiatan
Bakti
11
Sosialisasi
Terhadap Bahaya
Penggunaan
Narkoba
Penyuluhan
Campak
dan
Rubella
Seluruh
warga
Desa Cibugel.
13
Pembuatan Tugu
Desa Cibugel
14
Perbaikan
Poskamling Desa
Warga
Cibugel
12
Kerja Warga
Cibugel
Pemuda.
Desa
dan
Seluruh
warga
Desa Cibugel
Desa
jiwa sosial yang lebih tinggi
lagi terhadap tanah air dan
juga dapat menjadi pribadi
yang lebih dewasa, mandiri
dan juga disiplin.
Siswa – siswi di Pesantren
Riyadhul SMK Basoriyah dan
SD Assakilin menguasai, juga
bisa mempraktikkan segala
materi
yang
telah
disampaikan.
Siswa dan santri di Desa
Cibugel
terbantu
agar
semangat dalam belajar dan
berkarya
1 taman baca dibangun di
SMK multimedia Riyadul
Ba’soriah
40 orang warga Desa Cibugel
dan pemuda berpartisipasi
/terbantu dalam kerja bakti
membersihkan lingkungan.
Seluruh warga Desa Cibugel
mendapatkan
informasi
mengenai
bahaya
penggunaan narkoba
Seluruh Warga Desa Cibugel
mendapatkan
informasi
mengenai
pentingnya
menerapkan pola hidup
bersih dan sehat (PHBS).
1 tugu batas masuk dibangun
di Desa Cibugel
Warga
Desa
Cibugel
mendapatkan
poskamling
kembali
agar
dapat
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 11
15
16
17
18
digunakan untuk menjaga
desa.
Pembuatan
Gapura pembatas 1 Gapura pembatas Kampung
Gapura
Kampung
dibangun di perbatasan
Bojongsapi
Kampung Bojongsapi dengan
dengan
perumahan blok C.
perumahan blok
C.
Renovasi Sarana Kamar
Mandi Kamar Mandi Masjid Jami’
Pra-sarana
Masjid Jami’ Al- Al-karim
Desa
Cibugel
Masjid
karim
Desa direnovasi dan mendapatkan
Cibugel
sarana pra-sarana kamar
mandi.
Kegiatan HUT Warga
Desa Warga
Desa
Cibugel
RI
Cibugel
terbantu
dalam
penyelenggaraan perlombaan
HUT RI ke-72
Pelatihan Sablon Pemuda-pemudi
Pemuda-pemudi
desa
desa Cibugel
Cibugel
mendapatkan
pembelajaran
mengenai
teknik-teknik
menyablon
dengan baik dan benar.
Tabel 1.2: Sasaran dan Target
G. Jadwal Pelaksanaan Program
KKN-PpMM UIN Jakarta dilaksanakan pada tanggal 25 Juli-25
Agustus. Kelompok KKN-PpMM 017 memulai KKN pada tanggal 25 Juli
setelah pelepasan dari pihak kampus dan langsung berangkat ke lokasi
KKN-PpMM di Desa Cibugel. Menyelesaikan KKN tanggal 25 Agustus
secara keseluruhan dan kembali ke UIN Jakarta. Jadwal kegiatan KKNPpMM secara umum adalah sebagai berikut:
a.
No
1
2
Pra-KKN PpMM 2017 (Mei-Juli 2017)
Uraian Kegiatan
Pembentukan Kelompok
Penyusunan Proposal
Waktu
3 Mei 2017
7 Mei 2017
12 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
3
4
5
Pembekalan
Survey
Pelepasan
23 Mei 2017
1 Juni 2017
25 Juli 2017
Tabel 1.3: Jadwal Pra KKN-PpMM 2017
b.
Pelaksanaan Program di Lokasi KKN (25 Juli-25 Agustus 2017)
No
1
2
3
Uraian Kegiatan
Pembukaan di Lokasi KKN
Pengenalan Lokasi dan Masyarakat
Implementasi Program
4
5
Penutupan
Kunjungan Dosen Pembimbing
Waktu
27 Juli 2017
26 Juli 2017
28 Juli –23 Agustus
2017
24 Agustus 2017
5 Agustus 2017
Tabel 1.4: Jadwal Pelaksanaan Program di Lokasi KKN
c.
Laporan dan Evaluasi Program (September-Desember 2017)
No
1
2
3
4
5
6
Uraian Kegiatan
Penyusunan Buku Laporan Hasil KKNPpMM
Verifikasi dan Penyuntingan oleh Kelompok
dan Dosen Pembimbing
Penyelesaian dan Pengunggahan Film
Dokumenter
Pengesahan Buku Laporan
Pengiriman Buku Laporan Hasil KKNPpMM
Penilaian Hasil Kegiatan
Waktu
1 September-Oktober
2017
September 2017
17 Oktober 2017
10 Desember 2017
November 2017
Desember 2017
Tabel 1.5: Laporan dan Evaluasi Program
H. Pendanaan dan Sumbangan
Jumlah dana yang terpakai serta dikeluarkan selama pelaksanaan KKNPpMM 2017 yang dilaksanakan di Desa Cibugel, Kecamatan Cisoka dari
tanggal 25 Juli sampai 25 Agustus sebesar Rp22.000.000. Jumlah tersebut
terdiri dari dana program, dana transportasi akomodasi, dana divisi, dan
lain-lain. Adapun rinciannya terdapat pada lampiran. Sumber dana dari
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 13
pelaksanaan KKN-PpMM di Desa Cibugel diperoleh dari iuran anggota
KKN dan bantuan dana dari PPM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan
rincian sebagai berikut:
a. Pendanaan
No
1
Uraian Asal Dana
Jumlah
Kontribusi mahasiswa anggota kelompok, Rp 12.000.000,@800.000
2
Dana penyertaan Program Pengabdian Rp 10.000.000,Masyarakat oleh Dosen (PpMD 2017)
Total
Rp 22.000.000,Tabel 1.6: Pendanaan
b. Sumbangan
No
1
2
Uraian Asal Sumbangan
Baju Layak Pakai dari Masyarakat Umum
Buku Bacaan dari Tiap Anggota Kelompok
Jumlah
3 Karung
70 Buah
Tabel 1.7: Sumbangan
I. Sistematika Penyusunan
Buku ini disusun dalam 2 bagian. Bagian 1 adalah Dokumentasi
Hasil Kegiatan yang berisi lima bab, dengan perincian sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan. Bab ini bertujuan untuk memberikan gambaran
umum dari laporan hasil kegiatan KKN-PpMM 2017, dengan sejumlah sub
bab: Dasar Pemikiran, Kondisi Umum Desa Cibugel, Permasalahan, Profil
Kelompok KKN-PpMM 17, Fokus atau Prioritas Program, Sasaran dan
Target, Jadwal Pelaksanaan Program, dan Pendanaan dan Sumbangan.
Bab II Metode Pelaksanaan Program. Tujuan dari penulisan bab ini
adalah memberikan pijakan teoritis atas pendekatan dan metode dalam
pengembangan masyarakat. Bab ini mempunyai beberapa sub bab:
Intervensi Sosial, Pendekatan dan Pemberdayaan Masyarakat.
Bab III Merupakan kondisi tempat KKN, dalam hal ini adalah Desa
Cibugel yang berada di Cisoka, Tangerang. Bab ini mempunyai beberapa
sub bab: Sejarah Singkat Desa Cibugel, Kecamatan Cisoka, Kabupaten
14 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
Tangerang-Banten, Letak Geografis, Struktur Penduduk, Sarana dan
Prasarana.
Bab IV Deskripsi, Hasil Pelayanan dan Pemberdayaan yang
mempunyai sub bab: Kerangka Pemecahan Masalah, Bentuk dan Hasil
Kegiatan Pelayanan Masyarakat, Bentuk dan Hasil Kegiatan Pemberdayaan
Masyarakat, Faktor-Faktor Pencapaian Hasil.
Bab V Penutup yang menjelaskan mengenai kesimpulan dan
rekomendasi.
Bab VI berisikan penggalan kisah inspiratif yang ditulis oleh
mahasiswa KKN AKSARA.
Terakhir adalah BAB VII. Bab ini berisikan kesan dan pesan warga
Desa Cibugel atas pelaksanaan kegiatan KKN-PpMM 2017.
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 15
“Bumi Iini Cukup untuk tujuh generasi namun tidak akan pernah cukup
untuk tujuh orang serakah”
Mahatma Gandhi
BAB II
METODE PELAKSANAAN PROGRAM
A. Intervensi Sosial
Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan agenda tahunan yang
diadakan oleh Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. KKN
merupakan sebuah bukti nyata pengabdian pada masyarakat yang
berlandaskan pada Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian.
Pengabdian yang dilakukan pada masyarakat tentunya harus tepat sasaran.
Hal tersebut sesuai dengan tujuan dari pengabdian masyarakat yakni
peningkatan kesejahteraan sosial pada masyarakat. Oleh sebab itu,
beberapa metode yang digunakan dalam melaksanakan pengabdian
masyarakat salah satunya yaitu metode intervensi sosial. Metode intervensi
sosial merupakan sebuah usaha yang dilakukan untuk memperbaiki fungsi
sosial dari suatu kelompok sasaran.3 Definisi terkait intervensi sosial
dijelaskan lebih rinci oleh Isbandi Rukminto, adapun pengertian tersebut
dijelaskan sebagai berikut:4
“Intervensi sosial merupakan sebuah perubahan terencana yang
dilakukan oleh pelaku perubahan (change agent) terhadap berbagai sasaran
perubahan (target of change) yang meliputi dari individu, keluarga, dan
kelompok kecil (perubahan terencana di level mikro), komunitas dan
organisasi (perubahan terencana di level makro) dan masyarakat yang lebih
luas baik ditingkat kabupaten/kota, provinsi, negara maupun global dalam
konteks yang lebih luas.”
Namun, perubahan Sosial Terencana yang dilakukan kelompok
KKN AKSARA termasuk kedalam Perubahan Sosial Terencana di tingkat
kelompok kecil masyarakat yang ada di Desa Cibugel. Dalam hal ini,
mahasiswa berperan sebagai agent of change dimana mahasiswa sebagai
kaum intelektual berperan penting untuk menginspirasi masyarakat agar
mereka ikut berpartisipasi dalam memperbaiki suatu sistem yang
bermasalah di dalam fungsi sosial yang berlaku di masyarakat tersebut.
3
Miftachul Huda, Pekerjaan Sosial dan Kesejahteraan Sosial (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2009), h.40.
4
Isbandi Rukminto Adi, Intervensi Komunitas Pengembangan Masyarakat Sebagai Upaya
Pemberdayaan Masyarakat (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2008), h. 49.
17
Metode ini diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Oleh karena itu, intervensi sosial menjadi treatment khusus
untuk kelompok yang membutuhkan perubahan. Hal tersebut sejalan
dengan hakikat dari intervensi sosial yakni memperbaiki fungsi sosial pada
masyarakat, apabila fungsi sosial pada masyarakat dapat diperbaiki maka
tingkat kesejahteraan dapat meningkat. Kesimpulannya bahwa melalui
metode intervensi sosial, kesenjangan sosial dapat teratasi.
Seperti halnya yang telah dilakukan KKN AKSARA di Desa
Cibugel, dimana banyak pemuda yang menganggur dan juga putus sekolah,
maka KKN AKSARA mengajak mereka untuk belajar cara menyablon baju
hingga mereka terampil dan akhirnya ilmu tersebut dapat mereka gunakan
untuk membuka lapangan pekerjaan bagi diri mereka sendiri dengan
membuka jasa sablon. Setelah diadakannya kegiatan pelatihan sablon
tersebut terhadap pemuda di Desa Cibugel, mereka menjadi lebih kreatif
dan langsung mempraktikkan apa yang telah mereka pelajari dari kami.
B. Pendekatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Berdasarkan metode intervensi sosial penyusunan program kerja
diperlukan melalui strategi pendekatan dan pemberdayaan masyarakat
agar program yang dilaksanakan tepat sasaran. Salah satu pola pendekatan
terhadap masyarakat yang kami gunakan yaitu problem solving. Karena
metode ini kami anggap yang paling relevan dengan apa yang kami lakukan
di Desa Cibugel. Problem solving merupakan suatu proses yang dilakukan
untuk menemukan suatu masalah dengan suatu pendekatan identifikasi
masalah untuk tahap synthetis dan kemudian dianalisis dengan memilih
seluruh permasalahan yang ada sehingga mencapai tahap application,
selanjutnya komperehensif dan tahap akhirnya yaitu mendapatkan solusi
yang diinginkan.5
5
“Pengertian problem solving” diakses pada tanggal 01 September 2017 pukul
14.00 WIB dari: http//www.sarjanaku.com/2011/03/pengertian-problem-solving.htm.
18 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
Dalam metode pendekatan, kita dapat menemukan jawaban dari
suatu masalah yang kemudian dapat dijadikan rekomendasi pada setiap
keputusan atau kebijakan yang akan diambil. Dewey menjelaskan lebih
rinci langkah-langkah yang menjadi pijakan dalam problem solving adalah
sebagai berikut:
1. Adanya kesulitan yang dirasakan atau kesadaran akan adanya
masalah.
2. Masalah itu diperjelas dan dibatasi.
3. Mencari informasi atau data dan kemudian data itu
diorganisasikan atau diklasifikasikan.
4. Mencari hubungan-hubungan untuk merumuskan hipotesahipotesa kemudian hipotesa-hipotesa dinilai, diuji agar dapat
ditentukan untuk diterima atau ditolak.
Setelah menemukan solusi dari permasalahan yang ada, diperlukan
konsep pemberdayaan masyarakat sebagai alat untuk membantu individu,
kelompok dan masyarakat agar masyarakat mampu mengelola lingkungan
dan mencapai tujuan mereka, sehingga mampu bekerja dan membantu diri
mereka dan orang lain untuk memaksimalkan kualitas hidup.6 Surjono dan
Nugroho memberikan definisi terhadap pemberdayaan masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu proses dimana masyarakat
(khususnya yang kurang memiliki akses terhadap pembangunan) didorong
untuk meningkatkan kemandirian dalam mengembangkan perikehidupan
mereka.7
Konsep pemberdayaan mencakup pengertian community development
(pembangunan masyarakat) dan communitybased development (pembangunan
yang bertumpu pada masyarakat), dan tahap selanjutnya muncul istilah
community-driven development yang diterjemahkan sebagai pembangunan yang
6
Robert Adams, Social Work and Empowerment. 3rd ed. (New York: Palgrave
Macmillan,2003), h. 34.
7
Agus Surjono, & Trilaksono Nugroho, Paradigma, Model, Pendekatan Pembangunan,
dan Pemberdayaan Masyarakat di Era Otonomi Daerah (Malang: Bayumedia Publishing, 2008), h.
17.
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 19
diarahkan masyarakat atau diistilahkan pembangunan yang digerakkan
masyarakat.8Problem solving dan pemberdayaan masyarakat dapat dijadikan
pijakan untuk melaksanakan program kerja dan menjadi landasan untuk
mengabdi.
Dengan menggunakan problem solving terhadap pola pendekatan yang
kami lakukan di Desa Cibugel, kami memulai dengan mengidentifikasikan
masalah-masalah yang ada dalam desa tersebut. Lalu berdiskusi bersama
untuk mendapatkan terobosan yang dapat digunakan untuk memecahkan
masalah yang ada di lingkungan tersebut. Setelah mendapatkan terobosan
yang tepat, lalu kami berkomunikasi dengan ketua RT/RW kampung
tersebut untuk melakukan aktifitas serta mengajak ketua RW beserta
warganya ikut berkontribusi langsung dalam menyelesaikan masalahmasalah yang terdapat di lingkungan mereka. Hal tersebut dapat
menumbuhkan rasa kepedulian yang mendalam dari masyarakat terhadap
masalah yang ada di lingkungan mereka sekaligus memberikan pengalaman
dan pembelajaran bagi mereka bagaimana cara untuk mensejahterakan desa
mereka sendiri melalui potensi-potensi yang mereka miliki. Kami sebagai
mahasiswa hanya menjadi fasilitator dan memfasilitasi mereka serta
mendampingi mereka untuk menjalankan kegiatan-kegiatan yang positif.
Perubahan dan pencapaian yang positif dalam KKN kami adalah
warga desa dapat bekerja sama dalam membangun desa mereka sendiri
baik dalam segi pendidikan, infrastruktur, dan lain-lain. Salah satu contoh
nyata dari kegiatan KKN kami yaitu kami mengadakan buku yang mana
dapat digunakan oleh murid-murid ataupun santri yang ada di Pondok
Pesantren Riyadul Basoriyah yangmana sebelumnya mereka saat kami
ajarkan sangat kurang dalam memiliki buku pelajaran. Selain itu kami
mengajak para pemuda desa dan orang tua untuk ikut berpartisipasi dalam
kerja bakti dalam membangun tugu desa dan juga membangun gapura
agustusan yang dapat digunakan untuk memeriahkan acara agustusan
nantinya. Contoh lainnya kami mengajak para pemuda desa yang tidak
memiliki pekerjaan untuk belajar cara menyablon baju dengan media baju
yang tidak terpakai dan ada juga baju baru yang telah kami sediakan.
8
Randy R. Wrihatnolo & Riant Nugroho D. Manajemen Pemberdayaan: Sebuah
Pengantar dan Panduan untuk Pemberdayaan Masyarakat (Jakarta: PT Elex Media Komputindo,
2007), h. 24.
20 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
BAB III
KONDISI WILAYAH DESA CIBUGEL, KECAMATAN CISOKA,
KABUPATEN TANGERANG-BANTEN
A. Sejarah Singkat Desa Cibugel, Kecamatan Cisoka, Kabupaten
Tangerang-Banten
Desa Cibugel merupakan desa yang berada di kecamatan Cisoka
kabupaten Tangerang. Desa ini mempunyai sejarah yang panjang dalam
pembentukannya. Desa Cibugel pada awalnya merupakan nama kampung
yang berada di daerah Cisoka dan kemudian menjadi desa diperkirakan
pada tahun 1930 sebelum kemerdekaan Indonesia.9 Asal nama Desa
Cibugel, berasal dari zaman Belanda terdiri dari penggagas pertama adalah
"Tuan Tanah Kolonial Belanda” lalu diserahkan kepada Lurah (Sakilin) lalu
dibentuklah kesepakatan antara Lurah (Sakilin) dengan Belanda yang
menghasilkan nama Cibugel. Konon katanya semenjak tahun 1930, sejak
zaman penjajahan Belanda, Desa Cibugel masih merupakan hutan belantara
dan belum ada pemukiman. Semenjak itu, nama kampung itu dijuluki
“Cibugel”,10 dan pada zaman itu, tanah di Desa Cibugel sangatlah subur dan
makmur serta desa tersebut sangatlah luas dan menyatu dengan Desa
Bojongloa. Pada tahun 1983 wilayah Cibugel yang bersatu dengan kampung
Bojongloa berpisah dikarenakan sudah banyaknya penduduk Cibugel pada
waktu itu dan akhirnya kampung Bojongloa menjadi desa tersendiri. Desa
Cibugel mempunyai beberapa tokoh diantaranya yaitu Nurdin (mantan
kades 2 periode), dan H. Abdulah yang menjadi ketua DKM masjid Cibugel.
Pergantian kepala desa terjadi dalam beberapa kali seperti pada Era
kepemimpinan Lurah Sakilin yang mengalami pergantian kepempinan
kepada Lurah Sueb. Pada masa kepemimpinan Lurah Sueb diadakan
pemetaan Desa Cibugel dan pengakuan tanah di blok masing-masing di
daftar buku dan didokumenkan oleh Lurah Sueb. Selanjutnya dilanjutkan
dengan Suradinata kemudian digantikan oleh Arwani yang menjabat sangat
singkat yaitu pada tahun 1974-1975. Arwani menjadi pengganti kepala desa
9
Wawancara Pribadi dengan Bapak Abdul Manaf dan Bapak Abdul Mali, 21
Agustus 2017
10
Eka Apriliyani, dkk., “Bab III, Kondisi Wilayah Desa Cibugel, Kecamatan
Cisoka,” dalam Rd. Mujibur Rohman, ed., Pengabdianku, untuk Cibugel Sejahtera (Ciputat:
Pusat Pengabdian kepada Masyarakat, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016), h. 21..
21
dari tahun 1975-1997 kemudian digantikan oleh Nurdin yang menjabat 2
periode sampai tahun 2007 dan yang terakhir ialah Haerul Shaleh yang
menjabat 2 periode pula. Desa ini mempunyai BPD yang didirikan pada
tahun 2000 dan Babinsa. Listirk masuk tahun 1983 dan pembangunan jalan
diselesaikan pada tahun 2013.
Berikut merupakan tabel data peristiwa di Desa Cibugel:
No
1
2
3
4
5
6
Peristiwa
Pembentukan Desa
Pemerkaran Desa
Masjid Pertama kali dibangun
Lembaga BPD dibangun
Listrik masuk Desa
Jalan Raya
Tahun
1930
1983
1998
2000
1983
2013
Ket. Sumber
Pak Manaf
Pak Mali
Pak Manaf
Pak Mali
Pak Mali
Pak Manaf
Tabel 3.1: Data Peristiwa Sejarah Desa Cibugel
B. Letak Geografis
Desa Cibugel ini terletak di Kecamatan Cisoka, Kabupaten
Tangerang, Provinsi Banten11, terdiri dari 7 RW dengan 6 kampung dan area
perumahan di antaranya Kampung Angsana, Kampung Nagreg, Kampung
Cibugel, Kampung Cibuluh, Kampung Pintu Kincir, Kampung Caringin,
Kampung Bojong Sapi dan Griya Permata Cisoka. Desa Cibugel mempunyai
koordinat yaitu 6°14'51.9"S 106°25'29.7"E Derajat, menit, dan detik (DMS)
dan 6.247200, 106.412085 Derajat dan menit desimal (DMM).12Terdapat 41
RT di Desa Cibugel. Desa Cibugel memiliki luas wilayah sekitar 269 ha dan
jumlah penduduk sekitar 13.370 jiwa.13 Batas wilayah meliputi :
Utara : Desa Selapajang
Selatan : Desa Bojongloa
Timur : Jalan Raya Cangkudu Cisoka
Barat : Desa Bojongloa dan Desa Gembong
11
Peta “Cibugel, Cisoka Tanggerang” diakses pada 20 September 2017 dari:
https://goo.gl/maps/4Ngx2LFEAvo
12
Kordinat “Cibugel, Cisoka Tangerang” diakses pada tanggal 20 September 2017
dari: https://goo.gl/maps/S4LNvJnhfX52
13
Profil Desa Cibugel tahun 2013, Dokumen tidak dipublikasikan.
22 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
C. Struktur Penduduk
Penduduk merupakan semua orang yang berdomisili di wilayah
geografis Republik Indonesia selama 6 bulan atau lebih dan atau mereka
yang berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan untuk menetap.14
Berdasarkan hasil observasi dan penelitian kami di Desa Cibugel, kami
mendapatkan data tentang jumlah penduduk di Desa Cibugel yaitu sebesar
12.419 jiwa.15 Data penduduk sebelumya Desa Cibugel jumlah kartu
keluarga 3.025 dengan kepadatan jiwa 1.000/km2.16 Dalam struktur
penduduk, dapat diklasifikasikan beberapa kelompok yaitu:
1. Keadaan Penduduk menurut Jenis Kelamin
Berdasarkan data yang diperoleh dari pemerintah Desa Cibugel,
jumlah penduduk dalam desa Cibugel sebanyak 12.419 jiwa. Sebesar 51%
jumlah penduduk di sana adalah perempuan dengan total 6.307 jiwa.
Sedangkan penduduk yang berjenis kelamin laki-laki sebesar 49% dengan
total 6.112 jiwa.
Jumlah Penduduk Menurut Jenis
Kelamin
Laki-laki
6.307
Perempuan
6.112
Tabel 3.2: Presentasi Jumlah Penduduk Menurut Kelamin
14
Badan Pusat Statistik, “Penduduk”, diakses pada tanggal 18 September 2017 dari:
https://www.bps.go.id/subjek/view/id/12
15
Profil Desa Cibugel tahun 2016, dokumen dalam bentuk soft file Microsoft Word
yang diberikan oleh Sekretaris Desa Cibugel pada tanggal 1 Juli 2017.
16
Kementerian Dalam Negeri Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa Jumlah
Penduduk Dan Kepala Keluarga. Jumlah Penduduk Desa Cibugel 2013, diakses pada tanggal
20 September dari: http://prodeskel.binapemdes.kemendagri.go.id
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 23
2. Keadaan Penduduk menurut Agama
Berdasarkan data yang diperoleh dari pemerintah Desa Cibugel,
masyarakat yang menganut agama islam merupakan terbanyak yaitu
sebesar 99 % yaitu 12009 jiwa17, sisa dari itu yaitu 1% menganut agamaagama lain seperti, Kristen, Katolik, Budha, dan Hindu.
Jumlah Penduduk Menurut Agama
Islam
Agama lain
Tabel 3.3: Presentasi Jumlah Penduduk Menurut Agama
3. Keadaan Penduduk menurut Mata Pencaharian
Berdasarkan data yang diperoleh dari pemerintah Desa Cibugel dan
observasi kami di lapangan, mata pencaharian penduduk di Desa Cibugel
didominasi oleh petani (80%), peternak, dan pedagang. Selain itu masih
banyak juga yang penduduk desa Cibugel yang berprofesi sebagai
Wiraswasta, Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan Buruh di pabrik.
Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Petani
Peternak
Pegawai
Buruh
pedagang
17
Eka Apriliyani, dkk., “Bab III, Kondisi Wilayah Desa Cibugel, Kecamatan
Cisoka,” dalam Rd. Mujibur Rohman, ed., Pengabdianku, untuk Cibugel Sejahtera (Ciputat:
Pusat Pengabdian kepada Masyarakat, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016), h. 21..
24 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
Tabel 3.4: Presentasi Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
4. Keadaan Penduduk menurut Tingkat Pendidikan
Berdasarkan data yang diperoleh dari pemerintah Desa Cibugel dan
observasi kami di lapangan, tingkat pendidikan penduduk desa Cibugel
hanya memiliki pendidikan hingga tamat SD, yaitu 183 orang. Angka
semakin mengecil pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi seperti SMP,
SMA/SMK, dan Universitas.
Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
SD
SMP
SMA/SMK
Universitas
Tabel 3.5: Presentasi Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
D. Sarana dan Prasarana
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara terhadap staf Desa
Cibugel serta masyarakatnya, desa ini memiliki sarana dan pra-sarana yang
berguna untuk keperluan kegiatan masyarakat sehari-hari. Sarana dan
prasarana yang dimiliki Desa Cibugel ialah:
1. Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan umumnya mencakup semua fasilitas yang secara
langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, seperti: gedung,
ruangan belajar atau kelas, alat-alat atau media pendidikan, meja, kursi, dan
sebagainya.
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 25
Desa Cibugel memiliki sarana pendidikan yang cukup baik, karena
desa ini memiliki berbagai tingkatan pendidikan. Mulai dari tingkat
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD), Sekolah
Menengah Pertama (SMP), Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK). Selain pendidikan umum, terdapat juga
sarana pendidikan yang bersifat keagamaan seperti Taman Pendidikan alQur’an (TPA) dan pesantren.
Desa Cibugel memiliki 5 PAUD untuk sarana Pendidikan Anak Usia
Dini, 2 Taman Kanak-Kanak dan 3 Taman Pendidikan al-Qur’an untuk
pembelajaran bidang keagamaan untuk anak. Pada tingkat sekolah dasar,
di Desa Cibugel terdapat 3 Sekolah Dasar Negeri, 2 Sekolah Dasar Swasta
Islam, dan 1 Madrasah Ibtida’iyah. Pada sekolah tingkat menegah pertama,
terdapat 3 SMP dan 1 MTS. Pada tingkat menegah atas, desa ini hanya
memiliki satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Gambar 3.1: Pesantren Riyadul Basoriyah
2. Sarana Umum
Sarana umum adalah segala sarana dan prasarana yang dapat
digunakan secara umum yang bermanfaat memberikan kemudahan
masyarakat dalammelaksanakankegiatansehari hari untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya.
Desa Cibugel mempunyai banyak fasilitas ibadah bagi umat
Muslim, dikarenakan banyaknya pesantren dan penganut agama islam di
sini. Kondisi masjid dan mushalla dalam bentuk fisik kurang bagus karena
sebagian mushalla tampak tidak terawat dan pintu kamar mandinya rusak
sehingga tidak bisa digunakan. Warna tembok yang sudah kusam
kemudian ditambah jamur membuat fisik mushalla kurang menarik.
26 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
Desa Cibugel mempunyai lapangan untuk sarana olahraga yang
berada di perumahan Griya Permata Cisoka, lapangan itu terdiri dari
lapangan bola, volly, dan bulu tangkis. Kondisi lapangan juga cukup bagus
dan terawat sehingga banyak masyarakat berkumpul di sekitar sarana
umum tersebut
Dalam sarana umum kesehatan, Desa Cibugel memiliki posyandu di
setiap RW. Pelayanan Posyandu dilakukan rutin tiap bulan untuk melayani
kesehatan anak balita dan ibu hamil.
Gambar 3.1: Mushollah Baiturrahman
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 27
“Kemapanan dan kesendirian dari ketenangan hidup mampu menstimulasi
pikiran kreatif kita.”
Albert Einstein
BAB IV
DESKRIPSI DAN HASIL PELAYANAN DAN PEMBERDAYAAN
A. Kerangka Pemecahan Masalah
Saat penyusunan program kegiatan KKN, kami mempertimbangkan
hal-hal apa saja yang perlu kami perhatikan dalam menyusun program
kegiatan yang akan dilaksanakan nantinya di Desa Cibuugel. Setelah
diamati, terdapat empat bidang permasalahan yang terdapat di Desa
Cibugel. yaitu: 1) Bidang Agama, 2) Bidang Pendidikan, 3) Bidang
Lingkungan 4) Bidang Sosial Masyarakat.
Agar membentuk program kegiatan yang sesuai, kami menganalisis
beberapa hal penting yang dapat menunjang keberhasilan kami dalam
mencapai target yang kami inginkan dan juga warga butuhkan. Analisis
kami dapat dituangkan dalam Matriks SWOT sebagai berikut:
Tabel 4.1: Matriks SWOT Bidang Agama
Matriks SWOT 01. Bidang Agama
INTERNAL STRENGHT (S)
EKSTERNAL
WEAKNESS (W)
1. Warga
desa
sangat agamis
dan menjaga
tradisi
yang
bersifat
kerohanian.
1. Jumlah
tenaga
pengajar
yang
minim
untuk
mengajar
mengaji tingkat
anak-anak.
2. Banyaknya
kegiatan
majelis
yang
dilakukan oleh
anak-anak dan
ibu-ibu
maupun
bapak-bapak.
2. Lokasi
belajar
mengaji
yang
kurang
terjangkau oleh
sebagian anakanak.
3. Banyak tokoh
masyarakat
29
3. Buku
pengetahuan
mengenai agama
tidak
terlalu
yang
dibidang
agama.
OPPORTUNITIES (O)
ahli
STRATEGI (SO)
1. Keberadaan
kami sebagai
mahasiswa
KKN
dapat
membantu
untuk
mengajar
mengaji
tingkat anakanak.
1. Membagi
beberapa
anggota KKN
untuk
mengajar
di
majelis untuk
mengajar
mengaji
tingkat anakanak.
2. Adanya
dukungan
yang
tinggi
dari salah satu
pemilik
majelis taklim.
2. Memberikan
motivasi
kepada anakanak desa akan
pentingnya
belajar agama
dan beribadah.
3. Adanya
bantuan
pengadaan
buku
dari
salah
satu
anggota KKN
AKSARA.
banyak.
STRATEGI (WO)
1. Dibagikan
jadwal
untuk
setiap anggota
KKN,
agar
pelaksanaan
terstruktur dan
merata.
2. Meningkatkan
ketersediaan
buku
pengetahuan
yang
berbasis
agama.
30 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
THREATS (T)
1. Konsentrasi
anak-anak
yang
sering
terganggu
selama
kegiatan
mengaji
berlangsung.
2. Kondisi
tempat belajar
mengaji yang
luasnya tidak
sebanding
dengan jumlah
anak-anak.
3. Kondisi masjid
yang
jarang
dipakai untuk
beribadah bagi
warga desa.
4. Terdapat
beberapa
sarana masjid
yang
rusak
atau
perlu
diperbaiki.
STRATEGI (ST)
1. Memberikan
intruksi kepada
anak-anak
untuk membaca
terlebih dahulu
apa yang ingin
disampaikan
kepada
para
pengajarnya.
2. Membagi
peserta mengaji
ke
dalam
beberapa
kelompok
sesuai dengan
tingkatan
kemampuan
agar
lebih
efektif.
STRATEGI (WT)
1. Memberikan
arahan kepada
anak-anak desa
agar
mereka
lebih
fokus
untuk mengaji
2. Menyalurkan
kebutuhan
untuk
pembelajaran
masalah
keagamaan dan
beribadah.
3. Melakukan
pendekatan ke
pengurus
masjid
agar
memperbolehka
n
kami
memperbaiki
sarana masjid
yang rusak.
4. Memperbaiki
sara masjid.
Dari matriks SWOT di atas, maka kelompok kami melakukan penyusunan
program-program sebagai berikut:
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 31
Mengajar mengaji
Memperbaiki sarana pra-sarana masjid
Tabel 4.2: Matriks SWOT Bidang Pendidikan
Matriks SWOT 02. Bidang Pendidikan
INTERNAL STRENGHT (S)
4. Kesadaran orang
tua yang masih
tinggi
akan
pentingnya
pendidikan.
5. Terdapat banyak
tempat
pendidikan dari
jenjang
PAUD
sampai SMA di
sekita desa.
6. Anak-anak desa
memiliki potensi
yang besar untuk
mengenyam
pendidikan yang
lebih tinggi.
EKSTERNAL
WEAKNESS (W)
4. Masih
ada
beberapa anak
yang hanya bisa
menggunakan
bahasa sunda,
sedangkan
rata-rata kami
berbahasa
Indonesia.
5. Minimnya
jumlah anggota
KKN
dibandingkan
dengan jumlah
sekolah yang
terdapat
di
desa.
6. Minat
baca
yang
masih
rendah
dikalangan
anak-anak.
7. Tidak
tersedianya
32 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
tempat untuk
anak-anak
bebas membaca
buku
dan
belajar.
8. Tidak
tersedianya
buku-buku
yang memadai.
9. Tidak adanya
tenaga pengajar
untuk
membantu
mereka belajar
diluar
jam
sekolah.
OPPORTUNITIES
(O)
4. Keberadaan
kami sebagai
mahasiswa
KKN dapat
membantu
untuk
memberikan
pelajaran dan
ilmu
tambahan
untuk anakanak di Desa
Cibugel.
5. Adanya
dukungan
STRATEGI (SO)
3. Setiap
anggota
KKN
dibagi
untuk mengajar
dibeberapa
tempat dan sesuai
dengan
bidang
yang dikuasai.
STRATEGI (WO)
3. Setiap
anak
didampingi
oleh pengajar
dari
anggota
KKN
yang
dapat
menguasai
materi
yang
diajarkan.
4. Mengadakan
tambahan
pembelajaran
yang dilakukan
ditempat tinggal
kami.
4. Mengadakan
kegiatan belajar
diluar
jam
sekolah.
5. Melakukan safari
motivasi
5. Menerapkan
sistem ajar yang
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 33
dari
pihak
sekolah
maupun
orang
tua
terhadap
kami dalam
membantu
kegiatan
belajar
mengajar
yang
terdapat
disekolah
maupun
diluar
jam
sekolah.
6. Pihak
sekolah
mengerti
dengan
keterbatasan
kami
dan
tidak
memaksakan
kami untuk
mengajar
diseluruh
sekolah yang
terdapat di
Desa
Cibugel.
keseluruh sekolah
yang tedapat di
Desa
Cibugel
sebagai
perkenalan
dikarenakan kami
tidak
dapat
membantu
mengajar disana
sekaligus
memberi motifasi
belajar bagi anakanak.
mudah
dan
menyenangkan.
6. Meningkatkan
minat
baca
anak-anak
desa.
6. Mengenalkan
beberapa
jenis
buku baru ke
anak-anak desa.
7. Tersedianya
tempat
untuk
meletakkan
34 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
buku-buku
bacaan
untuk anakanak desa.
THREATS (T)
5. Jumlah anakanak
yang
jauh
lebih
banyak dari
kami sebagai
tenaga
pengajar.
6. Waktu
kunjung saat
safari
motivasi
yang relatif
singkat
sehingga
tidak jarang
dari
anakanak
desa
yang kurang
dapat
mengenal
kami.
7. Keinginan
anak-anak
desa
akan
membaca
yang kurang
tinggi.
STRATEGI (ST)
5. Membagi tenaga
pengajar
dari
anggota
KKN
untuk dibagikan
ke setiap tempat
mengajar.
6. Mengoptimalkan
pemberian waktu
saat
motivasi
sesuai
dengan
kebutuhan pada
anak-anak desa.
7. Menumbuhkan
pemahaman akan
pentingnya
pendidikan
dengan
cara
membaca buku.
STRATEGI (WT)
3. Setiap pengajar
didampingi
oleh
anggota
KKN
yang
dapat
berbahasa
sunda
dan
sedikit
mengerti
dengan bahasa
sunda
yang
sebelumnya
telah diajarkan
oleh
anggota
KKN
yang
dapat
berbahasa
sunda.
4. Mengadakan
bimbingan
belajar
ditempat
tinggal kami.
5. Melakukan
safari motivasi
dengan waktu
yang cukup.
6. Meningkatkan
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 35
ketersediaan
buku
bacaan
yang menarik
untuk
anakanak desa.
Dari matriks SWOT di atas, maka kelompok kami melakukan penyusunan
program-program sebagai berikut:
Mengajar
Bimbingan belajar
Safari motivasi
Pojok baca
Tabel 4.3: Matriks SWOT Bidang Lingkungan
Matriks SWOT 03. Bidang Lingkungan
INTERNAL STRENGHT (S)
WEAKNESS (W)
7. Kesadaran warga
yang cukup tinggi
akan pentingnya
kebersihan
dan
keamanan
lingkungan
sekitar.
8. Masih
sedikit
sampah
yang
dihasilkan
oleh
warga.
9. Warga
antusias
sangat
untuk
10. Kurangnya
kesadaran
warga untuk
membersihka
n
tempat
sekitar.
11. Minimnya
pengetahuan
warga
mengenai
penting
kebersihan
untuk
36 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
EKSTERNAL
OPPORTUNITIES (O)
8. Warga
memiliki
rutinitas kerja
bakti.
9. Dosen
pembimbing
KKN
AKSARA
mempunya
pengetahuan
mengenai
narkoba, cara
penanggulang
annya maupun
efek
yang
terjadi akibat
narkoba yang
mana
salah
satu faktornya
akibat
dari
lingungan itu
sendiri.
10. Keberadaan
kami menjadi
pemacu atau
pendorong
untuk
memperbaiki
mengikuti setiap
kegiatan
yang
berkaitan dengan
kebersihan demi
kesehatan.
STRATEGI (SO)
7. Mengajak warga
desa
untuk
bersama
melakukan
program
pemberdayaan
desa.
8. Mengadakan
penyuluhan
tentang campak
dan rubella.
9. Mengadakan
sosialisasi
terhadap bahaya
penggunaan
narkoba.
kesehatan.
STRATEGI (WO)
7. Mengadakan
beberapa
kegiatan yang
hasilnya
dapat
bermanfaat
bagi
warga
desa
dan
lingkungan
sekitar.
8. Menyadarkan
warga desa
bahwa
dengan
adanya
lingkungan
yang bersih
akan
menjadikan
diri
kita
menjadi
bersih
dan
sehat.
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 37
sarana
dan
prasarana
desan
dan
menjaga
lingkungan
sekitar.
THREATS (T)
8. Cakupan
wilayah yang
sangat
luas,
sehingga tidak
dapat secara
menyeluruhn
terjangkau
oleh kami.
9. Menyesuaikan
hari
untuk
melakukan
sosialisasi
bahaya
penggunaan
narkoba
antara
narasumber
dan
warga
desa.
STRATEGI (ST)
8. Mengadakan
kegiatan
dibeberapa
tempat
yang
dirasa
strategis
untuk
diberdayakan.
9. Meningkatkan
rasa kekeluargaan
kepada
warga
sekitar
desa
dengan
melaksanakan
kegiatan
kebersihan
bersama-sama.
10. Menginformasika
n jadwal kegiatan
minimal
sehari
sebelum
pelaksanaan.
STRATEGI (WT)
7. Membagi
kegiatan
dibeberapa
titik daerah
sehingga
setiap daerah
merasakan
hasil
pemberdayaa
n yang telah
dilakukan.
8. Memfasilitasi
kebutuhan
Desa Cibugel
khususnya
yang
berkaitan
dengan
kebutuhan
warga
tentang
kesehatan
dan
kebersihan
lingkungan.
Dari matriks SWOT di atas, maka kelompok kami melakukan penyusunan
38 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
program-program sebagai berikut:
Kerja bakti
Penyuluhan campak dan rubella
Sosialisasi terhadap bahaya penggunaan narkoba
Tabel 4.4: Matriks SWOT Bidang Masyarakat
Matriks SWOT 04. Bidang Sosial Masyarakat
INTERNAL STRENGHT (S)
WEAKNESS (W)
10. Keramahan,
12. Cakupan wilayah
keantusiasan dan
yang terlalu besar
kesediaan warga
sehingga
Desa
Cibugel
kedekatan kami
untuk membantu
dengan beberapa
kami
sebagai
warga di wilayah
pendatang baru.
tertentu menjadi
tidak merata.
11. Adanya
tokohtokoh masyarakat 13. Penggunaan
yang
dapat
bahasa
sunda
menajdi jembatan
secara
dominan
antara
kami
oleh masyarakat,
dengan
yang
masyarakat.
menyebabkan
terhambatnya
12. Tersedianya
komunikasi antara
tempat
yang
kami
dengan
sesuai
untuk
masyarakat.
kami melakukan
kegiatan-kegiatan
besar.
13. Warga
desa
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 39
EKSTERNAL
OPPORTUNITIES (O)
11. Keberadaan
kami menjadi
hiburan
dan
kesenangan
tersendiri bagi
warga desa.
12. Keberadaan
kami
dapat
menjadi
penyedia
informasi dan
pengetahuan
baru
bagi
warga desa.
13. Adanya
para
pemuda yang
mendukung
kami
dapat
menyokong
atau membantu
kegiatan
bersama warga.
antusias
dalam
menerima
informasi
dan
pengetahuan
baru.
STRATEGI (SO)
STRATEGI (WO)
10. Menjalin
9. Mengadakan
silaturahmi yang
kegiatan bersama
baik
dengan
warga dan para
warga
dengan
pemuda
desa
menerapkan
dalam
senyum,
salam
mempersiapkan
dan sapa disetiap
acara 17 Agustus
kesempatan.
2017.
11. Mengadakan
10. Mengadakan acara
kerjasama dengan
pelatihan sablon
para pemuda desa
baju
dalam
11. Melaksanakan
mempersiapkan
kegiatan bersama
berbagai macam
ibu-ibu
desa
kegiatan KKN.
seperti senam dan
juga pengajian.
14. Ibu-ibu suka
melakukan
senam bersama
kami.
40 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
THREATS (T)
STRATEGI (ST)
10. Musim panen
padi, sehingga
warga jarang
berada dirumah
pada
waktu
pagi dan siang
hari.
11. Penggunaan
bahasa
Indonesia
dalam beberapa
acara
yang
susah
dimengerti oleh
beberapa
warga.
12. Dana, waktu
dan juga tenaga
yang
kurang
memadai untuk
melaksanakan
kegiatan
diseluruh
wilayah Desa
Cibugel
STRATEGI (WT)
11. Mengadakan
9. Menginformasikan
kegiatan disaat
mengenai jadwal
warga sudah ada
kegiatan kesalah
dirumah
yaitu
satu warga yang
pada waktu sore
memiliki peranan
atau pada saat
penting sehingga
warga menghadiri
dapat
kegiatan majelis.
disampaikan
ke
warga
sekitar
12. Menggunakan
secara
media pengantar
menyeluruh.
informasi
yang
mudah dipahami. 10. Menumbuhkan
rasa kekeluargaan
13. Membagi waktu
antara
ibu-ibu
setiap
anggota
warga desa dengan
untuk melakukan
anggota
KKN
kegiatan-kegiatan
AKSARA.
KKN.
Dari matriks SWOT di atas, maka kelompok kami melakukan penyusunan
program-program sebagai berikut:
Senam sehat
Pengajian
Pelatihan sablon baju
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 41
Pembuatan tugu desa
Pembuatan gapura
Perbaikan poskamling
HUT RI
B. Bentuk dan Hasil Kegiatan Pelayanan Masyarakat
Berdasrkan hasil observasi serta analisis di atas, kami
menyimpulkan bahwa program-program yang termasuk Pelayanan di
antaranya:
Tabel 4.5: Bentuk Dan Hasil Kegiatan Mengajar PAUD
Bidang
Keagamaan
Program
Pembangunan Moral Agama
Nomor Kegiatan
1
Nama Kegiatan
Mengajar PAUD
Tempat, Tanggal
PAUD Darul Aulia Desa Cibugel, 31 Juli-21
Agustus 2017
Lama Pelaksanaan
3-4 minggu
Team Pelaksana
Penanggung Jawab: Iis Kholisoh Tusadiyah,
Shinta Sri Rachmawati, Dara Mailani.
Dibantu oleh: Ibu Ketua Yayasan PAUD,
Faradhita Aushafiana Manaf, Andika Yulianto
Chamil, Nurlia Fikawaty
Tujuan
Membantu Balita di PAUD Desa Cibugel dalam
pengetahuan dan kemampuan berhitung dasar
dan kreatif.
Sasaran
Balita di PAUD Desa Cibugel
42 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
Target
Balita di PAUD Desa Cibugel PAUD terbantu
dalam pengetahuan dan kemampuan berhitung
dasar dan kreatif.
Deskripsi Kegiatan
Perencanaan dimulai dua hari dalam seminggu
dengan persetujuan dari ibu ketua yayasan
PAUD, dimana kelompok KKN AKSARA
dimintai dapat mengajar untuk anak-anak di
PAUD. Proses implementasinya dimana kami
datang setiap pukul 08:00 WIB dengan
mengenakan almamater UIN jakarta. Kami
mengajar sampai pukul 11:00 WIB. Selama
mengajar banyak anak-anak PAUD yang masih
kurang dalam mengeja huruf, berhitung dan
mewarnai dengan benar. Hal itu dapat dimaklumi
karena usia anak-anak masih terhitung balita.
Kami mengajar setiap hari selasa dan kamis
selama 4 minggu. Materi yang kami ajar yaitu
seputar membaca, menghitung, menulis, dan
mewarnai.
Hasil Pelayanan
Balita di PAUD Desa Cibugel terbantu dalam
pengetahuan dan kemampuan berhitung dasar
dan kreatif
Keberlanjutan
Kegiatan
Tidak berlanjut
Dokumentasi Kegiatan
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 43
Gambar 4.1: Pengajaran di PAUD Darul Aulia
Tabel 4.6: Bentuk Dan Hasil Kegiatan Renovasi Pesantren
Bidang
Keagamaan
Program
Pembangunan Moral Agama
Nomor Kegiatan
2
Nama Kegiatan
Renovasi Pesantren dan Kobong
Tempat, Tanggal
Di Pesantren Darul Badiah, 23 Agustus 2017
Lama Pelaksanaan
1 hari
Tim Pelaksana
Penanggung
Jawab:
Harun
Arrasyid
Dokumentator: Andika Yulianto Chamil.
Dibantu oleh: Bapak H. Hambali, Pemuda
44 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
Pesantern Darul Badiah, Muhammad Aminul
Wahid, Hammam Al Marisma, Mus’ab Khomeini,
Muhammad Nur Risky, Nurlia Fikawaty,
Faradhita Aushafiana Manaf, Iis Kholisoh, Dara
Mailani, Shinta Sri Rahmawati , Purnamasari,
Khamdi Alfan Maulana, Ilka Sawidri Daulay
Tujuan
Merenovasi dan Memberikan sarana-pra sarana
pendidikan keagamaan di Pesantren Darul
Badi’ah
Sasaran
Pesantren Darul Badi’ah
Target
1 Pesantren Darul Badi’ah direnovasi dan
mendapatkan sarana-pra sarana pendidikan
keagamaan
Deskripsi Kegiatan
Kegiatan Renovasi pesantren ini dilakukan agar
santri-santri nyaman dengan tempat tinggal
mereka. Kondisi pesantren yang belum baik
membuat kami tergerak untuk memperbaiki prasarana pendidikan keagamaan yang lebih baik.
Kami membeli sejumlah kipas angin, triplek,
lampu serta stop kontak untuk kamar-kamar di
pesantren. Dalam kegiatan ini, kami dibantu oleh
pemilik pesantren yaitu bapak Hambali serta
teman-teman kelompok. Renovasi ini dimulai
pukul 07.00 hingga pukul 14.00. Hasil dari
kegiatan ini adalah dapat digunakan kembali
kamar-kamar yang berjumlah 5 untuk keperluan
santri untuk menetap di pesantren ini. Dengan
adanya kipas dan lampu mereka kembali
semangat untuk melakukan kegiatan belajar.
Hasil Pelayanan
1 Pesantren Darul Badi’ah direnovasi dan
mendapatkan sarana-pra sarana beribadah.
Keberlanjutan
Tidak berlanjut
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 45
Program
Dokumentasi Kegiatan
Gambar 4.2: Renovasi Pesantren sebelum dan sesudah
Tabel 4.7: Bentuk Dan Hasil Kegiatan Pengajaran Pengajian
Bidang
Keagamaan
Program
Pembangunan Moral Agama
Nomor Kegiatan
3
Nama Kegiatan
Pengajaran Pengajian
Tempat,
Tanggal
Kp. Bojong Sapi, 27 Juli – 22 Agustus 2017
Lama
Pelaksanaan
27 hari
Tim Pelaksana
Penanggung Jawab : Ilka Sawidri Daulay, Muhammad
Aminul Wahid, Hammam Al Marisma, Khamdi Alfan
Maulana
46 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
Tujuan
Membantu Ust. Tabi’ mengajar ngaji di TPA miliknya
dan memaksimalkan pengajaran Al Quran di TPA
tersebut.
Sasaran
Ust. Tabi’
Target
Ust. Tabi’ terbantu dalam mengajar murid TPA
miliknya dan pengajaran yang diberikan dapat
berjalan lebih efektif dan maksimal.
Deskripsi
Kegiatan
Pintar Baca Al Quran adalah sebuah kegiatan yang
kami rencanakan sejak awal, hanya saja saat pra KKN
kami belum menemukan sasaran yang tepat. Setelah
dua hari KKN berjalan barulah kami memutuskan
sasaran kegiatan ini, yaitu ditujukan kepada muridmurid TPA asuhan Ust. Tabi’ yang lokasinya tepat di
samping kontrakan tempat kami tinggal. Isi dari
kegiatan ini yaitu mengajar murid murid Ust Tabi’
dengan tujuan dapat membantu Ust. Tabi’ dalam
mengajar sehingga murid-murid tersebut dapat belajar
Al Quran secara maksimal dan lebih efektif. Kegiatan
ini dilaksanakan setiap selesai sholat magrib di rumah
Ust. Tabi’ dan berakhir ketika menjelang waktu Isya’.
Terdapat dua orang dari kami yang mengisi kegiatan
ini secara bergiliran dalam setiap harinya.
Hasil Pelayanan
Ust. Tabi’ terbantu dalam mengajar baca Al Quran
sehingga pengajaran Al Quran yang diberikan menjadi
lebih efektif dan maksimal
Keberlanjutan
Program
Tidak berlanjut
Dokumentasi Kegiatan
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 47
Gambar 4.3: Pengajaran Pengajian
Tabel 4.8: Bentuk Dan Hasil Kegiatan Mengajar SMP dan SMK
Bidang
Pendidikan
Program
Fokus Pintar
Nomor Kegiatan
4
Nama Kegiatan
Mengajar SMP dan SMK
Tempat, Tanggal
Pesantren Riyadul Bassoriyah, 31 Juli – 18 Agustus
2017
Lama Pelaksanaan
3 Minggu
Tim Pelaksana
Penanggung Jawab : Purnamasari, Hammam Al
Marisma,
Faradhita
Aushafiana
Manaf,
Muhammad Aminul Wahid, Dara Mailani, Ilka
Sawidri Daulay, Harun Arrasyid, Khamdi Alfan
Maulana, Nurlia Fikawaty
Tujuan
Membantu guru Pesantren dalam proses kegiatan
belajar mengajar
Sasaran
Siswa dan siswi Pesantren SMK Riyadhul
48 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
Bassoriyah
Target
Siswa – siswi Pesantren SMK Riyadhul
Bassoriyah terbantu dalam proses kegiatan belajar
mengajar
Deskripsi Kegiatan
Program mengajar dilaksanakan selama 3 minggu
di Pesantren Riyadul Bassoriyah untuk tingkat
SMK. Pesantren Royadhul Bassoriyah memiliki
dua jenjang pendidikan yaitu SMP dan SMK.
Tetapi kami hanya mengajar untuk tingkat
SMKnya saja dikarenakan pengajar pada tingkat
SMK hanya sedikit dan guru banyak mengajar
lebih dari satu mata pelajaran yang tidak sesuai
dengan bidangnya. Sehingga kami mengajar
bukan untuk menggantikan posisi guru mengajar
tetapi mengisi pelajaran yang gurunya tidak
tersedia agar proses belajar mengajar berjalan
lancar.
Jumlah pengajar dari anggota KKN kami
berjumlah 9 orang yang mengajar sesuai dengan
bidangnya. Diantaranya mengajar Fisika, Kimia,
Pendidikan Agama Islam, Sejarah dan Tenik
Jaringan Dasar untuk kelas X, XI, XII. Selain
mengajar formal di kelas kami juga mengajar
ekstrakulikuler Marching Band dan Paskibra
pada hari Sabtu yang sudah tidak aktif selama
tiga bulan. Sehingga kami mencoba untuk
mengaktifkan dan memanfaatkan kembali sarana
yang sudah tersedia. Sistem mengajar kami
megikuti sistem yang sudah diterapkan oleh
pesantren terebut. Kami mengajar mengikuti
jadwal yang sudah dibuat oleh pihak pesantren.
Ada yang mengajar satu minggu tiga kali atau dua
kali bahkan satu kali tergantung dari jadwalnya.
Pesantren Riyadul Bassoriyah hanya terdiri dari
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 49
satu kelas untuk setiap tingkatannya sehingga
kami tidak terlalu kesulitan dalam mengajar dan
kegiatan mengajarpun berjalan dengan kondusif.
Siswa – siswi sangat aktif ketika kegiatan belajar
mengajar berlangsung dengan bertanya apabila
ada materi yang kurang paham. Siswa-siswi
tersebut sangat ramah dan mudah akrab dengan
kami sehingga kami pun tidak canggung ketika
mengajar. Di Pesantren Riyadhul Bassoriyah
merupakan kali pertama ada yang membantu
mengajar dari KKN sehingga mereka sangat
senang dengan kedatangan kami dan menyambut
kami dengan hangat.
Guru di Pesantren Riyadhul Basoriyah merasa
sangat terbantu dengan adanya kegiatan belajar
mengajar dari KKN. Mengingat bahwa pengajar
dipesantren tersebut sangat sedikit khususnya
untuk tingkat SMK dan mereka menginginkan
kami untuk tetap mengajar di pesantren tersebut
walaupun sudah tidak KKN. Tetapi kami belum
bisa sehingga untuk kegiatan mengajar memiliki
sifat yang tidak berkelanjutan atau hanya
terlaksana ketika KKN saja.
Hasil Pelayanan
Siswa – siswi Pesantren SMK Riyadhul
Bassoriyah terbantu dalam proses kegiatan belajar
mengajar
Keberlanjutan
Program
Tidak berlanjut
Dokumentasi Kegiatan
50 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
Tabel 4.9: Bentuk Dan Hasil Kegiatan Bimbingan Belajar Untuk Siswa SD
Bidang
Pendidikan
Program
Fokus Pintar
Nomor Kegiatan
5
Nama Kegiatan
Bimbingan Belajar Untuk Siswa SD
Tempat, Tanggal
Tempat Tinggal Peserta KKN, 25 Juli – 25
Agustus 2017
Lama Pelaksanaan
Selama kegiatan KKN berlangsung
Tim Pelaksana
Penanggung Jawab: Andika Yulianto Chamil,
Faradhita Aushafiana Manaf. Dokumentator:
Purnamasari. Dibantu oleh: Khamdi Alfan
Maulana, Purnamasari, Shinta Sri Rachmawati,
Ilka Sawidri Daulay, Hammam Al Marisma
Tujuan
Memberikan pembelajaran tambahan mata
pelajaran umum yang biasa diajarkan di sekolah.
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 51
Sasaran
Siswa-siswi SDN Cibugel 1 dan 2
Target
Siswa-siswi SDN Cibugel 1 dan 2 mendapatkan
pembelajaran tambahan mata pelajaran umum
yang biasa diajarkan di sekolah.
Deskripsi Kegiatan
Bimbingan belajar ini dilakukan dilakukan
langsung di tempat tinggal peserta KKN yang
berlokasi di Kampung Bojongsapi. Siswa-siswi
yang datang diajarkan mata pelajaran umum yang
diajarkan di sekolah, dan juga dibantu untuk
mengerjakan Pekerjaan Rumah (PR) yang
diberikan oleh guru mereka di sekolah. Selain
mata pelajaran, para peserta KKN juga berbagi
kisah, cerita, dan pengalaman pribadi dengan
siswa-siswi yang mengikuti kegiatan bimbingan
belajar. Bimbingan belajar ini juga merupakan
kegiatan agar siswa-siswi sd mengembangakan
bakat dan skill yang mereka punya. Dengan
keterampilan yang dimiliki oleh anggota-anggota
AKSARA, bimbingan belajar ini dapat terjalan
dengan lancar.
Hasil Pelayanan
Siswa-siswi SDN Cibugel 1 dan 2 mendapatkan
pembelajaran tambahan mata pelajaran umum
yang biasa diajarkan di sekolah.
Keberlanjutan
Program
Tidak berlanjut
Dokumentasi Kegiatan
52 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
Gambar 4.4: Pengajaran Bimbel
Tabel 4.10: Bentuk Dan Hasil Kegiatan Pelatihan Paskibra
Bidang
Pendidikan
Program
Fokus Pintar
Nomor Kegiatan
6
Nama Kegiatan
Pelatihan Paskibra
Tempat, Tanggal
Pondok Pesantren Riyadul Bassoriyah, 29 Juli – 16
Agustus 2017
Lama Pelaksanaan
3 minggu
Tim Pelaksana
Penanggung Jawab: Nurlia Fikawaty, Iis
Kholisoh.
Dibantu oleh: Dara Mailani Faradhita Aushafiana
Manaf, Ilka Sawidri Daulay
Tujuan
Membantu para santri agar memliki jiwa sosial
yang lebih tinggi lagi terhadap tanah air dan juga
dapat menjadi pribadi yang lebih dewasa, mandiri
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 53
dan juga disiplin.
Sasaran
Santri yang terdapat di Pondok Pesantren
Riyadul Bassoriyah
Target
10 Santri yang terdapat di Pondok Pesantren
Riyadul Bassoriyah terbantu memiliki jiwa sosial
yang lebih tinggi lagi terhadap tanah air dan juga
dapat menjadi pribadi yang lebih dewasa, mandiri
dan juga disiplin.
Deskripsi Kegiatan
Dilakukan oleh anggota kelompok KKN yang
secara langsung membantu untu mengajarkan
paskibra yang ada di Pondok Pesantren Riyadul
Bassoriah yang diikuti oleh santi dari tingkat
SMP dan juga tingkat SMK. Kegiatan ini
dilakukan selama seminggu penuh sehingga
membutuhkan waktu yang lebih lama. Pengajar
juga merupakan salah satu yang ahli dalam bidang
ini. Paskibra juga merupakan program unggulan
KKN AKSARA yang dimana mengasah nilai-nilai
nasionalisme untuk siswa dan siswi. Para santri
diharapkan agar memliki jiwa sosial yang lebih
tinggi lagi terhadap tanah air dan juga dapat
menjadi pribadi yang lebih dewasa, mandiri dan
juga disiplin.
Hasil Pelayanan
10 santri terbantu memiliki jiwa sosial yang lebih
tinggi lagi terhadap tanah air dan juga dapat
menjadi pribadi yang lebih dewasa, mandiri dan
juga disiplin.
Keberlanjutan
Program
Tidak berlanjut
Dokumentasi Kegiatan
54 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
Gambar 4.5: Pelatihan Paskibra
Tabel 4.11: Bentuk Dan Hasil Kegiatan Mengajar Drumband
Bidang
Pendidikan
Program
Fokus Pintar
Nomor Kegiatan
7
Nama Kegiatan
Mengajar Drumband SMK Riyadul Bashoriyah
dan SD As-Sakilin
Tempat, Tanggal
Pesantren Riyadul Bassoriyah & SD As-Sakilin, 31
Juli – 18 Agustus 2017
Lama Pelaksanaan
3 Minggu
Tim Pelaksana
Hammam Al Marisma
Tujuan
Membantu proses kegiatan belajar mengajar
Ekstrakulikuler
Sasaran
Siswa dan siswi Pesantren SMK Riyadhul
Bassoriyah dan SD As-Sakilin
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 55
Target
Siswa–siswi di Pesantren Riyadhul Bassoriyah
dan SDI As-Sakilin terbantu, dalam kegiatan
belajar mengajar Ekstrakulikuler
Deskripsi Kegiatan
Program mengajar Drumband dilaksanakan
selama 3 minggu di Pesantren Riyadul Basoriyah
setiap hari sabtu dan minggu sore dan di SD AsSakilin 3 kali dalam satu minggu, tepatnya pada
hari Jum’at, Selasa, dan Minggu sore. Pesantren
Royadul Basoriyah juga SD As-Sakilin
mempunyai alat Drumband yang lumayan
memadahi. Namun, sudah 3 bulan terakhir, tidak
ada yang mengajar Drumband lagi. Disebabkan
pengajar sebelumnya pindah tempat tinggal yang
mana sebelumnya di daerah Cisoka sendiri,
namun berpindah ke luar kota. Dimana tidak
memungkinkan untuk tetap mengajarkan.
Untuk itu, saya sebagai perwakilan dari temanteman KKN AKSARA mencoba membantu pihak
sekolah untuk tetap mengaktifkan kegiatan yang
sebelumnya sudah berjalan tapi menuai kendala
tersebut. Dan dari pihak SMK Riyadul Basoriyah
maupun SD As-Sakilin merasa sangat terbantu
dengan adanya pengajar dari tim KKN AKSARA
ini. Hal ini bisa dilihat dari penyambutan bapakibu guru dari kedua sekolah tersebut.
Dan selain itu, siswa-siswi juga sangat senang dan
andil dalam setiap pertemuan pengajaran. Hal ini
bisa dibuktikan ketika hanya dalam dua minggu
belajar, tanggal 17 Agustus diminta untuk tampil
serta meramaikan dalam acara karnaval di desa
Cibugel, siswa-siswi pun sudah siap. Bahkan
hasilnya sangat memuaskan. Dan pada akhirnya
pun bapak dan ibu guru baik dari SD As-Sakilin
maupun SMK Riyadul Basoriyah menginginkan
untuk tetap mengajar di pesantren tersebut
56 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
walaupun sudah tidak KKN. Tetapi dari pihak
KKN AKSARA sendiri belum bisa, sehingga
untuk kegiatan mengajar Drumband ini memiliki
sifat yang tidak berkelanjutan atau hanya
terlaksana ketika KKN saja.
Hasil Pelayanan
Siswa–siswi di Pesantren Riyadhul Bassoriyah
dan SDI As-Sakilin terbantu, dalam kegiatan
belajar mengajar Ekstrakulikuler
Keberlanjutan
Program
Tidak berlanjut
Dokumentasi Kegiatan
Gambar 4.5: Pelatihan Drumband
Tabel 4.12: Bentuk Dan Hasil Kegiatan Safari Motivasi Belajar
Bidang
Pendidikan
Program
Fokus Pintar
Nomor Kegiatan
8
Nama Kegiatan
Safari Motivasi Belajar
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 57
Tempat, Tanggal
SDN Cibugel 001, SDN Cibugel 002, SD As
Sakilin, Pondok Pesantren Riyadul Basoriyah,
Pondok Pesantren Sirojul Athfal, 4, 5, 7, 8 dan 9
Agustus 2017
Lama Pelaksanaan
5 hari
Tim Pelaksana
Penanggung Jawab: Ilka Sawidri Daulay, Mus’ab
Khomeini.
Dokumentator: Andika Yulianto Chamil,
Faradhita Aushafiana Manaf, Abdul Aziz,
Purnama, Nurlia Fikawaty
Tujuan
Membantu siswa dan santri di Desa Cibugel agar
semangat dalam belajar dan berkarya.
Sasaran
Siswa dan santri di Desa Cibugel.
Target
Siswa dan santri di Desa Cibugel terbantu agar
semangat dalam belajar dan berkarya
Deskripsi Kegiatan
Kegiatan safari motivasi belajar dilakukan di
beberapa tempat. Pertama di SDN Cibugel 001,
kemudian di SDN Cibugel 002. Selanjtnya di
Pesantren Riyadul Basoriyah, kemudian di
Pondok Pesantren Sirojul Athfal dan tempat yang
terakhir di SD As Sakilin Cibugel. Penyampaian
Motivasi diesuaikan dengan klasifikasi umur dan
jenjang pendidikan siswa maupun santri. Ada tiga
kategori jenjang pendidikan yaitu SD, MTs
(Madrasah Tsanawiyah) dan MA (Madrasah
Aliyah). Konten motivasi yang disampaikan
untuk kategori SD yaitu mengenai semangat
untuk belajar, tidak mencontek tugas, santun
dalam bertutur, tidak mengejek teman,
mengjormati guru dan orangtua dan menyayangi
teman. Sedangkan untuk kategori MTs dan MA
hal-hal yang disampaikan adalah stimulus untuk
58 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
berkarya dan menyadarkan bahwa mereka
memiliki bakat yang luar biasa yang telah
dianugrahkan oleh Allah SWT. Selain itu tim
motivasi
juga
memberikan
solusi
dari
permasalahan mereka serta terus menyemangati
mereka untuk memebuat rencana beberapa tahun
kedepan, apa saja yang hendak diraih. Selain itu
kami juga menyadarkan bahwa ilmu tanpa agama
akan menjadi buta dan agama tanpa ilmu akan
menjadi lumpuh.
Hasil pelayanan
Siswa dan santri di Desa Cibugel terbantu agar
semangat dalam belajar dan berkarya
Keberlanjutan
Program
Tidak ada kelanjutan dari kegiatan ini, namun ada
kelanjutan dari hasil dari kegiatan ini dari pihak
sekolah maupun pesantren menindaklanjuti
kegiatan yang bisa menaungi bakat siswa maupun
santri seperti mencari pelatih untuk drumband,
pembimbing public speaking dan pelatih
marawis.
Dokumentasi Kegiatan
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 59
Gambar 4.6: Motivasi Pendidkan
Tabel 4.13: Bentuk Dan Hasil Kegiatan Pembuatan Pojok Baca
Bidang
Pendidikan
Program
Fokus Pintar
Nomor Kegiat
9
Nama Kegiatan
Pembuatan Pojok Baca
Tempat/Tanggal
SMK Multimedia Riyadul Ba’soriah
Lama Pelaksanaan
6 (enam) hari
Tim Pelaksana
Penanggung jawab Khamdi Alfan Maulana , Ilka
sawidri.
Dibantu oleh : Seluruh anggota kelompok KKN
AKSARA, Ketua RW 04 Pak Abdul Manaf
beserta para santri
Tujuan
Membangun taman baca di SMK multimedia
Riyadul Ba’soriah
60 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
Sasaran
SMK multimedia Riyadul Ba’soriah
Target
1 taman baca dibangun di SMK multimedia
Riyadul Ba’soriah
Deskripsi
Pembuatan taman baca ini ditujukan untuk santri
SMK Multimedia riyadul bassoriyah karena
sekolah ini memang belum punya perpustakaan
sekolah. Taman baca ini dibuat dengan
memanfaatkan ruangan yang tidak terpakai.
Bertempat di depan asrama dan persis dipojok
dari lingkungan sekolah, taman baca ini secara
resmi dibuka dengan melakukan gunting pita
oleh pak H. jalal (pengurus yayasan) dengan
nama “POJOK BACA”. Buku-buku yang ada di
POJOK BACA didapatkan dari teman-teman
KKN yang mendonasikan buku sebanyak 15 buku
per orangnya. Jadi total buku yang didonasiakan
adalah 225 buku, terhitung dari 15 orang anggota
kelompok KKN Aksara. Dan ada sekita 100 buku
yang didonasikan pula dari sumbangan buku
yang saya dan ilka (penanggung jawab program)
himpun dari para donatur buku.
Hasil Pelayanan
1 taman baca dibangun di SMK multimedia
riyadul ba’soriah
Keberlanjutan
Program
Tidak Berlanjut
Dokumentasi Kegiatan
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 61
Gambar 4.7: Pembuatan pojok baca
C. Bentuk dan Hasil Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat
Berdasarkan hasil observasi serta analisis di atas, kami
menyimpulkan bahwa program-program yang termasuk Pemberdayaan
Masyarakat di antaranya:
Tabel 4.14: Bentuk dan Hasil Kegiatan Kerja Bakti
Bidang
Lingkungan
Program
Fokus Desaku
Nomor Kegiatan
10
Nama Kegiatan
Kerja Bakti
Tempat, Tanggal
Di Pesantren Darul Badiah, dan perbatasan Desa
Cibugel-Bojongloa 31 Juli 2017
62 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
Lama Pelaksanaan
1 hari
Tim Pelaksana
Penanggung
Jawab:
Harun
Arrasyid.
Dokumentator: Andika Yulianto Chamil.
Dibantu oleh: Bapak H. Hambali, Pemuda
Pesantern Darul Badiah, Muhammad Aminul
Wahid, Hammam Al Marisma, Mus’ab Khomeini,
Muhammad Risky
Tujuan
Membantu warga desa untuk kerja bakti
membersihkan lingkungan
Sasaran
Warga Desa Cibugel
Target
40 orang warga Desa Cibugel berpartisipasi atau
turut membantu dalam kerja bakti membersihkan
lingkungan
Deskripsi Kegiatan
Kerjabakti ini dilakukan dalam rangka untuk
membersikan lingungan desa cibugel, khususnya
di dekat area perbatasan dengan desa lain. Selain
itu, kerjabakti ini juga mencakup disekitar daerah
Pesantren Darul Badiah.Oleh karena itu, kami
juga mengajak para pemuda pesantren untuk
turun langsung membantu membersihkan
lingkungan. Pelaksanaan di mulai jam 7 pagi
hingga jam 12 siang, pada hari senin. Alat-alat
seperti pacul, pengki, dan sapu sudah di siapkan
oleh warga-warga desa Cibugel. Kegiatan ini juga
di bantu oleh tokoh masyarakat setempat, dengan
begitu para warga dapat turun langsung kedalam
kerja bakti ini. Hal-hal mengenai tentang
konsumsi sudah disediakan oleh warga setempat
Hasil Pelayanan
20 orang warga Desa Cibugel berpartisipasi
/terbantu dalam kerja bakti membersihkan
lingkungan
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 63
Keberlanjutan
Program
Tidak berlanjut
Dokumentasi Kegiatan
Gambar 4.8: Kerja Bakti
Tabel 4.15: Bentuk dan Hasil Kegiatan Sosialisasi Terhadap Bahaya Penggunaan Narkoba
Bidang
Lingkungan
Program
Fokus Desaku
Nomor Kegiatan
11
Nama Kegiatan
Sosialisasi
Narkoba
Tempat, Tanggal
Musholla Blok C Desa Cibugel, 05 Agustus 2017
Lama Pelaksanaan
1 hari
Tim Pelaksana
Penanggung Jawab: Nurlia Fikawaty, Abdul Aziz.
Dokumentator: Andika Yulianto Chamil,
Faradhita Aushafiana Manaf.
Tujuan
Memberikan informasi
penggunaan narkoba
Terhadap
Bahaya
Penggunaan
mengenai
bahaya
64 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
Sasaran
Seluruh warga Desa Cibugel.
Target
Seluruh warga Desa Cibugel mendapatkan
informasi mengenai bahaya penggunaan narkoba
Deskripsi Kegiatan
Penyuluhan ini dilakukan dilakukan langsung di
Musholla Blok C Desa Cibugel yang dihadiri oleh
warga desa yang diutamakan yaitu para pemuda
desa yang secara langsung dijelaskan oleh
narasumber yaitu Bapak Dr. Alfitra, SH.MH dan
juga Bapak Darsimin. Agar seluruh warga
khususnya warga Desa Cibugel dapat terhindar
dari penggunaan narkoba dan lebih mengetahui
apa itu narkoba, beserta macam dan jenisnya, dan
juga agar para orang tua dapat mengetahui ciriciri dari pengguna narkoba. Sehingga dapat
menjaga anak-anaknya dari penggunaan narkoba.
Selain itu, dari sosialisasi ini diharapkan bagi para
pemuda khususnya pemuda Desa Cibugel dapat
menghidari penggunaan narkoba karena telah
dijelaskan akibat-akibat yang dapat terjadi
apabila menggunakan narkoba. Baik akibat yang
dapat merusak kesehatan maupun akbibat
hukuman pidana dari pengunaannya.
Hasil Pelayanan
Seluruh warga Desa Cibugel mendapatkan
informasi mengenai bahaya penggunaan narkoba
Keberlanjutan
Program
Tidak berlanjut
Dokumentasi Kegiatan
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 65
Gambar 4.9: Sosialisasi Terhadap Bahaya Penggunaan Narkoba
Tabel 4.16: Bentuk Dan Hasil Kegiatan Penyuluhan Campak Dan Rubella
Bidang
Lingkungan
Program
Fokus Desaku
Nomor Kegiatan
12
Nama Kegiatan
Penyuluhan Campak dan Rubella
Tempat, Tanggal
Aula Kantor Desa Cibugel, 01 Agustus 2017
Lama Pelaksanaan
1 hari
Tim Pelaksana
Penanggung Jawab: Nurlia Fikawaty, Abdul Aziz.
Dokumentator: Andika Yulianto Chamil, Khamdi
Alfan Maulana.
Tujuan
Memberikan informasi mengenai pentingnya
menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).
Sasaran
Seluruh warga Desa Cibugel
66 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
Target
Seluruh Warga Desa Cibugel mendapatkan
informasi mengenai pentingnya menerapkan pola
hidup bersih dan sehat (PHBS).
Deskripsi Kegiatan
Penyuluhan ini dilakukan dilakukan langsung di
Aula Kantor Desa Cibugel yang dihadiri oleh
warga desa yang secara langsung dijelaskan oleh
narasumber yaitu petugas dari puskesmas Cisoka.
seluruh warga khususnya warga Desa Cibugel
dapat terhindar dari penyakit campak dan
rubella. Selain itu dengan diadakannya
penyuluhan ini diharapkan seluruh warga dapat
mengetahui cara mengindarinya, serta gejalagejala apa saja yang timbul dari campak dan
rubella ini. Rubella juga merupakan penyakit
yang menipa karena lingkungan yang kotor.
Hasil Pelayanan
Seluruh Warga Desa Cibugel mendapatkan
informasi mengenai pentingnya menerapkan pola
hidup bersih dan sehat (PHBS)..
Keberlanjutan
Program
Tidak berlanjut
Dokumentasi Kegiatan
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 67
Gambar 4.10: Sosialisasi Campak dan Rubella
Tabel 4.17: Bentuk Dan Hasil Kegiatan Pembuatan Tugu Desa Cibugel
Bidang
Sosial Masyarakat
Program
Desaku Cibugel
Nomor Kegiatan
13
Nama Kegiatan
Pembangunan Tugu Desa Cibugel
Tempat, Tgl
Cibugel Asem, 10 – 16 Agustus 2017
Lama Pelaksanaan
Tujuh hari
Tim Pelaksana
Penanggung Jawab : Muhammad Aminul Wahid,
Hammam Al Marisma, Harun Arrasyid
Tujuan
Membangun tugu batas masuk Desa Cibugel
Sasaran
Desa Cibugel
Target
1 tugu batas masuk dibangun di Desa Cibugel
Deskripsi Kegiatan
Kegiatan ini dilakukan berdasarkan hasil
pengamatan kami terhadap sekitar desa Cibugel.
68 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
Desa ini bersebelahan dengan Desa Caringin, Desa
Bojongloa, dan Desa Selapajang. Mengingat antar
desa Cibugel dan desa-desa tersebut tidak ada
pembatas wilayah, maka kami berinisiasi untuk
membangun Tugu di gang RW 05 yang menjadi
pintu masuk Desa Cibugel dan berhadapan
dengan Desa Caringin. Agar pembangunan Tugu
ini berjalan lancar dan cepat, kami bekerja sama
dengan bapak Endi selaku ketua RW 05/
Penanggung Jawab wilayah, Bapak Abdul Manaf
selaku Ketua RW 04 dan Bapak Sukirman selaku
Ketua BPD. Pada badan Tugu, kami cantumkan
lambang Desa Cibugel dan logo UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta sebagai bukti bahwa Tugu
tersebut adalah hasil kerja sama antara UIN
Jakarta dan Desa Cibugel. Di samping itu, karena
pembangunannya bertepatan dengan bulan
Agustus maka Tugu dicat dengan warna merah
putih
untuk
menambah
suasana
hari
kemerdekaan.
Hasil Pelayanan
1 tugu batas masuk dibangun di Desa Cibugel
Keberlanjutan
Program
Tidak berlanjut.
Dokumentasi Kegiatan
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 69
Gambar 4.11: Pembuatan tugu
Tabel 4.18: Bentuk Dan Hasil Kegiatan Renovasi Poskamling Desa
Bidang
Masyarakat
Program
Desaku Cibugel
Nomor Kegiatan
14
Nama Kegiatan
Renovasi Poskamling Desa
Tempat, Tanggal
Blok C Desa Cibugel, 22 Agustus 2017
Lama Pelaksanaan
1 hari
Tim Pelaksana
Penanggung Jawab: Nurlia Fikawaty
Tujuan
Memberikan sarana bagi warga desa untuk dapat
menggunakan poskamling kembali.
Sasaran
Warga Desa Cibugel
70 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
Target
Warga Desa Cibugel mendapatkan poskamling
kembali agar dapat digunakan untuk menjaga
desa.
Deskripsi Kegiatan
Dilakukan oleh anggota kelompok KKN yang
dibantu oleh warga Desa Cibugel yang dilakukan
di Blok C Desa Cibugel. Pada awalnya kegiatan
ini dibantu oleh sekelompok pemuda desa
Cibugel, namun pada waktu yang bersamaan,
staff desa dan seluruh warga Desa Cibugel
membantu kami dalam hal kegiatan ini. Mereka
membantu membawa, memotong, mendirikan
Poskamling Desa agar desa aman dari tindak
kriminal. Poskamling nantinya akan dikelola oleh
para pemuda dan warga Blok C di desa Cibugel.
Poskamling juga bisa dimanfaatkan warga untuk
bersantai dan sarana diskusi mengenai rapatrapat masyarakat.
Hasil Pelayanan
Warga Desa Cibugel mendapatkan poskamling
kembali agar dapat digunakan untuk menjaga
desa.
Keberlanjutan
Program
Tidak berlanjut
Dokumentasi Kegiatan
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 71
Gambar 4.12: Pembuatan Pos Kamling
Tabel 4.19: Bentuk Dan Hasil Kegiatan Pembangunan Gapura
Bidang
Masyarakat
Program
Desaku Cibugel
Nomor Kegiatan
15
Nama Kegiatan
Pembangunan Gapura
Tempat, Tanggal
Antara Blok C dan kampung Bojong Sapi, 13 – 14
Agustus 2017
Lama Pelaksanaan
2 hari
Tim Pelaksana
Penanggung
Jawab
:
Harun
Arrasyid
Pelaksana: Seluruh anggota KKN AKSARA
Tujuan
Membangun gapura pembatas Kampung
Bojongsapi dengan perumahan blok C.
Sasaran
Gapura pembatas Kampung Bojongsapi dengan
perumahan blok C.
72 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
Target
1 Gapura pembatas Kampung dibangun di
perbatasan Kampung Bojongsapi dengan
perumahan blok C.
Deskripsi Kegiatan
Pembuaatan gapura ini melibatkan tukang ahli,
berbahan dasarkan bambu tali dan atap jerami.
Syukurlah pak manaf selaku ketua RW 4 ikut
turun serta membantu dalam pemangunan gapura
ini. Beliau juga memiliki ketrampilan tukang.
Sehingga tidak perlu lagi menggunakan tukang
bayaran. Bambu sebagai bahan dasar pembuatan
gapura ini saya beli dengan uang kelompok di
warga sekitar. Gapura ini dibuat selain untuk
pembatas wilayah antara kamung bojong sapi
dengan perumahan blok C, juga dibuat untuk
menyambut hut RI yang ke-72. Gapura ini dibuat
secantik mungkin sebagai bentuk kegembiraan
masyarakat sekitar menyambut hari kemerdekaan
Indonesia. Gapura selesai dalam waktu kurang
dari 2 hari.
Hasil Pelayanan
1 pembatas Kampung Bojongsapi direnovasi di
perbatasan kampung Bojongapi dan perumahan
blok C
Keberlanjutan
Program
Tidak berlanjut
Dokumentasi Kegiatan
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 73
Gambar 4.13: Pembuatan Gapura
Tabel 4.20: Bentuk Dan Hasil Kegiatan Renovasi Sarana Prasarana Masjid
Bidang
Masyarakat
Program
Desaku Cibugel
Nomor Kegiatan
16
Nama Kegiatan
Renovasi Sarana Pra-sarana Masjid
Tempat/Tanggal
Masjid Jami Al-karim Desa Cibugel. 2 Agustus
21017
Lama Pelaksanaan
1 (satu) hari
Tim Pelaksana
Penanggung jawab: Khamdi Alfan Maulana
Pelaksana: Seluruh anggota KKN AKSARA
Tujuan
Merenovasi dan Memberikan sarana pra sarana
perlengkapan Kamar Mandi Masjid jami Al-karim
Desa Cibugel
Sasaran
Kamar Mandi Masji ami Al-karim Desa Cibugel
74 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
Target
Kamar Mandi Masjid jami Al-karim Desa Cibugel
direnovasi dan mendapatkan sarana pra sarana
kamar mandi
Deskripsi
Merenovasi kamar mandi masjid Jami Al-karim
desa cibugel karena kurang layak untuk
digunakan disebabkan sebagian sarana dan pra
sarana nya sudah rusak dan tidak bisa digunakan.
Selain kotor, kamar mandi juga bau. Padahal
kamar mandi masjid ini adalah tempat umum
yang digunakan banyak orang di desa cibugel.
Oleh karena itu keadaan kamar mandi masjid
desa cibugel ini cukup menarik perhatian saya
untuk diperbaiki. Sarana dan pra sarana yang kita
berikan adalah, dua buah daun pintu, 16 keran air,
dua alat pel dan dua pembersih lantai. Untuk
meminimalisir biaya yang dikeluarkan dalam
melakukan renovasi berupa pemasangan daun
pintu dan keran air saya melakukanya sendiri
dibantu teman-teman yang lain.
Hasil Pelayanan
Kamar Mandi Masjid Jami Al-karim Desa Cibugel
direnovasi dan mendapatkan sarana dan pra
sarana kamar mandi
Keberlanjutan
Program
Tidak berlanjut
Dokumentasi Kegiatan
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 75
Gambar 4.14: Perbaikan pintu masjid dan keran
Tabel 4.21: Bentuk Dan Hasil Kegiatan HUT RI
Bidang
Masyarakat
Program
Desa Nasionalis
Nomor Kegiatan
17
Nama Kegiatan
Kegiatan HUT RI
Tempat, Tanggal
Lapangan Blok C Cibugel dan kampung Bojong
Sapi, 17 Agustus 2017
Lama Pelaksanaan
1 hari
Team Pelaksana
Seluruh anggota KKN AKSARA yang dibantu
oleh warga Desa Cibugel serta pemuda Desa
76 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
Cibugel
Tujuan
Membantu warga Desa Cibugel dalam
penyelenggaraan perlombaan HUT RI ke-72
Sasaran
Warga Desa Cibugel
Target
Warga
Desa
Cibugel
terbantu
dalam
penyelenggaraan perlombaan HUT RI ke-72
Deskripsi Kegiatan
Kegiatan ini merupakan salah satu program
kegiatan yang kami lakukan dalam rangka
menyambut hari ulang tahun Republik Indonesia
dimana yang setiap tahunnya dirayakan disetiap
daerah. Yang mana sebelum acara perlombaan
kami melakukan upacara terlebuh dahulu yang
dilakukan di Pondok Pesantren Riyadul
Bassoriyah dan juga lapangan Blok C Desa
Cibugel. Adapun perlombaan kami adakan di
kampung Bojong Sapi yang dibantu oleh warga
sekitar yang terdapat di Bojong Sapi. Acara
berjalan dengan lancar dan seluruh warga desa
merasa senang dengan adanya kegiatan ini yang
kami lakukan bersama.
Hasil Pelayanan
Warga
Desa
Cibugel
terbantu
penyelenggaraan HUT RI ke-72
Keberlanjutan
Kegiatan
Tidak berlanjut
dalam
Dokumentasi Kegiatan
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 77
Gambar 4.15: Perayaan HUT RI
Tabel 4.22: Bentuk Dan Hasil Kegiatan Pelatihan Sablon
Bidang
Sosial Masyarakat
Program
Cibugel Kreatif
NomorKegiatan
18
Nama Kegiatan
Pelatihan Sablon
Tempat, Tanggal
SDN Cibugel 02 dan Pekarangan Rumah
Sementara KKN Aksara, 6, 13, 20 Agustus 2017
Lama Pelaksanaan
3 hari
Tim Pelaksana
Penanggung Jawab : Khamdi Alfan Maulana.
Pelaksana: Seluruh anggota KKN AKSARA
Tujuan
Memberikan pelatihan mengenai teknik-teknik
78 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
menyablon dengan baik dan benar.
Sasaran
Pemuda-pemudi Desa Cibugel
Target
Pemuda-pemudi Desa Cibugel mendapatkan
pelatihan mengenai teknik-teknik menyablon
dengan baik dan benar.
Deskripsi Kegiatan
Pelatihan ini dilakukan secara bertahap, pertama
pelatihan dilakukan di SDN Cibugel 02 yang
kemudian dilanjutkan di depan rumah sementara
KKN Aksara. Pelatihan pertama dibimbing oleh
good mood project yang diawali dengan
pengenalan zat-zat kimia yang dibutuhkan dalam
penyablonan, teknik-teknik dalam menyablon,
alat-alat sablon seperti screen sablon, obat
afdruk, tinta sablon, rakel, meja afdruk, sablon,
penghapus cair/ soda api dan kaporit,meja sablon,
papan kaos, lem kayu, minyak tanah/makan,
Gleserin - Pelicin / pengencer ketika menyablon,
dan alat Semprot dan Hairdryer. Pelatihan kedua
dan ketiga dilakukan untuk memperlancar
teknik-teknik sablon yang telah diajarkan oleh
good mood project dengan diawasi oleh ketua
pelaksana. Peserta yang mengikuti pelatihan
berjumlah 25 orang.
HasilPelayanan
Pemuda-pemudi Desa Cibugel mendapatkan
pelatihan mengenai teknik-teknik menyablon
dengan baik dan benar.
Keberlanjutan
Program
Berlanjut sampai akhir september 2017
Dokumentasi Kegiatan
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 79
Gambar 4.16: Pelatihan Sablon
D. Faktor-faktor Pencapaian Hasil
Secara garis besar, program-program yang telah direncanakan oleh
kelompok KKN AKSARA berjalan dengan baik dan lancar. Hanya saja ada
beberapa program yang tidak dilaksanakan dan diganti dengan program
lain. Hal tersebut tidak lepas dari sejumlah faktor pendorong dan faktor
penghambat. Berikut ini kami paparkan apa saja faktor pendorong dan
faktor penghambat.
1. Faktor Pendorong
Faktor pendorong dari ketercapaian hasil kegiatan berasal dari
berbagai pihak, antara lain:
a. Pelaksana KKN
80 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
Pelaksana yang dimaksud di sini adalah sejumlah mahasiswa UIN
Jakarta yang melaksanakan KKN dan tergabung dalam kelompok KKN
Aksara. Mereka terjun langsung dalam setiap kegiatan, mulai dari
perencanaan sampai pelaksanaan kegiatan. Tanpa adanya mereka,
kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan tidak akan terealisasi.
b. Kerjasama Tim
Dalam pelaksanaan seluruh kegiatan, keberhasilannya tidak luput
dari adanya kerjasama Tim. adanya kekurangan dalam salah satu peserta
KKN dilengkapi oleh kelebihan dari anggota lain. Mereka saling membantu
demi keberhasilan pelaksanaan kegiatan. di samping itu, mereka
bertanggung jawab atas setiap tugasnya dalam setiap kepanitiaan kegiatan.
Hasil pelaksanaan kegiatan tentu tidak akan maksimal jika tanpa
kerjasama Tim.
c. Sasaran Pelaksanaan Kegiatan
Sasaran pelaksanaan kegiatan yang dimaksud di sini adalah Desa
Cibugel, baik lingkungannya maupun masyarakatnya. Secara umum,
masyarakat Desa Cibugel cukup kooperatif dalam setiap pelaksanaan
kegiatan. Mereka sangat antusias dalam mengikuti kegiatan yang kami
laksanakan. Di samping itu, lokasi Desa Cibugel yang strategis dan akses
jalan yang bagus mempermudah kami dalam melaksanakan kegiatan.
d. Penggunaan Metode
Metode merupakan hal yang cukup krusial dalam menentukan
keberhasilan pelaksanaan suatu kegiatan. Untuk itu perlu adanya metode
yang tepat untuk diterapkan dalam setiap pelaksanaan kegiatan. Hal yang
harus dilakukan dalam menentukan metode suatu kegiatan adalah
menganalisa objek kegiatan, isi kegiatan dan pelaksanaan kegiatan.
e. Dana
Seluruh kegiatan yang dilaksanakan oleh kelompok KKN Aksara
dapat berjalan lancar, tidak luput karena adanya ketersediaan dana yang
mencukupi untuk semua kegiatan.
2. Faktor Penghambat
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 81
Berikut faktor-faktor yang menjadi penghambat keberhasilan suatu
kegiatan:
a. Keterlambatan Waktu
Ada beberapa kegiatan yang pelaksanaannya melebihi batas jam
yang telah ditentukan. Hal itu disebabkan minimnya kamar mandi di
kontrakan tempat kami tinggal. Waktu untuk antri mandi yang cukup
lama berdampak pada keterlambatan jam pelaksanaan kegiatan. Akibatnya,
rangkaian kegiatan tidak berjalan semestinya.
b. Perencanaan Kurang Matang
Terdapat beberapa kegiatan yang tidak ada dalam rencana. Kegiatan
tersebut baru direncanakan setelah beberapa hari tinggal di Desa Cibugel
dan benar-benar memahami apa yang dibutuhkan masyarakat. Akibatnya,
karena pelaksanaannya dadakan maka perencanaannya pun kurang matang
dan tentu tingkat keberhasilannya kurang maksimal.
c. Waktu Ketersediaan Masyarakat
Sebagian besar masyarakat Desa Cibugel berprofesi sebagai
karyawan swasta dan petani. Yang menjadi kendala adalah mereka yang
berprofesi karyawan, sebab waktu kosong mereka hanya pada hari Sabtu
dan Minggu, bahkan ada yang hanya kosong pada hari Minggu. Kondisi ini
mengharuskan kami untuk melaksanakan kegiatan hanya di hari Sabtu &
Minggu saja. akibatnya waktu kesibukan kami menumpuk di hari Sabtu &
Minggu dan itu cukup mengurangi tingkat keberhasilan pelaksanaan
kegiatan
82 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada pemaparan laporan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang telah
disampaikan pada bab sebelumnya, bahwa kegiatan ini berlangsung selama
satu bulan pada tanggal 25 Juli-25 Agustus 2017 di Desa Cibugel,
Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Maka dengan
ini kami sebagai mahasiswa telah menyelesaikan Tri Dharma Perguruan
Tinggi kepada masyarakat dengan baik dan juga sebagai agent of change.
Kemudian diimplementasikan ke dalam suatu gerakan nyata yang
membawa kami kepada masyarakat yaitu suatu pengabdian.
Serta mengacu pada peraturan PPM mengenai program kerja
pelayanan dan pemberdayaan. Adapun pelayanan dan pemberdayaan yang
kami berikan, yaitu diantaranya dalam bidang agama, bidang pendidikan,
bidang lingkungan, dan juga bidang sosial masyarakat. Setiap anggota
memiliki peran dan tanggung jawab terhadap program kerja yang
dibuatnya sesuai dengan kebutuhan Desa Cibugel.
Keseluruhan program kegiatan yang kami lakukan, sebagian besar
telah berjalan dengan lancar dan efektif. Walaupun kami sadar dalam
serangkaian kegiatan yang telah kami lakukan selama KKN di Desa Cibugel
belum dapat memberikan kontribusi secara optimal kepada masyarakat.
Yang mana hal itu dikarenakan keterbatasannya kami baik dalam hal
internal maupun eksternal yang belum dapat kami atasi. Namun, diluar dari
hal itu, dalam kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat telah
memberikan banyak pelajaran bagi kami sebagai mahasiswa khususnya
dalam hidup bermasyarakat.
Dengan adanya KKN ini kami dapat berlajar untuk menjaga
kerjasama dan tingkat kepedulian yang tinggi untuk dapat terlaksananya
program kerja yang baik, maksimal, dan juga sukses. Kesimpulan yang
dapat diambil dari pelaksabaab KKN AKSARA di Desa Cibugel ini yaitu:
1. Program kerja baik fisik maupun non-fisik dapat terlaksana dengan
baik dan optimal.
2. Aparat desa sangat mendukung serta membantu program kerja yang
akan kami laksanakan di desa mereka.
3. Masyarakat desa sangat antusias mengikuti serangkaian kegiatan
yang kami lakukan demi menambah pengetahuan mereka.
83
4. Seluruh warga desa baik aparat desa seperti kepala desa, ibu kepala
desa, ketua RT, ketua RW, selalu senantiasa memberikan masukan
serta dukungan kepada kami dalam menjalankan program kerja.
5. Seluruh kegiatan KKN AKSARA di Desa Cibugel mendapat
sambutan yang baik dari masyarakat desa setempat, mereka selalu
mendukung dan membantu berjalannya program kerja yang kami
laksanakan di desa mereka.
B. Rekomendasi
Selama sebulan kami tinggal di desa Cibugel, serta melaksanakan
beberapa program yang kami lakukan, kami mempunyai rekomendasi
kepada pihak-pihak yang berwenang seperti, Pemerintah setempat, Pusat
Pengabdian Masyarakat UIN Jakarta, Pemangku kebijakan di tingkat
Kecamatan dan Kabupaten, atau Tim KKN-PpMM yang akan mengadakan
KKN-PpMM di lokasi tersebut pada masa yang akan datang, di antaranya:
1. Kepala Desa beserta jajarannya
Kepada pihak kepala desa beserta jajarannya, hendaknya
memperhatikan infrastruktur baik sarana maupun pra-sarana desa. Karena
banyak sarana umum yang terbengkalai dan tidak terawat dengan baik.
Oleh karena itu, kepala desa diharapkan untuk meningkatkan kerjasama
dengan masyarakat desa agar lebih maju.
2. Pemerintahan Kecamatan Cisoka
Kepada pihak Pemerintahan Kecamatan Cisoka, kami
merekomendasikan untuk selalu berkordinasi serta memberikan bantuan
bagi desa-desa yang membutuhkan. Pemerintahan kecamatan Cisoka juga
dapat menjadi pengawas dari sarana dan prasarana yang berada di desa
Cibugel.
3. PPM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Kepada pihak PPM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, hendaknya
untuk memperhatikan kembali tempat KKN yang akan di adakan pada
lokasi pada masa yang akan datang. Desa yang terbelakang harusnya
menjadi prioritas untuk lokasi KKN. oleh karena itu, PPM diharapkan
untuk
mencari
desa-desa
yang
lebih
terbelakang.
84 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
BAGIAN 2: REFLEKSI HASIL KEGIATAN
“Dengan gagal merencanakan, Anda sedang merencanakan kegagalan.”
Benjamin Franklin
BAB VI
PENGGALAN KISAH INSPIRATIF
1
DESA DI BAWAH ANGIN
Oleh: Harun Arrasyid
Api Semangat
Dalam sejarah pra-kolonialisme, Nusantara atau Indonesia sering di
sebut sebagai “negeri di bawah angin” (the lands below the wind) yang
menunjukan bahwa negeri kita sudah sangat makmur. Mengingat
perdagangan global dan hubungan penguasa dan ulama menjadi suatu
karakteristik yang menonjol.18 Dalam hal ini saya menganalisis dari
persitiwa sejarah diatas, bahwasannya jika menggunakan studi kasus
negeri makmur bisa dipersempit kembali menjadi desa yang maju yang
dapat mempersatukan elemen-elemen penguasa (dalam hal ini adalah
pemerintahan desa), ulama dan masyarakat menjadi suatu sumber utama
potensial.
Penelitian berbasis pengabdian, sejatinya merupakan bagian dari
keseharian kalangan akademisi. Sebab itu, menurut saya berbeda dengan
penelitian yang benar-benar murni. Penelitian yang berbasis pengabdian
masyarakat mempunyai pengaruh yang lebih kuat. Indonesia yang
masyarakatnya dijuluki oleh bangsa luar sebagai “Islam With Smiling Face19”
pada abad ke 12 dan 13 membuat acuan bahwasanya masyarakat Indonesia
sangat mengutamakan nilai-nilai gotong royong dan berbagai bentuk
aktivitas bersama berbasis kolektif.
Sudah menjadi kewajiban bagi mahasiswa UIN semester 6 untuk
melakukan kegiatan KKN atau yang sering disebut kuliah kerja nyata guna
untuk turun langsung demi mengabdi kepada masyarakat agar ilmu yang di
dapatkan di ruang kuliah bisa hadir di tengah-tengah masyarakat.
Tepatnya pada bulan April tahun 2017 saya mendapatkan kelompok KKN
yang bernomor urut 17 dan berjumlah 15 orang. Pada hari itu juga, nomor
whatsapp saya kemudian di tambahkan kedalam suatu grup yang kemudian
18
Jajat Burhanudin, Ulama dan Kekuasaan: Pergumulan Elite Politik Muslim Dalam Sejarah
Indonesia, Jakarta: Mizan, 2013, Hal. 16-18
19
Islam dengan wajah ramah
87
orang-orang di grup itu akan menjadi teman saya selama 3 bulan kedepan
baik dalam Pra-KKN, Pelaksanaan di Lokasi KKN, dan Laporan dan
Evaluasi.
Saya sebenarnya sudah tidak asing lagi mendengar KKN. Karena
sejak dari semester 1 saya sudah belajar dari mentor-mentor saya di UIN,
baik dosen peneliti hingga guru besar di UIN; yaitu kakek saya yang terus
membimbing hingga saya paham betul lika-liku perkuliahan termasuk juga
KKN. Bahkan ketika saya berkesempatan magang di Lembaga Penelitian
dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M), saya dengan mudah
membaca laporan-laporan KKN dari tahun ke tahun sebelumnya sehingga
saya sudah membayangkan konsep-konsep umum yang harus dilakukan
ketika KKN. Buku laporan yang kurang lebih 260 halaman itu membuat
saya sedikit tertantang. Karena saya ingin membuat laporan penelitian yang
benar-benar ilmiah. Mengingat sebelumnya saya pernah meneliti
masyarakat namun belum sesuai standar ilmiah dan tidak di bukukan.
Setelah berdiskusi dan berkordinasi dalam beberapa pertemuan yang
dihadiri oleh teman-teman, kelompok ini kemudian dinamakan kelompok
AKSARA yang berkepanjangan Anak Kampus Sayang Rakyat. Penetapan
struktur kelompok juga sudah dibuat dan kebetulan saya mendapat posisi
sebagai sekertaris 3, ini merupakan kesempatan saya untuk menunjukan
kemampuan menulis saya yang saya dapatkan selama 2 tahun mengenyam
pendidikan di universitas. Para mentor saya setiap kali berpesan kepada
saya agar mengingat bahwasanya inti dari mengenyam pendidikan
universitas adalah menulis, menjadi akademisi yang bukan semata-mata
keperluan ijazah untuk berkerja.
Kelompok saya mendapatkan lokasi yang berada di kabupaten
Tangerang, kecamatan Cisoka, dengan desa yang bernama Cibugel. Hal
pertama yang saya lakukan waktu itu ialah mencari sumber sebanyakbanyaknya melalui media online, cetak, maupun arsip untuk dijadikan
sebagai reverensi jika ada sumber daya potensial yang bisa di kembangkan.
Dengan bantuan gps, saya dapat memprediksikan jarak tempuh dari rumah
ke Desa Cibugel yaitu hanya sekitar 40 menit dengan menggunakan mobil
dan motor sekitar 1 jam 20 menit. Awalnya saya khawatir ketika saya
membayangkan jalan desa yang sempit dan masih berupa tanah tidak bisa
dilalui oleh mobil. oleh karena itu, pada pertama kali survei saya
menggunakan sepeda motor.
88 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
Survei pertama yang dilakukan pada tanggal 1 juni 2017
membukakan mata saya ketika saya melihat betapa majunya fisik desa
Cibugel ini. Jalan sudah di cor sehingga mobil, motor ataupun truk bisa
masuk tanpa adanya masalah. Desa ini juga bersih, terlihat kesadaran
masyarakatnya yang sering membakar sampah di depan halaman mereka;
sehingga sampah tidak menumpuk bercecer dimana-mana. Warganya pun
sangat ramah, bahkan ketika saya disana senyuman sering mewarnai
masyarakat desa cibugel. Desa Angin, saya menyebutnya karena banyaknya
pesantren dan kobong di desa ini yang menggambarkan kesejukan nilainilai moral agama. Tak bisa dipungkiri bahwa pengaruh tersebut membuati
desa ini juga banyak ustad-ustazd sehingga kegiatan religius sangat penting
dalam masyarakat Cibugel. Ketika sampai di lokasi, saya disambut oleh ibu
Lurah yaitu ibu Otih yang nantinya akan menjadi seorang yang sangat
berpengaruh dalam program KKN serta material maupun moril. Survei
kedua yaitu tanggal 9 juni 2017 saya menggunakan mobil ke lokasi desa
Cibugel dengan ketua dan beberapa anggota kelompok untuk mengambil
form survei yang di isi oleh ibu Otih serta melakukan wawancara dengan
ibu Otih terkait pemasalahan yang berada di desa Cibugel. Dalam survei ini
pula, saya dan teman-teman mencari tempat tinggal untuk 1 bulan kedepan.
Dalam survei kedua, saya dan teman-teman menemui tokoh-tokoh
masyarakat dan rw setempat seperti bapak haji Abi Yusuf, haji Jalal, dan
Bapak Abdul Manaf selaku Rw 04 untuk mendiskusikan permasalahan
yang berada di desa. Saya juga bertemu kepada ketua BPD di desa Cibugel
yaitu bapak Sukirman untuk berkordinasi bagaimana pelaksanaan KKN
dilaksanakan. Saat survei, saya mendapatkan bahwasanya pintu kamar
mandi masjid ternyata rusak. Dari kedua pintu masjid tersebut, dua-duanya
rusak tidak bisa digunakan. Tugu penanda desa Cibugel juga tidak ada
sehingga saya sempat tersesat ketika melakukan survei. Survei kedua
merupakan hari yang sial menurut saya. Saya tersesat sampai jakarta kota
karena tol yang saya lalui salah masuk sehingga waktu temput mencapat 4
jam lebih karena macetnya kota jakarta. Mobil saya juga menjadi korban
ketika saya menabrak tiga orang pengendara motor dan mobil karena
konsentrasi saya pecah tidak makan dan minum karena bertepatan dengan
bulan Ramadhan.
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 89
Hari pelepasan pada tanggal 25 juli 2017 membuat kegiatan KKN ini
menjadi kenyataan. Hari penantian yang ditunggu-tunggu dengan
semangat oleh saya karena pada hari ini saya akan melakukan penelitian
sekaligus pengabdian di desa. Upacara pembukaan serta pelepasan balon
sebagai simbolis pelepasan Mahasiswa dan Mahasiswi UIN Syarif
Hidayatullah menuju ke tempat KKN, hal yang tahun-tahun kemarin sudah
dilakukan sehingga menurutku acara ini membosankan. Tepatnya pukul
13.00 WIB, saya langsung menuju lokasi KKN yaitu desa Cibugel dengan
menggunakan motor saya. Pagi harinya, sarapan perdana kami adalah mie
goreng dengan nasi. Makanan instan yang mudah dibuat dan murah serta
mengandung berbagai macam bumbu penyedap, saya tidak bergitu akrab
dengan makanan ini. Pada hari pertama di lokasi, saya berdiskusi dengan
teman-teman anggota kelompok lainnya untuk menetapkan hari
pembukaan KKN yang berada di desa Cibugel. Saya juga berkordinasi
dengan para staff desa, BPD, Babinsa dan Rw untuk mempersiapkan acara
pembukaan. Hasilnya pembukaan dengan sukses dapat berjalan dengan
lancar meskipun sangat disayangkan dosen pembimbing dan kepala desa
absen dari acara perdana ini.
Dua minggu berlalu, realitas dari KKN ini mulai terlihat dari
banyaknya masalah yang saya dan teman-teman hadapi seperti permintaan
mengajar di sekolah-sekolah yang melonjak sampai kurangnya anggota
kelompok. Desa dengan 40 lebih Rw ini terlalu besar bagi kelompok kecil
kami yang hanya berjumlah 15 orang. Saya pun juga kewalahan ketika
menggarap tugu desa yang dimana saya bertugas sebagai pengaduk semen
dengan seorang teman saya. Namun pada akhirnya saya sadar bahwasannya
kepentingan desa merupakan hal yang prioritas saat ini sehingga kerja
apapun akan saya lakukan demi mengabdi pada masyarkat.
Kolektivitas Tanpa Batas
Perasaan suka dan duka tak luput dari ingatan kepala saya
mengenang masa-masa kami saat di lokasi KKN. Banyak pelajaran yang
bisa saya ambil dari adanya kegiatan KKN selain mengabdi dan meneliti
masyarakat desa. Perbedaan pendapat merupakan hal yang lumrah bahkan
perbedaan itu juga merupakan hikmah dari isi kepala masing-masing orang.
90 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
Teman kelompok yang saya dapatkan dalam melakukan pengabdian
di desa Cibugel tentu saja berasal dari bermacam-macam fakultas dengan
jurusan yang di ambil. Penentuan kelompok yang dibuat oleh PPM
membuat mahasiswa tidak bisa lagi pilih-pilih teman untuk melakukan
kegiatan KKN. Dengan komposisi 8 laki-laki dan 7 perempuan dengan latar
belakang pendidikan yang berbeda, kami mempunyai berbagai macam
sumber pengetahuan. Ada ekonomi, dakwah, hukum, sejarah dan ilmu-ilmu
umum yang lainnya yang mampu diturunkan kepada masyarakat desa. Saat
pertama kali bertemu, masih banyak anggota-anggota kelompok yang tidak
dapat menghadiri rapat perdana sehingga beberapa kali penentuan ketua
dan pengurus tertunda karena tidak mencapai kuorum. Hampir setiap
pertemuan saya dan teman-teman lakukan di lobi Auditorium Harun
Nasution agar lebih mudah dan nyaman ketika bertemu. Terlebih lagi ada
wifi kampus yang dapat di akses secara terbuka.
Ketika saya berada di kelompok ini, saya masih sangat berhati-hati
dalam berbicara mengingat bahwa saya masih belum mengetahui watak
masing-masing anggota kelompok. Jika ada salah kata, akan mempengaruhi
1 bulan yang akan kedepan di lokasi KKN. Oleh karena itu, saya lebih
banyak diam dan mendengarkan, Sifat dahulu yang saya simpan sebagai
seorang pendiam muncul kembali. Proses saling mengenal pun terus
berlanjut sampai saya dan teman-teman pada akhirnya di tempatkan di
lokasi KKN. Awalnya saya cukup kesal ketika beberapa orang anggota
kelompok mengeluhkan tempat tinggal yang kurang strategis dan kurang
nyaman sehingga ada usulan untuk mencari tempat tinggal yang baru. Jika
dilihat memang benar daerah tempat tinggal tersebut sangatlah sepi dan
jauh dari kawasan warga berkumpul. Melihat hal itu saya kemudian setuju
dengan pindah tempat dengan catatan jika ingin tidur saya lebih baik di
tempat tinggal yang pertama (yang biasa saya sebut losmen) karena
kamarnya sangat nyaman daripada tidur di rumah tapi berdesak-desakan.
Pada akhirnya, 2 hari kemudian saya dan teman-teman pindah dari tempat
tinggal pertama menuju tempat tinggal ke dua yaitu di kampung
Bojongsapi. Daerah ini lumayan ramai dan strategis untuk melakukan
kegiatan program karena banyak anak-anak kecil dan warga pemuda serta
berdekatan dengan warung-warung.
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 91
Saya dan teman-teman menjalin hubungan yang baik, tidak ada
konflik besar maupun masalah yang kami hadapi mengenai tentang internal
kelompok. Meskipun begitu, saya kadang merasa risih ketika teman-teman
anggota kelompok yang lalai tentang kesadaran waktu. Saya masih ingat
ketika itu dalam evaluasi, semua anggota harus sudah siap pada jam 7 pagi
untuk menghadiri upacara yang diundang oleh kepala sekolah namun
kenyataannya adalah kesiangan. Untungnya saya dengan salah seorang
teman saya berhasil hadir karena saya bangun pagi-pagi sekali. Dalam Islam
waktu sangatlah berharga, bahkan ada sebuah peribahasa yang menyebut
bahwa “waktu ibarat pedang”20 yang jika diartikan bahwasanya kebiasaan
malas akan menyebabkan bencana. Saya memang sejak kecil sudah belajar
tentang cara menghargai waktu, bahkan ketika saya belajar di sekolah
internasional, waktu merupakan hal yang tidak dapat di toleransi. Orangorang barat sana sangatlah menghargai waktu sehingga mereka maju baik
dalam hal inovasi maupun mental.
Selama KKN, kelompok saya dan teman-teman sangatlah solid dan
toleransi terhadap sesama anggota. Pernah teman kami yang mengalami
sakit kemudian di antar ke klinik terdekat agar mendapatkan penanganan
yang tepat. Dalam tugas piket dibagi menjadi 5 orang per hari dengan
rincian tugas seperti; menyapu, mengepel, memasak, menjaga rumah. Saya
kagum meskipun terkadang sudah dibagi beberapa tugas, namun anggotaanggota lain yang bertugas hari lain dengan senang hati membantu untuk
menyelesaikan tugas piket. Minggu pertama lauk yang disajikan masih
memasak sendiri tanpa membeli lauk. Akan tetapi, setelah minggu kedua
dan seterusnya lauk yang disedikan lama-kelamaan beli di warteg terdekat
karena jadwal yang padat. Biasanya jika saya sudah bosan dengan lauk
warteg, saya memilih untuk makan di luar seperti nasi padang, pecel lele,
ataupun ayam rica-rica. Terkadang saya diam-diam makan sendiri baik di
rumah makan maupun jika kalau terpaksa saya bawa pulang tapi saya
makan di losmen sendirian. Selama hidup sebulan bersama dengan orang
yang baru saya kenal, membuat saya mengerti arti kebersamaan walaupun
agaknya sifat-sifat individualisme saya masih melekat hingga sekarang.
20
“Al-Waqtu Kas-Saif, In Lam Taqta'hu Qata'ak” merupakan peribahasa yang
mengambarkan pentingnya waktu dalam Islam. Berbeda dalam Islam, dunia Barat
menggunakan peribahasa yang menunjukan materialis di sebut sebagai “Time Is Money”,
waktu adalah uang
92 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
Membangun Desa: Ulama dan Santri
Selama saya tinggal di desa Cibugel, saya merasakan adanya adat
yang kental dan nilai-nilai semangat religius dari masyarakat Cibugel. Saya
kaget dengan banyaknya pesantren dan kobong21yang berada di desa ini. Jika
di jumlah bisa mencapai 6 atau lebih. Semangat masyarakat untuk
mendalami agama serta ciri khas adat sunda sangatlah kental di desa ini. Ini
terlihat ketika saya melihat anak-anak dengan fasih berbicara bahasa sunda
dan mengetahui pantangan atau larangan yang harus di hindari. Tempat
tinggal yang saya dan teman-teman sewa berada di pertengahan desa
Cibugel sehingga banyak penduduk yang melintasi tempat tinggal kami.
Seperti desa-desa umum lainnya, desa Cibugel di dominasi dengan wilayah
pertanian seperti padi, perkebunan, dan pabrik tahu/tempe. Sanitasi atau
pembuangan air di desa ini sudah cukup bagus mengingat bahwa ketika
saya mewawancarai staff desa dan ketua rw tidak pernah ada banjir di desa
ini.22 Airnya pun bagus. Namun terkadang air di tempat saya dan temanteman tinggal rupanya sangat keruh berwarna coklat; kadang berminyak,
kadang pula jernih oleh karena itu saya sering mandi di losmen pak haji
Hambali yang berada di pinggir desa perbatasan desa Bojongloa.
Di kampung Bojong sapi masih banyak anak-anak dan pemuda yang
setiap hari saya dan teman-teman melihatnya. Terkadang saya juga
berbincang-bincang dengan mereka ataupun berkumpul bersama jika ada
waktu luang. Pemuda-pemuda biasanya berkumpul di sebuah warung
besar milik bapak roni selaku ketua pemuda kampung Bojongsapi.
Menurut salah satu warga kampung Bojongsapi, pemuda-pemuda di
kampung ini berkelompok-kelompok sehingga sulit jika dipersatukan.
Terlepas dari hal itu, saya dan teman-teman mencoba memeriahkan tempat
tinggal ini dengan mengisi berbagai kegiatan seperti bimbel, seminar
motivasi, dan pelatihan sablon. Dalam hal keagamaan, setiap minggu pasti
saja ada undangan pengajian dari berbagai macam tokoh masyarakat.
Bahkan ketika saya berdiskusi dengan pak Manaf selaku rw, beliau
mengatakan bahwa ada jadwal beberapa pengajian misalnya; malam selasa
21
Kobong merupakan tempat tinggal para santri, dalam bahasa Indonesia bisa di
sebut sebagai Asrama
22
Wawancara Pribadi dengan Bapak Abdul Manaf dan Bapak Abdul Mali, 21
Agustus 2017.
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 93
ada pengajian di ibu Juju, malam rabu di pak haji Toing, malam jumat di
haji Saiful Maki, malam sabtu di majelis, dan hari minggu pagi di griya
permata blok C.23
Pesantren dan kobong di desa Cibugel menurut pantauan saya
merupakan pesantren yang tergolong salaf atau Salafiyah. Ciri dari
pesanteren ini ialah hanya berfokus kepada subjek religius saja dan masih
mengunakan nilai-nilai tradisonal.24 Ini terlihat ketika saya mengahadiri
pengajian, banyak santri-santri membaca kitab kuning. Dan yang paling
menonjol adalah hubungan antara kiai dan santri yang cukup dekat. Bahasa
yang digunakan pun bahasa tradisional yaitu bahasa Sunda. Dimana saya
tidak cukup mengerti akan hal ini. Metode pembelajaran cukup simpel
yaitu mendengarkan dan mencatat apa yang dikatakan oleh pak kiai dan
menerjermahkannya kedalam bahasa sehari-hari. Kebetulan saya juga dekat
dengan salah seorang tokoh masyarakat sekaligus pemilik pesantren Darul
Badi’ah yaitu bapak haji Hambali yang setiap hari jum’at pukul 14.00 atau
selesai shalat jum’at melakukan pengajian kitab kuning rutin. Masyarakat
desa Cibugel tampaknya sangat menyukai jengkol. Ini terlihat ketika
dimana saya ingin membeli makanan baik nasi uduk maupun ngeliwet25
bersama warga, jengkol selalu ada di setiap makanan. Tumbuhan yang
tergolong polong-polongan ini menimbulkan bau yang tidak sedap, jika
menciumnya saya langsung bereaksi mual karena tidak tahan dengan
harum ciri khas tumbuhan ini.
Hidup sebulan di desa Cibugel mengingatkan saya kembali ingatan
saya ketika waktu kecil yang dahulu hidup di desa karena bosan hidup di
kota yang ramai. Semangat gotong royong serta ikatan kekeluargaan masih
sangat melekat pada setiap masyarakatnya merupakan ciri khas masyarakat
desa yang sampai sekarang masih besar pengaruhnya. Saya sering melihat
23
Wawancara Pribadi dengan Rw 04, Bapak Abdul Manaf, 27 Juli 2017.
Robert W. Hefner, Making Modern Muslims: The Politics of Islamic Education in
Southeast Asia, University of Hawaii Press, 2009, Hal.67
25
Jika kita menelusuri dari sejarahnya, kata “liwet” artinya adalah suatu cara
memasak nasi yang sering dilakukan di desa. Liwetan merupakan suatu bentuk kerjasama
dan kebersamaan yang kuat. Ngeliwet atau sering disebut bancakan menjadi aktivitas
yang merujuk pada makan bersama-sama. Nasi liwet ala Sunda juga cukup dikenal banyak
orang. Diakses dari http://rona.metrotvnews.com/read/2017/07/20/732272/ngeliwetbudaya-makan-bersama-yang-jadi-tren-kekinian. Pada 17 September 2017 pukul 11.36
WIB.
24
94 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
orang-orang lansia di kota menghabiskan waktu masa tua mereka dengan
bermacam-macam seperti bermain golf, memancing ataupun bersepada. Di
desa Cibugel, saya melihat orang-orang lansia justru sebaliknya; mereka
masih terus berkerja di sawah dan perkebunan yang tanpa lelah setiap hari
mereka lakukan. Bahkan saya sering melihat bapak haji Hambali di usianya
yang tergolong lansia masih mampu mengurus kebon hingga membuat
rumah. Semangat itulah yang bisa dijadikan pelajaran karena hidup
merupakan suatu anugerah dan harus di perjuangkan. Yang malas dan tidak
mau berubah pasti akan tertinggal.
Catatan Terakhir
Desa Cibugel merupakan salah satu desa yang berada di kecamatan
Cisoka yang mempunyai banyak potensial. Seperti pada bidang keagamaan
yang sudah sangat melekat pada masyarakatnya. Ketika saya membuat
tugu desa, saya teringat dari motto arti dari lambang kabupaten tangerang
yaitu “SATYA KARYA KERTA RAHARJA” yang berarti “Dengan dasar
kesetiaan kepada Pancasila dan ketaatan kepada pemerintah Negara
Kesatuan Republik Indonesia disertiai doa dan kerja keras, kita wujudkan
masyarakat adil makmur fisik material mental spiritual berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945”.26 Doa serta kerja keras akan menghasilkan
keberhasilan. Oleh karena itu, saya berharap masyarakat desa Cibugel tetap
berpegang teguh pada nilai-nilai gotong royong, kekeluargaan, dan
toleransi. Kerja keras yang saya lihat pada masyarakat desa Cibugel patut di
acungi jempol karena tidak akan sia-sia kalau kita berkerja keras.
Terlepas dari hal itu, saya mempunyai harapan, jika suatu saat saya
menjadi warga desa Cibugel, saya pasti akan mempelajari bagaiamana cara
untuk membuat panel surya karena melihat potensi sumber daya panas
yang ada di desa Cibugel. Saya sudah mendengar, banyak desa yang sukses
karena mampu memanfaatkan energi panas sehingga warga tidak perlu lagi
membayar listrik. Saya mengucapkan terima kasih sebesar-besar terhadap
masyarakat desa Cibugel yang telah menerima kami apa adanya serta
membantu dalam menjalankan program KKN kami. Saya juga kagum
terhadap pihak-pihak yang membantu kami seperti BPD, Babinsa, Karang
26
Arti dan Lambang daerah kabupaten Tangerang di akses dari
http://app.tangerangkab.go.id:86/halaman-statis-64-arti%20dan%20lambang%20daerahppid-kabupaten-tangerang.html pada 28 Agustus 2017.
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 95
Taruna, dan Pemerintahan desa yang tidak henti-hentinya untuk
berkordinasi dengan kami agar pelaksaan program KKN kami berjalan
dengan lancar.
96 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
“Seseorang akan wafat pada akhirnya, namun karya tulisannya
tetap akan terus hidup”
Harun Arrasyid
2
MAKNA SUATU PENGABDIAN
Oleh: Nurlia Fikawaty
(Anggota KKN AKSARA “Anak Kampus Sayang Rakyat”)
Kecemasan Dalam Menghadapi KKN
Nurlia Fikawaty, saya seorang mahasiswi semester 6 jurusan Ilmu
Hukum di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas
Syariah dan Hukum. Di musim liburan semester genap ini pada bulan Juli
hingga Agustus 2017, saya mengikuti kegiatan KKN selama 1 bulan yang
merupakan kegiatan wajib di kampus dan diikuti oleh mahasiswamahasiswi semester 6. Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan suatu bentuk
pengabdian kepada masyarakat oleh mahasiswa. Dimana pengabdian
merupakan salah satu dari Tri Dharma Perguruan Tinggi setelah
pendidikan dan penelitian dengan pendekatan lintas keilmuan dan sektoral
pada waktu dan daerah tertentu.
Dari berbagai informasi yang saya dapat dari senior maupun
internet, menurut saya KKN adalah saat dimana saya mengabdikan diri
kepada negeri, salah satunya yang akan saya lakukan yaitu kepada
masyarakat melalui ilmu pengetahuan yang telah saya dapatkan di kelas
maupun pengalaman yang saya dapatkan dari kegiatan-kegiatan ekstra
diluar kelas selama ini. Bersama dengan beberapa anggota kelompok yang
memiliki berbagai watak yang berbeda-beda untuk disatukan agar dapat
berkerjasama dalam melakukan tanggungjawab yang akan kami lakukan
secara bersama-sama ketika KKN nanti. Disatu sisi, agar dapat membuat
kuliah kerja nyata selama 1 bulan ini berkesan, juga disisi lain bisa
terlaksana dengan baik dan maksimal. Serta berguna bagi masyarakat
banyak tanpa ada yang merasa dirugikan.
Setelah pembekalan KKN, pihak KKN-PpMM UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta mengumumkan nama Dosen Pembimbing KKN
beserta nama-nama desa yang akan jadikan lokasi KKN. Dan selama satu
bulan ini, saya beserta anggota kelompok ditempatkan di Desa
98 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
Cibugel,Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Jawa Barat.
Pada awalnya, setelah diumumkannya pembagian lokasi KKN, saya merasa
sedikit kecewa ditempatkan di Tanggerang. Karena berdasarkan info yang
saya dapatkan dari internet, juga dari beberapa senior dikampus, bahwa
daerah Tangerang itu sangat panas, gersang, banyak polusi diakibatkan
banyaknya pabrik, dan memiliki air yang kurang bersih. Berbeda halnya
dengan yang ditempatkan di Bogor, karena disana masih terbilang sejuk
dan banyak air.
Ada sedikit rasa cemas dan kegelisahan yang saya rasakan sebelum
melaksanakan KKN. Salah satunya, apabila saya disatukan dengan anggota
kelompok yang memiliki sifat egois, terlalu mengatur segala sesuatu yang
dia inginkan, orang yang tidak bisa menerima kekurangan dari orang lain.
karena setiap orang pasti memiliki kekurangan dan kelebihannya masingmasing. Selain cemas dengan anggota kelompok, saya juga merasa cemas
apabila lokasi yang saya tempati untuk melaksanakan KKN terdapat
masyarakat yang tidak mendukung acara saya nantinya. Air yang langka
atau air yang kurang bersih, sinyal yang sulit didapatkan didesa, kondisi
desa yang gersang dan panas.
Akan tetapi, setelah saya menjalani KKN selama satu bulan di Desa
Cibugel, amat sangat menyenangkan. Dikarenakan saya mendapat teman
kelompok yang kompak dan dapat saling mengerti. Khususnya mereka
dapat mengerti kepribadian saya dan tidak mempermasalahkan sifat saya
yang keras kepala. Selain itu, selama saya tinggal disana, masyarakat desa
sangat senang dengan keberadaan saya beserta teman-teman. Dan selalu
mendukung serta membantu melaksanakan maupun memeriahkan setiap
kegiatan yang saya lakukan disana. Namun, kecemasan yang saya takuti
mengenai kondisi disana memanglah benar dikarenakan cuaca di Desa
Cibugel tergolong panas. Tetapi hal itu tidak terlalu dipermasalahkan
selama masih terdapat air yang banyak untuk dapat saya gunakan mandi.
Meskipun air yang terdapat di tempat tinggal saya selama berada disana
terkadang kurang bersih.
Suka Duka Bersama Aksara
Anggota kelompok KKN mulai dari tahun lalu memang sudah
ditentukan oleh pihak KKN-PpMM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 99
pada tahun ini terdapat 170 kelompok, saya merupakan anggota kelompok
17 yaitu KKN AKSARA dimana yang pada awalnya anggota saya terdiri dari
17 orang hingga ternyata salah seorang dari anggota saya yang bernama
Zahra lulus pendaftaran KKN kebangsaan serta salah seorang anggota yang
bernama Intan sedang mengandung dan tidak bisa mengikuti kegiatan
KKN bersama saya. Maka pada akhirnya anggota saya hanya terdiri dari 15
orang saja yang tergabung dari 7 Fakultas dan 14 jurusan. Diantaranya ada
yang bernama Iis, Dara, Aziz, Mus’ab, Purnama, Dhita, Ilka, Shinta, Alfan,
Riski, Andika, Amin, Harun dan Hammam
Ada banyak kesan positif yang saya dapatkan selama melaksanakan
KKN di Desa Cibugel bersama teman-teman kelompok saya. Dan salah satu
hal yang sangat berkesan dan inspiratif adalah ketika melihat semangat
antusias dari anak-anak desa yang berbondong-bondong datang ketempat
tinggal saya untuk mendapatkan tambahan pelajaran atau hanya sekedar
bermain bersama saya dan teman-teman saja. Kegiatan rutin yang mana
awalnya mereka datang setiap hari ketempat saya, dan hal itu sungguh
membuat saya bahagia dan senang atas tingginya semangat mereka dalam
belajar serta antusiasnya mereka untuk bermain bersama saya, namun
dikarenakan kegiatan saya dan teman-teman kelompok yang semakin
padat setelah seminggu pelaksanaan KKN, maka saya memutuskan untuk
membatasi jadwal berkunjung mereka untuk belajar dan bermain
dikarenakan perlunya saya dan yang lain untuk beristirahat agar dapat
mengerjakan kegiatan yang lainnya yang ada di desa. Tetapi dengan adanya
tambahan belajar yang dilakukan ditempat tinggal saya, saya mendapat
hikmah bahwa selain saya dapat lebih dekat dengan anak-anak desa
disekitar tempat tinggal, saya juga lebih bisa merasakan kebersamaan
disetiap anggota kelompok dengan saya bermain bersama anak-anak desa
dan juga bersama teman-teman kelompok yang lainnya.
Kesan lainnya saya dapatkan di tempat saya mengajar selama KKN
yaitu di PAUD Daarul Aulia. Yang mana disana terdapat banyak anak-anak
yang sangat menggemaskan dan terkadang kebanyakan dari mereka apabila
saya, Iis, Dara, Shinta disana, mereka selalu mengajak saya bermain dan
selalu bercerita apapun kepada saya. Selain itu, saya dan teman-teman
kelompok yang lain juga membantu mengajar di Pondok Pesantren Riyadul
Bassoriyah. Para santri yang ada disana sangat terlihat antusias dan senang
100 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
melihat kedatangan saya selama saya dan teman-teman membantu
mengajar. Akan tetapi hanya ada pengajaran untuk tingkat SMP dan SMK
saja yang terdapat disana. Kondisi ruang kelas yang ada sangat
memprihatinkan bagi saya, dikarenakan kurangnya fasilitas yang tersedia
disana. Selain itu, saya diberitahukan bahwa disana kurang tenaga
pengajar; khususnya untuk siswa-siswi tingkat SMK. Hal itu yang semakin
membuat saya ingin membantu di pondok pesantren tersebut selama
pelaksanaan KKN dibandingkan disekolah lainnya.
Di Pondok Pesantren Riyadul Bassoriyah saya bersama Iis
membantu melatih paskibra. Dan pada saat saya mengajar, ada sedikit
masalah yang mana dalam beberapa pelajaran yang saya ketahui ada yang
berbeda dari yang Iis ketahui. Dan itu menjadikan saya dan Iis agak sedikit
mendapat konflik dengan adanya perbedaan pendapat tersebut. Tetapi hal
itu tidak terlalu menjadi rmasalah bagi saya. Dan setelah beberapa saat saya
dan Iis berbicara dan membahas masalah perbedaan pendapat ini, saya dan
Iis melajutkan pelatihan paskibra sesuai dengan apa yang saya dan Iis
ketahui saja kepada pada santri. Selain itu, yang membuat saya tidak bisa
melupakan cibugel, salah satunya yaitu para santri yang ada di Pondok
Pesantren Riyadul Bassoriyah yang sangat baik dan ramah kepada saya dan
juga teman-teman. Salah satu contohnya yaitu pada saat dimalam saya
melatih paskibra, mereka memberikan makanan kepada saya yang pada
akhirnya makanan tersebut saya makan bersama teman kelompok yang ada
di tempat tinggal saya. Dan hal itu membuat saya menjadi merasa sangat
terharu karenanya.
Ada banyak pengalaman saya di Desa Cibugel yang tidak bisa
terlupakan, salah satunya adalah selama saya tinggal disana. Saya, Iis, dan
Dara lebih sering memilih untuk mandi dimasjid yang letaknya lumayan
jauh dari tempat tinggal selama KKN. Dibandingkan mandi dirumah yang
saya tinggali tersebut. Ada banyak faktor yang membuat saya dan mereka
berdua lebih memilih untuk mandi dimasjid. salah satu faktornya
dikarenakan hanya ada satu kamar mandi yang ada dirumah yang berisi 15
orang, serta terkadang air yang terdapat dikamar mandi kurang bersih.
Maka dari itu, untuk menghindari terlambatnya saya, Iis, dan juga Dara
untuk mengajar atau melakukan kegiatan yang lain, serta menghindari air
yang kurang bersih tersebut. Maka dari itu, saya, Iis dan juga Dara
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 101
memutuskan untuk mandi dimasjid yang terdapat di Kompek Cibugel.
Masjid tersebut memiliki air yang bersih serta terdapat 2 kamar mandi
yang dapat digunakan. Biasanya saya memanfaatkan waktu dipagi hari dan
juga siang hari untuk mandi disana saat tidak banyak orang yang terdapat
dimasjid. Namun, ada saat dimana saya dan Iis terlalu sore untuk mandi
dan pada saat saya sedang mandi ternyata telah memasuki waktu magrib.
Alhasil, saat saya keluar dari kamar mandi, sudah banyak warga desa yang
berdatangan kemasjid. Bahkan tidak sedikit dari anak-anak desa yang
melihat saya dan Iis keluar kamar mandi itu menertawakan kami. Hal itu
merupakan hal yang sangat memalukan bagi saya. Dan sulit untuk saya
lupakan.
Selain itu, disana saya pernah membantu warga untuk menggembok
padi. Hal itu merupakan sesuatu yang baru bagi saya. Dikarenakan hal itu
adalah pertama kalinya saya lakukan. Dibawah terik sinar matahari, saya
dan beberapa anggota perempuan lainnya ikut serta. Pekerjaan itu sangat
melelahkan dan cukup membuat seluruh badan saya menjadi gatal. Bahkan
baru beberapa saat saya membantu, saya sudah amat merasa lelah dan ingin
menyerah. Tetapi saya tetap membantu dikarenakan saya berfikir
bagaimana mereka sanggup melakukan ini semua setiap harinya bahkan
tanpa mengeluh sedikitpun.
Pengabdian Untuk Cibugel
Cibugel merupakan salah satu desa di Kecamatan Cisoka,
Tangerang. Yang mana kepala desanya bernama Haerul Saleh. Di desa ini
ada 7 RW dan 41 RT dan terdapat banyak sekali kampung. Setelah
pelepasan KKN yang diadakan oleh KKN-PpMM UIN di gedung Harun
Nasution, saya resmi menjadi peserta KKN yang mana saya dan temanteman kelompok KKN yang lainnya akan mengabdi di desa ini selama satu
bulan. Dikarenakan banyaknya kampung yang terdapat di Desa Cibugel,
saya memilih tempat tinggal yang menurut saya strategis dan dekat dengan
sasaran yang akan saya dan teman-teman lakukan nantinya. Maka dari itu,
tepatnya saya memilih untuk tinggal di kampung Bojong Sapi. Kampung
Bojong Sapi merupakan salah satu kampung yang terbilang sudah cukup
maju. Warga kampung ini mayoritas sudah memiliki rumah yang layak
huni; dan sudah termasuk bagus keadaannya serta tidak jarang juga warga
102 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
yang sudah memiliki kendaraan pribadi disini. Di kampung ini terdapat
satu sekolah dasar, yaitu SDN 02 Cibugel.
Masjid yang terdapat di Desa Cibugel cukup banyak, bangunannya
bagus dan besar. Salah satunya yaitu Masjid Jami Al-Karim yang lebih
sering saya kunjungi terutama pada saat survei. Dikarenakan yang letaknya
tidak jauh dari tempat tinggal saya selama KKN. Akan tetapi, disana
terdapat 2 pintu kamar mandi masjid yang mana kedua pintu tersebut
rusak dan sudah tidak bisa dipakai karena tidak bisa ditutup dengan rapat.
Serta terdapat banyak keran air yang ternyata hampir keseluruhan keran
yang ada juga sudah tidak layak pakai. Dari hal itu, muncullah sebuah
keingininan dari saya, yakni ingin memperbaiki fasilitas yang rusak yang
terdapat di Masjid Jami Al-Karim tersebut saat pelaksanaan KKN.
Diluar dari kegiatan seperti mengajar, mengikuti pengajian rutin desa,
membantu warga desa seperti kerja bakti, maupun memanen padi, saya
juga melakukan safari motivasi yang dikarenakan ada banyak sekolah yang
terdapat di Desa Cibugel. Akan tetapi, hanya 3 sekolah saja yang saya
fokuskan untuk mengajar. Maka sekolah-sekolah lainnya hanya saya
kunjungi untuk berkenalan sekaligus memberi motivasi, saya juga
melakukan seminar. Seperti halnya seminar penyuluhan campak dan
rubella, dan juga seminar sosialisasi terhadap bahaya penggunaan narkoba.
Selain dari kegiatan itu, masih ada banyak program yang saya lakukan di
Desa Cibugel. Salah satunya adalah program fisik yang nantinya akan saya
tinggali untuk desa sebagai tanda pengabdian saya dan teman-teman
kepada desa. Seperti membuat tugu, membuat gapura bambu, membuat
pojok baca, memperbaiki sarana pra-sarana masjid, memperbaiki fasilitas
pondok pesantren, memperbaiki pos kamling, serta mengadakan pelatihan
sablon yang sekaligus memfasilitasi segala peralatan yang dibutuhkan
untuk proses penyablonan baju tersebut.
Membuat tugu yang tujuannya sebagai pembatas Desa Cibugel
dengan desa-desa yang lainnya. Yang mana saat pembuatan tugu ini,
sangat didukung penuh oleh pejabat desa. Bahkan, selain pekerja
yang membangun, warga desa juga ikut membantu membuat tugu
desa.
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 103
Membuat gapura bambu yang dibuat di blok C Desa Cibugel.
Tujuannya untuk memeriahkan acara agustusan. dengan adanya
gapura agustusan yang terbuat dari bambu tersebut.
Membuat pojok baca. Tujuannya untuk menumbuhkan minat baca
masyarakat warga desa terutama anak-anak sekitar dan para santri
yang dikarenakan pojok baca diadakan di Pondok Pesantren
Riyadul Bassoriyah.
Perbaikan sarana pra-sarana Masjid Jami Al-Karim. Tujuan dari
kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan sarana dan pra-sarana
tempat ibadah agar nantinya akan lebih banyak lagi masyarakat
yang beribadah di masjid.
Perbaikan sarana pra-sarana Pondok Pesantren Darul Badi’ah.
Tujuannya untuk memperbaiki kualitas dari pondok pesantren agar
dapat meningkatkan kualitas belajar para santri pula.
Perbaikan pos kamling yang terdapat di blok C Desa Cibugel.
Tujuannya untuk sarana bagi desa agar bisa menjaga keamanan desa
dengan adanya pos kamling.
Pengadaan peralatan sablon baju. Yang mana program ini
merupakan pelatihan yang saya dan teman-teman lakukan setiap
minggu dengan sasaran para pemuda desa. Tujuannnya untuk
menambah ekonomi desa serta diharapkan dapat mengurangi
jumlah pengangguran yang terdapat di desa. Dikarenakan bukan
hanya sekedar mengajarkan cara menyablon baju, tapi saya dan
teman-teman yang lain juga memfasilitasi semua perlatannya yang
nantinya akan ditinggali untuk desa dan merupakan program yang
akan berlanjut dengan dilanjutkan oleh pemuda-pemuda desa.
Selain program kerja fisik diatas, saya juga melakukan kegiatan
tahunan agustusan. Pada pagi harinya saya melakukan upacara di dua
tempat. Sebagian anggota kelompok untuk mengikuti upacara di Pondok
Pesantren Riyadul Bassoriyah, dan sebagian lainnya mengikuti upacara di
lapangan blok C Desa Cibugel. Saya memilih untuk mengikuti upacara di
Pondok Pesantren Riyadul Bassoriyah. Dikarenakan saya yang telah
104 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
melatih paskibra disana. Setelah melaksanakan upacara, saya langsung
bersiap-siap berkumpul dilapangan blok C Desa Cibugel untuk melakukan
karnaval keliling desa. Selain ada beberapa sekolah yang turut serta, tidak
sedikit pula warga desa yang mengikuti karnaval tersebut. Saya sangat
senang melihat warga sangat gembira dan antusias dengan acara karnaval
ini yang dibuktikan dengan terdapat ratusan peserta yang mengikutinya.
Setelah itu, pada siang harinya saya membantu melaksanakan lomba di
Bojong Sapi yang pada awalnya perlombaan di Bojong Sapi sudah tidak
berjalan 2 tahun terakhir ini. Dan dikarenakan adanya saya dan temanteman kelompok saya yang membantu menggerakkan pemuda desa, maka
pemuda desa melakukan perlombaan di Bojong Sapi dan saya turut
membantu.
Pada saat pelaksanaan lomba di Bojong Sapi, ada banyak sekali
anak-anak desa maupun ibu-ibu yang mengikuti perlombaan. Mereka
terlihat sangat semangat untuk mengikuti perlombaan. Selain itu, warga
Bojong Sapi sangat baik kepada saya selama saya tinggal disana untuk
melaksanakan KKN. Salah satu buktinya adalah ada yang membantu
dengan menyumbang air minum untuk peserta yang mengikuti karnaval
agustusan bersama, dan juga memberikan tambahan buku yang nantinya
akan digunakan sebagai hadiah yang akan diberikan kepada anak-anak
desa yang telah memenangkan perlombaan. Kedekatan antara saya dan
teman-teman kelompok dengan warga desa semakin bertambah dengan
diadakannya acara nonton bersama yang saya dan teman-teman lakukan
setelah perlombaan selesai sekalian dengan pemberian hadiah kepada para
pemenang perlombaan. Dengan adanya kegiatan yang telah saya lakukan di
Desa Cibugel ini, saya berharap semoga apa yang telah saya dan juga temanteman yang lainnya lakukan selama tinggal disana dapat berguna dan
bermanfaat bagi seluruh masyarakat yang ada di Desa Cibugel.
Kenangan Untuk Cibugel
Cibugel menurut saya merupakan desa yang memiliki warga yang
sangat ramah terhadap satu sama lain. Khususnya kepada saya selama saya
berada disana satu bulan lamanya. Walaupun saya mendengar kabar bahwa
beberapa warga sulit untuk ikut serta jika desa mengadakan suatu acara,
namun selama pelaksanaan KKN saya disana, saya merasa seluruh warga
cibugel sangat senang dengan saya dan antusias dengan segala acara yang
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 105
saya adakan disana. Tanpa terdapat suatu masalah maupun halangan besar
yang saya rasakan. Bahkan ada warga yang turut membantu beberapa
kegiatan yang saya adakan disana. Hal itu dapat terjadi mungkin
dikarenakan saya dan juga teman-teman kelompok yang selalu mencoba
untuk ramah dengan siapapun itu. Dan selalu bersosialisasi kepada warga
dengan cara mendekatkan diri secara langsung dengan warga setempat.
Tidak terasa sudah satu bulan lamanya saya berada disana, ada rasa
sedih maupun kehilangan yang saya rasakan ketika ingin menginggalkan
cibugel dan berpisah dengan teman-teman kelompok. Namun ada
kewajiban lain yang saya miliki kepada orang tua dan keluarga saya yang
sudah merindukan saya serta menunggu kepulangan saya dirumah sejak
lama. Dengan adanya saya di Desa Cibugel selama sekitar satu bulan ini,
ada banyak kenangan maupun pengalaman yang saya dapatkan selama saya
berada disana dalam melakukan pengabdian. selain itu, ada banyak pula
harapan yang saya inginkan untuk kemajuan seluruh warga desa. Salah
satunya setelah saya meninggalkan cibugel, semoga apa yang sudah saya
beserta teman-teman KKN saya yang lainnya lakukan dapat bermanfaat
bagi seluruh warga desa disana. Dan apa yang telah saya ajarkan kepada
mereka semua dapat berguna serta dapat diterapkan disuatu hari
mendatang. Selain itu, saya berharap cibugel dapat menjadi desa yang
sukses serta dapat menjadi desa yang maju dan lebih maju lagi kedepannya
baik dalam segi pertanian, pendidikan, mata pencaharian, fasilitas, adat
istiadat serta semoga sumber daya manusia yang ada di Desa Cibugel dapat
terus bermanfaat bagi nusa, bangsa dan agama.
Namun, apabila suatu hari saya menjadi warga Desa Cibugel, saya
akan mencari bantuan kepada pemerintah ataupun pejabat desa untuk
lebih memberikan perhatian khusus kepada pendidikan anak-anak
terutama yang ada didesa. Karena untuk mendapat pendidikan yang
maksimal, setidaknya anak-anak perlu mendapatkan fasilitas yang nyaman
dan lengkap yang disediakan oleh pihak sekolah. Selain itu, saya juga akan
mencoba untuk lebih menyadarkan warga desa akan pentingnya dunia
pendidikan. Jadi, tidak ada lagi anak-anak desa yang tidak mendapatkan
pendidikannya secara maksimal. Bahkan, jika saya bisa, saya ingin anakanak desa nantinya dapat membuka diri dan keluar untuk mendapat
pendidikan lebih. Hingga dapat mengemban dunia perkuliahan.
106 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
“Karena sebaik-baiknya ilmu adalah ilmu yang paling bermanfaat bagi
orang lain”
Nurlia Fikawaty
3
BIARLAH INI MENJADI HISTORI
Oleh : Faradhita Aushafiana Manaf
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi – KPI Jurnalistik
AKSARA
Sebuah nama tercetus bukan tanpa alasan, tapi tidak bagi kelompok
saya dan teman-teman kala itu. Penentuan nama kelompok KKN (Kuliah
Kerja Nyata) menjadi pembahasan yang lumayan panjang, hingga di awal
sempat tercetus 3 nama untuk divoting. Pada akhirnya, terpilihlah
“AKSARA” sebagai nama kelompok ini.Namun, saya dan teman-teman
semua pun lantas belum mengetahui filosofi apa yang pas, atau akronim
yang pas untuk nama ini. Bagi diriku sendiri, di awal memikirkan kata itu
seperti menyampaikan arti, bahwa AKSARA bermakna dimana
sekelompok anak kampus yang memiliki karakter yang berbeda, memiliki
keterampilan yang berbeda, dan memiliki pemikiran yang berbeda.Seperti
halnya huruf-huruf aksara yang memiliki beragam bentuk.Dan jika
dirangkai, maka bisa menimbulkan arti yang indah dan bermakna.Layaknya
saya dan teman-teman yang berbeda namun memiliki visi dan misi yang
sama dalam KKN ini.
Tinggal di Satu Atap Bersama
Sebelum KKN dimulai, sempat terbesit di pikiran bahwa tidak
menutup kemungkinan saya dan teman-teman akan tinggal di dalam satu
atap bersama. Bagi sebagian orang, hal ini mungkin akan menjadi suatu hal
yang tabu.Dimana laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim tinggal
bersama.Namun, bagiku cara ini merupakan yang terbaik untuk
menyatukan karakter-karakter yang berbeda tadi, supaya saya dan temanteman lebih akrab dan kompak. Bagaimana tidak, di awal keberangkatan
kelompok, saya dan teman-teman sudah diberi ujian dengan sedikit
perdebatan antara pemilihan tempat tinggal yang layak dan juga
transportasi menuju desa. Dalam perdebatan ini, jujur saja saya sempat
pesimis terhadap kelompok ini yang tidak seperti kelompok-kelompok
108 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
KKN lain. Hari demi hari saya dan teman-teman lalui bersama. perasaan
canggung dan merasa asing terhadap teman-teman baru mulai sirna. Pada
akhir perjalanan yang telah saya dan teman-teman lalui, bahkan saya bisa
menyimpulkan seperti apa teman-teman di kelompokku itu satu per satu.
Dimulai dari ketua yaitu Amin, dia adalah ketua yang sangat berhati-hati
terhadap sesuatu. segala pilihan yang harus saya dan teman-teman lakukan
untuk kelompok pasti dibuat kemungkinan terburuk.Supaya saya dan
teman-teman memiliki solusi apabila hal itu terjadi. Keunikan tersendiri
dari ketua saya dan teman-teman ini, selama di KKN ia sering berbicara
menggunakan bahasa Jawa bersama anggota kelompok yang lain yaitu
Hammam. karena kebiasaan unik mereka ini, pernah menyebabkan saya
dan teman-teman anggota yang lain yang tidak paham bahasa Jawa merasa
tersindir, alih-alih mengerti.Saya dan teman-teman malah merasa
dibicarakan oleh mereka berdua. karena hal itu, Hammam berusaha
menjelaskan bahwa kebiasaan dia dalam berbahasa Jawa memang sulit
dihilangkan.Bahkan, ia pun terkadang lupa arti suatu kata dalam bahasa
Indonesia.Untuk itu, Amin berusaha menjadi penerjemah bagi saya dan
teman-teman saat Hammam berbicara bahasa Jawa dengannya. Mengingat
kejadian itu aku masih merasa lucu. karena perbedaan bahasa membuat
saya dan teman-teman sedikit kehilangan kepercayaan satu sama lain.
Selanjutnya adalah Harun.Hal yang paling diingat adalah Harun
merupakan orang yang cadel alias sulit untuk mengucapkan huruf “R”
secara jelas.Padahal nama dia sendiri mengandung huruf R. Harun ini
cukup pendiam.Dia hanya berisik apabila saya dan teman-teman sering
menirukan cara bicara dia yang cadel.Maaf ya Harun tapi kamu sukses
membuat saya dan teman-teman terhibur.
Berbeda 180 derajat dengan Harun, anggota lain bernama Mus’ab
justru yang menjadi yang paling berisik di antara saya dan teman-teman.
Bayangkan saja,karena kebisingannya, salah satu anggota lain yaitu Alfan
sampai berdoa agar Mus’ab sakit supaya dia diam sehari saja. Dari awal
KKN memang sudah terlihat bahwa Mus’ab adalah anak lelaki yang banyak
bicara.Tapi tentu saja dia juga banyak aksi. Sehingga semua yang dia
bicarakan bukanlah omong kosong. Menurutku, meskipun terkadang
membuat kesal karena kebisingan yang di buat, tapi dia juga merupakan
sosok yang perhatian terhadap saya dan teman-teman.
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 109
Alfan. Di awal KKN dia jarang muncul di grup sosial media
kelompok Aksara. Bahkan aku berpikir sampai akhir mungkin tidak bisa
mengenal baik dirinya. Ternyata hal itu salah.Setelah berhari-hari saya dan
teman-teman tinggal bersama, aku pun mengetahui bahwa dia orang yang
berjiwa kepedulian sosial tinggi.Ia pernah bercerita padaku tentang anak
pengidap kanker yang sedang ia bantu untuk menggalang dana. Kepedulian
itu memang terlihat saat ia mengajar bimbel (bimbingan belajar) kepada
anak-anak desa setempat. Ya, dia merupakan salah satu pasanganku dalam
kegiatan mengajar. Melihat dia mengajar, aku bisa merasakan ada
ketulusan tersendiri yang ia berikan kepada anak-anak.Banyak kisah hidup
penuh makna yang ia ceritakan pada anak-anak, dan kegiatan itu selalu
menjadi kegiatan yang ditunggu-tunggu tiap malam. Alfan memiliki
pasangan kompak yaitu Risky.Saya dan teman-teman biasa memanggil dia
dengan sebutan “mas” karena dia merupakan senior atau kakak tingkat
saya dan teman-teman. Mas Risky ini juga sosok yang pendiam.Namun,
jiwanya tidak sependiam itu.Karena diantara saya dan teman-teman lain,
dialah yang selalu menghidupkan suasana rumah dengan memutar musik
untuk saya dan teman-teman.Sehingga pantas jika jiwa musiknya disebut
tidak sependiam sosoknya.
Selain Mas Risky, sebenarnya ada lagi anggota yang berumur lebih
tua tapi dia memiliki semester yang sama dengan saya dan temanteman.Sebut saja Azis. Azis ini merupakan pasangan sejati
Mus’ab.Bagaimana tidak, mereka berdua sering ditugaskan bersama dan
mereka memang kompak satu sama lain. Satu hal yang paling aku ingat dari
Azis adalah jangan pernah memberikan dia palu dan paku.Karena dia
bukan orang yang handal dalam memaku sesuatu.Meskipun begitu, dia
termasuk orang yang menjunjung tinggi nilai kerapihan.Maka dari itu,
tidak salah dia menjadi pasanganku dalam juri penilaian kerapihan dan
kebersihan perumahan saat perayaan 17 Agustus. Satu hal lagi, jangan
biarkan dia diam saat mengendarai motor.Dia pernah bilang padaku bahwa
dia akan mengantuk saat berkendara jika tidak diajak berbicara.
Ini dia laki-laki terakhir dalam kelompok KKN Aksara, yaitu
Andika. Dia ini adalah pasanganku dalam tim pubdekdok (publikasi,
dekorasi, dan dokumentasi). Tak hanya pasangan dalam pubdedkok, dia
juga salah satu pasangan dalam tim Subuh. Tim Subuh itu terdiri dari
110 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
Andika, Ilka dan aku. Entahlah, tim yang tak sengaja terbentuk itu bagiku
meninggalkan kenangan tersendiri. Setiap usai salat subuh dengan wajah
yang masih mengantuk, saya bersama Ilka dan Dika selalu duduk santai di
ruang tamu sambil sarapan bersama dengan ditemani iringan musik yang
diputar oleh Ilka dari ponsel miliknya. Dalam tim pubdekdok, menurutku
dia pasangan yang sangat memahami dalam segala kondisi.Dan dia juga
perhatian seperti Mus’ab, bagaimana tidak, dia benar-benar memerhatikan
kondisiku yang terkadang suka menurun apabila terlalu lelah dengan
banyak kegiatan. Dia selalu sigap mengantarku kemana saja.Bahkan jika
aku tidak meminta sekalipun, dia langsung menawarkan bantuan. Satu hal
yang paling aku ingat adalah disaat saya dan Dika dikejar target untuk
menyelesaikan editan video. Dika rela begadang bersamaku dan menjadi
orang yang sabar disaat suasana hatiku buruk.
My Girls Squad
Ilka, Purnama, Nurlia, Iis, Dara dan Shinta. Mereka merupakan
perempuan yang kuat dan ceria. Tiada hari yang dilewati tanpa gelak tawa
dari mereka. Selalu ada pembahasan seru yang saya dan teman-teman
bicarakan bersama.Memang seperti terdengar bergosip, tapi kegiatan itu
sukses memecahkan rasa lelah saya dan teman-teman usai melakukan
aktivitas. Di awal, saya dan teman-teman sempat berfikir akan sulit
mengenal
satu
sama
lainkarena
tidak
pernah
mengenal
sebelumnya.Meskipun beberapa diantara saya dan teman-teman belajar di
fakultas yang sama, namun kenyataannya tidak seperti itu.Karena tidur di
kamar yang sama, dan sering bergosip bersama, muncul kedekatan diantara
satu sama lain. Ilka yang merupakan salah satu pasangan tim subuh sangat
perhatian kepada teman-teman yang lain.Terlebih jika ada yang
sakit.Dengan sigap ia membantu entah itu mengambilkan makanan
ataupun merawat saya dan teman-teman.
Purnama dan Dara, mereka berdua memiliki kemiripan yaitu selalu
siap sedia mengantar saya dan teman-teman pergi kemanapun.Entah ke
pasar, ke warung untuk membeli makanan, dan ke masjid untuk sekedar
mandi. Mereka juga merupakan pasanganku dalam memasak.Saya dan
teman-teman adalah tim yang kompak dalam memasak.Meskipun tidak
sehandal itu, tapi aku senang bisa memasak bersama mereka.
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 111
Nurlia, dia ini sekretaris yang paling rajin.Bagaimana tidak, disaat
saya dan teman-teman terlalu sibuk dengan aktivitas proker (program
kerja), dia menjadi orang yang paling rajin untuk mengingatkan saya dan
teman-teman terhadap laporan KKN.Bahkan, disaat saya dan teman-teman
terlalu lelah usai beraktivitas, dia tetap setia menatap layar laptop untuk
merapihkan laporan kelompok Aksara.
Iis, dia merupakan bank berjalan bagi saya dan teman-teman. Semua
kebutuhan yang memerlukan uang akan selalu sigap dia hitung untuk
kelompok Aksara. Iis ini memiliki pasangan kompak dengan Dara.Mereka
seperti tidak terpisahkan setiap hari.Bahkan, mereka bersama dalam
kegiatan mengajar di PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini).
Shinta, dia salah satu pasanganku dalam mengajar bimbel.Dia sama
seperti Harun dan Mas Risky, yaitu sama-sama pendiam.Bahkan, waktu itu
saat Ibunya Shinta berkunjung ke Cibugel, Ibunya berpesan padaku untuk
menjaga Shinta.Karena Shinta merupakan anak yang pendiam dan jarang
mengungkapkan sesuatu meskipun dia sedang sakit sekalipun.
Anak-anakku, Aku Sayang Kalian
Menjadi PJ (Penanggung Jawab) Bimbel, awal mula aku berpikir
aku tidak bisa melakukan itu.Karena aku tidak punya dasar mengajar. Aku
masih ingat pertama kali aku berhadapan dengan anak-anak yang masih
duduk di bangku SD (Sekolah Dasar).Dan kebetulan mereka berasal dari
sekolah yang sama, yaitu SDN Cibugel 2.Tepat sehabis Isya, mereka datang
ke rumah sambil mengucapkan salam serta mencium tanganku satu per
satu. Kala itu, saat kegiatan belajar ingin dimulai, tiba-tiba listrik padam
dan menjadi gelap gulita.Aku menyarankan pada anak-anak supaya tidak
pulang.Karena aku yakin pemadaman listrik tidak berlangsung
lama.Merekapun tetap duduk di tempatnya masing-masing.Dan seketika
mereka bersalawat bersama. Mendengar salawat itu,saya merasa takjub.
Karena dengan suasana gelap tiba-tiba lantunan salawat memecahkan
keheningan malam itu. Itu merupakan pertama kalinya bagiku yang tidak
akan pernah terlupakan. Bahkan, aku seakan masih bisa mengingat salawat
yang mereka lantunkan. Aku dan teman-teman sepakat membuat jadwal
bimbel seminggu dua kali.Namun, pada kenyataan yang ada, anak-anak
justru sering main kesini hampir tiap hari. Apabila aku dan teman-teman
112 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
mengatakan bahwa bimbel libur, terlihat raut kecewa di wajah mereka,
Alfan salah satu pasangan mengajarku pernah berkata “biarkan aja mereka
kesini, mereka semangat belajar”. Kata-kata itupun menjadi bahan bakar
tersendiri untukku.Disaat aku merasa lelah, aku tetap tersedia untuk anakanak.Meskipun mereka datang tidak untuk bimbel tapi hanya sekedar
bermain, aku selalu senang hati menyapa mereka.
Hampir sebulan aku bermain dan belajar bersama. Telah banyak
pelajaran bisa kudapatkan.Terutama dalam kesabaran.Bagaimana tidak,
aku harus sabar menghadapi mereka semua yang ingin diberi perhatian
yang sama dalam mengajar.Lalu buku-buku pelajaran yang minim membuat
saya dan tim bimbel harus ekstra sabar mengajarkan mereka tanpa acuan
buku satupun. Tapi, bagiku terdapat kebahagiaan dan kepuasaan tersendiri
usai mengajar, bermain, dan bercengkrama dengan mereka, seakan rasa
lelahku sirna begitu saja melebur menjadi ingatan yang tak terlupakan.
Bahkan aku masih bisa mengingat hangatnya pelukan yang mereka berikan
padaku, aku masih bisa mengingat senyuman yang terlukis di wajah
mereka ketika mereka berhasil menjawab soal yang aku berikan dengan
benar. aku masih bisa mendengar panggilan mereka tiap malam
“Assalamualaikum, kak Dhita, hari ini belajar ya” dan “Kak Dhita kasih
soal!”. Mereka anak-anak hebat yang penuh semangat belajar.Berkat kalian,
aku juga belajar apa itu kesabaran, keadilan, ketulusan, dan kesederhanaan.
Bukan Hanya AKU tapi SAYA DAN TEMAN-TEMAN
Ini adalah kali pertama aku tinggal di sebuah perkampungan yang
bisa dibilang jauh dari kata modern. Mungkin tidak hanya aku, tapi
sebagian besar teman-teman kelompokku juga menjadikan KKN ini sebagai
pengalaman pertama untuk tinggal di sebuah perkampungan. Ketika di
perjalanan menuju desa Cibugel, terdapat beberapa pertanyaan yang
memenuhi pikiranku.Diantaranya yaitu; apakah aku bisa betah tinggal di
desa itu, apakah aku bisa akrab dengan teman-teman kelompokku, apakah
KKN itu akan mengasyikan, apa yang harus aku lakukan disana, dan
pertanyaan-pertanyaan lain. Pertama kali aku menjejakkan kaki di
kampung Bojongsapi, terasa seperti sedang pulang ke kampung
halaman.Bagaimana tidak, suasana yang terasa asri dengan pepohonan serta
persawahan menjadi bingkai jalan dan pemisah rumah warga. Seiring
waktu berjalan, aku berusaha memahami, mengerti, dan belajar menjadi
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 113
orang baru.Tentunya, berusaha menjadi orang yang lebih baik dari
sebelumnya. Aku melakukan itu karena aku sadar, aku tinggal disini bukan
hanya aku tapi saya dan teman-teman. 30 puluh hari dilalui dengan
kebersamaan. Pelajaran tidak tertulis tentang kebersamaan bisa aku
dapatkan dengan mudah dari KKN ini.Terlebih, saya dan teman-teman
tinggal di atap yang sama. Ketika salah satu dari saya dan teman-teman
sakit, rasanya seperti seorang pahlawan super yang kehilangan
kekuatannya.Untuk itu, saya dan teman-teman sangat perhatian satu sama
lain dengan masalah kesehatan. Hal yang paling teringat adalah ritual
makan bersama yang saya dan teman-teman lakukan setiap hari.Jika ada
satu saja yang tidak makan bersama, itu akan menjadi permasalahan. Saat
itu aku berpikir mungkin berlebihan jika hanya tidak makan bersama,
anggota kelompok yang lain akan marah.Tapi aku menyadari setelahnya,
bahwa kebersamaan saat makan itu mengurangi kekhawatiran saya dan
teman-teman akan satu sama lain agar salah satu dari saya dan temanteman tidak sakit. Selain makan, adapula hal kecil lain yang mungkin itu
menjadi sangat kecil untuk dijadikan pelajaran hidup.Tapi dalam nyata, itu
justru menimbulkan pelajaran yang besar; yaitu kamar mandi, air keran di
dalam kamar mandi rumah sementara kelompok Aksara memang tidak
lancer.Dan air itu juga tidak sejernih seperti air di rumah saya dan temanteman masing-masing.Untuk itu, setiap saya dan teman-teman usai mandi,
saya dan teman-teman memikirkan teman-teman lain yang belum
mandi.Apakah mereka masih bisa menggunakan air tersebut ya? untuk itu
ketika mandi, biasanya aku akan menggunakan air dengan jumlah yang
sesedikit mungkin agar teman-teman yang lain bisa bergantian mandi.
Selain itu, disaat aku merasa lelah dengan aktivitas yang dilakukan
disana, aku diajarkan untuk menahan rasa ego yang terkadang timbul
ketika diterpa lelah.Selama disana, saya dan teman-teman tidak
memperhitungkan rasa lelah dan seberapa banyak yang telah saya dan
teman-teman lakukan agar proker terlaksana.Semua yang saya dan temanteman lakukan adalah bukan karena ‘aku’ tapi karena ‘saya dan temanteman’ yang telah melakukan itu semua bersama. Aku mengetahui
bagaimana tubuh ini terkadang rapuh karena terlalu lelah bahkan sampai
tumbang sekalipun. tapi aku juga merasakan apa yang aku rasakan ini juga
dirasakan oleh teman-temanku yang lain. Ketika rasa lelah itu datang,
biasanya saya dan teman-teman menyemangati satu sama lain dengan
114 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
melempar candaan hingga saya dan teman-teman tertawa bersama. Apabila
saat itu bisa aku hentikan, mungkin aku akan sedikit lebih lama
mengabadikan wajah-wajah bahagia yang sedang berusaha menutupi rasa
lelah itu.
Ya, saya dan teman-teman semua memang terkadang berbohong
demi kebersamaan. Saya dan teman-teman berbohong bahwa saya dan
teman-teman baik-baik saja.Padahal saya dan teman-teman berada di
perasaan yang tidak baik. Saya dan teman-teman berbohong bahwa saya
dan teman-teman tersenyum bahagia.Padahal saya dan teman-teman
menutupi rasa lelah yang ada. Saya dan teman-teman berbohong bahwa
saya dan teman-teman merasa cukup saat makan bersama.Padahal
makanan tersebut kurang jika harus dibagi rata. Saya dan teman-teman
berbohong bahwa saya dan teman-teman merasa nyaman tidur tanpa alas
yang tidak seperti biasa di rumah masing-masing.Padahal rasa nyaman itu
supaya setidaknya saya dan teman-teman lupa terhadap rasa tidak nyaman.
Saya dan teman-teman berbohong jika saya dan teman-teman merasa
tenang ketika saya dan teman-teman pulang ke rumah atau jatuh
sakit.Padahal saya dan teman-teman cemas dan menantikan mereka
kembali ke desa. Semua hal dalam 30 hari di desa bahkan sampai detik ini
KKN masih berlangsung bisa dilalui karena saya dan teman-teman yang
melakukannya, bukan aku. Semua hal itu dilakukan untuk saya dan temanteman, bukan aku.
Melodi menjadi Memori
Pondok Pesantren Riyadul Basoriyah, SDIT As Sakilin, SDN Cibugel
1, SDN Cibugel 2, Pesantren Sirojul Atfal, PAUD Darul Aulia. Itu tadi
adalah nama-nama sekolah yang pernah disambangi selama saya dan
teman-teman tinggal di desa Cibugel. Entah mengapa, rasanya suara
percakapan yang terlontar antara saya dan teman-teman dan anak-anak
kala itu seakan masih terngiang dan membekas dalam ingatanku. Aku
masih bisa mendengarkan percakapan saya dan teman-teman dan
mengingat raut-raut wajah itu ketika mereka menyapa kehadiran saya dan
teman-teman di sekolah. Meskipun hampir setiap hari saya dan temanteman datang ke sekolah-sekolah mereka, rasanya aku tidak merasa bosan.
Justru sekolah-sekolah mereka terasa seperti rumah kesekian bagiku.
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 115
Pada kisah yang sudah kuceritakan sebelumnya, aku telah
memberitahu tugasku bahwa aku salah satu pubdekdok di dalam
kelompok saya dan teman-teman. Akan tetapi, dalam KKN ini aku
dipercayakan oleh teman-teman untuk mengajar Marching Band bersama
Hammam. Ketika mengajar, saya dan teman-teman membagi tugas. Hamam
lebih fokus terhadap lagu yang akan dibawakan, lalu aku fokus untuk
mengajar mayoret dan juga pembawa bendera. Menjadi pelatih Marching
Band membuatku kembali bernostalgia kepada beberapa tahun
lalu.Tepatnya, saat aku duduk di bangku SD. Ya, dulu aku seorang anggota
Marching Band. Aku merasa senang bisa mengajar mereka.Bagiku mereka
punya bakat dalam bermusik dan yang lebih utama adalah semangat
mereka. Untuk itu, karena semangat mereka dalam Marching Band ini
sangat tinggi, maka Hammam mencetuskan ide untuk membuat pawai 17
Agustus.Teman-teman kelompok saya dan teman-teman pun juga setuju
untuk mengadakan pawai tersebut. Tepat tanggal 17 Agustus, KKN Aksara
menyelenggarakan pawai 17-an. Tidak disangka, antusias anak-anak dan
warga sangat besar. Terutama tim Marching Band SDIT As Sakilin dan
Ponpes Riyadul Basoriyah.Mereka turut memeriahkan pawai dengan
alunan musik yang mereka mainkan sepanjang pawai berlangsung.
Meskipun terkadang terlihat raut lelah di wajah mereka karena mereka
harus membawa alat-alat musik sambil berjalan kaki mengikuti alur jalan
yang telah ditentukan, tapi semangat mereka bisa kurasakan terus
berkobar mulai dari garis start hingga garis finish. Kala itu, aku juga bisa
melihat rasa puas dan bangga yag terpancar dari Hammam.Menurutku,
Hammam adalah pelatih Marching Band yang sabar dan hebat.Dia
mengajarkanku bahwamelalui kerja keras dan keyakinan yang kuat, usaha
tidak akan membohongi hasil. terimakasih Hammam.
Hingga kini, aku masih bisa mengingat alunan musik yang mereka
bawakan dalam pawai. Aku pun seakan masih bisa mendengar percakapan
apa saja yang telah saya dan teman-teman ucapkan dari pertemuan awal
saya dan teman-teman KKN Aksara dengan anak-anak yang penuh
semangat belajar itu di sekolah-sekolah yang saya dan teman-teman
kunjungi.Hingga tibalah saya dan teman-teman harus mengucapkan salam
terakhir.Sebelum saya dan teman-teman pulang, dan aku menyebut semua
itu dengan Melodi dalam Memori.
116 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
Ini Bukanlah Akhir
Sebulan ternyata cukup singkat untuk dilalui di tempat yang
sama,dengan orang yang sama, dengan ingatan yang sama, dan dengan
kebahagiaan yang sama. Bohong! Jika aku bilang saya dan teman-teman
tidak bersedih ketika harus meninggalkan jejak kaki saya dan teman-teman
di desa ini. Bohong! Jika saya dan teman-teman tidak ingin menitihkan air
mata saat melihat lambaian tangan terakhir yang mereka berikan kepada
saya dan teman-teman. Bohong! Jika saya dan teman-teman tidak merasa
berat hati saat memunggungi mereka sambil berjalan menuju gerbang tanpa
ingin menoleh sekali lagi untuk sekedar memotret wajah mereka dalam
memori saya dan teman-teman. Bohong! Jika saya dan teman-teman
berusaha kuat sambil mengembangkan senyuman terbaik yang saya dan
teman-teman miliki untuk mereka disaat saya dan teman-teman merasa
rapuh dan ingin memeluk mereka. Aku tahu, saya dan teman-teman
bagaikan para pelari yang sudah tiba pada garis akhir perlombaan.Namun,
bukan berarti seorang pelari yang telah sampai di garis finish menjadikan ia
selesai pula menjadi seorang pelari.Ia pasti akan kembali ke lintasan di
waktu yang lain dan berlari kembali. Setiap kata ‘usai’ belum tentu ‘selesai’.
Kisah yang telah saya dan teman-teman ukir bersama bukan diakhiri
dengan pelukan terakhir dan lambaian tangan terakhir hari itu. Jika saya
dan teman-teman memang ingin melanjutkan kisah saya dan teman-teman,
saya dan teman-teman bisa kembali dan mengukir kisah lagi bersama-sama.
Untuk itu, ini bukanlah akhir.Tapi awal dimana saya dan temanteman mempunyai keluarga baru, yang bisa saya dan teman-teman
kunjungi kapan saja. Ini bukanlah akhir ketika KKN berakhir.Tapi ini
adalah awal dimana saya dan teman-teman bisa terus berbagi dan bertukar
kisah dengan mereka.Orang-orang yang selalu siap menyapa hangat
kembali kehadiran saya dan teman-teman. Terimakasih Bapak, Ibu, Abah ,
Akang , Teteh , Teman-teman dan Adik-adik yang telah menerima saya dan
teman-teman dengan penuh kehangatan. Saya dan teman-teman pasti akan
kembali karena ini bukanlah akhir.
Pesan untuk Kalian
KKN membuatku sadar bahwa kekurangan bukan hal yang harus
ditakutkan.Karena ada kebersamaan yang lebih menguatkan. Maafkan aku,
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 117
disaat kumpul terakhir ketika saya dan teman-teman masih di desa, aku
termasuk orang yang pengecut untuk meminta maaf dan berterimakasih
kepada kalian. Bukan karena aku tidak ingin mengakui kesalahan dan
bukan karena aku terlalu congkak untuk mengucapkan terimakasih. Akan
tetapi, itu karena aku terlalu lemah hingga tak mampu menahan air mata
jika aku harus melakukan itu semua. Aku sangat bersyukur bisa
dipertemukan dengan kalian di kelompok ini.Banyak pelajaran yang bisa
aku ambil dari diri kalian masing-masing. Berbeda karakter ternyata bisa
disatuka. pemikiran awalku, bahwa saya dan teman-teman tidak akan bisa
kompak adalah salah besar. Kini bisa kupetik pelajaran dari kalian, bahwa
kesederhanaan tidak ada artinya apabila dibandingkan dengan
kebersamaan.Karena kebersamaan itu menimbulkan kebahagiaan dan
untuk menjadi bahagia itu cukup sederhana. Terimakasih untuk 30 hari,
720 jam, 43.200 menit dan 2.592.000 detik kebersamaan saya dan temanteman di desa Cibugel kampung Bojong Sapi. Aku pasti merindukan kalian,
merindukan kebersamaan saya dan teman-teman.
118 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
“Cinta dan ketulusan bagaikan sepasang sayap, hiduplah dengan itu agar
mudah kau terbang untuk menggapai kebahagian”
Faradhita Aushafiana Manaf
4
CIBUGEL PENUH CERITA
Oleh: Andika Yulianto Chamil
(Anggota KKN AKSARA “Anak Kampus Sayang Rakyat”)
Ketemu, Kumpul, meNyatu
Selesai semester 6, liburan pun di depan mata. Namun saya lupa,
terdapat satu mata kuliah wajib yang dilaksanakan pada saat waktu libur
tersebut.Yaitu Kuliah Kerja Nyata dengan bobot 3 sks. Kuliah Kerja Nyata,
atau yang biasa disebut KKN, adalah suatu bentuk pengabdian terhadap
masyarakat yang dilakukan oleh seluruh mahasiswa yang masuk tahap
semester 7. Para mahasiswa yang melaksanakan KKN diharapkan dapat
berbagi ilmu dan pengalaman yang telah didapat selama duduk di bangku
kuliah dan dibagikan kepada masyarakat. Tidak hanya itu, para mahasiswa
juga diharapkan dapat berbaur dan menyatu dengan kehidupan masyarakat
setempat.
KKN tahun 2017 terdiri dari 170 kelompok.Dengan anggota setiap
kelompok terdiri dari 16-17 orang yang berasal dari berbagai Fakultas di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada tahun ini, kelompok KKN sudah
dibagikan oleh PPM (Pusat Pengabdian Masyarakat).Begitu pula Desa
dimana kelompok akan mengabdi. Berbeda dengan tahun-tahun
sebelumnya, KKN tahun ini dilakukan di dua Kabupaten dan satu kota,
yaitu Kabupaten Tangerang dan Bogor.Serta di beberapa tempat di Kota
Tangerang Selatan. Penempatan kelompok KKN pun berbeda dengan tahun
lalu, dimana pembagian kelompok KKN rata-rata 3-4 kelompok dalam satu
desa.Sedangkan tahun ini, pembagian kelompok KKN yaitu satu kelompok
dalam satu desa.
Pada bulan April 2017, hasil pembagian kelompok KKN telah
disebar oleh PPM.Dan saya mendapatkan nomor urut kelompok 17. Pada
awalnya, kelompok ini terdiri dari 17 orang.Yaitu saya dan Zahra dari
jurusan Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik.Kemudian Muhammad Aminul Wahid dan Shinta Sri Rachmawati.
120 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
masing-masing dari jurusan Ekonomi Syariah dan Manajemen, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis. lalu Harun Arrasyid, Hammam Al Marisma, dan Intan
Rosneliawati.Masing-masing dari jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam,
Bahasa dan Sastra Arab, dan Tarjamah, Fakultas Adab dan Humaniora.
Khamdi Alfan Maulana dan Purnamasari.Masing-masing dari jurusan
Teknik Informatika dan Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi. Muhammad
Nur Risky dan Iis Kholisoh Tusadiyah.Masing-masing dari jurusan Aqidah
dan Filsafat Islam dan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin.
Faradhita Aushafiana Manaf dan Ilka Sawidri dari jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.Dan terakhir
yaitu Abdul Azis, Mus’ab Khomeini, Dara Mailani, dan Nurlia Fikawaty,
masing-masing dari jurusan Perbandingan Mazhab, Hukum Keluarga
(Ahwal Syakhshiyyah), Hukum Ekonomi Syari’ah (Muamalat), dan Ilmu
Hukum, Fakultas Syari’ah dan Hukum. Namun, seiring berjalannya waktu
anggota kelompok menjadi hanya 15 orang saja. Yang pertama
mengundurkan diri adalah Zahra, karena Alhamdulillah Zahra lolos dalam
seleksi KKN Kebangsaan.Kemudian disusul yang kedua adalah Intan,
karena sedang hamil dan kondisi kehamilannya yang tua membuat dia
mengundurkan diri dari KKN tahun ini.
Setelah pembagian kelompok disebar oleh PPM, saya dan temanteman pun langsung membentuk grup melalui aplikasi Whatsapp27;Dan
membuat jadwal pertemuan rutin untuk membicarakan berbagai hal
terkait pelaksanaan KKN. Pertemuan rutin menghasilkan nama kelompok
yaitu AKSARA yang berkepanjangan Anak Kampus Sayang Rakyat.Struktur
kelompok pun telah dibuat.Sebagaimana teman-teman yang lain, saya juga
mendapatkan posisi, yakni sebagai Publikasi Dekorasi dan Dokumentasi
(Pubdekdok) bersama dengan Dhita.
Beberapa minggu setelah pembagian kelompok KKN, PPM
mengadakan pembekalan KKN yang dilaksanakan di Auditorium FISIP
UIN Jakarta. Pembekalan diberikan guna memberi gambaran kepada para
peserta KKN berbagai hal yang dapat dijadikan acuan program kerja
(proker) pada saat praktek di lapangan nanti. Setelah pembekalan selesai,
PPM pun membagi desa-desa di mana para peserta KKN akan mengabdi.
Adapun kelompok saya dan teman-teman mendapat lokasi di Desa Cibugel,
27
Aplikasi obrolan di telepon pintar Android/iOS
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 121
Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang, Banten. Kemudian saya dan
teman-teman pun mencari informasi di berbagai media mengenai Desa
Cibugel. Dengan bantuan GPS, estimasi waktu tempuh dari UIN ke Desa
kira-kira 50-60 menit menggunakan mobil; dan sekitar 1-2 jam
menggunakan sepeda motor.
Survei pertama dilakukan pada 1 Juni 2017. Saya dan beberapa
teman saya berkunjung ke Desa Cibugel menggunakan sepeda motor
dengan waktu perjalanan kurang lebih 2 jam. Ketika sampai di desa, saya
dan teman-teman pun langsung disambut oleh istri dari Bapak Kepala
Desa. Sebut saja Ibu Otih, dan juga Bapak RW 04, Bapak Abdul Manaf, di
mana mereka akan menjadi orang-orang yang sangat berpengaruh dalam
pelaksanaan KKN nanti. Pandangan pertama saya terhadap Desa Cibugel
adalah desa yang sudah cukup maju. Hal tersebut terlihat dari akses jalan
yang sebagian besar sudah disemen, terdapat beberapa rumah warga yang
cukup besar dan luas, dan juga kebersihan desa yang cukup terjaga.
Dalam survei pertama ini, saya dan teman-teman pergi mengelilingi
Desa sambil menunggu kehadiran Bapak Kepala Desa. Saat mengelilingi
Desa, saya dan teman-teman pun sekaligus melihat-lihat hal apa saja yang
sekiranya dapat dijadikan program kerja saya dan teman-teman nanti. Hal
yang terlintas dipikiran saya dan teman-teman yaitu perbaikan keran dan
pintu kamar mandi Masjid Al-Karim yang sudah rusak, pembangunan tugu
selamat datang untuk Desa, dan taman baca. Selain itu, saya dan temanteman juga mencari tempat tinggal yang akan saya dan teman-teman
tempati pada saat pelaksanaan KKN nanti.
Sekitar satu minggu sebelum hari pelepasan KKN, PPM
mengadakan beberapa seminar dan pelatihan.Diantaranya adalah seminar
kebangsaan, seminar tentang investasi yang dihadiri oleh Otoritas Jasa
Keuangan (OJK), Pegadaian, dan juga pelatihan multimedia. Seminar dan
pelatihan tersebut diberikan dengan tujuan agar kesiapan para peserta
KKN lebih matang dalam menyusun program kerja dan dokumentasi
selama kegiatan KKN berlangsung.
122 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
17 AKSARA
Setelah pembagian kelompok KKN disebar oleh PPM, saya dan
teman-teman langsung membuat grup Whatsapp28 dan menjadwalkan
pertemuan mingguan. Pada pertemuan perdana, tidak semua anggota dapat
hadir karena masih terbentur jadwal kuliah yang pada saat itu juga sedang
dalam pekan ujian. Pada beberapa pertemuan berikutnya, barulah
terbentuk struktur dan nama kelompok.Dimana saya mengajukan diri
sebagai divisi dokumentasi dan disetujui oleh teman-teman. Nama
kelompok pun banyak diajukan dari teman-teman.Dan pada akhirnya jatuh
pada AKSARA yang kepanjangannya adalah Anak Kampus Sayang Rakyat.Agar
lebih mudah dan nyaman pada saat melaksanakan pertemuan, akhirnya
disepakati bersama bahwa pertemuan mingguan dilakukan di sekitar
Auditorium Harun Nasution.
Bertemu teman-teman baru, saya masih menjaga sikap. Saya takut
kalau ada sikap atau perbuatan saya yang dapat menyinggung mereka pada
saat sebelum praktek KKN di lapangan. Dari fakultas yang sama, saya di
kelompok ini bersama dengan Zahra, yang kebetulan satu jurusan bahkan
satu kelas.Jadi, saya dan Zahra sudah saling akrab satu sama lain. Dalam
berbagai pertemuan mingguan, saya memperhatikan teman-teman
kelompok saya.Kira-kira sifat dan karakternya seperti apa, dan saya menilai
bahwa teman-teman kelompok saya memiliki sifat dan karakter yang kirakira akan membuat saya cukup nyaman dalam satu bulan ke depan selama
pelaksanaan KKN di lapangan nanti. Seiring berjalannya waktu, dua
anggota kelompok mengundurkan diri, yaitu Zahra dan Intan.Dikarenakan
Zahra Alhamdulillah lolos KKN Kebangsaan, dan kondisi kehamilan Intan
yang cukup tua.Jadilah anggota kelompok hanya berjumlah 15 orang saja.
Alhamdulillahkonflik antar anggota kelompok jarang terjadi. namun,
konflik pertama muncul pada saat akan memindahkan barang bawaan ke
kontrakan di desa. Beberapa teman ada yang mengusulkan untuk sewa
mobil bak terbuka ataupun satu mobil biasa untuk memindahkan
barang.Selain itu, juga ada usulan lain untuk titip kepada teman yang
28
Aplikasi obrolan di telepon pintar Android/iOS
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 123
membawa mobil maupun yang diantar oleh orang tuanya menggunakan
mobil. Saya sebenarnya setuju dengan sewa mobil bak terbuka ataupun
sewa satu mobil biasa.Mengingat jika menitip pada teman, waktu
keberangkatannya bervariasi. Namun keputusan akhir jatuh pada titip
kepada mobil teman.
Pelepasan peserta KKN dilaksanakan pada tanggal 25 Juli 2017.
yang menandakan kegiatan KKN di lapangan sudah dimulai. Saya dan
teman-teman tidak langsung berangkat ke Desa dikarenakan hari masih
siang dan cuaca sangat panas. Saya dan beberapa teman-teman
memutuskan untuk makan siang dan istirahat di kosan Aziz sambil
menunggu sore hari tiba. Sebagian teman-teman yang lain sudah langsung
berangkat menggunakan kereta menuju Stasiun Tigaraksa, dan disambung
menggunakan jasa transportasi umummenuju Desa. Sore hari pun tiba, saya
dan teman-teman berangkat menuju desa. Rute yang saya dan teman-teman
lewati sebenarnya kurang saya sukai, karena banyaknya truk-truk besar
dan kondisi jalan yang kurang bagus. Waktu perjalanan saya dan temanteman dari Ciputat ke Desa kurang lebih sekitar dua jam. Sesampainya di
Desa, saya dan teman-teman langsung membereskan barang bawaan dan
kamar masing-masing.Dilanjut dengan mencari makan malam di sekitar
tempat tinggal dan makan bersama di kontrakan pertama. Setelah makan
malam, dilanjut dengan evaluasi dan rapat.
Konflik kecil sedikit terjadi pada beberapa hari setelah tiba di desa.
beberapa teman mengeluhkan tempat tinggal yang kurang nyaman dan
letaknya yang kurang strategiskarena berada di ujung desa. Setelah
beberapa teman mendapatkan calon kontrakan baru yang lebih strategis,
akhirnya diputuskan untuk pindah kontrakan.Dan kontrakan pertama
masih dapat ditinggali karena pembayaran sewa sudah lunas. Pada
awalnya, saya kurang setuju untuk pindah karena sudah cukup nyaman
dengan kontrakan pertama.Namun, seiring berjalannya waktu, letak
kontrakan kedua yang sangat strategis, berada di tengah desa, dan juga
dekat dengan tempat-tempat yang akan saya dan teman-teman datangi,
serta bangunannya yang cukup luas, membuat penilaian saya berubah.
Sepanjang masa KKN, saya dan teman-teman menjalin hubungan
baik, Alhamdulillah tidak ada konflik ataupun masalah besar yang dapat
memecah belah kekompakkan kelompok. Hasil hubungan baik sesama
124 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
anggota kelompok dapat dirasakan pada saat KKN selesai.Dimana rasa
kebersamaan saya dan teman-teman selama 1 bulan cukup melekat di hati
saya dan teman-teman.Sehingga rasa sedih pada saat berpisah pun tak
dapat dihindarkan. Namun, terdapat beberapa hal yang membuat saya
cukup kesal. yaitu masalah kedisiplinan waktu. Seringkali beberapa teman
(mungkin) menganggap sepele masalah waktu. seperti contohnya saat akan
mengajar di PAUD Darul Aulia, jam 8 kegiatan belajar mengajar sudah
mulai dan harus sudah berada di tempat.Namun, malah baru berangkat.
Selain itu, juga undangan upacara di Riyadul Basoriyah di hari pertama
masuk sekolah tahun ajaran baru, upacara dimulai pukul 07.00 WIB.
Namun masih terdapat teman yang belum siap, dan banyak beberapa
contoh lainnya.
Desa Kami, Desa Cibugel
Pada saat saya pertama kali datang ke Desa Cibugel, saya mengira
Desa ini hanya desa biasa seperti kampung-kampung yang berada di
pinggiran kota Jakarta ataupun tempat saya tinggal. Namun, setelah
mendengar kabar dari teman-teman yang datang pada saat survei kedua,
pandangan saya sedikit berubah. Teman-teman bercerita bahwa terdapat
cukup banyak pesantren di desa ini. Benar saja, saat hari KKN tiba, saya
melihat banyak sekali pesantren dan kobong29 di desa ini. Semangat
masyarakat desa dalam mempelajari agama juga besar.Hal tersebut terlihat
dari banyaknya pengajian-pengajian di berbagai lokasi di desa. hampir
setiap hari ada pengajian. baik mengaji kitab, hadits, maupun hanya tadarus
saja.
Saya dan teman-teman menyewa rumah yang lokasinya berada di
tengah-tengah Desa. Lokasi yang cukup strategis, dekat dengan bengkel,
warung sembako, dan jalan depan kontrakan merupakan jalan utama yang
banyak dilalui warga Desa. Pada awal pindah kontrakan, kondisinya
lumayan kotor karena sudah tidak berpenghuni bertahun-tahun. Saya dan
teman-teman pun bekerja sama membersihkan kontrakan itu. Kontrakan
ini cukup luas, dengan 2 buah kamar tidur;satu ruang tamu, satu ruang
tengah, dan ruang dapur ditambah sebuah kamar mandi. Kondisi
kontrakan cukup nyaman dan (mungkin) tidak angker. karena
29
Nama lain dari pesantren.
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 125
Alhamdulillahsaya dan teman-teman tidak merasakan hal-hal janggal selama
kegiatan KKN berlangsung. Namun, sedikit kekurangannya yaitu bocornya
langit-langit kontrakan di beberapa titik.Dan juga air di kamar mandi yang
terkadang berwarna kuning keruh membuat saya dan teman-teman tidak
bisa menyuci pakaian, piring, maupun mandi.
Saya dan teman-teman bertempat tinggal tepatnya di Kampung
Bojong Sapi. Di kampung ini masih terdapat banyak anak-anak dan
pemuda. dimana saya dan teman-teman berbincang-bincang bersama
dengan mereka, membicarakan berbagai permasalahan desa ataupun
sekedar berkumpul bersama saja. Para pemuda biasanya berkumpul di
saung dekat kontrakan ataupun warung sembako milik Mas Roni selaku
ketua pemuda setempat. Menurut Mas Roni, pemuda-pemuda di sini
kurang menyatu antara satu sama lain.Masih terlalu berkelompok, sehingga
agak sulit untuk menyatukan mereka. Walaupun demikian, saya dan
teman-teman tetap berusaha untuk menyatukan mereka.Salah satunya
lewat program kerja saya dan teman-teman yaitu latihan menyablon baju.
Antusias para pemuda setempat membuat saya dan teman-teman cukup
senang. Di akhir masa KKN, saya dan teman-teman menyerahkan alat-alat
sablon dengan maksud agar para pemuda setempat bisa meneruskan hal
tersebut. Selain itu, juga bisa dijadikan usaha kecil menengah mereka. Saya
dan teman-teman juga membuka les bimbingan belajar (bimbel) di rumah
kontrakan, yang diikuti oleh anak-anak setempat. Mulai dari kelas 1 hingga
6 SD. Walaupun saya dan teman-teman hanya membuka bimbel pada hari
selasa dan kamis malam, namun anak-anak tetap datang setiap hari. Jika
ada waktu luang, saya dan teman-teman pun membuka kelas bimbel
ataupun sekedar bermain bersama mereka. Antusiasme anak-anak sangat
patut diapresiasi, dan hal itu juga salah satu faktor yang membuat saya dan
teman-teman merasa sedikit kehilangan setelah meninggalkan Desa
Cibugel.
Selain membuka les bimbel di rumah, saya dan teman-teman juga
mengajar di beberapa sekolah.Diantaranya mengajar biasa PAUD Darul
Aulia, SMK di Riyadul Bashoriyah, dan mengajar Marching Band di SD Assakilin. Di Riyadul Bashoriyah, terdapat 1 ruangan yang sudah tidak
terpakai. Saya dan teman-teman menjadikan ruangan tersebut menjadi
pojok baca dengan buku-buku yang dikumpulkan dari saya dan teman126 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
teman. Peresmian pojok baca tersebut sekaligus dengan perpisahan saya
dan teman-teman terhadap Riyadul Bashoriyah. Kedekatan yang sudah
terjalin antar satu sama lain membuat para siswa-siswi bersedih saat
perpisahan tersebut,dan berpesan agar saya dan teman-teman dapat
menyempatkan waktu untuk kembali menengok mereka.
Dalam hal keagamaan, hampir setiap hari ada undangan dari warga
Desa maupun warga setempat untuk menghadiri berbagai pengajian di
berbagai tempat. Tidak hanya itu, banyaknya pesantren dan kobong juga
mencerminkan bahwa masyarakat Desa Cibugel sangat menjunjung tinggi
nilai keagamaan. Bahasa yang digunakan sehari-hari di Desa ini yaitu
Bahasa Sunda.Begitu pula dengan di pesantren maupun kobong. Saya dan
teman-teman juga pernah mengikuti salah satu kegiatan mengaji, tepatnya
setiap pukul 14.00 WIB atau setelah shalat Jum’at selesai. Pengajiannya
cukup simpel, di mana para santri membawa kitab, dan Pak Kyai membaca
sekaligus menerjemahkan kitab tersebut ke dalam bahasa sehari-hari, dan
ditulis oleh para santri. Saya yang hanya sedikit mengerti Bahasa Sunda
agak kesulitan menerjemahkannya.Namun, beruntung terdapat 2 teman
yang bisa menerjemahkannya dengan baik.
Satu hal lagi yang tidak bisa saya lupakan dari Desa Cibugel ini
adalah masyarakatnya yang sangat menyukai jengkol. Hal itu terlihat dari
mudahnya menemukan jengkol di mana-mana. Pernah saya dan temanteman sedang membeli nasi uduk untuk sarapan, terdapat jengkol di
sana.Ada juga dalam adonan bakwan. Tidak hanya itu, saat malam terakhir
di desa, saya dan teman-teman diundang ngeliwet bersama warga setempat,
dan lagi-lagi jengkol yang menjadi menu utamanya. Saya memang belum
pernah mencoba makanan tersebut, banyak teman-teman yang mengatakan
bahwa jengkol itu enak, namun mencium baunya saja saya sudah tidak
suka, jadi persepsi enak tersebut langsung hilang dari pikiran saya. Sama
seperti durian, ada orang yang sangat menyukainya, dan ada juga orang
yang sangat membencinya, bahkan hanya dari mencium baunya saja.
Harapan Untuk Desa Cibugel
Desa Cibugel merupakan salah satu desa yang berada di kecamatan
Cisoka.Dengan luas wilayah yang cukup luas, dan jumlah penduduknya
yang cukup besar, terlihat dari banyaknya RT serta RW di desa tersebut.
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 127
Para penduduk desa juga terlihat sangat memegang teguh nilai gotongroyong dan kekeluargaan. Tidak hanya itu, banyaknya pesantren dan
kobong juga menjadi nilai tambah untuk Desa Cibugel. Dari faktor-faktor
tersebut, saya yakin, apabila masyarakat Desa Cibugel tetap berpegang
teguh pada nilai keagamaan, kekeluargaan, gotong-royong, maka Desa
Cibugel akan lebih maju dari kondisinya yang sekarang.
Harapan saya terhadap Desa Cibugel yaitu terus menjaga nilai keagamaan,
kekeluargaan, serta gotong-royong. Selain itu, kenali potensi dari desa
sendiri.Hal apa saja yang menjadi keunggulan dari Desa Cibugel, dan
jadikan hal tersebut sebagai batu loncatan untuk lebih memajukan Desa
Cibugel.
Sebuah Pesan
Terlepas dari itu semua, saya ingin mengucapkan terima kasih
sebanyak-banyaknya kepada teman-teman KKN semua. Masa KKN selama
satu bulan tidak akan se-asik ini tanpa kalian. Satu bulan memang waktu
yang singkat.Namun, dalam waktu sesingkat itu, kebersamaan yang sudah
terjalin mudah-mudahan bisa terus terpelihara sampai kapanpun. Terima
kasih juga kepada partner (tim pubdekdok) saya, Faradhita Aushafiana
Manaf, yang sudah mengajari saya banyak hal seputar ilmu fotografi,
videografi, dan juga mengedit video.
Terima kasih juga kepada seluruh jajaran aparat desa dan juga penduduk
Desa Cibugel yang telah menerima saya dan teman-teman dengan sangat
baik dan juga telah membantu saya dan teman-teman menyelesaikan
berbagai macam program kerja guna menyelesaikan KKN dengan baik.
Terima kasih banyak, dan sampai jumpa lagiDesa Cibugel dan17 AKSARA..
128 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
“Selalu libatkan Allah dalam segala urusan, Insya Allah hidup akan lebih
berkah”
Andika Yulianto Chamil
5
SECERCAH KISAH DI DESA CIBUGEL
Oleh: Hammam Al Marisma
(Anggota KKN AKSARA “Anak Kampus Sayang Rakyat”)
Kisah Pra KKN
KKN, sebuah pengabdian kepada masyarakat yang hampir
dirasakan semua mahasiswa pada semester tujuh. Ketika dulu masih
semester awal, saya seringkali mendengar cerita dari kakak kelas yang telah
melaksanakan KKN, bahwasanya tempat KKN biasanya berada pada desadesa yang sulit di jangkau oleh kendaraan, minimnya air bersih, dan juga
sinyal ponsel seluler. Dan kini, tanpa terasa saya sudah semester enam
akhir. Pertanda bahwa saya akan melaksanakan sebuah kegiatan
sebagaimana yang telah diceritakan oleh kakak kelas dahulu. KKN sendiri
pertama kali dilakukan oleh mahasiswa ITB dengan maksud
mengaplikasikan ilmu pertanian yang telah di dapatkan dalam perkuliahan
kepada masyarakat, khususnya yang bekerja sebagai petani. Namun, seiring
berjalannya waktu, KKN ini juga diberlakukan dalam beberapa Perguruan
Tinggi yang lain sebagai bentuk pengabdian.
Sebagaimana Perguruan Tinggi yang lain, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta pun setiap tahunnya melakukan KKN. Namun, sudah dua tahun ini
system yang dijalankan oleh PPM berbeda dengan tahun-tahun
sebelumnya. Hal ini menambah rasa khawatir dan ketegangan saya semakin
menjadi-jadi, apalagi ditambahkan dengan cerita dari teman-teman yang
telah melakukan KKN dua tahun yang lalu. Bahwa tahun dahulu enak, juga
teman sekelompok masih bisa cari sendiri. Namun, dari tahun kemaren
kebijakan dari PPM telah dirubah, anggota kelompok ditentukan dari
pihak PPM, itu berarti saya harus menyesuaikan diri lagi dengan temanteman baru, yang tentu masig-masing punya kepribadian tersendiri.
Selain itu, ketika saya mengikuti pembekalan KKN di auditorium
Fisip, disitu disampaikan, bahwa memanglah satu bulan terjun langsung di
Desa yang dituju, itupun saya belum tau seperti apakah Desa yang bakal
130 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
saya tempati. Disitu dijelaskan, pra KKN satu bulan berupa persiapan, baik
pembekalan, juga persiapan. Dan KKN selama satu bulan, ditambah dengan
pasca KKN berupa laporan selama satu bulan. Jadi, totalnya ada tiga bulan.
Disinilah saya mulai membayangkan seolah semua itu penuh tekanan, dan
pertanggungjawaban. Belum lagi ketika saya sudah mendapatkan info
mengenai tempat yang bakal saya tempati adalah di desa Cibugel, yang
mana menurut informasi dari kakak kelas yang sebelumnya KKN disitu,
bahwa masyarakat desanya masih berpacu pada uang. Ketika mengadakan
kegiatan-kegiatan, masyarakat hanya akan hadir bila terdapat uang
pesangon, minimal makanan.
Dan ditambah lagi, ketika saya searching di google, mengenai lokasi
Desa Cibugel berikut juga keadaanya, disitu yang ditampakkan adalah Desa
Cibugel termasuk salah satu desa yang masih minim akan air bersih. Dan
foto yang ditampilkan di google pun berupa foto sawah-sawah yang
dilanda kekeringan, disitu saya dan teman-teman sudah membayangkan
selama satu bulan saya akan mandi di kali. Belum lagi bayangan mengenai
akses perjalanan, begitu juga kebutuhan pokok. Saya sudah membayangkan
dan siap untuk makan nasi bersamaan dengan lauk mie instan selama satu
bulan. Pembagian tugas untuk membawa beras, mie instan, dan telur pada
masing-masing anggota pun sudah dibacakan ketika rapat pra KKN.
Tapi, keputusan semua itu pun dirubah setelah saya beserta temanteman melakukan survei pertama kali ke Desa tujuan. Karena disitu saya
melihat adanya indomart, alfamart, juga pasar tradisional yang meskipun
lokasinya lumayan jauh dari desa tempat KKN. Akhirnya saya pun bisa
bernafas lega, seenggaknya beban dan fikiran yang sebelumnya tidak karukaruan telah berkurang. Kenyataan yang saya lihat sendiri pun berbeda
dengan beberapa informasi yang saya dapatkan sebelumnya.
Begitu juga pada masyarakatnya, meskipun sebelum KKN saya
mengira bahwa masyarakat desa yang bakal saya tempati masih sangatlah
primitif, juga masih tergantungkan oleh uang, tapi ternyata ketika saya
hidup di tengah-tengah masyarakat situ, orang-orangnya pada ramah, dan
tidak segan-segan menerima segala masukan, dan pendapat dari saya, yang
mana notabenya saya sebagai seorang pendatang. Begitu pula ketika
masyarakat sekitar diminta untuk turut meramaikan, turut andil dalam
berlangsungnya acara saya, semuanya tanpa keberatan. Mulai anak kecil
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 131
hingga bapak ibu orang tua masih sangat menghormati dan siap bekerja
sama dalam kesuksesan setiap agenda kegiatan yang saya buat.
Kisah Di Kelompok
Setiap individu mempunyai cara dan gaya hidup tersendiri,
begitupun dengan saya. Namun, perbedaan kepribadian seseorang
bukanlah menjadi kendala yang utama, karena itu tergantung bagaimana
kita menyikapinya. Dan mau tidak mau, saya harus menghadapi hal
semacam itu selama satu bulan.
Sesaat setelah mendapat kabar bahwa kelompok KKN sudah
ditentukan dan telah di share oeh pihak PPM, saya cepat-cepat mencari
informasi mengenai kelompok tersebut kepada teman-teman kelas guna
mengetahui siapa saja anggota kelompokku. Dan akhirnya, melalui file
berupa pdf yang di share di grup WhatsApp, saya bisa melihat dan mencari
langsung dari kelompok pertama hingga terakhir. Dan setelah sekian lama
mencari, ditemukanlah nama saya berada di kelompok 017. Ketika saya
melihat nama-nama anggota kelompok saya, saya mulai resah. Karena
diantara nama-nama yang ada, tidak ada satu pun yang saya mengenalnya.
Padahal saya cukup aktif di setiap kegiatan-kegiatan mahasiswa. Namun,
ada satu nama yang mana saya mengenalnya, yakni Aminul Wahid.
Meskipun begitu, saya masih ragu dengan nama itu, apakah itu memang
benar dia temanku yang dari Jawa Timur apa tidak. Karena, biasanya
teman-teman dari Banyu Wangi hanya manggil dia dengan sebutan Amin.
Sedangkan pada file pdf itu pun tidak ada keterangan mengenai asal daerah.
Dan yang lebih membuat saya khawatir lagi, nomor saya yang
tercantum dalam lembaran file pdf itu adalah nomor saya yang sudah tidak
aktif. Sedangkan di lembaran itu yang tertera hanyalah nama, jurusan, dan
nomor telepon. Yang saya takutkan adalah ketika teman-teman anggota
saya mau menghubungi saya terkait kelompok KKN. Akhirnya, saya
menulis nama-nama beserta nomor telfon kelompok saya, guna mencari
informasi dan menindak lanjuti terkait grup KKN. Namun, setiap nomor
yang saya hubungi pun tidak bisa tersambung. Dari situ bisa dipastikan,
bahwa sebagaimana nomor saya, nomor teman-teman yang tertera dalam
lembaran pdf itu pun sudah pada tidak aktif.
132 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
Dan akhirnya, dua hari kemudian, ada yang memasukkan nomor
saya ke grup WhatsApp yang mana grupnya bernama Zeven teen. Disitu
ketika saya melihat sekilas dari nama grupnya, saya terfikirkan pada grup
KKN. Mengingat saya adalah kelompok 017, dan bahasa Inggris dari 17
sendiri adalah seven teen. Akhirnya dari informasi di dalam grup tersebut,
saya pun bisa memastikan, bahwasanya grup itu benarlah grup KKN. Dan
tidak hanya sampai situ, saya pun masih mencari-cari informasi terkait
anggota grup saya. Mulai dari melihat foto profil WhatsAppnya, siapa tahu
saya pernah berjumpa meski tidak tahu namanya. Terus bertanya pada
grup-grup lain, baik grup primordial maupun grup UKM yang lain.
Dan tiga hari kemudian, setelah bisa dipastikan bahwa semua
anggota sudah masuk pada grup WhatsApp, pertemuan sekaligus rapat
pertama pun dilakukan. Diantaranya adalah untuk pembentukan struktur,
juga untuk penentuan nama grup KKN. Akhirnya, karena pas kumpulan
pertama orangnya yang hadir belum bisa dianggap kuorum, kamipun
menginisiatif supaya hal itu dilanjutkan pada pertemuan selanjutnya, yaitu
pada empat hari kemudian. Pada pertemuan itulah, akhirnya terpilih
Aminul Wahid sebagai ketua. Dan melalui usulan dari Zahra Yusuf, salah
satu anggota dari jurusan HI, disepakati pula nama grupnya yakni
AKSARA yakni “Anak Kampus Sayang Rakyat”.
Berselang beberapa hari, saya dan teman-teman pun mendapat
kabar, bahwa Zahra Yusuf lolos pada KKN kebangsaan, secara otomatis
anggota kelompok saya berkurang, belum lagi juga ada teman yang
kondisinya sedang hamil tua, dia pun akhirnya mengundurkan diri. Karena
ditakutkan akan banyaknya kontraksi. Dari situ, anggota yang sebelumnya
tujuh belas orang, kini tinggal lima belas. Tapi, di setiap rapat-demi rapat
Pra-KKN, saya masih belum berani sepenuhnya untuk menyuarakan
pendapat saya, karena saya masih melihat, dan menyesuaikan karakter
setiap individu dalam kelompok tersebut.
Dari beberapa kali rapat itupun saya juga berkecil hati, karena
kehadiran teman-teman pun selalu telat. Dalam hati saya merasakan
kekhawatiran, karena bisa jadi nanti pada waktu KKN pun teman-teman
masih terbiasa dengan kemalasannya. Akhirnya pada rapat berikutnya
disepakati, bahwasannya kalau terlambat lima meit datang pada rapat, di
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 133
denda lima ribu rupiah. Dan bila tidak ikut rapat dengan alasan yang bisa
diterima, akan dikenakan denda sebesar tiga puluh ribu rupiah.
Tepat pada tanggal 24 Juli, atau H-1 pelepasan KKN, disepakati
bersama, bahwa hari itu segala barang-barang keperluan KKN baik berupa
barang pribadi maupun kelompok, akan diusung pada hari itu. Namun,
salah satu kendalanya adalah mengenai transportasi yang digunakan.
Karena diperkirakan barang bawaan terlalu banyak, dan tidak muat bila
hanya diusung menggunakan satu atau dua mobil saja. Perbedaan pendapat
disertai dengan sedikit konflik pun tidak bisa dihindarkan, terutama pada
teman-teman yang barang-barangnya belum terbawa oleh mobil yang bakal
mengantarkan ke tempat KKN. Akhirnya, salah satu teman berangkat
dengan mobil pribadi, dan serta membawa barang-barang yang sebelumnya
belum terbawa.
Pada tanggal 25 Juli, disepakati bahwa saya dan teman-teman
kelompok berangkat pada siang hari setelah acara pelepasan dari pihak
kampus. Sebagian ada yang berangkat naik motor pribadi, juga sebagiannya
lagi naik kereta. Dan kebetulan saya naik motor pribadi, mengingat untuk
akses aktivitas ketika KKN. Dimana Desa Cibugel bisa dibilang salah satu
desa yang memiliki wilayah cukup luas. Yang mana pada tahun sebelumnya
KKN di Desa Cibugel ada tiga kelompok. Sedangkan tahun ini hanya satu
kelompok, dan mencakup 7 RW 41 RT.
Tidak hanya sampai disitu, saya Pada awal-awal berada di lokasi
KKN dengan satu atap, perbedaan pendapat pun sudah terlihat, mulai dari
pemilihan tempat tinggal, ketika memilih tempat, dimana desa Cibugel
merupakan desa yang basisnya adalah pesantren, jadi ketika saya meminta
bantuan kepada bapak RW sekitar, tempat yang pertama yang ditawarkan
kepada saya adalah asrama. Namun, disisi lain saya juga harus memahami,
bahwa tidak semuanya teman-teman saya pernah mengenyam pendidikan
di pesantren. Untuk itu, baru dua hari saya dan teman-teman tinggal di
asrama, dari teman-teman yang biasa hidup berkecukupan sudah
mengeluh. Akhirnya, dimusyawarahkan lagi dengan satu kelompok, dan
menimbang dengan berbagai pertimbangan, salah satunya karena pesantren
yang saya tempati itu letaknya pada pinggir desa, pada akhirnya saya dan
teman-teman mencari kontrakan yang cukup layak untuk di tempati
selama satu bulan. Juga yang letaknya strategis, yakni di pertengahan desa.
134 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
Dari situ, pelajaran yang paling berharga dari kebersamaan dalam
perbedaan adalah saling menghormatinya setiap individu. Juga tidak
mementingkan ego masing-masing. Disini bisa digambarkan ketika dalam
rutinitas sehari-hari. Yang mana saya dan teman-teman setiap harinya
makan dengan makanan yang berkecukupan, juga dengan lauk pilihan
sendiri. Beda ketika sudah hidup bersama, mau tidak mau harus sepakat
dengan keputusan bersama. Baik dengan cara makannya yang selalu
berbarengan dengan alas kertas nasi, juga lauknya yang pas-pasan juga
menerima jenis lauk sesuai yang disuguhkan oleh piket.
Dan semua kekhawatiran yang saya rasakan pra-KKN, kini tidak
sesuai dengan kenyataan yang ada. Meskipun masing-masing punya
kelebihan dan kekurangan, tapi disitu saya dan teman-teman bisa saling
mengisi. Saya terjun sebagai eksekutor, begitu pula teman-teman saya ada
yang terjun memperbaiki hubungan dengan masyarakat. Sehingga
masyarakat merasa sangat dibutuhkan dan dihormati. Dan manfaatnya,
ketika saya dan teman-teman mengadakan sebuah agenda, atau program
kerja, dari pihak masyarakat tanpa canggung langsung ikut membaur dan
turut andil dalam kesuksesan acara saya.
Pernak-Pernik Desa Cibugel
Pertama kali saya melakukan survei bersama teman-teman
kelompok ke desa tujuan, tepatnya pada bulan ramadhan, saya sudah
mendapat laporan dari sebagian warga, bahwasanya masyarakat desa ini
masih banyak yang nakal, dan tidak bisa lepas dari narkoba, seperti halnya
minum-minuman keras. Hal itu menambah fikiran tersendiri buat saya
mengenai hal apa yang bisa saya dan teman-teman lakukan di desa ini
untuk menghadapi masyarakat yang seperti ini selama satu bulan.
Akhirnya diantara program kerja yang direncanakan pun terdapat salah
satunya yaitu penyuluhan bahaya narkoba. Namun, setelah saya berada di
desa ini dan membaur dengan warga masyarakat sekitar, ternyata semua itu
salah. Bahkan di desa ini bisa dibilang desa santri, yang mana terdapat
delapan pesantren pada satu desa, dan kebanyakan dari pesantren itu
basisnya adalah pesantren salaf. Mengaji kitab kuning, adat istiadatnya pun
tidak ketinggalan, mulai dari setiap malam jum’at kegiatan rutinnya adalah
manaqib yang diselenggarakan di pondok pesantren yang dibawah asuhan
KH. Makki. Setelah sholat Jum’at pun dilanjutkan dengan pengajian bapakBukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 135
bapak juga para pemuda dengan kitab “Tanqikhul Qoul” karya Syech
Nawawi al-Bantani, yang di pandu oleh KH. Hambali. Tidak hanya disitu,
pengajian dari ibu-ibu majlis ta’lim pun saling menghiasi, dan bila diikuti
terus menerus, satu minggu full tidak ada henti.
Aktivitas warga pun sebagaimana pada desa-desa kebanyakan, yaitu
dengan bekerja sebagai petani. Namun, selain petani, banyak juga yang
menjadi karyawan pabrik sekitar. Tapi disisi lain, juga masih ada pemuda
yang pengangguran. Dan yang lebih menariknya, sebagaimana santri
biasanya, kesopanan, tata krama sangat terlihat pada masing-masing
pemuda pemudi, juga para orang tua. Dari pakaian yang dikenakan pun
sudah menjadi ciri khas, dan juga seolah menandakan bahwa mereka santri,
yakni sarung dan peci yang selalu menghiasi. Dari penyambutan
masyarakat pun sangat ramah, yang mana selalu bersedia untuk membantu
bila saya dan teman-teman membutuhkannya. Adat gotong royong yang
masih sangat kental, setiap hari minggunya ada kerja bakti bersih-bersih
lingkungan. Begitupun juga disaat musim agustus, pernak-pernik hiasan
lingkungan tidak ketinggalan, juga berbagai lomba.
Sosialisasi di sekolah-sekolah pun saya dan teman-teman lakukan
selama beberapa hari, mulai dari tingkatan PAUD, beberapa SD yang ada di
desa Cibugel, SMP, dan SMK yang berada dalam naungan pondok
pesantren Riyadul Bashoriyah. Dan saya pun akhirnya mengajar
ekstrakulikuler di SD as-Sakilin yaitu Marching Band, juga di SMK Riyadul
Bashoriyah, disitu saya mengajar Marching Band, Pramuka, dan sekali-kali
saya memberi motivasi belajar kepada siswa siswi tersebut.
Ketika saya mengajar Marching Band, baik di SD as-Sakilin,
maupun di SMK Ritadul Bashoriyah, keduanya sangat senang dan
semangat. Hal itu bisa dibuktikan dengan terbatasnya waktu belajar yang
hanya dua minggu, dan deadline tanggal 17 Agustus sudah harus siap
meramaikan acara karnaval yang diadakan setelah upacara bendera.
Namun, ketika sudah datang waktunya, teman-teman pun sudah siap.
Bahkan masyarakat sekitar pun merasa sangat senang dan pada keluar
untuk menyaksikan acara karnaval ini. Karena, selama ini belum pernah
ada acara karnaval semacam ini di desa Cibugel. Dan sekolah-sekolah yang
ada di desa Cibugel pun sangat antusias, serta ikut acara demi acara
karnaval yang saya adakan.
136 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
Satu lagi yang membuat saya merasa kagum kepada warga sekitar
adalah tidak hanya anak-anak saja yang turut meramaikan lomba dan acara
demi acara, namun bapak ibuk pun masih sangat antusias dalam
kesuksesan acara yang diselenggarakan. Hal ini terbukti ketika saya dan
teman-teman ngadain acara karnaval 17 Agustus, yang mana itu baru
pertama kali diadakan di desa ini, tapi semangat dan antusias warga pun
tidak ketinggalan. Begitu juga ketika saya mengadakan acara Pentas Seni
sebagai penutupan, warga sekitar pun turut meramaikan. Dan yang lebih
mengharukan lagi adalah setelah acara pentas Seni itu, bapak dan ibu
masyarakat sekitar beramai-ramai dengan suka rela mengajak saya dan
teman-teman untuk ngeliwet bareng.
Harapan
Setelah satu bulan saya membaur dengan masyarakat desa Cibugel,
sedikit banyak saya telah mengetahui bagaimana adat kebiasaan yang
dilakukan oleh warga sekitar. Untuk itu, bila saya menjadi bagian dari
masyarakat desa Cibugel, yang pertama dan paling utama adalah
memperbaiki citra diri dahulu, agar dapat diterima dengan tulus oleh
masyarakat desa. Dan adapun untuk berempati pada pengalaman mereka,
saya mempunyai pandangan untuk sedikit banyak mengajak masyarakat
desa untuk melihat keluar, melihat desa-desa yang telah maju, untuk bisa
diambil pembelajaran. Karena, ketika masyarakat desa hanya sibuk
mengurusi rutinitas di dalam desa saja, tanpa melihat desa-desa sekitar, itu
akan menyulitkan perkembangan desa ke yang lebih modern. Jadi, saya rasa
hubungan eksternal juga sangat diperlukan selain hubungan internal
sendiri.
Hal itu bisa dilihat ketika masyarakat desa Cibugel yang
kebanyakan bermata pencaharian sebagai petani memanen padi. Mereka
masih menggunakan alat yang sangat tradisional, yaitu dengan
memukulkan padi pada alat. Yang mana hal itu membutuhkan waktu yang
sangat lama bila dibandingkan dengan para petani yang sudah modern,
yang mana memanen padi sudah memakai alat yg berkolaborasi antara
mesin diesel dengan rancangan paku dan kayu. Belum lagi diatas itu sudah
adanya petani yang telah memakai mesin secara keseluruhan. Jadi ketika
padi yang posisinya masih menempel pada batangnya dimasukkan kedalam
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 137
mesin itu, keluarnya sudah siap diangkut. Untuk itu, mungkin yang paling
saya tekankan adalah jalinan hubungan keluar.
138 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
“Bila kamu bukan anaknya raja, bukan anaknya Kyai, juga pemimpin,
Maka menulislah. Karena itu yang akan menjaga namamu dari sejarah”
Hammam Al Marisma
6
MY PERSONAL STORY
Oleh: Shinta Sri Rahmawati
(Anggota KKN AKSARA “Anak Kampus Sayang Rakyat”)
Persepsi KKN Sebelum Ke Lokasi
KKN atau yang sering didengar dengan Kuliah Kerja Nyata
merupakan salah satu program yang menjadi acuan para mahasiswa untuk
turun langsung kepada masyarakat. Sesuai dengan latar belakang
mahasiswa yang memang bahwasanya mengabdi untuk masyarakat. KKN
merupakan program yang setiap tahunnya dicanangkan oleh kampus UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Yang bertujuan untuk menghubungkan
masyarakat dengan para mahasiswa guna membuat satu gebrakan atau
inovasi per daerah untuk kemajuan daerah itu sendiri. Kegiatan yang
dilakukan bermacam mulai dari sosialisasi dari bidang kesehatan maupun
bidan lainnya untuk masyarakat. Adapun banyak program fisik yang
diberikan untuk masyarakat dari para mahasiswa.
Ketika awal perkuliahan semester 1 saya sering mendengar banyak
cerita tentunya dari angkatan sebelumnya mengenai KKN. Mulai dari
masyarakat desa yang beragam sampai program apa saja yang telah mereka
buat untuk desa tersebut. Selain cerita, senior sebelum-sebelumnya pun
pernah memberikan informasi terkait makna dari KKN itu sendiri.
Ataupun hal-hal yang terkait dengan KKN entah kelompok KKN yang
tahun sebelumnya dibuat oleh mahasiswa sendiri sampai tatacara membuat
laporan akhir dan buku untuk para kelompok KKN sendiri. Awal
mendengar banyaknya cerita tersebut membuat saya kurang paham.
Mulanya mungkin karena saya belum turun langsung saat itu. Dan resah
apakah saya bisa tinggal sebulan dengan para orang yang baru saya kenal.
Namun Hal itu tidak terlalu saya ambil pusing mengingat bahwa itu
merupakan tuntutan saya sebagai mahasiswa. Pra KKN pun dimulai
dengan pembagian kelompok KKN yanng tersebar di mahasiswa. Saat itu
saya sedang mengikuti sebuah kegiatan modelling sehingga saya meminta
140 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
teman saya untuk melihat apakah nama saya tercantum pada kelompok
tertentu. Satu yang ada di fikiran saya saat itu adalah “Apakah kelompok
saya nanti akan cocok dengan karakter saya atau tidak”. Karena sempat
trauma dari cerita beberapa senior mengingat perbedaan pendapat pada
kelompok itu pasti ada. Jam pun berdenting menunjukkan angka 4 sore.
Saya mendapat pesan dari teman saya bahwa saya masuk di kelompok 17.
Teman saya pun memberikan list nama dan nomor anggota kelompok
lainnya.
Saya pun tergabung pada grup whatsapp kelompok KKN saya selang
beberapa waktu. Kami pun berunding untuk melakukan pertemuan
pertama terkait kelompok KKN. Pertemuan pertama pun berlangsung. Saya
tiba di depan Auditorium Harun yang sudah di penuhi banyak mahasiswa
UIN tentunya. Banyak dari mereka yang berlalu lalang mencari kelompok
mereka. Begitu pun saya sendiri di temani teman saya. Namun kami
berpisah saat kelompok kami sudah kumpul masing-masing. Kami pun
membuka rapat pertama diawali oleh seorang mahasiswa di kelompok saya
bernama Harun yang merupakan mahasiswa adab. Kami pun
membicarakan mulai dari pemilihan BPH kelompok sampai iuran kas
kelompok.
Muncul di benak saya bahwa saya pasti akan sangat asing apabila
saya mengikuti kegiatan ni dengan orang-orang yang baru saya kenal.
Ditambah harus jauh dari orang-orang terdekat saya. Saya juga sempat
mengajak senior saya untuk bertemu untuk memberikan saran kedepannya
saat mengikuti kegiatan KKN nanti. Beliau memberikan saya pesan untuk
selalu aktif pada kegiatan KKNnya. Ditambah untuk saling menghargai dan
memahami satu sama lain dengan kelompok KKN saya. Khawatir itu pasti
kata beliau karena beliau pernah merasakan. Namun kekhawatiran itu
nantinya akan menjadi sebuah momen yang tidak akan terlupakan di
masing-masing kelompok.
Menurut beliau kegiatan ini harus sangat dinikmati dengan enjoy.
Karena apabila di laksanakan dengan hati yang tak pas dan tak ikhlas itu
akan berpengaruh dengan output kerja nantinya. Lebih spesifik pada
program kerja yang akan dibuat untuk desa kedepannya. Dari pesan beliau
pun saya mencoba mengikuti dengan maksimal. Namun khekhawatiran
saya tetap masih ada, dengan seiring doa yang saya panjatkan agar saya
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 141
berharap kegiatan yang saya lakukan lancar kedepannya. Mulai dari lancar
berkomunikasi dengan kelompok KKN sampai dengan program yang akan
saya buat nantinya bersama teman-teman. Juga mengikuti kegiatan dengan
ikhlas dan senang tentunya. Selain itu, tak lupa meminta restu orang tua.
Tidak lupa saya juga mencari tahu artikel-artikel tekait KKN. Mulai dari
kegiatan dan rentetan anggaran dan yang dikeluarkan dalam kegiatan
Kuliah Kerja Nyata ini.
Persepsi Mengenai Kelompok KKN Selama KKN Berlangsung
Pertemuan pertama yang saya lakukan dengan kelompok KKN
merupakan segelintir kegiatan Pra KKN. Dimana kami harus melaksanakan
minimal 4 atau 3 pertemuan untuk mempermudah komunikasi antar
anggota kami. Selain itu, tak lupa dengan dosen pembimbing kami yang
nantinya akan memberikan penilaian dan tentunya saran untuk
mempermudah kegiatan Kuliah Kerja Nyata berlangsung. Pada tanggal 24
mei 2017 kami mengikuti pembekalan KKN di Auditorium FISIP UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Banyak sekali mahasiswa yang telah mengisi
ruangan disana. Kelompok saya sudah berkumpul di baris kedua saat itu.
Saat kegiatan berlangsung kami mengamati seksama.
Saat acara berlangsung, kami mencatat setiap inti dari yang harus
disiapkan saat KKN kelak. Selanjutnya, kami berinisiatif untuk melakukan
pertemuan selanjutnya untuk membuat form pemilihan ketua dan lain lain.
Pertemuan pun disepakatkan di grup.Pertemuan selanjutnya pun di
lakukan ditempat biasa kami berkumpul. Saat ni kelompok kami sudah
lengkap untuk membuka forum rapat. Ketua pun di musyawarakan yaitu
Aminul Wahid mahasiswa ekonomi yang tak lain satu fakultas dengan
saya. Selanjutnya diiringi dengan penentuan sekertaris 3 orang yaitu lia ,
Ilka, dan Harun. Dan selanjutnya pemilihan bendahara saya sendiri dan
anak Ushulludin Iis Kholisoh.
Setelah itu, kami merembukkan untuk membuat uang kas per
pertemuan yaitu sebesar 20,000. Selanjutnya kami membahas nama
kelompok kami. Tumbuhlah ide dari salah satu anggota kelompok saya.
Yaitu AKSARA karena aksara mencerminkan sebuah makna tulisan
sansekerta yang merupakan peninggalan sejarah yang selalu teringat pada
siapapun. Namun, selain filosofi tersebut, AKSARA merupakan Anak
142 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
Kampus Sayang Rakyat yaitu bahwasanya menggambarkan kelompok saya
amat peduli dan simpatik pada masyarakat desa KKN kita kelak. Selain itu
kami tinggal menunggu pengunguman desa KKN kami dan dosen
pembimbing kami.
Hari selanjutnya pun berlangsung pengunguman tentang dosen
pembimbing dan lokasi KKN pun telah di tetapkan.Kelompok kami
mendapatkan desa pada salah satu daerah di Cisoka. Yaitu Desa Cibugel
yang terletak di dekat perempatan kecamatan cisoka. Selanjutnya setelah
itu dosen pembimbing kami pun telah ditetapkan yaitu Bapak Alfitrah
salah satu dosen di Fakultas Hukum. Kemudian kami pun berdiskusi untuk
melakukan pertemuan atau rapat selanjutnya mengenai survei pada desa
KKN kami. Kami pun melakukan pertemuan setelah sepulang kuliah.Anakanak pun sudah berkumpul di tempat biasa. Kami memulai rapat yang di
awali dengan ketua baru kami yaitu Aminul wahid. Kami pun mulai
memberikan pendapat untuk meluangkan waktu yang pas untuk survei
KKN. Survei pertama kami tetapkan pada hari Sabtu diiringi dengan survei
KKN kelompok lain dengan berbarengan.
Hari sabtu pun tiba kami memulai survei pada daerah Cisoka.
Selama survei tersebut, saya merasakan mulai ada kedekatan dengan
beberapa anggota kelompok KKN saya. Susah senang bersama saat kami
survei hari pertama. Mulai dari salah arah ke desa KKN kami sampai
dengan makan bersama-sama setelah survei. Sungguh sangat
menyenangkan. Menurut saya, pada hari pertama kami survei, lelah itu
pasti, tapi apabila di jalani dengan kebersamaan dan suka cita itu akan
menjadi sebuah moment terbaik.
Persepsi Mengenai Desa Cibugel Kecamatan Cisoka
Ketika pertama kali saya survei pada desa Cibugel di kecamatan
Cisoka.Kami menempuh perjalanan yang lumayan panjang yaitu sekitar 3
jam dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kami survei dengan
menggunakan kendaraan bermotor berbarengan dengan kelompok 14 yang
juga KKN di kecamatan Cisoka namun berbeda Desa dengan kami. Cukup
seru dikarenakan ada beberapa anggota kelompok yang saat itu tertinggal
jalur dengan kami. Sehingga kami harus menunggu beberapa menit.
Perjalanan menuju Cisoka cukup berat, karena selama perjalanan jalan yang
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 143
cukup curam yang kami lewati. Namun, itu terbayarkan saat saya melihat
pemandangan sawah yang sangat indah dengan para kerbau dan sapi
disana.
Setelah perjalanan selama 3 jam kami mulai dekat dengan desa
kami. Namun saat di perempatan kecamatan Cisoka, kami harus berpisah
dengan kelompok KKN 14 karena berbeda arah saat ke desa
tujuan.Akhirnya kami memulai perjalanan singkat kembali untuk
menemukan desa kami.Tiba kami di depan sebuah komplek yang terletak
di seberang jalan. Menurut GPS yang kami tuju Desa Cibugel terletak
didalam koplek tersebut. Di fikiran saya apakah desa ini sudah maju?
Karena terbilang terdapat komplek perumahan di sebuah desa. Akhirnya
kami memasuki komplek tersebut dan saya memberanikan diri untuk
bertanya dimana letak desa cibugel.
Ternyata tak kurang dari situ kami sampai di depan Kantor
kelurahan desa cibugel. Namun saat itu keadaan kantor sangat sepi dan tak
ada tanda-tanda para pegawai kelurahan yang berada disitu. Mungkin
memang saat itu hari sabtu sehingga kantor kelurahan memasuki hari libur.
Akhirnya kami mencari rumah Bapak Lurah Desa Cibugel. Terdapat anak
kecil dan orang tua yang memperhatikan kami saat kami kesana. Diiringi
dengan sambutan hangat dari mereka. Sungguh menyenangkan rasanya
melihat keramahan yang mereka berikan pada kami. Hingga akhirnya kami
bertemu dengan seorang ibu-ibu di sebuah rumah. Ia tak lain adalah Ibu
Lurah. Kami pun menanyakan keberadaan pak lurah, namun pada hari itu
sayang sekali kami belum bisa bertemu pak lurah. Sehingga kami hanya
bisa meninggalkan nomor telfon dan biodata singkat untuk desa yang harus
diisi oleh bapak lurah sendiri. Namun, sebelum kami pergi dari Desa, kami
sempat beristirahat di sebuah masjid yang cukup luas, namun sepertinya
tak terurus.
Dikarenakan kebersihan masjid yang kurang serta prasana masjid
yang kurang baik. Disitu kelompok saya berfikir untuk menjadikan hal
tersebut sebagai program kerja kelompok kami yaitu memperbaiki
prasarana masjid tersebut. Tak lama kami bristirahat, kami sempat
berjalan-jalan sebentar di daerah Desa Cibugel. Banyak yang saya amati dari
Desa Cibugel untuk dibidang ekonomi. Menurut saya masyarakat Desa
Cibugel sudah cukup baik dalam berwirausaha karena banyaknya UMKM
144 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
serta persawahan dan pertenakan disana. Selain itu, untuk di bidang
pendidikan ketika survei pertama masih kurangnya prasarana yang baik
untuk sekolah-sekolah disana. Pada bidang kebersihan menurut saya sudah
cukup baik karena masyarakat sudah sadar akan kebersihan tersebut.
Hal-hal yang kami lihat disana saat kami survei membuat kami
untuk berfikir program apa saja yang sesuai untuk Desa Cibugel tercinta
tersebut. Pada akhirnya kami sepakat untuk membuat pertemuan
selanjutnya kembali untuk membahas program yang akan kita bahas.
Pertemuan selanjutnya pun ditentukan kami membahas mengenai
program-program yang akan dijalankan saat nanti kami berada di desa
cibugel. Antara lain mulai dari pembangunan prasaranan Desa Cibugel
seperti gapura yang terletak pada pintu masuk Desa Cibugel lalu perbaikan
prasarana masjid seperti prasarana pintu kamar mandi, lalu penyuluhan
mengenai DBD, serta pelatihan sablon bagi para anak anak muda Desa
Cibugel. Selain itu, program non fisik yang dijalankan berupa bimbingan
belajar pada anak daerah desa cibugel yang dilaksanakan pada malam hari
sekitar pukul 19.00, lalu membantu pihak PAUD untuk mengajar para
anak-anak yang bersekolah disana untuk belajar berhitung dan membaca.
Selain itu juga membantu pihak Sekolah Dasar dan Pondok Pesantren
setempat untuk mengajar juga.
Setelah kami mendata program yang akan kami jalankan disana,
kami berkesempatan untuk mengikuti bimbingan dengan dosen
pembimbing kami. Kami berkumpul saat itu untuk mendengarkan saran
dari beliau. Menurut beliau program kerja yang baik untuk Desa adaah
program yang dibutuhkan dari masyarakat Desa setempat. Maka hal itu
akan menjadi program sempurna yang bertujuan untuk pembangunan
masyarakat Desa Cibugel sendiri.Kami juga sempat melakukan survei ke
tiga dengan di ikuti oleh Bapak Dosen Pembimbing kami yang dimana hal
itu menjadikan kemudahan bagi saya dan teman teman anggota kelompok
aksara untuk berkomunikasi dengan masyarakat Desa Cibugel. Pelepasan
hari Kuliah Kerja Nyata pun tiba, saya membawa perlengkapan untuk
dibawa ke Desa Cibugel untuk hidup selama satu bulan disana.
Sesuai dengan kesepakatan kelompok Aksara, Kami berangkat
menggunakan transportasi masing-masing. Sedangkan saya dengan Amin,
Purnama dan Dhita mnggunakan Kereta untuk sampai di Cisoka.
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 145
Perjalanan cukup jauh yang kami tempuh berlangsung 4 jam dikarenakan
angkutan umum untuk Desa Cibugel yang terbilang susah untuk dicapai.
Magrib pun tiba diiringi suara azan. Saya dan teman-teman sampai disana.
Kami disambut oleh pemangku pondok pesantren yang sangat ramah
disana. Selanjutnya kami beristirahat sejenak untuk melepas rasa lelah.
Setelah beristirahat kami pun mencari makanan di Desa Cibugel sambil
bercengkrama dengan warga Desa setempat. Mereka sangat ramah dalam
menyambut kami. Satu yang terdapat di fikiran saya adalah warga Desa
Cibugel terkenal ramah untuk orang pendatang di desanya.
Hari pertama saya disana, pada malam harinya saya dan teman
teman saya mempersiapkan perlengkapan dan hal-hal yang dibutuhkan
untuk pembukaan nanti. Mulai dari surat-surat, komsumsi, dan undangan
untuk warga desa setempat. Lokasi untuk pembukaan pun telah
ditentukan yaitu di Kantor Kelurahan Desa Cibugel. Semua peralatan
untuk pembukaan Kuliah Kerja Nyata juga sudah disediakan.Pagi harinya
kelompok kami bersiap-siap untuk melakukan pembukaan. Banner pun di
pasang di dalam aula Kantor Kelurahan Desa Cibugel. Mic pun sudah siap
serta Meja registrasi pun sudah siap.Urutan acara dimulai dari mc
pembukaan yaitu teman saya saudara Ilka. Ia memang paling fasih dalam
public Speaking. Setelah itu berakhir dengan salam-salaman antara
kelompok kami dengan para warga desa dan peringgi-petinggi desa. Tak
lupa kami berfoto ria dengan mereka. Pembukaan telah berlangsung
dengan lancar. Selanjutrnya, kami beristirahat, dan kembali ke rumah
kontrakan untuk melanjutkan waktu ishoma.
Hari pertama dan kedua pun telah kami lalui dilanjutkan hari
esoknya saya dan teman-teman memulai dengan program pertama yaitu
membantu mengajar di PAUD. Hari pertama kami membantu mengajar
sangat menyenangkan.Bertemu dengan malaikat-malaikat kecil yang
menggemaskan membuat saya dan iis serta dara sangat senang. Kami
membantu mengajar dalam berhitung dan membaca. Selain itu, program
kerja saya dan teman-teman bukan hanya itu saja. Melainkan hari
selanjutnya terdapat Penyuluhan mengenai campak dan narkoba.Selain itu,
tak lupa juga perbaikan prasarana pondok pesantren.
Bahkan saya dan teman-teman mengadakan taman baca yang kami
buat sendiri. Disalah satu pesantren tempat kami berbagi ilmu.Kami saling
146 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
membantu dalam mewujudkan taman baca yang nantinya akan berguna
untuk para siswa dan siswi di pesantren tersebut. Selain taman baca, tak
lupa kami juga membuat program kerja fisik; antara lain gapura dan tugu.
Dengan bantuan warga setempat, kami membuat sebuah gapura yang
bertujuan untuk mempermudah pengenalan lokasi desa cibugel. Begitu pun
dengan tugu yang bertujuan selain sebagai pengenalan lokasi Desa Cibugel,
tapi juga sebagai kenang-kenangan untuk Desa Cibugel atas nama
mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta disana.
Tak lupa, saya dan teman-teman juga ikut berpartisipasi dalam
acara besar 17 Agustusan di Desa Cibuggel. Dimana di mulai saat pagi
untuk upacara bersama di ikuti para petinggi desa setempat. Setelah itu
dilanjutkan dengan sebuah pawai yang di ikuti oleh peserta dari warga
Desa. Acara berjalan lancar dan diiringi canda tawa dari peserta juga
panitia. Kebersamaan pun terjalin melalui hal itu.Selanjutnya tak henti dari
situ, setelah beristirahat sejenak, saya dan teman-teman ikut turun serta
meramaikan perlombaan 17 agustusan yang memang sudah rutin dilakukan
oleh warga setempat.
Hari-hari pun berlanjut tak terasa sudah mendekati saat hari
penutupan acara KKN kami. Saya berdiskusi dengan teman-teman untuk
membuat penutupan yang seperti apa yang berkesan bagi warga Desa
Cibugel. Kami pun berinisiatif untuk membut sebuah malam pentas seni
mini. Yang terletak di depan panggung rumah sewa kami. Sebelum malam
tiba, saya dan teman-teman mempersiapkan sebuah acara penutupan
terlebih dahulu. Yang tak lain sama dengan acara pembukaan. Setelah itu
diiringi salam-salaman. Nampak banyak air mata yang menetes dari
beberapa anggota kelomok kami. Karena merasakan kebersamaan yang
telah tumbuh selama sebulan namun harus berpisah juga pada saat yang
sudah ditetapkan.
Kami juga pamit pada siswa siswi PAUD, Sekolah Dasar dan
Pondok Pesantren yang selama sebulan sudah mau berbagi ilmu dan kesan
dengan kami. Malam pun berganti acara pentas seni yang sudah kami
rencanakan akan dimulai. Panggung mini pun sudah terpasang di depan
rumah kontrakan kami. Acara dimulai dengan beberapa sambutan dari
tokoh desa.Dilanjutkan penampilan marawis dari para malaikat kecil.
Selanjutnya pembacaan puisi dan pembagian hadiah. Saya yang tak lain
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 147
menjadi mc pada malam itu merasa sangat senang melihat acara dan
program kerja yang telah kita buat selama sebulan berjalan baik.
Selanjutnya pemutaran film dokumenter kelompok kami. Banyak haru biru
saat pemutaran film tersebut. Tak terasa hari pun semakin malam.
Akhirnya acara utama pun dimulai yaitu kesan pesan kami saat di Desa
Cibugel dengan iringan pamit kami pada warga setempat. Dan selanjutnya
kami makan bersama dengan warga sekitar. Sangat berkesan dan tak
terlupakan dibenak saya. Sungguh selama sebulan hal yang asing kini telah
menjadi keluarga yang akan selalu saya rindukan saat pulang ke rumah
nanti.
Rencana Dan Harapan Untuk Desa Cibugel
Banyak hal yang telah saya pelajari saat saya mengikuti KKN Di
Desa yang terkenal ramah warganya. Desa Cibugel membuat saya lebih
simpatik pada keadaan sekitar, lebih peduli kepada sesama individu
walaupun bahkan belum terlalu mengenali individu tersebut. Ketika saya
mengajar bimbel untuk anak anak kecil pada malam hari. Saya berfikir
bahwa mereka memiliki semangat yang besar untuk belajar. Bahkan
semangat besar yang lebih dari anak-anak di kota besar.Namun sayang,
terbatasnya media untuk belajar merupakan hal yang biasa di Desa Cibugel.
Saya melihat potensi besar tersebut yang memang harus digali lebih
dalam. Seperti pengadaan prasarana pendidikan yang memadai itu adalah
hal yang akan mendukung semangat mereka untuk belajar. Alangkah
baiknya jika banyak taman baca yang memadai untuk mereka. Selain itu,
saya melihat banyak anak pondok pesantren yang terbilang sebentar lagi
akan melanjutkan study ke jenjang lebih tinggi masih dilema akan biaya
kuliah yang terbilang mahal.Minimnya informasi mengenai beasiswa
membuat mereka merasa rendah diri dan pesimis untuk bermimpi lebih
tinggi.
Harapan yang saya inginkan adalah banyaknya informasi seperti
penyuluhan tentang beasiswa perguruan tinggi untuk mereka agar mimpi
mereka tak berhenti sampai pada jenjang SMA saja. Selain itu air bersih
yang masih terbilang kurang memadai di Desa Cibugel harus menjadi
sebuah perhatian bagi pemerintah kota kembali. Saya yakin untuk
kedepannya Desa Cibugel akan mengalakmi pembangunan yang akan terus
148 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
meningkat, mengingat warga Desa Cibugel yang tak pernah berhenti untuk
maju. Itu membuat kesan sendiri bagi saya.
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 149
“Jangan pernah memandang sesuatu dari satu sisi karena pasti dari satu sisi
lain mengajarkan satu hal yang berarti”
Shinta Sri Rahmawati
7
KITA BELAJAR DARI PENGALAMAN
Oleh: Mus’ab Khomeini
(Anggota KKN AKSARA “Anak Kampus Sayang Rakyat”)
Buming KKN
KKN yang diartikan dengan Kuliah Kerja Nyata, merupakan
kegiatan rutin tahunan yang diadakan oleh kampus UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Kegiatan yang wajib diikuti oleh setiap mahasiswa
setelah akhir semester 6 ini, merupakan bagian dari Tri Dharma Perguruan
Tinggi yang salah satunya adalah untuk pengabdian kepada masyarakat.
Yakni melakukan sosialisasi nyata kepada masyarakat, serta melakukan
berbagai macam kegiatan positif untuk masyarakat.
Mulai dari sebelummemasuki semester 6, obrolan mengenai KKN
sudah banyak dibicarakan oleh teman-teman. Dari obrolan, pembicaraan
mengenai ini saya jadi mendapat pengetauan tentang penjelasan apa itu
KKN, apa yang harus saya kerjakan nanti, apayang akan harus dibuat nanti
dan lain sebagainya. Sudah banyak yang saya dengar dan sudah banyak juga
saya mendengar teman-teman main saya di kampus membicarakan apa
yang akan mereka lakukan nanti pada saat kegiatan KKN ini berlangsung.
Berbagai macam kegiatan.
Banyak cerita-cerita yang saya dengar dari teman, maupun senior
yang sudah melakukan kegiatan KKN sebelumnya mengatakan, bahwa
banyak sekali hal positif yang akan dan dapat dikerjakan di KKN ini. Saya
dan teman-teman dapat mengajar di sekolah di Desa sana, dapat melakukan
kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan warga seperti membangun
gapura, membangun pembatas jalan, membangun MCK (mandi, cuci,
kakus), meperbaiki sarana ibadah seperti masjid,memperbaiki
perpustakaan, baik perpustakaan sekolah maupun perpustakaan Desa,
hingga membangun taman baca.
Hal itu merupakan beberapa kegiatan yang dapat dilakukan selama
KKN. Kenang seniorpada waktu itu. Dan ia mengatakan bahwa saya akan
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 151
merasakan keakraban terhadap teman-teman baru, merasakan
mendekatkan diri kepada warga, merasakan bagaimana susah dan
capeknya melakukan kegiatan-kegiatan itu, kangen terhadap rumah,
kangen terhadap keluarga, konflik antar teman sekelompok, dan lain
sebagainya. Katanya KKN seharusnya dinikmati dan dikerjakan jangan
dipikirkan yang ntar akan terlupakan pikiran-pikiran itu seiring
berjalannya kegiatan yang dikerjakan pada saat KKN berlangsung.
Pertemuan Yang Dipertemukan
Setelah nama-nama kelompok KKN sudah dibagikan oleh PPM saya
dan teman-teman yang terpilih di kelompok 17 kemudian berkumpul, yang
pertama kalinya bersama teman-teman sekelompok kami untuk lebih
saling mengenal satu demi satu. Kita memperkenalkan diri kita masingmasing satu dengan yang lain. Disitu saya dan teman-teman menambah
teman baru dari berbagai fakultas dan jurusan. Setelah kemudian hari,kami
kembalimengadakan rapat untuk menentukan ketua, sekretaris,bendahara,
divisi acara, peralatan, dan humas. Pada hari itu tidak semua anggota
kelompok yang hadir. Meskipun ada beberapa yang tidak hadir, saya dan
teman-teman tetap memutuskan untuk menentukan ketua dan lain-lain.
Melalui voting, maka terpilihlahsebagai ketua,sekertaris, bendahara, dan
divisi yang lainnya.
Selanjutnya kami membahas mengenai nama
kelompok. Berbagai opsi tersedia. Dan pada akhirnya terpilihlah AKSARA.
Apa itu Aksara? “AKSARA” sebagai nama kelompok saya dan
teman-teman, namun saya dan teman-teman semua pun lantas mengartikan
filososfi AKSARA bermakna dimana sekelompok anak kampus yang
memiliki karakter yang berbeda, memiliki keterampilan yang berbeda dan
memiliki pemikiran yang berbeda seperti halnya huruf-huruf aksara yang
memiliki beragam bentuk dan jika dirangkai maka bisa menimbulkan arti
yang indah dan bermakna. Layaknya kami yang berbeda namun memiliki
visi dan misi yang sama dalam KKN ini.
Dibawah terik yang begitu panas, menahan haus, serta tenggorokan
yang kering, dan perut yang kosong. Karna berada dipertengahan bulan
suci ramadhan. saya dan teman-teman semuapun tak pantang menyerah
untuk melakukan survei perdana kita, kami melakukan survei tempat yang
telah ditentukan yaitu di Kecamatan Cisoka Desa Cibugel,kabupaten
152 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
Tangerang. Kami menuju menggunakan sepeda motor.Setelah kami sampai
di sana, yakni di Desa cibugel, kemudian saya dan teman-teman menanyananya dengan warga dimana rumah kepala Desa Cibugel, akhirnya
kamipun sampai dirumah kepala Desa, setelah sampai dirumah kepala
Desa dan ternyata dirumahnya hanya ada istri dari kepala Desanya saja,
bapak kepala Desanya sedang keluar begitu kata istri dari kepala Desa.
Kemudian saya dan teman-teman menungu kepala Desa yang sedang keluar
rumah sambil kami semua beristirahat, kira-kira pada jam 15:00. Akhirnya
kami bertemu juga dengan kepala Desa Cibugel, dan kami pun berbincangbincang denganya. Setelah itu, lalu kami pamit untuk pulang karna
berhubung waktu juga sudah sore. Dari survei itulah jadi kita dapat
gambaran bagaimana kondisi Desa tempat saya dan teman-teman tinggal
dan apa saja program yang dapat kita kerjakan disana.
Selamat Datang
Dan tibalah saya dan teman-teman semua berada disuatu tempat
yang masih begitu banyak pertanian, penghijauan, udara yang masih begitu
segar, dan keheningan. Beda halnya dengan yang biasa kita pandang
diperkotaan, beda dengan yang biasa kita dengarkan diperkotaan, beda
dengan udara yang biasa kita hirup diperkotaan. Inilah Desa
Cibugel.Dimana Desa yang selama satu bulan kita ditugaskan untuk
mengabdi ditengah-tengah masyarakat Desa Cibugel. Yang mana kita harus
bisa beradaptasi kembali dengan udaranya, lingkungan dan masyarakatnya,
kita harus bisa berpandai-pandai bersosialisasi dengan seluruh masyarakat
Desa, yang mana disetiap ruanglingkup warga pasti berbeda-beda
karakteristiknya. Maka dari itu, bagaimana caranya agar kita semua bisa
beradaptasi selama satu bulan ini. Tentu akan begitu banyak PR yang harus
kita kerjakan bersama selama satu bulan ini.
saya dan teman-teman tinggal bersama, tinggal bersama satu atap.
Kami yang hanya satu kelompok dalam Desa tersebut, yang mana
berjumlah 15 orang.Banyak PR yang harus sama-sama kita tempuh selama
30 hari ini. Dari kesusahan, kesenangan, kita harus sama-sama bisa lewati
bersama. Sebelumnya,saya dan teman-teman semuapun yang hanya baru
saja mengenal teman-teman sekelompok dengan begitu waktu yang
singkat, kita belum mengenal pula karakteristik dari temen-temen pribadi
kita sendiri.Pastinya, haruslah kita bisa saling mengenal lebih akrab
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 153
terlebih dahulu dengan teman satu atap kita, baru kemudian kita berbaur
bersosial dengan masyarakat wilayah desa kita.
Mulailah saya dan teman-teman semua sibuk dengan aktifitas yang
pertama kali di Desa Cibugel, dengan tugas yang telah kita bagi-bagi untuk
masing-masingnya. Saya yang bertugas sebagai Humas, Hubungan dengan
masyarakat, ikut berbaur dengan masyarakat,mencoba berbincang-bincang
seputar Desa, dan sambil mengenali keberadaan kita yang sedang tugas
KKN diwilayah Desa Cibugel ini. Dan ternyata memang diwilayah Desa
Cibugel ini sebelum-sebelumnya sudah ada juga yang melakukan KKN di
desa ini. bukan hanya dari UIN saja, melainkan dari kampus-kampus
lain.Bahkan hampir setiap tahun selalu kedatangan tamu KKN yang
visinya sama-sama untuk membangun Desa ini agar lebih maju. Karna tugas
saya sebagai humas, saya bersama teman saya Aziz, Hammam, dan Alfan,
kami terjun langsung keseluruh tengah-tengah masyarakat, kesemua
aparatur kepala Desa, RT, RW, dan para sesepuh Cibugel dalam
membagikan surat undangan untuk pembukaan KKN kami. Ditemani oleh
petugas yang bertugas dikantor Desa sehari-harinya, untuk mengantar
surat tersebut. Diawal kami yang bertugas sebagai humas pun kaget, karna
begitu amat sangat luasnya desa dibugel ini.Dari awal ujung perbatasan
Desa Cibugel hingga pedalaman-pedalaman pelosoknya sampai perbatasan
akhir Desa Cibugel, kita semua jadi bisa mengetahui keberadaan Desa
Cibugel, akses-akses jalan Desa Cibugel. Senyum sapa orang-orang Desa
sepanjang perjalanan kita membuat rasa senang didalam hati kita, ternyata
didesa ini pun amat sangat ramah tamah para warganya, banyak
perkumpulan-perkumpulan warga yang sedang duduk santai didepan
rumahnya, dipos kamling, setiap kita lewat selalu senyum dan bertegur
sapa pula, amat sangat ramah warga desa sini.
Mulailah beberapa program-program saya dan teman-teman yang
sudah sama-sama kita bicarakan sedikit demi sedikit kita laksanakan, satu
demi persatu saya dan teman-teman jalankan. Dari program materi dan
program-program fisik kita untuk pembangunan Desa kita kerjakan, dalam
proses perjalanan dalam menjalankan program kita, dibantu dengan wargawarga sekitar senang dengan keberadaan kita di Desa bisa membuat
kemajuan Desa. dari bapak-bapaknya, ibu-ibunya, hingga anak mudanya,
sampai anak-anak kecil yang masih sekolah, mereka semua antusias dengan
154 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
keberadaan kita disini. Dari keantusiasan bapak-bapaknya, ibu-ibunya,
serta para pemudanya yang ikut serta membantu dalam program kita,
pastinya kitapun juga awalnya harus bisa berbaur terlebih dahulu dengan
mereka semua. Disetiap ada perkumpulan kita silaturahmi terlebih dahulu
dengan mereka, untuk saling sharing tentang kegiatan-kegiatan Desa yang
biasanya warga banyak yang ikut serta dalam kegiatan-kegiatan itu, semua
kita datangi guna untuk silaturhmi sambil mengenali kita semua.
Kampung Bojong Sapi, disitulah tempat saya dan teman-teman
semua tinggal. Di Desa Cibugel.Akan tetapi, kampung ini sendiri memiliki
banyak wilayah, akhirnya, di bagi lagi nama-nama kampung perwilayah
gang-gang mereka, namun, di Desa Bojong Sapilah tepatnya tempat tinggal
kami selama 30 hari mengabdi. Kami memiliki tetangga kanan kiri depan
belakang yang begitu ramah juga.Mereka semua welcome dengan
keberadaan kita di Desa ini.Disetiap malam setelah magrib dirumah tempat
tinggal selalu ramai dengan anak-anak kecil yang masih sekolah, kita
berbagi tugas ada yang mengajar ngaji dan sehabis itu ada yang mengajar
bimbel. Mereka anak-anak kecil yang begitu, sudah tidak malu lagi dengan
kita.Karena sudah asik dengan kita.Tiada hari tanpa jadwal hari
bimbel.Yang mana sudah teman-teman jadwalkan untuk anakanak.Merekapun datang saja kerumah tempat kita tinggal. karena mereka
sudah asik dengan kita maka dari itu mereka semua datang begitu saja
kerumah tempat kita. Cuma datang bukan sembarang datang, main bukan
sembarang main, kita ajari mereka yang memiliki PR dari sekolahnya,
sama-sama untuk kita ajari mereka sambil sharing cerita-cerita yang
bermanfaat bagi mereka. Disetiap setelah magrib, lantunan shalawat anakanak, lantunan suara anak-anak selalu berkumandan kenceng dirumah
kami. Para orang tua yang anaknya ikut serta ngaji dan bimbel dengan kita
dirumah, hingga tidak ada rasa khawatir dengan keberadaan anaknya
kalau sedang ditempat kita tinggal.Mereka percaya selalu hal-hal yang
positif, pastinya yang diajarkan oleh anak-anak KKN ini. Para pemudanya
pun ketika kita sedang ingin mengerjakan program-program kita, mereka
ikut turut membantu kita.Ramai-ramai para pemuda berkumpul didepan
lapangan rumah kita.Mereka berbondong-bondong ikut bergotong royong
selama membantu kita disetiap kegiatan yang ingin kita kerjakan. Setiap
ada waktu ruang kosong kita selalu berkumpul bareng, bersharing dengan
pemuda dan masyarakat sekitar. Hingga dari ketua pemuda situpun
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 155
memberi kita wifian gratis memakai wifi dia.Sandi dan passwordnya pun
hingga ia kasih, kekita kapanpun kata dia kita bebas menggunakannya.
Karna sudah asiknya kita dengan mereka semua.Canda, tawa, sharing
bareng ketika kita bertemu dan kumpul sudah hingga dianggap kita semua
sebagian dari keluarga mereka. karena kenyamanan mereka dengan adanya
keberadaan kita di desa ini.
Kenangan yang paling terkesan saya dan teman-teman bersama
warga cibugel. Tepat pada hari kemerdekaan, saya dan teman saya aziz,
kita sebagai Pj dari kegiatan itu. Kita membuat upacara bareng dengan
aparatur Desa dan seluruh warga Desa, dilanjutkan dengan karnafal keliling
Desa Cibugel.Dalam rangka merayakan hari kemerdekaan Indonesia, kita
mengajak seluruh warga desa, dan mengajak seluruh elemen sekolahsekolahan yang berada di Desa Cibugel untuk sama-sama mengikuti
kaarnafal keliling yang bertujuan untuk meramaikan Desa dengan hari
kemerdekaan, dan juga untuk mengajak warga desa sama-sama merasakan
jiwa-jiwa kebangsaan. Dan pada saat itu, antusias yang begutu besar dari
warga saat itu, yang mana membuat kita senang, dan juga bangga bisa
mepersatukan warga Desa semua.Berbagai macam seragam, pakaian yang
warga pakai dan berunik-unik karna saking senangnya dengan adanya
kegiatan ini. Dan bantuan tenaga, yang siap membantu dalam rangkaian
kegiatan itu untuk membantu kelancaran dalam berjalannya acara kita
bersama. Dari lelah letih capenya kita berjalan kaki yang begitu jauh juga,
tapi rasa cape itu yang membuat hilang dengan kekompokan, dengan
keramaian, dan dengan lantunan music drumband yang membuat kita
selalu tersenyum bersama.
Dari saya dan teman-teman Cibugel
Akan banyak pelajaran yang bisa saya dan teman-teman ambil dari
KKN ini. Dari saya dan teman-teman, sama-sama mengabdi ditengahtengah masyarakat kita membuat program untuk pembangunan Desa
kedepannya, agar lebih maju, maju, dan maju kedepannya. Kita sama-sama
berbaur dengan masyarakat yang berkarakterisrik yang berbeda-beda, kita
melakukan pendekatan terlebih dahulu dengan mereka. Setelah kita samasama bisa dekat dengan mereka, baru sama-sama kita ajak mereka untuk
bergotong royong untuk sama-sama membangun Desa. Dengan sama-sama
berjuang dengan tenaga semaksimal kita. saya dan teman-teman sama-sama
156 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
mondar-mandir sana sini berjerih payah demi kelancaran dari pada
program kita. Karna tidak mungkin bisa berjalan program kita kalau dari
kitanya sendiri tidak ada gerakan dan tidak ada kamauan terlebih dahulu.
Selagi sesuatu pekerjaan yang kita kerjakan yang kita lakukan
positif, apapun halnya kembalinya pasti untuk kita juga nantinya. Kalau
dibilang lelah? Sungguh memang sangat lelah.Tapi dari setiap lelah letih
kita, kita bisa sama-sama merasakan solidaritas kita, sama-sama bisa
merasakan kekompakan kita, kita bisa sama-sama saling mengisi dibalik
kekurangan kita. Dari situlah kita bisa akan lebih mengenal karakteristik
teman-teman kita, ada yang ikut serta sibuk, ada yang santai-santai saja,
ada yang harus diomel-omelkan dulu baru ada gerakannya, ada yang tanpa
disuruh juga sudah langsung tanggap. Ya begitulah memang kembali lagi
karakteristik seseorang baebeda-beda, dari situ juga kita bisa ambil
pelajaran untuk kita bersama dengan memahami keadaan teman-teman
kita.Dan apa arti dari solidaritas itu.
Dari kelelah letihan dan kegalauan kita saat sedang melalukan
sesuatu bersama, dari adanya hal-hal sesuatu yang membuat kita kesal,
jengkel, bahkan sampai membuat kita konflik antar teman sendiri. Kita bisa
ambil hikmahnya buat kita jadikan evaluasi dalam pengalaman dan
kehidupan kita kedepan, yang bertujuan suapaya kedepannya kita bisa
lebih maju, maju dan maju lagi.
Memori Yang Menjadi Kenangan Terkesan
Masih terkesan bayangan wajah, bayangan suara, canda, tawa kita
bersama, mulai dari canda tawa aparatur Desa yang setiap waktunya selalu
memandu kita disana, canda tawa tegur sapa warga yang setiap harinya
saya sering berkumpul bareng dengan warga, Pondok Pesantren Riyadul
Basoriyah, SDIT As Sakilin, SDN Cibugel 1, SDN Cibugel 2, Pesantren
Sirojul Atfal, PAUD Darul Aulia. Nama-nama sekolah yang pernah
disambangi selama kami tinggal di Desa Cibugel. Rasanya suara
percakapan yang terlontar antara kami dan anak-anak kala itu seakan
masih terngiang dan membekas dalam ingatan. Masih bisa mendengarkan
percakapan kami dan mengingat raut-raut wajah itu ketika mereka
menyapa kehadiran kami. Meskipun hampir setiap hari kami kadang
berjumpa disana.
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 157
Tibalah puncak penutupan KKN AKSARA kita, pada siang hari kita
mangadakan penutupan di Aula Desa Cibugel bersama dengan aparatur
Desa setempat, yang dihadiri langsung oleh dosen pembimbing kita, aparat
Desa, semua berkumpul untuk mengadiri penutupan dari pada kegiatan
KKN kita di Desa Cibugel. Sambutan-sambutan yang mengharukan dari
perwakilan aparatDesa yang terksan dan berterimaksih dengan adanya
kegiatan KKN di Desa kita ini bisa membantu dalam pembangunan Desa
kita.
Dan
sambutan
dari
dosen
pembimbing
kita
pun
mengucapkanberterimakasih kepada aparatur Desa yang sudah memandu
dan membantu anak-anak KKN ini dalam menjalankan tugasnya di desa
ini. Setelah itupun kami bersalam-salaman dengan aparatur Desa sebelum
kita semua meninggalkan Aula Desa, salam-salaman yang mengharukan
yang penuh dengan melodi kita dengan mereka dan merekapun begitu juga.
Berlanjut dimalam puncak penutupan, pada malam itu kita
mengadakan kembali penutupan malam puncak, dan malam pentas seni
yang bertempat di depan kediaman rumah tinggal kami. Pada malam yang
penuh kesenangan, kegembiraan, dan kemeriahan.Antusias dari warga yang
ingin menyaksikan acara malam puncak kami, walau meski kondisi sehabis
hujan juga sebelumnya, akan tetapi antusias warganya tetap ramai. Saya
yang dimalam itu dengan sinta teman kelompok kami juga, kita sebagai
pembawa acara pada malam puncak itu, kami pun diatas memandang
begitu banyaknya antusiasnya warga dalam keikut sertaannya dalam
meramaikan malam perpisahan kita. Dari sambutan-sambutan yang kami
minta dari perwakilan mulai dari perwakilan anak muda, ibu-ibu, dan juga
bapak-bapak, kita persilahkan untuk meminta sambutannya dan untuk
pesan dan kesannya selama keberdaan kita semua di desa ini. Kesan yang
begitu sangat kita senang adalah saat dari perwakilan anak muda, ibu-ibu,
dan bapak-bapaknya amat sangat berterimakasih dengan anak-anak KKN
ini.Sudah mulai banyak perubahan; diantaranya adalah hal yang positif
selama anak-anak KKN berada disini, dan mudah-mudahan perubanahan
ini bisa selamanya bisa terus membuat Desa ini akan semakin maju.Dan
pesan yang banyak disampaikan sukses dan sukses terus dalam mencapai
cita-citanya untuk kita dimalam puncak itu juga.Kita dengan warga
mengadakan ngeliwet bareng sebelum kita perpisahan, kita mkan bareng
dijalan dengan masakan ciri has Desa, dan makan dengan daun pisang. Dari
situlah banyak sekali momen-monen yang tidak bisa kita lupakan bersama.
158 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
Setelah malam itu, kita pun sebagian mulai bergegas balik, temanteman kami sebagian sudah pada pulang dikeesokan harinya, namun saya,
Ajiz, Rizki dan Alfan.Kami tidak langsung pulang, karena pemuda Desa
mengajak kita jalan-jalan terlebih dahulu sebelum kita pada pulang.Dan
akhirnya sore itu kita pergi bersama para pemuda Desa ke Tebing koja,
tepatnya tidak terlalu jauhlah dari tempat kita tinggal. Momen-monen yang
tak bisa dilupakan bersama pada saat-saat itu, kita ketawa canda bareng
dengan para pemuda desa sebelum kita berangjak kerumah masing-masing.
Dimana ada pertemuan disitu ada perpisahan
Tak terasa waktu demi waktu mulai berlalu, satu bulan ternyata
cukup singkat kita lalui.Kita pun mulai bergegas dengan barang-barang
bawaan kami, kami pun keluar rumah dan ternyata didepan rumah, para
tetangga saya dan teman-teman berkumpul didepan rumahnya masingmasing, anak-anak desa pun yang setiap malamnya datang bimbel
ketempat tinggal kami, ikut serta berkumpul didepan rumahnya bersama
dengan orang tuanya. Kami pun mendatangi satu demi satu rumah tetangga
kami untuk berpamitan. Jujur, rasa sedih, rasa haru diantara kita dan warga
yang ingin menetesakan airmatanya sambil kita berjabat tangan, sambil
kita berfoto-foto bersama dengannya.Dari bapak-bapaknya, ibu-ibunya,
para pemuda, serta anak-anak pun bertunduk saat kita bersalaman
dengannya. Dan akhirnya kita pun mulai menyalakan mesin kendaraan kita
masing-masing sambil warga mengucapkan hati-hati dijalan sambil kita
menjalankan kendaraan kita.Terdengar tangisan dari anak-anak saat kita
menengok kesebelah kami sambil kami pun dangan keadaan yang terharu
pamit berjalan.
Ini bukanlah akhir, tapi awal dimana kita mempunyai keluarga baru
yang bisa kami kunjungi kapan saja. Ini bukanlah akhir ketika KKN
berakhir, tapi ini adalah awal dimana kami bisa terus berbagi dan bertukar
kisah dengan mereka, orang-orang yang selalu siap menyapa hangat
kembali kehadiran kita. Terimakasih Bapak, Ibu, Abah, Akang, Teteh,
Teman-teman dan Adik-adik yang telah menerima kami dengan penuh
kehangatan. Kami pasti akan kembali karena ini bukanlah akhir.
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 159
“Ada yang datang ke kehidupan kita sebagai nikmat, ada yang datang
sebagai pelajaran. Syukurilah nikmat dan ambilah pelajaran”
Mus’ab Khomeini
8
KKN AKSARA
Oleh: Muhammad Aminul Wahid
(Anggota KKN AKSARA “Anak Kampus Sayang Rakyat”)
Pertanyaan yang Terjawab
Alhamdulillah, itulah kata yang saya ucapkan ketika mendapat
informasi tentang daftar pembagian lokasi KKN. Saat itu saya mengharap
agar ditempatkan di Bogor yang syarat akan lingkungan asri dan udara
sejuk. Namun pada kenyataannya saya ditempatkan di Tangerang, tepatnya
di kecamatan Cisoka Desa Cibugel. Jujur, saat itu saya belum pernah tahu
di mana lokasi desa tersebut. Jangankan tahu lokasinya, dengar namanya
pun baru pertama kali. Maklum saya bukan orang Tangerang ataupun
Jabodetabek, melainkan asal Banyuwangi, Jawa Timur.
Sebagaimana yang saya ketahui saat itu, Tangerang adalah Kota
yang penuh akan Industri, infrastruktur yang memadai dan kesejahteraan
penduduk yang merata. “Masih perlukah kota yang demikian dijadikan
lokasi KKN ?, kenapa saya harus mengabdi di daerah yang sudah maju”,
itulah yang ada dalam benak saya saat itu. Agar tidak terus memperkirakan
tentang hal yang belum pernah saya tahu, saya pun bertanya kepada senior
tentang keadaan desa di Tangerang yang saat itu menjadi lokasi dia KKN.
Ternyata tidak semua dugaan saya benar, menurutnya masih banyak desadesa di Tangerang yang pembangunan infrastrukturnya terlambat,
terutama perbaikan jalan, sumber air bersih dan sistem irigasi.
Pada akhirnya, saya dan teman kelompok memutuskan untuk
melakukan survei ke lokasi KKN yang pertama kali, yaitu di Desa Cibugel,
Kecamatan Cisoka, Tangerang. Dalam persiapan pemberangkatan sempat
ada kendala teknis, yaitu kekurangan motor. Tidak lengkap rasanya jika
ada sebagian kecil anggota kelompok yang tidak bisa ikut survei. Setelah
saya dan teman-teman berpikir mencari solusi terbaiknya, diputuskan
untuk menyewa motor. Dan orang yang menyewa motor itu adalah saya
sendiri.
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 161
Saya dan teman kelompok berangkat ke Cibugel hanya berbekal
semangat dan sejumlah form survei. Tidak ada satu pun yang mengetahui
lokasi Desa Cibugel. Beruntung sebelum berangkat saya bertemu dengan
kelompok Skyline yang pada saat bersamaan juga akan melakukan survei
ke Desa Carenang, yang masih satu kecamatan dengan desa Cibugel.
Tiga jam berlalu dalam perjalanan, akhirnya sampai juga di Cibugel.
Ternyata betul dugaan saya sebelumnya, wilayah tersebut sudah bisa
dikatakan sebagai desa yang maju secara Ekonomi, banyak warga yang
sudah memiliki mobil, rumah besar, dan jalanan yang mulus. Setelah
mewawancarai warga setempat yang ternyata adalah ketua RW, saya
menyimpulkan bahwa hal yang tertinggal di desa ini bukanlah ekonomi
atau infrastrukturnya, melainkan konsep berpikir sumber daya
manusianya. Menurutnya, ada beberapa aparatur desa yang
menyalahgunakan jabatannya, dan keadaan tersebut didukung dengan
sikap warga Cibugel yang seakan tidak mau tahu tentang kondisi
pemerintahan desanya. Dalam hati, saya berkata “kalau pemerintah desanya
saja begitu, bagaimana dengan warganya ? bagaimana dengan kelancaran
program KKN saya ?”.
Pikiran saya terus dihantui dengan kemungkinan sikap acuh tak
acuh warga Cibugel terhadap program KKN saya. Kalau terhadap Desanya
saja tidak peduli lalu bagaimana terhadap KKN saya.
Semua kekhawatiran dan keraguan saya terjawab saat pelaksanaan
KKN. Kali ini dugaan saya salah, warga Cibugel adalah warga yang ramah
dan antusias serta sangat menghargai pendatang baru seperti saya dan
teman kelompok. Pemerintah Desanya pun memberi sambutan hangat
terhadap kedatangan saya dan teman-teman. Mereka siap membantu dan
memfasilitasi semua program kami. Rasanya, saya harus minta maaf kepada
mereka atas prasangka buruk saya sebelumnya.
Semua acara berjalan dengan mulus, mulai dari pembukaan, seminar
anti narkoba, pelatihan sablon, dan lainnya sampai penutupan. Selalu
banyak warga yang menghadiri acara. Tak sedikit warga yang menyalurkan
bantuan baik berupa materi ataupun non materi untuk kesuksesan
program KKN. Syukur Alhamdulillah saya ditempatkan di Desa Cibugel.
162 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
Tak Ada yang Sempurna
Manusia adalah makhluk sosial, tidak bisa hidup seorang diri, selalu
butuh bantuan orang lain. Itulah sebabnya manusia diciptakan
berkelompok-kelompok. Hal inilah yang terjadi pada saya, yaitu ditugaskan
untuk melakukan pengabdian (KKN) secara berkelompok. Dalam satu
kelompok terdapat maksimal 17 anggota. Adapun dalam kelompok saya
terdapat 15 anggota, setelah sebelumnya terdapat satu orang yang
mengikuti KKN Kebangsaan dan satu orang lagi mengambil cuti.
Dalam kelompok ini, dari ke 14 orang hanya ada dua orang yang
sudah saya kenal. Memang kita berasal dari kampus yang sama tetapi beda
jurusan. Di sinilah kemampuan bersosialisasi dan adaptasi saya diuji.
Pasalnya saya adalah orang yang sedikit pendiam dan kurang pandai dalam
bersosialisasi. Tapi seiring berjalannya waktu saya bisa mengenal dengan
baik semua teman kelompok saya. “Setiap manusia pasti memiliki
kekurangan dan kelebihan”, itulah kalimat yang selalu saya ingat saat hidup
bersama teman kelompok di Cibugel. Ketika ada perilaku teman yang
kurang tepat menurut saya, saya berusaha mengingat kalimat tersebut.
Dibalik kekurangan dan kesalahannya pasti ia punya kelebihan dan
kebaikan.
Dengan hidup bersama satu atap, bukan berarti kehidupan kami
selalu rukun, melainkan terdapat beberapa masalah yang mewarnai. Dalam
menjalankan tugas selaku ketua KKN, layaknya manusia pada umumnya
pasti mempunyai kesalahan. Di kelompok kami terdapat aturan bahwa
setiap anggota tidak boleh meninggalkan KKN lebih dari dua hari.
Peraturan itu saya tegaskan kepada anggota saya. Alhamdulillah, semua
anggota mematuhinya, hingga kemudian terdapat salah satu teman yang
meminta izin meninggalkan KKN selama lebih dari dua hari dengan alasan
yang menurut saya adalah darurat. Saya pun mengizinkannya tanpa
meminta pendapat kepada anggota saya yang lain. Saat itu ada hal yang
saya lupakan, yaitu walaupun saya sebagai ketua bukan berarti setiap
keputusan ada di tangan saya, melainkan juga harus dengan musyawarah
kelompok dan keputusan dosen pembimbing.
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 163
Tiga hari berlalu tanpa ada protes dari teman-teman, hingga
keesokan harinya tepatnya setelah isya’, saat saya dan teman-teman
melakukan evaluasi harian ada salah satu teman yang mempermasalahkan
perizinan teman saya tersebut. Awalnya saya kira hanya segelintir orang
yang mempermasalahkan, namun ternyata semua anggota merasa bahwa
saya tidak adil. di saat yang lain patuh untuk tidak pulang lebih dari dua
hari, saya malah mengizinkan satu teman untuk pulang selama lebih dari
dua hari. ternyata, dibalik keceriaan teman-teman saya, tersimpan rindu
yang mendalam pada keluarganya. Jatah pulang dua hari terlalu singkat.
saya baru sadar bahwa telah melakukan kesalahan. Saya terlalu egois dan
menganggap diri saya paling benar. Komunikasi saya dengan teman
kelompok menjadi terganggu, saya menjadi canggung layaknya orang yang
terkucilkan. Ketegasan saya dalam peraturan mulai berkurang. Saya tidak
lagi percaya diri untuk menjadi ketua dalam kelompok ini. Akhirnya saya
memutuskan untuk melaporkan perizinan teman tersebut kepada dosen
pembimbing, karena sejatinya beliaulah yang paling berhak menentukan
perizinan. Karena jarak yang jauh, saya melaporkannya via telepon. Beliau
hanya menjawab “ya sudah kirim saja namanya”. Syukur Alhamdulillah
masalah ini tidak melebar dan teman-teman pun bisa menerimanya.
Dibalik konflik tersebut terdapat rasa kebersamaan yang tak
terpisahkan dalam kelompok ini. Di saat ada teman yang sakit, tanpa harus
meminta tolong langsung ada teman yang lain yang menawarkan diri untuk
mengantarkan berobat. Bahkan ketika ada salah satu teman yang kebetulan
dia adalah perokok sedang tidak mempunyai uang, ternyata ada satu teman
yang membelikan rokok secara suka rela, padahal ia sendiri bukan perokok.
Dalam menjalankan tugas KKN selama sebulan, tentu selalu
dipenuhi dengan berbagai kesibukan, terutama ketika ada pelaksanaan dua
program kerja yang bersamaan. Walaupun demikian, kami selalu bisa
untuk pulang ke kontrakan guna makan bersama. Kami tidak akan mulai
makan kecuali jika semua anggota sudah lengkap. Walau baru beberapa
hari kenal, kelompok ini sudah seperti keluarga.
164 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
Desa Beradab
Saat pertama kali datang ke Desa Cibugel, terlihat beberapa orang
sekitar kontrakan tempat saya tinggal yang memperhatikan saya layaknya
hal asing yang belum pernah dilihat. Setiap saya jalan walau hanya keluar
untuk beli makanan, selalu tak luput dari perhatian warga setempat. Inilah
masyarakat Desa, masyarakat yang selalu peduli dengan sekitar.
Di desa ini terdapat 7 RW dengan 41 RT. Luas wilayahnya mencapai
269 hektar dengan jumlah penduduk sebanyak 13.370 orang. Walaupun
demikian, hampir seluruh warga Desa ini mengenal antar satu sama lain.
Bahkan, tidak sedikit dari mereka yang ternyata masih mempunyai
hubungan darah/ saudara. Tidak heran jika ada warga yang tetangga kanankirinya adalah saudaranya.
Selama satu bulan KKN di sini, saya terasa masuk pesantren.
Hampir setiap malam selalu ada pengajian. Mungkin desa ini bisa diberi
julukan Desa santri. Bagaimana tidak, hanya dalam satu desa saja sudah
terdapat lebih dari 5 pesantren dan majelis pengajian. Selalu ada tokoh
masyarakat dalam setiap RW yang mana mereka juga mempunyai majelis
taklim. Kondisi inilah yang membuat masyarakat di sini mempunyai
tingkat religiusitas yang tinggi. Semua nilai dan norma yang berlaku di desa
ini tidak luput dari syariat agama Islam. Bahkan saat kami hendak
mengadakan nonton bareng tentang film kemerdekaan, kami sempat
mendapat teguran dari salah satu tokoh masyarakat. Di desa ini,
berkembang anggapan bahwa nonton bareng adalah sebuah kejelekan yang
harus dihindari, sebab umumnya film yang diputar dalam nonton bareng di
desa-desa adalah film yang kurang mendidik. Setelah kami jelaskan bahwa
film yang akan diputar adalah tentang jihad kemerdekaan barulah beliau
bisa menerima dan mengizinkannya.
Tidak seperti penduduk desa pada umumnya, tingkat ekonomi
penduduk di desa ini sudah bisa dikatakan tingkat menengah ke atas. Ya
walaupun juga masih ada yang di bawah garis kemiskinan. Hal baiknya,
penduduk yang kaya di desa ini mayoritas mereka adalah ahli agama,
sehingga tidak jarang mereka bersedekah dan membantu penduduk lain
yang kekurangan.
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 165
Secara geografis, desa ini berlokasi di Kota Tangerang yang sudah
dikenal dengan daerah yang panas. Tidak demikian dengan desa ini, udara
bersih dan sejuk selalu memenuhi. Masih banyak pepohonan rindang tubuh
di belakang rumah warga. Bahkan tidak sedikit pohon bambu yang tumbuh
subur. Sumber air bersih pun masih melimpah. Cukup menggali beberapa
meter ke dalam tanah sudah bisa menemukan sumber air. Tak heran jika
banyak warga yang memiliki kolam budi daya ikan di sekitar rumahnya.
Bagi mereka, uang bukanlah harta satu satunya. Bahan makanan sudah
tersedia di sekitar rumah; mulai dari singkong, sayuran, buah pepaya, ikan
mujair dan lainnya. Sehingga bisa dikatakan walau tidak punya uang pasti
tetap bisa makan.
Ada sebuah pemandangan yang menurut saya sudah jarang
ditemukan di komplek perkotaan, yaitu bergegasnya anak-anak dan
pemuda untuk belajar mengaji setiap selesai sholat magrib. Nampak sebuah
rumah sederhana di pinggir jalan kampung Bojong Sapi yang ketika setelah
magrib selalu ramai didatangi anak-anak setempat. Ternyata di rumah
itulah mereka belajar mengaji, mulai dari belajar mengenal huruf Arab
sampai membaca ayat al Quran. Semua pembelajaran tidak dikenakan biaya
sedikit pun. Cukup pahala di akhirat kelak sebagai balasannya. Rasa ikhlas
senantiasa menyelimuti hati sang ustadz, Haji Tabi’ namanya.
Hari berganti hari, tidak terasa saya sudah tinggal satu bulan di
Cibugel. Saya dan teman-teman pun mempersiapkan untuk acara
penutupan. Mulai dari panggung, sound system, dan undangan pun sudah
kami siapkan. Saat malam penutupan, banyak sekali warga yang
menghadiri. Tidak saya duga jika yang hadir sebanyak ini. Mulai dari anak
kecil sampai orang tua pun tidak mau ketinggalan. Akibatnya, saya dan
teman-teman merasa kewalahan dalam menyediakan konsumsi. Segelas air
putih kemasan menjadi andalan, hingga kemudian ada Ibu- ibu yang
menawarkan bantuan untuk memasakkan nasi liwet yang kemudian
disantap setelah sejumlah rangkaian acara penutupan selesai.
Langkah untuk Maju
Desa Cibugel adalah desa yang diberkahi. Bisa dibilang, mungkin
tuhan sedang tersenyum saat menciptakan desa ini. Sumber air yang
mencukupi, tanah yang subur, pepohonan nan hijau, sawah yang
166 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
terbentang luas, lembaga pendidikan yang memadai, semua hal tersebut
dimiliki oleh Desa Cibugel. Tak hanya itu, penduduknya pun ramah, sopan
serta cukup berpendidikan.
Dibalik sumber daya alam yang dimiliki oleh desa Cibugel, ternyata
tidak dimanfaatkan secara maksimal oleh penduduknya. Mereka
memanfaatkan alam hanya untuk konsumsi pribadi. Mereka menanam
padi, menunggu panen, hingga akhirnya hasil panen tersebut dimakan
untuk sehari-hari. Mereka menanam singkong, menunggu kurang lebih dua
bulan, lalu memanennya hanya untuk konsumsi pribadi dan dibagikan
kepada sanak saudara dan tetangga, begitu seterusnya. Tidak ada proses
yang memberi nilai tambah pada singkong tersebut.
Mungkin mereka tidak sadar jika di sekeliling mereka terdapat
potensi harta yang melimpah. Dalam benak pemuda setempat, uang hanya
bisa didapatkan melalui kerja sebagai karyawan swasta di pabrik. Tidak
terpikir untuk memulai usaha kecil-kecilan sebagai produsen keripik
singkong, pembudi daya ikan tawar sebagai pemasok ikan di rumah makan,
dan lainnya.
Pernah saat saya dan teman-teman hendak menebang bambu guna
membuat gapura, saya melewati sawah yang dipenuhi dengan singkong.
Ketika saya bertanya kepada sang pemilik mengenai hasil panen singkong,
ia menjawab bahwa singkong yang sudah dipanen hanya untuk konsumsi
pribadi dan dibagikan pada saudara dan tetangga. alangkah baiknya jika
singkong tersebut dilakukan proses pengolahan lalu dijual yang pastinya
memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Saya rasa hampir semua orang suka
akan keripik singkong, terutama jika diberi penyedap rasa seperti rasa
balado, jagung bakar, dan lainnya. menurut saya, bisnis ini memiliki
peluang keuntungan yang besar; yang tentunya disertai dengan inovasi
yang tiada henti dan pendistribusian yang tepat. Misal olahan singkong
tersebut dikirim ke Jakarta, Bandung, dan wilayah sekitar dengan jumlah
kepadatan penduduk yang tinggi serta tingkat perekonomian yang mapan.
Di samping singkong, kolam budi daya ikan juga banyak ditemui di
desa ini. Biasanya penduduk menempatkan kolam budi daya ikan di
halaman dan di belakang rumah. Namun nasibnya tidak jauh berbeda
dengan singkong. Lagi-lagi mereka hanya menjadikannya sebagai konsumsi
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 167
pribadi dan untuk acara makan-makan, atau biasa mereka sebut dengan
istilah “ngeliwet”. Padahal jika mereka lebih serius dalam budi daya ikan
tersebut, mereka bisa menghasilkan ikan dalam jumlah banyak yang
kemudian bisa dijual di pasaran. Sebagaimana kita ketahui, bahwa harga
ikan tawar di pasaran tidaklah semurah ikan laut. Sebagai contoh ikan nila,
harganya di pasaran mencapai 25.000 per kilo gram. Bahkan ikan mujair
yang dikenal dengan budi dayanya yang sangat mudah dan kebal penyakit,
harganya mencapai 16.000 per kilo gram. bisa dibayangkan berapa
pendapatan dari budi daya ikan ini. Sektor ini sangat cocok dikembangkan
oleh pemuda setempat. Dari pada menyibukkan diri untuk melamar kerja di
sana-sini yang gajinya tak seberapa, waktu luangnya terbatas, selalu
dihantui dengan PHK, akan lebih baik jika mereka menekuni bisnis budi
daya ikan tersebut. Selain potensi pendapatannya yang besar, mereka bisa
mengerjakannya sesuka hati, tanpa ada tekanan dari atasan. Karena
sejatinya seorang wirausaha adalah seorang bos, walaupun masih berupa
usaha rintisan.
Tidak seperti mayoritas desa pada umumnya, di desa ini banyak
terdapat lembaga pendidikan baik formal maupun non formal. Jumlah
Sekolah Dasar (SD) saja kurang lebih ada lima, tiga di antaranya adalah
sekolah negeri. Sedang jumlah pesantrennya kurang lebih ada lima. Adapun
jumlah Paud lebih dari tiga. Namun dari sekian banyaknya lembaga
pendidikan yang ada tersebut, menurut saya belum ada yang menyandang
predikat sebagai sekolah maju dan berprestasi di tingkat kota. Jumlah
siswanya pun tergolong sedikit, terutama jumlah santri di pesantren.
Bahkan ada pesantren yang hanya mempunyai santri kurang dari sepuluh.
Di samping itu, jumlah tenaga pengajarnya pun masih relatif kurang. Begitu
juga sarana prasarana dan fasilitas penunjang masih jauh dari kata
sempurna.
Dari kondisi tersebut, alangkah baiknya jika para pimpinan sekolah
dan pesantren bersedia untuk bersatu, atau dengan kata lain dilakukan
“merger”. Misalkan dari lima Sekolah Dasar yang ada digabungkan menjadi
dua sekolah saja. hal ini perlu dilakukan guna menambah jumlah murid,
menambah jumlah tenaga pengajar dan menggabungkan anggaran yang
nantinya bisa digunakan untuk penyediaan sarana prasarana yang lengkap
serta fasilitas penunjang pembelajaran yang memadai. Dengan begitu,
168 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
diharapkan bisa membentuk sekolahan yang besar baik dari segi fisik
maupun kwalitas.
selain penggabungan sekolah, pesantren pun diharapkan bisa
melakukannya. Sepengetahuan saya, empat dari lima pesantren yang ada,
tenaga pengajarnya hanya ada satu, yaitu pengasuh pesantren itu sendiri.
Padahal layaknya manusia pada umumnya, tingkat pengetahuan seseorang
adalah terbatas. Dan keterbatasan tersebut bisa dilengkapi dengan
pengetahuan orang lain. Oleh karenanya, besar harapan saya jika antar
pengasuh pesantren satu sama lain bersedia untuk saling membantu dalam
mengajar santri-santrinya, atau bahkan sejumlah pesantren kecil yang ada
bisa bersatu. Saya rasa dalam mencapai sebuah tujuan akan lebih mudah
jika dilakukan dengan bersatu dari pada dilakukan sendiri
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 169
“Jeri payah di masa mudamu menentukan hari tuamu”
Muhammad Aminul Wahid
9
30 HARI PETUALANGAN DI CIBUGEL BERSAMA AKSARA
Oleh: Dara Mailani
(Anggota KKN AKSARA “Anak Kampus Sayang Rakyat”)
Pandangan KKN Sebelum Ke Lokasi
Puji syukur saya panjatkan kepada allah SWT atas nikmat sehat
yang diberikan, sehingga saya dapat menjalakan KKN pada semester ini.
Kuliah Kerja Nyata atau biasa disebut KKN adalah kegiatanyang selalu
diadakan setiap tahunnya di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kegiatan
yang diwajibkan kepada mahasiswa ini merupakan bagian dari Tri Dharma
perguruan tinggi yang salah satunya mengabdi kepada masyarakat. Dengan
cara sosialisasi nyata kepada masyarakat dan melakukan berbagai jenis
kegiatan positif untuk masyarakat.
Kata-kata KKN atau Kuliah Kerja Nyata sebenarnya sudah sering
saya dengar dari semester awal perkuliahan. Saya mendengar kata-kata
tersebut dari senior-senior yang akan dan sudah melaksanakan KKN.
Banyak cerita yang saya dengar dari pengalaman-pengalaman senior yang
sudah menjalani KKN, baik cerita suka, duka, ataupun horror selama
tinggal di desa orang selama kurang lebih satu bulan. Cerita suka mengenai
mengajar anak-anak, warga yang ramah, dan juga aparatur desa yang
mudah untuk berkoordinasi dalam menjalankan kegiatan. Tak jarang pula
senior yang mendapat tanggapan yang kurang menyenangkan dari warga
ataupun aparatur desa. Cerita-cerita horror pun juga pernah dialami senior
seperti ada yang kemasukan makhluk halus atau masih percaya, bahwa
warga pada ritual santet dan hal-hal mistik lainnya.
Dari berbagai cerita tentang menjalani hidup di desa yang
disampaikan senior kepada saya, adapula yang menceritakan kegiatan yang
mereka lakukan disana, seperti mengajar, membangun gapura, membangun
pembatas jalan, membangun MCK (mandi, cuci, kakus), memperbaiki
sarana ibadah seperti masjid, memperbaiki kantor-kantor, memperbaiki
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 171
perpustakaan, hingga membangun taman baca. Hal tersebut merupakan
segelintir kegiatan yang dapat dilakukan selama KKN.
Pada awalnya saya tidak ingin mengikuti kegiatan KKN karena
harus meninggalkan orang tua dan saudara selama satu bulan. Tetapi
karena kegiatan tersebut merupakan kewajiban dari kampus, maka mau
tidak mau harus saya kerjakan. Meskipun berat hati saya mengikuti
kegiatan ini. Tetapi mengingat kegiatan ini masuk ke KRS saya disemester
6 dan terhitung 3 sks, maka saya akan berusaha sebaik mungkin dalam
mengikuti kegiatan ini. Dan sekian pandang awal saya terhadap KKN.
Petualanganku Bersama Kelompok KKN Aksara Di Cibugel
Penjelajahan saya dengan KKN Aksara dimulai tanggal pertengahan
mei 2017 setelah nama-nama kelompok disebarkan oleh pihak PPM UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Kegiatan pertama yang dilakukan saya dan
teman-teman adalah rapat untuk menentukan ketua, bendahara, sekertaris,
divisi-divisi yang dibutuhkan selama KKN berlangsung. Nama kelompok
KKN dan waktu untuk survei ke desa Cibugel. Sekitar awal Juni 2017 saya
dan 11 orang teman kelompok saya berangkat survei ke desa Cibugel.
Tempat yang saya kunjungi pertama kali di desa Cibugel adalah rumah
kepala desa cibugel karena kantor desa tutup. Selanjutnya kami
beristirahat di masjid, masjid tersebut terlihat sepi, padahal bangunannya
kokoh. Hanya saja kotor dan tidak terawat. Karpet masjid berdebu, pintu
kamar mandi tidak bisa ditutup, keran-keran ditempat wudhu banyak
sumpalan. Melihat hal tersebut, kami pun memutuskan untuk
memperbaiki dan memasukan kedalam program kerja fisik kami. Sebelum
kembali kami menyempatkan waktu untuk berkunjung ke danau biru
tempat wisata yang terkenal di daerah Cisoka. Danau tersebut indah, hanya
saja masih sepi pengunjung. Mungkin karena lokasinya sulit dijangkau dan
kurang dikembangkan tempat wisata tersebut oleh pemerintah daerah
Cisoka.
Tanggal 25 juli 2017 adalah hari pertama saya tinggal di desa
Cibugel, setelah pelepasan di Auditorium Harun Nasution UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Sesampainya di desa, saya dan teman-teman
berkeliling diwilayah sekitar asrama pesantren H. Hambali. Sepanjang jalan
tersebut sangat gelap karena tidak ada lampu jalan. Pencahayaan hanya
172 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
berasal dari lampu-lampu rumah warga. Hari kedua di Cibugel dimulai
pada pagi hari yang cerah dengan aktifitas yang pertama saya kerjakan
adalah olahraga jalan santai bersama dengan lia, dhita, dan purnama.
Sepanjang perjalanan saya melihat anak-anak kecil berangkat ke sekolah.
Sekolah yang pertama saya lihat di Cibugel adalah SDN cibugel 01. Lalu ada
ibu-ibu yang sedang belanja sayuran untuk keperluan masak di hari
tersebut. Selagi memilih sayuran, ibu-ibu tersebut juga saya lihat
berbincang-bincang satu sama lain. Kami berolahraga jalan santai sampai
ke daerah bojong sapi, disana kami bertemu dengan bapak yang sedang
membersihkan rumput dipinggir jalan. Bapak tersebut menegur dan
bertanya ingin kemana, kami hanya menjawab hanya ingin berjalan-jalan
melihat desa saja. Kami pun bertanya mengenai rumah yang disewakan
kepada bapak tersebut dan diantarkan kepada pemilik rumah yang
rumahnya biasa disewakan kepada anak-anak KKN. Setelah bertemu
pemilik rumah, kami diantarkan kerumah yang akan kami tinggali kurang
lebih 28 hari lagi. Rumah tersebut lumayan luas dengan bentuk huruf L dan
terdapat 2 kamar, satu kamar mandi, dan satu ruang tamu. Hasil dari
penjelahan saya pada hari itu adalah mendapatkan tempat tinggal untuk
kelompok KKN Aksara.
Di hari minggu pertama saya tinggal di kampung bojong sapi, saya
belajar bagaimana memanen padi. Saya diajarkan oleh ibu dibelakang
rumah, bagaimana cara menggebot padi, menjemur padi, dan menampih
gabah. Dihari senin, pada minggu kedua, saya berada di Cibugel, saya
berkenalan dengan anak-anak PAUD Daarul Aulia, dan mengajar disana.
Saya mengajar di PAUD Daarul Aulia setiap hari senin dan kamis bersama
dua atau tiga orang teman dari kelompok KKN Aksara yaitu Iis dan Lia.
Mereka sering menjadi tim mengajar saya di PAUD Daarul Aulia. Sepulang
dari pengajian di kecamatan cisoka, saya, Dhita, Iis, dan Lia diajak
berkeliling desa oleh ibu Otih (bu lurah), kami melewati daerah Angsana.
Didaerah tersebut jalannya masih rusak dan pohon bambu. Setelah
melewati daerah angsana, kami melewati perkuburan yang tampaknya
perkuburan umum di desa tersebut.
Di minggu kedua saya di cibugel, banyak kegiatan yang saya
lakukan bersama teman-teman KKN Aksara. Dimulai Kerja bakti di
pondok pesantren Darul Ba’diyah, mengajar Marching Band di pondok
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 173
pesantren Riyadul Bassoriyah, memberikan motivasi belajar di beberapa
sekolah, mengadakan seminar Anti Narkoba, dan pelatihan sablon.
Sekolah-sekolah yang kami kunjungi adalah SDN Cibugel 01, SDN Cibugel
02, dan SD As-Sakilin. Disana kami berkenalan dengan adik-adik yang
manis dan baik hati. Disekolah-sekolah tersebut kami disambut baik oleh
kepala sekolah dan guru-guru yang mengajar.
Di minggu ketiga saya tinggal dicibugel, kegiatan yang saya lakukan
adalah mengajar di PAUD Daarul Aulia dan Riyadul Bassoriyyah,
memperbaiki Fasilitas Masjid Jami Al-Karim, membuat tugu desa, dan
pelatihan sablon lanjutan. Fasilitas masjid jami al-Karim yang saya dan
teman-teman perbaiki adalah pintu kamar mandi berjumlah 2 pintu dan
kran-kran wudhu yang berjumlah 14 kran. Pelatihan sablon lanjutan
diadakan di depan rumah sementara kami tinggal yang diikuti oleh
pemuda-pemuda bojong sapi.
Kegiatan di minggu keempat yang saya lakukan adalah mengajar
pondok pesantren Riyadul Basoriyyah, pembuatan taman baca, dan
perayaan Hut RI ke 72. Kegiatan yang paling banyak menyita waktu saya
adalah perayaan Hut RI ke 72. Mulai dari persiapan acara yang akan
diadakan yaitu upacara bendera di lapangan Blok C perumahan Griya,
Karnaval keliling desa bersama marching band Riyadul Bassoriyah dan SD
As-Sakilin, dan perlombaan tujuhbelasan di bojong sapi. Persiapan yang
kami lakukan adalah koordinasi sekolah-sekolah yang akan ikut karnaval,
pada aparatur desa untuk perizinan mengadakan karnaval, menyediakan
konsumsi bagi para peserta karnaval, merencanakan lomba-lomba yang
akan diadakan, dan membungkus hadiah-hadiah lomba. Rute karnaval yang
kami lewati dari lapangan upacara Blok C perumahan Griya melewati
rumah Kepala Desa dan kembali kelapangan upacara. Karnaval
menghabiskan waktu sekitar 2 jam. Selama karnaval berlangsung, kami ada
berdebat dengan orang-orang desa yang membantu. Hal yang kami
perdebatkan tentang lamanya istirahat bagi peserta, orang-orang desa ingin
peserta bagian depan langsung jalan padahal anak-anak marching band
dibelakang baru istirahat. Perlombaan 17 Agustusan dimulai dari jam 09.00
WIB, tetapi kami baru bisa bergabung sehabis shalat zuhur dikarenakan
pagi harinya kami sibuk melakukan karnaval. Perlombaan 17 Agustusan
yang kami adakan adalah tarik tambang, masukan paku ke dalam botol,
174 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
menari berpasangan dengan balon, dan masih banyak lagi lomba yang kami
adakan. Perlombaan selesai sekitar jam 17.00 WIB, dan dilanjutkan dengan
nonton bareng film Soedirman sehabis shalat Isya’.
Di minggu terakhir, yang saya lakukan adalah Peyerahan
cinderamata ke PAUD, Peresmian pojok baca, perbaikan fasilitas dan
sarana pondok pesantren Darul Ba’diyah, Penutupan di Aula Desa, dan
Panggung gembira di Bojong Sapi. Pada acara penyerahan cinderamata di
PAUD Daarul Aulia, saya dan tim pengajar PAUD yang terdiri dari Iis, Lia,
Shinta dan Andika sebagai seksi dokumentasi berpamitan dan foto-foto
dengan anak-anak PAUD, Guru, Kepala Yayasan PAUD, dan ibu-ibu murid
PAUD. Selesai dari penyerahan cinderamata, saya dan teman-teman dari
PAUD langsung menuju lokasi peresmian pojok baca di Riyadul Bassoriyah.
Acara peresmian terdiri dari sambutan Ketua KKN Aksara, sambutan
Pemilik yayasan Riyadul bassoriyah bapak H. Djalal, potong pita, dan fotofoto bersama siswa-siswi riyadul bassoriyah.
Pada tanggal 22 Agustus 2017 saya dan teman-teman KKN Aksara
melakukan penutupan. Penutupan pertama dilakukan di Aula Desa Cibugel
yang di hadiri oleh Kepala Desa dan Istri, Bapak Sukirman selaku BPD
Cibugel, Bapak Darsimin selaku Babinsa Cibugel, dosen pembimbing kami
Bapak Dr. Alfitra, SH., M.hum, dan perwakilan RT/RW Cibugel. Acara
terdiri dari sambutan-sambutan, kesan-kesan kami KKN di Cibugel, salamsalaman dengan warga dan aparatur desa yang hadir, dan berfoto di depan
kantor desa. Acara di aula desa selesai pukul 15.00 WIB. Acara penutupan
dilanjutkan kembali pada pukul 19.30 WIB di Bojong Sapi dengan
mengadakan panggung gembira. Acara terdiri dari marawis Blok C
Perumahan Griya dan marawis SD As-Sakilin, puisi berantai dari adik-adik
SD As-sakilin, pemutaran film dokumenter kami selama berada di desa
cibugel, perpisahan yang diucapkan masing-masing dari kami, berfoto
bersama warga dan pemuda bojong sapi, dan diakhiri dengan makan nasi
liwet bersama warga Bojong Sapi. Setelah penutupan, saya dan kawankawan tidak langsung pulang kerumah masing-masing, dikarenakan kami
baru boleh meninggalkan desa Cibugel pada tanggal 25 Agustus 2017 oleh
PPM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Kesan saya hidup sebulan dengan teman-teman KKN Aksara sangat
menyenangkan. Walaupun pada awalnya kami sering berdebat karena
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 175
perbedaan karakter dari kami masing-masing. Tapi pada akhirnya kami
bisa memahami karakter masing-masing. Dari kejadian masak nasi yang
menjadi bubur, nonton film horror berteriak bersama-sama, setiap pagi ada
yang menyetelkan lagu melayu dan upin-ipin, mengantri kamar mandi, dan
banyak hal lagi yang saya lewat bersama teman-teman KKN Aksara.
Pengalaman KKN Di Desa Cibugel
Pertama kali saya survei bersama teman-teman ke Desa Cibugel,
kami menempuh perjalanan cukup lama, kurang lebih menghabiskan
waktu 3 jam dengan menggunakan motor. Lamanya perjalanan dikarenakan
tidak tahuan kami jalan mana saja yang harus dilewati. Saya dan temanteman ke desa tersebut hanya berdasarkan google maps30. Sesampainya di
desa tersebut, saya terkejut karena Desa Cibugel tidak seperti desa
tertinggal yang saya bayangkan. Di desa tersebut sudah ada perumahan
yang dibangun, jalan-jalan yang sudah diaspal, dan tidak lagi tanah merah
ataupun jalan bebatuan. Disana juga sudah ada Indomart dan Alfamart31yang
saya ketahui sebelumnya ritel seperti itu biasanya ada di perkotaan
ataupun desa yang sudah maju.
Setibanya di desa tersebut, orang yang saya temui pertama kali
adalah istri pak Kades, dikarenakan Pak Kades sedang tidak ada ditempat.
Beliau sangat ramah kepada kami. Setelah bertemu dengan istri Kades,
kami pun berkeliling sekitar kantor desa untuk berkenalan dengan warga.
Warga-warga disana pun antusias kepada saya dan teman-teman, mereka
bertanya kapan kami akan mulai KKN disana dan berencana tinggal
dimana. Sekitar 2 jam berkeliling saya dan teman-teman memutuskan
untuk pulang. Sepanjang perjalanan pulang, warga-warga banyak yang
berteriak kepada kami kapan kami kembali lagi ke desa tersebut. Selama
perjalanan pulang, saya pun berpikir apakah sebegitu senangnya warga
disana dikunjungi oleh kami, sampai-sampai mereka berteriak seperti itu.
Setelah survei itu, saya beranggapan bahwa warga Desa Cibugel ramahramah.
Setelah survei itu, saya dan teman-teman mulai membicarakan
program kerja apa yang akan dikerjakan. Adapun program kerja yang akan
30
31
Google Maps adalah layanan pemetaan web yang dikembangkan oleh Google.
Merek ritel swalayan unuk belanja kebutuhan harian.
176 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
kami kerjakan adalah memperbaiki kamar mandi dan tempat wudhu
dimasjid yang pertama kali kami singgahi, mengajar di pondok pesantren,
sosialisasi sadar hukum, seminar kesehatan, dan lain-lain.
Setibanya saya dan teman-teman di Desa Cibugel setelah selesai mengikuti
pelepasan di Auditorium Harun Nasution UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
kami tinggal di asrama pesantren salah satu tokoh agama didesa tersebut,
dikarenakan kami belum menemukan rumah sementara. Selagi menginap
disana, saya dan teman-teman melihat asrama pesantren tersebut tidak
layak untuk dihuni oleh santri, kami pun memutuskan untuk memperbaiki
asrama tersebut. Sekitar 3 hari kami tinggal disana, saya bersama temanteman perempuan berkeliling dan berkenalan dengan warga yang ada
disekeliling pesantren dan juga santri pesantren tersebut. Kesan saya
terhadap orang-orang tersebut adalah mereka sangat ramah walaupun
mereka tidak mengenal saya dan teman-teman. Pada pembukaan KKN
kami pun banyak warga yang datang, dan mereka sangat antusias atas
kegiatan yang akan dilakukan oleh KKN Aksara.
Setelah kami memiliki rumah sementara untuk ditinggali, saya dan
teman-teman perempuan diajak ke pengajian oleh ibu-ibu sekitar tempat
tinggal baru kami. Di pengajian tersebut kami pun berkenalan kepada ibuibu bahwa kami adalah mahasiswi KKN. Alhamdulillah tanggapan dari ibuibu tersebut menyenangkan, mereka pun bertanya apa saja kegiatan yang
kami lakukan. Saya dan teman-teman menjelaskan bahwa kami membuka
bimbingan belajar dirumah sementara, mengajar di PAUD Darul Aulia,
pondok pesantren Riyadul Bassoriyah, dan akan mengunjungi beberapa
sekolah untuk memberikan motivasi.
Selama kegiatan mengajar yang saya lakukan baik dirumah ataupun
sekolah-sekolah seperti di PAUD Darul Aulia, dan pondok pesantren
Riyadul Bassoriyah. Anak-anak setempat sangat antusias dan senang atas
kedatangan kami. Mereka senang diajar oleh kakak-kakak KKN Aksara.
Dari mengajarkan membaca dan mengaji di PAUD Darul Aulia, dan
mengajar materi pelajaran di pondok pesantren Riyadul Bassoriyah yang
sebelumnya tidak pernah diajarkan karena kurangnya sumber daya
pengajar di pondok pesantren tersebut.
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 177
Selain mengajar, kami pun melakukan sosialisasi Anti Narkoba
kepada anak-anak, remaja, dan orang tua. Dan alhamdulillah kami
mendapat respon positif dari warga dengan banyaknya yang hadir pada
sosialisasi tersebut. Selain sosialisai Anti Narkoba, kami melakukan
pelatihan sablon, pembuatan tugu desa, pembuatan gapura, perbaikan pos
kamling, perbaikan pintu kamar mandi dan keran wudhu di masjid,
perbaikan fasilitas asrama pondok pesantren sebagai bukti fisik kami KKN
di desa tersebut.
Menurut saya, orang-orang kantor Desa Cibugel sangat ramah dan
baik hati, terutama ibu Otih selaku istri Kades dan ketua ibu-ibu PKK Desa
Cibugel. Beliau sering mengajak kami untuk mengikuti kegiatan yang
diadakan di Kecamatan Cisoka, seperti pengajian bulanan Kecamatan
Cisoka, lomba tumpeng 17 Agustusan, dan tasyakuran 17 Agustusan. Beliau
juga meminjamkan mobil pribadinya kepada saya dan kawan-kawan untuk
digunakan selama KKN disana. Demikian pula dengan warga desa, mereka
sangat ramah kepada kami, terutama warga disekeliling saya dan kawankawan tinggal yaitu warga Bojong Sapi.
Harapan Saya Terhadap Desa Dan Warga Cibugel
Harapan saya kepada warga Desa Dibugel, tetaplah menjadi warga
yang ramah dan menyenangkan kepada siapapun yang datang ke desa
tersebut. Untuk para pemuda di Desa Cibugel, saya harapkan tidak ada lagi
sekat antara pemuda perumahan griya dengan pemuda desa di kampungkampung Cibugel, seperti sekat antara kampung Bojong Sapi dengan
pemuda komplek blok c. Karena dengan tidak adanya sekat, acara apapun
yang diadakan oleh aparatur Desa Cibugel akan berhasil. Saya juga
berharap kepada warga supaya menghilangkan kebiasaan membakar
sampah, karena tidak baik untuk lingkungan dan kesehatan warga yang
tinggal disekililing tempat pembakaran sampah. Dan warga membiasakan
diri untuk mengumpulkan sampah dan dibuang ketempat penampungan
terakhir. Dan untuk aparatur desa bisa menyediakan tempat penampungan
akhir atau orang-orang yang bisa mengumpulkan sampah setiap
minggunya, untuk dibuang ketempat penampungan akhir yang disediakan
oleh pemerintah kabupaten tangerang.
178 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
Untuk anak-anak yang masih bersekolah, saya harapkan tetap rajin
belajar, walaupun fasilitas sekolah tidak mendukung. Karena belajar bukan
hanya didapatkan disekolah, melainkan bisa didapatkan melalui berbagai
cara seperti membaca di pojok baca, membaca bahan-bahan pelajaran yang
ada di internet, dan belajar keterampilan dari tutorial-tutorial yang di
sebarkan di internet. Dan saya harapkan untuk Dinas Pendidikan
Kabupaten Tangerang lebih memerhatikan sekolah-sekolah di Desa
Cibugel, karena banyak sekolah yang tidak layak digunakan untuk murid
belajar. Seperti SDN Cibugel 01 yang tidak ada kursi dan meja untuk para
siswa dan siswi belajar, demikian pula pondok pesantren riyadul
bassoriyah yang tidak ada kursi dan meja di kelas 11 dan 12 SMK. Di
Riyadul Bassoriyah juga kurang tenaga pengajar dan alat-alat untuk
mengajar seperti spidol dan penghapusnya.
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 179
“Jangan terlalu bergantung pada orang lain karena bayanganmu sendiri saja
(dapat) meninggalkanmu saat kamu ada di kegelapan”
Dara Mailani
10
Kuliah Kerja Nyata
Oleh: Iis Kholisoh Tusadiyah
(Anggota KKN AKSARA “Anak Kampus Sayang Rakyat”)
Perjalanan Awal
Awal semester 6 adalah dimana hari-hari yang menegangkan,
karena semester inilah dimana diadakan pendaftaran KKN. Dan KKN ini
adalah salah satu praktikum kuliah yang dinantikan. Tapi jujur, awalnya
saya belum mengerti KKN itu harus bagaimana dan seperti apa. Mulai dari
pendaftaran melalui sistem akademi, kami menuliskan biodata dan
program apa yang ingin kami laksanakan disana. Setelah pendaftaran
selesai, saya menunggu pengumuman kelompok dengan cemas. Awal
pembagian kelompok hanya disebarkan melalui media. Dan saat pebagian
kelompok tiba, saya menemukan nama saya terdaftar di kelompok 17.
Dikelompok ini sebenarnya memiliki 17 personil tapi karena ada 2 orang
yang keluar, yaitu yang satu memilih mengikuti KKN Kebangsaan, dan
yang satu memutuskan tidak ikut karena sedang hamil tua, jadi tinggal 15
orang. Awal kami berkomunikasi melalui sosial media dan berlanjut pada
pertemuan. Awal pertemuan saya sangat canggung, karena tidak ada yang
saya kenal sebelumnya kecuali Risky yang satu Fakultas dengan saya. Kami
mendapat tugas KKN di Desa Cibugel Kecamatan Cisoka Kabupaten
Tangerang. Dalam salah satu perkumpulan, kami memutuskan untuk
menamai kelompok kami dengan nama ‘AKSARA’ yang artinya ‘Anak
Kampus Sayang Rakyat’. Dan setelah kita mendapatkan lokasi KKN,
diadakanlah pembekalan untuk seluruh mahasiswa yang akan mengikuti
KKN. Untuk pembekalan dibagi menjadi beberapa gelombang, karena
tidak sedikit yang mengikuti KKN. Kelompok kami mendapatkan
pembekalan di gelombang pertama, dan saat pembekalan saya sedikit telat
dengan beberapa teman dari kelompok lain dikarnakan perjalanan agak
macet. Dan kami mendapat teguran dari pihak PPM, serta disuruh
menduduki kursi peserta paling depan. Sebenarnya saya agak malu karena
sudah terlambat dan saya berjalan ke depan, namun saya bersyukur dengan
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 181
duduk di depan saya bisa lebih fokus dalam memahami pembekalan yang
diberikan oleh pemateri.
Setelah mendapat pembekalan, kami melakukan survei lokasi. Awal
kami melakukan survei bergabung dengan kelompok 14 (Skyline)
dikarenakan belum ada yang mengetahui rute jalannya. Awal perjalanan
kami cukup lama, dikarenakan ada sebagian dari teman kami yang tersesat.
Dengan perjalanan yang cukup rumit, akhirnya kami sampai pada tempat
tujuan dan berniat langsung menemui kepala desa. Namun, saat ingin
bertemu bapak kepala desa sedang tidak di rumah. Akhirnya kami
memutuskan untuk berkeliling kampung terlebih dahulu. Setelah
berkeliling kampung, akhirnya kami mendapat sedikit gambaran tentang
kampung ini. Hari menjelang sore, akhirnya pak kepala desa telah kembali
dan kami melakukan sedikit perbincangan mengenai perihal KKN kami.
dikarenakan hari mulai larut, kami memutuskan untuk pulang, karena
kami belum menghapal jalanan pulang dikhawatirkan akan tersesat lagi.
Setelah berkali-kali kumpul untuk mempersiapkan KKN; tentang
apa saja yang harus kami persiapkan, kami memutuskan untuk bertemu
dosen pembimbinng kami yaitu bapak Alfitrah untuk lebih mematangkan
lagi gambaran yang akan kami lakukan disana. Tak lama setelah itu, pak
Alfit memutuskan untuk ikut survei ke tempat KKN kami. Yang mengikuti
survei bersama pak Alfit hanya segaian dari kelompok kami yaitu
Hammam, Amin, Dhita dan saya. Dalam perjalanan, kami sempat tersesat
karena diantara kami tidak ada yang mengetahui jalur keluar tolnya.
Sampai akhirnya kami sampai pada tempat tujuan dan ternyata pada hari
itu kami tidak dapat bertemu bapak kepala desa, karena sedang ada urusan.
Alhamdulillah pak Alfit sangat baik hati dan sabar bersama kami seharian
itu, walaupun perjalanan yang sangat melelahkan. Menjelang liburan kami
mengumpulkan data dan mempersiapkan diri untuk KKN setelah lebaran
nanti.
Teman- Teman AKSARA
Dan inilah teman seperjalanan saya selama di Cibugel, yaitu
Muhammad Aminul Wahid dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis sebagai
ketua yang biasa di panggil Amin. Dan dia cukup baik orangnya. Ilka
Sawidri dari Fakultas Dakwah dan Komunikasi sebagai Sekertaris yang
182 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
selalu saya panggil kakak karena dia orang yang dewasa dan bijaksana
menurut saya, dan terkadang memanjakan saya. Nurlia Fikawaty dari
Fakultas Syariah dan Hukum sebagai sekretaris, dan dia anak yang sangat
manja diantara yang lain, dia adalah PartnerBoti32 saya, dan kami sering
menyanyikan Baby Shark. Lalu ada Harun Arrasyid dari Fakultas Adab dan
Humaniora sebagai sekretaris yang biasa di panggil halun karena dia cadel
dengan huruf r. Shinta Sri Rahmawati dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
dia adalah partner33 saya sebagai bendahara. Lalu Dara Meilani dari Fakultas
Syariah dan Hukum sebagai bagian kesehatan yang biasa saya panggil
nduttt karena badannya yang montok dan bikin saya gemes. Dan dia adalah
Partner Boti, hampir setiap hari bila bepergian saya bersama dia, dan dia juga
baik hati. Purnamasari dari Fakultas Sains dan Teknologi sebagai bagian
kesehatan yang biasa saya panggil dengan sebutan Ka Purrrr, dia orangnya
juga baik dan sangat pandai memasak. Hammam Al Marisma dari Fakultas
Adab dan Humaniora sebagai humas. Dan dia terbilang rajin juga baik.
Abdul Azis dari Fakultas Syariah dan Hukum sebagai humas dia biasa di
panggil Azis dan dia salah satu orang yang sering membuat bahan tawaan
di dalam kelompok kami. Tapi dia juga orangnya baik walau kadang
nyebelin. Mus’ab Khomaeni dari Fakultas Syariah dan Hukum sebagai
humas, dia biasa di panggil a’a’abbb dan dia adalah biang tawa karena
selalu membuat bahan tawaan apa lagi kalo sudah bersama Azis, tapi
kadang suka nyebelin. Muhammad Nur Risky dari Fakultas ushuludin yang
satu Fakultas dengan saya,dan sebagai bagian perlengkapan. Dia biasa di
panggil Jawa tapi selama KKN dia meminta di panggil Risky karena temen
KKN tidak ada yang tahu nama panggilan dia sebenarnya Jawa, dia orang
yang baik dan lucu. Khamdi Alfan Maulana dari Fakultas Sains dan
Teknologi sebagai bagian perlengkapan, dia biasa dipanggil alfan, dia
orangnya baik dan rajin walaupun pas perkumpulan belang betong34. Lalu
Andika Yulianto Chamil dari Fakultas Fisip sebagai bagian dokumentasi,
dia biasa di panggil Dika kalo gak di panggil Chumilll, dia orangnya baik
dan dia selalu jadi orang yag pertama bangun subuh diantara laki-laki yang
lain. Faraditha Aushafiana Manaf dari Fakultas Dakwah dan Komunikasi
sebagai bagian dokumentasi, dia biasa di panggil Dhita, tapi kadang di
32
Pasangan bonceng tiga
Rekan kerja
34
Kadang ada kadang tidak ada
33
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 183
ledekin Manaf, dia orangnya baik juga yang sering punya stok cemilan kalo
kita lagi kelaparan.Tidak dapat semua saya ungkapkan tentang temanteman saya pokoknya You are the best.
Perjalanan Di Cibugel
Diawali Selasa pukul 09.00-11.30 WIB dengan acara pelepasan
untuk seluruh mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang akan
melaksanakan KKN. Acara diisi dengan sambutan dari Rektor UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, OJK, PPM, perwakilan DPRD Kota Tangerang,
DPRD Kabupaten Tangerang dan Kabupaten Bogor. Diakhiri dengan
pelepasan balon sebagai simbolis bahwa mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dipersilahkan untuk menuju desa yang telah
ditentukan oleh PPM. Pukul 16.00-18.30 wib kami melakukan perjalanan
menuju desa KKN, di Desa Cibugel dengan mengendarai motor. Kami tidak
berangkat bersama-sama melainkan ada yang menggunakan kereta dan ada
yang menggunakan motor. Sampai ke tempat tinggal sementara langsung
melaksanakan shalat magrib. setelah itu membersihkan kamar masingmasing. Setelah merapihkan tempat, menuggu Isya kita berbincang dengan
pemilik rumah yang bernama bapak H. Hambali. Setelah melaksanakan
solat isya kita membeli makan bersama dengan makan nasi uduk malam
yang masih terbilang murah. Selanjutnya kami melakukan brefing untuk
kegiatan esok. Setelah selesai kami beristirahat, namun karena ditempat
baru membuat kami susah tertidur, akhirnya saya, Ilka, dan Shinta.
berbincang-bincang hingga larut malam sampai tertidur.
Karena masih merasa asing, apalagi dengan keadaan kamar
perempuan terpisah menjadi dua, jadi kurang iteraksi. Dan di hari kedua ini
diawali dengan berbagi tugas. Saya, Hammam, Shinta, dan Azis mendapat
tugas untuk mencari informasi mengenai pembelajaran ditempat
pelaksanaan KKN yaitu ketempat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Desa Cibugel; Karena mendapat undangan dari PAUD tersebut. Setelah
kami telusuri dan mencari PAUD itu sendiri ternyata informasinya kurang
jelas. Yang menerima undangannya tidak menyimak dengan jelas, jadi
alamat dan nama PAUD itu sendiri tidak tahu.Kemudian kami mencari dan
menemukan PAUD tetapi bukan PAUD yang dimaksud. Ternyata PAUD
tersebut juga membutuhkan tenaga pengajar. Akhirnya kami belum
memutuskan untuk mengajar ditempat tersebut karena belum ada
184 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
kesepakatan bersama. Kemudian kami mencari kembali dan menanyakan
kepada warga PAUD yang dimaksud, dan akhirnya warga tersebut juga
salah memberi alamat. Kami diberi alamat ke SD As-Sakilin, Dan akhirnya
kami memutuskan untuk kembali kerumah sementara untuk beristirahat.
Dikarenakan kita belum membuat jadwal piket, saat yang lain membagikan
surat untuk mengundang warga dalam acara pembukaan, saya
memutuskan untuk memasak bersama beberapa rekan saya. Dan disitulah
terjadi hal yang sangat konyol. Awalnya saat saya memasak nasi ternyata
beras yang saya masak gagal dan hasilnya terlalu keras, lalu Hammam
menghangatkan kembali nasinya, namun masih keras. Ketika saya
tambahkan air ternyata nasinya terlalu lembek dan hampir menjadi bubur.
Akhirnya Dara mengusulkan nasinya dijadikan bubur. Karena belum ada
persiapan, kami belum memiliki bumbu-bumbu masak, akhirnya kami
membuat kaldu ayam untuk bubur dengan mencari bahan di warung
semampu kami. Dan hasilnya tidak terlalu mengecewakan hehehe karena
teman-teman sangat menikmati bubur yang dibuat, entah enak atau hanya
karena mereka kelaparan.
Dimana kami akan mengadakan acara pembukaan KKN, sementara
tempat tinggal sementara kami kekurangan air, akhirnya saya dan Shinta
memutuskan pergi ke masjid, dan ternyata Lia dan Dara juga memiliki
keinginan yang sama. Karena saya dan Shinta waktu itu sedang kebelet jadi
terburu-buru, namun Lia dan Dara malah menyelak kami dijalan, akhirnya
kami kejar-kejaran sampai toilet masjid. Setelah selesai permasalahan pagi
itu, kami diskusi singkat perihal teknis pembukaan KKN. Pada jam 08.00
WIB, kami semua sudah berkumpul bersama di Kantor Kepala Desa,
menunggu perwakilan setiap RT, RW, dan Tokoh masyarakan setempat
yang telah kami undang sehari sebelumya. Acara pembukaan dimulai pada
pukul 09.00 WIB. Adapun rangkaian acaranya yaitu: Pembukaan,
pembacaan ayat suci Al-Qur'an, menyanyikan lagu Indonesia Raya, dan
sambutan dari ketua KKN AKSARA Aminul Wahid, sekaligus
menyampaikan salam dari dosen pembimbing kami yang berhalangan hadir
dikarenakan hal penting yang tidak dapat ditinggalkan. Kemudian
disambung oleh Ibu Kepala Desa Ibu Otih, Kepala BPD Bapak Sukirman,
petugas polisi dari Polsek Cisoka Bapak Darsimin, dan perwakilan tokoh
masyarakat setempat Bapak H. Hambali. Acara pembukaan KKN berakhir
pada pukul 12.00 WIB. Setelah pembukaan, akhirnya kita mendapatkan
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 185
rumah untuk tinggal di kampung Bojong Sapi yang letaknya masih di desa
Cibugel. Kita bertepatan satu rumah, perempuan mendapatkan satu kamar
dan laki-laki satu kamar. Selanjutnya kita merapihkan rumah.
Dan di minggu ceria, anggota perempuan memutuskan untuk lari
pagi dan melewati sawah-sawah, karena melihat banyak petani yang
sedang panen, akhirnya kami memutuskan untuk turun ke sawah dan
mencoba membantu beberapa petani dalam menggebot padi. Ka Purnama
berkata dia sangat mahir menggebot padi, karena dulu saat mudik dia
selalu ikut ke sawah bersama saudaranya. Akan tetapi saat menggebot padi,
dia lupa bagaimana caranya hahaha. Karena terlalu asik dan kami belum
terbiasa menggebot padi, kami menghabiskan waktu di sawah sampai
menjelang dzuhur, dan akhirnya kami memutuskan untuk pulang karena
kelelahan. Walaupun sedikit lelah, namun disitu kita mendapatkan
pelajaran dan pengalaman baru. Dan kami artikan bahwa petani sangatlah
berjasa bagi bangsa ini, karena tanpa mereka kita tidak bisa menikmati
beras yang sudah layak dimasak.
Dan kali pertama bertemu dihari senin dan awal kita mengajar.
Saya, Shinta, Dara, Lia dan Dika mengajar di PAUD Daarul Aulia. Disini
memiliki 12 orang murid yang lucu dan menggemaskan. Setiap anak
memiliki keunikan yang berbeda, dan mereka sangat meggemaskan saat
curi-curi pandang kepada kami. Hari ini jadwal anak-anak mempelajari
huruf-huruf dan membaca. Wajah Dara sangat lucu ketika kaget karena
dipanggil oleh ibu yayasan untuk kedepan, menulis di papan tulis dan
menuntun anak-anak untuk mengejah. Di waktu istirahat anak-anak
sangat gembira, apalagi mereka bisa menikmati jajanan dikantin. Lucunya,
mereka walau baru mengenal kami tapi mereka dengan cepat mendekati
kami dan sangat manja. Dan sering meminta berfoto.
Dimana hari mengadakan penyuluhan campak dan rubella yang
diadakan di aula Desa Cibugel. Setelah magrib; saya, Ilka, Lia dan Dara
mengikuti pengajian malam ibu-ibu, berupa membacakan Surat Yasin dan
tahlil, serta pengajian kitab yang di pimpin oleh ust. Ternyata malam ini
juga ada pasar malam di blok B, akhirnya setelalah pengajian, saya dan Dara
menyempatkan waktu untuk melihat pasar malam tersebut. Dan ternyata
saat kami sampai disana, pasar malamnya sudah mau tutup karena waktu
sudah larut malam.
186 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
Kami juga mengadakan Safari School ke beberapa sekolah, yaitu;
mengunjungi SD Cibugel 2, SD Cibugel 1, selain itu kami juga mengikuti
pengeajian di kecamatan. Saya, Dara, Lia, dan Dhita mewakili anak KKN di
Desa Cibugel untuk menghadiri pengajian bulanan yang di adakan di
Kecamatan Cisoka bersama ibu kades yaitu ibu Otih. Dan ternyata disini
memiliki keunikan, karena saat ibu-ibu diberikan waktu istirahat setelah
berjanji atau bershalawat bersama untuk menikmati hidangan yang diiringi
dengan nasid, para solis mendapat saweran. Yang saya tau yang mendapat
saweran itu penyanyi dangdut, dan ternyata disini berbeda.
Kami juga mengadakan bimbel di posko, dan saya sangat prihatin
dengan anak-anak disini. Karena dari penglihatan saya, banyak anak yang
kurang menguasai pelajarannya. Seperti halnya anak kelas 3 SD, ada
beberapa yang belum menghafal huruf dengan benar sehingga agak susah
untuk memberikan pembelajaran lisan. Seharusnya diusia itu dia sudah
menghafalnya dengan baik.
Kami mengadakan pelatihan sablon dengan peserta para pemuda,
pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan perekonomian di Desa
Cibugel agar lebih baik. Karena dari yang kami tahu disini sangat sedikit
lapangan pekerjaan untuk laki-laki, melainkan lebih banyak untuk wanita.
Alhamdulillah pemuda-pemuda disini merespon dengan baik dan kita
dapat menjalankan pelatihan sablon setiap minggu. Dan setiap minggunya
para pemuda semakin giat berlatih untuk mengembangkan sablon.
Lalu saat acara perlombaan tumpeng sekecamatan; saya, Dara, Lia
dan Purnama menjadi perwakilan anak KKN di desa Cibugel yang
mengikuti perlombaan membuat tumpeng bersama ibu-ibu kampung. Awal
kami meracik masakan untuk perlombaan sampai selesai. Kami hias dengan
semenarik mungkin. Setelah selesai, kami menuju kecamatan untuk
menyerahkan karya tumpeng Desa Cibugel yang di sandingkan dengan
hasil karya tumpeng Desa-Desa lainnya yang satu Kecamatan. Setelah
mendapat penilaan, tumpeng-tumpengnyapun di serbu oleh ibu-ibu yang
ada di aula kecamatan. Setelah magrib dilanjutkan dengan tasyakuran
menjelang hari Kemerdekan di Kecamatan. Tapi kami mendapatkan nasib
malang di malam itu, karena teman-teman kami yang di posko tidak dapat
menjemput kami di kecamatan, akhirnya dari kecamatan kami
mengendarai angkutan umum hingga depan gang Cibugel, kemudian kami
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 187
berjalan kaki hingga ke posko. Dalam perjalanan, Lia sempat menangis,
entah apa yang dia pikirkan. Akhirnya di perjalanan saya dan Dara
menghiburnya hingga dia tertawa. Sesampainya di posko, setelah
meregangkan kaki karena lelah berjalan kaki, tak lama saya dan Lia menuju
pesantren untuk mengajar paskibra di pesantren Riyadul Basoriyah. Setelah
selesai kami kembali ke posko dan menyiapkan persiapan untuk 17an.
Di hari kemerdekaan, kami bergegas untuk mandi dan bersiap-siap
untuk mengikuti upacara. Saya dan Lia mengikuti upacara di kawasan
Pondok Pesantren Riyadul Basyariah, dan yang lain mengadakan upacara di
lapangan Blok C. Setelah selesai mengikuti upacara, saya dan Lia membawa
pasukan Drum Band dari pesantren menuju lapangan Blok C untuk
mengikuti pawai satu desa. Pawai yang diadakan memiliki jarah tempuh
yang lumayan jauh, apalagi dengan peserta dari model anak TK, SD, SMP,
SMA hingga ibu-ibu dan guru-guru. Walaupun jalannya cukup jauh, akan
tetapi semua sangat bersemangat. Apalagi ini dalam rangka merayakan hari
kemerdekaan. Setelah Dzuhur kami mengadakan berbagai macam lomba di
kampung Bojong Sapi. Dari lomba balap karung pakai helm yang lagi hitz
dizaman sekarang, lomba nyari koin di tepung yang bercampur garam
hingga membuat anak-anak keasiana,tarik tambang tingkat ibu-ibu yang
sangat heboh, dan lomba-lomba lainnya yang seru abis. Gak Cuma itu,
dimalam harinya kami nonton bareng, kalo dikampung mah dikata layar
tanceb.
Sebelum hari terakhir disana, kami berpamitan sekaligus
memberikan cinderamata kepada sekolah-sekolah yang telah kami ajarkan.
Disitu kami mulai merasa adanya kekosongan dan duka, karena akan
berpisah dengan anak-anak yang menggemaskan.
Akhirnya kami melakukan acara penutupan di siang hari dengan
dihadiri oleh dosen pembimbing kami bapak Alfitrah serta aparat dan
warga setempat. Dalam acara penutupan resmi ini kami berpamitan kepada
seluruh masyarakat yang hadir. Dan dalam acara perpisahan, kami juga
mengadakan panggung gembira di kampung Bojong Sapi sekaligus
berpamitan kepada masyarakat. Dalam acara tersebut menampilkan
banyak kreatifitas anak-anak dan sekaligus agenda yang mengharukan,
serta memberikan kesan yang mendalam. Disaat akhir penutupan kami
berpamitan perorangan, dan saat itu pula air mata saya tergenang, dan hati
188 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
saya gemetar menahan sedih karena akan berpisah dengan warga Cibugel
yang baik hati.
Kesan Dan Harapanku
Desa Cibugel adalah salah satu desa dari sepuluh desa yang berada
di wilayah Kecamatan Cisoka. Secara administratif Desa Cibugel terdiri
atas 7 Rukun Warga (RW) dan 41 Rukun Tetangga (RT). Dan untuk
sekarang setiap desa hanya memiliki satu kelompok KKN. Desa Cibugel
merupakan desa yang sangat subur dengan memiliki banyak sawah dan
pepohonan buah. Warga disini mayoritas sebagai petani.
Waktu semakin cepat berlalu, tidak terasa sudah satu bulan kami
lewatkan, rasa sedih, bahagia, canda dan tawa semuanya campur aduk
sudah kami rasakan. Untuk Desa Cibugel, saya ucapkan terimakasih
sebanyak-banyaknya untuk satu bulan disana. Saya merasa aman dan
nyaman tinggal disana seperti di kampung halaman sendiri. Warga disini
sangatlah ramah dan mengayomi kami, disana kami dilakukan seperti anak
sendiri. sesungguhnya masih banyak yang ingin kami lakukan disana tapi
karna terbatasnya waktu dan tugas kuliah, kami terpaksa meninggalkan
Desa Cibugel.
Harapan saya untuk desa ini semoga terus maju, dan untuk anakanak, khususnya adik-adik PAUD Daarul Aulia, adik-adik SD Cibugel 2
dan adik-adik di Pesantren Riyadul Basyariah, terus rajin menuntut ilmu
hingga dapat membanggakan dan membangun Desa Cibugel menjadi lebih
maju. Untuk para pemuda dan karang taruna semoga terus bisa
mengembangkan percetakan sablonnya. Dan semoga apa yang telah kami
lakukan dapat terkenang dihati semuanya. Dan semoga silaturahmi kami
untuk Desa Cibugel tidak putus sampai disini.
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 189
“Pengalaman adalah sebuah pelajaran”
Iis Kholisoh Tusadiyah
11
SECARIK CAHAYA DI LADANG CIBUGEL
Khamdi Alfan Maulana
(Anggota KKN AKSARA “Anak Kampus Sayang Rakyat”)
Pertemuan Aksara Pembaharu Desa
KKN (Kuliah Kerja Nyata) adalah agenda tahunan dari PPM (Pusat
Pengabdian Masyarakat) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di pertengahan
semester genap dan ganjil, tepatnya diantara semester 6 dan 7, dan
diperuntukan untuk mahasiswa. Dalam prosesnya, mahasiswa yang
melakukan kegiatan kkn pada umumnya harus melewati tiga proses, yakni
proses Pra-KKN, proses KKN dan proses paska KKN. Dalam hal ini, saya35
akan menjabarkan sedikit proses tersebut.
Bagi kebanyakan orang, (dalam hal ini adalah mahasiswa) pasti
akan sangat kurang nyaman dengan lingkungan baru, orang-orang baru,
dan
melakukan kegiatan bersama dengan orang-orang yang baru
dikenalnya pula.Karena dalam kondisi seperti ini mahasiswa harus
berusaha menyesuaikan dengan
mahasiswa lainya.Saling mencoba
mengenal, mengerti, dan melepaskan ego masing-masing. Kelompok KKN
yang beranggotakan dari 15 orang ini berasal dari jurusan, fakultas, tempat
tinggal, bahkan suku dan ras yang berbeda pula. Itu membuat saya
membayangkan akan sangat sulit untuk dapat membaur dengan anggota
kelompok KKN. Namun kekhawatiran ini saya rasa disadari betul oleh
anggota yang lain, sehingga sebelum KKN kita menyepakati agar membuat
pertemuan rutin setiap sore.Tiga minggu sebelum pelaksanaan KKN
berlangsung dengan maksud ta’aruf36 dan yang pastinya sambil
membicarakan tentang kegiatan-kegiatan yang akan kita lakukan di desa
tempat KKN saya dan teman-teman.
Berbicara tentang KKN, hampir semua anggota kelompok KKN, terutama
saya, sangat antusias sekaligus takut dengan pelaksanaan KKN ini.Antusias
35
Khamdi Alfan Maulana (Peserta KKN Dari KKN AKSARA UIN Jakarta).
Yang berarti Perkenalan (KBBI).
36
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 191
yang saya rasakan karena saya suka denghan pengalaman baru, dan di
KKN ini sudah pasti saya akan mendatpatkkan pengalama baru.Namun, di
sisi lain saya merasa takut dengan apa yang akan saya temui disana. Karena
saya membayangkan tempat KKN adalah tempat dimana suatu desa
membutuhkan pemberdayaan masyarakat dan lingkungn desa, dikarenakan
desa tersebut sangat tertinggal dan dihuni oleh orang-orang yang
berfikiran kolot dan tertutup. Ketakutan ini sangat wajar mengingat saya
dan teman-teman yang lain akan dibebani tugas dan tanggung jawab untuk
mendidik dan memberdayakan masyarakat. Khawatir akan sikap
masyarakat yang tidak bersahabat adalah momok menakutkan, pasalnya
dalam kegaiatan KKN berlangsung hampir75% kita bersosialisasi dengan
masyarakat, sisanya untuk kordinasi dengan pihak-pihak pendukung
kegiatan seperti perangkat desa dan tokoh masyarakat. Kekhawatiran juga
saya miliki pada pemuda masyarakat sekitar, mereka adalah masyarakat
yang mendominasi dan cenderung bisa dibilang agresif karena masa
mencari jati diri, pikir saya. Pemuda cenderung fanatik golongan dan
memandang sinis kelompok lain di luar kelompok mereka. Kekhawatiran
juga saya rasakan pada lingkungan alam di desa wilayah KKN. Tanggrang
tempat kita KKN disebut-sebut adalah tempat yang panas, gersang, dan
sulit air.Belum lagi sempat dapat kabar bahwa sebagian desanya belum
terjangkau listrik.Saya tidak bisa bayangkan bagaimana hidup di desa
tanpa listrik, padahal saya hidup dan dibesarkan di zaman serba canggih.
Kabar miring pun banyak beredar tentang tempat KKN saya, yakni
tempat dimana paling banyak kasus penyalah guna’an narkoba, masyarakat
umum, dan khususnya pemuda sangat konsumtif terhadap narkoba, karena
peredaran narkoba yang memang marak di lingkugan itu sendiri.
Dari kehawatiran tentang kabar miring tersebut saya merasakan
kendala, atau beban batin tersendiri yang saya rasakan, dimana saya dan
teman-teman yang lain seakan-akan dituntut untuk mengatasi masalah itu
semua, padahal saya berangkat dari desa yang relatif makmur dan
lingkungan yang aman, maka dari itu saya sempat bingung tentang apa
yang harus saya lakukan untuk mengatasi hal-hal yang saya khawatirka
tersebut.
192 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
Kekhawatiran yang saya rasakan ternyata tidak seseram yamg
dibayangkan. Pasalnya baru sebentar di Desa Cibugel37, Kecamatan Cisoka,
Kabupaten Tanggrang, yang saya rasakan adalah kenyamanan. Bagaimana
tidak, satu persatu kekhawatiran saya terpatahkan. Warga sangat antusias
menyambut kedatangan kami, warga Desa Cibugel menerima kedatangan
kami, kehangatan yang sangat terasa adalah ketika warga tak sungkansungkan untuk mengajak main ke rumahnya, pemudanya pun sangat
bersahabat, walaupun diantara mereka ada yang terlihat seperti tidak
perduli.Namun saya rasa mereka hanya malu, seiring berjalanya waktu,
mereka pun mulai menyapa dan membantu dalam beberapa kegiatan yang
saya dan teman-teman lakukan. Semua kekhawatiran sama sekali tidak
terjadi. Bahkan bisa dikatakan saya sangat betah berada disana dan saya
menganggap desa Cibugel adalah kampung halaman kedua saya.
Rajutan Cerita AKSARA UIN Jakarta
KKN yang dilaksanakan di Desa Cibugel selama satu bulan
meninggalkan banyak kesan, pasalnya dalam sebulan ber KKN ada banyak
hal yang terjadi, suka duka dilewati bersama seluruh anggota kelompok 17
KKN AKSARA UIN Jakarta. Jika boleh saya menggolongkanya menjadi
empat fase atau empat kejadian umum sosial internal di dalam kelompok.
Yang pertama adalah fase pengenalan karakter dan sikap masingmasing anggota.Fase ini ada di minggu pertama, dimana minggu pertama
ini masing-masing aggota kelompok masih mencoba mengerti satu sama
lain dan berusaha untuk melakukan segala aktifitas secara bersama-sama,
mulai dari makan, membersihkan tempat tinggal, dan lain sebagainya.
Dalam kegiatan rutin, event atau sekedar tegur sapa masing-masing
anggota masih sanggat berhati-hati, dalam artian mencoba menjaga
perasaan, disamping mungkin beberapa ada yang memang pemalu, tapi ada
juga yang dengan bebasnya, tanpa beban mengajak bercanda gurau, orang
yang seperti ini lah yang menghidupkan suasana di dalam kelompok KKN
AKSARA UIN Jakarta.Dia mus’ab dan ajis yang membuat social di internal
sangat cepat terbentuk dengan kuat. Itu sangat diwajarkan karna itu
memang tugas dan kewajiban mereka yang memegang bidang HUMAS
37
desa tempat KKN kelompok 17 AKSARA UIN Jakarta
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 193
(hubungan masyarakat). Namun menurut saya mereka telah memberikan
lebih dari apa yang dibutuhkan.
Fase ke dua adalah adalah fase pencocokan, fase ini di minggu ke
dua. Yang dimaksud fase pencocokan adalah fase dimana anggota
kelompok sudah mulai mengerti satu sama lain dan cenderung lebih
merapatkan kegiatan social dengan teman anggota yang dianggap asik atau
sepemikiran. Dan kebanyakan hal semacam ini tidak disadari betul. Yang
terjadi secara berangsur-angsur mulai terjadi kelompok-kelompok social
yang lebih kecil di dalam kelompok KKN itu sendiri.Kejadian ini sangat
wajar mengingat karakter yang berbeda-bedadan masing-masing orang
memiliki kecenderungan untuk banyak melakukan hubungan social dengan
orang yang memiliki sifat yang mirip dengan dirinya sendiri.Namun ini
menjadi tidak wajar ketika menjadi fanatik kelompok, itu yang membuat
duri dalam hubungan bersosial karena dapat merusak hubungan sosial. Di
minggu ini, sudah ada sedikit masalah-masalah dalam kelompok, masalah
ini terjadi akibat miskomunikasi antar anggota.
Fase berikutnya yaitu konflik.Ini ada di minggu ke tiga, kelompok
sosial yang secara tidak sadar telah terbentuk namun sudah jelas terlihat,
masing masing kelompok mulaih mementingkan kepentingan individu
maupun kepentingan kelompok. Salah satu contohnya saya sendiri yang
ditugaskan sebagai PJ (penanggung jawab) kepelatihan sablon untuk
pemuda desa Cibugel. Saya menginginkan teman-teman saya agar
semuanya membantu secara maksimal di kegiatan tersebut, namun saya
bermalas-malas dan tidak maksimal ketika membantu acara lain yang di
tanggungjawabkan oleh teman saya yang lain. Hal semacam ini yang
membuat anggota kelompok saling gunjing menggunjing di belakang.
Masalah seperti ini sangat sulit diselesaikan,mengingat masalah ini tidak
nyata terlihat. Imbas dari itu semua adalah menurunya kekompakan
kelompok yang berdampak pada penurunan produktifitas.Bahkan di forum
evaluasi tak jarang masing-masing individu menyalahkan individu lainya,
meskipun dengan sebuah isyarat. Bukan hanya masalah secara sosial,
namun juga pada fisik sebagian anggota yang mulai lelah dan jatuh sakit.
Fase ke empat adalah puncak konflik dan penyelesain konflik.Fase
ini terjadi di minggu ke empat.Sebelum semuanya menjadi semula, sempat
terjadi konflik dimana masing-masing anggota dituntut untuk ekstra dalam
194 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
menggarap proker (program kerja) atau kegiatan yang belum
terealisasikan.Masing-masing penanggung jawab acara jalan sendiri-sendiri
dan tidak saling membantu. Namun itu sangat wajar dan dapat dimengerti
oleh semua anggota, namun kami sedikit mendapat gesekan dari beberapa
warga yang waktu itu ikut andil, membantu jalanya salah satu acara dari
kita. Setiap acara yang diselenggarakan sudah difikirkan konsepnya dan
masalah terjadi saat salah seorang warga mencoba mengambil alih memipin
jalanya acara, dan itu sangat berbeda dengan konsep yang direncanakan.
Ada beberapa anggota KKN termasuk saya yang sempat terpancing emosi
dengan beliau, mungkin faktor lingkungan yang panas dan kondisi tubuh
yang lelah yang membuat kedua belah pihak tersulut emosi dan saling
bentak, selang sekian waktu berseteru.Akhirnya kedua belah pihak
mencoba menenangkan diri dan mencoba menghindari konflik dengan
mencari jalan tengahnya.
Pasca acara, kita berinisiatif untuk menemui beliau (pihak seteru)
untuk datang ke rumahnya dan meminta maaf sambil makan siang
bersama, dan Alhamdulillah dari pihak warga yang berseteru pun berbesar
hati menerima maaaf kami dan menyalahkan dirinya sendiri untuk
kemudian meminta maaf juga kepada kita.
Ada banyak pelajaran yang bisa saya ambil sebagai contoh, dimana
pentingnya toleransi dalam bermasyarakat, pentingnya koordinasi dalam
organisasai agar terhindar dari kesalah pahaman, pentingnya mengatur
waktu agar tidak keteteran dalam membuat agenda/kegiatan. Bersikap
dewasa dan meminta maaf bukanlah hal yang menurunkan hargadiri, justru
menaikan derajat dimata lawan sosial kita karena dapat menjaga
keharmonisan sosial. Dan lagi, bahwa suatu masalah jika dihadapi dengan
amarah tidak akan menemukan jalan keluar, justru akan membuat masalah
baru. Dan momen perpisahan dengan warga pada sabtu malam adalah
momen yang sangat mahal dan tidak akan bisa kami lupakan, di acara yang
sederhana itulah kami menumpahkan semua emosi kita kepada mereka
bagaimana kita akan merindukan desa, begitupun warganya. Hajat terahir
itu diselingi dengan ngaliwet38 bareng warga dan nonton bareng. Tak sedikit
dari kita yang menitihkan air mata karena haru.
38
Tradisi masak dengan kompor tanah liat
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 195
Kisah Di Desa Cibugel
Sebulan penuh di desa yang dikelilingi perusahaa-perusahaan dan
PT, berbaur dengan masyarakat dan lingkunganya, tak mungkin jika tidak
meninggalkan kesan atau kenangan. Adapun kisah saya dan teman-teman
selama di Desa Cibugel amat sangat banyak dan secarik kertas dirasa tak
cukup untuk bisa mengungkapkanya, mulaih dari awal datang ke Desa
Cibugel, kami disambut hangat oleh semua elemen masyarakat desa, mulai
dari perangkat desa, tokoh masyarakat, hingga masyarakat itu sendiri.
Lingkunganya cukup damai dan nyaman, pepohonan masih rindang,
masyarakat cukup mampu hidup berdampingan dengan alam, kesadaran
lingkungan bisa dibilang cukup walaupun masih belum bisa dikatakan
apik. Masyarakat masih kental akan budayanya, karna lingkungan di Desa
Cibugel adalah lingkungan santri, banyak dari warganya adalah pendatang,
pendatang tersebut adalah santri.
Musuh dari lingkungan Desa Cibugel adalah sampah, dan
kecenderungan masyarakat di Desa Cibugel dalam menangani sampah
adalah dengan membakarnya. Warga tak segan mengambil sampah
ditempat umum untuk dibuang di tempat yang memang semestinya. Itu
memberi kesan bahwa kebanyakan masyarakatnya di Desa Cibugel masih
peduli dengan kebersihan lingkungan dari sampah.
Di Desa Cibugel, yang terlihat, populasi terbesarnya adalah anakanak, mungkin karena umumnya anak-anak yang senang bermain, jadi
lebih terlihat keberadaanya di lingkungan sekitar. Lingkungan di desa ini
cukup ramah untuk tumbuh kembang anak-anak, karakter dan sosialnya
bisa terbentuk secara baik disini.Namun ada beberapa kendala yang
mungkin saja bisa menghambat bahkan menenggelamkan potensi anak,
diantaranya adalah.
1. kurangnya kepedulian masyarakat terhadap pendidikan
Pola pikir masyarakat masih kurang mementingkan betapa
pentingnya pendidikan untuk anak mereka.Faktor yang mempengaruhi
pola fikir mereka mungkin adalah kekayaan alam di desa itu sendiri.Jadi
para orang tua terlalu sibuk bercocok tanam dan mengarahkan anaknya
untuk membantu dan mengelola ladang orangtuanya ataupun ladang orang
196 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
lain. Faktor lainya adalah mahalnya biaya sekolah untuk tingkatan
sma/ma/smk. Sebenarnya, untuk sekolah tingkat menengah atas di
lingkungan Desa Cibugel ada dan bisa dijangkau, namun karna dibarengi
asrama dan pondok banyak dari siswanya adalah pendatang sebagai santri,
secara psikologis, mungkin sang anak canggung untuk bersekolah di situ.
Jadi, yang perlu jadi sorotan penting adalah menyadarkan masyarakat akan
pentingnya pendidikan.
2. Narkoba dan Miras
Para orang tua dihantui39 dengan rasa cemas tentang putra dan
putri mereka.Bagaimana tidak, laporan dari babinsa40 pun mengatakan
bahwa peredaran narkoba dan minuman keras cukup masif, bahkan
babinsa mengatakan bahwa dalam beberapa kasus narkoba disulap dalam
bentuk lain yang lebih menarik anak-anak, yakni dalam bentuk permen,
unsur narkoba dimasukan kedalam permen agar tidak ketahuan.
Namun, upaya dilakukan cukup apik oleh pihak kepolisian sekitar
yang rutin melakukan razia miras dan narkoba di Kecamatan Cisoka,
khususnya di Desa Cibugel.
Sangat banyak potensi yang ada di Desa Cibugel ini. Selain dari
Sumber Daya alam nya yang cukup baik ini, Sumber Daya Manusia nya pun
baik, haya saja kurang sedikit pengetahuan atau wawasan untuk
memanfaatkan apa yang alam lingkungan mereka sediakan. Mungkin itu
juga yang membuat Desa Cibugel hingga kini masih terjaga alam serta
lingkunganya.
Banyak pelajaran yang dapat saya ambil di Desa Cibugel,
diantaranya adalah solidaritas dan gotong royong masyarakat yang masih
kental, sehingga membuat saya lebih peka akan keadaan lingkungan
sekitar.Saling membantu tetangga,mereka mengajarkan kita, bagaimana
dengan berbagi, saya tidak akan jatuh miskin, justru dengan berbagi, rizki
akan mendatangi saya dari arah yang tidak diduga-duga dan pastinya ada
kepuasan tersendiri jika kita saling berbagi. Membuat tali persaudaraan
bukan membuat api perpecahan. Dengan mensyukuri apa yang ada tidak
39
Kalimat Ungkapan Yang Mewakili arti “fikiran cemas”.
Pak Darsimin.
40
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 197
ada kata kurang. Yang ada hanya kepuasan dan rasa syukur yang tida henti
kepada sang pencipta.
Harapan
Setelah jatuh cinta dengan sesuatu, pasti akan mengharapkan segala
kebaikan untuk datang kepada sesuatu yang kita cintai. Begitu pula dengan
Desa Cibugel, satu bulan berada di sana, cukup membuat saya jatuh cinta
dengan Desa Cibugel dan masyarakatnya. Dari semua pemasalahan dan
problematika yang ada, saya berharap agar semuanya dapat segera
terselesaikan. Jika saya mejadi bagian masyarakat Desa Cibugel, saya akan
mengusahakan segala bentuk kegiatan untuk membuat Desa Cibugel
menjadi desa yang lebih maju, maju dari segi sosial, ekonomi, pendidikan
dan lain sebagainya. Adapun yang saya harapkan mampu membimbing dari
segala aspek untuk mewujudkan Desa Cibugel yang sejahtera, secara
umum:
1. Perangkat desa
Perangkat desa mampu menjadi fasilitator atau menjadi petugas
yang baik untuk desanya, dapat membimbing dan mendidik masyarakat
serta melakukan tugas dengan baik seperti rapihnya administrasi,
mengalokasikan uang desa dengan bijak dan semestinya, serta terus
mengadakan evaluasi agar semakin baik desa cibugel kedepanya.
2. Masyarakat Umum
Sadar akan pentingnya pendidikan dan terus menjaga tradisi gotong
royong serta sosial yang kental. Mampu berperan aktif serta berpartisipasi
dalam mewujudkan masyarakat yang aman dan ramah untukanak-anak di
Desa Cibugel. Tingkatkan toleransi dan buang jauh-jauh sifat fanatik.
3. Pemuda Dan Remaja
Meningkatkan semangat dalam kegaiatan positif, terus
meningkatkan kemampuan diri sehingga mampu hidup mandiri dengan
kemampuan yang dimiliki sendiri, agar tidak melulu mengharapkan
lowongan pekerjaan namun mampu berdaya sendiri. Menciptakan budaya
berbisnis.Ikut andil dalam menekan dan memberantas miras dan narkoba.
Menjadi motor penggerak kegiatan di desa.
198 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
4. Lingkungan Alam
Memberdayakan masyarakat dengan memanfaatkan suberdaya alam
yang ada tanpa merusaknya.
Memanfaatkan keindahan Desa Cibugel dengan membuat taman
wisata, untuk menarik masyarakat lain agar datang dan berkunjung serta
memperlihatkan keindahan Desa Cibugel, agar mendapatkan pundi-pundi
rupiah dari tamu yang berkunjung dengan cara menarik tariff pada
pengunjung dan menciptakan pasar (pekerjaan) untuk masyarakat Desa
Cibugel, agar mampu mandiri dan menaikan tingkat ekonomi masyarakat
di Desa Cibugel.
Menjaga lingkungan agar tetap lestari dan menjadi desa teladan dan
menjadi desa percontohan bagi desa-desa lainya, terutama di Kecamatan
Cisoka.
Kesuksesan lahir dari sebuah mimpi, jika bermimpi saja kita takut,
maka mustahil pula kesuksesan akan datang. Karena sejatinya bukan
kesuksesan yang datang, namun kita yang menjemputnya dengan kerja
keras pastinya.
Tidak bisa bermain-main dengan yang namanya keajaiban, karena
keajaiban tidak semain-main itu, keajaiban hanya akan datang pada mereka
yang mengusahakannya, kiranya itu kata-kata yang saya kutip dalam
klosing statmen ini. Kiranya ini bisa jadi motifasi yang tepat mengingat
sebagian banyak masyarakat yang cenderung berfikir pesimis dan terlalu
sering berkata tidak bisa dan tidak mungkin. Membangun mental yang
optimis kiranya sangat perlu agar masyarakat bisa keluar dari belenggu
permasalahan sosial masyarakat seperti masalah pada anak-anak, masalah
pada social, dan masalah ekonomi. Semua elemen harus bisa bersinergi agar
terwujudnya masyarakat sejahtera. Bukan tidak mungkin Desa Cibugel
akan mencuat sebagai desa yang maju terlebih bisa terkenal.
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 199
“Taburlah kebaikan dimanapun kau berada, maka kebaikan akan
mendatangimu tanpa kau duga-duga”
Khamdi Alfan Maulana
12
MENGUKIR CERITA YANG TAK TERLUPAKAN
Oleh: Purnamasari
(Anggota KKN AKSARA “Anak Kampus Sayang Rakyat”)
Pra – KKN
Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan hal yang sudah tidak asing
lagi bagi saya. Istilah KKN pertama kali saya ketahui ketika ada mahasiswa
dari salah satu Universitas dari Bogor yang melaksanakan KKN di desa saya
yang bertempat di Kabupaten Kuningan Jawa Barat. Mereka banyak
melakukan program kerja yang menunjang kesejahteraan masyarakat serta
melakukan program mengajar di sekolah-sekolah. Ketika itu saya banyak
mengikuti program kerja yang mereka laksanakan, karena mereka sering
bekerjasama dengan remaja masjid sehingga saya cukup memahami apa itu
KKN dan dapat menjadi bekal ketika kuliah nanti saya melaksanakan
KKN. Saya merasa sangat senang ketika ada yang KKN di desa saya, kerena
bisa dijadikan teman untuk sharing berbagai macam hal. Saya pun sempat
berfikir apakah hal ini juga akan terjadi pada saya ketika KKN nanti, saya
bisa diterima hangat oleh masyarakat sekitar dan mereka bisa
berpartisipasi dalam melaksanakan program kerja yang akan diadakan
ketika KKN nanti.
Memasuki kuliah semester enam saya sudah membayangkan
mengenai pelaksanaan KKN. Diawal semester enam ini mulai ditentukan
anggota kelompok beserta lokasi KKNnya oleh PPM (Pusat Pengabdian
kepada Masyarakat) yang merupakan tahun kedua PPM ikut andil dalam
menentukan anggota kelompok beserta lokasinya. Hal ini dikarenakan
untuk mempermudah mahasiswa agar tidak terjadi kericuhan dalam
memilih anggota kelompok serta menghindari mahasiswa yang tidak
masuk kelompok manapun. Ketika itu saya berharap mendapatkan anggota
kelompok yang sesuai dengan saya serta mendapatkan lokasi KKN yang
tidak terlalu jauh. Saya sempat berfikir bahwa KKN ditempatkan di desa
yang sangat pelosok, yang jauh dari keramaian, serta jaringan yang susah.
Tetapi itu bisa dijadikan tantangan bagi saya untuk bisa bertahan dalam
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 201
keadaan dan situasi apapun. Karena KKN merupakan bentuk pengabdian
kita kepada masyarakat, sehingga masyarakat bisa terbantu baik itu secara
fisik maupun nonfisik dengan adanya KKN.
Ketika pengumuman pembagian kelompok telah dipublikasi oleh
PPM, dan saya mendapatkan kelompok 17 dari total kelompok 168. Anggota
kelompok KKN saya berjumlah 17 orang dari berbagai fakultas. Gabungan
dari beberapa fakultas beserta jurusan yang berbeda – beda bisa dijadikan
bekal untuk melaksanakan program kerja KKN sesuai dengan kemampuan
yang dimiliki setiap individu. Seperti Fakultas Ilmu Dakwah dan
Komunikasi bisa memberikan pengetahuan kepada masyarakat cara
berkomunikasi yang baik atau dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis dapat
memberi pengetahuan kepada masyarakat cara mengatur keuangan beserta
cara berbisnis yang benar dan lain sebagainya. Inilah tanggungjawab kita
sebagai mahasiswa yang harus bisa mengaplikasikan ilmu yang kita
dapatkan selama kuliah ke masyarakat secara langsung. Agar ilmu yang
kita dapatkan itu tidak untuk diri sendiri dan juga bermanfaat bagi orang
lain, karena sebaik-baiknya ilmu adalah yang bermanfaat untuk orang lain.
Namun, dengan berjalannya waktu kelompok KKN kami berkurang 2
orang dikarenakan lolos dalam seleksi KKN kebangsaan dan yang satu lagi
dikarenakan urusan pribadi.
Saya sempat merasa kesal di kelompok KKN, karena saya hanya
sendiri dari jurusan Fisika Fakultas Sains dan Teknologi. Saya
mendapatkan kelompok yang anggotanya sama sekali belum saya kenal
walaupun ada anggota yang satu fakultas dengan saya yaitu jurusan Teknik
Informatika. Hal ini menjadikan tugas saya untuk bisa mengenal mereka
yang pada dasarnya merekapun sama-sama belum saling mengenal. Pra
KKN merupakan ajang untuk saling mengenal setiap anggota kelompok
untuk menjadikan saya beserta teman-teman memiliki satu tujuan, yakni
mengabdi ke masyarakat. Tidak lama setelah pembentukan kelompok
KKN, saya dan teman-teman mengadakan pertemuan anggota kelompok
guna untuk memperkenalkan diri dan bertatap muka secara langsung serta
menentukan ketua kelompok. Pada saat itu saya lebih banyak diam dan
hanya mengikuti alur rapat saja, karena saya agak malu ketika bertemu
dengan orang yang baru kenal, dan saya pun harus bisa jaga sikap agar
dapat diterima oleh anggota kelompok saya. Setelah pertemuan pertama
202 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
anggota kelompok, saya merasa nyaman dengan mereka walaupun belum
terlihat sifat mereka masing-masing dan berharap selama KKN berlangsung
selalu kompak dan tidak ada perdebatan yang berarti.
Dua minggu setelah pembentukan kelompok KKN, maka
berlangsung pengumuman lokasi KKN. Saya mendapatkan lokasi di Desa
Cibugel Kecamatan Cisoka Tangerang. Walaupun sesungguhnya saya ingin
KKN di daerah Bogor karena suasana lingkungan yang sejuk dan tidak
terlalu banyak polusi udara. Disisi lain, saya juga merasa senang
mendapatkan lokasi KKN di wilayah tersebut karena lokasinya tidak
terlalu jauh dari tempat tinggal saya; dan dapat ditempuh dengan
menggunakan Commuter
Line. Ketika survei pertama ke lokasi KKN
bersama sebagian anggota kelompok, saya melihat bahwa kondisi wilayah
tempat KKN kami cukup ramai karena dekat dengan pusat kecamatan dan
banyak fasilitas umum yang bagus. Ini merupakan keuntungan bagi saya
mendapatkan lokasi KKN yang desanya cukup maju, bahkan didesa
tersebut terdapat perumahan yaitu Griya Permata Cibugel.
Aksara-ku bersama Cibugel
AKSARA merupakan nama kelompok KKN saya yang merupakan
kepanjangan dari “Anak Kampus Sayang Rakyat”. Saya bersama temanteman melaksanakan KKN di Desa Cibugel Kecamatan Cisoka. Desa
Cibugel menurut pandangan saya merupakan desa yang sudah cukup maju,
bisa dilihat dari para warganya yang sudah berkecukupan, memiliki
infrastruktur yang cukup bagus serta terdapat perumahan di desa tersebut
yaitu Griya Permata Cibugel. Selain itu, rata-rata warga disana bekerja
sebagai petani, sehingga banyak menghasilkan padi pada musim panen. Di
Desa Cibugel juga terdapat banyak pesantren, dan santrinya pun mayoritas
berasal dari Desa Cibugel. Sehingga warga disana memiliki pemahaman
tentang keagamaan yang sangat bagus, dan warga banyak mengadakan
acara keagamaan seperti pengajian untuk ibu-ibu dan bapak-bapak.
Ketika tiba di Desa Cibugel, saya dan teman - teman disambut baik
oleh warga sekitar; dan mereka pun mulai menanyakan saya berasal dari
mana, mau melaksanakan apa disisi, dan lain-lain. Warga di desa tersebut
sangat ramah kepada saya, dan mereka sangat senang ketika saya
bersilaturahmi dengan warga dekat rumah sementara saya. Mayoritas
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 203
warga disana sehari-hari berbicara menggunakan bahasa sunda dan saya
cukup menguasai bahasa sunda, sehingga saya tidak kesulitan ketika
berkomunikasi dengan warga sekitar. Warga di Desa Cibugel sudah tidak
asing lagi dengan adanya KKN. Karena hampir setiap tahun desa tersebut
dijadikan tempat untuk mahasiswa melaksanakan KKN. Sehingga warga
pun sangat antusias dengan kedatangan saya dan teman-teman untuk
melaksanakan KKN di Desa Cibugel.
Cibugel merupakan desa yang sangat luas, memiliki 7 RW, 41 RT
dan 9 kampung, salah satunya adalah kampung Bojong Sapi yang saya dan
teman-teman tempati untuk melaksanakan KKN. Saya dan teman-teman
banyak melaksanakan program kerja KKN di kampung Bojong Sapi. Warga
Bojong Sapi sangat antusias dan ikut berpartisipasi dengan kegiatan KKN
yang saya dan teman-teman laksanakan. Seperti kegiatan pelatihan sablon,
seminar bahaya narkoba, acara tujuh belas Agustus, dan lain-lain. Saya pun
merasa sangat bersyukur dan senang bisa mendapatkan lokasi KKN di Desa
Cibugel.
Kelompok saya berjumlah 15 orang, masing-masing anggota
diberikan tanggung jawab dalam menjalankan program kerja. Saya bersama
teman saya yaitu Hammam menjadi penanggungjawab mengajar di sekolah,
mulai dari bekoordinasi dengan kepala sekolah, mengatur jadwal, memilih
mata pelajaran yang akan diajarkan, dll. Saya dan teman-teman mengajar di
Pesantren Riyadhul Bassoriyah Cibugel, yang terdapat dua jenjang
pendidikan yaitu SMP dan SMK IT. Saya dan teman-teman difokuskan
untuk mengajar di jenjang SMK, dikarenakan kekurangan guru yang
mengajar sesuai dengan bidangnya. Kami mengajar di Riyadhul Bassoriyah
bukan untuk menggantikan posisi guru mengajar tetapi kami memilih mata
pelajaran yang tidak ada pengajarnya. Karena di Pesantren tersebut tenaga
pengajarnya sangat sedikit, sehingga banyak guru yang mengajar beberapa
mata pelajaran.
Saya sempat kaget ketika di rekomendasikan oleh seorang tokoh
masyarakat yaitu bapak H. Hambali untuk mengajar di Pesantren. Karena
saya belum mengetahui lingkungan pesantren seperti apa karena ketika SD
sampai SMA saya bersekolah di Sekolah Negeri. Ketika pertama kali
mengunjungi pesantren Riyadhul Bassoriyah, saya sempat merasa canggung
dan malu. Saya melihat banyak santri-santri sedang melakukan
204 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
aktivitasnya masing-masing. Saya bersama teman-teman disambut hangat
oleh mereka yang terlihat dari wajahnya yang sangat senang dengan
kedatangan kami. Karena pesantren tersebut baru kali pertama ada
mahasiswa KKN yang mengajar di pesantren tersebut. Mereka pun
langsung akrab pada saya dan mereka banyak menceritakan kegiatan
mereka di pesantren. Saya sangat salut kepada santri-santri disana, mereka
begitu ramah dan mereka sangat mandiri.
Di Pesantren Riyadhul Bassoriyah, saya mengajar mata pelajaran
Kimia untuk kelas X, XI dan XII. Pelajaran Kimia di pesantren tersebut
baru ada di tahun ajaran baru ini, sehingga tidak ada guru yang memiliki
dasarilmu Kimia. Sehingga saya direkomendasikan oleh kepala sekolah
Pesantren Riyadul Bassoriyah untuk mengajar pelajaran Kimia. Pertama
kali mengajar, saya masuk ke kelas XI dan saya mengawalinya dengan
memperkenalkan diri dan mereka pun memperkenalkan diri masingmasing. Setelah perkenalan, saya masuk kepada pemberian materi pelajaran
Kimia, mereka pun memperhatikan apa yang saya sampaikan. Santri-santri
cukup gampang dalam menerima ilmu yang saya sampaikan dan mereka
pun aktif bertanya. Karena ketika kelas X mereka tidak mendapatkan
pelajaran Kimia. Selain mengajar pelajaran formal, kelompok KKN kami
juga mengajar ekstrakulikuler di Pesantren Riyadul Bassoriyah yaitu
Marching Band dan Paskibra yang sebelumnya sudah tidak aktif sekitar tiga
bulan.
Hari demi haripun saya lewati di Desa Cibugel, banyak kegiatan
yang kami lakukan disana baik kegiatan fisik maupun non fisik. Pada
minggu pertama, ketika itu hari Minggu pagi saya bersama teman-teman
mengadakan agenda jalan-jalan pagi ke ladang untuk membantu warga
kampung bojong sapi yang sedang panen padi. Sesampainya disana, saya
merasakan udara pagi yang sangat sejuk, karena banyak pepohonan
rindang dan ladang yang sangat luas sehingga saya bisa melihat sunrise
secara jelas. Menurut saya, itu adalah pemandangan yang sangat indah yang
jarang ditemui ketika saya berada di Jakarta, sehingga saya mengabadikan
dengan berfoto. Setelah itu, saya dan teman-teman pergi ke tengah ladang
dengan melewati jalan setapak disisi ladang dan langsung menemui petani
yang sedang menggebot padi. Saya pun meminta izin untuk membantu
mereka, saya dan teman-teman pun bergantian untuk membantu
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 205
menggebot padi walaupun ada beberapa teman saya yang belum bisa
melakukannya dengan benar, karena mereka baru pertama kali menggebot
padi. Para petani hanya tertawa saja melihat saya dan teman-teman, dan
mereka pun mengajarkan cara menggebot padi yang benar. Saya melihat
semangat para petani yang luar biasa, mereka tidak pernah lelah dan tidak
pernah mengeluh walaupun dibawah terik matahari mereka harus tetap
mencari rizki untuk kelangsungan hidup mereka. Ini pembelajaran bagi
saya bahwa kita harus berjuang melewati setiap rintangan untuk dapat
merasakan hasilnya yang indah, karena perjuangan itu berbanding lurus
dengan hasil dan jangan mudah menyerah dalam keadaan apapun.
Hampir setiap hari rumah sementara saya dan teman-teman ramai,
banyak anak-anak kecil yang main, saya dan teman-teman juga
mengadakan bimbel untuk anak SD pada malam hari, tepatnya seminggu
dua kali. Saya dan teman-teman membantu anak-anak SD dalam
mengerjakan PR dari Sekolah, serta harapannya dengan adanya bimbel ini
mereka termotivasi untuk selalu belajar. Anak-anak tersebut sangat
menggemaskan dan manja, mereka ingin dipangku dan selalu didampingi
apabila sedang mengerjakan soal yang diberikan oleh teman-teman KKN.
Ada pula anak-anak yang jail, mengganggu temannya dan selalu bercanda.
Tetapi mereka sangat nurut kepada saya, dan mereka sudah menganggap
saya sebagai kakaknya sendiri. Saya sangat senang kehadiran mereka yang
datang dengan penuh kebahagiaan dan canda tawa seperti tidak ada beban
dalam hidupnya. Mereka pun menjadi penyemangat saya selama KKN,
karena mereka masih sangat lugu; sehingga saya senang bermain dengan
mereka dan menjadikan saya tidak merasa suntuk.
Program kerja KKN berjalan satu per satu, suatu ketika saya dan
teman-teman mengadakan program pelatihan sablon untuk pemudapemuda kampung Bojong Sapi, melihat bahwa banyak pemuda di daerah
sana yang tidak mempunyai pekerjaan, sehingga mendorong kelompok
KKN saya untuk membuat kegiatan yang meningkatkan keterampilan
mereka. Setelah adanya pelatihan, pemuda-pemuda pun rutin
melaksanakan pelatihan sablon seminggu sekali secara mandiri karena
telah diberikan bekal yang kuat ketika pelatihan bersama mentor. Ini
merupakan hal yang sangat menarik bagi saya dari pemuda-pemuda Bojong
206 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
Sapi, karena sangat antusias mengikuti pelatihan ini, dan mereka mudah
menerapkan apa yang mereka terima selama pelatihan sablon.
Acara yang sangat meriah adalah ketika memperingati Hari
Kemerdekaan Indonesia. Kami mengadakan beberapa acara yaitu upacara
bendera, karnaval, perlombaan, dan nonton bareng. Upacara bendera
dilaksanakan di lapangan Blok C Griya Permata Cibugel yang dihadiri oleh
beberapa sekolah di Desa Cibugel, serta warga Blok C Griya Permata
Cibugel. Setelah melaksanakan upacara bendera kami langsung
melaksanakan karnaval yang dibuka dengan menggunting pita oleh Bapak
Sukirman selaku ketua BPD Desa Cibugel. Acara karnaval ini dilakukan
dengan berjalan kaki mengitari sebagian wilayah Desa Cibugel dengan
dimeriahkan oleh Marching Band dari sekolah SD As-Sakilin dan Pesantren
Riyadhul Basssoriyah. Pada acara karnaval, saya bertugas sebagai divisi
kesehatan berdua denga teman saya dan saya harus memastikan peserta
karnaval baik-baik saja, dan apabila ada yang sakit harus segera dibawa ke
posko. Saya tidak menyangka acara karnaval ini banyak pengikutnya dan
sangat ramai. Warga tersebut sangat kreatif, ada beberapa warga yang
berpakaian unik seperti menirukan pakaian kuntilanak, menirukan
sepasang pengantin, dan lain-lain. Pada siang harinya mengadakan
perlombaan disekitar rumah, sementara yang diikuti oleh anak-anak kecil
serta ibu-ibu. Pelombaan Tujuh Belas Agustus berjalan sangat meriah
dengan adanya kejadian-kejadian lucu yang terjadi selama perlombaan.
Acara memperingati Hari Kemerdekaan ditutup dengan menonton film
perjuangan pada malam harinya. Hari ini merupakan hari yang sangat
melelahkan dan menyenangkan, dimana dari pagi sampai malam saya
bersosialisasi dengan warga sekitar, dan ini menjadi ajang untuk saya bisa
kenal lebih dekat lagi dengan warga Bojong Sapi.
KKN memberikan pelajaran yang mungkin tidak saya temukan di
bangku kuliah atau ketika masa-masa sekolah. KKN mengajarkan saya
untuk bisa memahami watak setiap orang. Karena anggota kelompok saya
memiliki watak yang berbeda-beda yang membuat saya harus berhati-hati
dalam bersikap agar hubungan saya dengan anggota kelompok baik-baik
saja. Dari beberapa watak yang berbeda-beda, kita harus menyatukan
untuk satu tujuan yaitu mengabdi pada masyarakat. Setiap malam kami
selalu mengadakan evaluasi tetang kegiatan yang sudah dilaksanakan serta
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 207
menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi baik masalah internal maupun
masalah eksternal. Walaupun memiliki watak yang berbeda-beda, tapi
kelompok KKN saya tetap kompak dan harmonis serta jarang adanya
perdebatan yang besar.
Bukan untuk yang terakhir
Desa Cibugel membuat saya megerti tentang kehidupan. Desa
Cibugel membentuk pola pikir saya untuk bisa mandiri dan Cibugel
tempat mengukir cerita yang tidak terlupakan. Waktu 32 hari merupakan
waktu yang sangat singkat untuk saya dan teman-teman mengabdi di Desa
Cibugel. Banyak pelajaran yang saya ambil dari desa ini, seperti bagaimana
bersikap yang baik dengan orang lain, belajar bisa bertahan di lingkungan
yang baru, belajar untuk bisa memanfaatkan diri kita kepada orang lain
dengan ilmu yang saya miliki, dan lain-lain.
Penutupan KKN dilaksanakan di dua tempat, yaitu di Aula Desa
Cibugel pada siang hari dan di rumah sementara kami pada malam hari.
Pada penutupan KKN di Aula Desa Cibugel, kelompok saya mengundang
ketua RT/RW, aparat desa dan tokoh masyarakat, serta dihadiri oleh dosen
pembimbing KKN yaitu Bapak Alfitrah. Acara tersebut berjalan dengan
lancar dan suasana menjadi haru ketika saya dan teman-teman bersalaman
untuk meminta maaf kepada tamu undangan yang hadir dalam acara
penutupan KKN. Diakhir acara kami pun berfoto bersama untuk menjadi
kenang-kenangan kami selama berada di Desa Cibugel. Pesan yang saya
ingat dari mereka adalah jangan lupa dengan Desa Cibugel dan harus tetap
bersilaturahmi walaupun masa KKN telah selesai.
Pada malam harinya, kelompok saya mengadakan perpisahan
dengan warga kampung Bojong Sapi, yang mana telah menerima saya dan
teman-teman sebagai pendatang baru, juga telah banyak membantu
kegiatan KKN saya baik secara materi atau nonmateri. Kelompok saya
membuat panggung di depan rumah sementara dan diisi dengan pentas seni
hadroh dari SD As-Sakilin dan dari remaja Blok C Desa Cibugel. Saya
sangat senang warga kampung Bojong Sapi sangat antusias dan banyak
yang menonton ketika acara berlangsung. Perwakilan dari warga Bojong
Sapi menyampaikan pesan dan kesan kepada saya dan teman-teman selama
mengabdi di Desa Cibugel, saya dan teman-teman pun memberikan pesan
208 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
dan kesan selama KKN,serta meminta maaf kepada seluruh warga Cibugel
atas perilaku yang kurang baik. Seketika saya sangat sedih ketika
berpamitan dengan mereka, karena mereka sangat baik kepada saya, dan
saya seperti tinggal di kampung saya sendiri. Acara ditutup dengan ngeliwet
bareng yang disediakan oleh ibu-ibu Bojomg Sapi, mereka sangat peduli
sehingga mereka masak nasi liwet bersama-sama sebagai tanda terimakasih
mereka kepada kelompok KKN saya, karena telah mengabdi di kampung
Bojong Sapi.
Berat rasanya meninggalkan Desa Cibugel, yang selama 32 hari kami
menjalankan hidup di desa ini. Senang dan sedih saya lewati dan tidak
terasa masa pengabdian saya bersama teman-teman sudah berakhir. Tetapi,
harapan saya ini bukan untuk yang terakhir saya menginjakkan kaki di
Desa Cibugel yang telah memberikan saya pelajaran tentang hidup dan
pengalaman yang tidak terlupakan. Suatu saat Desa Cibugel pasti sangat
dirindukan oleh saya. Berjaya terus untuk Desa Cibugel.
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 209
“Dalam mewujudkan impian hanya ada dua pilihan yaitu bergerak atau
diam. Semakin besar energi geraknya maka kediaman akan
berkurang...maka lakukanlah bukan menunggu”
Purnamasari
13
BAHKAN BAHASA LISAN TAKKAN MAMPU MENGUNGKAPKAN
RASA INI
Oleh: Ilka Sawidri Daulay
(Anggota KKN AKSARA “Anak Kampus Sayang Rakyat”)
Persepsi KKN sebelum ke lokasi
Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan kegiatan rutin yang wajib
dilakukan oleh mahasiwa. Begitu banyak tanda tanya mengenai Kuliah
Kerja Nyata atau yang akrab disebut dengan KKN. Baik itu bagaimana
prosedurnya, apa yang dilakukan, dimana lokasinya, bersama siapa saja dan
seberapa lama KKN itu. Program pengabdian pada masyarakat yang
diadakan oleh Perguruan Tinggi di Indonesia termasuk Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta tak lain dan tak bukan bertujuan
untuk mengabdi, melayani, dan menginspirasi masyarakat di desa
tertinggal khususnya, dan masyarakat indonesia pada umumnya.
Sebagai seorang mahasiswa yang belum pernah mengikuti KKN,
bertanya pada senior atau kakak tingkat sudah menjadi hal yang rutin agar
tidak tabu terhadap apa yang akan dilakukan di lokasi KKN. Berbagai
cerita yang didapat dari senior mengenai KKN, ada yang mengatakan
bahwa KKN tak jauh beda dengan Bakti Sosial (BAKSOS), program
kegiatan dapat disepakati dengan teman-teman sekelompok, program KKN
dilaksanakan kurang lebih dalam jangka waktu satu bulan.
Tidak hanya itu, selain mengabdi pada masyarakat, program KKN
ini juga merupakan momen mengenal teman-teman baru, daerah baru,
suasana yang baru, sehingga apapun bisa terjadi dalam pelaksanaan KKN,
bahkan di luar dugaan sebelum pelaksanaan KKN. Menurut saya program
ini sangat menarik dan sangat menantang. Begitu banyak cerita ada suka
ada duka dan berikutlah cerita saya.
Persepsi mengenai kelompok KKN selama KKN berlangsung
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 211
Suatu ketika, di malam hari handphone saya berdering dengan suara
ringtone whatsapp. Setelah saya lihat ternyata ada notifikasi bahwa saya
telah bergabung dengan group KKN KELOMPOK 17. Hal pertama yang
saya lakukan adalah mengidentifikasi anggota group tersebut, apakah ada
yang saya kenal atau tidak sama sekali. Ternyata setelah saya identifikasi
satu per-satu dari teman-teman yang bergabung dalam group KKN 17
tersebut, hanya ada satu orang yang saya kenal dan itupun teman satu
Fakultas dengan saya yaitu Faradhita Manaf. Bersyukur sekali akhirnya ada
teman yang saya kenal, dan senang rasanya akhirnya saya terdaftar juga
sebagai peserta KKN walaupun di sisi lain ini adalah hal baru buat saya.
Komunikasi kelompok saya sangat terbantu dengan adanya group
whatsapp. Berbagai obrolan mewarnai perkenalan antar anggota kelompok.
Ada yang membuka obrolan dengan memperkenalkan diri baik itu nama,
jurusan, semester, dan fakultas apa. Sehingga pada obrolan untuk
pertemuan perdana dengan semua anggota kelompok 17. Setelah lama
berunding dalam obrolan group maka disepakatilah untuk pertemuan awal
dengan sesama kelompok pada keesokan harinya.
Singkat cerita, tibalah pada saat momen untuk pertemuan perdana
dengan teman-teman sekelompok pada pukul 16.00, bertempat di teras
gedung Rektorat UIN. Sambil menunggu teman-teman yang belum datang,
kamipun berbincang-bincang, saling mengenal, mengulang pertanyaan
yang sudah dilontarkan di group KKN, dan dapat melihat langsung wajahwajah yang akan diajak bekerja sama dalam program KKN sebulan
kedepan.
Pertemuan awal menghasilkan beberapa hal, yaitu pada pertemuan
selanjutnya akan menentukan struktur kelompok terdiri dari ketua,
sekretaris, bendahara, devisi acara, devisi pelengkapan, devisi publikasi dan
dokumentasi, dan devisi kesehatan serta nama kelompok. Hal tersebut
terpaksa ditunda karena kehadiran anggota kelompok yang belum lengkap.
Pada pertemuan selanjutnya semua anggota dapat hadir. Jumlah
anggota kelompok 17 adalah 17 orang yang terdiri dari saya dan Dhita dari
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Iis dan Risky dari Fakultas
Ushuluddin, Amin dan Shinta dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Alfan dan
Purnama dari Fakultas Sains dan Teknologi, Harun, Intan, dan Hammam
212 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
dari Fakultas Adab dan Humaniora, Andika dan Zahra dari Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, dan Aziz, Mus’ab, Lia, Dara dari Fakultas Syari’ah
dan Hukum. Dari hasil pertemuan ke-dua, maka sudah ditetapkan bahwa
yang menjadi ketua kelompok adalah Aminul Wahid.
Pembahasan mengenai KKN terus berlanjut siang dan malam di
Group KKN. Sampai pada pembahasan nama kelompok ada beberapa opsi
untuk nama kelompok hingga pada akhirnya setelah voting bersama nama
“AKSARA (Anak Kampus Sayang Rakyat)” menang banyak suara Sehingga
tibalah saat pembekalan KKN di auditorium FISIP UIN yang dimulai dari
pagi hingga petang. Semua calon peserta wajib mengikuti pembekalan,
sehingga anggota kelompok kami pun lengkap dan duduk berjejer satu
barisan kursi.
Banyak hal yang disampaikan oleh pihak PPM UIN JAKARTA
dalam pembekalan KKN tersebut. Dari pra KKN hingga pasca KKN. Baik
persiapan admisnistrasi kelompok hingga penyusunan laporan kelompok.
Setelah pembekalan selesai, kelompok belum mendapat info mengenai
lokasi KKN dan dosen pembimbing KKN.
Beberapa hari setelah pembekalan KKN, akhirnya PPM
menyebarkan informasi mengenai lokasi-lokasi KKN tak terkecuali
kelompok kami yang diamanahkan di Desa Cibugel, Kecamatan Cisoka,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten yang dibimbing oleh Dr. Alfitrah,
SH MH.
Setelah mendapat info lokasi dan dosen pembimbing, akhirnya saya
dan teman-temann bersepakat untuk konsultasi dengan dosen pembimbing
mengenai pra survei lokasi KKN di ruang PUSKUM UIN pada tanggal 30
Mei 2017 pukul 14.00 WIB. Pak Alfit (begitu sebutan akrab nama beliau)
memberi arahan apa saja yang harus disiapkan sebelum berangkat survei
keesokan harinya. Baik dari persiapan administrasi maupun form
wawancara.
Banyak hal yang dapatkan ketika survei lokasi KKN. Hal pertama
kali yang kami lakukan setibanya di lokasi adalah silaturahmi ke kantor
desa Cibugel. Menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan kami sekaligus
menyerahkan surat tugas dari kampus. Kemudian diarahkan langsung
menuju kediaman kepala desa. Sesampainya di rumah kades, yang juga
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 213
sempat dijamu oleh bu kades berbincang banyak hal mengenai desa
Cibugel.Baik dari kondisi fisik, pendidikan, agma, sosial, budaya, ekonomi,
profesi, hingga fasilitas umum.
Usai sudah survei pertama dan hasil survei kami sampaikan pada
dosen pembimbing pada tanggal 7 juni 2017 pukul 13.00 di ruang PUSKUM.
Semakin jelas rencana apa saja yang akan disusun untuk program KKN
sebulan kedepan. Setelah menerima laporan survei, Pak Alfit mengarahkan
untuk membuat program sesuai kebutuhan warga Desa Cibugel.
Dalam perencanaan program KKN beberapa pertemuan, cukup
untuk merencanakan hal tersebut, karena sudah dibagi masing-masing
penanggungjawab program. Hingga pada akhirnya libur semester pun tiba,
dan kami brsua kembali setelah hari raya idul fitri pada tanggal 17 juli 2017.
Tepat pada tanggal 17 hingga 21 juli saya dan teman-teman kembali
mempersiapkan untuk keberangkatan.
Tiba pada tanggal 25 Juli 2017 pada pukul 08.00 WIB yang
bertepatan pada momen pelepasan peserta KKN UIN SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA 2017. Acara tersebut berlangsung dengan
lancar hinga pukul 11.00 WIB. Setelah itu, saya dan teman-teman mengatur
teknis keberangkatan yang sudah direncanakan berangkat setelah sholat
dzhuhur. Ada yang berangkat menggunakan sepeda motor, dan beberapa
orang menggunakan kereta dikarenakan jumlah kendaraan sepeda motor
yang terbatas.
Sesampainya di tempat lokasi pada sore hari, langsung menuju
rumah kontrakan yang sudah disepakati bersama yaitu salah satu rumah
warga, alhamdulillah sampai dengan selamat. Hingga pada malam harinya
agenda makan malam dan isrtirahat. untuk rencana esok hari akan dibahas
setelah sarapan pagi.
Terbitnya fajar pada tanggal 26 Juli di Desa Cibugel menandai
langkah pengabdian kami sudah dimulai. Usai sarapan, saya dan temanteman mulai berunding membicarakan rencana dan target hari pertama di
Cibugel. Hingga sampailah pada perencanaan untuk pembukaan KKN
AKSARA yang akan diadakan pada keesokan harinya, tanggal 27 Juli 2017
pukul 09.00 WIB bertempat di balai desa Cibugel. Segala macam
214 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
persiapanpun dilakukan dari teknis acara, konsumsi, perlengkapan, dan
lain sebagainya. Selain itu, kamipun menyebar ke beberapa titik sasaran
program, yaitu ke balai desa untuk memebicarakan pembukaan,
silaturahmi ke pondok pesantren Riyadul Bashoriyah untuk menawarkan
kegiatan motivasi belajar, bimbingan ekstrakulikuler, dan mengajar.
Ada banyak hal yang telah berlalu di masa KKN, yang berkesan dan
masih ada dalam ingatan. Dalam tulisan ini banyak sekali sebenarnya yang
ingin saya ceritakan. Pengalaman saya mengenai kelompok saya sangat
berkesan. Bermacam-macam dinamika kelompok. Sudah hal yang sangat
biasa ketika dalam rapat berbeda-beda pendapat. Sungguh, bahasa lisan
takkan mampu untuk mengugkapkan rasa ini.
Sedikit bercerita tentang teman-teman saya yaitu dhita si sanguinis
yang tiap ada hal yang lucu sedikit sudah tertawa terbahak-bahak, seperti
momen ketika saya dan teman-teman perempuan pada pagi minggu ikut
membantu petani Cibugel menggebot padi. Karena jalan yang sempit dan
harus fokus pada objek camera, pada akhirnya kaki si Dhita masuk ke
pinggiran sawah hingga sendalnya copot dan tak layak fungsi lagi, dan
kakinya berlumuran tanah basah sawah, ketika ada hal yang sedih sedikit
sudah bercucuran air mata. Sampai pada saat momen perpisahan dengan
santri dan anak-anak bimbel udah ga sanggup lagi ngomong apa-apa. Dia
adalah rekan yang bisa diajak kerjasama, tanpa memandang keuntungan
maupun resiko, kalau bahasa dia itu “ jadi teruuus”, sangat kreatif, kritis,
terbuka dengan siapa saja, intinya dia menyenangkan. Dhita juga salah satu
teman saya yang bangun subuhnya bareng, setelah subuh dengerin musik
bareng sambil menikmati biskuit dan teh hangat. (biasa, anak kosan yang ga
bisa telat makan kalau engga resikonya magh).
Kemudian Iis si bendahara. Iis adalah orang yang selalu saya temani
setiap kali ke kamar mandi untuk cuci muka, gosok gigi dan wudhu,
alasannya takut karena sepi dan sudah malam. Tidak hanya itu, si
bendahara satu ini tidak bosan-bosannya untuk terus mengingatkan
mengenai pembayaran dan barang-barang yang akan dibeli. Selain itu dia
rekan yang teliti. Iis berperan aktif dalam mengajar anak-anak PAUD di
Desa Cibugel. Ceritanya sambil belajar menjadi ibu muda.
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 215
Kemudian Irna Purnama yang akrab saya sebut dengan panggilan
teh Irna. Saya akan bercerita tentang teh Irna yang setiap saat setia
membonceng saya kemanapun kami pergi. Kebetulan kami berdua satu
jadwal piket. Misalnya pergi ketika membeli lauk pauk, membeli cat
tembok, ke toko, ke pesantren, SD, rumah bu kepala desa (kades) dan
tempat yang lainnya. Tidak hanya itu, teh Irna juga guru bagi saya karena
dia sudah mengajarkan saya Bahasa Sunda. Teh Irna juga berperan aktif
dalam mengajarkan pelajaran kimia di pesantren. Banyak sekali kegiatankegiatan yang kami lakukan berdua sampai persiapan ulang tahun Dita.
Walau hanya mampu membeli martabak keju.
Selanjutnya, Lia si sekretaris yang setiap evaluasi tak bosanbosannya mengingatkan laporan mingguan. Lia adalah teman kerja yang
sangat ulet dan disiplin waktu. Sehinga, laporan mingguan kelompok
terkumpul tepat waktu. Lia juga berperan aktif dalam membimbing
ekstrakulikuler di pesantren.
Selanjutnya, Dara si Uni Padang. Temen yang satu ini, ngakunya
berdarah Padang, tapi tak bisa berbahasa Padang. Ada sebuah cerita ketika
Dara dan Iis pergi ke pasar malam yang diadakan setiap malam rabu. Nah,
ketika sesampainya mereka di pasar sambil melihat-lihat dagangan, Iis
tertarik pada satu celana yang dibandrol dengan harga Rp 35.000,- Setelah
ditawar oleh Iis, si Pedagang tak mau menurunkan harga celana tersebut.
Namun, setelah teridentifikasi oleh dara bahwa si pedagang adalah orang
padang, maka dengan kemampuan bahasa Padang Dara pun mulai menawar
yang pada akhirnya harga celana itu pun menjadi Rp 20.000,- dan itu
menjadi sebuah momen yang membanggakan bagi dara setelah bercerita
dengan teman-teman se-kamar.
Selanjutnya teman saya yang bernama Shinta. Si bendahara yang
satu ini mempunyai berbagai bakat, selain mengelola dan memprediksi
keuangan kelompok, Shinta juga berperan aktif dalam membantu mengajar
anak-anak pendidikan usia dini di Desa Cibugel.
Sedikit penjelasan yang mewakili kesan saya bersama teman-teman
perempuan saya. Berikutnya adalah teman-teman laki-laki yang ada di
kelompok saya, yaitu ada amin si ketua yang hati-hati dalam perencanaan,
Selain itu Amin juga mengajar mata pelajaran Bahasa Arab dan Pendidikan
216 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
Agama Islam di pesantren. Hammam yang sangat gigih, ulet dan teliti
dalam mengerjakan program sehingga beberapa program dia sanggupi
diantaranya adalah sebagai penanggungjawab drumban dua sekolah di desa
cibugel dan sebagai aktor utama dalam memahat tugu desa cibugel yang
dibuat oleh kelompok.
Kemudian Harun yang sudah mempersiapkan laporan untuk
penyusunan buku KKN dari jauh-jauh hari. Harun juga berperan aktif
dalam mengajar pelajaran SKI di pesantren. Dan Musab adalah teman kerja
yang biasa bergerak di lapangan mempunyai berbagai prediksi resiko dalam
mengadakan acara. Musab juga sangat akrab dengan warga setempat
sehingga tak jarang Musab, Azis, Rizki dan Alfan mendapat makanan dari
warga setempat. Azis tak jauh berbeda dengan Musab yang aktif di
lapangan dan sangat ramah pada warga setempat. Rizki adalah teman yang
sangat ulet dan gigih dalam menyelesaikan program.
Kemudian, Alfan adalah teman yang bertanggungjawab dalam
menyelesaikan program sehingga pemuda setempat senang dengan
program pelatihan sablon yang dipertanggungjawabkan oleh Alfan. Selain
itu, Alfan juga mengajar mata pelajaran komputer jaringan dasar di
pesantren. Lalu ada satu teman saya lagi yaitu Andika sang kameramen,
yang setia mengabadikan momen-momen bahagia dan penting semasa
KKN. Andika juga berperan aktif di setiap program kerja kelompok. Selain
itu Andika juga salah satu teman saya yang setiap subuh bangun duluan
selain dhita dengan kata lain dhita memberi nama saya, dhita, dan andika
adalah geng subuh.
Dan yang terakhir adalah saya sendiri. Semasa KKN banyak hal
yang telah dilewati, pada minggu pertama saya dan teman-teman
perempuan disuguhkan dengan sawah yang terhampar luas ketika hendak
membantu petani setempat menggebot padi. Kemudian masih dalam
minggu pertama saya dipertemukan dengan santri-santri yang begitu ingin
belajar public speaking, hal tersebut berawal dari ikut sertanya saya pada
acara santri yang bernama muhadhoroh, ketika hampir selesai saya diberi
kesempatan untuk berbicara di depan santri-santri tersebut. Hal yang tak
terduga setelah acara ditutup, para santri begitu antusias ingin belajar
teknik public speaking.
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 217
Tidak itu saja, dalam minggu yang sama saya juga dipertemukan
dengan anak-anak yang giat rajin mengaji, kebetulan saya mendapat
tanggung jawab untuk mengajarkan anak-anak setempat membaca AlQur’an. Hal yang menarik adalah ketika adik-adik tersebut begitu
semangat melantunkan sholawat dengan suara mereka yang lantang ketika
sebelum dan sesudah mengaji. Selain itu, saya juga diberi tanggung jawab
untuk mengoordinir beberapa program dan kegiatan seperti safari motivasi,
motivasi belajar, pembuatan pojok baca, dan yang lainnya.
Satu persatu program dan kegiatan KKN terlaksana dengan tuntas.
Tidak sedikit rintangan yang dihadapi, baik intra maupun ekstra. Baik dari
perbedaan pendapat, kesalahpahaman, hingga koordinasi, dan komunikasi
yang kurang. Hal tersebut tidak menjadi masalah untuk kami. Sehingga
setiap hari pada malam harinya selalu diadakan evaluasi untuk mengoreksi
hal-hal yang kurang untuk program yang dilaksanakan pada tiap harinya.
Hal tersebut juga dimaksudkan untuk menyegarkan emosi tiap anggota
kelompok.
Tidak banyak yang saya ketahui mengenai mereka.Namun, dalam
jangka waktu sebulan belum cukup untuk mengenal mereka. Kelompok ini
memberikan banyak pengalaman dan pelajaran bagi saya. Suatu hal yang
wajar ketika ada perbedaan pendapat dan saran dalam rapat. Adanya
perbedaan pendapat tersebut justru melahirkan ide-ide cemerlang, kreatif,
dan menarik untuk memecahkan suatu masalah dan sebagainya. Dan hal itu
akan menjadi sesuatu yang berharga bagi saya kedepannya.
Persepsi Mengenai Desa Cibugel
Cibugel terletak di Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang,
Provinsi Banten. Cibugel adalah desa yang diisi oleh penduduk yang sangat
ramah. Hari pertama ketika saya menginjakkan kaki disana, saya dan
teman-teman disambut bahagia oleh penduduk setempat. Secara fisik Desa
Cibugel dapat dikatakan sebagai desa yang berkembang. Dalam aspek
pendidikan, Cibugel memiliki dua Sekolah Dasar dan banyak pondok
pesantren. Selain itu, warga desa yang ada di Desa Cibugel sangat ramah
dan juga saling menghargai satu sama yang lainnya. Setiap warga disana
hidup secara rukun dan selama saya berada disana tidak ada masalah yang
berarti antara setiap warga satu dengan yang lainnya.
218 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
Harapan
Tidak terasa ternyata sudah satu bulan lamanya saya berada di Desa
Cibugel dan ini saatnya saya beserta teman-teman kelompok KKN saya
yang lainnya untuk kembali kerumah masing-masing. Ada banyak harapan
yang saya inginkan untuk kemajuan Desa Cibugel, salah satunya yaitu saya
berharap Desa Cibugel dapat menjadi desa yang maju dan akan lebih maju
lagi kedepannya. Dapat menjadi contoh bagi desa-desa lainnya, baik dalam
hal pendidikan, perekonomian, maupun adat yang berlaku di desa. Saya
sangat senang dan bangga dapat bersama dengan warga desa yang amat
antusias, dan juga ramah dengan keberadaan saya beserta teman-teman
saya selama kegiatan KKN berlangsung selama kurang lebih satu bulan ini.
Selain harapan yang saya inginkan untuk kemajuan desa, saya juga sangat
ingin berterimakasih kepada segenap warga desa yang sangat menerima
kehadiran kami, selalu membantu dan juga memeriahkan setiap kegiatan
yang kami lakukan disana.
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 219
14
SILIH ASAH, SILIH ASIH, SILIH ASUH41
Oleh: Abdul Aziz
(Anggota KKN AKSARA “Anak Kampus Sayang Rakyat”)
Beginikah Repotnya KKN?
Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur penulis haturkan ke
hadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah melimpahkan rahmat, taufiq,
dan karuniaNya sehingga penulis dapat membuat epilog tentang KKN
(Kuliah Kerja Nyata) ini dengan sebenar-benarnya.
Saat menjadi mahasiswa UIN Semester ke-6, momok KKN (Kuliah
Kerja Nyata) yang ribet dan ruwet terus membayangi hari-hari perkuliahan
saya. Isu simpang siur mengenai KKN banyak menjadi perbincangan di
kalangan angkatan saya. Akhirnya saya pun mulai bertanya-tanya pada
senior angkatan atas, dan ternyata pada tahun-tahun sebelumnya metode
pemilihan anggota KKN dilakukan dengan cara memilih dan membentuk
sendiri (tetapi dengan syarat dan ketentuan yang ditetapkan dari PPM).
Seiring berjalannya waktu pengumuman di AIS UIN Jakarta dan website
UIN menyatakan bahwa tahun ini kelompok dan tempat KKN benar-benar
akan ditentukan oleh PPM langsung, saya termasuk orang yang cukup
senang mendengarnya, karena saya tidak perlu menempelkan selebaran di
setiap papan pengumuman fakultas untuk sekedar mencari anggota yang
masih kurang (semacam showroom motor yang lagi cari pelanggan).
Waktu terus berjalan, sampai pada akhirnya terpampanglah
pengumuman ketentuan KKN 2017 di AIS UIN Jakarta, yakni mengenai
pengumuman kelompok dan lokasi desa. Pada kegiatan Kuliah Kerja Nyata
2017, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, saya
kebetulah ditempatkan di kelompok 017. Saat pengumuman daftar
kelompok KKN dirilis, saya sudah menduga tidak akan ada teman sekelas
yang sekelompok. Tapi ketika saya melihat ternyata ada empat orang dari
Fakultas saya. Yakni Fakultas Syariah dan Hukum diantaranya dari jurusan
41
Saling mengingatkan, saling membimbing, saling mengasihi
220 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
Ahwalul Syahsyiyah, jurusan jurusan Ilmu Hukum, Muamalat dan jurusan
saya sendiri yaitu Perbandingan Mahzab Hukum (PMH). Entah mengapa
pikiran saya campur aduk, Hal yang pertama kali saya bayangkan mengenai
program KKN ini adalah hidup prihatin dan apa adanya. Kemudian
kegiatan ini dapat membuka jati diri seseorang bagi yang belum tahu siapa
dan apa potensi yang ada dalam diri mereka masing-masing. Karena pada
program ini akan banyak sekali permasalahan-permasalahan (baik yang
sederhana maupun yang complicated) dan tentu saja akan sangat menguji
bagaimana diri ini menanggapi permasalahan tersebut, yang dampaknya
akan langsung mengenai masyarakat. Hal lain yang tidak kalah saya
khawatirkan adalah prosedur pembuatan laporan dan buku setelah KKN
yang dipaparkan pada saat pembekalan. KKN saja belum dimulai, sudah
harus dipusingkan memikirkan sepulang pengabdian. Ada juga
kekhawatiran saat pengumuman tempat atau desa yang akan kami tinggali.
Cerita-cerita yang saya dengar dari berbagai pihak, dari teman,
maupun senior yang sudah melakukan kegiatan KKN sebelumnya, banyak
yang mengatakan bahwa banyak sekali hal positif yang akan dan dapat
dikerjakan di KKN ini. Seperti mengajar di sekolah yang terdapat disana,
kita dapat melakukan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan warga
seperti membangun gapura, membagung pembatas jalan, membangun
MCK (mandi, cuci, kakus), meperbaiki sarana ibadah seperti masjid,
memperbaiki kantor-kantor, memperbaiki perpustakaan, kerja bakti
bersama, membangun penerangan jalan, membantu warga dalam setiap
kegiatan rutin yang terdapat disana; seperti mengikuti pengajian dalan
masih banyak lagi kegiatan positif yang lainnya.
Kuliah Kerja Nyata atau yang biasa disingkat dengan KKN, adalah
sebuah program kegiatan yang harus dijalani oleh mahasiswa sebagai salah
satu syarat lulus perkuliahan di berbagai Universitas Negeri. KKN terdiri
dari begitu banyak hal meliputi mahasiswa, dosen pembimbing, KKNPpMM, desa, kepala desa, hingga masyarakat sekitar. Mulai dari kegiatan
pembekalan, pembentukan struktur dalam kelompok masing-masing,
hingga pelaksanaan KKN di daerah-daerah pedesaan yang telah ditentukan
oleh PPM selama satu bulan atau (lebih tepatnya 32 hari) yaitu dimulai dari
tangal 25 Juli-25 Agustus 2016. Pada kegiatan KKN kali ini, begitu banyak
orang yang berperan penting di balik suksesnya KKN yang kami alami ini.
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 221
Taaruf (tak kenal maka tak sayang)
Awal mula pertemuan kami di group di sosial media WhatsApp
(WA) dengan judul “Kelompok 017”. yang mana group ini nantinya akan
menjadi saksi perkenalan, pertengkaran, persahabatan, dan penyambung
tali silaturahmi antara 17 orang. Persepsi pertama saya melihat dan
menganalisis gerak-gerik anggota di group WA tersebut ialah, “Ini
kelompok kok rada freak42” Mulai dari banyolannya yang masih sangat
garing, banyaknya silent reader43, hingga perbedaan pendapat yang sudah
mulai muncul makin mewarnai kehidupan group di dunia maya tersebut.
Beberapa minggu setelahnya, pertemuan perdana kelompok ini
dilaksanakan di depan Auditorium Harun Nasution. Pertemuan atau rapat
perdana kelompok ini dihadiri kurang lebih 10 orang (ada yang tidak bisa
hadir). Pada momen tersebut, semua anggota Kelompok 017 diminta untuk
memperkenalkan dirinya masing-masing (termasuk hal-hal pribadi).
Selanjutnya pertemuan kedua dilaksanakan di tempat pertama kali kita
kumpul. Untuk membahas tentang kepanitiaan yang meliputi ketua,
sekretaris, bendahara, divisi acara, humas, peralatan dan dekdok. Pada
kesempatan kedua tidak semua hadir, ada beberapa yang tidak bisa hadir.
Mungkin ada kesibukan yang tidak bisa ditinggalkan. Meskipun ada
beberapa yang tidak bisa hadir, dalam rapat tersebut saya dan juga temanteman yang lain tetap memutuskan untuk memlilih ketua dan jajaranya
dengan cara voting. Dan akhirnya terpilihlah ketua kelompok dan
jajarannya. Pembahasan selanjutnya mengenai nama kelompok itu melalui
via sosial media whatsapp, dari berbagai pemikiran dan atas persetujuan
semua anggota kelompok nama AKSARA lah terpilih.
AKSARA yang berfilosofikan dimana sekelompok anak kampus
yang memiliki karakter berbeda, memiliki keterampilan yang berbeda dan
memiliki pemikiran yang berbeda seperti halnya huruf aksara yang memliki
beragam bentuk dan jika dirangkai maka bisa menimbulkan arti yang indah
dan bermakna, layaknya saya dan teman-teman yang berbeda namun
memiliki visi dan misi.
42
Kurang waras
Pembaca yang diam
43
222 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
Dalam anggota kelompok KKN AKSARA ini terdapat 17 orang. Ada
4 orang yang berasal dari fakultas saya sendiri yaitu Fakultas Syariah dan
Hukum yang mana jumlah anggota dari fakultas saya merupakan jumlah
terbanyak dibandingkan dengan jumlah anggota dari fakultas-fakultas yang
lainnya. Saya hanya akan mengenalkan beberapa teman saya saja yaitu:
Nurlia Fikawaty merupakan mahasiswi dari fakultas yang sama
dengan saya yaitu Fakultas Syariah dan Hukum prodi Ilmu Hukum.
Dia sering dipanggil dengan panggilan Lia yang mana Lia
merupakan sekertaris kelompok.
Mus’ab Khomeini yang merupakan mahasiswa Fakultas Syariah dan
Hukum juga prodi Ahwalul Syahsyiyah. Mus’ab sebagai divisi
humas dalam kelompok yang selalu bersama saya saat kegiatan
KKN dikarenakan kami dalam divisi yang sama.
Dara Mailani yang juga merupakan mahasiswi di Fakultas Syariah
dan Hukum prodi Muamalat atau Hukum Ekonomi Syariah (HES).
Walaupun Dara dari divisi kesehatan, dia selalu menjadi bagian
konsumsi selama kegiatan KKN berlangsung.
Iis Kholisoh Tsudyah yang merupakan mahasiswi Fakultas
Ushuluddin yang posisi selama KKN yaitu sebagai bendahara
kelompok. Iis merupakan bank keliling dari kelompok kami.
Purnamasari dari Fakultas Sains dan Teknologi yang merupakan
divisi kesehatan yang selalu membantu apabila terdapat anggota
kelompok yang sedang sakit. Dan juga Purnama ini sangat jago
dalam memasak.
Muhammad Nur Riski (Fakultas Ushuluddin).
Khamdi Alfan Maulana (Fakultas Sains dan Teknologi).
Muhammad Aminul Wahid (Fakultas Ekonomi dan Bisnis).
Harun Arrasyid (Fakultas Adab dan Humaniora).
Hammam Al Marisma (Fakultas Adab dan Humaniora).
Faradhita Aushafiana Manaf (Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi).
Andika Yulianto Chamil (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik).
Ilka Sawidri Daulay (Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi).
Shinta Sri Rahmawati (Fakultas Ekonomi dan bisnis).
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 223
Pelaksanaan KKN
Selasa 25 Juli 2017, yaitu merupakan hari pertama pelaksanaan
KKN. Pada pukul 09.00 yaitu dilaksanakannya pembukaan yang
didalamnya terdapat sambutan dari Rektor UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, OJK, PPM, dan Perwakilan dari Kota Tangerang, Kabupaten
Tangerang, Kota Tangerang Selatan, dan DPRD kabupaten Bogor.
Selanjutnya diadakan pelepasan balon sebagai simbolis bahwa KKN
mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dinyatakan resmi berangkat
menuju desa-desa yang telah ditentukan oleh PPM. Sesudah itu, saya dan
teman-teman berkumpul disatu titik untuk teknis keberangkatan. Setelah
dirundingkan, untuk Transportasi yang digunakan terbagi dua yaitu kereta
dan motor, dan yang menggunakan kereta sekitar 4 orang, sedangkan
pemberangkatan menggunakan motor ada 11 orang termasuk saya.
Pemberangkatan menggunakan motor sampai di desa Cibugel sekitar pukul
19.00 dengan lama perjalanan kurang lebih 2,5 jam. Dan sampai di desa,
saya dan yang lainnya berbagi tugas untuk menyusun dan merapihkan
barang bawaan yang sudah disepakati dengan bersama. Setelah itu, saya
dan teman-teman berkeliling untuk bersosialisasi dengan lingkungan
disekitar. Setelah itu melakukan breafing untuk agenda selanjutnya yang
akan dilakukan di Desa Cibugel ini.
Pembukaan KKN saya dan teman-teman kelompok lain lakukan
pada hari Kamis tanggal 27 Juli 2017. Yang mana merupakan hari ketiga
pelaksanaan KKN. Pukul 08.00 saya sudah berada di aula desa untuk
gotong royong untuk mempersiapkan rangkaian acara tersebut, kira-kira
sekitar pukul 09.00 acara pembukaan dimulai yang dibawakan oleh
anggota kelompok yaitu saudari Ilka dan rangkaian acara diawali dengan
pembacaan ayat suci al-Quran oleh saudara Hammam, selanjutnya
menyanyikan lagu indonesia raya yang dipimpin oleh anggota kelompok
juga yaitu saudari Shinta. Setelah itu sambutan-sambutan, dan sambutan
yang pertama oleh saudara Amin selaku ketua kelompok KKN kami,
sambutan yang kedua oleh pihak desa, dan sambutan yang ketiga
disampaikan oleh tokoh-tokoh masyarakat Desa Cibugel. Yang kemudian
pembukaan ini dilanjutkan dengan acara ramah tamah dengan
memperkenalkan diri anggota kelompok KKN kelompok 17 Aksara. Dan
acara berlangsung hikmat sampai kurang lebih sekitar pukul 11.30 WIB.
Setelah itu saya beristirahat hingga ba’dha ashar. Dan dilanjutkan
224 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
pemindahan tempat tinggal yang awalnya itu dirumah pak H.Hambali
ketempat yang baru yaitu di kampung Bojong Sapi, tepatnya dirumah
kediaman ibu Dede hingga ba’da magrib.
Saya dan juga teman-teman kelompok KKN yang lain memutuskan
untuk mencari tempat tinggal yang letaknya lebih strategis dan bisa lebih
dijangkau untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan.
Pada awalnya sedikit terjadi konflik diantara teman-teman saya terkait hal
ini, namun dapat diatasi dengan baik dikarenakan kami memutuskan
untuk tidak pindah tempat tinggal hanya saja saya dan teman-teman
memilih untuk menempati kedua tempat tersebut tanpa meninggali salah
satunya (memiliki 2 tempat tinggal selama KKN berlangsung).
Saya selalu mencoba untuk mengikuti segala kegiatan yang
dilakukan di desa seperti mengikuti pengajian manaqib di Pondok
pesantren Al-hikmah. Saya mengikuti kegiatan ini bukan hanya sekedar
mengikuti saja, akan tetapi hal itu saya lakukan sekaligus untuk
bersosialisasi dengan pihak pesantren dan warga yang mengikuti pengajian
tersebut. Selain mengikuti pengajian, saya juga sering mendekatkan diri
dengan warga sekitar dengan cara ikut kumpul bersama pemuda desa agar
lebih terjalin kedekatan antara saya dengan warga desa.
Cibugel, menurut saya merupakan desa yang mempunyai banyak
cerita dan kesan selama saya tinggal disana. Warga desa yang terdapat
disana sangat ramah dan sangat antusias dengan keberadaan saya dan juga
teman-teman kelompok yang lainnya. Mereka selalu membantu saya
apabila saya ataupun teman-teman saya membutuhkan bantuan. Selain itu,
mereka juga selalu berpartisipasi dalam meramaikan serta mensukseskan
acara yang saya lakukan agar berjalan dengan baik.
Disisi lain ada banyak program yang saya dan teman-teman lakukan
di Desa Cibugel selama satu bulan ini, yaitu:
Mengajar PAUD. Sasaran dalam program kerja ini yaitu anak-anak
PAUD ataupun anak balita yang terdapat di Desa Cibugel ini.
Renovasi Pesantren. Sasaran terhadap Pondok Pesantren Darul
Badiah yang mana kami membantu merenovasi asrama pondok
pesantren.
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 225
Pengajaran Pengajian. Kegiatan ini dilakukan di kampung Bojong
Sapi untuk mengajarkan anak-anak desa mengaji.
Kegiatan Pengajaran SMP/SMK. Yang mana hal itu dilakukan di
Pondok Pesantren Riyadul Bassoriyah yang mana sasarannya adalah
para santri pondok pesantren itu sendiri dari tingkat SMP maupun
tingkat SMK.
Bimbel untuk siswa SD. Kegiatan ini dilakukan di tempat tinggal
saya yang terdapat di kampung Bojong Sapi. Kegiatan ini sering kali
dihadiri oleh anak-anak desa yang selalu datang ketempat tinggal
saya secara beramai-ramai setelah mereka belajar mengaji.
Pelatihan Paskibra. Pelatihan paskibra ini dilakukan di Pondok
Pesantren Riyadul Bassoriyah untuk menumbuhkan jiwa yang lebih
mandiri dan disiplin dari sebelumnya.
Pelatihan Drumband. Pelatihan drumband yang dilakukan di
Pondok Pesantren Riyadul Bassoriyah dan juga SDIT As-Sakilin
yang diajarkan sendiri oleh anggota kelompok saya yaitu saudara
Hammam Al Marisma.
Motivasi Pendidikan. Kegiatan ini kami lakukan dikarenakan ada
banyak sekolah yang terdapat di Desa Cibugel, maka saya dan
teman-teman melakukan safari motivasi terhadap sekolah-sekolah
yang tidak saya bantu dalam kegiatan belajar mengajar selama KKN.
Pembuatan Pojok Baca. Program kerja ini dilakukan agar
menumbuhkan minat membaca bagi anak-anak Desa Cibugel. Pojok
baca ini dibuat di Pondok Pesantren Riyadul Bassoriyah.
Kegiatan Kerja Bakti. Kegiatan ini dilakukan untuk lebih
menumbuhkan kedekatan diantara anggota kelompok dengan
warga desa, dan juga untuk menjadikan lingkungan desa yang lebih
sehat dan juga bersih.
Kegiatan Sosialisasi bahaya Narkoba. Dilakukan di Musholla Blok C
untuk memberitahukan kepada warga bahwa narkoba sangat
berbahaya apabila digunakan sembarangan, dan agar mereka dapat
mengindari penggunaan narkoba tersebut.
Sosialisasi penyakit Campak dan Rubella. Dilakukan di Aula Kantor
Desa Cibugel, yang dibantu oleh aparat desa serta ibu Otih selaku
ibu kades dan juga oleh anggota langsung dari puskesmas Cisoka.
226 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
Pembuatan Tugu. Pembuatan tugu dilakukan di depan gang Desa
Cibugel sebagai penanda desa dan juga sebagai pembatas antara
Desa Caringin dengan Desa Cibugel. Dalam pembuatan tugu desa
ini, sangat dibantu oleh aparat desa dan juga warga desa itu sendiri.
Renovasi Pos Kamling. Dilakukan agar poskamling yang tadinya
rusak bisa digunakan kembali oleh warga desa.
Pembuatan Gapura. Pembuatan gapura dari bambu ini dilakukan
sebagai pembatas antara Blok C Desa Cibugel dengan kampung
Bojong Sapi dan juga untuk memeriahkan acara agustusan.
Renovasi Pintu Masjid. Dalam merenovasi pintu masjid ini saya dan
teman-teman mendekatkan diri sekaligus meminta izin dengan
pengurus masjid agar diperbolehkan untuk meronovasi Masjid Jami
Al-Karim yang letaknya tidak jauh dari tempat tinggal saya. Ada 14
keran air yang diperbaiki dan juga 2 pintu kamar mandi masjid yang
sekarang sudah baru dan dapat digunakan kembali.
Kegiatan HUT RI. Dalam kegiatan HUT RI ke-72 ini terlaksana
dengan sangat meriah. Melakukan upacara di Pondok Pesantren
Riyadul Bassoriyah, dan juga lapangan Blok C Desa Cibugel yang
selanjutnya acara karnaval keliling Desa Cibugel, dan kemudian
melakukan perlombaan yang dilaksanakan di kampung Bojong Sapi.
Pelatihan Sablon. Pelatihan sablon ini merupakan bentuk
kepedulian saya dan teman kelompok lainnya terhadap pemuda
desa agar mereka dapat menerapkan apa yang telah kami ajarkan
dan dapat menjadikan pelatihan sablon ini menjadi lapangan
pekerjaan baru bagi mereka. Kegiatan ini dilakukan di kampung
Bojong Sapi yang disambut dengan antusias dengan para
pemudanya yang dibuktikan dengan banyaknya pemuda yang turut
serta dalam pelatihan sablon ini.
Harapan Untuk Desa Cibugel
Saya sangat berterima kasih kepada seluruh warga Desa Cibugel
atas bantuannya terhadap saya dan teman kelompok yang lainnya selama
saya melaksanakan kegiatan KKN di Desa Cibugel. Selama saya tinggal di
Desa Cibugel, selama kurang lebih satu bulan lamanya, saya sangat bangga
terhadap warganya yang sangat ramah dan saling membantu satu sama
lainnya.
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 227
Untuk kedepannya, saya sangat berharap untuk warga Desa
Cibugel, agar mereka bisa menerapkan cara menyablon baju dari apa yang
telah saya ajarkan kepada mereka. Agar hal itu dapat berguna bagi mereka
dan bisa mengurangi jumlah pengangguran yang ada di Desa Cibugel,
khususnya bagi para pemuda yang terdapat di kampung Bojong Sapi. Selain
itu, saya juga berharap Desa Cibugel akan mejadi desa yang maju dan
berkembang. Para anak-anak desa bisa mendapatkan pendidikan yang
layak dan setinggi-tingginya agar bisa membuat bangga orang tua dan juga
membuat bangga desa itu sendiri serta dapat berguna bagi nusa dan bangsa
dikemudian hari.
Selain itu, apabila saya menjadi bagian dari warga Desa Cibugel,
saya ingin lebih mendekatkan diri kepada anak-anak yang ada di Desa
Cibugel ini juga, dengan mengadakan beberapa kegiatan positif seperti
melakukan belajar bersama yang akan saya lakukan bersama ditempat
tinggal saya. Selain untuk mendekatkan diri, hal ini juga bisa sangat berarti
bagi anak-anak desa karena mereka bisa mendapatkan pelajaran tambahan
dari luar sekolah. Pengajian bersama, yang mana hal ini bisa menjadikan
anak-anak desa menjadi lebih religius dan lebih paham dengan agama, dan
melakukan
beberapa
permainan
tradisional
dengan
maksud
memperkenalkan serta melestarikan kebudayaan Indonesia dengan cara
memperkenalkan beberapa permainan-permainan tradisional kepada
mereka agar mereka juga dapat lebih mecintai tanah air Indonesia.
228 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
15
KESAN MANIS DI DESA CIBUGEL
Oleh : Muhammad Nur Risky
Kuliah Kerja Nyata (KKN)
Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah sebuah kegiatan pengabdian
kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh mahasiswa sebagai syarat
untuk lulus di jenjang Strata 1 (S1) dengan pendekatan lintas kejuruan pada
waktu dan daerah tertentu. Pelaksanaan KKN biasanya berlangsung selama
satu bulan dan bertempat di daerah/desa. Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi di Indonesia telah mewajibkan setiap perguruan tinggi untuk
melaksanakan KKN. Dan ini senada dengan salah satu Tri Dharma
perguruan tinggi yaitu mengabdi kepada masyarakat.
Di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (UIN
Jakarta), Kuliah Kerja Nyata merupakan pengabdian kepada masyarakat
yang termasuk kegiatan yang wajib dihampir semua program studi.
Mahasiswa dituntut terjun langsung kemasyarakat, membaur dengan
masyarakat, hidup berdampingan dengan masyarakat, serta membantu
menyelesaikan masalah-masalah yang ada di masyarakat.
Fokus kegiatan yang akan dilakukan oleh mahasiswa dalam rangka
kegiatan KKN ini adalah pendidikan dan penyuluhan atau kegiatan positif
yang akan dikemas dalam bentuk program kerja yang dikemas oleh setiap
kelompok KKN. Dengan tujuan agar dapat memberikan hal yang positif
demi kemajuan desa tempat saya dan teman-teman kelompok KKN nanti.
Pra-KKN
Perkenalkan nama saya Muhammad Nur Risky, mahasiswa jurusan
Aqidah dan Filsafat Islam, Fakultas Ushuluddin (FU) Universitas Syarif
Hidayatullah Jakarta (UIN Jakarta). Sebagai seorang mahasiswa, ada satu
fase yang harus dilalui untuk memenuhi jenjang strata satu (S1) yakni:
Kuliah Kerja Nyata (KKN).
Berbicara masalah KKN sudah banyak sekali pembicaraan yang saya
dengar mengenai KKN ini dari teman-teman saya yang sudah
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 229
melaksanakan KKN. Beberapa pendapat yang saya dengar dari teman
adalah mereka merasa KKN adalah moment terbaik sepanjang
pendidikannya di perguruan tinggi. Tentu dengan segala suka dan duka
yang mereka alami, tetapi ada pula yang berpendapat bahwa KKN adalah
kegiatan yang membosankan, mungkin hal itu tidak lepas dari tidak
memumpuninya program kerja yang mereka kerjakan dan kurang
terikatnya rasa kekeluargaan antara sesama kelompok, juga kurang
terjalinya rasa kebersamaan dengan masyarakat sekitar, sehingga tidak
begitu dapat kesan-kesan berarti selama KKN.
Fikiran pertama kali dibenak saya mengenai KKN adalah sebuah
desa yang terpencil dengan hamparan sawah luas dan aliran sungai yang
mengaliri ladang pesawahan dan perkebunan milik warga. Melihat
pemandangan warga yang pergi ke kebun dan ladang sawah setiap pagi,
berbincang-bincang dengan warga terkait masalah apa yang ada di desa
dengan tokoh masyarakat dan perangkat desa.
Bayangan saya saat itu terbukti ketika saya dan teman-teman KKN
AKSARA mulai bertugas dan bermukim di desa tempat saya dan temanteman berKKN, yaitu di KampungBojong Sapi, Desa Cibugel, Kecamatan
Cisoka, Kabupaten Tangerang. Pemandangan hamparan sawah dan hilir
mudik warga untuk berkebun dan ke sawah setiap pagi dan sore mudah
saya temui setiap hari. Bermusyawarah mengenai masalah yang ada di
lokasi KKN dengan para tokoh dan perangkat desa pun saya alami. Pada
awalnya yang ada di dalam benak saya, Kegiatan KKN tidaklah begitu
penting. akan tetapi setelah saya terjun langsung ke masyarakat, bukan
hanya untuk memenuhi salah satu TriDharma Perguruan Tinggi. Namun
ada hal yg lebih penting, yaitu; mengabdi kepada masyarakat. Karena biar
bagaimana pun saya tidak akan melulu hidup di lingkungan kampus saja.
setelah saya lulus kuliah nanti pasti akan kembali ke kampung
halaman dan hidup berdampingan dengan masyarakat. Akan tetapi
pengabdian kepada masyarakat ini tidak pernah di ajarkan selama saya
berada di bangku perkuliahan dan tidak ada pula mata kuliah mengenai
pengabdian kepada masyarakat ini. Disinilah saya sadar bahwa KKN
merupakan kegiatan yang penting dan sangat positif. Oleh karenanya,
pihak kampus pasti sadar pentingnya kegiatan KKN ini, yaitu untuk
230 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
mempersiapkan calon sarjananya yang akan terjun langsung dan hidup
berdampingan dengan masyarakat.
Dengan ucapan syukur kepada tuhan yang maha Kuasa dan Esa,
tahun ini saya dapat melaksanakan kegiatan KKN. Bayangan pertama saya
fikirkan mengenai kelompok saya adalah siapa saja teman-teman kelompok
saya, bagaimana rupa dan wajah mereka, watak dan sikap mereka, apakah
mereka akan menerima saya sebagai bagian dari kelompok KKN? Pun, dua
tahun belakangan ini seluruh kelompok dan lokasi KKN ditentukan oleh
pihak Kampus, LPPM (lembaga pembelajaran pemberdayaan masyarakat).
Perubahan teknis dalam sistem pelaksanaanya tidak lain berkaitan dengan
upaya-upaya pembangunan kerja sama di luar kepentingan dan kehendak
pribadi maupun golongan. Sistem ini juga memungkinkan mahasiswa
untuk belajar memperluas jaringan dan melangkah di luar zona nyaman.
Keinginan ini mewakili pihak perguruan tinggi dalam hal ini LPPM untuk
memperkenalkan sebuah hubungan kerja yang melebihi batas-batas
pergaulan yang selama ini menjadi paradigma mahasiswa UIN Jakarta
dalam membentuk kelompok KKN.
Karna perubahan sistem pembagian kelompok dari dua tahun
sebelumnya yang awalnya mahasiswa dapat menentukan sendiri siapa
teman kelompoknya dan di mana wilayah kerja KKN, Tahun ini pihak
PPM-lah yang menentukan. Setelah kelompok ditentukan permasalah yang
timbul adalah bagaimana menyatukan setiap watak-watak yang tidak
saling kenal ini, walaupun ada beberapa yang sudah kenal karna satu
jurusan atau fakultas, satu organisasi ataupun ada ikatan primodial
sebelumnya. Bukan hal mudah untuk bisa menyatukan watak satu persatu
anggota KKN ini. Namun itulah tantangan yang harus dihadapi bagi saya
dan kelompok. Setelah pembagian kelompok, saya dan teman-teman
kelompok tidak langsung di beritahu dimana lokasi KKN saya dan
kelompok.
Sejak saat ini saya bertanya-tanya, apakah lokasi saya nanti seperti
apa yang saya bayangkan? Apakah ada ketentuan khusus untuk program
yang akan saya dan kelompok nanti laksanakan? Dan banyak lagi
pertanyaan saya seputar kegiatan KKN ini. Dari sekian banyak pengalaman
di kehidupan sehari-hari kita bahwa, membangun komuniksai dan
emosional antara anggota kelompok yang memiliki watak dan kepribadian
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 231
yang berbeda-beda dan belum saling kenal satu sama lain merupakan satu
poin penting bagi setiap anggota kelompok. Kemudian, KKN ini bukan
hanya merupakan bentuk pengabdian mahasiswa kepada masyarakat.
Lebih-lebih juga memberdayakan watak pribadi masing-masing kelompok
atau merupakan suatu upaya membangun emosional diri dengan baik.
Teman Anak kampus sayang masyarakat (AKSARA)
Pada tanggal 25 juli 2017, pagi itu cuaca begitu bersahabat dengan
cerahnya sinar mentari yang membuat hangat tubuh ini. Hari itu
merupakan hari pelepasan kegiatan KKN dimana setelah hari ini,
keseharian saya berubah, melaksanankan kegiatan KKN di daerah.
Menetap, tinggal bersama, membaur, mengabdikan ilmu yang telah saya
pelajari serta belajar bermasyarakat di sana. Sejak saat itu kedewasaan dan
tanggung jawab saya diuji. Sekitar Pukul 07.00 WIB saya dan semua
peserta KKN berkumpul mengikuti rangkaian acara pelepasan dengan
khidmat. Rangakaian acara demi acara saya lalui, tak lupa ucapan semoga
sukses dari rektor terngiang di telingan, mengantarkan masing-masing
kelompok menuju Tempat KKN-nya masing-masing. Secara simbolis, acara
ditutup dengan penerbangan balon udara. Balon terbang tinggi keudara
bersama kenyamanan-kenyamanan yang selama ini saya rasakan dan mulai
saat itu sampai satu bulan kedepan saya keluar dari zona nyaman saya.
Butuh waktu tempuh sekitar satu setengah jam untuk menuju
lokasi KKN saya, tak terlalu jauh memang karena lokasi saya berada di
salah satu wilayah di Kabupaten Tanggerang, kecamatan Cisoka,
Kelurahan Cibugel. Cisoka bisa dikategorikan sebagai daerah yang mulai
maju, karena lokasinya yang berdekatan dengan kantor Bupati Kabupaten
Tangerang. Hanya butuh waktu tiga puluh menit untuk sampai di kantor
bupati Kabupaten Tangerang. Sedangkan tempat tugas KKN saya dan
kelompok ada di Kecamatan Cisoka, Kelurahan Cibugel, Kampung Bojong
Sapi. Setelah berkoordinasi dengan Perangkat kelurahan dan dibantu oleh
ketua RW 04 yaitu pak Manaf. Dengan berbagai pertimbangan Kelompok
saya memilih tinggal di Kampung Bojong Sapi. Mengingat Kampung Bojong
Sapi merupakan kampung yang terletak di tengah-tengah wilayah
kelurahan Cibugel, saya dan teman-teman KKN saya memilih
KampungBojong Sapi sebagai tempat tinggal agar akses kegiatan bisa
dengan mudah dilaksanakan.Karena Kampung Bojong Sapi terletak di
232 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
tengah-tengah kelurahan Cibugel. Bila dilihat dari segi Insfraktruktur yang
ada di Kelurahan Cibugel sangat lah memadai, khususnya di tempat saya
dan teman-teman KKN tempati. Karena, lokasi sewaan hunian (Rumah)
saya dan teman-teman kelompok berada di samping salah satu jalan utama
Desa Cibugel yang menghubungkan Kampung-kampung di Cibugel. Akan
tetapi bila dilihat dari kesejahteraan, pendidikan dan pendapatan perkapita
di Cibugel dan Desa Bojong Sapi khususnya, masih terbilang belum merata
secara menyeluruh. Tentunya hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi
kami untuk menyusun program dan melaksanakan kegiatan yang dapat
membantu masyarakat sekitar Cibugel, setidaknya saya dan teman-teman
kelompok bisa menjadi sarana masyarakat untuk berkeluh kesah terkait
masalah yang saya sebutkan diatas.
Desa Cibugel pun memiliki empat puluh satu RT (Rukun tetangga)
dan tujuh RW (Rusun warga). Dengan luas wilayah dan sekolah yang
menurut saya dan teman-teman KKN sangat lah luas dan banyak untuk
bisa meratakan program yang sudah kami susun. Karena dari setiap sekolah
yang ada di desa Cibugel meminta kami untuk ikut mengajar di sekolah
disekitar Cibugel tersebut. Mengingat jumlah kelompok saya yang hanya
berjumlah 15 orang, sedangkan wilayah Desa Cibugel begitu luas dan
sekolah yang lumayan banyak, Maka saya dan teman-teman kelompok
menginisiasi untuk fokus mengajar hanya ke beberapa sekolah, selebihnya
saya dan teman-teman hanya meminta waktu ke pihak sekolah untuk
memberikan Motifasi belajar saja.
.
Sesampainya di lokasi, tak banyak yang saya kerjakan, hanya
membereskan barang-barang yang saya bawa lalu bersiap-siap untuk rapat
membahas pembukaan kegiatan KKN pada esok hari.
Tidak menunggu waktu lama, setelah beresnya barang-barang
pribadi dibereskan, saya dan tema-teman mengadakan rapat untuk
kegiatan besok. Pembagian kepanitiaan untuk membuat acara pembukaan.
Rapat berjalan baik tanpa ada sesuatu yang dipersengit kan.
Saya dan teman-teman mengkhawatirkan hal yang sama, akankah
warga yang datang akan banyak?. Setidaknya itu yang membuat saya dan
teman-teman tak bisa berhenti khawatir. Namun keadaan justru
sebaliknya, warga ramai-ramai datang ke kantor desa untuk menghadiri
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 233
acara pembukaan KKN saya dan teman-teman. Warga tamu undangan
memang dibatasi hanya perangkat desa dan tokoh-tokoh desanya saya. Itu
dikarenakan sempit dan dengan kesibukan para perangkat desa dan tokohtokoh desa yang sibuk, mereka rela menanggalkan dulu rutinitas dan
kesibukanya untuk bisa hadir ke acara pembukaan KKN saya dan temanteman.
Alhamdulilah acara berjalan dengan lancar, pasca acara saya dan
teman-teman makan siang ramai-ramai dengan menggunakan kertas nasi
yang dipanjangkan di lantai.Itu membuat kebersamaan makin terasa. Pasca
makan kita melakukan pendekatan dengan warga dengan cara
bersosialisasi, membantu warga yang sedang bekerja, mengajak ngobrol
warga yang sedang istirahat atau para wanitanya yang berbelanja di
warung dan ikut ngerumpi dengan ibu-ibu. Seru sekali? Ia, ini akan jadi
KKN tak terlupakan untuk saya dan mungkin saja untuk teman-teman
yang lain juga. Minggu pertama sampai dengan minggu ke dua kita lewati
dengan mulus, tapi tak mungkin juga jika suatu proses usaha pengabdian
tak mendapatkan rintangan dan masalah. Di minggu ketiga teman-teman
saya sudah mulai menunjukan egonya masing masing, mulai dari hal yang
sepele sampai dengan program yang akan dikerjakan. Kebijakan ketua
dalam beberapa program tidak sejalan dengan sebagian anggota kelompok
temasuk saya. Saya tidak bisa menghormati mufakat musyawarah karena
memang menurut saya musyawarhnya kurang adil, dimana suara
berimbang dan beberapa anggota ada yang ditekan agar setuju dengan
kebijakan ketua. Diam-diam saya dan beberapa teman-teman saya
membuat perkumpulan kecil untuk membahas, bagaimana agar kebijakan
saya dan teman-teman saya bisa diterima. Namun, bukanya program
berjalan baik malah cenderung cacat, dari situ saya belajar bahwa
pentingnya komunikasi dan pengendalian ego adalah sangat perlu, agar
bisa apik nya sebuah kelompok. Saya dan teman-teman bisa belajar dari
peribahasa bahwa “jika salah satu anggota tubuh sakit, maka seluruh badan
itu akan merasakan sakit”, yang saya maknai bahwa sesama anggota
kelompok harus saling mengerti satu sama lain.
Kisah Cibugel Versi Aksara
Desa Cibugel, berlokasikan di Kecamatan Cisoka Kabupaten
Tangerang, adalah hamparan tanah subur yang hijau dan postensi alam
234 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
yang kaya. Udara yang sejuk masih jadi konsumsi di desa ini, walau suhu
udara disana panas, namun udara segar masih sering kita jumpai disana,
pepohonan yang rindang membuat sejuk saya yang kepanasan. Tanah
Cibugel ini begitu baik nan bersahabat. Bagaimana tidak, apapun yang kita
tanam akan menghasilkan panen yang berkualitas, dan itu dimanfaatkan
oleh masyarakat utuk bercocok tanam.
Saya sudah menganggap bahwa ini adalah kampung halaman kedua
saya. Ada banyak hal yang saya sukai dari Desa Cibugel ini, selain dari pada
alamnya, lingkungannya yang indah nan bersahabat, masyarakatnya juga
ramah dan penuh kehangatan, dan saya rasa pandangan saya tentang
masyarakat Desa Cibugel kurang lebihnya sama dengan teman-teman yang
lain. Saya melihat dari teman-teman yang begitu akrabnya membaur
dengan masyarakat, pasca baru datang saja, saya dan teman-teman
disambut hangat dan meriah oleh warga dan terutama ketua RW 04, pak
manaf. Beliau membimbing dan menuntun kami dalam proses sosialisasi
dengan perangkat desa dan warga Desa Cibugel, terkhusus Kampung
Bojong Sapi. Beliau sering mengunjungi basecamp kami untuk sekedar
menengok dan menanyakan kabar perihal saya “betah atau tidak?,
bagaimana program-program kegiatan?”, ada yang bisa dibantu?”, ungkap
bapak saya yang ada di Cibugel, pak Manaf. Bu Otih selaku ibu lurah sering
sekali mengundang ke rumahnya untuk makan-makan, bu Siti ketua RW
07 pun demikian. Ibu Mul, salah satu warga yang punya warung di Desa
Cibugel, pak Roni ketua pemuda, pak Heri pemilik kobong, dan masih
banyak sekali warga dan tokoh-tokoh desa yang tidak bisa saya sebutkan
satu-persatu. Terimakasih semuanya.
Ada banhyak pelajaran yang bisa saya ambil dari Desa Cibugel,
mulai dari gotongroyong warganya, kebaikan tanpa minta dibaikin, senyum
sapa iklas dengan orang yang baru dikenal, dan sifat alami yang sudah
mulai hilang dari kebanyakan orang yakni mencari kawan bukan lawan,
selaras dengan pribahasa “lebih sulit mencari satu kawan dari pada seribu
musuh”. Intinya adalah tebar kebaikan, maka tak akan percuma karena
kebaikan-kebaikan akan mendatangimu.
Jika aku jadi warga Cibugel
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 235
Waktu satu bulan berKKN yang saya kira akan menjadi waktu yang
sangat lama, ternyata amat sangat terlalu singkat saya rasakan. Itu karena
saya sudah nyaman dengan semua lingkungan di Desa Cibugel, terlepas
dari program-program di KKN, saya punya angan-angan jika saya menjadi
bagian warga Desa Cibugel suatu sa’at nanti, saya ingin melakukan banyak
pengabdian lagi, diantaranya adalah.
1. Membuat kegiatan kepemudaan yang positif pastinya untuk
pemuda sekitar, terkait pembangunan sumber daya manusia yang
cerdas. Karena banyak dari pemuda menganggur setelah lulus
sekolah. Itu sangat disayangkaan.
2. Pemberdayaan masyarakat seperti:
a. Petani, sosialisasi tentang optimalisasi lahan pertanian dan
membuat hasil panen lebih meningkat, walaupun bukan bidang
keahlian saya di agribisnis atau agro teknologi, namun
setidaknya pemikiran saya sedikit lebih terbuka karena saya
kuliah di UIN jakarta, saya bisa mengundang mahasiswa yang
ahli dibidangnya dan mensosialisasikanya
b. Pengusaha rumahaan, memaksimalkan dan mengembangkan
minat para pengusaha rumahan, itu karena banyak ibu-ibu
selain petani yang hanya ngrumpi di warung-warung jika
sedang berbelanja, usaha rumahan sudah ada seperti serabut
pembuatan krapyak44, namun masih sedikit, padahal memiliki nilai jual
di pasar.
3. Pendidikan eduksi disiplin
Ini ditujukan untuk perangkat desa yang seharusnya melakukan
lebih dari hanya sekadar mengurusi administrasi desa, perangkat
desa harusnya mampu mengayomi masyarakat agar lebih produktif.
Apalagi lingkungan Cibugel cukup indah dan ada beberapa tempat
yang berpotensi atau potensional untuk dijadikan tempat wisata,
itu akan menambah penghasilan desa dan daerah, terlebih lagi jika
kawasan wisata bisa sampai terlaksana, akan ada banyak warga
yang diuntungkan, selain dari warga bertani mereka juga bisa
berjualan makanan atau cemilan di sekitar tempat wisata, itu akan
mendongkrak tingkat ekonomi masyarakatnya. Saya rasa itu juga
44
Anyaman bambu unyuk langit-langit rumah
236 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
salah satu salangkah konkrit untuk solusi tentang masalah tingkat
perekonomian warga yang masih bisa dibilang rendah. Maka dari
itu, saya rasa perlu untuk perangkat desa bisa melihat potensipotensi yang ada untuk dijadikan lebih bernilai.
4. Sosialisasi remaja
Banyak dari warga Cibugel yang melakukan pernikahan dini45 dan
banyak juga dari hubungan mereka kandas, dampaknya ada
beberapa warga yang masih muda namun sudah menjanda,
kehidupan tidak sekerdil itu, dilahirkan, bekerja, menikah, trus
mati. Jika roda itu terus berjalan maka akan sangat susah untuk
suatu daerah maju. Saya akan mencoba menanamkan pemikiran
kepada masyarakat tentang pentingnya pendidikan. Pendidikan
tinggi bukan hanya untuk laki-laki, namun juga untuk perempuan.
Mencoba menanamkan Hadist “sebaik-baik manusia adalah dia
yang berguna bagi manusia lainya” dan untuk melakukan itu, jalan
yang harus kita tempuh yaitu dengan berpendidikan.
45
Pernikahan dibawah umur (usia belum ideal untuk menikah)
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 237
“Tindakan adalah kunci dasar untuk semua kesuksesan.”
Pablo Picasso
BAB VII
KESAN WARGA ATAS PROGRAM KKN
A. Kesan Tokoh Masyarakat
a) Khaerul Saleh (Kepala Desa Cibugel)
“Peserta KKN sangat bagus dan berkesan untuk masyarakat. Wabilkhusus
untuk Desa Cibugel. Hal itu sangat berguna bagi kami. Karena dengan adanya peserta
KKN selama satu bulan ini, peserta KKN sudah membantu proses belajar mengajar dan
membuat tugu Desa sebagai penanda Desa Cibugel yang juga bisa menjadi pembatas
desa. Selain itu, peserta KKN juga memperbaiki fasilitas yang terdapat dimasjid, pondok
pesantren, maupun fasilitas lain di Desa yang rusak. Serta peserta KKN juga masih
menyempatkan waktunya untuk memeriahkan acara 17 Agustusan dengan mengadakan
perlombaan-perlombaan, serta mengadakan pawai berkeliling Desa bersama dengan
perwakilan sekolah yang ada di Desa Cibugel, dan juga para warga Desa Cibugel.”
(Wawancara pada Rabu, 2 Agustus 2017)
b) Ibu Otih (Ibu Lurah Desa Cibugel)
“KKN tahun ini sangat bagus, ada anak KKN disini sangat bermanfaat bagi
warga cibugel. Terkhusus untuk masyarakat kampung Bojong Sapi. Yang mana
pada tahun lalu Bojong Sapi tidak tersentuh saat adanya pelaksanaan KKN di
Desa Cibugel. Namun pada tahun ini Bojong Sapi sangat terbantu. Terutama
bagi para pemudanya yang telah diajarkan menyablon baju, dan disiapkan
peralatan untuk menyablon baju untuk menambah kegiatan para pemuda, dan
mengurangi jumlah pengangguran yang ada. Selain itu, adanya anak KKN juga
sangat bermanfaat. Karena dapat membantu kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan di Pondok Pesantren Riyadul Bassoriyah, SDI As Sakilin, dan juga
PAUD Daarul Aulia. Serta dengan adanya anak KKN membuat Desa memiliki
tugu Desa sebagai pembatas Desa Cibugel dengan Desa-Desa yang lainnya.”
(Wawancara pada Rabu, 2 Agustus 2017)
239
c) Haji Hambali (Tokoh Masyarakat Desa Cibugel)
“KKN tahun ini banyak kegiatan, seperti pengajian di masjid al Karim dan
pesanteren Darul Badiah sangat banyak hikmahnya. Pak haji sangat berterima kasih
kepada rombongan KKN harun ini. Kegiatan yang dilakukan banyak membuat maanfat
dan berfaedah. Bahkan rombongan KKN harun ini selalu ikut pengajian sehingga anakanak remaja disini tertarik untuk ikut pengajian. Ibu-ibu juga pernah cerita kepada saya
bahwa anak-anak perempuan pernah membantu petani untuk panen di sawah. Gapura
hasil jerih payah keringat merupakan hasil baik banget. pak haji sangat senang sekali.
Pintu masjid di perbaiki sehingga maanfatnya bagi orang mau buang air menjadi tidak
susah”
(Wawancara pada Kamis, 10 Agustus 2017)
d) Bapak Jalal (Tokoh Masyarakat)
“Sangat ulet dan sabar menghadapi hal-hal yang belum pernah terjadi. Sehingga
kami sangat mengangkat jempol dua jari karena kegigihan dan semangat teman-teman
KKN. Teman KKN juga mengajar di pesantren riyadul basoriyah. Sehingga kami para
guru sangat berterima kasih. Pendapat saya mengenai KKN tahun ini adalah sangat
setuju sekali karena sifatnya kemasyarkatan. Mahasiswa harus turun langsung kepada
masyarakat. Kami sangat setuju karena dapat membantu masyarakat yang
membutuhkan. Sehingga menjadikan masukan-masukan yang positif. Saran saya untuk
KKN tahun depan, jika ada di sini ialah Porsi pendidikan bisa di tambakan sehingga
lebih bagus. Bisa lebih merata kepada semua desa. Pendidikan harus di fokuskan karena
pendidikan di sini kurang.”
(Wawancara pada Senin, 14 Agustus 2017)
B. Kesan Ibu-ibu Pengajian dan Posyandu
a) Ibu Siti ( Ibu PKK)
“Anak-anak KKN sangat baik dan selalu membantu kami. Semoga anak-anak
KKN mendapat ilmu yang bermanfaat, pengalaman disini bisa jadi pembelajaran
kedepannya jika turun kemasyarakat secara langsung nantinya.”
(Wawancara pada Senin, 14 Agustus 2017)
240 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
C. Kesan Remaja dan Anak-anak
a) Bapak Roni (Ketua Pemuda Bojongsapi)
“Untuk anak KKN yang selama satu bulan berada disini yang sangat berbaur
sekali terutama dengan pemuda. Semoga apa yang diaplikasikan dilapangan dapat
diaplikasikan dan juga berguna untuk masyarakat kedepannya.”
(Wawancara pada Senin, 14 Agustus 2017)
b) Reza (Murid SDI Asyakilin)
“Kehadiran kakak-kakak KKN bikin senang kami karena kakak-kakak sangat
sabar untuk mengajar. Kami juga sangat senang karena kakak-kakak juga mengajarkan
Drumband. Sebelumnya pengajar drumbandnya galak sehingga kadang-kadang jadi
males untuk latihan. Saya berharap tahun depan jika ada kakak-kakak yang mau kkn di
sini juga mengajari kami drumband.”
(Wawancara pada Senin, 14 Agustus 2017)
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 241
“Masalah di dunia ini terjadi ketika orang bodoh terlalu yakin dan orang
pintar penuh dengan keraguan.”
Bertrand Russell
DAFTAR PUSTAKA
Adams, Robert. Social Work and Empowerment. New York: Palgrave
Macmillan. 2003.
Apriliyani, Eka. Pengabdianku untuk Cibugel Sejahtera. Jakarta: Pusat
Pengabdian kepada Masyarakat UIN Jakarta. 2016.
Burhanudin, Jajat. Ulama dan Kekuasaan: Pergumulan Elite Politik Muslim Dalam
Sejarah Indonesia. Jakarta: Mizan. 2013.
Hefner, Robert. Making Modern Muslims: The Politics of Islamic Education in
Southeast Asia. Honolulu: University of Hawaii Press. 2009.
Huda, Miftachul. Pekerjaan Sosial dan Kesejahteraan Sosial. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar. 2009.
Misra, Girishwar. Psychology In India, Volume I: Basic Psychological Processes And
Human Development.India: Pearson Education. 2009.
Nugraha, Eva. Panduan Penyusunan Buku Laporan Hasil KKN-PpMM. Jakarta:
Pusat Pengabdian kepada Masyarakat UIN Jakarta. 2017.
Profil Desa Cibugel tahun 2016, dokumen dalam bentuk soft file Microsoft
Word yang diberikan oleh Sekretaris Desa Cibugel pada tanggal 1 Juli
2017.
Profil Desa Cibugel tahun 2013, Dokumen tidak dipublikasikan.
Rukminto,Isbandi.Intervensi Komunitas Pengembangan Masyarakat Sebagai Upaya
Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Rajagrafindo Persada. 2008.
Surjono,Agus. Paradigma Model Pendekatan Pembangunan dan Pemberdayaan
Masyarakat di Era Otonomi Daerah. Malang: Bayumedia Publishing.
2008.
Kementerian Dalam Negeri Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa
Jumlah Penduduk Dan Kepala Keluarga. Jumlah Penduduk Desa Cibugel
243
2013,
diakses
pada
tanggal
20
http://prodeskel.binapemdes.kemendagri.go.id
September
dari:
Wrihatnolo, Randy.Manajemen Pemberdayaan: Sebuah Pengantar dan Panduan
untuk Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Elex Media Komputindo.
2007.
Wawancara Pribadi dengan Bapak Abdul Manaf dan Bapak Abdul Mali, 21
Agustus 2017.
Wawancara Pribadi dengan ketua BPD desa Cibugel, Bapak Sukirman 13
Agustus 2017.
244 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
BIOGRAFI SINGKAT
A. Dosen Pembimbing KKN 017 AKSARA
Dr. Alfitra, SH.MH (Dosen Pembimbing)
Beliau dilahirkan di Air Bangis (Pasaman Barat) tanggal
03 Februari 1972. Pendidikan terakhir yang ditempuh
adalah S3 Pasca Sarjana di Universitas Islam Bandung.
Hukum adalah bidang keahliannya yang digelutinya. Hal
itu dapat dibuktikan dengan banyaknya buku yang
beliau buatyang berkaitan dengan hukum. Selain menjadi
dosen tetap di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sejak
tahun 2002 hingga sekarang, beliau juga sudah puluhan
kali menjadi saksi ahli pidana baik ditingkat penyidikan maupun di sidang
pengadilan.
B. Anggota KKN 017 AKSARA
Muhammad Aminul Wahid (Amin – 21 Tahun)
Amin merupakan ketua KKN kelompok
17, ia lahir di Banyuwangi pada tanggal 15
Februari 1996 dan mempunyai hobi
bersepeda serta bermain tenis meja. Amin
banyak mempelajari agama dalam riwayat
pendidikannya, ia pernah menempuh
dunia pendidikan di SD Habibullah
Banyuwangi dan SMP Habibullah
Banyuwangi. Kemudian ia melanjutkan pendidikannya di MA Amanatul
Ummah Surabaya yang pada akhirnya ia meneruskan pendidikannya di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ia mengambil dan menekuni jurusan
Ekonomi Syariah di Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
245
Nurlia Fikawaty (Lia – 20 Tahun)
Nurlia Fikawaty merupakan mahasiswi
jurusan Ilmu Hukum Fakultas Syariah dan
Hukum, lahir di Jakarta pada tanggal 30
November 1996. Merupakan anak kedua
dari tiga bersaudara. Selama berkuliah di
UIN, gadis yang akrab dipanggil Lia ini
pernah aktif dalam anggota HMPS Ilmu
Hukum, menjadi Sekretaris dalam acara
jurusan yaitu “RAJAFEST”. Gadis yang hobi bermain ini memiliki
pengalaman dalam menari saman serta paskibra sewaktu SMA. Mottonya
“Life would be meaningless, if we have a meaning for others”. Lia merupakan
sekertaris kelompok.
Harun Arrasyid (Harun – 20 Tahun)
Harun Arrasyid merupakan seorang
mahasiswa
jurusan
Sejarah
dan
Kebudayaan Islam, Fakultas Adab dan
Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Yang mempunyai hobi membaca
buku dan analyzing dimana ia gemar
menganalisis sebuah peristiwa atau
tulisan yang berkaitan dengan isu-isu yang kontemporer. Laki-laki yang
akrab dipanggil Harun ini merupakan anak pertama dari 2 bersaudara.
Harun lahir di Purbalingga pada tanggal 19 Maret 1997. Mottonya adalah
“The future depends on what you do today”. Harun merupakan sekertaris
kelompok.
246 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
Ilka Sawidri Daulay (Ilka – 21 Tahun)
Wanita yang akrab dipanggil Ilka ini
merupakan seorang mahasiswi jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI)
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi yang lahir di Pasir Pengaraian
pada tanggal 21 Juni 1996. Wanita yang
telah dibesarkan oleh Bapak Yusmar dan
Ibu Budiati ini tinggal di Riau dan
memiliki hobi membaca buku. Sekarang ini ia sedang menempuh dunia
pendidikannya di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di semester 7. Mottonya
yaitu “Yakin Usaha Sampai”. Ilka merupakan sekertaris kelompok.
Iis Kholisoh Tusadiyah (Iis – 20 Tahun)
Iis merupakan mahasiswi jurusan Tafsir
Hadis di Fakultas Ushuluddin yang lahir
di Bogor pada tanggal 08 Desember 1996.
Wanita yang hobi membaca novel, komik
dan nonton film ini pernah menempuh
pendidikan di TK Al-Fath, setelah itu di
SDN 1 Leuwiliang, MTS Ummul Quro AlIslami Bogor selanjutnya ia meneruskan
pendidikannya di tempat yang sama yaitu di MA Ummul Quro Al-Islami
Bogor sebelum pada akhirnya ia berkuliah di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Iis merupakan bendahara kelompok.
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 247
Shinta Sri Rahmawati (Shinta – 21 Tahun)
Shinta merupakan mahasiswi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Lebih tepatnya
merupakan
mahasiswi
jurusan
Manajamen Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Shinta mempunyai hobi pada bidang
Fashion Designer dan Modelling dimana saat
ini ia sering aktif di beberapa kegiatan
modelling. Shinta berasal dari Kota Depok, dimana ia dan keluarganya hingga
saat ini menetap disana selama kurang lebih 21 tahun.Gadis kelahiran
Palembang, 2 Februari 1996 memiliki motto yaitu ”Trying to make the best of my
life.”Shinta merupakan bendahara kelompok.
Abdul Aziz (Aziz – 22 Tahun)
Abdul Aziz merupakan seorang laki-laki
yang memiliki hobi “sleeping everywhere and
everytime” lahir dan dibesarkan di Bekasi
pada tanggal 27 November 1994 dan ia
beserta keluarganya bertempat tinggal di
Bekasi. Motto yang ia miliki adalah
“Jangan melihat hidup dari lubang kunci,
lihatlah dari keyakinan/penggerak, kelompok kami adalah kerjasama bukan
keegoisan.” Laki-laki yang akrab dipanggil Aziz ini merupakan mahasiswa
jurusan Perbandingan Mahzab Hukum Fakultas Syariah dan Hukum di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sejak tahun 2014. Aziz merupakan humas
kelompok.
248 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
Hammam Al Marisma (Hammam – 22 Tahun)
Hammam adalah seorang mahasiswa
jurusan Bahasa dan Sastra Arab Fakultas
Adab dan Humaniora UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Dia mempunyai
hobi membaca. Selain itu, ia juga
mempunyai riwayat pendidikan dan
banyak belajar agama selama menekuni
dunia pendidikan. Riwayat pendidikannya yang pertama yaitu bersekolah
di MI Miftahul Huda, selanjutnya diteruskan di MTS Al-Ihsan yang
kemudian dilanjutkan di MA Fathul Hidayah sebelum memasuki UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Laki-laki yang akrab dipanggil Hammam ini
lahir di Lamongan pada tanggal 15 Maret 1995. Hammam merupakan humas
kelompok. Dan adapun motto hidupnya adalah “ ”عش كريما أو مت شهيدا.
Mus’ab Khomeini (Mus’ab 21 tahun)
Mus’ab Khomeini merupakan mahasiswa
aktif di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
jurusan Hukum Keluarga Fakultas Syariah
dan Hukum ini lahir di Jakarta pada
tanggal 10 Juli 1996 yang pada saat ini ia
berserta keluarganya tengah bertempat
tinggal di Jalan Terate RT/RW. 009/004
Kembangan Utara Jakarta Barat. Pria yang akrab dipanggil Mus’ab ini
memiliki motto 3S yaitu Sabar, Santai, Sukses. Mus’ab memiliki hobi
berolahraga dan bermain musik. Mus’ab merupakan humas kelompok.
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 249
Faradhita A Manaf (Dhita – 21 tahun)
Dhita merupakan perempuan yang lahir di
Jakarta pada tanggal 6 Agustus 1996.
Dhita merupakan mahasiswi aktif jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang saat
ini tengah menjadi ketua komunitas atau
Station Manager di komunitas DNKTV. Selain itu, Dhita pernah menjadi
perwakilan dari region Jakarta dalam Komunitas Good People NET TV. Ia
memiliki banyak bakat, salah satunya adalah menyanyi, acting, presenting,
menulis puisi, menulis cerpen, editing video. Posisinya pada kelompok
sebagai pubdekdok.
Andika Yulianto Chamil (Dika – 21 tahun)
Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Ilmu
Politik jurusan Hubungan Internasional
yang akrab dipanggil Dika ini lahir di
Jakarta pada tanggal 21 Juli 1996 yang
pada saat ini tengah betempat tinggal di
Bintaro Jaya Sektor 4, Kelurahan Pondok
Karya,
Kecamatan
Pondok
Aren,
Tangerang Selatan, Banten. Laki-laki yang memiliki hobi otomotif ini
memiliki motto dalam hidupnya yaitu “Respect and you will be respected”.
Posisinya pada kelompok sebagai pubdekdok.
250 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
Muhammad Nur Risky (Risky – 22 tahun)
Risky merupakan seorang laki-laki
mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang tengah mengambil jurusan
Aqidah Filsafat di Fakultas Ushuluddin
sejak tahun 2013. Ia lahir di Tangerang
pada tanggal 10 Februari 1995. Laki-laki
yang biasa dipanggil Risky ini sebelum ia
menjadi mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pernah mengawali
pendidikannya di SDN Tanah Tinggi 09, selanjutnya diteruskan di MTS
Ummul Quro Al-Islami dan kemudian di MA Ummul Quro Al-Islami.
Selama KKN Risky sebagai divisi perlengkapan.
Khamdi Alfan Maulana (Alfan – 21
tahun)
Seorang laki-laki yang biasa dipanggil
Alfan ini memiliki hobi menggambar yang
motto dalam hidupnya adalah berguna
untuk umat. Dalam kegiatan KKN ini ia
berharap dapat berguna bagi umat banyak
khususnya berguna bagi masyarakat Desa
Cibugel. Ia lahir di Brebes pada tanggal 1 November 1996 yang saat ini
merupakan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta jurusan Teknik
Informatika di Fakultas Sains dan Teknologi. Selama KKN Alfan sebagai
divisi perlengkapan.
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 251
Dara Mailani (Dara – 21 tahun)
Seorang gadis yang biasa dipanggil Dara
ini lahir dan dibesarkan di Bekasi pada
tanggal 19 April 1996. Dan saat ini Dara
beserta keluarganya bertempat tinggal di
Bekasi Timur. Mottonya adalah bekerja
keras dan menikmati hidup. Perempuan
yang memiliki hobi mendengarkan musik
dan menonton drama korea ini merupakan mahasiswi yang tengah aktif
menjalani dunia pendidikannya di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta jurusan
Hukum Ekonomi Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum. Dara menjadi
divisi kesehatan kelompok selama KKN berlangsung.
Purnamasari (Purnama – 21 tahun)
Seorang wanita yang biasa dipanggil
Purnama yang saat ini ia dan keluarganya
tengah tinggal di Tangerang Selatan.
Purnama lahir di Kuningan pada tanggal
25 Desember 1996. Wanita yang memiliki
hobi bermain badminton ini memiliki
motto “better late than never” ini merupakan
seorang mahasiswi jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta sejak tahun 2014
hingga pada saat ini. Purnama menjadi divisi kesehatan kelompok selama
KKN berlangsung.
252 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
LAMPIRAN-LAMPIRAN
“Sementara orang berani menulis sejarah zaman ini, masa depan tanah kita
bergantung pada mereka yang benar-benar bebas.”
Altaïr Ibn-La'Ahad
Lampiran 1
LAPORAN KEGIATAN MINGGUAN INDIVIDU KKN-AKSARA
1. Muhammad Aminul Wahid (11140860000020)
Deskripsi Singkat Kegiatan
Hasil
Rencana Kegiatan Selama KKN Yang Dilakukan Pada Minggu Pertama
- Terbentuknya
jadwal
Rencana Kegiatan yang diusulkan:
mengajar untuk mahasiswa
- Cibugel Belajar
KKN
- Cibugel Kreatif
- Ketersediaannya
tiga
Kegiatan yang dilakukan:
instruktur pelatihan sablon
- Berkoordinasi dengan SMK
beserta alatnya
Riyadhul Bassoriyah terkait
daftar mata pelajaran yang
tidak ada gurunya.
- Menghubungi Good Mood
Project
untuk
menjadi
instruktur dalam pelatihan
sablon
Implementasi Kegiatan Minggu Kedua
Kegiatan yang dilakukan:
- Kerja bakti
- Penyuluhan campak dan
rubella
- Pengajian
- Sosialisasi bahaya narkoba
- Pelatihan sablon
- Safari motivasi ke sekolah
sekolah di Cibugel
- Mengajar
-
-
-
-
255
Lingkungan menjadi bersih
dan good looking.
Masyarakat
mengenal
penyakit
Campak
dan
Rubella serta mengetahui
cara menanggulanginya.
Berkontribusi
dalam
pengajian di Masjid Jami’ AlKarim
Masyarakat
mengenal
tentang
macam-macam
narkoba beserta bahaya dan
hukuman penggunaannya.
Masyarakat
mempunyai
keterampilan
menyablon
baju dengan alat manual.
-
-
Implementasi Kegiatan Minggu Ketiga
Kegiatan yang dilakukan:
- Berkoordinasi dengan Ibu
Kepala Desa dan Ketua BPD
Desa
Cibugel
terkait
pembangunan Gapura
- Menyiapkan
material
pembangunan gapura
- Membangun Gapura
- Mengajar di SMK Riyadhul
Bassoriyah
- Mengajar baca Al- Quran
- Memperbaiki kamar mandi
masjid Jami’ Al Kariim
- Menghadiri acara akikah di
rumah penduduk setempat
-
-
-
-
-
Implementasi Kegiatan Minggu Keempat
Kegiatan yang dilakukan:
- Menebang bambu
- Membangun gapura bambu
untuk peringatan hari
kemerdekaan
- Upacara di lapangan Blok C
- Karnaval desa Cibugel
- Lomba Agustusan
- Membangun Pojok Baca
-
Para siswa menjadi semangat
dalam belajar dan meraih
cita-cita.
SMK
Riyadhul
Bassoriyahmenjadi terbantu
dalam
menyelenggarakan
kegiatan belajar-mengajar.
Terbentuknya kesepakatan
tentang
pembangunan
Gapura
Tersedianya
materialmaterial
pembangunan
gapura
Terbangunnya gapura
Terselenggaranya kegiatan
belajar mengajar di SMK
Riyadhul Bassoriyah
Kegiatan mengajar baca Al
Quran terbantu
Pintu kamar mandi menjadi
berfungsi, begitu juga keran
airnya
Bisa berkontribusi dalam
acara penduduk setempat.
Tersedianya bambu untuk
membangun gapura
Terbentuknya gapura dari
bambu di pintu masuk Blok
C desa cibugel
Terselenggaranya
upacara
kemerdekaan
bersama
siswa- siswi sekolah se
Cibugel dan masyarakat
Terselenggaranya karnaval/
256 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
-
Implementasi Kegiatan Minggu Kelima
Kegiatan yang dilakukan:
- Pemberian bantuan untuk
renovasi Pos Kamling di
Blok C, Cibugel
- Renovasi Asrama santri
Pesantren Darul Badi’ah
- Tasyakuran
perpisahan
dengan jajaran pengurus
dan Guru SMK IT Riyadul
Bashoriyah
- Penutupan
-
-
-
-
pawai keliling di desa
Cibugel yang diramaikan
oleh drum band SD As Sakilin
dan
SMK
IT
Riyadul
Bashoriyah.
Terselenggaranya berbagai
perlombaan dalam rangka
memperingati
hari
kemerdekaan yang diikuti
oleh warga Kp. Bojong sapi,
Cibugel.
Tersampaikannya bantuan
Renovasi Pos Kamling Blok
C, Cibugel.
Asrama santri Pesantren
Darul Badi’ah menjadi lebih
baik dan lebih layak.
Terselenggaranya
acara
perpisahan yang dilanjutkan
dengan ramah tamah di RM.
Sangu Akeul.
Terselenggaranya penutupan
di Aula Desa Cibugel yang
dihadiri
oleh
jajaran
pemerintahan desa Cibugel,
para tokoh masyarakat serta
masyarakat desa Cibugel.
2. Nurlia Fikawaty (11140480000135)
Deskripsi Singkat Kegiatan
Hasil
Rencana Kegiatan Selama KKN Yang Dilakukan Pada Minggu Pertama
Rencana Kegiatan yang diusulkan:
- Pemateri Bapak Alfitra dan
- Melakukan
sosialisasi
Darsimin, surat undangan
terhadap bahaya penggunaan
telah disebarkan kepada
narkoba
warga desa
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 257
- Mengajar
- Bimbel
Kegiatan yang dilakukan:
- Mencari pemateri, membuat
surat undangan untuk warga
desa
agar
menghadiri
sosialisasi tersebut
- Bersosialisasi
sekaligus
meminta izin dan kurikulum
pembelajaran disekolah
- Memberi informasi kepada
warga desa bahwa kami
membuka bimbingan belajar
dirumah
Implementasi Kegiatan Minggu Kedua
Kegiatan yang dilakukan:
- Mengajar
- Penyuluhan Campak dan
Rubella
- Bimbel
- Safari motivasi
- Pengajian
- Sosialisasi terhadap bahaya
penggunaan narkoba
- Pelatihan sablon baju
-
-
-
-
-
-
-
Dapat mengajar sekaligus
melatih ekstrakulikuler di
Pondok Pesantren Riyadul
Bassoriyah serta dapat
mengajar di Paud Daarul
Aulia
Anak-anak
desa
dapat
mengikuti
bimbingan
belajar dirumah kami setiap
Selasa dan Kamis pukul
19.00 WIB
Mengajar di PAUD Daarul
Aulia serta mengajar dan
melatih marching band di
Pondok Pesantren Riyadhul
Bassoriyah untuk persiapan
pawai agustusan
Warga lebih mengetahui
cara dari penanggulangan
campak
Anak-anak desa mendapat
pelajaran tambahan
Megunjungi
sekolahsekolah di Desa Cibugel.
Anak-anak lebih semangat
belajar
Pengajian bulanan bersama
ibu kades di Kantor
Kecamatan Cisoka
Dilaksanakan di Mushollah
Cibugel, masyarakat dapat
mengetahui bahaya dari
258 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
Implementasi Kegiatan Minggu Ketiga
Kegiatan yang dilakukan:
- Mengajar
- Pengajian
- Safari motivasi
- Memperbaiki
fasilitas
Masjid Jami Al-karim
- Membuat tugu di depan
Desa Cibugel
- Koordinasi dengan RT dan
RW
- Pelatihan sablon baju
- Melatih paskibra
-
-
-
Implementasi Kegiatan Minggu Keempat
Kegiatan yang dilakukan:
- Mengajar PAUD
- Pembuatan pojok baca
- Membuat gapura agustusan
- Membantu
ibu
kades
membuat tumpeng
- Melatih paskibra
- Upacara
- Karnaval
- Lomba agustusan
- Nonton bareng
-
-
penggunaan narkoba
Diadakan untuk pemuda
desa
Mengajar di Paud Daarul
Aulia
Pengajian mingguan wanita
bersama ibu-ibu desa
Dilaksanakan di Yayasan
Sirojul Athfal
Pintu kamar mandi dan
keran air sudah diperbaiki
oleh kami
Tugu dijalan masuk selesai
dibuat sebagai penanda desa
Akan diadakan karnaval
agustusan
Pelatihan sablon lanjutan
minggu
kemarin.
Kemampuan pemuda dalam
sablon bertambah
Melatih paskibra di Pondok
Pesantren
Riyadul
Bashoriyah
Anak-anak semakin rajin
membaca dan menggambar
Pojok baca telah rampung
dibuat
Gapura di blok C selesai
dibuat dengan bambu
Tumpeng untuk lomba sekecamatan
selesai
diikutsertakan
Anak-anak
menguasai
pelatihan
yang
sudah
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 259
-
Implementasi Kegiatan Minggu Kelima
Kegiatan yang dilakukan:
- Perpisahan PAUD
- Peresmian pojok baca
- Koordinasi dengan pejabat
desa perihal penutupan KKN
- Membuat surat undangan
- Wawancara
untuk
pembuatan buku
- Perbaikan sarana pra-sarana
Pondok Pesantren Darul
Badi’ah
- Perbaikan pos kamling
- Penutupan
- Panggung gembira
-
-
diajarkan untuk upacara
agustusan
Upacara
di
pondok
pesantren dan blok C selesai
dilaksanakan
Mengelilingi Desa Cibugel,
warga antusias
Anak-anak
sangat
bergembira
Lebih akrab dengan warga
desa
Pemberian cendramata
Pojok baca resmi beroperasi
Penutupan siap diadakan di
Aula Kantor Desa Cibugel
Surat undangan penutupan
selesai dibuat
Selesai
mewawancarai
kades, ibu kades, serta
tokoh masyarakat lainnya
Kipas, lampu serta atap
diperbaiki
Pos kamling diperbaiki
Dihadiri dosen pembimbing
dan warga desa
Memberikan kesan kepada
warga
3. Harun Arrasyid (11140220000068)
Deskripsi Singkat Kegiatan
Hasil
Rencana Kegiatan Selama KKN Yang Dilakukan Pada Minggu Pertama
Rencana Kegiatan yang diusulkan:
- Saya dan kawan-kawan
- Membantu/mengajar
anakmendapat
izin
untuk
anak disekolah yang akan saya
mengajar
di
tempat
260 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
dapatkan ditempat KKN (AlBasoriyah)
- Meneliti sejarah yang berada
di tempat KKN tersebut
- Membantu
warga
desa
setempat
Kegiatan yang dilakukan:
- Pergi
kesekolah
dan
melakukan
kordinasi/berdiskusi tentang
jadwal
mengajar
dan
teknisinya
- Berdiskusi dengan para sepuh
setempat serta ketua desa
- Kerja bakti di desa
Implementasi Kegiatan Minggu Kedua
Kegiatan yang dilakukan:
- Mengajar
- Bimbel anak-anak di sekitar
tempat tinggal
- Mengajar ngaji di sekitar
tempat tinggal
- Safari Motivasi
- Penyuluhan
campak
dan
Rubella
- Sosialisasi bahaya narkoba
- Pelatihan Sablon
-
-
-
-
Implementasi Kegiatan Minggu Ketiga
Kegiatan yang dilakukan:
- Mengajar
-
tersebut
Mengetahui sejarah desa,
namun belum sepenuhnya
Lingkungan desa menjadi
bersih
Pelajar SMK mengetahui
dasar-dasar komputer
Anak-anak mendapatkan
pelajaran tambahan
Anak-anak sekitar lebih
aktif mengaji
Anak-anak
menjadi
termotivasi untuk kuliah
di universitas
Masyarakat mengetahui
cara
penanggulangan
campak dan rubella.
Masyarakat desa faham
tentang jenis narkoba serta
bahayanya
Masyarakat mempunyai
kemampuan sablon baju
Pelajar SMK mengetahui
sejarah Indonesia pada
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 261
-
-
Ngaji
Memperbaiki sarana masjid
Kordinasi dengan staff desa
dan BPD untuk pembuatan
gapura desa
Membuat Gapura/Tugu desa
Cibugel
Kordinasi
dengan
rt/rw
setempat untuk peresmian tugu
Menyebar undangan untuk
pawai kebangsaan
-
-
Implementasi Kegiatan Minggu Keempat
Kegiatan yang dilakukan:
- Mengajar
- Mengantar
surat
untuk
karnaval
- Kordinasi dengan BPD serta
Babinsa untuk pelaksanaan
karnaval
- Membuat
lomba
untuk
peringatan kemerdekaan
- Kordinasi dengan tokoh yang
berada disekitar
- Menonton film kemerdekaan
- Karnaval kebangsaan
-
-
-
-
-
saat zaman perdagangan
Anak-anak
dapat
membaca
iqra
dan
mengetahui
5
surat
pendek
Keran kamar mandi di
masjid sudah diperbaiki.
Rencana untuk membuat
tugu desa
Desa Cibugel mempunyai
tugu
Waktu masih belum bisa
di tetapkan
Sekolahh paud dan sd
sudah
mengetahui
informasi tentang pawai
kebangsaan
Pelajar SMK mengetahui
sejarah Indonesia pada
saat zaman perdagangan
Sekolah-sekolah di desa
tahu karnaval yang akan
dilaksanakan
sesudah
upacara
Persiapan untuk pawai
sudah selesai
Warga dan mahasiswa
turut serta berpartisipasi
membuat lomba
Para warga mengetahui
adanya upacara bendera
Warga desa kampung
bojongsapi
mengetahui
sejarah indonesia
Warga desa cibugel dalam
262 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
merayakan kemerdekaan
menjadi meriah.
Implementasi Kegiatan Minggu Kelima
Kegiatan yang dilakukan:
- Renovasi Pos Kamling di
perumahan Blok C
- Perbaikan pesantren Darul
Badiah
- Perpisahan dengan pesantren
staf riyadatul Basoriyah
- Penutupan KKN
-
-
Pos kamling kembali
berfungsi
Pesantren darul badiah
dapat ditinggali kembali
Peresmian taman baca dan
penutupan pengajaran di
pesantren tersebut
KKN AKSARA 2017
resmi di tutup oleh warga
desa cibugel
4. Ilka Sawidri Daulay (11140510000055)
Deskripsi Singkat Kegiatan
Hasil
Rencana Kegiatan Selama KKN Yang Dilakukan Pada Minggu Pertama
Rencana Kegiatan yang diusulkan:
- Pihak sekolah yang menjadi
- Motivasi belajar
target kegiatan motivasi
belajar mengizinkan untuk
- Mengajar public speaking
melaksanakan
kegiatan
Kegiatan yang dilakukan:
tersebut.
- Sosialisasi ke sekolah dan
- Pengasuh pondok pesantren
pesantren setempat untuk
mengizinkan untuk mengajar
menawarkan
kegiatan
public speaking karena salah
motivasi belajar untuk
satu kegiatan santri mengenai
siswa maupun santri.
belajar pidato tiga bahasa
- Berbincang
dengan
yaitu bahasa indonesia, arab,
pengasuh pondok pesantren
dan inggris yang disebut
Riyadul Bashoriyah terkait
“muhadharah”
sangat
kegiatan santri sehari-hari
berkaitan dengan public
speaking.
Implementasi Kegiatan Minggu Kedua
Kegiatan yang dilakukan:
- Santri memiliki semangat
- Motivasi belajar
untuk
berkreasi
dan
- Mengajar mengaji
berprestasi.
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 263
-
Penyuluhan campak dan
Rubella
Safari
motivasi
siswa
Sekolah Dasar
Sosialisasi bahaya narkoba
Pelatihan Sablon
-
-
-
-
Implementasi Kegiatan Minggu Ketiga
Kegiatan yang dilakukan:
- Motivasi belajar
- Mengajar mengaji dan
sholawat
- Senam di RW 06
- Safari motivasi
- Perbaikan pintu toilet dan
keran masjid
- Motivasi belajar di SD AsSakilin
- Pembuatan tugu
- Pelatihan Sablon lanjutan
-
-
-
Anak-anak
dapat lebih
paham huruf hijaiyah dan
harokatnya.
Masyarakat mengetahui cara
penanggulangan campak dan
rubella.
Siswa SD menjadi lebih
antusias untuk belajar.
Masyarakat dapat memahami
tentang jenis narkoba serta
bahaya narkoba.
Masyarakat
mempunyaikemampuan
sablon baju
Santri Riyadul Bassoriyah
semakin antusias berkarya
Anak-anak
dapat
membedakan” tanwin” dan”
tasydid”
serta
senang
bersholawat.
Lebih akrab dengan ibu-ibu
desa Cibugel.
Santri
Sirojul
Athfal
memiliki semangat untuk
menggali
potensi
seni
maupun olahraga.
Pintu toilet dan keran selesai
diperbaiki
Siswa semakin semangat
belajar
Tugu dibuat sebagai penanda
desa
Warga
semakin
mahir
dibidang sablon
Implementasi Kegiatan Minggu Keempat
264 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
Kegiatan yang dilakukan:
- Izin pembuatan pojok baca
di
Pondok
Pesantren
Riyadul Bassoriyah
- Pembuatan pojok baca
- Pembuatan gapura Desa
Cibugel di blok C
- Pawai karnaval
- Perayaan HUT RI
- Nonton
bareng
film
perjuangan RI
-
-
-
-
Implementasi Kegiatan Minggu Kelima
Kegiatan yang dilakukan:
- Perbaikan sarana dan prasarana Pondok Pesantren
Darul Badi’ah
- Perbaikan pos kamling
- Peresmian dan serah terima
pojok baca
- Penutupan
- Panggung gembira bersama
warga setempat
-
-
-
-
Diizinkan dan pembuatan
dimulai tanggal 14 Agustus
Pojok baca selesai dibuat
Pembangunan
bertahap,
tenaga oleh warga dan
mahasiswa, direspon baik
oleh warga setempat
Warga dan sekolah-sekolah
di cibugel sangat antusias
sehingga mencapai ratusan
peserta pawai
Ikut berpartisipasi membantu
pemuda setempat untuk
memeriahkan lomba-lomba
Warga antusias berbondongbondong, selain itu hubungan
mahasswa UIN dan warga
semakin akrab
Beberapa ruangan diperbaiki
dan lebih nyaman dan aman
dihuni
Pos
kamling
diperbaiki
dengan mengganti beberapa
bambu
Resmi dibuka dan dapat
dikelola dan difungsikan
dengan baik
Dihadiri oleh warga setempat
di Aula Kantor Desa Cibugel
Sebagai momen perpisahan
dengan warga. Berbagai
penampilan seni musik dan
berbagai penghargaan dan
kenang-kenangan
untuk
warga
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 265
5. Iis Kholisoh Tusadiyah (11140340000145)
Deskripsi Singkat Kegiatan
Hasil
Rencana Kegiatan Selama KKN Yang Dilakukan Pada Minggu Pertama
Rencana kegiatan yang diusulkan:
- Mengordinasi
dengan
- Mengadakan
seminar
kelurahan untuk mengikuti
kesehatan
seminar
campak
dan
- Mengadakan pembelajaran
rubella.
bagi anak-anak
- Mengadakan
bimbel
Kegiatan yang dilakukan:
dirumah setiap hari Selasa
- Megordinasi
dengan
dan Kamis
kelurahan untuk mengikuti
seminar tentang kesehatan
- Memberi informasi kepada
warga
bahwa
kami
mengadakan bimbel
Implementasi Kegiatan Minggu Kedua
Kegiatan yang dilakukan:
- Mengajar di PAUD Daarul
- Mengajar
Aulia setiap hari Senin dan
- Penyuluhan Campak dan
Kamis.
Rubella
- Melatih
siswi
Pondok
- Safari Motivasi beberapa SD
Pesantren
Riyadhul
di Cibugel
Bassoriyah Marching band
- Penyuluhan Anti Narkoba
dan Paskibra.
- Pelatihan Sablon
- Penyuluhan campak dan
rubella diadakan di aula
desa.
- Memberikan
motivasi
belajar kepada siswa-siswi
- Penyuluhan anti narkoba
yang dihadiri oleh remaja,
anak-anak, dan ibu-ibu
Cibugel
dengan
Narasumber Bapak Dr.
Alfitra, SH., MH dan Bapak
Darsimin.
266 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
Implementasi Kegiatan Minggu Ketiga
Kegiatan yang dilakukan:
- Mengajar PAUD Daarul
Aulia
- Pengajian
- Bimbel
- Memperbaiki fasilitas masjid
Jami Al-Karim
- Pembangunan
tugu Desa
Cibugel
- Pelatihan sablon
- Mengajar ekstrakulikuler
-
Pelatihan
sablon
yang
diikuti oleh karang taruna
bojong sapi dengan pelatih
dari Good Mood Project.
-
Minggu ini mengajar di
PAUD pada hari Senin dan
Jum’at pukul 08.00 WIB
Pengajian
mingguan
bersama ibu-ibu
Anak-anak
desa
mendapatkan
pelajaran
tambahan dari kami yang
dilakukan setiap pukul
19.00 WIB
Pintu dan keran masjid
layak digunakan kembali
Sebagai penunjuk arah Desa
Cibugel
Pelatihan sablon lanjutan
untuk
meningkatkan
kreatifitas pemuda di Desa
Cibugel
Melatih siswa paskibra
untuk 17an di pondok
-
-
-
Implementasi Kegiatan Minggu Keempat
Kegiatan yang dilakukan:
- Mengajar
- Pojok baca
- Membuat tumpeng
- Acara Desa
- Ekstrakulikuler
- Latihan upacara
- Merayakan
hari
kemerdekaan
- Nonton bersama
-
-
Mengajar di PAUD Daarul
Aulia
Memberi cap dan menyusun
buku
Membantu
ibu
kades
membuat tumpeng untuk
perlombaan
Lomba membuat tumpeng
dan
tasyakuran
di
kecamatan
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 267
-
Membuat gapura agustusan
-
-
Implementasi Kegiatan Minggu Kelima
Kegiatan yang dilakukan:
- Perbaikan pos kamling
- Perbaikan sarana pra-sarana
Pondok Pesantren Darul
Badi’ah
- Perpisahan dengan PAUD
- Pengesahan pojok baca
- Penutupan KKN
- Panggung gembira
-
-
-
Mengajar
paskibra
di
pesantren
Riyadul
Basoriyah
Membantu
pelatihan
upacara agustusan
Upacara,
mengadakan
pawai satu desa dan
mengadakan lomba-lomba
di kampung bojong sapi
Mempererat sosialisasi
Gapura agustusan berdiri
kokoh
Pos kamling yang ada di
blok C diperbaharui
Fasilitas yang ada di
pondok
persantren
diperbaiki
Memberikan
cendramata
kepada pemilik yayasan
PAUD Daarul Aulia
Menambah wawasan anakanak melalui bacaan
Berpamitan kepada seluruh
masyarakat
Memberikan kesan yang
mendalam kepada seluruh
warga Desa Cibugel
6. Shinta Sri Rahmawati (11140810000096)
Deskripsi Singkat Kegiatan
Hasil
Rencana Kegiatan Selama KKN Yang Dilakukan Pada Minggu Pertama
Rencana Kegiatan yang diusulkan:
- Lebih tahu permasalahan
- Mengenal warga sekitar
warga sekitar.
Cibugel.
- Pembukaan
KKN
- Mengajar kegiatan KBM di
terselesaikan dengan lancar.
268 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
PAUD.
- Membantu warga desa
setempat.
Kegiatan yang dilakukan:
- Mengobrol ke beberapa
warga setempat.
- Membeli
komsumsi
pembicara
pembukaan
KKN.
- Koordinasi dengan pihak
PAUD untuk mengajar
esoknya.
Implementasi Kegiatan Minggu Kedua
Kegiatan yang dilakukan:
- Kerja bakti
- Mengajar PAUD
- Membeli bahan makanan
-
Pihak PAUD mengizinkan
untuk mengajar esoknya.
-
lingkungan menjadi lebih
bersih dari sebelumnya
Anak – anak lebih paham
membaca dan menggambar
Stock makan tersedia
-
Implementasi Kegiatan Minggu Ketiga
Kegiatan yang dilakukan:
- Membantu mengajar bimbel
di kontrakan.
- Membantu dan melihat
persiapan upacara.
-
-
Implementasi Kegiatan Minggu Keempat
Kegiatan yang dilakukan:
- Mengajar PAUD
- Mengecat tembok untuk
taman baca.
- Mengajar Bimbel
- Membeli Komsumsi 17
Agustus
- Membungkus hadiah untuk
17 agustus
- Membantu
membuat
-
Anak – anak lebih paham
matematika berhitung dan
perkalian.
Lebih
prepare
dalam
persiapan upacara untuk 17
agustus nanti.
Anak – anak PAUD semakin
lancar
membaca
dan
menggambar
Anak – anak bimbel lancar
semakin berhitung
Tembok taman bacalebih
rapih
Acara 17 Agustusan bisa
berjalan lancar
Mempermudah
membuat
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 269
cetakan gambar Gapura
- Upacara dan Karnaval 17
agustus
Implementasi Kegiatan Minggu Kelima
Kegiatan yang dilakukan:
- Ke Klinik
- Membuat Kwitansi Induk
untuk LPJ Keuangan
- Menyelesaikan taman baca
(membersihkan
serpihan
serpihan)
- Mengajar terakhir PAUD
- Membersihkan balai desa
untuk penutupan
- Memberikan bambu pos
kamling blok C
- Penutupan
simbol uin Gapura.
-
-
Anak – anak PAUD semakin
lancar
membaca
dan
menggambar
Taman baca menjadi bersih
dan siap untuk dikunjungi
Terselenggaranya
acara
penutupan dengan lancar
Bantuan tersampai dengan
baik
7. Abdul Aziz (11140430000079)
Deskripsi Singkat Kegiatan
Hasil
Rencana Kegiatan Selama KKN Yang Dilakukan Pada Minggu Pertama
Rencana Kegiatan yang diusulkan:
- Alhamdulillah mendapat izin
- Mengajar Mengaji
untuk mengajar di tempat
Kegiatan yang dilakukan:
tersebut
- Meminta izin kepada guru
ngaji
setempat
untuk
membantu
mengajar
dikarenakan
kurangnya
tenaga pengajar
Implementasi Kegiatan Minggu Kedua
Kegiatan yang dilakukan:
- Anak-anak dapat belajar
- Mengajar mengaji
mengaji
- Safari Motivasi (keliling
- Anak-anak dapat lebih giat
sekolah di Desa Cibugel)
dalam menuntut ilmu
- Penyuluhan campak dan
- Masyarakat Desa Cibugel
Rubella
dapat
mengetahui
cara
270 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
-
Sosialisasi terhadap bahaya
penyalahgunaan narkoba
Pelatihan Sablon untuk
pemuda Cibugel
Pengajian Manaqib
Pengajian mingguan ba’da
Jumat
-
-
Implementasi Kegiatan Minggu Ketiga
Kegiatan yang dilakukan:
- Safari motivasi (Yayasan
Sirojul Athfal)
- Perbaikan
sarana
dan
prasarana masjid
- Membuat
tugu
Desa
Cibugel
- Rapat persiapan 17 agustus
bersama pantia acara
- Menyebar
undangan
karnaval
- Haol Syekh Yusuf
- Pelatihan sablon
-
-
Implementasi Kegiatan Minggu Keempat
Kegiatan yang dilakukan:
- Membangun gapura bambu
- Pembuatan pojok baca
- Nonton bareng
- Menyebar undangan
penanggulangan campak dan
rubella.
Tetapi
belum
sepenuhnya
Masyarakat Desa Cibugel
dapat mengetahui mengenai
bahaya dan jenisnya
Masyarakat
mempunyai
wawasan dalam sablon baju
Dilaksanakan di Pondok
Pesantren Kyai Maki
Dilaksanakan di Majid Jami
Al-Karim setelah shalat
Jumat
Anak-anak dapat lebih giat
dalam menuntut ilmu
Memperbaiki pintu kamar
mandi dan keran air masjid
Pembuatan tugu di gang
utama
Dilakukan di Bojong Sapi
Disebar ke sekolah yang
terdapat di Desa Cibugel
Dilakukan di Desa Caringin
bersama Abuya Murthadi
Dimiyati
Dilakukan dirumah kami
untuk melancarkan apa yang
sudah diajarkan di awal
minggu kemarin
Alhamdulillah pembangunan
terlaksana, berdiri dengan
kokoh dan indah
Menciptakan sarana prasarana untuk rajin membaca
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 271
-
Upacara
Karnaval
Perlombaan agustusan
-
-
-
Implementasi Kegiatan Minggu Kelima
Kegiatan yang dilakukan:
- Peresmian pojok baca
- Menyebarkan undangan
- Perbaikan pos kamling
- Perbaikan sarana pra-sarana
pondok pesantren
- Penutupan
- Panggung gembira
- Membagikan baju layak
pakai
- Pamit keliling
-
-
Untuk
mempererat
tali
silaturrahmi kita terhadap
masyarakat
Undagan tersebar dan ramai
Terselenggaranya
upacara
kemerdekaan
republik
indonesia, yang bertempat di
block C
Alhamdulillah
dengan
antusias
warga
terselenggaranya
karnaval
keliling dan di ikuti sekolahsekolah,
warga
dan
diramaikan oleh drum band
As-sakilin dan SMK Riyadul
Bashoriyah
Masyarakat bisa merasakan
akan pentingnya perjuangan
Selamat
membaca
dan
menambah pengetahuan
Warga antusias datang ke
penutupan
Untuk warga yang aman dan
nyaman
Menjadikan sarana dan prasarana yang lebih nyaman
Semua program kerja resmi
ditutup
Warga merasakan senang
yang tidak bisa diutarakan
dengan kata-kata
Warga
senang
dan
berterimakasih banyak
Warga mengucapkan minta
maaf dan berterimakasih atas
272 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
keberadaan
kami
serta
banyak yang nangis atas
pamitnya kami
8. Mus’ab Khomeini (11140440000099)
Deskripsi Singkat Kegiatan
Hasil
Rencana Kegiatan Selama KKN Yang Dilakukan Pada Minggu Pertama
Rencana Kegiatan yang diusulkan:
- Pondok pesantren antusias
- Mengadakan
sosialisasi
dengan sosialisasi tersebut
tentang Fiqih Munakahat
- Kerja
bakti
akan
- Memakmurkan
kampung
dilaksanakan pada hari
Minggu
dengan
kegiatan-kegiatan
yang positif
Kegiatan yang dilakukan:
- Mengunjungi
pesantren
untuk
mengadakan
sosialisasi fiqih munakahat
- Mengajak
warga
untuk
melakukan kerja bakti
Implementasi Kegiatan Minggu Kedua
Kegiatan yang dilakukan:
- Lingkungan menjadi terlihat
- Kerja bakti
lebih rapih
- Mengajar ngaji
- Membuat akal pikiran anak
- Safari Motivasi
menjadi cerdas
- Penyuluhan campak dan
- Membuat para pelajar lebih
Rubella
semangat dalam mencapai
- Sosialisasi bahaya narkoba
cita-cita
- Pelatihan Sablon
- Masyarakat akan lebih
- Pengajian
berhati-hati
dalam
menanggulangi
penyakit
campak
- Orang tua akan lebih
berhati-hati dalam mendidik
anaknya
agar
tidak
menggunakan narkoba
- Membuat para remaja akan
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 273
-
Implementasi Kegiatan Minggu Ketiga
Kegiatan yang dilakukan:
- Pelatihan sablon
- Safari motivasi
- Perbaikan sarana prasarana
masjid
- Rapat persiapan upacara
agustus dan karnaval Desa
Cibugel
- Rapat bersama RT dan RW
- Membuat tugu
- Menyebar
undangan
karnaval ke semua sekolah
-
-
-
Implementasi Kegiatan Minggu Keempat
Kegiatan yang dilakukan:
- Nonton bersama
- Membangun gapura bambu
- Menyebar undangan upacara
dan karnaval
- Koordinasi dengan pemuda
- Upacara hari kemerdekaan
- Karnaval
- Perlombaan agustusan
- Membuat ruang pojok baca
-
lebih
memiliki
keterampilan
khususnya
bagi para pengangguran
Bisa ikut serta dalam
kegiatan rutin yang ada di
Desa Cibugel
Untuk melatih keterampilan
agar lebih paham
Membuat anak-anak Sirojul
Athfal lebih giat dalam
belajar
Memperbaiki keran yang
rusak dan pintu kamar
mandi yang tidak layak
Mendapat respon yang
begitu positif
Untuk
mengadakan
karnaval
Akan lebih dikenal ciri khas
dari Desa Cibugel
Untuk mengajar semua
sekolah ikut serta dalam
acara upacara dan karnaval
Menghasilkan
rasa
solidaritas warga desa
Membuat pembatas desa
dengan adanya gapura
Undangan tersebar
Untuk saling bekerjasama
Terlaksananya upacara di
desa
Menyadarkan
jiwa
nasionalisme
Merasakan jiwa perjuangan
274 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
Implementasi Kegiatan Minggu Kelima
Kegiatan yang dilakukan:
- Peresmian pojok baca
- Perbaikan pos kamling di
blok C
- Perbaikan sarana pra-sarana
pondok pesantren
- Menyebar
undangan
penutupan
- Penutupan KKN AKSARA
- Malam puncak
- Pamit keliling Desa Cibugel
- Membagikan baju layak
pakai
-
Bisa menyalurkan wawasan
untuk yang hobi membaca
-
Bisa di sahkannya ruang
yang telah dibangun
Bisa dimanfaatkan untuk
warga kumpul dan ronda
malam
Bisa memperbaiki sarana
pra-sarana
Undangan tersebar
Penutupan terlaksana
Memberikan pesa dan kesan
untuk warga desa cibugel
Banyak yang merasakan
kehilang atas kepergian
kami
Warga berterimakih kepada
kami dan sangat merasa
senang
-
-
-
9. Hammam Al Marisma (11140210000002)
Deskripsi Singkat Kegiatan
Hasil
Rencana Kegiatan Selama KKN Yang Dilakukan Pada Minggu Pertama
Rencana Kegiatan yang diusulkan:
- Setiap sosialisasi ke sekolah
- Pengabdian
pada
dan pondok pesantren di
masyarakat dengan belajar
terima dengan baik, dan
mengajar.
mereka
mengharapkan
- Bakti sosial.
kesediaan
kami
untuk
berbagi ilmu.
Kegiatan yang dilakukan:
- Setiap hari Minggu kerja
- Sosialisasi ke sekolah dan
bakti dan gotong royong
pesantren
untuk
pembuatan Gapura yang akan
menawarkan program kerja
dilaksanakan
pada
kami yang salah satunya
pertengahan Agustus.
berupa belajar mengajar.
- Sosialisasi
kepada
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 275
pemerintahan desa dan
Tokoh masyarakat setempat
untuk
gotong
royong
melakukan perbaikan pada
sarana
prasarana
masyarakat yang tidak
layak untuk dipergunakan.
Implementasi Kegiatan Minggu Kedua
Kegiatan yang dilakukan:
- Mengajar ekstrakulikuler
(Marching
Band
&
Pramuka)
- Bimbel anak-anak di sekitar
tempat tinggal
- Mengajar ngaji
- Safari Motivasi
- Penyuluhan campak dan
Rubella
- Sosialisasi bahaya narkoba
dan dampaknya
- Pelatihan Sablon
-
-
-
-
Implementasi Kegiatan Minggu Ketiga
Kegiatan yang dilakukan:
- Melatih marching band
(Riyadhul Bashoriyah dan
SD As-Sakilin)
- Koordinasi dengan aparatur
desa terkait pembuatan tugu
-
Siswa-siswi
mendapat
pukulan
baru
(dalam
marching)
Band
dan
menguasai morse (dalam
pramuka)
Anak-anak mendapat materi
dan pelajaran tambahan
Semangat
anak-anaknya
meningkat
Peningkatan
dalam
pembelajaran oleh siswasiswi
Peserta, yakni ibu PKK
mengetahui
cara
penanggulangan campak dan
rubella.
Masyarakat
mengetahui
mengenai jenis-jenis narkoba
dan bahayanya
Peserta pelatihan menguasai
teknik penyablonan
Siswa-siswi
menguasai
materi yang telah diajarkan
Pembuatan tugu dilaksanakan
mulai pada hari Jumat
Mengajar kimia kelas 10
SMK Riyadhul Bassoriyah
276 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
-
Mengajar
Perbaikan pintu dan keran
masjid
Pembuatan tugu
Menghadiri haul Syekh
Yusuf
Pelatihan sablon
-
-
Implementasi Kegiatan Minggu Keempat
Kegiatan yang dilakukan:
- Menebang bambu
- Membangun gapura bambu
untuk
peringatan
hari
kemerdekaan
- Upacara 17 Agustus
- Karnaval desa Cibugel
- Lomba Agustusan
- Membangun Pojok Baca di
SMK
IT
Riyadul
Bashoriyah
-
-
Implementasi Kegiatan Minggu Kelima
Kegiatan yang dilakukan:
- Pemberian bantuan untuk
renovasi Pos Ronda di Blok
C, Cibugel
-
Pintu dan keran Masjid Jami
Al-Karim menjadi layak
digunakan
Tugu di pintu masuk selesai
dikerjakan
Turut
membaur
dengan
warga desa
Peserta ada peningkatan
dalam penguasaan teknik
Tersedianya bambu untuk
membangun gapura
Telah berdirinya gapura
Terselenggaranya
upacara
kemerdekaan
bersama
masyarakat setempat
Terselenggaranya karnaval
setelah
upacara
kemerdekaan, diikuti dengan
beberapa
sekolah
dan
diramaikan oleh drum band
SD As Sakilin dan SMK IT
Riyadul Bashoriyah.
Dilaksanakan
setelah
karnaval dengan berbagai
perlombaan
yang
di
meriahkan oleh warga desa
Terselenggaranya
tempat
perpustakaan mini yang pada
akhirnya dinamai dengan
Pojok Baca
Bantuan diterima oleh bapak
RT untuk Renovasi Pos
Kamling Blok C, Cibugel.
Asrama santri Pesantren
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 277
-
-
Perbaikan Asrama santri
Pesantren Darul Badi’ah
Tasyakuran
sekaligus
perpisahan dengan jajaran
pengurus dan Guru SMK IT
Riyadul Bashoriyah
Penutupan
-
-
Darul Badi’ah menjadi lebih
baik dan lebih layak.
Terselenggaranya
acara
perpisahan yang dilanjutkan
dengan ramah tamah di RM.
Sangu Akeul.
Diselenggarakan di Aula
Desa Cibugel yang dihadiri
oleh aparatur desa Cibugel
dan para tokoh masyarakat
desa Cibugel.
10. Andika Yulianto Chamil (11141130000061)
Deskripsi Singkat Kegiatan
Hasil
Rencana Kegiatan Selama KKN Yang Dilakukan Pada Minggu Pertama
Rencana Kegiatan yang diusulkan:
- Mendapat respon positif dari
- Memajukan kampung/desa
anak-anak setempat tentang
di mana saya ditempatkan
pengadaan
bimbel
(bimbingan belajar)
Kegiatan yang dilakukan:
- Mendapat informasi tentang
- Memberi informasi kepada
kegiatan belajar mengajar di
anak-anak desa setempat
berbagai
sekolah
dan
tentang pengadaan bimbel
(bimbingan belajar)
kekurangan tenaga ajar di
- Mencari informasi tentang
sana
tenaga
pengajar
dari
- Mendapat informasi tentang
sekolah-sekolah setempat
kegiatan kerja bakti dan
- Mencari informasi dari
mendapat ajakan dari warga
untuk berpartisipasi dalam
warga setempat tentang
kerja bakti
keberadaan kerja bakti
Implementasi Kegiatan Minggu Kedua
Kegiatan yang dilakukan:
- Bimbel tiap Selasa dan
- Mengajar
Kamis
- Kerja Bakti
- Ikut serta dalam kerja bakti
- Safari Sekolah
di Pondok Pesantren H.
- Pengajian
Hambali
- Penyuluhan Narkoba
- Mengunjungi SD Cibugel 1
278 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
-
Pelatihan Sablon
Penyuluhan Kesehatan
-
-
-
Implementasi Kegiatan Minggu Ketiga
Kegiatan yang dilakukan:
- Mengajar
- Kerja Bakti
- Safari Sekolah
- Pengajian
- Penyuluhan Narkoba
- Pelatihan Sablon
- Penyuluhan Kesehatan
-
-
-
-
-
dan 2 untuk perkenalan
KKN dan motivasi belajar
kepada para siswa
Mengikuti pengajian rutin di
berbagai tempat di desa
Melaksanakan penyuluhan
Narkoba
untuk
warga
setempat
Melaksanakan
pelatihan
sablon untuk warga setempat
dengan tujuan meningkatkan
produktivitas warga
Terlaksana
kegiatan
penyuluhan tentang Campak
dan Rubella
Bimbel tiap Selasa dan
Kamis
Ikut serta dalam kerja bakti
di Pondok Pesantren H.
Hambali
Mengunjungi SD Cibugel 1
dan 2 untuk perkenalan
KKN dan motivasi belajar
kepada para siswa
Mengikuti pengajian rutin di
berbagai tempat di desa
Melaksanakan penyuluhan
Narkoba
untuk
warga
setempat
Melaksanakan
pelatihan
sablon untuk warga setempat
dengan tujuan meningkatkan
produktivitas warga
Terlaksana
kegiatan
penyuluhan tentang Campak
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 279
dan Rubella
Implementasi Kegiatan Minggu Keempat
Kegiatan yang dilakukan:
- Upacara Peringatan HUT
Ke-72 RI
- Perlombaan Dalam Rangka
Memperingati HUT Ke-72
RI
- Karnaval Dalam Rangka
Memperingati HUT Ke-72
RI
- Pembuatan
Gapura
Agustusan
- Pembuatan Pojok Baca
- Nonton
Bersama
Film
Kemerdekaan
Implementasi Kegiatan Minggu Kelima
Kegiatan yang dilakukan:
- Perbaikan Pos Kamling
- Perbaikan
Sarana
dan
Prasarana Pondok Pesantren
Darul Badi’ah
- Perpisahan Dengan PAUD
- Pengesahan Pojok Baca
- Penutupan KKN
- Panggung Gembira
- Wawancara
Film
Dokumenter
-
-
Upacara bersama warga dan
aparat
desa
disertai
BINAMAS di lapangan Blok
C
Pawai karnaval keliling desa
Lomba
Panjat
Pinang,
Makan Kerupuk, Balap
Karung, dll
Gapura selesai
Pembuatan
rak
dan
pengecatan pojok baca
Menonton film bertemakan
kemerdekaan.
Pos kamling diperbaharui
Memberikan
cinderamata
kepada pemilik yayasan
PAUD Darul Aulia
Pondok pesantren diperbaiki
Pengesahan Pojok Baca yang
terletak di SMK IT Riyadul
Basoriyah
Acara Penutupan yang diisi
dengan berbagai ucapan
terima kasih kepada seluruh
warga Desa Cibugel
Memberikan kesan yang
mendalam dan Insya Allah
membekas kepada para
warga dan aparat Desa
Cibugel
Mewawancarai narasumber
untuk film dokumenter.
280 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
11. Faradhita Aushafiana Manaf (11140510000078)
Deskripsi Singkat Kegiatan
Hasil
Rencana Kegiatan Selama KKN Yang Dilakukan Pada Minggu Pertama
Rencana
Kegiatan
yang
- Mendapat respon positif dari
diusulkan:
anak-anak setempat tentang
- Mengajar
pengadaan bimbel (bimbingan
- Kerja Bakti
belajar)
Kegiatan yangdilakukan:
- Mendapat informasi tentang
- Memberi informasi kepada
kegiatan kerja bakti dan
anak-anak desa setempat
mendapat ajakan dari warga
tentang pengadaan bimbel
untuk berpartisipasi dalam
(bimbingan belajar)
kerja bakti
- Mencaritahu
informasi
dari
warga
setempat
tentang keberadaan kerja
bakti
Implementasi Kegiatan Minggu Kedua
Kegiatan yang dilakukan:
- Bimbel dilaksanakan setiap
- Mengajar
Selasa dan Kamis
- Kerja Bakti
- Ikut serta dalam kerja bakti di
- Safari Sekolah
Pondok Pesantren H. Hambali
- Pengajian
- Mengunjungi SD Cibugel 2
- Penyuluhan Narkoba
untuk perkenalan KKN dan
- Pelatihan Sablon
motivasi belajar kepada para
- Penyuluhan Kesehatan
siswa
- Mengikuti
pengajian
di
Kecamatan Cisoka atas ajakan
ibu Otih selaku ketua PKK
dan istri Kades
- Melaksanakan
penyuluhan
Narkoba
untuk
warga
setempat
- Melaksanakan
pelatihan
sablon untuk warga setempat
dengan tujuan meningkatkan
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 281
-
Implementasi Kegiatan Minggu Ketiga
Kegiatan yang dilakukan:
- Mengajar
- Mengajar ekstrakulikuler
- Senam
- Perbaikan sarana masjid
- Pembuatan tugu
- Bimbel
- Pengajian
-
Implementasi Kegiatan Minggu Keempat
Kegiatan yang dilakukan:
- Mengajar
- Pawai Karnaval
- Lomba Agustusan
- Penilaian Kebersihan Blok
C
- Nonton
Bareng
Film
Kemerdekaan
-
produktivitas warga
Menjadi MC dalam acara
penyuluhan
imunisasi
Campak dan Rubella
Menjadi tenaga ajar PAUD
Darul Aulia bersama Lia, Iis,
Dara dan Andika
Menjadi pelatih Marching
Band di SD As Sakilin
bersama Hammam
Menjadi instruktur senam ibuibu sekitar Cibugel bersama
Ilka
Mengganti pintu kamar mandi
dan kran air masjid Jami Al
Karim
Pembuatan tugu di depan
jalan masuk Cibugel
Bimbel rutin selasa dan kamis
Pengajian di rumah Hj. Nufus
Melatih paskibra sekolah
Riyadul Basoriyah
Menjadi PJ dalam pawai
karnaval yang diikuti oleh
beberapa skeolah dan warga
Cibugel
Mendokumentasikan
perlombaan agustusan di
Bojongsapi
Menjadi juri lomba kebersihan
Blok C
Nonton bersama layar tancap
film kemerdekaan di depan
rumah bersama warga
282 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
Implementasi Kegiatan Minggu Kelima
Kegiatan yang dilakukan:
- Perbaikan Pos Ronda Blok
C
- Perbaikan sarana asrama
Pesantren Darul Badi’ah
- Pengesahan Pojok Baca
- Perpisahan di Riyadul
Basoriyah
- Panggung Pentas Seni
- Nonton Bersama Film
Dokumenter
- Wawancara
film
dokumenter
-
-
-
-
Bantun tersampaikan dengan
baik kepada pihak Blok C
Membantu
memberikan
fasilitas pesantren seperti
kipas angin, lampu dan alas
tidur
Berhasil mendirikan pojok
baca di Riyadul Basoriyah
berupa rak buku
Berpamitan
dengan
santriawan dan satriputri
Riyadul Basoriyah
Menampilkan bakat yang
dimiliki anak-anak setempat
Menyaksikan bersama film
dokumenter Aksara
Mewawancarai narsum untuk
film dokumenter
12. Dara Mailani (11140460000033)
Deskripsi Singkat Kegiatan
Hasil
Rencana Kegiatan Selama KKN Yang Dilakukan Pada Minggu Pertama
Rencana kegiatan yang diusulkan:
- Taman baca akan segera
- Mengelola perpustakaan
dilaksanakan
- Membantu segala kegiatan
- Pengajian
bulanan
di
yang diadakan
Kecamatan Cisoka
Kegiatan yang dilakukan:
- Pengajian mingguan di
- Mengkoordinasi
untuk
rumah Hj. Nufus yang
membuat perpustakaan atau
diadakan setiap malam
taman baca
jumat
- Mencari kegiatan rutinitas
yang ada di Desa Cibugel
Implementasi Kegiatan Minggu Kedua
Kegiatan yang dilakukan:
- Mengajar di PAUD Daarul
- Mengajar
Aulia setiap hari Senin dan
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 283
-
Kerjabakti
Safari Motivasi beberapa SD
di Cibugel
Penyuluhan Anti Narkoba
Pelatihan Sablon
-
-
-
-
-
Implementasi Kegiatan Minggu Ketiga
Kegiatan yang dilakukan:
- Mengajar Paud
- Mengajar Pondok Pesantren
- Bimbingan belajar
- Perbaikan fasilitas Masjid
Cibugel
- Pembuatan Tugu Desa
- Pelatihan Sablon Lanjutan
-
-
-
-
Kamis.
Melatih
siswi
Pondok
Pesantren
Riyadhul
Bassoriyah Marching band
dan Paskibra
Membersihkan Lingkungan
Pondok Pesantren Darul
Ba’diyah.
Memberikan
motivasi
belajar kepada siswa-siswi
SDN 01 Cibugel, SDN 02
Cibugel, dan SD AsSakilin.
Penyuluhan anti narkoba,
dihadiri oleh warga Cibugel
dengan Narasumber Bapak
Dr. Alfitra, SH., M.hum dan
Bapak Darsimin.
Pelatihan
sablon
yang
diikuti oleh karang taruna
bojong sapi dengan pelatih
dari Good Mood Project
Mengajar anak-anak Paud
Daarul Aulia membaca dan
mengaji pada hari Senin
dan Jumat
Mengajar fisika siswa-siswi
kelas 10 Pondok Pesantren
Riyadatul Bashoriyah
Bimbingan
belajar
Matematika ke anak-anak
sekitar tempat tinggal
sementara
Perbaikan 2 pintu kamar
284 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
-
Implementasi Kegiatan Minggu Keempat
Kegiatan yang dilakukan:
- Mengajar Pondok Pesantren
Riyadul Basoriyyah
- Pembuatan Pojok Baca
- Lomba
Tumpeng
dan
Tasyakuran di Kecamatan
Cisoka
- Upacara Bendera, Pawai,
Lomba 17 Agustus
- Nonton
Bareng
dan
Pembagian hadiah
-
-
-
-
Implementasi Kegiatan Minggu Kelima
Kegiatan yang dilakukan:
- Peyerahan cinderamata ke
PAUD
- Peresmian taman baca
-
-
mandi dan 14 keran wudhu
di Masjid Cibugel
Tugu sebagai Penanda Desa
Cibugel
Menambah keterampilan
pemuda
desa
Cibugel
dalam upaya mengurangi
pengangguran di desa
Mengajar fisika
Adanya taman baca untuk
memperluas
wawasan
warga cibugel
Memasak dan menghias
tumpeng bersama ibu-ibu
PKK. Dilanjut dengan
pengajian 17 Agustusan
Upacara bendera dilapangan
blok C. Pawai mengelilingi
desa dengan peserta siswasiswi SD, warga Cibugel,
Marching Band Ponpes
Riyadul Basoriyyah dan
SDN As-sakilin. Panitia
lomba di daerah Bojong
Sapi
Pembagian hadiah lomba
kepada
warga
yang
dilanjutkan menonton film
Soedirman.
Penyerahan
sertifikat
kepada pemilik yayasan
PAUD Daarul Aulia
Potong pita di Pondok
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 285
-
Perbaikan pos kamling
Perbaikan
Fasilitas
dan
Sarana Pondok Pesantren
Penutupan di Aula Desa
Panggung gembira
-
-
-
Pesantren
Riyadul
Basoriyah
Pos kamling diperbaiki
Surat
undangan
siap
disebarkan
Pemasangan kipas angin,
perbaikan
atap,
dan
pemasangan lampu
Dihadiri
warga
desa,
aparatur desa, dan dosen
pembimbing.
Dan
pemberian Sambutan oleh
dosen pembimbing, BPD
Cibugel, Ibu Kades, dan
Babinsa.
Nonton
bareng
film
dokumenter dan penampilan
seni anak-anak dan remaja
cibugel.
13. Purnamasari (11140970000016)
Deskripsi Singkat Kegiatan
Hasil
Rencana Kegiatan Selama KKN Yang Dilakukan Pada Minggu Pertama
Rencana Kegiatan yang diusulkan:
- Mendapat persetujuan untuk
- Mengajar di Sekolah
mengajar
di
Pesantren
- Membangun fasilitas Masjid
Riyadhul Bassoriyah
- Penyuluhan
tentang
- Mendapat persetujuan dari
kesehatan
DKM masjid Cibugel untuk
Kegiatan yang dilakukan:
memperbaiki pintu toilet
- Berkoordinasi dengan pihak
Masjid
sekolah Riyadhul Bassoriyah
- Mendapat persetujuan dari
- Berdiskusi dengan DKM
aparat desa dan untuk
selanjutnya berkoordinasi
masjid Desa Cibugel
dengan puskesmas
- Berdiskusi dengan aparat
desa Cibugel
Implementasi Kegiatan Minggu Kedua
286 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
Kegiatan yang dilakukan:
- Mengajar
di
Pesantren
Riyadhul Bassoriyah
- Penyuluhan campak dan
rubella
- Safari Motivasi
- Penyuluhan narkoba
- Pelatihan Sablon
- Kerja bakti
-
-
-
-
-
Implementasi Kegiatan Minggu Ketiga
Kegiatan yang dilakukan:
- Mengajar
di
Pesantren
Riyadul Bassoriyah
- Motivasi belajar di SD
Assakilin
- Memperbaiki fasilitas Masjid
Jami Al Karim
- Pembangunan tugu desa
Cibugel
- Pengajian mingguan
-
-
-
Masuk ke kelas XI untuk
mengajar pelajaran Kimia
Penyuluhan campak dan
rubella bekerjasama dengan
puskesmas Cisoka
Dilaksanakan di SD 1
Cibugel, SD 2 Cibugel dan
SD Assakilin
Penyuluhan
narkoba
dihadiri oleh aparat desa
dan pemuda Cibugel yang
dilaksanakan di Masjid
Cibugel
Pelatihan sablon dhadiri
oleh pemuda Desa Cibugel
dan berkontribusi langsung
cara membuat sablon
Lingkungan
sekitar
pesantren Daarul Badiyah
menjadi bersih
Mengisi pelajaran Kimia
untuk kelas X, XI dan XII
Murid SD Assakilin sangat
antusias mengikuti kegiatan
motivasi
belajar
yang
diikuti dari kelas I - VI
Memperbaiki pintu toilet
dan air keran masjid Jami
Al-Karim
Tugu sebagai penunjuk arah
masuk Desa Cibugel
Pengajian dihadiri oleh ibuibu Desa Cibugel pukul
19.00WIB di rumah Ibu
Nufus
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 287
Implementasi Kegiatan Minggu Keempat
Kegiatan yang dilakukan:
- Upacara hari kemerdekaan
- Karnaval
- Perlombaan tujuh belas
Agustus
- Pembuatan pojok baca
-
-
-
Implementasi Kegiatan Minggu Kelima
Kegiatan yang dilakukan:
- Perbaikan pos ronda
- Perbaikan pondok pesantren
- Peresmian pojok baca
- Penutupan KKN
- Panggung gembira
-
-
Upacara dilaksanakan di
lapangan Blok C Desa
Cibugel bertujuan untuk
memperingati
Hari
Kemerdekaan Indonesia ke
72
Karnaval
dilaksanakan
setelah upacara dengan
berkeliling ke sebagian
wilayah desa Cibugel yang
diikuti oleh siswa siswi
sekolah yang berada di Desa
Cibugel beserta masyarakat
sekitar Blok C Desa Cibugel
Perlombaan dilaksanakan di
sekitar rumah sementara
yang
bertujuan
untuk
memeriahkan
Hari
Kemerdekaan
Pembuatan pojok baca
dilaksanakan di Pesantren
Riyadul Bassoriyah bertujua
untuk meningkatkan minat
baca bagi para santri
Perbaikan
pos
ronda
bertujuan
untuk
mengaktifkan
kembali
kegiatan ronda di Blok C
Desa Cibugel
Memperbaiki
fasilitas
pondok pesantren Daarul
Badiah
diantaranya
memperbaiki
atap,
memperbaiki aliran listrik
288 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
-
-
-
serta memberikan kipas
angin
Peresmian
pojok
baca
secara
simbolik
yaitu
menggunting pita oleh ketua
pimpinan pesantren Riyadul
Bassoriyah
Penutupan
KKN
dilaksanakan
di
Aula
Kantor kelurahan Desa
Cibugel yang dihadiri oleh
dosen pembimbing KKN
serta aparat Desa Cibugel
Perpisahan dengan warga
desa, diisi dengan hiburanhiburan
14. Khamdi Alfan Maulana (11140910000060)
Deskripsi Singkat Kegiatan
Hasil
Rencana Kegiatan Selama KKN Yang Dilakukan Pada Minggu Pertama
Rencana Kegiatan yang diusulkan:
- Saya mendapat izin untuk
- Sosialisasi
penggunaan
mengadakan
sosialisasi
penggunaan internet dengan
internet dengan positif dan
potif dan bahayanya jika
bahaya internet jika salah
disalahgunakan
digunakan
- Motivasi pendidikan untuk
- Mengadakan
pelatihan
anak-anak
dapat
kepada
anak-anak
dilaksanakan
bermuatan
(motivasi,
pendidikan quran dan ilmu
sains)
Kegiatan yang dilakukan:
- Meminta izin ke sekolah
untuk
mengadakan
sosialisasi tersebut
- Mengadakan sosialisasi ke
setiap sekolah yang akan
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 289
dilakukan motivasi
Implementasi Kegiatan Minggu Kedua
Kegiatan yang dilakukan:
- Mengajar
(sosialisasi
penggunaan internet dan
memberi motivasi)
- Bimbel
- Mengajar ngaji
- Safari Motivasi
- Penyuluhan campak dan
Rubella
- Sosialisasi bahaya narkoba
- Pelatihan Sablon
-
-
-
-
Implementasi Kegiatan Minggu Ketiga
Kegiatan yang dibutuhkan:
- Survey harga keperluan
fasilitas masjid
- Perbaikan sarana masjid
- Pembuatan tugu
- Haol
- Mengajar
- Rapat
rapat
koordinasi
dengan pemuda setempat
- Pelatihan sablon
- Bimbel
-
-
-
Peserta
didik
dibekali
dengan
pengetahuan
mengenai internet serta
mendapat motivasi pelatihan
pendidikan
setelah
melakukan pembelajaran
Anak
desa
mendapat
pemnbelajaran tambahan
Anak desa belajar mengaji
Siswa mendapat dongkrakan
belajar yang tinggi
Peserta pelatihan yakni ibu
PKK
tercerahkan
akan
bahaya campak
Masyarakat antusias untuk
mengawasi dan mencegah
narkoba
Pemuda
mempunyai
keterampilan untuk daya
saing pasar
Dapat
anggaran
yang
dibutuhkan
untuk
memperbaiki fasilitas masjid
Pintu kamar mandi dan
keran di Masjid Jami AlKarim diperbaiki
Tugu berhasil dibuat
Dilaksanakan
di
Desa
Caringin
Mengajar
perangkat
komputer dan jaringan dasar
Pemuda menyerahkan teknis
kepada kita
290 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
Implementasi Kegiatan Minggu Keempat
Kegiatan yang dilakukan:
- Pelatihan sablon terakhir
- Karnaval
- Lomba agustusan
- Koordinasi dengan perngkat
desa dan warga
- Nobar
- Pembuatan gapura agustusan
- Pojok baca
-
-
-
Implementasi Kegiatan Minggu Kelima
Kegiatan yang dilakukan:
- Perbaikan sarana pra-sarana
pondok pesantren
- Perbaikan pos kamling
- Peresmian pojok baca
- Serah
terima
peralatan
sablon
- Penutupan
- Panggung gembira
- Membagikan baju layak
pakai
- Pamit keliling
-
-
Kemampuan
pemuda
bertambah
Membantu mengerjakan PR
anak desa
Secara
materi
pemuda
mengerti cara menyablon
yang baik
Terlaksananya karnaval
Anak-anak dan ibu-ibu turut
terlibat
Koordinasi berjalan baik
dibuktikan
dengan
suksesnya acara 17an
Masyarakat mendapat nilai
edukasi dari nobar
Gapura selesai
Santri mmpunyai fasilitas
tempat membaca dengan
aman dan nyaman
Sedikit membantu sarana
pra-sarana pondok
Pos kamling diremajakan
Taman
baca
resmi
beroperasi
Alat sablon sah menjadi hak
milik pemuda desa cibugel
KKN resmi ditutup oleh
salah satu perangkat desa
Acara perpisahan dengan
warga yang diisi hiburanhiburan yang menarik
Warga
berterimakasih
kepada kami
Warga berterimakasih dan
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 291
meminta maaf selama kami
berada di desa jika mereka
terdapat kesalahan
15. Muhammad Nur Riski (1113033100053)
Deskripsi Singkat Kegiatan
Hasil
Rencana Kegiatan Selama KKN Yang Dilakukan Pada Minggu Pertama
Rencana Kegiatan yang diusulkan:
- Pengurus
masjid
- Membantu mengembangkan
mengizinkan
untuk
potensi dan memperbaiki
memperbaiki fasilitas yang
fasilitas umum di daerah
ada
KKN
Kegiatan yang dilakukan:
- Meminta
izin
kepada
pengurus masjid untuk
memperbaiki
fasilitas
masjid yang ada di Desa
Cibugel
Implementasi Kegiatan Minggu Kedua
Kegiatan yang dilakukan:
- Siswa
akan
lebih
- Safari Motivasi
bersemnagat dalam menuntut
- Penyuluhan campak dan
ilmu
Rubella
- Masyarakat
akan
lebih
- Sosialisasi bahaya narkoba
berhati-hati
terhadap
- Pelatihan Sablon
penyakit campak dan rubella
- Pengajian
- Masyarakat
akan
lebih
- Kerja bakti
mengatahui jenis-jenis dan
- mengajar
dampak
negatif
dari
penggunaan narkoba
- Memberdayakan
pemuda
sekitar akan keterampilan,
khususnya dalam pelatihan
sablon
- Mengikuti
pengajian
Manaqib rutin di Pondok
Pesantren Kyai Maki
292 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
Implementasi Kegiatan Minggu Ketiga
Kegiatan yang dilakukan:
- Survei kerusakan fasilitas
Masjid Jami Alkarim
- Perbaikan sarana prasarana
masjid
- Pembuatan tugu
- Menyebar
undangan
upacara dan karnaval
- Rapat koordinasi dengan
RT setempat
- Rapat koordinasi dengan
pemuda setempat terkait
perlombaan
-
-
-
Implementasi Kegiatan Minggu Keempat
Kegiatan yang dilakukan:
- Koordinasi dengan warga
desa
terkait
lomba
agustusan
- Upacara
- Karnaval
- Lomba agustusan
- Nobar
- Pelatihan salon
- Pembuatan gapura bambu
- Pojok baca
-
Lingkungan menjadi lebih
rapih dan bersih
Siswa dapat memahami dan
mendapat pengetahuan
Terdapat 2 pintu kamar
mandi yang rusak dan 14
keran air yang tidak layak
pakai
Pintu kamar mandi dan keran
diperbaiki
Tugu dilakukan di gang
utama
Surat undangan disebarkan
keseluruh sekolah yang ada
di Desa Cibugel
Acara
akan
dilakukan
dilapangan Blok C
Perlombaan akan diakan di
Kampung Bojong Sapi
Lomba
agustusan
akan
dilaksanakan setelah upacara
dan karnaval
Berjalan dengan baik di
lapangan blok C
Terlaksananya karnaval
Lomba agustusan terlaksana
dengan baik di Bojong Sapi
Menjadi semakin akrab
dengan warga desa
Pelatihan sablon terakhir dan
warga desa semakin baik
dalam menyablon baju
Gapura bambu selesai dibuat
Pojok baca selesai dibuat di
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 293
Riyadul Bassoriyah
Implementasi Kegiatan Minggu Kelima
Kegiatan yang dilakukan:
- Peresmian pojok baca
- Perbaikan pos kamling
- Perbaikan fasilitas Pondok
Pesantren Darul Badi’ah
- Penutupan
- Panggung gembira
- Membagikan baju layak
pakai
- Pamit keliling desa
-
-
-
-
-
Pojok baca yang ada di
Pondok Pesantren Riyadul
Bassoriyah resmi digunakan
Pos kamling diperbaiki
Fasilitas yang ada di pondok
seperti lampu, kipas serta
atap diperbaiki.
Penutupan
KKN
yang
dilaksanakan di Aula Kantor
Desa Cibugel.
Menonton film dokumenter,
serta hiburan-hiburan lainnya
yang diisi oleh anak-anak
yang ada di Desa Cibugel.
Banyak warga yang merasa
senang.
Banyak
warga
yang
menangis.
294 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
Lampiran 2
KESEKRETARIATAN
1. Surat undangan kegiatan sablon baju
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 295
2. Surat undangan kegiatan sosialisasi narkoba
296 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
3. Surat undangan penutupan
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 297
4. Surat acara kegiatan dari desa
298 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
5. Surat izin
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 299
6. Surat izin
300 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
7. Cinderamata
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 301
8. Sertifikat
302 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
Lampiran 3
FOTO-FOTO KEGIATAN
Pembukaan KKN AKSARA
Foto bersama guru dan santri Pondok Pesantren Riyadul Bassoriyah
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 303
Foto bersama pemuda desa
Foto peresmian pojok baca
304 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
Foto rapat bersama aparat desa
Foto bersama aparat desa
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 305
Foto sosialisasi terhadap bahaya penggunaan narkkoba
Foto penutupan KKN AKSARA
306 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h
Di Cibugel
Lampiran 4
Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di
C i b u g e l | 307