Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
HmI adalah organisasi mahasiswa tertua diindonesia sehingga tidak heran jika kader intelektual hmi ada diseluruh pelosok indonesia.
Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas tersusunnya Buku Ajar Struktur dan Konstruksi Bangunan 02 ini. Buku Ajar ini berisikan materi perkuliahan Struktur dan Konstruksi Bangunan 02 pada pertemuan I sampai dengan pertemuan XVI, yaitu secara khusus berisi tentang struktur dan konstruksi bangunan berlantai 2 -4 yang mencakup system sub struktur (pondasi), super struktur (kolom, tangga), up struktur (atap, listplank, talang air) dan system RKS (Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat), perhitungan RAB (Rencana Anggaran Biaya) yang terdiri dari perhitungan volume, analisis bahan, dan perhitungan anggaran biaya bangunan.
Mathematics is one of the most challenging subjects as perceived by some students. The purpose of this study was to investigate the relationship between several factors such as students' attitude, students' interest, teacher's instruction, peer influence and their mathematics achievement. Sample of this study involved 114 Form 4 (Grade10) students' selected from a public secondary school. The instrument used to elicit students' perception was a self reported questionnaire using the 5 point Likert-type scale. The findings showed that attitude of students, interest and strategy of teachers' teaching the subject had a positive association with students' achievement. Peer influence had a weak association with achievement in mathematics. PENDAHULUAN Mata pelajaran Matematik merupakan salah satu mata pelajaran penting dalam sistem pendidikan di negara ini. Namun begitu sering kali terdengar keluhan daripada pelbagai pihak tentang tahap penguasaan Matematik yang lemah di kalangan majoriti murid di negara ini (Kamel Ariffin, 2002). Murid beranggapan mata pelajaran Matematik merupakan mata pelajaran yang agak sukar untuk dikuasai. Terdapat murid yang menunjukkan pencapaian yang baik dan ada pula yang terus tercicir dalam menguasai mata pelajaran ini walaupun berhadapan dengan tajuk-tajuk yang mudah. Tambahan pula, ada yang berkata bahawa Matematik adalah mata pelajaran yang membosankan terutama mata pelajaran Matematik Tambahan. Di Malaysia, dalam usaha melonjakkan sistem pendidikan negara, Kementerian Pelajaran Malaysia akan melaksanakan kurikulum baru untuk sekolah menengah iaitu Kurikulum Standard Sekolah Menengah (KSSM) pada tahun 2017. Kurikulum baru ini dirangka berdasarkan tanda aras antarabangsa bagi memastikan murid yang dilahirkan oleh sistem persekolahan di negara ini memiliki kemahiran yang diperlukan untuk bersaing di peringkat global. Ia merangkumi dimensi intelek, emosi dan fizikal setiap murid serta menekankan aplikasi pengetahuan serta perkembangan pemikiran kritis, kreatif dan inovatif. Selain itu, ia juga memberi peluang murid melibatkan diri dalam aktiviti sukan dan kurikulum. Pelbagai faktor telah dikaji oleh pakar-pakar dalam bidang penyelidikan bagi mencari punca-punca kemerosotan dan permasalahan dalam pembelajaran Matematik Tambahan. Menurut Salawati (1998), pencapaian awal, kemahiran asas, minat, sikap, motivasi dan kemahiran menyelesaikan masalah merupakan antara faktor-faktor yang menyebabkan masalah ini berlaku. Selain itu, faktor-faktor lain juga didapati menyumbang kepada punca kemerosotan murid dalam Matematik Tambahan seperti ketidakselarasan strategi dan pendekatan pengajaran guru dengan keperluan dan gaya pembelajaran murid di mana murid tidak tahu teknik dan cara pembelajaran yang berkesan dan efektif (Rohani, 1993). Faktor-faktor tersebut adalah antara faktor yang boleh mengakibatkan berlaku fenomena kemerosotan pencapaian dalam mata pelajaran Matematik Tambahan di sekolah-sekolah menengah.
KI 1 dan KI 2 Pembelajaran Sikap Spiritual dan Sikap Sosial dilaksanakan secara tidak langsung (indirect teaching) melalui keteladanan, terkait jujur, tanggungjawab, disiplin, dan santun melalui proses pembelajaran Pengetahuan dan Keterampilan. Selanjutnya guru melalukan penilaian sikap tersebut sepanjang proses pembelajaran berlangsung, dan berfungsi sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut KI 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah KI 4. Mengolah, menalar, menyaji,dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
Academia Medicine, 2023
Carlos Seabra, 2023
African human rights yearbook, 2022
Enshrining the Sacred Microarchitecture in Ritual Spaces Edited by Ilia M. Rodov, 2022
Considerations on Cosmic Fire, 2024
Edward Elgar Encyclopedia of Human Resource Management, 2023
Lucie Doležalová, “Associations in Late Medieval Art of Memory (example of the Czech lands).” Ágora. Estudos Clássicos em Debate 24:1 (2022): 17–32., 2022
King's Law Journal, 2007
International Journal of Advanced Scientific Research and Management
selfi dela octaria, 2024
Journal of Behavioral and Applied Management, 2021
Journal of Clinical Images and Medical Case Reports, 2021
Synthesis, 1999
Ingeniare, 2023
Journal of Labor Research, 1990