Academia.eduAcademia.edu

Bukan Senja Terakhir 30 Hari Memahat Kisah di Cibugel

2017, LP2M

Buku ini merupakan hasil refleksi dari penulis yang ikut kepada kegiatan kuliah kerja nyata tahun 2017. Format penulisan yang dipakai dalam laporan ini merujuk kepada peraturan KKN-PpMM tahun 2017 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Bukan Senja Terakhir 30 Hari Memahat Kisah di Cibugel Editor : Dr. Alfitra, SH., M.Hum Penulis : Harun Arrasyid, dkk TIM PENYUSUN Bukan Senja Terakhir 30 Hari Memahat Kisah di Cibugel Buku ini adalah laporan hasil kegiatan kelompok KKN-PpMM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2017 di Desa Cibugel, Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang. ©AKSARA2017_ Kelompok KKN_017 TIM PENYUSUN Editor Penyunting Penulis Utama Dr. Alfitra, SH., M.Hum Djaka Badranaya, ME Harun Arrasyid, Nurlia Fikawaty Penata Letak Andika Yulianto Chamil, Harun Arrasyid Design Cover Andika Yulianto Chamil, Faradhita Aushafiana Manaf Pemeriksa Teknis Penulisan Pemeriksa Kesesuaian Isi Penyedia Bahan Pustaka dan Gambar Kontributor Hammam Al Marisma, Muhammad Aminul Wahid Khamdi Alfan Maulana, Shinta Sri Rahmawati Andika Yulianto Chamil, Faradhita Aushafiana Manaf Harun Arrasyid, Muhammad Aminul Wahid, Ilka Sawidri Daulay, Shinta Sri Rahmawati, Iis Kholisoh Tusadiyah, Faradhita Aushafiana Manaf, Andika Yulianto Chamil, Dara Mailani, Purnamasari, Nurlia Fikawaty, Khamdi Alfan Maulana, Muhammad Nur Risky, Mus’ab Khomeini, Abdul Azis, Hammam Al Marisma Diterbitkan atas kerjasama Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Dengan Kelompok KKN AKSARA 2017 LEMBAR PENGESAHAN Buku Laporan Hasil Kuliah Kerja Nyata (KKN) Pengabdian pada Masyarakat oleh Mahasiswa Kelompok KKN Nomor: 017 di Desa Cibugel yang berjudul: Bukan Senja Terakhir telah diperiksa dan disahkan pada tanggal, 19 November 2017 Dosen Pembimbing Dr. Alfitra, SH., M.Hum NIP. 19722020 320070 1 034 Menyetujui, Koord.Program KKN-PpMM Eva Nugraha, M.Ag NIP. 19710217 199803 1 002 Mengetahui, Kepala Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Djaka Badranaya, ME NIP. 19770530 200701 1 008 iii “Jangan tanya apa yang dilakukan oleh negara untukmu, tapi tanyalah apa yang kamu bisa lakukan untuk negara" John F. Kennedy KATA PENGANTAR Puji syukur atas kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberi kemudahan dan pertolongan dalam proses penyusunan makalah ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada Nabi akhir zaman yaitu Nabi Muhammad Shallallah ‘Alayhi wa Sallam. Semoga laporan kegiatan KKN ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi keguruan. Semoga laporan ini membantu menambah pengetahuan dan serta menjadi rujukan utama jika nantinya ada penelitian di desa Cibugel, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Kami tak lupa juga mengucapakan banyak terimakasih kepada pihakpihak yang telah banyak membantu dan mendukung serta menanamkan pengalaman berarti di dalam Kuliah Kerja Nyata (KKN) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2017 di antaranya: 1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan izin pelaksanaan KKN tahun 2017. 2. Bapak Djaka Badranaya, M.E. selaku Kepala PPM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang memberikan kami pengarahan serta apa yang harus dilakukan ketika kami berada di lapangan. 3. Bapak Eva Nugraha, M. Ag. selaku koordinator KKN-PpMM tahun 2017 yang telah memberikan pengarahan sebelum dan sesudah kegiatan KKN serta memberikan panduan dalam pelaporan. 4. Bapak Dr. Alfitra, SH., M.Hum. selaku dosen pembimbing KKN yang telah mendukung dan membantu serta memberikan pengarahan selama kegiatan dan pelaporan. 5. Bapak Haerul Saleh selaku Kepala Desa Cibugel, Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang, Banten yang memberikan izin kepada kami untuk melakukan KKN di Desa Cibugel. v 6. Ibu Otih selaku IbuKepala Desa Cibugel yang membantu kamisehingga kami dapat menjalankan program-prorgram pembangunan fisik di desa Cibugel. 7. Bapak Sukirman selaku ketua BPD Desa Cibugel yang terus memantau dan membantu kami dalam berkordinasi dengan para staf desa dan masyarakat. 8. Bapak Darsimin selaku Babinsa yang terus mendukung program kami serta membantu kami dalam berkordinasi dengan para staf desa dan masyarakat. 9. Bapak Abdul Manaf selaku ketua Rw 04 yang tidak hentinya membantu kami untuk terus memberikan program bagi masyarakat desa. 10. Bapak Roni selaku ketua pemuda di kampung bojong sapi yang telah mengerahkan pemuda dan memberikan bantuan moral maupun fisik kepada kami. 11. Bapak Jalalselaku ketua yayasan pesanteren Riyadul Basoriyah yang memberikan kesempatan kepada kami untuk mengajar di pesantren. 12. Bapak Hambali selaku tokoh masyarakat di desa Cibugel yang memotivasi kami agar selalu membantu desa Cibugel. 13.Bapak Haryono selaku ketua Rw 02 Griya peramata Cisoka Blok C yang mengizinkan kami untuk melakukan program di tempatnya. 14. Seluruh warga di RW 03 dan RW 04yang dengan semangat ikut serta membantu dan bergerak bersama kami dalam setiap program KKN 15. Seluruh warga di desa Cibugel yang tidak dapat kami sebutkan namanya satu-persatu dan telah membantu memberikan dukungan baik tenaga pikiran maupun moril. Demikian Buku Hasil Kegiatan KKN ini disusun, dengan harapan semoga kelak buku ini dapat bermanfaat bagi penyusun ataupun bagi yang membacanya. Atas perhatiannya penyusun mengucapkan terima kasih. Ciputat, Agustus 2017 Tim Penyusun vi DAFTAR ISI TIM PENYUSUN LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ iii KATA PENGANTAR ......................................................................................... v DAFTAR ISI ....................................................................................................... vii DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix DAFTAR GAMBAR........................................................................................... xi TABEL IDENTITAS KELOMPOK .............................................................. xiii RINGKASAN EKSEKUTIF ............................................................................. xv CATATAN EDITOR .......................................................................................xvii BAGIAN 1: DOKUMENTASI HASIL KEGIATAN ................................. xxi BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 3 A. Dasar Pemikiran ...................................................................................... 3 B. Kondisi Umum Desa Cibugel ................................................................ 4 C. Permasalahan............................................................................................ 4 D. Profil Kelompok KKN-PpMM 17......................................................... 5 E. Fokus atau Prioritas Program ............................................................... 8 F. Sasaran dan Target ................................................................................. 10 G. Jadwal Pelaksanaan Program............................................................... 12 H. Pendanaan dan Sumbangan ................................................................. 13 I. Sistematika Penyusunan ...................................................................... 14 BAB II METODE PELAKSANAAN PROGRAM......................................... 17 A. Intervensi Sosial ...................................................................................... 17 B. Pendekatan dan Pemberdayaan Masyarakat ................................... 18 BAB III KONDISI WILAYAH DESA CIBUGEL, KECAMATAN CISOKA, KABUPATEN TANGERANG-BANTEN .................................... 21 A. Sejarah Singkat Desa Cibugel, Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang-Banten .......................................................................................... 21 vii B. Letak Geografis...................................................................................... 22 C. Struktur Penduduk ............................................................................... 23 D. Sarana dan Prasarana ............................................................................25 BAB IV DESKRIPSI DAN HASIL PELAYANAN DAN PEMBERDAYAAN ........................................................................................... 29 A. Kerangka Pemecahan Masalah........................................................... 29 B. Bentuk dan Hasil Kegiatan Pelayanan Masyarakat ....................... 42 C. Bentuk dan Hasil Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat ...............62 D. Faktor-faktor Pencapaian Hasil ........................................................ 80 BAB V PENUTUP .............................................................................................. 83 A. Kesimpulan .............................................................................................. 83 B. Rekomendasi.......................................................................................... 84 BAGIAN 2: REFLEKSI HASIL KEGIATAN.................................................85 BAB VI PENGGALAN KISAH INSPIRATIF .............................................. 87 BAB VII KESAN WARGA ATAS PROGRAM KKN ............................. 239 A. Kesan Tokoh Masyarakat ................................................................. 239 B. Kesan Ibu-ibu Pengajian dan Posyandu......................................... 240 C. Kesan Remaja dan Anak-anak .......................................................... 241 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 243 BIOGRAFI SINGKAT .................................................................................... 245 A. Dosen Pembimbing KKN 017 AKSARA ......................................... 245 B. Anggota KKN 017 AKSARA ............................................................. 245 LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................. 253 viii DAFTAR TABEL Tabel 1.1: Fokus dan Prioritas Program ...................................................................6 Tabel 1.2: Sasaran dan Target ................................................................................... 10 Tabel 1.3: Jadwal Pra KKN-PpMM......................................................................... 10 Tabel 1.4: Jadwal Pelaksanaan Program di Lokasi KKN .................................. 10 Tabel 1.5: Jadwal Laporan dan Evaluasi Program................................................ 11 Tabel 1.6: Sumber Pendanaan KKN ......................................................................... 11 Tabel 1.7: Sumber Sumbangan KKN ...................................................................... 12 Tabel 3.1: Peristiwa Sejarah Desa Cibugel ............................................................ 19 Tabel 3.2: Jumlah Penduduk Menurut Kelamin ................................................. 21 Tabel 3.3: Jumlah Penduduk Menurut Agama .................................................... 21 Tabel 3.4: Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian ............................. 22 Tabel 3.5: Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan .......................... 22 Tabel 4.1: Matriks SWOT Bidang Agama .... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.2: Matriks SWOT Bidang Pendidikan ............. Error! Bookmark not defined. Tabel 4.3: Matriks SWOT Bidang Lingkungan ............ Error! Bookmark not defined. Tabel 4.4: Matriks SWOT Bidang Masyarakat ............ Error! Bookmark not defined. Tabel 4.5: Bentuk Dan Hasil Kegiatan Mengajar PAUD .... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.6: Bentuk Dan Hasil Kegiatan Renovasi PesantrenError! Bookmark not defined. Tabel 4.7: Bentuk Dan Hasil Kegiatan Pengajaran Pengajian ................. Error! Bookmark not defined. Tabel 4.8: Bentuk Dan Hasil Kegiatan Mengajar SMP dan SMK .......... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.9: Bentuk Dan Hasil Kegiatan Bimbingan Belajar Siswa SD ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.10: Bentuk Dan Hasil Kegiatan Pelatihan PaskibraError! Bookmark not defined. Tabel 4.11: Bentuk Dan Hasil Kegiatan Mengajar Drumband ................ Error! Bookmark not defined. ix Tabel 4.12: Bentuk Dan Hasil Kegiatan Safari Motivasi Belajar ............ Error! Bookmark not defined. Tabel 4.13: Bentuk Dan Hasil Kegiatan Pembuatan Pojok Baca ............ Error! Bookmark not defined. Tabel 4.14: Bentuk dan Hasil Kegiatan Kerja Bakti..... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.15: Bentuk dan Hasil Kegiatan Sosialisasi Terhadap Bahaya Penggunaan Narkoba ......................................... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.16: Bentuk Dan Hasil Penyuluhan Campak Dan Rubella ......... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.17: Bentuk Dan Hasil Kegiatan Tugu Desa CibugelError! Bookmark not defined. Tabel 4.18: Bentuk Dan Hasil Kegiatan Renovasi Poskamling Desa .... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.19: Bentuk Dan Hasil Kegiatan Pembangunan Gapura ............. Error! Bookmark not defined. Tabel 4.20: Bentuk Dan Hasil Kegiatan Sarana Prasarana Masjid........ Error! Bookmark not defined. Tabel 4.21: Bentuk Dan Hasil Kegiatan HUT RI .......... Error! Bookmark not defined. x “Mereka yang mencari kerang akan menemukan kerang; Mereka yang membukanya akan menemukan mutiara” Al-Ghazali (Filosof dan Teolog) DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1: Logo KKN AKSARA. ................... Error! Bookmark not defined. Gambar 3.1: Pesantren Riyadul Basoriyah .... Error! Bookmark not defined. Gambar 3.2: Mushollah Baiturrahman .......... Error! Bookmark not defined. Gambar 4.1: Pengajaran di PAUD Darul Aulia .............. Error! Bookmark not defined. Gambar 4.2: Renovasi Pesantren .................... Error! Bookmark not defined. Gambar 4.3: Pengajaran Pengajian ................. Error! Bookmark not defined. Gambar 4.4: Kegiatan Pengajaran SMP/SMKError! Bookmark not defined. Gambar 4.5: Bimbingan Belajar ....................... Error! Bookmark not defined. Gambar 4.6: Pelatihan Paskibra ...................... Error! Bookmark not defined. Gambar 4.7: Pelatihan Drumband .................. Error! Bookmark not defined. Gambar 4.8: Motivasi Pendidikan .................. Error! Bookmark not defined. Gambar 4.9: Pembuatan Pojok Baca .............. Error! Bookmark not defined. Gambar 4.10: Kegiatan Kerja Bakti ................ Error! Bookmark not defined. Gambar 4.11: Sosialisasi Terhadap Bahaya Penggunaan Narkoba ...... ..Error! Bookmark not defined. Gambar 4.12: Penyuluhan Campak dan Rubella ........ ..Error! Bookmark not defined. Gambar 4.13: Pembuatan Tugu ....................... Error! Bookmark not defined. Gambar 4.14: Perbaikan Poskamling Desa... Error! Bookmark not defined. Gambar 4.15: Pembuatan Gapura ................... Error! Bookmark not defined. Gambar 4.16: Renovasi Pintu Masjid.................................................................... 62 Gambar 4.17: Kegiatan HUT RI ............................................................................. 64 Gambar 4.18: Pelatihan Sablon ............................................................................... 65 xii “Belajar tidak pernah menghabiskan pikiran” Leonardo da Vinci TABEL IDENTITAS KELOMPOK Kode Desa Kelompok Dana J. Mahasiswa J. Kegiatan J. Pembangunan Fisik xiv 01/Tangerang/Cisoka/017 Cibugel AKSARA Rp 22.000.000,15 Orang 18 Kegiatan 7 Kegiatan Fisik, 7 kegiatan: Pembuatan Tugu Desa, Pembuatan Gapura Bambu, Renovasi Pondok Pesantren, Renovasi Pintu Masjid, Pembuatan Taman Baca. dan Renovasi Pos Kamling, Penyediaan Peralatan Sablon Baju 01.04. 017 “Lebih Baik Ditakuti Daripada Dicintai” Niccolo Machiavelli RINGKASAN EKSEKUTIF Buku ini disusun berdasarkan hasil kegiatan KKN-PpMM di Desa Cibugel selama 32 hari atau 1 bulan lebih. Ada 15 orang mahasiswa yang terlibat dikelompok ini, yaitu berasal dari 7 Fakultas yang berbeda. Oleh karena itu latar belakang akademik kami bermacam-macam sesuai dengan bidangnya masing masing. Dengan beragamnya latar belakang temanteman, kami menamai kelompok ini dengan AKSARA yang mendapat nomor kelompok 017. Kami dibimbing oleh Bapak Dr. Alfitra, SH., M.Hum beliau adalah dosen Pidana di Fakultas Syariah dan Hukum. Tidak kurang dari 18 kegiatan yang kami lakukan di Desa tersebut, yang sebagian besar merupakan pelayanan kepada masyarakat dan sebagian kecilnya adalah pemberdayaan serta pembangunan fisik desa. Kami merenovasi beberapa pembangunan fisik seperti renovasi pesantren, renovasi pintu masjid, pembuatan gapura untuk desa dan membuat pos kamling. Dengan fokus pada 4 RW serta 15 RT, kegiatan-kegiatan yang kami lakukan menghabiskan dana sekitar 22 Juta rupiah. Dana tersebut kami dapatkan dari iuran anggota kelompok KKN sebesar Rp 12.000.000,- dan dana penyertaan Program Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebesar Rp 10.000.000,- Dari hasil kegiatan yang kami lakukan di lapangan, terdapat beberapa hasil yang telah kami raih yaitu: 1. Masyarakat desa sadar akan situasi desa mereka sehingga meningkatkan solidaritas antara masyarakat serta mahasiswa yang turut membantu desa. 2. Meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang peran mahasiswa yang turun dalam pemberdayaan masyarakat. 3. Bertambahnya pengetahuan masyarakat desa tentang universitas (dalam hal ini merupakan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta). 4. Bertambahnya pembangunan fisik atau renovasi bangunan, seperti: pesantren yang kembali berfungsi, tugu desa untuk memberikan informasi tentang desa dan pintu toilet masjid yang digunakan kembali serta pos kamling yang berfungsi untuk menjaga keamanan. 5. Masyarakat desa menjadi bersemangat untuk melanjutkan pendidikan anak-anaknya kedalam universitas. xvi 6. Desa menjadi meriah karena hadirnya suasana baru yang dibawakan oleh para mahasiswa. Saat merencanakan, berkordinasi, berdiskusi dan menerapkan kegiatan program kerja, terdapat sejumlah kendala yang kami hadapi, antara lain: 1. Hal-hal yang menyangkut tentang komunikasi baik dalam internal maupun eksternal. Misalnya kurangnya komunikasi terhadap anggotaanggota lain. 2. Dana yang kurang mencukupi karena besarnya pembangunan fisik serta kebutuhan sehari-hari kelompok. 3. Masyarakat yang masih mengelompok (tidak bersatu), sehingga banyaknya perspektif yang berbeda untuk menyelenggarakan progam. Meskpiun demikian, kami pada akhirnya bisa merampungkan sebagian besar rencana kegiatan kami. Adapun kekurangankekurangannyaadalah: 1. Memperbaiki sarana pembuangan sampah baik. 2. Mengaktifkan kembali peran karangtaruna yang kurang aktif bagi para pemuda setempat. xvii CATATAN EDITOR Dr. Alfitra, SH., M.Hum NIP. 19722020 320070 1 034 Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh Segala puji dan syukur kami persembahkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Pemilik langit dan bumi yang Satu nan Esa. Dzat pemilik segala yang memberikan setiap tarikan nafas semua manusia, yang denyut jantungnya selalu berada dalam kekuasaan-Nya. Berjuta rahmat dan kasih sayang-Nya yang membantu dan menaungi kami dalam pelaksanaan program kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini. Dengan diadakannya KKN ditahun ini, saya yakin bahwa tercapainya segala keberhasilan hanyalah dapat terjadi karena ridho-Nya sajalah. Sholawat serta salam yang tak luput kami sanjungkan kepada Nabi yang paling mulia yang menjadi kekasih-Mu yang memberikan kami cerminan rasa semangat dan pengorbanan yang menginspirasi kami agar tetap kuat untuk bekerja dan mengabdi selama berjalannya program KKN. Secara garis besar, seluruh kampus yang ada termasuk UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan tempat dimana para mahasiswa dapat belajar secara teori dari dosen-dosen mereka. Para mahasiswa dilatih dan mendapatkan ilmu secara teoritis, yang kemudian diarahkan kepada penelitian dan riset dimana teori yang mereka dapatkan dari kampus diorientasikan dan diterapkan sesuai dengan bagaimana mereka mengaplikasikannya di lapangan. Pendidikan terpenting yang diajarkan oleh kampus adalah orientasi yang bagaimana mahasiswa berfikir secara cermat dan cekatan serta mensinergikan ilmu yang mereka miliki dengan masyarakat luas di lapangan yaitu tempat dimana mereka berada dan bukan hanya untuk menghasilkan sesuatu yang positif akan tetapi juga dapat bermanfaat bagi masyarakat banyak. Jadi, kegiatan pengabdian kepada masyarakat merupakan suatu bagian dari tugas wajib bagi seorang dosen yang tertuang dalam Tridarma Perguruan Tinggi. Diantara bentuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat yaitu menjadi pembimbing pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilaksanakan oleh mahasiswa. Pada tahun 2017 ini, kegiatan KKN-PpMM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang diselenggarakan oleh Pusat Pengabdian Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan suatu kegiatan rutin yang wajib xviii diikuti oleh seluruh mahasiswa maupun mahasiswi semester 7 yang terdiri dari 7 fakultas. Pada tahun ini saya diberi kesempatan untuk membimbing kelompok KKN 17 yang bernama AKSARA yang mana artinya yaitu “Anak Kampus Sayang Rakyat” yang menandakan bahwa mereka merupakan para mahasiswa mahasiswi yang sayang dan peduli terhadap masyarakat dan siap untuk mengabdikan dirinya kepada masyarakat khususnya dalam kegiatan KKN ini. Kelompok KKN AKSARA ini didalamnya terdiri dari 15 anggota yang tergabung dari 7 fakultas dan juga 9 jurusan. Saya ditugaskan untuk menjadi Dosen Pembimbing kelompok KKN AKSARA ini yang mana dilaksanakan di Desa Cibugel. Desa Cibugel merupakan desa yang terdapat di Kecamatan Cisoka Kabupaten Tangerang dan dipimpin oleh Bapak Haerul Saleh selaku Kepala Desa Cibugel. Terdapat 41 RT dan 7 RW dan memiliki jumlah penduduk sebesar 12.419 jiwa di Desa Cibugel. Ada 6 kampung dan juga area perumahan yang terdapat disana, diantaranya Kampung Angsana, Kampung Nagreg, Kampung Cibugel, Kampung Cibuluh, Kampung Pintu Kincir, Kampung Caringin, Kampung Bojong Sapi dan juga Griya Permata Cisoka. Sebagian besar penduduk yang terdapat di Desa Cibugel berprofesi sebagai buruh tani, pedagang, pekerja swasta serta juga ada beberapa penduduk yang berprofesi sebagai wirausaha. Sekalipun tingkat pendidikan warga sangatlah beragam, namun keinginan mereka untuk tetap maju sangatlah besar yang dibuktikan dengan adanya instansi pendidikan yang sangat banyak. Dimulai dari PAUD, SD, SMP sampai dengan SMA. Mayoritas penduduk Desa Cibugel taat memeluk Agama Islam dan juga terdapat banyak Pondok Pesantren, baik yang modern maupun tidak dan juga terdapat beberapa pesantren salafiyah di desa itu. Secara umum, permasalahan yang terdapat di Desa Cibugel ini hampir sama dengan desa lain yang terdapat di Kabupaten Tangerang yang mana diantaranya kurangnya kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungannya dan juga sikap apatis masyarakat terhadap suatu permasalahan, serta masyarakat cenderung menutup diri kepada suatu masalah kecuali permasalahan tersebut langsung memberikan keuntungan maupun kerugian kepada mereka. Permasalahan lainnya adalah koordinasi masyarakat dalam interaksi sosial yang masih rendah antara golongan muda dengan golongan tua, serta tidak adanya organisasi sosial yang mempersatukan masyarakat. xix Namun, di Desa Cibugel ini kesenjangan sosial lebih terlihat karena adanya masyarakat yang tinggal di area perumahan yang mana yang terdapat diperumahan tersebut bukan merupakan penduduk asli Desa Cibugel melainkan para pendatang. Hanya penduduk asli Desa Cibugel saja yang menetap atau tinggal di lingkungan desa. Disamping itu, kelebihan yang terdapat di Desa Cibugel dapat dilihat dari kemandirian ekonomi masyarakat di bidang wirausaha dan juga pertanian. Pada saat saya pertama kali berada dilokasi Desa Cibugel saat saya mengikuti survei bersama mahasiswa, saya melihat ada banyak masjid yang terdapat di desa ini, kebanyakan masjid yang terdapat di desa ini bangunannya cukup besar. Namun sangat terlihat bahwa masyarakat kurang merawat masjid ini dikarenakan terdapat beberapa fasilitas masjid yang rusak, lingkungan masjid yang tidak terlalu bersih serta kondisi masjid yang sepi dan jarang masyarakat desa berdatangan ke masjid ini yang mana hal itu membuat saya merasa prihatin dan ingin membantu untuk memperbaiki fasilitas masjid tersebut. Sebenarnya lingkungan di sekitar desa tersebut bisa memiliki potensi untuk menjadi lingkungan yang asri dan juga produktif karena banyak pepohonan disekitar pemukiman. Area yang sebenarnya dapat dimanfaatkan untuk merubah lingkungan sekitarnya menjadi lebih asri. Mahasiswa yang saya bimbing juga merencanakan beberapa program yang dapat mengikutsertakan dan menggerakan masyarakat agar dapat memiliki lingkungan yang lebih asri dan produktif. Musyawarah banyak dilakukan sebelum melaksanakan suatu program agar seluruh masyarakat yang ada di desa dapat berperan aktif dalam membantu setiap kegiatan yang ada. Sebagian besar warga Desa Cibugel sangat antusias dengan kedatangan mahasiswa untuk melaksanakan kegiatan KKN ini. Terlihat dari banyaknya warga yang berpartisipasi dalam setiap kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh mahasiswa KKN. Antusiasme anak-anak desa juga sangat besar, karena sebagian besar sasaran program yang KKN AKSARA lakukan adalah anak-anak yang terdapat di Desa Cibugel. Adanya beberapa program-program yang telah diselenggarakan, diantaranya yaitu di bidang keagamaan, bidang pendidikan, bidang lingkungan dan juga bidang masyarakat dan terdapat beberapa pembangunan fisik terhadap fasilitas masyarakat di Desa Cibugel. Besar harapan kami agar setiap apa yang telah diberikan oleh KKN AKSARA ini dapat bermanfaat dan dapat dilanjutkan oleh generasi muda di Desa Cibugel untuk lebih mensejahterakan desanya. xx Maka dari itu implementasi program yang kami berikan adalah program yang dapat menghasilkan interaksi langsung yang dapat mengedukasi masyarakat dalam berbagai bidang. Contohnya seperti pembangunan tugu Desa Cibugel yang digunakan sebagai penanda desa serta sebagai pembatas desa dengan desa-desa lain seperti Desa Caringin yang dilakukan secara gotong royong oleh mahasiswa KKN dan juga masyarakat Desa Cibugel. Selain itu mahasiswa KKN AKSARA juga mengadakan pelatihan sablon yang sasarannya ditujukan bagi para pemuda desa agar mereka bisa lebih mengapresiasikan bakatnya dibidang sablon baju dan dapat mengurangi jumlah pengangguran yang terdapat di desa. Dengan adanya program dalam kegiatan KKN-PpMM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, besar harapan saya semoga apa yang telah dilakukan dengan penuh semangat dapat bermanfaat secara optimal bagi warga Desa Cibugel, Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Dan yang terakhir, saya sangat berharap dengan telah dilaksanakannya kegiatan KKN-PpMM ini dapat terus konsisten dan berjalan secara berkesinambungan. Selain itu saya juga bersyukur karena buku seri laporan KKN-PpMM kelompok 17 AKSARA ini dapat diselesaikan oleh mahasiswa. Apresiasi yang sangat layak saya berikan kepada kelompok 17 ini yaitu kelompok KKN AKSARA atas kerjasamanya dalam merealisasikan program kerja di Desa Cibugel dengan semaksimal mungkin. Semoga apa yang telah terealisasikan dapat memberikan manfaat tidak hanya bagi desa yang dikembangkan namun juga bagi diri mahasiswa masing-masing untuk tetap membangun jiwa kepedulian sosial dan peka terhadap kondisi lingkungan sekitarnya yang dapat diterapkan oleh para mahasiswa kelompok KKN AKSARA dikemudian hari. Serta diharapkan buku ini bisa memberi manfaat lebih dari bentuk laporan-laporan KKNPpMM sebelumnya. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh. Ciputat, 24 September 2017 Dr. Alfitra, SH., M.Hum NIP. 19722020 320070 1 034 xxi BAGIAN 1: DOKUMENTASI HASIL KEGIATAN “Orang tidak akan punya waktu untuk Anda jika Anda selalu marah atau mengeluh” Stephen Hawking xxiii BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Pemikiran Kuliah kerja nyata atau yang sering disingkat KKN merupakan hal yang wajib bagi mahasiswa khususnya di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Mahasiswa sebagai kalangan muda sekaligus agent of change juga harus turun ke dalam masyarakat, khususnya di desa yang mana merupakan sentral dari ekonomi daerah. Mahasiswa yang baik harus pula mengembangkan pola untuk berbakti serta mengabdi kepada masyarakat dengan memperhatikan nilai-nilai ilmiah yang bisa dipertanggungjawabkan untuk kedepannya. Masyarkat desa yang merupakan salah satu penyumbang ekonomi yang terbesar di Indonesia, oleh karena itu sektor pertanian sangat penting dalam hal ini. Di sisi lain, perkembangan ekonomi yang berfokus pada sektor industri mengakibatkan melemahnya pengaruh desa karena tumbuhnya perbedaan antara kota dengan industrinya dan desa dengan pertaniannya. Bahkan jika kita merujuk pada studi Sarman dan Sajogyo yang menunjukan masyarakat desa masih terbelakang baik dalam hal berkaitan dengan produksi seperti kapasitas sumber daya manusia, modal, maupun pendidikan. Sebagai mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang memilki asas Tri Darma Perguruan Tinggi yaitu Melayani, Memberdayakan, dan Menginspirasi. Hal ini berkaitan erat dengan Misi UIN Syarif Hidayatullah: “Memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat”. Oleh karena itu, Kuliah Kerja Nyata diharapkan mahasiswa mampu menjawab permasalahan yang ada di Masyarakat. KKN merupakan kegiatan intrakurikuler mahasiswa dalam bentuk pengabdian ke masyarakat secara interdisipliner dan lintas sektoral, dengan maksud mengembangkan kepribadian mahasiswa (Personality Development), yaitu pengembangan kepekaan rasa, persepsi, dan kognisi sosial mahasiswa. Melalui kegiatan KKN dapat diharapkan agar mahasiswa tahu bahwa kegiatan dengan cara menggali potensi yang berada di desa dan kemudian mengembangkannya menjadi suatu kelebihan sehingga manfaat yang diperoleh dapat terwujud. Ilmu yang didapat dalam ruang kuliah diharapkan mampu diturunkan kepada masyarakat sehingga peran 3 universitas dan mahasiswa dapat berpengaruh kepada masyarakat banyak termasuk masyarakat desa. B. Kondisi Umum Desa Cibugel Desa Cibugel merupakan daerah agraris yang berada di kabupaten Tangerang kecamatan Cisoka. Sebagian desa ini merupakan lahan pertanian yang digarap oleh sebagian besar masyarakat Cibugel. Sebagian masyarakat Cibugel berprofesi sebagai karyawan pabrik yang tak jauh letaknya dari Desa Cibugel. Desa Cibugel berbatasan dengan Desa Bojongloa, Desa Caringin, Desa Cangkudu dan Desa Carenang. Jumlah kampung yang berada di desa ini adalah 6, diantaranya adalah Kampung Pintu Kincir, Kampung Bojong Sapi, Kampung Nagreg, Kampung Cibugel, Kampung Cibuluhdan Griya Permata Cisoka. Menurut tokoh masyarakat di Desa Cibugel yaitu Haji Hambali 1, mayoritas penduduk Desa Cibugel beragama Islam, agama-agama lain yang berada di desa ini ialah Kristen dan Hindu. Dalam mata pencaharian, masyarakat Cibugel umumnya mempunyai beberapa profesi misalnya buruh di pabrik, pedagang wiraswasta, petani dan peternakan. Lembaga pendidikan di desa ini ada beberapa tingkatan yaitu PAUD, TPQ, SD, SMP, SMK dan Pesantren. Selain itu, ada juga beberapa sekolah-sekolah swasta berbasis sekolah islam yang berada di desa ini di antaranya SDI Assakilin dan SMK Riyadul Basoriyah. Pendidikan di desa ini juga didukung dengan ustadz-ustadz yang mendirikan pesantren sehingga dalam keagamaan desa ini sudah tergolong maju. C. Permasalahan Berdasarakan data kondisi umum tempat KKN diatas dan hasil survei kami di daerah Desa Cibugel, kami menemukan satu permasalahan yang sangat penting untuk ditangani, yaitu masalah sosial. Hubungan antara warga yang lemah membuat masyarakat desa mengelompok, sehingga sangat sulit untuk membuat program yang sesuai dengan kelompok-kelompok tersebut. Ada beberapa masalah lain yang terdapat di Desa Cibugel seperti kurang maksimalnya kinerja perangkat desa, penganguran dan contohnya kantor desa yang kepala desanya sedikit susah ditemui. 1 Wawancara Pribadi dengan, Bapak Hambali, 23 Agustus 2017 4|Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di Cibugel Permasalahan selanjutnya adalah kurangnya perhatian masayarakat pada pemeliharaan prasarana kebersihan dan kesehatan. Contohnya: di Desa Cibugel terdapat masjid yang pintu kamar mandinya rusak dan tidak bisa ditutup. Pendidikan di desa Cibugel cukup maju namun kami menemukan sekolah yang cukup memperhatinkan sehingga kami harus menyelesaikan masalah terkait dengan pengajaran di sekolah tersebut. Dari hasil pengamatan dan identifikasi masalah di atas, kami memprioritaskan Program KKN pada permasalahan kondisi sosial terutama masalah kemampuan dan keterampilan masyarakat desa. Oleh karena itu kami menyediakan beberapa program yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan dan keterampilan. D. Profil Kelompok KKN-PpMM 17 AKSARA merupakan singakatan yang berarti “Anak Kampus Sayang Rakyat”. Dalam sejarah, Aksara atau अक्षर, IAST akṣara merupakan etimologis berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti sesuatu yang tidak termusnahkan/kekal/langgeng. Berasal dari kata "a-" 'tidak' dan "kshara" 'termusnahkan2. Aksara merupakan unit simbol graphemic dalam sistem penulisan India yang memiliki pengetahuan tentang fonem (konsonan dan vokal) atau biasa yang dahulunya di gunakan sebagai simbol visual yang tertera pada kertas. Dalam masa Hindu-Budha, simbol Aksara digunakan sebagai bentuk khusus dari ritual keagamaan. AKSARA yang berfilosofikan dimana sekelompok anak kampus yang memiliki karakter berbeda, memiliki keterampilan yang berbeda dan memiliki pemikiran yang berbeda seperti halnya huruf aksara yang memliki beragam bentuk dan jika dirangkai maka bisa menimbulkan arti yang indah. 2 Girishwar Misra, Psychology In India, Volume I: Basic Psychological Processes And Human Development, Volume 1, Pearson Education India, 2009, hal, 125 Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di Cibugel |5 Kelompok AKSARA KKN-PpMM 017 terdiri dari 15 orang dari 7 fakultas yang berbeda dengan rincian, 2 orang mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis, 2 orang Fakultas Ushuluddin, 2 orang Fakultas Adab dan Humaniora, 2 orang Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi, 4 orang Fakultas Syariah dan Hukum, 1 orang Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, dan 2 orang Fakultas Sains dan Teknologi. Berikut adalah rincian kompetensi anggota KKN-PpMM kelompok 017. Muhammad Aminul Wahid adalah mahasiswa jurusan Ekonomi Syariah di Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Ia memiliki kompetensi akademik dibidang ekonomi maupun bisnis. Selain itu ia juga mahir padabidang agama karena ia banyak mempelajari agama selama pendidikannya. Ia merupakan ketua kelompok. Nurlia Fikawaty adalah mahasiswi jurusan Ilmu Hukum Fakultas Syariah dan Hukum. Ia memiliki kompetensi akademik padabidang hukum dan juga bisnis karena ia memperdalam hukum bisnis dalam pendidikannya. Selain itu ia juga mempunyai bakat lain seperti tari saman. Ia merupakan sekertaris kelompok. Harun Arrasyid merupakan seorang mahasiswa jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang mempunyai kompetensi akademik untuk berkaitan dengan literatur buku, bahasa Belanda dan menulis analisis sebuah peristiwa atau tulisan yang berkaitan dengan isu-isu yang kontemporer. Selain itu ia juga berkompeten pada hal-hal research seperti penelitian sebuah masyarakat atau peristiwa pengaruh politik. Ia merupakan sekertaris kelompok. Ilka Sawidri Daulay adalah mahasiswi jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Ia memiliki kompetensi akademik pada bidang komunikasi. Ia juga sering menjadi MC dan banyak menjadi pembawa acara dalam acara-acara yang ada dikampus. Ia merupakan sekertaris kelompok. Iis Kholisoh Tusadiyah adalah seorang mahasiswi jurusan Tafsir Hadis di Fakultas Ushuluddin. Ia memiliki kompetensi akademik padabidang memperdalam ilmu tafsir. Selain itu ia juga merupakan gadis 6|Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di Cibugel yang gemar membaca novel maupun komik serta menonton film. Ia merupakan bendahara kelompok. Shinta Sri Rahmawati adalah seorang mahasiswi jurusan Manajamen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis. Ia memiliki kompetensi akademik padabidang manajemen dan juga bidang bisnis. Selain itu ia juga aktif di beberapa kegiatan modelling. Ia merupakan bendahara kelompok. Abdul Aziz adalah mahasiswa jurusan Perbandingan Mahzab Hukum Fakultas Syariah dan Hukum. Ia memiliki kompetensi akademik dibidang hukum, lebih tepatnya ia mahir dalam memperbandingkan mahzab-mahzab dalam hukum. Ia merupakan divisi humas dikelompok. Hammam Al-Marisma adalah seorang mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Adab dan Humaniora. Ia memiliki kompetensi akademik padabidang bahasa arab. Selain itu ia juga banyak belajar agama selama menekuni dunia pendidikan. Ia merupakan divisi humas dikelompok. Mus’ab Khomeini adalah seorang mahasiswa jurusan Hukum Keluarga Fakultas Syariah dan Hukum. Ia memiliki kompetensi akademik pada bidang hukum, lebih tepatnya padabidang hukum keluarga. Selain itu ia juga gemar dalam olahraga dan bermain musik. Ia merupakan divisi humas di kelompok. Faradhita Aushafiana Manaf adalah seorang mahasiswi jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi. Ia memiliki kompetensi akademik padabidang komunikasi. Selain itu ia juga memiliki bakat lain seperti menyanyi, menulis puisi dan juga dalam menulis cerpen. Ia merupakan divisi pubdekdok dikelompok. Andika Yulianto Chamil adalah seorang mahasiswa jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik. Ia memiliki kompetensi akademik padabidang hubungan internasional yang mana ia mahir dalam berbahasa inggris. Selain itu ia berbakat dalam bidang otomotif. Ia merupakan divisi pubdekdok dikelompok. Muhammad Nur Risky adalah seorang mahasiwa jurusan Aqidah Filsafat Fakultas Ushuluddin. Ia memiliki kompetensi akademik pada Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di Cibugel |7 bidang memperdalam filsafat ilmu. Selain itu ia juga gemar dalam berolahraga. Ia merupakan divisi perlengkapan dikelompok. Khamdi Alfan Maulana adalah seorang mahasiswa jurusan Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi. Ia memiliki kompetensi akademik pada bidang teknik informatika atau komputer, teknologi dan semacamnya. Ia merupakan divisi perlengkapan dikelompok. Dara Mailani adalah mahasiswi jurusan Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah dan Hukum. Ia memiliki kompetensi akademik pada bidang hukum, lebih tepatnya dalam bidang hukum ekonomi. Selain itu ia gemar mendengarkan musik dan juga menonton drama Korea. Ia merupakan divisi kesehatan dikelompok. Purnamasari merupakan seorang mahasiswi Jurusan Fisika Fakultas Sains dan Teknologi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta sejak tahun 2014 hingga pada saat ini. E. Fokus atau Prioritas Program Berdasarkan data daerah dan hasil survei kami di Desa Cibugel, kami merumuskan permasalahandi desa tersebut adalah masalah sosial masyarakat yang pengangguran. Banyak anak-anak muda yang tidak memiliki wawasan dan kemampuan sehingga mereka tidak dapat berkerja. Oleh karena itu kami menawarkan beberapa program yang diasumsikan dapat membantu masyarakat Desa Cibugel dalam masalah sosial masyarakat. Kami menawarkan pelatihan Sablon dalam melaksanakakan program sosial masyarakat. Oleh karena itu, program ini sangat membutuhkan dan melibatkan partipasi seluruh masyarakatdan masyarakat mendapatkan informasi dan penjelasan program dari anggota KKN. Merujuk pada sub bab C, kami merumuskan bahwa terdapat 6 (enam) Bidang Permasalahan: 1) Pendidikan, 2) Ekonomi, 3) Agama, 4) Masyarakat, 5) Lingkungan, 6) Politik di Desa Cibugel.Sedangkan kompetensi anggota kelompok KKN hanya bisa melakukan pengabdian pada empat bidang saja, yaitu: 1) Bidang Pendidikan, 2) Bidang Keagamaan, 3) Bidang Lingkungan dan 4) Bidang Masyarakat.Adapun rincian prioritas programnya adalah sebagai berikut: 8|Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di Cibugel Fokus Permasalahan Bidang Keagamaan Bidang Pendidikan Bidang Lingkungan Bidang Masyarakat Prioritas Program & Kegiatan Pembangunan Moral Agama - Kegiatan Pelayanan Pendidikan Paud - Renovasi Pesantren - Pengajaran Pengajian Fokus Pintar - Kegiatan Pengajaran SMP/SMK - Bimbingan Belajar Untuk Siswa SD - Pelatihan Paskibra - Pelatihan Drumband - Motivasi Pendidikan - Pembuatan Pojok Baca Fokus Desaku - Kegiatan Kerja Bakti - Kegiatan Sosialisasi bahaya Narkoba - Sosialisasi penyakit Campak dan Rubella Desaku Cibugel - Pembuatan Tugu - Renovasi Pos Kamling - Pembuatan Gapura - Renovasi Sarana Pra-sarana Masjid Desa Nasionalis - Kegiatan HUT RI Cibugel Kreatif - Pelatihan Sablon Tabel 1.1: Fokus atau Prioritas Program Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di Cibugel |9 F. Sasaran dan Target Berdasarkan penjelasaan pada bagian sebelumnya fokus dan prioritas program KKN kelompok 017 adalahmembangun kemampuan masyarakat desa untuk masa depan yang lebih maju. Berdasarkan survei yang kami lakukan ke Desa Cibugel, banyak para pemuda serta orang tua yang masih kekurangan kemampuan untuk mengembangkan usaha, oleh karena itu kami membuat program yang membangun kemampuan dan pengetahuan. No 1 Kegiatan Kegiatan Pelayanan Pendidikan Paud 2 Renovasi Pesantren 3 Pengajaran Pengajian 4 Kegiatan Pengajaran SMP/SMK Bimbingan Belajar 5 6 Pelatihan Paskibra Sasaran Target Balita di PAUD Balita di PAUD Desa Cibugel Desa Cibugel mendapat pengetahuan dan kemampuan berhitung dasar dan kreatif, yang nantinya dapat mudah belajar ketika anak-anak tersebut akan memasuki taman kanakkanak dan sekolah dasar. Pesanteren Darul Pesantren Darul Badi’ah Badi’ah direnovasi dan mendapatkan saranapendidikankeagamaan. Ust. Tabi Ust. Tabi dapat terbantu dalam pengajaran murid TPA miliknya dan pengajaran yang diberikan dapat berjalan lebih efektif dan maksimal. SMK Riyadhul SMK Riyadhul Bassoriyah Bassoriyah terbantu dalam kegiatan belajar mengajar formal. Siswa-siswi SDN Siswa-siswi SDN Cibugel 1 Cibugel 1 dan 2 dan 2 mendapatkan pembelajaran tambahan mata pelajaran umum yang biasa diajarkan di sekolah Santri yang 10 Santri yang terdapat di terdapat di Pondok Pesantren Riyadul Pondok Bassoriyah terbantu memiliki 10 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel Pesantren Riyadul Bassoriyah 7 Pelatihan Drumband Siswa dan siswi Pesantren SMK Riyadhul Basoriyah dan SD Assakilin 8 Motivasi Pendidikan Siswa dan santri di Desa Cibugel 9 Pembuatan Pojok Baca SMK Multimedia Riyadul Basoriyah 10 Kegiatan Bakti 11 Sosialisasi Terhadap Bahaya Penggunaan Narkoba Penyuluhan Campak dan Rubella Seluruh warga Desa Cibugel. 13 Pembuatan Tugu Desa Cibugel 14 Perbaikan Poskamling Desa Warga Cibugel 12 Kerja Warga Cibugel Pemuda. Desa dan Seluruh warga Desa Cibugel Desa jiwa sosial yang lebih tinggi lagi terhadap tanah air dan juga dapat menjadi pribadi yang lebih dewasa, mandiri dan juga disiplin. Siswa – siswi di Pesantren Riyadhul SMK Basoriyah dan SD Assakilin menguasai, juga bisa mempraktikkan segala materi yang telah disampaikan. Siswa dan santri di Desa Cibugel terbantu agar semangat dalam belajar dan berkarya 1 taman baca dibangun di SMK multimedia Riyadul Ba’soriah 40 orang warga Desa Cibugel dan pemuda berpartisipasi /terbantu dalam kerja bakti membersihkan lingkungan. Seluruh warga Desa Cibugel mendapatkan informasi mengenai bahaya penggunaan narkoba Seluruh Warga Desa Cibugel mendapatkan informasi mengenai pentingnya menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS). 1 tugu batas masuk dibangun di Desa Cibugel Warga Desa Cibugel mendapatkan poskamling kembali agar dapat Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 11 15 16 17 18 digunakan untuk menjaga desa. Pembuatan Gapura pembatas 1 Gapura pembatas Kampung Gapura Kampung dibangun di perbatasan Bojongsapi Kampung Bojongsapi dengan dengan perumahan blok C. perumahan blok C. Renovasi Sarana Kamar Mandi Kamar Mandi Masjid Jami’ Pra-sarana Masjid Jami’ Al- Al-karim Desa Cibugel Masjid karim Desa direnovasi dan mendapatkan Cibugel sarana pra-sarana kamar mandi. Kegiatan HUT Warga Desa Warga Desa Cibugel RI Cibugel terbantu dalam penyelenggaraan perlombaan HUT RI ke-72 Pelatihan Sablon Pemuda-pemudi Pemuda-pemudi desa desa Cibugel Cibugel mendapatkan pembelajaran mengenai teknik-teknik menyablon dengan baik dan benar. Tabel 1.2: Sasaran dan Target G. Jadwal Pelaksanaan Program KKN-PpMM UIN Jakarta dilaksanakan pada tanggal 25 Juli-25 Agustus. Kelompok KKN-PpMM 017 memulai KKN pada tanggal 25 Juli setelah pelepasan dari pihak kampus dan langsung berangkat ke lokasi KKN-PpMM di Desa Cibugel. Menyelesaikan KKN tanggal 25 Agustus secara keseluruhan dan kembali ke UIN Jakarta. Jadwal kegiatan KKNPpMM secara umum adalah sebagai berikut: a. No 1 2 Pra-KKN PpMM 2017 (Mei-Juli 2017) Uraian Kegiatan Pembentukan Kelompok Penyusunan Proposal Waktu 3 Mei 2017 7 Mei 2017 12 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel 3 4 5 Pembekalan Survey Pelepasan 23 Mei 2017 1 Juni 2017 25 Juli 2017 Tabel 1.3: Jadwal Pra KKN-PpMM 2017 b. Pelaksanaan Program di Lokasi KKN (25 Juli-25 Agustus 2017) No 1 2 3 Uraian Kegiatan Pembukaan di Lokasi KKN Pengenalan Lokasi dan Masyarakat Implementasi Program 4 5 Penutupan Kunjungan Dosen Pembimbing Waktu 27 Juli 2017 26 Juli 2017 28 Juli –23 Agustus 2017 24 Agustus 2017 5 Agustus 2017 Tabel 1.4: Jadwal Pelaksanaan Program di Lokasi KKN c. Laporan dan Evaluasi Program (September-Desember 2017) No 1 2 3 4 5 6 Uraian Kegiatan Penyusunan Buku Laporan Hasil KKNPpMM Verifikasi dan Penyuntingan oleh Kelompok dan Dosen Pembimbing Penyelesaian dan Pengunggahan Film Dokumenter Pengesahan Buku Laporan Pengiriman Buku Laporan Hasil KKNPpMM Penilaian Hasil Kegiatan Waktu 1 September-Oktober 2017 September 2017 17 Oktober 2017 10 Desember 2017 November 2017 Desember 2017 Tabel 1.5: Laporan dan Evaluasi Program H. Pendanaan dan Sumbangan Jumlah dana yang terpakai serta dikeluarkan selama pelaksanaan KKNPpMM 2017 yang dilaksanakan di Desa Cibugel, Kecamatan Cisoka dari tanggal 25 Juli sampai 25 Agustus sebesar Rp22.000.000. Jumlah tersebut terdiri dari dana program, dana transportasi akomodasi, dana divisi, dan lain-lain. Adapun rinciannya terdapat pada lampiran. Sumber dana dari Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 13 pelaksanaan KKN-PpMM di Desa Cibugel diperoleh dari iuran anggota KKN dan bantuan dana dari PPM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan rincian sebagai berikut: a. Pendanaan No 1 Uraian Asal Dana Jumlah Kontribusi mahasiswa anggota kelompok, Rp 12.000.000,@800.000 2 Dana penyertaan Program Pengabdian Rp 10.000.000,Masyarakat oleh Dosen (PpMD 2017) Total Rp 22.000.000,Tabel 1.6: Pendanaan b. Sumbangan No 1 2 Uraian Asal Sumbangan Baju Layak Pakai dari Masyarakat Umum Buku Bacaan dari Tiap Anggota Kelompok Jumlah 3 Karung 70 Buah Tabel 1.7: Sumbangan I. Sistematika Penyusunan Buku ini disusun dalam 2 bagian. Bagian 1 adalah Dokumentasi Hasil Kegiatan yang berisi lima bab, dengan perincian sebagai berikut: Bab I Pendahuluan. Bab ini bertujuan untuk memberikan gambaran umum dari laporan hasil kegiatan KKN-PpMM 2017, dengan sejumlah sub bab: Dasar Pemikiran, Kondisi Umum Desa Cibugel, Permasalahan, Profil Kelompok KKN-PpMM 17, Fokus atau Prioritas Program, Sasaran dan Target, Jadwal Pelaksanaan Program, dan Pendanaan dan Sumbangan. Bab II Metode Pelaksanaan Program. Tujuan dari penulisan bab ini adalah memberikan pijakan teoritis atas pendekatan dan metode dalam pengembangan masyarakat. Bab ini mempunyai beberapa sub bab: Intervensi Sosial, Pendekatan dan Pemberdayaan Masyarakat. Bab III Merupakan kondisi tempat KKN, dalam hal ini adalah Desa Cibugel yang berada di Cisoka, Tangerang. Bab ini mempunyai beberapa sub bab: Sejarah Singkat Desa Cibugel, Kecamatan Cisoka, Kabupaten 14 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel Tangerang-Banten, Letak Geografis, Struktur Penduduk, Sarana dan Prasarana. Bab IV Deskripsi, Hasil Pelayanan dan Pemberdayaan yang mempunyai sub bab: Kerangka Pemecahan Masalah, Bentuk dan Hasil Kegiatan Pelayanan Masyarakat, Bentuk dan Hasil Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat, Faktor-Faktor Pencapaian Hasil. Bab V Penutup yang menjelaskan mengenai kesimpulan dan rekomendasi. Bab VI berisikan penggalan kisah inspiratif yang ditulis oleh mahasiswa KKN AKSARA. Terakhir adalah BAB VII. Bab ini berisikan kesan dan pesan warga Desa Cibugel atas pelaksanaan kegiatan KKN-PpMM 2017. Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 15 “Bumi Iini Cukup untuk tujuh generasi namun tidak akan pernah cukup untuk tujuh orang serakah” Mahatma Gandhi BAB II METODE PELAKSANAAN PROGRAM A. Intervensi Sosial Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan agenda tahunan yang diadakan oleh Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. KKN merupakan sebuah bukti nyata pengabdian pada masyarakat yang berlandaskan pada Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian. Pengabdian yang dilakukan pada masyarakat tentunya harus tepat sasaran. Hal tersebut sesuai dengan tujuan dari pengabdian masyarakat yakni peningkatan kesejahteraan sosial pada masyarakat. Oleh sebab itu, beberapa metode yang digunakan dalam melaksanakan pengabdian masyarakat salah satunya yaitu metode intervensi sosial. Metode intervensi sosial merupakan sebuah usaha yang dilakukan untuk memperbaiki fungsi sosial dari suatu kelompok sasaran.3 Definisi terkait intervensi sosial dijelaskan lebih rinci oleh Isbandi Rukminto, adapun pengertian tersebut dijelaskan sebagai berikut:4 “Intervensi sosial merupakan sebuah perubahan terencana yang dilakukan oleh pelaku perubahan (change agent) terhadap berbagai sasaran perubahan (target of change) yang meliputi dari individu, keluarga, dan kelompok kecil (perubahan terencana di level mikro), komunitas dan organisasi (perubahan terencana di level makro) dan masyarakat yang lebih luas baik ditingkat kabupaten/kota, provinsi, negara maupun global dalam konteks yang lebih luas.” Namun, perubahan Sosial Terencana yang dilakukan kelompok KKN AKSARA termasuk kedalam Perubahan Sosial Terencana di tingkat kelompok kecil masyarakat yang ada di Desa Cibugel. Dalam hal ini, mahasiswa berperan sebagai agent of change dimana mahasiswa sebagai kaum intelektual berperan penting untuk menginspirasi masyarakat agar mereka ikut berpartisipasi dalam memperbaiki suatu sistem yang bermasalah di dalam fungsi sosial yang berlaku di masyarakat tersebut. 3 Miftachul Huda, Pekerjaan Sosial dan Kesejahteraan Sosial (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h.40. 4 Isbandi Rukminto Adi, Intervensi Komunitas Pengembangan Masyarakat Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2008), h. 49. 17 Metode ini diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, intervensi sosial menjadi treatment khusus untuk kelompok yang membutuhkan perubahan. Hal tersebut sejalan dengan hakikat dari intervensi sosial yakni memperbaiki fungsi sosial pada masyarakat, apabila fungsi sosial pada masyarakat dapat diperbaiki maka tingkat kesejahteraan dapat meningkat. Kesimpulannya bahwa melalui metode intervensi sosial, kesenjangan sosial dapat teratasi. Seperti halnya yang telah dilakukan KKN AKSARA di Desa Cibugel, dimana banyak pemuda yang menganggur dan juga putus sekolah, maka KKN AKSARA mengajak mereka untuk belajar cara menyablon baju hingga mereka terampil dan akhirnya ilmu tersebut dapat mereka gunakan untuk membuka lapangan pekerjaan bagi diri mereka sendiri dengan membuka jasa sablon. Setelah diadakannya kegiatan pelatihan sablon tersebut terhadap pemuda di Desa Cibugel, mereka menjadi lebih kreatif dan langsung mempraktikkan apa yang telah mereka pelajari dari kami. B. Pendekatan dan Pemberdayaan Masyarakat Berdasarkan metode intervensi sosial penyusunan program kerja diperlukan melalui strategi pendekatan dan pemberdayaan masyarakat agar program yang dilaksanakan tepat sasaran. Salah satu pola pendekatan terhadap masyarakat yang kami gunakan yaitu problem solving. Karena metode ini kami anggap yang paling relevan dengan apa yang kami lakukan di Desa Cibugel. Problem solving merupakan suatu proses yang dilakukan untuk menemukan suatu masalah dengan suatu pendekatan identifikasi masalah untuk tahap synthetis dan kemudian dianalisis dengan memilih seluruh permasalahan yang ada sehingga mencapai tahap application, selanjutnya komperehensif dan tahap akhirnya yaitu mendapatkan solusi yang diinginkan.5 5 “Pengertian problem solving” diakses pada tanggal 01 September 2017 pukul 14.00 WIB dari: http//www.sarjanaku.com/2011/03/pengertian-problem-solving.htm. 18 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel Dalam metode pendekatan, kita dapat menemukan jawaban dari suatu masalah yang kemudian dapat dijadikan rekomendasi pada setiap keputusan atau kebijakan yang akan diambil. Dewey menjelaskan lebih rinci langkah-langkah yang menjadi pijakan dalam problem solving adalah sebagai berikut: 1. Adanya kesulitan yang dirasakan atau kesadaran akan adanya masalah. 2. Masalah itu diperjelas dan dibatasi. 3. Mencari informasi atau data dan kemudian data itu diorganisasikan atau diklasifikasikan. 4. Mencari hubungan-hubungan untuk merumuskan hipotesahipotesa kemudian hipotesa-hipotesa dinilai, diuji agar dapat ditentukan untuk diterima atau ditolak. Setelah menemukan solusi dari permasalahan yang ada, diperlukan konsep pemberdayaan masyarakat sebagai alat untuk membantu individu, kelompok dan masyarakat agar masyarakat mampu mengelola lingkungan dan mencapai tujuan mereka, sehingga mampu bekerja dan membantu diri mereka dan orang lain untuk memaksimalkan kualitas hidup.6 Surjono dan Nugroho memberikan definisi terhadap pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu proses dimana masyarakat (khususnya yang kurang memiliki akses terhadap pembangunan) didorong untuk meningkatkan kemandirian dalam mengembangkan perikehidupan mereka.7 Konsep pemberdayaan mencakup pengertian community development (pembangunan masyarakat) dan communitybased development (pembangunan yang bertumpu pada masyarakat), dan tahap selanjutnya muncul istilah community-driven development yang diterjemahkan sebagai pembangunan yang 6 Robert Adams, Social Work and Empowerment. 3rd ed. (New York: Palgrave Macmillan,2003), h. 34. 7 Agus Surjono, & Trilaksono Nugroho, Paradigma, Model, Pendekatan Pembangunan, dan Pemberdayaan Masyarakat di Era Otonomi Daerah (Malang: Bayumedia Publishing, 2008), h. 17. Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 19 diarahkan masyarakat atau diistilahkan pembangunan yang digerakkan masyarakat.8Problem solving dan pemberdayaan masyarakat dapat dijadikan pijakan untuk melaksanakan program kerja dan menjadi landasan untuk mengabdi. Dengan menggunakan problem solving terhadap pola pendekatan yang kami lakukan di Desa Cibugel, kami memulai dengan mengidentifikasikan masalah-masalah yang ada dalam desa tersebut. Lalu berdiskusi bersama untuk mendapatkan terobosan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang ada di lingkungan tersebut. Setelah mendapatkan terobosan yang tepat, lalu kami berkomunikasi dengan ketua RT/RW kampung tersebut untuk melakukan aktifitas serta mengajak ketua RW beserta warganya ikut berkontribusi langsung dalam menyelesaikan masalahmasalah yang terdapat di lingkungan mereka. Hal tersebut dapat menumbuhkan rasa kepedulian yang mendalam dari masyarakat terhadap masalah yang ada di lingkungan mereka sekaligus memberikan pengalaman dan pembelajaran bagi mereka bagaimana cara untuk mensejahterakan desa mereka sendiri melalui potensi-potensi yang mereka miliki. Kami sebagai mahasiswa hanya menjadi fasilitator dan memfasilitasi mereka serta mendampingi mereka untuk menjalankan kegiatan-kegiatan yang positif. Perubahan dan pencapaian yang positif dalam KKN kami adalah warga desa dapat bekerja sama dalam membangun desa mereka sendiri baik dalam segi pendidikan, infrastruktur, dan lain-lain. Salah satu contoh nyata dari kegiatan KKN kami yaitu kami mengadakan buku yang mana dapat digunakan oleh murid-murid ataupun santri yang ada di Pondok Pesantren Riyadul Basoriyah yangmana sebelumnya mereka saat kami ajarkan sangat kurang dalam memiliki buku pelajaran. Selain itu kami mengajak para pemuda desa dan orang tua untuk ikut berpartisipasi dalam kerja bakti dalam membangun tugu desa dan juga membangun gapura agustusan yang dapat digunakan untuk memeriahkan acara agustusan nantinya. Contoh lainnya kami mengajak para pemuda desa yang tidak memiliki pekerjaan untuk belajar cara menyablon baju dengan media baju yang tidak terpakai dan ada juga baju baru yang telah kami sediakan. 8 Randy R. Wrihatnolo & Riant Nugroho D. Manajemen Pemberdayaan: Sebuah Pengantar dan Panduan untuk Pemberdayaan Masyarakat (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2007), h. 24. 20 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel BAB III KONDISI WILAYAH DESA CIBUGEL, KECAMATAN CISOKA, KABUPATEN TANGERANG-BANTEN A. Sejarah Singkat Desa Cibugel, Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang-Banten Desa Cibugel merupakan desa yang berada di kecamatan Cisoka kabupaten Tangerang. Desa ini mempunyai sejarah yang panjang dalam pembentukannya. Desa Cibugel pada awalnya merupakan nama kampung yang berada di daerah Cisoka dan kemudian menjadi desa diperkirakan pada tahun 1930 sebelum kemerdekaan Indonesia.9 Asal nama Desa Cibugel, berasal dari zaman Belanda terdiri dari penggagas pertama adalah "Tuan Tanah Kolonial Belanda” lalu diserahkan kepada Lurah (Sakilin) lalu dibentuklah kesepakatan antara Lurah (Sakilin) dengan Belanda yang menghasilkan nama Cibugel. Konon katanya semenjak tahun 1930, sejak zaman penjajahan Belanda, Desa Cibugel masih merupakan hutan belantara dan belum ada pemukiman. Semenjak itu, nama kampung itu dijuluki “Cibugel”,10 dan pada zaman itu, tanah di Desa Cibugel sangatlah subur dan makmur serta desa tersebut sangatlah luas dan menyatu dengan Desa Bojongloa. Pada tahun 1983 wilayah Cibugel yang bersatu dengan kampung Bojongloa berpisah dikarenakan sudah banyaknya penduduk Cibugel pada waktu itu dan akhirnya kampung Bojongloa menjadi desa tersendiri. Desa Cibugel mempunyai beberapa tokoh diantaranya yaitu Nurdin (mantan kades 2 periode), dan H. Abdulah yang menjadi ketua DKM masjid Cibugel. Pergantian kepala desa terjadi dalam beberapa kali seperti pada Era kepemimpinan Lurah Sakilin yang mengalami pergantian kepempinan kepada Lurah Sueb. Pada masa kepemimpinan Lurah Sueb diadakan pemetaan Desa Cibugel dan pengakuan tanah di blok masing-masing di daftar buku dan didokumenkan oleh Lurah Sueb. Selanjutnya dilanjutkan dengan Suradinata kemudian digantikan oleh Arwani yang menjabat sangat singkat yaitu pada tahun 1974-1975. Arwani menjadi pengganti kepala desa 9 Wawancara Pribadi dengan Bapak Abdul Manaf dan Bapak Abdul Mali, 21 Agustus 2017 10 Eka Apriliyani, dkk., “Bab III, Kondisi Wilayah Desa Cibugel, Kecamatan Cisoka,” dalam Rd. Mujibur Rohman, ed., Pengabdianku, untuk Cibugel Sejahtera (Ciputat: Pusat Pengabdian kepada Masyarakat, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016), h. 21.. 21 dari tahun 1975-1997 kemudian digantikan oleh Nurdin yang menjabat 2 periode sampai tahun 2007 dan yang terakhir ialah Haerul Shaleh yang menjabat 2 periode pula. Desa ini mempunyai BPD yang didirikan pada tahun 2000 dan Babinsa. Listirk masuk tahun 1983 dan pembangunan jalan diselesaikan pada tahun 2013. Berikut merupakan tabel data peristiwa di Desa Cibugel: No 1 2 3 4 5 6 Peristiwa Pembentukan Desa Pemerkaran Desa Masjid Pertama kali dibangun Lembaga BPD dibangun Listrik masuk Desa Jalan Raya Tahun 1930 1983 1998 2000 1983 2013 Ket. Sumber Pak Manaf Pak Mali Pak Manaf Pak Mali Pak Mali Pak Manaf Tabel 3.1: Data Peristiwa Sejarah Desa Cibugel B. Letak Geografis Desa Cibugel ini terletak di Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten11, terdiri dari 7 RW dengan 6 kampung dan area perumahan di antaranya Kampung Angsana, Kampung Nagreg, Kampung Cibugel, Kampung Cibuluh, Kampung Pintu Kincir, Kampung Caringin, Kampung Bojong Sapi dan Griya Permata Cisoka. Desa Cibugel mempunyai koordinat yaitu 6°14'51.9"S 106°25'29.7"E Derajat, menit, dan detik (DMS) dan 6.247200, 106.412085 Derajat dan menit desimal (DMM).12Terdapat 41 RT di Desa Cibugel. Desa Cibugel memiliki luas wilayah sekitar 269 ha dan jumlah penduduk sekitar 13.370 jiwa.13 Batas wilayah meliputi : Utara : Desa Selapajang Selatan : Desa Bojongloa Timur : Jalan Raya Cangkudu Cisoka Barat : Desa Bojongloa dan Desa Gembong 11 Peta “Cibugel, Cisoka Tanggerang” diakses pada 20 September 2017 dari: https://goo.gl/maps/4Ngx2LFEAvo 12 Kordinat “Cibugel, Cisoka Tangerang” diakses pada tanggal 20 September 2017 dari: https://goo.gl/maps/S4LNvJnhfX52 13 Profil Desa Cibugel tahun 2013, Dokumen tidak dipublikasikan. 22 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel C. Struktur Penduduk Penduduk merupakan semua orang yang berdomisili di wilayah geografis Republik Indonesia selama 6 bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan untuk menetap.14 Berdasarkan hasil observasi dan penelitian kami di Desa Cibugel, kami mendapatkan data tentang jumlah penduduk di Desa Cibugel yaitu sebesar 12.419 jiwa.15 Data penduduk sebelumya Desa Cibugel jumlah kartu keluarga 3.025 dengan kepadatan jiwa 1.000/km2.16 Dalam struktur penduduk, dapat diklasifikasikan beberapa kelompok yaitu: 1. Keadaan Penduduk menurut Jenis Kelamin Berdasarkan data yang diperoleh dari pemerintah Desa Cibugel, jumlah penduduk dalam desa Cibugel sebanyak 12.419 jiwa. Sebesar 51% jumlah penduduk di sana adalah perempuan dengan total 6.307 jiwa. Sedangkan penduduk yang berjenis kelamin laki-laki sebesar 49% dengan total 6.112 jiwa. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Laki-laki 6.307 Perempuan 6.112 Tabel 3.2: Presentasi Jumlah Penduduk Menurut Kelamin 14 Badan Pusat Statistik, “Penduduk”, diakses pada tanggal 18 September 2017 dari: https://www.bps.go.id/subjek/view/id/12 15 Profil Desa Cibugel tahun 2016, dokumen dalam bentuk soft file Microsoft Word yang diberikan oleh Sekretaris Desa Cibugel pada tanggal 1 Juli 2017. 16 Kementerian Dalam Negeri Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa Jumlah Penduduk Dan Kepala Keluarga. Jumlah Penduduk Desa Cibugel 2013, diakses pada tanggal 20 September dari: http://prodeskel.binapemdes.kemendagri.go.id Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 23 2. Keadaan Penduduk menurut Agama Berdasarkan data yang diperoleh dari pemerintah Desa Cibugel, masyarakat yang menganut agama islam merupakan terbanyak yaitu sebesar 99 % yaitu 12009 jiwa17, sisa dari itu yaitu 1% menganut agamaagama lain seperti, Kristen, Katolik, Budha, dan Hindu. Jumlah Penduduk Menurut Agama Islam Agama lain Tabel 3.3: Presentasi Jumlah Penduduk Menurut Agama 3. Keadaan Penduduk menurut Mata Pencaharian Berdasarkan data yang diperoleh dari pemerintah Desa Cibugel dan observasi kami di lapangan, mata pencaharian penduduk di Desa Cibugel didominasi oleh petani (80%), peternak, dan pedagang. Selain itu masih banyak juga yang penduduk desa Cibugel yang berprofesi sebagai Wiraswasta, Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan Buruh di pabrik. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Petani Peternak Pegawai Buruh pedagang 17 Eka Apriliyani, dkk., “Bab III, Kondisi Wilayah Desa Cibugel, Kecamatan Cisoka,” dalam Rd. Mujibur Rohman, ed., Pengabdianku, untuk Cibugel Sejahtera (Ciputat: Pusat Pengabdian kepada Masyarakat, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016), h. 21.. 24 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel Tabel 3.4: Presentasi Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian 4. Keadaan Penduduk menurut Tingkat Pendidikan Berdasarkan data yang diperoleh dari pemerintah Desa Cibugel dan observasi kami di lapangan, tingkat pendidikan penduduk desa Cibugel hanya memiliki pendidikan hingga tamat SD, yaitu 183 orang. Angka semakin mengecil pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi seperti SMP, SMA/SMK, dan Universitas. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan SD SMP SMA/SMK Universitas Tabel 3.5: Presentasi Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan D. Sarana dan Prasarana Berdasarkan hasil observasi dan wawancara terhadap staf Desa Cibugel serta masyarakatnya, desa ini memiliki sarana dan pra-sarana yang berguna untuk keperluan kegiatan masyarakat sehari-hari. Sarana dan prasarana yang dimiliki Desa Cibugel ialah: 1. Sarana Pendidikan Sarana pendidikan umumnya mencakup semua fasilitas yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, seperti: gedung, ruangan belajar atau kelas, alat-alat atau media pendidikan, meja, kursi, dan sebagainya. Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 25 Desa Cibugel memiliki sarana pendidikan yang cukup baik, karena desa ini memiliki berbagai tingkatan pendidikan. Mulai dari tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Selain pendidikan umum, terdapat juga sarana pendidikan yang bersifat keagamaan seperti Taman Pendidikan alQur’an (TPA) dan pesantren. Desa Cibugel memiliki 5 PAUD untuk sarana Pendidikan Anak Usia Dini, 2 Taman Kanak-Kanak dan 3 Taman Pendidikan al-Qur’an untuk pembelajaran bidang keagamaan untuk anak. Pada tingkat sekolah dasar, di Desa Cibugel terdapat 3 Sekolah Dasar Negeri, 2 Sekolah Dasar Swasta Islam, dan 1 Madrasah Ibtida’iyah. Pada sekolah tingkat menegah pertama, terdapat 3 SMP dan 1 MTS. Pada tingkat menegah atas, desa ini hanya memiliki satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Gambar 3.1: Pesantren Riyadul Basoriyah 2. Sarana Umum Sarana umum adalah segala sarana dan prasarana yang dapat digunakan secara umum yang bermanfaat memberikan kemudahan masyarakat dalammelaksanakankegiatansehari hari untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Desa Cibugel mempunyai banyak fasilitas ibadah bagi umat Muslim, dikarenakan banyaknya pesantren dan penganut agama islam di sini. Kondisi masjid dan mushalla dalam bentuk fisik kurang bagus karena sebagian mushalla tampak tidak terawat dan pintu kamar mandinya rusak sehingga tidak bisa digunakan. Warna tembok yang sudah kusam kemudian ditambah jamur membuat fisik mushalla kurang menarik. 26 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel Desa Cibugel mempunyai lapangan untuk sarana olahraga yang berada di perumahan Griya Permata Cisoka, lapangan itu terdiri dari lapangan bola, volly, dan bulu tangkis. Kondisi lapangan juga cukup bagus dan terawat sehingga banyak masyarakat berkumpul di sekitar sarana umum tersebut Dalam sarana umum kesehatan, Desa Cibugel memiliki posyandu di setiap RW. Pelayanan Posyandu dilakukan rutin tiap bulan untuk melayani kesehatan anak balita dan ibu hamil. Gambar 3.1: Mushollah Baiturrahman Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 27 “Kemapanan dan kesendirian dari ketenangan hidup mampu menstimulasi pikiran kreatif kita.” Albert Einstein BAB IV DESKRIPSI DAN HASIL PELAYANAN DAN PEMBERDAYAAN A. Kerangka Pemecahan Masalah Saat penyusunan program kegiatan KKN, kami mempertimbangkan hal-hal apa saja yang perlu kami perhatikan dalam menyusun program kegiatan yang akan dilaksanakan nantinya di Desa Cibuugel. Setelah diamati, terdapat empat bidang permasalahan yang terdapat di Desa Cibugel. yaitu: 1) Bidang Agama, 2) Bidang Pendidikan, 3) Bidang Lingkungan 4) Bidang Sosial Masyarakat. Agar membentuk program kegiatan yang sesuai, kami menganalisis beberapa hal penting yang dapat menunjang keberhasilan kami dalam mencapai target yang kami inginkan dan juga warga butuhkan. Analisis kami dapat dituangkan dalam Matriks SWOT sebagai berikut: Tabel 4.1: Matriks SWOT Bidang Agama Matriks SWOT 01. Bidang Agama INTERNAL STRENGHT (S) EKSTERNAL WEAKNESS (W) 1. Warga desa sangat agamis dan menjaga tradisi yang bersifat kerohanian. 1. Jumlah tenaga pengajar yang minim untuk mengajar mengaji tingkat anak-anak. 2. Banyaknya kegiatan majelis yang dilakukan oleh anak-anak dan ibu-ibu maupun bapak-bapak. 2. Lokasi belajar mengaji yang kurang terjangkau oleh sebagian anakanak. 3. Banyak tokoh masyarakat 29 3. Buku pengetahuan mengenai agama tidak terlalu yang dibidang agama. OPPORTUNITIES (O) ahli STRATEGI (SO) 1. Keberadaan kami sebagai mahasiswa KKN dapat membantu untuk mengajar mengaji tingkat anakanak. 1. Membagi beberapa anggota KKN untuk mengajar di majelis untuk mengajar mengaji tingkat anakanak. 2. Adanya dukungan yang tinggi dari salah satu pemilik majelis taklim. 2. Memberikan motivasi kepada anakanak desa akan pentingnya belajar agama dan beribadah. 3. Adanya bantuan pengadaan buku dari salah satu anggota KKN AKSARA. banyak. STRATEGI (WO) 1. Dibagikan jadwal untuk setiap anggota KKN, agar pelaksanaan terstruktur dan merata. 2. Meningkatkan ketersediaan buku pengetahuan yang berbasis agama. 30 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel THREATS (T) 1. Konsentrasi anak-anak yang sering terganggu selama kegiatan mengaji berlangsung. 2. Kondisi tempat belajar mengaji yang luasnya tidak sebanding dengan jumlah anak-anak. 3. Kondisi masjid yang jarang dipakai untuk beribadah bagi warga desa. 4. Terdapat beberapa sarana masjid yang rusak atau perlu diperbaiki. STRATEGI (ST) 1. Memberikan intruksi kepada anak-anak untuk membaca terlebih dahulu apa yang ingin disampaikan kepada para pengajarnya. 2. Membagi peserta mengaji ke dalam beberapa kelompok sesuai dengan tingkatan kemampuan agar lebih efektif. STRATEGI (WT) 1. Memberikan arahan kepada anak-anak desa agar mereka lebih fokus untuk mengaji 2. Menyalurkan kebutuhan untuk pembelajaran masalah keagamaan dan beribadah. 3. Melakukan pendekatan ke pengurus masjid agar memperbolehka n kami memperbaiki sarana masjid yang rusak. 4. Memperbaiki sara masjid. Dari matriks SWOT di atas, maka kelompok kami melakukan penyusunan program-program sebagai berikut: Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 31  Mengajar mengaji  Memperbaiki sarana pra-sarana masjid Tabel 4.2: Matriks SWOT Bidang Pendidikan Matriks SWOT 02. Bidang Pendidikan INTERNAL STRENGHT (S) 4. Kesadaran orang tua yang masih tinggi akan pentingnya pendidikan. 5. Terdapat banyak tempat pendidikan dari jenjang PAUD sampai SMA di sekita desa. 6. Anak-anak desa memiliki potensi yang besar untuk mengenyam pendidikan yang lebih tinggi. EKSTERNAL WEAKNESS (W) 4. Masih ada beberapa anak yang hanya bisa menggunakan bahasa sunda, sedangkan rata-rata kami berbahasa Indonesia. 5. Minimnya jumlah anggota KKN dibandingkan dengan jumlah sekolah yang terdapat di desa. 6. Minat baca yang masih rendah dikalangan anak-anak. 7. Tidak tersedianya 32 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel tempat untuk anak-anak bebas membaca buku dan belajar. 8. Tidak tersedianya buku-buku yang memadai. 9. Tidak adanya tenaga pengajar untuk membantu mereka belajar diluar jam sekolah. OPPORTUNITIES (O) 4. Keberadaan kami sebagai mahasiswa KKN dapat membantu untuk memberikan pelajaran dan ilmu tambahan untuk anakanak di Desa Cibugel. 5. Adanya dukungan STRATEGI (SO) 3. Setiap anggota KKN dibagi untuk mengajar dibeberapa tempat dan sesuai dengan bidang yang dikuasai. STRATEGI (WO) 3. Setiap anak didampingi oleh pengajar dari anggota KKN yang dapat menguasai materi yang diajarkan. 4. Mengadakan tambahan pembelajaran yang dilakukan ditempat tinggal kami. 4. Mengadakan kegiatan belajar diluar jam sekolah. 5. Melakukan safari motivasi 5. Menerapkan sistem ajar yang Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 33 dari pihak sekolah maupun orang tua terhadap kami dalam membantu kegiatan belajar mengajar yang terdapat disekolah maupun diluar jam sekolah. 6. Pihak sekolah mengerti dengan keterbatasan kami dan tidak memaksakan kami untuk mengajar diseluruh sekolah yang terdapat di Desa Cibugel. keseluruh sekolah yang tedapat di Desa Cibugel sebagai perkenalan dikarenakan kami tidak dapat membantu mengajar disana sekaligus memberi motifasi belajar bagi anakanak. mudah dan menyenangkan. 6. Meningkatkan minat baca anak-anak desa. 6. Mengenalkan beberapa jenis buku baru ke anak-anak desa. 7. Tersedianya tempat untuk meletakkan 34 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel buku-buku bacaan untuk anakanak desa. THREATS (T) 5. Jumlah anakanak yang jauh lebih banyak dari kami sebagai tenaga pengajar. 6. Waktu kunjung saat safari motivasi yang relatif singkat sehingga tidak jarang dari anakanak desa yang kurang dapat mengenal kami. 7. Keinginan anak-anak desa akan membaca yang kurang tinggi. STRATEGI (ST) 5. Membagi tenaga pengajar dari anggota KKN untuk dibagikan ke setiap tempat mengajar. 6. Mengoptimalkan pemberian waktu saat motivasi sesuai dengan kebutuhan pada anak-anak desa. 7. Menumbuhkan pemahaman akan pentingnya pendidikan dengan cara membaca buku. STRATEGI (WT) 3. Setiap pengajar didampingi oleh anggota KKN yang dapat berbahasa sunda dan sedikit mengerti dengan bahasa sunda yang sebelumnya telah diajarkan oleh anggota KKN yang dapat berbahasa sunda. 4. Mengadakan bimbingan belajar ditempat tinggal kami. 5. Melakukan safari motivasi dengan waktu yang cukup. 6. Meningkatkan Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 35 ketersediaan buku bacaan yang menarik untuk anakanak desa. Dari matriks SWOT di atas, maka kelompok kami melakukan penyusunan program-program sebagai berikut:  Mengajar  Bimbingan belajar  Safari motivasi  Pojok baca Tabel 4.3: Matriks SWOT Bidang Lingkungan Matriks SWOT 03. Bidang Lingkungan INTERNAL STRENGHT (S) WEAKNESS (W) 7. Kesadaran warga yang cukup tinggi akan pentingnya kebersihan dan keamanan lingkungan sekitar. 8. Masih sedikit sampah yang dihasilkan oleh warga. 9. Warga antusias sangat untuk 10. Kurangnya kesadaran warga untuk membersihka n tempat sekitar. 11. Minimnya pengetahuan warga mengenai penting kebersihan untuk 36 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel EKSTERNAL OPPORTUNITIES (O) 8. Warga memiliki rutinitas kerja bakti. 9. Dosen pembimbing KKN AKSARA mempunya pengetahuan mengenai narkoba, cara penanggulang annya maupun efek yang terjadi akibat narkoba yang mana salah satu faktornya akibat dari lingungan itu sendiri. 10. Keberadaan kami menjadi pemacu atau pendorong untuk memperbaiki mengikuti setiap kegiatan yang berkaitan dengan kebersihan demi kesehatan. STRATEGI (SO) 7. Mengajak warga desa untuk bersama melakukan program pemberdayaan desa. 8. Mengadakan penyuluhan tentang campak dan rubella. 9. Mengadakan sosialisasi terhadap bahaya penggunaan narkoba. kesehatan. STRATEGI (WO) 7. Mengadakan beberapa kegiatan yang hasilnya dapat bermanfaat bagi warga desa dan lingkungan sekitar. 8. Menyadarkan warga desa bahwa dengan adanya lingkungan yang bersih akan menjadikan diri kita menjadi bersih dan sehat. Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 37 sarana dan prasarana desan dan menjaga lingkungan sekitar. THREATS (T) 8. Cakupan wilayah yang sangat luas, sehingga tidak dapat secara menyeluruhn terjangkau oleh kami. 9. Menyesuaikan hari untuk melakukan sosialisasi bahaya penggunaan narkoba antara narasumber dan warga desa. STRATEGI (ST) 8. Mengadakan kegiatan dibeberapa tempat yang dirasa strategis untuk diberdayakan. 9. Meningkatkan rasa kekeluargaan kepada warga sekitar desa dengan melaksanakan kegiatan kebersihan bersama-sama. 10. Menginformasika n jadwal kegiatan minimal sehari sebelum pelaksanaan. STRATEGI (WT) 7. Membagi kegiatan dibeberapa titik daerah sehingga setiap daerah merasakan hasil pemberdayaa n yang telah dilakukan. 8. Memfasilitasi kebutuhan Desa Cibugel khususnya yang berkaitan dengan kebutuhan warga tentang kesehatan dan kebersihan lingkungan. Dari matriks SWOT di atas, maka kelompok kami melakukan penyusunan 38 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel program-program sebagai berikut:  Kerja bakti  Penyuluhan campak dan rubella  Sosialisasi terhadap bahaya penggunaan narkoba Tabel 4.4: Matriks SWOT Bidang Masyarakat Matriks SWOT 04. Bidang Sosial Masyarakat INTERNAL STRENGHT (S) WEAKNESS (W) 10. Keramahan, 12. Cakupan wilayah keantusiasan dan yang terlalu besar kesediaan warga sehingga Desa Cibugel kedekatan kami untuk membantu dengan beberapa kami sebagai warga di wilayah pendatang baru. tertentu menjadi tidak merata. 11. Adanya tokohtokoh masyarakat 13. Penggunaan yang dapat bahasa sunda menajdi jembatan secara dominan antara kami oleh masyarakat, dengan yang masyarakat. menyebabkan terhambatnya 12. Tersedianya komunikasi antara tempat yang kami dengan sesuai untuk masyarakat. kami melakukan kegiatan-kegiatan besar. 13. Warga desa Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 39 EKSTERNAL OPPORTUNITIES (O) 11. Keberadaan kami menjadi hiburan dan kesenangan tersendiri bagi warga desa. 12. Keberadaan kami dapat menjadi penyedia informasi dan pengetahuan baru bagi warga desa. 13. Adanya para pemuda yang mendukung kami dapat menyokong atau membantu kegiatan bersama warga. antusias dalam menerima informasi dan pengetahuan baru. STRATEGI (SO) STRATEGI (WO) 10. Menjalin 9. Mengadakan silaturahmi yang kegiatan bersama baik dengan warga dan para warga dengan pemuda desa menerapkan dalam senyum, salam mempersiapkan dan sapa disetiap acara 17 Agustus kesempatan. 2017. 11. Mengadakan 10. Mengadakan acara kerjasama dengan pelatihan sablon para pemuda desa baju dalam 11. Melaksanakan mempersiapkan kegiatan bersama berbagai macam ibu-ibu desa kegiatan KKN. seperti senam dan juga pengajian. 14. Ibu-ibu suka melakukan senam bersama kami. 40 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel THREATS (T) STRATEGI (ST) 10. Musim panen padi, sehingga warga jarang berada dirumah pada waktu pagi dan siang hari. 11. Penggunaan bahasa Indonesia dalam beberapa acara yang susah dimengerti oleh beberapa warga. 12. Dana, waktu dan juga tenaga yang kurang memadai untuk melaksanakan kegiatan diseluruh wilayah Desa Cibugel STRATEGI (WT) 11. Mengadakan 9. Menginformasikan kegiatan disaat mengenai jadwal warga sudah ada kegiatan kesalah dirumah yaitu satu warga yang pada waktu sore memiliki peranan atau pada saat penting sehingga warga menghadiri dapat kegiatan majelis. disampaikan ke warga sekitar 12. Menggunakan secara media pengantar menyeluruh. informasi yang mudah dipahami. 10. Menumbuhkan rasa kekeluargaan 13. Membagi waktu antara ibu-ibu setiap anggota warga desa dengan untuk melakukan anggota KKN kegiatan-kegiatan AKSARA. KKN. Dari matriks SWOT di atas, maka kelompok kami melakukan penyusunan program-program sebagai berikut:  Senam sehat  Pengajian  Pelatihan sablon baju Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 41  Pembuatan tugu desa  Pembuatan gapura  Perbaikan poskamling  HUT RI B. Bentuk dan Hasil Kegiatan Pelayanan Masyarakat Berdasrkan hasil observasi serta analisis di atas, kami menyimpulkan bahwa program-program yang termasuk Pelayanan di antaranya: Tabel 4.5: Bentuk Dan Hasil Kegiatan Mengajar PAUD Bidang Keagamaan Program Pembangunan Moral Agama Nomor Kegiatan 1 Nama Kegiatan Mengajar PAUD Tempat, Tanggal PAUD Darul Aulia Desa Cibugel, 31 Juli-21 Agustus 2017 Lama Pelaksanaan 3-4 minggu Team Pelaksana Penanggung Jawab: Iis Kholisoh Tusadiyah, Shinta Sri Rachmawati, Dara Mailani. Dibantu oleh: Ibu Ketua Yayasan PAUD, Faradhita Aushafiana Manaf, Andika Yulianto Chamil, Nurlia Fikawaty Tujuan Membantu Balita di PAUD Desa Cibugel dalam pengetahuan dan kemampuan berhitung dasar dan kreatif. Sasaran Balita di PAUD Desa Cibugel 42 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel Target Balita di PAUD Desa Cibugel PAUD terbantu dalam pengetahuan dan kemampuan berhitung dasar dan kreatif. Deskripsi Kegiatan Perencanaan dimulai dua hari dalam seminggu dengan persetujuan dari ibu ketua yayasan PAUD, dimana kelompok KKN AKSARA dimintai dapat mengajar untuk anak-anak di PAUD. Proses implementasinya dimana kami datang setiap pukul 08:00 WIB dengan mengenakan almamater UIN jakarta. Kami mengajar sampai pukul 11:00 WIB. Selama mengajar banyak anak-anak PAUD yang masih kurang dalam mengeja huruf, berhitung dan mewarnai dengan benar. Hal itu dapat dimaklumi karena usia anak-anak masih terhitung balita. Kami mengajar setiap hari selasa dan kamis selama 4 minggu. Materi yang kami ajar yaitu seputar membaca, menghitung, menulis, dan mewarnai. Hasil Pelayanan Balita di PAUD Desa Cibugel terbantu dalam pengetahuan dan kemampuan berhitung dasar dan kreatif Keberlanjutan Kegiatan Tidak berlanjut Dokumentasi Kegiatan Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 43 Gambar 4.1: Pengajaran di PAUD Darul Aulia Tabel 4.6: Bentuk Dan Hasil Kegiatan Renovasi Pesantren Bidang Keagamaan Program Pembangunan Moral Agama Nomor Kegiatan 2 Nama Kegiatan Renovasi Pesantren dan Kobong Tempat, Tanggal Di Pesantren Darul Badiah, 23 Agustus 2017 Lama Pelaksanaan 1 hari Tim Pelaksana Penanggung Jawab: Harun Arrasyid Dokumentator: Andika Yulianto Chamil. Dibantu oleh: Bapak H. Hambali, Pemuda 44 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel Pesantern Darul Badiah, Muhammad Aminul Wahid, Hammam Al Marisma, Mus’ab Khomeini, Muhammad Nur Risky, Nurlia Fikawaty, Faradhita Aushafiana Manaf, Iis Kholisoh, Dara Mailani, Shinta Sri Rahmawati , Purnamasari, Khamdi Alfan Maulana, Ilka Sawidri Daulay Tujuan Merenovasi dan Memberikan sarana-pra sarana pendidikan keagamaan di Pesantren Darul Badi’ah Sasaran Pesantren Darul Badi’ah Target 1 Pesantren Darul Badi’ah direnovasi dan mendapatkan sarana-pra sarana pendidikan keagamaan Deskripsi Kegiatan Kegiatan Renovasi pesantren ini dilakukan agar santri-santri nyaman dengan tempat tinggal mereka. Kondisi pesantren yang belum baik membuat kami tergerak untuk memperbaiki prasarana pendidikan keagamaan yang lebih baik. Kami membeli sejumlah kipas angin, triplek, lampu serta stop kontak untuk kamar-kamar di pesantren. Dalam kegiatan ini, kami dibantu oleh pemilik pesantren yaitu bapak Hambali serta teman-teman kelompok. Renovasi ini dimulai pukul 07.00 hingga pukul 14.00. Hasil dari kegiatan ini adalah dapat digunakan kembali kamar-kamar yang berjumlah 5 untuk keperluan santri untuk menetap di pesantren ini. Dengan adanya kipas dan lampu mereka kembali semangat untuk melakukan kegiatan belajar. Hasil Pelayanan 1 Pesantren Darul Badi’ah direnovasi dan mendapatkan sarana-pra sarana beribadah. Keberlanjutan Tidak berlanjut Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 45 Program Dokumentasi Kegiatan Gambar 4.2: Renovasi Pesantren sebelum dan sesudah Tabel 4.7: Bentuk Dan Hasil Kegiatan Pengajaran Pengajian Bidang Keagamaan Program Pembangunan Moral Agama Nomor Kegiatan 3 Nama Kegiatan Pengajaran Pengajian Tempat, Tanggal Kp. Bojong Sapi, 27 Juli – 22 Agustus 2017 Lama Pelaksanaan 27 hari Tim Pelaksana Penanggung Jawab : Ilka Sawidri Daulay, Muhammad Aminul Wahid, Hammam Al Marisma, Khamdi Alfan Maulana 46 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel Tujuan Membantu Ust. Tabi’ mengajar ngaji di TPA miliknya dan memaksimalkan pengajaran Al Quran di TPA tersebut. Sasaran Ust. Tabi’ Target Ust. Tabi’ terbantu dalam mengajar murid TPA miliknya dan pengajaran yang diberikan dapat berjalan lebih efektif dan maksimal. Deskripsi Kegiatan Pintar Baca Al Quran adalah sebuah kegiatan yang kami rencanakan sejak awal, hanya saja saat pra KKN kami belum menemukan sasaran yang tepat. Setelah dua hari KKN berjalan barulah kami memutuskan sasaran kegiatan ini, yaitu ditujukan kepada muridmurid TPA asuhan Ust. Tabi’ yang lokasinya tepat di samping kontrakan tempat kami tinggal. Isi dari kegiatan ini yaitu mengajar murid murid Ust Tabi’ dengan tujuan dapat membantu Ust. Tabi’ dalam mengajar sehingga murid-murid tersebut dapat belajar Al Quran secara maksimal dan lebih efektif. Kegiatan ini dilaksanakan setiap selesai sholat magrib di rumah Ust. Tabi’ dan berakhir ketika menjelang waktu Isya’. Terdapat dua orang dari kami yang mengisi kegiatan ini secara bergiliran dalam setiap harinya. Hasil Pelayanan Ust. Tabi’ terbantu dalam mengajar baca Al Quran sehingga pengajaran Al Quran yang diberikan menjadi lebih efektif dan maksimal Keberlanjutan Program Tidak berlanjut Dokumentasi Kegiatan Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 47 Gambar 4.3: Pengajaran Pengajian Tabel 4.8: Bentuk Dan Hasil Kegiatan Mengajar SMP dan SMK Bidang Pendidikan Program Fokus Pintar Nomor Kegiatan 4 Nama Kegiatan Mengajar SMP dan SMK Tempat, Tanggal Pesantren Riyadul Bassoriyah, 31 Juli – 18 Agustus 2017 Lama Pelaksanaan 3 Minggu Tim Pelaksana Penanggung Jawab : Purnamasari, Hammam Al Marisma, Faradhita Aushafiana Manaf, Muhammad Aminul Wahid, Dara Mailani, Ilka Sawidri Daulay, Harun Arrasyid, Khamdi Alfan Maulana, Nurlia Fikawaty Tujuan Membantu guru Pesantren dalam proses kegiatan belajar mengajar Sasaran Siswa dan siswi Pesantren SMK Riyadhul 48 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel Bassoriyah Target Siswa – siswi Pesantren SMK Riyadhul Bassoriyah terbantu dalam proses kegiatan belajar mengajar Deskripsi Kegiatan Program mengajar dilaksanakan selama 3 minggu di Pesantren Riyadul Bassoriyah untuk tingkat SMK. Pesantren Royadhul Bassoriyah memiliki dua jenjang pendidikan yaitu SMP dan SMK. Tetapi kami hanya mengajar untuk tingkat SMKnya saja dikarenakan pengajar pada tingkat SMK hanya sedikit dan guru banyak mengajar lebih dari satu mata pelajaran yang tidak sesuai dengan bidangnya. Sehingga kami mengajar bukan untuk menggantikan posisi guru mengajar tetapi mengisi pelajaran yang gurunya tidak tersedia agar proses belajar mengajar berjalan lancar. Jumlah pengajar dari anggota KKN kami berjumlah 9 orang yang mengajar sesuai dengan bidangnya. Diantaranya mengajar Fisika, Kimia, Pendidikan Agama Islam, Sejarah dan Tenik Jaringan Dasar untuk kelas X, XI, XII. Selain mengajar formal di kelas kami juga mengajar ekstrakulikuler Marching Band dan Paskibra pada hari Sabtu yang sudah tidak aktif selama tiga bulan. Sehingga kami mencoba untuk mengaktifkan dan memanfaatkan kembali sarana yang sudah tersedia. Sistem mengajar kami megikuti sistem yang sudah diterapkan oleh pesantren terebut. Kami mengajar mengikuti jadwal yang sudah dibuat oleh pihak pesantren. Ada yang mengajar satu minggu tiga kali atau dua kali bahkan satu kali tergantung dari jadwalnya. Pesantren Riyadul Bassoriyah hanya terdiri dari Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 49 satu kelas untuk setiap tingkatannya sehingga kami tidak terlalu kesulitan dalam mengajar dan kegiatan mengajarpun berjalan dengan kondusif. Siswa – siswi sangat aktif ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung dengan bertanya apabila ada materi yang kurang paham. Siswa-siswi tersebut sangat ramah dan mudah akrab dengan kami sehingga kami pun tidak canggung ketika mengajar. Di Pesantren Riyadhul Bassoriyah merupakan kali pertama ada yang membantu mengajar dari KKN sehingga mereka sangat senang dengan kedatangan kami dan menyambut kami dengan hangat. Guru di Pesantren Riyadhul Basoriyah merasa sangat terbantu dengan adanya kegiatan belajar mengajar dari KKN. Mengingat bahwa pengajar dipesantren tersebut sangat sedikit khususnya untuk tingkat SMK dan mereka menginginkan kami untuk tetap mengajar di pesantren tersebut walaupun sudah tidak KKN. Tetapi kami belum bisa sehingga untuk kegiatan mengajar memiliki sifat yang tidak berkelanjutan atau hanya terlaksana ketika KKN saja. Hasil Pelayanan Siswa – siswi Pesantren SMK Riyadhul Bassoriyah terbantu dalam proses kegiatan belajar mengajar Keberlanjutan Program Tidak berlanjut Dokumentasi Kegiatan 50 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel Tabel 4.9: Bentuk Dan Hasil Kegiatan Bimbingan Belajar Untuk Siswa SD Bidang Pendidikan Program Fokus Pintar Nomor Kegiatan 5 Nama Kegiatan Bimbingan Belajar Untuk Siswa SD Tempat, Tanggal Tempat Tinggal Peserta KKN, 25 Juli – 25 Agustus 2017 Lama Pelaksanaan Selama kegiatan KKN berlangsung Tim Pelaksana Penanggung Jawab: Andika Yulianto Chamil, Faradhita Aushafiana Manaf. Dokumentator: Purnamasari. Dibantu oleh: Khamdi Alfan Maulana, Purnamasari, Shinta Sri Rachmawati, Ilka Sawidri Daulay, Hammam Al Marisma Tujuan Memberikan pembelajaran tambahan mata pelajaran umum yang biasa diajarkan di sekolah. Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 51 Sasaran Siswa-siswi SDN Cibugel 1 dan 2 Target Siswa-siswi SDN Cibugel 1 dan 2 mendapatkan pembelajaran tambahan mata pelajaran umum yang biasa diajarkan di sekolah. Deskripsi Kegiatan Bimbingan belajar ini dilakukan dilakukan langsung di tempat tinggal peserta KKN yang berlokasi di Kampung Bojongsapi. Siswa-siswi yang datang diajarkan mata pelajaran umum yang diajarkan di sekolah, dan juga dibantu untuk mengerjakan Pekerjaan Rumah (PR) yang diberikan oleh guru mereka di sekolah. Selain mata pelajaran, para peserta KKN juga berbagi kisah, cerita, dan pengalaman pribadi dengan siswa-siswi yang mengikuti kegiatan bimbingan belajar. Bimbingan belajar ini juga merupakan kegiatan agar siswa-siswi sd mengembangakan bakat dan skill yang mereka punya. Dengan keterampilan yang dimiliki oleh anggota-anggota AKSARA, bimbingan belajar ini dapat terjalan dengan lancar. Hasil Pelayanan Siswa-siswi SDN Cibugel 1 dan 2 mendapatkan pembelajaran tambahan mata pelajaran umum yang biasa diajarkan di sekolah. Keberlanjutan Program Tidak berlanjut Dokumentasi Kegiatan 52 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel Gambar 4.4: Pengajaran Bimbel Tabel 4.10: Bentuk Dan Hasil Kegiatan Pelatihan Paskibra Bidang Pendidikan Program Fokus Pintar Nomor Kegiatan 6 Nama Kegiatan Pelatihan Paskibra Tempat, Tanggal Pondok Pesantren Riyadul Bassoriyah, 29 Juli – 16 Agustus 2017 Lama Pelaksanaan 3 minggu Tim Pelaksana Penanggung Jawab: Nurlia Fikawaty, Iis Kholisoh. Dibantu oleh: Dara Mailani Faradhita Aushafiana Manaf, Ilka Sawidri Daulay Tujuan Membantu para santri agar memliki jiwa sosial yang lebih tinggi lagi terhadap tanah air dan juga dapat menjadi pribadi yang lebih dewasa, mandiri Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 53 dan juga disiplin. Sasaran Santri yang terdapat di Pondok Pesantren Riyadul Bassoriyah Target 10 Santri yang terdapat di Pondok Pesantren Riyadul Bassoriyah terbantu memiliki jiwa sosial yang lebih tinggi lagi terhadap tanah air dan juga dapat menjadi pribadi yang lebih dewasa, mandiri dan juga disiplin. Deskripsi Kegiatan Dilakukan oleh anggota kelompok KKN yang secara langsung membantu untu mengajarkan paskibra yang ada di Pondok Pesantren Riyadul Bassoriah yang diikuti oleh santi dari tingkat SMP dan juga tingkat SMK. Kegiatan ini dilakukan selama seminggu penuh sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama. Pengajar juga merupakan salah satu yang ahli dalam bidang ini. Paskibra juga merupakan program unggulan KKN AKSARA yang dimana mengasah nilai-nilai nasionalisme untuk siswa dan siswi. Para santri diharapkan agar memliki jiwa sosial yang lebih tinggi lagi terhadap tanah air dan juga dapat menjadi pribadi yang lebih dewasa, mandiri dan juga disiplin. Hasil Pelayanan 10 santri terbantu memiliki jiwa sosial yang lebih tinggi lagi terhadap tanah air dan juga dapat menjadi pribadi yang lebih dewasa, mandiri dan juga disiplin. Keberlanjutan Program Tidak berlanjut Dokumentasi Kegiatan 54 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel Gambar 4.5: Pelatihan Paskibra Tabel 4.11: Bentuk Dan Hasil Kegiatan Mengajar Drumband Bidang Pendidikan Program Fokus Pintar Nomor Kegiatan 7 Nama Kegiatan Mengajar Drumband SMK Riyadul Bashoriyah dan SD As-Sakilin Tempat, Tanggal Pesantren Riyadul Bassoriyah & SD As-Sakilin, 31 Juli – 18 Agustus 2017 Lama Pelaksanaan 3 Minggu Tim Pelaksana Hammam Al Marisma Tujuan Membantu proses kegiatan belajar mengajar Ekstrakulikuler Sasaran Siswa dan siswi Pesantren SMK Riyadhul Bassoriyah dan SD As-Sakilin Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 55 Target Siswa–siswi di Pesantren Riyadhul Bassoriyah dan SDI As-Sakilin terbantu, dalam kegiatan belajar mengajar Ekstrakulikuler Deskripsi Kegiatan Program mengajar Drumband dilaksanakan selama 3 minggu di Pesantren Riyadul Basoriyah setiap hari sabtu dan minggu sore dan di SD AsSakilin 3 kali dalam satu minggu, tepatnya pada hari Jum’at, Selasa, dan Minggu sore. Pesantren Royadul Basoriyah juga SD As-Sakilin mempunyai alat Drumband yang lumayan memadahi. Namun, sudah 3 bulan terakhir, tidak ada yang mengajar Drumband lagi. Disebabkan pengajar sebelumnya pindah tempat tinggal yang mana sebelumnya di daerah Cisoka sendiri, namun berpindah ke luar kota. Dimana tidak memungkinkan untuk tetap mengajarkan. Untuk itu, saya sebagai perwakilan dari temanteman KKN AKSARA mencoba membantu pihak sekolah untuk tetap mengaktifkan kegiatan yang sebelumnya sudah berjalan tapi menuai kendala tersebut. Dan dari pihak SMK Riyadul Basoriyah maupun SD As-Sakilin merasa sangat terbantu dengan adanya pengajar dari tim KKN AKSARA ini. Hal ini bisa dilihat dari penyambutan bapakibu guru dari kedua sekolah tersebut. Dan selain itu, siswa-siswi juga sangat senang dan andil dalam setiap pertemuan pengajaran. Hal ini bisa dibuktikan ketika hanya dalam dua minggu belajar, tanggal 17 Agustus diminta untuk tampil serta meramaikan dalam acara karnaval di desa Cibugel, siswa-siswi pun sudah siap. Bahkan hasilnya sangat memuaskan. Dan pada akhirnya pun bapak dan ibu guru baik dari SD As-Sakilin maupun SMK Riyadul Basoriyah menginginkan untuk tetap mengajar di pesantren tersebut 56 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel walaupun sudah tidak KKN. Tetapi dari pihak KKN AKSARA sendiri belum bisa, sehingga untuk kegiatan mengajar Drumband ini memiliki sifat yang tidak berkelanjutan atau hanya terlaksana ketika KKN saja. Hasil Pelayanan Siswa–siswi di Pesantren Riyadhul Bassoriyah dan SDI As-Sakilin terbantu, dalam kegiatan belajar mengajar Ekstrakulikuler Keberlanjutan Program Tidak berlanjut Dokumentasi Kegiatan Gambar 4.5: Pelatihan Drumband Tabel 4.12: Bentuk Dan Hasil Kegiatan Safari Motivasi Belajar Bidang Pendidikan Program Fokus Pintar Nomor Kegiatan 8 Nama Kegiatan Safari Motivasi Belajar Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 57 Tempat, Tanggal SDN Cibugel 001, SDN Cibugel 002, SD As Sakilin, Pondok Pesantren Riyadul Basoriyah, Pondok Pesantren Sirojul Athfal, 4, 5, 7, 8 dan 9 Agustus 2017 Lama Pelaksanaan 5 hari Tim Pelaksana Penanggung Jawab: Ilka Sawidri Daulay, Mus’ab Khomeini. Dokumentator: Andika Yulianto Chamil, Faradhita Aushafiana Manaf, Abdul Aziz, Purnama, Nurlia Fikawaty Tujuan Membantu siswa dan santri di Desa Cibugel agar semangat dalam belajar dan berkarya. Sasaran Siswa dan santri di Desa Cibugel. Target Siswa dan santri di Desa Cibugel terbantu agar semangat dalam belajar dan berkarya Deskripsi Kegiatan Kegiatan safari motivasi belajar dilakukan di beberapa tempat. Pertama di SDN Cibugel 001, kemudian di SDN Cibugel 002. Selanjtnya di Pesantren Riyadul Basoriyah, kemudian di Pondok Pesantren Sirojul Athfal dan tempat yang terakhir di SD As Sakilin Cibugel. Penyampaian Motivasi diesuaikan dengan klasifikasi umur dan jenjang pendidikan siswa maupun santri. Ada tiga kategori jenjang pendidikan yaitu SD, MTs (Madrasah Tsanawiyah) dan MA (Madrasah Aliyah). Konten motivasi yang disampaikan untuk kategori SD yaitu mengenai semangat untuk belajar, tidak mencontek tugas, santun dalam bertutur, tidak mengejek teman, mengjormati guru dan orangtua dan menyayangi teman. Sedangkan untuk kategori MTs dan MA hal-hal yang disampaikan adalah stimulus untuk 58 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel berkarya dan menyadarkan bahwa mereka memiliki bakat yang luar biasa yang telah dianugrahkan oleh Allah SWT. Selain itu tim motivasi juga memberikan solusi dari permasalahan mereka serta terus menyemangati mereka untuk memebuat rencana beberapa tahun kedepan, apa saja yang hendak diraih. Selain itu kami juga menyadarkan bahwa ilmu tanpa agama akan menjadi buta dan agama tanpa ilmu akan menjadi lumpuh. Hasil pelayanan Siswa dan santri di Desa Cibugel terbantu agar semangat dalam belajar dan berkarya Keberlanjutan Program Tidak ada kelanjutan dari kegiatan ini, namun ada kelanjutan dari hasil dari kegiatan ini dari pihak sekolah maupun pesantren menindaklanjuti kegiatan yang bisa menaungi bakat siswa maupun santri seperti mencari pelatih untuk drumband, pembimbing public speaking dan pelatih marawis. Dokumentasi Kegiatan Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 59 Gambar 4.6: Motivasi Pendidkan Tabel 4.13: Bentuk Dan Hasil Kegiatan Pembuatan Pojok Baca Bidang Pendidikan Program Fokus Pintar Nomor Kegiat 9 Nama Kegiatan Pembuatan Pojok Baca Tempat/Tanggal SMK Multimedia Riyadul Ba’soriah Lama Pelaksanaan 6 (enam) hari Tim Pelaksana Penanggung jawab Khamdi Alfan Maulana , Ilka sawidri. Dibantu oleh : Seluruh anggota kelompok KKN AKSARA, Ketua RW 04 Pak Abdul Manaf beserta para santri Tujuan Membangun taman baca di SMK multimedia Riyadul Ba’soriah 60 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel Sasaran SMK multimedia Riyadul Ba’soriah Target 1 taman baca dibangun di SMK multimedia Riyadul Ba’soriah Deskripsi Pembuatan taman baca ini ditujukan untuk santri SMK Multimedia riyadul bassoriyah karena sekolah ini memang belum punya perpustakaan sekolah. Taman baca ini dibuat dengan memanfaatkan ruangan yang tidak terpakai. Bertempat di depan asrama dan persis dipojok dari lingkungan sekolah, taman baca ini secara resmi dibuka dengan melakukan gunting pita oleh pak H. jalal (pengurus yayasan) dengan nama “POJOK BACA”. Buku-buku yang ada di POJOK BACA didapatkan dari teman-teman KKN yang mendonasikan buku sebanyak 15 buku per orangnya. Jadi total buku yang didonasiakan adalah 225 buku, terhitung dari 15 orang anggota kelompok KKN Aksara. Dan ada sekita 100 buku yang didonasikan pula dari sumbangan buku yang saya dan ilka (penanggung jawab program) himpun dari para donatur buku. Hasil Pelayanan 1 taman baca dibangun di SMK multimedia riyadul ba’soriah Keberlanjutan Program Tidak Berlanjut Dokumentasi Kegiatan Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 61 Gambar 4.7: Pembuatan pojok baca C. Bentuk dan Hasil Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Berdasarkan hasil observasi serta analisis di atas, kami menyimpulkan bahwa program-program yang termasuk Pemberdayaan Masyarakat di antaranya: Tabel 4.14: Bentuk dan Hasil Kegiatan Kerja Bakti Bidang Lingkungan Program Fokus Desaku Nomor Kegiatan 10 Nama Kegiatan Kerja Bakti Tempat, Tanggal Di Pesantren Darul Badiah, dan perbatasan Desa Cibugel-Bojongloa 31 Juli 2017 62 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel Lama Pelaksanaan 1 hari Tim Pelaksana Penanggung Jawab: Harun Arrasyid. Dokumentator: Andika Yulianto Chamil. Dibantu oleh: Bapak H. Hambali, Pemuda Pesantern Darul Badiah, Muhammad Aminul Wahid, Hammam Al Marisma, Mus’ab Khomeini, Muhammad Risky Tujuan Membantu warga desa untuk kerja bakti membersihkan lingkungan Sasaran Warga Desa Cibugel Target 40 orang warga Desa Cibugel berpartisipasi atau turut membantu dalam kerja bakti membersihkan lingkungan Deskripsi Kegiatan Kerjabakti ini dilakukan dalam rangka untuk membersikan lingungan desa cibugel, khususnya di dekat area perbatasan dengan desa lain. Selain itu, kerjabakti ini juga mencakup disekitar daerah Pesantren Darul Badiah.Oleh karena itu, kami juga mengajak para pemuda pesantren untuk turun langsung membantu membersihkan lingkungan. Pelaksanaan di mulai jam 7 pagi hingga jam 12 siang, pada hari senin. Alat-alat seperti pacul, pengki, dan sapu sudah di siapkan oleh warga-warga desa Cibugel. Kegiatan ini juga di bantu oleh tokoh masyarakat setempat, dengan begitu para warga dapat turun langsung kedalam kerja bakti ini. Hal-hal mengenai tentang konsumsi sudah disediakan oleh warga setempat Hasil Pelayanan 20 orang warga Desa Cibugel berpartisipasi /terbantu dalam kerja bakti membersihkan lingkungan Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 63 Keberlanjutan Program Tidak berlanjut Dokumentasi Kegiatan Gambar 4.8: Kerja Bakti Tabel 4.15: Bentuk dan Hasil Kegiatan Sosialisasi Terhadap Bahaya Penggunaan Narkoba Bidang Lingkungan Program Fokus Desaku Nomor Kegiatan 11 Nama Kegiatan Sosialisasi Narkoba Tempat, Tanggal Musholla Blok C Desa Cibugel, 05 Agustus 2017 Lama Pelaksanaan 1 hari Tim Pelaksana Penanggung Jawab: Nurlia Fikawaty, Abdul Aziz. Dokumentator: Andika Yulianto Chamil, Faradhita Aushafiana Manaf. Tujuan Memberikan informasi penggunaan narkoba Terhadap Bahaya Penggunaan mengenai bahaya 64 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel Sasaran Seluruh warga Desa Cibugel. Target Seluruh warga Desa Cibugel mendapatkan informasi mengenai bahaya penggunaan narkoba Deskripsi Kegiatan Penyuluhan ini dilakukan dilakukan langsung di Musholla Blok C Desa Cibugel yang dihadiri oleh warga desa yang diutamakan yaitu para pemuda desa yang secara langsung dijelaskan oleh narasumber yaitu Bapak Dr. Alfitra, SH.MH dan juga Bapak Darsimin. Agar seluruh warga khususnya warga Desa Cibugel dapat terhindar dari penggunaan narkoba dan lebih mengetahui apa itu narkoba, beserta macam dan jenisnya, dan juga agar para orang tua dapat mengetahui ciriciri dari pengguna narkoba. Sehingga dapat menjaga anak-anaknya dari penggunaan narkoba. Selain itu, dari sosialisasi ini diharapkan bagi para pemuda khususnya pemuda Desa Cibugel dapat menghidari penggunaan narkoba karena telah dijelaskan akibat-akibat yang dapat terjadi apabila menggunakan narkoba. Baik akibat yang dapat merusak kesehatan maupun akbibat hukuman pidana dari pengunaannya. Hasil Pelayanan Seluruh warga Desa Cibugel mendapatkan informasi mengenai bahaya penggunaan narkoba Keberlanjutan Program Tidak berlanjut Dokumentasi Kegiatan Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 65 Gambar 4.9: Sosialisasi Terhadap Bahaya Penggunaan Narkoba Tabel 4.16: Bentuk Dan Hasil Kegiatan Penyuluhan Campak Dan Rubella Bidang Lingkungan Program Fokus Desaku Nomor Kegiatan 12 Nama Kegiatan Penyuluhan Campak dan Rubella Tempat, Tanggal Aula Kantor Desa Cibugel, 01 Agustus 2017 Lama Pelaksanaan 1 hari Tim Pelaksana Penanggung Jawab: Nurlia Fikawaty, Abdul Aziz. Dokumentator: Andika Yulianto Chamil, Khamdi Alfan Maulana. Tujuan Memberikan informasi mengenai pentingnya menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Sasaran Seluruh warga Desa Cibugel 66 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel Target Seluruh Warga Desa Cibugel mendapatkan informasi mengenai pentingnya menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Deskripsi Kegiatan Penyuluhan ini dilakukan dilakukan langsung di Aula Kantor Desa Cibugel yang dihadiri oleh warga desa yang secara langsung dijelaskan oleh narasumber yaitu petugas dari puskesmas Cisoka. seluruh warga khususnya warga Desa Cibugel dapat terhindar dari penyakit campak dan rubella. Selain itu dengan diadakannya penyuluhan ini diharapkan seluruh warga dapat mengetahui cara mengindarinya, serta gejalagejala apa saja yang timbul dari campak dan rubella ini. Rubella juga merupakan penyakit yang menipa karena lingkungan yang kotor. Hasil Pelayanan Seluruh Warga Desa Cibugel mendapatkan informasi mengenai pentingnya menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).. Keberlanjutan Program Tidak berlanjut Dokumentasi Kegiatan Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 67 Gambar 4.10: Sosialisasi Campak dan Rubella Tabel 4.17: Bentuk Dan Hasil Kegiatan Pembuatan Tugu Desa Cibugel Bidang Sosial Masyarakat Program Desaku Cibugel Nomor Kegiatan 13 Nama Kegiatan Pembangunan Tugu Desa Cibugel Tempat, Tgl Cibugel Asem, 10 – 16 Agustus 2017 Lama Pelaksanaan Tujuh hari Tim Pelaksana Penanggung Jawab : Muhammad Aminul Wahid, Hammam Al Marisma, Harun Arrasyid Tujuan Membangun tugu batas masuk Desa Cibugel Sasaran Desa Cibugel Target 1 tugu batas masuk dibangun di Desa Cibugel Deskripsi Kegiatan Kegiatan ini dilakukan berdasarkan hasil pengamatan kami terhadap sekitar desa Cibugel. 68 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel Desa ini bersebelahan dengan Desa Caringin, Desa Bojongloa, dan Desa Selapajang. Mengingat antar desa Cibugel dan desa-desa tersebut tidak ada pembatas wilayah, maka kami berinisiasi untuk membangun Tugu di gang RW 05 yang menjadi pintu masuk Desa Cibugel dan berhadapan dengan Desa Caringin. Agar pembangunan Tugu ini berjalan lancar dan cepat, kami bekerja sama dengan bapak Endi selaku ketua RW 05/ Penanggung Jawab wilayah, Bapak Abdul Manaf selaku Ketua RW 04 dan Bapak Sukirman selaku Ketua BPD. Pada badan Tugu, kami cantumkan lambang Desa Cibugel dan logo UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai bukti bahwa Tugu tersebut adalah hasil kerja sama antara UIN Jakarta dan Desa Cibugel. Di samping itu, karena pembangunannya bertepatan dengan bulan Agustus maka Tugu dicat dengan warna merah putih untuk menambah suasana hari kemerdekaan. Hasil Pelayanan 1 tugu batas masuk dibangun di Desa Cibugel Keberlanjutan Program Tidak berlanjut. Dokumentasi Kegiatan Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 69 Gambar 4.11: Pembuatan tugu Tabel 4.18: Bentuk Dan Hasil Kegiatan Renovasi Poskamling Desa Bidang Masyarakat Program Desaku Cibugel Nomor Kegiatan 14 Nama Kegiatan Renovasi Poskamling Desa Tempat, Tanggal Blok C Desa Cibugel, 22 Agustus 2017 Lama Pelaksanaan 1 hari Tim Pelaksana Penanggung Jawab: Nurlia Fikawaty Tujuan Memberikan sarana bagi warga desa untuk dapat menggunakan poskamling kembali. Sasaran Warga Desa Cibugel 70 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel Target Warga Desa Cibugel mendapatkan poskamling kembali agar dapat digunakan untuk menjaga desa. Deskripsi Kegiatan Dilakukan oleh anggota kelompok KKN yang dibantu oleh warga Desa Cibugel yang dilakukan di Blok C Desa Cibugel. Pada awalnya kegiatan ini dibantu oleh sekelompok pemuda desa Cibugel, namun pada waktu yang bersamaan, staff desa dan seluruh warga Desa Cibugel membantu kami dalam hal kegiatan ini. Mereka membantu membawa, memotong, mendirikan Poskamling Desa agar desa aman dari tindak kriminal. Poskamling nantinya akan dikelola oleh para pemuda dan warga Blok C di desa Cibugel. Poskamling juga bisa dimanfaatkan warga untuk bersantai dan sarana diskusi mengenai rapatrapat masyarakat. Hasil Pelayanan Warga Desa Cibugel mendapatkan poskamling kembali agar dapat digunakan untuk menjaga desa. Keberlanjutan Program Tidak berlanjut Dokumentasi Kegiatan Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 71 Gambar 4.12: Pembuatan Pos Kamling Tabel 4.19: Bentuk Dan Hasil Kegiatan Pembangunan Gapura Bidang Masyarakat Program Desaku Cibugel Nomor Kegiatan 15 Nama Kegiatan Pembangunan Gapura Tempat, Tanggal Antara Blok C dan kampung Bojong Sapi, 13 – 14 Agustus 2017 Lama Pelaksanaan 2 hari Tim Pelaksana Penanggung Jawab : Harun Arrasyid Pelaksana: Seluruh anggota KKN AKSARA Tujuan Membangun gapura pembatas Kampung Bojongsapi dengan perumahan blok C. Sasaran Gapura pembatas Kampung Bojongsapi dengan perumahan blok C. 72 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel Target 1 Gapura pembatas Kampung dibangun di perbatasan Kampung Bojongsapi dengan perumahan blok C. Deskripsi Kegiatan Pembuaatan gapura ini melibatkan tukang ahli, berbahan dasarkan bambu tali dan atap jerami. Syukurlah pak manaf selaku ketua RW 4 ikut turun serta membantu dalam pemangunan gapura ini. Beliau juga memiliki ketrampilan tukang. Sehingga tidak perlu lagi menggunakan tukang bayaran. Bambu sebagai bahan dasar pembuatan gapura ini saya beli dengan uang kelompok di warga sekitar. Gapura ini dibuat selain untuk pembatas wilayah antara kamung bojong sapi dengan perumahan blok C, juga dibuat untuk menyambut hut RI yang ke-72. Gapura ini dibuat secantik mungkin sebagai bentuk kegembiraan masyarakat sekitar menyambut hari kemerdekaan Indonesia. Gapura selesai dalam waktu kurang dari 2 hari. Hasil Pelayanan 1 pembatas Kampung Bojongsapi direnovasi di perbatasan kampung Bojongapi dan perumahan blok C Keberlanjutan Program Tidak berlanjut Dokumentasi Kegiatan Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 73 Gambar 4.13: Pembuatan Gapura Tabel 4.20: Bentuk Dan Hasil Kegiatan Renovasi Sarana Prasarana Masjid Bidang Masyarakat Program Desaku Cibugel Nomor Kegiatan 16 Nama Kegiatan Renovasi Sarana Pra-sarana Masjid Tempat/Tanggal Masjid Jami Al-karim Desa Cibugel. 2 Agustus 21017 Lama Pelaksanaan 1 (satu) hari Tim Pelaksana Penanggung jawab: Khamdi Alfan Maulana Pelaksana: Seluruh anggota KKN AKSARA Tujuan Merenovasi dan Memberikan sarana pra sarana perlengkapan Kamar Mandi Masjid jami Al-karim Desa Cibugel Sasaran Kamar Mandi Masji ami Al-karim Desa Cibugel 74 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel Target Kamar Mandi Masjid jami Al-karim Desa Cibugel direnovasi dan mendapatkan sarana pra sarana kamar mandi Deskripsi Merenovasi kamar mandi masjid Jami Al-karim desa cibugel karena kurang layak untuk digunakan disebabkan sebagian sarana dan pra sarana nya sudah rusak dan tidak bisa digunakan. Selain kotor, kamar mandi juga bau. Padahal kamar mandi masjid ini adalah tempat umum yang digunakan banyak orang di desa cibugel. Oleh karena itu keadaan kamar mandi masjid desa cibugel ini cukup menarik perhatian saya untuk diperbaiki. Sarana dan pra sarana yang kita berikan adalah, dua buah daun pintu, 16 keran air, dua alat pel dan dua pembersih lantai. Untuk meminimalisir biaya yang dikeluarkan dalam melakukan renovasi berupa pemasangan daun pintu dan keran air saya melakukanya sendiri dibantu teman-teman yang lain. Hasil Pelayanan Kamar Mandi Masjid Jami Al-karim Desa Cibugel direnovasi dan mendapatkan sarana dan pra sarana kamar mandi Keberlanjutan Program Tidak berlanjut Dokumentasi Kegiatan Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 75 Gambar 4.14: Perbaikan pintu masjid dan keran Tabel 4.21: Bentuk Dan Hasil Kegiatan HUT RI Bidang Masyarakat Program Desa Nasionalis Nomor Kegiatan 17 Nama Kegiatan Kegiatan HUT RI Tempat, Tanggal Lapangan Blok C Cibugel dan kampung Bojong Sapi, 17 Agustus 2017 Lama Pelaksanaan 1 hari Team Pelaksana Seluruh anggota KKN AKSARA yang dibantu oleh warga Desa Cibugel serta pemuda Desa 76 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel Cibugel Tujuan Membantu warga Desa Cibugel dalam penyelenggaraan perlombaan HUT RI ke-72 Sasaran Warga Desa Cibugel Target Warga Desa Cibugel terbantu dalam penyelenggaraan perlombaan HUT RI ke-72 Deskripsi Kegiatan Kegiatan ini merupakan salah satu program kegiatan yang kami lakukan dalam rangka menyambut hari ulang tahun Republik Indonesia dimana yang setiap tahunnya dirayakan disetiap daerah. Yang mana sebelum acara perlombaan kami melakukan upacara terlebuh dahulu yang dilakukan di Pondok Pesantren Riyadul Bassoriyah dan juga lapangan Blok C Desa Cibugel. Adapun perlombaan kami adakan di kampung Bojong Sapi yang dibantu oleh warga sekitar yang terdapat di Bojong Sapi. Acara berjalan dengan lancar dan seluruh warga desa merasa senang dengan adanya kegiatan ini yang kami lakukan bersama. Hasil Pelayanan Warga Desa Cibugel terbantu penyelenggaraan HUT RI ke-72 Keberlanjutan Kegiatan Tidak berlanjut dalam Dokumentasi Kegiatan Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 77 Gambar 4.15: Perayaan HUT RI Tabel 4.22: Bentuk Dan Hasil Kegiatan Pelatihan Sablon Bidang Sosial Masyarakat Program Cibugel Kreatif NomorKegiatan 18 Nama Kegiatan Pelatihan Sablon Tempat, Tanggal SDN Cibugel 02 dan Pekarangan Rumah Sementara KKN Aksara, 6, 13, 20 Agustus 2017 Lama Pelaksanaan 3 hari Tim Pelaksana Penanggung Jawab : Khamdi Alfan Maulana. Pelaksana: Seluruh anggota KKN AKSARA Tujuan Memberikan pelatihan mengenai teknik-teknik 78 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel menyablon dengan baik dan benar. Sasaran Pemuda-pemudi Desa Cibugel Target Pemuda-pemudi Desa Cibugel mendapatkan pelatihan mengenai teknik-teknik menyablon dengan baik dan benar. Deskripsi Kegiatan Pelatihan ini dilakukan secara bertahap, pertama pelatihan dilakukan di SDN Cibugel 02 yang kemudian dilanjutkan di depan rumah sementara KKN Aksara. Pelatihan pertama dibimbing oleh good mood project yang diawali dengan pengenalan zat-zat kimia yang dibutuhkan dalam penyablonan, teknik-teknik dalam menyablon, alat-alat sablon seperti screen sablon, obat afdruk, tinta sablon, rakel, meja afdruk, sablon, penghapus cair/ soda api dan kaporit,meja sablon, papan kaos, lem kayu, minyak tanah/makan, Gleserin - Pelicin / pengencer ketika menyablon, dan alat Semprot dan Hairdryer. Pelatihan kedua dan ketiga dilakukan untuk memperlancar teknik-teknik sablon yang telah diajarkan oleh good mood project dengan diawasi oleh ketua pelaksana. Peserta yang mengikuti pelatihan berjumlah 25 orang. HasilPelayanan Pemuda-pemudi Desa Cibugel mendapatkan pelatihan mengenai teknik-teknik menyablon dengan baik dan benar. Keberlanjutan Program Berlanjut sampai akhir september 2017 Dokumentasi Kegiatan Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 79 Gambar 4.16: Pelatihan Sablon D. Faktor-faktor Pencapaian Hasil Secara garis besar, program-program yang telah direncanakan oleh kelompok KKN AKSARA berjalan dengan baik dan lancar. Hanya saja ada beberapa program yang tidak dilaksanakan dan diganti dengan program lain. Hal tersebut tidak lepas dari sejumlah faktor pendorong dan faktor penghambat. Berikut ini kami paparkan apa saja faktor pendorong dan faktor penghambat. 1. Faktor Pendorong Faktor pendorong dari ketercapaian hasil kegiatan berasal dari berbagai pihak, antara lain: a. Pelaksana KKN 80 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel Pelaksana yang dimaksud di sini adalah sejumlah mahasiswa UIN Jakarta yang melaksanakan KKN dan tergabung dalam kelompok KKN Aksara. Mereka terjun langsung dalam setiap kegiatan, mulai dari perencanaan sampai pelaksanaan kegiatan. Tanpa adanya mereka, kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan tidak akan terealisasi. b. Kerjasama Tim Dalam pelaksanaan seluruh kegiatan, keberhasilannya tidak luput dari adanya kerjasama Tim. adanya kekurangan dalam salah satu peserta KKN dilengkapi oleh kelebihan dari anggota lain. Mereka saling membantu demi keberhasilan pelaksanaan kegiatan. di samping itu, mereka bertanggung jawab atas setiap tugasnya dalam setiap kepanitiaan kegiatan. Hasil pelaksanaan kegiatan tentu tidak akan maksimal jika tanpa kerjasama Tim. c. Sasaran Pelaksanaan Kegiatan Sasaran pelaksanaan kegiatan yang dimaksud di sini adalah Desa Cibugel, baik lingkungannya maupun masyarakatnya. Secara umum, masyarakat Desa Cibugel cukup kooperatif dalam setiap pelaksanaan kegiatan. Mereka sangat antusias dalam mengikuti kegiatan yang kami laksanakan. Di samping itu, lokasi Desa Cibugel yang strategis dan akses jalan yang bagus mempermudah kami dalam melaksanakan kegiatan. d. Penggunaan Metode Metode merupakan hal yang cukup krusial dalam menentukan keberhasilan pelaksanaan suatu kegiatan. Untuk itu perlu adanya metode yang tepat untuk diterapkan dalam setiap pelaksanaan kegiatan. Hal yang harus dilakukan dalam menentukan metode suatu kegiatan adalah menganalisa objek kegiatan, isi kegiatan dan pelaksanaan kegiatan. e. Dana Seluruh kegiatan yang dilaksanakan oleh kelompok KKN Aksara dapat berjalan lancar, tidak luput karena adanya ketersediaan dana yang mencukupi untuk semua kegiatan. 2. Faktor Penghambat Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 81 Berikut faktor-faktor yang menjadi penghambat keberhasilan suatu kegiatan: a. Keterlambatan Waktu Ada beberapa kegiatan yang pelaksanaannya melebihi batas jam yang telah ditentukan. Hal itu disebabkan minimnya kamar mandi di kontrakan tempat kami tinggal. Waktu untuk antri mandi yang cukup lama berdampak pada keterlambatan jam pelaksanaan kegiatan. Akibatnya, rangkaian kegiatan tidak berjalan semestinya. b. Perencanaan Kurang Matang Terdapat beberapa kegiatan yang tidak ada dalam rencana. Kegiatan tersebut baru direncanakan setelah beberapa hari tinggal di Desa Cibugel dan benar-benar memahami apa yang dibutuhkan masyarakat. Akibatnya, karena pelaksanaannya dadakan maka perencanaannya pun kurang matang dan tentu tingkat keberhasilannya kurang maksimal. c. Waktu Ketersediaan Masyarakat Sebagian besar masyarakat Desa Cibugel berprofesi sebagai karyawan swasta dan petani. Yang menjadi kendala adalah mereka yang berprofesi karyawan, sebab waktu kosong mereka hanya pada hari Sabtu dan Minggu, bahkan ada yang hanya kosong pada hari Minggu. Kondisi ini mengharuskan kami untuk melaksanakan kegiatan hanya di hari Sabtu & Minggu saja. akibatnya waktu kesibukan kami menumpuk di hari Sabtu & Minggu dan itu cukup mengurangi tingkat keberhasilan pelaksanaan kegiatan 82 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pada pemaparan laporan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang telah disampaikan pada bab sebelumnya, bahwa kegiatan ini berlangsung selama satu bulan pada tanggal 25 Juli-25 Agustus 2017 di Desa Cibugel, Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Maka dengan ini kami sebagai mahasiswa telah menyelesaikan Tri Dharma Perguruan Tinggi kepada masyarakat dengan baik dan juga sebagai agent of change. Kemudian diimplementasikan ke dalam suatu gerakan nyata yang membawa kami kepada masyarakat yaitu suatu pengabdian. Serta mengacu pada peraturan PPM mengenai program kerja pelayanan dan pemberdayaan. Adapun pelayanan dan pemberdayaan yang kami berikan, yaitu diantaranya dalam bidang agama, bidang pendidikan, bidang lingkungan, dan juga bidang sosial masyarakat. Setiap anggota memiliki peran dan tanggung jawab terhadap program kerja yang dibuatnya sesuai dengan kebutuhan Desa Cibugel. Keseluruhan program kegiatan yang kami lakukan, sebagian besar telah berjalan dengan lancar dan efektif. Walaupun kami sadar dalam serangkaian kegiatan yang telah kami lakukan selama KKN di Desa Cibugel belum dapat memberikan kontribusi secara optimal kepada masyarakat. Yang mana hal itu dikarenakan keterbatasannya kami baik dalam hal internal maupun eksternal yang belum dapat kami atasi. Namun, diluar dari hal itu, dalam kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat telah memberikan banyak pelajaran bagi kami sebagai mahasiswa khususnya dalam hidup bermasyarakat. Dengan adanya KKN ini kami dapat berlajar untuk menjaga kerjasama dan tingkat kepedulian yang tinggi untuk dapat terlaksananya program kerja yang baik, maksimal, dan juga sukses. Kesimpulan yang dapat diambil dari pelaksabaab KKN AKSARA di Desa Cibugel ini yaitu: 1. Program kerja baik fisik maupun non-fisik dapat terlaksana dengan baik dan optimal. 2. Aparat desa sangat mendukung serta membantu program kerja yang akan kami laksanakan di desa mereka. 3. Masyarakat desa sangat antusias mengikuti serangkaian kegiatan yang kami lakukan demi menambah pengetahuan mereka. 83 4. Seluruh warga desa baik aparat desa seperti kepala desa, ibu kepala desa, ketua RT, ketua RW, selalu senantiasa memberikan masukan serta dukungan kepada kami dalam menjalankan program kerja. 5. Seluruh kegiatan KKN AKSARA di Desa Cibugel mendapat sambutan yang baik dari masyarakat desa setempat, mereka selalu mendukung dan membantu berjalannya program kerja yang kami laksanakan di desa mereka. B. Rekomendasi Selama sebulan kami tinggal di desa Cibugel, serta melaksanakan beberapa program yang kami lakukan, kami mempunyai rekomendasi kepada pihak-pihak yang berwenang seperti, Pemerintah setempat, Pusat Pengabdian Masyarakat UIN Jakarta, Pemangku kebijakan di tingkat Kecamatan dan Kabupaten, atau Tim KKN-PpMM yang akan mengadakan KKN-PpMM di lokasi tersebut pada masa yang akan datang, di antaranya: 1. Kepala Desa beserta jajarannya Kepada pihak kepala desa beserta jajarannya, hendaknya memperhatikan infrastruktur baik sarana maupun pra-sarana desa. Karena banyak sarana umum yang terbengkalai dan tidak terawat dengan baik. Oleh karena itu, kepala desa diharapkan untuk meningkatkan kerjasama dengan masyarakat desa agar lebih maju. 2. Pemerintahan Kecamatan Cisoka Kepada pihak Pemerintahan Kecamatan Cisoka, kami merekomendasikan untuk selalu berkordinasi serta memberikan bantuan bagi desa-desa yang membutuhkan. Pemerintahan kecamatan Cisoka juga dapat menjadi pengawas dari sarana dan prasarana yang berada di desa Cibugel. 3. PPM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Kepada pihak PPM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, hendaknya untuk memperhatikan kembali tempat KKN yang akan di adakan pada lokasi pada masa yang akan datang. Desa yang terbelakang harusnya menjadi prioritas untuk lokasi KKN. oleh karena itu, PPM diharapkan untuk mencari desa-desa yang lebih terbelakang. 84 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel BAGIAN 2: REFLEKSI HASIL KEGIATAN “Dengan gagal merencanakan, Anda sedang merencanakan kegagalan.” Benjamin Franklin BAB VI PENGGALAN KISAH INSPIRATIF 1 DESA DI BAWAH ANGIN Oleh: Harun Arrasyid Api Semangat Dalam sejarah pra-kolonialisme, Nusantara atau Indonesia sering di sebut sebagai “negeri di bawah angin” (the lands below the wind) yang menunjukan bahwa negeri kita sudah sangat makmur. Mengingat perdagangan global dan hubungan penguasa dan ulama menjadi suatu karakteristik yang menonjol.18 Dalam hal ini saya menganalisis dari persitiwa sejarah diatas, bahwasannya jika menggunakan studi kasus negeri makmur bisa dipersempit kembali menjadi desa yang maju yang dapat mempersatukan elemen-elemen penguasa (dalam hal ini adalah pemerintahan desa), ulama dan masyarakat menjadi suatu sumber utama potensial. Penelitian berbasis pengabdian, sejatinya merupakan bagian dari keseharian kalangan akademisi. Sebab itu, menurut saya berbeda dengan penelitian yang benar-benar murni. Penelitian yang berbasis pengabdian masyarakat mempunyai pengaruh yang lebih kuat. Indonesia yang masyarakatnya dijuluki oleh bangsa luar sebagai “Islam With Smiling Face19” pada abad ke 12 dan 13 membuat acuan bahwasanya masyarakat Indonesia sangat mengutamakan nilai-nilai gotong royong dan berbagai bentuk aktivitas bersama berbasis kolektif. Sudah menjadi kewajiban bagi mahasiswa UIN semester 6 untuk melakukan kegiatan KKN atau yang sering disebut kuliah kerja nyata guna untuk turun langsung demi mengabdi kepada masyarakat agar ilmu yang di dapatkan di ruang kuliah bisa hadir di tengah-tengah masyarakat. Tepatnya pada bulan April tahun 2017 saya mendapatkan kelompok KKN yang bernomor urut 17 dan berjumlah 15 orang. Pada hari itu juga, nomor whatsapp saya kemudian di tambahkan kedalam suatu grup yang kemudian 18 Jajat Burhanudin, Ulama dan Kekuasaan: Pergumulan Elite Politik Muslim Dalam Sejarah Indonesia, Jakarta: Mizan, 2013, Hal. 16-18 19 Islam dengan wajah ramah 87 orang-orang di grup itu akan menjadi teman saya selama 3 bulan kedepan baik dalam Pra-KKN, Pelaksanaan di Lokasi KKN, dan Laporan dan Evaluasi. Saya sebenarnya sudah tidak asing lagi mendengar KKN. Karena sejak dari semester 1 saya sudah belajar dari mentor-mentor saya di UIN, baik dosen peneliti hingga guru besar di UIN; yaitu kakek saya yang terus membimbing hingga saya paham betul lika-liku perkuliahan termasuk juga KKN. Bahkan ketika saya berkesempatan magang di Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M), saya dengan mudah membaca laporan-laporan KKN dari tahun ke tahun sebelumnya sehingga saya sudah membayangkan konsep-konsep umum yang harus dilakukan ketika KKN. Buku laporan yang kurang lebih 260 halaman itu membuat saya sedikit tertantang. Karena saya ingin membuat laporan penelitian yang benar-benar ilmiah. Mengingat sebelumnya saya pernah meneliti masyarakat namun belum sesuai standar ilmiah dan tidak di bukukan. Setelah berdiskusi dan berkordinasi dalam beberapa pertemuan yang dihadiri oleh teman-teman, kelompok ini kemudian dinamakan kelompok AKSARA yang berkepanjangan Anak Kampus Sayang Rakyat. Penetapan struktur kelompok juga sudah dibuat dan kebetulan saya mendapat posisi sebagai sekertaris 3, ini merupakan kesempatan saya untuk menunjukan kemampuan menulis saya yang saya dapatkan selama 2 tahun mengenyam pendidikan di universitas. Para mentor saya setiap kali berpesan kepada saya agar mengingat bahwasanya inti dari mengenyam pendidikan universitas adalah menulis, menjadi akademisi yang bukan semata-mata keperluan ijazah untuk berkerja. Kelompok saya mendapatkan lokasi yang berada di kabupaten Tangerang, kecamatan Cisoka, dengan desa yang bernama Cibugel. Hal pertama yang saya lakukan waktu itu ialah mencari sumber sebanyakbanyaknya melalui media online, cetak, maupun arsip untuk dijadikan sebagai reverensi jika ada sumber daya potensial yang bisa di kembangkan. Dengan bantuan gps, saya dapat memprediksikan jarak tempuh dari rumah ke Desa Cibugel yaitu hanya sekitar 40 menit dengan menggunakan mobil dan motor sekitar 1 jam 20 menit. Awalnya saya khawatir ketika saya membayangkan jalan desa yang sempit dan masih berupa tanah tidak bisa dilalui oleh mobil. oleh karena itu, pada pertama kali survei saya menggunakan sepeda motor. 88 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel Survei pertama yang dilakukan pada tanggal 1 juni 2017 membukakan mata saya ketika saya melihat betapa majunya fisik desa Cibugel ini. Jalan sudah di cor sehingga mobil, motor ataupun truk bisa masuk tanpa adanya masalah. Desa ini juga bersih, terlihat kesadaran masyarakatnya yang sering membakar sampah di depan halaman mereka; sehingga sampah tidak menumpuk bercecer dimana-mana. Warganya pun sangat ramah, bahkan ketika saya disana senyuman sering mewarnai masyarakat desa cibugel. Desa Angin, saya menyebutnya karena banyaknya pesantren dan kobong di desa ini yang menggambarkan kesejukan nilainilai moral agama. Tak bisa dipungkiri bahwa pengaruh tersebut membuati desa ini juga banyak ustad-ustazd sehingga kegiatan religius sangat penting dalam masyarakat Cibugel. Ketika sampai di lokasi, saya disambut oleh ibu Lurah yaitu ibu Otih yang nantinya akan menjadi seorang yang sangat berpengaruh dalam program KKN serta material maupun moril. Survei kedua yaitu tanggal 9 juni 2017 saya menggunakan mobil ke lokasi desa Cibugel dengan ketua dan beberapa anggota kelompok untuk mengambil form survei yang di isi oleh ibu Otih serta melakukan wawancara dengan ibu Otih terkait pemasalahan yang berada di desa Cibugel. Dalam survei ini pula, saya dan teman-teman mencari tempat tinggal untuk 1 bulan kedepan. Dalam survei kedua, saya dan teman-teman menemui tokoh-tokoh masyarakat dan rw setempat seperti bapak haji Abi Yusuf, haji Jalal, dan Bapak Abdul Manaf selaku Rw 04 untuk mendiskusikan permasalahan yang berada di desa. Saya juga bertemu kepada ketua BPD di desa Cibugel yaitu bapak Sukirman untuk berkordinasi bagaimana pelaksanaan KKN dilaksanakan. Saat survei, saya mendapatkan bahwasanya pintu kamar mandi masjid ternyata rusak. Dari kedua pintu masjid tersebut, dua-duanya rusak tidak bisa digunakan. Tugu penanda desa Cibugel juga tidak ada sehingga saya sempat tersesat ketika melakukan survei. Survei kedua merupakan hari yang sial menurut saya. Saya tersesat sampai jakarta kota karena tol yang saya lalui salah masuk sehingga waktu temput mencapat 4 jam lebih karena macetnya kota jakarta. Mobil saya juga menjadi korban ketika saya menabrak tiga orang pengendara motor dan mobil karena konsentrasi saya pecah tidak makan dan minum karena bertepatan dengan bulan Ramadhan. Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 89 Hari pelepasan pada tanggal 25 juli 2017 membuat kegiatan KKN ini menjadi kenyataan. Hari penantian yang ditunggu-tunggu dengan semangat oleh saya karena pada hari ini saya akan melakukan penelitian sekaligus pengabdian di desa. Upacara pembukaan serta pelepasan balon sebagai simbolis pelepasan Mahasiswa dan Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah menuju ke tempat KKN, hal yang tahun-tahun kemarin sudah dilakukan sehingga menurutku acara ini membosankan. Tepatnya pukul 13.00 WIB, saya langsung menuju lokasi KKN yaitu desa Cibugel dengan menggunakan motor saya. Pagi harinya, sarapan perdana kami adalah mie goreng dengan nasi. Makanan instan yang mudah dibuat dan murah serta mengandung berbagai macam bumbu penyedap, saya tidak bergitu akrab dengan makanan ini. Pada hari pertama di lokasi, saya berdiskusi dengan teman-teman anggota kelompok lainnya untuk menetapkan hari pembukaan KKN yang berada di desa Cibugel. Saya juga berkordinasi dengan para staff desa, BPD, Babinsa dan Rw untuk mempersiapkan acara pembukaan. Hasilnya pembukaan dengan sukses dapat berjalan dengan lancar meskipun sangat disayangkan dosen pembimbing dan kepala desa absen dari acara perdana ini. Dua minggu berlalu, realitas dari KKN ini mulai terlihat dari banyaknya masalah yang saya dan teman-teman hadapi seperti permintaan mengajar di sekolah-sekolah yang melonjak sampai kurangnya anggota kelompok. Desa dengan 40 lebih Rw ini terlalu besar bagi kelompok kecil kami yang hanya berjumlah 15 orang. Saya pun juga kewalahan ketika menggarap tugu desa yang dimana saya bertugas sebagai pengaduk semen dengan seorang teman saya. Namun pada akhirnya saya sadar bahwasannya kepentingan desa merupakan hal yang prioritas saat ini sehingga kerja apapun akan saya lakukan demi mengabdi pada masyarkat. Kolektivitas Tanpa Batas Perasaan suka dan duka tak luput dari ingatan kepala saya mengenang masa-masa kami saat di lokasi KKN. Banyak pelajaran yang bisa saya ambil dari adanya kegiatan KKN selain mengabdi dan meneliti masyarakat desa. Perbedaan pendapat merupakan hal yang lumrah bahkan perbedaan itu juga merupakan hikmah dari isi kepala masing-masing orang. 90 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel Teman kelompok yang saya dapatkan dalam melakukan pengabdian di desa Cibugel tentu saja berasal dari bermacam-macam fakultas dengan jurusan yang di ambil. Penentuan kelompok yang dibuat oleh PPM membuat mahasiswa tidak bisa lagi pilih-pilih teman untuk melakukan kegiatan KKN. Dengan komposisi 8 laki-laki dan 7 perempuan dengan latar belakang pendidikan yang berbeda, kami mempunyai berbagai macam sumber pengetahuan. Ada ekonomi, dakwah, hukum, sejarah dan ilmu-ilmu umum yang lainnya yang mampu diturunkan kepada masyarakat desa. Saat pertama kali bertemu, masih banyak anggota-anggota kelompok yang tidak dapat menghadiri rapat perdana sehingga beberapa kali penentuan ketua dan pengurus tertunda karena tidak mencapai kuorum. Hampir setiap pertemuan saya dan teman-teman lakukan di lobi Auditorium Harun Nasution agar lebih mudah dan nyaman ketika bertemu. Terlebih lagi ada wifi kampus yang dapat di akses secara terbuka. Ketika saya berada di kelompok ini, saya masih sangat berhati-hati dalam berbicara mengingat bahwa saya masih belum mengetahui watak masing-masing anggota kelompok. Jika ada salah kata, akan mempengaruhi 1 bulan yang akan kedepan di lokasi KKN. Oleh karena itu, saya lebih banyak diam dan mendengarkan, Sifat dahulu yang saya simpan sebagai seorang pendiam muncul kembali. Proses saling mengenal pun terus berlanjut sampai saya dan teman-teman pada akhirnya di tempatkan di lokasi KKN. Awalnya saya cukup kesal ketika beberapa orang anggota kelompok mengeluhkan tempat tinggal yang kurang strategis dan kurang nyaman sehingga ada usulan untuk mencari tempat tinggal yang baru. Jika dilihat memang benar daerah tempat tinggal tersebut sangatlah sepi dan jauh dari kawasan warga berkumpul. Melihat hal itu saya kemudian setuju dengan pindah tempat dengan catatan jika ingin tidur saya lebih baik di tempat tinggal yang pertama (yang biasa saya sebut losmen) karena kamarnya sangat nyaman daripada tidur di rumah tapi berdesak-desakan. Pada akhirnya, 2 hari kemudian saya dan teman-teman pindah dari tempat tinggal pertama menuju tempat tinggal ke dua yaitu di kampung Bojongsapi. Daerah ini lumayan ramai dan strategis untuk melakukan kegiatan program karena banyak anak-anak kecil dan warga pemuda serta berdekatan dengan warung-warung. Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 91 Saya dan teman-teman menjalin hubungan yang baik, tidak ada konflik besar maupun masalah yang kami hadapi mengenai tentang internal kelompok. Meskipun begitu, saya kadang merasa risih ketika teman-teman anggota kelompok yang lalai tentang kesadaran waktu. Saya masih ingat ketika itu dalam evaluasi, semua anggota harus sudah siap pada jam 7 pagi untuk menghadiri upacara yang diundang oleh kepala sekolah namun kenyataannya adalah kesiangan. Untungnya saya dengan salah seorang teman saya berhasil hadir karena saya bangun pagi-pagi sekali. Dalam Islam waktu sangatlah berharga, bahkan ada sebuah peribahasa yang menyebut bahwa “waktu ibarat pedang”20 yang jika diartikan bahwasanya kebiasaan malas akan menyebabkan bencana. Saya memang sejak kecil sudah belajar tentang cara menghargai waktu, bahkan ketika saya belajar di sekolah internasional, waktu merupakan hal yang tidak dapat di toleransi. Orangorang barat sana sangatlah menghargai waktu sehingga mereka maju baik dalam hal inovasi maupun mental. Selama KKN, kelompok saya dan teman-teman sangatlah solid dan toleransi terhadap sesama anggota. Pernah teman kami yang mengalami sakit kemudian di antar ke klinik terdekat agar mendapatkan penanganan yang tepat. Dalam tugas piket dibagi menjadi 5 orang per hari dengan rincian tugas seperti; menyapu, mengepel, memasak, menjaga rumah. Saya kagum meskipun terkadang sudah dibagi beberapa tugas, namun anggotaanggota lain yang bertugas hari lain dengan senang hati membantu untuk menyelesaikan tugas piket. Minggu pertama lauk yang disajikan masih memasak sendiri tanpa membeli lauk. Akan tetapi, setelah minggu kedua dan seterusnya lauk yang disedikan lama-kelamaan beli di warteg terdekat karena jadwal yang padat. Biasanya jika saya sudah bosan dengan lauk warteg, saya memilih untuk makan di luar seperti nasi padang, pecel lele, ataupun ayam rica-rica. Terkadang saya diam-diam makan sendiri baik di rumah makan maupun jika kalau terpaksa saya bawa pulang tapi saya makan di losmen sendirian. Selama hidup sebulan bersama dengan orang yang baru saya kenal, membuat saya mengerti arti kebersamaan walaupun agaknya sifat-sifat individualisme saya masih melekat hingga sekarang. 20 “Al-Waqtu Kas-Saif, In Lam Taqta'hu Qata'ak” merupakan peribahasa yang mengambarkan pentingnya waktu dalam Islam. Berbeda dalam Islam, dunia Barat menggunakan peribahasa yang menunjukan materialis di sebut sebagai “Time Is Money”, waktu adalah uang 92 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel Membangun Desa: Ulama dan Santri Selama saya tinggal di desa Cibugel, saya merasakan adanya adat yang kental dan nilai-nilai semangat religius dari masyarakat Cibugel. Saya kaget dengan banyaknya pesantren dan kobong21yang berada di desa ini. Jika di jumlah bisa mencapai 6 atau lebih. Semangat masyarakat untuk mendalami agama serta ciri khas adat sunda sangatlah kental di desa ini. Ini terlihat ketika saya melihat anak-anak dengan fasih berbicara bahasa sunda dan mengetahui pantangan atau larangan yang harus di hindari. Tempat tinggal yang saya dan teman-teman sewa berada di pertengahan desa Cibugel sehingga banyak penduduk yang melintasi tempat tinggal kami. Seperti desa-desa umum lainnya, desa Cibugel di dominasi dengan wilayah pertanian seperti padi, perkebunan, dan pabrik tahu/tempe. Sanitasi atau pembuangan air di desa ini sudah cukup bagus mengingat bahwa ketika saya mewawancarai staff desa dan ketua rw tidak pernah ada banjir di desa ini.22 Airnya pun bagus. Namun terkadang air di tempat saya dan temanteman tinggal rupanya sangat keruh berwarna coklat; kadang berminyak, kadang pula jernih oleh karena itu saya sering mandi di losmen pak haji Hambali yang berada di pinggir desa perbatasan desa Bojongloa. Di kampung Bojong sapi masih banyak anak-anak dan pemuda yang setiap hari saya dan teman-teman melihatnya. Terkadang saya juga berbincang-bincang dengan mereka ataupun berkumpul bersama jika ada waktu luang. Pemuda-pemuda biasanya berkumpul di sebuah warung besar milik bapak roni selaku ketua pemuda kampung Bojongsapi. Menurut salah satu warga kampung Bojongsapi, pemuda-pemuda di kampung ini berkelompok-kelompok sehingga sulit jika dipersatukan. Terlepas dari hal itu, saya dan teman-teman mencoba memeriahkan tempat tinggal ini dengan mengisi berbagai kegiatan seperti bimbel, seminar motivasi, dan pelatihan sablon. Dalam hal keagamaan, setiap minggu pasti saja ada undangan pengajian dari berbagai macam tokoh masyarakat. Bahkan ketika saya berdiskusi dengan pak Manaf selaku rw, beliau mengatakan bahwa ada jadwal beberapa pengajian misalnya; malam selasa 21 Kobong merupakan tempat tinggal para santri, dalam bahasa Indonesia bisa di sebut sebagai Asrama 22 Wawancara Pribadi dengan Bapak Abdul Manaf dan Bapak Abdul Mali, 21 Agustus 2017. Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 93 ada pengajian di ibu Juju, malam rabu di pak haji Toing, malam jumat di haji Saiful Maki, malam sabtu di majelis, dan hari minggu pagi di griya permata blok C.23 Pesantren dan kobong di desa Cibugel menurut pantauan saya merupakan pesantren yang tergolong salaf atau Salafiyah. Ciri dari pesanteren ini ialah hanya berfokus kepada subjek religius saja dan masih mengunakan nilai-nilai tradisonal.24 Ini terlihat ketika saya mengahadiri pengajian, banyak santri-santri membaca kitab kuning. Dan yang paling menonjol adalah hubungan antara kiai dan santri yang cukup dekat. Bahasa yang digunakan pun bahasa tradisional yaitu bahasa Sunda. Dimana saya tidak cukup mengerti akan hal ini. Metode pembelajaran cukup simpel yaitu mendengarkan dan mencatat apa yang dikatakan oleh pak kiai dan menerjermahkannya kedalam bahasa sehari-hari. Kebetulan saya juga dekat dengan salah seorang tokoh masyarakat sekaligus pemilik pesantren Darul Badi’ah yaitu bapak haji Hambali yang setiap hari jum’at pukul 14.00 atau selesai shalat jum’at melakukan pengajian kitab kuning rutin. Masyarakat desa Cibugel tampaknya sangat menyukai jengkol. Ini terlihat ketika dimana saya ingin membeli makanan baik nasi uduk maupun ngeliwet25 bersama warga, jengkol selalu ada di setiap makanan. Tumbuhan yang tergolong polong-polongan ini menimbulkan bau yang tidak sedap, jika menciumnya saya langsung bereaksi mual karena tidak tahan dengan harum ciri khas tumbuhan ini. Hidup sebulan di desa Cibugel mengingatkan saya kembali ingatan saya ketika waktu kecil yang dahulu hidup di desa karena bosan hidup di kota yang ramai. Semangat gotong royong serta ikatan kekeluargaan masih sangat melekat pada setiap masyarakatnya merupakan ciri khas masyarakat desa yang sampai sekarang masih besar pengaruhnya. Saya sering melihat 23 Wawancara Pribadi dengan Rw 04, Bapak Abdul Manaf, 27 Juli 2017. Robert W. Hefner, Making Modern Muslims: The Politics of Islamic Education in Southeast Asia, University of Hawaii Press, 2009, Hal.67 25 Jika kita menelusuri dari sejarahnya, kata “liwet” artinya adalah suatu cara memasak nasi yang sering dilakukan di desa. Liwetan merupakan suatu bentuk kerjasama dan kebersamaan yang kuat. Ngeliwet atau sering disebut bancakan menjadi aktivitas yang merujuk pada makan bersama-sama. Nasi liwet ala Sunda juga cukup dikenal banyak orang. Diakses dari http://rona.metrotvnews.com/read/2017/07/20/732272/ngeliwetbudaya-makan-bersama-yang-jadi-tren-kekinian. Pada 17 September 2017 pukul 11.36 WIB. 24 94 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel orang-orang lansia di kota menghabiskan waktu masa tua mereka dengan bermacam-macam seperti bermain golf, memancing ataupun bersepada. Di desa Cibugel, saya melihat orang-orang lansia justru sebaliknya; mereka masih terus berkerja di sawah dan perkebunan yang tanpa lelah setiap hari mereka lakukan. Bahkan saya sering melihat bapak haji Hambali di usianya yang tergolong lansia masih mampu mengurus kebon hingga membuat rumah. Semangat itulah yang bisa dijadikan pelajaran karena hidup merupakan suatu anugerah dan harus di perjuangkan. Yang malas dan tidak mau berubah pasti akan tertinggal. Catatan Terakhir Desa Cibugel merupakan salah satu desa yang berada di kecamatan Cisoka yang mempunyai banyak potensial. Seperti pada bidang keagamaan yang sudah sangat melekat pada masyarakatnya. Ketika saya membuat tugu desa, saya teringat dari motto arti dari lambang kabupaten tangerang yaitu “SATYA KARYA KERTA RAHARJA” yang berarti “Dengan dasar kesetiaan kepada Pancasila dan ketaatan kepada pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia disertiai doa dan kerja keras, kita wujudkan masyarakat adil makmur fisik material mental spiritual berdasarkan Pancasila dan UUD 1945”.26 Doa serta kerja keras akan menghasilkan keberhasilan. Oleh karena itu, saya berharap masyarakat desa Cibugel tetap berpegang teguh pada nilai-nilai gotong royong, kekeluargaan, dan toleransi. Kerja keras yang saya lihat pada masyarakat desa Cibugel patut di acungi jempol karena tidak akan sia-sia kalau kita berkerja keras. Terlepas dari hal itu, saya mempunyai harapan, jika suatu saat saya menjadi warga desa Cibugel, saya pasti akan mempelajari bagaiamana cara untuk membuat panel surya karena melihat potensi sumber daya panas yang ada di desa Cibugel. Saya sudah mendengar, banyak desa yang sukses karena mampu memanfaatkan energi panas sehingga warga tidak perlu lagi membayar listrik. Saya mengucapkan terima kasih sebesar-besar terhadap masyarakat desa Cibugel yang telah menerima kami apa adanya serta membantu dalam menjalankan program KKN kami. Saya juga kagum terhadap pihak-pihak yang membantu kami seperti BPD, Babinsa, Karang 26 Arti dan Lambang daerah kabupaten Tangerang di akses dari http://app.tangerangkab.go.id:86/halaman-statis-64-arti%20dan%20lambang%20daerahppid-kabupaten-tangerang.html pada 28 Agustus 2017. Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 95 Taruna, dan Pemerintahan desa yang tidak henti-hentinya untuk berkordinasi dengan kami agar pelaksaan program KKN kami berjalan dengan lancar. 96 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel “Seseorang akan wafat pada akhirnya, namun karya tulisannya tetap akan terus hidup” Harun Arrasyid 2 MAKNA SUATU PENGABDIAN Oleh: Nurlia Fikawaty (Anggota KKN AKSARA “Anak Kampus Sayang Rakyat”) Kecemasan Dalam Menghadapi KKN Nurlia Fikawaty, saya seorang mahasiswi semester 6 jurusan Ilmu Hukum di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Syariah dan Hukum. Di musim liburan semester genap ini pada bulan Juli hingga Agustus 2017, saya mengikuti kegiatan KKN selama 1 bulan yang merupakan kegiatan wajib di kampus dan diikuti oleh mahasiswamahasiswi semester 6. Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan suatu bentuk pengabdian kepada masyarakat oleh mahasiswa. Dimana pengabdian merupakan salah satu dari Tri Dharma Perguruan Tinggi setelah pendidikan dan penelitian dengan pendekatan lintas keilmuan dan sektoral pada waktu dan daerah tertentu. Dari berbagai informasi yang saya dapat dari senior maupun internet, menurut saya KKN adalah saat dimana saya mengabdikan diri kepada negeri, salah satunya yang akan saya lakukan yaitu kepada masyarakat melalui ilmu pengetahuan yang telah saya dapatkan di kelas maupun pengalaman yang saya dapatkan dari kegiatan-kegiatan ekstra diluar kelas selama ini. Bersama dengan beberapa anggota kelompok yang memiliki berbagai watak yang berbeda-beda untuk disatukan agar dapat berkerjasama dalam melakukan tanggungjawab yang akan kami lakukan secara bersama-sama ketika KKN nanti. Disatu sisi, agar dapat membuat kuliah kerja nyata selama 1 bulan ini berkesan, juga disisi lain bisa terlaksana dengan baik dan maksimal. Serta berguna bagi masyarakat banyak tanpa ada yang merasa dirugikan. Setelah pembekalan KKN, pihak KKN-PpMM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengumumkan nama Dosen Pembimbing KKN beserta nama-nama desa yang akan jadikan lokasi KKN. Dan selama satu bulan ini, saya beserta anggota kelompok ditempatkan di Desa 98 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel Cibugel,Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Jawa Barat. Pada awalnya, setelah diumumkannya pembagian lokasi KKN, saya merasa sedikit kecewa ditempatkan di Tanggerang. Karena berdasarkan info yang saya dapatkan dari internet, juga dari beberapa senior dikampus, bahwa daerah Tangerang itu sangat panas, gersang, banyak polusi diakibatkan banyaknya pabrik, dan memiliki air yang kurang bersih. Berbeda halnya dengan yang ditempatkan di Bogor, karena disana masih terbilang sejuk dan banyak air. Ada sedikit rasa cemas dan kegelisahan yang saya rasakan sebelum melaksanakan KKN. Salah satunya, apabila saya disatukan dengan anggota kelompok yang memiliki sifat egois, terlalu mengatur segala sesuatu yang dia inginkan, orang yang tidak bisa menerima kekurangan dari orang lain. karena setiap orang pasti memiliki kekurangan dan kelebihannya masingmasing. Selain cemas dengan anggota kelompok, saya juga merasa cemas apabila lokasi yang saya tempati untuk melaksanakan KKN terdapat masyarakat yang tidak mendukung acara saya nantinya. Air yang langka atau air yang kurang bersih, sinyal yang sulit didapatkan didesa, kondisi desa yang gersang dan panas. Akan tetapi, setelah saya menjalani KKN selama satu bulan di Desa Cibugel, amat sangat menyenangkan. Dikarenakan saya mendapat teman kelompok yang kompak dan dapat saling mengerti. Khususnya mereka dapat mengerti kepribadian saya dan tidak mempermasalahkan sifat saya yang keras kepala. Selain itu, selama saya tinggal disana, masyarakat desa sangat senang dengan keberadaan saya beserta teman-teman. Dan selalu mendukung serta membantu melaksanakan maupun memeriahkan setiap kegiatan yang saya lakukan disana. Namun, kecemasan yang saya takuti mengenai kondisi disana memanglah benar dikarenakan cuaca di Desa Cibugel tergolong panas. Tetapi hal itu tidak terlalu dipermasalahkan selama masih terdapat air yang banyak untuk dapat saya gunakan mandi. Meskipun air yang terdapat di tempat tinggal saya selama berada disana terkadang kurang bersih. Suka Duka Bersama Aksara Anggota kelompok KKN mulai dari tahun lalu memang sudah ditentukan oleh pihak KKN-PpMM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 99 pada tahun ini terdapat 170 kelompok, saya merupakan anggota kelompok 17 yaitu KKN AKSARA dimana yang pada awalnya anggota saya terdiri dari 17 orang hingga ternyata salah seorang dari anggota saya yang bernama Zahra lulus pendaftaran KKN kebangsaan serta salah seorang anggota yang bernama Intan sedang mengandung dan tidak bisa mengikuti kegiatan KKN bersama saya. Maka pada akhirnya anggota saya hanya terdiri dari 15 orang saja yang tergabung dari 7 Fakultas dan 14 jurusan. Diantaranya ada yang bernama Iis, Dara, Aziz, Mus’ab, Purnama, Dhita, Ilka, Shinta, Alfan, Riski, Andika, Amin, Harun dan Hammam Ada banyak kesan positif yang saya dapatkan selama melaksanakan KKN di Desa Cibugel bersama teman-teman kelompok saya. Dan salah satu hal yang sangat berkesan dan inspiratif adalah ketika melihat semangat antusias dari anak-anak desa yang berbondong-bondong datang ketempat tinggal saya untuk mendapatkan tambahan pelajaran atau hanya sekedar bermain bersama saya dan teman-teman saja. Kegiatan rutin yang mana awalnya mereka datang setiap hari ketempat saya, dan hal itu sungguh membuat saya bahagia dan senang atas tingginya semangat mereka dalam belajar serta antusiasnya mereka untuk bermain bersama saya, namun dikarenakan kegiatan saya dan teman-teman kelompok yang semakin padat setelah seminggu pelaksanaan KKN, maka saya memutuskan untuk membatasi jadwal berkunjung mereka untuk belajar dan bermain dikarenakan perlunya saya dan yang lain untuk beristirahat agar dapat mengerjakan kegiatan yang lainnya yang ada di desa. Tetapi dengan adanya tambahan belajar yang dilakukan ditempat tinggal saya, saya mendapat hikmah bahwa selain saya dapat lebih dekat dengan anak-anak desa disekitar tempat tinggal, saya juga lebih bisa merasakan kebersamaan disetiap anggota kelompok dengan saya bermain bersama anak-anak desa dan juga bersama teman-teman kelompok yang lainnya. Kesan lainnya saya dapatkan di tempat saya mengajar selama KKN yaitu di PAUD Daarul Aulia. Yang mana disana terdapat banyak anak-anak yang sangat menggemaskan dan terkadang kebanyakan dari mereka apabila saya, Iis, Dara, Shinta disana, mereka selalu mengajak saya bermain dan selalu bercerita apapun kepada saya. Selain itu, saya dan teman-teman kelompok yang lain juga membantu mengajar di Pondok Pesantren Riyadul Bassoriyah. Para santri yang ada disana sangat terlihat antusias dan senang 100 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel melihat kedatangan saya selama saya dan teman-teman membantu mengajar. Akan tetapi hanya ada pengajaran untuk tingkat SMP dan SMK saja yang terdapat disana. Kondisi ruang kelas yang ada sangat memprihatinkan bagi saya, dikarenakan kurangnya fasilitas yang tersedia disana. Selain itu, saya diberitahukan bahwa disana kurang tenaga pengajar; khususnya untuk siswa-siswi tingkat SMK. Hal itu yang semakin membuat saya ingin membantu di pondok pesantren tersebut selama pelaksanaan KKN dibandingkan disekolah lainnya. Di Pondok Pesantren Riyadul Bassoriyah saya bersama Iis membantu melatih paskibra. Dan pada saat saya mengajar, ada sedikit masalah yang mana dalam beberapa pelajaran yang saya ketahui ada yang berbeda dari yang Iis ketahui. Dan itu menjadikan saya dan Iis agak sedikit mendapat konflik dengan adanya perbedaan pendapat tersebut. Tetapi hal itu tidak terlalu menjadi rmasalah bagi saya. Dan setelah beberapa saat saya dan Iis berbicara dan membahas masalah perbedaan pendapat ini, saya dan Iis melajutkan pelatihan paskibra sesuai dengan apa yang saya dan Iis ketahui saja kepada pada santri. Selain itu, yang membuat saya tidak bisa melupakan cibugel, salah satunya yaitu para santri yang ada di Pondok Pesantren Riyadul Bassoriyah yang sangat baik dan ramah kepada saya dan juga teman-teman. Salah satu contohnya yaitu pada saat dimalam saya melatih paskibra, mereka memberikan makanan kepada saya yang pada akhirnya makanan tersebut saya makan bersama teman kelompok yang ada di tempat tinggal saya. Dan hal itu membuat saya menjadi merasa sangat terharu karenanya. Ada banyak pengalaman saya di Desa Cibugel yang tidak bisa terlupakan, salah satunya adalah selama saya tinggal disana. Saya, Iis, dan Dara lebih sering memilih untuk mandi dimasjid yang letaknya lumayan jauh dari tempat tinggal selama KKN. Dibandingkan mandi dirumah yang saya tinggali tersebut. Ada banyak faktor yang membuat saya dan mereka berdua lebih memilih untuk mandi dimasjid. salah satu faktornya dikarenakan hanya ada satu kamar mandi yang ada dirumah yang berisi 15 orang, serta terkadang air yang terdapat dikamar mandi kurang bersih. Maka dari itu, untuk menghindari terlambatnya saya, Iis, dan juga Dara untuk mengajar atau melakukan kegiatan yang lain, serta menghindari air yang kurang bersih tersebut. Maka dari itu, saya, Iis dan juga Dara Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 101 memutuskan untuk mandi dimasjid yang terdapat di Kompek Cibugel. Masjid tersebut memiliki air yang bersih serta terdapat 2 kamar mandi yang dapat digunakan. Biasanya saya memanfaatkan waktu dipagi hari dan juga siang hari untuk mandi disana saat tidak banyak orang yang terdapat dimasjid. Namun, ada saat dimana saya dan Iis terlalu sore untuk mandi dan pada saat saya sedang mandi ternyata telah memasuki waktu magrib. Alhasil, saat saya keluar dari kamar mandi, sudah banyak warga desa yang berdatangan kemasjid. Bahkan tidak sedikit dari anak-anak desa yang melihat saya dan Iis keluar kamar mandi itu menertawakan kami. Hal itu merupakan hal yang sangat memalukan bagi saya. Dan sulit untuk saya lupakan. Selain itu, disana saya pernah membantu warga untuk menggembok padi. Hal itu merupakan sesuatu yang baru bagi saya. Dikarenakan hal itu adalah pertama kalinya saya lakukan. Dibawah terik sinar matahari, saya dan beberapa anggota perempuan lainnya ikut serta. Pekerjaan itu sangat melelahkan dan cukup membuat seluruh badan saya menjadi gatal. Bahkan baru beberapa saat saya membantu, saya sudah amat merasa lelah dan ingin menyerah. Tetapi saya tetap membantu dikarenakan saya berfikir bagaimana mereka sanggup melakukan ini semua setiap harinya bahkan tanpa mengeluh sedikitpun. Pengabdian Untuk Cibugel Cibugel merupakan salah satu desa di Kecamatan Cisoka, Tangerang. Yang mana kepala desanya bernama Haerul Saleh. Di desa ini ada 7 RW dan 41 RT dan terdapat banyak sekali kampung. Setelah pelepasan KKN yang diadakan oleh KKN-PpMM UIN di gedung Harun Nasution, saya resmi menjadi peserta KKN yang mana saya dan temanteman kelompok KKN yang lainnya akan mengabdi di desa ini selama satu bulan. Dikarenakan banyaknya kampung yang terdapat di Desa Cibugel, saya memilih tempat tinggal yang menurut saya strategis dan dekat dengan sasaran yang akan saya dan teman-teman lakukan nantinya. Maka dari itu, tepatnya saya memilih untuk tinggal di kampung Bojong Sapi. Kampung Bojong Sapi merupakan salah satu kampung yang terbilang sudah cukup maju. Warga kampung ini mayoritas sudah memiliki rumah yang layak huni; dan sudah termasuk bagus keadaannya serta tidak jarang juga warga 102 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel yang sudah memiliki kendaraan pribadi disini. Di kampung ini terdapat satu sekolah dasar, yaitu SDN 02 Cibugel. Masjid yang terdapat di Desa Cibugel cukup banyak, bangunannya bagus dan besar. Salah satunya yaitu Masjid Jami Al-Karim yang lebih sering saya kunjungi terutama pada saat survei. Dikarenakan yang letaknya tidak jauh dari tempat tinggal saya selama KKN. Akan tetapi, disana terdapat 2 pintu kamar mandi masjid yang mana kedua pintu tersebut rusak dan sudah tidak bisa dipakai karena tidak bisa ditutup dengan rapat. Serta terdapat banyak keran air yang ternyata hampir keseluruhan keran yang ada juga sudah tidak layak pakai. Dari hal itu, muncullah sebuah keingininan dari saya, yakni ingin memperbaiki fasilitas yang rusak yang terdapat di Masjid Jami Al-Karim tersebut saat pelaksanaan KKN. Diluar dari kegiatan seperti mengajar, mengikuti pengajian rutin desa, membantu warga desa seperti kerja bakti, maupun memanen padi, saya juga melakukan safari motivasi yang dikarenakan ada banyak sekolah yang terdapat di Desa Cibugel. Akan tetapi, hanya 3 sekolah saja yang saya fokuskan untuk mengajar. Maka sekolah-sekolah lainnya hanya saya kunjungi untuk berkenalan sekaligus memberi motivasi, saya juga melakukan seminar. Seperti halnya seminar penyuluhan campak dan rubella, dan juga seminar sosialisasi terhadap bahaya penggunaan narkoba. Selain dari kegiatan itu, masih ada banyak program yang saya lakukan di Desa Cibugel. Salah satunya adalah program fisik yang nantinya akan saya tinggali untuk desa sebagai tanda pengabdian saya dan teman-teman kepada desa. Seperti membuat tugu, membuat gapura bambu, membuat pojok baca, memperbaiki sarana pra-sarana masjid, memperbaiki fasilitas pondok pesantren, memperbaiki pos kamling, serta mengadakan pelatihan sablon yang sekaligus memfasilitasi segala peralatan yang dibutuhkan untuk proses penyablonan baju tersebut.  Membuat tugu yang tujuannya sebagai pembatas Desa Cibugel dengan desa-desa yang lainnya. Yang mana saat pembuatan tugu ini, sangat didukung penuh oleh pejabat desa. Bahkan, selain pekerja yang membangun, warga desa juga ikut membantu membuat tugu desa. Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 103  Membuat gapura bambu yang dibuat di blok C Desa Cibugel. Tujuannya untuk memeriahkan acara agustusan. dengan adanya gapura agustusan yang terbuat dari bambu tersebut.  Membuat pojok baca. Tujuannya untuk menumbuhkan minat baca masyarakat warga desa terutama anak-anak sekitar dan para santri yang dikarenakan pojok baca diadakan di Pondok Pesantren Riyadul Bassoriyah.  Perbaikan sarana pra-sarana Masjid Jami Al-Karim. Tujuan dari kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan sarana dan pra-sarana tempat ibadah agar nantinya akan lebih banyak lagi masyarakat yang beribadah di masjid.  Perbaikan sarana pra-sarana Pondok Pesantren Darul Badi’ah. Tujuannya untuk memperbaiki kualitas dari pondok pesantren agar dapat meningkatkan kualitas belajar para santri pula.  Perbaikan pos kamling yang terdapat di blok C Desa Cibugel. Tujuannya untuk sarana bagi desa agar bisa menjaga keamanan desa dengan adanya pos kamling.  Pengadaan peralatan sablon baju. Yang mana program ini merupakan pelatihan yang saya dan teman-teman lakukan setiap minggu dengan sasaran para pemuda desa. Tujuannnya untuk menambah ekonomi desa serta diharapkan dapat mengurangi jumlah pengangguran yang terdapat di desa. Dikarenakan bukan hanya sekedar mengajarkan cara menyablon baju, tapi saya dan teman-teman yang lain juga memfasilitasi semua perlatannya yang nantinya akan ditinggali untuk desa dan merupakan program yang akan berlanjut dengan dilanjutkan oleh pemuda-pemuda desa. Selain program kerja fisik diatas, saya juga melakukan kegiatan tahunan agustusan. Pada pagi harinya saya melakukan upacara di dua tempat. Sebagian anggota kelompok untuk mengikuti upacara di Pondok Pesantren Riyadul Bassoriyah, dan sebagian lainnya mengikuti upacara di lapangan blok C Desa Cibugel. Saya memilih untuk mengikuti upacara di Pondok Pesantren Riyadul Bassoriyah. Dikarenakan saya yang telah 104 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel melatih paskibra disana. Setelah melaksanakan upacara, saya langsung bersiap-siap berkumpul dilapangan blok C Desa Cibugel untuk melakukan karnaval keliling desa. Selain ada beberapa sekolah yang turut serta, tidak sedikit pula warga desa yang mengikuti karnaval tersebut. Saya sangat senang melihat warga sangat gembira dan antusias dengan acara karnaval ini yang dibuktikan dengan terdapat ratusan peserta yang mengikutinya. Setelah itu, pada siang harinya saya membantu melaksanakan lomba di Bojong Sapi yang pada awalnya perlombaan di Bojong Sapi sudah tidak berjalan 2 tahun terakhir ini. Dan dikarenakan adanya saya dan temanteman kelompok saya yang membantu menggerakkan pemuda desa, maka pemuda desa melakukan perlombaan di Bojong Sapi dan saya turut membantu. Pada saat pelaksanaan lomba di Bojong Sapi, ada banyak sekali anak-anak desa maupun ibu-ibu yang mengikuti perlombaan. Mereka terlihat sangat semangat untuk mengikuti perlombaan. Selain itu, warga Bojong Sapi sangat baik kepada saya selama saya tinggal disana untuk melaksanakan KKN. Salah satu buktinya adalah ada yang membantu dengan menyumbang air minum untuk peserta yang mengikuti karnaval agustusan bersama, dan juga memberikan tambahan buku yang nantinya akan digunakan sebagai hadiah yang akan diberikan kepada anak-anak desa yang telah memenangkan perlombaan. Kedekatan antara saya dan teman-teman kelompok dengan warga desa semakin bertambah dengan diadakannya acara nonton bersama yang saya dan teman-teman lakukan setelah perlombaan selesai sekalian dengan pemberian hadiah kepada para pemenang perlombaan. Dengan adanya kegiatan yang telah saya lakukan di Desa Cibugel ini, saya berharap semoga apa yang telah saya dan juga temanteman yang lainnya lakukan selama tinggal disana dapat berguna dan bermanfaat bagi seluruh masyarakat yang ada di Desa Cibugel. Kenangan Untuk Cibugel Cibugel menurut saya merupakan desa yang memiliki warga yang sangat ramah terhadap satu sama lain. Khususnya kepada saya selama saya berada disana satu bulan lamanya. Walaupun saya mendengar kabar bahwa beberapa warga sulit untuk ikut serta jika desa mengadakan suatu acara, namun selama pelaksanaan KKN saya disana, saya merasa seluruh warga cibugel sangat senang dengan saya dan antusias dengan segala acara yang Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 105 saya adakan disana. Tanpa terdapat suatu masalah maupun halangan besar yang saya rasakan. Bahkan ada warga yang turut membantu beberapa kegiatan yang saya adakan disana. Hal itu dapat terjadi mungkin dikarenakan saya dan juga teman-teman kelompok yang selalu mencoba untuk ramah dengan siapapun itu. Dan selalu bersosialisasi kepada warga dengan cara mendekatkan diri secara langsung dengan warga setempat. Tidak terasa sudah satu bulan lamanya saya berada disana, ada rasa sedih maupun kehilangan yang saya rasakan ketika ingin menginggalkan cibugel dan berpisah dengan teman-teman kelompok. Namun ada kewajiban lain yang saya miliki kepada orang tua dan keluarga saya yang sudah merindukan saya serta menunggu kepulangan saya dirumah sejak lama. Dengan adanya saya di Desa Cibugel selama sekitar satu bulan ini, ada banyak kenangan maupun pengalaman yang saya dapatkan selama saya berada disana dalam melakukan pengabdian. selain itu, ada banyak pula harapan yang saya inginkan untuk kemajuan seluruh warga desa. Salah satunya setelah saya meninggalkan cibugel, semoga apa yang sudah saya beserta teman-teman KKN saya yang lainnya lakukan dapat bermanfaat bagi seluruh warga desa disana. Dan apa yang telah saya ajarkan kepada mereka semua dapat berguna serta dapat diterapkan disuatu hari mendatang. Selain itu, saya berharap cibugel dapat menjadi desa yang sukses serta dapat menjadi desa yang maju dan lebih maju lagi kedepannya baik dalam segi pertanian, pendidikan, mata pencaharian, fasilitas, adat istiadat serta semoga sumber daya manusia yang ada di Desa Cibugel dapat terus bermanfaat bagi nusa, bangsa dan agama. Namun, apabila suatu hari saya menjadi warga Desa Cibugel, saya akan mencari bantuan kepada pemerintah ataupun pejabat desa untuk lebih memberikan perhatian khusus kepada pendidikan anak-anak terutama yang ada didesa. Karena untuk mendapat pendidikan yang maksimal, setidaknya anak-anak perlu mendapatkan fasilitas yang nyaman dan lengkap yang disediakan oleh pihak sekolah. Selain itu, saya juga akan mencoba untuk lebih menyadarkan warga desa akan pentingnya dunia pendidikan. Jadi, tidak ada lagi anak-anak desa yang tidak mendapatkan pendidikannya secara maksimal. Bahkan, jika saya bisa, saya ingin anakanak desa nantinya dapat membuka diri dan keluar untuk mendapat pendidikan lebih. Hingga dapat mengemban dunia perkuliahan. 106 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel “Karena sebaik-baiknya ilmu adalah ilmu yang paling bermanfaat bagi orang lain” Nurlia Fikawaty 3 BIARLAH INI MENJADI HISTORI Oleh : Faradhita Aushafiana Manaf Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi – KPI Jurnalistik AKSARA Sebuah nama tercetus bukan tanpa alasan, tapi tidak bagi kelompok saya dan teman-teman kala itu. Penentuan nama kelompok KKN (Kuliah Kerja Nyata) menjadi pembahasan yang lumayan panjang, hingga di awal sempat tercetus 3 nama untuk divoting. Pada akhirnya, terpilihlah “AKSARA” sebagai nama kelompok ini.Namun, saya dan teman-teman semua pun lantas belum mengetahui filosofi apa yang pas, atau akronim yang pas untuk nama ini. Bagi diriku sendiri, di awal memikirkan kata itu seperti menyampaikan arti, bahwa AKSARA bermakna dimana sekelompok anak kampus yang memiliki karakter yang berbeda, memiliki keterampilan yang berbeda, dan memiliki pemikiran yang berbeda.Seperti halnya huruf-huruf aksara yang memiliki beragam bentuk.Dan jika dirangkai, maka bisa menimbulkan arti yang indah dan bermakna.Layaknya saya dan teman-teman yang berbeda namun memiliki visi dan misi yang sama dalam KKN ini. Tinggal di Satu Atap Bersama Sebelum KKN dimulai, sempat terbesit di pikiran bahwa tidak menutup kemungkinan saya dan teman-teman akan tinggal di dalam satu atap bersama. Bagi sebagian orang, hal ini mungkin akan menjadi suatu hal yang tabu.Dimana laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim tinggal bersama.Namun, bagiku cara ini merupakan yang terbaik untuk menyatukan karakter-karakter yang berbeda tadi, supaya saya dan temanteman lebih akrab dan kompak. Bagaimana tidak, di awal keberangkatan kelompok, saya dan teman-teman sudah diberi ujian dengan sedikit perdebatan antara pemilihan tempat tinggal yang layak dan juga transportasi menuju desa. Dalam perdebatan ini, jujur saja saya sempat pesimis terhadap kelompok ini yang tidak seperti kelompok-kelompok 108 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel KKN lain. Hari demi hari saya dan teman-teman lalui bersama. perasaan canggung dan merasa asing terhadap teman-teman baru mulai sirna. Pada akhir perjalanan yang telah saya dan teman-teman lalui, bahkan saya bisa menyimpulkan seperti apa teman-teman di kelompokku itu satu per satu. Dimulai dari ketua yaitu Amin, dia adalah ketua yang sangat berhati-hati terhadap sesuatu. segala pilihan yang harus saya dan teman-teman lakukan untuk kelompok pasti dibuat kemungkinan terburuk.Supaya saya dan teman-teman memiliki solusi apabila hal itu terjadi. Keunikan tersendiri dari ketua saya dan teman-teman ini, selama di KKN ia sering berbicara menggunakan bahasa Jawa bersama anggota kelompok yang lain yaitu Hammam. karena kebiasaan unik mereka ini, pernah menyebabkan saya dan teman-teman anggota yang lain yang tidak paham bahasa Jawa merasa tersindir, alih-alih mengerti.Saya dan teman-teman malah merasa dibicarakan oleh mereka berdua. karena hal itu, Hammam berusaha menjelaskan bahwa kebiasaan dia dalam berbahasa Jawa memang sulit dihilangkan.Bahkan, ia pun terkadang lupa arti suatu kata dalam bahasa Indonesia.Untuk itu, Amin berusaha menjadi penerjemah bagi saya dan teman-teman saat Hammam berbicara bahasa Jawa dengannya. Mengingat kejadian itu aku masih merasa lucu. karena perbedaan bahasa membuat saya dan teman-teman sedikit kehilangan kepercayaan satu sama lain. Selanjutnya adalah Harun.Hal yang paling diingat adalah Harun merupakan orang yang cadel alias sulit untuk mengucapkan huruf “R” secara jelas.Padahal nama dia sendiri mengandung huruf R. Harun ini cukup pendiam.Dia hanya berisik apabila saya dan teman-teman sering menirukan cara bicara dia yang cadel.Maaf ya Harun tapi kamu sukses membuat saya dan teman-teman terhibur. Berbeda 180 derajat dengan Harun, anggota lain bernama Mus’ab justru yang menjadi yang paling berisik di antara saya dan teman-teman. Bayangkan saja,karena kebisingannya, salah satu anggota lain yaitu Alfan sampai berdoa agar Mus’ab sakit supaya dia diam sehari saja. Dari awal KKN memang sudah terlihat bahwa Mus’ab adalah anak lelaki yang banyak bicara.Tapi tentu saja dia juga banyak aksi. Sehingga semua yang dia bicarakan bukanlah omong kosong. Menurutku, meskipun terkadang membuat kesal karena kebisingan yang di buat, tapi dia juga merupakan sosok yang perhatian terhadap saya dan teman-teman. Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 109 Alfan. Di awal KKN dia jarang muncul di grup sosial media kelompok Aksara. Bahkan aku berpikir sampai akhir mungkin tidak bisa mengenal baik dirinya. Ternyata hal itu salah.Setelah berhari-hari saya dan teman-teman tinggal bersama, aku pun mengetahui bahwa dia orang yang berjiwa kepedulian sosial tinggi.Ia pernah bercerita padaku tentang anak pengidap kanker yang sedang ia bantu untuk menggalang dana. Kepedulian itu memang terlihat saat ia mengajar bimbel (bimbingan belajar) kepada anak-anak desa setempat. Ya, dia merupakan salah satu pasanganku dalam kegiatan mengajar. Melihat dia mengajar, aku bisa merasakan ada ketulusan tersendiri yang ia berikan kepada anak-anak.Banyak kisah hidup penuh makna yang ia ceritakan pada anak-anak, dan kegiatan itu selalu menjadi kegiatan yang ditunggu-tunggu tiap malam. Alfan memiliki pasangan kompak yaitu Risky.Saya dan teman-teman biasa memanggil dia dengan sebutan “mas” karena dia merupakan senior atau kakak tingkat saya dan teman-teman. Mas Risky ini juga sosok yang pendiam.Namun, jiwanya tidak sependiam itu.Karena diantara saya dan teman-teman lain, dialah yang selalu menghidupkan suasana rumah dengan memutar musik untuk saya dan teman-teman.Sehingga pantas jika jiwa musiknya disebut tidak sependiam sosoknya. Selain Mas Risky, sebenarnya ada lagi anggota yang berumur lebih tua tapi dia memiliki semester yang sama dengan saya dan temanteman.Sebut saja Azis. Azis ini merupakan pasangan sejati Mus’ab.Bagaimana tidak, mereka berdua sering ditugaskan bersama dan mereka memang kompak satu sama lain. Satu hal yang paling aku ingat dari Azis adalah jangan pernah memberikan dia palu dan paku.Karena dia bukan orang yang handal dalam memaku sesuatu.Meskipun begitu, dia termasuk orang yang menjunjung tinggi nilai kerapihan.Maka dari itu, tidak salah dia menjadi pasanganku dalam juri penilaian kerapihan dan kebersihan perumahan saat perayaan 17 Agustus. Satu hal lagi, jangan biarkan dia diam saat mengendarai motor.Dia pernah bilang padaku bahwa dia akan mengantuk saat berkendara jika tidak diajak berbicara. Ini dia laki-laki terakhir dalam kelompok KKN Aksara, yaitu Andika. Dia ini adalah pasanganku dalam tim pubdekdok (publikasi, dekorasi, dan dokumentasi). Tak hanya pasangan dalam pubdedkok, dia juga salah satu pasangan dalam tim Subuh. Tim Subuh itu terdiri dari 110 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel Andika, Ilka dan aku. Entahlah, tim yang tak sengaja terbentuk itu bagiku meninggalkan kenangan tersendiri. Setiap usai salat subuh dengan wajah yang masih mengantuk, saya bersama Ilka dan Dika selalu duduk santai di ruang tamu sambil sarapan bersama dengan ditemani iringan musik yang diputar oleh Ilka dari ponsel miliknya. Dalam tim pubdekdok, menurutku dia pasangan yang sangat memahami dalam segala kondisi.Dan dia juga perhatian seperti Mus’ab, bagaimana tidak, dia benar-benar memerhatikan kondisiku yang terkadang suka menurun apabila terlalu lelah dengan banyak kegiatan. Dia selalu sigap mengantarku kemana saja.Bahkan jika aku tidak meminta sekalipun, dia langsung menawarkan bantuan. Satu hal yang paling aku ingat adalah disaat saya dan Dika dikejar target untuk menyelesaikan editan video. Dika rela begadang bersamaku dan menjadi orang yang sabar disaat suasana hatiku buruk. My Girls Squad Ilka, Purnama, Nurlia, Iis, Dara dan Shinta. Mereka merupakan perempuan yang kuat dan ceria. Tiada hari yang dilewati tanpa gelak tawa dari mereka. Selalu ada pembahasan seru yang saya dan teman-teman bicarakan bersama.Memang seperti terdengar bergosip, tapi kegiatan itu sukses memecahkan rasa lelah saya dan teman-teman usai melakukan aktivitas. Di awal, saya dan teman-teman sempat berfikir akan sulit mengenal satu sama lainkarena tidak pernah mengenal sebelumnya.Meskipun beberapa diantara saya dan teman-teman belajar di fakultas yang sama, namun kenyataannya tidak seperti itu.Karena tidur di kamar yang sama, dan sering bergosip bersama, muncul kedekatan diantara satu sama lain. Ilka yang merupakan salah satu pasangan tim subuh sangat perhatian kepada teman-teman yang lain.Terlebih jika ada yang sakit.Dengan sigap ia membantu entah itu mengambilkan makanan ataupun merawat saya dan teman-teman. Purnama dan Dara, mereka berdua memiliki kemiripan yaitu selalu siap sedia mengantar saya dan teman-teman pergi kemanapun.Entah ke pasar, ke warung untuk membeli makanan, dan ke masjid untuk sekedar mandi. Mereka juga merupakan pasanganku dalam memasak.Saya dan teman-teman adalah tim yang kompak dalam memasak.Meskipun tidak sehandal itu, tapi aku senang bisa memasak bersama mereka. Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 111 Nurlia, dia ini sekretaris yang paling rajin.Bagaimana tidak, disaat saya dan teman-teman terlalu sibuk dengan aktivitas proker (program kerja), dia menjadi orang yang paling rajin untuk mengingatkan saya dan teman-teman terhadap laporan KKN.Bahkan, disaat saya dan teman-teman terlalu lelah usai beraktivitas, dia tetap setia menatap layar laptop untuk merapihkan laporan kelompok Aksara. Iis, dia merupakan bank berjalan bagi saya dan teman-teman. Semua kebutuhan yang memerlukan uang akan selalu sigap dia hitung untuk kelompok Aksara. Iis ini memiliki pasangan kompak dengan Dara.Mereka seperti tidak terpisahkan setiap hari.Bahkan, mereka bersama dalam kegiatan mengajar di PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Shinta, dia salah satu pasanganku dalam mengajar bimbel.Dia sama seperti Harun dan Mas Risky, yaitu sama-sama pendiam.Bahkan, waktu itu saat Ibunya Shinta berkunjung ke Cibugel, Ibunya berpesan padaku untuk menjaga Shinta.Karena Shinta merupakan anak yang pendiam dan jarang mengungkapkan sesuatu meskipun dia sedang sakit sekalipun. Anak-anakku, Aku Sayang Kalian Menjadi PJ (Penanggung Jawab) Bimbel, awal mula aku berpikir aku tidak bisa melakukan itu.Karena aku tidak punya dasar mengajar. Aku masih ingat pertama kali aku berhadapan dengan anak-anak yang masih duduk di bangku SD (Sekolah Dasar).Dan kebetulan mereka berasal dari sekolah yang sama, yaitu SDN Cibugel 2.Tepat sehabis Isya, mereka datang ke rumah sambil mengucapkan salam serta mencium tanganku satu per satu. Kala itu, saat kegiatan belajar ingin dimulai, tiba-tiba listrik padam dan menjadi gelap gulita.Aku menyarankan pada anak-anak supaya tidak pulang.Karena aku yakin pemadaman listrik tidak berlangsung lama.Merekapun tetap duduk di tempatnya masing-masing.Dan seketika mereka bersalawat bersama. Mendengar salawat itu,saya merasa takjub. Karena dengan suasana gelap tiba-tiba lantunan salawat memecahkan keheningan malam itu. Itu merupakan pertama kalinya bagiku yang tidak akan pernah terlupakan. Bahkan, aku seakan masih bisa mengingat salawat yang mereka lantunkan. Aku dan teman-teman sepakat membuat jadwal bimbel seminggu dua kali.Namun, pada kenyataan yang ada, anak-anak justru sering main kesini hampir tiap hari. Apabila aku dan teman-teman 112 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel mengatakan bahwa bimbel libur, terlihat raut kecewa di wajah mereka, Alfan salah satu pasangan mengajarku pernah berkata “biarkan aja mereka kesini, mereka semangat belajar”. Kata-kata itupun menjadi bahan bakar tersendiri untukku.Disaat aku merasa lelah, aku tetap tersedia untuk anakanak.Meskipun mereka datang tidak untuk bimbel tapi hanya sekedar bermain, aku selalu senang hati menyapa mereka. Hampir sebulan aku bermain dan belajar bersama. Telah banyak pelajaran bisa kudapatkan.Terutama dalam kesabaran.Bagaimana tidak, aku harus sabar menghadapi mereka semua yang ingin diberi perhatian yang sama dalam mengajar.Lalu buku-buku pelajaran yang minim membuat saya dan tim bimbel harus ekstra sabar mengajarkan mereka tanpa acuan buku satupun. Tapi, bagiku terdapat kebahagiaan dan kepuasaan tersendiri usai mengajar, bermain, dan bercengkrama dengan mereka, seakan rasa lelahku sirna begitu saja melebur menjadi ingatan yang tak terlupakan. Bahkan aku masih bisa mengingat hangatnya pelukan yang mereka berikan padaku, aku masih bisa mengingat senyuman yang terlukis di wajah mereka ketika mereka berhasil menjawab soal yang aku berikan dengan benar. aku masih bisa mendengar panggilan mereka tiap malam “Assalamualaikum, kak Dhita, hari ini belajar ya” dan “Kak Dhita kasih soal!”. Mereka anak-anak hebat yang penuh semangat belajar.Berkat kalian, aku juga belajar apa itu kesabaran, keadilan, ketulusan, dan kesederhanaan. Bukan Hanya AKU tapi SAYA DAN TEMAN-TEMAN Ini adalah kali pertama aku tinggal di sebuah perkampungan yang bisa dibilang jauh dari kata modern. Mungkin tidak hanya aku, tapi sebagian besar teman-teman kelompokku juga menjadikan KKN ini sebagai pengalaman pertama untuk tinggal di sebuah perkampungan. Ketika di perjalanan menuju desa Cibugel, terdapat beberapa pertanyaan yang memenuhi pikiranku.Diantaranya yaitu; apakah aku bisa betah tinggal di desa itu, apakah aku bisa akrab dengan teman-teman kelompokku, apakah KKN itu akan mengasyikan, apa yang harus aku lakukan disana, dan pertanyaan-pertanyaan lain. Pertama kali aku menjejakkan kaki di kampung Bojongsapi, terasa seperti sedang pulang ke kampung halaman.Bagaimana tidak, suasana yang terasa asri dengan pepohonan serta persawahan menjadi bingkai jalan dan pemisah rumah warga. Seiring waktu berjalan, aku berusaha memahami, mengerti, dan belajar menjadi Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 113 orang baru.Tentunya, berusaha menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya. Aku melakukan itu karena aku sadar, aku tinggal disini bukan hanya aku tapi saya dan teman-teman. 30 puluh hari dilalui dengan kebersamaan. Pelajaran tidak tertulis tentang kebersamaan bisa aku dapatkan dengan mudah dari KKN ini.Terlebih, saya dan teman-teman tinggal di atap yang sama. Ketika salah satu dari saya dan teman-teman sakit, rasanya seperti seorang pahlawan super yang kehilangan kekuatannya.Untuk itu, saya dan teman-teman sangat perhatian satu sama lain dengan masalah kesehatan. Hal yang paling teringat adalah ritual makan bersama yang saya dan teman-teman lakukan setiap hari.Jika ada satu saja yang tidak makan bersama, itu akan menjadi permasalahan. Saat itu aku berpikir mungkin berlebihan jika hanya tidak makan bersama, anggota kelompok yang lain akan marah.Tapi aku menyadari setelahnya, bahwa kebersamaan saat makan itu mengurangi kekhawatiran saya dan teman-teman akan satu sama lain agar salah satu dari saya dan temanteman tidak sakit. Selain makan, adapula hal kecil lain yang mungkin itu menjadi sangat kecil untuk dijadikan pelajaran hidup.Tapi dalam nyata, itu justru menimbulkan pelajaran yang besar; yaitu kamar mandi, air keran di dalam kamar mandi rumah sementara kelompok Aksara memang tidak lancer.Dan air itu juga tidak sejernih seperti air di rumah saya dan temanteman masing-masing.Untuk itu, setiap saya dan teman-teman usai mandi, saya dan teman-teman memikirkan teman-teman lain yang belum mandi.Apakah mereka masih bisa menggunakan air tersebut ya? untuk itu ketika mandi, biasanya aku akan menggunakan air dengan jumlah yang sesedikit mungkin agar teman-teman yang lain bisa bergantian mandi. Selain itu, disaat aku merasa lelah dengan aktivitas yang dilakukan disana, aku diajarkan untuk menahan rasa ego yang terkadang timbul ketika diterpa lelah.Selama disana, saya dan teman-teman tidak memperhitungkan rasa lelah dan seberapa banyak yang telah saya dan teman-teman lakukan agar proker terlaksana.Semua yang saya dan temanteman lakukan adalah bukan karena ‘aku’ tapi karena ‘saya dan temanteman’ yang telah melakukan itu semua bersama. Aku mengetahui bagaimana tubuh ini terkadang rapuh karena terlalu lelah bahkan sampai tumbang sekalipun. tapi aku juga merasakan apa yang aku rasakan ini juga dirasakan oleh teman-temanku yang lain. Ketika rasa lelah itu datang, biasanya saya dan teman-teman menyemangati satu sama lain dengan 114 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel melempar candaan hingga saya dan teman-teman tertawa bersama. Apabila saat itu bisa aku hentikan, mungkin aku akan sedikit lebih lama mengabadikan wajah-wajah bahagia yang sedang berusaha menutupi rasa lelah itu. Ya, saya dan teman-teman semua memang terkadang berbohong demi kebersamaan. Saya dan teman-teman berbohong bahwa saya dan teman-teman baik-baik saja.Padahal saya dan teman-teman berada di perasaan yang tidak baik. Saya dan teman-teman berbohong bahwa saya dan teman-teman tersenyum bahagia.Padahal saya dan teman-teman menutupi rasa lelah yang ada. Saya dan teman-teman berbohong bahwa saya dan teman-teman merasa cukup saat makan bersama.Padahal makanan tersebut kurang jika harus dibagi rata. Saya dan teman-teman berbohong bahwa saya dan teman-teman merasa nyaman tidur tanpa alas yang tidak seperti biasa di rumah masing-masing.Padahal rasa nyaman itu supaya setidaknya saya dan teman-teman lupa terhadap rasa tidak nyaman. Saya dan teman-teman berbohong jika saya dan teman-teman merasa tenang ketika saya dan teman-teman pulang ke rumah atau jatuh sakit.Padahal saya dan teman-teman cemas dan menantikan mereka kembali ke desa. Semua hal dalam 30 hari di desa bahkan sampai detik ini KKN masih berlangsung bisa dilalui karena saya dan teman-teman yang melakukannya, bukan aku. Semua hal itu dilakukan untuk saya dan temanteman, bukan aku. Melodi menjadi Memori Pondok Pesantren Riyadul Basoriyah, SDIT As Sakilin, SDN Cibugel 1, SDN Cibugel 2, Pesantren Sirojul Atfal, PAUD Darul Aulia. Itu tadi adalah nama-nama sekolah yang pernah disambangi selama saya dan teman-teman tinggal di desa Cibugel. Entah mengapa, rasanya suara percakapan yang terlontar antara saya dan teman-teman dan anak-anak kala itu seakan masih terngiang dan membekas dalam ingatanku. Aku masih bisa mendengarkan percakapan saya dan teman-teman dan mengingat raut-raut wajah itu ketika mereka menyapa kehadiran saya dan teman-teman di sekolah. Meskipun hampir setiap hari saya dan temanteman datang ke sekolah-sekolah mereka, rasanya aku tidak merasa bosan. Justru sekolah-sekolah mereka terasa seperti rumah kesekian bagiku. Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 115 Pada kisah yang sudah kuceritakan sebelumnya, aku telah memberitahu tugasku bahwa aku salah satu pubdekdok di dalam kelompok saya dan teman-teman. Akan tetapi, dalam KKN ini aku dipercayakan oleh teman-teman untuk mengajar Marching Band bersama Hammam. Ketika mengajar, saya dan teman-teman membagi tugas. Hamam lebih fokus terhadap lagu yang akan dibawakan, lalu aku fokus untuk mengajar mayoret dan juga pembawa bendera. Menjadi pelatih Marching Band membuatku kembali bernostalgia kepada beberapa tahun lalu.Tepatnya, saat aku duduk di bangku SD. Ya, dulu aku seorang anggota Marching Band. Aku merasa senang bisa mengajar mereka.Bagiku mereka punya bakat dalam bermusik dan yang lebih utama adalah semangat mereka. Untuk itu, karena semangat mereka dalam Marching Band ini sangat tinggi, maka Hammam mencetuskan ide untuk membuat pawai 17 Agustus.Teman-teman kelompok saya dan teman-teman pun juga setuju untuk mengadakan pawai tersebut. Tepat tanggal 17 Agustus, KKN Aksara menyelenggarakan pawai 17-an. Tidak disangka, antusias anak-anak dan warga sangat besar. Terutama tim Marching Band SDIT As Sakilin dan Ponpes Riyadul Basoriyah.Mereka turut memeriahkan pawai dengan alunan musik yang mereka mainkan sepanjang pawai berlangsung. Meskipun terkadang terlihat raut lelah di wajah mereka karena mereka harus membawa alat-alat musik sambil berjalan kaki mengikuti alur jalan yang telah ditentukan, tapi semangat mereka bisa kurasakan terus berkobar mulai dari garis start hingga garis finish. Kala itu, aku juga bisa melihat rasa puas dan bangga yag terpancar dari Hammam.Menurutku, Hammam adalah pelatih Marching Band yang sabar dan hebat.Dia mengajarkanku bahwamelalui kerja keras dan keyakinan yang kuat, usaha tidak akan membohongi hasil. terimakasih Hammam. Hingga kini, aku masih bisa mengingat alunan musik yang mereka bawakan dalam pawai. Aku pun seakan masih bisa mendengar percakapan apa saja yang telah saya dan teman-teman ucapkan dari pertemuan awal saya dan teman-teman KKN Aksara dengan anak-anak yang penuh semangat belajar itu di sekolah-sekolah yang saya dan teman-teman kunjungi.Hingga tibalah saya dan teman-teman harus mengucapkan salam terakhir.Sebelum saya dan teman-teman pulang, dan aku menyebut semua itu dengan Melodi dalam Memori. 116 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel Ini Bukanlah Akhir Sebulan ternyata cukup singkat untuk dilalui di tempat yang sama,dengan orang yang sama, dengan ingatan yang sama, dan dengan kebahagiaan yang sama. Bohong! Jika aku bilang saya dan teman-teman tidak bersedih ketika harus meninggalkan jejak kaki saya dan teman-teman di desa ini. Bohong! Jika saya dan teman-teman tidak ingin menitihkan air mata saat melihat lambaian tangan terakhir yang mereka berikan kepada saya dan teman-teman. Bohong! Jika saya dan teman-teman tidak merasa berat hati saat memunggungi mereka sambil berjalan menuju gerbang tanpa ingin menoleh sekali lagi untuk sekedar memotret wajah mereka dalam memori saya dan teman-teman. Bohong! Jika saya dan teman-teman berusaha kuat sambil mengembangkan senyuman terbaik yang saya dan teman-teman miliki untuk mereka disaat saya dan teman-teman merasa rapuh dan ingin memeluk mereka. Aku tahu, saya dan teman-teman bagaikan para pelari yang sudah tiba pada garis akhir perlombaan.Namun, bukan berarti seorang pelari yang telah sampai di garis finish menjadikan ia selesai pula menjadi seorang pelari.Ia pasti akan kembali ke lintasan di waktu yang lain dan berlari kembali. Setiap kata ‘usai’ belum tentu ‘selesai’. Kisah yang telah saya dan teman-teman ukir bersama bukan diakhiri dengan pelukan terakhir dan lambaian tangan terakhir hari itu. Jika saya dan teman-teman memang ingin melanjutkan kisah saya dan teman-teman, saya dan teman-teman bisa kembali dan mengukir kisah lagi bersama-sama. Untuk itu, ini bukanlah akhir.Tapi awal dimana saya dan temanteman mempunyai keluarga baru, yang bisa saya dan teman-teman kunjungi kapan saja. Ini bukanlah akhir ketika KKN berakhir.Tapi ini adalah awal dimana saya dan teman-teman bisa terus berbagi dan bertukar kisah dengan mereka.Orang-orang yang selalu siap menyapa hangat kembali kehadiran saya dan teman-teman. Terimakasih Bapak, Ibu, Abah , Akang , Teteh , Teman-teman dan Adik-adik yang telah menerima saya dan teman-teman dengan penuh kehangatan. Saya dan teman-teman pasti akan kembali karena ini bukanlah akhir. Pesan untuk Kalian KKN membuatku sadar bahwa kekurangan bukan hal yang harus ditakutkan.Karena ada kebersamaan yang lebih menguatkan. Maafkan aku, Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 117 disaat kumpul terakhir ketika saya dan teman-teman masih di desa, aku termasuk orang yang pengecut untuk meminta maaf dan berterimakasih kepada kalian. Bukan karena aku tidak ingin mengakui kesalahan dan bukan karena aku terlalu congkak untuk mengucapkan terimakasih. Akan tetapi, itu karena aku terlalu lemah hingga tak mampu menahan air mata jika aku harus melakukan itu semua. Aku sangat bersyukur bisa dipertemukan dengan kalian di kelompok ini.Banyak pelajaran yang bisa aku ambil dari diri kalian masing-masing. Berbeda karakter ternyata bisa disatuka. pemikiran awalku, bahwa saya dan teman-teman tidak akan bisa kompak adalah salah besar. Kini bisa kupetik pelajaran dari kalian, bahwa kesederhanaan tidak ada artinya apabila dibandingkan dengan kebersamaan.Karena kebersamaan itu menimbulkan kebahagiaan dan untuk menjadi bahagia itu cukup sederhana. Terimakasih untuk 30 hari, 720 jam, 43.200 menit dan 2.592.000 detik kebersamaan saya dan temanteman di desa Cibugel kampung Bojong Sapi. Aku pasti merindukan kalian, merindukan kebersamaan saya dan teman-teman. 118 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel “Cinta dan ketulusan bagaikan sepasang sayap, hiduplah dengan itu agar mudah kau terbang untuk menggapai kebahagian” Faradhita Aushafiana Manaf 4 CIBUGEL PENUH CERITA Oleh: Andika Yulianto Chamil (Anggota KKN AKSARA “Anak Kampus Sayang Rakyat”) Ketemu, Kumpul, meNyatu Selesai semester 6, liburan pun di depan mata. Namun saya lupa, terdapat satu mata kuliah wajib yang dilaksanakan pada saat waktu libur tersebut.Yaitu Kuliah Kerja Nyata dengan bobot 3 sks. Kuliah Kerja Nyata, atau yang biasa disebut KKN, adalah suatu bentuk pengabdian terhadap masyarakat yang dilakukan oleh seluruh mahasiswa yang masuk tahap semester 7. Para mahasiswa yang melaksanakan KKN diharapkan dapat berbagi ilmu dan pengalaman yang telah didapat selama duduk di bangku kuliah dan dibagikan kepada masyarakat. Tidak hanya itu, para mahasiswa juga diharapkan dapat berbaur dan menyatu dengan kehidupan masyarakat setempat. KKN tahun 2017 terdiri dari 170 kelompok.Dengan anggota setiap kelompok terdiri dari 16-17 orang yang berasal dari berbagai Fakultas di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada tahun ini, kelompok KKN sudah dibagikan oleh PPM (Pusat Pengabdian Masyarakat).Begitu pula Desa dimana kelompok akan mengabdi. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, KKN tahun ini dilakukan di dua Kabupaten dan satu kota, yaitu Kabupaten Tangerang dan Bogor.Serta di beberapa tempat di Kota Tangerang Selatan. Penempatan kelompok KKN pun berbeda dengan tahun lalu, dimana pembagian kelompok KKN rata-rata 3-4 kelompok dalam satu desa.Sedangkan tahun ini, pembagian kelompok KKN yaitu satu kelompok dalam satu desa. Pada bulan April 2017, hasil pembagian kelompok KKN telah disebar oleh PPM.Dan saya mendapatkan nomor urut kelompok 17. Pada awalnya, kelompok ini terdiri dari 17 orang.Yaitu saya dan Zahra dari jurusan Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.Kemudian Muhammad Aminul Wahid dan Shinta Sri Rachmawati. 120 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel masing-masing dari jurusan Ekonomi Syariah dan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis. lalu Harun Arrasyid, Hammam Al Marisma, dan Intan Rosneliawati.Masing-masing dari jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam, Bahasa dan Sastra Arab, dan Tarjamah, Fakultas Adab dan Humaniora. Khamdi Alfan Maulana dan Purnamasari.Masing-masing dari jurusan Teknik Informatika dan Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi. Muhammad Nur Risky dan Iis Kholisoh Tusadiyah.Masing-masing dari jurusan Aqidah dan Filsafat Islam dan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin. Faradhita Aushafiana Manaf dan Ilka Sawidri dari jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.Dan terakhir yaitu Abdul Azis, Mus’ab Khomeini, Dara Mailani, dan Nurlia Fikawaty, masing-masing dari jurusan Perbandingan Mazhab, Hukum Keluarga (Ahwal Syakhshiyyah), Hukum Ekonomi Syari’ah (Muamalat), dan Ilmu Hukum, Fakultas Syari’ah dan Hukum. Namun, seiring berjalannya waktu anggota kelompok menjadi hanya 15 orang saja. Yang pertama mengundurkan diri adalah Zahra, karena Alhamdulillah Zahra lolos dalam seleksi KKN Kebangsaan.Kemudian disusul yang kedua adalah Intan, karena sedang hamil dan kondisi kehamilannya yang tua membuat dia mengundurkan diri dari KKN tahun ini. Setelah pembagian kelompok disebar oleh PPM, saya dan temanteman pun langsung membentuk grup melalui aplikasi Whatsapp27;Dan membuat jadwal pertemuan rutin untuk membicarakan berbagai hal terkait pelaksanaan KKN. Pertemuan rutin menghasilkan nama kelompok yaitu AKSARA yang berkepanjangan Anak Kampus Sayang Rakyat.Struktur kelompok pun telah dibuat.Sebagaimana teman-teman yang lain, saya juga mendapatkan posisi, yakni sebagai Publikasi Dekorasi dan Dokumentasi (Pubdekdok) bersama dengan Dhita. Beberapa minggu setelah pembagian kelompok KKN, PPM mengadakan pembekalan KKN yang dilaksanakan di Auditorium FISIP UIN Jakarta. Pembekalan diberikan guna memberi gambaran kepada para peserta KKN berbagai hal yang dapat dijadikan acuan program kerja (proker) pada saat praktek di lapangan nanti. Setelah pembekalan selesai, PPM pun membagi desa-desa di mana para peserta KKN akan mengabdi. Adapun kelompok saya dan teman-teman mendapat lokasi di Desa Cibugel, 27 Aplikasi obrolan di telepon pintar Android/iOS Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 121 Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang, Banten. Kemudian saya dan teman-teman pun mencari informasi di berbagai media mengenai Desa Cibugel. Dengan bantuan GPS, estimasi waktu tempuh dari UIN ke Desa kira-kira 50-60 menit menggunakan mobil; dan sekitar 1-2 jam menggunakan sepeda motor. Survei pertama dilakukan pada 1 Juni 2017. Saya dan beberapa teman saya berkunjung ke Desa Cibugel menggunakan sepeda motor dengan waktu perjalanan kurang lebih 2 jam. Ketika sampai di desa, saya dan teman-teman pun langsung disambut oleh istri dari Bapak Kepala Desa. Sebut saja Ibu Otih, dan juga Bapak RW 04, Bapak Abdul Manaf, di mana mereka akan menjadi orang-orang yang sangat berpengaruh dalam pelaksanaan KKN nanti. Pandangan pertama saya terhadap Desa Cibugel adalah desa yang sudah cukup maju. Hal tersebut terlihat dari akses jalan yang sebagian besar sudah disemen, terdapat beberapa rumah warga yang cukup besar dan luas, dan juga kebersihan desa yang cukup terjaga. Dalam survei pertama ini, saya dan teman-teman pergi mengelilingi Desa sambil menunggu kehadiran Bapak Kepala Desa. Saat mengelilingi Desa, saya dan teman-teman pun sekaligus melihat-lihat hal apa saja yang sekiranya dapat dijadikan program kerja saya dan teman-teman nanti. Hal yang terlintas dipikiran saya dan teman-teman yaitu perbaikan keran dan pintu kamar mandi Masjid Al-Karim yang sudah rusak, pembangunan tugu selamat datang untuk Desa, dan taman baca. Selain itu, saya dan temanteman juga mencari tempat tinggal yang akan saya dan teman-teman tempati pada saat pelaksanaan KKN nanti. Sekitar satu minggu sebelum hari pelepasan KKN, PPM mengadakan beberapa seminar dan pelatihan.Diantaranya adalah seminar kebangsaan, seminar tentang investasi yang dihadiri oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Pegadaian, dan juga pelatihan multimedia. Seminar dan pelatihan tersebut diberikan dengan tujuan agar kesiapan para peserta KKN lebih matang dalam menyusun program kerja dan dokumentasi selama kegiatan KKN berlangsung. 122 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel 17 AKSARA Setelah pembagian kelompok KKN disebar oleh PPM, saya dan teman-teman langsung membuat grup Whatsapp28 dan menjadwalkan pertemuan mingguan. Pada pertemuan perdana, tidak semua anggota dapat hadir karena masih terbentur jadwal kuliah yang pada saat itu juga sedang dalam pekan ujian. Pada beberapa pertemuan berikutnya, barulah terbentuk struktur dan nama kelompok.Dimana saya mengajukan diri sebagai divisi dokumentasi dan disetujui oleh teman-teman. Nama kelompok pun banyak diajukan dari teman-teman.Dan pada akhirnya jatuh pada AKSARA yang kepanjangannya adalah Anak Kampus Sayang Rakyat.Agar lebih mudah dan nyaman pada saat melaksanakan pertemuan, akhirnya disepakati bersama bahwa pertemuan mingguan dilakukan di sekitar Auditorium Harun Nasution. Bertemu teman-teman baru, saya masih menjaga sikap. Saya takut kalau ada sikap atau perbuatan saya yang dapat menyinggung mereka pada saat sebelum praktek KKN di lapangan. Dari fakultas yang sama, saya di kelompok ini bersama dengan Zahra, yang kebetulan satu jurusan bahkan satu kelas.Jadi, saya dan Zahra sudah saling akrab satu sama lain. Dalam berbagai pertemuan mingguan, saya memperhatikan teman-teman kelompok saya.Kira-kira sifat dan karakternya seperti apa, dan saya menilai bahwa teman-teman kelompok saya memiliki sifat dan karakter yang kirakira akan membuat saya cukup nyaman dalam satu bulan ke depan selama pelaksanaan KKN di lapangan nanti. Seiring berjalannya waktu, dua anggota kelompok mengundurkan diri, yaitu Zahra dan Intan.Dikarenakan Zahra Alhamdulillah lolos KKN Kebangsaan, dan kondisi kehamilan Intan yang cukup tua.Jadilah anggota kelompok hanya berjumlah 15 orang saja. Alhamdulillahkonflik antar anggota kelompok jarang terjadi. namun, konflik pertama muncul pada saat akan memindahkan barang bawaan ke kontrakan di desa. Beberapa teman ada yang mengusulkan untuk sewa mobil bak terbuka ataupun satu mobil biasa untuk memindahkan barang.Selain itu, juga ada usulan lain untuk titip kepada teman yang 28 Aplikasi obrolan di telepon pintar Android/iOS Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 123 membawa mobil maupun yang diantar oleh orang tuanya menggunakan mobil. Saya sebenarnya setuju dengan sewa mobil bak terbuka ataupun sewa satu mobil biasa.Mengingat jika menitip pada teman, waktu keberangkatannya bervariasi. Namun keputusan akhir jatuh pada titip kepada mobil teman. Pelepasan peserta KKN dilaksanakan pada tanggal 25 Juli 2017. yang menandakan kegiatan KKN di lapangan sudah dimulai. Saya dan teman-teman tidak langsung berangkat ke Desa dikarenakan hari masih siang dan cuaca sangat panas. Saya dan beberapa teman-teman memutuskan untuk makan siang dan istirahat di kosan Aziz sambil menunggu sore hari tiba. Sebagian teman-teman yang lain sudah langsung berangkat menggunakan kereta menuju Stasiun Tigaraksa, dan disambung menggunakan jasa transportasi umummenuju Desa. Sore hari pun tiba, saya dan teman-teman berangkat menuju desa. Rute yang saya dan teman-teman lewati sebenarnya kurang saya sukai, karena banyaknya truk-truk besar dan kondisi jalan yang kurang bagus. Waktu perjalanan saya dan temanteman dari Ciputat ke Desa kurang lebih sekitar dua jam. Sesampainya di Desa, saya dan teman-teman langsung membereskan barang bawaan dan kamar masing-masing.Dilanjut dengan mencari makan malam di sekitar tempat tinggal dan makan bersama di kontrakan pertama. Setelah makan malam, dilanjut dengan evaluasi dan rapat. Konflik kecil sedikit terjadi pada beberapa hari setelah tiba di desa. beberapa teman mengeluhkan tempat tinggal yang kurang nyaman dan letaknya yang kurang strategiskarena berada di ujung desa. Setelah beberapa teman mendapatkan calon kontrakan baru yang lebih strategis, akhirnya diputuskan untuk pindah kontrakan.Dan kontrakan pertama masih dapat ditinggali karena pembayaran sewa sudah lunas. Pada awalnya, saya kurang setuju untuk pindah karena sudah cukup nyaman dengan kontrakan pertama.Namun, seiring berjalannya waktu, letak kontrakan kedua yang sangat strategis, berada di tengah desa, dan juga dekat dengan tempat-tempat yang akan saya dan teman-teman datangi, serta bangunannya yang cukup luas, membuat penilaian saya berubah. Sepanjang masa KKN, saya dan teman-teman menjalin hubungan baik, Alhamdulillah tidak ada konflik ataupun masalah besar yang dapat memecah belah kekompakkan kelompok. Hasil hubungan baik sesama 124 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel anggota kelompok dapat dirasakan pada saat KKN selesai.Dimana rasa kebersamaan saya dan teman-teman selama 1 bulan cukup melekat di hati saya dan teman-teman.Sehingga rasa sedih pada saat berpisah pun tak dapat dihindarkan. Namun, terdapat beberapa hal yang membuat saya cukup kesal. yaitu masalah kedisiplinan waktu. Seringkali beberapa teman (mungkin) menganggap sepele masalah waktu. seperti contohnya saat akan mengajar di PAUD Darul Aulia, jam 8 kegiatan belajar mengajar sudah mulai dan harus sudah berada di tempat.Namun, malah baru berangkat. Selain itu, juga undangan upacara di Riyadul Basoriyah di hari pertama masuk sekolah tahun ajaran baru, upacara dimulai pukul 07.00 WIB. Namun masih terdapat teman yang belum siap, dan banyak beberapa contoh lainnya. Desa Kami, Desa Cibugel Pada saat saya pertama kali datang ke Desa Cibugel, saya mengira Desa ini hanya desa biasa seperti kampung-kampung yang berada di pinggiran kota Jakarta ataupun tempat saya tinggal. Namun, setelah mendengar kabar dari teman-teman yang datang pada saat survei kedua, pandangan saya sedikit berubah. Teman-teman bercerita bahwa terdapat cukup banyak pesantren di desa ini. Benar saja, saat hari KKN tiba, saya melihat banyak sekali pesantren dan kobong29 di desa ini. Semangat masyarakat desa dalam mempelajari agama juga besar.Hal tersebut terlihat dari banyaknya pengajian-pengajian di berbagai lokasi di desa. hampir setiap hari ada pengajian. baik mengaji kitab, hadits, maupun hanya tadarus saja. Saya dan teman-teman menyewa rumah yang lokasinya berada di tengah-tengah Desa. Lokasi yang cukup strategis, dekat dengan bengkel, warung sembako, dan jalan depan kontrakan merupakan jalan utama yang banyak dilalui warga Desa. Pada awal pindah kontrakan, kondisinya lumayan kotor karena sudah tidak berpenghuni bertahun-tahun. Saya dan teman-teman pun bekerja sama membersihkan kontrakan itu. Kontrakan ini cukup luas, dengan 2 buah kamar tidur;satu ruang tamu, satu ruang tengah, dan ruang dapur ditambah sebuah kamar mandi. Kondisi kontrakan cukup nyaman dan (mungkin) tidak angker. karena 29 Nama lain dari pesantren. Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 125 Alhamdulillahsaya dan teman-teman tidak merasakan hal-hal janggal selama kegiatan KKN berlangsung. Namun, sedikit kekurangannya yaitu bocornya langit-langit kontrakan di beberapa titik.Dan juga air di kamar mandi yang terkadang berwarna kuning keruh membuat saya dan teman-teman tidak bisa menyuci pakaian, piring, maupun mandi. Saya dan teman-teman bertempat tinggal tepatnya di Kampung Bojong Sapi. Di kampung ini masih terdapat banyak anak-anak dan pemuda. dimana saya dan teman-teman berbincang-bincang bersama dengan mereka, membicarakan berbagai permasalahan desa ataupun sekedar berkumpul bersama saja. Para pemuda biasanya berkumpul di saung dekat kontrakan ataupun warung sembako milik Mas Roni selaku ketua pemuda setempat. Menurut Mas Roni, pemuda-pemuda di sini kurang menyatu antara satu sama lain.Masih terlalu berkelompok, sehingga agak sulit untuk menyatukan mereka. Walaupun demikian, saya dan teman-teman tetap berusaha untuk menyatukan mereka.Salah satunya lewat program kerja saya dan teman-teman yaitu latihan menyablon baju. Antusias para pemuda setempat membuat saya dan teman-teman cukup senang. Di akhir masa KKN, saya dan teman-teman menyerahkan alat-alat sablon dengan maksud agar para pemuda setempat bisa meneruskan hal tersebut. Selain itu, juga bisa dijadikan usaha kecil menengah mereka. Saya dan teman-teman juga membuka les bimbingan belajar (bimbel) di rumah kontrakan, yang diikuti oleh anak-anak setempat. Mulai dari kelas 1 hingga 6 SD. Walaupun saya dan teman-teman hanya membuka bimbel pada hari selasa dan kamis malam, namun anak-anak tetap datang setiap hari. Jika ada waktu luang, saya dan teman-teman pun membuka kelas bimbel ataupun sekedar bermain bersama mereka. Antusiasme anak-anak sangat patut diapresiasi, dan hal itu juga salah satu faktor yang membuat saya dan teman-teman merasa sedikit kehilangan setelah meninggalkan Desa Cibugel. Selain membuka les bimbel di rumah, saya dan teman-teman juga mengajar di beberapa sekolah.Diantaranya mengajar biasa PAUD Darul Aulia, SMK di Riyadul Bashoriyah, dan mengajar Marching Band di SD Assakilin. Di Riyadul Bashoriyah, terdapat 1 ruangan yang sudah tidak terpakai. Saya dan teman-teman menjadikan ruangan tersebut menjadi pojok baca dengan buku-buku yang dikumpulkan dari saya dan teman126 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel teman. Peresmian pojok baca tersebut sekaligus dengan perpisahan saya dan teman-teman terhadap Riyadul Bashoriyah. Kedekatan yang sudah terjalin antar satu sama lain membuat para siswa-siswi bersedih saat perpisahan tersebut,dan berpesan agar saya dan teman-teman dapat menyempatkan waktu untuk kembali menengok mereka. Dalam hal keagamaan, hampir setiap hari ada undangan dari warga Desa maupun warga setempat untuk menghadiri berbagai pengajian di berbagai tempat. Tidak hanya itu, banyaknya pesantren dan kobong juga mencerminkan bahwa masyarakat Desa Cibugel sangat menjunjung tinggi nilai keagamaan. Bahasa yang digunakan sehari-hari di Desa ini yaitu Bahasa Sunda.Begitu pula dengan di pesantren maupun kobong. Saya dan teman-teman juga pernah mengikuti salah satu kegiatan mengaji, tepatnya setiap pukul 14.00 WIB atau setelah shalat Jum’at selesai. Pengajiannya cukup simpel, di mana para santri membawa kitab, dan Pak Kyai membaca sekaligus menerjemahkan kitab tersebut ke dalam bahasa sehari-hari, dan ditulis oleh para santri. Saya yang hanya sedikit mengerti Bahasa Sunda agak kesulitan menerjemahkannya.Namun, beruntung terdapat 2 teman yang bisa menerjemahkannya dengan baik. Satu hal lagi yang tidak bisa saya lupakan dari Desa Cibugel ini adalah masyarakatnya yang sangat menyukai jengkol. Hal itu terlihat dari mudahnya menemukan jengkol di mana-mana. Pernah saya dan temanteman sedang membeli nasi uduk untuk sarapan, terdapat jengkol di sana.Ada juga dalam adonan bakwan. Tidak hanya itu, saat malam terakhir di desa, saya dan teman-teman diundang ngeliwet bersama warga setempat, dan lagi-lagi jengkol yang menjadi menu utamanya. Saya memang belum pernah mencoba makanan tersebut, banyak teman-teman yang mengatakan bahwa jengkol itu enak, namun mencium baunya saja saya sudah tidak suka, jadi persepsi enak tersebut langsung hilang dari pikiran saya. Sama seperti durian, ada orang yang sangat menyukainya, dan ada juga orang yang sangat membencinya, bahkan hanya dari mencium baunya saja. Harapan Untuk Desa Cibugel Desa Cibugel merupakan salah satu desa yang berada di kecamatan Cisoka.Dengan luas wilayah yang cukup luas, dan jumlah penduduknya yang cukup besar, terlihat dari banyaknya RT serta RW di desa tersebut. Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 127 Para penduduk desa juga terlihat sangat memegang teguh nilai gotongroyong dan kekeluargaan. Tidak hanya itu, banyaknya pesantren dan kobong juga menjadi nilai tambah untuk Desa Cibugel. Dari faktor-faktor tersebut, saya yakin, apabila masyarakat Desa Cibugel tetap berpegang teguh pada nilai keagamaan, kekeluargaan, gotong-royong, maka Desa Cibugel akan lebih maju dari kondisinya yang sekarang. Harapan saya terhadap Desa Cibugel yaitu terus menjaga nilai keagamaan, kekeluargaan, serta gotong-royong. Selain itu, kenali potensi dari desa sendiri.Hal apa saja yang menjadi keunggulan dari Desa Cibugel, dan jadikan hal tersebut sebagai batu loncatan untuk lebih memajukan Desa Cibugel. Sebuah Pesan Terlepas dari itu semua, saya ingin mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada teman-teman KKN semua. Masa KKN selama satu bulan tidak akan se-asik ini tanpa kalian. Satu bulan memang waktu yang singkat.Namun, dalam waktu sesingkat itu, kebersamaan yang sudah terjalin mudah-mudahan bisa terus terpelihara sampai kapanpun. Terima kasih juga kepada partner (tim pubdekdok) saya, Faradhita Aushafiana Manaf, yang sudah mengajari saya banyak hal seputar ilmu fotografi, videografi, dan juga mengedit video. Terima kasih juga kepada seluruh jajaran aparat desa dan juga penduduk Desa Cibugel yang telah menerima saya dan teman-teman dengan sangat baik dan juga telah membantu saya dan teman-teman menyelesaikan berbagai macam program kerja guna menyelesaikan KKN dengan baik. Terima kasih banyak, dan sampai jumpa lagiDesa Cibugel dan17 AKSARA.. 128 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel “Selalu libatkan Allah dalam segala urusan, Insya Allah hidup akan lebih berkah” Andika Yulianto Chamil 5 SECERCAH KISAH DI DESA CIBUGEL Oleh: Hammam Al Marisma (Anggota KKN AKSARA “Anak Kampus Sayang Rakyat”) Kisah Pra KKN KKN, sebuah pengabdian kepada masyarakat yang hampir dirasakan semua mahasiswa pada semester tujuh. Ketika dulu masih semester awal, saya seringkali mendengar cerita dari kakak kelas yang telah melaksanakan KKN, bahwasanya tempat KKN biasanya berada pada desadesa yang sulit di jangkau oleh kendaraan, minimnya air bersih, dan juga sinyal ponsel seluler. Dan kini, tanpa terasa saya sudah semester enam akhir. Pertanda bahwa saya akan melaksanakan sebuah kegiatan sebagaimana yang telah diceritakan oleh kakak kelas dahulu. KKN sendiri pertama kali dilakukan oleh mahasiswa ITB dengan maksud mengaplikasikan ilmu pertanian yang telah di dapatkan dalam perkuliahan kepada masyarakat, khususnya yang bekerja sebagai petani. Namun, seiring berjalannya waktu, KKN ini juga diberlakukan dalam beberapa Perguruan Tinggi yang lain sebagai bentuk pengabdian. Sebagaimana Perguruan Tinggi yang lain, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pun setiap tahunnya melakukan KKN. Namun, sudah dua tahun ini system yang dijalankan oleh PPM berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini menambah rasa khawatir dan ketegangan saya semakin menjadi-jadi, apalagi ditambahkan dengan cerita dari teman-teman yang telah melakukan KKN dua tahun yang lalu. Bahwa tahun dahulu enak, juga teman sekelompok masih bisa cari sendiri. Namun, dari tahun kemaren kebijakan dari PPM telah dirubah, anggota kelompok ditentukan dari pihak PPM, itu berarti saya harus menyesuaikan diri lagi dengan temanteman baru, yang tentu masig-masing punya kepribadian tersendiri. Selain itu, ketika saya mengikuti pembekalan KKN di auditorium Fisip, disitu disampaikan, bahwa memanglah satu bulan terjun langsung di Desa yang dituju, itupun saya belum tau seperti apakah Desa yang bakal 130 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel saya tempati. Disitu dijelaskan, pra KKN satu bulan berupa persiapan, baik pembekalan, juga persiapan. Dan KKN selama satu bulan, ditambah dengan pasca KKN berupa laporan selama satu bulan. Jadi, totalnya ada tiga bulan. Disinilah saya mulai membayangkan seolah semua itu penuh tekanan, dan pertanggungjawaban. Belum lagi ketika saya sudah mendapatkan info mengenai tempat yang bakal saya tempati adalah di desa Cibugel, yang mana menurut informasi dari kakak kelas yang sebelumnya KKN disitu, bahwa masyarakat desanya masih berpacu pada uang. Ketika mengadakan kegiatan-kegiatan, masyarakat hanya akan hadir bila terdapat uang pesangon, minimal makanan. Dan ditambah lagi, ketika saya searching di google, mengenai lokasi Desa Cibugel berikut juga keadaanya, disitu yang ditampakkan adalah Desa Cibugel termasuk salah satu desa yang masih minim akan air bersih. Dan foto yang ditampilkan di google pun berupa foto sawah-sawah yang dilanda kekeringan, disitu saya dan teman-teman sudah membayangkan selama satu bulan saya akan mandi di kali. Belum lagi bayangan mengenai akses perjalanan, begitu juga kebutuhan pokok. Saya sudah membayangkan dan siap untuk makan nasi bersamaan dengan lauk mie instan selama satu bulan. Pembagian tugas untuk membawa beras, mie instan, dan telur pada masing-masing anggota pun sudah dibacakan ketika rapat pra KKN. Tapi, keputusan semua itu pun dirubah setelah saya beserta temanteman melakukan survei pertama kali ke Desa tujuan. Karena disitu saya melihat adanya indomart, alfamart, juga pasar tradisional yang meskipun lokasinya lumayan jauh dari desa tempat KKN. Akhirnya saya pun bisa bernafas lega, seenggaknya beban dan fikiran yang sebelumnya tidak karukaruan telah berkurang. Kenyataan yang saya lihat sendiri pun berbeda dengan beberapa informasi yang saya dapatkan sebelumnya. Begitu juga pada masyarakatnya, meskipun sebelum KKN saya mengira bahwa masyarakat desa yang bakal saya tempati masih sangatlah primitif, juga masih tergantungkan oleh uang, tapi ternyata ketika saya hidup di tengah-tengah masyarakat situ, orang-orangnya pada ramah, dan tidak segan-segan menerima segala masukan, dan pendapat dari saya, yang mana notabenya saya sebagai seorang pendatang. Begitu pula ketika masyarakat sekitar diminta untuk turut meramaikan, turut andil dalam berlangsungnya acara saya, semuanya tanpa keberatan. Mulai anak kecil Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 131 hingga bapak ibu orang tua masih sangat menghormati dan siap bekerja sama dalam kesuksesan setiap agenda kegiatan yang saya buat. Kisah Di Kelompok Setiap individu mempunyai cara dan gaya hidup tersendiri, begitupun dengan saya. Namun, perbedaan kepribadian seseorang bukanlah menjadi kendala yang utama, karena itu tergantung bagaimana kita menyikapinya. Dan mau tidak mau, saya harus menghadapi hal semacam itu selama satu bulan. Sesaat setelah mendapat kabar bahwa kelompok KKN sudah ditentukan dan telah di share oeh pihak PPM, saya cepat-cepat mencari informasi mengenai kelompok tersebut kepada teman-teman kelas guna mengetahui siapa saja anggota kelompokku. Dan akhirnya, melalui file berupa pdf yang di share di grup WhatsApp, saya bisa melihat dan mencari langsung dari kelompok pertama hingga terakhir. Dan setelah sekian lama mencari, ditemukanlah nama saya berada di kelompok 017. Ketika saya melihat nama-nama anggota kelompok saya, saya mulai resah. Karena diantara nama-nama yang ada, tidak ada satu pun yang saya mengenalnya. Padahal saya cukup aktif di setiap kegiatan-kegiatan mahasiswa. Namun, ada satu nama yang mana saya mengenalnya, yakni Aminul Wahid. Meskipun begitu, saya masih ragu dengan nama itu, apakah itu memang benar dia temanku yang dari Jawa Timur apa tidak. Karena, biasanya teman-teman dari Banyu Wangi hanya manggil dia dengan sebutan Amin. Sedangkan pada file pdf itu pun tidak ada keterangan mengenai asal daerah. Dan yang lebih membuat saya khawatir lagi, nomor saya yang tercantum dalam lembaran file pdf itu adalah nomor saya yang sudah tidak aktif. Sedangkan di lembaran itu yang tertera hanyalah nama, jurusan, dan nomor telepon. Yang saya takutkan adalah ketika teman-teman anggota saya mau menghubungi saya terkait kelompok KKN. Akhirnya, saya menulis nama-nama beserta nomor telfon kelompok saya, guna mencari informasi dan menindak lanjuti terkait grup KKN. Namun, setiap nomor yang saya hubungi pun tidak bisa tersambung. Dari situ bisa dipastikan, bahwa sebagaimana nomor saya, nomor teman-teman yang tertera dalam lembaran pdf itu pun sudah pada tidak aktif. 132 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel Dan akhirnya, dua hari kemudian, ada yang memasukkan nomor saya ke grup WhatsApp yang mana grupnya bernama Zeven teen. Disitu ketika saya melihat sekilas dari nama grupnya, saya terfikirkan pada grup KKN. Mengingat saya adalah kelompok 017, dan bahasa Inggris dari 17 sendiri adalah seven teen. Akhirnya dari informasi di dalam grup tersebut, saya pun bisa memastikan, bahwasanya grup itu benarlah grup KKN. Dan tidak hanya sampai situ, saya pun masih mencari-cari informasi terkait anggota grup saya. Mulai dari melihat foto profil WhatsAppnya, siapa tahu saya pernah berjumpa meski tidak tahu namanya. Terus bertanya pada grup-grup lain, baik grup primordial maupun grup UKM yang lain. Dan tiga hari kemudian, setelah bisa dipastikan bahwa semua anggota sudah masuk pada grup WhatsApp, pertemuan sekaligus rapat pertama pun dilakukan. Diantaranya adalah untuk pembentukan struktur, juga untuk penentuan nama grup KKN. Akhirnya, karena pas kumpulan pertama orangnya yang hadir belum bisa dianggap kuorum, kamipun menginisiatif supaya hal itu dilanjutkan pada pertemuan selanjutnya, yaitu pada empat hari kemudian. Pada pertemuan itulah, akhirnya terpilih Aminul Wahid sebagai ketua. Dan melalui usulan dari Zahra Yusuf, salah satu anggota dari jurusan HI, disepakati pula nama grupnya yakni AKSARA yakni “Anak Kampus Sayang Rakyat”. Berselang beberapa hari, saya dan teman-teman pun mendapat kabar, bahwa Zahra Yusuf lolos pada KKN kebangsaan, secara otomatis anggota kelompok saya berkurang, belum lagi juga ada teman yang kondisinya sedang hamil tua, dia pun akhirnya mengundurkan diri. Karena ditakutkan akan banyaknya kontraksi. Dari situ, anggota yang sebelumnya tujuh belas orang, kini tinggal lima belas. Tapi, di setiap rapat-demi rapat Pra-KKN, saya masih belum berani sepenuhnya untuk menyuarakan pendapat saya, karena saya masih melihat, dan menyesuaikan karakter setiap individu dalam kelompok tersebut. Dari beberapa kali rapat itupun saya juga berkecil hati, karena kehadiran teman-teman pun selalu telat. Dalam hati saya merasakan kekhawatiran, karena bisa jadi nanti pada waktu KKN pun teman-teman masih terbiasa dengan kemalasannya. Akhirnya pada rapat berikutnya disepakati, bahwasannya kalau terlambat lima meit datang pada rapat, di Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 133 denda lima ribu rupiah. Dan bila tidak ikut rapat dengan alasan yang bisa diterima, akan dikenakan denda sebesar tiga puluh ribu rupiah. Tepat pada tanggal 24 Juli, atau H-1 pelepasan KKN, disepakati bersama, bahwa hari itu segala barang-barang keperluan KKN baik berupa barang pribadi maupun kelompok, akan diusung pada hari itu. Namun, salah satu kendalanya adalah mengenai transportasi yang digunakan. Karena diperkirakan barang bawaan terlalu banyak, dan tidak muat bila hanya diusung menggunakan satu atau dua mobil saja. Perbedaan pendapat disertai dengan sedikit konflik pun tidak bisa dihindarkan, terutama pada teman-teman yang barang-barangnya belum terbawa oleh mobil yang bakal mengantarkan ke tempat KKN. Akhirnya, salah satu teman berangkat dengan mobil pribadi, dan serta membawa barang-barang yang sebelumnya belum terbawa. Pada tanggal 25 Juli, disepakati bahwa saya dan teman-teman kelompok berangkat pada siang hari setelah acara pelepasan dari pihak kampus. Sebagian ada yang berangkat naik motor pribadi, juga sebagiannya lagi naik kereta. Dan kebetulan saya naik motor pribadi, mengingat untuk akses aktivitas ketika KKN. Dimana Desa Cibugel bisa dibilang salah satu desa yang memiliki wilayah cukup luas. Yang mana pada tahun sebelumnya KKN di Desa Cibugel ada tiga kelompok. Sedangkan tahun ini hanya satu kelompok, dan mencakup 7 RW 41 RT. Tidak hanya sampai disitu, saya Pada awal-awal berada di lokasi KKN dengan satu atap, perbedaan pendapat pun sudah terlihat, mulai dari pemilihan tempat tinggal, ketika memilih tempat, dimana desa Cibugel merupakan desa yang basisnya adalah pesantren, jadi ketika saya meminta bantuan kepada bapak RW sekitar, tempat yang pertama yang ditawarkan kepada saya adalah asrama. Namun, disisi lain saya juga harus memahami, bahwa tidak semuanya teman-teman saya pernah mengenyam pendidikan di pesantren. Untuk itu, baru dua hari saya dan teman-teman tinggal di asrama, dari teman-teman yang biasa hidup berkecukupan sudah mengeluh. Akhirnya, dimusyawarahkan lagi dengan satu kelompok, dan menimbang dengan berbagai pertimbangan, salah satunya karena pesantren yang saya tempati itu letaknya pada pinggir desa, pada akhirnya saya dan teman-teman mencari kontrakan yang cukup layak untuk di tempati selama satu bulan. Juga yang letaknya strategis, yakni di pertengahan desa. 134 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel Dari situ, pelajaran yang paling berharga dari kebersamaan dalam perbedaan adalah saling menghormatinya setiap individu. Juga tidak mementingkan ego masing-masing. Disini bisa digambarkan ketika dalam rutinitas sehari-hari. Yang mana saya dan teman-teman setiap harinya makan dengan makanan yang berkecukupan, juga dengan lauk pilihan sendiri. Beda ketika sudah hidup bersama, mau tidak mau harus sepakat dengan keputusan bersama. Baik dengan cara makannya yang selalu berbarengan dengan alas kertas nasi, juga lauknya yang pas-pasan juga menerima jenis lauk sesuai yang disuguhkan oleh piket. Dan semua kekhawatiran yang saya rasakan pra-KKN, kini tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. Meskipun masing-masing punya kelebihan dan kekurangan, tapi disitu saya dan teman-teman bisa saling mengisi. Saya terjun sebagai eksekutor, begitu pula teman-teman saya ada yang terjun memperbaiki hubungan dengan masyarakat. Sehingga masyarakat merasa sangat dibutuhkan dan dihormati. Dan manfaatnya, ketika saya dan teman-teman mengadakan sebuah agenda, atau program kerja, dari pihak masyarakat tanpa canggung langsung ikut membaur dan turut andil dalam kesuksesan acara saya. Pernak-Pernik Desa Cibugel Pertama kali saya melakukan survei bersama teman-teman kelompok ke desa tujuan, tepatnya pada bulan ramadhan, saya sudah mendapat laporan dari sebagian warga, bahwasanya masyarakat desa ini masih banyak yang nakal, dan tidak bisa lepas dari narkoba, seperti halnya minum-minuman keras. Hal itu menambah fikiran tersendiri buat saya mengenai hal apa yang bisa saya dan teman-teman lakukan di desa ini untuk menghadapi masyarakat yang seperti ini selama satu bulan. Akhirnya diantara program kerja yang direncanakan pun terdapat salah satunya yaitu penyuluhan bahaya narkoba. Namun, setelah saya berada di desa ini dan membaur dengan warga masyarakat sekitar, ternyata semua itu salah. Bahkan di desa ini bisa dibilang desa santri, yang mana terdapat delapan pesantren pada satu desa, dan kebanyakan dari pesantren itu basisnya adalah pesantren salaf. Mengaji kitab kuning, adat istiadatnya pun tidak ketinggalan, mulai dari setiap malam jum’at kegiatan rutinnya adalah manaqib yang diselenggarakan di pondok pesantren yang dibawah asuhan KH. Makki. Setelah sholat Jum’at pun dilanjutkan dengan pengajian bapakBukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 135 bapak juga para pemuda dengan kitab “Tanqikhul Qoul” karya Syech Nawawi al-Bantani, yang di pandu oleh KH. Hambali. Tidak hanya disitu, pengajian dari ibu-ibu majlis ta’lim pun saling menghiasi, dan bila diikuti terus menerus, satu minggu full tidak ada henti. Aktivitas warga pun sebagaimana pada desa-desa kebanyakan, yaitu dengan bekerja sebagai petani. Namun, selain petani, banyak juga yang menjadi karyawan pabrik sekitar. Tapi disisi lain, juga masih ada pemuda yang pengangguran. Dan yang lebih menariknya, sebagaimana santri biasanya, kesopanan, tata krama sangat terlihat pada masing-masing pemuda pemudi, juga para orang tua. Dari pakaian yang dikenakan pun sudah menjadi ciri khas, dan juga seolah menandakan bahwa mereka santri, yakni sarung dan peci yang selalu menghiasi. Dari penyambutan masyarakat pun sangat ramah, yang mana selalu bersedia untuk membantu bila saya dan teman-teman membutuhkannya. Adat gotong royong yang masih sangat kental, setiap hari minggunya ada kerja bakti bersih-bersih lingkungan. Begitupun juga disaat musim agustus, pernak-pernik hiasan lingkungan tidak ketinggalan, juga berbagai lomba. Sosialisasi di sekolah-sekolah pun saya dan teman-teman lakukan selama beberapa hari, mulai dari tingkatan PAUD, beberapa SD yang ada di desa Cibugel, SMP, dan SMK yang berada dalam naungan pondok pesantren Riyadul Bashoriyah. Dan saya pun akhirnya mengajar ekstrakulikuler di SD as-Sakilin yaitu Marching Band, juga di SMK Riyadul Bashoriyah, disitu saya mengajar Marching Band, Pramuka, dan sekali-kali saya memberi motivasi belajar kepada siswa siswi tersebut. Ketika saya mengajar Marching Band, baik di SD as-Sakilin, maupun di SMK Ritadul Bashoriyah, keduanya sangat senang dan semangat. Hal itu bisa dibuktikan dengan terbatasnya waktu belajar yang hanya dua minggu, dan deadline tanggal 17 Agustus sudah harus siap meramaikan acara karnaval yang diadakan setelah upacara bendera. Namun, ketika sudah datang waktunya, teman-teman pun sudah siap. Bahkan masyarakat sekitar pun merasa sangat senang dan pada keluar untuk menyaksikan acara karnaval ini. Karena, selama ini belum pernah ada acara karnaval semacam ini di desa Cibugel. Dan sekolah-sekolah yang ada di desa Cibugel pun sangat antusias, serta ikut acara demi acara karnaval yang saya adakan. 136 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel Satu lagi yang membuat saya merasa kagum kepada warga sekitar adalah tidak hanya anak-anak saja yang turut meramaikan lomba dan acara demi acara, namun bapak ibuk pun masih sangat antusias dalam kesuksesan acara yang diselenggarakan. Hal ini terbukti ketika saya dan teman-teman ngadain acara karnaval 17 Agustus, yang mana itu baru pertama kali diadakan di desa ini, tapi semangat dan antusias warga pun tidak ketinggalan. Begitu juga ketika saya mengadakan acara Pentas Seni sebagai penutupan, warga sekitar pun turut meramaikan. Dan yang lebih mengharukan lagi adalah setelah acara pentas Seni itu, bapak dan ibu masyarakat sekitar beramai-ramai dengan suka rela mengajak saya dan teman-teman untuk ngeliwet bareng. Harapan Setelah satu bulan saya membaur dengan masyarakat desa Cibugel, sedikit banyak saya telah mengetahui bagaimana adat kebiasaan yang dilakukan oleh warga sekitar. Untuk itu, bila saya menjadi bagian dari masyarakat desa Cibugel, yang pertama dan paling utama adalah memperbaiki citra diri dahulu, agar dapat diterima dengan tulus oleh masyarakat desa. Dan adapun untuk berempati pada pengalaman mereka, saya mempunyai pandangan untuk sedikit banyak mengajak masyarakat desa untuk melihat keluar, melihat desa-desa yang telah maju, untuk bisa diambil pembelajaran. Karena, ketika masyarakat desa hanya sibuk mengurusi rutinitas di dalam desa saja, tanpa melihat desa-desa sekitar, itu akan menyulitkan perkembangan desa ke yang lebih modern. Jadi, saya rasa hubungan eksternal juga sangat diperlukan selain hubungan internal sendiri. Hal itu bisa dilihat ketika masyarakat desa Cibugel yang kebanyakan bermata pencaharian sebagai petani memanen padi. Mereka masih menggunakan alat yang sangat tradisional, yaitu dengan memukulkan padi pada alat. Yang mana hal itu membutuhkan waktu yang sangat lama bila dibandingkan dengan para petani yang sudah modern, yang mana memanen padi sudah memakai alat yg berkolaborasi antara mesin diesel dengan rancangan paku dan kayu. Belum lagi diatas itu sudah adanya petani yang telah memakai mesin secara keseluruhan. Jadi ketika padi yang posisinya masih menempel pada batangnya dimasukkan kedalam Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 137 mesin itu, keluarnya sudah siap diangkut. Untuk itu, mungkin yang paling saya tekankan adalah jalinan hubungan keluar. 138 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel “Bila kamu bukan anaknya raja, bukan anaknya Kyai, juga pemimpin, Maka menulislah. Karena itu yang akan menjaga namamu dari sejarah” Hammam Al Marisma 6 MY PERSONAL STORY Oleh: Shinta Sri Rahmawati (Anggota KKN AKSARA “Anak Kampus Sayang Rakyat”) Persepsi KKN Sebelum Ke Lokasi KKN atau yang sering didengar dengan Kuliah Kerja Nyata merupakan salah satu program yang menjadi acuan para mahasiswa untuk turun langsung kepada masyarakat. Sesuai dengan latar belakang mahasiswa yang memang bahwasanya mengabdi untuk masyarakat. KKN merupakan program yang setiap tahunnya dicanangkan oleh kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Yang bertujuan untuk menghubungkan masyarakat dengan para mahasiswa guna membuat satu gebrakan atau inovasi per daerah untuk kemajuan daerah itu sendiri. Kegiatan yang dilakukan bermacam mulai dari sosialisasi dari bidang kesehatan maupun bidan lainnya untuk masyarakat. Adapun banyak program fisik yang diberikan untuk masyarakat dari para mahasiswa. Ketika awal perkuliahan semester 1 saya sering mendengar banyak cerita tentunya dari angkatan sebelumnya mengenai KKN. Mulai dari masyarakat desa yang beragam sampai program apa saja yang telah mereka buat untuk desa tersebut. Selain cerita, senior sebelum-sebelumnya pun pernah memberikan informasi terkait makna dari KKN itu sendiri. Ataupun hal-hal yang terkait dengan KKN entah kelompok KKN yang tahun sebelumnya dibuat oleh mahasiswa sendiri sampai tatacara membuat laporan akhir dan buku untuk para kelompok KKN sendiri. Awal mendengar banyaknya cerita tersebut membuat saya kurang paham. Mulanya mungkin karena saya belum turun langsung saat itu. Dan resah apakah saya bisa tinggal sebulan dengan para orang yang baru saya kenal. Namun Hal itu tidak terlalu saya ambil pusing mengingat bahwa itu merupakan tuntutan saya sebagai mahasiswa. Pra KKN pun dimulai dengan pembagian kelompok KKN yanng tersebar di mahasiswa. Saat itu saya sedang mengikuti sebuah kegiatan modelling sehingga saya meminta 140 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel teman saya untuk melihat apakah nama saya tercantum pada kelompok tertentu. Satu yang ada di fikiran saya saat itu adalah “Apakah kelompok saya nanti akan cocok dengan karakter saya atau tidak”. Karena sempat trauma dari cerita beberapa senior mengingat perbedaan pendapat pada kelompok itu pasti ada. Jam pun berdenting menunjukkan angka 4 sore. Saya mendapat pesan dari teman saya bahwa saya masuk di kelompok 17. Teman saya pun memberikan list nama dan nomor anggota kelompok lainnya. Saya pun tergabung pada grup whatsapp kelompok KKN saya selang beberapa waktu. Kami pun berunding untuk melakukan pertemuan pertama terkait kelompok KKN. Pertemuan pertama pun berlangsung. Saya tiba di depan Auditorium Harun yang sudah di penuhi banyak mahasiswa UIN tentunya. Banyak dari mereka yang berlalu lalang mencari kelompok mereka. Begitu pun saya sendiri di temani teman saya. Namun kami berpisah saat kelompok kami sudah kumpul masing-masing. Kami pun membuka rapat pertama diawali oleh seorang mahasiswa di kelompok saya bernama Harun yang merupakan mahasiswa adab. Kami pun membicarakan mulai dari pemilihan BPH kelompok sampai iuran kas kelompok. Muncul di benak saya bahwa saya pasti akan sangat asing apabila saya mengikuti kegiatan ni dengan orang-orang yang baru saya kenal. Ditambah harus jauh dari orang-orang terdekat saya. Saya juga sempat mengajak senior saya untuk bertemu untuk memberikan saran kedepannya saat mengikuti kegiatan KKN nanti. Beliau memberikan saya pesan untuk selalu aktif pada kegiatan KKNnya. Ditambah untuk saling menghargai dan memahami satu sama lain dengan kelompok KKN saya. Khawatir itu pasti kata beliau karena beliau pernah merasakan. Namun kekhawatiran itu nantinya akan menjadi sebuah momen yang tidak akan terlupakan di masing-masing kelompok. Menurut beliau kegiatan ini harus sangat dinikmati dengan enjoy. Karena apabila di laksanakan dengan hati yang tak pas dan tak ikhlas itu akan berpengaruh dengan output kerja nantinya. Lebih spesifik pada program kerja yang akan dibuat untuk desa kedepannya. Dari pesan beliau pun saya mencoba mengikuti dengan maksimal. Namun khekhawatiran saya tetap masih ada, dengan seiring doa yang saya panjatkan agar saya Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 141 berharap kegiatan yang saya lakukan lancar kedepannya. Mulai dari lancar berkomunikasi dengan kelompok KKN sampai dengan program yang akan saya buat nantinya bersama teman-teman. Juga mengikuti kegiatan dengan ikhlas dan senang tentunya. Selain itu, tak lupa meminta restu orang tua. Tidak lupa saya juga mencari tahu artikel-artikel tekait KKN. Mulai dari kegiatan dan rentetan anggaran dan yang dikeluarkan dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata ini. Persepsi Mengenai Kelompok KKN Selama KKN Berlangsung Pertemuan pertama yang saya lakukan dengan kelompok KKN merupakan segelintir kegiatan Pra KKN. Dimana kami harus melaksanakan minimal 4 atau 3 pertemuan untuk mempermudah komunikasi antar anggota kami. Selain itu, tak lupa dengan dosen pembimbing kami yang nantinya akan memberikan penilaian dan tentunya saran untuk mempermudah kegiatan Kuliah Kerja Nyata berlangsung. Pada tanggal 24 mei 2017 kami mengikuti pembekalan KKN di Auditorium FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Banyak sekali mahasiswa yang telah mengisi ruangan disana. Kelompok saya sudah berkumpul di baris kedua saat itu. Saat kegiatan berlangsung kami mengamati seksama. Saat acara berlangsung, kami mencatat setiap inti dari yang harus disiapkan saat KKN kelak. Selanjutnya, kami berinisiatif untuk melakukan pertemuan selanjutnya untuk membuat form pemilihan ketua dan lain lain. Pertemuan pun disepakatkan di grup.Pertemuan selanjutnya pun di lakukan ditempat biasa kami berkumpul. Saat ni kelompok kami sudah lengkap untuk membuka forum rapat. Ketua pun di musyawarakan yaitu Aminul Wahid mahasiswa ekonomi yang tak lain satu fakultas dengan saya. Selanjutnya diiringi dengan penentuan sekertaris 3 orang yaitu lia , Ilka, dan Harun. Dan selanjutnya pemilihan bendahara saya sendiri dan anak Ushulludin Iis Kholisoh. Setelah itu, kami merembukkan untuk membuat uang kas per pertemuan yaitu sebesar 20,000. Selanjutnya kami membahas nama kelompok kami. Tumbuhlah ide dari salah satu anggota kelompok saya. Yaitu AKSARA karena aksara mencerminkan sebuah makna tulisan sansekerta yang merupakan peninggalan sejarah yang selalu teringat pada siapapun. Namun, selain filosofi tersebut, AKSARA merupakan Anak 142 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel Kampus Sayang Rakyat yaitu bahwasanya menggambarkan kelompok saya amat peduli dan simpatik pada masyarakat desa KKN kita kelak. Selain itu kami tinggal menunggu pengunguman desa KKN kami dan dosen pembimbing kami. Hari selanjutnya pun berlangsung pengunguman tentang dosen pembimbing dan lokasi KKN pun telah di tetapkan.Kelompok kami mendapatkan desa pada salah satu daerah di Cisoka. Yaitu Desa Cibugel yang terletak di dekat perempatan kecamatan cisoka. Selanjutnya setelah itu dosen pembimbing kami pun telah ditetapkan yaitu Bapak Alfitrah salah satu dosen di Fakultas Hukum. Kemudian kami pun berdiskusi untuk melakukan pertemuan atau rapat selanjutnya mengenai survei pada desa KKN kami. Kami pun melakukan pertemuan setelah sepulang kuliah.Anakanak pun sudah berkumpul di tempat biasa. Kami memulai rapat yang di awali dengan ketua baru kami yaitu Aminul wahid. Kami pun mulai memberikan pendapat untuk meluangkan waktu yang pas untuk survei KKN. Survei pertama kami tetapkan pada hari Sabtu diiringi dengan survei KKN kelompok lain dengan berbarengan. Hari sabtu pun tiba kami memulai survei pada daerah Cisoka. Selama survei tersebut, saya merasakan mulai ada kedekatan dengan beberapa anggota kelompok KKN saya. Susah senang bersama saat kami survei hari pertama. Mulai dari salah arah ke desa KKN kami sampai dengan makan bersama-sama setelah survei. Sungguh sangat menyenangkan. Menurut saya, pada hari pertama kami survei, lelah itu pasti, tapi apabila di jalani dengan kebersamaan dan suka cita itu akan menjadi sebuah moment terbaik. Persepsi Mengenai Desa Cibugel Kecamatan Cisoka Ketika pertama kali saya survei pada desa Cibugel di kecamatan Cisoka.Kami menempuh perjalanan yang lumayan panjang yaitu sekitar 3 jam dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kami survei dengan menggunakan kendaraan bermotor berbarengan dengan kelompok 14 yang juga KKN di kecamatan Cisoka namun berbeda Desa dengan kami. Cukup seru dikarenakan ada beberapa anggota kelompok yang saat itu tertinggal jalur dengan kami. Sehingga kami harus menunggu beberapa menit. Perjalanan menuju Cisoka cukup berat, karena selama perjalanan jalan yang Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 143 cukup curam yang kami lewati. Namun, itu terbayarkan saat saya melihat pemandangan sawah yang sangat indah dengan para kerbau dan sapi disana. Setelah perjalanan selama 3 jam kami mulai dekat dengan desa kami. Namun saat di perempatan kecamatan Cisoka, kami harus berpisah dengan kelompok KKN 14 karena berbeda arah saat ke desa tujuan.Akhirnya kami memulai perjalanan singkat kembali untuk menemukan desa kami.Tiba kami di depan sebuah komplek yang terletak di seberang jalan. Menurut GPS yang kami tuju Desa Cibugel terletak didalam koplek tersebut. Di fikiran saya apakah desa ini sudah maju? Karena terbilang terdapat komplek perumahan di sebuah desa. Akhirnya kami memasuki komplek tersebut dan saya memberanikan diri untuk bertanya dimana letak desa cibugel. Ternyata tak kurang dari situ kami sampai di depan Kantor kelurahan desa cibugel. Namun saat itu keadaan kantor sangat sepi dan tak ada tanda-tanda para pegawai kelurahan yang berada disitu. Mungkin memang saat itu hari sabtu sehingga kantor kelurahan memasuki hari libur. Akhirnya kami mencari rumah Bapak Lurah Desa Cibugel. Terdapat anak kecil dan orang tua yang memperhatikan kami saat kami kesana. Diiringi dengan sambutan hangat dari mereka. Sungguh menyenangkan rasanya melihat keramahan yang mereka berikan pada kami. Hingga akhirnya kami bertemu dengan seorang ibu-ibu di sebuah rumah. Ia tak lain adalah Ibu Lurah. Kami pun menanyakan keberadaan pak lurah, namun pada hari itu sayang sekali kami belum bisa bertemu pak lurah. Sehingga kami hanya bisa meninggalkan nomor telfon dan biodata singkat untuk desa yang harus diisi oleh bapak lurah sendiri. Namun, sebelum kami pergi dari Desa, kami sempat beristirahat di sebuah masjid yang cukup luas, namun sepertinya tak terurus. Dikarenakan kebersihan masjid yang kurang serta prasana masjid yang kurang baik. Disitu kelompok saya berfikir untuk menjadikan hal tersebut sebagai program kerja kelompok kami yaitu memperbaiki prasarana masjid tersebut. Tak lama kami bristirahat, kami sempat berjalan-jalan sebentar di daerah Desa Cibugel. Banyak yang saya amati dari Desa Cibugel untuk dibidang ekonomi. Menurut saya masyarakat Desa Cibugel sudah cukup baik dalam berwirausaha karena banyaknya UMKM 144 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel serta persawahan dan pertenakan disana. Selain itu, untuk di bidang pendidikan ketika survei pertama masih kurangnya prasarana yang baik untuk sekolah-sekolah disana. Pada bidang kebersihan menurut saya sudah cukup baik karena masyarakat sudah sadar akan kebersihan tersebut. Hal-hal yang kami lihat disana saat kami survei membuat kami untuk berfikir program apa saja yang sesuai untuk Desa Cibugel tercinta tersebut. Pada akhirnya kami sepakat untuk membuat pertemuan selanjutnya kembali untuk membahas program yang akan kita bahas. Pertemuan selanjutnya pun ditentukan kami membahas mengenai program-program yang akan dijalankan saat nanti kami berada di desa cibugel. Antara lain mulai dari pembangunan prasaranan Desa Cibugel seperti gapura yang terletak pada pintu masuk Desa Cibugel lalu perbaikan prasarana masjid seperti prasarana pintu kamar mandi, lalu penyuluhan mengenai DBD, serta pelatihan sablon bagi para anak anak muda Desa Cibugel. Selain itu, program non fisik yang dijalankan berupa bimbingan belajar pada anak daerah desa cibugel yang dilaksanakan pada malam hari sekitar pukul 19.00, lalu membantu pihak PAUD untuk mengajar para anak-anak yang bersekolah disana untuk belajar berhitung dan membaca. Selain itu juga membantu pihak Sekolah Dasar dan Pondok Pesantren setempat untuk mengajar juga. Setelah kami mendata program yang akan kami jalankan disana, kami berkesempatan untuk mengikuti bimbingan dengan dosen pembimbing kami. Kami berkumpul saat itu untuk mendengarkan saran dari beliau. Menurut beliau program kerja yang baik untuk Desa adaah program yang dibutuhkan dari masyarakat Desa setempat. Maka hal itu akan menjadi program sempurna yang bertujuan untuk pembangunan masyarakat Desa Cibugel sendiri.Kami juga sempat melakukan survei ke tiga dengan di ikuti oleh Bapak Dosen Pembimbing kami yang dimana hal itu menjadikan kemudahan bagi saya dan teman teman anggota kelompok aksara untuk berkomunikasi dengan masyarakat Desa Cibugel. Pelepasan hari Kuliah Kerja Nyata pun tiba, saya membawa perlengkapan untuk dibawa ke Desa Cibugel untuk hidup selama satu bulan disana. Sesuai dengan kesepakatan kelompok Aksara, Kami berangkat menggunakan transportasi masing-masing. Sedangkan saya dengan Amin, Purnama dan Dhita mnggunakan Kereta untuk sampai di Cisoka. Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 145 Perjalanan cukup jauh yang kami tempuh berlangsung 4 jam dikarenakan angkutan umum untuk Desa Cibugel yang terbilang susah untuk dicapai. Magrib pun tiba diiringi suara azan. Saya dan teman-teman sampai disana. Kami disambut oleh pemangku pondok pesantren yang sangat ramah disana. Selanjutnya kami beristirahat sejenak untuk melepas rasa lelah. Setelah beristirahat kami pun mencari makanan di Desa Cibugel sambil bercengkrama dengan warga Desa setempat. Mereka sangat ramah dalam menyambut kami. Satu yang terdapat di fikiran saya adalah warga Desa Cibugel terkenal ramah untuk orang pendatang di desanya. Hari pertama saya disana, pada malam harinya saya dan teman teman saya mempersiapkan perlengkapan dan hal-hal yang dibutuhkan untuk pembukaan nanti. Mulai dari surat-surat, komsumsi, dan undangan untuk warga desa setempat. Lokasi untuk pembukaan pun telah ditentukan yaitu di Kantor Kelurahan Desa Cibugel. Semua peralatan untuk pembukaan Kuliah Kerja Nyata juga sudah disediakan.Pagi harinya kelompok kami bersiap-siap untuk melakukan pembukaan. Banner pun di pasang di dalam aula Kantor Kelurahan Desa Cibugel. Mic pun sudah siap serta Meja registrasi pun sudah siap.Urutan acara dimulai dari mc pembukaan yaitu teman saya saudara Ilka. Ia memang paling fasih dalam public Speaking. Setelah itu berakhir dengan salam-salaman antara kelompok kami dengan para warga desa dan peringgi-petinggi desa. Tak lupa kami berfoto ria dengan mereka. Pembukaan telah berlangsung dengan lancar. Selanjutrnya, kami beristirahat, dan kembali ke rumah kontrakan untuk melanjutkan waktu ishoma. Hari pertama dan kedua pun telah kami lalui dilanjutkan hari esoknya saya dan teman-teman memulai dengan program pertama yaitu membantu mengajar di PAUD. Hari pertama kami membantu mengajar sangat menyenangkan.Bertemu dengan malaikat-malaikat kecil yang menggemaskan membuat saya dan iis serta dara sangat senang. Kami membantu mengajar dalam berhitung dan membaca. Selain itu, program kerja saya dan teman-teman bukan hanya itu saja. Melainkan hari selanjutnya terdapat Penyuluhan mengenai campak dan narkoba.Selain itu, tak lupa juga perbaikan prasarana pondok pesantren. Bahkan saya dan teman-teman mengadakan taman baca yang kami buat sendiri. Disalah satu pesantren tempat kami berbagi ilmu.Kami saling 146 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel membantu dalam mewujudkan taman baca yang nantinya akan berguna untuk para siswa dan siswi di pesantren tersebut. Selain taman baca, tak lupa kami juga membuat program kerja fisik; antara lain gapura dan tugu. Dengan bantuan warga setempat, kami membuat sebuah gapura yang bertujuan untuk mempermudah pengenalan lokasi desa cibugel. Begitu pun dengan tugu yang bertujuan selain sebagai pengenalan lokasi Desa Cibugel, tapi juga sebagai kenang-kenangan untuk Desa Cibugel atas nama mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta disana. Tak lupa, saya dan teman-teman juga ikut berpartisipasi dalam acara besar 17 Agustusan di Desa Cibuggel. Dimana di mulai saat pagi untuk upacara bersama di ikuti para petinggi desa setempat. Setelah itu dilanjutkan dengan sebuah pawai yang di ikuti oleh peserta dari warga Desa. Acara berjalan lancar dan diiringi canda tawa dari peserta juga panitia. Kebersamaan pun terjalin melalui hal itu.Selanjutnya tak henti dari situ, setelah beristirahat sejenak, saya dan teman-teman ikut turun serta meramaikan perlombaan 17 agustusan yang memang sudah rutin dilakukan oleh warga setempat. Hari-hari pun berlanjut tak terasa sudah mendekati saat hari penutupan acara KKN kami. Saya berdiskusi dengan teman-teman untuk membuat penutupan yang seperti apa yang berkesan bagi warga Desa Cibugel. Kami pun berinisiatif untuk membut sebuah malam pentas seni mini. Yang terletak di depan panggung rumah sewa kami. Sebelum malam tiba, saya dan teman-teman mempersiapkan sebuah acara penutupan terlebih dahulu. Yang tak lain sama dengan acara pembukaan. Setelah itu diiringi salam-salaman. Nampak banyak air mata yang menetes dari beberapa anggota kelomok kami. Karena merasakan kebersamaan yang telah tumbuh selama sebulan namun harus berpisah juga pada saat yang sudah ditetapkan. Kami juga pamit pada siswa siswi PAUD, Sekolah Dasar dan Pondok Pesantren yang selama sebulan sudah mau berbagi ilmu dan kesan dengan kami. Malam pun berganti acara pentas seni yang sudah kami rencanakan akan dimulai. Panggung mini pun sudah terpasang di depan rumah kontrakan kami. Acara dimulai dengan beberapa sambutan dari tokoh desa.Dilanjutkan penampilan marawis dari para malaikat kecil. Selanjutnya pembacaan puisi dan pembagian hadiah. Saya yang tak lain Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 147 menjadi mc pada malam itu merasa sangat senang melihat acara dan program kerja yang telah kita buat selama sebulan berjalan baik. Selanjutnya pemutaran film dokumenter kelompok kami. Banyak haru biru saat pemutaran film tersebut. Tak terasa hari pun semakin malam. Akhirnya acara utama pun dimulai yaitu kesan pesan kami saat di Desa Cibugel dengan iringan pamit kami pada warga setempat. Dan selanjutnya kami makan bersama dengan warga sekitar. Sangat berkesan dan tak terlupakan dibenak saya. Sungguh selama sebulan hal yang asing kini telah menjadi keluarga yang akan selalu saya rindukan saat pulang ke rumah nanti. Rencana Dan Harapan Untuk Desa Cibugel Banyak hal yang telah saya pelajari saat saya mengikuti KKN Di Desa yang terkenal ramah warganya. Desa Cibugel membuat saya lebih simpatik pada keadaan sekitar, lebih peduli kepada sesama individu walaupun bahkan belum terlalu mengenali individu tersebut. Ketika saya mengajar bimbel untuk anak anak kecil pada malam hari. Saya berfikir bahwa mereka memiliki semangat yang besar untuk belajar. Bahkan semangat besar yang lebih dari anak-anak di kota besar.Namun sayang, terbatasnya media untuk belajar merupakan hal yang biasa di Desa Cibugel. Saya melihat potensi besar tersebut yang memang harus digali lebih dalam. Seperti pengadaan prasarana pendidikan yang memadai itu adalah hal yang akan mendukung semangat mereka untuk belajar. Alangkah baiknya jika banyak taman baca yang memadai untuk mereka. Selain itu, saya melihat banyak anak pondok pesantren yang terbilang sebentar lagi akan melanjutkan study ke jenjang lebih tinggi masih dilema akan biaya kuliah yang terbilang mahal.Minimnya informasi mengenai beasiswa membuat mereka merasa rendah diri dan pesimis untuk bermimpi lebih tinggi. Harapan yang saya inginkan adalah banyaknya informasi seperti penyuluhan tentang beasiswa perguruan tinggi untuk mereka agar mimpi mereka tak berhenti sampai pada jenjang SMA saja. Selain itu air bersih yang masih terbilang kurang memadai di Desa Cibugel harus menjadi sebuah perhatian bagi pemerintah kota kembali. Saya yakin untuk kedepannya Desa Cibugel akan mengalakmi pembangunan yang akan terus 148 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel meningkat, mengingat warga Desa Cibugel yang tak pernah berhenti untuk maju. Itu membuat kesan sendiri bagi saya. Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 149 “Jangan pernah memandang sesuatu dari satu sisi karena pasti dari satu sisi lain mengajarkan satu hal yang berarti” Shinta Sri Rahmawati 7 KITA BELAJAR DARI PENGALAMAN Oleh: Mus’ab Khomeini (Anggota KKN AKSARA “Anak Kampus Sayang Rakyat”) Buming KKN KKN yang diartikan dengan Kuliah Kerja Nyata, merupakan kegiatan rutin tahunan yang diadakan oleh kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kegiatan yang wajib diikuti oleh setiap mahasiswa setelah akhir semester 6 ini, merupakan bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yang salah satunya adalah untuk pengabdian kepada masyarakat. Yakni melakukan sosialisasi nyata kepada masyarakat, serta melakukan berbagai macam kegiatan positif untuk masyarakat. Mulai dari sebelummemasuki semester 6, obrolan mengenai KKN sudah banyak dibicarakan oleh teman-teman. Dari obrolan, pembicaraan mengenai ini saya jadi mendapat pengetauan tentang penjelasan apa itu KKN, apa yang harus saya kerjakan nanti, apayang akan harus dibuat nanti dan lain sebagainya. Sudah banyak yang saya dengar dan sudah banyak juga saya mendengar teman-teman main saya di kampus membicarakan apa yang akan mereka lakukan nanti pada saat kegiatan KKN ini berlangsung. Berbagai macam kegiatan. Banyak cerita-cerita yang saya dengar dari teman, maupun senior yang sudah melakukan kegiatan KKN sebelumnya mengatakan, bahwa banyak sekali hal positif yang akan dan dapat dikerjakan di KKN ini. Saya dan teman-teman dapat mengajar di sekolah di Desa sana, dapat melakukan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan warga seperti membangun gapura, membangun pembatas jalan, membangun MCK (mandi, cuci, kakus), meperbaiki sarana ibadah seperti masjid,memperbaiki perpustakaan, baik perpustakaan sekolah maupun perpustakaan Desa, hingga membangun taman baca. Hal itu merupakan beberapa kegiatan yang dapat dilakukan selama KKN. Kenang seniorpada waktu itu. Dan ia mengatakan bahwa saya akan Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 151 merasakan keakraban terhadap teman-teman baru, merasakan mendekatkan diri kepada warga, merasakan bagaimana susah dan capeknya melakukan kegiatan-kegiatan itu, kangen terhadap rumah, kangen terhadap keluarga, konflik antar teman sekelompok, dan lain sebagainya. Katanya KKN seharusnya dinikmati dan dikerjakan jangan dipikirkan yang ntar akan terlupakan pikiran-pikiran itu seiring berjalannya kegiatan yang dikerjakan pada saat KKN berlangsung. Pertemuan Yang Dipertemukan Setelah nama-nama kelompok KKN sudah dibagikan oleh PPM saya dan teman-teman yang terpilih di kelompok 17 kemudian berkumpul, yang pertama kalinya bersama teman-teman sekelompok kami untuk lebih saling mengenal satu demi satu. Kita memperkenalkan diri kita masingmasing satu dengan yang lain. Disitu saya dan teman-teman menambah teman baru dari berbagai fakultas dan jurusan. Setelah kemudian hari,kami kembalimengadakan rapat untuk menentukan ketua, sekretaris,bendahara, divisi acara, peralatan, dan humas. Pada hari itu tidak semua anggota kelompok yang hadir. Meskipun ada beberapa yang tidak hadir, saya dan teman-teman tetap memutuskan untuk menentukan ketua dan lain-lain. Melalui voting, maka terpilihlahsebagai ketua,sekertaris, bendahara, dan divisi yang lainnya. Selanjutnya kami membahas mengenai nama kelompok. Berbagai opsi tersedia. Dan pada akhirnya terpilihlah AKSARA. Apa itu Aksara? “AKSARA” sebagai nama kelompok saya dan teman-teman, namun saya dan teman-teman semua pun lantas mengartikan filososfi AKSARA bermakna dimana sekelompok anak kampus yang memiliki karakter yang berbeda, memiliki keterampilan yang berbeda dan memiliki pemikiran yang berbeda seperti halnya huruf-huruf aksara yang memiliki beragam bentuk dan jika dirangkai maka bisa menimbulkan arti yang indah dan bermakna. Layaknya kami yang berbeda namun memiliki visi dan misi yang sama dalam KKN ini. Dibawah terik yang begitu panas, menahan haus, serta tenggorokan yang kering, dan perut yang kosong. Karna berada dipertengahan bulan suci ramadhan. saya dan teman-teman semuapun tak pantang menyerah untuk melakukan survei perdana kita, kami melakukan survei tempat yang telah ditentukan yaitu di Kecamatan Cisoka Desa Cibugel,kabupaten 152 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel Tangerang. Kami menuju menggunakan sepeda motor.Setelah kami sampai di sana, yakni di Desa cibugel, kemudian saya dan teman-teman menanyananya dengan warga dimana rumah kepala Desa Cibugel, akhirnya kamipun sampai dirumah kepala Desa, setelah sampai dirumah kepala Desa dan ternyata dirumahnya hanya ada istri dari kepala Desanya saja, bapak kepala Desanya sedang keluar begitu kata istri dari kepala Desa. Kemudian saya dan teman-teman menungu kepala Desa yang sedang keluar rumah sambil kami semua beristirahat, kira-kira pada jam 15:00. Akhirnya kami bertemu juga dengan kepala Desa Cibugel, dan kami pun berbincangbincang denganya. Setelah itu, lalu kami pamit untuk pulang karna berhubung waktu juga sudah sore. Dari survei itulah jadi kita dapat gambaran bagaimana kondisi Desa tempat saya dan teman-teman tinggal dan apa saja program yang dapat kita kerjakan disana. Selamat Datang Dan tibalah saya dan teman-teman semua berada disuatu tempat yang masih begitu banyak pertanian, penghijauan, udara yang masih begitu segar, dan keheningan. Beda halnya dengan yang biasa kita pandang diperkotaan, beda dengan yang biasa kita dengarkan diperkotaan, beda dengan udara yang biasa kita hirup diperkotaan. Inilah Desa Cibugel.Dimana Desa yang selama satu bulan kita ditugaskan untuk mengabdi ditengah-tengah masyarakat Desa Cibugel. Yang mana kita harus bisa beradaptasi kembali dengan udaranya, lingkungan dan masyarakatnya, kita harus bisa berpandai-pandai bersosialisasi dengan seluruh masyarakat Desa, yang mana disetiap ruanglingkup warga pasti berbeda-beda karakteristiknya. Maka dari itu, bagaimana caranya agar kita semua bisa beradaptasi selama satu bulan ini. Tentu akan begitu banyak PR yang harus kita kerjakan bersama selama satu bulan ini. saya dan teman-teman tinggal bersama, tinggal bersama satu atap. Kami yang hanya satu kelompok dalam Desa tersebut, yang mana berjumlah 15 orang.Banyak PR yang harus sama-sama kita tempuh selama 30 hari ini. Dari kesusahan, kesenangan, kita harus sama-sama bisa lewati bersama. Sebelumnya,saya dan teman-teman semuapun yang hanya baru saja mengenal teman-teman sekelompok dengan begitu waktu yang singkat, kita belum mengenal pula karakteristik dari temen-temen pribadi kita sendiri.Pastinya, haruslah kita bisa saling mengenal lebih akrab Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 153 terlebih dahulu dengan teman satu atap kita, baru kemudian kita berbaur bersosial dengan masyarakat wilayah desa kita. Mulailah saya dan teman-teman semua sibuk dengan aktifitas yang pertama kali di Desa Cibugel, dengan tugas yang telah kita bagi-bagi untuk masing-masingnya. Saya yang bertugas sebagai Humas, Hubungan dengan masyarakat, ikut berbaur dengan masyarakat,mencoba berbincang-bincang seputar Desa, dan sambil mengenali keberadaan kita yang sedang tugas KKN diwilayah Desa Cibugel ini. Dan ternyata memang diwilayah Desa Cibugel ini sebelum-sebelumnya sudah ada juga yang melakukan KKN di desa ini. bukan hanya dari UIN saja, melainkan dari kampus-kampus lain.Bahkan hampir setiap tahun selalu kedatangan tamu KKN yang visinya sama-sama untuk membangun Desa ini agar lebih maju. Karna tugas saya sebagai humas, saya bersama teman saya Aziz, Hammam, dan Alfan, kami terjun langsung keseluruh tengah-tengah masyarakat, kesemua aparatur kepala Desa, RT, RW, dan para sesepuh Cibugel dalam membagikan surat undangan untuk pembukaan KKN kami. Ditemani oleh petugas yang bertugas dikantor Desa sehari-harinya, untuk mengantar surat tersebut. Diawal kami yang bertugas sebagai humas pun kaget, karna begitu amat sangat luasnya desa dibugel ini.Dari awal ujung perbatasan Desa Cibugel hingga pedalaman-pedalaman pelosoknya sampai perbatasan akhir Desa Cibugel, kita semua jadi bisa mengetahui keberadaan Desa Cibugel, akses-akses jalan Desa Cibugel. Senyum sapa orang-orang Desa sepanjang perjalanan kita membuat rasa senang didalam hati kita, ternyata didesa ini pun amat sangat ramah tamah para warganya, banyak perkumpulan-perkumpulan warga yang sedang duduk santai didepan rumahnya, dipos kamling, setiap kita lewat selalu senyum dan bertegur sapa pula, amat sangat ramah warga desa sini. Mulailah beberapa program-program saya dan teman-teman yang sudah sama-sama kita bicarakan sedikit demi sedikit kita laksanakan, satu demi persatu saya dan teman-teman jalankan. Dari program materi dan program-program fisik kita untuk pembangunan Desa kita kerjakan, dalam proses perjalanan dalam menjalankan program kita, dibantu dengan wargawarga sekitar senang dengan keberadaan kita di Desa bisa membuat kemajuan Desa. dari bapak-bapaknya, ibu-ibunya, hingga anak mudanya, sampai anak-anak kecil yang masih sekolah, mereka semua antusias dengan 154 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel keberadaan kita disini. Dari keantusiasan bapak-bapaknya, ibu-ibunya, serta para pemudanya yang ikut serta membantu dalam program kita, pastinya kitapun juga awalnya harus bisa berbaur terlebih dahulu dengan mereka semua. Disetiap ada perkumpulan kita silaturahmi terlebih dahulu dengan mereka, untuk saling sharing tentang kegiatan-kegiatan Desa yang biasanya warga banyak yang ikut serta dalam kegiatan-kegiatan itu, semua kita datangi guna untuk silaturhmi sambil mengenali kita semua. Kampung Bojong Sapi, disitulah tempat saya dan teman-teman semua tinggal. Di Desa Cibugel.Akan tetapi, kampung ini sendiri memiliki banyak wilayah, akhirnya, di bagi lagi nama-nama kampung perwilayah gang-gang mereka, namun, di Desa Bojong Sapilah tepatnya tempat tinggal kami selama 30 hari mengabdi. Kami memiliki tetangga kanan kiri depan belakang yang begitu ramah juga.Mereka semua welcome dengan keberadaan kita di Desa ini.Disetiap malam setelah magrib dirumah tempat tinggal selalu ramai dengan anak-anak kecil yang masih sekolah, kita berbagi tugas ada yang mengajar ngaji dan sehabis itu ada yang mengajar bimbel. Mereka anak-anak kecil yang begitu, sudah tidak malu lagi dengan kita.Karena sudah asik dengan kita.Tiada hari tanpa jadwal hari bimbel.Yang mana sudah teman-teman jadwalkan untuk anakanak.Merekapun datang saja kerumah tempat kita tinggal. karena mereka sudah asik dengan kita maka dari itu mereka semua datang begitu saja kerumah tempat kita. Cuma datang bukan sembarang datang, main bukan sembarang main, kita ajari mereka yang memiliki PR dari sekolahnya, sama-sama untuk kita ajari mereka sambil sharing cerita-cerita yang bermanfaat bagi mereka. Disetiap setelah magrib, lantunan shalawat anakanak, lantunan suara anak-anak selalu berkumandan kenceng dirumah kami. Para orang tua yang anaknya ikut serta ngaji dan bimbel dengan kita dirumah, hingga tidak ada rasa khawatir dengan keberadaan anaknya kalau sedang ditempat kita tinggal.Mereka percaya selalu hal-hal yang positif, pastinya yang diajarkan oleh anak-anak KKN ini. Para pemudanya pun ketika kita sedang ingin mengerjakan program-program kita, mereka ikut turut membantu kita.Ramai-ramai para pemuda berkumpul didepan lapangan rumah kita.Mereka berbondong-bondong ikut bergotong royong selama membantu kita disetiap kegiatan yang ingin kita kerjakan. Setiap ada waktu ruang kosong kita selalu berkumpul bareng, bersharing dengan pemuda dan masyarakat sekitar. Hingga dari ketua pemuda situpun Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 155 memberi kita wifian gratis memakai wifi dia.Sandi dan passwordnya pun hingga ia kasih, kekita kapanpun kata dia kita bebas menggunakannya. Karna sudah asiknya kita dengan mereka semua.Canda, tawa, sharing bareng ketika kita bertemu dan kumpul sudah hingga dianggap kita semua sebagian dari keluarga mereka. karena kenyamanan mereka dengan adanya keberadaan kita di desa ini. Kenangan yang paling terkesan saya dan teman-teman bersama warga cibugel. Tepat pada hari kemerdekaan, saya dan teman saya aziz, kita sebagai Pj dari kegiatan itu. Kita membuat upacara bareng dengan aparatur Desa dan seluruh warga Desa, dilanjutkan dengan karnafal keliling Desa Cibugel.Dalam rangka merayakan hari kemerdekaan Indonesia, kita mengajak seluruh warga desa, dan mengajak seluruh elemen sekolahsekolahan yang berada di Desa Cibugel untuk sama-sama mengikuti kaarnafal keliling yang bertujuan untuk meramaikan Desa dengan hari kemerdekaan, dan juga untuk mengajak warga desa sama-sama merasakan jiwa-jiwa kebangsaan. Dan pada saat itu, antusias yang begutu besar dari warga saat itu, yang mana membuat kita senang, dan juga bangga bisa mepersatukan warga Desa semua.Berbagai macam seragam, pakaian yang warga pakai dan berunik-unik karna saking senangnya dengan adanya kegiatan ini. Dan bantuan tenaga, yang siap membantu dalam rangkaian kegiatan itu untuk membantu kelancaran dalam berjalannya acara kita bersama. Dari lelah letih capenya kita berjalan kaki yang begitu jauh juga, tapi rasa cape itu yang membuat hilang dengan kekompokan, dengan keramaian, dan dengan lantunan music drumband yang membuat kita selalu tersenyum bersama. Dari saya dan teman-teman Cibugel Akan banyak pelajaran yang bisa saya dan teman-teman ambil dari KKN ini. Dari saya dan teman-teman, sama-sama mengabdi ditengahtengah masyarakat kita membuat program untuk pembangunan Desa kedepannya, agar lebih maju, maju, dan maju kedepannya. Kita sama-sama berbaur dengan masyarakat yang berkarakterisrik yang berbeda-beda, kita melakukan pendekatan terlebih dahulu dengan mereka. Setelah kita samasama bisa dekat dengan mereka, baru sama-sama kita ajak mereka untuk bergotong royong untuk sama-sama membangun Desa. Dengan sama-sama berjuang dengan tenaga semaksimal kita. saya dan teman-teman sama-sama 156 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel mondar-mandir sana sini berjerih payah demi kelancaran dari pada program kita. Karna tidak mungkin bisa berjalan program kita kalau dari kitanya sendiri tidak ada gerakan dan tidak ada kamauan terlebih dahulu. Selagi sesuatu pekerjaan yang kita kerjakan yang kita lakukan positif, apapun halnya kembalinya pasti untuk kita juga nantinya. Kalau dibilang lelah? Sungguh memang sangat lelah.Tapi dari setiap lelah letih kita, kita bisa sama-sama merasakan solidaritas kita, sama-sama bisa merasakan kekompakan kita, kita bisa sama-sama saling mengisi dibalik kekurangan kita. Dari situlah kita bisa akan lebih mengenal karakteristik teman-teman kita, ada yang ikut serta sibuk, ada yang santai-santai saja, ada yang harus diomel-omelkan dulu baru ada gerakannya, ada yang tanpa disuruh juga sudah langsung tanggap. Ya begitulah memang kembali lagi karakteristik seseorang baebeda-beda, dari situ juga kita bisa ambil pelajaran untuk kita bersama dengan memahami keadaan teman-teman kita.Dan apa arti dari solidaritas itu. Dari kelelah letihan dan kegalauan kita saat sedang melalukan sesuatu bersama, dari adanya hal-hal sesuatu yang membuat kita kesal, jengkel, bahkan sampai membuat kita konflik antar teman sendiri. Kita bisa ambil hikmahnya buat kita jadikan evaluasi dalam pengalaman dan kehidupan kita kedepan, yang bertujuan suapaya kedepannya kita bisa lebih maju, maju dan maju lagi. Memori Yang Menjadi Kenangan Terkesan Masih terkesan bayangan wajah, bayangan suara, canda, tawa kita bersama, mulai dari canda tawa aparatur Desa yang setiap waktunya selalu memandu kita disana, canda tawa tegur sapa warga yang setiap harinya saya sering berkumpul bareng dengan warga, Pondok Pesantren Riyadul Basoriyah, SDIT As Sakilin, SDN Cibugel 1, SDN Cibugel 2, Pesantren Sirojul Atfal, PAUD Darul Aulia. Nama-nama sekolah yang pernah disambangi selama kami tinggal di Desa Cibugel. Rasanya suara percakapan yang terlontar antara kami dan anak-anak kala itu seakan masih terngiang dan membekas dalam ingatan. Masih bisa mendengarkan percakapan kami dan mengingat raut-raut wajah itu ketika mereka menyapa kehadiran kami. Meskipun hampir setiap hari kami kadang berjumpa disana. Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 157 Tibalah puncak penutupan KKN AKSARA kita, pada siang hari kita mangadakan penutupan di Aula Desa Cibugel bersama dengan aparatur Desa setempat, yang dihadiri langsung oleh dosen pembimbing kita, aparat Desa, semua berkumpul untuk mengadiri penutupan dari pada kegiatan KKN kita di Desa Cibugel. Sambutan-sambutan yang mengharukan dari perwakilan aparatDesa yang terksan dan berterimaksih dengan adanya kegiatan KKN di Desa kita ini bisa membantu dalam pembangunan Desa kita. Dan sambutan dari dosen pembimbing kita pun mengucapkanberterimakasih kepada aparatur Desa yang sudah memandu dan membantu anak-anak KKN ini dalam menjalankan tugasnya di desa ini. Setelah itupun kami bersalam-salaman dengan aparatur Desa sebelum kita semua meninggalkan Aula Desa, salam-salaman yang mengharukan yang penuh dengan melodi kita dengan mereka dan merekapun begitu juga. Berlanjut dimalam puncak penutupan, pada malam itu kita mengadakan kembali penutupan malam puncak, dan malam pentas seni yang bertempat di depan kediaman rumah tinggal kami. Pada malam yang penuh kesenangan, kegembiraan, dan kemeriahan.Antusias dari warga yang ingin menyaksikan acara malam puncak kami, walau meski kondisi sehabis hujan juga sebelumnya, akan tetapi antusias warganya tetap ramai. Saya yang dimalam itu dengan sinta teman kelompok kami juga, kita sebagai pembawa acara pada malam puncak itu, kami pun diatas memandang begitu banyaknya antusiasnya warga dalam keikut sertaannya dalam meramaikan malam perpisahan kita. Dari sambutan-sambutan yang kami minta dari perwakilan mulai dari perwakilan anak muda, ibu-ibu, dan juga bapak-bapak, kita persilahkan untuk meminta sambutannya dan untuk pesan dan kesannya selama keberdaan kita semua di desa ini. Kesan yang begitu sangat kita senang adalah saat dari perwakilan anak muda, ibu-ibu, dan bapak-bapaknya amat sangat berterimakasih dengan anak-anak KKN ini.Sudah mulai banyak perubahan; diantaranya adalah hal yang positif selama anak-anak KKN berada disini, dan mudah-mudahan perubanahan ini bisa selamanya bisa terus membuat Desa ini akan semakin maju.Dan pesan yang banyak disampaikan sukses dan sukses terus dalam mencapai cita-citanya untuk kita dimalam puncak itu juga.Kita dengan warga mengadakan ngeliwet bareng sebelum kita perpisahan, kita mkan bareng dijalan dengan masakan ciri has Desa, dan makan dengan daun pisang. Dari situlah banyak sekali momen-monen yang tidak bisa kita lupakan bersama. 158 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel Setelah malam itu, kita pun sebagian mulai bergegas balik, temanteman kami sebagian sudah pada pulang dikeesokan harinya, namun saya, Ajiz, Rizki dan Alfan.Kami tidak langsung pulang, karena pemuda Desa mengajak kita jalan-jalan terlebih dahulu sebelum kita pada pulang.Dan akhirnya sore itu kita pergi bersama para pemuda Desa ke Tebing koja, tepatnya tidak terlalu jauhlah dari tempat kita tinggal. Momen-monen yang tak bisa dilupakan bersama pada saat-saat itu, kita ketawa canda bareng dengan para pemuda desa sebelum kita berangjak kerumah masing-masing. Dimana ada pertemuan disitu ada perpisahan Tak terasa waktu demi waktu mulai berlalu, satu bulan ternyata cukup singkat kita lalui.Kita pun mulai bergegas dengan barang-barang bawaan kami, kami pun keluar rumah dan ternyata didepan rumah, para tetangga saya dan teman-teman berkumpul didepan rumahnya masingmasing, anak-anak desa pun yang setiap malamnya datang bimbel ketempat tinggal kami, ikut serta berkumpul didepan rumahnya bersama dengan orang tuanya. Kami pun mendatangi satu demi satu rumah tetangga kami untuk berpamitan. Jujur, rasa sedih, rasa haru diantara kita dan warga yang ingin menetesakan airmatanya sambil kita berjabat tangan, sambil kita berfoto-foto bersama dengannya.Dari bapak-bapaknya, ibu-ibunya, para pemuda, serta anak-anak pun bertunduk saat kita bersalaman dengannya. Dan akhirnya kita pun mulai menyalakan mesin kendaraan kita masing-masing sambil warga mengucapkan hati-hati dijalan sambil kita menjalankan kendaraan kita.Terdengar tangisan dari anak-anak saat kita menengok kesebelah kami sambil kami pun dangan keadaan yang terharu pamit berjalan. Ini bukanlah akhir, tapi awal dimana kita mempunyai keluarga baru yang bisa kami kunjungi kapan saja. Ini bukanlah akhir ketika KKN berakhir, tapi ini adalah awal dimana kami bisa terus berbagi dan bertukar kisah dengan mereka, orang-orang yang selalu siap menyapa hangat kembali kehadiran kita. Terimakasih Bapak, Ibu, Abah, Akang, Teteh, Teman-teman dan Adik-adik yang telah menerima kami dengan penuh kehangatan. Kami pasti akan kembali karena ini bukanlah akhir. Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 159 “Ada yang datang ke kehidupan kita sebagai nikmat, ada yang datang sebagai pelajaran. Syukurilah nikmat dan ambilah pelajaran” Mus’ab Khomeini 8 KKN AKSARA Oleh: Muhammad Aminul Wahid (Anggota KKN AKSARA “Anak Kampus Sayang Rakyat”) Pertanyaan yang Terjawab Alhamdulillah, itulah kata yang saya ucapkan ketika mendapat informasi tentang daftar pembagian lokasi KKN. Saat itu saya mengharap agar ditempatkan di Bogor yang syarat akan lingkungan asri dan udara sejuk. Namun pada kenyataannya saya ditempatkan di Tangerang, tepatnya di kecamatan Cisoka Desa Cibugel. Jujur, saat itu saya belum pernah tahu di mana lokasi desa tersebut. Jangankan tahu lokasinya, dengar namanya pun baru pertama kali. Maklum saya bukan orang Tangerang ataupun Jabodetabek, melainkan asal Banyuwangi, Jawa Timur. Sebagaimana yang saya ketahui saat itu, Tangerang adalah Kota yang penuh akan Industri, infrastruktur yang memadai dan kesejahteraan penduduk yang merata. “Masih perlukah kota yang demikian dijadikan lokasi KKN ?, kenapa saya harus mengabdi di daerah yang sudah maju”, itulah yang ada dalam benak saya saat itu. Agar tidak terus memperkirakan tentang hal yang belum pernah saya tahu, saya pun bertanya kepada senior tentang keadaan desa di Tangerang yang saat itu menjadi lokasi dia KKN. Ternyata tidak semua dugaan saya benar, menurutnya masih banyak desadesa di Tangerang yang pembangunan infrastrukturnya terlambat, terutama perbaikan jalan, sumber air bersih dan sistem irigasi. Pada akhirnya, saya dan teman kelompok memutuskan untuk melakukan survei ke lokasi KKN yang pertama kali, yaitu di Desa Cibugel, Kecamatan Cisoka, Tangerang. Dalam persiapan pemberangkatan sempat ada kendala teknis, yaitu kekurangan motor. Tidak lengkap rasanya jika ada sebagian kecil anggota kelompok yang tidak bisa ikut survei. Setelah saya dan teman-teman berpikir mencari solusi terbaiknya, diputuskan untuk menyewa motor. Dan orang yang menyewa motor itu adalah saya sendiri. Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 161 Saya dan teman kelompok berangkat ke Cibugel hanya berbekal semangat dan sejumlah form survei. Tidak ada satu pun yang mengetahui lokasi Desa Cibugel. Beruntung sebelum berangkat saya bertemu dengan kelompok Skyline yang pada saat bersamaan juga akan melakukan survei ke Desa Carenang, yang masih satu kecamatan dengan desa Cibugel. Tiga jam berlalu dalam perjalanan, akhirnya sampai juga di Cibugel. Ternyata betul dugaan saya sebelumnya, wilayah tersebut sudah bisa dikatakan sebagai desa yang maju secara Ekonomi, banyak warga yang sudah memiliki mobil, rumah besar, dan jalanan yang mulus. Setelah mewawancarai warga setempat yang ternyata adalah ketua RW, saya menyimpulkan bahwa hal yang tertinggal di desa ini bukanlah ekonomi atau infrastrukturnya, melainkan konsep berpikir sumber daya manusianya. Menurutnya, ada beberapa aparatur desa yang menyalahgunakan jabatannya, dan keadaan tersebut didukung dengan sikap warga Cibugel yang seakan tidak mau tahu tentang kondisi pemerintahan desanya. Dalam hati, saya berkata “kalau pemerintah desanya saja begitu, bagaimana dengan warganya ? bagaimana dengan kelancaran program KKN saya ?”. Pikiran saya terus dihantui dengan kemungkinan sikap acuh tak acuh warga Cibugel terhadap program KKN saya. Kalau terhadap Desanya saja tidak peduli lalu bagaimana terhadap KKN saya. Semua kekhawatiran dan keraguan saya terjawab saat pelaksanaan KKN. Kali ini dugaan saya salah, warga Cibugel adalah warga yang ramah dan antusias serta sangat menghargai pendatang baru seperti saya dan teman kelompok. Pemerintah Desanya pun memberi sambutan hangat terhadap kedatangan saya dan teman-teman. Mereka siap membantu dan memfasilitasi semua program kami. Rasanya, saya harus minta maaf kepada mereka atas prasangka buruk saya sebelumnya. Semua acara berjalan dengan mulus, mulai dari pembukaan, seminar anti narkoba, pelatihan sablon, dan lainnya sampai penutupan. Selalu banyak warga yang menghadiri acara. Tak sedikit warga yang menyalurkan bantuan baik berupa materi ataupun non materi untuk kesuksesan program KKN. Syukur Alhamdulillah saya ditempatkan di Desa Cibugel. 162 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel Tak Ada yang Sempurna Manusia adalah makhluk sosial, tidak bisa hidup seorang diri, selalu butuh bantuan orang lain. Itulah sebabnya manusia diciptakan berkelompok-kelompok. Hal inilah yang terjadi pada saya, yaitu ditugaskan untuk melakukan pengabdian (KKN) secara berkelompok. Dalam satu kelompok terdapat maksimal 17 anggota. Adapun dalam kelompok saya terdapat 15 anggota, setelah sebelumnya terdapat satu orang yang mengikuti KKN Kebangsaan dan satu orang lagi mengambil cuti. Dalam kelompok ini, dari ke 14 orang hanya ada dua orang yang sudah saya kenal. Memang kita berasal dari kampus yang sama tetapi beda jurusan. Di sinilah kemampuan bersosialisasi dan adaptasi saya diuji. Pasalnya saya adalah orang yang sedikit pendiam dan kurang pandai dalam bersosialisasi. Tapi seiring berjalannya waktu saya bisa mengenal dengan baik semua teman kelompok saya. “Setiap manusia pasti memiliki kekurangan dan kelebihan”, itulah kalimat yang selalu saya ingat saat hidup bersama teman kelompok di Cibugel. Ketika ada perilaku teman yang kurang tepat menurut saya, saya berusaha mengingat kalimat tersebut. Dibalik kekurangan dan kesalahannya pasti ia punya kelebihan dan kebaikan. Dengan hidup bersama satu atap, bukan berarti kehidupan kami selalu rukun, melainkan terdapat beberapa masalah yang mewarnai. Dalam menjalankan tugas selaku ketua KKN, layaknya manusia pada umumnya pasti mempunyai kesalahan. Di kelompok kami terdapat aturan bahwa setiap anggota tidak boleh meninggalkan KKN lebih dari dua hari. Peraturan itu saya tegaskan kepada anggota saya. Alhamdulillah, semua anggota mematuhinya, hingga kemudian terdapat salah satu teman yang meminta izin meninggalkan KKN selama lebih dari dua hari dengan alasan yang menurut saya adalah darurat. Saya pun mengizinkannya tanpa meminta pendapat kepada anggota saya yang lain. Saat itu ada hal yang saya lupakan, yaitu walaupun saya sebagai ketua bukan berarti setiap keputusan ada di tangan saya, melainkan juga harus dengan musyawarah kelompok dan keputusan dosen pembimbing. Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 163 Tiga hari berlalu tanpa ada protes dari teman-teman, hingga keesokan harinya tepatnya setelah isya’, saat saya dan teman-teman melakukan evaluasi harian ada salah satu teman yang mempermasalahkan perizinan teman saya tersebut. Awalnya saya kira hanya segelintir orang yang mempermasalahkan, namun ternyata semua anggota merasa bahwa saya tidak adil. di saat yang lain patuh untuk tidak pulang lebih dari dua hari, saya malah mengizinkan satu teman untuk pulang selama lebih dari dua hari. ternyata, dibalik keceriaan teman-teman saya, tersimpan rindu yang mendalam pada keluarganya. Jatah pulang dua hari terlalu singkat. saya baru sadar bahwa telah melakukan kesalahan. Saya terlalu egois dan menganggap diri saya paling benar. Komunikasi saya dengan teman kelompok menjadi terganggu, saya menjadi canggung layaknya orang yang terkucilkan. Ketegasan saya dalam peraturan mulai berkurang. Saya tidak lagi percaya diri untuk menjadi ketua dalam kelompok ini. Akhirnya saya memutuskan untuk melaporkan perizinan teman tersebut kepada dosen pembimbing, karena sejatinya beliaulah yang paling berhak menentukan perizinan. Karena jarak yang jauh, saya melaporkannya via telepon. Beliau hanya menjawab “ya sudah kirim saja namanya”. Syukur Alhamdulillah masalah ini tidak melebar dan teman-teman pun bisa menerimanya. Dibalik konflik tersebut terdapat rasa kebersamaan yang tak terpisahkan dalam kelompok ini. Di saat ada teman yang sakit, tanpa harus meminta tolong langsung ada teman yang lain yang menawarkan diri untuk mengantarkan berobat. Bahkan ketika ada salah satu teman yang kebetulan dia adalah perokok sedang tidak mempunyai uang, ternyata ada satu teman yang membelikan rokok secara suka rela, padahal ia sendiri bukan perokok. Dalam menjalankan tugas KKN selama sebulan, tentu selalu dipenuhi dengan berbagai kesibukan, terutama ketika ada pelaksanaan dua program kerja yang bersamaan. Walaupun demikian, kami selalu bisa untuk pulang ke kontrakan guna makan bersama. Kami tidak akan mulai makan kecuali jika semua anggota sudah lengkap. Walau baru beberapa hari kenal, kelompok ini sudah seperti keluarga. 164 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel Desa Beradab Saat pertama kali datang ke Desa Cibugel, terlihat beberapa orang sekitar kontrakan tempat saya tinggal yang memperhatikan saya layaknya hal asing yang belum pernah dilihat. Setiap saya jalan walau hanya keluar untuk beli makanan, selalu tak luput dari perhatian warga setempat. Inilah masyarakat Desa, masyarakat yang selalu peduli dengan sekitar. Di desa ini terdapat 7 RW dengan 41 RT. Luas wilayahnya mencapai 269 hektar dengan jumlah penduduk sebanyak 13.370 orang. Walaupun demikian, hampir seluruh warga Desa ini mengenal antar satu sama lain. Bahkan, tidak sedikit dari mereka yang ternyata masih mempunyai hubungan darah/ saudara. Tidak heran jika ada warga yang tetangga kanankirinya adalah saudaranya. Selama satu bulan KKN di sini, saya terasa masuk pesantren. Hampir setiap malam selalu ada pengajian. Mungkin desa ini bisa diberi julukan Desa santri. Bagaimana tidak, hanya dalam satu desa saja sudah terdapat lebih dari 5 pesantren dan majelis pengajian. Selalu ada tokoh masyarakat dalam setiap RW yang mana mereka juga mempunyai majelis taklim. Kondisi inilah yang membuat masyarakat di sini mempunyai tingkat religiusitas yang tinggi. Semua nilai dan norma yang berlaku di desa ini tidak luput dari syariat agama Islam. Bahkan saat kami hendak mengadakan nonton bareng tentang film kemerdekaan, kami sempat mendapat teguran dari salah satu tokoh masyarakat. Di desa ini, berkembang anggapan bahwa nonton bareng adalah sebuah kejelekan yang harus dihindari, sebab umumnya film yang diputar dalam nonton bareng di desa-desa adalah film yang kurang mendidik. Setelah kami jelaskan bahwa film yang akan diputar adalah tentang jihad kemerdekaan barulah beliau bisa menerima dan mengizinkannya. Tidak seperti penduduk desa pada umumnya, tingkat ekonomi penduduk di desa ini sudah bisa dikatakan tingkat menengah ke atas. Ya walaupun juga masih ada yang di bawah garis kemiskinan. Hal baiknya, penduduk yang kaya di desa ini mayoritas mereka adalah ahli agama, sehingga tidak jarang mereka bersedekah dan membantu penduduk lain yang kekurangan. Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 165 Secara geografis, desa ini berlokasi di Kota Tangerang yang sudah dikenal dengan daerah yang panas. Tidak demikian dengan desa ini, udara bersih dan sejuk selalu memenuhi. Masih banyak pepohonan rindang tubuh di belakang rumah warga. Bahkan tidak sedikit pohon bambu yang tumbuh subur. Sumber air bersih pun masih melimpah. Cukup menggali beberapa meter ke dalam tanah sudah bisa menemukan sumber air. Tak heran jika banyak warga yang memiliki kolam budi daya ikan di sekitar rumahnya. Bagi mereka, uang bukanlah harta satu satunya. Bahan makanan sudah tersedia di sekitar rumah; mulai dari singkong, sayuran, buah pepaya, ikan mujair dan lainnya. Sehingga bisa dikatakan walau tidak punya uang pasti tetap bisa makan. Ada sebuah pemandangan yang menurut saya sudah jarang ditemukan di komplek perkotaan, yaitu bergegasnya anak-anak dan pemuda untuk belajar mengaji setiap selesai sholat magrib. Nampak sebuah rumah sederhana di pinggir jalan kampung Bojong Sapi yang ketika setelah magrib selalu ramai didatangi anak-anak setempat. Ternyata di rumah itulah mereka belajar mengaji, mulai dari belajar mengenal huruf Arab sampai membaca ayat al Quran. Semua pembelajaran tidak dikenakan biaya sedikit pun. Cukup pahala di akhirat kelak sebagai balasannya. Rasa ikhlas senantiasa menyelimuti hati sang ustadz, Haji Tabi’ namanya. Hari berganti hari, tidak terasa saya sudah tinggal satu bulan di Cibugel. Saya dan teman-teman pun mempersiapkan untuk acara penutupan. Mulai dari panggung, sound system, dan undangan pun sudah kami siapkan. Saat malam penutupan, banyak sekali warga yang menghadiri. Tidak saya duga jika yang hadir sebanyak ini. Mulai dari anak kecil sampai orang tua pun tidak mau ketinggalan. Akibatnya, saya dan teman-teman merasa kewalahan dalam menyediakan konsumsi. Segelas air putih kemasan menjadi andalan, hingga kemudian ada Ibu- ibu yang menawarkan bantuan untuk memasakkan nasi liwet yang kemudian disantap setelah sejumlah rangkaian acara penutupan selesai. Langkah untuk Maju Desa Cibugel adalah desa yang diberkahi. Bisa dibilang, mungkin tuhan sedang tersenyum saat menciptakan desa ini. Sumber air yang mencukupi, tanah yang subur, pepohonan nan hijau, sawah yang 166 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel terbentang luas, lembaga pendidikan yang memadai, semua hal tersebut dimiliki oleh Desa Cibugel. Tak hanya itu, penduduknya pun ramah, sopan serta cukup berpendidikan. Dibalik sumber daya alam yang dimiliki oleh desa Cibugel, ternyata tidak dimanfaatkan secara maksimal oleh penduduknya. Mereka memanfaatkan alam hanya untuk konsumsi pribadi. Mereka menanam padi, menunggu panen, hingga akhirnya hasil panen tersebut dimakan untuk sehari-hari. Mereka menanam singkong, menunggu kurang lebih dua bulan, lalu memanennya hanya untuk konsumsi pribadi dan dibagikan kepada sanak saudara dan tetangga, begitu seterusnya. Tidak ada proses yang memberi nilai tambah pada singkong tersebut. Mungkin mereka tidak sadar jika di sekeliling mereka terdapat potensi harta yang melimpah. Dalam benak pemuda setempat, uang hanya bisa didapatkan melalui kerja sebagai karyawan swasta di pabrik. Tidak terpikir untuk memulai usaha kecil-kecilan sebagai produsen keripik singkong, pembudi daya ikan tawar sebagai pemasok ikan di rumah makan, dan lainnya. Pernah saat saya dan teman-teman hendak menebang bambu guna membuat gapura, saya melewati sawah yang dipenuhi dengan singkong. Ketika saya bertanya kepada sang pemilik mengenai hasil panen singkong, ia menjawab bahwa singkong yang sudah dipanen hanya untuk konsumsi pribadi dan dibagikan pada saudara dan tetangga. alangkah baiknya jika singkong tersebut dilakukan proses pengolahan lalu dijual yang pastinya memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Saya rasa hampir semua orang suka akan keripik singkong, terutama jika diberi penyedap rasa seperti rasa balado, jagung bakar, dan lainnya. menurut saya, bisnis ini memiliki peluang keuntungan yang besar; yang tentunya disertai dengan inovasi yang tiada henti dan pendistribusian yang tepat. Misal olahan singkong tersebut dikirim ke Jakarta, Bandung, dan wilayah sekitar dengan jumlah kepadatan penduduk yang tinggi serta tingkat perekonomian yang mapan. Di samping singkong, kolam budi daya ikan juga banyak ditemui di desa ini. Biasanya penduduk menempatkan kolam budi daya ikan di halaman dan di belakang rumah. Namun nasibnya tidak jauh berbeda dengan singkong. Lagi-lagi mereka hanya menjadikannya sebagai konsumsi Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 167 pribadi dan untuk acara makan-makan, atau biasa mereka sebut dengan istilah “ngeliwet”. Padahal jika mereka lebih serius dalam budi daya ikan tersebut, mereka bisa menghasilkan ikan dalam jumlah banyak yang kemudian bisa dijual di pasaran. Sebagaimana kita ketahui, bahwa harga ikan tawar di pasaran tidaklah semurah ikan laut. Sebagai contoh ikan nila, harganya di pasaran mencapai 25.000 per kilo gram. Bahkan ikan mujair yang dikenal dengan budi dayanya yang sangat mudah dan kebal penyakit, harganya mencapai 16.000 per kilo gram. bisa dibayangkan berapa pendapatan dari budi daya ikan ini. Sektor ini sangat cocok dikembangkan oleh pemuda setempat. Dari pada menyibukkan diri untuk melamar kerja di sana-sini yang gajinya tak seberapa, waktu luangnya terbatas, selalu dihantui dengan PHK, akan lebih baik jika mereka menekuni bisnis budi daya ikan tersebut. Selain potensi pendapatannya yang besar, mereka bisa mengerjakannya sesuka hati, tanpa ada tekanan dari atasan. Karena sejatinya seorang wirausaha adalah seorang bos, walaupun masih berupa usaha rintisan. Tidak seperti mayoritas desa pada umumnya, di desa ini banyak terdapat lembaga pendidikan baik formal maupun non formal. Jumlah Sekolah Dasar (SD) saja kurang lebih ada lima, tiga di antaranya adalah sekolah negeri. Sedang jumlah pesantrennya kurang lebih ada lima. Adapun jumlah Paud lebih dari tiga. Namun dari sekian banyaknya lembaga pendidikan yang ada tersebut, menurut saya belum ada yang menyandang predikat sebagai sekolah maju dan berprestasi di tingkat kota. Jumlah siswanya pun tergolong sedikit, terutama jumlah santri di pesantren. Bahkan ada pesantren yang hanya mempunyai santri kurang dari sepuluh. Di samping itu, jumlah tenaga pengajarnya pun masih relatif kurang. Begitu juga sarana prasarana dan fasilitas penunjang masih jauh dari kata sempurna. Dari kondisi tersebut, alangkah baiknya jika para pimpinan sekolah dan pesantren bersedia untuk bersatu, atau dengan kata lain dilakukan “merger”. Misalkan dari lima Sekolah Dasar yang ada digabungkan menjadi dua sekolah saja. hal ini perlu dilakukan guna menambah jumlah murid, menambah jumlah tenaga pengajar dan menggabungkan anggaran yang nantinya bisa digunakan untuk penyediaan sarana prasarana yang lengkap serta fasilitas penunjang pembelajaran yang memadai. Dengan begitu, 168 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel diharapkan bisa membentuk sekolahan yang besar baik dari segi fisik maupun kwalitas. selain penggabungan sekolah, pesantren pun diharapkan bisa melakukannya. Sepengetahuan saya, empat dari lima pesantren yang ada, tenaga pengajarnya hanya ada satu, yaitu pengasuh pesantren itu sendiri. Padahal layaknya manusia pada umumnya, tingkat pengetahuan seseorang adalah terbatas. Dan keterbatasan tersebut bisa dilengkapi dengan pengetahuan orang lain. Oleh karenanya, besar harapan saya jika antar pengasuh pesantren satu sama lain bersedia untuk saling membantu dalam mengajar santri-santrinya, atau bahkan sejumlah pesantren kecil yang ada bisa bersatu. Saya rasa dalam mencapai sebuah tujuan akan lebih mudah jika dilakukan dengan bersatu dari pada dilakukan sendiri Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 169 “Jeri payah di masa mudamu menentukan hari tuamu” Muhammad Aminul Wahid 9 30 HARI PETUALANGAN DI CIBUGEL BERSAMA AKSARA Oleh: Dara Mailani (Anggota KKN AKSARA “Anak Kampus Sayang Rakyat”) Pandangan KKN Sebelum Ke Lokasi Puji syukur saya panjatkan kepada allah SWT atas nikmat sehat yang diberikan, sehingga saya dapat menjalakan KKN pada semester ini. Kuliah Kerja Nyata atau biasa disebut KKN adalah kegiatanyang selalu diadakan setiap tahunnya di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kegiatan yang diwajibkan kepada mahasiswa ini merupakan bagian dari Tri Dharma perguruan tinggi yang salah satunya mengabdi kepada masyarakat. Dengan cara sosialisasi nyata kepada masyarakat dan melakukan berbagai jenis kegiatan positif untuk masyarakat. Kata-kata KKN atau Kuliah Kerja Nyata sebenarnya sudah sering saya dengar dari semester awal perkuliahan. Saya mendengar kata-kata tersebut dari senior-senior yang akan dan sudah melaksanakan KKN. Banyak cerita yang saya dengar dari pengalaman-pengalaman senior yang sudah menjalani KKN, baik cerita suka, duka, ataupun horror selama tinggal di desa orang selama kurang lebih satu bulan. Cerita suka mengenai mengajar anak-anak, warga yang ramah, dan juga aparatur desa yang mudah untuk berkoordinasi dalam menjalankan kegiatan. Tak jarang pula senior yang mendapat tanggapan yang kurang menyenangkan dari warga ataupun aparatur desa. Cerita-cerita horror pun juga pernah dialami senior seperti ada yang kemasukan makhluk halus atau masih percaya, bahwa warga pada ritual santet dan hal-hal mistik lainnya. Dari berbagai cerita tentang menjalani hidup di desa yang disampaikan senior kepada saya, adapula yang menceritakan kegiatan yang mereka lakukan disana, seperti mengajar, membangun gapura, membangun pembatas jalan, membangun MCK (mandi, cuci, kakus), memperbaiki sarana ibadah seperti masjid, memperbaiki kantor-kantor, memperbaiki Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 171 perpustakaan, hingga membangun taman baca. Hal tersebut merupakan segelintir kegiatan yang dapat dilakukan selama KKN. Pada awalnya saya tidak ingin mengikuti kegiatan KKN karena harus meninggalkan orang tua dan saudara selama satu bulan. Tetapi karena kegiatan tersebut merupakan kewajiban dari kampus, maka mau tidak mau harus saya kerjakan. Meskipun berat hati saya mengikuti kegiatan ini. Tetapi mengingat kegiatan ini masuk ke KRS saya disemester 6 dan terhitung 3 sks, maka saya akan berusaha sebaik mungkin dalam mengikuti kegiatan ini. Dan sekian pandang awal saya terhadap KKN. Petualanganku Bersama Kelompok KKN Aksara Di Cibugel Penjelajahan saya dengan KKN Aksara dimulai tanggal pertengahan mei 2017 setelah nama-nama kelompok disebarkan oleh pihak PPM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kegiatan pertama yang dilakukan saya dan teman-teman adalah rapat untuk menentukan ketua, bendahara, sekertaris, divisi-divisi yang dibutuhkan selama KKN berlangsung. Nama kelompok KKN dan waktu untuk survei ke desa Cibugel. Sekitar awal Juni 2017 saya dan 11 orang teman kelompok saya berangkat survei ke desa Cibugel. Tempat yang saya kunjungi pertama kali di desa Cibugel adalah rumah kepala desa cibugel karena kantor desa tutup. Selanjutnya kami beristirahat di masjid, masjid tersebut terlihat sepi, padahal bangunannya kokoh. Hanya saja kotor dan tidak terawat. Karpet masjid berdebu, pintu kamar mandi tidak bisa ditutup, keran-keran ditempat wudhu banyak sumpalan. Melihat hal tersebut, kami pun memutuskan untuk memperbaiki dan memasukan kedalam program kerja fisik kami. Sebelum kembali kami menyempatkan waktu untuk berkunjung ke danau biru tempat wisata yang terkenal di daerah Cisoka. Danau tersebut indah, hanya saja masih sepi pengunjung. Mungkin karena lokasinya sulit dijangkau dan kurang dikembangkan tempat wisata tersebut oleh pemerintah daerah Cisoka. Tanggal 25 juli 2017 adalah hari pertama saya tinggal di desa Cibugel, setelah pelepasan di Auditorium Harun Nasution UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sesampainya di desa, saya dan teman-teman berkeliling diwilayah sekitar asrama pesantren H. Hambali. Sepanjang jalan tersebut sangat gelap karena tidak ada lampu jalan. Pencahayaan hanya 172 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel berasal dari lampu-lampu rumah warga. Hari kedua di Cibugel dimulai pada pagi hari yang cerah dengan aktifitas yang pertama saya kerjakan adalah olahraga jalan santai bersama dengan lia, dhita, dan purnama. Sepanjang perjalanan saya melihat anak-anak kecil berangkat ke sekolah. Sekolah yang pertama saya lihat di Cibugel adalah SDN cibugel 01. Lalu ada ibu-ibu yang sedang belanja sayuran untuk keperluan masak di hari tersebut. Selagi memilih sayuran, ibu-ibu tersebut juga saya lihat berbincang-bincang satu sama lain. Kami berolahraga jalan santai sampai ke daerah bojong sapi, disana kami bertemu dengan bapak yang sedang membersihkan rumput dipinggir jalan. Bapak tersebut menegur dan bertanya ingin kemana, kami hanya menjawab hanya ingin berjalan-jalan melihat desa saja. Kami pun bertanya mengenai rumah yang disewakan kepada bapak tersebut dan diantarkan kepada pemilik rumah yang rumahnya biasa disewakan kepada anak-anak KKN. Setelah bertemu pemilik rumah, kami diantarkan kerumah yang akan kami tinggali kurang lebih 28 hari lagi. Rumah tersebut lumayan luas dengan bentuk huruf L dan terdapat 2 kamar, satu kamar mandi, dan satu ruang tamu. Hasil dari penjelahan saya pada hari itu adalah mendapatkan tempat tinggal untuk kelompok KKN Aksara. Di hari minggu pertama saya tinggal di kampung bojong sapi, saya belajar bagaimana memanen padi. Saya diajarkan oleh ibu dibelakang rumah, bagaimana cara menggebot padi, menjemur padi, dan menampih gabah. Dihari senin, pada minggu kedua, saya berada di Cibugel, saya berkenalan dengan anak-anak PAUD Daarul Aulia, dan mengajar disana. Saya mengajar di PAUD Daarul Aulia setiap hari senin dan kamis bersama dua atau tiga orang teman dari kelompok KKN Aksara yaitu Iis dan Lia. Mereka sering menjadi tim mengajar saya di PAUD Daarul Aulia. Sepulang dari pengajian di kecamatan cisoka, saya, Dhita, Iis, dan Lia diajak berkeliling desa oleh ibu Otih (bu lurah), kami melewati daerah Angsana. Didaerah tersebut jalannya masih rusak dan pohon bambu. Setelah melewati daerah angsana, kami melewati perkuburan yang tampaknya perkuburan umum di desa tersebut. Di minggu kedua saya di cibugel, banyak kegiatan yang saya lakukan bersama teman-teman KKN Aksara. Dimulai Kerja bakti di pondok pesantren Darul Ba’diyah, mengajar Marching Band di pondok Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 173 pesantren Riyadul Bassoriyah, memberikan motivasi belajar di beberapa sekolah, mengadakan seminar Anti Narkoba, dan pelatihan sablon. Sekolah-sekolah yang kami kunjungi adalah SDN Cibugel 01, SDN Cibugel 02, dan SD As-Sakilin. Disana kami berkenalan dengan adik-adik yang manis dan baik hati. Disekolah-sekolah tersebut kami disambut baik oleh kepala sekolah dan guru-guru yang mengajar. Di minggu ketiga saya tinggal dicibugel, kegiatan yang saya lakukan adalah mengajar di PAUD Daarul Aulia dan Riyadul Bassoriyyah, memperbaiki Fasilitas Masjid Jami Al-Karim, membuat tugu desa, dan pelatihan sablon lanjutan. Fasilitas masjid jami al-Karim yang saya dan teman-teman perbaiki adalah pintu kamar mandi berjumlah 2 pintu dan kran-kran wudhu yang berjumlah 14 kran. Pelatihan sablon lanjutan diadakan di depan rumah sementara kami tinggal yang diikuti oleh pemuda-pemuda bojong sapi. Kegiatan di minggu keempat yang saya lakukan adalah mengajar pondok pesantren Riyadul Basoriyyah, pembuatan taman baca, dan perayaan Hut RI ke 72. Kegiatan yang paling banyak menyita waktu saya adalah perayaan Hut RI ke 72. Mulai dari persiapan acara yang akan diadakan yaitu upacara bendera di lapangan Blok C perumahan Griya, Karnaval keliling desa bersama marching band Riyadul Bassoriyah dan SD As-Sakilin, dan perlombaan tujuhbelasan di bojong sapi. Persiapan yang kami lakukan adalah koordinasi sekolah-sekolah yang akan ikut karnaval, pada aparatur desa untuk perizinan mengadakan karnaval, menyediakan konsumsi bagi para peserta karnaval, merencanakan lomba-lomba yang akan diadakan, dan membungkus hadiah-hadiah lomba. Rute karnaval yang kami lewati dari lapangan upacara Blok C perumahan Griya melewati rumah Kepala Desa dan kembali kelapangan upacara. Karnaval menghabiskan waktu sekitar 2 jam. Selama karnaval berlangsung, kami ada berdebat dengan orang-orang desa yang membantu. Hal yang kami perdebatkan tentang lamanya istirahat bagi peserta, orang-orang desa ingin peserta bagian depan langsung jalan padahal anak-anak marching band dibelakang baru istirahat. Perlombaan 17 Agustusan dimulai dari jam 09.00 WIB, tetapi kami baru bisa bergabung sehabis shalat zuhur dikarenakan pagi harinya kami sibuk melakukan karnaval. Perlombaan 17 Agustusan yang kami adakan adalah tarik tambang, masukan paku ke dalam botol, 174 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel menari berpasangan dengan balon, dan masih banyak lagi lomba yang kami adakan. Perlombaan selesai sekitar jam 17.00 WIB, dan dilanjutkan dengan nonton bareng film Soedirman sehabis shalat Isya’. Di minggu terakhir, yang saya lakukan adalah Peyerahan cinderamata ke PAUD, Peresmian pojok baca, perbaikan fasilitas dan sarana pondok pesantren Darul Ba’diyah, Penutupan di Aula Desa, dan Panggung gembira di Bojong Sapi. Pada acara penyerahan cinderamata di PAUD Daarul Aulia, saya dan tim pengajar PAUD yang terdiri dari Iis, Lia, Shinta dan Andika sebagai seksi dokumentasi berpamitan dan foto-foto dengan anak-anak PAUD, Guru, Kepala Yayasan PAUD, dan ibu-ibu murid PAUD. Selesai dari penyerahan cinderamata, saya dan teman-teman dari PAUD langsung menuju lokasi peresmian pojok baca di Riyadul Bassoriyah. Acara peresmian terdiri dari sambutan Ketua KKN Aksara, sambutan Pemilik yayasan Riyadul bassoriyah bapak H. Djalal, potong pita, dan fotofoto bersama siswa-siswi riyadul bassoriyah. Pada tanggal 22 Agustus 2017 saya dan teman-teman KKN Aksara melakukan penutupan. Penutupan pertama dilakukan di Aula Desa Cibugel yang di hadiri oleh Kepala Desa dan Istri, Bapak Sukirman selaku BPD Cibugel, Bapak Darsimin selaku Babinsa Cibugel, dosen pembimbing kami Bapak Dr. Alfitra, SH., M.hum, dan perwakilan RT/RW Cibugel. Acara terdiri dari sambutan-sambutan, kesan-kesan kami KKN di Cibugel, salamsalaman dengan warga dan aparatur desa yang hadir, dan berfoto di depan kantor desa. Acara di aula desa selesai pukul 15.00 WIB. Acara penutupan dilanjutkan kembali pada pukul 19.30 WIB di Bojong Sapi dengan mengadakan panggung gembira. Acara terdiri dari marawis Blok C Perumahan Griya dan marawis SD As-Sakilin, puisi berantai dari adik-adik SD As-sakilin, pemutaran film dokumenter kami selama berada di desa cibugel, perpisahan yang diucapkan masing-masing dari kami, berfoto bersama warga dan pemuda bojong sapi, dan diakhiri dengan makan nasi liwet bersama warga Bojong Sapi. Setelah penutupan, saya dan kawankawan tidak langsung pulang kerumah masing-masing, dikarenakan kami baru boleh meninggalkan desa Cibugel pada tanggal 25 Agustus 2017 oleh PPM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kesan saya hidup sebulan dengan teman-teman KKN Aksara sangat menyenangkan. Walaupun pada awalnya kami sering berdebat karena Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 175 perbedaan karakter dari kami masing-masing. Tapi pada akhirnya kami bisa memahami karakter masing-masing. Dari kejadian masak nasi yang menjadi bubur, nonton film horror berteriak bersama-sama, setiap pagi ada yang menyetelkan lagu melayu dan upin-ipin, mengantri kamar mandi, dan banyak hal lagi yang saya lewat bersama teman-teman KKN Aksara. Pengalaman KKN Di Desa Cibugel Pertama kali saya survei bersama teman-teman ke Desa Cibugel, kami menempuh perjalanan cukup lama, kurang lebih menghabiskan waktu 3 jam dengan menggunakan motor. Lamanya perjalanan dikarenakan tidak tahuan kami jalan mana saja yang harus dilewati. Saya dan temanteman ke desa tersebut hanya berdasarkan google maps30. Sesampainya di desa tersebut, saya terkejut karena Desa Cibugel tidak seperti desa tertinggal yang saya bayangkan. Di desa tersebut sudah ada perumahan yang dibangun, jalan-jalan yang sudah diaspal, dan tidak lagi tanah merah ataupun jalan bebatuan. Disana juga sudah ada Indomart dan Alfamart31yang saya ketahui sebelumnya ritel seperti itu biasanya ada di perkotaan ataupun desa yang sudah maju. Setibanya di desa tersebut, orang yang saya temui pertama kali adalah istri pak Kades, dikarenakan Pak Kades sedang tidak ada ditempat. Beliau sangat ramah kepada kami. Setelah bertemu dengan istri Kades, kami pun berkeliling sekitar kantor desa untuk berkenalan dengan warga. Warga-warga disana pun antusias kepada saya dan teman-teman, mereka bertanya kapan kami akan mulai KKN disana dan berencana tinggal dimana. Sekitar 2 jam berkeliling saya dan teman-teman memutuskan untuk pulang. Sepanjang perjalanan pulang, warga-warga banyak yang berteriak kepada kami kapan kami kembali lagi ke desa tersebut. Selama perjalanan pulang, saya pun berpikir apakah sebegitu senangnya warga disana dikunjungi oleh kami, sampai-sampai mereka berteriak seperti itu. Setelah survei itu, saya beranggapan bahwa warga Desa Cibugel ramahramah. Setelah survei itu, saya dan teman-teman mulai membicarakan program kerja apa yang akan dikerjakan. Adapun program kerja yang akan 30 31 Google Maps adalah layanan pemetaan web yang dikembangkan oleh Google. Merek ritel swalayan unuk belanja kebutuhan harian. 176 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel kami kerjakan adalah memperbaiki kamar mandi dan tempat wudhu dimasjid yang pertama kali kami singgahi, mengajar di pondok pesantren, sosialisasi sadar hukum, seminar kesehatan, dan lain-lain. Setibanya saya dan teman-teman di Desa Cibugel setelah selesai mengikuti pelepasan di Auditorium Harun Nasution UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, kami tinggal di asrama pesantren salah satu tokoh agama didesa tersebut, dikarenakan kami belum menemukan rumah sementara. Selagi menginap disana, saya dan teman-teman melihat asrama pesantren tersebut tidak layak untuk dihuni oleh santri, kami pun memutuskan untuk memperbaiki asrama tersebut. Sekitar 3 hari kami tinggal disana, saya bersama temanteman perempuan berkeliling dan berkenalan dengan warga yang ada disekeliling pesantren dan juga santri pesantren tersebut. Kesan saya terhadap orang-orang tersebut adalah mereka sangat ramah walaupun mereka tidak mengenal saya dan teman-teman. Pada pembukaan KKN kami pun banyak warga yang datang, dan mereka sangat antusias atas kegiatan yang akan dilakukan oleh KKN Aksara. Setelah kami memiliki rumah sementara untuk ditinggali, saya dan teman-teman perempuan diajak ke pengajian oleh ibu-ibu sekitar tempat tinggal baru kami. Di pengajian tersebut kami pun berkenalan kepada ibuibu bahwa kami adalah mahasiswi KKN. Alhamdulillah tanggapan dari ibuibu tersebut menyenangkan, mereka pun bertanya apa saja kegiatan yang kami lakukan. Saya dan teman-teman menjelaskan bahwa kami membuka bimbingan belajar dirumah sementara, mengajar di PAUD Darul Aulia, pondok pesantren Riyadul Bassoriyah, dan akan mengunjungi beberapa sekolah untuk memberikan motivasi. Selama kegiatan mengajar yang saya lakukan baik dirumah ataupun sekolah-sekolah seperti di PAUD Darul Aulia, dan pondok pesantren Riyadul Bassoriyah. Anak-anak setempat sangat antusias dan senang atas kedatangan kami. Mereka senang diajar oleh kakak-kakak KKN Aksara. Dari mengajarkan membaca dan mengaji di PAUD Darul Aulia, dan mengajar materi pelajaran di pondok pesantren Riyadul Bassoriyah yang sebelumnya tidak pernah diajarkan karena kurangnya sumber daya pengajar di pondok pesantren tersebut. Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 177 Selain mengajar, kami pun melakukan sosialisasi Anti Narkoba kepada anak-anak, remaja, dan orang tua. Dan alhamdulillah kami mendapat respon positif dari warga dengan banyaknya yang hadir pada sosialisasi tersebut. Selain sosialisai Anti Narkoba, kami melakukan pelatihan sablon, pembuatan tugu desa, pembuatan gapura, perbaikan pos kamling, perbaikan pintu kamar mandi dan keran wudhu di masjid, perbaikan fasilitas asrama pondok pesantren sebagai bukti fisik kami KKN di desa tersebut. Menurut saya, orang-orang kantor Desa Cibugel sangat ramah dan baik hati, terutama ibu Otih selaku istri Kades dan ketua ibu-ibu PKK Desa Cibugel. Beliau sering mengajak kami untuk mengikuti kegiatan yang diadakan di Kecamatan Cisoka, seperti pengajian bulanan Kecamatan Cisoka, lomba tumpeng 17 Agustusan, dan tasyakuran 17 Agustusan. Beliau juga meminjamkan mobil pribadinya kepada saya dan kawan-kawan untuk digunakan selama KKN disana. Demikian pula dengan warga desa, mereka sangat ramah kepada kami, terutama warga disekeliling saya dan kawankawan tinggal yaitu warga Bojong Sapi. Harapan Saya Terhadap Desa Dan Warga Cibugel Harapan saya kepada warga Desa Dibugel, tetaplah menjadi warga yang ramah dan menyenangkan kepada siapapun yang datang ke desa tersebut. Untuk para pemuda di Desa Cibugel, saya harapkan tidak ada lagi sekat antara pemuda perumahan griya dengan pemuda desa di kampungkampung Cibugel, seperti sekat antara kampung Bojong Sapi dengan pemuda komplek blok c. Karena dengan tidak adanya sekat, acara apapun yang diadakan oleh aparatur Desa Cibugel akan berhasil. Saya juga berharap kepada warga supaya menghilangkan kebiasaan membakar sampah, karena tidak baik untuk lingkungan dan kesehatan warga yang tinggal disekililing tempat pembakaran sampah. Dan warga membiasakan diri untuk mengumpulkan sampah dan dibuang ketempat penampungan terakhir. Dan untuk aparatur desa bisa menyediakan tempat penampungan akhir atau orang-orang yang bisa mengumpulkan sampah setiap minggunya, untuk dibuang ketempat penampungan akhir yang disediakan oleh pemerintah kabupaten tangerang. 178 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel Untuk anak-anak yang masih bersekolah, saya harapkan tetap rajin belajar, walaupun fasilitas sekolah tidak mendukung. Karena belajar bukan hanya didapatkan disekolah, melainkan bisa didapatkan melalui berbagai cara seperti membaca di pojok baca, membaca bahan-bahan pelajaran yang ada di internet, dan belajar keterampilan dari tutorial-tutorial yang di sebarkan di internet. Dan saya harapkan untuk Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang lebih memerhatikan sekolah-sekolah di Desa Cibugel, karena banyak sekolah yang tidak layak digunakan untuk murid belajar. Seperti SDN Cibugel 01 yang tidak ada kursi dan meja untuk para siswa dan siswi belajar, demikian pula pondok pesantren riyadul bassoriyah yang tidak ada kursi dan meja di kelas 11 dan 12 SMK. Di Riyadul Bassoriyah juga kurang tenaga pengajar dan alat-alat untuk mengajar seperti spidol dan penghapusnya. Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 179 “Jangan terlalu bergantung pada orang lain karena bayanganmu sendiri saja (dapat) meninggalkanmu saat kamu ada di kegelapan” Dara Mailani 10 Kuliah Kerja Nyata Oleh: Iis Kholisoh Tusadiyah (Anggota KKN AKSARA “Anak Kampus Sayang Rakyat”) Perjalanan Awal Awal semester 6 adalah dimana hari-hari yang menegangkan, karena semester inilah dimana diadakan pendaftaran KKN. Dan KKN ini adalah salah satu praktikum kuliah yang dinantikan. Tapi jujur, awalnya saya belum mengerti KKN itu harus bagaimana dan seperti apa. Mulai dari pendaftaran melalui sistem akademi, kami menuliskan biodata dan program apa yang ingin kami laksanakan disana. Setelah pendaftaran selesai, saya menunggu pengumuman kelompok dengan cemas. Awal pembagian kelompok hanya disebarkan melalui media. Dan saat pebagian kelompok tiba, saya menemukan nama saya terdaftar di kelompok 17. Dikelompok ini sebenarnya memiliki 17 personil tapi karena ada 2 orang yang keluar, yaitu yang satu memilih mengikuti KKN Kebangsaan, dan yang satu memutuskan tidak ikut karena sedang hamil tua, jadi tinggal 15 orang. Awal kami berkomunikasi melalui sosial media dan berlanjut pada pertemuan. Awal pertemuan saya sangat canggung, karena tidak ada yang saya kenal sebelumnya kecuali Risky yang satu Fakultas dengan saya. Kami mendapat tugas KKN di Desa Cibugel Kecamatan Cisoka Kabupaten Tangerang. Dalam salah satu perkumpulan, kami memutuskan untuk menamai kelompok kami dengan nama ‘AKSARA’ yang artinya ‘Anak Kampus Sayang Rakyat’. Dan setelah kita mendapatkan lokasi KKN, diadakanlah pembekalan untuk seluruh mahasiswa yang akan mengikuti KKN. Untuk pembekalan dibagi menjadi beberapa gelombang, karena tidak sedikit yang mengikuti KKN. Kelompok kami mendapatkan pembekalan di gelombang pertama, dan saat pembekalan saya sedikit telat dengan beberapa teman dari kelompok lain dikarnakan perjalanan agak macet. Dan kami mendapat teguran dari pihak PPM, serta disuruh menduduki kursi peserta paling depan. Sebenarnya saya agak malu karena sudah terlambat dan saya berjalan ke depan, namun saya bersyukur dengan Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 181 duduk di depan saya bisa lebih fokus dalam memahami pembekalan yang diberikan oleh pemateri. Setelah mendapat pembekalan, kami melakukan survei lokasi. Awal kami melakukan survei bergabung dengan kelompok 14 (Skyline) dikarenakan belum ada yang mengetahui rute jalannya. Awal perjalanan kami cukup lama, dikarenakan ada sebagian dari teman kami yang tersesat. Dengan perjalanan yang cukup rumit, akhirnya kami sampai pada tempat tujuan dan berniat langsung menemui kepala desa. Namun, saat ingin bertemu bapak kepala desa sedang tidak di rumah. Akhirnya kami memutuskan untuk berkeliling kampung terlebih dahulu. Setelah berkeliling kampung, akhirnya kami mendapat sedikit gambaran tentang kampung ini. Hari menjelang sore, akhirnya pak kepala desa telah kembali dan kami melakukan sedikit perbincangan mengenai perihal KKN kami. dikarenakan hari mulai larut, kami memutuskan untuk pulang, karena kami belum menghapal jalanan pulang dikhawatirkan akan tersesat lagi. Setelah berkali-kali kumpul untuk mempersiapkan KKN; tentang apa saja yang harus kami persiapkan, kami memutuskan untuk bertemu dosen pembimbinng kami yaitu bapak Alfitrah untuk lebih mematangkan lagi gambaran yang akan kami lakukan disana. Tak lama setelah itu, pak Alfit memutuskan untuk ikut survei ke tempat KKN kami. Yang mengikuti survei bersama pak Alfit hanya segaian dari kelompok kami yaitu Hammam, Amin, Dhita dan saya. Dalam perjalanan, kami sempat tersesat karena diantara kami tidak ada yang mengetahui jalur keluar tolnya. Sampai akhirnya kami sampai pada tempat tujuan dan ternyata pada hari itu kami tidak dapat bertemu bapak kepala desa, karena sedang ada urusan. Alhamdulillah pak Alfit sangat baik hati dan sabar bersama kami seharian itu, walaupun perjalanan yang sangat melelahkan. Menjelang liburan kami mengumpulkan data dan mempersiapkan diri untuk KKN setelah lebaran nanti. Teman- Teman AKSARA Dan inilah teman seperjalanan saya selama di Cibugel, yaitu Muhammad Aminul Wahid dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis sebagai ketua yang biasa di panggil Amin. Dan dia cukup baik orangnya. Ilka Sawidri dari Fakultas Dakwah dan Komunikasi sebagai Sekertaris yang 182 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel selalu saya panggil kakak karena dia orang yang dewasa dan bijaksana menurut saya, dan terkadang memanjakan saya. Nurlia Fikawaty dari Fakultas Syariah dan Hukum sebagai sekretaris, dan dia anak yang sangat manja diantara yang lain, dia adalah PartnerBoti32 saya, dan kami sering menyanyikan Baby Shark. Lalu ada Harun Arrasyid dari Fakultas Adab dan Humaniora sebagai sekretaris yang biasa di panggil halun karena dia cadel dengan huruf r. Shinta Sri Rahmawati dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, dia adalah partner33 saya sebagai bendahara. Lalu Dara Meilani dari Fakultas Syariah dan Hukum sebagai bagian kesehatan yang biasa saya panggil nduttt karena badannya yang montok dan bikin saya gemes. Dan dia adalah Partner Boti, hampir setiap hari bila bepergian saya bersama dia, dan dia juga baik hati. Purnamasari dari Fakultas Sains dan Teknologi sebagai bagian kesehatan yang biasa saya panggil dengan sebutan Ka Purrrr, dia orangnya juga baik dan sangat pandai memasak. Hammam Al Marisma dari Fakultas Adab dan Humaniora sebagai humas. Dan dia terbilang rajin juga baik. Abdul Azis dari Fakultas Syariah dan Hukum sebagai humas dia biasa di panggil Azis dan dia salah satu orang yang sering membuat bahan tawaan di dalam kelompok kami. Tapi dia juga orangnya baik walau kadang nyebelin. Mus’ab Khomaeni dari Fakultas Syariah dan Hukum sebagai humas, dia biasa di panggil a’a’abbb dan dia adalah biang tawa karena selalu membuat bahan tawaan apa lagi kalo sudah bersama Azis, tapi kadang suka nyebelin. Muhammad Nur Risky dari Fakultas ushuludin yang satu Fakultas dengan saya,dan sebagai bagian perlengkapan. Dia biasa di panggil Jawa tapi selama KKN dia meminta di panggil Risky karena temen KKN tidak ada yang tahu nama panggilan dia sebenarnya Jawa, dia orang yang baik dan lucu. Khamdi Alfan Maulana dari Fakultas Sains dan Teknologi sebagai bagian perlengkapan, dia biasa dipanggil alfan, dia orangnya baik dan rajin walaupun pas perkumpulan belang betong34. Lalu Andika Yulianto Chamil dari Fakultas Fisip sebagai bagian dokumentasi, dia biasa di panggil Dika kalo gak di panggil Chumilll, dia orangnya baik dan dia selalu jadi orang yag pertama bangun subuh diantara laki-laki yang lain. Faraditha Aushafiana Manaf dari Fakultas Dakwah dan Komunikasi sebagai bagian dokumentasi, dia biasa di panggil Dhita, tapi kadang di 32 Pasangan bonceng tiga Rekan kerja 34 Kadang ada kadang tidak ada 33 Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 183 ledekin Manaf, dia orangnya baik juga yang sering punya stok cemilan kalo kita lagi kelaparan.Tidak dapat semua saya ungkapkan tentang temanteman saya pokoknya You are the best. Perjalanan Di Cibugel Diawali Selasa pukul 09.00-11.30 WIB dengan acara pelepasan untuk seluruh mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang akan melaksanakan KKN. Acara diisi dengan sambutan dari Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, OJK, PPM, perwakilan DPRD Kota Tangerang, DPRD Kabupaten Tangerang dan Kabupaten Bogor. Diakhiri dengan pelepasan balon sebagai simbolis bahwa mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dipersilahkan untuk menuju desa yang telah ditentukan oleh PPM. Pukul 16.00-18.30 wib kami melakukan perjalanan menuju desa KKN, di Desa Cibugel dengan mengendarai motor. Kami tidak berangkat bersama-sama melainkan ada yang menggunakan kereta dan ada yang menggunakan motor. Sampai ke tempat tinggal sementara langsung melaksanakan shalat magrib. setelah itu membersihkan kamar masingmasing. Setelah merapihkan tempat, menuggu Isya kita berbincang dengan pemilik rumah yang bernama bapak H. Hambali. Setelah melaksanakan solat isya kita membeli makan bersama dengan makan nasi uduk malam yang masih terbilang murah. Selanjutnya kami melakukan brefing untuk kegiatan esok. Setelah selesai kami beristirahat, namun karena ditempat baru membuat kami susah tertidur, akhirnya saya, Ilka, dan Shinta. berbincang-bincang hingga larut malam sampai tertidur. Karena masih merasa asing, apalagi dengan keadaan kamar perempuan terpisah menjadi dua, jadi kurang iteraksi. Dan di hari kedua ini diawali dengan berbagi tugas. Saya, Hammam, Shinta, dan Azis mendapat tugas untuk mencari informasi mengenai pembelajaran ditempat pelaksanaan KKN yaitu ketempat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Desa Cibugel; Karena mendapat undangan dari PAUD tersebut. Setelah kami telusuri dan mencari PAUD itu sendiri ternyata informasinya kurang jelas. Yang menerima undangannya tidak menyimak dengan jelas, jadi alamat dan nama PAUD itu sendiri tidak tahu.Kemudian kami mencari dan menemukan PAUD tetapi bukan PAUD yang dimaksud. Ternyata PAUD tersebut juga membutuhkan tenaga pengajar. Akhirnya kami belum memutuskan untuk mengajar ditempat tersebut karena belum ada 184 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel kesepakatan bersama. Kemudian kami mencari kembali dan menanyakan kepada warga PAUD yang dimaksud, dan akhirnya warga tersebut juga salah memberi alamat. Kami diberi alamat ke SD As-Sakilin, Dan akhirnya kami memutuskan untuk kembali kerumah sementara untuk beristirahat. Dikarenakan kita belum membuat jadwal piket, saat yang lain membagikan surat untuk mengundang warga dalam acara pembukaan, saya memutuskan untuk memasak bersama beberapa rekan saya. Dan disitulah terjadi hal yang sangat konyol. Awalnya saat saya memasak nasi ternyata beras yang saya masak gagal dan hasilnya terlalu keras, lalu Hammam menghangatkan kembali nasinya, namun masih keras. Ketika saya tambahkan air ternyata nasinya terlalu lembek dan hampir menjadi bubur. Akhirnya Dara mengusulkan nasinya dijadikan bubur. Karena belum ada persiapan, kami belum memiliki bumbu-bumbu masak, akhirnya kami membuat kaldu ayam untuk bubur dengan mencari bahan di warung semampu kami. Dan hasilnya tidak terlalu mengecewakan hehehe karena teman-teman sangat menikmati bubur yang dibuat, entah enak atau hanya karena mereka kelaparan. Dimana kami akan mengadakan acara pembukaan KKN, sementara tempat tinggal sementara kami kekurangan air, akhirnya saya dan Shinta memutuskan pergi ke masjid, dan ternyata Lia dan Dara juga memiliki keinginan yang sama. Karena saya dan Shinta waktu itu sedang kebelet jadi terburu-buru, namun Lia dan Dara malah menyelak kami dijalan, akhirnya kami kejar-kejaran sampai toilet masjid. Setelah selesai permasalahan pagi itu, kami diskusi singkat perihal teknis pembukaan KKN. Pada jam 08.00 WIB, kami semua sudah berkumpul bersama di Kantor Kepala Desa, menunggu perwakilan setiap RT, RW, dan Tokoh masyarakan setempat yang telah kami undang sehari sebelumya. Acara pembukaan dimulai pada pukul 09.00 WIB. Adapun rangkaian acaranya yaitu: Pembukaan, pembacaan ayat suci Al-Qur'an, menyanyikan lagu Indonesia Raya, dan sambutan dari ketua KKN AKSARA Aminul Wahid, sekaligus menyampaikan salam dari dosen pembimbing kami yang berhalangan hadir dikarenakan hal penting yang tidak dapat ditinggalkan. Kemudian disambung oleh Ibu Kepala Desa Ibu Otih, Kepala BPD Bapak Sukirman, petugas polisi dari Polsek Cisoka Bapak Darsimin, dan perwakilan tokoh masyarakat setempat Bapak H. Hambali. Acara pembukaan KKN berakhir pada pukul 12.00 WIB. Setelah pembukaan, akhirnya kita mendapatkan Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 185 rumah untuk tinggal di kampung Bojong Sapi yang letaknya masih di desa Cibugel. Kita bertepatan satu rumah, perempuan mendapatkan satu kamar dan laki-laki satu kamar. Selanjutnya kita merapihkan rumah. Dan di minggu ceria, anggota perempuan memutuskan untuk lari pagi dan melewati sawah-sawah, karena melihat banyak petani yang sedang panen, akhirnya kami memutuskan untuk turun ke sawah dan mencoba membantu beberapa petani dalam menggebot padi. Ka Purnama berkata dia sangat mahir menggebot padi, karena dulu saat mudik dia selalu ikut ke sawah bersama saudaranya. Akan tetapi saat menggebot padi, dia lupa bagaimana caranya hahaha. Karena terlalu asik dan kami belum terbiasa menggebot padi, kami menghabiskan waktu di sawah sampai menjelang dzuhur, dan akhirnya kami memutuskan untuk pulang karena kelelahan. Walaupun sedikit lelah, namun disitu kita mendapatkan pelajaran dan pengalaman baru. Dan kami artikan bahwa petani sangatlah berjasa bagi bangsa ini, karena tanpa mereka kita tidak bisa menikmati beras yang sudah layak dimasak. Dan kali pertama bertemu dihari senin dan awal kita mengajar. Saya, Shinta, Dara, Lia dan Dika mengajar di PAUD Daarul Aulia. Disini memiliki 12 orang murid yang lucu dan menggemaskan. Setiap anak memiliki keunikan yang berbeda, dan mereka sangat meggemaskan saat curi-curi pandang kepada kami. Hari ini jadwal anak-anak mempelajari huruf-huruf dan membaca. Wajah Dara sangat lucu ketika kaget karena dipanggil oleh ibu yayasan untuk kedepan, menulis di papan tulis dan menuntun anak-anak untuk mengejah. Di waktu istirahat anak-anak sangat gembira, apalagi mereka bisa menikmati jajanan dikantin. Lucunya, mereka walau baru mengenal kami tapi mereka dengan cepat mendekati kami dan sangat manja. Dan sering meminta berfoto. Dimana hari mengadakan penyuluhan campak dan rubella yang diadakan di aula Desa Cibugel. Setelah magrib; saya, Ilka, Lia dan Dara mengikuti pengajian malam ibu-ibu, berupa membacakan Surat Yasin dan tahlil, serta pengajian kitab yang di pimpin oleh ust. Ternyata malam ini juga ada pasar malam di blok B, akhirnya setelalah pengajian, saya dan Dara menyempatkan waktu untuk melihat pasar malam tersebut. Dan ternyata saat kami sampai disana, pasar malamnya sudah mau tutup karena waktu sudah larut malam. 186 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel Kami juga mengadakan Safari School ke beberapa sekolah, yaitu; mengunjungi SD Cibugel 2, SD Cibugel 1, selain itu kami juga mengikuti pengeajian di kecamatan. Saya, Dara, Lia, dan Dhita mewakili anak KKN di Desa Cibugel untuk menghadiri pengajian bulanan yang di adakan di Kecamatan Cisoka bersama ibu kades yaitu ibu Otih. Dan ternyata disini memiliki keunikan, karena saat ibu-ibu diberikan waktu istirahat setelah berjanji atau bershalawat bersama untuk menikmati hidangan yang diiringi dengan nasid, para solis mendapat saweran. Yang saya tau yang mendapat saweran itu penyanyi dangdut, dan ternyata disini berbeda. Kami juga mengadakan bimbel di posko, dan saya sangat prihatin dengan anak-anak disini. Karena dari penglihatan saya, banyak anak yang kurang menguasai pelajarannya. Seperti halnya anak kelas 3 SD, ada beberapa yang belum menghafal huruf dengan benar sehingga agak susah untuk memberikan pembelajaran lisan. Seharusnya diusia itu dia sudah menghafalnya dengan baik. Kami mengadakan pelatihan sablon dengan peserta para pemuda, pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan perekonomian di Desa Cibugel agar lebih baik. Karena dari yang kami tahu disini sangat sedikit lapangan pekerjaan untuk laki-laki, melainkan lebih banyak untuk wanita. Alhamdulillah pemuda-pemuda disini merespon dengan baik dan kita dapat menjalankan pelatihan sablon setiap minggu. Dan setiap minggunya para pemuda semakin giat berlatih untuk mengembangkan sablon. Lalu saat acara perlombaan tumpeng sekecamatan; saya, Dara, Lia dan Purnama menjadi perwakilan anak KKN di desa Cibugel yang mengikuti perlombaan membuat tumpeng bersama ibu-ibu kampung. Awal kami meracik masakan untuk perlombaan sampai selesai. Kami hias dengan semenarik mungkin. Setelah selesai, kami menuju kecamatan untuk menyerahkan karya tumpeng Desa Cibugel yang di sandingkan dengan hasil karya tumpeng Desa-Desa lainnya yang satu Kecamatan. Setelah mendapat penilaan, tumpeng-tumpengnyapun di serbu oleh ibu-ibu yang ada di aula kecamatan. Setelah magrib dilanjutkan dengan tasyakuran menjelang hari Kemerdekan di Kecamatan. Tapi kami mendapatkan nasib malang di malam itu, karena teman-teman kami yang di posko tidak dapat menjemput kami di kecamatan, akhirnya dari kecamatan kami mengendarai angkutan umum hingga depan gang Cibugel, kemudian kami Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 187 berjalan kaki hingga ke posko. Dalam perjalanan, Lia sempat menangis, entah apa yang dia pikirkan. Akhirnya di perjalanan saya dan Dara menghiburnya hingga dia tertawa. Sesampainya di posko, setelah meregangkan kaki karena lelah berjalan kaki, tak lama saya dan Lia menuju pesantren untuk mengajar paskibra di pesantren Riyadul Basoriyah. Setelah selesai kami kembali ke posko dan menyiapkan persiapan untuk 17an. Di hari kemerdekaan, kami bergegas untuk mandi dan bersiap-siap untuk mengikuti upacara. Saya dan Lia mengikuti upacara di kawasan Pondok Pesantren Riyadul Basyariah, dan yang lain mengadakan upacara di lapangan Blok C. Setelah selesai mengikuti upacara, saya dan Lia membawa pasukan Drum Band dari pesantren menuju lapangan Blok C untuk mengikuti pawai satu desa. Pawai yang diadakan memiliki jarah tempuh yang lumayan jauh, apalagi dengan peserta dari model anak TK, SD, SMP, SMA hingga ibu-ibu dan guru-guru. Walaupun jalannya cukup jauh, akan tetapi semua sangat bersemangat. Apalagi ini dalam rangka merayakan hari kemerdekaan. Setelah Dzuhur kami mengadakan berbagai macam lomba di kampung Bojong Sapi. Dari lomba balap karung pakai helm yang lagi hitz dizaman sekarang, lomba nyari koin di tepung yang bercampur garam hingga membuat anak-anak keasiana,tarik tambang tingkat ibu-ibu yang sangat heboh, dan lomba-lomba lainnya yang seru abis. Gak Cuma itu, dimalam harinya kami nonton bareng, kalo dikampung mah dikata layar tanceb. Sebelum hari terakhir disana, kami berpamitan sekaligus memberikan cinderamata kepada sekolah-sekolah yang telah kami ajarkan. Disitu kami mulai merasa adanya kekosongan dan duka, karena akan berpisah dengan anak-anak yang menggemaskan. Akhirnya kami melakukan acara penutupan di siang hari dengan dihadiri oleh dosen pembimbing kami bapak Alfitrah serta aparat dan warga setempat. Dalam acara penutupan resmi ini kami berpamitan kepada seluruh masyarakat yang hadir. Dan dalam acara perpisahan, kami juga mengadakan panggung gembira di kampung Bojong Sapi sekaligus berpamitan kepada masyarakat. Dalam acara tersebut menampilkan banyak kreatifitas anak-anak dan sekaligus agenda yang mengharukan, serta memberikan kesan yang mendalam. Disaat akhir penutupan kami berpamitan perorangan, dan saat itu pula air mata saya tergenang, dan hati 188 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel saya gemetar menahan sedih karena akan berpisah dengan warga Cibugel yang baik hati. Kesan Dan Harapanku Desa Cibugel adalah salah satu desa dari sepuluh desa yang berada di wilayah Kecamatan Cisoka. Secara administratif Desa Cibugel terdiri atas 7 Rukun Warga (RW) dan 41 Rukun Tetangga (RT). Dan untuk sekarang setiap desa hanya memiliki satu kelompok KKN. Desa Cibugel merupakan desa yang sangat subur dengan memiliki banyak sawah dan pepohonan buah. Warga disini mayoritas sebagai petani. Waktu semakin cepat berlalu, tidak terasa sudah satu bulan kami lewatkan, rasa sedih, bahagia, canda dan tawa semuanya campur aduk sudah kami rasakan. Untuk Desa Cibugel, saya ucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya untuk satu bulan disana. Saya merasa aman dan nyaman tinggal disana seperti di kampung halaman sendiri. Warga disini sangatlah ramah dan mengayomi kami, disana kami dilakukan seperti anak sendiri. sesungguhnya masih banyak yang ingin kami lakukan disana tapi karna terbatasnya waktu dan tugas kuliah, kami terpaksa meninggalkan Desa Cibugel. Harapan saya untuk desa ini semoga terus maju, dan untuk anakanak, khususnya adik-adik PAUD Daarul Aulia, adik-adik SD Cibugel 2 dan adik-adik di Pesantren Riyadul Basyariah, terus rajin menuntut ilmu hingga dapat membanggakan dan membangun Desa Cibugel menjadi lebih maju. Untuk para pemuda dan karang taruna semoga terus bisa mengembangkan percetakan sablonnya. Dan semoga apa yang telah kami lakukan dapat terkenang dihati semuanya. Dan semoga silaturahmi kami untuk Desa Cibugel tidak putus sampai disini. Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 189 “Pengalaman adalah sebuah pelajaran” Iis Kholisoh Tusadiyah 11 SECARIK CAHAYA DI LADANG CIBUGEL Khamdi Alfan Maulana (Anggota KKN AKSARA “Anak Kampus Sayang Rakyat”) Pertemuan Aksara Pembaharu Desa KKN (Kuliah Kerja Nyata) adalah agenda tahunan dari PPM (Pusat Pengabdian Masyarakat) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di pertengahan semester genap dan ganjil, tepatnya diantara semester 6 dan 7, dan diperuntukan untuk mahasiswa. Dalam prosesnya, mahasiswa yang melakukan kegiatan kkn pada umumnya harus melewati tiga proses, yakni proses Pra-KKN, proses KKN dan proses paska KKN. Dalam hal ini, saya35 akan menjabarkan sedikit proses tersebut. Bagi kebanyakan orang, (dalam hal ini adalah mahasiswa) pasti akan sangat kurang nyaman dengan lingkungan baru, orang-orang baru, dan melakukan kegiatan bersama dengan orang-orang yang baru dikenalnya pula.Karena dalam kondisi seperti ini mahasiswa harus berusaha menyesuaikan dengan mahasiswa lainya.Saling mencoba mengenal, mengerti, dan melepaskan ego masing-masing. Kelompok KKN yang beranggotakan dari 15 orang ini berasal dari jurusan, fakultas, tempat tinggal, bahkan suku dan ras yang berbeda pula. Itu membuat saya membayangkan akan sangat sulit untuk dapat membaur dengan anggota kelompok KKN. Namun kekhawatiran ini saya rasa disadari betul oleh anggota yang lain, sehingga sebelum KKN kita menyepakati agar membuat pertemuan rutin setiap sore.Tiga minggu sebelum pelaksanaan KKN berlangsung dengan maksud ta’aruf36 dan yang pastinya sambil membicarakan tentang kegiatan-kegiatan yang akan kita lakukan di desa tempat KKN saya dan teman-teman. Berbicara tentang KKN, hampir semua anggota kelompok KKN, terutama saya, sangat antusias sekaligus takut dengan pelaksanaan KKN ini.Antusias 35 Khamdi Alfan Maulana (Peserta KKN Dari KKN AKSARA UIN Jakarta). Yang berarti Perkenalan (KBBI). 36 Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 191 yang saya rasakan karena saya suka denghan pengalaman baru, dan di KKN ini sudah pasti saya akan mendatpatkkan pengalama baru.Namun, di sisi lain saya merasa takut dengan apa yang akan saya temui disana. Karena saya membayangkan tempat KKN adalah tempat dimana suatu desa membutuhkan pemberdayaan masyarakat dan lingkungn desa, dikarenakan desa tersebut sangat tertinggal dan dihuni oleh orang-orang yang berfikiran kolot dan tertutup. Ketakutan ini sangat wajar mengingat saya dan teman-teman yang lain akan dibebani tugas dan tanggung jawab untuk mendidik dan memberdayakan masyarakat. Khawatir akan sikap masyarakat yang tidak bersahabat adalah momok menakutkan, pasalnya dalam kegaiatan KKN berlangsung hampir75% kita bersosialisasi dengan masyarakat, sisanya untuk kordinasi dengan pihak-pihak pendukung kegiatan seperti perangkat desa dan tokoh masyarakat. Kekhawatiran juga saya miliki pada pemuda masyarakat sekitar, mereka adalah masyarakat yang mendominasi dan cenderung bisa dibilang agresif karena masa mencari jati diri, pikir saya. Pemuda cenderung fanatik golongan dan memandang sinis kelompok lain di luar kelompok mereka. Kekhawatiran juga saya rasakan pada lingkungan alam di desa wilayah KKN. Tanggrang tempat kita KKN disebut-sebut adalah tempat yang panas, gersang, dan sulit air.Belum lagi sempat dapat kabar bahwa sebagian desanya belum terjangkau listrik.Saya tidak bisa bayangkan bagaimana hidup di desa tanpa listrik, padahal saya hidup dan dibesarkan di zaman serba canggih. Kabar miring pun banyak beredar tentang tempat KKN saya, yakni tempat dimana paling banyak kasus penyalah guna’an narkoba, masyarakat umum, dan khususnya pemuda sangat konsumtif terhadap narkoba, karena peredaran narkoba yang memang marak di lingkugan itu sendiri. Dari kehawatiran tentang kabar miring tersebut saya merasakan kendala, atau beban batin tersendiri yang saya rasakan, dimana saya dan teman-teman yang lain seakan-akan dituntut untuk mengatasi masalah itu semua, padahal saya berangkat dari desa yang relatif makmur dan lingkungan yang aman, maka dari itu saya sempat bingung tentang apa yang harus saya lakukan untuk mengatasi hal-hal yang saya khawatirka tersebut. 192 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel Kekhawatiran yang saya rasakan ternyata tidak seseram yamg dibayangkan. Pasalnya baru sebentar di Desa Cibugel37, Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tanggrang, yang saya rasakan adalah kenyamanan. Bagaimana tidak, satu persatu kekhawatiran saya terpatahkan. Warga sangat antusias menyambut kedatangan kami, warga Desa Cibugel menerima kedatangan kami, kehangatan yang sangat terasa adalah ketika warga tak sungkansungkan untuk mengajak main ke rumahnya, pemudanya pun sangat bersahabat, walaupun diantara mereka ada yang terlihat seperti tidak perduli.Namun saya rasa mereka hanya malu, seiring berjalanya waktu, mereka pun mulai menyapa dan membantu dalam beberapa kegiatan yang saya dan teman-teman lakukan. Semua kekhawatiran sama sekali tidak terjadi. Bahkan bisa dikatakan saya sangat betah berada disana dan saya menganggap desa Cibugel adalah kampung halaman kedua saya. Rajutan Cerita AKSARA UIN Jakarta KKN yang dilaksanakan di Desa Cibugel selama satu bulan meninggalkan banyak kesan, pasalnya dalam sebulan ber KKN ada banyak hal yang terjadi, suka duka dilewati bersama seluruh anggota kelompok 17 KKN AKSARA UIN Jakarta. Jika boleh saya menggolongkanya menjadi empat fase atau empat kejadian umum sosial internal di dalam kelompok. Yang pertama adalah fase pengenalan karakter dan sikap masingmasing anggota.Fase ini ada di minggu pertama, dimana minggu pertama ini masing-masing aggota kelompok masih mencoba mengerti satu sama lain dan berusaha untuk melakukan segala aktifitas secara bersama-sama, mulai dari makan, membersihkan tempat tinggal, dan lain sebagainya. Dalam kegiatan rutin, event atau sekedar tegur sapa masing-masing anggota masih sanggat berhati-hati, dalam artian mencoba menjaga perasaan, disamping mungkin beberapa ada yang memang pemalu, tapi ada juga yang dengan bebasnya, tanpa beban mengajak bercanda gurau, orang yang seperti ini lah yang menghidupkan suasana di dalam kelompok KKN AKSARA UIN Jakarta.Dia mus’ab dan ajis yang membuat social di internal sangat cepat terbentuk dengan kuat. Itu sangat diwajarkan karna itu memang tugas dan kewajiban mereka yang memegang bidang HUMAS 37 desa tempat KKN kelompok 17 AKSARA UIN Jakarta Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 193 (hubungan masyarakat). Namun menurut saya mereka telah memberikan lebih dari apa yang dibutuhkan. Fase ke dua adalah adalah fase pencocokan, fase ini di minggu ke dua. Yang dimaksud fase pencocokan adalah fase dimana anggota kelompok sudah mulai mengerti satu sama lain dan cenderung lebih merapatkan kegiatan social dengan teman anggota yang dianggap asik atau sepemikiran. Dan kebanyakan hal semacam ini tidak disadari betul. Yang terjadi secara berangsur-angsur mulai terjadi kelompok-kelompok social yang lebih kecil di dalam kelompok KKN itu sendiri.Kejadian ini sangat wajar mengingat karakter yang berbeda-bedadan masing-masing orang memiliki kecenderungan untuk banyak melakukan hubungan social dengan orang yang memiliki sifat yang mirip dengan dirinya sendiri.Namun ini menjadi tidak wajar ketika menjadi fanatik kelompok, itu yang membuat duri dalam hubungan bersosial karena dapat merusak hubungan sosial. Di minggu ini, sudah ada sedikit masalah-masalah dalam kelompok, masalah ini terjadi akibat miskomunikasi antar anggota. Fase berikutnya yaitu konflik.Ini ada di minggu ke tiga, kelompok sosial yang secara tidak sadar telah terbentuk namun sudah jelas terlihat, masing masing kelompok mulaih mementingkan kepentingan individu maupun kepentingan kelompok. Salah satu contohnya saya sendiri yang ditugaskan sebagai PJ (penanggung jawab) kepelatihan sablon untuk pemuda desa Cibugel. Saya menginginkan teman-teman saya agar semuanya membantu secara maksimal di kegiatan tersebut, namun saya bermalas-malas dan tidak maksimal ketika membantu acara lain yang di tanggungjawabkan oleh teman saya yang lain. Hal semacam ini yang membuat anggota kelompok saling gunjing menggunjing di belakang. Masalah seperti ini sangat sulit diselesaikan,mengingat masalah ini tidak nyata terlihat. Imbas dari itu semua adalah menurunya kekompakan kelompok yang berdampak pada penurunan produktifitas.Bahkan di forum evaluasi tak jarang masing-masing individu menyalahkan individu lainya, meskipun dengan sebuah isyarat. Bukan hanya masalah secara sosial, namun juga pada fisik sebagian anggota yang mulai lelah dan jatuh sakit. Fase ke empat adalah puncak konflik dan penyelesain konflik.Fase ini terjadi di minggu ke empat.Sebelum semuanya menjadi semula, sempat terjadi konflik dimana masing-masing anggota dituntut untuk ekstra dalam 194 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel menggarap proker (program kerja) atau kegiatan yang belum terealisasikan.Masing-masing penanggung jawab acara jalan sendiri-sendiri dan tidak saling membantu. Namun itu sangat wajar dan dapat dimengerti oleh semua anggota, namun kami sedikit mendapat gesekan dari beberapa warga yang waktu itu ikut andil, membantu jalanya salah satu acara dari kita. Setiap acara yang diselenggarakan sudah difikirkan konsepnya dan masalah terjadi saat salah seorang warga mencoba mengambil alih memipin jalanya acara, dan itu sangat berbeda dengan konsep yang direncanakan. Ada beberapa anggota KKN termasuk saya yang sempat terpancing emosi dengan beliau, mungkin faktor lingkungan yang panas dan kondisi tubuh yang lelah yang membuat kedua belah pihak tersulut emosi dan saling bentak, selang sekian waktu berseteru.Akhirnya kedua belah pihak mencoba menenangkan diri dan mencoba menghindari konflik dengan mencari jalan tengahnya. Pasca acara, kita berinisiatif untuk menemui beliau (pihak seteru) untuk datang ke rumahnya dan meminta maaf sambil makan siang bersama, dan Alhamdulillah dari pihak warga yang berseteru pun berbesar hati menerima maaaf kami dan menyalahkan dirinya sendiri untuk kemudian meminta maaf juga kepada kita. Ada banyak pelajaran yang bisa saya ambil sebagai contoh, dimana pentingnya toleransi dalam bermasyarakat, pentingnya koordinasi dalam organisasai agar terhindar dari kesalah pahaman, pentingnya mengatur waktu agar tidak keteteran dalam membuat agenda/kegiatan. Bersikap dewasa dan meminta maaf bukanlah hal yang menurunkan hargadiri, justru menaikan derajat dimata lawan sosial kita karena dapat menjaga keharmonisan sosial. Dan lagi, bahwa suatu masalah jika dihadapi dengan amarah tidak akan menemukan jalan keluar, justru akan membuat masalah baru. Dan momen perpisahan dengan warga pada sabtu malam adalah momen yang sangat mahal dan tidak akan bisa kami lupakan, di acara yang sederhana itulah kami menumpahkan semua emosi kita kepada mereka bagaimana kita akan merindukan desa, begitupun warganya. Hajat terahir itu diselingi dengan ngaliwet38 bareng warga dan nonton bareng. Tak sedikit dari kita yang menitihkan air mata karena haru. 38 Tradisi masak dengan kompor tanah liat Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 195 Kisah Di Desa Cibugel Sebulan penuh di desa yang dikelilingi perusahaa-perusahaan dan PT, berbaur dengan masyarakat dan lingkunganya, tak mungkin jika tidak meninggalkan kesan atau kenangan. Adapun kisah saya dan teman-teman selama di Desa Cibugel amat sangat banyak dan secarik kertas dirasa tak cukup untuk bisa mengungkapkanya, mulaih dari awal datang ke Desa Cibugel, kami disambut hangat oleh semua elemen masyarakat desa, mulai dari perangkat desa, tokoh masyarakat, hingga masyarakat itu sendiri. Lingkunganya cukup damai dan nyaman, pepohonan masih rindang, masyarakat cukup mampu hidup berdampingan dengan alam, kesadaran lingkungan bisa dibilang cukup walaupun masih belum bisa dikatakan apik. Masyarakat masih kental akan budayanya, karna lingkungan di Desa Cibugel adalah lingkungan santri, banyak dari warganya adalah pendatang, pendatang tersebut adalah santri. Musuh dari lingkungan Desa Cibugel adalah sampah, dan kecenderungan masyarakat di Desa Cibugel dalam menangani sampah adalah dengan membakarnya. Warga tak segan mengambil sampah ditempat umum untuk dibuang di tempat yang memang semestinya. Itu memberi kesan bahwa kebanyakan masyarakatnya di Desa Cibugel masih peduli dengan kebersihan lingkungan dari sampah. Di Desa Cibugel, yang terlihat, populasi terbesarnya adalah anakanak, mungkin karena umumnya anak-anak yang senang bermain, jadi lebih terlihat keberadaanya di lingkungan sekitar. Lingkungan di desa ini cukup ramah untuk tumbuh kembang anak-anak, karakter dan sosialnya bisa terbentuk secara baik disini.Namun ada beberapa kendala yang mungkin saja bisa menghambat bahkan menenggelamkan potensi anak, diantaranya adalah. 1. kurangnya kepedulian masyarakat terhadap pendidikan Pola pikir masyarakat masih kurang mementingkan betapa pentingnya pendidikan untuk anak mereka.Faktor yang mempengaruhi pola fikir mereka mungkin adalah kekayaan alam di desa itu sendiri.Jadi para orang tua terlalu sibuk bercocok tanam dan mengarahkan anaknya untuk membantu dan mengelola ladang orangtuanya ataupun ladang orang 196 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel lain. Faktor lainya adalah mahalnya biaya sekolah untuk tingkatan sma/ma/smk. Sebenarnya, untuk sekolah tingkat menengah atas di lingkungan Desa Cibugel ada dan bisa dijangkau, namun karna dibarengi asrama dan pondok banyak dari siswanya adalah pendatang sebagai santri, secara psikologis, mungkin sang anak canggung untuk bersekolah di situ. Jadi, yang perlu jadi sorotan penting adalah menyadarkan masyarakat akan pentingnya pendidikan. 2. Narkoba dan Miras Para orang tua dihantui39 dengan rasa cemas tentang putra dan putri mereka.Bagaimana tidak, laporan dari babinsa40 pun mengatakan bahwa peredaran narkoba dan minuman keras cukup masif, bahkan babinsa mengatakan bahwa dalam beberapa kasus narkoba disulap dalam bentuk lain yang lebih menarik anak-anak, yakni dalam bentuk permen, unsur narkoba dimasukan kedalam permen agar tidak ketahuan. Namun, upaya dilakukan cukup apik oleh pihak kepolisian sekitar yang rutin melakukan razia miras dan narkoba di Kecamatan Cisoka, khususnya di Desa Cibugel. Sangat banyak potensi yang ada di Desa Cibugel ini. Selain dari Sumber Daya alam nya yang cukup baik ini, Sumber Daya Manusia nya pun baik, haya saja kurang sedikit pengetahuan atau wawasan untuk memanfaatkan apa yang alam lingkungan mereka sediakan. Mungkin itu juga yang membuat Desa Cibugel hingga kini masih terjaga alam serta lingkunganya. Banyak pelajaran yang dapat saya ambil di Desa Cibugel, diantaranya adalah solidaritas dan gotong royong masyarakat yang masih kental, sehingga membuat saya lebih peka akan keadaan lingkungan sekitar.Saling membantu tetangga,mereka mengajarkan kita, bagaimana dengan berbagi, saya tidak akan jatuh miskin, justru dengan berbagi, rizki akan mendatangi saya dari arah yang tidak diduga-duga dan pastinya ada kepuasan tersendiri jika kita saling berbagi. Membuat tali persaudaraan bukan membuat api perpecahan. Dengan mensyukuri apa yang ada tidak 39 Kalimat Ungkapan Yang Mewakili arti “fikiran cemas”. Pak Darsimin. 40 Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 197 ada kata kurang. Yang ada hanya kepuasan dan rasa syukur yang tida henti kepada sang pencipta. Harapan Setelah jatuh cinta dengan sesuatu, pasti akan mengharapkan segala kebaikan untuk datang kepada sesuatu yang kita cintai. Begitu pula dengan Desa Cibugel, satu bulan berada di sana, cukup membuat saya jatuh cinta dengan Desa Cibugel dan masyarakatnya. Dari semua pemasalahan dan problematika yang ada, saya berharap agar semuanya dapat segera terselesaikan. Jika saya mejadi bagian masyarakat Desa Cibugel, saya akan mengusahakan segala bentuk kegiatan untuk membuat Desa Cibugel menjadi desa yang lebih maju, maju dari segi sosial, ekonomi, pendidikan dan lain sebagainya. Adapun yang saya harapkan mampu membimbing dari segala aspek untuk mewujudkan Desa Cibugel yang sejahtera, secara umum: 1. Perangkat desa Perangkat desa mampu menjadi fasilitator atau menjadi petugas yang baik untuk desanya, dapat membimbing dan mendidik masyarakat serta melakukan tugas dengan baik seperti rapihnya administrasi, mengalokasikan uang desa dengan bijak dan semestinya, serta terus mengadakan evaluasi agar semakin baik desa cibugel kedepanya. 2. Masyarakat Umum Sadar akan pentingnya pendidikan dan terus menjaga tradisi gotong royong serta sosial yang kental. Mampu berperan aktif serta berpartisipasi dalam mewujudkan masyarakat yang aman dan ramah untukanak-anak di Desa Cibugel. Tingkatkan toleransi dan buang jauh-jauh sifat fanatik. 3. Pemuda Dan Remaja Meningkatkan semangat dalam kegaiatan positif, terus meningkatkan kemampuan diri sehingga mampu hidup mandiri dengan kemampuan yang dimiliki sendiri, agar tidak melulu mengharapkan lowongan pekerjaan namun mampu berdaya sendiri. Menciptakan budaya berbisnis.Ikut andil dalam menekan dan memberantas miras dan narkoba. Menjadi motor penggerak kegiatan di desa. 198 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel 4. Lingkungan Alam Memberdayakan masyarakat dengan memanfaatkan suberdaya alam yang ada tanpa merusaknya. Memanfaatkan keindahan Desa Cibugel dengan membuat taman wisata, untuk menarik masyarakat lain agar datang dan berkunjung serta memperlihatkan keindahan Desa Cibugel, agar mendapatkan pundi-pundi rupiah dari tamu yang berkunjung dengan cara menarik tariff pada pengunjung dan menciptakan pasar (pekerjaan) untuk masyarakat Desa Cibugel, agar mampu mandiri dan menaikan tingkat ekonomi masyarakat di Desa Cibugel. Menjaga lingkungan agar tetap lestari dan menjadi desa teladan dan menjadi desa percontohan bagi desa-desa lainya, terutama di Kecamatan Cisoka. Kesuksesan lahir dari sebuah mimpi, jika bermimpi saja kita takut, maka mustahil pula kesuksesan akan datang. Karena sejatinya bukan kesuksesan yang datang, namun kita yang menjemputnya dengan kerja keras pastinya. Tidak bisa bermain-main dengan yang namanya keajaiban, karena keajaiban tidak semain-main itu, keajaiban hanya akan datang pada mereka yang mengusahakannya, kiranya itu kata-kata yang saya kutip dalam klosing statmen ini. Kiranya ini bisa jadi motifasi yang tepat mengingat sebagian banyak masyarakat yang cenderung berfikir pesimis dan terlalu sering berkata tidak bisa dan tidak mungkin. Membangun mental yang optimis kiranya sangat perlu agar masyarakat bisa keluar dari belenggu permasalahan sosial masyarakat seperti masalah pada anak-anak, masalah pada social, dan masalah ekonomi. Semua elemen harus bisa bersinergi agar terwujudnya masyarakat sejahtera. Bukan tidak mungkin Desa Cibugel akan mencuat sebagai desa yang maju terlebih bisa terkenal. Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 199 “Taburlah kebaikan dimanapun kau berada, maka kebaikan akan mendatangimu tanpa kau duga-duga” Khamdi Alfan Maulana 12 MENGUKIR CERITA YANG TAK TERLUPAKAN Oleh: Purnamasari (Anggota KKN AKSARA “Anak Kampus Sayang Rakyat”) Pra – KKN Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan hal yang sudah tidak asing lagi bagi saya. Istilah KKN pertama kali saya ketahui ketika ada mahasiswa dari salah satu Universitas dari Bogor yang melaksanakan KKN di desa saya yang bertempat di Kabupaten Kuningan Jawa Barat. Mereka banyak melakukan program kerja yang menunjang kesejahteraan masyarakat serta melakukan program mengajar di sekolah-sekolah. Ketika itu saya banyak mengikuti program kerja yang mereka laksanakan, karena mereka sering bekerjasama dengan remaja masjid sehingga saya cukup memahami apa itu KKN dan dapat menjadi bekal ketika kuliah nanti saya melaksanakan KKN. Saya merasa sangat senang ketika ada yang KKN di desa saya, kerena bisa dijadikan teman untuk sharing berbagai macam hal. Saya pun sempat berfikir apakah hal ini juga akan terjadi pada saya ketika KKN nanti, saya bisa diterima hangat oleh masyarakat sekitar dan mereka bisa berpartisipasi dalam melaksanakan program kerja yang akan diadakan ketika KKN nanti. Memasuki kuliah semester enam saya sudah membayangkan mengenai pelaksanaan KKN. Diawal semester enam ini mulai ditentukan anggota kelompok beserta lokasi KKNnya oleh PPM (Pusat Pengabdian kepada Masyarakat) yang merupakan tahun kedua PPM ikut andil dalam menentukan anggota kelompok beserta lokasinya. Hal ini dikarenakan untuk mempermudah mahasiswa agar tidak terjadi kericuhan dalam memilih anggota kelompok serta menghindari mahasiswa yang tidak masuk kelompok manapun. Ketika itu saya berharap mendapatkan anggota kelompok yang sesuai dengan saya serta mendapatkan lokasi KKN yang tidak terlalu jauh. Saya sempat berfikir bahwa KKN ditempatkan di desa yang sangat pelosok, yang jauh dari keramaian, serta jaringan yang susah. Tetapi itu bisa dijadikan tantangan bagi saya untuk bisa bertahan dalam Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 201 keadaan dan situasi apapun. Karena KKN merupakan bentuk pengabdian kita kepada masyarakat, sehingga masyarakat bisa terbantu baik itu secara fisik maupun nonfisik dengan adanya KKN. Ketika pengumuman pembagian kelompok telah dipublikasi oleh PPM, dan saya mendapatkan kelompok 17 dari total kelompok 168. Anggota kelompok KKN saya berjumlah 17 orang dari berbagai fakultas. Gabungan dari beberapa fakultas beserta jurusan yang berbeda – beda bisa dijadikan bekal untuk melaksanakan program kerja KKN sesuai dengan kemampuan yang dimiliki setiap individu. Seperti Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi bisa memberikan pengetahuan kepada masyarakat cara berkomunikasi yang baik atau dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis dapat memberi pengetahuan kepada masyarakat cara mengatur keuangan beserta cara berbisnis yang benar dan lain sebagainya. Inilah tanggungjawab kita sebagai mahasiswa yang harus bisa mengaplikasikan ilmu yang kita dapatkan selama kuliah ke masyarakat secara langsung. Agar ilmu yang kita dapatkan itu tidak untuk diri sendiri dan juga bermanfaat bagi orang lain, karena sebaik-baiknya ilmu adalah yang bermanfaat untuk orang lain. Namun, dengan berjalannya waktu kelompok KKN kami berkurang 2 orang dikarenakan lolos dalam seleksi KKN kebangsaan dan yang satu lagi dikarenakan urusan pribadi. Saya sempat merasa kesal di kelompok KKN, karena saya hanya sendiri dari jurusan Fisika Fakultas Sains dan Teknologi. Saya mendapatkan kelompok yang anggotanya sama sekali belum saya kenal walaupun ada anggota yang satu fakultas dengan saya yaitu jurusan Teknik Informatika. Hal ini menjadikan tugas saya untuk bisa mengenal mereka yang pada dasarnya merekapun sama-sama belum saling mengenal. Pra KKN merupakan ajang untuk saling mengenal setiap anggota kelompok untuk menjadikan saya beserta teman-teman memiliki satu tujuan, yakni mengabdi ke masyarakat. Tidak lama setelah pembentukan kelompok KKN, saya dan teman-teman mengadakan pertemuan anggota kelompok guna untuk memperkenalkan diri dan bertatap muka secara langsung serta menentukan ketua kelompok. Pada saat itu saya lebih banyak diam dan hanya mengikuti alur rapat saja, karena saya agak malu ketika bertemu dengan orang yang baru kenal, dan saya pun harus bisa jaga sikap agar dapat diterima oleh anggota kelompok saya. Setelah pertemuan pertama 202 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel anggota kelompok, saya merasa nyaman dengan mereka walaupun belum terlihat sifat mereka masing-masing dan berharap selama KKN berlangsung selalu kompak dan tidak ada perdebatan yang berarti. Dua minggu setelah pembentukan kelompok KKN, maka berlangsung pengumuman lokasi KKN. Saya mendapatkan lokasi di Desa Cibugel Kecamatan Cisoka Tangerang. Walaupun sesungguhnya saya ingin KKN di daerah Bogor karena suasana lingkungan yang sejuk dan tidak terlalu banyak polusi udara. Disisi lain, saya juga merasa senang mendapatkan lokasi KKN di wilayah tersebut karena lokasinya tidak terlalu jauh dari tempat tinggal saya; dan dapat ditempuh dengan menggunakan Commuter Line. Ketika survei pertama ke lokasi KKN bersama sebagian anggota kelompok, saya melihat bahwa kondisi wilayah tempat KKN kami cukup ramai karena dekat dengan pusat kecamatan dan banyak fasilitas umum yang bagus. Ini merupakan keuntungan bagi saya mendapatkan lokasi KKN yang desanya cukup maju, bahkan didesa tersebut terdapat perumahan yaitu Griya Permata Cibugel. Aksara-ku bersama Cibugel AKSARA merupakan nama kelompok KKN saya yang merupakan kepanjangan dari “Anak Kampus Sayang Rakyat”. Saya bersama temanteman melaksanakan KKN di Desa Cibugel Kecamatan Cisoka. Desa Cibugel menurut pandangan saya merupakan desa yang sudah cukup maju, bisa dilihat dari para warganya yang sudah berkecukupan, memiliki infrastruktur yang cukup bagus serta terdapat perumahan di desa tersebut yaitu Griya Permata Cibugel. Selain itu, rata-rata warga disana bekerja sebagai petani, sehingga banyak menghasilkan padi pada musim panen. Di Desa Cibugel juga terdapat banyak pesantren, dan santrinya pun mayoritas berasal dari Desa Cibugel. Sehingga warga disana memiliki pemahaman tentang keagamaan yang sangat bagus, dan warga banyak mengadakan acara keagamaan seperti pengajian untuk ibu-ibu dan bapak-bapak. Ketika tiba di Desa Cibugel, saya dan teman - teman disambut baik oleh warga sekitar; dan mereka pun mulai menanyakan saya berasal dari mana, mau melaksanakan apa disisi, dan lain-lain. Warga di desa tersebut sangat ramah kepada saya, dan mereka sangat senang ketika saya bersilaturahmi dengan warga dekat rumah sementara saya. Mayoritas Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 203 warga disana sehari-hari berbicara menggunakan bahasa sunda dan saya cukup menguasai bahasa sunda, sehingga saya tidak kesulitan ketika berkomunikasi dengan warga sekitar. Warga di Desa Cibugel sudah tidak asing lagi dengan adanya KKN. Karena hampir setiap tahun desa tersebut dijadikan tempat untuk mahasiswa melaksanakan KKN. Sehingga warga pun sangat antusias dengan kedatangan saya dan teman-teman untuk melaksanakan KKN di Desa Cibugel. Cibugel merupakan desa yang sangat luas, memiliki 7 RW, 41 RT dan 9 kampung, salah satunya adalah kampung Bojong Sapi yang saya dan teman-teman tempati untuk melaksanakan KKN. Saya dan teman-teman banyak melaksanakan program kerja KKN di kampung Bojong Sapi. Warga Bojong Sapi sangat antusias dan ikut berpartisipasi dengan kegiatan KKN yang saya dan teman-teman laksanakan. Seperti kegiatan pelatihan sablon, seminar bahaya narkoba, acara tujuh belas Agustus, dan lain-lain. Saya pun merasa sangat bersyukur dan senang bisa mendapatkan lokasi KKN di Desa Cibugel. Kelompok saya berjumlah 15 orang, masing-masing anggota diberikan tanggung jawab dalam menjalankan program kerja. Saya bersama teman saya yaitu Hammam menjadi penanggungjawab mengajar di sekolah, mulai dari bekoordinasi dengan kepala sekolah, mengatur jadwal, memilih mata pelajaran yang akan diajarkan, dll. Saya dan teman-teman mengajar di Pesantren Riyadhul Bassoriyah Cibugel, yang terdapat dua jenjang pendidikan yaitu SMP dan SMK IT. Saya dan teman-teman difokuskan untuk mengajar di jenjang SMK, dikarenakan kekurangan guru yang mengajar sesuai dengan bidangnya. Kami mengajar di Riyadhul Bassoriyah bukan untuk menggantikan posisi guru mengajar tetapi kami memilih mata pelajaran yang tidak ada pengajarnya. Karena di Pesantren tersebut tenaga pengajarnya sangat sedikit, sehingga banyak guru yang mengajar beberapa mata pelajaran. Saya sempat kaget ketika di rekomendasikan oleh seorang tokoh masyarakat yaitu bapak H. Hambali untuk mengajar di Pesantren. Karena saya belum mengetahui lingkungan pesantren seperti apa karena ketika SD sampai SMA saya bersekolah di Sekolah Negeri. Ketika pertama kali mengunjungi pesantren Riyadhul Bassoriyah, saya sempat merasa canggung dan malu. Saya melihat banyak santri-santri sedang melakukan 204 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel aktivitasnya masing-masing. Saya bersama teman-teman disambut hangat oleh mereka yang terlihat dari wajahnya yang sangat senang dengan kedatangan kami. Karena pesantren tersebut baru kali pertama ada mahasiswa KKN yang mengajar di pesantren tersebut. Mereka pun langsung akrab pada saya dan mereka banyak menceritakan kegiatan mereka di pesantren. Saya sangat salut kepada santri-santri disana, mereka begitu ramah dan mereka sangat mandiri. Di Pesantren Riyadhul Bassoriyah, saya mengajar mata pelajaran Kimia untuk kelas X, XI dan XII. Pelajaran Kimia di pesantren tersebut baru ada di tahun ajaran baru ini, sehingga tidak ada guru yang memiliki dasarilmu Kimia. Sehingga saya direkomendasikan oleh kepala sekolah Pesantren Riyadul Bassoriyah untuk mengajar pelajaran Kimia. Pertama kali mengajar, saya masuk ke kelas XI dan saya mengawalinya dengan memperkenalkan diri dan mereka pun memperkenalkan diri masingmasing. Setelah perkenalan, saya masuk kepada pemberian materi pelajaran Kimia, mereka pun memperhatikan apa yang saya sampaikan. Santri-santri cukup gampang dalam menerima ilmu yang saya sampaikan dan mereka pun aktif bertanya. Karena ketika kelas X mereka tidak mendapatkan pelajaran Kimia. Selain mengajar pelajaran formal, kelompok KKN kami juga mengajar ekstrakulikuler di Pesantren Riyadul Bassoriyah yaitu Marching Band dan Paskibra yang sebelumnya sudah tidak aktif sekitar tiga bulan. Hari demi haripun saya lewati di Desa Cibugel, banyak kegiatan yang kami lakukan disana baik kegiatan fisik maupun non fisik. Pada minggu pertama, ketika itu hari Minggu pagi saya bersama teman-teman mengadakan agenda jalan-jalan pagi ke ladang untuk membantu warga kampung bojong sapi yang sedang panen padi. Sesampainya disana, saya merasakan udara pagi yang sangat sejuk, karena banyak pepohonan rindang dan ladang yang sangat luas sehingga saya bisa melihat sunrise secara jelas. Menurut saya, itu adalah pemandangan yang sangat indah yang jarang ditemui ketika saya berada di Jakarta, sehingga saya mengabadikan dengan berfoto. Setelah itu, saya dan teman-teman pergi ke tengah ladang dengan melewati jalan setapak disisi ladang dan langsung menemui petani yang sedang menggebot padi. Saya pun meminta izin untuk membantu mereka, saya dan teman-teman pun bergantian untuk membantu Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 205 menggebot padi walaupun ada beberapa teman saya yang belum bisa melakukannya dengan benar, karena mereka baru pertama kali menggebot padi. Para petani hanya tertawa saja melihat saya dan teman-teman, dan mereka pun mengajarkan cara menggebot padi yang benar. Saya melihat semangat para petani yang luar biasa, mereka tidak pernah lelah dan tidak pernah mengeluh walaupun dibawah terik matahari mereka harus tetap mencari rizki untuk kelangsungan hidup mereka. Ini pembelajaran bagi saya bahwa kita harus berjuang melewati setiap rintangan untuk dapat merasakan hasilnya yang indah, karena perjuangan itu berbanding lurus dengan hasil dan jangan mudah menyerah dalam keadaan apapun. Hampir setiap hari rumah sementara saya dan teman-teman ramai, banyak anak-anak kecil yang main, saya dan teman-teman juga mengadakan bimbel untuk anak SD pada malam hari, tepatnya seminggu dua kali. Saya dan teman-teman membantu anak-anak SD dalam mengerjakan PR dari Sekolah, serta harapannya dengan adanya bimbel ini mereka termotivasi untuk selalu belajar. Anak-anak tersebut sangat menggemaskan dan manja, mereka ingin dipangku dan selalu didampingi apabila sedang mengerjakan soal yang diberikan oleh teman-teman KKN. Ada pula anak-anak yang jail, mengganggu temannya dan selalu bercanda. Tetapi mereka sangat nurut kepada saya, dan mereka sudah menganggap saya sebagai kakaknya sendiri. Saya sangat senang kehadiran mereka yang datang dengan penuh kebahagiaan dan canda tawa seperti tidak ada beban dalam hidupnya. Mereka pun menjadi penyemangat saya selama KKN, karena mereka masih sangat lugu; sehingga saya senang bermain dengan mereka dan menjadikan saya tidak merasa suntuk. Program kerja KKN berjalan satu per satu, suatu ketika saya dan teman-teman mengadakan program pelatihan sablon untuk pemudapemuda kampung Bojong Sapi, melihat bahwa banyak pemuda di daerah sana yang tidak mempunyai pekerjaan, sehingga mendorong kelompok KKN saya untuk membuat kegiatan yang meningkatkan keterampilan mereka. Setelah adanya pelatihan, pemuda-pemuda pun rutin melaksanakan pelatihan sablon seminggu sekali secara mandiri karena telah diberikan bekal yang kuat ketika pelatihan bersama mentor. Ini merupakan hal yang sangat menarik bagi saya dari pemuda-pemuda Bojong 206 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel Sapi, karena sangat antusias mengikuti pelatihan ini, dan mereka mudah menerapkan apa yang mereka terima selama pelatihan sablon. Acara yang sangat meriah adalah ketika memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia. Kami mengadakan beberapa acara yaitu upacara bendera, karnaval, perlombaan, dan nonton bareng. Upacara bendera dilaksanakan di lapangan Blok C Griya Permata Cibugel yang dihadiri oleh beberapa sekolah di Desa Cibugel, serta warga Blok C Griya Permata Cibugel. Setelah melaksanakan upacara bendera kami langsung melaksanakan karnaval yang dibuka dengan menggunting pita oleh Bapak Sukirman selaku ketua BPD Desa Cibugel. Acara karnaval ini dilakukan dengan berjalan kaki mengitari sebagian wilayah Desa Cibugel dengan dimeriahkan oleh Marching Band dari sekolah SD As-Sakilin dan Pesantren Riyadhul Basssoriyah. Pada acara karnaval, saya bertugas sebagai divisi kesehatan berdua denga teman saya dan saya harus memastikan peserta karnaval baik-baik saja, dan apabila ada yang sakit harus segera dibawa ke posko. Saya tidak menyangka acara karnaval ini banyak pengikutnya dan sangat ramai. Warga tersebut sangat kreatif, ada beberapa warga yang berpakaian unik seperti menirukan pakaian kuntilanak, menirukan sepasang pengantin, dan lain-lain. Pada siang harinya mengadakan perlombaan disekitar rumah, sementara yang diikuti oleh anak-anak kecil serta ibu-ibu. Pelombaan Tujuh Belas Agustus berjalan sangat meriah dengan adanya kejadian-kejadian lucu yang terjadi selama perlombaan. Acara memperingati Hari Kemerdekaan ditutup dengan menonton film perjuangan pada malam harinya. Hari ini merupakan hari yang sangat melelahkan dan menyenangkan, dimana dari pagi sampai malam saya bersosialisasi dengan warga sekitar, dan ini menjadi ajang untuk saya bisa kenal lebih dekat lagi dengan warga Bojong Sapi. KKN memberikan pelajaran yang mungkin tidak saya temukan di bangku kuliah atau ketika masa-masa sekolah. KKN mengajarkan saya untuk bisa memahami watak setiap orang. Karena anggota kelompok saya memiliki watak yang berbeda-beda yang membuat saya harus berhati-hati dalam bersikap agar hubungan saya dengan anggota kelompok baik-baik saja. Dari beberapa watak yang berbeda-beda, kita harus menyatukan untuk satu tujuan yaitu mengabdi pada masyarakat. Setiap malam kami selalu mengadakan evaluasi tetang kegiatan yang sudah dilaksanakan serta Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 207 menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi baik masalah internal maupun masalah eksternal. Walaupun memiliki watak yang berbeda-beda, tapi kelompok KKN saya tetap kompak dan harmonis serta jarang adanya perdebatan yang besar. Bukan untuk yang terakhir Desa Cibugel membuat saya megerti tentang kehidupan. Desa Cibugel membentuk pola pikir saya untuk bisa mandiri dan Cibugel tempat mengukir cerita yang tidak terlupakan. Waktu 32 hari merupakan waktu yang sangat singkat untuk saya dan teman-teman mengabdi di Desa Cibugel. Banyak pelajaran yang saya ambil dari desa ini, seperti bagaimana bersikap yang baik dengan orang lain, belajar bisa bertahan di lingkungan yang baru, belajar untuk bisa memanfaatkan diri kita kepada orang lain dengan ilmu yang saya miliki, dan lain-lain. Penutupan KKN dilaksanakan di dua tempat, yaitu di Aula Desa Cibugel pada siang hari dan di rumah sementara kami pada malam hari. Pada penutupan KKN di Aula Desa Cibugel, kelompok saya mengundang ketua RT/RW, aparat desa dan tokoh masyarakat, serta dihadiri oleh dosen pembimbing KKN yaitu Bapak Alfitrah. Acara tersebut berjalan dengan lancar dan suasana menjadi haru ketika saya dan teman-teman bersalaman untuk meminta maaf kepada tamu undangan yang hadir dalam acara penutupan KKN. Diakhir acara kami pun berfoto bersama untuk menjadi kenang-kenangan kami selama berada di Desa Cibugel. Pesan yang saya ingat dari mereka adalah jangan lupa dengan Desa Cibugel dan harus tetap bersilaturahmi walaupun masa KKN telah selesai. Pada malam harinya, kelompok saya mengadakan perpisahan dengan warga kampung Bojong Sapi, yang mana telah menerima saya dan teman-teman sebagai pendatang baru, juga telah banyak membantu kegiatan KKN saya baik secara materi atau nonmateri. Kelompok saya membuat panggung di depan rumah sementara dan diisi dengan pentas seni hadroh dari SD As-Sakilin dan dari remaja Blok C Desa Cibugel. Saya sangat senang warga kampung Bojong Sapi sangat antusias dan banyak yang menonton ketika acara berlangsung. Perwakilan dari warga Bojong Sapi menyampaikan pesan dan kesan kepada saya dan teman-teman selama mengabdi di Desa Cibugel, saya dan teman-teman pun memberikan pesan 208 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel dan kesan selama KKN,serta meminta maaf kepada seluruh warga Cibugel atas perilaku yang kurang baik. Seketika saya sangat sedih ketika berpamitan dengan mereka, karena mereka sangat baik kepada saya, dan saya seperti tinggal di kampung saya sendiri. Acara ditutup dengan ngeliwet bareng yang disediakan oleh ibu-ibu Bojomg Sapi, mereka sangat peduli sehingga mereka masak nasi liwet bersama-sama sebagai tanda terimakasih mereka kepada kelompok KKN saya, karena telah mengabdi di kampung Bojong Sapi. Berat rasanya meninggalkan Desa Cibugel, yang selama 32 hari kami menjalankan hidup di desa ini. Senang dan sedih saya lewati dan tidak terasa masa pengabdian saya bersama teman-teman sudah berakhir. Tetapi, harapan saya ini bukan untuk yang terakhir saya menginjakkan kaki di Desa Cibugel yang telah memberikan saya pelajaran tentang hidup dan pengalaman yang tidak terlupakan. Suatu saat Desa Cibugel pasti sangat dirindukan oleh saya. Berjaya terus untuk Desa Cibugel. Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 209 “Dalam mewujudkan impian hanya ada dua pilihan yaitu bergerak atau diam. Semakin besar energi geraknya maka kediaman akan berkurang...maka lakukanlah bukan menunggu” Purnamasari 13 BAHKAN BAHASA LISAN TAKKAN MAMPU MENGUNGKAPKAN RASA INI Oleh: Ilka Sawidri Daulay (Anggota KKN AKSARA “Anak Kampus Sayang Rakyat”) Persepsi KKN sebelum ke lokasi Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan kegiatan rutin yang wajib dilakukan oleh mahasiwa. Begitu banyak tanda tanya mengenai Kuliah Kerja Nyata atau yang akrab disebut dengan KKN. Baik itu bagaimana prosedurnya, apa yang dilakukan, dimana lokasinya, bersama siapa saja dan seberapa lama KKN itu. Program pengabdian pada masyarakat yang diadakan oleh Perguruan Tinggi di Indonesia termasuk Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta tak lain dan tak bukan bertujuan untuk mengabdi, melayani, dan menginspirasi masyarakat di desa tertinggal khususnya, dan masyarakat indonesia pada umumnya. Sebagai seorang mahasiswa yang belum pernah mengikuti KKN, bertanya pada senior atau kakak tingkat sudah menjadi hal yang rutin agar tidak tabu terhadap apa yang akan dilakukan di lokasi KKN. Berbagai cerita yang didapat dari senior mengenai KKN, ada yang mengatakan bahwa KKN tak jauh beda dengan Bakti Sosial (BAKSOS), program kegiatan dapat disepakati dengan teman-teman sekelompok, program KKN dilaksanakan kurang lebih dalam jangka waktu satu bulan. Tidak hanya itu, selain mengabdi pada masyarakat, program KKN ini juga merupakan momen mengenal teman-teman baru, daerah baru, suasana yang baru, sehingga apapun bisa terjadi dalam pelaksanaan KKN, bahkan di luar dugaan sebelum pelaksanaan KKN. Menurut saya program ini sangat menarik dan sangat menantang. Begitu banyak cerita ada suka ada duka dan berikutlah cerita saya. Persepsi mengenai kelompok KKN selama KKN berlangsung Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 211 Suatu ketika, di malam hari handphone saya berdering dengan suara ringtone whatsapp. Setelah saya lihat ternyata ada notifikasi bahwa saya telah bergabung dengan group KKN KELOMPOK 17. Hal pertama yang saya lakukan adalah mengidentifikasi anggota group tersebut, apakah ada yang saya kenal atau tidak sama sekali. Ternyata setelah saya identifikasi satu per-satu dari teman-teman yang bergabung dalam group KKN 17 tersebut, hanya ada satu orang yang saya kenal dan itupun teman satu Fakultas dengan saya yaitu Faradhita Manaf. Bersyukur sekali akhirnya ada teman yang saya kenal, dan senang rasanya akhirnya saya terdaftar juga sebagai peserta KKN walaupun di sisi lain ini adalah hal baru buat saya. Komunikasi kelompok saya sangat terbantu dengan adanya group whatsapp. Berbagai obrolan mewarnai perkenalan antar anggota kelompok. Ada yang membuka obrolan dengan memperkenalkan diri baik itu nama, jurusan, semester, dan fakultas apa. Sehingga pada obrolan untuk pertemuan perdana dengan semua anggota kelompok 17. Setelah lama berunding dalam obrolan group maka disepakatilah untuk pertemuan awal dengan sesama kelompok pada keesokan harinya. Singkat cerita, tibalah pada saat momen untuk pertemuan perdana dengan teman-teman sekelompok pada pukul 16.00, bertempat di teras gedung Rektorat UIN. Sambil menunggu teman-teman yang belum datang, kamipun berbincang-bincang, saling mengenal, mengulang pertanyaan yang sudah dilontarkan di group KKN, dan dapat melihat langsung wajahwajah yang akan diajak bekerja sama dalam program KKN sebulan kedepan. Pertemuan awal menghasilkan beberapa hal, yaitu pada pertemuan selanjutnya akan menentukan struktur kelompok terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara, devisi acara, devisi pelengkapan, devisi publikasi dan dokumentasi, dan devisi kesehatan serta nama kelompok. Hal tersebut terpaksa ditunda karena kehadiran anggota kelompok yang belum lengkap. Pada pertemuan selanjutnya semua anggota dapat hadir. Jumlah anggota kelompok 17 adalah 17 orang yang terdiri dari saya dan Dhita dari Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Iis dan Risky dari Fakultas Ushuluddin, Amin dan Shinta dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Alfan dan Purnama dari Fakultas Sains dan Teknologi, Harun, Intan, dan Hammam 212 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel dari Fakultas Adab dan Humaniora, Andika dan Zahra dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, dan Aziz, Mus’ab, Lia, Dara dari Fakultas Syari’ah dan Hukum. Dari hasil pertemuan ke-dua, maka sudah ditetapkan bahwa yang menjadi ketua kelompok adalah Aminul Wahid. Pembahasan mengenai KKN terus berlanjut siang dan malam di Group KKN. Sampai pada pembahasan nama kelompok ada beberapa opsi untuk nama kelompok hingga pada akhirnya setelah voting bersama nama “AKSARA (Anak Kampus Sayang Rakyat)” menang banyak suara Sehingga tibalah saat pembekalan KKN di auditorium FISIP UIN yang dimulai dari pagi hingga petang. Semua calon peserta wajib mengikuti pembekalan, sehingga anggota kelompok kami pun lengkap dan duduk berjejer satu barisan kursi. Banyak hal yang disampaikan oleh pihak PPM UIN JAKARTA dalam pembekalan KKN tersebut. Dari pra KKN hingga pasca KKN. Baik persiapan admisnistrasi kelompok hingga penyusunan laporan kelompok. Setelah pembekalan selesai, kelompok belum mendapat info mengenai lokasi KKN dan dosen pembimbing KKN. Beberapa hari setelah pembekalan KKN, akhirnya PPM menyebarkan informasi mengenai lokasi-lokasi KKN tak terkecuali kelompok kami yang diamanahkan di Desa Cibugel, Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten yang dibimbing oleh Dr. Alfitrah, SH MH. Setelah mendapat info lokasi dan dosen pembimbing, akhirnya saya dan teman-temann bersepakat untuk konsultasi dengan dosen pembimbing mengenai pra survei lokasi KKN di ruang PUSKUM UIN pada tanggal 30 Mei 2017 pukul 14.00 WIB. Pak Alfit (begitu sebutan akrab nama beliau) memberi arahan apa saja yang harus disiapkan sebelum berangkat survei keesokan harinya. Baik dari persiapan administrasi maupun form wawancara. Banyak hal yang dapatkan ketika survei lokasi KKN. Hal pertama kali yang kami lakukan setibanya di lokasi adalah silaturahmi ke kantor desa Cibugel. Menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan kami sekaligus menyerahkan surat tugas dari kampus. Kemudian diarahkan langsung menuju kediaman kepala desa. Sesampainya di rumah kades, yang juga Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 213 sempat dijamu oleh bu kades berbincang banyak hal mengenai desa Cibugel.Baik dari kondisi fisik, pendidikan, agma, sosial, budaya, ekonomi, profesi, hingga fasilitas umum. Usai sudah survei pertama dan hasil survei kami sampaikan pada dosen pembimbing pada tanggal 7 juni 2017 pukul 13.00 di ruang PUSKUM. Semakin jelas rencana apa saja yang akan disusun untuk program KKN sebulan kedepan. Setelah menerima laporan survei, Pak Alfit mengarahkan untuk membuat program sesuai kebutuhan warga Desa Cibugel. Dalam perencanaan program KKN beberapa pertemuan, cukup untuk merencanakan hal tersebut, karena sudah dibagi masing-masing penanggungjawab program. Hingga pada akhirnya libur semester pun tiba, dan kami brsua kembali setelah hari raya idul fitri pada tanggal 17 juli 2017. Tepat pada tanggal 17 hingga 21 juli saya dan teman-teman kembali mempersiapkan untuk keberangkatan. Tiba pada tanggal 25 Juli 2017 pada pukul 08.00 WIB yang bertepatan pada momen pelepasan peserta KKN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017. Acara tersebut berlangsung dengan lancar hinga pukul 11.00 WIB. Setelah itu, saya dan teman-teman mengatur teknis keberangkatan yang sudah direncanakan berangkat setelah sholat dzhuhur. Ada yang berangkat menggunakan sepeda motor, dan beberapa orang menggunakan kereta dikarenakan jumlah kendaraan sepeda motor yang terbatas. Sesampainya di tempat lokasi pada sore hari, langsung menuju rumah kontrakan yang sudah disepakati bersama yaitu salah satu rumah warga, alhamdulillah sampai dengan selamat. Hingga pada malam harinya agenda makan malam dan isrtirahat. untuk rencana esok hari akan dibahas setelah sarapan pagi. Terbitnya fajar pada tanggal 26 Juli di Desa Cibugel menandai langkah pengabdian kami sudah dimulai. Usai sarapan, saya dan temanteman mulai berunding membicarakan rencana dan target hari pertama di Cibugel. Hingga sampailah pada perencanaan untuk pembukaan KKN AKSARA yang akan diadakan pada keesokan harinya, tanggal 27 Juli 2017 pukul 09.00 WIB bertempat di balai desa Cibugel. Segala macam 214 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel persiapanpun dilakukan dari teknis acara, konsumsi, perlengkapan, dan lain sebagainya. Selain itu, kamipun menyebar ke beberapa titik sasaran program, yaitu ke balai desa untuk memebicarakan pembukaan, silaturahmi ke pondok pesantren Riyadul Bashoriyah untuk menawarkan kegiatan motivasi belajar, bimbingan ekstrakulikuler, dan mengajar. Ada banyak hal yang telah berlalu di masa KKN, yang berkesan dan masih ada dalam ingatan. Dalam tulisan ini banyak sekali sebenarnya yang ingin saya ceritakan. Pengalaman saya mengenai kelompok saya sangat berkesan. Bermacam-macam dinamika kelompok. Sudah hal yang sangat biasa ketika dalam rapat berbeda-beda pendapat. Sungguh, bahasa lisan takkan mampu untuk mengugkapkan rasa ini. Sedikit bercerita tentang teman-teman saya yaitu dhita si sanguinis yang tiap ada hal yang lucu sedikit sudah tertawa terbahak-bahak, seperti momen ketika saya dan teman-teman perempuan pada pagi minggu ikut membantu petani Cibugel menggebot padi. Karena jalan yang sempit dan harus fokus pada objek camera, pada akhirnya kaki si Dhita masuk ke pinggiran sawah hingga sendalnya copot dan tak layak fungsi lagi, dan kakinya berlumuran tanah basah sawah, ketika ada hal yang sedih sedikit sudah bercucuran air mata. Sampai pada saat momen perpisahan dengan santri dan anak-anak bimbel udah ga sanggup lagi ngomong apa-apa. Dia adalah rekan yang bisa diajak kerjasama, tanpa memandang keuntungan maupun resiko, kalau bahasa dia itu “ jadi teruuus”, sangat kreatif, kritis, terbuka dengan siapa saja, intinya dia menyenangkan. Dhita juga salah satu teman saya yang bangun subuhnya bareng, setelah subuh dengerin musik bareng sambil menikmati biskuit dan teh hangat. (biasa, anak kosan yang ga bisa telat makan kalau engga resikonya magh). Kemudian Iis si bendahara. Iis adalah orang yang selalu saya temani setiap kali ke kamar mandi untuk cuci muka, gosok gigi dan wudhu, alasannya takut karena sepi dan sudah malam. Tidak hanya itu, si bendahara satu ini tidak bosan-bosannya untuk terus mengingatkan mengenai pembayaran dan barang-barang yang akan dibeli. Selain itu dia rekan yang teliti. Iis berperan aktif dalam mengajar anak-anak PAUD di Desa Cibugel. Ceritanya sambil belajar menjadi ibu muda. Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 215 Kemudian Irna Purnama yang akrab saya sebut dengan panggilan teh Irna. Saya akan bercerita tentang teh Irna yang setiap saat setia membonceng saya kemanapun kami pergi. Kebetulan kami berdua satu jadwal piket. Misalnya pergi ketika membeli lauk pauk, membeli cat tembok, ke toko, ke pesantren, SD, rumah bu kepala desa (kades) dan tempat yang lainnya. Tidak hanya itu, teh Irna juga guru bagi saya karena dia sudah mengajarkan saya Bahasa Sunda. Teh Irna juga berperan aktif dalam mengajarkan pelajaran kimia di pesantren. Banyak sekali kegiatankegiatan yang kami lakukan berdua sampai persiapan ulang tahun Dita. Walau hanya mampu membeli martabak keju. Selanjutnya, Lia si sekretaris yang setiap evaluasi tak bosanbosannya mengingatkan laporan mingguan. Lia adalah teman kerja yang sangat ulet dan disiplin waktu. Sehinga, laporan mingguan kelompok terkumpul tepat waktu. Lia juga berperan aktif dalam membimbing ekstrakulikuler di pesantren. Selanjutnya, Dara si Uni Padang. Temen yang satu ini, ngakunya berdarah Padang, tapi tak bisa berbahasa Padang. Ada sebuah cerita ketika Dara dan Iis pergi ke pasar malam yang diadakan setiap malam rabu. Nah, ketika sesampainya mereka di pasar sambil melihat-lihat dagangan, Iis tertarik pada satu celana yang dibandrol dengan harga Rp 35.000,- Setelah ditawar oleh Iis, si Pedagang tak mau menurunkan harga celana tersebut. Namun, setelah teridentifikasi oleh dara bahwa si pedagang adalah orang padang, maka dengan kemampuan bahasa Padang Dara pun mulai menawar yang pada akhirnya harga celana itu pun menjadi Rp 20.000,- dan itu menjadi sebuah momen yang membanggakan bagi dara setelah bercerita dengan teman-teman se-kamar. Selanjutnya teman saya yang bernama Shinta. Si bendahara yang satu ini mempunyai berbagai bakat, selain mengelola dan memprediksi keuangan kelompok, Shinta juga berperan aktif dalam membantu mengajar anak-anak pendidikan usia dini di Desa Cibugel. Sedikit penjelasan yang mewakili kesan saya bersama teman-teman perempuan saya. Berikutnya adalah teman-teman laki-laki yang ada di kelompok saya, yaitu ada amin si ketua yang hati-hati dalam perencanaan, Selain itu Amin juga mengajar mata pelajaran Bahasa Arab dan Pendidikan 216 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel Agama Islam di pesantren. Hammam yang sangat gigih, ulet dan teliti dalam mengerjakan program sehingga beberapa program dia sanggupi diantaranya adalah sebagai penanggungjawab drumban dua sekolah di desa cibugel dan sebagai aktor utama dalam memahat tugu desa cibugel yang dibuat oleh kelompok. Kemudian Harun yang sudah mempersiapkan laporan untuk penyusunan buku KKN dari jauh-jauh hari. Harun juga berperan aktif dalam mengajar pelajaran SKI di pesantren. Dan Musab adalah teman kerja yang biasa bergerak di lapangan mempunyai berbagai prediksi resiko dalam mengadakan acara. Musab juga sangat akrab dengan warga setempat sehingga tak jarang Musab, Azis, Rizki dan Alfan mendapat makanan dari warga setempat. Azis tak jauh berbeda dengan Musab yang aktif di lapangan dan sangat ramah pada warga setempat. Rizki adalah teman yang sangat ulet dan gigih dalam menyelesaikan program. Kemudian, Alfan adalah teman yang bertanggungjawab dalam menyelesaikan program sehingga pemuda setempat senang dengan program pelatihan sablon yang dipertanggungjawabkan oleh Alfan. Selain itu, Alfan juga mengajar mata pelajaran komputer jaringan dasar di pesantren. Lalu ada satu teman saya lagi yaitu Andika sang kameramen, yang setia mengabadikan momen-momen bahagia dan penting semasa KKN. Andika juga berperan aktif di setiap program kerja kelompok. Selain itu Andika juga salah satu teman saya yang setiap subuh bangun duluan selain dhita dengan kata lain dhita memberi nama saya, dhita, dan andika adalah geng subuh. Dan yang terakhir adalah saya sendiri. Semasa KKN banyak hal yang telah dilewati, pada minggu pertama saya dan teman-teman perempuan disuguhkan dengan sawah yang terhampar luas ketika hendak membantu petani setempat menggebot padi. Kemudian masih dalam minggu pertama saya dipertemukan dengan santri-santri yang begitu ingin belajar public speaking, hal tersebut berawal dari ikut sertanya saya pada acara santri yang bernama muhadhoroh, ketika hampir selesai saya diberi kesempatan untuk berbicara di depan santri-santri tersebut. Hal yang tak terduga setelah acara ditutup, para santri begitu antusias ingin belajar teknik public speaking. Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 217 Tidak itu saja, dalam minggu yang sama saya juga dipertemukan dengan anak-anak yang giat rajin mengaji, kebetulan saya mendapat tanggung jawab untuk mengajarkan anak-anak setempat membaca AlQur’an. Hal yang menarik adalah ketika adik-adik tersebut begitu semangat melantunkan sholawat dengan suara mereka yang lantang ketika sebelum dan sesudah mengaji. Selain itu, saya juga diberi tanggung jawab untuk mengoordinir beberapa program dan kegiatan seperti safari motivasi, motivasi belajar, pembuatan pojok baca, dan yang lainnya. Satu persatu program dan kegiatan KKN terlaksana dengan tuntas. Tidak sedikit rintangan yang dihadapi, baik intra maupun ekstra. Baik dari perbedaan pendapat, kesalahpahaman, hingga koordinasi, dan komunikasi yang kurang. Hal tersebut tidak menjadi masalah untuk kami. Sehingga setiap hari pada malam harinya selalu diadakan evaluasi untuk mengoreksi hal-hal yang kurang untuk program yang dilaksanakan pada tiap harinya. Hal tersebut juga dimaksudkan untuk menyegarkan emosi tiap anggota kelompok. Tidak banyak yang saya ketahui mengenai mereka.Namun, dalam jangka waktu sebulan belum cukup untuk mengenal mereka. Kelompok ini memberikan banyak pengalaman dan pelajaran bagi saya. Suatu hal yang wajar ketika ada perbedaan pendapat dan saran dalam rapat. Adanya perbedaan pendapat tersebut justru melahirkan ide-ide cemerlang, kreatif, dan menarik untuk memecahkan suatu masalah dan sebagainya. Dan hal itu akan menjadi sesuatu yang berharga bagi saya kedepannya. Persepsi Mengenai Desa Cibugel Cibugel terletak di Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Cibugel adalah desa yang diisi oleh penduduk yang sangat ramah. Hari pertama ketika saya menginjakkan kaki disana, saya dan teman-teman disambut bahagia oleh penduduk setempat. Secara fisik Desa Cibugel dapat dikatakan sebagai desa yang berkembang. Dalam aspek pendidikan, Cibugel memiliki dua Sekolah Dasar dan banyak pondok pesantren. Selain itu, warga desa yang ada di Desa Cibugel sangat ramah dan juga saling menghargai satu sama yang lainnya. Setiap warga disana hidup secara rukun dan selama saya berada disana tidak ada masalah yang berarti antara setiap warga satu dengan yang lainnya. 218 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel Harapan Tidak terasa ternyata sudah satu bulan lamanya saya berada di Desa Cibugel dan ini saatnya saya beserta teman-teman kelompok KKN saya yang lainnya untuk kembali kerumah masing-masing. Ada banyak harapan yang saya inginkan untuk kemajuan Desa Cibugel, salah satunya yaitu saya berharap Desa Cibugel dapat menjadi desa yang maju dan akan lebih maju lagi kedepannya. Dapat menjadi contoh bagi desa-desa lainnya, baik dalam hal pendidikan, perekonomian, maupun adat yang berlaku di desa. Saya sangat senang dan bangga dapat bersama dengan warga desa yang amat antusias, dan juga ramah dengan keberadaan saya beserta teman-teman saya selama kegiatan KKN berlangsung selama kurang lebih satu bulan ini. Selain harapan yang saya inginkan untuk kemajuan desa, saya juga sangat ingin berterimakasih kepada segenap warga desa yang sangat menerima kehadiran kami, selalu membantu dan juga memeriahkan setiap kegiatan yang kami lakukan disana. Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 219 14 SILIH ASAH, SILIH ASIH, SILIH ASUH41 Oleh: Abdul Aziz (Anggota KKN AKSARA “Anak Kampus Sayang Rakyat”) Beginikah Repotnya KKN? Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur penulis haturkan ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan karuniaNya sehingga penulis dapat membuat epilog tentang KKN (Kuliah Kerja Nyata) ini dengan sebenar-benarnya. Saat menjadi mahasiswa UIN Semester ke-6, momok KKN (Kuliah Kerja Nyata) yang ribet dan ruwet terus membayangi hari-hari perkuliahan saya. Isu simpang siur mengenai KKN banyak menjadi perbincangan di kalangan angkatan saya. Akhirnya saya pun mulai bertanya-tanya pada senior angkatan atas, dan ternyata pada tahun-tahun sebelumnya metode pemilihan anggota KKN dilakukan dengan cara memilih dan membentuk sendiri (tetapi dengan syarat dan ketentuan yang ditetapkan dari PPM). Seiring berjalannya waktu pengumuman di AIS UIN Jakarta dan website UIN menyatakan bahwa tahun ini kelompok dan tempat KKN benar-benar akan ditentukan oleh PPM langsung, saya termasuk orang yang cukup senang mendengarnya, karena saya tidak perlu menempelkan selebaran di setiap papan pengumuman fakultas untuk sekedar mencari anggota yang masih kurang (semacam showroom motor yang lagi cari pelanggan). Waktu terus berjalan, sampai pada akhirnya terpampanglah pengumuman ketentuan KKN 2017 di AIS UIN Jakarta, yakni mengenai pengumuman kelompok dan lokasi desa. Pada kegiatan Kuliah Kerja Nyata 2017, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, saya kebetulah ditempatkan di kelompok 017. Saat pengumuman daftar kelompok KKN dirilis, saya sudah menduga tidak akan ada teman sekelas yang sekelompok. Tapi ketika saya melihat ternyata ada empat orang dari Fakultas saya. Yakni Fakultas Syariah dan Hukum diantaranya dari jurusan 41 Saling mengingatkan, saling membimbing, saling mengasihi 220 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel Ahwalul Syahsyiyah, jurusan jurusan Ilmu Hukum, Muamalat dan jurusan saya sendiri yaitu Perbandingan Mahzab Hukum (PMH). Entah mengapa pikiran saya campur aduk, Hal yang pertama kali saya bayangkan mengenai program KKN ini adalah hidup prihatin dan apa adanya. Kemudian kegiatan ini dapat membuka jati diri seseorang bagi yang belum tahu siapa dan apa potensi yang ada dalam diri mereka masing-masing. Karena pada program ini akan banyak sekali permasalahan-permasalahan (baik yang sederhana maupun yang complicated) dan tentu saja akan sangat menguji bagaimana diri ini menanggapi permasalahan tersebut, yang dampaknya akan langsung mengenai masyarakat. Hal lain yang tidak kalah saya khawatirkan adalah prosedur pembuatan laporan dan buku setelah KKN yang dipaparkan pada saat pembekalan. KKN saja belum dimulai, sudah harus dipusingkan memikirkan sepulang pengabdian. Ada juga kekhawatiran saat pengumuman tempat atau desa yang akan kami tinggali. Cerita-cerita yang saya dengar dari berbagai pihak, dari teman, maupun senior yang sudah melakukan kegiatan KKN sebelumnya, banyak yang mengatakan bahwa banyak sekali hal positif yang akan dan dapat dikerjakan di KKN ini. Seperti mengajar di sekolah yang terdapat disana, kita dapat melakukan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan warga seperti membangun gapura, membagung pembatas jalan, membangun MCK (mandi, cuci, kakus), meperbaiki sarana ibadah seperti masjid, memperbaiki kantor-kantor, memperbaiki perpustakaan, kerja bakti bersama, membangun penerangan jalan, membantu warga dalam setiap kegiatan rutin yang terdapat disana; seperti mengikuti pengajian dalan masih banyak lagi kegiatan positif yang lainnya. Kuliah Kerja Nyata atau yang biasa disingkat dengan KKN, adalah sebuah program kegiatan yang harus dijalani oleh mahasiswa sebagai salah satu syarat lulus perkuliahan di berbagai Universitas Negeri. KKN terdiri dari begitu banyak hal meliputi mahasiswa, dosen pembimbing, KKNPpMM, desa, kepala desa, hingga masyarakat sekitar. Mulai dari kegiatan pembekalan, pembentukan struktur dalam kelompok masing-masing, hingga pelaksanaan KKN di daerah-daerah pedesaan yang telah ditentukan oleh PPM selama satu bulan atau (lebih tepatnya 32 hari) yaitu dimulai dari tangal 25 Juli-25 Agustus 2016. Pada kegiatan KKN kali ini, begitu banyak orang yang berperan penting di balik suksesnya KKN yang kami alami ini. Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 221 Taaruf (tak kenal maka tak sayang) Awal mula pertemuan kami di group di sosial media WhatsApp (WA) dengan judul “Kelompok 017”. yang mana group ini nantinya akan menjadi saksi perkenalan, pertengkaran, persahabatan, dan penyambung tali silaturahmi antara 17 orang. Persepsi pertama saya melihat dan menganalisis gerak-gerik anggota di group WA tersebut ialah, “Ini kelompok kok rada freak42” Mulai dari banyolannya yang masih sangat garing, banyaknya silent reader43, hingga perbedaan pendapat yang sudah mulai muncul makin mewarnai kehidupan group di dunia maya tersebut. Beberapa minggu setelahnya, pertemuan perdana kelompok ini dilaksanakan di depan Auditorium Harun Nasution. Pertemuan atau rapat perdana kelompok ini dihadiri kurang lebih 10 orang (ada yang tidak bisa hadir). Pada momen tersebut, semua anggota Kelompok 017 diminta untuk memperkenalkan dirinya masing-masing (termasuk hal-hal pribadi). Selanjutnya pertemuan kedua dilaksanakan di tempat pertama kali kita kumpul. Untuk membahas tentang kepanitiaan yang meliputi ketua, sekretaris, bendahara, divisi acara, humas, peralatan dan dekdok. Pada kesempatan kedua tidak semua hadir, ada beberapa yang tidak bisa hadir. Mungkin ada kesibukan yang tidak bisa ditinggalkan. Meskipun ada beberapa yang tidak bisa hadir, dalam rapat tersebut saya dan juga temanteman yang lain tetap memutuskan untuk memlilih ketua dan jajaranya dengan cara voting. Dan akhirnya terpilihlah ketua kelompok dan jajarannya. Pembahasan selanjutnya mengenai nama kelompok itu melalui via sosial media whatsapp, dari berbagai pemikiran dan atas persetujuan semua anggota kelompok nama AKSARA lah terpilih. AKSARA yang berfilosofikan dimana sekelompok anak kampus yang memiliki karakter berbeda, memiliki keterampilan yang berbeda dan memiliki pemikiran yang berbeda seperti halnya huruf aksara yang memliki beragam bentuk dan jika dirangkai maka bisa menimbulkan arti yang indah dan bermakna, layaknya saya dan teman-teman yang berbeda namun memiliki visi dan misi. 42 Kurang waras Pembaca yang diam 43 222 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel Dalam anggota kelompok KKN AKSARA ini terdapat 17 orang. Ada 4 orang yang berasal dari fakultas saya sendiri yaitu Fakultas Syariah dan Hukum yang mana jumlah anggota dari fakultas saya merupakan jumlah terbanyak dibandingkan dengan jumlah anggota dari fakultas-fakultas yang lainnya. Saya hanya akan mengenalkan beberapa teman saya saja yaitu:               Nurlia Fikawaty merupakan mahasiswi dari fakultas yang sama dengan saya yaitu Fakultas Syariah dan Hukum prodi Ilmu Hukum. Dia sering dipanggil dengan panggilan Lia yang mana Lia merupakan sekertaris kelompok. Mus’ab Khomeini yang merupakan mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum juga prodi Ahwalul Syahsyiyah. Mus’ab sebagai divisi humas dalam kelompok yang selalu bersama saya saat kegiatan KKN dikarenakan kami dalam divisi yang sama. Dara Mailani yang juga merupakan mahasiswi di Fakultas Syariah dan Hukum prodi Muamalat atau Hukum Ekonomi Syariah (HES). Walaupun Dara dari divisi kesehatan, dia selalu menjadi bagian konsumsi selama kegiatan KKN berlangsung. Iis Kholisoh Tsudyah yang merupakan mahasiswi Fakultas Ushuluddin yang posisi selama KKN yaitu sebagai bendahara kelompok. Iis merupakan bank keliling dari kelompok kami. Purnamasari dari Fakultas Sains dan Teknologi yang merupakan divisi kesehatan yang selalu membantu apabila terdapat anggota kelompok yang sedang sakit. Dan juga Purnama ini sangat jago dalam memasak. Muhammad Nur Riski (Fakultas Ushuluddin). Khamdi Alfan Maulana (Fakultas Sains dan Teknologi). Muhammad Aminul Wahid (Fakultas Ekonomi dan Bisnis). Harun Arrasyid (Fakultas Adab dan Humaniora). Hammam Al Marisma (Fakultas Adab dan Humaniora). Faradhita Aushafiana Manaf (Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi). Andika Yulianto Chamil (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik). Ilka Sawidri Daulay (Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi). Shinta Sri Rahmawati (Fakultas Ekonomi dan bisnis). Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 223 Pelaksanaan KKN Selasa 25 Juli 2017, yaitu merupakan hari pertama pelaksanaan KKN. Pada pukul 09.00 yaitu dilaksanakannya pembukaan yang didalamnya terdapat sambutan dari Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, OJK, PPM, dan Perwakilan dari Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang Selatan, dan DPRD kabupaten Bogor. Selanjutnya diadakan pelepasan balon sebagai simbolis bahwa KKN mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dinyatakan resmi berangkat menuju desa-desa yang telah ditentukan oleh PPM. Sesudah itu, saya dan teman-teman berkumpul disatu titik untuk teknis keberangkatan. Setelah dirundingkan, untuk Transportasi yang digunakan terbagi dua yaitu kereta dan motor, dan yang menggunakan kereta sekitar 4 orang, sedangkan pemberangkatan menggunakan motor ada 11 orang termasuk saya. Pemberangkatan menggunakan motor sampai di desa Cibugel sekitar pukul 19.00 dengan lama perjalanan kurang lebih 2,5 jam. Dan sampai di desa, saya dan yang lainnya berbagi tugas untuk menyusun dan merapihkan barang bawaan yang sudah disepakati dengan bersama. Setelah itu, saya dan teman-teman berkeliling untuk bersosialisasi dengan lingkungan disekitar. Setelah itu melakukan breafing untuk agenda selanjutnya yang akan dilakukan di Desa Cibugel ini. Pembukaan KKN saya dan teman-teman kelompok lain lakukan pada hari Kamis tanggal 27 Juli 2017. Yang mana merupakan hari ketiga pelaksanaan KKN. Pukul 08.00 saya sudah berada di aula desa untuk gotong royong untuk mempersiapkan rangkaian acara tersebut, kira-kira sekitar pukul 09.00 acara pembukaan dimulai yang dibawakan oleh anggota kelompok yaitu saudari Ilka dan rangkaian acara diawali dengan pembacaan ayat suci al-Quran oleh saudara Hammam, selanjutnya menyanyikan lagu indonesia raya yang dipimpin oleh anggota kelompok juga yaitu saudari Shinta. Setelah itu sambutan-sambutan, dan sambutan yang pertama oleh saudara Amin selaku ketua kelompok KKN kami, sambutan yang kedua oleh pihak desa, dan sambutan yang ketiga disampaikan oleh tokoh-tokoh masyarakat Desa Cibugel. Yang kemudian pembukaan ini dilanjutkan dengan acara ramah tamah dengan memperkenalkan diri anggota kelompok KKN kelompok 17 Aksara. Dan acara berlangsung hikmat sampai kurang lebih sekitar pukul 11.30 WIB. Setelah itu saya beristirahat hingga ba’dha ashar. Dan dilanjutkan 224 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel pemindahan tempat tinggal yang awalnya itu dirumah pak H.Hambali ketempat yang baru yaitu di kampung Bojong Sapi, tepatnya dirumah kediaman ibu Dede hingga ba’da magrib. Saya dan juga teman-teman kelompok KKN yang lain memutuskan untuk mencari tempat tinggal yang letaknya lebih strategis dan bisa lebih dijangkau untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan. Pada awalnya sedikit terjadi konflik diantara teman-teman saya terkait hal ini, namun dapat diatasi dengan baik dikarenakan kami memutuskan untuk tidak pindah tempat tinggal hanya saja saya dan teman-teman memilih untuk menempati kedua tempat tersebut tanpa meninggali salah satunya (memiliki 2 tempat tinggal selama KKN berlangsung). Saya selalu mencoba untuk mengikuti segala kegiatan yang dilakukan di desa seperti mengikuti pengajian manaqib di Pondok pesantren Al-hikmah. Saya mengikuti kegiatan ini bukan hanya sekedar mengikuti saja, akan tetapi hal itu saya lakukan sekaligus untuk bersosialisasi dengan pihak pesantren dan warga yang mengikuti pengajian tersebut. Selain mengikuti pengajian, saya juga sering mendekatkan diri dengan warga sekitar dengan cara ikut kumpul bersama pemuda desa agar lebih terjalin kedekatan antara saya dengan warga desa. Cibugel, menurut saya merupakan desa yang mempunyai banyak cerita dan kesan selama saya tinggal disana. Warga desa yang terdapat disana sangat ramah dan sangat antusias dengan keberadaan saya dan juga teman-teman kelompok yang lainnya. Mereka selalu membantu saya apabila saya ataupun teman-teman saya membutuhkan bantuan. Selain itu, mereka juga selalu berpartisipasi dalam meramaikan serta mensukseskan acara yang saya lakukan agar berjalan dengan baik. Disisi lain ada banyak program yang saya dan teman-teman lakukan di Desa Cibugel selama satu bulan ini, yaitu:   Mengajar PAUD. Sasaran dalam program kerja ini yaitu anak-anak PAUD ataupun anak balita yang terdapat di Desa Cibugel ini. Renovasi Pesantren. Sasaran terhadap Pondok Pesantren Darul Badiah yang mana kami membantu merenovasi asrama pondok pesantren. Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 225           Pengajaran Pengajian. Kegiatan ini dilakukan di kampung Bojong Sapi untuk mengajarkan anak-anak desa mengaji. Kegiatan Pengajaran SMP/SMK. Yang mana hal itu dilakukan di Pondok Pesantren Riyadul Bassoriyah yang mana sasarannya adalah para santri pondok pesantren itu sendiri dari tingkat SMP maupun tingkat SMK. Bimbel untuk siswa SD. Kegiatan ini dilakukan di tempat tinggal saya yang terdapat di kampung Bojong Sapi. Kegiatan ini sering kali dihadiri oleh anak-anak desa yang selalu datang ketempat tinggal saya secara beramai-ramai setelah mereka belajar mengaji. Pelatihan Paskibra. Pelatihan paskibra ini dilakukan di Pondok Pesantren Riyadul Bassoriyah untuk menumbuhkan jiwa yang lebih mandiri dan disiplin dari sebelumnya. Pelatihan Drumband. Pelatihan drumband yang dilakukan di Pondok Pesantren Riyadul Bassoriyah dan juga SDIT As-Sakilin yang diajarkan sendiri oleh anggota kelompok saya yaitu saudara Hammam Al Marisma. Motivasi Pendidikan. Kegiatan ini kami lakukan dikarenakan ada banyak sekolah yang terdapat di Desa Cibugel, maka saya dan teman-teman melakukan safari motivasi terhadap sekolah-sekolah yang tidak saya bantu dalam kegiatan belajar mengajar selama KKN. Pembuatan Pojok Baca. Program kerja ini dilakukan agar menumbuhkan minat membaca bagi anak-anak Desa Cibugel. Pojok baca ini dibuat di Pondok Pesantren Riyadul Bassoriyah. Kegiatan Kerja Bakti. Kegiatan ini dilakukan untuk lebih menumbuhkan kedekatan diantara anggota kelompok dengan warga desa, dan juga untuk menjadikan lingkungan desa yang lebih sehat dan juga bersih. Kegiatan Sosialisasi bahaya Narkoba. Dilakukan di Musholla Blok C untuk memberitahukan kepada warga bahwa narkoba sangat berbahaya apabila digunakan sembarangan, dan agar mereka dapat mengindari penggunaan narkoba tersebut. Sosialisasi penyakit Campak dan Rubella. Dilakukan di Aula Kantor Desa Cibugel, yang dibantu oleh aparat desa serta ibu Otih selaku ibu kades dan juga oleh anggota langsung dari puskesmas Cisoka. 226 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel  Pembuatan Tugu. Pembuatan tugu dilakukan di depan gang Desa Cibugel sebagai penanda desa dan juga sebagai pembatas antara Desa Caringin dengan Desa Cibugel. Dalam pembuatan tugu desa ini, sangat dibantu oleh aparat desa dan juga warga desa itu sendiri.  Renovasi Pos Kamling. Dilakukan agar poskamling yang tadinya rusak bisa digunakan kembali oleh warga desa.  Pembuatan Gapura. Pembuatan gapura dari bambu ini dilakukan sebagai pembatas antara Blok C Desa Cibugel dengan kampung Bojong Sapi dan juga untuk memeriahkan acara agustusan.  Renovasi Pintu Masjid. Dalam merenovasi pintu masjid ini saya dan teman-teman mendekatkan diri sekaligus meminta izin dengan pengurus masjid agar diperbolehkan untuk meronovasi Masjid Jami Al-Karim yang letaknya tidak jauh dari tempat tinggal saya. Ada 14 keran air yang diperbaiki dan juga 2 pintu kamar mandi masjid yang sekarang sudah baru dan dapat digunakan kembali.  Kegiatan HUT RI. Dalam kegiatan HUT RI ke-72 ini terlaksana dengan sangat meriah. Melakukan upacara di Pondok Pesantren Riyadul Bassoriyah, dan juga lapangan Blok C Desa Cibugel yang selanjutnya acara karnaval keliling Desa Cibugel, dan kemudian melakukan perlombaan yang dilaksanakan di kampung Bojong Sapi.  Pelatihan Sablon. Pelatihan sablon ini merupakan bentuk kepedulian saya dan teman kelompok lainnya terhadap pemuda desa agar mereka dapat menerapkan apa yang telah kami ajarkan dan dapat menjadikan pelatihan sablon ini menjadi lapangan pekerjaan baru bagi mereka. Kegiatan ini dilakukan di kampung Bojong Sapi yang disambut dengan antusias dengan para pemudanya yang dibuktikan dengan banyaknya pemuda yang turut serta dalam pelatihan sablon ini. Harapan Untuk Desa Cibugel Saya sangat berterima kasih kepada seluruh warga Desa Cibugel atas bantuannya terhadap saya dan teman kelompok yang lainnya selama saya melaksanakan kegiatan KKN di Desa Cibugel. Selama saya tinggal di Desa Cibugel, selama kurang lebih satu bulan lamanya, saya sangat bangga terhadap warganya yang sangat ramah dan saling membantu satu sama lainnya. Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 227 Untuk kedepannya, saya sangat berharap untuk warga Desa Cibugel, agar mereka bisa menerapkan cara menyablon baju dari apa yang telah saya ajarkan kepada mereka. Agar hal itu dapat berguna bagi mereka dan bisa mengurangi jumlah pengangguran yang ada di Desa Cibugel, khususnya bagi para pemuda yang terdapat di kampung Bojong Sapi. Selain itu, saya juga berharap Desa Cibugel akan mejadi desa yang maju dan berkembang. Para anak-anak desa bisa mendapatkan pendidikan yang layak dan setinggi-tingginya agar bisa membuat bangga orang tua dan juga membuat bangga desa itu sendiri serta dapat berguna bagi nusa dan bangsa dikemudian hari. Selain itu, apabila saya menjadi bagian dari warga Desa Cibugel, saya ingin lebih mendekatkan diri kepada anak-anak yang ada di Desa Cibugel ini juga, dengan mengadakan beberapa kegiatan positif seperti melakukan belajar bersama yang akan saya lakukan bersama ditempat tinggal saya. Selain untuk mendekatkan diri, hal ini juga bisa sangat berarti bagi anak-anak desa karena mereka bisa mendapatkan pelajaran tambahan dari luar sekolah. Pengajian bersama, yang mana hal ini bisa menjadikan anak-anak desa menjadi lebih religius dan lebih paham dengan agama, dan melakukan beberapa permainan tradisional dengan maksud memperkenalkan serta melestarikan kebudayaan Indonesia dengan cara memperkenalkan beberapa permainan-permainan tradisional kepada mereka agar mereka juga dapat lebih mecintai tanah air Indonesia. 228 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel 15 KESAN MANIS DI DESA CIBUGEL Oleh : Muhammad Nur Risky Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah sebuah kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh mahasiswa sebagai syarat untuk lulus di jenjang Strata 1 (S1) dengan pendekatan lintas kejuruan pada waktu dan daerah tertentu. Pelaksanaan KKN biasanya berlangsung selama satu bulan dan bertempat di daerah/desa. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi di Indonesia telah mewajibkan setiap perguruan tinggi untuk melaksanakan KKN. Dan ini senada dengan salah satu Tri Dharma perguruan tinggi yaitu mengabdi kepada masyarakat. Di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (UIN Jakarta), Kuliah Kerja Nyata merupakan pengabdian kepada masyarakat yang termasuk kegiatan yang wajib dihampir semua program studi. Mahasiswa dituntut terjun langsung kemasyarakat, membaur dengan masyarakat, hidup berdampingan dengan masyarakat, serta membantu menyelesaikan masalah-masalah yang ada di masyarakat. Fokus kegiatan yang akan dilakukan oleh mahasiswa dalam rangka kegiatan KKN ini adalah pendidikan dan penyuluhan atau kegiatan positif yang akan dikemas dalam bentuk program kerja yang dikemas oleh setiap kelompok KKN. Dengan tujuan agar dapat memberikan hal yang positif demi kemajuan desa tempat saya dan teman-teman kelompok KKN nanti. Pra-KKN Perkenalkan nama saya Muhammad Nur Risky, mahasiswa jurusan Aqidah dan Filsafat Islam, Fakultas Ushuluddin (FU) Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta (UIN Jakarta). Sebagai seorang mahasiswa, ada satu fase yang harus dilalui untuk memenuhi jenjang strata satu (S1) yakni: Kuliah Kerja Nyata (KKN). Berbicara masalah KKN sudah banyak sekali pembicaraan yang saya dengar mengenai KKN ini dari teman-teman saya yang sudah Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 229 melaksanakan KKN. Beberapa pendapat yang saya dengar dari teman adalah mereka merasa KKN adalah moment terbaik sepanjang pendidikannya di perguruan tinggi. Tentu dengan segala suka dan duka yang mereka alami, tetapi ada pula yang berpendapat bahwa KKN adalah kegiatan yang membosankan, mungkin hal itu tidak lepas dari tidak memumpuninya program kerja yang mereka kerjakan dan kurang terikatnya rasa kekeluargaan antara sesama kelompok, juga kurang terjalinya rasa kebersamaan dengan masyarakat sekitar, sehingga tidak begitu dapat kesan-kesan berarti selama KKN. Fikiran pertama kali dibenak saya mengenai KKN adalah sebuah desa yang terpencil dengan hamparan sawah luas dan aliran sungai yang mengaliri ladang pesawahan dan perkebunan milik warga. Melihat pemandangan warga yang pergi ke kebun dan ladang sawah setiap pagi, berbincang-bincang dengan warga terkait masalah apa yang ada di desa dengan tokoh masyarakat dan perangkat desa. Bayangan saya saat itu terbukti ketika saya dan teman-teman KKN AKSARA mulai bertugas dan bermukim di desa tempat saya dan temanteman berKKN, yaitu di KampungBojong Sapi, Desa Cibugel, Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang. Pemandangan hamparan sawah dan hilir mudik warga untuk berkebun dan ke sawah setiap pagi dan sore mudah saya temui setiap hari. Bermusyawarah mengenai masalah yang ada di lokasi KKN dengan para tokoh dan perangkat desa pun saya alami. Pada awalnya yang ada di dalam benak saya, Kegiatan KKN tidaklah begitu penting. akan tetapi setelah saya terjun langsung ke masyarakat, bukan hanya untuk memenuhi salah satu TriDharma Perguruan Tinggi. Namun ada hal yg lebih penting, yaitu; mengabdi kepada masyarakat. Karena biar bagaimana pun saya tidak akan melulu hidup di lingkungan kampus saja. setelah saya lulus kuliah nanti pasti akan kembali ke kampung halaman dan hidup berdampingan dengan masyarakat. Akan tetapi pengabdian kepada masyarakat ini tidak pernah di ajarkan selama saya berada di bangku perkuliahan dan tidak ada pula mata kuliah mengenai pengabdian kepada masyarakat ini. Disinilah saya sadar bahwa KKN merupakan kegiatan yang penting dan sangat positif. Oleh karenanya, pihak kampus pasti sadar pentingnya kegiatan KKN ini, yaitu untuk 230 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel mempersiapkan calon sarjananya yang akan terjun langsung dan hidup berdampingan dengan masyarakat. Dengan ucapan syukur kepada tuhan yang maha Kuasa dan Esa, tahun ini saya dapat melaksanakan kegiatan KKN. Bayangan pertama saya fikirkan mengenai kelompok saya adalah siapa saja teman-teman kelompok saya, bagaimana rupa dan wajah mereka, watak dan sikap mereka, apakah mereka akan menerima saya sebagai bagian dari kelompok KKN? Pun, dua tahun belakangan ini seluruh kelompok dan lokasi KKN ditentukan oleh pihak Kampus, LPPM (lembaga pembelajaran pemberdayaan masyarakat). Perubahan teknis dalam sistem pelaksanaanya tidak lain berkaitan dengan upaya-upaya pembangunan kerja sama di luar kepentingan dan kehendak pribadi maupun golongan. Sistem ini juga memungkinkan mahasiswa untuk belajar memperluas jaringan dan melangkah di luar zona nyaman. Keinginan ini mewakili pihak perguruan tinggi dalam hal ini LPPM untuk memperkenalkan sebuah hubungan kerja yang melebihi batas-batas pergaulan yang selama ini menjadi paradigma mahasiswa UIN Jakarta dalam membentuk kelompok KKN. Karna perubahan sistem pembagian kelompok dari dua tahun sebelumnya yang awalnya mahasiswa dapat menentukan sendiri siapa teman kelompoknya dan di mana wilayah kerja KKN, Tahun ini pihak PPM-lah yang menentukan. Setelah kelompok ditentukan permasalah yang timbul adalah bagaimana menyatukan setiap watak-watak yang tidak saling kenal ini, walaupun ada beberapa yang sudah kenal karna satu jurusan atau fakultas, satu organisasi ataupun ada ikatan primodial sebelumnya. Bukan hal mudah untuk bisa menyatukan watak satu persatu anggota KKN ini. Namun itulah tantangan yang harus dihadapi bagi saya dan kelompok. Setelah pembagian kelompok, saya dan teman-teman kelompok tidak langsung di beritahu dimana lokasi KKN saya dan kelompok. Sejak saat ini saya bertanya-tanya, apakah lokasi saya nanti seperti apa yang saya bayangkan? Apakah ada ketentuan khusus untuk program yang akan saya dan kelompok nanti laksanakan? Dan banyak lagi pertanyaan saya seputar kegiatan KKN ini. Dari sekian banyak pengalaman di kehidupan sehari-hari kita bahwa, membangun komuniksai dan emosional antara anggota kelompok yang memiliki watak dan kepribadian Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 231 yang berbeda-beda dan belum saling kenal satu sama lain merupakan satu poin penting bagi setiap anggota kelompok. Kemudian, KKN ini bukan hanya merupakan bentuk pengabdian mahasiswa kepada masyarakat. Lebih-lebih juga memberdayakan watak pribadi masing-masing kelompok atau merupakan suatu upaya membangun emosional diri dengan baik. Teman Anak kampus sayang masyarakat (AKSARA) Pada tanggal 25 juli 2017, pagi itu cuaca begitu bersahabat dengan cerahnya sinar mentari yang membuat hangat tubuh ini. Hari itu merupakan hari pelepasan kegiatan KKN dimana setelah hari ini, keseharian saya berubah, melaksanankan kegiatan KKN di daerah. Menetap, tinggal bersama, membaur, mengabdikan ilmu yang telah saya pelajari serta belajar bermasyarakat di sana. Sejak saat itu kedewasaan dan tanggung jawab saya diuji. Sekitar Pukul 07.00 WIB saya dan semua peserta KKN berkumpul mengikuti rangkaian acara pelepasan dengan khidmat. Rangakaian acara demi acara saya lalui, tak lupa ucapan semoga sukses dari rektor terngiang di telingan, mengantarkan masing-masing kelompok menuju Tempat KKN-nya masing-masing. Secara simbolis, acara ditutup dengan penerbangan balon udara. Balon terbang tinggi keudara bersama kenyamanan-kenyamanan yang selama ini saya rasakan dan mulai saat itu sampai satu bulan kedepan saya keluar dari zona nyaman saya. Butuh waktu tempuh sekitar satu setengah jam untuk menuju lokasi KKN saya, tak terlalu jauh memang karena lokasi saya berada di salah satu wilayah di Kabupaten Tanggerang, kecamatan Cisoka, Kelurahan Cibugel. Cisoka bisa dikategorikan sebagai daerah yang mulai maju, karena lokasinya yang berdekatan dengan kantor Bupati Kabupaten Tangerang. Hanya butuh waktu tiga puluh menit untuk sampai di kantor bupati Kabupaten Tangerang. Sedangkan tempat tugas KKN saya dan kelompok ada di Kecamatan Cisoka, Kelurahan Cibugel, Kampung Bojong Sapi. Setelah berkoordinasi dengan Perangkat kelurahan dan dibantu oleh ketua RW 04 yaitu pak Manaf. Dengan berbagai pertimbangan Kelompok saya memilih tinggal di Kampung Bojong Sapi. Mengingat Kampung Bojong Sapi merupakan kampung yang terletak di tengah-tengah wilayah kelurahan Cibugel, saya dan teman-teman KKN saya memilih KampungBojong Sapi sebagai tempat tinggal agar akses kegiatan bisa dengan mudah dilaksanakan.Karena Kampung Bojong Sapi terletak di 232 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel tengah-tengah kelurahan Cibugel. Bila dilihat dari segi Insfraktruktur yang ada di Kelurahan Cibugel sangat lah memadai, khususnya di tempat saya dan teman-teman KKN tempati. Karena, lokasi sewaan hunian (Rumah) saya dan teman-teman kelompok berada di samping salah satu jalan utama Desa Cibugel yang menghubungkan Kampung-kampung di Cibugel. Akan tetapi bila dilihat dari kesejahteraan, pendidikan dan pendapatan perkapita di Cibugel dan Desa Bojong Sapi khususnya, masih terbilang belum merata secara menyeluruh. Tentunya hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi kami untuk menyusun program dan melaksanakan kegiatan yang dapat membantu masyarakat sekitar Cibugel, setidaknya saya dan teman-teman kelompok bisa menjadi sarana masyarakat untuk berkeluh kesah terkait masalah yang saya sebutkan diatas. Desa Cibugel pun memiliki empat puluh satu RT (Rukun tetangga) dan tujuh RW (Rusun warga). Dengan luas wilayah dan sekolah yang menurut saya dan teman-teman KKN sangat lah luas dan banyak untuk bisa meratakan program yang sudah kami susun. Karena dari setiap sekolah yang ada di desa Cibugel meminta kami untuk ikut mengajar di sekolah disekitar Cibugel tersebut. Mengingat jumlah kelompok saya yang hanya berjumlah 15 orang, sedangkan wilayah Desa Cibugel begitu luas dan sekolah yang lumayan banyak, Maka saya dan teman-teman kelompok menginisiasi untuk fokus mengajar hanya ke beberapa sekolah, selebihnya saya dan teman-teman hanya meminta waktu ke pihak sekolah untuk memberikan Motifasi belajar saja. . Sesampainya di lokasi, tak banyak yang saya kerjakan, hanya membereskan barang-barang yang saya bawa lalu bersiap-siap untuk rapat membahas pembukaan kegiatan KKN pada esok hari. Tidak menunggu waktu lama, setelah beresnya barang-barang pribadi dibereskan, saya dan tema-teman mengadakan rapat untuk kegiatan besok. Pembagian kepanitiaan untuk membuat acara pembukaan. Rapat berjalan baik tanpa ada sesuatu yang dipersengit kan. Saya dan teman-teman mengkhawatirkan hal yang sama, akankah warga yang datang akan banyak?. Setidaknya itu yang membuat saya dan teman-teman tak bisa berhenti khawatir. Namun keadaan justru sebaliknya, warga ramai-ramai datang ke kantor desa untuk menghadiri Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 233 acara pembukaan KKN saya dan teman-teman. Warga tamu undangan memang dibatasi hanya perangkat desa dan tokoh-tokoh desanya saya. Itu dikarenakan sempit dan dengan kesibukan para perangkat desa dan tokohtokoh desa yang sibuk, mereka rela menanggalkan dulu rutinitas dan kesibukanya untuk bisa hadir ke acara pembukaan KKN saya dan temanteman. Alhamdulilah acara berjalan dengan lancar, pasca acara saya dan teman-teman makan siang ramai-ramai dengan menggunakan kertas nasi yang dipanjangkan di lantai.Itu membuat kebersamaan makin terasa. Pasca makan kita melakukan pendekatan dengan warga dengan cara bersosialisasi, membantu warga yang sedang bekerja, mengajak ngobrol warga yang sedang istirahat atau para wanitanya yang berbelanja di warung dan ikut ngerumpi dengan ibu-ibu. Seru sekali? Ia, ini akan jadi KKN tak terlupakan untuk saya dan mungkin saja untuk teman-teman yang lain juga. Minggu pertama sampai dengan minggu ke dua kita lewati dengan mulus, tapi tak mungkin juga jika suatu proses usaha pengabdian tak mendapatkan rintangan dan masalah. Di minggu ketiga teman-teman saya sudah mulai menunjukan egonya masing masing, mulai dari hal yang sepele sampai dengan program yang akan dikerjakan. Kebijakan ketua dalam beberapa program tidak sejalan dengan sebagian anggota kelompok temasuk saya. Saya tidak bisa menghormati mufakat musyawarah karena memang menurut saya musyawarhnya kurang adil, dimana suara berimbang dan beberapa anggota ada yang ditekan agar setuju dengan kebijakan ketua. Diam-diam saya dan beberapa teman-teman saya membuat perkumpulan kecil untuk membahas, bagaimana agar kebijakan saya dan teman-teman saya bisa diterima. Namun, bukanya program berjalan baik malah cenderung cacat, dari situ saya belajar bahwa pentingnya komunikasi dan pengendalian ego adalah sangat perlu, agar bisa apik nya sebuah kelompok. Saya dan teman-teman bisa belajar dari peribahasa bahwa “jika salah satu anggota tubuh sakit, maka seluruh badan itu akan merasakan sakit”, yang saya maknai bahwa sesama anggota kelompok harus saling mengerti satu sama lain. Kisah Cibugel Versi Aksara Desa Cibugel, berlokasikan di Kecamatan Cisoka Kabupaten Tangerang, adalah hamparan tanah subur yang hijau dan postensi alam 234 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel yang kaya. Udara yang sejuk masih jadi konsumsi di desa ini, walau suhu udara disana panas, namun udara segar masih sering kita jumpai disana, pepohonan yang rindang membuat sejuk saya yang kepanasan. Tanah Cibugel ini begitu baik nan bersahabat. Bagaimana tidak, apapun yang kita tanam akan menghasilkan panen yang berkualitas, dan itu dimanfaatkan oleh masyarakat utuk bercocok tanam. Saya sudah menganggap bahwa ini adalah kampung halaman kedua saya. Ada banyak hal yang saya sukai dari Desa Cibugel ini, selain dari pada alamnya, lingkungannya yang indah nan bersahabat, masyarakatnya juga ramah dan penuh kehangatan, dan saya rasa pandangan saya tentang masyarakat Desa Cibugel kurang lebihnya sama dengan teman-teman yang lain. Saya melihat dari teman-teman yang begitu akrabnya membaur dengan masyarakat, pasca baru datang saja, saya dan teman-teman disambut hangat dan meriah oleh warga dan terutama ketua RW 04, pak manaf. Beliau membimbing dan menuntun kami dalam proses sosialisasi dengan perangkat desa dan warga Desa Cibugel, terkhusus Kampung Bojong Sapi. Beliau sering mengunjungi basecamp kami untuk sekedar menengok dan menanyakan kabar perihal saya “betah atau tidak?, bagaimana program-program kegiatan?”, ada yang bisa dibantu?”, ungkap bapak saya yang ada di Cibugel, pak Manaf. Bu Otih selaku ibu lurah sering sekali mengundang ke rumahnya untuk makan-makan, bu Siti ketua RW 07 pun demikian. Ibu Mul, salah satu warga yang punya warung di Desa Cibugel, pak Roni ketua pemuda, pak Heri pemilik kobong, dan masih banyak sekali warga dan tokoh-tokoh desa yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu. Terimakasih semuanya. Ada banhyak pelajaran yang bisa saya ambil dari Desa Cibugel, mulai dari gotongroyong warganya, kebaikan tanpa minta dibaikin, senyum sapa iklas dengan orang yang baru dikenal, dan sifat alami yang sudah mulai hilang dari kebanyakan orang yakni mencari kawan bukan lawan, selaras dengan pribahasa “lebih sulit mencari satu kawan dari pada seribu musuh”. Intinya adalah tebar kebaikan, maka tak akan percuma karena kebaikan-kebaikan akan mendatangimu. Jika aku jadi warga Cibugel Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 235 Waktu satu bulan berKKN yang saya kira akan menjadi waktu yang sangat lama, ternyata amat sangat terlalu singkat saya rasakan. Itu karena saya sudah nyaman dengan semua lingkungan di Desa Cibugel, terlepas dari program-program di KKN, saya punya angan-angan jika saya menjadi bagian warga Desa Cibugel suatu sa’at nanti, saya ingin melakukan banyak pengabdian lagi, diantaranya adalah. 1. Membuat kegiatan kepemudaan yang positif pastinya untuk pemuda sekitar, terkait pembangunan sumber daya manusia yang cerdas. Karena banyak dari pemuda menganggur setelah lulus sekolah. Itu sangat disayangkaan. 2. Pemberdayaan masyarakat seperti: a. Petani, sosialisasi tentang optimalisasi lahan pertanian dan membuat hasil panen lebih meningkat, walaupun bukan bidang keahlian saya di agribisnis atau agro teknologi, namun setidaknya pemikiran saya sedikit lebih terbuka karena saya kuliah di UIN jakarta, saya bisa mengundang mahasiswa yang ahli dibidangnya dan mensosialisasikanya b. Pengusaha rumahaan, memaksimalkan dan mengembangkan minat para pengusaha rumahan, itu karena banyak ibu-ibu selain petani yang hanya ngrumpi di warung-warung jika sedang berbelanja, usaha rumahan sudah ada seperti serabut pembuatan krapyak44, namun masih sedikit, padahal memiliki nilai jual di pasar. 3. Pendidikan eduksi disiplin Ini ditujukan untuk perangkat desa yang seharusnya melakukan lebih dari hanya sekadar mengurusi administrasi desa, perangkat desa harusnya mampu mengayomi masyarakat agar lebih produktif. Apalagi lingkungan Cibugel cukup indah dan ada beberapa tempat yang berpotensi atau potensional untuk dijadikan tempat wisata, itu akan menambah penghasilan desa dan daerah, terlebih lagi jika kawasan wisata bisa sampai terlaksana, akan ada banyak warga yang diuntungkan, selain dari warga bertani mereka juga bisa berjualan makanan atau cemilan di sekitar tempat wisata, itu akan mendongkrak tingkat ekonomi masyarakatnya. Saya rasa itu juga 44 Anyaman bambu unyuk langit-langit rumah 236 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel salah satu salangkah konkrit untuk solusi tentang masalah tingkat perekonomian warga yang masih bisa dibilang rendah. Maka dari itu, saya rasa perlu untuk perangkat desa bisa melihat potensipotensi yang ada untuk dijadikan lebih bernilai. 4. Sosialisasi remaja Banyak dari warga Cibugel yang melakukan pernikahan dini45 dan banyak juga dari hubungan mereka kandas, dampaknya ada beberapa warga yang masih muda namun sudah menjanda, kehidupan tidak sekerdil itu, dilahirkan, bekerja, menikah, trus mati. Jika roda itu terus berjalan maka akan sangat susah untuk suatu daerah maju. Saya akan mencoba menanamkan pemikiran kepada masyarakat tentang pentingnya pendidikan. Pendidikan tinggi bukan hanya untuk laki-laki, namun juga untuk perempuan. Mencoba menanamkan Hadist “sebaik-baik manusia adalah dia yang berguna bagi manusia lainya” dan untuk melakukan itu, jalan yang harus kita tempuh yaitu dengan berpendidikan. 45 Pernikahan dibawah umur (usia belum ideal untuk menikah) Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 237 “Tindakan adalah kunci dasar untuk semua kesuksesan.” Pablo Picasso BAB VII KESAN WARGA ATAS PROGRAM KKN A. Kesan Tokoh Masyarakat a) Khaerul Saleh (Kepala Desa Cibugel) “Peserta KKN sangat bagus dan berkesan untuk masyarakat. Wabilkhusus untuk Desa Cibugel. Hal itu sangat berguna bagi kami. Karena dengan adanya peserta KKN selama satu bulan ini, peserta KKN sudah membantu proses belajar mengajar dan membuat tugu Desa sebagai penanda Desa Cibugel yang juga bisa menjadi pembatas desa. Selain itu, peserta KKN juga memperbaiki fasilitas yang terdapat dimasjid, pondok pesantren, maupun fasilitas lain di Desa yang rusak. Serta peserta KKN juga masih menyempatkan waktunya untuk memeriahkan acara 17 Agustusan dengan mengadakan perlombaan-perlombaan, serta mengadakan pawai berkeliling Desa bersama dengan perwakilan sekolah yang ada di Desa Cibugel, dan juga para warga Desa Cibugel.” (Wawancara pada Rabu, 2 Agustus 2017) b) Ibu Otih (Ibu Lurah Desa Cibugel) “KKN tahun ini sangat bagus, ada anak KKN disini sangat bermanfaat bagi warga cibugel. Terkhusus untuk masyarakat kampung Bojong Sapi. Yang mana pada tahun lalu Bojong Sapi tidak tersentuh saat adanya pelaksanaan KKN di Desa Cibugel. Namun pada tahun ini Bojong Sapi sangat terbantu. Terutama bagi para pemudanya yang telah diajarkan menyablon baju, dan disiapkan peralatan untuk menyablon baju untuk menambah kegiatan para pemuda, dan mengurangi jumlah pengangguran yang ada. Selain itu, adanya anak KKN juga sangat bermanfaat. Karena dapat membantu kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di Pondok Pesantren Riyadul Bassoriyah, SDI As Sakilin, dan juga PAUD Daarul Aulia. Serta dengan adanya anak KKN membuat Desa memiliki tugu Desa sebagai pembatas Desa Cibugel dengan Desa-Desa yang lainnya.” (Wawancara pada Rabu, 2 Agustus 2017) 239 c) Haji Hambali (Tokoh Masyarakat Desa Cibugel) “KKN tahun ini banyak kegiatan, seperti pengajian di masjid al Karim dan pesanteren Darul Badiah sangat banyak hikmahnya. Pak haji sangat berterima kasih kepada rombongan KKN harun ini. Kegiatan yang dilakukan banyak membuat maanfat dan berfaedah. Bahkan rombongan KKN harun ini selalu ikut pengajian sehingga anakanak remaja disini tertarik untuk ikut pengajian. Ibu-ibu juga pernah cerita kepada saya bahwa anak-anak perempuan pernah membantu petani untuk panen di sawah. Gapura hasil jerih payah keringat merupakan hasil baik banget. pak haji sangat senang sekali. Pintu masjid di perbaiki sehingga maanfatnya bagi orang mau buang air menjadi tidak susah” (Wawancara pada Kamis, 10 Agustus 2017) d) Bapak Jalal (Tokoh Masyarakat) “Sangat ulet dan sabar menghadapi hal-hal yang belum pernah terjadi. Sehingga kami sangat mengangkat jempol dua jari karena kegigihan dan semangat teman-teman KKN. Teman KKN juga mengajar di pesantren riyadul basoriyah. Sehingga kami para guru sangat berterima kasih. Pendapat saya mengenai KKN tahun ini adalah sangat setuju sekali karena sifatnya kemasyarkatan. Mahasiswa harus turun langsung kepada masyarakat. Kami sangat setuju karena dapat membantu masyarakat yang membutuhkan. Sehingga menjadikan masukan-masukan yang positif. Saran saya untuk KKN tahun depan, jika ada di sini ialah Porsi pendidikan bisa di tambakan sehingga lebih bagus. Bisa lebih merata kepada semua desa. Pendidikan harus di fokuskan karena pendidikan di sini kurang.” (Wawancara pada Senin, 14 Agustus 2017) B. Kesan Ibu-ibu Pengajian dan Posyandu a) Ibu Siti ( Ibu PKK) “Anak-anak KKN sangat baik dan selalu membantu kami. Semoga anak-anak KKN mendapat ilmu yang bermanfaat, pengalaman disini bisa jadi pembelajaran kedepannya jika turun kemasyarakat secara langsung nantinya.” (Wawancara pada Senin, 14 Agustus 2017) 240 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel C. Kesan Remaja dan Anak-anak a) Bapak Roni (Ketua Pemuda Bojongsapi) “Untuk anak KKN yang selama satu bulan berada disini yang sangat berbaur sekali terutama dengan pemuda. Semoga apa yang diaplikasikan dilapangan dapat diaplikasikan dan juga berguna untuk masyarakat kedepannya.” (Wawancara pada Senin, 14 Agustus 2017) b) Reza (Murid SDI Asyakilin) “Kehadiran kakak-kakak KKN bikin senang kami karena kakak-kakak sangat sabar untuk mengajar. Kami juga sangat senang karena kakak-kakak juga mengajarkan Drumband. Sebelumnya pengajar drumbandnya galak sehingga kadang-kadang jadi males untuk latihan. Saya berharap tahun depan jika ada kakak-kakak yang mau kkn di sini juga mengajari kami drumband.” (Wawancara pada Senin, 14 Agustus 2017) Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 241 “Masalah di dunia ini terjadi ketika orang bodoh terlalu yakin dan orang pintar penuh dengan keraguan.” Bertrand Russell DAFTAR PUSTAKA Adams, Robert. Social Work and Empowerment. New York: Palgrave Macmillan. 2003. Apriliyani, Eka. Pengabdianku untuk Cibugel Sejahtera. Jakarta: Pusat Pengabdian kepada Masyarakat UIN Jakarta. 2016. Burhanudin, Jajat. Ulama dan Kekuasaan: Pergumulan Elite Politik Muslim Dalam Sejarah Indonesia. Jakarta: Mizan. 2013. Hefner, Robert. Making Modern Muslims: The Politics of Islamic Education in Southeast Asia. Honolulu: University of Hawaii Press. 2009. Huda, Miftachul. Pekerjaan Sosial dan Kesejahteraan Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2009. Misra, Girishwar. Psychology In India, Volume I: Basic Psychological Processes And Human Development.India: Pearson Education. 2009. Nugraha, Eva. Panduan Penyusunan Buku Laporan Hasil KKN-PpMM. Jakarta: Pusat Pengabdian kepada Masyarakat UIN Jakarta. 2017. Profil Desa Cibugel tahun 2016, dokumen dalam bentuk soft file Microsoft Word yang diberikan oleh Sekretaris Desa Cibugel pada tanggal 1 Juli 2017. Profil Desa Cibugel tahun 2013, Dokumen tidak dipublikasikan. Rukminto,Isbandi.Intervensi Komunitas Pengembangan Masyarakat Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Rajagrafindo Persada. 2008. Surjono,Agus. Paradigma Model Pendekatan Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat di Era Otonomi Daerah. Malang: Bayumedia Publishing. 2008. Kementerian Dalam Negeri Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa Jumlah Penduduk Dan Kepala Keluarga. Jumlah Penduduk Desa Cibugel 243 2013, diakses pada tanggal 20 http://prodeskel.binapemdes.kemendagri.go.id September dari: Wrihatnolo, Randy.Manajemen Pemberdayaan: Sebuah Pengantar dan Panduan untuk Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Elex Media Komputindo. 2007. Wawancara Pribadi dengan Bapak Abdul Manaf dan Bapak Abdul Mali, 21 Agustus 2017. Wawancara Pribadi dengan ketua BPD desa Cibugel, Bapak Sukirman 13 Agustus 2017. 244 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel BIOGRAFI SINGKAT A. Dosen Pembimbing KKN 017 AKSARA Dr. Alfitra, SH.MH (Dosen Pembimbing) Beliau dilahirkan di Air Bangis (Pasaman Barat) tanggal 03 Februari 1972. Pendidikan terakhir yang ditempuh adalah S3 Pasca Sarjana di Universitas Islam Bandung. Hukum adalah bidang keahliannya yang digelutinya. Hal itu dapat dibuktikan dengan banyaknya buku yang beliau buatyang berkaitan dengan hukum. Selain menjadi dosen tetap di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sejak tahun 2002 hingga sekarang, beliau juga sudah puluhan kali menjadi saksi ahli pidana baik ditingkat penyidikan maupun di sidang pengadilan. B. Anggota KKN 017 AKSARA Muhammad Aminul Wahid (Amin – 21 Tahun) Amin merupakan ketua KKN kelompok 17, ia lahir di Banyuwangi pada tanggal 15 Februari 1996 dan mempunyai hobi bersepeda serta bermain tenis meja. Amin banyak mempelajari agama dalam riwayat pendidikannya, ia pernah menempuh dunia pendidikan di SD Habibullah Banyuwangi dan SMP Habibullah Banyuwangi. Kemudian ia melanjutkan pendidikannya di MA Amanatul Ummah Surabaya yang pada akhirnya ia meneruskan pendidikannya di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ia mengambil dan menekuni jurusan Ekonomi Syariah di Fakultas Ekonomi dan Bisnis. 245 Nurlia Fikawaty (Lia – 20 Tahun) Nurlia Fikawaty merupakan mahasiswi jurusan Ilmu Hukum Fakultas Syariah dan Hukum, lahir di Jakarta pada tanggal 30 November 1996. Merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Selama berkuliah di UIN, gadis yang akrab dipanggil Lia ini pernah aktif dalam anggota HMPS Ilmu Hukum, menjadi Sekretaris dalam acara jurusan yaitu “RAJAFEST”. Gadis yang hobi bermain ini memiliki pengalaman dalam menari saman serta paskibra sewaktu SMA. Mottonya “Life would be meaningless, if we have a meaning for others”. Lia merupakan sekertaris kelompok. Harun Arrasyid (Harun – 20 Tahun) Harun Arrasyid merupakan seorang mahasiswa jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam, Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Yang mempunyai hobi membaca buku dan analyzing dimana ia gemar menganalisis sebuah peristiwa atau tulisan yang berkaitan dengan isu-isu yang kontemporer. Laki-laki yang akrab dipanggil Harun ini merupakan anak pertama dari 2 bersaudara. Harun lahir di Purbalingga pada tanggal 19 Maret 1997. Mottonya adalah “The future depends on what you do today”. Harun merupakan sekertaris kelompok. 246 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel Ilka Sawidri Daulay (Ilka – 21 Tahun) Wanita yang akrab dipanggil Ilka ini merupakan seorang mahasiswi jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang lahir di Pasir Pengaraian pada tanggal 21 Juni 1996. Wanita yang telah dibesarkan oleh Bapak Yusmar dan Ibu Budiati ini tinggal di Riau dan memiliki hobi membaca buku. Sekarang ini ia sedang menempuh dunia pendidikannya di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di semester 7. Mottonya yaitu “Yakin Usaha Sampai”. Ilka merupakan sekertaris kelompok. Iis Kholisoh Tusadiyah (Iis – 20 Tahun) Iis merupakan mahasiswi jurusan Tafsir Hadis di Fakultas Ushuluddin yang lahir di Bogor pada tanggal 08 Desember 1996. Wanita yang hobi membaca novel, komik dan nonton film ini pernah menempuh pendidikan di TK Al-Fath, setelah itu di SDN 1 Leuwiliang, MTS Ummul Quro AlIslami Bogor selanjutnya ia meneruskan pendidikannya di tempat yang sama yaitu di MA Ummul Quro Al-Islami Bogor sebelum pada akhirnya ia berkuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Iis merupakan bendahara kelompok. Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 247 Shinta Sri Rahmawati (Shinta – 21 Tahun) Shinta merupakan mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Lebih tepatnya merupakan mahasiswi jurusan Manajamen Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Shinta mempunyai hobi pada bidang Fashion Designer dan Modelling dimana saat ini ia sering aktif di beberapa kegiatan modelling. Shinta berasal dari Kota Depok, dimana ia dan keluarganya hingga saat ini menetap disana selama kurang lebih 21 tahun.Gadis kelahiran Palembang, 2 Februari 1996 memiliki motto yaitu ”Trying to make the best of my life.”Shinta merupakan bendahara kelompok. Abdul Aziz (Aziz – 22 Tahun) Abdul Aziz merupakan seorang laki-laki yang memiliki hobi “sleeping everywhere and everytime” lahir dan dibesarkan di Bekasi pada tanggal 27 November 1994 dan ia beserta keluarganya bertempat tinggal di Bekasi. Motto yang ia miliki adalah “Jangan melihat hidup dari lubang kunci, lihatlah dari keyakinan/penggerak, kelompok kami adalah kerjasama bukan keegoisan.” Laki-laki yang akrab dipanggil Aziz ini merupakan mahasiswa jurusan Perbandingan Mahzab Hukum Fakultas Syariah dan Hukum di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sejak tahun 2014. Aziz merupakan humas kelompok. 248 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel Hammam Al Marisma (Hammam – 22 Tahun) Hammam adalah seorang mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dia mempunyai hobi membaca. Selain itu, ia juga mempunyai riwayat pendidikan dan banyak belajar agama selama menekuni dunia pendidikan. Riwayat pendidikannya yang pertama yaitu bersekolah di MI Miftahul Huda, selanjutnya diteruskan di MTS Al-Ihsan yang kemudian dilanjutkan di MA Fathul Hidayah sebelum memasuki UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Laki-laki yang akrab dipanggil Hammam ini lahir di Lamongan pada tanggal 15 Maret 1995. Hammam merupakan humas kelompok. Dan adapun motto hidupnya adalah “ ‫”عش كريما أو مت شهيدا‬. Mus’ab Khomeini (Mus’ab 21 tahun) Mus’ab Khomeini merupakan mahasiswa aktif di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta jurusan Hukum Keluarga Fakultas Syariah dan Hukum ini lahir di Jakarta pada tanggal 10 Juli 1996 yang pada saat ini ia berserta keluarganya tengah bertempat tinggal di Jalan Terate RT/RW. 009/004 Kembangan Utara Jakarta Barat. Pria yang akrab dipanggil Mus’ab ini memiliki motto 3S yaitu Sabar, Santai, Sukses. Mus’ab memiliki hobi berolahraga dan bermain musik. Mus’ab merupakan humas kelompok. Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 249 Faradhita A Manaf (Dhita – 21 tahun) Dhita merupakan perempuan yang lahir di Jakarta pada tanggal 6 Agustus 1996. Dhita merupakan mahasiswi aktif jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang saat ini tengah menjadi ketua komunitas atau Station Manager di komunitas DNKTV. Selain itu, Dhita pernah menjadi perwakilan dari region Jakarta dalam Komunitas Good People NET TV. Ia memiliki banyak bakat, salah satunya adalah menyanyi, acting, presenting, menulis puisi, menulis cerpen, editing video. Posisinya pada kelompok sebagai pubdekdok. Andika Yulianto Chamil (Dika – 21 tahun) Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik jurusan Hubungan Internasional yang akrab dipanggil Dika ini lahir di Jakarta pada tanggal 21 Juli 1996 yang pada saat ini tengah betempat tinggal di Bintaro Jaya Sektor 4, Kelurahan Pondok Karya, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten. Laki-laki yang memiliki hobi otomotif ini memiliki motto dalam hidupnya yaitu “Respect and you will be respected”. Posisinya pada kelompok sebagai pubdekdok. 250 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel Muhammad Nur Risky (Risky – 22 tahun) Risky merupakan seorang laki-laki mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang tengah mengambil jurusan Aqidah Filsafat di Fakultas Ushuluddin sejak tahun 2013. Ia lahir di Tangerang pada tanggal 10 Februari 1995. Laki-laki yang biasa dipanggil Risky ini sebelum ia menjadi mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pernah mengawali pendidikannya di SDN Tanah Tinggi 09, selanjutnya diteruskan di MTS Ummul Quro Al-Islami dan kemudian di MA Ummul Quro Al-Islami. Selama KKN Risky sebagai divisi perlengkapan. Khamdi Alfan Maulana (Alfan – 21 tahun) Seorang laki-laki yang biasa dipanggil Alfan ini memiliki hobi menggambar yang motto dalam hidupnya adalah berguna untuk umat. Dalam kegiatan KKN ini ia berharap dapat berguna bagi umat banyak khususnya berguna bagi masyarakat Desa Cibugel. Ia lahir di Brebes pada tanggal 1 November 1996 yang saat ini merupakan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta jurusan Teknik Informatika di Fakultas Sains dan Teknologi. Selama KKN Alfan sebagai divisi perlengkapan. Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 251 Dara Mailani (Dara – 21 tahun) Seorang gadis yang biasa dipanggil Dara ini lahir dan dibesarkan di Bekasi pada tanggal 19 April 1996. Dan saat ini Dara beserta keluarganya bertempat tinggal di Bekasi Timur. Mottonya adalah bekerja keras dan menikmati hidup. Perempuan yang memiliki hobi mendengarkan musik dan menonton drama korea ini merupakan mahasiswi yang tengah aktif menjalani dunia pendidikannya di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta jurusan Hukum Ekonomi Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum. Dara menjadi divisi kesehatan kelompok selama KKN berlangsung. Purnamasari (Purnama – 21 tahun) Seorang wanita yang biasa dipanggil Purnama yang saat ini ia dan keluarganya tengah tinggal di Tangerang Selatan. Purnama lahir di Kuningan pada tanggal 25 Desember 1996. Wanita yang memiliki hobi bermain badminton ini memiliki motto “better late than never” ini merupakan seorang mahasiswi jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta sejak tahun 2014 hingga pada saat ini. Purnama menjadi divisi kesehatan kelompok selama KKN berlangsung. 252 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel LAMPIRAN-LAMPIRAN “Sementara orang berani menulis sejarah zaman ini, masa depan tanah kita bergantung pada mereka yang benar-benar bebas.” Altaïr Ibn-La'Ahad Lampiran 1 LAPORAN KEGIATAN MINGGUAN INDIVIDU KKN-AKSARA 1. Muhammad Aminul Wahid (11140860000020) Deskripsi Singkat Kegiatan Hasil Rencana Kegiatan Selama KKN Yang Dilakukan Pada Minggu Pertama - Terbentuknya jadwal Rencana Kegiatan yang diusulkan: mengajar untuk mahasiswa - Cibugel Belajar KKN - Cibugel Kreatif - Ketersediaannya tiga Kegiatan yang dilakukan: instruktur pelatihan sablon - Berkoordinasi dengan SMK beserta alatnya Riyadhul Bassoriyah terkait daftar mata pelajaran yang tidak ada gurunya. - Menghubungi Good Mood Project untuk menjadi instruktur dalam pelatihan sablon Implementasi Kegiatan Minggu Kedua Kegiatan yang dilakukan: - Kerja bakti - Penyuluhan campak dan rubella - Pengajian - Sosialisasi bahaya narkoba - Pelatihan sablon - Safari motivasi ke sekolah sekolah di Cibugel - Mengajar - - - - 255 Lingkungan menjadi bersih dan good looking. Masyarakat mengenal penyakit Campak dan Rubella serta mengetahui cara menanggulanginya. Berkontribusi dalam pengajian di Masjid Jami’ AlKarim Masyarakat mengenal tentang macam-macam narkoba beserta bahaya dan hukuman penggunaannya. Masyarakat mempunyai keterampilan menyablon baju dengan alat manual. - - Implementasi Kegiatan Minggu Ketiga Kegiatan yang dilakukan: - Berkoordinasi dengan Ibu Kepala Desa dan Ketua BPD Desa Cibugel terkait pembangunan Gapura - Menyiapkan material pembangunan gapura - Membangun Gapura - Mengajar di SMK Riyadhul Bassoriyah - Mengajar baca Al- Quran - Memperbaiki kamar mandi masjid Jami’ Al Kariim - Menghadiri acara akikah di rumah penduduk setempat - - - - - Implementasi Kegiatan Minggu Keempat Kegiatan yang dilakukan: - Menebang bambu - Membangun gapura bambu untuk peringatan hari kemerdekaan - Upacara di lapangan Blok C - Karnaval desa Cibugel - Lomba Agustusan - Membangun Pojok Baca - Para siswa menjadi semangat dalam belajar dan meraih cita-cita. SMK Riyadhul Bassoriyahmenjadi terbantu dalam menyelenggarakan kegiatan belajar-mengajar. Terbentuknya kesepakatan tentang pembangunan Gapura Tersedianya materialmaterial pembangunan gapura Terbangunnya gapura Terselenggaranya kegiatan belajar mengajar di SMK Riyadhul Bassoriyah Kegiatan mengajar baca Al Quran terbantu Pintu kamar mandi menjadi berfungsi, begitu juga keran airnya Bisa berkontribusi dalam acara penduduk setempat. Tersedianya bambu untuk membangun gapura Terbentuknya gapura dari bambu di pintu masuk Blok C desa cibugel Terselenggaranya upacara kemerdekaan bersama siswa- siswi sekolah se Cibugel dan masyarakat Terselenggaranya karnaval/ 256 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel - Implementasi Kegiatan Minggu Kelima Kegiatan yang dilakukan: - Pemberian bantuan untuk renovasi Pos Kamling di Blok C, Cibugel - Renovasi Asrama santri Pesantren Darul Badi’ah - Tasyakuran perpisahan dengan jajaran pengurus dan Guru SMK IT Riyadul Bashoriyah - Penutupan - - - - pawai keliling di desa Cibugel yang diramaikan oleh drum band SD As Sakilin dan SMK IT Riyadul Bashoriyah. Terselenggaranya berbagai perlombaan dalam rangka memperingati hari kemerdekaan yang diikuti oleh warga Kp. Bojong sapi, Cibugel. Tersampaikannya bantuan Renovasi Pos Kamling Blok C, Cibugel. Asrama santri Pesantren Darul Badi’ah menjadi lebih baik dan lebih layak. Terselenggaranya acara perpisahan yang dilanjutkan dengan ramah tamah di RM. Sangu Akeul. Terselenggaranya penutupan di Aula Desa Cibugel yang dihadiri oleh jajaran pemerintahan desa Cibugel, para tokoh masyarakat serta masyarakat desa Cibugel. 2. Nurlia Fikawaty (11140480000135) Deskripsi Singkat Kegiatan Hasil Rencana Kegiatan Selama KKN Yang Dilakukan Pada Minggu Pertama Rencana Kegiatan yang diusulkan: - Pemateri Bapak Alfitra dan - Melakukan sosialisasi Darsimin, surat undangan terhadap bahaya penggunaan telah disebarkan kepada narkoba warga desa Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 257 - Mengajar - Bimbel Kegiatan yang dilakukan: - Mencari pemateri, membuat surat undangan untuk warga desa agar menghadiri sosialisasi tersebut - Bersosialisasi sekaligus meminta izin dan kurikulum pembelajaran disekolah - Memberi informasi kepada warga desa bahwa kami membuka bimbingan belajar dirumah Implementasi Kegiatan Minggu Kedua Kegiatan yang dilakukan: - Mengajar - Penyuluhan Campak dan Rubella - Bimbel - Safari motivasi - Pengajian - Sosialisasi terhadap bahaya penggunaan narkoba - Pelatihan sablon baju - - - - - - - Dapat mengajar sekaligus melatih ekstrakulikuler di Pondok Pesantren Riyadul Bassoriyah serta dapat mengajar di Paud Daarul Aulia Anak-anak desa dapat mengikuti bimbingan belajar dirumah kami setiap Selasa dan Kamis pukul 19.00 WIB Mengajar di PAUD Daarul Aulia serta mengajar dan melatih marching band di Pondok Pesantren Riyadhul Bassoriyah untuk persiapan pawai agustusan Warga lebih mengetahui cara dari penanggulangan campak Anak-anak desa mendapat pelajaran tambahan Megunjungi sekolahsekolah di Desa Cibugel. Anak-anak lebih semangat belajar Pengajian bulanan bersama ibu kades di Kantor Kecamatan Cisoka Dilaksanakan di Mushollah Cibugel, masyarakat dapat mengetahui bahaya dari 258 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel Implementasi Kegiatan Minggu Ketiga Kegiatan yang dilakukan: - Mengajar - Pengajian - Safari motivasi - Memperbaiki fasilitas Masjid Jami Al-karim - Membuat tugu di depan Desa Cibugel - Koordinasi dengan RT dan RW - Pelatihan sablon baju - Melatih paskibra - - - Implementasi Kegiatan Minggu Keempat Kegiatan yang dilakukan: - Mengajar PAUD - Pembuatan pojok baca - Membuat gapura agustusan - Membantu ibu kades membuat tumpeng - Melatih paskibra - Upacara - Karnaval - Lomba agustusan - Nonton bareng - - penggunaan narkoba Diadakan untuk pemuda desa Mengajar di Paud Daarul Aulia Pengajian mingguan wanita bersama ibu-ibu desa Dilaksanakan di Yayasan Sirojul Athfal Pintu kamar mandi dan keran air sudah diperbaiki oleh kami Tugu dijalan masuk selesai dibuat sebagai penanda desa Akan diadakan karnaval agustusan Pelatihan sablon lanjutan minggu kemarin. Kemampuan pemuda dalam sablon bertambah Melatih paskibra di Pondok Pesantren Riyadul Bashoriyah Anak-anak semakin rajin membaca dan menggambar Pojok baca telah rampung dibuat Gapura di blok C selesai dibuat dengan bambu Tumpeng untuk lomba sekecamatan selesai diikutsertakan Anak-anak menguasai pelatihan yang sudah Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 259 - Implementasi Kegiatan Minggu Kelima Kegiatan yang dilakukan: - Perpisahan PAUD - Peresmian pojok baca - Koordinasi dengan pejabat desa perihal penutupan KKN - Membuat surat undangan - Wawancara untuk pembuatan buku - Perbaikan sarana pra-sarana Pondok Pesantren Darul Badi’ah - Perbaikan pos kamling - Penutupan - Panggung gembira - - diajarkan untuk upacara agustusan Upacara di pondok pesantren dan blok C selesai dilaksanakan Mengelilingi Desa Cibugel, warga antusias Anak-anak sangat bergembira Lebih akrab dengan warga desa Pemberian cendramata Pojok baca resmi beroperasi Penutupan siap diadakan di Aula Kantor Desa Cibugel Surat undangan penutupan selesai dibuat Selesai mewawancarai kades, ibu kades, serta tokoh masyarakat lainnya Kipas, lampu serta atap diperbaiki Pos kamling diperbaiki Dihadiri dosen pembimbing dan warga desa Memberikan kesan kepada warga 3. Harun Arrasyid (11140220000068) Deskripsi Singkat Kegiatan Hasil Rencana Kegiatan Selama KKN Yang Dilakukan Pada Minggu Pertama Rencana Kegiatan yang diusulkan: - Saya dan kawan-kawan - Membantu/mengajar anakmendapat izin untuk anak disekolah yang akan saya mengajar di tempat 260 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel dapatkan ditempat KKN (AlBasoriyah) - Meneliti sejarah yang berada di tempat KKN tersebut - Membantu warga desa setempat Kegiatan yang dilakukan: - Pergi kesekolah dan melakukan kordinasi/berdiskusi tentang jadwal mengajar dan teknisinya - Berdiskusi dengan para sepuh setempat serta ketua desa - Kerja bakti di desa Implementasi Kegiatan Minggu Kedua Kegiatan yang dilakukan: - Mengajar - Bimbel anak-anak di sekitar tempat tinggal - Mengajar ngaji di sekitar tempat tinggal - Safari Motivasi - Penyuluhan campak dan Rubella - Sosialisasi bahaya narkoba - Pelatihan Sablon - - - - Implementasi Kegiatan Minggu Ketiga Kegiatan yang dilakukan: - Mengajar - tersebut Mengetahui sejarah desa, namun belum sepenuhnya Lingkungan desa menjadi bersih Pelajar SMK mengetahui dasar-dasar komputer Anak-anak mendapatkan pelajaran tambahan Anak-anak sekitar lebih aktif mengaji Anak-anak menjadi termotivasi untuk kuliah di universitas Masyarakat mengetahui cara penanggulangan campak dan rubella. Masyarakat desa faham tentang jenis narkoba serta bahayanya Masyarakat mempunyai kemampuan sablon baju Pelajar SMK mengetahui sejarah Indonesia pada Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 261 - - Ngaji Memperbaiki sarana masjid Kordinasi dengan staff desa dan BPD untuk pembuatan gapura desa Membuat Gapura/Tugu desa Cibugel Kordinasi dengan rt/rw setempat untuk peresmian tugu Menyebar undangan untuk pawai kebangsaan - - Implementasi Kegiatan Minggu Keempat Kegiatan yang dilakukan: - Mengajar - Mengantar surat untuk karnaval - Kordinasi dengan BPD serta Babinsa untuk pelaksanaan karnaval - Membuat lomba untuk peringatan kemerdekaan - Kordinasi dengan tokoh yang berada disekitar - Menonton film kemerdekaan - Karnaval kebangsaan - - - - - saat zaman perdagangan Anak-anak dapat membaca iqra dan mengetahui 5 surat pendek Keran kamar mandi di masjid sudah diperbaiki. Rencana untuk membuat tugu desa Desa Cibugel mempunyai tugu Waktu masih belum bisa di tetapkan Sekolahh paud dan sd sudah mengetahui informasi tentang pawai kebangsaan Pelajar SMK mengetahui sejarah Indonesia pada saat zaman perdagangan Sekolah-sekolah di desa tahu karnaval yang akan dilaksanakan sesudah upacara Persiapan untuk pawai sudah selesai Warga dan mahasiswa turut serta berpartisipasi membuat lomba Para warga mengetahui adanya upacara bendera Warga desa kampung bojongsapi mengetahui sejarah indonesia Warga desa cibugel dalam 262 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel merayakan kemerdekaan menjadi meriah. Implementasi Kegiatan Minggu Kelima Kegiatan yang dilakukan: - Renovasi Pos Kamling di perumahan Blok C - Perbaikan pesantren Darul Badiah - Perpisahan dengan pesantren staf riyadatul Basoriyah - Penutupan KKN - - Pos kamling kembali berfungsi Pesantren darul badiah dapat ditinggali kembali Peresmian taman baca dan penutupan pengajaran di pesantren tersebut KKN AKSARA 2017 resmi di tutup oleh warga desa cibugel 4. Ilka Sawidri Daulay (11140510000055) Deskripsi Singkat Kegiatan Hasil Rencana Kegiatan Selama KKN Yang Dilakukan Pada Minggu Pertama Rencana Kegiatan yang diusulkan: - Pihak sekolah yang menjadi - Motivasi belajar target kegiatan motivasi belajar mengizinkan untuk - Mengajar public speaking melaksanakan kegiatan Kegiatan yang dilakukan: tersebut. - Sosialisasi ke sekolah dan - Pengasuh pondok pesantren pesantren setempat untuk mengizinkan untuk mengajar menawarkan kegiatan public speaking karena salah motivasi belajar untuk satu kegiatan santri mengenai siswa maupun santri. belajar pidato tiga bahasa - Berbincang dengan yaitu bahasa indonesia, arab, pengasuh pondok pesantren dan inggris yang disebut Riyadul Bashoriyah terkait “muhadharah” sangat kegiatan santri sehari-hari berkaitan dengan public speaking. Implementasi Kegiatan Minggu Kedua Kegiatan yang dilakukan: - Santri memiliki semangat - Motivasi belajar untuk berkreasi dan - Mengajar mengaji berprestasi. Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 263 - Penyuluhan campak dan Rubella Safari motivasi siswa Sekolah Dasar Sosialisasi bahaya narkoba Pelatihan Sablon - - - - Implementasi Kegiatan Minggu Ketiga Kegiatan yang dilakukan: - Motivasi belajar - Mengajar mengaji dan sholawat - Senam di RW 06 - Safari motivasi - Perbaikan pintu toilet dan keran masjid - Motivasi belajar di SD AsSakilin - Pembuatan tugu - Pelatihan Sablon lanjutan - - - Anak-anak dapat lebih paham huruf hijaiyah dan harokatnya. Masyarakat mengetahui cara penanggulangan campak dan rubella. Siswa SD menjadi lebih antusias untuk belajar. Masyarakat dapat memahami tentang jenis narkoba serta bahaya narkoba. Masyarakat mempunyaikemampuan sablon baju Santri Riyadul Bassoriyah semakin antusias berkarya Anak-anak dapat membedakan” tanwin” dan” tasydid” serta senang bersholawat. Lebih akrab dengan ibu-ibu desa Cibugel. Santri Sirojul Athfal memiliki semangat untuk menggali potensi seni maupun olahraga. Pintu toilet dan keran selesai diperbaiki Siswa semakin semangat belajar Tugu dibuat sebagai penanda desa Warga semakin mahir dibidang sablon Implementasi Kegiatan Minggu Keempat 264 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel Kegiatan yang dilakukan: - Izin pembuatan pojok baca di Pondok Pesantren Riyadul Bassoriyah - Pembuatan pojok baca - Pembuatan gapura Desa Cibugel di blok C - Pawai karnaval - Perayaan HUT RI - Nonton bareng film perjuangan RI - - - - Implementasi Kegiatan Minggu Kelima Kegiatan yang dilakukan: - Perbaikan sarana dan prasarana Pondok Pesantren Darul Badi’ah - Perbaikan pos kamling - Peresmian dan serah terima pojok baca - Penutupan - Panggung gembira bersama warga setempat - - - - Diizinkan dan pembuatan dimulai tanggal 14 Agustus Pojok baca selesai dibuat Pembangunan bertahap, tenaga oleh warga dan mahasiswa, direspon baik oleh warga setempat Warga dan sekolah-sekolah di cibugel sangat antusias sehingga mencapai ratusan peserta pawai Ikut berpartisipasi membantu pemuda setempat untuk memeriahkan lomba-lomba Warga antusias berbondongbondong, selain itu hubungan mahasswa UIN dan warga semakin akrab Beberapa ruangan diperbaiki dan lebih nyaman dan aman dihuni Pos kamling diperbaiki dengan mengganti beberapa bambu Resmi dibuka dan dapat dikelola dan difungsikan dengan baik Dihadiri oleh warga setempat di Aula Kantor Desa Cibugel Sebagai momen perpisahan dengan warga. Berbagai penampilan seni musik dan berbagai penghargaan dan kenang-kenangan untuk warga Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 265 5. Iis Kholisoh Tusadiyah (11140340000145) Deskripsi Singkat Kegiatan Hasil Rencana Kegiatan Selama KKN Yang Dilakukan Pada Minggu Pertama Rencana kegiatan yang diusulkan: - Mengordinasi dengan - Mengadakan seminar kelurahan untuk mengikuti kesehatan seminar campak dan - Mengadakan pembelajaran rubella. bagi anak-anak - Mengadakan bimbel Kegiatan yang dilakukan: dirumah setiap hari Selasa - Megordinasi dengan dan Kamis kelurahan untuk mengikuti seminar tentang kesehatan - Memberi informasi kepada warga bahwa kami mengadakan bimbel Implementasi Kegiatan Minggu Kedua Kegiatan yang dilakukan: - Mengajar di PAUD Daarul - Mengajar Aulia setiap hari Senin dan - Penyuluhan Campak dan Kamis. Rubella - Melatih siswi Pondok - Safari Motivasi beberapa SD Pesantren Riyadhul di Cibugel Bassoriyah Marching band - Penyuluhan Anti Narkoba dan Paskibra. - Pelatihan Sablon - Penyuluhan campak dan rubella diadakan di aula desa. - Memberikan motivasi belajar kepada siswa-siswi - Penyuluhan anti narkoba yang dihadiri oleh remaja, anak-anak, dan ibu-ibu Cibugel dengan Narasumber Bapak Dr. Alfitra, SH., MH dan Bapak Darsimin. 266 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel Implementasi Kegiatan Minggu Ketiga Kegiatan yang dilakukan: - Mengajar PAUD Daarul Aulia - Pengajian - Bimbel - Memperbaiki fasilitas masjid Jami Al-Karim - Pembangunan tugu Desa Cibugel - Pelatihan sablon - Mengajar ekstrakulikuler - Pelatihan sablon yang diikuti oleh karang taruna bojong sapi dengan pelatih dari Good Mood Project. - Minggu ini mengajar di PAUD pada hari Senin dan Jum’at pukul 08.00 WIB Pengajian mingguan bersama ibu-ibu Anak-anak desa mendapatkan pelajaran tambahan dari kami yang dilakukan setiap pukul 19.00 WIB Pintu dan keran masjid layak digunakan kembali Sebagai penunjuk arah Desa Cibugel Pelatihan sablon lanjutan untuk meningkatkan kreatifitas pemuda di Desa Cibugel Melatih siswa paskibra untuk 17an di pondok - - - Implementasi Kegiatan Minggu Keempat Kegiatan yang dilakukan: - Mengajar - Pojok baca - Membuat tumpeng - Acara Desa - Ekstrakulikuler - Latihan upacara - Merayakan hari kemerdekaan - Nonton bersama - - Mengajar di PAUD Daarul Aulia Memberi cap dan menyusun buku Membantu ibu kades membuat tumpeng untuk perlombaan Lomba membuat tumpeng dan tasyakuran di kecamatan Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 267 - Membuat gapura agustusan - - Implementasi Kegiatan Minggu Kelima Kegiatan yang dilakukan: - Perbaikan pos kamling - Perbaikan sarana pra-sarana Pondok Pesantren Darul Badi’ah - Perpisahan dengan PAUD - Pengesahan pojok baca - Penutupan KKN - Panggung gembira - - - Mengajar paskibra di pesantren Riyadul Basoriyah Membantu pelatihan upacara agustusan Upacara, mengadakan pawai satu desa dan mengadakan lomba-lomba di kampung bojong sapi Mempererat sosialisasi Gapura agustusan berdiri kokoh Pos kamling yang ada di blok C diperbaharui Fasilitas yang ada di pondok persantren diperbaiki Memberikan cendramata kepada pemilik yayasan PAUD Daarul Aulia Menambah wawasan anakanak melalui bacaan Berpamitan kepada seluruh masyarakat Memberikan kesan yang mendalam kepada seluruh warga Desa Cibugel 6. Shinta Sri Rahmawati (11140810000096) Deskripsi Singkat Kegiatan Hasil Rencana Kegiatan Selama KKN Yang Dilakukan Pada Minggu Pertama Rencana Kegiatan yang diusulkan: - Lebih tahu permasalahan - Mengenal warga sekitar warga sekitar. Cibugel. - Pembukaan KKN - Mengajar kegiatan KBM di terselesaikan dengan lancar. 268 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel PAUD. - Membantu warga desa setempat. Kegiatan yang dilakukan: - Mengobrol ke beberapa warga setempat. - Membeli komsumsi pembicara pembukaan KKN. - Koordinasi dengan pihak PAUD untuk mengajar esoknya. Implementasi Kegiatan Minggu Kedua Kegiatan yang dilakukan: - Kerja bakti - Mengajar PAUD - Membeli bahan makanan - Pihak PAUD mengizinkan untuk mengajar esoknya. - lingkungan menjadi lebih bersih dari sebelumnya Anak – anak lebih paham membaca dan menggambar Stock makan tersedia - Implementasi Kegiatan Minggu Ketiga Kegiatan yang dilakukan: - Membantu mengajar bimbel di kontrakan. - Membantu dan melihat persiapan upacara. - - Implementasi Kegiatan Minggu Keempat Kegiatan yang dilakukan: - Mengajar PAUD - Mengecat tembok untuk taman baca. - Mengajar Bimbel - Membeli Komsumsi 17 Agustus - Membungkus hadiah untuk 17 agustus - Membantu membuat - Anak – anak lebih paham matematika berhitung dan perkalian. Lebih prepare dalam persiapan upacara untuk 17 agustus nanti. Anak – anak PAUD semakin lancar membaca dan menggambar Anak – anak bimbel lancar semakin berhitung Tembok taman bacalebih rapih Acara 17 Agustusan bisa berjalan lancar Mempermudah membuat Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 269 cetakan gambar Gapura - Upacara dan Karnaval 17 agustus Implementasi Kegiatan Minggu Kelima Kegiatan yang dilakukan: - Ke Klinik - Membuat Kwitansi Induk untuk LPJ Keuangan - Menyelesaikan taman baca (membersihkan serpihan serpihan) - Mengajar terakhir PAUD - Membersihkan balai desa untuk penutupan - Memberikan bambu pos kamling blok C - Penutupan simbol uin Gapura. - - Anak – anak PAUD semakin lancar membaca dan menggambar Taman baca menjadi bersih dan siap untuk dikunjungi Terselenggaranya acara penutupan dengan lancar Bantuan tersampai dengan baik 7. Abdul Aziz (11140430000079) Deskripsi Singkat Kegiatan Hasil Rencana Kegiatan Selama KKN Yang Dilakukan Pada Minggu Pertama Rencana Kegiatan yang diusulkan: - Alhamdulillah mendapat izin - Mengajar Mengaji untuk mengajar di tempat Kegiatan yang dilakukan: tersebut - Meminta izin kepada guru ngaji setempat untuk membantu mengajar dikarenakan kurangnya tenaga pengajar Implementasi Kegiatan Minggu Kedua Kegiatan yang dilakukan: - Anak-anak dapat belajar - Mengajar mengaji mengaji - Safari Motivasi (keliling - Anak-anak dapat lebih giat sekolah di Desa Cibugel) dalam menuntut ilmu - Penyuluhan campak dan - Masyarakat Desa Cibugel Rubella dapat mengetahui cara 270 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel - Sosialisasi terhadap bahaya penyalahgunaan narkoba Pelatihan Sablon untuk pemuda Cibugel Pengajian Manaqib Pengajian mingguan ba’da Jumat - - Implementasi Kegiatan Minggu Ketiga Kegiatan yang dilakukan: - Safari motivasi (Yayasan Sirojul Athfal) - Perbaikan sarana dan prasarana masjid - Membuat tugu Desa Cibugel - Rapat persiapan 17 agustus bersama pantia acara - Menyebar undangan karnaval - Haol Syekh Yusuf - Pelatihan sablon - - Implementasi Kegiatan Minggu Keempat Kegiatan yang dilakukan: - Membangun gapura bambu - Pembuatan pojok baca - Nonton bareng - Menyebar undangan penanggulangan campak dan rubella. Tetapi belum sepenuhnya Masyarakat Desa Cibugel dapat mengetahui mengenai bahaya dan jenisnya Masyarakat mempunyai wawasan dalam sablon baju Dilaksanakan di Pondok Pesantren Kyai Maki Dilaksanakan di Majid Jami Al-Karim setelah shalat Jumat Anak-anak dapat lebih giat dalam menuntut ilmu Memperbaiki pintu kamar mandi dan keran air masjid Pembuatan tugu di gang utama Dilakukan di Bojong Sapi Disebar ke sekolah yang terdapat di Desa Cibugel Dilakukan di Desa Caringin bersama Abuya Murthadi Dimiyati Dilakukan dirumah kami untuk melancarkan apa yang sudah diajarkan di awal minggu kemarin Alhamdulillah pembangunan terlaksana, berdiri dengan kokoh dan indah Menciptakan sarana prasarana untuk rajin membaca Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 271 - Upacara Karnaval Perlombaan agustusan - - - Implementasi Kegiatan Minggu Kelima Kegiatan yang dilakukan: - Peresmian pojok baca - Menyebarkan undangan - Perbaikan pos kamling - Perbaikan sarana pra-sarana pondok pesantren - Penutupan - Panggung gembira - Membagikan baju layak pakai - Pamit keliling - - Untuk mempererat tali silaturrahmi kita terhadap masyarakat Undagan tersebar dan ramai Terselenggaranya upacara kemerdekaan republik indonesia, yang bertempat di block C Alhamdulillah dengan antusias warga terselenggaranya karnaval keliling dan di ikuti sekolahsekolah, warga dan diramaikan oleh drum band As-sakilin dan SMK Riyadul Bashoriyah Masyarakat bisa merasakan akan pentingnya perjuangan Selamat membaca dan menambah pengetahuan Warga antusias datang ke penutupan Untuk warga yang aman dan nyaman Menjadikan sarana dan prasarana yang lebih nyaman Semua program kerja resmi ditutup Warga merasakan senang yang tidak bisa diutarakan dengan kata-kata Warga senang dan berterimakasih banyak Warga mengucapkan minta maaf dan berterimakasih atas 272 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel keberadaan kami serta banyak yang nangis atas pamitnya kami 8. Mus’ab Khomeini (11140440000099) Deskripsi Singkat Kegiatan Hasil Rencana Kegiatan Selama KKN Yang Dilakukan Pada Minggu Pertama Rencana Kegiatan yang diusulkan: - Pondok pesantren antusias - Mengadakan sosialisasi dengan sosialisasi tersebut tentang Fiqih Munakahat - Kerja bakti akan - Memakmurkan kampung dilaksanakan pada hari Minggu dengan kegiatan-kegiatan yang positif Kegiatan yang dilakukan: - Mengunjungi pesantren untuk mengadakan sosialisasi fiqih munakahat - Mengajak warga untuk melakukan kerja bakti Implementasi Kegiatan Minggu Kedua Kegiatan yang dilakukan: - Lingkungan menjadi terlihat - Kerja bakti lebih rapih - Mengajar ngaji - Membuat akal pikiran anak - Safari Motivasi menjadi cerdas - Penyuluhan campak dan - Membuat para pelajar lebih Rubella semangat dalam mencapai - Sosialisasi bahaya narkoba cita-cita - Pelatihan Sablon - Masyarakat akan lebih - Pengajian berhati-hati dalam menanggulangi penyakit campak - Orang tua akan lebih berhati-hati dalam mendidik anaknya agar tidak menggunakan narkoba - Membuat para remaja akan Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 273 - Implementasi Kegiatan Minggu Ketiga Kegiatan yang dilakukan: - Pelatihan sablon - Safari motivasi - Perbaikan sarana prasarana masjid - Rapat persiapan upacara agustus dan karnaval Desa Cibugel - Rapat bersama RT dan RW - Membuat tugu - Menyebar undangan karnaval ke semua sekolah - - - Implementasi Kegiatan Minggu Keempat Kegiatan yang dilakukan: - Nonton bersama - Membangun gapura bambu - Menyebar undangan upacara dan karnaval - Koordinasi dengan pemuda - Upacara hari kemerdekaan - Karnaval - Perlombaan agustusan - Membuat ruang pojok baca - lebih memiliki keterampilan khususnya bagi para pengangguran Bisa ikut serta dalam kegiatan rutin yang ada di Desa Cibugel Untuk melatih keterampilan agar lebih paham Membuat anak-anak Sirojul Athfal lebih giat dalam belajar Memperbaiki keran yang rusak dan pintu kamar mandi yang tidak layak Mendapat respon yang begitu positif Untuk mengadakan karnaval Akan lebih dikenal ciri khas dari Desa Cibugel Untuk mengajar semua sekolah ikut serta dalam acara upacara dan karnaval Menghasilkan rasa solidaritas warga desa Membuat pembatas desa dengan adanya gapura Undangan tersebar Untuk saling bekerjasama Terlaksananya upacara di desa Menyadarkan jiwa nasionalisme Merasakan jiwa perjuangan 274 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel Implementasi Kegiatan Minggu Kelima Kegiatan yang dilakukan: - Peresmian pojok baca - Perbaikan pos kamling di blok C - Perbaikan sarana pra-sarana pondok pesantren - Menyebar undangan penutupan - Penutupan KKN AKSARA - Malam puncak - Pamit keliling Desa Cibugel - Membagikan baju layak pakai - Bisa menyalurkan wawasan untuk yang hobi membaca - Bisa di sahkannya ruang yang telah dibangun Bisa dimanfaatkan untuk warga kumpul dan ronda malam Bisa memperbaiki sarana pra-sarana Undangan tersebar Penutupan terlaksana Memberikan pesa dan kesan untuk warga desa cibugel Banyak yang merasakan kehilang atas kepergian kami Warga berterimakih kepada kami dan sangat merasa senang - - - 9. Hammam Al Marisma (11140210000002) Deskripsi Singkat Kegiatan Hasil Rencana Kegiatan Selama KKN Yang Dilakukan Pada Minggu Pertama Rencana Kegiatan yang diusulkan: - Setiap sosialisasi ke sekolah - Pengabdian pada dan pondok pesantren di masyarakat dengan belajar terima dengan baik, dan mengajar. mereka mengharapkan - Bakti sosial. kesediaan kami untuk berbagi ilmu. Kegiatan yang dilakukan: - Setiap hari Minggu kerja - Sosialisasi ke sekolah dan bakti dan gotong royong pesantren untuk pembuatan Gapura yang akan menawarkan program kerja dilaksanakan pada kami yang salah satunya pertengahan Agustus. berupa belajar mengajar. - Sosialisasi kepada Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 275 pemerintahan desa dan Tokoh masyarakat setempat untuk gotong royong melakukan perbaikan pada sarana prasarana masyarakat yang tidak layak untuk dipergunakan. Implementasi Kegiatan Minggu Kedua Kegiatan yang dilakukan: - Mengajar ekstrakulikuler (Marching Band & Pramuka) - Bimbel anak-anak di sekitar tempat tinggal - Mengajar ngaji - Safari Motivasi - Penyuluhan campak dan Rubella - Sosialisasi bahaya narkoba dan dampaknya - Pelatihan Sablon - - - - Implementasi Kegiatan Minggu Ketiga Kegiatan yang dilakukan: - Melatih marching band (Riyadhul Bashoriyah dan SD As-Sakilin) - Koordinasi dengan aparatur desa terkait pembuatan tugu - Siswa-siswi mendapat pukulan baru (dalam marching) Band dan menguasai morse (dalam pramuka) Anak-anak mendapat materi dan pelajaran tambahan Semangat anak-anaknya meningkat Peningkatan dalam pembelajaran oleh siswasiswi Peserta, yakni ibu PKK mengetahui cara penanggulangan campak dan rubella. Masyarakat mengetahui mengenai jenis-jenis narkoba dan bahayanya Peserta pelatihan menguasai teknik penyablonan Siswa-siswi menguasai materi yang telah diajarkan Pembuatan tugu dilaksanakan mulai pada hari Jumat Mengajar kimia kelas 10 SMK Riyadhul Bassoriyah 276 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel - Mengajar Perbaikan pintu dan keran masjid Pembuatan tugu Menghadiri haul Syekh Yusuf Pelatihan sablon - - Implementasi Kegiatan Minggu Keempat Kegiatan yang dilakukan: - Menebang bambu - Membangun gapura bambu untuk peringatan hari kemerdekaan - Upacara 17 Agustus - Karnaval desa Cibugel - Lomba Agustusan - Membangun Pojok Baca di SMK IT Riyadul Bashoriyah - - Implementasi Kegiatan Minggu Kelima Kegiatan yang dilakukan: - Pemberian bantuan untuk renovasi Pos Ronda di Blok C, Cibugel - Pintu dan keran Masjid Jami Al-Karim menjadi layak digunakan Tugu di pintu masuk selesai dikerjakan Turut membaur dengan warga desa Peserta ada peningkatan dalam penguasaan teknik Tersedianya bambu untuk membangun gapura Telah berdirinya gapura Terselenggaranya upacara kemerdekaan bersama masyarakat setempat Terselenggaranya karnaval setelah upacara kemerdekaan, diikuti dengan beberapa sekolah dan diramaikan oleh drum band SD As Sakilin dan SMK IT Riyadul Bashoriyah. Dilaksanakan setelah karnaval dengan berbagai perlombaan yang di meriahkan oleh warga desa Terselenggaranya tempat perpustakaan mini yang pada akhirnya dinamai dengan Pojok Baca Bantuan diterima oleh bapak RT untuk Renovasi Pos Kamling Blok C, Cibugel. Asrama santri Pesantren Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 277 - - Perbaikan Asrama santri Pesantren Darul Badi’ah Tasyakuran sekaligus perpisahan dengan jajaran pengurus dan Guru SMK IT Riyadul Bashoriyah Penutupan - - Darul Badi’ah menjadi lebih baik dan lebih layak. Terselenggaranya acara perpisahan yang dilanjutkan dengan ramah tamah di RM. Sangu Akeul. Diselenggarakan di Aula Desa Cibugel yang dihadiri oleh aparatur desa Cibugel dan para tokoh masyarakat desa Cibugel. 10. Andika Yulianto Chamil (11141130000061) Deskripsi Singkat Kegiatan Hasil Rencana Kegiatan Selama KKN Yang Dilakukan Pada Minggu Pertama Rencana Kegiatan yang diusulkan: - Mendapat respon positif dari - Memajukan kampung/desa anak-anak setempat tentang di mana saya ditempatkan pengadaan bimbel (bimbingan belajar) Kegiatan yang dilakukan: - Mendapat informasi tentang - Memberi informasi kepada kegiatan belajar mengajar di anak-anak desa setempat berbagai sekolah dan tentang pengadaan bimbel (bimbingan belajar) kekurangan tenaga ajar di - Mencari informasi tentang sana tenaga pengajar dari - Mendapat informasi tentang sekolah-sekolah setempat kegiatan kerja bakti dan - Mencari informasi dari mendapat ajakan dari warga untuk berpartisipasi dalam warga setempat tentang kerja bakti keberadaan kerja bakti Implementasi Kegiatan Minggu Kedua Kegiatan yang dilakukan: - Bimbel tiap Selasa dan - Mengajar Kamis - Kerja Bakti - Ikut serta dalam kerja bakti - Safari Sekolah di Pondok Pesantren H. - Pengajian Hambali - Penyuluhan Narkoba - Mengunjungi SD Cibugel 1 278 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel - Pelatihan Sablon Penyuluhan Kesehatan - - - Implementasi Kegiatan Minggu Ketiga Kegiatan yang dilakukan: - Mengajar - Kerja Bakti - Safari Sekolah - Pengajian - Penyuluhan Narkoba - Pelatihan Sablon - Penyuluhan Kesehatan - - - - - dan 2 untuk perkenalan KKN dan motivasi belajar kepada para siswa Mengikuti pengajian rutin di berbagai tempat di desa Melaksanakan penyuluhan Narkoba untuk warga setempat Melaksanakan pelatihan sablon untuk warga setempat dengan tujuan meningkatkan produktivitas warga Terlaksana kegiatan penyuluhan tentang Campak dan Rubella Bimbel tiap Selasa dan Kamis Ikut serta dalam kerja bakti di Pondok Pesantren H. Hambali Mengunjungi SD Cibugel 1 dan 2 untuk perkenalan KKN dan motivasi belajar kepada para siswa Mengikuti pengajian rutin di berbagai tempat di desa Melaksanakan penyuluhan Narkoba untuk warga setempat Melaksanakan pelatihan sablon untuk warga setempat dengan tujuan meningkatkan produktivitas warga Terlaksana kegiatan penyuluhan tentang Campak Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 279 dan Rubella Implementasi Kegiatan Minggu Keempat Kegiatan yang dilakukan: - Upacara Peringatan HUT Ke-72 RI - Perlombaan Dalam Rangka Memperingati HUT Ke-72 RI - Karnaval Dalam Rangka Memperingati HUT Ke-72 RI - Pembuatan Gapura Agustusan - Pembuatan Pojok Baca - Nonton Bersama Film Kemerdekaan Implementasi Kegiatan Minggu Kelima Kegiatan yang dilakukan: - Perbaikan Pos Kamling - Perbaikan Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Darul Badi’ah - Perpisahan Dengan PAUD - Pengesahan Pojok Baca - Penutupan KKN - Panggung Gembira - Wawancara Film Dokumenter - - Upacara bersama warga dan aparat desa disertai BINAMAS di lapangan Blok C Pawai karnaval keliling desa Lomba Panjat Pinang, Makan Kerupuk, Balap Karung, dll Gapura selesai Pembuatan rak dan pengecatan pojok baca Menonton film bertemakan kemerdekaan. Pos kamling diperbaharui Memberikan cinderamata kepada pemilik yayasan PAUD Darul Aulia Pondok pesantren diperbaiki Pengesahan Pojok Baca yang terletak di SMK IT Riyadul Basoriyah Acara Penutupan yang diisi dengan berbagai ucapan terima kasih kepada seluruh warga Desa Cibugel Memberikan kesan yang mendalam dan Insya Allah membekas kepada para warga dan aparat Desa Cibugel Mewawancarai narasumber untuk film dokumenter. 280 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel 11. Faradhita Aushafiana Manaf (11140510000078) Deskripsi Singkat Kegiatan Hasil Rencana Kegiatan Selama KKN Yang Dilakukan Pada Minggu Pertama Rencana Kegiatan yang - Mendapat respon positif dari diusulkan: anak-anak setempat tentang - Mengajar pengadaan bimbel (bimbingan - Kerja Bakti belajar) Kegiatan yangdilakukan: - Mendapat informasi tentang - Memberi informasi kepada kegiatan kerja bakti dan anak-anak desa setempat mendapat ajakan dari warga tentang pengadaan bimbel untuk berpartisipasi dalam (bimbingan belajar) kerja bakti - Mencaritahu informasi dari warga setempat tentang keberadaan kerja bakti Implementasi Kegiatan Minggu Kedua Kegiatan yang dilakukan: - Bimbel dilaksanakan setiap - Mengajar Selasa dan Kamis - Kerja Bakti - Ikut serta dalam kerja bakti di - Safari Sekolah Pondok Pesantren H. Hambali - Pengajian - Mengunjungi SD Cibugel 2 - Penyuluhan Narkoba untuk perkenalan KKN dan - Pelatihan Sablon motivasi belajar kepada para - Penyuluhan Kesehatan siswa - Mengikuti pengajian di Kecamatan Cisoka atas ajakan ibu Otih selaku ketua PKK dan istri Kades - Melaksanakan penyuluhan Narkoba untuk warga setempat - Melaksanakan pelatihan sablon untuk warga setempat dengan tujuan meningkatkan Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 281 - Implementasi Kegiatan Minggu Ketiga Kegiatan yang dilakukan: - Mengajar - Mengajar ekstrakulikuler - Senam - Perbaikan sarana masjid - Pembuatan tugu - Bimbel - Pengajian - Implementasi Kegiatan Minggu Keempat Kegiatan yang dilakukan: - Mengajar - Pawai Karnaval - Lomba Agustusan - Penilaian Kebersihan Blok C - Nonton Bareng Film Kemerdekaan - produktivitas warga Menjadi MC dalam acara penyuluhan imunisasi Campak dan Rubella Menjadi tenaga ajar PAUD Darul Aulia bersama Lia, Iis, Dara dan Andika Menjadi pelatih Marching Band di SD As Sakilin bersama Hammam Menjadi instruktur senam ibuibu sekitar Cibugel bersama Ilka Mengganti pintu kamar mandi dan kran air masjid Jami Al Karim Pembuatan tugu di depan jalan masuk Cibugel Bimbel rutin selasa dan kamis Pengajian di rumah Hj. Nufus Melatih paskibra sekolah Riyadul Basoriyah Menjadi PJ dalam pawai karnaval yang diikuti oleh beberapa skeolah dan warga Cibugel Mendokumentasikan perlombaan agustusan di Bojongsapi Menjadi juri lomba kebersihan Blok C Nonton bersama layar tancap film kemerdekaan di depan rumah bersama warga 282 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel Implementasi Kegiatan Minggu Kelima Kegiatan yang dilakukan: - Perbaikan Pos Ronda Blok C - Perbaikan sarana asrama Pesantren Darul Badi’ah - Pengesahan Pojok Baca - Perpisahan di Riyadul Basoriyah - Panggung Pentas Seni - Nonton Bersama Film Dokumenter - Wawancara film dokumenter - - - - Bantun tersampaikan dengan baik kepada pihak Blok C Membantu memberikan fasilitas pesantren seperti kipas angin, lampu dan alas tidur Berhasil mendirikan pojok baca di Riyadul Basoriyah berupa rak buku Berpamitan dengan santriawan dan satriputri Riyadul Basoriyah Menampilkan bakat yang dimiliki anak-anak setempat Menyaksikan bersama film dokumenter Aksara Mewawancarai narsum untuk film dokumenter 12. Dara Mailani (11140460000033) Deskripsi Singkat Kegiatan Hasil Rencana Kegiatan Selama KKN Yang Dilakukan Pada Minggu Pertama Rencana kegiatan yang diusulkan: - Taman baca akan segera - Mengelola perpustakaan dilaksanakan - Membantu segala kegiatan - Pengajian bulanan di yang diadakan Kecamatan Cisoka Kegiatan yang dilakukan: - Pengajian mingguan di - Mengkoordinasi untuk rumah Hj. Nufus yang membuat perpustakaan atau diadakan setiap malam taman baca jumat - Mencari kegiatan rutinitas yang ada di Desa Cibugel Implementasi Kegiatan Minggu Kedua Kegiatan yang dilakukan: - Mengajar di PAUD Daarul - Mengajar Aulia setiap hari Senin dan Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 283 - Kerjabakti Safari Motivasi beberapa SD di Cibugel Penyuluhan Anti Narkoba Pelatihan Sablon - - - - - Implementasi Kegiatan Minggu Ketiga Kegiatan yang dilakukan: - Mengajar Paud - Mengajar Pondok Pesantren - Bimbingan belajar - Perbaikan fasilitas Masjid Cibugel - Pembuatan Tugu Desa - Pelatihan Sablon Lanjutan - - - - Kamis. Melatih siswi Pondok Pesantren Riyadhul Bassoriyah Marching band dan Paskibra Membersihkan Lingkungan Pondok Pesantren Darul Ba’diyah. Memberikan motivasi belajar kepada siswa-siswi SDN 01 Cibugel, SDN 02 Cibugel, dan SD AsSakilin. Penyuluhan anti narkoba, dihadiri oleh warga Cibugel dengan Narasumber Bapak Dr. Alfitra, SH., M.hum dan Bapak Darsimin. Pelatihan sablon yang diikuti oleh karang taruna bojong sapi dengan pelatih dari Good Mood Project Mengajar anak-anak Paud Daarul Aulia membaca dan mengaji pada hari Senin dan Jumat Mengajar fisika siswa-siswi kelas 10 Pondok Pesantren Riyadatul Bashoriyah Bimbingan belajar Matematika ke anak-anak sekitar tempat tinggal sementara Perbaikan 2 pintu kamar 284 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel - Implementasi Kegiatan Minggu Keempat Kegiatan yang dilakukan: - Mengajar Pondok Pesantren Riyadul Basoriyyah - Pembuatan Pojok Baca - Lomba Tumpeng dan Tasyakuran di Kecamatan Cisoka - Upacara Bendera, Pawai, Lomba 17 Agustus - Nonton Bareng dan Pembagian hadiah - - - - Implementasi Kegiatan Minggu Kelima Kegiatan yang dilakukan: - Peyerahan cinderamata ke PAUD - Peresmian taman baca - - mandi dan 14 keran wudhu di Masjid Cibugel Tugu sebagai Penanda Desa Cibugel Menambah keterampilan pemuda desa Cibugel dalam upaya mengurangi pengangguran di desa Mengajar fisika Adanya taman baca untuk memperluas wawasan warga cibugel Memasak dan menghias tumpeng bersama ibu-ibu PKK. Dilanjut dengan pengajian 17 Agustusan Upacara bendera dilapangan blok C. Pawai mengelilingi desa dengan peserta siswasiswi SD, warga Cibugel, Marching Band Ponpes Riyadul Basoriyyah dan SDN As-sakilin. Panitia lomba di daerah Bojong Sapi Pembagian hadiah lomba kepada warga yang dilanjutkan menonton film Soedirman. Penyerahan sertifikat kepada pemilik yayasan PAUD Daarul Aulia Potong pita di Pondok Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 285 - Perbaikan pos kamling Perbaikan Fasilitas dan Sarana Pondok Pesantren Penutupan di Aula Desa Panggung gembira - - - Pesantren Riyadul Basoriyah Pos kamling diperbaiki Surat undangan siap disebarkan Pemasangan kipas angin, perbaikan atap, dan pemasangan lampu Dihadiri warga desa, aparatur desa, dan dosen pembimbing. Dan pemberian Sambutan oleh dosen pembimbing, BPD Cibugel, Ibu Kades, dan Babinsa. Nonton bareng film dokumenter dan penampilan seni anak-anak dan remaja cibugel. 13. Purnamasari (11140970000016) Deskripsi Singkat Kegiatan Hasil Rencana Kegiatan Selama KKN Yang Dilakukan Pada Minggu Pertama Rencana Kegiatan yang diusulkan: - Mendapat persetujuan untuk - Mengajar di Sekolah mengajar di Pesantren - Membangun fasilitas Masjid Riyadhul Bassoriyah - Penyuluhan tentang - Mendapat persetujuan dari kesehatan DKM masjid Cibugel untuk Kegiatan yang dilakukan: memperbaiki pintu toilet - Berkoordinasi dengan pihak Masjid sekolah Riyadhul Bassoriyah - Mendapat persetujuan dari - Berdiskusi dengan DKM aparat desa dan untuk selanjutnya berkoordinasi masjid Desa Cibugel dengan puskesmas - Berdiskusi dengan aparat desa Cibugel Implementasi Kegiatan Minggu Kedua 286 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel Kegiatan yang dilakukan: - Mengajar di Pesantren Riyadhul Bassoriyah - Penyuluhan campak dan rubella - Safari Motivasi - Penyuluhan narkoba - Pelatihan Sablon - Kerja bakti - - - - - Implementasi Kegiatan Minggu Ketiga Kegiatan yang dilakukan: - Mengajar di Pesantren Riyadul Bassoriyah - Motivasi belajar di SD Assakilin - Memperbaiki fasilitas Masjid Jami Al Karim - Pembangunan tugu desa Cibugel - Pengajian mingguan - - - Masuk ke kelas XI untuk mengajar pelajaran Kimia Penyuluhan campak dan rubella bekerjasama dengan puskesmas Cisoka Dilaksanakan di SD 1 Cibugel, SD 2 Cibugel dan SD Assakilin Penyuluhan narkoba dihadiri oleh aparat desa dan pemuda Cibugel yang dilaksanakan di Masjid Cibugel Pelatihan sablon dhadiri oleh pemuda Desa Cibugel dan berkontribusi langsung cara membuat sablon Lingkungan sekitar pesantren Daarul Badiyah menjadi bersih Mengisi pelajaran Kimia untuk kelas X, XI dan XII Murid SD Assakilin sangat antusias mengikuti kegiatan motivasi belajar yang diikuti dari kelas I - VI Memperbaiki pintu toilet dan air keran masjid Jami Al-Karim Tugu sebagai penunjuk arah masuk Desa Cibugel Pengajian dihadiri oleh ibuibu Desa Cibugel pukul 19.00WIB di rumah Ibu Nufus Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 287 Implementasi Kegiatan Minggu Keempat Kegiatan yang dilakukan: - Upacara hari kemerdekaan - Karnaval - Perlombaan tujuh belas Agustus - Pembuatan pojok baca - - - Implementasi Kegiatan Minggu Kelima Kegiatan yang dilakukan: - Perbaikan pos ronda - Perbaikan pondok pesantren - Peresmian pojok baca - Penutupan KKN - Panggung gembira - - Upacara dilaksanakan di lapangan Blok C Desa Cibugel bertujuan untuk memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia ke 72 Karnaval dilaksanakan setelah upacara dengan berkeliling ke sebagian wilayah desa Cibugel yang diikuti oleh siswa siswi sekolah yang berada di Desa Cibugel beserta masyarakat sekitar Blok C Desa Cibugel Perlombaan dilaksanakan di sekitar rumah sementara yang bertujuan untuk memeriahkan Hari Kemerdekaan Pembuatan pojok baca dilaksanakan di Pesantren Riyadul Bassoriyah bertujua untuk meningkatkan minat baca bagi para santri Perbaikan pos ronda bertujuan untuk mengaktifkan kembali kegiatan ronda di Blok C Desa Cibugel Memperbaiki fasilitas pondok pesantren Daarul Badiah diantaranya memperbaiki atap, memperbaiki aliran listrik 288 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel - - - serta memberikan kipas angin Peresmian pojok baca secara simbolik yaitu menggunting pita oleh ketua pimpinan pesantren Riyadul Bassoriyah Penutupan KKN dilaksanakan di Aula Kantor kelurahan Desa Cibugel yang dihadiri oleh dosen pembimbing KKN serta aparat Desa Cibugel Perpisahan dengan warga desa, diisi dengan hiburanhiburan 14. Khamdi Alfan Maulana (11140910000060) Deskripsi Singkat Kegiatan Hasil Rencana Kegiatan Selama KKN Yang Dilakukan Pada Minggu Pertama Rencana Kegiatan yang diusulkan: - Saya mendapat izin untuk - Sosialisasi penggunaan mengadakan sosialisasi penggunaan internet dengan internet dengan positif dan potif dan bahayanya jika bahaya internet jika salah disalahgunakan digunakan - Motivasi pendidikan untuk - Mengadakan pelatihan anak-anak dapat kepada anak-anak dilaksanakan bermuatan (motivasi, pendidikan quran dan ilmu sains) Kegiatan yang dilakukan: - Meminta izin ke sekolah untuk mengadakan sosialisasi tersebut - Mengadakan sosialisasi ke setiap sekolah yang akan Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 289 dilakukan motivasi Implementasi Kegiatan Minggu Kedua Kegiatan yang dilakukan: - Mengajar (sosialisasi penggunaan internet dan memberi motivasi) - Bimbel - Mengajar ngaji - Safari Motivasi - Penyuluhan campak dan Rubella - Sosialisasi bahaya narkoba - Pelatihan Sablon - - - - Implementasi Kegiatan Minggu Ketiga Kegiatan yang dibutuhkan: - Survey harga keperluan fasilitas masjid - Perbaikan sarana masjid - Pembuatan tugu - Haol - Mengajar - Rapat rapat koordinasi dengan pemuda setempat - Pelatihan sablon - Bimbel - - - Peserta didik dibekali dengan pengetahuan mengenai internet serta mendapat motivasi pelatihan pendidikan setelah melakukan pembelajaran Anak desa mendapat pemnbelajaran tambahan Anak desa belajar mengaji Siswa mendapat dongkrakan belajar yang tinggi Peserta pelatihan yakni ibu PKK tercerahkan akan bahaya campak Masyarakat antusias untuk mengawasi dan mencegah narkoba Pemuda mempunyai keterampilan untuk daya saing pasar Dapat anggaran yang dibutuhkan untuk memperbaiki fasilitas masjid Pintu kamar mandi dan keran di Masjid Jami AlKarim diperbaiki Tugu berhasil dibuat Dilaksanakan di Desa Caringin Mengajar perangkat komputer dan jaringan dasar Pemuda menyerahkan teknis kepada kita 290 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel Implementasi Kegiatan Minggu Keempat Kegiatan yang dilakukan: - Pelatihan sablon terakhir - Karnaval - Lomba agustusan - Koordinasi dengan perngkat desa dan warga - Nobar - Pembuatan gapura agustusan - Pojok baca - - - Implementasi Kegiatan Minggu Kelima Kegiatan yang dilakukan: - Perbaikan sarana pra-sarana pondok pesantren - Perbaikan pos kamling - Peresmian pojok baca - Serah terima peralatan sablon - Penutupan - Panggung gembira - Membagikan baju layak pakai - Pamit keliling - - Kemampuan pemuda bertambah Membantu mengerjakan PR anak desa Secara materi pemuda mengerti cara menyablon yang baik Terlaksananya karnaval Anak-anak dan ibu-ibu turut terlibat Koordinasi berjalan baik dibuktikan dengan suksesnya acara 17an Masyarakat mendapat nilai edukasi dari nobar Gapura selesai Santri mmpunyai fasilitas tempat membaca dengan aman dan nyaman Sedikit membantu sarana pra-sarana pondok Pos kamling diremajakan Taman baca resmi beroperasi Alat sablon sah menjadi hak milik pemuda desa cibugel KKN resmi ditutup oleh salah satu perangkat desa Acara perpisahan dengan warga yang diisi hiburanhiburan yang menarik Warga berterimakasih kepada kami Warga berterimakasih dan Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 291 meminta maaf selama kami berada di desa jika mereka terdapat kesalahan 15. Muhammad Nur Riski (1113033100053) Deskripsi Singkat Kegiatan Hasil Rencana Kegiatan Selama KKN Yang Dilakukan Pada Minggu Pertama Rencana Kegiatan yang diusulkan: - Pengurus masjid - Membantu mengembangkan mengizinkan untuk potensi dan memperbaiki memperbaiki fasilitas yang fasilitas umum di daerah ada KKN Kegiatan yang dilakukan: - Meminta izin kepada pengurus masjid untuk memperbaiki fasilitas masjid yang ada di Desa Cibugel Implementasi Kegiatan Minggu Kedua Kegiatan yang dilakukan: - Siswa akan lebih - Safari Motivasi bersemnagat dalam menuntut - Penyuluhan campak dan ilmu Rubella - Masyarakat akan lebih - Sosialisasi bahaya narkoba berhati-hati terhadap - Pelatihan Sablon penyakit campak dan rubella - Pengajian - Masyarakat akan lebih - Kerja bakti mengatahui jenis-jenis dan - mengajar dampak negatif dari penggunaan narkoba - Memberdayakan pemuda sekitar akan keterampilan, khususnya dalam pelatihan sablon - Mengikuti pengajian Manaqib rutin di Pondok Pesantren Kyai Maki 292 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel Implementasi Kegiatan Minggu Ketiga Kegiatan yang dilakukan: - Survei kerusakan fasilitas Masjid Jami Alkarim - Perbaikan sarana prasarana masjid - Pembuatan tugu - Menyebar undangan upacara dan karnaval - Rapat koordinasi dengan RT setempat - Rapat koordinasi dengan pemuda setempat terkait perlombaan - - - Implementasi Kegiatan Minggu Keempat Kegiatan yang dilakukan: - Koordinasi dengan warga desa terkait lomba agustusan - Upacara - Karnaval - Lomba agustusan - Nobar - Pelatihan salon - Pembuatan gapura bambu - Pojok baca - Lingkungan menjadi lebih rapih dan bersih Siswa dapat memahami dan mendapat pengetahuan Terdapat 2 pintu kamar mandi yang rusak dan 14 keran air yang tidak layak pakai Pintu kamar mandi dan keran diperbaiki Tugu dilakukan di gang utama Surat undangan disebarkan keseluruh sekolah yang ada di Desa Cibugel Acara akan dilakukan dilapangan Blok C Perlombaan akan diakan di Kampung Bojong Sapi Lomba agustusan akan dilaksanakan setelah upacara dan karnaval Berjalan dengan baik di lapangan blok C Terlaksananya karnaval Lomba agustusan terlaksana dengan baik di Bojong Sapi Menjadi semakin akrab dengan warga desa Pelatihan sablon terakhir dan warga desa semakin baik dalam menyablon baju Gapura bambu selesai dibuat Pojok baca selesai dibuat di Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 293 Riyadul Bassoriyah Implementasi Kegiatan Minggu Kelima Kegiatan yang dilakukan: - Peresmian pojok baca - Perbaikan pos kamling - Perbaikan fasilitas Pondok Pesantren Darul Badi’ah - Penutupan - Panggung gembira - Membagikan baju layak pakai - Pamit keliling desa - - - - - Pojok baca yang ada di Pondok Pesantren Riyadul Bassoriyah resmi digunakan Pos kamling diperbaiki Fasilitas yang ada di pondok seperti lampu, kipas serta atap diperbaiki. Penutupan KKN yang dilaksanakan di Aula Kantor Desa Cibugel. Menonton film dokumenter, serta hiburan-hiburan lainnya yang diisi oleh anak-anak yang ada di Desa Cibugel. Banyak warga yang merasa senang. Banyak warga yang menangis. 294 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel Lampiran 2 KESEKRETARIATAN 1. Surat undangan kegiatan sablon baju Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 295 2. Surat undangan kegiatan sosialisasi narkoba 296 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel 3. Surat undangan penutupan Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 297 4. Surat acara kegiatan dari desa 298 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel 5. Surat izin Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 299 6. Surat izin 300 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel 7. Cinderamata Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 301 8. Sertifikat 302 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel Lampiran 3 FOTO-FOTO KEGIATAN Pembukaan KKN AKSARA Foto bersama guru dan santri Pondok Pesantren Riyadul Bassoriyah Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 303 Foto bersama pemuda desa Foto peresmian pojok baca 304 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel Foto rapat bersama aparat desa Foto bersama aparat desa Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 305 Foto sosialisasi terhadap bahaya penggunaan narkkoba Foto penutupan KKN AKSARA 306 | B u k a n S e n j a T e r a k h i r , 3 0 H a r i M e m a h a t K i s a h Di Cibugel Lampiran 4 Bukan Senja Terakhir, 30 Hari Memahat Kisah Di C i b u g e l | 307