Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
11 pages
1 file
PENDAHULUAN Perdarahan masih menjadi penyebab utama kematian ibu. Di Amerika serikat 17% dari 4200 kematian ibu yang berhubungan dengan kehamilan disebabkan oleh perdarahan. Di Inggris, juga dilaporkan bahwa perdarahan menjadi fator utama kematian ibu. Sementara di Negara-negara berkembang, perdarahan merupakan alasan utama ibu hamil masuk di ruang perawatan intensif. 1 Mengabaikan kehilangan darah selama persalinan dan penundaan pemberian komponen darah dilihat sebagai faktor yang sering menjadi penyebab kematian ibu oleh karena perdarahan yang tidak dapat dihindari. Penilaian atau taksiran kehilangan darah yang tidak akurat dapat menyebabkan sekuele yang merugikan. Diagnosis dan penanganan yang terlambat dapat mengarah ke syok hipovolemik hingga kematian. 2 Secara tradisional, kehilangan darah selama kala III persalinan bisa diperkirakan secara visual dengan ketepatan yang bervariasi oleh karena observasi secara subjektif. Standar praktik untuk penilaian kehilangan darah saat ini ialah dengan estimasi secara visual yang dilakukan oleh petugas kesehatan, ang melihat secara kasar jumlah kehilangan darah saat persalinan dan membuat estimasi jumlah kehilangan darah. 2 Analisa kehilangan darah selama persalinan sangat penting. Ketepatan penilaian jumlah kehilangan darah mnuntun kita kepada penatalaksanaan dan identifikasi penyebab terjadinya kehilangan darah yang banyak. Ini membantu dalam diagnosis dan penanganan dini serta mencegah morbiditas dan mortalitas yang berhubungan dengan kehilangan darah. 2 Ada berbagai metode yang bisa digunakan dalam mengukur atau memperkirakan jumlah kehilangan darah setelah melahirkan, metode visual merupakan metode yang sederhana dan tidak invasif yang dapat dilakukan yang biasanya dihitung oleh penolong persalinan, meskipun beberapa studi menunjukkan bahwa metode visual ini tidak terlalu akurat dan memiliki berbagai kekurangan namun ini merupakan teknik yang mudah dan cepat dilakukan untuk
Mata merupakan suatu organ refraksi yang berfungsi untuk membiaskan cahaya masuk ke retina agar dapat diproses oleh otak untuk membentuk sebuah gambar. Struktur mata yang berkontribusi dalam proses refraksi ini adalah kornea, lensa, aqueous dan vitreous humor. Cahaya yang masuk akan direfraksikan ke retina, yang akan dilanjutkan ke otak berupa impuls melalui saraf optik agar dapat diproses oleh otak. Kelainan refraksi ini terjadi apabila fungsi refraksi pada mata tidak dapat berjalan dengan sempurna (Guyton, 2014). Penyakit mata sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan di dunia, terutama yang menyebabkan kebutaan. Kelainan refraksi (0,14%) merupakan penyebab utama kebutaan ketiga setelah katarak (0,78%) dan glaukoma (0,20%). Dari 153 juta orang di dunia yang mengalami kelainan refraksi, delapan juta orang diantaranya mengalami kebutaan (WHO, 2006). Kelainan refraksi merupakan suatu kelainan pada mata yang paling umum terjadi. Keadaan ini terjadi ketika cahaya tidak dibiaskan tepat pada retina sehingga menyebabkan penglihatan kabur. Kelainan refraksi secara umum dapat dibagi menjadi 4 bentuk yaitu miopia, hiperopia, astigmatisma, dan presbiopia. Miopia terjadi apabila cahaya dibiaskan di depan retina; hiperopia terjadi apabila cahaya dibiaskan di belakang retina; astigmatisma terjadi apabila sinar yang dibiaskan tidak terletak pada satu titik fokus; sedangkan presbiopia adalah hilangnya daya akomodasi yang terjadi bersamaan dengan proses penuaan. Penyebab kelainan refraksi dapat diakibatkan karena kelainan kurvatur atau kelengkungan kornea dan lensa, indeks bias atau refraktif, dan kelainan aksial atau sumbu mata. Kelainan
Kinerja menjadi tolok ukur keberhasilan pelayanan kesehatan yang menunjukkan akuntabilitas lembaga pelayanan dalam kerangka tata pemerintahan yang baik (good governance). Dalam pelayanan kesehatan, berbagai jenjang pelayanan dan asuhan pasien (patient care) merupakan tujuan utama, serta pelayanan keperawatan merupakan kontinum asuhan pelayanan kesehaan. Upaya untuk memperbaiki mutu dan kinerja pelayanan klinis pada umumnya dimulai oleh perawat melalui berbagai bentuk kegiatan, seperti: gugus kendali mutu, penerapan standar keperawatan, pendekatan-pendekatan pemecahan masalah, maupun audit keperawatan. Praktik klinik yang efektif dituntut untuk mampu memberikan pelayanan kesehatan yang profesional, dinamis, menyeluruh dengan sistem pelayanan kesehatan yang terpadu dalam menyelesaikan masalah yang hampir tidak ada pemecahannya 1. Seorang tenaga kesehatan dituntut untuk mampu melakukan perencanaan harian dalam menyelesaiakan masalah tersebut, hasil penelitian yang dilakukan oleh Iqbal Ahmad menunjukkan refleksi kasus mampu meningkatkan individu dalam mebuat perencanaan harian. Refleksi kasus membutuhkan pengetahuan baru serta kompetensi dalam keterampilan klinik termasuk didalamnya adalah perilaku yang posistif, pembelajaran berkelanjutan, evidence base praktice serta kolaborasi interdisiplin sehingga diharapkan mampu untuk meningkatkan profesionalisme bagi tenaga kesehatan 2 .
Analisa Hidrologi Daerah Irigasi Kerasaan bertujuan untuk mengetahui besar limpasan langsung atau modulus drain dari areal yang berada di sekitar kolam tampungan saluran pembuang D.I Kerasaan dan tinggi muka air banjir yang berasal dari DAS Sungai Bah Bolon.
A. Pengertian Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegyph (Sri Rezeki H. Hadinegoro, Soegeng, dkk, 2004). Demam berdarah dengan (DBB) ialah penyakit yang terdapat pada anak dan dewasa dengan gejala utama, nyeri otot dan sendi, yang biasanya memburuk setelah dua hari pertama (Arif Mansjoer, dkk, 2000). B. Etiologi Penyebab Virus Dengue berdasarkan Usia : Demam berdarah dengue (DBD) / DHF adalah penyakit demam yang berlangsung akut menyerang baik dewasa maupun anak-anak tetapi lebih banyak menimbulkan korban pada anak-anak berusia > 15 tahun (Thomas Surusa, Ali Imran Umar, 2004). Nyamuk aedes aegyph maupun aedes aibopictus merupakan vektor penular virus dengue dari penelitian kepada orang lain dengan melalui gigitannya. Nyamuk betina lebih menyukai menghisap darah korbannya pada siang hari terutama pada waktu pagi hari dan senja hari (Alan R. Tumbelaka, 2004). C. Patofisiologi Fenomena patofisiologi yang utama pada penderita DHF adalah meningkatnya permeabilitas dinding kapiler yang mengakibatkan terjadinya perembesan plasma keruang ekstra seluler. Hal pertama yang terjadi setelah virus masuk kedalam tubuh penderita adalah vitemia yang mengakibatkan penderita mengalami demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal-pegal diseluruh tubuh, ruam atau bintik-bintik merah pada kulit (petekie), hyperemi tenggorokan, pembesaran kelenjar getah bening, pembesaran hati (hepatomegli) dan pembesaran limpa. SKEP DENGUE HEMORAGIC FEVER
Nukhbatul 'Ulum, 2017
Psych, 2019
Museum worlds, 2022
Le Nuove Comunità e i Movimenti Ecclesiali.
The show must go on. Subjective reflections on the reconstruction of everyday life of ancient iron smelters in the Świętokrzyskie region, Central Poland, 2022
REVISTA UNIARAGUAIA, 2021
Microsurgery, 2019
Economía UNAM, 2007
One Day National Workshop on QUALITATIVE METHODS IN EDUCATIONAL RESEARCH, 2018
Journal of College Student Psychotherapy, 2010
Nuove musiche, 2019
Mycopathologia, 2002
2009
Procedia Environmental Sciences, 2013
Investigative Ophthalmology & Visual Science, 2008
The Lancet, 2019
SEG Technical Program Expanded Abstracts 2015, 2015