BAB
5
Profil Distrik-Distrik
A. DISTRIK WAMENA
KABUPATEN
JAYAWIJAYA
Pelebaga
Hubikosi
WAMENA
KABUPATEN
NDUGA
Walelagama
Asolokobal
1. Letak Geografis dan Wilayah Administratif
Menurut data BPS, Kabupaten Jayawijaya dalam Angka 2010, Distrik
Wamena memiliki wilayah seluas 1.005 km², atau 11,83 persen dari luas wilayah
Kabupaten Jayawijaya. Adapun batas-batas wilayah Distrik Wamena secara administratif adalah:
a. Sebelah utara berbatasan dengan Distrik Hubikosi dan Pelebaga;
b. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Walelagama;
Bab - 5Aa.pmd
79
3/8/2012, 9:48 AM
80
Mengenal Nusantara Kabupaten Jayawijaya
c. Sebelah selatan berbatasan dengan Distrik Asolokobal.
d. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Nduga.
Distrik Wamena terdiri atas satu kelurahan dan 13 desa, yaitu Wamena Kota,
Wesaput, Wanggo, Wouma, Honelama, Kama, Trikora, Hituma, Napua, Holima,
Ketimavit, Hurekama, Walaik, dan Mawampi.
Kabupaten Jayawijaya umumnya memiliki topografi berbukit dan bergunung yang
merupakan daerah pegunungan Jayawijaya. Keadaan topografi di Wamena
bervariasi mulai dari datar, landai, bergelombang hingga bergunung dengan
kemiringan lahan mulai dari 3 persen sampai dengan 60 persen. Wilayah Distrik
Wamena yang mempunyai kemiringan antara 0 - 40 persen yaitu seluas 3.105 hektar
dan wilayah dengan kemiringan di atas 40 persen seluas 26.598 hektar.
Berdasarkan jenisnya, maka tanah di Distrik Wamena terdiri dari jenis tanah
Entisols, Mellisols, dan Ultisol. Jenis tanah entisols adalah tanah yang baru
berkembang dari bahan asal atau bahan induknya. Pembentukan tanah ini dapat
sebagai akibat dari iklim yang sangat kering sehingga pelapukan dan reaksi kimia
sangat lambat, adanya erosi yang kuat sehingga bahan-bahan yang tererosi lebih
banyak dari yang terbentuk, pengendapan yang terus menerus, selalu jenuh air
sehingga menghambat perkembangan horison. Tanah Entisol banyak digunakan
untuk pertanian terutama di daerah endapan sungai yang umumnya subur. Jenis
tanah entisols yang ada di Distrik Wamena seluas 5.054 hektar.
Jenis tanah mellisols terbentuk dari adanya proses pembentukan tanah yang
berwarna gelap karena penambahan bahan organik. Akibat pelapukan bahan organik
di dalam tanah membentuk senyawa-senyawa yang stabil dan berwarna gelap.
Warna gelap yang terbentuk, dengan adanya aktivitas mikroorganisme tanah maka
terjadi pencampuran bahan organik dan bahan mineral tanah sehingga terbentuk
kompleks mineral-organik yang berwarna kelam. Tanah ini merupakan tanah yang
subur dengan hanya sedikit pencucian sehingga kejenuhan basa tinggi. Sebagian
besar tanah ini digunakan untuk pertanian. Jenis tanah mollisols yang ada di Distrik
Wamena seluas 9.724 hektar.
Tanah jenis ultisol merupakan tanah yang sudah berkembang dan dicirikan
dengan adanya horison argilik, bersifat masam dan kejenuhan basa rendah (<35%).
Tanah ini umumnya terbentuk dari bahan induk batuan liat. Untuk pemanfaatan tanah
ini ada beberapa kendala yaitu reaksinya masam, kejenuhan basa rendah, kadar
Bab - 5Aa.pmd
80
3/8/2012, 9:48 AM
Profil Distrik-Distrik
81
aluminium yang tinggi sehingga dapat meracuni tanaman, ketersediaan unsur hara
rendah dan adanya fiksasi fosfor yang tinggi. Dengan demikian untuk
pemanfaatannya diperlukan pemupukan dan pengapuran untuk mengatasi
kemasaman tanah dan keracunan aluminium. Jenis tanah utisols yang ada di Distrik
Wamena seluas 14.837 hektar.
2. Keadaan Penduduk
Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010, jumlah penduduk yang
mendiami Distrik Wamena adalah sebanyak 62.000 jiwa, dengan rincian laki-laki
sebanyak 33.902 jiwa dan perempuan sebanyak 28.098 jiwa. Dengan luas wilayah
sebesar 1.005 km², maka kepadatan penduduk di Distrik Wamewa sebanyak 62
orang perkilometer persegi. Jumlah penduduk di Distrik Wamena termasuk yang
terbesar di Kabupaten Jayawijaya; demikian pula kepadatannya.
Laju pertumbuhan penduduk di Distrik Wamena rata-rata sebesar 8,39 persen
per tahun. Pertumbuhan penduduk ini tergolong tinggi mengingat wilayah pegunungan
tengah terus mengalami perkembangan dengan semakin banyaknya pendatang yang
tinggal di Kabupaten Jayawijaya. Jika laju pertumbuhan penduduk dilihat per-distrik,
maka laju pertumbuhan tertinggi berada di Distrik Pelebaga yaitu sebesar 12,73
persen per tahun, sedangkan yang terendah di Distrik Wollo yaitu sebesar 0,66
persen per tahun. Mayoritas pendatang umumnya bertempat tinggal di ibukota distrik,
yaitu Wamena. Masyarakat di distrik ini umumnya merupakan masyarakat yang
homogen dan hidup berkelompok menurut wilayah adat, sosial dan konfederasi suku
tradisinya. Sifat kekeluargaan masyarakat masih sangat tinggi.
3. Sarana Pendidikan dan Kesehatan
Pendidikan merupakan kegiatan yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
Melalui pendidikan, orang dapat belajar, menambah pengetahuan, kecakapan dan
keterampilan, serta mempersiapkan masa depan yang lebih baik. Upaya
mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan merupakan bagian dari upaya
meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Sarana pendidikan merupakan sarana penting bagi suatu wilayah sebagai wadah
tempat melangsungkan pendidikan dan pengembangan keilmuan dengan tujuan
untuk mencerdaskan dan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia. Oleh karena
itu, peningkatan partisipasi penduduk usia sekolah tentunya harus diimbangi dengan
penyediaan sarana fisik pendidikan maupun tenaga guru yang memadai.
Bab - 5Aa.pmd
81
3/8/2012, 9:48 AM
82
Mengenal Nusantara Kabupaten Jayawijaya
Menurut data BPS, Jayawijaya dalam Angka 2010, jumlah Sekolah Dasar di
Distrik Wamena tercacat sebanyak 19 sekolah, atau 18 persen dari jumlah SD yang
ada di Kabupaten Jayawijaya yang berjumlah 105 sekolah. Jumlah murid SD
sebanyak 5.283 siswa, atau 27 persen dari jumlah seluruh murid SD di kabupaten.
Jumlah guru SD di Distrik Wamena sebanyak 212 orang, juga sekitar 27 persen
dari jumlah guru SD di kabupaten. Setiap guru rata-rata mengajar 25 siswa.
Jumlah Sekolah Menengah Pertama (SMP) tercatat sebanyak 10 sekolah, atau
38 persen dari jumlah SMP yang ada di Kabupaten Jayawijaya yang berjumlah 26
sekolah. Berarti hampir separo dari jumlah SMP di kabupaten terdapat di Distrik
Wamena. Demikian pula murid SMP, dari 6.090 siswa SMP yang ada di Kabupaten
Jayawijaya, sebanyak 3.716 siswa (61 persen) terdapat di Distrik Wamena. Demikian
halnya dengan guru SMP. Dari 187 guru SMP di Kabupaten Jayawijaya, sebanyak
102 orang guru (54,5 persen) terdapat di Distrik Wamena. Setiap guru rata-rata
mengajar 36 siswa.
Sekolah Menengah Atas di Distrik Wamena tercatat sebanyak 5 sekolah, dari
12 sekolah yang ada di Kabupaten Jayawijaya. Jumlah murid SMA sebanyak 2.762
siswa, atau sekitar 75 persen dari jumlah siswa SMA yang ada di Jayawijaya yang
berjumlah 3.647 siswa. Guru tetap SMA di Wamena berjumlah 77 orang (78 persen),
dari 99 guru tetap SMA di Jayawijaya. Setiap guru rata-rata mengajar 36 siswa.
Sekolah Menengah Kejuruan sebanyak 3 sekolah, dari 5 sekolah yang ada di
Jayawijaya. Jumlah murid SMK sebanyak 1.432 siswa, atau 73 persen dari 1.954
murid di Kabupaten. Guru tetap SMK berjumlah 14 orang, ditambah dengan 22
guru tidak tetap. Setiap guru SMK rata-rata mengajar 102 siswa.
Tersedianya fasilitas kesehatan yang memadai sangat diperlukan dalam upaya
peningkatan status kesehatan dan gizi masyarakat. Tercapainya kualitas kesehatan
dan gizi yang baik, tidak hanya penting untuk generasi sekarang tetapi juga bagi
generasi berikutnya.
Fasilitas untuk pelayanan kesehatan di Kabupaten Jayawijaya meliputi rumah
sakit, puskesmas, dan tenaga kesehatan. Pada tahun 2010 di Kabupaten Jayawijaya
terdapat satu Rumah Sakit Umum Daerah, 2 rumah sakit swasta, 12 puskesmas,
dan 24 puskesmas pembantu. Tiga rumah sakit tersebut semuanya ada di Distrik
Wamena, sedangkan puskesmas terdapat di semua distrik. Selain rumah sakit, di
Wamena terdapat satu puskesmas dan satu puskesmas pembantu, ditambah
dengan satu puskesmas keliling roda empat dan 50 puskesmas keliling roda dua.
Bab - 5Aa.pmd
82
3/8/2012, 9:48 AM
Profil Distrik-Distrik
83
Selain puskesmas, di Distrik Wamena juga terdapat dua balai pengobatan, yang
satu milik pemerintah dan yang lain milik swasta, dua klinik gigi, serta 14 posyandu.
Tenaga kesehatan yang melayani masyarakat di Distrik Wamena terdiri dari dari 1
dokter umum, 3 dokter gigi, 9 bidan, 2 apoteker dan 16 perawat. Sedangkan RSUD
di Distrik Wamena dilayani oleh 153 dokter spesialis.
4. Keadaan Ekonomi
Bagi penduduk Kabupaten Jayawijaya yang terletak di pegunungan tengah Papua,
pertanian adalah lapangan pekerjaan utama mereka. Umbi-umbian merupakan salah
satu makanan pokok penduduk. Tidak mengherankan jika tanaman pangan ini banyak
ditanam di Kabupaten Jayawijaya, termasuk di Distrik Wamena. Dari seluruh lahan
tanaman pangan yang ada di distrik Wamena, lahan tanaman ubi jalar adalah yang
paling luas. Lahan panennya mencapai 1.070 hektar. Sementara luas lahan panen
padi 110 hektar, luas panen jagung 21 hektar, luas panen keladi 10 hektar, dan luas
panen ubi kayu 24 hektar. Dari lahan panen ubi jalar seluas 1.070 hektar, diperoleh
hasil panen sebesar 10.533 ton. Sementara lahan panen padi seluas 110 hektar,
menghasilkan padi sebesar 498 ton. Hasil panen tanaman pangan yang utama di
Distrik Wamena dapat dilihat pada tabel.
Hasil Tanaman Pangan Distrik Wamena 2009
No
Jenis Tanaman
Pangan
1
Ubi Jalar
2
Padi Sawah
3
Luas Panen
(Ha)
Produksi
(Ton)
% dari Kab.
Jayawijaya
1.070
10.533
7,8
110
498
15,7
Ubi Kayu
24
27
15,2
4
Jagung
21
20,6
12,8
5
Kacang Tanah
8,5
2,1
3,2
6
Kedelai
3,9
4,4
4,5
Sumber : Badan Pusat Statistik, Jayawijaya dalam Angka 2010
Meski hasil panen ubi jalar cukup besar, tetapi Distrik Wamena bukan penghasil
ubi jalar terbesar di Kabupaten Jayawijaya. Penghasil utama ubi jalar di Kabupaten
Jayawijaya adalah Distrik Kurulu, yang menhasilkan ubi jalar sebesar 19.590 ton
dari lahan panen seluas 1.689 hektar.
Untuk produksi padi, Distrik Wamena merupakan salah satu dari enam distrik
penghasil padi di Kabupaten Jayawijaya. Penghasil padi terbesar adalah Distrik
Bab - 5Aa.pmd
83
3/8/2012, 9:48 AM
84
Mengenal Nusantara Kabupaten Jayawijaya
Walelagama, yang menghasilkan padi sebesar 617 ton, dari luas panen 164 hektar.
Penghasil padi lainnya adalah Distrik Musatfak, Kurulu, Asologaima, dan Asolokobal.
Untuk tanaman pangan ubi kayu, hasil panen sebesar 26,98 ton merupakan
yang terbesar kedua di Kabupaten Jayawijaya setelah Asologaima, yang produksinya
tidak berbeda jauh, yaitu sebesar 27,05 ton.
Produksi sayuran dari Kabupaten Jayawijaya adalah yang paling besar di Papua.
Jenis sayuran yang banyak diproduksi di Kabupaten Jayawijaya adalah kubis, tomat,
buncis, petsai, dan wortel. Untuk kelima jenis sayuran tersebut, Distrik Wamena
memberikan kontribusi yang cukup besar. Tanaman petsai/sawi di Distrik Wamena
merupakan yang teluas di Kabupaten Jayawijaya, yakni seluas 8,32 hektar. Hasil
panen petsai sebesar 73,64 ton merupakan yang terbesar di Kabupaten Jayawijaya.
Hasil tomat sebesar 92 ton dari luas panen 10 hektar, merupakan yang terbesar
kedua setelah Distrik Pelebaga. Hasil panen wortel sebesar 124 ton dari luas panen
10 hektar merupakan yang terbesar kedua setelah Distrik Kurulu.
Sementara itu jenis buah-buahan yang dibudidayakan di Kabupaten Jayawijaya
adalah pisang, nanas, alpokad, mangga, pepaya, salak, nangka, jeruk siam, dan
semangka.
Hasil Panen Sayuran Distrik Wamena 2009
No
Jenis Tanaman
Sayuran
Luas Panen
(Ha)
Produksi
(Ton)
% dari Kab.
Jayawijaya
1
Buncis
20
131
11,3
2
Wortel
10
124
12,7
3
Kubis
9,5
90
15,9
4
Petsai
8,3
74
24,5
5
Tomat
10
91
12,2
Sumber : Badan Pusat Statistik, Jayawijaya dalam Angka 2010
Untuk jenis tanaman buah-buahan avokad, jeruk manis, pisang, dan nangka,
Distrik Wamena merupakan penghasil terbesar di Kabupaten Jayawijaya. Lahan
panen buah-buahan yang cukup luas adalah pisang dan nangka. Dari lahan panen
pisang seluas 510 hektar, dihasilkan pisang sebesar 8.305 ton, dan dari lahan panen
nangka seluas 150 hektar, dihasilkan nangka sebanyak 1.040 ton.
Bab - 5Aa.pmd
84
3/8/2012, 9:48 AM
Profil Distrik-Distrik
85
Komoditas perkebunan yang terkenal di Kabupaten Jayawijaya adalah kopi.
Perusahaan pengolahan kopi terdapat di Kota Wamena. Produk dengan label “Kopi
Wamena dengan Tingkat Keharuman Tertinggi” ini baru dipasarkan di sejumlah pasar
swalayan, restoran, toko sembako, dan warung makan di Papua. Luas lahan
perkebunan kopi di Distrik Wamena tidak begitu luas, hanya 35 hektar dengan luas
panen 15 hektar dan produksi tahun 2009 sebesar 3,75 ton. Luas perkebunan kopi
di Distrik Wamena jauh lebih kecil dibandingkan distrik lainnya, seperti Asologaima
(648 ha), Wollo (302 ha), Yalengga (239 ha), Bolakme (232 ha), dan Asolokobal
(100 ha), dengan masing-masing produksi 28 ton, 11 ton, 13 ton, 11 ton, dan 15 ton.
Populasi ternak yang sangat dominan di Kabupaten Jayawijaya adalah babi.
Populasi babi yang terdapat di Distrik Wamena mencapai 4.974 ekor , atau sekitar
11 persen dari seluruh ternak babi di Kabupaten Jayawijaya. Jumlah tersebut
termasuk yang paling besar di Kabupaten Jayawijaya. Demikian pula ternak sapi
sebanyak 703 ekor (17 persen dari seluruh ternak sapi di Jayawijaya), merupakan
yang terbanyak kedua setelah Distrik Kurulu yang jumlahnya sebanyak 975 ekor.
Produksi daging ternak di Distrik Wamena sebagian besar terdiri dari daging
sapi sebesar 49 ton, dan daging babi sebesar 85 ton. Lebih dari separuh produksi
daging sapi di Kabupaten Jayawijaya, dihasilkan di Distrik Wamena.
Populasi ternak unggas yang dominan di Distrik Wamena adalah ayam
kampung/buras. Jumlahnya mencapai 5.034 ekor, atau 18 persen dari seluruh ternak
unggas di Kabupaten Jayawijaya. Jumlah tersebut merupakan yang terbesar di
Jayawijaya. Di distrik ini belum ada penduduk yang membudidayakan ayam ras
pedaging atau petelur.
Produksi perikanan Kabupaten Jayawijaya yang tidak mempunyai perairan laut
hanya mengandalkan perikanan dari perairan umum seperti sungai, rawa, danau,
dan budidaya kolam. Produksi perikanan di Distrik Wamena hasil budidaya kolam
sebesar 7,13 ton, atau 13 persen dari seluruh produksi perikanan budidaya di
Kabupaten Jayawijaya.
Di bidang industri kecil, hampir seluruh kegiatan idustri kecil dan rumahtangga
di Kabupaten Jayawijaya terpusat di Distrik Wamena. Kegiatan industri kecil
didominasi industri pangan, logam.
Bab - 5Aa.pmd
85
3/8/2012, 9:48 AM
86
Mengenal Nusantara Kabupaten Jayawijaya
B. DISTRIK ASOLOKOBAL
KABUPATEN
JAYAWIJAYA
Walelagama
WAMENA
KABUPATEN
NDUGA
ASOLOKOBAL
KABUPATEN
YAHUKIMO
1. Letak Geografis dan Wilayah Administratif
Secara geografis Distrik Asolokobal terletak pada...º BT – .. BT dan .. LS - .. LS.
Berdasarkan data hasil perhitungan dengan menggunakan program argis9, wilayah
Distrik Asolokobal seluas 449,09 kilometer persegi yang terdiri dari 9 (sembilan)
kampung. Pusat pemerintahan terletak di desa Asolokobal. Adapun batas-batas
wilayah Distrik Asolokobal adalah:
a. Sebelah utara berbatasan dengan Distrik Wamena dan Walelagama;
b. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Yahukimo;
c. Sebelah barat berbatasan dengan Distrik Nduga; dan
d. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Yahukimo.
Sembilan kampung yang ada di Distrik Asolokobal adalah sebagai berikut:
1. Sogokmo
6. Asolokobal
2. Asotipo
7. Minimo
3. Putageima
8. Walesi
4. Maima
9. Pupugabo
5. Sinata
Bab - 5Aa.pmd
86
3/8/2012, 9:48 AM
Profil Distrik-Distrik
87
Keadaan topografi di Asolokobal bervariasi mulai dari datar, landai, bergelombang
hingga bergunung dengan kemiringan lahan mulai dari 3 persen sampai dengan 60
persen. Wilayah Distrik Asolokobal yang mempunyai kemiringan antara 0 - 40 persen
yaitu seluas 1.961 hektar dan wilayah dengan kemiringan di atas 40 persen seluas
40.939 hektar.
Berdasarkan jenisnya, tanah di Distrik Asolokobal terdiri dari jenis tanah Entisols,
Mollisols, dan Ultisols. Jenis tanah entisols adalah tanah yang baru berkembang
dari bahan asal atau bahan induknya. Pembentukan tanah ini dapat sebagai akibat
dari iklim yang sangat kering sehingga pelapukan dan reaksi kimia sangat lambat,
adanya erosi yang kuat sehingga bahan-bahan yang tererosi lebih banyak dari yang
terbentuk, pengendapan yang terus menerus, selalu jenuh air sehingga menghambat
perkembangan horison. Tanah Entisol banyak digunakan untuk pertanian terutama
di daerah endapan sungai yang umumnya subur. Jenis tanah entisols yang ada di
Distrik Asolokobal seluas 10.100 hektar.
Jenis tanah mollisols terbentuk dari adanya proses pembentukan tanah yang
berwarna gelap karena penambahan bahan organik. Akibat pelapukan bahan organik
di dalam tanah membentuk senyawa-senyawa yang stabil dan berwarna gelap.
Warna gelap yang terbentuk, dengan adanya aktivitas mikroorganisme tanah maka
terjadi pencampuran bahan organik dan bahan mineral tanah sehingga terbentuk
kompleks mineral-organik yang berwarna kelam. Tanah ini merupakan tanah yang
subur dengan hanya sedikit pencucian sehingga kejenuhan basa tinggi. Sebagian
besar tanah ini digunakan untuk pertanian. Jenis tanah mollisols yang ada di Distrik
Asolokobal seluas 7.894 hektar.
Tanah jenis ultisols merupakan tanah yang sudah berkembang dan dicirikan
dengan adanya horison argilik, bersifat masam dan kejenuhan basa rendah (<35%).
Tanah ini umumnya terbentuk dari bahan induk batuan liat. Untuk pemanfaatan tanah
ini ada beberapa kendala yaitu reaksinya masam, kejenuhan basa rendah, kadar
aluminium yang tinggi sehingga dapat meracuni tanaman, ketersediaan unsur hara
rendah dan adanya fiksasi fosfor yang tinggi. Dengan demikian untuk
pemanfaatannya diperlukan pemupukan dan pengapuran untuk mengatasi
kemasaman tanah dan keracunan aluminium. Jenis tanah utisols yang ada di Distrik
Asolokobal seluas 26.767 hektar.
2. Keadaan Penduduk
Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010, jumlah penduduk yang
mendiami Distrik Asolokobal adalah sebanyak 15.358 jiwa, dengan rincian laki-laki
sebanyak 7.679 jiwa dan perempuan sebanyak 7.679 jiwa. Dengan luas wilayah
sebesar 778 km², maka kepadatan penduduk di Distrik Asolokobal sebanyak 20
Bab - 5Aa.pmd
87
3/8/2012, 9:48 AM
88
Mengenal Nusantara Kabupaten Jayawijaya
orang perkilometer persegi. Jumlah penduduk di Distrik Asolokobal termasuk yang
terbesar kelima di Kabupaten Jayawijaya, setelah Distrik Wamena, Asologaima,
Kurulu, dan Hubikosi. Sedangkan laju pertumbuhan penduduknya rata-rata sebesar
8,39 persen per tahun. Di Kabupaten Jayawijaya, laju pertumbuhan tertinggi berada
di Distrik Pelebaga yaitu sebesar 12,73 persen per tahun, sedangkan yang terendah
di Distrik Wollo yaitu sebesar 0,66 persen per tahun.
Mata pencaharian utama masyarakat asli Jayawijaya adalah bertani. Sistem
pertanian yang dilaksanakan dalam masyarakat bersifat tradisional. Makanan pokok
masyarakat setempat adalah umbi-umbian (ubi jalar, singkong dan keladi). Jagung
dan berbagai jenis sayuran yang ditanam. Di samping bertani masyarakat juga
beternak babi yang mempunyai peranan penting dalam kehidupan masyarakat adat.
3. Sarana Pendidikan dan Kesehatan
Pendidikan merupakan kegiatan yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
Melalui pendidikan, orang dapat belajar, menambah pengetahuan, kecakapan dan
keterampilan, serta mempersiapkan masa depan yang lebih baik. Upaya
mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan merupakan bagian dari upaya
meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Sarana pendidikan merupakan sarana penting bagi suatu wilayah sebagai wadah
tempat melangsungkan pendidikan dan pengembangan keilmuan dengan tujuan
untuk mencerdaskan dan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia. Oleh karena
itu, peningkatan partisipasi penduduk usia sekolah tentunya harus diimbangi dengan
penyediaan sarana fisik pendidikan maupun tenaga guru yang memadai.
Menurut data BPS, Jayawijaya dalam Angka 2010, jumlah Sekolah Dasar di
Distrik Asolokobal tercacat sebanyak 11 sekolah dengan jumlah murid sebanyak
1.471 siswa. Jumlah guru SD di Distrik Asolokobal sebanyak 68 orang. Setiap guru
rata-rata mengajar 21-22 siswa.
Jumlah Sekolah Menengah Pertama (SMP) tercatat sebanyak 2 sekolah, dengan
murid sebanyak 519 siswa dan guru 13 orang. Setiap guru rata-rata mengajar 40
siswa. Di Distrik Asolokobal hanya ada satu Sekolah Menengah Atas dengan jumlah
murid yang sangat terbatas, yakni sebanyak 24 siswa.
Fasilitas untuk pelayanan kesehatan di Distrik Asolokobal, meliputi puskesmas
dan balai pengobatan. Di distrik ini terdapat satu puskesmas, di tambah satu
puskesmas pembantu, satu puskesmas keliling roda empat dan dua puskesmas
Bab - 5Aa.pmd
88
3/8/2012, 9:48 AM
Profil Distrik-Distrik
89
keliling roda dua. Selain puskesmas terdapat dua balai pengobatan, satu milik
pemerintah dan satu lagi milik swasta, dan 12 posyandu. Tenaga Dinas kesehatan
yang melayani masyarakat di Distrik Asolokobal terdiri dari 1 dokter umum, 2 bidan,
dan 7 perawat.
4. Keadaan Ekonomi
Masyarakat Jayawijaya khususnya penduduk Distrik Asolokobal hidup dengan
berladang. Karena itu merupakan mata pencaharian pokok mereka. Tanah di daerah
ini sangat subur karena di dukung oleh faktor cuaca dan iklim.
Pada umumnya jenis tanaman pangan yang ditanam adalah ubi, keladi, singkong,
jagung, kacang tanah dan sayur-sayuran. Untuk mengelolah tanah maka alat yang
digunakan masih sederhana seperti sekop, parang, linggis dengan menggunakan
tenaga manusia secara gotong-royong dalam kelompok-kelompok dan secara bergilir.
Hasil tanaman pangan di Distrik Asolokobal tidak ada yang menonjol. Lahan
tanaman pangan paling luas adalah ubi jalar, mencapai 667 hektar, dengan produksi
sebesar 8.369 ton, atau sekitar 6 persen dari total produksi ubi jalar di Kabupaten
Jayawijaya. Luas panen padi di distrik ini sebesar 50 hektar, dengan produksi sebesar
105 ton, atau sekitar 4 persen dari seluruh produksi padi di Kabupaten Jayawijaya.
Produksi tanaman pangan yang agak menonjol adalah kacang tanah. Luas panen
6 hektar menghasilkan kacang tanah sebesar 7 ton, atau 11 persen daro total produksi
kacang tanah di kabupaten Jayawijaya.
Tanaman sayur-sayuran yang produksinya paling tinggi adalah petsai. Luas
panen 4 hektar menghasilkan petsai sebanyak 47 ton, atau 16 persen dari seluruh
hasil panen petsai di Kabupaten Jayawijaya. Jumlah tersebut merupakan yang
terbesar kedua di Jayawijaya setelah Distrik Wamena. Tanaman sayuran yang tingkat
produktivitas rata-rata perhektarnya cukup tinggi adalah kembang kol. Dari luas panen
2,55 hektar, dihasilkan kembang kol sebanyak 29,6 ton, atau 12,4 persen dari seluruh
hasil panen kembang kol Jayawijaya.
Sementara tanaman buah-buahan yang hasilnya cukup besar adalah pisang
dan terong belanda. Lahan panen tanaman pisang seluas 265 hektar, menghasilkan
pisang sebanyak 4.319 ton, atau 17 persen dari seluruh hasil pisang di Kabupaten
Jayawijaya. Lahan panen tanaman terong belanda seluas 1,5 hektar, menghasilkan
terong sebanyak 52 ton, atau 35,6 persen dari hasil di Kabupaten Jayawijaya. Hasil
tersebut merupakan yang terbesar di Jayawijaya.
Bab - 5Aa.pmd
89
3/8/2012, 9:48 AM
90
Mengenal Nusantara Kabupaten Jayawijaya
Hasil Tanaman Pangan Distrik Asolokobal 2009
No
Jenis Tanaman
Pangan
1
Ubi Jalar
2
Luas Panen
(Ha)
Produksi
(Ton)
% dari Produksi
Kab. Jayawijaya
667
8.369
6,2
Kacang Tanah
6
7
10,6
3
Petsai
4
47
15,6
4
Kembang Kol
2,6
29,6
12,4
5
Terong Belanda
2
52
35,6
6
Pisang
265
4.319
17
Sumber : Badan Pusat Statistik, Jayawijaya dalam Angka 2010
Di bidang pertanian tanaman pangan dan perkebunan, jenis usaha yang dapat
dikembangkan oleh penduduk Distrik Asolokobal adalah tanaman jangka panjang
seperti: kopi, jeruk, avokad, nangka, dan markisa, yang memberikan nilai tambah
dalam dunia perdagangan. Usaha di bidang perkebunan boleh dikatakan cukup
berpotensi karena di dukung oleh faktor tanah yang cukup subur. Distrik Asolokobal
memiliki lahan tanaman kopi seluas 100 hektar, dengan luas panen 45 hektar dan
hasil kopi sebesar 15,75 ton. Jumlah tersebut merupakan yang terbesar kedua setelah
Distrik Asologaima, dan setara dengan 15,9 persen dari seluruh hasil kopi di
Kabupaten Jayawijaya.
Seperti di distrik lainnya di Kabupaten Jayawijaya, populasi ternak yang jumlahnya
paling banyak adalah babi. Di Distrik Asolokobal, populasi babi sebanyak 4.334 ekor,
atau 9,5 persen dari total populasi babi di Kabupaten Jayawijaya. Populasi ternak
lainnya yang jumlahnya cukup besar adalah sapi, yakni sebanyak 362 ekor, atau 8,5
persen dari total populasi sapi di Kabupaten Jayawijaya.
Produksi perikanan Kabupaten Jayawijaya yang tidak mempunyai perairan laut
hanya mengandalkan perikanan dari perairan umum seperti sungai, rawa, danau,
dan budidaya kolam. Produksi perikanan di Distrik Asolokobal hasil budidaya kolam
sebesar 8 ton, merupakan yang terbesar kedua setelah Distrik Kurulu. Jumlah
tersebut setara dengan 15 persen dari seluruh produksi perikanan budidaya di
Kabupaten Jayawijaya.
Bab - 5Aa.pmd
90
3/8/2012, 9:48 AM