Academia.eduAcademia.edu

Intervensi

MAKALAH TAHAP INTERVENSI/ PERENCANAAN KEPERAWATAN OLEH: ADISTY FERIANI(161211151) 1A S1 KEPERAWATAN STIKES MERCUBAKTIJAYA PADANG 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat daan karunia-Nya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Tahap Implementasi Keperawatan” Dalam penulisan makalah ini penulis banyak sekali mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, dengan rendah hati penulis mengharapkan kritikan dan saran yang membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Akhirnya untuk semua yang telah diberikan, penulis hanya bisa berdoa semoga budi baiknya dibalas oleh Allah SWT¸ Amin. Padang, 3 April 2017 Penulis DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ………………………….……………………........ i DAFTAR ISI ………………..………………….……………………......... ii BAB I PENDAHULUAN A Latar belakang......................................................... 1 B Tujuan..………………………………………………... 1 BAB II PEMBAHASAN A. Perencanaan/ Intervensi........................................ 2 B. Devenisi Perencanaan ASKEP..……..................... 2 C. Tahap-tahap Merencanakan ASKEP……………… 3 D. Langah-lagkah Perencanaan…..…........................ 5 E. Rencana Tindakan………………........................ 10 BAB III KESIMPULAN Kesimpulan…...………............................................ 12 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 13 BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Dalam dunia keperawatan dikenal proses keperawatan , langkah ketiga dari proses keperawatan  adalah rencana ( intervensi ) keperawatan.intervensi diidentifikasi untuk memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien .intervensi mempunyai maksud mengindividualkan perawatan dengan memenuhi kebutuhan spesifik pasien serta harus menyertakan kekeuatan – kekuatan pasien yang telah diidentifikasi bila memungkinkan . Perencanaan adalah sesuatu yang telah dipertimbangkan secara mendalam, tahap yang sistematis dari proses keperawatan meliputi kegiatan pembuatan keputusan dan pemecahan masalah.(Kozier et al.1995) Dalam perencanaan keperawatan, perawat menetapkannya berdasarkan hasil pengumpulan data dan rumusan diagnosa keperawatan yang merupakan petunjuk dalam membuat tujuan dan asuhan keperawatan untuk mencegah, menurunkan, atau mengeliminasi masalah kesehatan klien. Oleh karena itu dalam makalah ini akan dibahas petunjuk teknis pelaksanaan intervensi keperawatan. TUJUAN Dapat memahami bagaimana menerapkan prioritas masalah Mampu merumuskan tujuan intervensi dan kriteeriia hasil Mampu menerapkan jenis , tujuan dan rangsangan keperawatan Dapat memahami intervensi keperawatan Mampu menggambarkan hubungan intervensi keperawatan dan kriteria hasil Mampu memahami dan mendeskripsikan jenis rumusan intervensi keperawatan BAB II PEMBAHASAN PERENCANAAN / INTERVENSI Intervensi keperawatan adalah preskripsi untuk perilaku spesifik yang  iharapkan dari pasien dan / atau tindakan yang harus dilakukan oleh perawat.tindakan / intervensi keperawatan dipilih untuk membantu pasien dalam mencapai hasil pasien yang diharapkan dan tujuan pemulangan .harapannya adalah bahwa perilaku yang dipreskripsikan akan menguntungkan pasien dan keluarga dalam cara yang dapat diprediksi , yang berhubungan dengan masalah yang diidentifikasidan tujuan yang telah dipilih .intervensi ini bermaksud mengindividualkan perawatan dengan memenuhi kebutuhan spesifik pasien serta harus menyertakan kekuatan- kekuatan pasien yang telah diidentifikasi bila memungkinkan . Intervensi keperawatan harus spesifik dan dinyatakan dengan jelas.dimulai dengan kata kerja aksi .pengkualifikasi seperti bagaiman, kapan,dimana,frekuensi dan besarnya memberikan isi dari aktivitas yang direncanakan,”bantu aktivitas perawatan diri sesuai yang dibutuhkan setiap pagi .” catat frequensi pernapasan dan nadi   sebelum ,selama ,setelah aktivitas .” “ ukur masukan atau keluaran setiap jam . “ “ mendengar aktif kekhawatiranpasienmengenaidiagnosis .( Marilynn    E.Doenges.Dkk.EGC.1999) DEFINISI PERENCANAAN ASKEP Perencanaan adalah suatu kategori dari prilaku keperawatan dimana tujuan yang berpusat pada klien dan hasil yang di perkirakan di tetapkan dan intervensi keperawatan di pilih untuk mencapai tujuan tersebut (Potter. 2005).Dalam menetapkan perencanaan seorang pereawat perlu berkolaborasi dengan berbagai pihak yakni klien, keluarga, serta petugas medis lain seperti dokter, ahli farmasi dan         nutrisionist. Perencanaan meliputi pengembangan strategi desain untuk mencegah, mengurangi atau mengoreksi masalah-masalah yang diidentifikasi pada diagnosa keperawatan. Tahap ini dimulai setelah menentukan diagnosa keperawatan dan menyimpulakan rencana dokumentasi (Iyer, Taptich & Bernocchi-Losey, 1996). Secara tradisional, rencana keperawatan diartikan sebagai suatu dokumen tulisan   tangan dalam menyelesaikan masalah, tujuan dan intervensi atau rencana keperawatan diartikan sebagai metode komunikasi tentang asuhan keperawatan kepada klien. TAHAP-TAHAP MERENCANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN Menetapkan prioritas Penetapan prioritas sangat di butuhkan karena hal ini dapat mengidentifikasi urutan intervensi keperawatan ketika klien mempunyai masalah dalam menetapkan prioritas tidak hanya memperhatikan aspek fisiologis tapi juga aspek keinginan, kebutuhan,dan keselamatan klien. Prioritas di klasifikasikan menjadi tiga yakni tinggi, menengah dan rendah Prioritas tinggi Prioritas yang berdasarkan diagnosa keperawatan dapat mengakibatkan ancaman bagi klien atau orang lain bila tidak segera di tangani. Prioritas menengah Prioritas ini mencakup kebutuhan klien non emergency tidak mengancam kehidupan. Prioritas rendah Mencakup kebutuhan yang tidak secara langsung berhubungan dengan suatu penyakit spesifik Menetapkan tujuan asuhan keperawatan  Tujuan asuhan keperawatan adalah sasaran rang ingin di capai dalam pemberian intervensi terhadap dua tipe tujuan dan harus di capai yakni jangka pendek (diarahkan rencana keperawatan mendesak) dan harus di capai dalam waktu yang relative singkat. Tipe lain adalah tujuan jangka panang yang di capai dalam waktu yang relative lebih lama. Biasanya tujuan jangka panjang berfokus pada pencegahan, pemulangan, rehabilitasi dan pendidikan kesehatan. Dalam menentukan tujuan dan beberapa kriteria yakni sebagai berikut : Berfokus kepada klien. Pernyataan tujuan harus merupakan perilaku klien yang menunjukkan berkurangnya masalah klien. Masalah tersebut telah diidentifikasikan dalam diagnosis keperawatan Jelas dan singkat Dapat diukur dan diobservasi Waktu relatif dibatasi (jangka pendek, menengah dan panjang) Realistik untuk kemampuan/kondisi klien dalam waktu seperti yang ditetapkan Realistik untuk tingkat pengalaman dan ketrampilan perawat Ditentukan bersama oleh perawat dan klien Tujuan harus sejalan dan menyokong terapi lain Tujuan umum : Sebagai alat komunikasi antara sesama anggota perawatan dan antar tim kesehatan lainnya Untuk meningkatkan kesinambungan asuhan keperawatan terhadap klien Mendokumentasikan proses dan kriteria hasil asuhan keperawatan yang akan dicapai. Tujuan Administratif : Mengidentifikasi fokus keperawatan kepada klien atau kelompok Membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi kesehatan lainnya Menyediakan suatu kriteria guna pengulangan dan evaluasi keperawatan Menyediakan kriteria klasifikasi klien. Tujuan Klinik : Menyediakan suatu pedoman dalam penulisan Mengkomunikasikan dengan staf perawat, apa yang diajarkan, apa yang diobservasi dan apa yang dilaksanakan Menyediakan kriteria hasil (outcomes) sebagai pengulangan dan evaluasi keperawatan Rencana tindakan yang spesifik secara langsung bagi individu, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya untuk melaksanakan tindakan.(http://sukardjoskmmkes.blogspot.com ) LANGKAH-LANGKAH PERENCANAAN Untuk mengevaluasi rencana tindakan keperawatan, maka ada beberapa komponen yang  perlu diperhatikan : Menentukan Prioritas Masalah. Dalam menentukan perencanaan perlu menyusun suatu “sistem” untuk menentukan    diagnosa yang akan diambil tindakan pertama kali. Salah satu sistem yang bias digunakan adalah hirarki “kebutuhan manusia”. Secara realistis perawat tidak dapat mengharapkan dapat menyelesaikan semua diagnosa keperawatan dan masalah kolaboratif yang terjadi kepada sebagian klien sebagai individu, keluarga dan masyarakat. Dengan mengidentifikasi prioritas kelompok diagnosa keperawatan dan masalah kolaboratif, perawat dapat memprioritaskan peralatan yang diperlukan. Menurut Carpenito (2000) ada perbedaan antara prioritas diagnosa dan diagnosa yang penting. Prioritas diagnosa adalah diagnosa keperawatan jika tidak diatasi saat ini akan berdampak buruk terhadap keaadaan fungsi status kesehatan klien Diagnosa yang penting adalah diagnosa keperawatan dimana intervensi dapat ditunda untuk beberapa saat tanpa berdampak terhadap status fungsi kesehatan klien Ada 2 contoh hirarki yang bisa digunakan untuk menentukan prioritas perencanaan : Hirarki “Maslow”                       Maslow (1943) menjelaskan kebutuhan manusia ada 5 tahap Fisiologis Rasa aman dan nyaman Social Harga diri Aktualisasi diri Hirarki “Kalish Kalish (1983) lebih jauh menjelaskan kebutuhan Maslow dengan membagi kebutuhan fisiologis menjadi kebutuhan untuk “bertahan dan stimulasi” kalish mengidentifikasi kebutuhan untuk mempertahankan hidup; udara, air, temperature, eliminasi, istirahat, dan menghindari nyeri. Menuliskan kriteria hasil (outcomes) Tujuan klien dan tujuan keperawatan adalah standar atau ukuran yang digunakan untuk mengevaluasi kemajuan klien atau keterampilan perawat.              Diagnosa keperawatan mengidentifikasi respon aktual dan resiko yang  dipertimbangkansebagai suatu masalah bagi klien. Misalnya, diagnosa keperawatan: perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan adanya kesukaran klien untuk mengunyah makanan,menandakan bahwa status nutrisi klien kurang dari optimal. Diagnosa tersebut menandakan bahwa peningkatan nutrisi diperluka. Contoh: Kriteria hasil diagnosa keperawatan di atas “mengkonsumsi 1800 kalori lembek dan makanan cair tiap 24 jam”. Pedoman Penulisan Kriteria Hasil (outcomes): Berfokus pada klien S = Spesifik (Tujuan harus spesifik dan tidak menimbulkan arti ganda) M  = Measurable (Tujuan keperawatan harus dapat diukur, khususnya tentang perilaku   klien: dapat dilihat, didengar, diraba, dirasakan, dan dibau). A= Achievable (Tujuan harus dapat dicapai) R= Reasonable (Tujuan harus dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah)                          T= Time (Tujuan keperawatan). Singkat dan Jelas Dengan menggunakan kata-kata singkat dan jelas pada criteria hasil,maka akan mempermudahkan perawat untuk mengidentifikasikan tujuan dan rencana tindakan. Oleh karena itu dalam menuliskan criteria hasil perlumembatasi kata-kata “klien akan” pada awal kalimat. Dapat diobservasi dan diukur Outcomes yang dapat diobservasidan diukur meliputi pertanyaan “apa” dan “sejauh mana”. Measurable (dapat diukur) adalah suatu kata kerja yang   menjelaskan prilaku klien atau keluarga yang anda harapkan akan terjadi jika tujuan telah tercapai.Menurut Carpenito : kata kerja yang tidak dapat di ukur melalui penglihatan dan suara  meliputi; menerima, mengetahui, menghargai, dan memahami. Sedangkan kata kerja yang bisa diukur;menyatakan, melaksanakan, mengidentifikasi, adanya penurunan dalam….,adanya peningkatan pada….., tidak adanya….., mengkhususkan dan memberi tindakan”. Ada batas waktunya Komponen waktu dibagi lagi menjadi 2: Jangka panjang: suatu tujuan yang diharapkan dapat dicapai dalam jangka waktu lama, biasanya lebih dari 1 minggu atau 1 bulan. Jangka pendek: suatu tujuan yang diharapkan biasa tercapai dalam waktu yang singkat, biasanya kurang dari 1 minggu. Realistis Kriteria hasil harus biasa dicapai sesuai dengan sarana dan prasarana yang tersedia, meliputi: biaya, peralatan, fasilitas, tingakt pengetahuan, affek emosi dan kondisi fisik. Kelebihan dan kekurangan staf perawat harus menjadi  salah satu bahan pertimbangan dalam penysunan outcomes. Ditentukan oleh perawat dan klien Selama pengkajian, perawat mulai melibatkan klien dalam interveni.Misalnya pada waktu interview, perawat mempelajari apa yang bisa  dikerjakan atau dilihat klien sebagai masalah utama, sehingga muncul diagnosa keperawatan. Kemudian perawat dan klien mendiskusikan  kriteria  hasil dan rencana tindakan untuk memvalidasi. Manifestasi terhadap respon manusia Penulisan criteria hasil mencakup semua respon manusia, yang meliputi; Kongnitif (pengetahuan); Aafektif (emosi/ perasaan); Psikomotor; dan Perubahan fungsi tubuh (Keadaan umum dan fungsi tubuh serta gejala). Penulisan tersebut sering digunakan istilah KAPP (Kognitif, Affektif, Psikomotor, dan Perubahan fungsi tubuh). Kognitif ( K : pengetahuan ) Kriteria hasil bias disusun berdasarkan pengulangan informasi  yang telah diajarkan kepada klien. Untuk menentukan apakah  informasi yang telah disampaikan bisa dimengerti, klien harus ditanya untuk ; menyebutkan, menjelaskan, menyatakn, mendefinisikan, atau menunjukkan pemahamannya terhadap beberapa informasi secara    nyata. Example : Diagnosa keperawatan ( D.K Resiko perubahan status kesehatanberhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang diabetes. Kriteria Hasil ( K.H ) Setelah akhir pengajaran pertama, klien mampu mendefinisikan diabetes, menjelaskan hubungannya dengan diet, insulin, dan aktivitas. Affektif ( A ) Kriteria hasil bisa ditulis dalam bentuk status emosional klien, outcomes tersebut bertujuan untuk mengetahui bagaimana respon klien dan keluarga terhadap stres yang dihadapi. Hal ini bisa berupa penyakit, masalah keluarga atau krisis maturasi. Setelah mengkaji respon emosional, perawat menyusun outcomes untuk mengidentifikasi prilaku klien yang menyenangkan setelah dilaksanakan tindakan keperawatan.                                      Example : Diagnosa keperawatan: gangguan konsep diri: harga diri berhubungan dengan perubahan  body image (gambaran diri) m astectomy yang kedua. Kriteria hasil: sebelum pulang dari rumah sakit: klien mengungkapkan perasaannya tentang kehilangan payudaranya, ada keinginan yang positif untuk berhubungan dengan staff, pengunjung dan sesama klien. Psikomotor (P1) Kriteria hasil yang diharapkan dari segi psikomotor adalah untuk mengindentifikasi  apa yang seharusnya bisa dilaksanakan oleh klien sebagai hasil dari rencana pengajaran.                                      Contoh : Injeksi insulin Pindah dari kursi roda ke tempat tidur Kateterisasi sendiri atau lainnya Menghitung denyut nadi Melaksanakan CPR dengan menggunakan alat Melakukan tes gula darah dari bahan urin Diagnosa keperawatan berisiko gangguan status kesehatan sampai berkurangnya pengetahuan tentang diabetes. Kriteria hasil setelah pengajaran yang kedua:mendemonstrasikan cara merawat kaki(gangren) secara akurat, tes glukosa urin dan acetone. Perubahan fungsi tubuh (P2) Keadaan umum dan fungsi tubuh: Kategori ini meliputi sejumlah manifestasi yang dapat diobservasi.                                                  Contoh : Diagnosa keperawatan : perubahan pola eliminasi alvi berhubungan dengan penurunan peristaltic usus dan perubahan diet Kriteria hasil : dalam waktu 48 jam setelah pembedahan, ada bunyi usus, dapat flatus dan perut lembek Diagnosa keperawatan : resiko perubahan pertukaran oksigen berhubungan dengan nyeri insisi Kriteria hasil : suara paru jelas setiap perubahan, menunjukan adanya pengembangan dada yang simetris selama inspirasi. RENCANA TINDAKAN Rencana tindakan adalah desain spesifik intervensi untuk membantu klien dalam mencapai kriteria hasil. Rencana tindakan dilaksanakan berdasarkan komponen penyebab diagnosa keperawatan. Oleh karena itu rencana mendefinisikan suatu aktifitas yang diperlukan untuk membatasi factor-faktor pendukung terhadap suatu permasalahan. Menurut Bulecheck dan McCloskey (1989) intervensi keperawatan adlah “suatu tindakan langsung kepada klien yang dilaksanakan oleh perawat”. Tindakan tersebut meliputi tindakan independent keperawatan berdasarkan diagnosa keperawatan, tindakan medis berdasarkan diagnosa medis dan membantu pemenuhan kebutuhan dasar fungsi kesehatan kepada klien yang tidak dapat melakukannya. Definisi tersebut berhubungan dengan semua intrervensi keperawatan dengan diagnosa keperawatanataumasalahkolaboratif. BAB III PENUTUP KESIMPULAN Dari pembahasan di atas kami dapat menyimpulkan bahwa Perencanaan dan tindakan keperawatan adalah tahap dalam proses keperawatan berdasarkan masalah actual dari klien. Maksud penetapan prioritas masalah adalah mengidentifikasi urutan intervensi keperawatan ketika klien mempunyai masalah dalam menetapkan prioritas tidak hanya memperhatikan aspek fisiologis tapi juga aspek keinginan, kebutuhan, dan keselamatan klien. Tindakan keperawatan dibedakan berdasarkan kewenangan dan tanggung jawab perawat secara professional sebagaimana terdapat dalam standar Praktik keperawatan,diantaranya Independen,interdependen dan dependen. DAFTAR PUSTAKA Carol Vestal Allen (1998),Memahami Proses keperawatan,penerbit buku Kedokteran EGC,Jakarta Doenges E.Marilynn.dkk (1999).Rencana Asuhan Keperawatan.Penerbit buku kedokteran EGC.jakarta http://syehaceh.wordpress.com/2010/03/09/tahap-perencanaan-keperawatan/ http://sholita-itha.blogspot.com/2012/01/makalah-dokumentasi-intervensi.html http://sukardjoskmmkes.blogspot.com/2010/12/perencanaan-dalam-keperawatan.html